Dokumen tersebut membahas tentang pandangan Islam terhadap fenomena kesurupan. Menurut Islam, kesurupan terjadi ketika jin atau setan memasuki tubuh manusia yang sedang lemah imannya. Cara mengobati kesurupan secara Islam adalah dengan melakukan ruqyah dengan membaca beberapa ayat Alquran seperti ayat Kursi dan surat Al-Fatihah.
Kesurupan dan cara mengatasinya dalam pandangan islam
1. 1
Kesurupan dan Cara Mengatasinya
Dalam Pandangan Islam
Subhânallâh (Maha Suci Allah) atas seluruh ciptaan-Nya di muka
bumi ini. Di antara semua ciptaan Allah di muka bumi, manusia adalah
yang paling sempurna,
"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk
yang sebaik-baiknya." (QS. at-Tîn, 95: 4)
Manusia dibekali dengan akal dan pikiran yang baik, diberi
indra yang sempurna untuk melihat, merenungi, dan mensyukuri apa
yang telah Allah SWT berikan kepada kita. Dibalik kehebatan pemikiran
yang menghasilkan karya dan teknologi yang hebat, ternyata masih
banyak fenomena kasat mata yang ada di alam ini yang belum dapat
dijawab hanya dengan penalaran logika saja.
Mungkin kita sudah lama mengenal fenomena kesurupan.
Kesurupan atau kerasukan yang kita kenal adalah kondisi dimana raga
manusia dikuasai oleh sesosok makhluk metafisik yang tak kasat mata
alias tak tampak oleh mata. Seorang yang sedang kesurupan menjadi
tidak sadar diri dengan tindakan yang mereka lakukan. Biasanya orang
yang sedang kesurupan suka bersikap aneh seperti meniru sesosok
makhluk, entah itu hewan atau lainnya. Orang yang sedang kesurupan
terlihat seperti memainkan peran yang bukan dirinya. Terkadang pula
tampak meniru perilaku binatang seperti harimau ataupun ular.
Dalam dunia (ilmu) psikologi atau kepribadian manusia,
fenomena kesurupan ini telah acap kali diteliti dan dikaji. Fenomena ini
dikenal dengan nama trans possession, yaitu kondisi dimana jiwa kita
dalam keadaan disosiasi yang menyebabkan hilangnya kemampuan diri
kita untuk menyadari realitas di sekitar.
Di Indonesia, kesurupan masal sering kali kita temukan pada
siswa SMA atau SMP. Biasanya mereka yang terkena kesurupan duduk
di kelas 3. Karena di kelas 3 faktor stress karena tuntutan untuk lulus
Ujian Nasional lebih bertambah dan terasa berat. Faktor stress juga bisa
menjadi faktor utama orang mengalami fenomena kesurupan. Beban
hidup serta kurangnya kedekatan dan ketawakalan kepada Allah SWT
bisa mengakibatkan seorang muslim melemah imannya dan terserang
oleh fenomena kesurupan ini.
2. 2
Bagaimana Pandangan Islam Tentang Fenomena Kesurupan Ini?
Sebagai bagian dari umat Islam, kita harus meyakini akan
adanya hal yang ghaib. Ghaib adalah segala sesuatu yang kasat mata
atau tak tampak oleh mata.
Allah SWT berfirman dalam al-Quran,
“(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang
mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami
anugerahkan kepada mereka.“ (QS al-Baqarah, 2: 3)
Kita harus meyakini dan mengimani bahwa ciptaan Allah SWT
tidak hanya yang tampak dipandang mata saja. Fenomena kesurupan
(masuknya makhluk halus berupa jin atau setan dalam bentuk jin ke
dalam tubuh manusia) bisa dikatakan sebagai salah satu godaan setan.
Setan menyerang iman seorang muslim yang sedang goyah.
Allah SWT telah memeringatkan manusia dalam al-Quran:
“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh
setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari
surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk
memerlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan
pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang
kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah
menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-
orang yang tidak beriman." (QS al-A’râf, 7: 27)
Menurut Ibnu Taimiyah, gangguan jin atau setan pada diri
manusia terjadi pada celah-celah emosi; seperti syahwat, hawa nafsu,
3. 3
mabuk cinta, amarah, dan rasa takut. Bahkan dalam sebuah hadits
disebutkan:
“Sesungguhnya setan berjalan dalam tubuh manusia di tempat
peredaran darah“. (HR. Al-Bukhari dari Ali bin Husain,
Shahîh al-Bukhâriy, IX/87, hadits no. 7171 dan Muslim,
Shahîh Muslim, VII/8, hadits no. 5807 dari Anas bin Malik,
dan hadits no. 5808, dari Ali bin Husain)
Sebagian besar gangguan jin itu disebabkan oleh kebencian atau
pembalasan dari pihak jin setelah disakiti oleh manusia. Tapi ada
kalanya golongan mereka memang ingin menggangu manusia.
Gangguan jin terhadap manusia tidak hanya berupa kesurupan saja. Ada
beberapa kriteria jenis gangguan yang disebabkan oleh jin.
1. Gangguan total, yaitu jin mengganggu dan menguasai seluruh
tubuh manusia seperti yang kita lihat pada orang yang mengalami
kesurupan.
2. Gangguan sektoral, dimana jin bisa mengganggu sebagian tubuh
manusia yang bisa berakibat sakit, seperti pusing tanpa sebab
ketika bangun tidur, ngantuk ketika kerja, dan rasa malas.
3. Gangguan berkepanjangan, dimana jin berada dalam tubuh
manusia untuk mengganggu dalam jangka waktu yang lama,
seperti ketika seseorang terkena teluh ataupun santet. Biasanya
gangguan ini terjadi ketika orang tersebut lemah imannya dan
tidak meyakini serta mendalami apa yang telah Allah firmankan
di dalam al-Quran.
4. Gangguan sejenak, terjadi ketika jin mengganggu hanya beberapa
detik atau bisa disebut keisengan mereka dalam mengganggu
hamba Allah. Gangguan sejenak ini seperti mimpi buruk yang
pernah kita alami. Oleh karena itu, kita harus selalu mengawali
segala aktivitas dengan berdo’a, memohon perlindungan kepada
Sang Penguasa Jagat Raya, Allah ‘Azza Wa Jalla.
Bagaimana Jin Bisa Memasuki Tubuh Manusia?
Dalam al-Quran disebutkan:
4. 4
“Dan Dia menciptakan jin dari nyala api.” (QS ar-Rahmân, 55: 15)
Menurut Ibnu Abbas, dalam kitab tafsirnya, Tanwîr al-Miqbâs,
bahwa wujud api adalah wujud gejolak api, yaitu udara panas yang
keluar dari api. Karena bisa menyerupai udara, maka makhluk jin bebas
memasuki tubuh manusia yang sedang lemah imannya.
Kajian kedokteran modern mengatakan bahwa orang yang
sedang kesurupan memiliki gelombang otak yang susah terdeteksi
seakan-akan ada benda asing yang bersemayam di dalam otaknya. Orang
yang kesurupan selalu lepas kontrol dan hilang kesadaran. Biasanya
orang yang kesurupan akan mengalami perubahan nada suara. Misalnya
perempuan yang kesurupan akan mengeluarkan suara menyerupai suara
laki-laki.
Bagaimana Cara Islam Dalam Menyembuhkan Orang Yang
Kesurupan?
Ada beberapa kriteria bagi umat muslim yang bisa
menyembuhkan seseorang yang sedang dalam kondisi kesurupan.
Diantaranya adalah ia harus memiliki iman yang kuat, seorang muslim
harus senantiasa mengingat Allah SWT, mentaati perintahnya dan
menjauhi larangannya. Orang yang bisa menyembuhkan kesurupan
biasanya memiliki keyakinan yang kuat bahwa firman Allah SWT
mempunyai pengaruh pada jin dan setan.
Pengobatan secara Islami bisa dilakukan dengan ruqyah sesuai
dengan syariat Islam. Menurut Ibnu Taimiyah, ada beberapa ayat dalam
al-Qurân al-Karîm yang dapat dibacakan ketika menghadapi orang yang
sedang kesurupan. Di antara ayat-ayat tersebut adalah: rangkaian ayat
dalam surat al-Fâtihah, Ayat Kursi (QS al-Baqarah/2: 255), dan QS an-
Nisâ’/4: 14,
﴿ ِيمِحهالّر ِنٰـَ م
ْحهالّر ِ
ه
اَّلل ِمْسِب١َنيِم
َ
الَع
م
ال
ّ
ِبَر ِ
ه
َِّلل ُدممَم
اْل ﴾
﴿٢﴿ ِيمِحهالّر ِنٰـَ م
ْحهالّر ﴾٣﴿ ِينّ
ِدلا ِمموَي ِكِلاَم ﴾٤﴾
﴿ ُنيِعَتمس
َ
ن َاكهيِإَو ُدُب
م
ع
َ
ن َاكهيِإ٥َاطَ ّ
ِالِص ا
َ
نِد
م
اه ﴾
5. 5
﴿ َيمِقَتمسُم
م
ال٦
م
ن
َ
أ َينِ
ه
اَّل َاطَ ِِص ﴾ِ
مْي
َ
غ ممِهمي
َ
لَع َتممَع
﴿ َني
ّ
ِلا
ه
الض
َ
َلَو ممِهمي
َ
لَع ِوب ُض
م
غَم
م
ال٧﴾
“Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi
Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai di hari
pembalasan. Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya
kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. Tunjukilah kami
jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau
beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai
dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”
ُومُي
َ
ق
م
ال ُ َيَح
م
ال َو
ُ
ه
ه
َلِإ
َ
هٰـ
َ
لِإ
َ
َل ُ ه
اَّللۚ
َ
َلَو
ٌ
ة
َ
نِس ُه
ُ
ذ
ُ
خ
م
أ
َ
ت
َ
َل
ٌممو
َ
نِۚضمر
َ م
اْل ِِف اَمَو ِاتَاوَم هالس ِِف اَم ُ ه
َّلۗيِ
ه
اَّل ا
َ
ذ نَم
ِهِن
م
ذِإِب
ه
َلِإ ُه
َ
ندِع ُع
َ
ف
م
شَيۚاَمَو ممِيهِدمي
َ
أ َ م
نيَب اَم ُم
َ
ل
م
ع
َ
ي
ممُه
َ
ف
م
ل
َ
خَۖاء
َ
ش اَمِب
ه
َلِإ ِهِم
م
لِع من
ّ
ِم ٍءم َ
َشِب
َ
ون ُيطِ
ُ
ُي
َ
َلَوۚ
َ
ضمر
َ م
اْلَو ِاتَاوَم هالس
ُ
هُيِسمّر
ُ
ك َعِسَوۖاَمُه
ُ
ظ
م
فِح ُه
ُ
ودُئ
َ
ي
َ
َلَوۚ
ُيمِظَع
م
ال ُ
ِيِلَع
م
ال َو
ُ
هَو
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia
yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya);
tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di
langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi
Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di
hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak
mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang
dikehendaki-Nya. Kursi [ilmu/kekuasaan] Allah meliputi langit
dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya,
dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.”
اًار
َ
ن
ُ
ه
م
لِخ
م
دُي ُه
َ
ودُدُح
ه
دَعَتَيَو ُ َ
وَّلُسَرَو َ ه
اَّلل ِص
م
ع
َ
ي نَمَو
ٌنيِه
ُ
ّم
ٌ
اب
َ
ذَع ُ َ
َّلَو اَيهِف اً
ِادل
َ
خ
“Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan
melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah
6. 6
memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di
dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.”
Dalam surat dan ayat-ayat tersebut tersebut, Allah memberi
ancaman kepada siapa saja yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya.
Orang-orang yang musyrik telah menjadikan jin sebagai sekutu
bagi Allah. Mereka lupa bahwa sesungguhnya Allah-lah yang
menciptakan jin-jin itu. Padahal dalam al-Quran sudah dijelaskan:
"Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di
waktu ia memberi pelajaran kepadanya: 'Hai anakku, janganlah
kamu memersekutukan Allah, sesungguhnya memersekutukan
(Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar'." (QS
Luqmân, 31: 13)
Ibnu Taimiyah juga mengingatkan, ketika orang dirasuki jin dan
masih bisa berinteraksi sebaiknya kita mengingatkan jin tersebut akan
larangan ia memasuki tubuh manusia. Pada dasarnya, seorang manusia
tidak bisa diganggu oleh jin kecuali dalam keadaan sangat marah, sangat
takut, atau pun sedang dalam keadaan bernafsu syahwat. Karena dalam
kondisi tersebut, kita dalam keadaan lalai kepada Allah SWT. Akibatnya,
jin pun akan selalu mengganggu kita.
Sebagai seorang muslim, kita harus selalu mendekatkan diri dan
bertawakkal kepada Allah SWT. Semakin dekat kita kepada Allah, maka
semakin kuat kita untuk memerangi musuh dan penggoda manusia,
yaitu “setan”. Bila kita dapat mengendalikan diri dan selalu menjaga diri
kita selalu di jalan Allah SWT, maka gangguan dari luar seperti
kesurupan ataupun ‘teluh’ dan apa pun namanya yang terkait dengan
gangguan jin, tidak akan mampu menyentuh dan mengendalikan diri
kita. Insyâallâh.
Wallâhu A’lamu bish-Shawâb.
(Dikutip dan diselaraskan dari
http://latifclub87s.blogspot.com/2012/11/fenomena-kesurupan-
menurut-pandangan.html)