1. Profil Universitas Indonesia
Shob, jumpa lagi dengan kami yang tak bosan-bosan memberikan info seputar tentang
kampus di Indonesia dan di Luar Negeri. Semoga kita semuanya tetap diberikan kesehatan
oleh Tuhan Yang Maha Esa ya shob... Aamiin...
Pengunjung CampusKampus.com kali ini kami akan membahas tentang kampus yang besar
di Indonesia, yaitu kampus Universitas Indonesia. Yuk, simak sama-sama ya gaes..!
Universitas Indonesia, sering kita kenal dengan sebutan nama kampus UI merupakan salah
satu kampus besar di Indonesaia. Kalau kata cak lontog “Indonesia tidak akan punya
Universitas kalau tidak ada Universitas Indonesia. Begitupun sebaliknya, Universitas
Indonesia tidak akan disebut Universitas Indonesia kalau tak ada Negara Indonesia.” Kalimat
itu merupakan kalimat yang sangat dihafal oleh anak-anak zaman now.
Membahas Universitas ini akan sangat menarik jika pertama kali yang kita bahasa adalah
tentang profil kampusnya. Yuk, kita simak Profil Kampus Universitas Indonesia;
PROFIL UNIVERSITAS INDONESIA
Universitas Indonesia merupakan sebuah perguruan tinggi di Indonesia yang kampus
utamanya terletak di bagian Utara dari Depok, Provinsi Jawa Barat, tepat di perbatasan antara
Depok dengan wilayah JAKSEL; Jakarta Selatan, dan kampus utama lainnya terdapat di
daerah Salemba di JAKPUS; Jakarta Pusat.
Universitas Indonesia ini merupakan kampus modern, yang telah menghasilkan lebih dari
400.000 alumni. Universiatas ini dianggap sebagai salah satu dari tiga perguruan tinggi yang
besar dan memiliki citra baik di Indonesia bersama dengan UGM (Universitas Gajah Mada)
dan ITB (Institut Teknologi Bandung).
SEJARAH UNIVERSITAS INDONESIA
Latar belakang berdirinya Universitas Indonesia yaitu ketika pemerintah Belanda ingin
mendirikan sebuah sekolah yang bertujuan untuk menghasilkan asisten dokter tambahan yang
memiliki sertifikat untuk melakukan perawatan tingkat dasar serta mendapatkan gelar Dokter
Jawa (atau yang sering orang belanda katakan; Javanese doctor).
Universitas Indonesia secara resmi didirikan dan dimulainya kegiatan kuliah adalah pada
tanggal 2 Februari 1950 dengan rektor pertamanya Ir. R.M. Pandji Soerachman
Tjokroadisoerio. Kantor rektor Universitas Indonesia mulanya berkedudukan di Jakarta, di
gedung Fakultas Kedokteran di Jl Salemba Raya no. 6, setelah itu dipindah kan ke Jl.
Salemba Raya no. 4, Jakarta. Dan pada tanggal 2 Februari 1950 itulah ditetapkan menjadi
hari kelahiran Universitas Indonesia.
Latar belakang Universitas Indonesia mulanya merupakan Sekolah Ilmu Kesehatan dan
Vaksin orang-orang belanda mengatakan “Opleiding van eleves voor de genees-en helkunde
en vaccine” pada tahun 1849 berdasarkan SK. Gubernur Hindia Belanda. Pada saat itu,
2. pemerintah kolonial Belanda mendirikan sebuah sekolah dengan tujuan agar dapat
menghasilkan asisten dokter tambahan.
Jadi, saat itu banyak pemuda yang telah tamat belajarnya melanjutkan sekolahnya di Sekolah
Ilmu Kesehatan dan Vaksin. Dan di sekolah itu mereka para pelajar mendapatkan pelatihan
kedokteran selama dua tahun. Para pelajar ketika lulus diberikan sertifikat dan sudah
diberikan izin untuk melakukan perawatan-perawatan tingkat dasar dan diberikan gelar
Dokter Jawa.
Setelah bergelar dokter, para dokter jawa itu hanya diberi izin untuk membuka praktik di
wilayah Hindia Belanda saja yaitu, di pulau Jawa. Setelah itu, sekitar tahun 1864, program
pendidikan ilmu kesehatan dan vaksin yang awalnya ditempuh hanya 2 tahun ditambah lagi
waktu tempuhnya menjadi tiga tahun. Dan pada tahun 1875 ditambah lagi menjadi 7 tahun.
Dan gelar yang mereka dapatkan pun berubah menjadi Dokter Medis (Medical Doctor).
Lalu, sekitar tahun 1898, pemerintah belanda mendirikan sekolah baru untuk melatih tenaga
medis, yaitu STOVIA (Kepanjangan dari; School tot Opleiding van Indische Artsen).
Pendidikan di STOVIA dapat ditempuh selama 9 tahun; 3 tahun SMP, 3 tahun SMA, dan 3
tahun Diploma. Pemuda pemudi Indonesia yang lulusannya di STOVIA menjadi peranan
penting dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Pada tahun 1927 STOVIA mengganti dan mengubah namanya menjadi GHS (atau orang-
orang belanda menyebutnya; Geneeskundige Hogeschool). Pada awalnya Geneeskundige
Hogeschool memakai Gedung pendidikan dan pelatihan kedokteran sebagai ruang kuliah
yang aaat ini menjadi gedung Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Banyak para
alumni Geneeskundige Hogeschool yang berperan dan ikut andil di dalam pendirian
Universitas Indonesia atau kampus UI yang kita kenal saat ini.
Ketika tahun 1924 pemerintah Belanda mendirikan sekolah lagi yaitu Sekolah Tinggi Hukum
di Jakarta atau orang belanda menyebutnya RHS (Rechtshoogeschool te Batavia).
Didirikannya sekolah tinggi ini bertujuan untuk memenuhi tenaga administrasi sipil
rendahan. Sekolah Tinggi Hukum inilah yang menjadi latar belakang berdirinya Fakultas
Hukum di Universitas Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, presiden mendirikan Badan
Pendidikan Tinggi Republik Indonesia yang pada saat itu disingkat dengan BPTRI pada
tanggal 19 Agustus 1945 di Jakarta. Badan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia ini
memiliki dua fakultas yang waktu itu disebut perguruan tinggi, yaitu Perguruan Tinggi
Kedokteran dan Perguruan Tinggi Hukum/Kesusasteraan yang diektuai Prof. dr. Sarwono
Prawirohardjo.
Perguruan Tinggi Kedokteran tersebut dibuka secara resmi pada tanggal 1 Oktober 1945 dan
berhasil meluluskan 90 orang sebagai dokter. Lalu, saat itu, tentara Belanda kembali
menguasai Jakarta sekitar akhir tahun 1945. Akhirnya, Badan Pendidikan Tinggi Republik
Indonesia dipindahkan ke Klaten, Surakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Malang.
Dan pada tanggal 21 Juni 1946 NICA mendirikan sebuah universitas yaitu Universitas
Sementara (atau orang-orang belanda menamainya dengan nama Nood Universiteit di
Jakarta). Pada tanggal 21 Maret 1947, nama Nood Universiteit tersebut diganti menjadi
Universiteit van Indonesie (atau sering disingkat UVI). Pada akhirnya, setelah Jakarta
3. berhasil diambil alih kekuasaan dari pemerintah belanda, pemerintah Indonesia pada waktu
itu mengembalikan Badan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia ke Jakarta. Lalu,
menggabungkannya dengan Universiteit van Indonesie (UVI), dan memberi nama baru
Universiteit Indonesia (UI).
Lalu, pada tahun 1955 Undang-Undang No. 10 mengatur tentang pengubahan kata
universiteit, universitet, dan universitit menjadi universitas disahkan. Sehingga pada waktu
itu, Universiteit Indonesia resmi diubah namanya menjadi Universitas Indonesia.
Awalnya, pada pendiriannya, Universitas Indonesia hanya mempunyai 9 fakultas dan 3
lembaga yang tersebar di lima kota, diantaranya yaitu Fakultas Kedokteran, Fakultas Ilmu
Hukum dan Ilmu Pengetahuan Masyarakat, serta Fakultas Sastra dan Filsafat di Jakarta;
Fakultas Ilmu Alam dan Ilmu Pasti, Fakultas Ilmu Pengetahuan Teknik. Untuk lembaga
diantaranya yaitu, Lembaga Pendidikan Guru Menggambar di Bandung; Fakultas Pertanian
dan Fakultas Kedokteran Hewan di Bogor; Fakultas Ekonomi di Makassar; Fakultas
Kedokteran dan Lembaga Kedokteran Gigi di Surabaya.
Lalu, fakultas-fakultas yang berada di daerah berkembang dan memisahkan diri dengan
membentuk lembaga pendidikan yang otonom atau berdiri sendiri. Pada tanggal 2 Maret
1959 Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam di Bandung memisahkan diri dan
mendirikan Institut Teknologi Bandung yang saat ini dikenal dengan sebutan kampus ITB.
Selanjutnya pada tahun 1963 Fakultas Pertanian dan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas
Indonesia memisahkan diri dan mendirikan Institut Pertanian Bogor yang saat ini dikenal
dengan sebutan kamus IPB. Begitupun, fakultas di Surabaya memisahkan diri menjadi
Universitas Airlangga, dan di Makassar memisahkan diri menjadi Universitas Hasanuddin.
Dan pada 1964 FIKP; Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan menjadi Institut Keguruan
dan Ilmu Pendidikan di Jakarta berubah menjadi Universitas Negeri Jakarta.
Ketika Orde Baru dimulai pada tahun 1966, Kampus UI saat itu berada di Salemba dan
Rawamangun Jakarta Selatan.
Dimana Kampus Salemba terdiri dari fakultas-fakultas eksakta, yaitu seperti;
a. FK; Fakultas Kedokteran,
b. FE; Fakultas Ekonomi,
c. FT; Fakultas Teknik,
d. FMIPA; Fakultas Matematika, Ilmu Pasti dan Alam.
Sementara kampus yang di Rawamangun terdiri dari fakultas non-eksakta, yaitu seperti
a. FH; Fakultas Hukum,
b. FISIP; Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
c. FPsi ; Fakultas Psikologi,
d. FS; Fakultas Sastra.
4. Selanjutnya pada tahun 1988 sebagian kampus pindah ke Depok, sementara kampus Salemba
hanya diperuntukkan bagi Pasca-Sarjana magister. Kampus yang bertempat di Rawamangun
diberikan kepada IKIP Jakarta, yang kemudian saat ini berubah namanya menjadi Universitas
Negeri Jakarta (UNJ).
Dalam 10 tahun terakhir, gerak perubahan perkembangan internal dan eksternal yang terjadi
di kampus Universitas Indonesia sangat terasa pengaruhnya terhadap pasang surut kondisi
Universitas Indonsesia. Di antaranya yaitu disahkannya oleh pemerintah Undang-Undang no
12/2012 tentang Pendidikan Tinggi yang kemudian menjadi naungan bagi status hukum
Universitas Indonesia. Menurut Undang-Undang tersebut, Perguruan Tinggi BHMN yang
telah berubah menjadi Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh Pemerintah dengan pola
pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum, ditetapkan sebagai Perguruan Tinggi Negeri
Badan Hukum ( atau disingkat dengan PTN-BH). Pelaksanaan Undang-Undang tersebut,
khususnya pasal 66 ayat 2, yaitu ditetapkannya oleh pemerintah PP No. 68 / 2013 tentang
Statuta Universitas Indonesia (Statuta UI).
FAKULTAS DAN PROGRAM STUDI UNIVERSITAS INDONESIA