1. Mencermati Budaya “Rabu Wekasan”
Fenomena “Rebo Wekasan” atau yang sering juga disebut orang
Jawa dengan sebutan “Rebo Pungkasan”, bukan hanya terjadi di tanah air.
Karena ternyata, kaum muslimin di belahan dunia lain juga turut
meributkan Rebo Bulan Shafar. Rebo Wekasan (Rebo Pungkasan) dalam bahasa
Jawa, ‘Rebo’ artinya hari Rabu, dan ‘Wekasan’ atau ‘Pungkasan’ artinya
terakhir. Kemudian istilah ini dipakai untuk menamai hari Rabu terakhir
pada bulan Shafar.
Ada Apa Dengan Rebo Wekasan?
Mereka yang punya perhatian dengan Rebo Wekasan berkeyakinan
bahwa setiap tahun akan turun 320.000 bala’, musibah, atau bencana, dan
persitiwa ‘buruk’ itu akan terjadi pada hari Rabu terakhir bulan Shafar.
Berarti, peristiwa itu akan terjadi: “hari ini”.
Karena keyakinan ini, sebagian orang mengimbau untuk
melakukan bentuk ibadah khusus pada hari itu. Terutama orang ‘Syiah’. Di
berbagai ‘forum online’, mereka sangat antusias membicarakan budaya
Rebo Wekasan ini. Tidak lupa mereka sebutkan sederet amalan sebagai
upaya tolak bala’, yang sama sekali tidak pernah dicontohkan dalam Islam
(baca: “tidak ada satu pun hadits dan riyawat yang shahih yang bisa dirujuk
sebagai acuan dalam hal ini”).
Di antara amalan tersebut adalah mengerjakan shalat empat raka’at
dengan satu kali salam, dalam rangka tolak bala’. Shalat ini dikerjakan pada
waktu dhuha atau setelah terbit matahari. Pada setiap raka’at membaca
surat Al-Fatihah kemudian surat Al-Kautsar 17 kali, surat Al-Ikhlas 50 kali,
Al-Mu’awwidzatain (Al-Falaq dan An-Nâs) masing-masing satu kali. Ketika
salam membaca (potongan) QS Yusuf [12]: 21,
...والله غالب على أ َمره ولكن أَكثر الناس ل
َ ِ ّ َ َْ ّ ِ ََ ِ ِ ْ
ََ ٌ ِ َ ُ ّ َ
َ ُ َْ َ
.يعلمون
“… dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada
mengetahuinya.”
(Potongan) ayat ini dibaca sebanyak 360 kali.
111
3. سبحان ربك رب العزة عما يصفون وسلم على
ََ ٌ َ َ َ َ ُ ِ َ ّ َ ِ ّ ِ ْ ّ َ َ َّ َ َ ُْ
َ ِ َ َ ْ ّ َ ِ ِّ ُ ْ َ ْ َ َ َِ ْ ُ ْ
.المرسلين والحمد لله رب العالمين
“Maha suci Tuhanmu yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan.
Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah Tuhan
seru sekalian alam.”
Kegiatan ini dilanjutkan dengan memberikan sedekah makanan
kepada fakir miskin. Tidak cukup sampai di situ, ada juga yang menyuruh
untuk membuat rajah-rajah dengan model tulisan tertentu pada secarik
2 Artinya: Ya Allah, Limpahilah Rahmat dan Kesejahteraan ke atas Hakikat Rahmat
Ketuhanan, mutiara yang terang benderang memancar dengan rahsia pengertian dan
pernyataan, cahaya segala sesuatu yang menjadikan manusia wadah Kebenaran Ketuhanan, yang
bagaikan kilat memancar dengan melimpahkan curahan rahmat kepada setiap orang yang
menghadap-Nya daripada segenap lingkungan dan masa, dan cahayaMU yang bergemerlapan
memenuhi dengannya wadah ciptaanMU dengan ketinggian pangkat. Ya Allah, Limpahilah
Rahmat dan Kesejahteraan ke atas Hakikat Kebenaran yang mempernyatakan daripadanya
naungan seluruh rahsia-rahsia hakikat yang memiliki kearifan tertinggi, yang sentiasa merintis
jalanMU yang sempurna. Ya Allah, Limpahilah Rahmat dan Kesejahteraan ke atas Penyeru
Kebenaran dengan Kebenaran yang menjadi Gedung Teragung, Sumber bagi segala
limpahanMu yang daripadaMU kepadaMU meliputi cahaya yang terpilih. Rahmat Allah ke
atasnya juga kepada keluarganya dengan rahmat membukakan kami dengannya haqiqat.
Shalawat Jauharatul Kamâl keutamaannya sangat banyak, di antaranya:
1. 1 x shalawat Jauharatul Kamâl menyamai tasbih seluruh alam 3 x.
2. Jika dibaca sebanyak 7 x tiap hari dengan istiqamah Rasulullah s.a.w.. Cinta pada orang
tersebut dengan cinta dan perhatian khusus.
3. Jika dibaca 7 x sebelum tidur dengan istiqamah akan bermimpi Rasulullah s.a.w., dengan
catatan ketika akan tidur harus memunyai (telah) wudhu' (belum batal) dan pakaian serta
tempatnya harus suci.
4. Rasulullah s.a.w. dan sahabat yang empat serta Syeh hadir pada bacaan ke tujuh dan tetap
mendampingi sampai berhenti membaca.
5. Jika dibaca 12 x kemudian mengucapkan :
Hâdzihi hadiyyatun minnî ilaika yâ Rasullallâh. Artinya: Ini semua hadiah dariku pada Engkau
wahai Rasullullah.
Maka mendapat keutamaan sebagaimana ziarah kepada Nabi Muhammad s.a.w.. Dan para
Auliya' serta shâlihîn dari zaman awwalul wujûd sampai waktu dibaca shalawat Jauharatul Kamâl.
6. Jika mengalami kesulitan yang sangat, bacalah Jauharatul Kamâl 70 x, maka Allah akan melepas
kesusahan itu secepatnya.
- Dan masih banyak lagi
333
4. kertas, kemudian dimasukkan ke dalam sumur, bak kamar mandi, atau
tempat-tempat penampungan air lainnya.
Mereka berkeyakinan, siapa yang melakukan ritual tersebut pada
rebo wekasan, dia akan terjaga dari segala bentuk musibah dan bencana
yang turun ketika itu.
Sumber Referensi yang kami jumpai yang membahas masalah ini
adalah kitab Kanzun Najah karya Abdul Hamid bin Muhammad Ali Quds.
Salah satu tokoh Sufi, murid Zaini Dahlan. Dalam buku tersebut, dia
menyatakan di pasal: Hal-hal yang dianjurkan ketika bulan Shafar,
اعلم…أن مجموع الذي نقل من كلم الصالحين
كما يعلم مما سيأتي أنه ينزل في آخر أربعاء من
صفر بلء عظيم، وأن البلء الذي يفرق في سائر
ّ
السنة كله ينزل في ذلك اليوم، فمن أراد السلمة
والحفظ من ذلك فليدع أول يوم من صفر، وكذا
في آخر أربعاء منه بهذا الدعاء؛ فمن دعا به دفع
ا سبحانه وتعالى عنه شر ذلك البلء. هكذا
ّ
وجدته بخط بعض الصالحين
(Ketahuilah bahwa sekelompok nukilan dari keterangan orang shaleh – sebagaimana
nanti akan diketahui – bahwa pada hari rabu terakhir bulan Shafar akan turun
bencana besar. Bencana inilah yang akan tersebar di sepanjang tahun itu.
Semuanya turun pada hari itu. Siapa yang ingin selamat dan dijaga dari bencana
itu, maka berdoalah di tanggal 1 Shafar, demikian pula di hari rabu terakhir dengan
doa yang sama. Siapa yang berdoa dengan kalimat itu maka Allah akan
menyelamatkannya dari keburuhan musibah tersebut. Inilah yang aku temukan dari
tulisan orang-orang shaleh).
444
5. Selanjutnya, penulis menyebutkan beberada doa yang dia ajarkan.
(Kanzun Najâh, hlm. 49).
Sebagai orang beriman daan meyakini bahwa sumber syariat adalah
Al-Quran dan sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tentu saja berita
semacam ini tidak boleh kita percaya. Karena kedatangan bencana di muka
bumi ini, merupakan sesuatu yang ghaib dan tidak ada yang tahu kecuali
Allah. Satu-satunya cara untuk mengetahui hal itu adalah melalui wahyu
Al-Quran dan sunah. Sementara penulis sama sekali tidak menyebutkan
sumber selain klaim bahwa itu tulisan orang shaleh. Terlebih tidak ada
keterangan dari sahabat maupun ulama masa silam yang menyebutkan hal
ini.
Al-Lajnah ad-Dâimah Li al-Buhûts al-‘Ilmiyah wa al-Iftâ’ (sebuah
lembaga kajian dan riset ilmiah dan fatwa di Saudi Arabia) pernah ditanya
tentang ritual ‘Rebo Wekasan’ yang dilakukan di akhir Shafar.
Jawaban yang diberikan,
هذه النافلة المذكورة في السؤال ل نعلم لها أصل
من الكتاب ول من السنة، ولم يثبت لدينا أن أحدا
من سلف هذه المة وصالحي خلفها عمل بهذه
النافلة، بل هي بدعة منكرة، وقد ثبت عن رسول
ا صلى ا عليه وسلم أنه قال من أحدث في
أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد. ومن نسب هذه
الصلة وما ذكر معها إلى النبي صلى ا عليه
وسلم أو إلى أحد من الصحابة رضي ا عنهم
فقد أعظم الفرية، وعليه من ا ما يستحق من
555
6. عقوبة الكذابين. وبالله التوفيق. وصلى ا على
.نبينا محمد، وآله وصحبه وسلم
(Amalan seperti yang disebutkan dalam pertanyaan, tidak kami jumpai dalilnya
dalam al-Quran dan as-Sunnah. Tidak juga kami ketahui bahwa ada salah satu
ulama masa silam dan generasi setelahnya yang mengamalkan ritual ini. Jelas ini
adalah perbuatan bid’ah. Dan terdapat hadis shahih dari Nabi s.a.w., beliau
bersabda,
ّ َ َ ُ َ ُ ِْ َ َْ َ َ َ َِ ْ
من أ َحدث فى أَمرنا هذا ما ليس منه فهو رد
ِ َ َ ْ ْ َ
“Siapa yang membuat hal yang baru dalam agama ini, yang bukan bagian dari
agama maka dia tertolak.” (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud dari ‘Aisyah r.a., dan
lain-lain)
Siapa yang beranggapan ritual semacam ini pernah dilakukan Nabi s.a.w.
atau pernah dilakukan sahabat r.a., maka dia telah melakukan “kedustaan yang
besar”. Dia berhak mendapatkan hukuman sebagaimana pendusta di sisi Allah).
Ingat peringatan Nabi s.a.w.:
.ل َ تكذبوا علي ، فإنه من كذب علي فليلج النار
ّ ِ ََِْ ّ ََ َ َ َ ْ َ ُ َِّ ّ ََ
ُِ ْ َ
"Janganlah kalian berdusta terhadapku (atas namaku), karena barangsiapa berdusta
terhadapku dia akan masuk neraka." (Hadits Riwayat al-Bukhari dari ‘Ali bin
Abi Thalib, Shahîh al-Bukhâriy, I/38, hadits nomor 106)
Oleh karena itu, andaikata ada orang yang menganggap bahwa
budaya ini adalah bagian dari syari’at Islam, bahkan merupakan ibadah
yang disyari’atkan dalam Islam dengan mengatasanamakan Nabi s.a.w. atau
para sahabatnya, padahal sama sekali tidak ada tuntunan (rujukan)
nashnya, maka yang bersangkutan telah bisa dainggap melakukan ‘bid’ah
yang tercela karenanya. Apalagi ketika berbohong dengan menyatakan ‘ada’
tuntunannya dari Nabi s.a.w., maka orang tersebut layak dianggap sebagai
‘orang yang telah melakukan kebohongan atas nama nabi’, dan oleh
karenanya ‘pantas’ diancam dengan ancaman sebagaimana yang tersebut
dalam hadits di atas.
Wallâhu A’lam.
666
7. Lampiran:
Shalawat Jauharatul Kamâl:
ِ ِّ ّّ
اللهم صل وسلم على عين الرحمة الربانية
ِ َ ْ ّ
ِ َْ
ََ ْ َّ َ ّ َ
ّ ُ ّ َ
ِالفهوم
ْ ُ ُ ْ
ِ َ ْ َ ِ
بمركز
ِ َ ِ َ ْ
الحائطة
ِ َ ّ َ َُ ْ
المتحققة
ِ َْ ُ َْ َ
والياقوتة
ِ ِ َ ّ ِ َ ْ ِ َّ َ َُ ْ ِ َ ْ ْ ِ ْ َُ ّ ِ َ َ ْ َ
والمعاني، ونور ال َكوان المتكونة الدمي صاحب
ِ َِ َ ْ ِ َْ ْ ِ ْ ُ ِ ِ َ ْ ْ ِ ْ ََْ ّ ِ ّّ ْ ّ َ ْ
الحق الرباني، البرق ال َسطع بمزُون ال َرباح المالئة
ِ ِ
لكل متعرض من البحور وال َواني، ونورك الل ّمع
َ ِ ْ َُ
ِ َ َْ ِ ْ ُ ُ ْ َ ِ ٍ ّ َ َُ ّ ُ ِ
ّ ُ ّ َ
الذي م ل ْت به كونك الحائط بأمكنة المكاني، اللهم
ِ َ َ ْ ِ َِ ْ َِ َ ِ َ ْ َ َْ َ ِ ِ َ َ ْ ِ ّ
صل وسلم على عين الحق التى تتجلى منها
َ ِْ
َّ ََ
ِّ ّ َ ْ ِ َْ
َ ْ َّ َ ّ َ
َ ِ َ ِ ِ َ ْ ْ ِ ْ َ َ ْ ِ َْ ِ ِ َ َ ْ ُ ْ ُ
عُروش الحقائق عين المعارف ال َقـوم صراطك
التآم ال َسقم، اللهم صل وسلم على طلعة الحق
ّ َ ْ ِ َ َْ
ََ ْ َّ َ ّ َ ّ ُ ّ ِ َ ْ ْ ّ ّ
ِ َ
بالحق الكنز ال َعظم إِفاضتك منك اليك إ ِحاطَة
َ َِْ َ ِْ َ َِ َ ِ َ ْ ْ ِ َْ ْ ّ َ ْ ِ
ً َ ِ ِ
النور المطلسم صلى ا عليه وعلى آله صل َة
ََ َ ِ ََْ ُ
َّ ِ َ َْ ُ ْ ِ ْ ّ
. تعرفنا بها إ ِياه
ُ ّ َ ِ َُ ّ َ ُ
Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan-Mu kepada Nabi
Muhammad. Ia adalah haqiqat rahmat sifat-sifat Tuhan, ia bagaikan mutiara yang
yang mengetahui semua nama-nama (asma’) dan sifat-sifat Allah, ia yang menjadi
pusat pengetahuan yang mencakup seluruh pengetahuan yang diberikan kepada
makhluk, ia yang menjadi penerang (cahaya) segala sesuatu yang ada termasuk
manusia, ia yang membawa (mempunyai) agama Allah, ia adalah al-Haqiqat al-
777
8. Muhammadiyyah (Hakikat Muhammad) yang bagaikan kilat bahkan lebih dari kilat
yang dibuktikan dengan mengalir dan berlimpah rahmat Tuhan kepada setiap orang
yang menghadap-Nya. seperti halnya para nabi dan para wali, ia yang menjadi
cahaya Tuhan yang menerangi seluruh makhluk di setiap tempat. Ya Allah !
limpahkanlah rahmat dan keselamatan-Mu kepada Nabi Muhammad yang menjadi
‘ain al-Haqq (wujud keadilan, pemilik kebenaran)., telah tampak dari padanya
seluruh Hakikat keadilan yang seperti ‘arsy sebagi sumber seluruh ilmu, yaitu ilmu
Engkau yang terdahulu, jalan Engkau yang sempurna dan lurus. Ya Allah!
limpahkanlah rahmat dan keselamtan-Mu kepada Nabi Muhammad yang
merupakan mazhar (manifestasi) dan tajalli, ia yang menjadi gudang (tempat
penyimpanan) ilmu dan rahmat-Mu Yang Maha Besar, ia tempat datangnya kasihMu, ia yang meliputi seluruh cahaya yang tersimpan. Semoga Allah memberikan
rahmat kepadanya dan kepada keluarganya, yang dengan sebab rahmat tersebut
kami bisa mengetahui haqiqat.”
Shalawat Jauharatul Kamâl adalah salah satu shalawat yang menjadi
Wazhîfah (tugas rutin) dalam Thariqah Tijaniyyah selain shalawat al-Fatih
yang dibaca secara berjamaah ataupun dalam keadaan sendiri. Redaksi
shalawat Jauharatul Kamal diajarkan langsung oleh Sayyidul Wujud Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam kepada Sayyidi Syaikh al-Imam
Ahmad Ibn Muhammad At-Tijaniy (1150-1230 H, 1737-1815 M) dalam
keadaan sadar/jaga (bukan mimpi). Sebagaimana dijelaskan oleh Sayyidi
Syaikh al-Imam Muhammad al-Arabiy al-Tijaniy:
ِ
جوهرة الكمال من إ ِمــل َء
ْ ْ ِ ِ َ َ ْ ُ َ َ ْ َ
ِ َِ َْ ِ َ ْ ْ ِ َ ِ
امـام ال ِرسـال وال َْنبياء
ِ ِ َ ْ ّ َِ ْ ِ َِِْ
عَلى حبيبه الولـي العالـم
َ
ِ ِ َ ِ ْ َ َ َ ْ
قطب الورى أَحمـد نجل سالـم
َ َ ْ ِ ْ ُ
Artinya:”Shalawat Jauharatul Kamâl berasal dari ucapan Nabi Muhammad yang
merupakan pemimpin para Rasul dan Nabi. Yang disampaikan kepada kekasihnya
seorang wali yang A’lim, manusia terkemuka yaitu Syaikh al-Imam Ahmad alTijaniy merupakan keturunan syaikh Ibn Salim.”[1]
888
9. berkata:
Syaikh Muhammad Fathan Ibn Abdul wahid al-Susiy al-Nazhifiy
ُ ِ َ ُ َ َ ِْ َ َّ َ ِ ََْ ُ
ومن توهم أَنه صلى ا عليه وسلم انقطـع جميْع
َّ ُ ّ َ ّ َ َ ْ َ َ
ِ ِ َ َ َ َّ َ ِ َْ ُ
مَدده على أُمته بموته صلى ا عَليه وسلم كسائر
َّ ِ ِْ َ ِ ِ ِّ
ََ ِ ِ َ
ِ ََْ ُ
ال َموات ، فقد جهل رتبة النبي صلى ا عليه
َّ ّ ِّ ِ َُْ َ ِ َ ْ َ َ
ِ َ ْ ْ
َ ْ ُ َ ْ ِ ََْ
وسلم وأ َساء ال َدب معه ويخشى عليه أ َن يموت
َ ْ َُ ُ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َّ َ
ِ َ ِْ ْ َ َ ْ ِ
. كافرا ، إِن لم يتبْ من هذا ال ِعتقاد
َُ ْ َ ْ
ِ َ
Artinya:” Siapa saja yang meragukan Rasulullah dengan mengatakan bahwa
bantuan Rasulullah telah terputus kepada umatnya dengan sebab wafatnya beliau
sama seperti halnya mayyit yang lain, maka sungguh ia tidak mengenal sama sekali
akan kedudukan Rasulullah dan ia telah melakukan adab yang buruk kepada
Rasulullah, dikhawatirkan ia mati dalam keadaan kafir jika ia tidak bertaubat dari
keyakinan seperti itu.”[2]
Redaksi Shalawat Jauharatul Kamâl, tampaknya lebih menjelaskan
atau menafsirkan kalimat yang terdapat dalam shalawat al-Fâtih, yakni pada
kalimat ( )الفاتح لما اغلقMisalnya, shalawat tersebut mengungkapkan sifatَ ِْ ُ َ ِ ِ ِ َ َْ
sifat Nabi Muhammad, sebagai Hakikat rahmat dari sifat-sifat Tuhan, yang
merupakan pusat pengetahuan. Kemudian dikatakan bahwa Nabi
Muhammad, sebagai al-Haqiqat al-Muhammadiyyah yang memiliki sifat yang
dipuji, yang mengalir dan menyinari keseluruh alam. Selanjutnya dikatakan
bahwa Nabi Muhammad, sebagai wujud yang paling sempurna, dengan
ungkapan (.)الخاتم لما سبق
Makna al-Fâtih li Mâ Ughliqa pada intinya adalah :
1. Nabi
Muhammad s.a.w. adalah sebagai pembuka
ketertutupan segala yang maujûd (ada) di alam.
belenggu
2. Nabi Muhammad s.a.w. sebagai pembuka keterbelengguan al-
Rahmah al-Ilâhiyyah (kasih sayang Tuhan) bagi para makhluk di alam.
999
10. 3. Hadirnya Nabi Muhammad s.a.w. menjadi pembuka hati yang
terbelenggu oleh syirik.
Sedangkan makna al-Khâtimi li Mâ Sabaq pada intinya adalah :
1. Nabi Muhammad s.a.w. sebagai penutup kenabian dan kerasulan.
2. Nabi Muhammad s.a.w. menjadi kunci kenabian dan kerasulan.
3. Tidak ada harapan kenabian dan kerasulan lagi bagi yang lainnya.
Pemikiran-pemikiran (faham) tasawuf Syaikh Ahmad al-Tijaniy
terkandung dalam penafsirannya tentang makna al-Fâtih li Mâ Ughliq dan alKhâtim li Mâ Sabaq. Syaikh Ahmad al-Tijani mengatakan bahwa al-Fâtih li Mâ
Ughliq mempunyai makna bahwa Nabi Muhammad s.a.w. merupakan
pembuka segala ketertutupan al-Maujûd (yang ada di alam). Alam pada
mulanya terkunci (mughallaq) oleh ketertutupan batin (Hujûbaniyyât alButhn). Wujud Nabi Muhammad s.a.w. menjadi “sebab” atas terbukanya
seluruh belenggu ketertutupan alam dan menjadi “sebab” atas terwujudnya
alam dari “tiada” menjadi “ada”. Karena wujud Nabi Muhammad s.a.w.
alam keluar dari “tiada” menjadi “ada”, dari ketertutupan sifat-sifat batin
menuju terbukanya eksistensi diri alam (nafs al-Akwân) di alam nyata (lahir).
Jika tanpa wujud Nabi Muhammad s.a.w., Allah tidak akan menciptakan
segala sesuatu yang wujud, tidak mengeluarkan alam ini dari “tiada”
menjadi “ada”. Imam Muhammad Ibn Said al-Bushiriy mengatakan dalam
al-Burdah:
ْ َ ُ َ ْ ُ َ َّْ
وكيف تدعو إِلى الدنيا ضرورة من
َ ْ ُ ْ َ َ َْ َ
ِ َ َ ْ َ ِ َّْ ِ ُ ْ َ ْ َ ُ ْ َ
لول َه لم تخرج الدنيا من العـدم
Artinya:” Bagaimana mungkin kesusahan beliau dapat menyeru kepada dunia,
padahal kalau bukan karena beliau dunia ini tidak tercipta.”
Ungkapan sifat-sifat Nabi Muhammad s.a.w. di atas, menunjukan
bahwa Syaikh Ahmad al-Tijaniy merumuskan maqâm Nabi Muhammad
s.a.w. sebagaimana telah dikemukakan para sufi terdahulu, terutama dalam
menyifati pemahaman mereka terhadap haqîqah (Hakikat) Nabi Muhammad
s.a.w., tidak dapat dibantah bahwa ia sependapat, bahkan ia menjelaskan
konsep dasar tersebut.
Hal ini, menunjukan bahwa dari aspek pemikiran, Syaikh Ahmad
al-Tijaniy menganut tasawuf falsafi sedangkan konsep-konsep dasar
101010
11. tasawufnya: Nur Muhammad, Ruh Muhammad, al-Haqiqat al-Muhammadiyyah.
Dengan demikian, bahwa corak (paham) tasawuf yang digunakan oleh
Syaikh Ahmad al-Tijaniy adalah corak (paham) tasawuf yang
dikembangkan oleh Imam ‘Abdul Karim al-Jiliy dengan konsep dasar alInsan al-Kamil, yang berasal dari Imam Ibn Arabiy dengan konsep Haqiqat alMuhammadiyah. Terlepas apakah Syekh Ahmad al-Tijani terpengaruh oleh
pemikiran filosofis Abd. Karim al-Jili yang berasal dari Ibn. ‘Arabi atau
tidak, corak pemikiran tasawuf demikian dikembangkan oleh dua sufi
tersebut. Pemikiran Syaikh Ahmad al-Tijaniy “mengawinkan”, menyatukan
kembali dua corak {faham} tasawuf yakni tasawuf amali dan tasawuf falsafi
yang telah “bercerai” sejak abad ketiga Hijriyah sehingga masing-masing
mempunyai metodologi tersendiri.
Inilah yang dimaksud bahwa Thariqat Tijani merupakan thariqat
yang terakhir dan seluruh thariqat akan masuk kedalam lingkup ajarannya,
dalam arti seluruh amalan sufi {wali} dan seluruh corak pemikiran para sufi
terakomodir dalan ajaran thariqat yang dikembangkannya, hal ini bisa
dimengerti karena cahaya maqam wali khatm merupakan sumber seluruh
cahaya kewalian. Sebagai perbandingan seluruh syari’at para nabi
terakomodir kedalam syari’at Nabi Muhammad, karena syari’at para nabi
bersumber dari cahaya Khatm an-Nabiyyin (penutup para nabi).
Keutamaan Shalawat Jauharatul Kamâl
Di antara keutamaan membaca shalawat Jauharatul Kamâl yang
disebutkan langsung oleh Rasulullah s.a.w. kepada Imam Ahmad Ibn
Muhammad al-Tijaniy sebagai berikut :
أَن المرة الواحدة تعدل تسبيح العالم ثل َث مرات
ٍ ّ َ َ َ ِ َ َ ْ َ ِْْ َ ُ ِ ْ َ َ َ ِ َ ْ َ ّ َ ْ ّ
Artinya:” Membaca shalawat Jauharatul Kamâl sekali, pahalanya menyamai tiga
kali lipat tasbihnya alam.”
ّ ِّ ُ ْ ُ ُ َ ُ ْ َ َ َْ ََ ٍ ّ َ َ َْ َ َ َ ْ َ ّ
أ َن من قرأَها سبع مرات فأكثر يحضره روح النبي
َ َ َ ِ َ َْ ْ ِ َ َُ ْ َ َ َّ َ ِ ََْ ُ
صلى ا عليه وسلم والخلفاء ال َربعة ما دام
َّ
يذكرها
َ ُ ُ ْ َ
111111
12. Artinya:” Siapa yang membacanya 7 kali atau lebih, maka akan didatangi Ruh
Nabi Muhammad dan 4 Khulafaur Rasyidin selama ia dalam keadaan membaca
shalawat itu.”
ّ ِّ ُ ِّ ُ ٍ ّ ِ َْ ْ ِ َ َْ
أَن من ل َزمها أَزيد من سبع مَرات يحبه النبي
َ َ َ
ْ َ ّ
صلى ا عليه وسلم محبة خاصة ول َ يموت حتى
َّ ُ ْ ُ َ َ ً ّ َ ً َّ َ َ َّ َ ِ ََْ ُ
َّ
ِ َِْ ْ َ ِ َ ْ ُ َ
يكون من ال َولياء
Artinya:” Siapa saja yang melazimi membacanya lebih dari 7 kali, maka ia akan
sangat dicintai oleh Rasulullah sebenar-benar cinta khusus dan ia tidak akan
meninggal dunia sehingga menjadi salah satu dari para kekasih Allah.”[3]
Adapun keutamaan shalawat Jauharatul Kamâl yang disebutkan oleh
Imam Ahmad Ibn Muhammad al-Tijaniy adalah:
ٍ َِ َ ٍ َ َ َ
من داوم عليها سبعا عند النوم على طهارة كاملة
ََ ِ ْ ّ َ ِْ ً َْ َ ََْ َ َ َ ْ َ
َ َّ َ ِ ََْ ُ
وفراش طاهر يرى النبي صلى ا عليه وسلم
َّ ّ ِّ
َ َ ٍ ِ َ ٍ َ ِ َ
Artinya:” Siapa saja yang konsisten membacanya 7 kali menjelang tidurnya dalam
keadaan bersuci yang sempurna dan di tempat tidur yang suci (tidak ada najis),
maka ia akan melihat Nabi Muhammad.”[4]
قال الشيخ أَحمد التجاني رضي ا عنه أ َعطاني
ِ َ ْ ُ َْ ُ
َ ِ َ
ِ َ ّ ُ َ ْ ُ ّْ
َ َ
رسول ا صلى ا عليه وسلم صل َة تسمى
ّ َ ُ ً َ َ َّ َ ِ ََْ ُ
َّ ِ
ُ ْ ُ َ
بجوهرة الكمال من ذكرها اثْنتي عشرة مرة
ً ّ َ َ َ ْ َ ْ ََ
َ َ َ َ ْ َ ِ َ َ ْ ِ َ َ ْ َ ِ
وقال هذه هدية مني اليك يا رسول ا ,فكأنما
َ ََّ َ ِ َ ْ ُ َ َ َ َِْ ِّ ٌ ِّ َ ِ ِ َ : َ َ َ
ِزاره في روضته الشريفة ,وكأنما زار أ َولياء ا
َ َِْ َ َ َ ََّ َ ِ َ ِْ ّ
ِ َِ ْ َ
ِ ُ َ َ
121212
13. تعالى والصالحين من أَول الوجود الى وقته وفي
ِ َ ِ ِْ َ
َِ ِ ْ ُ ُ ْ ِ ّ ْ ِ َ ِْ ِ ّ َ
َ َ َ
رواية الى ال ََبـد
ِ
ْ َِ ٍ َ َ ِ
Artinya:” Syaikh Ahmad al-Tijaniy berkata: Rasulullah memberikan kepadaku
redaksi shalawat yang dinamai Jauharatul Kamâl, siapa saja yang telah
membacanya sebanyak 12 kali dan berkata: Shalawat ini aku hadiahkan kepada
engkau Ya rasulullah. Maka seakan-akan ia menziarahi Rasulullah di Raudhahnya
yang mulia dan seolah-olah ia telah menziarahi para wali Allah besera menziarahi
orang-orang shalih dari sejak zaman Nabi Adam sampai waktu ia membacanya
bahkan riwayat lain menyebutkan sampai dunia musnah.”
Syaikh Muhammad Fathan Ibn Abdul wahid al-Susiy al-Nazhifiy
mengumpulkan keutamaan shalawat Jauharatul Kamâl dalam Nazham alDurratul Khâridah:
بسابعة منها حضور نبينا
ََِّ ُ ْ ُ ُ َ ِْ ٍ َ ِ َ ِ
مع الخلفاء الراشدين وقدوتي
َِ ْ ُ َ َ ِْ ِ ّ ِ َ َُ ْ َ َ
Dengan membaca 7 kali Jauharatul Kamâl, akan hadir Nabi Muhammad beserta
para Khulafaur Rasyidin dan Syekh Ahmad al-Tijaniy.
ً َِْ َ ً ْ ُ ُ َ َ ْ ِ َ ْ ُ ْ ََ
ولو دمت ذكرها دهورا طويلة
ِ َ ِْ َ ْ ِ َ ّ ِ َ ْ ُ َ َ َ َ
لما فارقوك بالذوات الكريمة
Seandainya engkau konsisten membacanya sampai masa yang lama, maka mereka
semua tidak akan meninggalkan engkau dengan zat mereka yang mulia.
ِ ّ َّ ِ َ ِ ٍ َ ِْ ُ ِْْ ََ
وتغيير جلسة بها للتأدب
جرى عمل به لدا جل اخوتي
َِ ْ ِ ّ ُ َ َ ِ ِ ٌ َ َ
َ َ
131313
14. Mengubah posisi duduk kepada duduk yang lebih bagus lantaran menjalankan adab
(atas kehadiran Nabi beserta para khalifah dan syaikh Ahmad al-Tijaniy). Adab
seperti itu menjadi kebiasaan di sisi pembesar saudaraku (pengikut Tijaniyyah).
ّ ِّ
ومن دام عند النوم سبعا يرى النبي
َ َ ً َْ ِ ْ ّ َ ِْ َ َ ْ َ َ
ِ َ ْ ُ ِ َ َ َ ْ َ ِ ْ ُ ُ ْ ِ ْ َ ِ
بشرط الوضوء مع طهارة بقعة
Siapa saja yang selalu membacanya ketika hendak tidur sebanyak 7 kali, maka ia
akan melihat Nabi Muhammad, dengan syarat ia memiliki wudhu dan tempat
tidurnya suci (tidak ada najis).
ّ ََ ٍ َ ْ َ ْ َ ِ ََْْ َ َ ٍ ََ
وتال لها اثنتين مع عشرة كأن
ِ َ ْ َ ِ ّ ِّ َ َ ْ َ َ َ
ما زار أَحمد النبي بروضة
Yang membacanya sebanyak 12 kali seakan-akan ia telah menziarahi Nabi
Muhammad di Raudhah.
وكل نبي مع ولي من أ َدما
َ َ ْ ِ ّ َِ ْ َ ّ َِ ّ ُ َ
ِ َِْ َ ْ ِ ْ ِِ َ ِ ْ ِ ِ ْ َ
الى وقت ذكرها بإذن الوسيلة
َِ
Seolah-olah ia juga telah menziarahi seluruh Nabi dan para wali dari sejak zaman
Nabi Adam sampai ketika ia membaca shalawat tersebut dengan catatan bahwa ia
telah mendapat izin dari Syaikh Ahmad al-Tijaniy dan pengikutnya.
ٍ َّ َ ِ َْ ِ ْ ُ ِ َ َ ْ َ ْ ََ
وبعد الفراغ قل بقلب مذلة
اليك رسول ا هذى هديتي
ِِّ َ
ِ َ ِ َ ْ ُ َ َ َِْ
Setelah selesai membaca jauharatul kamal maka katakanlah olehmu dengan hati
yang penuh ketundukan dan khusyu’: “Aku hadiahkan shalawat ini kepada engkau
Ya Rasulullah.
141414
15. ِ ّ ِ َ ِْ َ ُْ َ ِّْ َ ً ْ َ َ
وخمسا وستين اتلها عند شدة
ِ َ ِْ َ ْ َ َْ ُ ً ّ َ ِ َْ َِْ
وللخير مرة بعيد الفريضة
Bacalah Jauharatul Kamâl sebanyak 65 kali ketika terjadi kesulitan dan kepelikan
dan bacalah satu kali setiap selesai mengerjakan shalat fardhu untuk mendapatkan
segala kebaikan.[5]
Dikutip dari Risalah:
موهبة ذي الجــلل
َ َ ْ ْ ِ ُ ََ ْ َ
لمن قرأَ جوهـرة الْكمال
َ َ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ ِ
جمع وترتيب
الحاج رزقي ذوالقرنين أصمت البتاوي
الراجي الى رحمة ربه العزيز القوي
غفر ا له ولوالديه عن المساوي
آمين
[1] Syaikh Muhammad al-Arabiy Ibn al-Saih al-Tijaniy, Bughyah al-Mustafid
Syarh Munyah al-Murîd h. 377.
[2] Syaikh Muhammad Fathan Ibn Abdul Wahid al-Susiy al-Nazhifiy, alDurrah al-Khâridah Syarh al-Yaqûtah al-Fâridah vol. 4 h. 203.
[3] Syaikh Ali Harazim al-Maghribiy, Jawâhir al-Ma`âni Wa Bulûgh al-Amaniy
Fi Faidh Sayyidî Abi al-‘Abbâs al-Tijâniy vol. 2 h. 260.
[4] Ibid.
151515
16. [5] Syaikh Muhammad Fathan Ibn Abdul Wahid al-Susiy al-Nazhifiy, alDurrah al-Khâridah Syarh al-Yaqûtah al-Fâridah vol. 4 h. 66-67.
Perhatian:
Persyaratan membaca shalawat ini:
1. Wajib bersuci atau berwudhu dengan sempurna .. jika bertayammum
tidak mencukupi syarat dan tidak diperkenankan membaca shalawat
ini
2. Wajib suci tempat, pakaian, badan dari najis dan hadats
3. Wajib dibaca pada tempat yg agak luas sekira muat 6 orang
4. Jangan dibaca saat di kendaraan baik darat, laut maupun udara.
5. Orang yg beristinja’ (cebok) pake tisu atau sejenisnya yang bukan
menggunakan air maka ia tidak diperbolehkan membaca shalawat ini
walaupun ia ketika berwudhu pakai air. Lantaran bersuci yang ia
lakukan tidak tahaqquq (sempurna) kata orang betawi ‘kaga danta’.
6. mendapat izin dari orang yang telah mendapat ijazah dari para
masyâyikh.
(Dikutip dan diselaraskan dari http://www.konsultasisyariah.com/rebowekasan/ dan http://yayasanalmuafah.wordpress.com/2012/09/11/shalawatjauharatul-kamal-fi-madh-khair-al-rijal/)
161616