Dokumen tersebut membahas beberapa metode pemurnian zat kimia, yaitu filtrasi, adsorpsi, rekristalisasi, distilasi, dan ekstraksi. Filtrasi digunakan untuk memisahkan padatan dari cairan, sedangkan adsorpsi menggunakan penyaring khusus untuk menangkap partikel kecil. Rekristalisasi dan distilasi memanfaatkan perbedaan kelarutan zat berdasarkan suhu, sementara ekstraksi digunakan untuk memisahkan
1. Nama Anggota Kelompok :
Muhammad Nazar Syahida (41-61-20-100-23
Revi Galih (41-61-20-100-32)
2. Filtrasi
Filtrasi, yakni proses penyingkiran padatan dari cairan, adalah
metoda pemurnian cairan dan larutan yang paling mendasar.
Filtrasi tidak hanya digunakan dalam skala kecil di laboratorium
tetapi juga di skala besar di unit pemurnian air. Kertas saring dan
saringan digunakan untuk menyingkirkan padatan dari cairan atau
larutan. Dengan mengatur ukuran ukuran partikel yang
disingkirkan.
Biasanya filtrasi alami yang digunakan. Misalnya, dengan
menggunakan kertas.yang mana ketika cairan dituang,maka fraksi
cairan akan melewati kertas saring dan padatan yang tinggal di atas
kertas saring. Bila sampel cairan terlalu kental, filtrasi dengan
penghisapan digunakan. Alat khusus untuk mempercepat filtrasi
dengan memvakumkan penampung filtrat juga digunakan.
Filtrasi dengan penghisapan tidak cocok bila cairannya adalah
pelarut organik mudah menguap. Dalam kasus ini tekanan harus
diberikan pada permukaan cairan atau larutan (filtrasi dengan
tekanan).
3. Adsorpsi
penggunaan penyaring yang secara selektif mengadsorbsi setiap
partikel-partikel kecil yang jumlahnya sedikit. Bantuan penyaring
apapun akan bisa digunakan bila saringannya berpori, hidrofob
atau solvofob dan memiliki kisi yang kaku.
Contoh alat yang biasa digunakan : Celit, keramik diatom dan tanah
liat teraktivasi
1. Karbon teraktivasi memiliki luas permukaan yang besar dan
dapat mengadsorbsi banyak senyawa organik dan sering
digunakan untuk menyingkirkan zat yang berbau (dalam banyak
kasus senyawa organik) dari udara atau air.
2. Silika gel dapat mengadsorbsi air dan digunakan meluas sebagai
desikan.
Lapisan-lapisan penyaring dalam unit pengolah air terdiri atas
lapisan-lapisan material. Lapisan penyaring yang mirip untuk
penggunaan domestik sekarang dapat diperoleh secara komersial.
4. Rekristalisasi
Rekristalisasi adalah metoda yang paling penting untuk pemurnian sebab
kemudahannya (tidak perlu alat khusus) dan karena keefektifannya. Ke depannya
rekristalisasi akan tetap metoda standar untuk memurnikan padatan.
Walaupun rekristalisasi adalah metoda yang sangat sederhana, dalam praktek, bukan
berarti mudah dilakukan. Saran-saran yang bermanfaat diberikan di bawah ini.
Saran untuk membantu rekristalisasi:
1. Kelarutan material yang akan dimurnikan harus memiliki ketergantungan yang besar
pada suhu. Misalnya, kebergantungan pada suhu NaCl hampir dapat diabaikan. Jadi
pemurnian NaCl dengan rekristalisasi tidak dapat dilakukan.
2. Kristal tidak harus mengendap dari larutan jenuh dengan pendinginan karena
mungkin terbentuk super jenuh. Dalam kasus semacam ini penambahan kristal bibit,
mungkin akan efektif. Bila tidak ada kristal bibit, menggaruk dinding mungkin akan
berguna.
3. Untuk mencegah reaksi kimia antara pelarut dan zat terlarut, penggunaan pelarut
non-polar lebih disarankan. Namun, pelarut non polar cenderung merupakan pelarut
yang buruk untuk senyawa polar. Kit a harus hati-hati bila kita menggunakan pelarut
polar. Bahkan bila tidak reaksi antara pelarut dan zat terlarut, pembentukan kompleks
antara pelarut-zat terlarut.
4. Umumnya, pelarut dengan titik didih rendah umumnya lebih diinginkan. Namun,
sekali lagi pelarut dengan titik didih lebih rendah biasanya non polar. Jadi, pemilihan
pelarut biasanya bukan masalah sederhana.
5. Distilasi
Distilasi adalah seni memisahkan dan pemurnian
dengan menggunakan perbedaan titik didih. Distilasi
memiliki sejarah yang panjang dan asal distilasi
dapat ditemukan di zaman kuno untuk
mendapatkan ekstrak tumbuhan yang diperkirakan
dapat merupakan sumber kehidupan. Teknik
distilasi ditingkatkan ketika kondenser (pendingin)
diperkenalkan. Gin dan whisky, dengan konsentrasi
alkohol yang tinggi, didapatkan dengan teknik yang
disempurnakan ini.
7. Ekstraksi
Ekstraksi adalah teknik yang sering digunakan bila
senyawa organik (sebagian besar hidrofob) dilarutkan
atau didispersikan dalam air. Pelarut yang tepat (cukup
untuk melarutkan senyawa organik; seharusnya tidak
hidrofob) ditambahkan pada fasa larutan dalam airnya,
campuran kemudian diaduk dengan baik sehingga
senyawa organik diekstraksi dengan baik. Lapisan
organik dan air akan dapat dipisahkan dengan corong
pisah, dan senyawa organik dapat diambil ulang dari
lapisan organik dengan menyingkirkan pelarutnya.
Pelarut yang paling sering digunakan adalah dietil eter
C2H5OC2H5, yang memiliki titik didih rendah (sehingga
mudah disingkirkan) dan dapat melarutkan berbagai
senyawa organik.