Nama Kelompok 2 :
1. Siti Aisyah - Pendidikan Bahasa dan Sastra
2. Nuril Nuzulia - Manajemen
3. Ahmad rafly - Manajemen
4. Moh Djibran - Manajemen
5. Sevina Aldini - Manajemen
6. Sumiati - Pendidikan Bahasa dan Sastra
7. Alfiana sri Wahyu Wulandari - Pendidikan Bahasa dan Sastra
8. Riza Umami - Pendidikan Bahasa dan Sastra
9. Hikma Maulida Fitriana - Pendidikan Bahasa dan Sastra
10. Anastaya Beny Pratama - Pendidikan Bahasa dan Sastra
11. Duwi Andinis - Pendidikan Bahasa dan Sastra
12. Nora Hafizah - Pendidikan Bahasa dan Sastra
13. Archiellian Satrio Putro Pambudi - Pendidikan Bahasa dan Sastra
14. Nurcholis - Pendidikan Bahasa dan Sastra
15. Choirunnisa Tiffanny Rizkemal - Pendidikan Bahasa dan Sastra
16. Fitakhu Khoirul ilmiah - Pendidikan Bahasa dan Sastra
17. Cindy Septinia W - Manajemen
18. Finanin Sepviatus Sholichah - Manajemen
19. Inggrid Fernandita Lestari - Manajemen
20. Firli Febrianti - Pendidikan Bahasa dan Sastra
PLURALITA
S
Pluralisme juga dapat berarti kesediaan untuk
menerima keberagaman (pluralitas), artinya, untuk
hidup secara toleran pada tatanan masyarakat yang
berbeda suku, gologan, agama,adat, hingga
pandangan hidup.
Pemahaman pluralitas agama menuntut sikap
pemeluk agama untuk tidak hanya mengakui
leberadaan dan hak dari agama lain, akan tetapi
harus terlibat memahami perebedaan dan
persaman untuk mencapi sebuah kerukunan dan
kebersamaan. Pluralitas bukan hanya toleransi
atau kebersamaan yang pasif atau matu,
melainkan kesediaan untuk melindungi dan
mengakui kesetaran diantara sesama manusia,
dan terlepas dari perbedaan asal-usul etis,
keyakinan, kepercayaan dan agama yang dianut.
Akibat Apabila
Salah Memaknai
Pluralitas
1. Dapat menimbulkan persaingan
di tengah masyarakat
2. Rasa ingin menang atau menjadi
pusat perhatian umum
3. Munculnya pertikaian akibat
konflik mengenai pluralitas yang
ada, baik pluralitas agama, budaya,
sosial dan lainnya
4. Mementingkan dirinya sendiri
Pluralitas Di Indonesia
Di Indonesia sendiri kebersamaan dalam pluralitas agama
memiliki konsep pro dan kontra, akan tetapi karena di Indonesia
memiliki dasar perundang-undangan 1945 yang terdapat pada
Pasal 29 ayat (1) dan ayat (2) yang menyatakan bahwa, "Negara
berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa," , “Negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan
kepercayaannya itu." Maka masyarakat Indonesia memiliki jiwa
toleran dengan menciptakaan kebersamaan dan ketentraman
dalamm pluralitas agama
Upaya Menjaga
Pluralitas
1. Saling menghargai atau memiliki jiwa
toleransi
2. Membantu satu sama lain
3. Tidak saling menjatuhkan
4. Menggali semangat pluralism dalam
masyarakat
5. Saling menjaga relasi antar umat beragama
Peran umat islam di Indonesia
Setelah masuknya agama islam di Indonesia,
tidak bisa dihindari pula bahwa agama islam
membawa dampak yang besar bagi
masyarakat indonesia. Pada kenyataannya
umat islam juga ikut berperan dalam
perjuangan bangsa Indonesia baik pada
masa penjajahan, kemerdekaan, sampai
pada masa sekarang. Umat islam ikut
berpatisipasi dalam sejarah perjuangan
bangsa Indonesia.
Indonesia merupakan negara yang
beberapa kali dijajah bangsa lain.
Penjajahan merupakan perwujudan dari
nafsu serakah. Kegiatan penjajahan akan
mengakibatkan bangsa yang dijajah hidup
dalam sengsara karena hukum-hukum atau
aturan yang diberlakukan pada masyarakat
adalah hukum atau aturan yang
menguntungkan pada penjajah.
Peranan Umat Islam pada Masa
Penjajahan
Umat Islam pada mulanya sudah menyadari akan kegiatan penjajah yang akan
merugikan bangsa Indonesia. Akan tetapi umat Islam saat pertama penjajah datang
memang tidak mau bermusuhan karena umat Islam memegang prinsip bahwa Islam
adalah agama perdamaian dan menghormati orang lain. Boleh dikata penjajah ibarat
tamu yang harus dihormati dan diberi suguhan hidangan. Namun perlakuan baik
bangsa Indonesia disalahgunakan penjajah dan memanfaatkannya sebagai sumber
kehidupan untuk kepentingan penjajah sendiri. Maka melihat sikap dan perilaku.
Peranan Umat Islam pada Masa
Perang Kemerdekaan
Menentang penjajah bukan saja untuk
menundukkan penjajah, melainkan juga
mengusir kekuasaan penjajah dari muka bumi
Indonesia. Untuk itulah maka kemerdekaan
harus diperjuangkan, penjajah harus
dihancurkan sampai ke akar-akarnya. Dalam
hal ini umat Islam dengan semangat membela
tanah air tidak henti-hentinya mengupayakan
agar bangsa yang menjajah segera keluar dari
Indonesia. Upaya ini dilakukan umat ada yang
secara perorangan, ada pula yang berkelompok.
Peran melawan penjajah yang dilakukan perorangan ini berlanjut dengan perlawanan
oleh kelompok masyarakat muslim (umat Islam). Peran mereka membuahkan hasil yang
beragam, ada yang menang umat Islamnya, ada yang kalah umat Islamnya, dan ada pula
yang antara penjajah dengan umat Islam mengakhiri peperangan dengan cara
perundingan karena antara kedua pihak sama-sama dirasa kuat. Namun demikian yang
patut kita ketahui adalah bagaimanapun juga upaya mencapai kemerdekaan telah
diusahakan oleh umat Islam dengan peranannya sebagai pejuang fisabilillah dalam rangka
menegakkan negara yang berdiri di atas aturan dan hukum kekuasaan bangsa Indonesia
sendiri.
Peranan Umat Islam pada Masa Pembangunan
Setelah Indonesia merdeka, kembali ummat Islam
Indonesia berjuang untuk mengisi negara dengan
pembangunan di segala bidang. Berbagai usaha
telah dilakukan umat muslim untuk
memakmurkan negara. Motivasi yang dimiliki
Islam adalah motivasi religius untuk
menghidupkan bangsa dan negara yaitu “Baldatun
Toyyibatun WaRobbun Ghofur” artinya negara
yang penuh dengan kebaikan/ kemakmuran dan
Tuhan pun melapangkan ampunan-Nya. Banyak
peran-peran yang sudah dilakukan umat Islam di
negara ini, ada yang mengisi dengan pendidikan,
sosial, perekonomian, politik, kebudayaan,
pembangunan fisik dan lain-lain.