SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 78
Downloaden Sie, um offline zu lesen
1
Struktur Aljabar I
TEORI GRUP
MUH. ALFIANSYAH
Email: muhalfiansyah95@yahoo.com
PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2
GRUP
1. Buktikan unsur identitas suatu grup adalah tunggal.
Bukti:
Misalkan G adalah grup
Misalkan 𝑒1 dan 𝑒2 adalah unsur identitas di G
Akan dibuktikan 𝑒1 = 𝑒2
Perhatikan bahwa:
𝑒1 adalah unsur identitas di G dan 𝑒2 ∈ G ⇒ 𝑒1 𝑒2 = 𝑒2 𝑒1 = 𝑒2 
 (i)
𝑒2 adalah unsur identitas di G dan 𝑒1 ∈ G ⇒ 𝑒2 𝑒1 = 𝑒1 𝑒2 = 𝑒1 
(ii)
Dari (i) dan (ii) diperoleh 𝑒1 = 𝑒2 𝑒1 = 𝑒1 𝑒2 = 𝑒2.
∎ 𝑒1 = 𝑒2, dengan demikian unsur identitas suatu grup adalah tunggal. ∎
Struktur Pembuktian Grup
Misalkan G adalah suatu himpunan
(i) Buktikan G ≠ ∅.
(ii) Buktikan G bersifat tertutup terhadap operasi biner *.
(iii) Buktikan G bersifat assosiatif terhadap operasi biner *.
(iv) Buktikan G memiliki unsur identitas terhada operasi biner *.
(v) Buktikan G memiliki unsur invers terhada operasi biner *.
Catatan
 Jika (i) & (ii) terpenuhi maka disebut Grupoid.
 Jika (i), (ii) & (iii) terpenuhi maka disebut Semigrup.
 Jika (i), (ii), (iii) & (iv) terpenuhi maka disebut Monoid.
3
2. Buktikan unsur invers suatu grup adalah tunggal.
Bukti:
Misalkan G adalah grup, dan e ∈ G [e=identitas]
Ambil sebarang a ∈ G
Misalkan 𝑏1 dan 𝑏2 invers dari a
Akan dibuktikan 𝑏1 = 𝑏2
Perhatikan bahwa:
𝑏1 adalah invers dari a ⇒ 𝑏1 𝑎 = 𝑎𝑏1 = 𝑒 [e=identitas] 
 (i)
𝑏2 adalah invers dari a ⇒ 𝑏2 𝑎 = 𝑎𝑏2 = 𝑒 [e=identitas] 
 (ii)
dari (ii) diperoleh 𝑎𝑏2 = 𝑒 ⇒𝑏1 𝑎𝑏2 = 𝑏1 
 iii
dari (i) diperoleh 𝑏1 𝑎 = 𝑒 ⇒ (𝑏1 𝑎)𝑏2 = 𝑏2 
 iv
Karena diketahui G grup maka jelas G memenuhi sifat assosiatif sehingga
dari (iii) dan (iv) diperoleh bahwa:
𝑏1 = 𝑏1 𝑎𝑏2 = (𝑏1 𝑎)𝑏2 = 𝑏2
∎ 𝑏1 = 𝑏2, dengan demikian unsur invers suatu grup adalah tunggal. ∎
3. Buktikan invers dari invers suatu anggota dalam grup adalah anggota itu
sendiri.
Bukti:
Misalkan G grup
Ambil sebarang a ∈ G dan ∃ e ∈ G [e=identitas]
Misalkan 𝑎−1
adalah invers dari a ⇒ akan dibuktikan (𝑎−1
)−1
Perhatikan bahwa:
𝑎−1
adalah invers dari a ⇒ 𝑎−1
𝑎 = 𝑎−1
𝑎 = 𝑒
Pandang 𝑎−1
𝑎 = 𝑒
𝑎−1
𝑎 = 𝑒
(𝑎−1
)−1
(𝑎−1
𝑎) = (𝑎−1
)−1
𝑒 [Kedua ruas dikalikan (𝑎−1
)−1
]
4
[(𝑎−1
)−1
(𝑎−1
)]𝑎 = (𝑎−1
)−1
[hukum assosiatif]
𝑒𝑎 = (𝑎−1
)−1
[ (𝑎−1
)−1
(𝑎−1
) = 𝑒]
𝑎 = (𝑎−1
)−1
[𝑒𝑎 = 𝑎]
Pandang 𝑎𝑎−1
= 𝑒
𝑎𝑎−1 = 𝑒
(𝑎−1
𝑎) (𝑎−1
)−1
= 𝑒 (𝑎−1
)−1
[Kedua ruas dikalikan (𝑎−1
)−1
]
𝑎 𝑎−1
𝑎−1 −1
= (𝑎−1
)−1
[hukum assosiatif]
𝑎𝑒 = (𝑎−1
)−1
[ (𝑎−1
)(𝑎−1
)−1
= 𝑒]
𝑎 = (𝑎−1
)−1
[𝑎𝑒 = 𝑎]
∎ Jadi, terbukti bahwa (𝑎−1
)−1
= 𝑎. ∎
4. Buktikan bahwa setiap grup memenuhi hukum pencoretan.
Bukti:
Misalkan G grup
Ambil sebarang 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ G
Akan dibuktikan
(i) 𝑎𝑏 = 𝑎𝑐 ⇒ 𝑏 = 𝑐 [Pencoretan kiri]
(ii) 𝑏𝑎 = 𝑐𝑎 ⇒ 𝑏 = 𝑐 [Pencoretan kanan]
Akan ditunjukkan bagian (i) pandang 𝑎𝑏 = 𝑎𝑐
𝑎 ∈ 𝐺 ˄ 𝐺 𝑔𝑟𝑢𝑝 ⇒ ∃ 𝑎−1
∈ 𝐺
𝑎𝑏 = 𝑎𝑐
𝑎−1
(𝑎𝑏) = 𝑎−1
(𝑎𝑐) [Kedua ruas dikalikan 𝑎−1
]
(𝑎−1
𝑎)𝑏 = (𝑎−1
𝑎)𝑐 [hukum assosiatif]
𝑒𝑏 = 𝑒𝑐 [ (𝑎−1
)𝑎 = 𝑒]
𝑏 = 𝑐 [e=identitas]
5
Akan ditunjukkan bagian (ii) pandang 𝑏𝑎 = 𝑐𝑎
𝑎 ∈ 𝐺 ˄ 𝐺 𝑔𝑟𝑢𝑝 ⇒ ∃ 𝑎−1
∈ 𝐺
𝑏𝑎 = 𝑐𝑎
(𝑏𝑎)𝑎−1
= (𝑐𝑎)𝑎−1
[Kedua ruas dikalikan 𝑎−1
]
𝑏(𝑎𝑎−1
) = 𝑐(𝑎𝑎−1
) [hukum assosiatif]
𝑏𝑒 = 𝑐𝑒 [ (𝑎−1
)𝑎 = 𝑒]
𝑏 = 𝑐 [e=identitas]
∮ karena i dan ii terbukti Jadi, G memenuhi hukum pencoretan. ∎
5. Jika G adalah grup dan ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺, ⇒ (𝑎. 𝑏)−1
= 𝑏−1
𝑎−1
.
Bukti:
Misalkan G adalah grup
Ambil sebarang 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺
Karena G grup ⇒ ∃ 𝑒 ∈ 𝐺 [e=identitas]
Akan dibuktikan (𝑎. 𝑏)−1
= 𝑏−1
. 𝑎−1
Hal ini ekuivalen jika ditunjukkan
𝑎𝑏 (𝑏−1
𝑎−1
) = (𝑏−1
𝑎−1
) 𝑎𝑏 = 𝑒
pandang 𝑎𝑏 (𝑏−1
𝑎−1
) = 𝑒
𝑎𝑏 (𝑏−1
𝑎−1
) = [ 𝑎𝑏 (𝑏−1
)] 𝑎−1
[assosiatif]
= [𝑎(𝑏𝑏−1
)] 𝑎−1
[assosiatif]
= (ae) 𝑎−1
[𝑏𝑏−1
= 𝑒]
= 𝑎𝑎−1 [𝑎𝑒 = 𝑎]
= 𝑒 [𝑎𝑎−1
= 𝑒]
6
pandang (𝑏−1
𝑎−1
) 𝑎𝑏 = 𝑒
𝑎𝑏 (𝑏−1
𝑎−1
) = [(𝑏−1
𝑎−1
)𝑎]𝑏 [assosiatif]
= [𝑏−1
(𝑎−1
𝑎)]𝑏 [assosiatif]
= (𝑏−1
𝑒)𝑏 [𝑎𝑎−1
= 𝑒]
= 𝑏𝑏−1
[𝑏−1
𝑒 = 𝑏−1
]
= 𝑒 [𝑏𝑏−1
= 𝑒]
∎ Jadi, terbukti bahwa 𝑎𝑏 (𝑏−1
𝑎−1
) = (𝑏−1
𝑎−1
) 𝑎𝑏 = 𝑒, ini berarti bahwa
(𝑎. 𝑏)−1
= 𝑏−1
. 𝑎−1
. ∎
6. G = himpunan bilangan bulat, 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑎 − 𝑏 ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺, Periksa apakah G
membentuk grup?
Bukti:
(i) Tidak Kosong
G ≠ ∅ sebab ∃ 2 ∈ G 
 (terpenuhi)
(ii) Sifat tertutup
∀ 𝑎, 𝑏, ∈ 𝐺 berlaku 𝑎 ∗ 𝑏 ∈ 𝐺
Ambil sebarang 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 maka berlaku 𝑎 − 𝑏 ∈ 𝐺 
 (terpenuhi)
(iii) Sifat Assosiatif
∀𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝐺 berlaku 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 = 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐
Ambil sebarang 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝐺
Perhatikan bahwa:
𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 = 𝑎 − 𝑏 − 𝑐
=
𝑎 − 𝑏 − 𝑐 
 (i)
𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 = 𝑎 − 𝑏 − 𝑐
= 𝑎 − (𝑏 + 𝑐) 
 (ii)
Dari (i) dan (ii) diperoleh 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 ≠ 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐
Akibatnya G tidak memenuhi sifat assosiatif
∎ jadi, G = himpunan bilangan bulat, 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑎 − 𝑏 ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 bukan Grup. ∎
7
7. G=himpunan bilangan bulat, 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑎 + 𝑏 + 𝑎𝑏, ∀ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 Periksa apakah
G membentuk grup?
Bukti:
(i) Tidak Kosong
G ≠ ∅ sebab ∃ 2 ∈ G 
 (terpenuhi)
(ii) Sifat tertutup
∀ 𝑎, 𝑏, ∈ 𝐺 berlaku 𝑎 ∗ 𝑏 ∈ 𝐺
Ambil sebarang 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 maka berlaku (𝑎 + 𝑏 + 𝑎𝑏 ) ∈ 𝐺 
 (terpenuhi)
(iii) Sfat Assosiatif,
∀𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝐺 berlaku 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 = 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐
Ambil sebarang 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝐺
Perhatikan bahwa:
𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 = 𝑎 ∗ 𝑏 + 𝑐 + 𝑏𝑐
= 𝑎 + 𝑏 + 𝑐 + 𝑏𝑐 + 𝑎(𝑏 + 𝑐 + 𝑏𝑐)
= 𝑎 + 𝑏 + 𝑐 + 𝑏𝑐 + 𝑎𝑏 + 𝑎𝑐 + 𝑎𝑏𝑐
= 𝑎 + 𝑏 + 𝑎𝑏 + 𝑐 + 𝑎𝑐 + 𝑏𝑐 + 𝑎𝑏𝑐
= 𝑎 + 𝑏 + 𝑎𝑏 + 𝑐 + 𝑎 + 𝑏 + 𝑎𝑏 𝑐
= 𝑎 + 𝑏 + 𝑎𝑏 ∗ 𝑐
= 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 
 (terpenuhi)
(iv) Unsur Identitas
∀𝑎 ∈ 𝐺 ∃𝑒 ∈ 𝐺 ∋ 𝑒 ∗ 𝑎 = 𝑎 ∗ 𝑒 = 𝑎
Perhatikan bahwa:
𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑏 ∗ 𝑎 = 𝑏
𝑎 + 𝑏 + 𝑎𝑏 = 𝑏 + 𝑎 + 𝑏𝑎 = 𝑏
𝑎 1 + 𝑏 = 𝑎 1 + 𝑏 = 𝑏 − 𝑏
𝑎 1 + 𝑏 = 𝑎 1 + 𝑏 = 0
𝑎 = 0
Sehingga 𝑒 = 0 ∈ 𝐺 [e=identitas] 
 (terpenuhi)
8
(v) Unsur Invers
∀𝑎 ∈ 𝐺 ∃𝑎−1
∈ 𝐺 ∋ 𝑎−1
∗ 𝑎 = 𝑎 ∗ 𝑎−1
= 𝑒
perhatikan bahwa:
𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑏 ∗ 𝑎 = 0
𝑎 + 𝑏 + 𝑎𝑏 = 𝑏 + 𝑎 + 𝑏𝑎 = 0
𝑎 1 + 𝑏 = 𝑎 1 + 𝑏 = −𝑏
𝑎 = −
𝑏
1+𝑏
∉ G 
 (tidak memiliki unsur invers)
∎ jadi, G=himpunan bilangan bulat, 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑎 + 𝑏 + 𝑎𝑏, ∀ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 bukan
Grup. ∎
8. G = himpunan bilangan bulat tak negatif, 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑎 + 𝑏 ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 Periksa
apakah G membentuk grup?
Bukti:
(i) Tidak Kosong
G ≠ ∅ sebab ∃ 2 ∈ G 
 (terpenuhi)
(ii) Sifat tertutup
∀ 𝑎, 𝑏, ∈ 𝐺 berlaku 𝑎 ∗ 𝑏 ∈ 𝐺
Ambil sebarang 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 maka berlaku 𝑎 + 𝑏 ∈ 𝐺 
 (terpenuhi)
(iii) Sfat Assosiatif,
∀𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝐺 berlaku 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 = 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐
Ambil sebarang 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝐺
Perhatikan bahwa:
𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 = 𝑎 ∗ 𝑏 + 𝑐
= 𝑎 + 𝑏 + 𝑐
= 𝑎 + 𝑏 + 𝑐
= 𝑎 + 𝑏 ∗ 𝑐
= 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 
 (terpenuhi)
9
(iv) Unsur Identitas
∀𝑎 ∈ 𝐺 ∃𝑒 ∈ 𝐺 ∋ 𝑒 ∗ 𝑎 = 𝑎 ∗ 𝑒 = 𝑎
Perhatikan bahwa:
𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑏 ∗ 𝑎 = 𝑏
𝑎 + 𝑏 = 𝑏 + 𝑎 = 𝑏
𝑎 = 0
Sehingga 𝑒 = 0 ∈ 𝐺 [e=identitas] 
 (terpenuhi)
(v) Unsur Invers
∀𝑎 ∈ 𝐺 ∃𝑎−1
∈ 𝐺 ∋ 𝑎−1
∗ 𝑎 = 𝑎 ∗ 𝑎−1
= 𝑒
perhatikan bahwa:
𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑏 ∗ 𝑎 = 0
𝑎 + 𝑏 = 𝑏 + 𝑎 = 0
𝑎 = −𝑏 ∉ G 
 (tidak memiliki unsur invers)
∎ jadi, G = himpunan bilangan bulat tak negatif, 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑎 + 𝑏 ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺
bukan Grup. ∎
9. G=himpunan bilangan rasional ≠ 1, 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑎 + 𝑏 + 𝑎𝑏 ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 Periksa
apakah G membentuk grup? (Soal Quis I)
Bukti:
(i) Tidak Kosong
G ≠ ∅ sebab ∃ 2 ∈ G 
 (terpenuhi)
(ii) Sifat tertutup
∀ 𝑎, 𝑏, ∈ 𝐺 berlaku 𝑎 ∗ 𝑏 ∈ 𝐺
Ambil sebarang 2 ∈ 𝐺 maka
Perhatikan bahwa:
2+b+2b=1
b(1+2)=-1
b= −
1
3
10
perhatikan kembali
jika a=2 dan b=−
1
3
maka diperoleh
a+b+ab=2−
1
3
+(2)(−
1
3
)
=2−
1
3
−
2
3
=2-(
1
3
+
2
3
)
=2 - (
3
3
)
=2-1
=1∉ G 
 (tidak memenuhi sifat tertutup)
∎ jadi, G=himpunan bilangan rasional ≠ 1, 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑎 + 𝑏 + 𝑎𝑏 ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺
bukan Grup. ∎
10. Jika (G,*) grup komutatif, buktikan 𝑎 ∗ 𝑏 𝑛
= 𝑎 𝑛
𝑏 𝑛
, ∀𝑛 ∈ 𝑍, (Z himpunan
bilangan bulat).
Bukti
Misalkan (G,*) grup komutatif
Akan dibuktikan 𝑎𝑏 𝑛
= 𝑎 𝑛
𝑏 𝑛
, ∀𝑛 ∈ 𝑍+
, ditinjau dalam tiga kasus yakni:
(1) Kasus I: n>0
(2) Kasus II: n=0
(3) Kasus III: n<0
Perhatikan bahwa:
(1) Kasus I: n>0 akan dibuktikan menggunakan induksi matematika
(i) Untuk n = 1, maka 𝑎𝑏 1
= 𝑎1
𝑏1
= 𝑎𝑏 (pernyataan benar)
(ii) Asumsikan bahwa 𝑎𝑏 𝑘
= 𝑎 𝑘
𝑏 𝑘
(hipotesis induksi)
Akan ditunjukkan 𝑎𝑏 𝑘+1
(juga benar)
𝑎𝑏 𝑘+1
= 𝑎𝑏 𝑘
. 𝑎𝑏
= 𝑎 𝑘
𝑏 𝑘
. 𝑎𝑏
11
= 𝑎 𝑘
. 𝑎. 𝑏 𝑘
𝑏 [sifat komutatif]
= 𝑎(𝑘+1)
. 𝑏(𝑘+1)
[benar]
Karena (i) dan (ii) dipenuhi maka dapat disimpulkan 𝑎𝑏 𝑛
=
𝑎 𝑛
𝑏 𝑛
, berlaku ∀𝑛 ∈ 𝑍+
(2) Kasus II: n=0
𝑎𝑏 0
= 𝑒 = 𝑒0
. 𝑒0
= 𝑎0
𝑏0
(3) Kasus III: n<0
Jika 𝑛 ∈ 𝐙, maka 𝑎𝑏 𝑛
 𝑎𝑏 −1 −𝑛
 (𝑏−1
. 𝑎−1
)−𝑛
[ 𝑎𝑏 −1
=𝑏−1
. 𝑎−1
]
 𝑏−1 −𝑛
(𝑎−1
)−𝑛
 (𝑎−1
)−𝑛
𝑏−1 −𝑛
[komutatif]
 𝑎 𝑛
𝑏 𝑛
Sehingga 𝑎𝑏 𝑛
= 𝑎 𝑛
𝑏 𝑛
, terbukti ∀ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑍
∎ jadi, Jika (G,*) grup komutatif, maka 𝑎 ∗ 𝑏 𝑛
= 𝑎 𝑛
𝑏 𝑛
, ∀𝑛 ∈ 𝑍. ∎
11. Jika G grup dengan unsur identitas e, dan a2 = e, ∀𝑎 ∈ 𝐺, buktikan G
komutatif! (Soal Quis I)
Bukti:
Misalkan (G,*) dan grup berlaku a2 = e
Akan dibuktikan a*b = b*a = e
Karena a2 = e  a * a = e
 a a a-1= ea-1 [kalikan kedua ruas dengan a-1]
 a (a a-1)= ea-1 [assosiatif]
 a e= a-1 [a a-1=e dan ea-1= a-1]
 a= a-1 [ae=a]
Karena diperoleh a= a-1 akibatnya:
(a*b)(a*b) = e  (a*b) = (a*b)-1
12
Berdasarkan teorema yang menyatakan jika G grup dan a,b ∈ G, berlaku
(𝑎𝑏)−1
= 𝑏−1
. 𝑎−1
Sehingga:
𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑎 ∗ 𝑏 −1
𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑏−1
. 𝑎−1
Karena 𝑏 ∗ 𝑎 = 𝑏−1
∗ 𝑎−1
, maka 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑏 ∗ 𝑎
∎ jadi, jika G grup dan a2 = e. ∀ 𝑎 ∈ 𝐺, maka G komutatif. ∎
12. Misalkan 𝐎 𝛌 =
cos 𝛌 −sin 𝛌
sin 𝛌 cos 𝛌
; 𝛌 ∈ ℝ Buktikan 𝐎 𝛌 dengan operasi
perkalian matriks membentuk grup. Apakah komutatif? (Soal Quis I)
Bukti:
Akan dibuktikan (𝐎 𝛌 ,×) merupakan grup
(i) Tidak Kosong
𝐎 𝛌 ≠ ∅ sebab ∃ 𝐎30° = cos 30°
−sin 30°
sin 30°
cos 30° ; 30 ∈ ℝ
(ii) Sifat tertutup
∀ 𝐎 𝛜 , 𝐎 𝛟 ∈ 𝐎 𝛌 berlaku 𝐎 𝛜 𝑥 𝐎 𝛟 ∈ 𝐎 𝛌
Ambil sebarang 𝐎 𝛜, 𝐎 𝛟 ∈ 𝐎 𝛌
Perhatikan bahwa
𝐎 𝛜 𝑥 𝐎 𝛟 =
cos 𝛜 − sin 𝛜
sin 𝛜 cos 𝛜
×
cos 𝛟 − sin 𝛟
sin 𝛟 cos 𝛟
=
cos 𝛜 cos 𝛟 − sin 𝛜 sin 𝛟 − cos 𝛜 sin 𝛟 + sin 𝛜 cos 𝛟
sin 𝛜 cos 𝛟 + cos 𝛜 sin 𝛟 − sin 𝛜 sin 𝛟 + cos 𝛜 cos 𝛟
=
cos(𝛜 + 𝛟) − sin(𝛜 + 𝛟)
sin(𝛜 + 𝛟) cos(𝛜 + 𝛟)
=
cos 𝜇 − sin 𝜇
sin 𝜇 cos 𝜇
∈ 𝐎 𝜇 
 (terpenuhi)
Catatan: (𝜇 = 𝛜 + 𝛟, 𝜇 ∈ ℝ)
13
(iii) Sifat asosiatif
∀𝐎 𝛜 , 𝐎 𝛟 , 𝐎 𝜇 ∈ 𝐎 𝛌 berlaku 𝐎 𝛜 ∗ 𝐎 𝛟 ∗ 𝐎 𝜇 = (𝐎 𝛜 ∗ 𝐎 𝛟 ) ∗ 𝐎 𝜇
Jelas terpenuhi, sebab matriks 2x2 memenuhi sifat assosiatif.
(iv) Unsur Identitas
∀𝐎 𝛜 ∈ 𝐎 𝛌 ∃𝑒 ∈ 𝐎 𝛌 ∋ 𝑒 ∗ 𝐎 𝛜 = 𝐎 𝛜 ∗ 𝑒 = 𝐎 𝛜
Unsur identitas pada matriks yaitu
𝑒 =
1 0
0 1
⇒ 𝑒 =
cos 0 − sin 0
sin 0 cos 0
Akan dibuktikan: 𝐎 𝛜 ∗ 𝑒 = 𝑒 ∗ 𝐎 𝛜 = 𝐎 𝛜
Perhatikan bahwa:
cos 𝛜 − sin 𝛜
sin 𝛜 cos 𝛜
cos 0 − sin 0
sin 0 cos 0
=
cos 0 − sin 0
sin 0 cos 0
cos 𝛜 − sin 𝛜
sin 𝛜 cos 𝛜
=
cos 𝛌 − sin 𝛌
sin 𝛌 cos 𝛌
cos(𝛜 + 0) − sin(𝛜 + 0)
sin(𝛜 + 0) cos(𝛜 + 0)
=
cos(𝛜 + 0) − sin(𝛜 + 0)
sin(𝛜 + 0) cos(𝛜 + 0)
=
cos 𝛜 − sin 𝛜
sin 𝛜 cos 𝛜

 (terpenuhi)
(v) unsur invers
∀𝐎 𝛜 ∈ 𝐎 𝛌 ∃𝐎 𝛜
−1
∈ 𝐎 𝛌 ∋ 𝐎 𝛜 × 𝐎 𝛜
−1
= 𝐎 𝛜
−1
× 𝐎 𝛜 = 𝑒
𝐎 𝛜
−1
=
1
det⁡(𝐎 𝛜 )
𝑎𝑑𝑗 𝐎 𝛜
det⁡(𝐎 𝛜 ) = cos 𝛜 cos 𝛜 − − sin 𝛜 sin 𝛜
= cos2
𝛜 + sin2
𝛜
= 1
𝐎 𝛜
−1
=
1
1
cos 𝛜 − sin 𝛜
sin 𝛜 cos 𝛜
=
cos 𝛜 sin 𝛜
− sin 𝛜 cos 𝛜
∈ 𝐎 𝛜
Akan dibuktikan 𝐎 𝛜 × 𝐎 𝛜
−1
= 𝐎 𝛜
−1
× 𝐎 𝛜 = 𝑒
14
Perhatikan bahwa:
cos 𝛌 − sin 𝛌
sin 𝛌 cos 𝛌
×
cos 𝛌 sin 𝛌
−sin 𝛌 cos 𝛌
=
cos 𝛌 − sin 𝛌
sin 𝛌 cos 𝛌
×
cos 𝛌 − sin 𝛌
sin 𝛌 cos 𝛌
=
cos 0 − sin 0
sin 0 cos 0
⇒ cos2
𝛌 + sin2
𝛌 − sin 𝛌 cos 𝛌 + sin 𝛌 cos 𝛌
sin 𝛌 cos 𝛌 − sin 𝛌 cos 𝛌 cos2
𝛌 + sin2
𝛌
= cos2
𝛌 + sin2
𝛌 − sin 𝛌 cos 𝛌 + sin 𝛌 cos 𝛌
sin 𝛌 cos 𝛌 − sin 𝛌 cos 𝛌 cos2
𝛌 + sin2
𝛌
=
cos 0 − sin 0
sin 0 cos 0
⇒
1 0
0 1
=
1 0
0 1
=
cos 0 − sin 0
sin 0 cos 0

 (terpenuhi)
∎ jadi, 𝐎 𝛌 merupakan grup.
Akan dibuktikan 𝐎 𝛌 merupakan grup komutatif
∀𝐎 𝛜 , 𝐎 𝛟 ∈ 𝐎 𝛌 , berlaku 𝐎 𝛜 𝑥 𝐎 𝛟 = 𝐎 𝛟 𝑥 𝐎 𝛜 ∈ 𝐎 𝛌
Perhatikan bahwa:
𝐎 𝛜 𝑥 𝐎 𝛟 = 𝐎 𝛟 𝑥 𝐎 𝛜
cos 𝛜 − sin 𝛜
sin 𝛜 cos 𝛜
×
cos 𝛟 − sin 𝛟
sin 𝛟 cos 𝛟
=
cos 𝛟 − sin 𝛟
sin 𝛟 cos 𝛟
×
cos 𝛜 − sin 𝛜
sin 𝛜 cos 𝛜
⇒
cos 𝛜 cos 𝛟 − sin 𝛜 sin 𝛟 − cos 𝛜 sin 𝛟 − sin 𝛜 cos 𝛟)
sin 𝛜 cos 𝛟 + cos 𝛜 sin 𝛟 − sin 𝛜 sin 𝛟 + cos 𝛜 cos 𝛟
=
cos 𝛟 cos 𝛜 − sin 𝛟 sin 𝛜 − sin 𝛟 cos 𝛜 − sin 𝛟 cos 𝛜
sin 𝛟 cos 𝛜 − cos 𝛟 sin 𝛜 − sin 𝛟 sin 𝛜 + cos 𝛟 cos 𝛜
⇒
cos(𝛜 + 𝛟) − sin(𝛜 + 𝛟)
sin(𝛜 + 𝛟) cos(𝛜 + 𝛟)
=
cos(𝛟 + 𝛜) − sin(𝛟 + 𝛜)
sin(𝛟 + 𝛜) cos(𝛟 + 𝛜)
⇒
cos(𝛜 + 𝛟) − sin(𝛜 + 𝛟)
sin(𝛜 + 𝛟) cos(𝛜 + 𝛟)
=
cos(𝛜 + 𝛟) − sin(𝛜 + 𝛟)
sin(𝛜 + 𝛟) cos(𝛜 + 𝛟)
[Sifat komutatif penjumlahan]
⇒
cos 𝜇 − sin 𝜇
sin 𝜇 cos 𝜇
=
cos 𝜇 − sin 𝜇
sin 𝜇 cos 𝜇
[𝜇 = 𝛜 + 𝛟, 𝜇 ∈ ℝ] 
 (terpenuhi)
∎ jadi, 𝐎 𝛌 merupakan grup komutatif. ∎
15
13. Misalkan 𝐺 = 𝑎 + 𝑏 2; 𝛌, 𝑏 ∈ 𝑄} Buktikan G grup terhadap operasi
penjumlahan, Apakah G komutatif?
Bukti:
Akan dibuktikan G membentuk grup
(i) Tidak Kosong
G ≠ ∅ sebab ∃ 2 + 4 2; 2,4 ∈ 𝑄} ∈ G 
 (terpenuhi)
(ii) Sifat tertutup
∀ 𝑥, 𝑊 ∈ 𝐺 berlaku 𝑥 ∗ 𝑊 ∈ 𝐺
Ambil sebarang 𝑥, 𝑊 ∈ 𝐺
Pandang x= 𝑎1 + 𝑏1 2; 𝑎1, 𝑏1 ∈ 𝑄}
y= 𝑎2 + 𝑏2 2; 𝑎2, 𝑏2 ∈ 𝑄}
perhatikan bahwa
x*y = (𝑎1 + 𝑏1 2) ∗ (𝑎2 + 𝑏2 2)
=(𝑎1 + 𝑏1 2) + (𝑎2 + 𝑏2 2)
=(𝑎1 + 𝑎2) + (𝑏1 2 + 𝑏2 2)
=(𝑎1 + 𝑎2) + (𝑏1 + 𝑏2) 2
Catatan:
[𝑎1 ∈ 𝑄 ˄𝑎2 ∈ 𝑄 ⇒ (𝑎1 + 𝑎2) ∈ 𝑄 misalkan (𝑎1 + 𝑎2) = 𝑎3 ∈ 𝑄
𝑏1 ∈ 𝑄 ˄𝑏2 ∈ 𝑄 ⇒ (𝑏1 + 𝑏2) ∈ 𝑄 misalkan (𝑏1 + 𝑏2) = 𝑏3 ∈ 𝑄]
= 𝑎3 + 𝑏3 2 [ 𝑎3, 𝑏3 ∈ 𝑄]
= 𝑎3 + 𝑏3 2 ∈ 𝐺
(iii) Sfat Assosiatif,
∀𝑥, 𝑊, 𝑧 ∈ 𝐺 berlaku 𝑥 ∗ 𝑊 ∗ 𝑧 = 𝑥 ∗ 𝑊 ∗ 𝑧
Ambil sebarang 𝑥, 𝑊, 𝑧 ∈ 𝐺
Pandang x= 𝑎1 + 𝑏1 2; 𝑎1, 𝑏1 ∈ 𝑄}
y= 𝑎2 + 𝑏2 2; 𝑎2, 𝑏2 ∈ 𝑄}
z= 𝑎3 + 𝑏3 2; 𝑎3, 𝑏3 ∈ 𝑄}
16
Perhatikan bahwa:
𝑥 ∗ 𝑊 ∗ 𝑧 = 𝑎1 + 𝑏1 2 ∗ { 𝑎2 + 𝑏2 2 ∗ (𝑎3 + 𝑏3 2)}
= 𝑎1 + 𝑏1 2 ∗ { 𝑎2 + 𝑏2 2 + (𝑎3 + 𝑏3 2)}
= 𝑎1 + 𝑏1 2 + { 𝑎2 + 𝑏2 2 + (𝑎3 + 𝑏3 2)}
= 𝑎1 + 𝑏1 2 + { 𝑎2 + 𝑎3 + (𝑏2 2 + 𝑏3 2)}
= 𝑎1 + 𝑏1 2 + { 𝑎2 + 𝑎3 + (𝑏2 + 𝑏3) 2}
= 𝑎1 + 𝑎2 + 𝑎3 + {(𝑏1 + 𝑏2) 2 + 𝑏3 2}
= 𝑎1 + 𝑎2 + 𝑏1 + 𝑏2 2 + (𝑎3 + 𝑏3 2)
= { 𝑎1 + 𝑏1 2 ∗ 𝑎2 + 𝑏2 2 } + (𝑎3 + 𝑏3 2)
= 𝑎1 + 𝑏1 2 ∗ 𝑎2 + 𝑏2 2 ∗ (𝑎3 + 𝑏3 2)
= 𝑥 ∗ 𝑊 ∗ 𝑧 
 (terpenuhi)
(iv) Unsur Identitas
∀𝑥 ∈ 𝐺 ∃𝑒 ∈ 𝐺 ∋ 𝑒 ∗ 𝑥 = 𝑥 ∗ 𝑒 = 𝑥
Ambil sebarang 𝑥, 𝑊 ∈ 𝐺
Pandang x= 𝑎1 + 𝑏1 2; 𝑎1, 𝑏1 ∈ 𝑄}
y= 𝑎2 + 𝑏2 2; 𝑎2, 𝑏2 ∈ 𝑄}
Perhatikan bahwa:
𝑥 ∗ 𝑊 = 𝑊 ∗ 𝑥 = 𝑊
(𝑎1 + 𝑏1 2) ∗ 𝑎2 + 𝑏2 2 = 𝑎2 + 𝑏2 2 ∗ (𝑎1 + 𝑏1 2) = 𝑎2 + 𝑏2 2
(𝑎1 + 𝑏1 2) + 𝑎2 + 𝑏2 2 = 𝑎2 + 𝑏2 2 + (𝑎1 + 𝑏1 2) = 𝑎2 + 𝑏2 2
⇒(𝑎1 + 𝑏1 2) = 𝑎1 + 𝑏1 2 = 𝑎2 + 𝑏2 2 − 𝑎2 + 𝑏2 2
⇒(𝑎1 + 𝑏1 2) = 𝑎1 + 𝑏1 2 = 𝑎2−𝑎2) + (𝑏2 − 𝑏2) 2
⇒ (𝑎1 + 𝑏1 2) = 𝑎1 + 𝑏1 2 = 0 + 0 2
⇒ 𝑥 = {0 + 0 2 ; 0 ∈ 𝑄} ∈ 𝐺
Sehingga 𝑒 = {0 + 0 2 ; 0 ∈ 𝑄} ∈ 𝐺 [e=identitas] 
 (terpenuhi)
17
(v) Unsur Invers
∀𝑥 ∈ 𝐺 ∃𝑥−1
∈ 𝐺 ∋ 𝑥−1
∗ 𝑥 = 𝑥 ∗ 𝑥−1
= 𝑒
Ambil sebarang 𝑥 ∈ 𝐺
Pandang x= 𝑎1 + 𝑏1 2; 𝑎1, 𝑏1 ∈ 𝑄}
perhatikan bahwa:
𝑥−1
∗ 𝑥 = 𝑥 ∗ 𝑥−1
= 𝑒
⇒ 𝑥−1
∗ (𝑎1 + 𝑏1 2) = 𝑎1 + 𝑏1 2 ∗ 𝑥−1
= 0 + 0 2
⇒ 𝑥−1
∗ (𝑎1 + 𝑏1 2) = 𝑎1 + 𝑏1 2 ∗ 𝑥−1
= 0
⇒ 𝑥−1
= 0 − 𝑎1 + 𝑏1 2
⇒ 𝑥−1
= − 𝑎1 + 𝑏1 2
⇒ 𝑥−1
= −𝑎1 − 𝑏1 2 [−𝑎1, −𝑏1 ∈ 𝑄]
⇒ 𝑥−1
= {−𝑎1 − 𝑏1 2} ∈ 𝐺 
 terpenuhi
∎ jadi, 𝐺 = 𝑎 + 𝑏 2; 𝛌, 𝑏 ∈ 𝑄} merupakan Grup.
Akan dibuktikan 𝐺 = 𝑎 + 𝑏 2; 𝛌, 𝑏 ∈ 𝑄} merupakan grup komutatif
∀ 𝑥, 𝑊 ∈ 𝐺 berlaku 𝑥 ∗ 𝑊 = 𝑊 ∗ 𝑥 ∈ 𝐺
Ambil sebarang 𝑥, 𝑊 ∈ 𝐺
Pandang x= 𝑎1 + 𝑏1 2; 𝑎1, 𝑏1 ∈ 𝑄}
y= 𝑎2 + 𝑏2 2; 𝑎2, 𝑏2 ∈ 𝑄}
perhatikan bahwa
x*y = (𝑎1 + 𝑏1 2) ∗ (𝑎2 + 𝑏2 2)
=(𝑎1 + 𝑏1 2) + (𝑎2 + 𝑏2 2)
=(𝑎1 + 𝑎2) + (𝑏1 2 + 𝑏2 2)
=(𝑎2 + 𝑎1) + (𝑏2 + 𝑏1) 2
=(𝑎2 + 𝑎1) + (𝑏2 2 + 𝑏1 2)
= 𝑎2 + 𝑏2 2 +(𝑎1 + 𝑏1 2)
=𝑊 ∗ 𝑥 
 (terbukti) ∎ jadi, 𝐺 merupakan grup komutatif. ∎
18
14. Misalkan 𝑀 =
𝑎 𝑏
𝑐 𝑑
: 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 ≠ 0; 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑 ∈ ℝ
Buktikan M dengan perkalian matriks membentuk grup, Apakah M
komutatif?
Bukti:
(i) Tidak Kosong
G ≠ ∅ sebab ∃
1 0
0 1
: 1 ≠ 0; 0, 1 ∈ ℝ ∈ M 
 (terpenuhi)
(ii) Sifat tertutup
∀ 𝑋, 𝑌 ∈ 𝐺 berlaku 𝑋 ∗ 𝑌 ∈ 𝐺
Ambil sebarang 𝑋, 𝑌 ∈ 𝐺
Pandang 𝑋 =
𝑎1 𝑏1
𝑐1 𝑑1
: 𝑎1 𝑑1 − 𝑏1 𝑐1 ≠ 0; 𝑎1, 𝑏1, 𝑐1, 𝑑1 ∈ ℝ
𝑌 =
𝑎2 𝑏2
𝑐2 𝑑2
: 𝑎2 𝑑2 − 𝑏2 𝑐2 ≠ 0; 𝑎2, 𝑏2, 𝑐2, 𝑑2 ∈ ℝ
perhatikan bahwa
X*Y=
𝑎1 𝑏1
𝑐1 𝑑1
∗
𝑎2 𝑏2
𝑐2 𝑑2
=
𝑎1 𝑏1
𝑐1 𝑑1
𝑎2 𝑏2
𝑐2 𝑑2
digunakan teorema 𝐝𝐞𝐭 𝑚𝑩 = 𝐝𝐞𝐭 𝑚 𝐝𝐞𝐭⁡(𝑩)
diketahui det⁡(𝑋) ≠ 0 dan det⁡(𝑌) ≠ 0 maka
det 𝑋𝑌 = det⁡(𝑋)det⁡(𝑌) ≠ 0 
 (terpenuhi)
(iii) Sfat Assosiatif,
∀𝑋, 𝑌, 𝑍 ∈ 𝐺 berlaku 𝑋 ∗ 𝑌 ∗ 𝑍 = 𝑋 ∗ 𝑌 ∗ 𝑍
Jelas terpenuhi sebab matriks 2x2 bersifat assosiatif
(iv) Unsur Identitas
∀𝑋 ∈ 𝐺 ∃𝑒 ∈ 𝐺 ∋ 𝑒 ∗ 𝑋 = 𝑋 ∗ 𝑒 = 𝑋
Ambil sebarang 𝑋 ∈ 𝐺
Pandang 𝑋 =
𝑎1 𝑏1
𝑐1 𝑑1
: 𝑎1 𝑑1 − 𝑏1 𝑐1 ≠ 0; 𝑎1, 𝑏1, 𝑐1, 𝑑1 ∈ ℝ
19
Unsur identitas pada matriks yaitu 𝑒 =
1 0
0 1
Akan ditunjukkan 𝑒 ∗ 𝑋 = 𝑋 ∗ 𝑒 = 𝑋
𝑎1 𝑏1
𝑐1 𝑑1
1 0
0 1
=
1 0
0 1
𝑎1 𝑏1
𝑐1 𝑑1
=
𝑎1 𝑏1
𝑐1 𝑑1

 (terpenuhi)
(v) Unsur Invers
∀𝑋 ∈ 𝐺 ∃𝑋−1
∈ 𝐺 ∋ 𝑋−1
∗ 𝑋 = 𝑋 ∗ 𝑋−1
= 𝑒
Ambil sebarang 𝑋 ∈ 𝐺
Pandang 𝑋 =
𝑎1 𝑏1
𝑐1 𝑑1
: 𝑎1 𝑑1 − 𝑏1 𝑐1 ≠ 0; 𝑎1, 𝑏1, 𝑐1, 𝑑1 ∈ ℝ
𝑋−1
=
1
det⁡(𝑋)
𝑎𝑑𝑗 𝑋
𝑋−1
=
1
𝑎1 𝑑1−𝑏1 𝑐1
𝑑1 −𝑏1
−𝑐1 𝑎1
=
𝑑1
𝑎1 𝑑1−𝑏1 𝑐1
−𝑏1
𝑎1 𝑑1−𝑏1 𝑐1
−𝑐1
𝑎1 𝑑1−𝑏1 𝑐1
𝑎1
𝑎1 𝑑1−𝑏1 𝑐1
∈ 𝑋
Catatan: det (𝑋−1
) =
𝑑1
𝑎1 𝑑1−𝑏1 𝑐1
𝑎1
𝑎1 𝑑1−𝑏1 𝑐1
−
−𝑏1
𝑎1 𝑑1−𝑏1 𝑐1
−𝑐1
𝑎1 𝑑1−𝑏1 𝑐1
=
𝑎1 𝑑1 − 𝑏1 𝑐1
𝑎1 𝑑1 − 𝑏1 𝑐1
≠ 0
Akan dibuktikan 𝑋−1
∗ 𝑋 = 𝑋 ∗ 𝑋−1
= 𝑒
Perhatikan bahwa:
𝑑1
𝑎1 𝑑1 − 𝑏1 𝑐1
−𝑏1
𝑎1 𝑑1 − 𝑏1 𝑐1
−𝑐1
𝑎1 𝑑1 − 𝑏1 𝑐1
𝑎1
𝑎1 𝑑1 − 𝑏1 𝑐1
𝑎1 𝑏1
𝑐1 𝑑1
=
𝑎1 𝑏1
𝑐1 𝑑1
𝑑1
𝑎1 𝑑1 − 𝑏1 𝑐1
−𝑏1
𝑎1 𝑑1 − 𝑏1 𝑐1
−𝑐1
𝑎1 𝑑1 − 𝑏1 𝑐1
𝑎1
𝑎1 𝑑1 − 𝑏1 𝑐1
=
1 0
0 1
𝑎1 𝑑1−𝑏1 𝑐1
𝑎1 𝑑1−𝑏1 𝑐1
𝑏1 𝑑1−𝑏1 𝑑1
𝑎1 𝑑1−𝑏1 𝑐1
𝑎1 𝑐1−𝑎1 𝑐1
𝑎1 𝑑1−𝑏1 𝑐1
𝑎1 𝑑1−𝑏1 𝑐1
𝑎1 𝑑1−𝑏1 𝑐1
=
𝑎1 𝑑1−𝑏1 𝑐1
𝑎1 𝑑1−𝑏1 𝑐1
𝑎1 𝑏1−𝑎1 𝑏1
𝑎1 𝑑1−𝑏1 𝑐1
𝑐1 𝑑1−𝑐1 𝑑1
𝑎1 𝑑1−𝑏1 𝑐1
𝑎1 𝑑1−𝑏1 𝑐1
𝑎1 𝑑1−𝑏1 𝑐1
=
1 0
0 1

 (terpenuhi)
∎ jadi, 𝑀 =
𝑎 𝑏
𝑐 𝑑
: 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 ≠ 0; 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑 ∈ ℝ merupakan grup.
Akan dibuktikan apakah M merupakan grup komutatif:
20
Contoh penyangkal:
Ambil sebarang 𝑋, 𝑌 ∈ 𝐺
Pandang 𝑋 =
1 0
2 1
: 1 ≠ 0; 1,0,2 ∈ ℝ
𝑌 =
1 2
0 1
: 1 ≠ 0; 1,0,2 ∈ ℝ
𝑋𝑌 =
1 0
2 1
1 2
0 1
=
1 2
2 5

 (i)
𝑌𝑋 =
1 2
0 1
1 0
2 1
=
5 2
2 1

 (ii)
Dari (i) dan (ii) diperoleh bahwa 𝑋𝑌 ≠ 𝑌𝑋,
∎ jadi, 𝑀 =
𝑎 𝑏
𝑐 𝑑
: 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 ≠ 0; 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑 ∈ ℝ bukan grup komutatif. ∎
15. Misalkan â„€ himpunan bilangan bulat dengan operasi * yang didefenisikan
𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑎 + 𝑏 + 1 ∀𝑎, 𝑏 ∈ â„€ . apakah (G,*) membentuk grup?
Bukti:
(i) Tidak Kosong
G ≠ ∅ sebab ∃ 2 ∈ G 
 (terpenuhi)
(ii) Sifat tertutup
∀ 𝑎, 𝑏, ∈ 𝐺 berlaku 𝑎 ∗ 𝑏 ∈ 𝐺
Ambil sebarang 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 maka berlaku (𝑎 + 𝑏 + 1 ) ∈ 𝐺 
 (terpenuhi)
(iii) Sfat Assosiatif,
∀𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝐺 berlaku 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 = 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐
Ambil sebarang 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝐺
Perhatikan bahwa:
𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 = 𝑎 ∗ 𝑏 + 𝑐 + 1
= 𝑎 + 𝑏 + 𝑐 + 1 + 1
= 𝑎 + 𝑏 + 1 + 𝑐 + 1
= 𝑎 + 𝑏 + 1 ∗ 𝑐
= 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 
 (terpenuhi)
21
(iv) Unsur Identitas
∀𝑎 ∈ 𝐺 ∃𝑒 ∈ 𝐺 ∋ 𝑒 ∗ 𝑎 = 𝑎 ∗ 𝑒 = 𝑎
Perhatikan bahwa:
𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑏 ∗ 𝑎 = 𝑏
𝑎 + 𝑏 + 1 = 𝑏 + 𝑎 + 1 = 𝑏
𝑎 = 𝑎 = 𝑏 − (𝑏 + 1)
𝑎 = −1 ∈ 𝐺
Sehingga 𝑒 = 1 ∈ 𝐺 [e=identitas] 
 (terpenuhi)
(v) Unsur Invers
∀𝑎 ∈ 𝐺 ∃𝑎−1
∈ 𝐺 ∋ 𝑎−1
∗ 𝑎 = 𝑎 ∗ 𝑎−1
= 𝑒
perhatikan bahwa:
𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑏 ∗ 𝑎 = −1
𝑎 + 𝑏 + 1 = 𝑏 + 𝑎 + 1 = −1
𝑎 = 𝑎 = −1 − (𝑏 + 1)
𝑎 = −2 + 𝑏 ∈ G 
 (terpenuhi)
∎ jadi, 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑎 + 𝑏 + 1 ∀𝑎, 𝑏 ∈ â„€ merupakan grup. ∎
16. Misalkan ℚ{1} dengan operasi * yang didefenisikan 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑎 + 𝑏 −
𝑎𝑏 ∀𝑎, 𝑏 ∈ ℚ{1}. Apakah ℚ{1},*) membentuk grup?
Bukti:
(i) Tidak Kosong
ℚ{1} ≠ ∅ sebab ∃ 2 ∈ G 
 (terpenuhi)
(ii) Sifat tertutup
∀ 𝑎, 𝑏, ∈ 𝐺 berlaku 𝑎 ∗ 𝑏 ∈ ℚ{1}
Ambil sebarang 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 maka berlaku 𝑎 + 𝑏 − 𝑎𝑏 ∈ ℚ{1} 

(terpenuhi)
(iii) Sfat Assosiatif,
∀𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ ℚ{1} berlaku 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 = 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐
22
Ambil sebarang 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ ℚ{1}
Perhatikan bahwa:
𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 = 𝑎 ∗ 𝑏 + 𝑐 − 𝑏𝑐
= 𝑎 + 𝑏 + 𝑐 − 𝑏𝑐 − 𝑎 𝑏 + 𝑐 − 𝑏𝑐
= 𝑎 + 𝑏 + 𝑐 − 𝑏𝑐 − 𝑎𝑏 − 𝑎𝑐 + 𝑎𝑏𝑐
= 𝑎 + 𝑏 − 𝑎𝑏 + 𝑐 − 𝑎𝑐 − 𝑏𝑐 + 𝑎𝑏𝑐
= 𝑎 + 𝑏 − 𝑎𝑏 + 𝑐 − 𝑐 𝑎 + 𝑏 − 𝑎𝑏
= 𝑎 + 𝑏 − 𝑎𝑏 ∗ 𝑐
= 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 
 (terpenuhi)
(iv) Unsur Identitas
∀𝑎 ∈ 𝐺 ∃𝑒 ∈ ℚ{1} ∋ 𝑒 ∗ 𝑎 = 𝑎 ∗ 𝑒 = 𝑎
Perhatikan bahwa:
𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑏 ∗ 𝑎 = 𝑏 ⇒ 𝑎 + 𝑏 − 𝑎𝑏 = 𝑏 + 𝑎 − 𝑎𝑏 = 𝑏
⇒ 𝑎 − 𝑎𝑏 = 𝑎 − 𝑎𝑏 = 𝑏 − 𝑏
⇒ 𝑎(1 − 𝑏) = 𝑎(1 − 𝑏) = 0
⇒ 𝑎 = 𝑎 = 0
⇒ 𝑎 = 0 ∈ ℚ{1}
Sehingga 𝑒 = 0 ∈ 𝐺 [e=identitas] 
 (terpenuhi)
(v) Unsur Invers
∀𝑎 ∈ ℚ{1} ∃𝑎−1
∈ ℚ{1} ∋ 𝑎−1
∗ 𝑎 = 𝑎 ∗ 𝑎−1
= 𝑒
perhatikan bahwa:
𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑏 ∗ 𝑎 = 0 ⇒ 𝑎 + 𝑏 − 𝑎𝑏 = 𝑏 + 𝑎 − 𝑏𝑎 = 0
⇒ 𝑎 − 𝑎𝑏 = 𝑎 − 𝑎𝑏 = −𝑏
⇒ 𝑎 1 − 𝑏 = 𝑎 1 − 𝑏 = −𝑏
⇒ 𝑎 =
−𝑏
1−𝑏
∈ ℚ{1} 
 (terpenuhi)
∎ jadi, 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑎 + 𝑏 − 𝑎𝑏 ∀𝑎, 𝑏 ∈ ℚ{1} merupakan grup. ∎
23
17. Misalkan G grup dengan e unsur identitas di G dengan 𝑊−1
𝑥−1
𝑊𝑥 = 𝑒,
buktikan G merupakan grup komutatif! (Soal UTS)
Bukti:
Misalkan G grup dan 𝑒 ∈ 𝐺, [e=identitas]
Akan dibuktikan G komutatif dengan cara menunjukkan 𝑥𝑊 = 𝑊𝑥
Perhatikan bahwa:
𝑊−1
𝑥−1
𝑊𝑥 = 𝑒 ⇒ 𝑊−1
𝑥−1
𝑊𝑥 = 𝑒 [e=identitas]
⇒ (𝑊−1
𝑥−1
)(𝑊𝑥) = 𝑒 [assosiatif]
⇒ (𝑥𝑊)−1
(𝑊𝑥) = 𝑒 [(𝑥𝑊)−1
= 𝑊−1
𝑥−1
, sifat grup]
⇒ (𝑥𝑊)(𝑥𝑊)−1
(𝑊𝑥) = 𝑥𝑊 𝑒 [kalikan kedua ruas dengan 𝑥𝑊 ]
⇒ { 𝑥𝑊 𝑥𝑊 −1
}(𝑊𝑥) = 𝑥𝑊 [assosiatif, 𝑥𝑊 𝑒 = 𝑥𝑊]
⇒ 𝑒(𝑊𝑥) = 𝑥𝑊 [ 𝑥𝑊 𝑥𝑊 −1
= 𝑒]
⇒ 𝑊𝑥 = 𝑥𝑊 [𝑒(𝑊𝑥) = 𝑊𝑥]
∎ jadi, grup G dengan 𝑊−1
𝑥−1
𝑊𝑥 = 𝑒 [e=identitas] merupakan grup
komutatif. ∎
18. Misalkan M adalah himpunan matriks real 2x2 yang tak singular,
didefenisikan operasi M adalah 𝐎 ∗ 𝐵 = 𝐎𝐜𝐵, ∀𝐎, 𝐵 ∈ 𝑀, dengan
𝐜 =
1 0
0 −1
, periksa apakah (M,*) membentuk grup? (Soal UTS)
Bukti:
(i) Tidak Kosong
M ≠ ∅ sebab ∃
1 0
0 1
: 0, 1 ∈ ℝ ∈ M 
 (terpenuhi)
(ii) Sifat tertutup
∀ 𝑋, 𝑌 ∈ 𝑀 berlaku 𝑋 ∗ 𝑌 ∈ 𝑀
Ambil sebarang 𝑋, 𝑌 ∈ 𝑀
Pandang 𝑋 =
𝑎1 𝑏1
𝑐1 𝑑1
: 𝑎1 𝑑1 − 𝑏1 𝑐1 ∈ ℝ; 𝑎1, 𝑏1, 𝑐1, 𝑑1 ∈ ℝ
24
𝑌 =
𝑎2 𝑏2
𝑐2 𝑑2
: 𝑎2 𝑑2 − 𝑏2 𝑐2 ∈ ℝ; 𝑎2, 𝑏2, 𝑐2, 𝑑2 ∈ ℝ
perhatikan bahwa
X*Y=
𝑎1 𝑏1
𝑐1 𝑑1
∗
𝑎2 𝑏2
𝑐2 𝑑2
=
𝑎1 𝑏1
𝑐1 𝑑1
1 0
0 1
𝑎2 𝑏2
𝑐2 𝑑2
digunakan teorema 𝐝𝐞𝐭 𝑚𝑩 = 𝐝𝐞𝐭 𝑚 𝐝𝐞𝐭⁡(𝑩)
diketahui det⁡(𝑋) ∈ ℝ, det⁡(𝑌) ∈ ℝ serta det 𝐜 = −1 ∈ ℝ maka
det 𝑋𝐜𝑌 = det⁡(𝑋) det 𝐜 det⁡(𝑌) ∈ ℝ 
 (terpenuhi)
(iii) Sfat Assosiatif,
∀𝑋, 𝑌, 𝑍 ∈ 𝐺 berlaku 𝑋 ∗ 𝑌 ∗ 𝑍 = 𝑋 ∗ 𝑌 ∗ 𝑍
Ambil sebarang 𝑋, 𝑌, 𝑍 ∈ 𝑀
Perhatikan bahwa:
𝑋 ∗ 𝑌 ∗ 𝑍 = 𝑋 ∗ (𝑌𝐜𝑍)
= 𝑋𝐜(𝑌𝐜𝑍)
= (𝑋𝐜𝑌)𝐜𝑍
= (𝑋 ∗ 𝑌)𝐜𝑍
= 𝑋 ∗ 𝑌 ∗ 𝑍 
 (terpenuhi)
(iv) Unsur Identitas
∀𝑋 ∈ 𝐺 ∃𝐞 ∈ 𝐺 ∋ 𝐞 ∗ 𝑋 = 𝑋 ∗ 𝐞 = 𝑋
Ambil sebarang 𝑋, 𝑌 ∈ 𝐺
Perhatikan bahwa:
𝑋 ∗ 𝑌 = 𝑋 ⇒ 𝑋𝐜𝑌 = 𝑋
⇒ (𝑋𝐜)−1
𝑋𝐜𝑌 = (𝑋𝐜)−1
𝑋 [Kalikan (𝑋𝐜)−1
pada kedua ruas]
⇒ { 𝑋𝐜 −1
(𝑋𝐜)}𝑌 = (𝑋𝐜)−1
𝑋 [assosiatif]
⇒ 𝑌 = 𝐜−1
𝑋−1
𝑋 [ 𝑋𝐜 −1
𝑋𝐜 = 𝐞
𝐞 = 𝑚𝑎𝑡𝑟𝑖𝑘𝑠 𝑖𝑑𝑒𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠 serta (𝑋𝐜)−1
= 𝐜−1
𝑋−1
]
⇒ 𝑌 = 𝐜−1
(𝑋−1
𝑋) [assosiatif]
25
⇒ 𝑌 = 𝐜−1
E [𝑋−1
𝑋 = 𝐞 𝐞 = 𝑚𝑎𝑡𝑟𝑖𝑘𝑠 𝑖𝑑𝑒𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠 ]
⇒ 𝑌 = 𝐜−1
[𝐜−1
E=𝐜−1
]
⇒ 𝑌 = 𝐜−1
= 𝐜
Perhatikan 𝐜−1
= 𝐜:
Dketahui: 𝐜 =
1 0
0 −1
𝐜−1
=
1
det⁡(𝐜)
𝑎𝑑𝑗𝐜
=
1
−1
−1 0
0 1
=
1 0
0 −1
= 𝐜
Sehingga unsur identitasnya adalah 𝐜−1
= 𝐜 
(terpenuhi)
(v) Unsur Invers
∀𝑋 ∈ 𝐺 ∃𝑋−1
∈ 𝐺 ∋ 𝑋−1
∗ 𝑋 = 𝑋 ∗ 𝑋−1
= 𝐞
Ambil sebarang 𝑋, 𝑌 ∈ 𝐺
Perhatikan bahwa:
𝑋 ∗ 𝑌 = 𝐜 ⇒ 𝑋𝐜𝑌 = 𝐜
⇒ (𝑋𝐜)𝑌 = 𝐜 [Assosiatif]
⇒ (𝑋𝐜)−1
(𝑋𝐜)𝑌 = (𝑋𝐜)−1
𝐜 [kalikan (𝑋𝐜)−1
kedua ruas]
⇒ { 𝑋𝐜 −1
(𝑋𝐜)}𝑌 = 𝐜−1
𝑋−1
𝐜 [Assosiatif, (𝑋𝐜)−1
= 𝐜−1
𝑋−1
]
⇒ 𝐞𝑌 = 𝐜−1
𝑋−1
𝐜 [ 𝑋𝐜 −1
𝑋𝐜 = 𝐞]
[𝐞 = 𝑚𝑎𝑡𝑟𝑖𝑘𝑠 𝑖𝑑𝑒𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠]
⇒ 𝑌 = 𝐜−1
𝑋−1
𝐜 [𝐞𝑌 = 𝑌] 
(terpenuhi)
∎ jadi, M dengan defenisi 𝐎 ∗ 𝐵 = 𝐎𝐜𝐵, ∀𝐎, 𝐵 ∈ 𝑀, dengan 𝐜 =
1 0
0 −1
merupakan grup. ∎
26
19. Misalkan ℚ+
himpunan bilangan rasional positif dengan defenisi operasi
𝑎 ∗ 𝑏 =
𝑎𝑏
2
, ∀𝑎, 𝑏 ∈ ℚ+
, apakah (ℚ+
,∗) membentuk grup, jika tidak berikan
contoh penyangkal! (Soal UTS)
Bukti:
(i) Tidak Kosong
ℚ+
≠ ∅ sebab ∃ 2 ∈ ℚ+

 (terpenuhi)
(ii) Sifat tertutup
∀ 𝑎, 𝑏 ∈ ℚ+
berlaku 𝑎 ∗ 𝑏 ∈ ℚ+
Ambil sebarang 𝑎, 𝑏 ∈ ℚ+
maka berlaku
𝑎𝑏
2
∈ ℚ+

 (terpenuhi)
(iii) Sfat Assosiatif,
∀𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝐺 berlaku 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 = 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐
Ambil sebarang 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝐺
Perhatikan bahwa:
𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 = 𝑎 ∗
𝑏𝑐
2
=
𝑎
𝑏𝑐
2
2
=
𝑎𝑏𝑐
2
2
=
𝑎𝑏
2
𝑐
2
=
𝑎𝑏
2
∗ 𝑐
= 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 
 (terpenuhi)
(iv) Unsur Identitas
∀𝑎 ∈ 𝐺 ∃𝑒 ∈ 𝐺 ∋ 𝑒 ∗ 𝑎 = 𝑎 ∗ 𝑒 = 𝑎
Perhatikan bahwa:
𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑏 ∗ 𝑎 = 𝑏
27
𝑎𝑏
2
=
𝑏𝑎
2
= 𝑏
𝑎𝑏 = 𝑎𝑏 = 2𝑏
𝑎 =
2𝑏
𝑏
𝑎 = 2
Sehingga 𝑒 = 2 ∈ ℚ+
[e=identitas] 
 (terpenuhi)
(v) Unsur Invers
∀𝑎 ∈ 𝐺 ∃𝑎−1
∈ 𝐺 ∋ 𝑎−1
∗ 𝑎 = 𝑎 ∗ 𝑎−1
= 𝑒
perhatikan bahwa:
𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑏 ∗ 𝑎 = 2
𝑎𝑏
2
=
𝑏𝑎
2
= 2
𝑎𝑏 = 𝑏𝑎 = 4
𝑎 =
𝑏
4
∈ ℚ+

 (terpenuhi)
∮ jadi, ℚ+
himpunan bilangan rasional positif dengan defenisi operasi
𝑎 ∗ 𝑏 =
𝑎𝑏
2
, ∀𝑎, 𝑏 ∈ ℚ+
adalah Grup. ∎
20. Misalkan 𝐺 = â„€ 𝑥 â„€ = {(𝑎, 𝑏) ∣ 𝑎, 𝑏 ∈ â„€} didefenisikan operasi biner * pada
G, yaitu ∀ 𝑎, 𝑏 , (𝑐, 𝑑) ∈ 𝐺 berlaku 𝑎, 𝑏 ∗ 𝑐, 𝑑 = (𝑎 + 𝑐, 𝑏 + 𝑑), Apakah G
merupakan grup terhadap operasi *?
Bukti:
(i) Tidak Kosong
𝐺 ≠ ∅ sebab ∃ {(1, 2) ∣ 1,2 ∈ â„€} ∈ 𝐺 
 (terpenuhi)
(ii) Sifat tertutup
∀ 𝑥, 𝑊 ∈ 𝐺 berlaku 𝑥 ∗ 𝑊 ∈ 𝐺
Ambil sebarang 𝑎, 𝑏 , (𝑐, 𝑑) ∈ 𝐺 maka berlaku (𝑎 + 𝑐, 𝑏 + 𝑑) ∈ 𝐺 

(terpenuhi)
28
(iii) Sfat Assosiatif,
∀𝑥, 𝑊, 𝑧 ∈ 𝐺 berlaku 𝑥 ∗ 𝑊 ∗ 𝑧 = 𝑥 ∗ 𝑊 ∗ 𝑧
Ambil sebarang 𝑥, 𝑊, 𝑧 ∈ 𝐺
Pandang: 𝑥 = 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺
𝑊 = 𝑐, 𝑑 ∈ 𝐺
𝑧 = 𝑒, 𝑓 ∈ 𝐺
Perhatikan bahwa:
𝑥 ∗ 𝑊 ∗ 𝑧 = 𝑥 ∗ { 𝑐, 𝑑 ∗ 𝑒, 𝑓 }
= 𝑥 ∗ (𝑐 + 𝑒, 𝑑 + 𝑓)
= (𝑎, 𝑏) ∗ (𝑐 + 𝑒, 𝑑 + 𝑓)
= (𝑎 + 𝑐 + 𝑒, 𝑏 + 𝑑 + 𝑓)
= 𝑎 + 𝑐, 𝑏 + 𝑑 ∗ (𝑒, 𝑓)
= 𝑎 + 𝑐, 𝑏 + 𝑑 ∗ 𝑧
= 𝑎, 𝑏 ∗ 𝑐, 𝑑 ∗ 𝑧
= 𝑥 ∗ 𝑊 ∗ 𝑧 
 (terpenuhi)
(iv) Unsur Identitas
∀𝑥 ∈ 𝐺 ∃𝑒 ∈ 𝐺 ∋ 𝑒 ∗ 𝑥 = 𝑥 ∗ 𝑒 = 𝑥
Ambil sebarang 𝑥, 𝑊, 𝐺
Pandang: 𝑥 = 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺
𝑊 = 𝑐, 𝑑 ∈ 𝐺
Perhatikan bahwa:
𝑥 ∗ 𝑊 = 𝑊 ∗ 𝑥 = 𝑊
𝑎, 𝑏 ∗ 𝑐, 𝑑 = 𝑐, 𝑑 ∗ 𝑎, 𝑏 = (𝑐, 𝑑)
𝑎 + 𝑐, 𝑏 + 𝑑 = 𝑐 + 𝑎, 𝑑 + 𝑏 = (𝑐 , 𝑑)
𝑎, 𝑏 = 𝑎, 𝑏 = (0,0)
𝑥 = (0,0)
Sehingga 𝑒 = (0,0) ∈ 𝐺 [e=identitas] 
 (terpenuhi)
29
(v) Unsur Invers
∀𝑥 ∈ 𝐺 ∃𝑥−1
∈ 𝐺 ∋ 𝑥−1
∗ 𝑥 = 𝑥 ∗ 𝑥−1
= 𝑒
Ambil sebarang 𝑥, 𝑊, 𝐺
Pandang: 𝑥 = 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺
𝑊 = 𝑐, 𝑑 ∈ 𝐺
Perhatikan bahwa:
𝑥 ∗ 𝑊 = 𝑊 ∗ 𝑥 = 𝑒
𝑎, 𝑏 ∗ 𝑐, 𝑑 = 𝑐, 𝑑 ∗ 𝑎, 𝑏 = (0,0)
𝑎 + 𝑐, 𝑏 + 𝑑 = 𝑐 + 𝑎, 𝑑 + 𝑏 = (0 ,0)
𝑎, 𝑏 = 𝑎, 𝑏 = (−𝑐, −𝑑)
𝑥 = (−𝑐, −𝑑) ∈ 𝐺 
 (terpenuhi)
∎ jadi, 𝐺 adalah Grup. ∎
21. Misalkan G = {-1, 1}. Tunjukan bahwa G adalah suatu grup abel terhadap
perkalian biasa (G, ×).
Bukti:
Daftar Cayley G = {-1, 1} terhadap (G, ×) sebagai berikut:
x 1 -1
1 1 -1
-1 -1 1
(i) Tidak Kosong
𝐺 ≠ ∅ sebab ∃ 1 ∈ 𝐺 
 (terpenuhi)
(ii) Sifat tertutup
∀ 𝑥, 𝑊 ∈ 𝐺 berlaku 𝑥 ∗ 𝑊 ∈ 𝐺
Perhatikan tebel diatas G tertutup terhadap operasi perkalian biasa
sebab:
-1 × -1 = 1 ∈ G -1 × 1 = -1 ∈ G
1 × -1 = -1 ∈ G 1 × 1 = 1 ∈ G
30
(iii) Sfat Assosiatif,
∀𝑥, 𝑊, 𝑧 ∈ 𝐺 berlaku 𝑥 ∗ 𝑊 ∗ 𝑧 = 𝑥 ∗ 𝑊 ∗ 𝑧
Ambil sebarang 𝑥, 𝑊, 𝑧 ∈ 𝐺
𝑥 ∗ 𝑊 ∗ 𝑧 = 𝑥 ∗ (𝑊 × 𝑧)
= 𝑥 × 𝑊 × 𝑧
= (𝑥 × 𝑊) × 𝑧
= 𝑥 × 𝑊 ∗ 𝑧
= 𝑥 ∗ 𝑊 ∗ 𝑧 
 (terpenuhi)
(iv) Unsur Identitas
∀𝑥 ∈ 𝐺 ∃𝑒 ∈ 𝐺 ∋ 𝑒 ∗ 𝑥 = 𝑥 ∗ 𝑒 = 𝑥
Ambil sebarang 𝑥, 𝑊 ∈ 𝐺
Perhatikan bahwa:
𝑥 ∗ 𝑊 = 𝑊 ∗ 𝑥 = 𝑥
𝑥 × 𝑊 = 𝑊 × 𝑥 = 𝑥
𝑊 = 𝑊 = 1
Sehingga 𝑒 = 1 ∈ 𝐺 [e=identitas] 
 (terpenuhi)
(v) Unsur Invers
∀𝑥 ∈ 𝐺 ∃𝑥−1
∈ 𝐺 ∋ 𝑥−1
∗ 𝑥 = 𝑥 ∗ 𝑥−1
= 𝑒
Perhatikan kembali tebel diatas (1) adalah invers di G sebab:
Ambil 1 ∈ 𝐺 Diketahui 𝑒 = 1 maka
1 × 1 = 1
Perhatikan kembali tebel diatas (-1) adalah invers di G sebab:
Ambil −1 ∈ 𝐺 Diketahui 𝑒 = 1 maka
−1 × (−1) = 1
⧉ Sehingga 1, −1 ∈ 𝐺 masing-masing invers di G 
 (terpenuhi)
∎ jadi, G = {-1, 1} merupakan grup terhadap (G, ×). ∎
***
31
GRUP SIKLIK
∀𝑎 ∈ 𝐺, 𝑜 𝑎 ≠ ~
∀𝑎 ∈ 𝐺, 𝑎 ≠ 𝑒, 𝑜 𝑎 = ~
∃ 𝑏 ≠ 𝑒, ∋ 𝑜 𝑏 ≠ ~
Tingkat & Orde
Defenisi Pangkat: Misalkan G grup dan 𝑎 ∈ 𝐺, didefenisikan 𝑎1
=
𝑎; 𝑎 𝑛+1
= an
= a . ■
Order dari anggota grup: misalkan 𝐺 grup, 𝑎 ∈ 𝐺 dan 𝑒 unsur identitas di
𝐺. jika 𝑃 = {𝑛 ∈ 𝑁; 𝑎 𝑛
= 𝑒} ≠ ∅, maka tingkat (order) dari a adalah
minimum {n∈ 𝑁; an
= 𝑒}. ■
Notasi 𝑜 𝑎 = 𝑛; 𝑜 𝑒 = 1. ■
Catatan:
1. Order dari 𝑎 ∈ 𝐺 adalah bilangan bulat positif terkecil m sehingga
𝑎 𝑚
= 𝑒, e adalah identitas di G
2. Jika m bilangan bulat positif sehingga 𝑎 𝑚
= 𝑒 dinotasikan 𝑜 𝑎 = 𝑚
3. Jika tidak terdapat m bilangan bulat positif terkecil sedemikian
sehingga 𝑎 𝑚
= 𝑒, maka 𝑜 𝑚 = 0 𝑎𝑡𝑎𝑢 0 𝑚 = ~
4. Untuk G grup sebarang dan e identitas di G, mempunyai order satu
𝑜 𝑒 = 1.
Suatu grup G disebut:
 Periodik (berkala)
 Aperiodik
 Campuran
∃ 𝑎 ∈ 𝐺, 𝑜 𝑎 = ~ dan
32
1. Misalkan 𝐺 = {1, −1, 𝑖, −𝑖} dengan 𝑖 menyatakan imaginer, tunjukkan bahwa
(𝐺, 𝑥) merupakan periodik, 𝑖2
= −1.
Bukti:
𝐺 = {1, −1, 𝑖, −𝑖} dengan identitas 𝑒 = 1
1 𝑛
= 1 ⟹ 11
= 1 ⟹ 𝑜 1 = 1
(−1) 𝑛
= 1 ⟹ (−1)2
= 1 ⟹ 𝑜 −1 = 2
𝑖 𝑛
= 1 ⟹ 𝑖4
= 1 ⟹ 𝑜 𝑖 = 4
(−𝑖) 𝑛
= 1 ⟹ (−𝑖)4
= 1 ⟹ 𝑜 −𝑖 = 4
∎ Jadi, 𝑜 𝑎 ≠ ~ sehingga merupakan grup periodik . ∎
2. (Q{0}, ×) adalah grup dengan identitas 1, tunjukkan (Q{0}, ×) merupakan
grup campuran!
Bukti:
Diketahui unsur identitas dari (Q{0}, ×) adalah 𝑒 = 1
Grup Siklik
Defenisi Siklik: Misalkan G adalah grup, dan â„€ = {x | x bilangan bulat}. G
disebut grup siklik jika ada g ∈ G sedemikian sehingga G = {gn | n ∈ â„€}.
Elemen g pada G disebut generator dari grup siklik tersebut. ■
Defenisi Grup Siklik Terhadap Perkalian: Grup (G, .) disebut siklik, ∃ 𝑎 ∈ 𝐺
∋ G ={an | n ∈ â„€ }. Elemen a disebut generator dari grup siklik tersebut. ■
Defenisi Grup Siklik Terhadap Penjumlahan: Grup (G, +) disebut siklik,
∃ 𝑎 ∈ 𝐺 ∋ G ={na | n ∈ â„€ }. Elemen a disebut generator dari grup siklik
tersebut. ■
Dalam hal 𝑎 ∈ 𝐺 yang membentuk grup siklik G, a disebut generator/
monogenic dari G dan ditulis 𝑎 . ■
33
Untuk menunjukkan (Q{0}, ×) merupakan grup campuran maka perlu
ditunjukkan dua syarat dipenuhi yaitu sebagai berikut:
a. ∃ 𝑎 ∈ 𝐺, 𝑜 𝑎 = ~ dan
Ambil 2 ∈ (Q{0}, ×) ⟹ 2 𝑛
= 1 ⟹ 20
= 1 ⟹ 𝑜 2 = ~
b. ∃ 𝑏 ≠ 𝑒, ∋ 𝑜 𝑏 ≠ ~
Ambil −1 ∈ (Q{0}, ×) ⟹ (−1) 𝑛
= 1 ⟹ (−1)2
= 1 ⟹ 𝑜 −1 = 2
∎ Jadi, (Q{0}, ×) merupakan grup campuran . ∎
3. Misalkan Q+ adalah bilangan rasional positif tunjukkan grup (Q+,×)
merupakan grup aperiodik.
Bukti:
Misalkan grup (Q+,×), unsur identitasnya adalah 1
∀𝑚 ∈ 𝐐+
dengan 𝑚 ≠ 1
⋮
(2) 𝑛
= 1 ⟹ 20
= 1 ⟹ 𝑜 2 = ~
⋮
(𝑚) 𝑛
= 1 ⟹ 𝑚0
= 1 ⟹ 𝑜 𝑚 = ~
∎ Jadi, (Q+,×) merupakan grup aperiodik . ∎
4. Misalkan M(ℝ) =
𝑎 𝑏
𝑐 𝑑
, 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑 ∈ ℝ , pandang M2 ℝ = {x; x ∈
M ℝ , x ≠ 0 membentuk grup dengan (M2 ℝ ,×). Tunjukkan (M2 ℝ ,×)
adalah grup campuran!
Bukti:
Unsur identitas dari (M2 ℝ ,×) =
1 0
0 1
Ambil sebarang A2 ℝ ∈ M2 ℝ
Pandang (A2 ℝ ,×) =
−1 0
0 −1
Perhatikan bahwa:
34
(A2 ℝ ) 𝑛
=
1 0
0 1
⟹ (A2 ℝ )2
=
−1 0
0 −1
−1 0
0 −1
=
1 0
0 1
⟹ 𝑜 A2 ℝ = 2
Ambil sebarang B2 ℝ ∈ M2 ℝ
Pandang (B2 ℝ ,×) =
2 0
0 2
Perhatikan bahwa:
(B2 ℝ ) 𝑛
=
1 0
0 1
⟹ ∄(B2 ℝ ) 𝑛
=
1 0
0 1
⟹ 𝑜 B2 ℝ = ~
∎ Jadi, (M2 ℝ , ×) merupakan grup campuran . ∎
5. Misalkan G himpunan bilangan bulat modulo empat yaitu G = {0, 1, 2, 3},
pandang grup (G, +4), tunjukkan G merupakan grup siklik!
Bukti:
Misalkan (G, +4) adalah grup
Akan ditunjukkan G membentuk grup siklik
Perhatikan bahwa:
a. 0 = {𝑛 0 ; 𝑛 ∈ â„€},
0 ∈ 𝐺
0 = {0}
b. 1 = {𝑛 1 ; 𝑛 ∈ â„€},
1 ∈ 𝐺
1+41 = 0.4 + 2 = 2 atau 2 𝑚𝑜𝑑 4 = 2 ∈ 𝐺
1+41+41 = 0.4 + 3 = 3 atau 3 𝑚𝑜𝑑 4 = 3 ∈ 𝐺
1+41+41+41 = 1.4 + 0 = 0 atau 4 𝑚𝑜𝑑 4 = 0 ∈ 𝐺
1 = {0, 1, 2, 3}
c. 2 = {𝑛 2 ; 𝑛 ∈ â„€},
2 ∈ 𝐺
2+42 = 1.4 + 0 = 0 atau 4 𝑚𝑜𝑑 4 = 0 ∈ 𝐺
2 = {0, 2}
35
d. 3 = {𝑛 3 ; 𝑛 ∈ â„€},
3 ∈ 𝐺
3+43 = 1.4 + 2 = 2 atau 6 𝑚𝑜𝑑 4 = 2 ∈ 𝐺
3+43+43 = 2.4 + 1 = 1 atau 9 𝑚𝑜𝑑 4 = 3 ∈ 𝐺
3+43+43+43 = 3.4 + 0 = 0 atau 12 𝑚𝑜𝑑 4 = 0 ∈ 𝐺
3 = {0, 1, 2, 3}
∮ Jadi, G merupakan grup siklik dengan generator 1 = 3 = {0, 1, 2, 3} . ∎
6. Diketahui matriks 𝑀 =
1 0
0 1
,
−1 0
0 −1
,
0 1
−1 0
,
0 −1
1 0
, (𝑀,×)
adalah sebuah grup, apakah M merupakan grup siklik?
Bukti:
Diketahui (𝑀,×) adalah sebuah grup
Misalkan
𝐎 =
1 0
0 1
, 𝐵 =
−1 0
0 −1
, 𝐶 =
0 1
−1 0
𝑑𝑎𝑛 𝐷 =
0 −1
1 0
Perhatikan tabel dibawah ini:
× A B C D
A A B C D
B B A D C
C C D B A
D D C A B
Dari tabel diperoleh bahwa identitas di M yaitu A
Akan ditunjukkan G membentuk grup siklik, Perhatikan bahwa:
a. 𝐎 = { 𝐎 𝑛
; 𝑛 ∈ â„€}
𝐎 ∈ 𝑀
𝐎 = {A}
b. 𝐵 = { 𝐵 𝑛
; 𝑛 ∈ â„€}
𝐵 ∈ 𝑀
36
𝐵2
= 𝐎 ∈ 𝑀 [Perhatikan tabel]
𝐵 = {A, B}
c. 𝐶 = { 𝐶 𝑛
; 𝑛 ∈ â„€}
𝐶 ∈ 𝑀
𝐶2
= 𝐵 ∈ 𝑀 [Perhatikan tabel]
𝐶3
= (𝐶2
) 𝐶 = 𝐵𝐶 = 𝐷 ∈ 𝑀 [Perhatikan tabel]
𝐶4
= (𝐶3
) 𝐶 = 𝐷𝐶 = 𝐎 ∈ 𝑀 [Telah diperoleh 𝐶3
= 𝐷, perhatikan
tabel]
𝐶 = {A, B, C, D}
d. 𝐷 = { 𝐷 𝑛
; 𝑛 ∈ â„€}
𝐷 ∈ 𝑀
𝐷2
= 𝐵 ∈ 𝑀 [Perhatikan tabel]
𝐷3
= (𝐷2
) 𝐷 = 𝐵𝐷 = 𝐶 ∈ 𝑀 [Perhatikan tabel]
𝐷4
= (𝐷3
) 𝐷 = 𝐶𝐷 = 𝐎 ∈ 𝑀 [Telah diperoleh 𝐶3
= 𝐷, perhatikan
tabel]
𝐷 = {A, B, C, D}
∎ Jadi, jadi M merupakan grup siklik dengan generator 𝐶 = 𝐷 =
{A, B, C, D} . ∎
7. Misalkan G himpunan bilangan bulat modulo empat yaitu G =
{0, 1, 2, 3, 4, 5}, pandang grup (G, +6), tunjukkan G merupakan grup siklik!
Bukti:
Misalkan (G, +6) adalah grup
Akan ditunjukkan G membentuk grup siklik
Perhatikan bahwa:
a. 0 = {𝑛 0 ; 𝑛 ∈ â„€},
0 ∈ 𝐺
0 = {0}
37
b. 1 = {𝑛 1 ; 𝑛 ∈ â„€},
1 ∈ 𝐺
1+61 = 0.6 + 2 = 2 atau 2 𝑚𝑜𝑑 6 = 2 ∈ 𝐺
1+61+61 = 0.6 + 3 = 3 atau 3 𝑚𝑜𝑑 6 = 3 ∈ 𝐺
1+61+61+61 = 0.6 + 4 = 4 atau 4 𝑚𝑜𝑑 6 = 4 ∈ 𝐺
1+61+61+61+61 = 0.6 + 5 = 5 atau 5 𝑚𝑜𝑑 6 = 5 ∈ 𝐺
1+61+61+61+61+61 = 1.6 + 0 = 0 atau 6 𝑚𝑜𝑑 6 = 0 ∈ 𝐺
1 = {0, 1, 2, 3, 4, 5}
c. 2 = {𝑛 2 ; 𝑛 ∈ â„€},
2 ∈ 𝐺
2+62 = 0.6 + 4 = 4 atau 4 𝑚𝑜𝑑 6 = 4 ∈ 𝐺
2+62+62 = 1.6 + 0 = 0 atau 6 𝑚𝑜𝑑 6 = 0 ∈ 𝐺
2 = {0, 2, 4}
d. 3 = {𝑛 3 ; 𝑛 ∈ â„€},
3 ∈ 𝐺
3+63 = 1.6 + 0 = 0 atau 6 𝑚𝑜𝑑 6 = 0 ∈ 𝐺
3 = {0, 3}
e. 4 = {𝑛 4 ; 𝑛 ∈ â„€},
4 ∈ 𝐺
4+64 = 1.6 + 2 = 2 atau 8 𝑚𝑜𝑑 6 = 2 ∈ 𝐺
4+64+64 = 2.6 + 0 = 0 atau 12 𝑚𝑜𝑑 6 = 0 ∈ 𝐺
2 = {0, 2, 4}
f. 5 = {𝑛 5 ; 𝑛 ∈ â„€},
5 ∈ 𝐺
5+65 = 1.6 + 4 = 4 atau 10 𝑚𝑜𝑑 6 = 4 ∈ 𝐺
5+65+65 = 2.6 + 3 = 3 atau 15 𝑚𝑜𝑑 6 = 3 ∈ 𝐺
5+65+65+65 = 3.6 + 2 = 2 atau 20 𝑚𝑜𝑑 6 = 2 ∈ 𝐺
5+65+65+65+65 = 4.6 + 1 = 1 atau 24 𝑚𝑜𝑑 6 = 1 ∈ 𝐺
38
5+65+65+65+65+65 = 5.6 + 0 = 0 atau 30 𝑚𝑜𝑑 6 = 0 ∈ 𝐺
5+65+65+65+65+65+65 = 5.6 + 5 = 5 atau 35 𝑚𝑜𝑑 6 = 5 ∈ 𝐺
5 = {0, 1, 2, 3, 4, 5}
∮ Jadi, G merupakan grup siklik dengan generator 1 = 5 = {0, 1, 2, 3} . ∎
8. 𝐺 = −1,1 , (𝐺,×) adalah grup, tunjukkan G membentuk grup siklik!
Bukti:
a. 1 = { 1 𝑛
; 𝑛 ∈ â„€}
= { 
 , 1 −2
, 1 −1
, 1 0
, 1 1
, 
 }
= {1}
b. −1 = { −1 𝑛
; 𝑛 ∈ â„€}
= { 
 , −1 −2
, −1 −1
, −1 0
, −1 1
, 
 }
= {1, −1}
∮ Jadi, G merupakan grup siklik dengan generator −1 = {−1,1} . ∎
9. Misalkan bilangan bulat membentuk grup dibawah operasi penjumlahan.
Buktikan bilangan bulat dengan operasi jumlah membentuk grup siklik!
Bukti:
Misalkan (â„€, +) adalah grup
Akan ditunjukkan (â„€, +) membentuk grup siklik. Perhatikan bahwa:
a. 1 = {𝑛(1); 𝑛 ∈ â„€}
= { 
 , −2 1 , −1 1 , 0 1 , 1 1 , 2(1), 
 }
= { 
 , −2, −1, 0, 1, 2 
 }
b. −1 = {𝑛(−1); 𝑛 ∈ â„€}
= { 
 , −2 −1 , −1 −1 , 0 −1 , 1 −1 , 2(−1), 
 }
= { 
 , −2, −1, 0, 1, 2 
 }
∎ Jadi, (â„€, +) merupakan grup siklik dengan generator 1 = −1 = â„€ . ∎
39
10. Misalkan 𝐺 = {1, −1, 𝑖, −𝑖} i bilangan imaginer, tunjukkan (G, x) membentuk
grup. Apakah G juga siklik
Bukti:
Misalkan (G, x) adalah grup
Akan ditunjukkan (G, x) membentuk grup siklik. Perhatikan bahwa:
a. 1 = {(1) 𝑛
; 𝑛 ∈ â„€}
= { 
 , (1)−1
, (1)0
, (1)1
, 
 }
= {1}
b. −1 = {(−1) 𝑛
; 𝑛 ∈ â„€}
= { 
 , (−1)−1
, (−1)0
, (−1)1
, 
 }
= {−1, 1}
c. 𝑖 = {(𝑖) 𝑛
; 𝑛 ∈ â„€}
= { 
 , (𝑖)0
, (𝑖)1
, (𝑖)2
, (𝑖)3

 }
= {1, 𝑖, −1, −𝑖}
Catatan: 𝑖2
= −1
𝑖3
= 𝑖2
𝑖 = −1 𝑖 = −𝑖
d. −𝑖 = {(−𝑖) 𝑛
; 𝑛 ∈ â„€}
= { 
 , (−𝑖)0
, (−𝑖)1
, (−𝑖)2
, (−𝑖)3
, 
 }
= {1, −𝑖, −1, 𝑖}
Catatan: 𝑖2
= −1
(−𝑖)3
= −𝑖 2
−𝑖 = { −1 𝑖}2
= { −1 −1 }𝑖 = 𝑖
∎ Jadi, (𝐺,×) merupakan grup siklik dengan generator 𝑖 = −𝑖 =
{1, −1, 𝑖, −𝑖} . ∎
11. Misalkan 𝐺 =< 1 > grup siklik dan 𝑡 𝑎 = 𝑛. Buktikan bahwa 𝑎 𝑚
generator
dari G untuk 1 ≀ 𝑚 ≀ 𝑛, jika dan hanya jika m dan n relatif prima?
Bukti:
Misalkan 𝐺 =< 1 > grup siklik dan 𝑡 𝑎 = 𝑛
40
Digunakan teorema 𝑚, 𝑛 = 1 ⟺ ∃𝑥, 𝑊 ∈ â„€ ∋ 𝑚𝑥 + 𝑛𝑊 = 1
⟹) bukti dari arah kiri ke kanan
𝑎 𝑚
generator dari G untuk 1 ≀ 𝑚 ≀ 𝑛, ⟹m dan n relatif prima
Karena 𝑎 generator dari G dan dan 𝑜 𝑎 = 𝑛 maka 𝑎 𝑛
= 𝑒,
Diketahui 𝑎 𝑚
generator dari G dan 𝑎 ∈ 𝐺 maka
𝑎 𝑚 𝑥
= 𝑎 ⟹ 𝑎 𝑚𝑥
= 𝑎 [teorema 𝑎 𝑝 𝑞
= 𝑎 𝑝𝑞
]
⟹ 𝑎 𝑚𝑥
𝑎−1
= 𝑎𝑎−1
[masing-masing dikali 𝑎−1
]
⟹ 𝑎 𝑚𝑥 −1
= 𝑎0
[𝑎𝑎−1
= 𝑎0
]
⟹ 𝑎 𝑚𝑥 −1
= 𝑒 [𝑎0
= 𝑒]
⟹ 𝑎 𝑚𝑥 −1
= 𝑎 𝑛
[𝑎 𝑛
= 𝑒]
Karena 𝑚𝑥 − 1 kelipatan dari n yaitu order dari 𝑎 misalkan 𝑛𝑊
sedemikian sehingga 𝑚𝑥 − 1 = 𝑛𝑊 ⟹ 𝑚𝑥 + 𝑛𝑊 = 1 (terbukti relatif
prima)
⟾) bukti dari arah kanan ke kiri
𝑚 dan 𝑛 relatif prima ⟹ 𝑎 𝑚
generator dari G untuk 1 ≀ 𝑚 ≀ 𝑛
Diketahui m dan n relatif prima maka dari teorema diperoleh
𝑚, 𝑛 = 1 ⟹ ∃𝑥, 𝑊 ∈ â„€ ∋ 𝑚𝑥 + 𝑛𝑊 = 1 sehingga:
𝑎 𝑚 𝑥
= 𝑎 𝑚𝑥
= 𝑎 𝑛𝑊 −1
= 𝑎𝑎−𝑛𝑊
= 𝑎(𝑎 𝑛
)−𝑊
= 𝑎(𝑒)−𝑊
= 𝑎
Artinya a dapat dinyatakan sebagai perpangkatan bulat dari 𝑎 𝑚
dan
karena a sebagai generator dari G, maka setiap elemen G dapat
dinyatakan sebagai perpangkatan bulat dari 𝑎 𝑚
akibatnya 𝐺 = 𝑎 𝑚
∎ Jadi, 𝑎 𝑚
generator dari G untuk 1 ≀ 𝑚 ≀ 𝑛, jika dan hanya jika m dan n
relatif prima . ∎
41
12. Buktikan bahwa jika G grup siklik terhingga dengan generator a maka
𝑜 𝐺 = 𝑡 𝑎 (𝑜 𝐺 = orde grup G, yaitu banyaknya anggota yang berada di
G.
Bukti:
Misalkan G grup hingga dan 𝑜 𝐺 = 𝑛
𝑎 ∈ 𝐺 dan 𝑡 𝑎 = 𝑛 yaitu 𝑎 𝑛
= 𝑒
Dibentuk 𝐎 = {𝑎, 𝑎2
, 
 , 𝑎 𝑛
= 𝑒}
Jelas elemen di A tidak ada yang sama, sebab jika ada yang sama sebut
𝑎 𝑝
= 𝑎 𝑞
dengan 0 < 𝑝 < 𝑞 < 𝑛 ⟹ 𝑎 𝑞−𝑝
= 𝑒 dengan 0 < 𝑝 − 𝑞 < 𝑛 hal ini
tidak mungkin terjadi sebab 𝑡 𝑎 = 𝑛; 𝑛 ∈ â„€+
𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 ∋ 𝑎 𝑛
= 𝑒 ⟹ 𝑡 𝑎 =
𝑛
∎ jadi, G grup siklik terhingga dengan generator a maka 𝑜 𝐺 = 𝑡 𝑎 . ∎
13. Buktikan bahwa jika G grup terhingga berorde n dan ada 𝑎𝜖𝐺 dengan t(a) =
n, maka G siklik.
Bukti:
Misalkan G grup terhingga dan 𝑜 𝐺 = 𝑛
𝑎𝜖𝐺 dengan t(a) = n yaitu 𝑎 𝑛
= 𝑒,
Misalkan dibentuk subgrup dari G yaitu 𝐎 = {𝑎, 𝑎2
, 𝑎3
, 
 𝑎 𝑛
= 𝑒}.
Elemen dari A tidak ada yang sama sebab jika ada yang sama, Misalnya
𝑎 𝑡
= 𝑎 𝑟
dengan 0 < 𝑟 < 𝑡 < 𝑛 maka
𝑎 𝑡−𝑟
= 𝑒 dengan 0 < 𝑡 − 𝑟 < 𝑛. Hal ini tidak mungkin,
sebab 𝑡 𝑎 = 𝑛; 𝑛 ∈ â„€+
𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 ∋ 𝑎 𝑛
= 𝑒 ⟹ 𝑡 𝑎 = 𝑛
karena A sub grup dari G dan 𝑜 𝐺 = 𝑛, maka G = A. A adalah suatu grup
siklik dengan generator a, maka demikian pula G.
∎ jadi, G grup terhingga berorde n dan ada 𝑎𝜖𝐺 dengan t(a) = n, maka G
siklik. ∎
42
14. Berapa banyakkah generator yang terdapat pada grup siklik berorde 10?
Bukti:
Untuk mencari banyaknya generator maka dapat digunakan teorema pada
soal no.11, Karena grup siklik mempunyai orde 10 dan bilangan bulat positif
mempunyai orde 10 dan bilangan bulat positif yang kurang dari 10 dan
saling prima dengan 10 adalah 1, 3, 7, 9, maka generator-generator dari
grup Siklik yang berorde 10 adalah 𝑎1
, 𝑎3
, 𝑎7
, 𝑎9
∮ banyaknya generator adalah 4. ∎
15. Buktikan Jika a suatu anggota grup G dengan o(a) = n dan e unsur identitas di G:
𝑎 𝑘
= 𝑒  𝑘 kelipatan dari n.
Bukti:
Misal 𝑎 ∈ 𝐺, G grup, 𝑒 identitas di G dan 𝑜 𝑎 = 𝑛
⟹) bukti dari arah kiri ke kanan
Akan ditunjukkan
𝑎 𝑘
= 𝑒 ⟹ 𝑘 kelipatan dari n
perhatikan bahwa:
𝑜 𝑎 = 𝑛 dan 𝑘 ∈ â„€+
∋ 𝑎 𝑘
= 𝑒 akibatnya 𝑘 ≥ 𝑛
Kasus I: 𝑘 = 𝑛 ⟹ 𝑗𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑛 ∣ 𝑘
Kasus II: 𝑘 > 𝑛
Berdasarkan algoritma pembagian ∃𝑏, 𝑟 ∈ â„€+
∋ 𝑘 = 𝑛𝑏 + 𝑟; 0 ≀ 𝑟 < 𝑛
Perhatikan bahwa:
𝑎 𝑘
= 𝑎 𝑛𝑏 +𝑟
[ 𝑘 = 𝑛𝑏 + 𝑟]
= 𝑎 𝑛𝑏
𝑎 𝑟
[teorema 𝑎 𝑝+𝑞
= 𝑎 𝑝
𝑎 𝑞
]
= (𝑎 𝑛
) 𝑏
𝑎 𝑟
[teorema 𝑎 𝑝𝑞
= (𝑎 𝑝
) 𝑞
]
= (𝑒) 𝑏
𝑎 𝑟
[𝑎 𝑛
= 𝑒]
= 𝑒 𝑎 𝑟
[(𝑒) 𝑏
= 𝑒]
= 𝑎 𝑟
[ 𝑒 𝑎 𝑟
= 𝑎 𝑟
]
43
Diperoleh 𝑎 𝑘
= 𝑎 𝑟
= 𝑒 padahal 0 ≀ 𝑟 < 𝑛 dan 𝑜 𝑎 = 𝑛 maka haruslah
𝑟 = 0 sedemikian sehingga diperoleh 𝑘 = 𝑛𝑏. Jadi, 𝑛 ∣ 𝑘
⟾) bukti dari arah kanan ke kiri
𝑘 kelipatan dari 𝑛 ⟹ 𝑎 𝑘
= 𝑒
𝑘, 𝑛 ∈ â„€+
∧ 𝑛 ∣ 𝑘 ⟹ ∃𝑏 ∈ â„€+
∋ 𝑘 = 𝑛𝑏
𝑎 𝑘
= 𝑎 𝑛𝑏
[𝑘 = 𝑛𝑏]
= (𝑎 𝑛
) 𝑏
[teorema 𝑎 𝑝𝑞
= (𝑎 𝑝
) 𝑞
]
= (𝑒) 𝑏
[𝑎 𝑛
= 𝑒]
= 𝑒 [(𝑒) 𝑏
= 𝑒]
∎ 𝑎 𝑘
= 𝑒  𝑘 kelipatan dari n. ∎
16. Jika G grup siklik maka G abelian.
Bukti:
Misalkan G grup siklik.
Karena G siklik maka 𝐺 =< 𝑎 > untuk suatu 𝑎 ∈ 𝐺.
Misalkan 𝐺 = 𝑎 𝑘
k ∈ â„€
Akan ditunjukkan bahwa 𝑥𝑊 = 𝑊𝑥 untuk setiap 𝑥, 𝑊 ∈ 𝐺.
Ambil sebarang 𝑎 ∈ 𝐺.
Karena x, y dalam G maka
𝑥 = 𝑎 𝑚
dan 𝑊 = 𝑎 𝑛
; Untuk suatu 𝑚, 𝑛 ∈ â„€, sehingga
𝑎 𝑚
𝑎 𝑛
= 𝑎 𝑚+𝑛
dan
𝑊𝑥 = 𝑎 𝑛
𝑎 𝑚
[𝑥 = 𝑎 𝑚
dan 𝑊 = 𝑎 𝑛
]
= 𝑎 𝑛+𝑚
[𝑎 𝑛
𝑎 𝑚
= 𝑎 𝑛+𝑚
]
= 𝑎 𝑚+𝑛
[sifat komutatif â„€ dibawah operasi penjumlahan]
= 𝑎 𝑚
𝑎 𝑛
[𝑎 𝑚+𝑛
= 𝑎 𝑚
𝑎 𝑛
]
= 𝑥𝑊 [𝑥 = 𝑎 𝑚
dan 𝑊 = 𝑎 𝑛
]
∮ Terbukti G grup abelian. ∎
***
44
KOMPLEKS & SUBGRUP
17. Jika 𝑋, 𝑌 𝑑𝑎𝑛 𝑍 kompleks dari grup G maka 𝑋𝑌 𝑍 = 𝑋(𝑌𝑍)
Bukti :
Untuk membuktikan 𝑋𝑌 𝑍 = 𝑋 𝑌𝑍 harus dibuktikan 𝑋𝑌 𝑍 ⊆ 𝑋 𝑌𝑍 &
𝑋𝑌 𝑍 ⊇ 𝑋 𝑌𝑍
⟹) Akan dibuktikan 𝑋𝑌 𝑍 ⊆ 𝑋 𝑌𝑍
Ambil 𝑝 ∈ XY Z , berarti 𝑝 = 𝑥𝑊 𝑧 dengan 𝑥 ∈ X, 𝑊 ∈ Y, 𝑧 ∈
Z dan 𝑥, 𝑊, 𝑧 ∈ G.
karena 𝑋, 𝑌 𝑑𝑎𝑛 𝑍 kompleks dari grup G, sehingga dipenuhi sifat
asosiatif yaitu : 𝑠 = 𝑥𝑊 𝑧 = 𝑥 𝑊𝑧 ∈ 𝑋 𝑌𝑍 .
Diperoleh ∀𝑠 ∈ 𝑋𝑌 𝑍 ⇒ 𝑠 ∈ 𝑋 𝑌𝑍
Jadi 𝑋𝑌 𝑍 ⊆ 𝑋(𝑌𝑍) 
 (i)
Pendahuluan
∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐺 grup ⟹ H Kompleks dari 𝐺 . ■
Misalkan M dan N kompleks dari grup (G,*) maka hasil kali kompleks MN
adalah himpunan m*n dengan 𝑚 ∈ 𝑀 dan 𝑛 ∈ 𝑁. Secara matematis
dinotasikan : 𝑀𝑁 = {𝑚 ∗ 𝑛 ∣ 𝑚 ∈ 𝑀 dan 𝑛 ∈ 𝑁}. ■
Jika M kompleks dari grup G maka 𝑀−1
= {𝑚−1
∣ 𝑚 ∈ 𝑀}. ■
∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐺 grup, H subgrup dari G, apabila H membentuk gerup
dibawah operasi yang sama di dalam G. ■
Grup yang memiliki elemen lebih dari satu dijamin memiliki minimal dua
subgrup yaitu G sendiri dan {e}, e adalah unsur identitas di G.
⧉ G dan {e} disebut subgrup trivial atau subgrup improper.
⧉ Jika ada H subgrup dari G dan H ≠ G dan H ≠ {e} maka H disebut
subgrup proper. ■
Subgrup biasa disimbolkan dengan " ≀ ". ■
45
⇐) Akan dibuktikan 𝑋𝑌 𝑍 ⊇ 𝑋(𝑌𝑍) ≅ 𝑋(𝑌𝑍) ⊆ 𝑋𝑌 𝑍
Ambil 𝑝 ∈ X(YZ), berarti 𝑡 = 𝑥 𝑊𝑧 dengan 𝑥 ∈ X, 𝑊 ∈ Y, 𝑧 ∈
Z dan 𝑥, 𝑊, 𝑧 ∈ G.
karena 𝑋, 𝑌 𝑑𝑎𝑛 𝑍 kompleks dari grup G, sehingga dipenuhi sifat
asosiatif yaitu : 𝑠 = 𝑥 𝑊𝑧 = 𝑥𝑊 𝑧 ∈ (𝑋𝑌)𝑍.
Diperoleh ∀𝑡 ∈ 𝑋 𝑌𝑍 ⇒ 𝑡 ∈ (𝑋𝑌)𝑍
Jadi 𝑋(𝑌𝑍) ⊆ 𝑋𝑌 𝑍 
 (ii)
∎ Dari i dan ii dapat disimpulkan bahwa 𝑋𝑌 𝑍 = 𝑋(𝑌𝑍) . ∎
2. Misalkan ∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐺 grup dan 𝑒 ∈ 𝐺 [e=identitas]. himpunan H
merupakan subgrup dari G jika dan hanya jika memenuhi sifat :
a. 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻 ⇒ 𝑎𝑏 ∈ 𝐻
b. 𝑎 ∈ 𝐻 ⇒ 𝑎−1
∈ 𝐻
Bukti :
⟹) bukti dari kiri ke kanan
a. 𝐻 grup (sebab 𝐻 subgrup dari G) maka 𝐻 mmnuhi sifat tertutup di
bawah operasi dalam G.
b. Ambil sebarang 𝑎 ∈ 𝐻
Karena 𝐻 grup maka 𝑎 mempunyai invers 𝑎′
dalam 𝐻,
Berdasarkan sifat ketunggalan dari suatu invers maka 𝑎′
= 𝑎−1
yaitu invers dari 𝑎 dalam G.
⇐) bukti dari kanan ke kiri
Akan dibuktikan bahwa jika H memenuhi sifat:
a. ∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺
b. ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻 ⇒ 𝑎𝑏 ∈ 𝐻
c. ∀𝑎 ∈ 𝐻 ⇒ 𝑎−1
∈ 𝐻, maka H merupakan grup
46
Syarat a sampai c merupakan tiga syarat supaya suatu himpunan
merupakan grup. Syarat lain yang harus dipenuhi adalah
(i) Hukum assosiatif
Karena (ab) c = a (bc) untuk semua anggota dalam G maka tentu
saja juga berlaku untuk semua anggota dalam S ⊆ G.
(ii) Unsur Identitas
Diketahui 𝑎 ∈ 𝐻 ∧ 𝑎−1
∈ 𝐻 ⇒ 𝑎𝑎−1
= 𝑒 ∈ 𝐻 [e=identitas]
∎ jadi, dapat disimpulkan 𝐻 ≀ 𝐺. ∎
3. Misalkan H kompleks tidak kosong dari grup G. H merupakan subgrup dari G
jika dan hanya jika untuk setiap 𝑎 ∈ 𝐻, 𝑏 ∈ 𝐻 menyebabkan 𝑎𝑏−1
∈ 𝐻.
Bukti:
Misalkan ∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐺 grup
⟹) bukti dari kiri ke kanan
Diketahui 𝐻 subgrup dari G sehingga 𝐻 juga merupakan grup terhadap
operasi yang berlaku di G
Akan ditunjukkan ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻,berlaku 𝑎𝑏−1
∈ 𝐻, perhatikan:
Ambil sebarang 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻, karena 𝐻 grup maka terdapat 𝑏−1
∈ 𝐻
sehingga 𝑎, 𝑏−1
∈ 𝐻 dan 𝐻 memenuhi sifat tertutup maka 𝑎𝑏−1
∈ 𝐻
⇐) bukti dari kanan ke kiri
𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻 berlaku 𝑎𝑏−1
∈ 𝐻 Akan ditunjukkan H subgrup yakni H
merupakan grup, perhatikan bahwa :
Ambil sebarang 𝑚 ∈ 𝐻 maka 𝑚𝑚−1
∈ 𝐻 (diketahui)
𝑚𝑚−1
= 𝑒 maka 𝑒 ∈ 𝐻 [e=identitas] 
 (*1)
𝑒, 𝑚 ∈ 𝐻 maka 𝑒𝑚−1
= 𝑚−1
∈ 𝐻 (diketahui) 
 (*2)
Ambil sebarang 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻, karena 𝐻 grup maka terdapat 𝑏−1
∈ 𝐻,
jika 𝑎 𝑏−1
∈ 𝐻 maka 𝑎 (𝑏−1
)−1
∈ 𝐻
47
Karena 𝑎 (𝑏−1
)−1
= 𝑎𝑏 ⇒ 𝑎𝑏 ∈ 𝐻, jadi dapat disimpulkan bahwa H
memenuhi sifat tertutup ... (*3)
Jelas bahwa H mempunyai sifat asosiatif karena H ⊆G maka ∀𝑥, 𝑊, 𝑧 ∈ 𝐻
pasti 𝑥, 𝑊, 𝑧 ∈ 𝐺 dan G adalah grup maka berlaku 𝑥 𝑊𝑧 = 𝑥𝑊 𝑧 
 (*4)
 Dari (*1), (*2),(*3), dan (*4) terbukti H merupakan grup yang
berarti H subgrup dari G.
4. Tunjukkan bahwa 𝑄{0 , 𝑥) merupakan subgrup dari (R{0),x)
Bukti:
a) Akan ditunjukkan (R{0),x) membentuk grup.
Perhatikan bahwa:
(i) Tidak Kosong
R{0} ≠ ∅ sebab ∃ 2 ∈ R{0} 
 (terpenuhi)
(ii) Sifat tertutup
∀ 𝑎, 𝑏, ∈ R{0} berlaku 𝑎 ∗ 𝑏 ∈ R{0}
Ambil sebarang 𝑎, 𝑏 ∈ R{0} maka berlaku 𝑎 × 𝑏 ∈ R{0}

(terpenuhi)
(iii) Sfat Assosiatif,
∀𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ R{0} berlaku 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 = 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐
Ambil sebarang 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ R{0}
Perhatikan bahwa:
𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 = 𝑎 ∗ 𝑏 × 𝑐
= 𝑎 × (𝑏 × 𝑐)
= (𝑎 × 𝑏) × 𝑐
= 𝑎 × 𝑏 ∗ 𝑐
= 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 
 (terpenuhi)
(iv) Unsur Identitas
∀𝑎 ∈ R{0} ∃𝑒 ∈ R{0} ∋ 𝑒 ∗ 𝑎 = 𝑎 ∗ 𝑒 = 𝑎
48
Perhatikan bahwa:
𝑎 × 𝑏 = 𝑏 × 𝑎 = 𝑏
𝑎 = 𝑎 =
𝑏
𝑏
; 𝑏 ∈ R{0}
𝑎 = 1
Sehingga 𝑒 = 1 ∈ R{0} [e=identitas] 
 (terpenuhi)
(v) Unsur Invers
∀𝑎 ∈ R{0} ∃𝑎−1
∈ R{0} ∋ 𝑎−1
∗ 𝑎 = 𝑎 ∗ 𝑎−1
= 𝑒
perhatikan bahwa:
𝑎 × 𝑏 = 𝑏 × 𝑎 = 1
𝑎 = 𝑎 =
1
𝑏
; 𝑏 ∈ R{0}
𝑎 =
1
𝑏
∈ R{0} 
 (tidak memiliki unsur invers)
∎ jadi, (R{0),x) membentuk grup.
b) Untuk membuktikan 𝑄{0 , 𝑥) merupakan subgrup dari (R{0),x)
digunakan teorema “∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐺 grup, H ≀ G ⟺ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻 ⇒ 𝑎𝑏−1
∈ 𝐻"
berdasarkan teorema di atas, akan ditunjukkan:
𝑄{0} ≠ ∅
𝑄{0} ⊆ 𝑅{0}
∀𝑥, 𝑊 ∈ 𝑄{0} ⟹ 𝑥𝑊−1
∈ 𝑄{0}
Perhatikan bahwa:
𝑄{0} ≠ ∅ sebab ∃ 2 ∈ Q{0} 
 (terpenuhi)
𝑄{0} ⊆ 𝑅{0} jelas 
 (terpenuhi)
Ambil searang 𝑥, 𝑊 ∈ 𝑄{0}
Perhatikan bahwa:
𝑥𝑊−1
∈ 𝑄{0} sebab 𝑥 ∈ 𝑄{0} & 𝑊−1
∈ 𝑄{0} 
 (terpenuhi)
∎ jadi, 𝑄{0 , 𝑥) ≀ (R{0),x). ∎
49
5. Buktikan bahwa (𝒁 𝑚 , +) dengan 𝒁 𝑚 = 𝑘𝑚 ; 𝑘 ∈ 𝒁 merupakan subgrup
dari grup (𝒁, +)!
Bukti:
Diketahui (𝒁, +) membentuk grup
Untuk membuktikan (𝒁 𝑚 , +) merupakan subgrup dari (𝒁, +) digunakan
teorema “∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐺 grup, H ≀ G ⟺ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻 ⇒ 𝑎𝑏−1
∈ 𝐻".
Berdasarkan teorema di atas, akan ditunjukkan:
a. 𝒁 𝑚 ≠ ∅
Perhatikan bahwa:
𝒁 𝑚 ≠ ∅ sebab ∃ (2𝑚 ; 2 ∈ 𝒁) ∈ 𝒁 𝑚 
 (terpenuhi)
b. 𝒁 𝑚 ⊆ 𝒁
Ambil sebarang 𝑥 ∈ 𝒁 𝑚 
 (i)
Pandang: 𝑥 = 𝑘1 𝑚; 𝑘1 ∈ 𝒁, 𝑚 ∈ 𝒁
Perhatikan bahwa:
𝑥 = 𝑘1 𝑚; 𝑘1 ∈ 𝒁, 𝑚 ∈ 𝒁
𝑥 = 𝑘1 𝑚 ∈ 𝒁 (memenuhi sifat tertutup sebab diketahui 𝑍 membentuk
grup) 
 (ii)
Dari (i) dan (ii), sehingga disimpulkan bahwa 𝒁 𝑚 ⊆ 𝒁 
 (terpenuhi)
c. ∀𝑥, 𝑊 ∈ 𝒁 𝑚 ⟹ 𝑥𝑊−1
∈ 𝒁 𝑚
Ambil sebarang 𝑥, 𝑊 ∈ 𝒁 𝑚
Pandang:
𝑥 = 𝑘1 𝑚; 𝑘1 ∈ 𝒁
𝑊 = 𝑘2 𝑚; 𝑘2 ∈ 𝒁
perhatikan bahwa:
𝑥𝑊−1
= (𝑘1 𝑚) + (−𝑘2 𝑚)
= 𝑘1 𝑚 − 𝑘2 𝑚 [𝑘1, 𝑘2 ∈ 𝒁]
= (𝑘1 − 𝑘2)𝑚 ∈ 𝒁 𝑚 
 (terpenuhi)
∎ jadi, 𝒁 𝑚 ≀ 𝒁. ∎
50
6. 𝑃 = 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 merupakan grup, buktikan (M,+8) dengan
𝑀 = 0, 2, 4, 6, 8 subgrup dari (P, +8)
Bukti:
Misalkan (P, +8) merupakan grup
Untuk membuktikan (M,+8) merupakan subgrup dari (P, +8) digunakan
teorema “∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐺 grup higga, H ≀ G ⟺ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻 ⇒ 𝑎𝑏 ∈ 𝐻".
Berdasarkan teorema di atas, akan ditunjukkan:
a. P grup hingga
𝑃 = 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 jelas merupakan grup hingga 
 (terpenuhi)
b. 𝑀 ≠ ∅
𝑀 ≠ ∅ sebab ∃ 2 ∈ 𝑀 
 terpenuhi
c. 𝑀 ⊆ 𝑃
𝑀 ⊆ 𝑃 jelas sebab 0, 2, 4, 6, 8 ⊆ 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8
d. ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝑀 ⇒ 𝑎𝑏 ∈ 𝑀
Ambil sebarang 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑀 akan ditunjukkan 𝑎𝑏 ∈ 𝑀
Karena M adalah subset P yang hingga maka cukup dibuktikan M
tertutup terhadap operasi +8.
Perhatikan tabel dibawah ini:
+8 0 2 4 6
0 0 2 4 6
2 2 4 6 0
4 4 6 0 2
6 6 0 2 4
Dari tabel diatas terlihat bahwa operasi +8 tertutup dalam M 

(terpenuhi)
∎ Jadi, (M, +8) ≀ (P, +8). ∎
51
7. Dengan operasi perkalian tunjukkan 𝑃2 𝑹 × 𝑄2 𝑹 merupakan subgrup
dari grup (𝑀2 𝑹 ,×) dengan pendefenisian
𝑃2 𝑹 =
𝑎 𝑏
𝑐 𝑑
; 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑 ∈ ℝ, 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 = 1
𝑄2 𝑹 =
𝑒 𝑓
𝑔 𝑕
; 𝑒, 𝑓, 𝑔, 𝑕 ∈ ℝ, 𝑒𝑓 − 𝑔𝑕 = −2
Bukti:
Untuk membuktikan 𝑃2 𝑹 × 𝑄2 𝑹 merupakan subgrup dari
(𝑀2 𝑹 , ) digunakan teorema "𝐺 grup , ∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺 𝑑𝑎𝑛 ∅ ≠ 𝐟 ⊆ 𝐺 , HK ≀ G
⟺ 𝐻𝐟 = 𝐟𝐻".
Berdasarkan teorema di atas, akan ditunjukkan:
a. 𝑃2 𝑹 ≠ ∅ & 𝑄2 𝑹 ≠ ∅
Perhatikan bahwa:
𝑃2 𝑹 ≠ ∅ sebab ∃
1 0
2 1
; 1, 0, 2 ∈ ℝ, 1 − 0 = 1 ∈ 𝑃2 𝑹
𝑄2 𝑹 ≠ ∅ sebab ∃
1 2
2 2
; 1, 2 ∈ ℝ, 2 − 4 = −2 ∈ 𝑄2 𝑹
b. 𝑃2 𝑹 ⊆ 𝑀2 𝑹 & 𝑄2 𝑹 ⊆ 𝑀2 𝑹
Perhatikan bahwa:
det (𝑃2 𝑹 ) = 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 = 1 ⊆ det (𝑀2 𝑹 ) = 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 ∈ 𝑹
det (𝑄2 𝑹 ) = 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 = −2 ⊆ det (𝑀2 𝑹 ) = 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 ∈ 𝑹
c. 𝑃2 𝑹 𝑄2 𝑹 = 𝑄2 𝑹 𝑃2 𝑹
Perhatikan bahwa:
𝑃2 𝑹 𝑄2 𝑹 =
𝑎 𝑏
𝑐 𝑑
𝑒 𝑓
𝑔 𝑕
digunakan teorema 𝐝𝐞𝐭 𝑚𝑩 = 𝐝𝐞𝐭 𝑚 𝐝𝐞𝐭⁡(𝑩)
karena diketahui det (𝑃2 𝑹 ) = 1 & det (𝑄2 𝑹 ) = −2 maka
det⁡(𝑃2 𝑹 𝑄2 𝑹 ) = det (𝑃2 𝑹 )det (𝑄2 𝑹 )
= 1 −2
= −2 
 (i)
52
𝑄2 𝑹 𝑃2 𝑹 =
𝑒 𝑓
𝑔 𝑕
𝑎 𝑏
𝑐 𝑑
digunakan teorema 𝐝𝐞𝐭 𝑚𝑩 = 𝐝𝐞𝐭 𝑚 𝐝𝐞𝐭⁡(𝑩)
karena diketahui det (𝑃2 𝑹 ) = 1 & det (𝑄2 𝑹 ) = −2 maka
det⁡( 𝑄2 𝑹 𝑃2 𝑹 ) = det (𝑄2 𝑹 )det (𝑃2 𝑹 )
= −2 1
= −2 
 (ii)
Dari (i) dan (ii) disimpulkan bahwa 𝑃2 𝑹 𝑄2 𝑹 = 𝑄2 𝑹 𝑃2 𝑹
∎ jadi, 𝑃2 𝑹 × 𝑄2 𝑹 ≀ (𝑀2 𝑹 ,×) . ∎
8. Misalkan (𝑀2 𝑹 ,×) grup
𝑀2 𝑹 =
𝑎 𝑏
𝑐 𝑑
; 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑 ∈ ℝ, 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 ≠ ∅
𝐻2 𝑹 =
𝑎 𝑏
0 𝑑
; 𝑎, 𝑏, 𝑑 ∈ ℝ, 𝑎𝑑 ≠ ∅
Apakah 𝐻2 𝑹 merupakan subgrup dari 𝑀2 𝑹
Bukti:
Diketahui (𝑀2 𝑹 ,×) membentuk grup
Untuk membuktikan 𝐻2 𝑹 merupakan subgrup dari 𝑀2 𝑹
digunakan teorema “∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐺 grup, H ≀ G ⟺ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻 ⇒ 𝑎𝑏−1
∈ 𝐻".
Berdasarkan teorema di atas, akan ditunjukkan:
a. 𝐻2 𝑹 ≠ ∅
Perhatikan bahwa:
𝐻2 𝑹 ≠ ∅ sebab ∃
1 2
0 1
; 1, 0, 2 ∈ ℝ, 1 ≠ 0 ∈ 𝐻2 𝑹
b. 𝐻2 𝑹 ∅ ⊆ 𝑀2 𝑹
perhatikan bahwa:
det (𝐻2 𝑹 ) = 𝑎𝑑 ≠ 0 ⊆ det (𝑀2 𝑹 ) = 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 ≠ 0
c. ∀ 𝑋2 𝑹 , 𝑌2 𝑹 ∈ 𝐻2 𝑹 ⟹ 𝑋2 𝑹 𝑌2 𝑹
−1
∈ 𝐻2 𝑹
Ambil sebarang 𝑋2 𝑹 , 𝑌2 𝑹 ∈ 𝐻2 𝑹
53
Pandang:
𝑋2 𝑹 =
𝑎 𝑏
0 𝑑
; 𝑎, 𝑏, 𝑑 ∈ 𝑹, 𝑎𝑑 ≠ 0
𝑌2 𝑹 =
𝑒 𝑓
0 𝑕
; 𝑒, 𝑓, h, ∈ 𝑹, 𝑒𝑕 ≠ 0
Invers dari 𝑌2 𝑹 adalah
𝑌2 𝑹
−1
=
1
𝑑𝑒𝑡 𝑌2 𝑹
𝑎𝑑𝑗 𝑌2 𝑹
=
1
𝑒𝑕
𝑕 −𝑓
0 𝑒
ket: 𝑒𝑕 ≠ 0
=
1
𝑒
−𝑓
𝑒𝑕
0
1
𝑕
∈ 𝐻2 𝑹
𝑑𝑒𝑡 𝑌2 𝑹
−1
=
1
𝑒
1
𝑕
=
1
𝑒𝑕
Karena 𝑒𝑕 ≠ 0 akibatnya
1
𝑒𝑕
≠ 0 sehingga 𝑑𝑒𝑡 𝑌2 𝑹
−1
≠ 0
Akan ditunjukkan 𝑋2 𝑹 𝑌2 𝑹
−1
∈ 𝐻2 𝑹
𝑋2 𝑹 𝑌2 𝑹
−1
=
𝑎 𝑏
0 𝑑
1
𝑒
−𝑓
𝑒𝑕
0
1
𝑕
digunakan teorema 𝐝𝐞𝐭 𝑚𝑩 = 𝐝𝐞𝐭 𝑚 𝐝𝐞𝐭⁡(𝑩)
karena diketahui det (𝑋2 𝑹 ) ≠ 0 & det (𝑌2 𝑹 )−1
≠ 0 maka
𝑑𝑒𝑡 𝑋2 𝑹 𝑌2 𝑹
−1
= 𝑑𝑒𝑡 𝑋2 𝑹 𝑑𝑒𝑡 𝑌2 𝑹
−1
≠ 0
sehingga dapat disimpulkan 𝑋2 𝑹 𝑌2 𝑹
−1
∈ 𝐻2 𝑹
∎ jadi, 𝐻 𝑹 ≀ 𝑀2 𝑹 . ∎
9. Tunjukkan 𝑆 = {3 𝑘
; 𝑘 ∈ 𝒁} merupakan grup bagian dari grup (R, x)!
Bukti:
misalkan (𝑹, ×) membentuk grup
54
Untuk membuktikan 𝑆 merupakan subgrup dari 𝑹
digunakan teorema “∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐺 grup, H ≀ G ⟺ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻 ⇒ 𝑎𝑏−1
∈ 𝐻".
Berdasarkan teorema di atas, akan ditunjukkan:
a. 𝑆 ≠ ∅
Perhatikan bahwa:
𝑆 ≠ ∅ sebab ∃(32
; 2 ∈ 𝒁) ∈ 𝑆 
 (terpenuhi)
b. 𝑆 ⊆ 𝑹
Ambil sebarang 𝑥 ∈ 𝑆
Pandang 𝑥 = 3 𝑘
; 𝑘 ∈ 𝒁
Perhatikan bahwa: 𝑥 = (3 𝑘
; 𝑘 ∈ 𝒁) ∈ 𝑹
𝑥 ∈ 𝑆 ∧ 𝑥 = (3 𝑘
; 𝑘 ∈ 𝒁) ∈ 𝑹 ⟹ 𝑆 ⊆ 𝑹 
 (terpenuhi)
c. ∀𝑝, 𝑞 ∈ 𝑆 ⟹ 𝑝𝑞−1
∈ 𝑆
Ambil sebarang 𝑝, 𝑞 ∈ 𝑆
Pandang: 𝑝 = (3 𝑚
; 𝑚 ∈ 𝒁) ∈ 𝑺
𝑞 = (3 𝑛
; 𝑛 ∈ 𝒁) ∈ 𝑺
Akan dibuktikan bahwa 𝑝𝑞−1
∈ 𝑆
Perhatikan bahwa:
𝑝𝑞−1
= (3 𝑚
)
1
3 𝑛
= (3 𝑚
) 3−𝑛
= 3 𝑚−𝑛
[𝑚 ∈ 𝒁 ∧ 𝑛 ∈ 𝒁 ⟹ 𝑚 − 𝑛 ∈ 𝒁]
= (3 𝑚−𝑛
) ∈ 𝑺 
 (terpenuhi)
∎ jadi, 𝑆 = {3 𝑘
; 𝑘 ∈ 𝒁} ≀ (R, x) . ∎
10. Misalkan 𝐺 = {1, −1, 𝑖, −𝑖} dengan operasi perkalian maka {𝐺,×}
membentuk grup. Pandang 𝐻 = {1, −1} apakah H subgrup dari G?
Bukti:
Misalkan 𝐺 = {1, −1, 𝑖, −𝑖} dengan operasi perkalian, {𝐺,×} merupakan grup
55
Untuk membuktikan 𝐻 merupakan subgrup dari G digunakan teorema
“∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐺 grup higga, H ≀ G ⟺ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻 ⇒ 𝑎𝑏 ∈ 𝐻".
Berdasarkan teorema di atas, akan ditunjukkan:
a. G grup hingga
𝐺 = {1, −1, 𝑖, −𝑖} jelas merupakan grup hingga 
 (terpenuhi)
b. 𝐻 ≠ ∅
𝐻 ≠ ∅ sebab ∃ 1 ∈ 𝐻 
 terpenuhi
c. 𝐻 ⊆ 𝐺
𝐻 ⊆ 𝐺 jelas sebab {1, −1} ⊆ {1, −1, 𝑖, −𝑖}
d. ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝑀 ⇒ 𝑎𝑏 ∈ 𝑀
Ambil sebarang 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑀 akan ditunjukkan 𝑎𝑏 ∈ 𝑀
Karena H adalah subset G yang hingga maka cukup dibuktikan H tertutup
terhadap operasi ×.
Perhatikan tabel dibawah ini:
× 1 -1
1 1 -1
-1 -1 1
Dari tabel diatas terlihat bahwa operasi × tertutup dalam H 

(terpenuhi)
∎ Jadi, (H, ×) ≀ (G, ×). ∎
11. (𝒁, +) merupakan grup, pandang 2𝒁 = {2𝑧; 𝑧 ∈ 𝒁} maka 2𝒁 merupakan
subgrup dari Z!
Bukti:
Misalkan (𝒁, +) merupakan grup
Untuk membuktikan 2𝒁 merupakan subgrup dari Z
digunakan teorema “∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐺 grup, H ≀ G ⟺ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻 ⇒ 𝑎𝑏−1
∈ 𝐻".
Berdasarkan teorema di atas, akan ditunjukkan:
56
a. 2𝒁 ≠ ∅
Perhatikan bahwa:
2𝒁 ≠ ∅ sebab ∃(2 1 = 2; 1 ∈ 𝒁) ∈ 𝑆 
 (terpenuhi)
b. 2𝒁 ⊆ 𝒁
Ambil sebarang 𝑥 ∈ 2𝒁
Pandang 𝑥 = 2𝑧; 𝑧 ∈ 𝒁
Perhatikan bahwa: 𝑥 = (2𝑧; 𝑧 ∈ 𝒁) ∈ 𝒁 sebab 𝑧 ∈ 𝒁, 2 ∈ 𝒁 ∧ 𝒁 memenuhi
sifat tertutup karena 𝒁 membentuk grup.
𝑥 ∈ 2𝒁 ∧ 𝑥 = 𝑥 = (2𝑧; 𝑧 ∈ 𝒁) ∈ 𝒁 ⟹ 2𝒁 ⊆ 𝒁 
 (terpenuhi)
c. ∀𝑝, 𝑞 ∈ 2𝒁 ⟹ 𝑝𝑞−1
∈ 2𝒁
Ambil sebarang 𝑝, 𝑞 ∈ 2𝒁
Pandang: 𝑝 = (2𝑧1; 𝑧1 ∈ 𝒁) ∈ 2𝒁
𝑞 = (2𝑧2; 𝑧2 ∈ 𝒁) ∈ 2𝒁
Akan dibuktikan bahwa 𝑝𝑞−1
∈ 2𝒁
Perhatikan bahwa:
𝑝𝑞−1
= 2𝑧1 + −2𝑧2
= 2𝑧1 − 2𝑧2
= 2(𝑧1 − 𝑧2) [𝑧1 ∈ 𝒁 ∧ 𝑧2 ∈ 𝒁 ⟹ 𝑧1 − 𝑧2 ∈ 𝒁]
= 2(𝑧1 − 𝑧2) ∈ 2𝒁 
 (terpenuhi)
∎ jadi, 2𝒁 ≀ 𝒁. ∎
12. Misalkan H, K kompleks sebarang dari grup G, Apakah HK = KH?
(jika “ya” tunjukkan, jika “tidak” berikan contoh penyangkal)
Bukti:
𝐻𝐟 ≠ 𝐟𝐻
Contoh penyangkal
Misalkan M adalah himpunan matriks real 2x2 dan (M,*) membentuk grup
57
𝑀 =
𝑎 𝑏
𝑐 𝑑
, 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑 ∈ ℝ, 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 ≠ 0
Ambil sebarang 𝑀1, 𝑀2 ∈ M
Pandang:
𝑀1 =
1 0
2 1
; 1,0,2 ∈ ℝ, 1 ≠ 0
𝑀2 =
1 2
0 1
; 1,0,2 ∈ ℝ, 1 ≠ 0
Perhatikan bahwa:
𝑀1 𝑀2 =
1 0
2 1
1 2
0 1
=
1 2
2 5

 (i)
𝑀2 𝑀1 =
1 2
0 1
1 0
2 1
=
5 2
2 1

 (ii)
Dari (i) dan (ii) diperoleh bahwa 𝑀1 𝑀2 ≠ 𝑀2 𝑀1,
13. Misalkan G grup dan H, K, L masing-masing subset dari H. Buktikan
𝐻 𝐟 ∪ 𝐿 = 𝐻𝐟 ∪ 𝐻𝐿, Apakah 𝐻 𝐟 ∩ 𝐿 = 𝐻𝐟 ∩ 𝐻𝐿?
Bukti:
I. 𝐻 𝐟 ∪ 𝐿 = 𝐻𝐟 ∪ 𝐻𝐿
Untuk membuktikan 𝐻 𝐟 ∪ 𝐿 = 𝐻𝐟 ∪ 𝐻𝐿 mka akan diperlihatkan
bahwa 𝐻 𝐟 ∪ 𝐿 ⊆ 𝐻𝐟 ∪ 𝐻𝐿 dan 𝐻 𝐟 ∪ 𝐿 ⊇ 𝐻𝐟 ∪ 𝐻𝐿
Akan ditunjukkan 𝐻 𝐟 ∪ 𝐿 ⊆ 𝐻𝐟 ∪ 𝐻𝐿
Ambil sebarang 𝑥 ∈ 𝐻 𝐟 ∪ 𝐿 
 (i)
Perhatikan bahwa:
𝑥 ∈ 𝐻 𝐟 ∪ 𝐿 ⟹ 𝑥 = h (k √ l) , untuk 𝑕 ∈ 𝐻, 𝑘 ∈ 𝐟 dan 𝑙 ∈ 𝐿
𝑥 = 𝑕 (𝑘 √ 𝑙)
𝑥 = 𝑕𝑖 [misalkan (𝑘 √ 𝑙) = 𝑖]
𝑥 = 𝑕𝑖 [untuk 𝑕 ∈ 𝐻, 𝑘 ∈ 𝐟 dan 𝑙 ∈ 𝐿]
𝑥 = 𝑕𝑖 [untuk 𝑕𝑖 ∈ 𝐻𝐟 atau 𝑕𝑖 ∈ 𝐻𝐿]
𝑥 ∈ 𝐻𝐟 atau 𝑥 ∈ 𝐻𝐿
𝑥 ∈ 𝐻𝐟 ∪ 𝐻𝐿 
 (ii)
58
Berdasarkan (i) dan (ii) disimpulkan bahwa 𝐻 𝐟 ∪ 𝐿 ⊆ 𝐻𝐟 ∪ 𝐻𝐿 
(iii)
Akan ditunjukkan 𝐻 𝐟 ∪ 𝐿 ⊇ 𝐻𝐟 ∪ 𝐻𝐿
Ambil sebarang 𝑊 ∈ 𝐻𝐟 ∪ 𝐻𝐿 
 (iv)
𝑊 ∈ 𝐻𝐟 ∪ 𝐻𝐿 ⟹ 𝑊 = 𝑕𝑘 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑊 = 𝑕𝑙, untuk 𝑕 ∈ 𝐻, 𝑘 ∈ 𝐟 dan 𝑙 ∈ 𝐿
𝑊 = 𝑕𝑘 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑊 = 𝑕𝑙
𝑊 = 𝑕(𝑘 √ 𝑙)
𝑊 ∈ 𝐻 𝐟 ∪ 𝐿 
 (v)
Berdasarkan (iv) dan (v) disimpulkan bahwa 𝐻 𝐟 ∪ 𝐿 ⊇ 𝐻𝐟 ∪ 𝐻𝐿 (vi)
∎ berdasarkan iii dan vi dapat disimpulkan bahwa 𝐻 𝐟 ∪ 𝐿 = 𝐻𝐟 ∪ 𝐻𝐿
II. Apakah 𝐻 𝐟 ∩ 𝐿 = 𝐻𝐟 ∩ 𝐻𝐿?
𝐻 𝐟 ∩ 𝐿 ≠ 𝐻𝐟 ∩ 𝐻𝐿
Contoh penyangkal:
Misalkan G = {1, -1, i, -i} grup; H,K dan L masing-masing subset dari G
Pandang H = {-1, 1} ⊆ G, K = {1, i} ⊆ G dan L ={-1, i} ⊆ G perhatikan:
K ∩ L = {i}
H (K ∩ L) = {(-1,1),(i)}= {-i,i} 
 (i)
HK = {(-1, 1), (1, i)} = {-1, 1, -i, i}
HL = {(-1, 1), (-1, i)} = {1, -1, -i, i}
HK ∩ HL = {1, -1, -i, i} 
 (ii)
∎ berdasarkan i dan ii dapat disimpulkan bahwa H(K ∩ L) ≠ HK ∩ HL. ∎
14. Misalkan 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐻 ≠ ∅ dan G grup. Buktikan H subgrup dari G ⟺ 𝐻𝐻−1
=
𝐻
Bukti:
Misalkan 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐻 ≠ ∅
⟹) akan dibuktikan H subgrup dari G ⟹ 𝐻𝐻−1
= 𝐻
Untuk membuktikan 𝐻𝐻−1
= 𝐻 maka perlu ditunjukkan a) 𝐻𝐻−1
⊆ 𝐻
b) 𝐻𝐻−1
⊇ 𝐻
59
ambil sebarang 𝑥 ∈ 𝐻𝐻−1

 (i)
𝑥 ∈ 𝐻𝐻−1
maka 𝑥 = 𝑎𝑏−1
; untuk suatu 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻
Karena H subgrup G dan 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻 maka 𝑎𝑏−1
∈ 𝐻 akibatnya 𝑥 ∈ 𝐻 
 (ii)
dari (i) dan (ii) disimpulkan 𝐻𝐻−1
⊆ 𝐻 
(iii)
ambil sebarang 𝑎 ∈ 𝐻 
(iv)
karena H subgrup G, maka ∃𝑒 ∈ 𝐻 [e=identitas]
catatan: 𝑒 ∈ 𝐻 = 𝑒−1
∈ 𝐻−1
[e=identitas]
Sehingga dapat dituliskan 𝑎𝑒−1
= 𝑎 ∈ 𝐻𝐻−1

 (v)
Dari (iv) dan (v) disimpulkan 𝐻 ⊆ 𝐻𝐻−1
atau 𝐻𝐻−1
⊇ 𝐻 
 (vi)
∎ dari (iii) dan (vi) disimpulkan bahwa 𝐻𝐻−1
= 𝐻
⟾) akan dibuktikan 𝐻𝐻−1
= 𝐻 ⟹ H subgrup dari G
ambil sebarang 𝑊 ∈ 𝐻𝐻−1
𝑊 ∈ 𝐻𝐻−1
⟹ 𝑊 = 𝑎𝑏−1
; 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻
Diktahui 𝐻𝐻−1
= 𝐻 maka
𝑊 ∈ 𝐻 atau y= 𝑎𝑏−1
∈ 𝐻
∎ Karena 𝑎𝑏−1
∈ 𝐻 dan diketahui 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐻 ≠ ∅ ⟹ 𝐻 ≀ 𝐺.
∎ jadi, 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐻 ≠ ∅, H ≀ G ⟺ 𝐻𝐻−1
= 𝐻. ∎
15. Misalkan G grup dan H, K masing-masing komplex dari G.
Buktikan: HK subgrup dari G jika dan hanya jika HK = KH
Bukti:
Misalkan 𝐺 grup , ∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺 𝑑𝑎𝑛 ∅ ≠ 𝐟 ⊆ 𝐺
⟹) akan dibuktikan HK ≀ G ⟹ HK = KH
Untuk membuktikan HK=KH maka perlu ditunjukkan 𝐻𝐟 ⊆ 𝐟𝐻 dan
𝐟𝐻 ⊆ 𝐻𝐟
(i) Ambil sebarang 𝑥 ∈ 𝐻𝐟
Diketahui HK ≀ G maka 𝑥 memiliki unsur invers sehingga 𝑥−1
∈ 𝐻𝐟
60
Pandang 𝑥−1
= 𝑕1 𝑘1; untuk suatu 𝑕1 ∈ 𝐻, 𝑘1 ∈ 𝐟
Perhatikan bahwa:
𝑥 = 𝑥−1 −1
[sifat grup]
= 𝑕1 𝑘1
−1
[𝑥−1
= 𝑕1 𝑘1]
= 𝑘1
−1
𝑕1
−1
[ 𝑕1 𝑘1
−1
= 𝑘1
−1
𝑕1
−1
]
= 𝑘1
−1
𝑕1
−1
[diketahui HK ≀ G maka unsur invers jelas
dipenuhi sehingga 𝑘1
−1
∈ 𝐟, 𝑕1
−1
∈ 𝐻]
= 𝑘1
−1
𝑕1
−1
∈ 𝐟𝐻 [memenuhi sifat tertutup sebab HK ≀ G]
∎ 𝑥 ∈ 𝐻𝐟 ⋀ 𝑥 = 𝑘1
−1
𝑕1
−1
∈ 𝐟𝐻 ⟹ 𝐻𝐟 ⊆ 𝐟𝐻
(ii) Ambil sebarang 𝑕2 ∈ 𝐻 dan 𝑘2 ∈ 𝐟
Karena HK ≀ G maka unsur invers jelas dipenuhi sehingga
𝑘1
−1
∈ 𝐟, 𝑕1
−1
∈ 𝐻
Tulis 𝑕1
−1
𝑘1
−1
∈ 𝐻𝐟
Perhatikan bahwa:
𝑘1 𝑕1 ∈ 𝐟𝐻
𝑘1 𝑕1 = 𝑕1
−1
𝑘1
−1 −1
∈ 𝐻𝐟 [sifat grup 𝑥 = 𝑥−1 −1
]
∎ 𝑘1 𝑕1 ∈ 𝐟𝐻 ⋀ 𝑘1 𝑕1 = 𝑕1
−1
𝑘1
−1 −1
∈ 𝐻𝐟 ⟹ 𝐟𝐻 ⊆ 𝐻𝐟
∎ HK ≀ G ⟹ HK = KH. ∎
16. Buktikan: Jika H, K subgrup dari G, maka 𝐻  𝐟 juga subgrup dari G
Bukti:
Misalkan G grup, H ≀ G, K ≀ G
Untuk membuktikan 𝐻  𝐟 ≀ G
digunakan teorema “∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐺 grup, H ≀ G ⟺ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻 ⇒ 𝑎𝑏−1
∈ 𝐻".
Berdasarkan teorema di atas, akan ditunjukkan:
a. 𝐻 ∩ 𝐟 ≠ ∅
61
Karena H ≀ G, K ≀ G maka jelas ∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺 𝑑𝑎𝑛 ∅ ≠ 𝐟 ⊆ 𝐺
Sehingga jelas 𝐻 ∩ 𝐟 ≠ ∅ 
 (terpenuhi)
b. 𝐻 ∩ 𝐟 G
Karena H ≀ G, K ≀ G maka memiliki unsur identitas yang sama di G
Misalkan e adalah unsur identitas tulis 𝑒 ∈ 𝐻 ∩ 𝐟
karena 𝑒 ∈ 𝐻 ∩ 𝐟 ∧ 𝑒 ∈ 𝐺 ⟹ 𝐻 ∩ 𝐟 G 
 (terpenuhi)
c. 𝑥𝑊−1
∈ 𝐻 ∩ 𝐟
Ambil sebarang 𝑥, 𝑊 ∈ 𝐻 ∩ 𝐟
karena 𝑥, 𝑊 ∈ 𝐻 ∩ 𝐟, maka:
𝑥 ∈ 𝐻 ∩ 𝐟 𝑥 ∈ 𝐻 ∧ 𝑥 ∈ 𝐟
𝑊 ∈ 𝐻 ∩ 𝐟 𝑊 ∈ 𝐻 ∧ 𝑊 ∈ 𝐟
Perhatikan bahwa:
𝑊 ∈ 𝐻 dan H subgrup G maka ∃ 𝑊−1
∈ 𝐻
𝑊 ∈ 𝐟 dan K subgrup G maka ∃ 𝑊−1
∈ 𝐟
Sehingga
𝑥 ∈ 𝐻 ∧ 𝑊−1
∈ 𝐻 ⟹ 𝑥𝑊−1
∈ 𝐻 
 (i)
𝑥 ∈ 𝐟 ∧ 𝑊−1
∈ 𝐟 ⟹ 𝑥𝑊−1
∈ 𝐟 
(ii)
Dari (i) dan (ii) maka 𝑥𝑊−1
∈ 𝐻 ∩ 𝐟 
 (terpenuhi)
∎ H ∩ K ≀ G. ∎
17. Buktikan: Teorema 4.9 (Tahmir, S. 2004: 73)
Teorema 4.9: Irisan sebarang keluarga subgrup dari grup G juga merupakan
subgrup dari G.
Bukti:
Misalkan 𝐻1, 𝐻2, 𝐻3, 
 masing-masing sebarang keluarga subgrup dari grup
G. Akan dibuktikan 𝐻1 ∩ 𝐻2 ∩ 𝐻3 ∩ 

Misalkan 𝐻𝑖 = 𝐻1, 𝐻2, 𝐻3, 
 ; 𝑖 = 1,2,3, ..
Untuk membuktikan 𝐻𝑖 ≀ G
62
digunakan teorema “∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐺 grup, H ≀ G ⟺ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻 ⇒ 𝑎𝑏−1
∈ 𝐻".
Berdasarkan teorema di atas, akan ditunjukkan:
a. 𝐻𝑖 ≠ ∅
diketahui G grup sehingga ∃ 𝑒 ∈ 𝐺 dan diketahui H ≀ G maka
𝐻𝑖 ≠ ∅ sebab ∃ 𝑒 ∈ 𝐻𝑖 [e=identitas] 
 (terpenuhi)
b. 𝐻𝑖  G
𝐻𝑖  G jelas dipenuhi sebab 𝐻𝑖 = 𝐻1, 𝐻2, 𝐻3, 
 ; 𝑖 = 1,2,3, .. adalah
himpunan sebarang keluarga subgrup dari G 
 (terpenuhi)
c. ∀𝑥, 𝑊 ∈ 𝐻𝑖 ⟹ 𝑥𝑊−1
∈ 𝐻𝑖
Ambil sebarang 𝑥, 𝑊 ∈ 𝐻𝑖
𝑥 ∈ 𝐻𝑖 ; 𝑖 = 1,2,3, ..
𝑊 ∈ 𝐻𝑖 ; 𝑖 = 1,2,3, ..
Karena 𝐻𝑖 ; 𝑖 = 1,2,3, .. adalah sebarang keluarga subgrup dari G maka
∃ 𝑊−1
∈ 𝐻𝑖 ; 𝑖 = 1,2,3, .. [memiliki unsur invers]
Perhatikan bahwa 𝑥 ∈ 𝐻𝑖 & 𝑊−1
∈ 𝐻𝑖 ; 𝑖 = 1,2,3, .. maka
𝑥𝑊−1
∈ 𝐻𝑖 ; 𝑖 = 1,2,3, . .. [memenuhi sifat tertutup sebab 𝐻𝑖 ; 𝑖 = 1,2,3, ..
adalah sebarang keluarga subgrup dari G] 
 (terpenuhi)
∎ Hi ≀ G ; 𝑖 = 1,2,3, . ... ∎
18. Jika H, K subgrup dari grup H, apakah 𝐻 ∪ 𝐟 juga subgrup dari G?
Bukti:
𝐻 ∪ 𝐟 bukan subgrup dari G
contoh penyangkal
misalkan (𝑍, +) adalah grup dan (2Z, +) dan (3Z, +) adalah subgrup dari G
𝑍, + . akan dibuktikan 2Z atau 3Z subgrup Z
2𝑍 = { 
 − 2, 0, 2, 
 }
3𝑍 = { 
 − 3, 0, 3, 
 }
2𝑍 ∪ 3𝑍 = 
 , −3, −2, 0, 2, 3, 4, 

63
Perhatikan bahwa:
4 ∈ 2𝑍 ∪ 3𝑍
3 ∈ 2𝑍 ∪ 3𝑍
4 + 3 = 7 (2𝑍 ∪ 3𝑍)
Sehingga 72𝑍 ∪ 3𝑍 bukan subgrup Z sebab tidak memenuhi sifat tertutup.
∎ Jadi jika H, K subgrup dari grup G, maka 𝐻 ∪ 𝐟 bukan subgrup dari G. ∎
19. Misalkan G grup dan 𝐻 = {𝑎 ∈ 𝐺, 𝑥𝑎 = 𝑎𝑥, ∀𝑥 ∈ 𝐺}
Buktikan bahwa H subgrup dari G.
Bukti:
Untuk membuktikan 𝐻 ≀ G
digunakan teorema “∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐺 grup, H ≀ G ⟺ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻 ⇒ 𝑎𝑏−1
∈ 𝐻".
Berdasarkan teorema di atas, akan ditunjukkan:
a. 𝐻 ≠ ∅
𝐻 ≠ 0 sebab G adalah grup maka ∃𝑒 ∈ 𝐺, e unsur identitas dari G
∋ 𝑒𝑎 = 𝑎𝑒 = 𝑎 ∈ 𝐻.
b. 𝐻 ⊆ 𝐺
𝑎 ∈ 𝐺, 𝑥 ∈ 𝐺 dan 𝑥𝑎 ∈ 𝐺, sedangkan 𝑥𝑎 = 𝑎𝑥 ∈ 𝐻, maka 𝐻 𝐺.
c. ∀𝑥, 𝑊 ∈ 𝐻 ⟹ 𝑥𝑊−1
∈ 𝐻
Ambil sebarang 𝑥, 𝑊 ∈ 𝐻, maka 𝑥𝑎 = 𝑎𝑥 dan 𝑊𝑎 = 𝑎𝑊, selanjutnya
perhatikan bahwa:
𝑥𝑊−1
𝑎 = 𝑥𝑊−1
𝑎𝑒 [e=identitas]
= 𝑥𝑊−1
𝑎 𝑊𝑊−1
[e= 𝑊𝑊−1
]
= 𝑥𝑊−1
𝑎𝑊 𝑊−1
[sifat asosiatif]
= 𝑥𝑊−1
𝑊𝑎 𝑊−1
[𝑊𝑎 = 𝑎𝑊]
= 𝑥 𝑊𝑊−1
(𝑎 𝑊−1
) [sifat asosiatif]
= 𝑥𝑒𝑎𝑊−1
[𝑊𝑊−1
= e]
= (𝑥𝑒)𝑎𝑊−1
[sifat asosiatif]
64
= 𝑥𝑎𝑊−1
[𝑥𝑒 = 𝑥]
= 𝑥𝑎 𝑊−1
[sifat asosiatif]
= 𝑎𝑥 𝑊−1
[𝑥𝑎 = 𝑎𝑥]
= 𝑎(𝑥𝑊−1
) [sifat asosiatif]
Sehingga 𝑥𝑊−1
∈ 𝐻
∮ Jadi H adalah subgrup dari G. ∎
20. Jika G grup komutatif dengan unsur identitas e, dan 𝐻 = {𝑎 ∈ 𝐺: 𝑎2
= 𝑒}.
Buktikan H subgrup dari G.
Bukti:
Untuk membuktikan 𝐻 ≀ G
digunakan teorema “∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐺 grup, H ≀ G ⟺ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻 ⇒ 𝑎𝑏−1
∈ 𝐻".
Berdasarkan teorema di atas, akan ditunjukkan:
a. 𝐻 ≠ ∅
𝐻 ≠ 0 sebab 𝑎 ∈ 𝐺 ∋ 𝑎2
= 𝑒 ∈ 𝐻 [e=identitas].
b. 𝐻 ⊆ 𝐺
Karena 𝑒 ∈ 𝐺 dan berlaku 𝑎2
= 𝑒 ∈ 𝐻 [e = identitas] maka 𝐻 ⊆ 𝐺
c. ∀𝑚, 𝑛 ∈ 𝐻 ⟹ 𝑚𝑛−1
∈ 𝐻
Ambil sebarang 𝑚, 𝑛 ∈ 𝐻
Perhatikan bahwa:
𝑚 ∈ 𝐻; 𝑚2
= 𝑒 ⟹ 𝑚𝑚 = 𝑒
⟹ 𝑚𝑚𝑚−1
= 𝑒𝑚−1
[kalikan kedua ruas 𝑚−1
]
⟹ 𝑚(𝑚𝑚−1
) = 𝑚−1
[sifat assosiatif, 𝑒𝑚−1
= 𝑚−1
]
⟹ 𝑚𝑒 = 𝑚−1
[𝑚𝑚−1
= 𝑒]
⟹ 𝑚 = 𝑚−1
∈ 𝐻 [𝑚𝑒 = 𝑚]
𝑛 ∈ 𝐻; 𝑛2
= 𝑒 ⟹ 𝑛𝑛 = 𝑒
⟹ 𝑛𝑛𝑛−1
= 𝑒𝑛−1
[kalikan kedua ruas 𝑛−1
]
⟹ 𝑛(𝑛𝑛−1
) = 𝑛−1
[sifat assosiatif, 𝑒𝑛−1
= 𝑛−1
]
65
⟹ 𝑛𝑒 = 𝑛−1
[𝑛𝑛−1
= 𝑒]
⟹ 𝑛 = 𝑛−1
∈ 𝐻 [𝑛𝑒 = 𝑛]
Akan dibuktikan (𝑚𝑛−1
)2
= 𝑒
(𝑚𝑛−1
)2
= (𝑚𝑛−1
)(𝑚𝑛−1
)
= (𝑚𝑛−1
)(𝑛−1
𝑚) [sifat komutatif]
= 𝑚(𝑛−1
𝑛−1
)𝑚 [sifat assosiatif]
= 𝑚(𝑛−1
)2
𝑚 [𝑛−1
𝑛−1
= (𝑛−1
)2
]
= 𝑚(𝑛)2
𝑚 [𝑛−1
= 𝑛]
= 𝑚𝑒𝑚 [𝑛2
= 𝑒]
= 𝑚(𝑒𝑚) [sifat assosiatif]
= 𝑚𝑚 [𝑒𝑚 = 𝑚]
= 𝑚2
[𝑚𝑚 = 𝑚2
]
= 𝑒 [𝑚2
= 𝑒]
∎ Jadi, 𝐻 = 𝑎 ∈ 𝐺: 𝑎2
= 𝑒 adalah subgrup dari G. ∎
21. Jika 𝑀, 𝑁 masing-masing subgrup dari grup G, dan untuk setiap 𝑥 ∈ 𝐺,
𝑥−1
𝑀𝑥 = 𝑀 dan 𝑥−1
𝑁𝑥 = 𝑁. Buktikan, Jika 𝑀 ∩ 𝑁 = {𝑒} maka 𝑚𝑛 = 𝑛𝑚
untuk 𝑚 ∈ 𝑀, 𝑛 ∈ 𝑁 (e unsur identitas di G).
Bukti:
Diketahui: 𝑀, 𝑁 ≀ 𝐺, 𝑥 ∈ 𝐺
𝑥−1
𝑀𝑥 = 𝑀
𝑥−1
𝑁𝑥 = 𝑁
Akan dibuktikan: 𝑀 ∩ 𝑁 = {𝑒} ⟹ 𝑚𝑛 = 𝑛𝑚 untuk
Ambil sebarang 𝑚, 𝑛 dengan 𝑚 ∈ 𝑀, 𝑛 ∈ 𝑁
Perhatikan bahwa:
𝑁 ≀ 𝐺 dan 𝑀 ≀ 𝐺 ⟹ ∅ ≠ 𝑁 ⊆ 𝐺 dan ∅ ≠ 𝑀 ⊆ 𝐺 ∋ 𝑚, 𝑛 ∈ 𝐺
Karena 𝑥−1
𝑀𝑥 = 𝑀, 𝑚 ∈ 𝑀, 𝑛 ∈ 𝐺 maka
𝑛−1
𝑀𝑛 = 𝑀 atau 𝑛−1
𝑚𝑛 ∈ 𝑀 

 (1)
66
karena 𝑥−1
𝑁𝑥 = 𝑁, 𝑛 ∈ 𝑁, 𝑚 ∈ 𝐺 maka
𝑚−1
𝑁𝑚 = 𝑁 atau 𝑚−1
𝑛𝑚 ∈ 𝑁 

 (2)
Perhatikan 𝑛−1
𝑚−1
𝑛𝑚 = 𝑛−1
(𝑚−1
𝑛𝑚) = (𝑛−1
𝑚−1
𝑛)𝑚 

 (3)
Dari (1) 𝑛−1
𝑚𝑛 ∈ 𝑀 dan 𝑚−1
∈ 𝑀 maka (𝑛−1
𝑚−1
𝑛)𝑚 ∈ 𝑀 

 (4)
Dari (2) 𝑚−1
𝑛𝑚 ∈ 𝑁 dan 𝑛−1
∈ 𝑁 maka 𝑛−1
(𝑚−1
𝑛𝑚) ∈ 𝑁 

 (5)
Dari (4) dan (5) dapat disimpulkan bahwa:
𝑛−1
𝑚−1
𝑛𝑚 ∈ 𝑀 ∩ 𝑁 = {𝑒}
Jadi: 𝑒 = 𝑛−1
𝑚−1
𝑛𝑚
Akan dibuktikan: 𝑚𝑛 = 𝑛𝑚
𝑚𝑛 = 𝑚𝑛 (𝑒) [kalikan e, e=indentitas]
= 𝑚𝑛 𝑛−1
𝑚−1
𝑛𝑚 [𝑒 = 𝑛−1
𝑚−1
𝑛𝑚]
= 𝑚𝑛 𝑛−1
𝑚−1
)(𝑛𝑚 [sifat assosiatif]
= 𝑚𝑛 𝑚𝑛 −1
(𝑛𝑚) [𝑛−1
𝑚−1
= 𝑚𝑛 −1
, sifat grup]
= {𝑚𝑛 𝑚𝑛 −1
}(𝑛𝑚) [sifat assosiatif]
= 𝑒(𝑛𝑚) [𝑚𝑛 𝑚𝑛 −1
= 𝑒]
= 𝑛𝑚 [𝑒(𝑛𝑚) = 𝑛𝑚]
∎ Jadi, 𝑀 ∩ 𝑁 = {𝑒} maka 𝑚𝑛 = 𝑛𝑚 untuk 𝑚 ∈ 𝑀, 𝑛 ∈ 𝑁 (e unsur identitas
di G). ∎
22. Diketahui G grup abelian dan 𝐻, 𝐟 subgrup di 𝐺. Buktikan bahwa
𝐻𝐟 = {𝑕𝑘; 𝑕 ∈ 𝐻, 𝑘 ∈ 𝐟} merupakan subgrup di G.
Bukti:
Misalkan G grup, H ≀ G, K ≀ G
Untuk membuktikan 𝐻𝐟 ≀ G
digunakan teorema “∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐺 grup, H ≀ G ⟺ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻 ⇒ 𝑎𝑏−1
∈ 𝐻".
Berdasarkan teorema di atas, akan ditunjukkan:
a. 𝐻𝐟 ≠ ∅
67
Diketahui: G grup ⟹ ∃𝑒 ∈ 𝐺 [e=identitas]
H ≀ G ⟹ ∃𝑒 ∈ 𝐻 

 (1)
K ≀ G ⟹ ∃𝑒 ∈ 𝐟 

 (2)
Dari (1) dan (2) maka 𝐻𝐟 = {𝑒} akibatnya 𝐻𝐟 ≠ ∅
b. 𝐻𝐟 ⊆ 𝐺
H ≀ G ⟹ ∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺 & K ≀ G ⟹ ∅ ≠ 𝐟 ⊆ 𝐺 sehingga 𝐻𝐟 ⊆ 𝐺
c. ∀𝑝, 𝑞 ∈ 𝐻𝐟 ⟹ 𝑝𝑞−1
∈ 𝐻𝐟
Ambil sebarang 𝑝, 𝑞 ∈ 𝐻𝐟
Pandang: 𝑝 = 𝑕1 𝑘1 untuk suatu 𝑕1 ∈ 𝐻, 𝑘1 ∈ 𝐟
𝑞 = 𝑕2 𝑘2 untuk suatu 𝑕2 ∈ 𝐻, 𝑘2 ∈ 𝐟
Keterangan: H ≀ G ⟹ ∃ 𝑕1
−1
, 𝑕2
−1
∈ 𝐻
K ≀ G ⟹ ∃𝑘1
−1
, 𝑘2
−1
∈ 𝐟
Akan ditunjukkan 𝑝𝑞−1
∈ 𝐻𝐟
𝑝𝑞−1
= 𝑕1 𝑘1 𝑕2 𝑘2
−1
= 𝑕1 𝑘1 (𝑘2
−1
𝑕2
−1
) [sifat grup, 𝑕2 𝑘2
−1
= 𝑘2
−1
𝑕2
−1
]
= 𝑕1(𝑘1 𝑘2
−1
)𝑕2
−1
[sifat assosiatif]
= 𝑕1(𝑘3)𝑕2
−1
[𝑘1 ∈ 𝐟 ∧ 𝑘2
−1
∈ 𝐟 ⟹ 𝑘1 𝑘2
−1
∈ 𝐟 


 Memenuhi sifat tertutup dan misalkan 𝑘1 𝑘2
−1
= 𝑘3 ∈ 𝐟]
= 𝑕1(𝑘3 𝑕2
−1
) [sifat assosiatif]
= 𝑕1 𝑕2
−1
𝑘3 [sifat komutatif]
= (𝑕1 𝑕2
−1
)𝑘3 [sifat assosiatif]
= 𝑕3 𝑘3 [𝑕1 ∈ 𝐻 ∧ 𝑕2
−1
∈ 𝐻 ⟹ 𝑕1 𝑕2
−1
∈ 𝐻 


 Memenuhi sifat tertutup dan misalkan 𝑕1 𝑕2
−1
= 𝑕3 ∈ 𝐻]
= 𝑕3 𝑘3 [𝑘3 ∈ 𝐟, 𝑕3 ∈ 𝐻]
= 𝑕3 𝑘3 ∈ 𝐻𝐟
∎ jadi, HK ≀ G ∎
68
23. Jika H subgrup dari G dan 𝑎 ∈ 𝐺. Misalkan 𝑎𝐻𝑎−1
= {𝑎𝑕𝑎−1
; 𝑕 ∈ 𝐻} maka
tunjukkan bahwa 𝑎𝐻𝑎−1
subgrup dari G!
Bukti:
Misalkan G grup, H ≀ G, 𝑎 ∈ 𝐺
Untuk membuktikan 𝑎𝐻𝑎−1
≀ G
digunakan teorema “∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐺 grup, H ≀ G ⟺ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻 ⇒ 𝑎𝑏−1
∈ 𝐻".
Berdasarkan teorema di atas, akan ditunjukkan:
a. 𝑎𝐻𝑎−1
≠ ∅
Diketahui H ≀ G ⟹ ∃𝑒 ∈ 𝐻 [e=identitas]
Perhatikan bahwa: 𝑎𝐻𝑎−1
= {𝑎𝑒𝑎−1
= 𝑒; 𝑒 ∈ 𝐻} akibatnya 𝑎𝐻𝑎−1
≠ ∅
b. 𝑎𝐻𝑎−1
⊆ 𝐺
Diketahui 𝑎 ∈ 𝐺 dan H ≀ G artinya ∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺 ⟹ jelas 𝑎𝐻𝑎−1
⊆ 𝐺
c. ∀ 𝑝, 𝑞 ∈ 𝑎𝐻𝑎−1
⟹ 𝑝𝑞−1
∈ 𝑎𝐻𝑎−1
Ambil sebarang 𝑝, 𝑞 ∈ 𝑎𝐻𝑎−1
Pandang: 𝑝 = 𝑎𝑕1 𝑎−1
; untuk suatu 𝑕1 ∈ 𝐻
𝑞 = 𝑎𝑕2 𝑎−1
; untuk suatu 𝑕2 ∈ 𝐻
H ≀ G ⟹ ∃𝑕1
−1
, 𝑕2
−1
∈ 𝐻
Akan ditunjukkan 𝑝𝑞−1
∈ 𝑎𝐻𝑎−1
𝑝𝑞−1
= 𝑎𝑕1 𝑎−1
𝑎𝑕2 𝑎−1 −1
= 𝑎𝑕1 𝑎−1
𝑎𝑕2
−1
𝑎−1
= 𝑎𝑕1(𝑎−1
𝑎)𝑕2
−1
𝑎−1
[sifat assosiatif]
= 𝑎𝑕1 𝑒𝑕2
−1
𝑎−1
[𝑎−1
𝑎 = 𝑒]
= 𝑎(𝑕1 𝑒)𝑕2
−1
𝑎−1
[sifat assosiatif]
= 𝑎𝑕1 𝑕2
−1
𝑎−1
[𝑕1 𝑒 = 𝑕1]
= 𝑎(𝑕1 𝑕2
−1
)𝑎−1
[sifat assosiatif]
= 𝑎𝑕3 𝑎−1
[𝑕1 ∈ 𝐻, 𝑕2
−1
∈ 𝐻 ⟹ 𝑕1 𝑕2
−1
∈ 𝐻 


 misalkan 𝑕3=𝑕1 𝑕2
−1
∈ 𝐻]
69
= 𝑎𝑕3 𝑎−1
[𝑕3 ∈ 𝐻]
= 𝑎𝑕3 𝑎−1
∈ 𝑎𝐻𝑎−1
∎ jadi, 𝑎𝐻𝑎−1
≀ G ∎
24. Himpunan 𝐻 =
1
2 𝑚 ; 𝑚 ∈ 𝒁 dengan operasi perkalian merupakan subgrup
dari grup (Q{0},*).
Bukti:
Misalkan (Q{0},*) grup
Untuk membuktikan 𝐻 ≀ G
digunakan teorema “∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐺 grup, H ≀ G ⟺ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻 ⇒ 𝑎𝑏−1
∈ 𝐻".
Berdasarkan teorema di atas, akan ditunjukkan:
a. 𝐻 ≠ ∅
𝐻 ≠ ∅ sebab ∃
1
4
=
1
22 ; 2 ∈ 𝒁 ∈ 𝐻
b. 𝐻 ⊆ 𝑞{𝟎}
Ambil sebarang 𝑢 ∈ 𝐻
Pandang 𝑢 =
1
2 𝑀 ; 𝑀 ∈ 𝒁 ∈ 𝐻
Perhatikan bahwa
1
2 𝑀
; 𝑀 ∈ 𝒁 ⟹ 2 𝑀
∈ 𝑞{𝟎}
Sehingga
1
2 𝑀 ∈ 𝑞{𝟎}
𝑢 ∈ 𝐻 ∧ 𝑢 =
1
2 𝑀
∈ 𝑞{𝟎} ⟹ 𝐻 ⊆ 𝑞{𝟎}
c. ∀ 𝑝, 𝑞 ∈ 𝐻 ⟹ 𝑝𝑞−1
∈ 𝐻
Ambil sebarang 𝑝, 𝑞 ∈ 𝐻
Pandang: 𝑝 =
1
2 𝑠 ; 𝑠 ∈ 𝒁 ∈ 𝐻
𝑞 =
1
2𝑡
; 𝑡 ∈ 𝒁 ∈ 𝐻
70
Akan ditunjukkan 𝑝𝑞−1
∈ 𝐻
𝑝𝑞−1
=
1
2 𝑠
1
2𝑡
−1
=
1
2 𝑠
1
1
2𝑡
=
1
2 𝑠
2𝑡
=
1
2 𝑠−𝑡
∈ 𝐻
Karena 𝑠 ∈ 𝒁 ∧ 𝑡 ∈ 𝒁 ⟹ 𝑠 − 𝑡 ∈ 𝒁
∎ jadi, 𝐻 ≀ G ∎
***
71
KOSET & SUBGRUP NORMAL
Pendahuluan
Misalkan G suatu grup dan H subgrup dari G. jika 𝑎 ∈ 𝐺 sebarang, maka
kompleks dari G yang dinyatakan oleh Ha dan aH yang didefenisikan
sebagai berikut:
𝐻𝑎 = 𝑕𝑎; 𝑕 ∈ 𝐻 [kosest kanan]
𝑎𝐻 = {𝑎𝑕; 𝑕 ∈ 𝐻} [koset kiri]
Subgrup Normal
 Bila G suatu grup dan N subgrup dari G dinamakan subgrup normal dari
G jika untuk setiap g G dan n N maka g n g-1
N
atau ekivalen dengan pernyataan
N merupakan subgrup normal dari G jika g N g-1 = {gng-1
/ n N} N
untuk setiap gG
 Subgrup N merupakan subgrup normal dalam grup G, jika dan hanya jika
untuk setiap g G maka g N g-1
= N
Perhatikan
g N g-1
= N tidak boleh diartikan g n g-1
= n, tetapi g n g-1
= n' untuk suatu
n' N.
 Dalam suatu grup G, N merupakan subgrup normal jika dan hanya jika
koset kanan dari N dalam G sama dengan koset kiri dari N dalam G.
 Dalam suatu grup G, N merupakan subgrup normal jika dan hanya jika
perkalian dua koset kanan dari N dalam G, lagi merupakan koset
kanan dari N dalam G.
72
1. Jika H subgrup dari G
Buktikan: aH=bH jika dan hanya jika 𝑏−1
𝑎 ∈ 𝐻, ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺.
Bukti:
Misalkan G grup dan 𝐻 ≀ 𝐺
Akan dibuktikan 𝑎𝐻 = 𝑏𝐻  𝑏−1
𝑎 ∈ 𝐻, ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺
⟹) bukti dari kiri ke kanan
Akan ditunjukkan 𝑎𝐻 = 𝑏𝐻  𝑏−1
𝑎 ∈ 𝐻, ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺
Ambil sebarang 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 ∋ 𝑎𝐻 = 𝑏𝐻
Karena 𝑒 ∈ 𝐻(𝑒 unsur identitas) maka
𝑎 𝑒 ∈ 𝑎𝐻 atau 𝑎 ∈ 𝑎𝐻
Karena 𝑎𝐻 = 𝑏𝐻 𝑎 ∈ 𝑏𝐻 [𝑎 ∈ 𝑎𝐻]
 𝑏−1
𝑎 ∈ 𝑏−1
(𝑏𝐻) [kalikan 𝑏−1
dari kiri]
 𝑏−1
𝑎 ∈ (𝑏−1
𝑏)𝐻 [sifat assosiatif]
 𝑏−1
𝑎 ∈ 𝑒𝐻 [𝑏−1
𝑏 = 𝑒]
 𝑏−1
𝑎 ∈ 𝐻 [𝑒𝐻 = 𝐻]
⟹) bukti dari kanan ke kiri
Akan ditunjukkan 𝑏−1
𝑎 ∈ 𝐻  𝑎𝐻 = 𝑏𝐻 , ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺
Misalkan 𝑏−1
𝑎 ∈ 𝐻 akan ditunjukkan 𝑎𝐻 = 𝑏𝐻
𝑏−1
𝑎 ∈ 𝐻  𝑏−1
𝑎𝐻 = 𝐻 [Menurut teorema 𝑏𝐻 = 𝐻; 𝑏 ∈ 𝐻 ]
 𝑏𝑏−1
𝑎𝐻 = 𝑏𝐻 [kalikan 𝑏 dari arah kiri]
 (𝑏𝑏−1
)𝑎𝐻 = 𝑏𝐻 [sifat assosiatif]
(𝑒𝑎)𝐻 = 𝑏𝐻 [𝑏𝑏−1
= 𝑒 & sifat assosiatif]
𝑎𝐻 = 𝑏𝐻 [𝑒𝑎 = 𝑎]
∎ Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa 𝑎𝐻 = 𝑏𝐻  𝑏−1
𝑎 ∈
𝐻, ∀ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺. ∎
2. Jika H subgrup dari G
Buktikan: Ha=Hb jika dan hanya jika 𝑏−1
𝑎 ∈ 𝐻, ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺.
73
Bukti:
Misalkan G grup dan 𝐻 ≀ 𝐺
Akan dibuktikan 𝐻𝑎 = 𝐻𝑏  𝑏−1
𝑎 ∈ 𝐻, ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺
⟹) bukti dari kiri ke kanan
Akan ditunjukkan 𝐻𝑎 = 𝐻𝑏  𝑏−1
𝑎 ∈ 𝐻, ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺
Ambil sebarang 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 ∋ 𝐻𝑎 = 𝐻𝑏
Karena 𝑒 ∈ 𝐻(𝑒 unsur identitas) maka
𝑎 𝑒 ∈ 𝐻𝑎 atau 𝑎 ∈ 𝐻𝑎
Karena 𝐻𝑎 = 𝐻𝑏 𝑎 ∈ 𝐻𝑏 [𝑎 ∈ 𝐻𝑎]
 𝑎𝑏−1
∈ (𝐻𝑏)𝑏−1
[kalikan 𝑏−1
dari kanan]
 𝑎𝑏−1
∈ 𝐻(𝑏𝑏−1
) [sifat assosiatif]
 𝑎𝑏−1
∈ 𝐻𝑒 [𝑏𝑏−1
= 𝑒]
 𝑎𝑏−1
∈ 𝐻 [𝐻𝑒 = 𝐻]
⟹) bukti dari kanan ke kiri
Akan ditunjukkan 𝑎𝑏−1
∈ 𝐻  𝐻𝑎 = 𝐻𝑏 , ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺
Misalkan 𝑎𝑏−1
∈ 𝐻 akan ditunjukkan 𝐻𝑎 = 𝐻𝑏
𝑎𝑏−1
∈ 𝐻  𝐻𝑎𝑏−1
= 𝐻 [Menurut teorema 𝑏𝐻 = 𝐻; 𝑏 ∈ 𝐻 ]
 𝐻𝑎𝑏−1
𝑏 = 𝐻𝑏 [kalikan 𝑏 dari arah kanan]
 𝐻𝑎(𝑏−1
𝑏) = 𝐻𝑏 [sifat assosiatif]
𝐻(𝑎𝑒) = 𝐻𝑏 [𝑏−1
𝑏 = 𝑒 & sifat assosiatif]
𝐻𝑎 = 𝐻𝑏 [𝑎𝑒 = 𝑎]
∎ Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa 𝐻𝑎 = 𝐻𝑏  𝑎𝑏−1
∈
𝐻, ∀ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺. ∎
3. Buktikan, jika H subgrup dari G, maka G merupakan gabungan semua koset
kanan (kiri) dari H di G.
Bukti:
Misalkan G grup dan 𝐻 ≀ 𝐺
74
Akan dibuktikan 𝐺 = 𝐻𝑎 ∪ 𝐻𝑏
H ≀ 𝐺 𝐻 ≠ ∅
𝐻𝑎 = 𝑕𝑎; 𝑕 ∈ 𝐻 [defenisi]
𝐻𝑏 = 𝑕𝑏; 𝑕 ∈ 𝐻 [defenisi]
𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺
𝑕 ∈ 𝐻  𝑕 ∈ 𝐺 [H ≀ 𝐺]
𝑎 ∈ 𝐺, 𝑕 ∈ 𝐺  𝑕𝑎 ∈ 𝐺
𝑏 ∈ 𝐺, 𝑕 ∈ 𝐺  𝑕𝑏 ∈ 𝐺
Misalkan diambil sebarang 𝑥 ∈ 𝐻𝑎 ∪ 𝐻𝑏
𝑥 ∈ 𝐻𝑎 ∪ 𝐻𝑏  𝑥 ∈ 𝑕𝑎 ∪ 𝑕𝑏  𝑥 ∈ 𝐺 [𝑕𝑎 ∈ 𝐺 ∧ 𝑕𝑏 ∈ 𝐺]
∎ Jadi jika H subgrup dari G, maka merupakan gabungan semua koset kanan
(kiri) dari H di G. ∎
4. Misalkan H dan M masing-masing sungrup normal dari grup G. Buktikan
𝐻 ∩ 𝑀 ⊮ 𝐺.
Bukti:
Misalkan G grup, 𝐻 ⊮ 𝐺 & 𝑀 ⊮ 𝐺
Akan ditunjukkan bahwa 𝐻 ∩ 𝑀 ⊮ 𝐺
Perhatikan bahwa:
G grup maka jelas 𝐺 ≠ ∅, Ambil sebarang 𝑡 ∈ 𝐺 dan
Ambil sebarang 𝑝 ∈ 𝐻 ∩ 𝑀
𝑝 ∈ 𝐻 ∩ 𝑀 ⟹ 𝑝 ∈ 𝐻 ∧ 𝑝 ∈ 𝑀
Diketahui 𝐻 ⊮ 𝐺 & 𝑀 ⊮ 𝐺 sehingga:
𝐻 ⊮ 𝐺 ⟹ 𝑝𝐻𝑝−1
= 𝐻 atau 𝑝𝑡𝑝−1
∈ 𝐻; 𝑝 ∈ 𝐻, 𝑡 ∈ 𝐺 


.. (i)
𝑀 ⊮ 𝐺 ⟹ 𝑝𝑀𝑝−1
= 𝑀 atau 𝑝𝑚𝑝−1
∈ 𝑀; 𝑝 ∈ 𝑀, 𝑡 ∈ 𝐺 


.. (ii)
Berdasarkan (i) dan (ii) diperoleh 𝑝𝑡𝑝−1
∈ 𝐻 ∩ 𝑀
∎ 𝑝𝑡𝑝−1
∈ 𝐻 ∩ 𝑀; 𝑝 ∈ 𝐻 ∩ 𝑀 dan 𝑡 ∈ 𝐺 berdasarkan defenisi akibatnya
𝐻 ∩ 𝑀 ⊮ 𝐺. ∎
75
5. Misalkan G grup, N dan H masing-masing subgrup dari G, dan normal di G.
buktikan:
a) 𝑁𝐻 = {𝑛𝑕: 𝑛 ∈ 𝑁, 𝑕 ∈ 𝐻} subgrup dari G
b) 𝐻 subgrup normal dari 𝑁
Bukti:
Misalkan G grup, 𝐻 ≀ 𝐺, 𝑁 ⊮ 𝐺
a) Akan dibuktikan 𝑁𝐻 = {𝑛𝑕: 𝑛 ∈ 𝑁, 𝑕 ∈ 𝐻} ≀ 𝐺
Untuk membuktikan 𝑁𝐻 = {𝑛𝑕: 𝑛 ∈ 𝑁, 𝑕 ∈ 𝐻} ≀ 𝐺
digunakan teorema “∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐺 grup, H ≀ G ⟺ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻 ⇒ 𝑎𝑏−1
∈ 𝐻".
Berdasarkan teorema di atas, akan ditunjukkan:
d. 𝑁𝐻 ≠ ∅
Diketahui 𝐻 ≀ 𝐺 ⟹ ∃𝑒1 ∈ 𝐻 [𝑒1=identitas]
𝑒1 ∈ 𝐻 ∧ 𝐻 ≀ 𝐺 ⟹ 𝑒1 ∈ 𝐺
Diketahui 𝑁 ≀ 𝐺 ⟹ ∃𝑒2 ∈ 𝑁 [𝑒2=identitas]
𝑒2 ∈ 𝑁 ∧ 𝑁 ≀ 𝐺 ⟹ 𝑒2 ∈ 𝐺
𝑒1 ∈ 𝐺 dan 𝑒2 ∈ 𝐺 sementara diketahui G grup berdasarkan sifat
ketunggalan unsur identitas pada grup akibatnya 𝑒1 = 𝑒2, misalkan
𝑒 = 𝑒1 = 𝑒2 [e=identitas]
Sekarang perhatikan:
𝑁𝐻 = {𝑒 = 𝑒1 𝑒2: 𝑒1 ∈ 𝑁, 𝑒2 ∈ 𝐻} sehingga ∃𝑒 ∈ 𝑁𝐻 akibatnya
𝑁𝐻 ≠ ∅
e. 𝑁𝐻 ⊆ 𝐺
Pada bagian (a) diperoleh 𝑒 ∈ 𝑁𝐻; 𝑒 ∈ 𝑁 dan 𝑒 ∈ 𝐻
Diketahui bahwa 𝐻 ≀ 𝐺, 𝑁 ⊮ 𝐺 maka jelas 𝑒 ∈ 𝐺
Akibatnya pasti 𝑁𝐻 ⊆ 𝐺
f. Ambil sebarang 𝑥, 𝑊 ∈ 𝑁𝐻
Pandang 𝑥 = 𝑛1 𝑕1; 𝑛1 ∈ 𝑁 dan 𝑕1 ∈ 𝐻
𝑊 = 𝑛2 𝑕2; 𝑛2 ∈ 𝑁 dan 𝑕2 ∈ 𝐻
76
𝑛1, 𝑛2 ∈ 𝑁 ∧ 𝑁 ≀ 𝐺 ⟹ 𝑛1, 𝑛2 ∈ 𝐺
𝑛1, 𝑛2 ∈ 𝑁 ∧ 𝑁 ≀ 𝐺 ⟹ 𝑛1
−1
, 𝑛2
−1
∈ 𝐺
𝑕1, 𝑕2 ∈ 𝐻 ∧ 𝐻 ≀ 𝐺 ⟹ 𝑕1, 𝑕2 ∈ 𝐺
𝑕1, 𝑕2 ∈ 𝐻 ∧ 𝐻 ≀ 𝐺 ⟹ 𝑕1
−1
, 𝑕2
−1
∈ 𝐺
Adit 𝑥y−1
∈ 𝑁𝐻
𝑥y−1
= (𝑛1 𝑕1)(𝑛2 𝑕2)−1
= (𝑛1 𝑕1) (𝑕2
−1
𝑛2
−1
) [(𝑛2 𝑕2)−1
= 𝑕2
−1
𝑛2
−1
]
= (𝑛1 𝑕1 𝑕2
−1
) 𝑛2
−1
[assosiatif]
= (𝑛1 𝑕1 𝑕2
−1
) (𝑕2 𝑛2
−1
𝑕2
−1
) [𝑕2, 𝑕2
−1
∈ 𝐺, 𝑛2
−1
∈ 𝑁, 𝑁 ⊮ 𝐺]
= (𝑛1 𝑕1)(𝑕2
−1
𝑕2) (𝑛2
−1
𝑕2
−1
) [assosiatif]
= (𝑛1 𝑕1)(𝑒) (𝑛2
−1
𝑕2
−1
) [𝑕2
−1
𝑕2 = 𝑒, 𝑒 = 𝑖𝑑𝑒𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠]
= 𝑛1(𝑕1 𝑒) (𝑛2
−1
𝑕2
−1
) [assosiatif]
= (𝑛1 𝑕1) (𝑛2
−1
𝑕2
−1
) [𝑕1 𝑒 = 𝑕1]
= 𝑛1 𝑕1 (𝑕1
−1
𝑛2
−1
𝑕1)(𝑕2
−1
) [𝑕1, 𝑕1
−1
∈ 𝐺, 𝑛2
−1
∈ 𝑁, 𝑁 ⊮ 𝐺]
= 𝑛1 (𝑕1 𝑕1
−1
)𝑛2
−1
𝑕1 𝑕2
−1
[assosiatif]
= 𝑛1 (𝑒)𝑛2
−1
𝑕1 𝑕2
−1
[𝑕1 𝑕1
−1
= 𝑒; 𝑒 = 𝑖𝑑𝑒𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠]
= (𝑛1 𝑒)𝑛2
−1
𝑕1 𝑕2
−1
[assosiatif]
= 𝑛1 𝑛2
−1
𝑕1 𝑕2
−1
[𝑛1 𝑒 = 𝑛1; 𝑒 = 𝑖𝑑𝑒𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠]
= (𝑛1 𝑛2
−1
)(𝑕1 𝑕2
−1
)
[𝑛1, 𝑛2
−1
∈ 𝑁 ⟹ 𝑛1 𝑛2
−1
∈ 𝑁 misalkan 𝑛1 𝑛2
−1
= 𝑛3 ∈ 𝑁
𝑕1, 𝑕2
−1
∈ 𝐻 ⟹ 𝑕1 𝑕2
−1
∈ 𝐻 misalkan 𝑕1 𝑕2
−1
= 𝑕3 ∈ 𝐻]
= 𝑛3 𝑕3 ∈ 𝑁𝐻
∎ telah dibuktikan 𝑁𝐻 ≠ ∅, 𝑁𝐻 ⊆ 𝐺 & ∀ 𝑥, 𝑊 ∈ 𝑁𝐻 ⟹ 𝑥y−1
∈ 𝑁𝐻
sehingga hipotesis dinyatakan benar yakni 𝑁𝐻 ≀ 𝐺. ∎
b) Akan dibuktikan H ⊮ NH
Digunakan teorema “𝐻 ≀ 𝐺 adalah normal ⟺ 𝑥𝐻𝑥−1
⊆ 𝐻, ∀𝑥 ∈ 𝐺.
Berdasarkan teorema diatas akan ditunjukkan:
77
a. NH membentuk grup
Pada bagian (a) telah ditunjukkan bahwa 𝑁𝐻 ≀ 𝐺 sehingga jelas NH
membentuk grup.
b. H subgrup dari NH
Digunakan teorema “∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐺 grup, H ≀ G ⟺ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻 ⇒ 𝑎𝑏−1
∈
𝐻".
Dari teorema diatas maka yang diambil sebagai hipotesis adalah H
subgrup dari NH. Untuk itu akan ditunjukkan:
(i) 𝐻 ≠ ∅
Diketahui H ≀ G ⟹∃ e ∈ H [e=identitas] akibatnya 𝐻 ≠ ∅
(ii) 𝐻 ⊆ 𝑁𝐻
Diketahui N ≀ G ⟹∃ e ∈ N [e=identitas]
Pandang 𝐻 = 𝑒𝑕1 = 𝑕1; 𝑕1 ∈ 𝐻, 𝑒 ∈ 𝑁
sementara 𝑕1 = 𝑒𝑕1 ∈ N𝐻 akibatnya 𝐻 ⊆ 𝑁𝐻
(iii)∀𝑝, 𝑞 ∈ 𝐻 ⟹ 𝑝𝑞−1
∈ 𝐻
Ambil sebarang 𝑝, 𝑞 ∈ 𝐻
Pandang 𝑝 = 𝑕1; 𝑕1 ∈ 𝐻
𝑞 = 𝑕2; 𝑕2 ∈ 𝐻
Akan ditunjukkan 𝑝𝑞−1
∈ 𝐻
𝑝𝑞−1
= 𝑕1 𝑕2
−1
[𝑕1, 𝑕2
−1
∈ 𝐻 ⟹ 𝑕1 𝑕2
−1
∈ 𝐻]
= 𝑕1 𝑕2
−1
[Misalkan 𝑕1, 𝑕2
−1
= 𝑕3 ∈ 𝐻]
= 𝑕3 ∈ 𝐻
Karena (i), (ii) & (iii) terpenuhi maka hipotesis dinyatakan benar
yakni H ≀ 𝑁𝐻
c. ∀𝑥 ∈ 𝑁𝐻 ⟹ 𝑥𝐻𝑥−1
⊆ 𝐻
Ambil sebarang 𝑥 ∈ 𝑁𝐻
Pandang 𝑥 = 𝑛𝑕; 𝑛 ∈ 𝑁, 𝑕 ∈ 𝐻
Invers dari x adalah 𝑥−1
= (𝑛𝑕)−1
78
= 𝑕−1
𝑛−1
[dijamin sebab NH membentuk grup]
= 𝑕−1
𝑛−1
[𝑕−1
∈ 𝐻, 𝑛−1
∈ 𝑁]
Ambil sebarang 𝑕1 ∈ 𝐻, akan dibuktikan 𝑥𝐻𝑥−1
⊆ 𝐻
𝑥𝐻𝑥−1
= 𝑛𝑕 (𝑕1)(𝑕−1
𝑛−1
)
= 𝑛(𝑕𝑕1)(𝑕−1
𝑛−1
) [assosiatif]
= 𝑛(𝑕𝑕1)(𝑕−1
𝑛−1
) [𝑕, 𝑕1 ∈ 𝐻 ⟹ 𝑕𝑕1 ∈ 𝐻]
= (𝑛𝑕3)(𝑕−1
𝑛−1
) [misalkan 𝑕𝑕1 = 𝑕3 ∈ 𝐻]
= 𝑛(𝑕3 𝑕−1
)𝑛−1
[assosiatif]
= 𝑛(𝑕3 𝑕−1
)𝑛−1
[𝑕3, 𝑕−1
∈ 𝐻 ⟹ 𝑕3 𝑕−1
∈ 𝐻]
= 𝑛(𝑕4)𝑛−1
[misalkan 𝑕3 𝑕−1
= 𝑕4 ∈ 𝐻]
= 𝑛𝑕4(𝑕4
−1
𝑛−1
𝑕4) [𝑕4 ∈ 𝐻, 𝑛−1
∈ 𝑁 & 𝑁 normal]
= 𝑛(𝑕4 𝑕4
−1
)𝑛−1
𝑕4 [assosiatif]
= (𝑛𝑒)𝑛−1
𝑕4 [𝑕4 𝑕4
−1
= 𝑒; 𝑒 = 𝑖𝑑𝑒𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠]
= (𝑛𝑛−1
)𝑕4 [𝑛𝑒 = 𝑛, assosiatif]
= 𝑒𝑕4 [𝑛𝑛−1
= 𝑒]
= 𝑕4 ∈ 𝐻 [𝑒𝑕4 = 𝑕4; 𝑒 = 𝑖𝑑𝑒𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠]
∎ Karena telah dibuktikan 𝑁𝐻 membentuk grup 𝐻 ⊆ 𝑁𝐻 & ∀ 𝑥 ∈ 𝑁𝐻 ⟹
𝑥𝐻𝑥−1
⊆ 𝐻, maka hipotesis dinyatakan benar yakni 𝐻 ⊮ 𝑁𝐻. ∎
***
REFERENSI
Defila, F. 2012. “Diktat Kuliah, Struktur Aljabar 1 (Teori Grup)”. Padang. STKIP
Sumater Barat (Tidak diterbitkan)
Herstein, I.N. 1975. Topics In Algebra, Second Edition. Inc New York. John Wiley &
Sons.
Isnarto. 2008. “Buku Ajar Pengantar Struktur Aljabar 1”. Semarang. Universitas
Negeri Semarang (Tidak diterbitkan)
Tahmir, S. 2004. Teori Grup. Makassar: Andira Publisher

Weitere Àhnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Modul 3 kongruensi
Modul 3   kongruensiModul 3   kongruensi
Modul 3 kongruensiAcika Karunila
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Arvina Frida Karela
 
Rangkuman materi Isometri
Rangkuman materi IsometriRangkuman materi Isometri
Rangkuman materi IsometriNia Matus
 
Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)Nia Matus
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Arvina Frida Karela
 
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)Nia Matus
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Arvina Frida Karela
 
Bilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapBilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapagus_budiarto
 
Semigrup dan monoid
Semigrup dan monoidSemigrup dan monoid
Semigrup dan monoidJhoko Jhoko
 
PEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABARPEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABARNailul Hasibuan
 
Relasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi Rekursi
Relasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi RekursiRelasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi Rekursi
Relasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi RekursiOnggo Wiryawan
 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi Nia Matus
 
Relasi Rekurensi
Relasi RekurensiRelasi Rekurensi
Relasi RekurensiHeni Widayani
 
Modul 4 kongruensi linier
Modul 4   kongruensi linierModul 4   kongruensi linier
Modul 4 kongruensi linierAcika Karunila
 
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
Modul 2   keterbagian bilangan bulatModul 2   keterbagian bilangan bulat
Modul 2 keterbagian bilangan bulatAcika Karunila
 
Teori bilangan
Teori bilanganTeori bilangan
Teori bilanganDia Cahyawati
 

Was ist angesagt? (20)

Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
 
Modul 3 kongruensi
Modul 3   kongruensiModul 3   kongruensi
Modul 3 kongruensi
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
 
Rangkuman materi Isometri
Rangkuman materi IsometriRangkuman materi Isometri
Rangkuman materi Isometri
 
Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)
 
Grup permutasi
Grup permutasiGrup permutasi
Grup permutasi
 
Ring
RingRing
Ring
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
 
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
 
Bilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapBilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkap
 
Semigrup dan monoid
Semigrup dan monoidSemigrup dan monoid
Semigrup dan monoid
 
ANALISIS REAL
ANALISIS REALANALISIS REAL
ANALISIS REAL
 
PEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABARPEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
 
Relasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi Rekursi
Relasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi RekursiRelasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi Rekursi
Relasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi Rekursi
 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi
 
Relasi Rekurensi
Relasi RekurensiRelasi Rekurensi
Relasi Rekurensi
 
Modul 4 kongruensi linier
Modul 4   kongruensi linierModul 4   kongruensi linier
Modul 4 kongruensi linier
 
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
Modul 2   keterbagian bilangan bulatModul 2   keterbagian bilangan bulat
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
 
Teori bilangan
Teori bilanganTeori bilangan
Teori bilangan
 

Andere mochten auch

Menilai problem solving di kurikulum matematika
Menilai problem solving di kurikulum matematikaMenilai problem solving di kurikulum matematika
Menilai problem solving di kurikulum matematikaMuhammad Alfiansyah Alfi
 
Contoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupContoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupKabhi Na Kehna
 
Subgrup normal dan grup faktor
Subgrup normal dan grup faktorSubgrup normal dan grup faktor
Subgrup normal dan grup faktorSholiha Nurwulan
 
JENIS-JENIS METODE PEMBELAJARAN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN
JENIS-JENIS METODE PEMBELAJARAN DAN STRATEGI PEMBELAJARANJENIS-JENIS METODE PEMBELAJARAN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN
JENIS-JENIS METODE PEMBELAJARAN DAN STRATEGI PEMBELAJARANMuhammad Alfiansyah Alfi
 
JENIS-JENIS MODEL PEMBELAJARAN DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN
JENIS-JENIS MODEL PEMBELAJARAN DAN PENDEKATAN PEMBELAJARANJENIS-JENIS MODEL PEMBELAJARAN DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN
JENIS-JENIS MODEL PEMBELAJARAN DAN PENDEKATAN PEMBELAJARANMuhammad Alfiansyah Alfi
 
deret kuasa
deret kuasaderet kuasa
deret kuasaRuth Dian
 
Perbandingan senilai dan tak senilai
Perbandingan senilai dan tak senilaiPerbandingan senilai dan tak senilai
Perbandingan senilai dan tak senilaiMuhammad Alfiansyah Alfi
 
buku ajar materi fungsi invers kelas XI MIA
buku ajar materi fungsi invers kelas XI MIAbuku ajar materi fungsi invers kelas XI MIA
buku ajar materi fungsi invers kelas XI MIAMuhammad Alfiansyah Alfi
 
142.full book matematika vii
142.full book matematika vii142.full book matematika vii
142.full book matematika viiCut Nta
 
Laporan Magang (Landasan Keguruan 2)
Laporan Magang (Landasan Keguruan 2)Laporan Magang (Landasan Keguruan 2)
Laporan Magang (Landasan Keguruan 2)Muhammad Alfiansyah Alfi
 
Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam
Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif IslamOntologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam
Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif IslamMuhammad Alfiansyah Alfi
 
Analisis proses berpikir reflektif siswa
Analisis proses berpikir reflektif siswaAnalisis proses berpikir reflektif siswa
Analisis proses berpikir reflektif siswaMuhammad Alfiansyah Alfi
 
Teori Belajar dalam Pembelajaran Matematika
Teori Belajar dalam Pembelajaran MatematikaTeori Belajar dalam Pembelajaran Matematika
Teori Belajar dalam Pembelajaran MatematikaIAIN SEKH NURJATI CIREBON
 
Matematika Diskrit part 2
Matematika Diskrit part 2Matematika Diskrit part 2
Matematika Diskrit part 2radar radius
 
Relasi rekursif
Relasi rekursifRelasi rekursif
Relasi rekursifEssa Novalia
 

Andere mochten auch (20)

Jawaban Soal Latihan
Jawaban Soal LatihanJawaban Soal Latihan
Jawaban Soal Latihan
 
Menilai problem solving di kurikulum matematika
Menilai problem solving di kurikulum matematikaMenilai problem solving di kurikulum matematika
Menilai problem solving di kurikulum matematika
 
Contoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupContoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrup
 
Subgrup normal dan grup faktor
Subgrup normal dan grup faktorSubgrup normal dan grup faktor
Subgrup normal dan grup faktor
 
JENIS-JENIS METODE PEMBELAJARAN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN
JENIS-JENIS METODE PEMBELAJARAN DAN STRATEGI PEMBELAJARANJENIS-JENIS METODE PEMBELAJARAN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN
JENIS-JENIS METODE PEMBELAJARAN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN
 
JENIS-JENIS MODEL PEMBELAJARAN DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN
JENIS-JENIS MODEL PEMBELAJARAN DAN PENDEKATAN PEMBELAJARANJENIS-JENIS MODEL PEMBELAJARAN DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN
JENIS-JENIS MODEL PEMBELAJARAN DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN
 
Grup
GrupGrup
Grup
 
deret kuasa
deret kuasaderet kuasa
deret kuasa
 
Perbandingan senilai dan tak senilai
Perbandingan senilai dan tak senilaiPerbandingan senilai dan tak senilai
Perbandingan senilai dan tak senilai
 
buku ajar materi fungsi invers kelas XI MIA
buku ajar materi fungsi invers kelas XI MIAbuku ajar materi fungsi invers kelas XI MIA
buku ajar materi fungsi invers kelas XI MIA
 
142.full book matematika vii
142.full book matematika vii142.full book matematika vii
142.full book matematika vii
 
pewarnaan graf pada frekuensi radio
pewarnaan graf pada frekuensi radiopewarnaan graf pada frekuensi radio
pewarnaan graf pada frekuensi radio
 
Laporan Magang (Landasan Keguruan 2)
Laporan Magang (Landasan Keguruan 2)Laporan Magang (Landasan Keguruan 2)
Laporan Magang (Landasan Keguruan 2)
 
Asking question
Asking questionAsking question
Asking question
 
Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam
Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif IslamOntologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam
Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam
 
Analisis proses berpikir reflektif siswa
Analisis proses berpikir reflektif siswaAnalisis proses berpikir reflektif siswa
Analisis proses berpikir reflektif siswa
 
TEORI-TEORI BELAJAR
TEORI-TEORI BELAJARTEORI-TEORI BELAJAR
TEORI-TEORI BELAJAR
 
Teori Belajar dalam Pembelajaran Matematika
Teori Belajar dalam Pembelajaran MatematikaTeori Belajar dalam Pembelajaran Matematika
Teori Belajar dalam Pembelajaran Matematika
 
Matematika Diskrit part 2
Matematika Diskrit part 2Matematika Diskrit part 2
Matematika Diskrit part 2
 
Relasi rekursif
Relasi rekursifRelasi rekursif
Relasi rekursif
 

Ähnlich wie Teori Group

KELOMPOK_1_GRUP FIKS.pptx
KELOMPOK_1_GRUP FIKS.pptxKELOMPOK_1_GRUP FIKS.pptx
KELOMPOK_1_GRUP FIKS.pptxAmir917685
 
Presentation Peta Konsep Grup Mata Kuliah Struktur Aljabar
Presentation Peta Konsep Grup Mata Kuliah Struktur AljabarPresentation Peta Konsep Grup Mata Kuliah Struktur Aljabar
Presentation Peta Konsep Grup Mata Kuliah Struktur AljabarJufriSMANLI
 
Presentasi aljabar
Presentasi aljabarPresentasi aljabar
Presentasi aljabarKhoirun Nisa
 
MATEMATIKANLANJUT, GRUP SIKLIK (CONTOH SOAL DAN TEOREMA)
MATEMATIKANLANJUT, GRUP SIKLIK (CONTOH SOAL DAN TEOREMA)MATEMATIKANLANJUT, GRUP SIKLIK (CONTOH SOAL DAN TEOREMA)
MATEMATIKANLANJUT, GRUP SIKLIK (CONTOH SOAL DAN TEOREMA)IndahSari499061
 
PPT DEFINISI RING & CONTOHNYA_K.1 (1).pptx
PPT DEFINISI RING & CONTOHNYA_K.1 (1).pptxPPT DEFINISI RING & CONTOHNYA_K.1 (1).pptx
PPT DEFINISI RING & CONTOHNYA_K.1 (1).pptxNoorIzzaKamila
 
Aljabar kelompok 1
Aljabar kelompok 1Aljabar kelompok 1
Aljabar kelompok 1IdaAnasari
 
05 Materi Subgrup.pdf
05 Materi Subgrup.pdf05 Materi Subgrup.pdf
05 Materi Subgrup.pdfMaulanaSahban1
 
Centralizers, normalizers, center, stabilizers
Centralizers, normalizers, center, stabilizersCentralizers, normalizers, center, stabilizers
Centralizers, normalizers, center, stabilizerswahyuhenky
 
Soal dan pembahasan operasi biner dan teori grup dasar - mathcyber1997
Soal dan pembahasan   operasi biner dan teori grup dasar - mathcyber1997Soal dan pembahasan   operasi biner dan teori grup dasar - mathcyber1997
Soal dan pembahasan operasi biner dan teori grup dasar - mathcyber1997HabibisSaleh1
 
220307 Catatan Perkuliahan Aljabar I Kelas B Pert 10.pdf
220307 Catatan Perkuliahan Aljabar I Kelas B Pert 10.pdf220307 Catatan Perkuliahan Aljabar I Kelas B Pert 10.pdf
220307 Catatan Perkuliahan Aljabar I Kelas B Pert 10.pdfMaulanaSahban1
 
VD-108 klmpk 5: Operasi Biner dan Grup
VD-108 klmpk 5: Operasi Biner dan GrupVD-108 klmpk 5: Operasi Biner dan Grup
VD-108 klmpk 5: Operasi Biner dan GrupSholiha Nurwulan
 
VD-108 kelompok 5: Operasi Biner dan Grup
VD-108 kelompok 5: Operasi Biner dan GrupVD-108 kelompok 5: Operasi Biner dan Grup
VD-108 kelompok 5: Operasi Biner dan GrupSholiha Nurwulan
 
Tugas matif
Tugas matifTugas matif
Tugas matifilham bacht
 

Ähnlich wie Teori Group (20)

KELOMPOK_1_GRUP FIKS.pptx
KELOMPOK_1_GRUP FIKS.pptxKELOMPOK_1_GRUP FIKS.pptx
KELOMPOK_1_GRUP FIKS.pptx
 
Presentation Peta Konsep Grup Mata Kuliah Struktur Aljabar
Presentation Peta Konsep Grup Mata Kuliah Struktur AljabarPresentation Peta Konsep Grup Mata Kuliah Struktur Aljabar
Presentation Peta Konsep Grup Mata Kuliah Struktur Aljabar
 
Presentasi aljabar
Presentasi aljabarPresentasi aljabar
Presentasi aljabar
 
Teori grup
Teori grupTeori grup
Teori grup
 
MATEMATIKANLANJUT, GRUP SIKLIK (CONTOH SOAL DAN TEOREMA)
MATEMATIKANLANJUT, GRUP SIKLIK (CONTOH SOAL DAN TEOREMA)MATEMATIKANLANJUT, GRUP SIKLIK (CONTOH SOAL DAN TEOREMA)
MATEMATIKANLANJUT, GRUP SIKLIK (CONTOH SOAL DAN TEOREMA)
 
Grup
GrupGrup
Grup
 
Grup
GrupGrup
Grup
 
Grup siklik makalah
Grup siklik makalahGrup siklik makalah
Grup siklik makalah
 
PPT DEFINISI RING & CONTOHNYA_K.1 (1).pptx
PPT DEFINISI RING & CONTOHNYA_K.1 (1).pptxPPT DEFINISI RING & CONTOHNYA_K.1 (1).pptx
PPT DEFINISI RING & CONTOHNYA_K.1 (1).pptx
 
Aljabar
AljabarAljabar
Aljabar
 
Aljabar kelompok 1
Aljabar kelompok 1Aljabar kelompok 1
Aljabar kelompok 1
 
05 Materi Subgrup.pdf
05 Materi Subgrup.pdf05 Materi Subgrup.pdf
05 Materi Subgrup.pdf
 
Centralizers, normalizers, center, stabilizers
Centralizers, normalizers, center, stabilizersCentralizers, normalizers, center, stabilizers
Centralizers, normalizers, center, stabilizers
 
Soal dan pembahasan operasi biner dan teori grup dasar - mathcyber1997
Soal dan pembahasan   operasi biner dan teori grup dasar - mathcyber1997Soal dan pembahasan   operasi biner dan teori grup dasar - mathcyber1997
Soal dan pembahasan operasi biner dan teori grup dasar - mathcyber1997
 
220307 Catatan Perkuliahan Aljabar I Kelas B Pert 10.pdf
220307 Catatan Perkuliahan Aljabar I Kelas B Pert 10.pdf220307 Catatan Perkuliahan Aljabar I Kelas B Pert 10.pdf
220307 Catatan Perkuliahan Aljabar I Kelas B Pert 10.pdf
 
VD-108 klmpk 5: Operasi Biner dan Grup
VD-108 klmpk 5: Operasi Biner dan GrupVD-108 klmpk 5: Operasi Biner dan Grup
VD-108 klmpk 5: Operasi Biner dan Grup
 
VD-108 kelompok 5: Operasi Biner dan Grup
VD-108 kelompok 5: Operasi Biner dan GrupVD-108 kelompok 5: Operasi Biner dan Grup
VD-108 kelompok 5: Operasi Biner dan Grup
 
Subsemigrup - Copy.pptx
Subsemigrup - Copy.pptxSubsemigrup - Copy.pptx
Subsemigrup - Copy.pptx
 
Tugas matif
Tugas matifTugas matif
Tugas matif
 
7.grup
7.grup7.grup
7.grup
 

Mehr von Muhammad Alfiansyah Alfi

Pencegahan-dan-Penanganan-Kekerasan-di-Lingkungan-Sekolah.pdf
Pencegahan-dan-Penanganan-Kekerasan-di-Lingkungan-Sekolah.pdfPencegahan-dan-Penanganan-Kekerasan-di-Lingkungan-Sekolah.pdf
Pencegahan-dan-Penanganan-Kekerasan-di-Lingkungan-Sekolah.pdfMuhammad Alfiansyah Alfi
 
Laporan Aktualisasi "Pelita Mabit" dengan Penerapan Nilai-nilai Dasar BerAKHL...
Laporan Aktualisasi "Pelita Mabit" dengan Penerapan Nilai-nilai Dasar BerAKHL...Laporan Aktualisasi "Pelita Mabit" dengan Penerapan Nilai-nilai Dasar BerAKHL...
Laporan Aktualisasi "Pelita Mabit" dengan Penerapan Nilai-nilai Dasar BerAKHL...Muhammad Alfiansyah Alfi
 
Bab v 2. perbandingan dua besaran dengan satuan yang berbeda
Bab v   2. perbandingan dua besaran dengan satuan yang berbedaBab v   2. perbandingan dua besaran dengan satuan yang berbeda
Bab v 2. perbandingan dua besaran dengan satuan yang berbedaMuhammad Alfiansyah Alfi
 
Bab iv 8. remedial dan pengayaan ke-4
Bab iv   8. remedial dan pengayaan ke-4Bab iv   8. remedial dan pengayaan ke-4
Bab iv 8. remedial dan pengayaan ke-4Muhammad Alfiansyah Alfi
 
Bab iv 5. menyelesaikan masalah pt lsv
Bab iv   5. menyelesaikan masalah pt lsvBab iv   5. menyelesaikan masalah pt lsv
Bab iv 5. menyelesaikan masalah pt lsvMuhammad Alfiansyah Alfi
 
Bab iv 3. menyelesaikan persamaan menggunakan perkalian dan pembagian
Bab iv   3. menyelesaikan persamaan menggunakan perkalian dan pembagianBab iv   3. menyelesaikan persamaan menggunakan perkalian dan pembagian
Bab iv 3. menyelesaikan persamaan menggunakan perkalian dan pembagianMuhammad Alfiansyah Alfi
 
Bab iv 2. menyelesaikan persamaan menggunakan penjumlahan dan pengurangan
Bab iv   2. menyelesaikan persamaan menggunakan penjumlahan dan penguranganBab iv   2. menyelesaikan persamaan menggunakan penjumlahan dan pengurangan
Bab iv 2. menyelesaikan persamaan menggunakan penjumlahan dan penguranganMuhammad Alfiansyah Alfi
 
Bab iii 8. remedial dan pengayaan ke-3
Bab iii   8. remedial dan pengayaan ke-3Bab iii   8. remedial dan pengayaan ke-3
Bab iii 8. remedial dan pengayaan ke-3Muhammad Alfiansyah Alfi
 

Mehr von Muhammad Alfiansyah Alfi (20)

Pencegahan-dan-Penanganan-Kekerasan-di-Lingkungan-Sekolah.pdf
Pencegahan-dan-Penanganan-Kekerasan-di-Lingkungan-Sekolah.pdfPencegahan-dan-Penanganan-Kekerasan-di-Lingkungan-Sekolah.pdf
Pencegahan-dan-Penanganan-Kekerasan-di-Lingkungan-Sekolah.pdf
 
Infografis Laporan Aktualisasi.pdf
Infografis Laporan Aktualisasi.pdfInfografis Laporan Aktualisasi.pdf
Infografis Laporan Aktualisasi.pdf
 
Laporan Aktualisasi "Pelita Mabit" dengan Penerapan Nilai-nilai Dasar BerAKHL...
Laporan Aktualisasi "Pelita Mabit" dengan Penerapan Nilai-nilai Dasar BerAKHL...Laporan Aktualisasi "Pelita Mabit" dengan Penerapan Nilai-nilai Dasar BerAKHL...
Laporan Aktualisasi "Pelita Mabit" dengan Penerapan Nilai-nilai Dasar BerAKHL...
 
ANALISIS KKM
ANALISIS KKMANALISIS KKM
ANALISIS KKM
 
PROGRAM SEMESTER KELAS 8
PROGRAM SEMESTER KELAS 8PROGRAM SEMESTER KELAS 8
PROGRAM SEMESTER KELAS 8
 
PROGRAM TAHUNAN KELAS 8
PROGRAM TAHUNAN KELAS 8PROGRAM TAHUNAN KELAS 8
PROGRAM TAHUNAN KELAS 8
 
SILABUS MATEMATIKA KELAS 8
SILABUS MATEMATIKA KELAS 8SILABUS MATEMATIKA KELAS 8
SILABUS MATEMATIKA KELAS 8
 
Bab v 2. perbandingan dua besaran dengan satuan yang berbeda
Bab v   2. perbandingan dua besaran dengan satuan yang berbedaBab v   2. perbandingan dua besaran dengan satuan yang berbeda
Bab v 2. perbandingan dua besaran dengan satuan yang berbeda
 
Bab v 1. perbandingan dua besaran
Bab v   1. perbandingan dua besaranBab v   1. perbandingan dua besaran
Bab v 1. perbandingan dua besaran
 
Bab iv 8. remedial dan pengayaan ke-4
Bab iv   8. remedial dan pengayaan ke-4Bab iv   8. remedial dan pengayaan ke-4
Bab iv 8. remedial dan pengayaan ke-4
 
Bab iv 7. ujian harian ke-4
Bab iv   7. ujian harian ke-4Bab iv   7. ujian harian ke-4
Bab iv 7. ujian harian ke-4
 
Bab iv 6. tugas projek ke-4
Bab iv   6. tugas projek ke-4Bab iv   6. tugas projek ke-4
Bab iv 6. tugas projek ke-4
 
Bab iv 5. menyelesaikan masalah pt lsv
Bab iv   5. menyelesaikan masalah pt lsvBab iv   5. menyelesaikan masalah pt lsv
Bab iv 5. menyelesaikan masalah pt lsv
 
Bab iv 4. konsep pt lsv
Bab iv   4. konsep pt lsvBab iv   4. konsep pt lsv
Bab iv 4. konsep pt lsv
 
Bab iv 3. menyelesaikan persamaan menggunakan perkalian dan pembagian
Bab iv   3. menyelesaikan persamaan menggunakan perkalian dan pembagianBab iv   3. menyelesaikan persamaan menggunakan perkalian dan pembagian
Bab iv 3. menyelesaikan persamaan menggunakan perkalian dan pembagian
 
Bab iv 2. menyelesaikan persamaan menggunakan penjumlahan dan pengurangan
Bab iv   2. menyelesaikan persamaan menggunakan penjumlahan dan penguranganBab iv   2. menyelesaikan persamaan menggunakan penjumlahan dan pengurangan
Bab iv 2. menyelesaikan persamaan menggunakan penjumlahan dan pengurangan
 
Bab iv 1. konsep plsv
Bab iv   1. konsep plsvBab iv   1. konsep plsv
Bab iv 1. konsep plsv
 
Bab iii 8. remedial dan pengayaan ke-3
Bab iii   8. remedial dan pengayaan ke-3Bab iii   8. remedial dan pengayaan ke-3
Bab iii 8. remedial dan pengayaan ke-3
 
Bab iii 7. ujian harian ke-3
Bab iii   7. ujian harian ke-3Bab iii   7. ujian harian ke-3
Bab iii 7. ujian harian ke-3
 
Bab iii 6. tugas projek ke-3
Bab iii   6. tugas projek ke-3Bab iii   6. tugas projek ke-3
Bab iii 6. tugas projek ke-3
 

KÃŒrzlich hochgeladen

Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 

KÃŒrzlich hochgeladen (20)

Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 

Teori Group

  • 1. 1 Struktur Aljabar I TEORI GRUP MUH. ALFIANSYAH Email: muhalfiansyah95@yahoo.com PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
  • 2. 2 GRUP 1. Buktikan unsur identitas suatu grup adalah tunggal. Bukti: Misalkan G adalah grup Misalkan 𝑒1 dan 𝑒2 adalah unsur identitas di G Akan dibuktikan 𝑒1 = 𝑒2 Perhatikan bahwa: 𝑒1 adalah unsur identitas di G dan 𝑒2 ∈ G ⇒ 𝑒1 𝑒2 = 𝑒2 𝑒1 = 𝑒2 
 (i) 𝑒2 adalah unsur identitas di G dan 𝑒1 ∈ G ⇒ 𝑒2 𝑒1 = 𝑒1 𝑒2 = 𝑒1 
(ii) Dari (i) dan (ii) diperoleh 𝑒1 = 𝑒2 𝑒1 = 𝑒1 𝑒2 = 𝑒2. ∎ 𝑒1 = 𝑒2, dengan demikian unsur identitas suatu grup adalah tunggal. ∎ Struktur Pembuktian Grup Misalkan G adalah suatu himpunan (i) Buktikan G ≠ ∅. (ii) Buktikan G bersifat tertutup terhadap operasi biner *. (iii) Buktikan G bersifat assosiatif terhadap operasi biner *. (iv) Buktikan G memiliki unsur identitas terhada operasi biner *. (v) Buktikan G memiliki unsur invers terhada operasi biner *. Catatan  Jika (i) & (ii) terpenuhi maka disebut Grupoid.  Jika (i), (ii) & (iii) terpenuhi maka disebut Semigrup.  Jika (i), (ii), (iii) & (iv) terpenuhi maka disebut Monoid.
  • 3. 3 2. Buktikan unsur invers suatu grup adalah tunggal. Bukti: Misalkan G adalah grup, dan e ∈ G [e=identitas] Ambil sebarang a ∈ G Misalkan 𝑏1 dan 𝑏2 invers dari a Akan dibuktikan 𝑏1 = 𝑏2 Perhatikan bahwa: 𝑏1 adalah invers dari a ⇒ 𝑏1 𝑎 = 𝑎𝑏1 = 𝑒 [e=identitas] 
 (i) 𝑏2 adalah invers dari a ⇒ 𝑏2 𝑎 = 𝑎𝑏2 = 𝑒 [e=identitas] 
 (ii) dari (ii) diperoleh 𝑎𝑏2 = 𝑒 ⇒𝑏1 𝑎𝑏2 = 𝑏1 
 iii dari (i) diperoleh 𝑏1 𝑎 = 𝑒 ⇒ (𝑏1 𝑎)𝑏2 = 𝑏2 
 iv Karena diketahui G grup maka jelas G memenuhi sifat assosiatif sehingga dari (iii) dan (iv) diperoleh bahwa: 𝑏1 = 𝑏1 𝑎𝑏2 = (𝑏1 𝑎)𝑏2 = 𝑏2 ∎ 𝑏1 = 𝑏2, dengan demikian unsur invers suatu grup adalah tunggal. ∎ 3. Buktikan invers dari invers suatu anggota dalam grup adalah anggota itu sendiri. Bukti: Misalkan G grup Ambil sebarang a ∈ G dan ∃ e ∈ G [e=identitas] Misalkan 𝑎−1 adalah invers dari a ⇒ akan dibuktikan (𝑎−1 )−1 Perhatikan bahwa: 𝑎−1 adalah invers dari a ⇒ 𝑎−1 𝑎 = 𝑎−1 𝑎 = 𝑒 Pandang 𝑎−1 𝑎 = 𝑒 𝑎−1 𝑎 = 𝑒 (𝑎−1 )−1 (𝑎−1 𝑎) = (𝑎−1 )−1 𝑒 [Kedua ruas dikalikan (𝑎−1 )−1 ]
  • 4. 4 [(𝑎−1 )−1 (𝑎−1 )]𝑎 = (𝑎−1 )−1 [hukum assosiatif] 𝑒𝑎 = (𝑎−1 )−1 [ (𝑎−1 )−1 (𝑎−1 ) = 𝑒] 𝑎 = (𝑎−1 )−1 [𝑒𝑎 = 𝑎] Pandang 𝑎𝑎−1 = 𝑒 𝑎𝑎−1 = 𝑒 (𝑎−1 𝑎) (𝑎−1 )−1 = 𝑒 (𝑎−1 )−1 [Kedua ruas dikalikan (𝑎−1 )−1 ] 𝑎 𝑎−1 𝑎−1 −1 = (𝑎−1 )−1 [hukum assosiatif] 𝑎𝑒 = (𝑎−1 )−1 [ (𝑎−1 )(𝑎−1 )−1 = 𝑒] 𝑎 = (𝑎−1 )−1 [𝑎𝑒 = 𝑎] ∎ Jadi, terbukti bahwa (𝑎−1 )−1 = 𝑎. ∎ 4. Buktikan bahwa setiap grup memenuhi hukum pencoretan. Bukti: Misalkan G grup Ambil sebarang 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ G Akan dibuktikan (i) 𝑎𝑏 = 𝑎𝑐 ⇒ 𝑏 = 𝑐 [Pencoretan kiri] (ii) 𝑏𝑎 = 𝑐𝑎 ⇒ 𝑏 = 𝑐 [Pencoretan kanan] Akan ditunjukkan bagian (i) pandang 𝑎𝑏 = 𝑎𝑐 𝑎 ∈ 𝐺 ˄ 𝐺 𝑔𝑟𝑢𝑝 ⇒ ∃ 𝑎−1 ∈ 𝐺 𝑎𝑏 = 𝑎𝑐 𝑎−1 (𝑎𝑏) = 𝑎−1 (𝑎𝑐) [Kedua ruas dikalikan 𝑎−1 ] (𝑎−1 𝑎)𝑏 = (𝑎−1 𝑎)𝑐 [hukum assosiatif] 𝑒𝑏 = 𝑒𝑐 [ (𝑎−1 )𝑎 = 𝑒] 𝑏 = 𝑐 [e=identitas]
  • 5. 5 Akan ditunjukkan bagian (ii) pandang 𝑏𝑎 = 𝑐𝑎 𝑎 ∈ 𝐺 ˄ 𝐺 𝑔𝑟𝑢𝑝 ⇒ ∃ 𝑎−1 ∈ 𝐺 𝑏𝑎 = 𝑐𝑎 (𝑏𝑎)𝑎−1 = (𝑐𝑎)𝑎−1 [Kedua ruas dikalikan 𝑎−1 ] 𝑏(𝑎𝑎−1 ) = 𝑐(𝑎𝑎−1 ) [hukum assosiatif] 𝑏𝑒 = 𝑐𝑒 [ (𝑎−1 )𝑎 = 𝑒] 𝑏 = 𝑐 [e=identitas] ∎ karena i dan ii terbukti Jadi, G memenuhi hukum pencoretan. ∎ 5. Jika G adalah grup dan ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺, ⇒ (𝑎. 𝑏)−1 = 𝑏−1 𝑎−1 . Bukti: Misalkan G adalah grup Ambil sebarang 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 Karena G grup ⇒ ∃ 𝑒 ∈ 𝐺 [e=identitas] Akan dibuktikan (𝑎. 𝑏)−1 = 𝑏−1 . 𝑎−1 Hal ini ekuivalen jika ditunjukkan 𝑎𝑏 (𝑏−1 𝑎−1 ) = (𝑏−1 𝑎−1 ) 𝑎𝑏 = 𝑒 pandang 𝑎𝑏 (𝑏−1 𝑎−1 ) = 𝑒 𝑎𝑏 (𝑏−1 𝑎−1 ) = [ 𝑎𝑏 (𝑏−1 )] 𝑎−1 [assosiatif] = [𝑎(𝑏𝑏−1 )] 𝑎−1 [assosiatif] = (ae) 𝑎−1 [𝑏𝑏−1 = 𝑒] = 𝑎𝑎−1 [𝑎𝑒 = 𝑎] = 𝑒 [𝑎𝑎−1 = 𝑒]
  • 6. 6 pandang (𝑏−1 𝑎−1 ) 𝑎𝑏 = 𝑒 𝑎𝑏 (𝑏−1 𝑎−1 ) = [(𝑏−1 𝑎−1 )𝑎]𝑏 [assosiatif] = [𝑏−1 (𝑎−1 𝑎)]𝑏 [assosiatif] = (𝑏−1 𝑒)𝑏 [𝑎𝑎−1 = 𝑒] = 𝑏𝑏−1 [𝑏−1 𝑒 = 𝑏−1 ] = 𝑒 [𝑏𝑏−1 = 𝑒] ∎ Jadi, terbukti bahwa 𝑎𝑏 (𝑏−1 𝑎−1 ) = (𝑏−1 𝑎−1 ) 𝑎𝑏 = 𝑒, ini berarti bahwa (𝑎. 𝑏)−1 = 𝑏−1 . 𝑎−1 . ∎ 6. G = himpunan bilangan bulat, 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑎 − 𝑏 ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺, Periksa apakah G membentuk grup? Bukti: (i) Tidak Kosong G ≠ ∅ sebab ∃ 2 ∈ G 
 (terpenuhi) (ii) Sifat tertutup ∀ 𝑎, 𝑏, ∈ 𝐺 berlaku 𝑎 ∗ 𝑏 ∈ 𝐺 Ambil sebarang 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 maka berlaku 𝑎 − 𝑏 ∈ 𝐺 
 (terpenuhi) (iii) Sifat Assosiatif ∀𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝐺 berlaku 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 = 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 Ambil sebarang 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝐺 Perhatikan bahwa: 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 = 𝑎 − 𝑏 − 𝑐 = 𝑎 − 𝑏 − 𝑐 
 (i) 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 = 𝑎 − 𝑏 − 𝑐 = 𝑎 − (𝑏 + 𝑐) 
 (ii) Dari (i) dan (ii) diperoleh 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 ≠ 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 Akibatnya G tidak memenuhi sifat assosiatif ∎ jadi, G = himpunan bilangan bulat, 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑎 − 𝑏 ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 bukan Grup. ∎
  • 7. 7 7. G=himpunan bilangan bulat, 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑎 + 𝑏 + 𝑎𝑏, ∀ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 Periksa apakah G membentuk grup? Bukti: (i) Tidak Kosong G ≠ ∅ sebab ∃ 2 ∈ G 
 (terpenuhi) (ii) Sifat tertutup ∀ 𝑎, 𝑏, ∈ 𝐺 berlaku 𝑎 ∗ 𝑏 ∈ 𝐺 Ambil sebarang 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 maka berlaku (𝑎 + 𝑏 + 𝑎𝑏 ) ∈ 𝐺 
 (terpenuhi) (iii) Sfat Assosiatif, ∀𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝐺 berlaku 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 = 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 Ambil sebarang 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝐺 Perhatikan bahwa: 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 = 𝑎 ∗ 𝑏 + 𝑐 + 𝑏𝑐 = 𝑎 + 𝑏 + 𝑐 + 𝑏𝑐 + 𝑎(𝑏 + 𝑐 + 𝑏𝑐) = 𝑎 + 𝑏 + 𝑐 + 𝑏𝑐 + 𝑎𝑏 + 𝑎𝑐 + 𝑎𝑏𝑐 = 𝑎 + 𝑏 + 𝑎𝑏 + 𝑐 + 𝑎𝑐 + 𝑏𝑐 + 𝑎𝑏𝑐 = 𝑎 + 𝑏 + 𝑎𝑏 + 𝑐 + 𝑎 + 𝑏 + 𝑎𝑏 𝑐 = 𝑎 + 𝑏 + 𝑎𝑏 ∗ 𝑐 = 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 
 (terpenuhi) (iv) Unsur Identitas ∀𝑎 ∈ 𝐺 ∃𝑒 ∈ 𝐺 ∋ 𝑒 ∗ 𝑎 = 𝑎 ∗ 𝑒 = 𝑎 Perhatikan bahwa: 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑏 ∗ 𝑎 = 𝑏 𝑎 + 𝑏 + 𝑎𝑏 = 𝑏 + 𝑎 + 𝑏𝑎 = 𝑏 𝑎 1 + 𝑏 = 𝑎 1 + 𝑏 = 𝑏 − 𝑏 𝑎 1 + 𝑏 = 𝑎 1 + 𝑏 = 0 𝑎 = 0 Sehingga 𝑒 = 0 ∈ 𝐺 [e=identitas] 
 (terpenuhi)
  • 8. 8 (v) Unsur Invers ∀𝑎 ∈ 𝐺 ∃𝑎−1 ∈ 𝐺 ∋ 𝑎−1 ∗ 𝑎 = 𝑎 ∗ 𝑎−1 = 𝑒 perhatikan bahwa: 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑏 ∗ 𝑎 = 0 𝑎 + 𝑏 + 𝑎𝑏 = 𝑏 + 𝑎 + 𝑏𝑎 = 0 𝑎 1 + 𝑏 = 𝑎 1 + 𝑏 = −𝑏 𝑎 = − 𝑏 1+𝑏 ∉ G 
 (tidak memiliki unsur invers) ∎ jadi, G=himpunan bilangan bulat, 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑎 + 𝑏 + 𝑎𝑏, ∀ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 bukan Grup. ∎ 8. G = himpunan bilangan bulat tak negatif, 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑎 + 𝑏 ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 Periksa apakah G membentuk grup? Bukti: (i) Tidak Kosong G ≠ ∅ sebab ∃ 2 ∈ G 
 (terpenuhi) (ii) Sifat tertutup ∀ 𝑎, 𝑏, ∈ 𝐺 berlaku 𝑎 ∗ 𝑏 ∈ 𝐺 Ambil sebarang 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 maka berlaku 𝑎 + 𝑏 ∈ 𝐺 
 (terpenuhi) (iii) Sfat Assosiatif, ∀𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝐺 berlaku 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 = 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 Ambil sebarang 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝐺 Perhatikan bahwa: 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 = 𝑎 ∗ 𝑏 + 𝑐 = 𝑎 + 𝑏 + 𝑐 = 𝑎 + 𝑏 + 𝑐 = 𝑎 + 𝑏 ∗ 𝑐 = 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 
 (terpenuhi)
  • 9. 9 (iv) Unsur Identitas ∀𝑎 ∈ 𝐺 ∃𝑒 ∈ 𝐺 ∋ 𝑒 ∗ 𝑎 = 𝑎 ∗ 𝑒 = 𝑎 Perhatikan bahwa: 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑏 ∗ 𝑎 = 𝑏 𝑎 + 𝑏 = 𝑏 + 𝑎 = 𝑏 𝑎 = 0 Sehingga 𝑒 = 0 ∈ 𝐺 [e=identitas] 
 (terpenuhi) (v) Unsur Invers ∀𝑎 ∈ 𝐺 ∃𝑎−1 ∈ 𝐺 ∋ 𝑎−1 ∗ 𝑎 = 𝑎 ∗ 𝑎−1 = 𝑒 perhatikan bahwa: 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑏 ∗ 𝑎 = 0 𝑎 + 𝑏 = 𝑏 + 𝑎 = 0 𝑎 = −𝑏 ∉ G 
 (tidak memiliki unsur invers) ∎ jadi, G = himpunan bilangan bulat tak negatif, 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑎 + 𝑏 ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 bukan Grup. ∎ 9. G=himpunan bilangan rasional ≠ 1, 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑎 + 𝑏 + 𝑎𝑏 ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 Periksa apakah G membentuk grup? (Soal Quis I) Bukti: (i) Tidak Kosong G ≠ ∅ sebab ∃ 2 ∈ G 
 (terpenuhi) (ii) Sifat tertutup ∀ 𝑎, 𝑏, ∈ 𝐺 berlaku 𝑎 ∗ 𝑏 ∈ 𝐺 Ambil sebarang 2 ∈ 𝐺 maka Perhatikan bahwa: 2+b+2b=1 b(1+2)=-1 b= − 1 3
  • 10. 10 perhatikan kembali jika a=2 dan b=− 1 3 maka diperoleh a+b+ab=2− 1 3 +(2)(− 1 3 ) =2− 1 3 − 2 3 =2-( 1 3 + 2 3 ) =2 - ( 3 3 ) =2-1 =1∉ G 
 (tidak memenuhi sifat tertutup) ∎ jadi, G=himpunan bilangan rasional ≠ 1, 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑎 + 𝑏 + 𝑎𝑏 ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 bukan Grup. ∎ 10. Jika (G,*) grup komutatif, buktikan 𝑎 ∗ 𝑏 𝑛 = 𝑎 𝑛 𝑏 𝑛 , ∀𝑛 ∈ 𝑍, (Z himpunan bilangan bulat). Bukti Misalkan (G,*) grup komutatif Akan dibuktikan 𝑎𝑏 𝑛 = 𝑎 𝑛 𝑏 𝑛 , ∀𝑛 ∈ 𝑍+ , ditinjau dalam tiga kasus yakni: (1) Kasus I: n>0 (2) Kasus II: n=0 (3) Kasus III: n<0 Perhatikan bahwa: (1) Kasus I: n>0 akan dibuktikan menggunakan induksi matematika (i) Untuk n = 1, maka 𝑎𝑏 1 = 𝑎1 𝑏1 = 𝑎𝑏 (pernyataan benar) (ii) Asumsikan bahwa 𝑎𝑏 𝑘 = 𝑎 𝑘 𝑏 𝑘 (hipotesis induksi) Akan ditunjukkan 𝑎𝑏 𝑘+1 (juga benar) 𝑎𝑏 𝑘+1 = 𝑎𝑏 𝑘 . 𝑎𝑏 = 𝑎 𝑘 𝑏 𝑘 . 𝑎𝑏
  • 11. 11 = 𝑎 𝑘 . 𝑎. 𝑏 𝑘 𝑏 [sifat komutatif] = 𝑎(𝑘+1) . 𝑏(𝑘+1) [benar] Karena (i) dan (ii) dipenuhi maka dapat disimpulkan 𝑎𝑏 𝑛 = 𝑎 𝑛 𝑏 𝑛 , berlaku ∀𝑛 ∈ 𝑍+ (2) Kasus II: n=0 𝑎𝑏 0 = 𝑒 = 𝑒0 . 𝑒0 = 𝑎0 𝑏0 (3) Kasus III: n<0 Jika 𝑛 ∈ 𝐙, maka 𝑎𝑏 𝑛  𝑎𝑏 −1 −𝑛  (𝑏−1 . 𝑎−1 )−𝑛 [ 𝑎𝑏 −1 =𝑏−1 . 𝑎−1 ]  𝑏−1 −𝑛 (𝑎−1 )−𝑛  (𝑎−1 )−𝑛 𝑏−1 −𝑛 [komutatif]  𝑎 𝑛 𝑏 𝑛 Sehingga 𝑎𝑏 𝑛 = 𝑎 𝑛 𝑏 𝑛 , terbukti ∀ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑍 ∎ jadi, Jika (G,*) grup komutatif, maka 𝑎 ∗ 𝑏 𝑛 = 𝑎 𝑛 𝑏 𝑛 , ∀𝑛 ∈ 𝑍. ∎ 11. Jika G grup dengan unsur identitas e, dan a2 = e, ∀𝑎 ∈ 𝐺, buktikan G komutatif! (Soal Quis I) Bukti: Misalkan (G,*) dan grup berlaku a2 = e Akan dibuktikan a*b = b*a = e Karena a2 = e  a * a = e  a a a-1= ea-1 [kalikan kedua ruas dengan a-1]  a (a a-1)= ea-1 [assosiatif]  a e= a-1 [a a-1=e dan ea-1= a-1]  a= a-1 [ae=a] Karena diperoleh a= a-1 akibatnya: (a*b)(a*b) = e  (a*b) = (a*b)-1
  • 12. 12 Berdasarkan teorema yang menyatakan jika G grup dan a,b ∈ G, berlaku (𝑎𝑏)−1 = 𝑏−1 . 𝑎−1 Sehingga: 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑎 ∗ 𝑏 −1 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑏−1 . 𝑎−1 Karena 𝑏 ∗ 𝑎 = 𝑏−1 ∗ 𝑎−1 , maka 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑏 ∗ 𝑎 ∎ jadi, jika G grup dan a2 = e. ∀ 𝑎 ∈ 𝐺, maka G komutatif. ∎ 12. Misalkan 𝐎 𝛌 = cos 𝛌 −sin 𝛌 sin 𝛌 cos 𝛌 ; 𝛌 ∈ ℝ Buktikan 𝐎 𝛌 dengan operasi perkalian matriks membentuk grup. Apakah komutatif? (Soal Quis I) Bukti: Akan dibuktikan (𝐎 𝛌 ,×) merupakan grup (i) Tidak Kosong 𝐎 𝛌 ≠ ∅ sebab ∃ 𝐎30° = cos 30° −sin 30° sin 30° cos 30° ; 30 ∈ ℝ (ii) Sifat tertutup ∀ 𝐎 𝛜 , 𝐎 𝛟 ∈ 𝐎 𝛌 berlaku 𝐎 𝛜 𝑥 𝐎 𝛟 ∈ 𝐎 𝛌 Ambil sebarang 𝐎 𝛜, 𝐎 𝛟 ∈ 𝐎 𝛌 Perhatikan bahwa 𝐎 𝛜 𝑥 𝐎 𝛟 = cos 𝛜 − sin 𝛜 sin 𝛜 cos 𝛜 × cos 𝛟 − sin 𝛟 sin 𝛟 cos 𝛟 = cos 𝛜 cos 𝛟 − sin 𝛜 sin 𝛟 − cos 𝛜 sin 𝛟 + sin 𝛜 cos 𝛟 sin 𝛜 cos 𝛟 + cos 𝛜 sin 𝛟 − sin 𝛜 sin 𝛟 + cos 𝛜 cos 𝛟 = cos(𝛜 + 𝛟) − sin(𝛜 + 𝛟) sin(𝛜 + 𝛟) cos(𝛜 + 𝛟) = cos 𝜇 − sin 𝜇 sin 𝜇 cos 𝜇 ∈ 𝐎 𝜇 
 (terpenuhi) Catatan: (𝜇 = 𝛜 + 𝛟, 𝜇 ∈ ℝ)
  • 13. 13 (iii) Sifat asosiatif ∀𝐎 𝛜 , 𝐎 𝛟 , 𝐎 𝜇 ∈ 𝐎 𝛌 berlaku 𝐎 𝛜 ∗ 𝐎 𝛟 ∗ 𝐎 𝜇 = (𝐎 𝛜 ∗ 𝐎 𝛟 ) ∗ 𝐎 𝜇 Jelas terpenuhi, sebab matriks 2x2 memenuhi sifat assosiatif. (iv) Unsur Identitas ∀𝐎 𝛜 ∈ 𝐎 𝛌 ∃𝑒 ∈ 𝐎 𝛌 ∋ 𝑒 ∗ 𝐎 𝛜 = 𝐎 𝛜 ∗ 𝑒 = 𝐎 𝛜 Unsur identitas pada matriks yaitu 𝑒 = 1 0 0 1 ⇒ 𝑒 = cos 0 − sin 0 sin 0 cos 0 Akan dibuktikan: 𝐎 𝛜 ∗ 𝑒 = 𝑒 ∗ 𝐎 𝛜 = 𝐎 𝛜 Perhatikan bahwa: cos 𝛜 − sin 𝛜 sin 𝛜 cos 𝛜 cos 0 − sin 0 sin 0 cos 0 = cos 0 − sin 0 sin 0 cos 0 cos 𝛜 − sin 𝛜 sin 𝛜 cos 𝛜 = cos 𝛌 − sin 𝛌 sin 𝛌 cos 𝛌 cos(𝛜 + 0) − sin(𝛜 + 0) sin(𝛜 + 0) cos(𝛜 + 0) = cos(𝛜 + 0) − sin(𝛜 + 0) sin(𝛜 + 0) cos(𝛜 + 0) = cos 𝛜 − sin 𝛜 sin 𝛜 cos 𝛜 
 (terpenuhi) (v) unsur invers ∀𝐎 𝛜 ∈ 𝐎 𝛌 ∃𝐎 𝛜 −1 ∈ 𝐎 𝛌 ∋ 𝐎 𝛜 × 𝐎 𝛜 −1 = 𝐎 𝛜 −1 × 𝐎 𝛜 = 𝑒 𝐎 𝛜 −1 = 1 det⁡(𝐎 𝛜 ) 𝑎𝑑𝑗 𝐎 𝛜 det⁡(𝐎 𝛜 ) = cos 𝛜 cos 𝛜 − − sin 𝛜 sin 𝛜 = cos2 𝛜 + sin2 𝛜 = 1 𝐎 𝛜 −1 = 1 1 cos 𝛜 − sin 𝛜 sin 𝛜 cos 𝛜 = cos 𝛜 sin 𝛜 − sin 𝛜 cos 𝛜 ∈ 𝐎 𝛜 Akan dibuktikan 𝐎 𝛜 × 𝐎 𝛜 −1 = 𝐎 𝛜 −1 × 𝐎 𝛜 = 𝑒
  • 14. 14 Perhatikan bahwa: cos 𝛌 − sin 𝛌 sin 𝛌 cos 𝛌 × cos 𝛌 sin 𝛌 −sin 𝛌 cos 𝛌 = cos 𝛌 − sin 𝛌 sin 𝛌 cos 𝛌 × cos 𝛌 − sin 𝛌 sin 𝛌 cos 𝛌 = cos 0 − sin 0 sin 0 cos 0 ⇒ cos2 𝛌 + sin2 𝛌 − sin 𝛌 cos 𝛌 + sin 𝛌 cos 𝛌 sin 𝛌 cos 𝛌 − sin 𝛌 cos 𝛌 cos2 𝛌 + sin2 𝛌 = cos2 𝛌 + sin2 𝛌 − sin 𝛌 cos 𝛌 + sin 𝛌 cos 𝛌 sin 𝛌 cos 𝛌 − sin 𝛌 cos 𝛌 cos2 𝛌 + sin2 𝛌 = cos 0 − sin 0 sin 0 cos 0 ⇒ 1 0 0 1 = 1 0 0 1 = cos 0 − sin 0 sin 0 cos 0 
 (terpenuhi) ∎ jadi, 𝐎 𝛌 merupakan grup. Akan dibuktikan 𝐎 𝛌 merupakan grup komutatif ∀𝐎 𝛜 , 𝐎 𝛟 ∈ 𝐎 𝛌 , berlaku 𝐎 𝛜 𝑥 𝐎 𝛟 = 𝐎 𝛟 𝑥 𝐎 𝛜 ∈ 𝐎 𝛌 Perhatikan bahwa: 𝐎 𝛜 𝑥 𝐎 𝛟 = 𝐎 𝛟 𝑥 𝐎 𝛜 cos 𝛜 − sin 𝛜 sin 𝛜 cos 𝛜 × cos 𝛟 − sin 𝛟 sin 𝛟 cos 𝛟 = cos 𝛟 − sin 𝛟 sin 𝛟 cos 𝛟 × cos 𝛜 − sin 𝛜 sin 𝛜 cos 𝛜 ⇒ cos 𝛜 cos 𝛟 − sin 𝛜 sin 𝛟 − cos 𝛜 sin 𝛟 − sin 𝛜 cos 𝛟) sin 𝛜 cos 𝛟 + cos 𝛜 sin 𝛟 − sin 𝛜 sin 𝛟 + cos 𝛜 cos 𝛟 = cos 𝛟 cos 𝛜 − sin 𝛟 sin 𝛜 − sin 𝛟 cos 𝛜 − sin 𝛟 cos 𝛜 sin 𝛟 cos 𝛜 − cos 𝛟 sin 𝛜 − sin 𝛟 sin 𝛜 + cos 𝛟 cos 𝛜 ⇒ cos(𝛜 + 𝛟) − sin(𝛜 + 𝛟) sin(𝛜 + 𝛟) cos(𝛜 + 𝛟) = cos(𝛟 + 𝛜) − sin(𝛟 + 𝛜) sin(𝛟 + 𝛜) cos(𝛟 + 𝛜) ⇒ cos(𝛜 + 𝛟) − sin(𝛜 + 𝛟) sin(𝛜 + 𝛟) cos(𝛜 + 𝛟) = cos(𝛜 + 𝛟) − sin(𝛜 + 𝛟) sin(𝛜 + 𝛟) cos(𝛜 + 𝛟) [Sifat komutatif penjumlahan] ⇒ cos 𝜇 − sin 𝜇 sin 𝜇 cos 𝜇 = cos 𝜇 − sin 𝜇 sin 𝜇 cos 𝜇 [𝜇 = 𝛜 + 𝛟, 𝜇 ∈ ℝ] 
 (terpenuhi) ∎ jadi, 𝐎 𝛌 merupakan grup komutatif. ∎
  • 15. 15 13. Misalkan 𝐺 = 𝑎 + 𝑏 2; 𝛌, 𝑏 ∈ 𝑄} Buktikan G grup terhadap operasi penjumlahan, Apakah G komutatif? Bukti: Akan dibuktikan G membentuk grup (i) Tidak Kosong G ≠ ∅ sebab ∃ 2 + 4 2; 2,4 ∈ 𝑄} ∈ G 
 (terpenuhi) (ii) Sifat tertutup ∀ 𝑥, 𝑊 ∈ 𝐺 berlaku 𝑥 ∗ 𝑊 ∈ 𝐺 Ambil sebarang 𝑥, 𝑊 ∈ 𝐺 Pandang x= 𝑎1 + 𝑏1 2; 𝑎1, 𝑏1 ∈ 𝑄} y= 𝑎2 + 𝑏2 2; 𝑎2, 𝑏2 ∈ 𝑄} perhatikan bahwa x*y = (𝑎1 + 𝑏1 2) ∗ (𝑎2 + 𝑏2 2) =(𝑎1 + 𝑏1 2) + (𝑎2 + 𝑏2 2) =(𝑎1 + 𝑎2) + (𝑏1 2 + 𝑏2 2) =(𝑎1 + 𝑎2) + (𝑏1 + 𝑏2) 2 Catatan: [𝑎1 ∈ 𝑄 ˄𝑎2 ∈ 𝑄 ⇒ (𝑎1 + 𝑎2) ∈ 𝑄 misalkan (𝑎1 + 𝑎2) = 𝑎3 ∈ 𝑄 𝑏1 ∈ 𝑄 ˄𝑏2 ∈ 𝑄 ⇒ (𝑏1 + 𝑏2) ∈ 𝑄 misalkan (𝑏1 + 𝑏2) = 𝑏3 ∈ 𝑄] = 𝑎3 + 𝑏3 2 [ 𝑎3, 𝑏3 ∈ 𝑄] = 𝑎3 + 𝑏3 2 ∈ 𝐺 (iii) Sfat Assosiatif, ∀𝑥, 𝑊, 𝑧 ∈ 𝐺 berlaku 𝑥 ∗ 𝑊 ∗ 𝑧 = 𝑥 ∗ 𝑊 ∗ 𝑧 Ambil sebarang 𝑥, 𝑊, 𝑧 ∈ 𝐺 Pandang x= 𝑎1 + 𝑏1 2; 𝑎1, 𝑏1 ∈ 𝑄} y= 𝑎2 + 𝑏2 2; 𝑎2, 𝑏2 ∈ 𝑄} z= 𝑎3 + 𝑏3 2; 𝑎3, 𝑏3 ∈ 𝑄}
  • 16. 16 Perhatikan bahwa: 𝑥 ∗ 𝑊 ∗ 𝑧 = 𝑎1 + 𝑏1 2 ∗ { 𝑎2 + 𝑏2 2 ∗ (𝑎3 + 𝑏3 2)} = 𝑎1 + 𝑏1 2 ∗ { 𝑎2 + 𝑏2 2 + (𝑎3 + 𝑏3 2)} = 𝑎1 + 𝑏1 2 + { 𝑎2 + 𝑏2 2 + (𝑎3 + 𝑏3 2)} = 𝑎1 + 𝑏1 2 + { 𝑎2 + 𝑎3 + (𝑏2 2 + 𝑏3 2)} = 𝑎1 + 𝑏1 2 + { 𝑎2 + 𝑎3 + (𝑏2 + 𝑏3) 2} = 𝑎1 + 𝑎2 + 𝑎3 + {(𝑏1 + 𝑏2) 2 + 𝑏3 2} = 𝑎1 + 𝑎2 + 𝑏1 + 𝑏2 2 + (𝑎3 + 𝑏3 2) = { 𝑎1 + 𝑏1 2 ∗ 𝑎2 + 𝑏2 2 } + (𝑎3 + 𝑏3 2) = 𝑎1 + 𝑏1 2 ∗ 𝑎2 + 𝑏2 2 ∗ (𝑎3 + 𝑏3 2) = 𝑥 ∗ 𝑊 ∗ 𝑧 
 (terpenuhi) (iv) Unsur Identitas ∀𝑥 ∈ 𝐺 ∃𝑒 ∈ 𝐺 ∋ 𝑒 ∗ 𝑥 = 𝑥 ∗ 𝑒 = 𝑥 Ambil sebarang 𝑥, 𝑊 ∈ 𝐺 Pandang x= 𝑎1 + 𝑏1 2; 𝑎1, 𝑏1 ∈ 𝑄} y= 𝑎2 + 𝑏2 2; 𝑎2, 𝑏2 ∈ 𝑄} Perhatikan bahwa: 𝑥 ∗ 𝑊 = 𝑊 ∗ 𝑥 = 𝑊 (𝑎1 + 𝑏1 2) ∗ 𝑎2 + 𝑏2 2 = 𝑎2 + 𝑏2 2 ∗ (𝑎1 + 𝑏1 2) = 𝑎2 + 𝑏2 2 (𝑎1 + 𝑏1 2) + 𝑎2 + 𝑏2 2 = 𝑎2 + 𝑏2 2 + (𝑎1 + 𝑏1 2) = 𝑎2 + 𝑏2 2 ⇒(𝑎1 + 𝑏1 2) = 𝑎1 + 𝑏1 2 = 𝑎2 + 𝑏2 2 − 𝑎2 + 𝑏2 2 ⇒(𝑎1 + 𝑏1 2) = 𝑎1 + 𝑏1 2 = 𝑎2−𝑎2) + (𝑏2 − 𝑏2) 2 ⇒ (𝑎1 + 𝑏1 2) = 𝑎1 + 𝑏1 2 = 0 + 0 2 ⇒ 𝑥 = {0 + 0 2 ; 0 ∈ 𝑄} ∈ 𝐺 Sehingga 𝑒 = {0 + 0 2 ; 0 ∈ 𝑄} ∈ 𝐺 [e=identitas] 
 (terpenuhi)
  • 17. 17 (v) Unsur Invers ∀𝑥 ∈ 𝐺 ∃𝑥−1 ∈ 𝐺 ∋ 𝑥−1 ∗ 𝑥 = 𝑥 ∗ 𝑥−1 = 𝑒 Ambil sebarang 𝑥 ∈ 𝐺 Pandang x= 𝑎1 + 𝑏1 2; 𝑎1, 𝑏1 ∈ 𝑄} perhatikan bahwa: 𝑥−1 ∗ 𝑥 = 𝑥 ∗ 𝑥−1 = 𝑒 ⇒ 𝑥−1 ∗ (𝑎1 + 𝑏1 2) = 𝑎1 + 𝑏1 2 ∗ 𝑥−1 = 0 + 0 2 ⇒ 𝑥−1 ∗ (𝑎1 + 𝑏1 2) = 𝑎1 + 𝑏1 2 ∗ 𝑥−1 = 0 ⇒ 𝑥−1 = 0 − 𝑎1 + 𝑏1 2 ⇒ 𝑥−1 = − 𝑎1 + 𝑏1 2 ⇒ 𝑥−1 = −𝑎1 − 𝑏1 2 [−𝑎1, −𝑏1 ∈ 𝑄] ⇒ 𝑥−1 = {−𝑎1 − 𝑏1 2} ∈ 𝐺 
 terpenuhi ∎ jadi, 𝐺 = 𝑎 + 𝑏 2; 𝛌, 𝑏 ∈ 𝑄} merupakan Grup. Akan dibuktikan 𝐺 = 𝑎 + 𝑏 2; 𝛌, 𝑏 ∈ 𝑄} merupakan grup komutatif ∀ 𝑥, 𝑊 ∈ 𝐺 berlaku 𝑥 ∗ 𝑊 = 𝑊 ∗ 𝑥 ∈ 𝐺 Ambil sebarang 𝑥, 𝑊 ∈ 𝐺 Pandang x= 𝑎1 + 𝑏1 2; 𝑎1, 𝑏1 ∈ 𝑄} y= 𝑎2 + 𝑏2 2; 𝑎2, 𝑏2 ∈ 𝑄} perhatikan bahwa x*y = (𝑎1 + 𝑏1 2) ∗ (𝑎2 + 𝑏2 2) =(𝑎1 + 𝑏1 2) + (𝑎2 + 𝑏2 2) =(𝑎1 + 𝑎2) + (𝑏1 2 + 𝑏2 2) =(𝑎2 + 𝑎1) + (𝑏2 + 𝑏1) 2 =(𝑎2 + 𝑎1) + (𝑏2 2 + 𝑏1 2) = 𝑎2 + 𝑏2 2 +(𝑎1 + 𝑏1 2) =𝑊 ∗ 𝑥 
 (terbukti) ∎ jadi, 𝐺 merupakan grup komutatif. ∎
  • 18. 18 14. Misalkan 𝑀 = 𝑎 𝑏 𝑐 𝑑 : 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 ≠ 0; 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑 ∈ ℝ Buktikan M dengan perkalian matriks membentuk grup, Apakah M komutatif? Bukti: (i) Tidak Kosong G ≠ ∅ sebab ∃ 1 0 0 1 : 1 ≠ 0; 0, 1 ∈ ℝ ∈ M 
 (terpenuhi) (ii) Sifat tertutup ∀ 𝑋, 𝑌 ∈ 𝐺 berlaku 𝑋 ∗ 𝑌 ∈ 𝐺 Ambil sebarang 𝑋, 𝑌 ∈ 𝐺 Pandang 𝑋 = 𝑎1 𝑏1 𝑐1 𝑑1 : 𝑎1 𝑑1 − 𝑏1 𝑐1 ≠ 0; 𝑎1, 𝑏1, 𝑐1, 𝑑1 ∈ ℝ 𝑌 = 𝑎2 𝑏2 𝑐2 𝑑2 : 𝑎2 𝑑2 − 𝑏2 𝑐2 ≠ 0; 𝑎2, 𝑏2, 𝑐2, 𝑑2 ∈ ℝ perhatikan bahwa X*Y= 𝑎1 𝑏1 𝑐1 𝑑1 ∗ 𝑎2 𝑏2 𝑐2 𝑑2 = 𝑎1 𝑏1 𝑐1 𝑑1 𝑎2 𝑏2 𝑐2 𝑑2 digunakan teorema 𝐝𝐞𝐭 𝑚𝑩 = 𝐝𝐞𝐭 𝑚 𝐝𝐞𝐭⁡(𝑩) diketahui det⁡(𝑋) ≠ 0 dan det⁡(𝑌) ≠ 0 maka det 𝑋𝑌 = det⁡(𝑋)det⁡(𝑌) ≠ 0 
 (terpenuhi) (iii) Sfat Assosiatif, ∀𝑋, 𝑌, 𝑍 ∈ 𝐺 berlaku 𝑋 ∗ 𝑌 ∗ 𝑍 = 𝑋 ∗ 𝑌 ∗ 𝑍 Jelas terpenuhi sebab matriks 2x2 bersifat assosiatif (iv) Unsur Identitas ∀𝑋 ∈ 𝐺 ∃𝑒 ∈ 𝐺 ∋ 𝑒 ∗ 𝑋 = 𝑋 ∗ 𝑒 = 𝑋 Ambil sebarang 𝑋 ∈ 𝐺 Pandang 𝑋 = 𝑎1 𝑏1 𝑐1 𝑑1 : 𝑎1 𝑑1 − 𝑏1 𝑐1 ≠ 0; 𝑎1, 𝑏1, 𝑐1, 𝑑1 ∈ ℝ
  • 19. 19 Unsur identitas pada matriks yaitu 𝑒 = 1 0 0 1 Akan ditunjukkan 𝑒 ∗ 𝑋 = 𝑋 ∗ 𝑒 = 𝑋 𝑎1 𝑏1 𝑐1 𝑑1 1 0 0 1 = 1 0 0 1 𝑎1 𝑏1 𝑐1 𝑑1 = 𝑎1 𝑏1 𝑐1 𝑑1 
 (terpenuhi) (v) Unsur Invers ∀𝑋 ∈ 𝐺 ∃𝑋−1 ∈ 𝐺 ∋ 𝑋−1 ∗ 𝑋 = 𝑋 ∗ 𝑋−1 = 𝑒 Ambil sebarang 𝑋 ∈ 𝐺 Pandang 𝑋 = 𝑎1 𝑏1 𝑐1 𝑑1 : 𝑎1 𝑑1 − 𝑏1 𝑐1 ≠ 0; 𝑎1, 𝑏1, 𝑐1, 𝑑1 ∈ ℝ 𝑋−1 = 1 det⁡(𝑋) 𝑎𝑑𝑗 𝑋 𝑋−1 = 1 𝑎1 𝑑1−𝑏1 𝑐1 𝑑1 −𝑏1 −𝑐1 𝑎1 = 𝑑1 𝑎1 𝑑1−𝑏1 𝑐1 −𝑏1 𝑎1 𝑑1−𝑏1 𝑐1 −𝑐1 𝑎1 𝑑1−𝑏1 𝑐1 𝑎1 𝑎1 𝑑1−𝑏1 𝑐1 ∈ 𝑋 Catatan: det (𝑋−1 ) = 𝑑1 𝑎1 𝑑1−𝑏1 𝑐1 𝑎1 𝑎1 𝑑1−𝑏1 𝑐1 − −𝑏1 𝑎1 𝑑1−𝑏1 𝑐1 −𝑐1 𝑎1 𝑑1−𝑏1 𝑐1 = 𝑎1 𝑑1 − 𝑏1 𝑐1 𝑎1 𝑑1 − 𝑏1 𝑐1 ≠ 0 Akan dibuktikan 𝑋−1 ∗ 𝑋 = 𝑋 ∗ 𝑋−1 = 𝑒 Perhatikan bahwa: 𝑑1 𝑎1 𝑑1 − 𝑏1 𝑐1 −𝑏1 𝑎1 𝑑1 − 𝑏1 𝑐1 −𝑐1 𝑎1 𝑑1 − 𝑏1 𝑐1 𝑎1 𝑎1 𝑑1 − 𝑏1 𝑐1 𝑎1 𝑏1 𝑐1 𝑑1 = 𝑎1 𝑏1 𝑐1 𝑑1 𝑑1 𝑎1 𝑑1 − 𝑏1 𝑐1 −𝑏1 𝑎1 𝑑1 − 𝑏1 𝑐1 −𝑐1 𝑎1 𝑑1 − 𝑏1 𝑐1 𝑎1 𝑎1 𝑑1 − 𝑏1 𝑐1 = 1 0 0 1 𝑎1 𝑑1−𝑏1 𝑐1 𝑎1 𝑑1−𝑏1 𝑐1 𝑏1 𝑑1−𝑏1 𝑑1 𝑎1 𝑑1−𝑏1 𝑐1 𝑎1 𝑐1−𝑎1 𝑐1 𝑎1 𝑑1−𝑏1 𝑐1 𝑎1 𝑑1−𝑏1 𝑐1 𝑎1 𝑑1−𝑏1 𝑐1 = 𝑎1 𝑑1−𝑏1 𝑐1 𝑎1 𝑑1−𝑏1 𝑐1 𝑎1 𝑏1−𝑎1 𝑏1 𝑎1 𝑑1−𝑏1 𝑐1 𝑐1 𝑑1−𝑐1 𝑑1 𝑎1 𝑑1−𝑏1 𝑐1 𝑎1 𝑑1−𝑏1 𝑐1 𝑎1 𝑑1−𝑏1 𝑐1 = 1 0 0 1 
 (terpenuhi) ∎ jadi, 𝑀 = 𝑎 𝑏 𝑐 𝑑 : 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 ≠ 0; 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑 ∈ ℝ merupakan grup. Akan dibuktikan apakah M merupakan grup komutatif:
  • 20. 20 Contoh penyangkal: Ambil sebarang 𝑋, 𝑌 ∈ 𝐺 Pandang 𝑋 = 1 0 2 1 : 1 ≠ 0; 1,0,2 ∈ ℝ 𝑌 = 1 2 0 1 : 1 ≠ 0; 1,0,2 ∈ ℝ 𝑋𝑌 = 1 0 2 1 1 2 0 1 = 1 2 2 5 
 (i) 𝑌𝑋 = 1 2 0 1 1 0 2 1 = 5 2 2 1 
 (ii) Dari (i) dan (ii) diperoleh bahwa 𝑋𝑌 ≠ 𝑌𝑋, ∎ jadi, 𝑀 = 𝑎 𝑏 𝑐 𝑑 : 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 ≠ 0; 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑 ∈ ℝ bukan grup komutatif. ∎ 15. Misalkan â„€ himpunan bilangan bulat dengan operasi * yang didefenisikan 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑎 + 𝑏 + 1 ∀𝑎, 𝑏 ∈ â„€ . apakah (G,*) membentuk grup? Bukti: (i) Tidak Kosong G ≠ ∅ sebab ∃ 2 ∈ G 
 (terpenuhi) (ii) Sifat tertutup ∀ 𝑎, 𝑏, ∈ 𝐺 berlaku 𝑎 ∗ 𝑏 ∈ 𝐺 Ambil sebarang 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 maka berlaku (𝑎 + 𝑏 + 1 ) ∈ 𝐺 
 (terpenuhi) (iii) Sfat Assosiatif, ∀𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝐺 berlaku 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 = 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 Ambil sebarang 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝐺 Perhatikan bahwa: 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 = 𝑎 ∗ 𝑏 + 𝑐 + 1 = 𝑎 + 𝑏 + 𝑐 + 1 + 1 = 𝑎 + 𝑏 + 1 + 𝑐 + 1 = 𝑎 + 𝑏 + 1 ∗ 𝑐 = 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 
 (terpenuhi)
  • 21. 21 (iv) Unsur Identitas ∀𝑎 ∈ 𝐺 ∃𝑒 ∈ 𝐺 ∋ 𝑒 ∗ 𝑎 = 𝑎 ∗ 𝑒 = 𝑎 Perhatikan bahwa: 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑏 ∗ 𝑎 = 𝑏 𝑎 + 𝑏 + 1 = 𝑏 + 𝑎 + 1 = 𝑏 𝑎 = 𝑎 = 𝑏 − (𝑏 + 1) 𝑎 = −1 ∈ 𝐺 Sehingga 𝑒 = 1 ∈ 𝐺 [e=identitas] 
 (terpenuhi) (v) Unsur Invers ∀𝑎 ∈ 𝐺 ∃𝑎−1 ∈ 𝐺 ∋ 𝑎−1 ∗ 𝑎 = 𝑎 ∗ 𝑎−1 = 𝑒 perhatikan bahwa: 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑏 ∗ 𝑎 = −1 𝑎 + 𝑏 + 1 = 𝑏 + 𝑎 + 1 = −1 𝑎 = 𝑎 = −1 − (𝑏 + 1) 𝑎 = −2 + 𝑏 ∈ G 
 (terpenuhi) ∎ jadi, 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑎 + 𝑏 + 1 ∀𝑎, 𝑏 ∈ â„€ merupakan grup. ∎ 16. Misalkan ℚ{1} dengan operasi * yang didefenisikan 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑎 + 𝑏 − 𝑎𝑏 ∀𝑎, 𝑏 ∈ ℚ{1}. Apakah ℚ{1},*) membentuk grup? Bukti: (i) Tidak Kosong ℚ{1} ≠ ∅ sebab ∃ 2 ∈ G 
 (terpenuhi) (ii) Sifat tertutup ∀ 𝑎, 𝑏, ∈ 𝐺 berlaku 𝑎 ∗ 𝑏 ∈ ℚ{1} Ambil sebarang 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 maka berlaku 𝑎 + 𝑏 − 𝑎𝑏 ∈ ℚ{1} 
 (terpenuhi) (iii) Sfat Assosiatif, ∀𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ ℚ{1} berlaku 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 = 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐
  • 22. 22 Ambil sebarang 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ ℚ{1} Perhatikan bahwa: 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 = 𝑎 ∗ 𝑏 + 𝑐 − 𝑏𝑐 = 𝑎 + 𝑏 + 𝑐 − 𝑏𝑐 − 𝑎 𝑏 + 𝑐 − 𝑏𝑐 = 𝑎 + 𝑏 + 𝑐 − 𝑏𝑐 − 𝑎𝑏 − 𝑎𝑐 + 𝑎𝑏𝑐 = 𝑎 + 𝑏 − 𝑎𝑏 + 𝑐 − 𝑎𝑐 − 𝑏𝑐 + 𝑎𝑏𝑐 = 𝑎 + 𝑏 − 𝑎𝑏 + 𝑐 − 𝑐 𝑎 + 𝑏 − 𝑎𝑏 = 𝑎 + 𝑏 − 𝑎𝑏 ∗ 𝑐 = 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 
 (terpenuhi) (iv) Unsur Identitas ∀𝑎 ∈ 𝐺 ∃𝑒 ∈ ℚ{1} ∋ 𝑒 ∗ 𝑎 = 𝑎 ∗ 𝑒 = 𝑎 Perhatikan bahwa: 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑏 ∗ 𝑎 = 𝑏 ⇒ 𝑎 + 𝑏 − 𝑎𝑏 = 𝑏 + 𝑎 − 𝑎𝑏 = 𝑏 ⇒ 𝑎 − 𝑎𝑏 = 𝑎 − 𝑎𝑏 = 𝑏 − 𝑏 ⇒ 𝑎(1 − 𝑏) = 𝑎(1 − 𝑏) = 0 ⇒ 𝑎 = 𝑎 = 0 ⇒ 𝑎 = 0 ∈ ℚ{1} Sehingga 𝑒 = 0 ∈ 𝐺 [e=identitas] 
 (terpenuhi) (v) Unsur Invers ∀𝑎 ∈ ℚ{1} ∃𝑎−1 ∈ ℚ{1} ∋ 𝑎−1 ∗ 𝑎 = 𝑎 ∗ 𝑎−1 = 𝑒 perhatikan bahwa: 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑏 ∗ 𝑎 = 0 ⇒ 𝑎 + 𝑏 − 𝑎𝑏 = 𝑏 + 𝑎 − 𝑏𝑎 = 0 ⇒ 𝑎 − 𝑎𝑏 = 𝑎 − 𝑎𝑏 = −𝑏 ⇒ 𝑎 1 − 𝑏 = 𝑎 1 − 𝑏 = −𝑏 ⇒ 𝑎 = −𝑏 1−𝑏 ∈ ℚ{1} 
 (terpenuhi) ∎ jadi, 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑎 + 𝑏 − 𝑎𝑏 ∀𝑎, 𝑏 ∈ ℚ{1} merupakan grup. ∎
  • 23. 23 17. Misalkan G grup dengan e unsur identitas di G dengan 𝑊−1 𝑥−1 𝑊𝑥 = 𝑒, buktikan G merupakan grup komutatif! (Soal UTS) Bukti: Misalkan G grup dan 𝑒 ∈ 𝐺, [e=identitas] Akan dibuktikan G komutatif dengan cara menunjukkan 𝑥𝑊 = 𝑊𝑥 Perhatikan bahwa: 𝑊−1 𝑥−1 𝑊𝑥 = 𝑒 ⇒ 𝑊−1 𝑥−1 𝑊𝑥 = 𝑒 [e=identitas] ⇒ (𝑊−1 𝑥−1 )(𝑊𝑥) = 𝑒 [assosiatif] ⇒ (𝑥𝑊)−1 (𝑊𝑥) = 𝑒 [(𝑥𝑊)−1 = 𝑊−1 𝑥−1 , sifat grup] ⇒ (𝑥𝑊)(𝑥𝑊)−1 (𝑊𝑥) = 𝑥𝑊 𝑒 [kalikan kedua ruas dengan 𝑥𝑊 ] ⇒ { 𝑥𝑊 𝑥𝑊 −1 }(𝑊𝑥) = 𝑥𝑊 [assosiatif, 𝑥𝑊 𝑒 = 𝑥𝑊] ⇒ 𝑒(𝑊𝑥) = 𝑥𝑊 [ 𝑥𝑊 𝑥𝑊 −1 = 𝑒] ⇒ 𝑊𝑥 = 𝑥𝑊 [𝑒(𝑊𝑥) = 𝑊𝑥] ∎ jadi, grup G dengan 𝑊−1 𝑥−1 𝑊𝑥 = 𝑒 [e=identitas] merupakan grup komutatif. ∎ 18. Misalkan M adalah himpunan matriks real 2x2 yang tak singular, didefenisikan operasi M adalah 𝐎 ∗ 𝐵 = 𝐎𝐜𝐵, ∀𝐎, 𝐵 ∈ 𝑀, dengan 𝐜 = 1 0 0 −1 , periksa apakah (M,*) membentuk grup? (Soal UTS) Bukti: (i) Tidak Kosong M ≠ ∅ sebab ∃ 1 0 0 1 : 0, 1 ∈ ℝ ∈ M 
 (terpenuhi) (ii) Sifat tertutup ∀ 𝑋, 𝑌 ∈ 𝑀 berlaku 𝑋 ∗ 𝑌 ∈ 𝑀 Ambil sebarang 𝑋, 𝑌 ∈ 𝑀 Pandang 𝑋 = 𝑎1 𝑏1 𝑐1 𝑑1 : 𝑎1 𝑑1 − 𝑏1 𝑐1 ∈ ℝ; 𝑎1, 𝑏1, 𝑐1, 𝑑1 ∈ ℝ
  • 24. 24 𝑌 = 𝑎2 𝑏2 𝑐2 𝑑2 : 𝑎2 𝑑2 − 𝑏2 𝑐2 ∈ ℝ; 𝑎2, 𝑏2, 𝑐2, 𝑑2 ∈ ℝ perhatikan bahwa X*Y= 𝑎1 𝑏1 𝑐1 𝑑1 ∗ 𝑎2 𝑏2 𝑐2 𝑑2 = 𝑎1 𝑏1 𝑐1 𝑑1 1 0 0 1 𝑎2 𝑏2 𝑐2 𝑑2 digunakan teorema 𝐝𝐞𝐭 𝑚𝑩 = 𝐝𝐞𝐭 𝑚 𝐝𝐞𝐭⁡(𝑩) diketahui det⁡(𝑋) ∈ ℝ, det⁡(𝑌) ∈ ℝ serta det 𝐜 = −1 ∈ ℝ maka det 𝑋𝐜𝑌 = det⁡(𝑋) det 𝐜 det⁡(𝑌) ∈ ℝ 
 (terpenuhi) (iii) Sfat Assosiatif, ∀𝑋, 𝑌, 𝑍 ∈ 𝐺 berlaku 𝑋 ∗ 𝑌 ∗ 𝑍 = 𝑋 ∗ 𝑌 ∗ 𝑍 Ambil sebarang 𝑋, 𝑌, 𝑍 ∈ 𝑀 Perhatikan bahwa: 𝑋 ∗ 𝑌 ∗ 𝑍 = 𝑋 ∗ (𝑌𝐜𝑍) = 𝑋𝐜(𝑌𝐜𝑍) = (𝑋𝐜𝑌)𝐜𝑍 = (𝑋 ∗ 𝑌)𝐜𝑍 = 𝑋 ∗ 𝑌 ∗ 𝑍 
 (terpenuhi) (iv) Unsur Identitas ∀𝑋 ∈ 𝐺 ∃𝐞 ∈ 𝐺 ∋ 𝐞 ∗ 𝑋 = 𝑋 ∗ 𝐞 = 𝑋 Ambil sebarang 𝑋, 𝑌 ∈ 𝐺 Perhatikan bahwa: 𝑋 ∗ 𝑌 = 𝑋 ⇒ 𝑋𝐜𝑌 = 𝑋 ⇒ (𝑋𝐜)−1 𝑋𝐜𝑌 = (𝑋𝐜)−1 𝑋 [Kalikan (𝑋𝐜)−1 pada kedua ruas] ⇒ { 𝑋𝐜 −1 (𝑋𝐜)}𝑌 = (𝑋𝐜)−1 𝑋 [assosiatif] ⇒ 𝑌 = 𝐜−1 𝑋−1 𝑋 [ 𝑋𝐜 −1 𝑋𝐜 = 𝐞 𝐞 = 𝑚𝑎𝑡𝑟𝑖𝑘𝑠 𝑖𝑑𝑒𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠 serta (𝑋𝐜)−1 = 𝐜−1 𝑋−1 ] ⇒ 𝑌 = 𝐜−1 (𝑋−1 𝑋) [assosiatif]
  • 25. 25 ⇒ 𝑌 = 𝐜−1 E [𝑋−1 𝑋 = 𝐞 𝐞 = 𝑚𝑎𝑡𝑟𝑖𝑘𝑠 𝑖𝑑𝑒𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠 ] ⇒ 𝑌 = 𝐜−1 [𝐜−1 E=𝐜−1 ] ⇒ 𝑌 = 𝐜−1 = 𝐜 Perhatikan 𝐜−1 = 𝐜: Dketahui: 𝐜 = 1 0 0 −1 𝐜−1 = 1 det⁡(𝐜) 𝑎𝑑𝑗𝐜 = 1 −1 −1 0 0 1 = 1 0 0 −1 = 𝐜 Sehingga unsur identitasnya adalah 𝐜−1 = 𝐜 
(terpenuhi) (v) Unsur Invers ∀𝑋 ∈ 𝐺 ∃𝑋−1 ∈ 𝐺 ∋ 𝑋−1 ∗ 𝑋 = 𝑋 ∗ 𝑋−1 = 𝐞 Ambil sebarang 𝑋, 𝑌 ∈ 𝐺 Perhatikan bahwa: 𝑋 ∗ 𝑌 = 𝐜 ⇒ 𝑋𝐜𝑌 = 𝐜 ⇒ (𝑋𝐜)𝑌 = 𝐜 [Assosiatif] ⇒ (𝑋𝐜)−1 (𝑋𝐜)𝑌 = (𝑋𝐜)−1 𝐜 [kalikan (𝑋𝐜)−1 kedua ruas] ⇒ { 𝑋𝐜 −1 (𝑋𝐜)}𝑌 = 𝐜−1 𝑋−1 𝐜 [Assosiatif, (𝑋𝐜)−1 = 𝐜−1 𝑋−1 ] ⇒ 𝐞𝑌 = 𝐜−1 𝑋−1 𝐜 [ 𝑋𝐜 −1 𝑋𝐜 = 𝐞] [𝐞 = 𝑚𝑎𝑡𝑟𝑖𝑘𝑠 𝑖𝑑𝑒𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠] ⇒ 𝑌 = 𝐜−1 𝑋−1 𝐜 [𝐞𝑌 = 𝑌] 
(terpenuhi) ∎ jadi, M dengan defenisi 𝐎 ∗ 𝐵 = 𝐎𝐜𝐵, ∀𝐎, 𝐵 ∈ 𝑀, dengan 𝐜 = 1 0 0 −1 merupakan grup. ∎
  • 26. 26 19. Misalkan ℚ+ himpunan bilangan rasional positif dengan defenisi operasi 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑎𝑏 2 , ∀𝑎, 𝑏 ∈ ℚ+ , apakah (ℚ+ ,∗) membentuk grup, jika tidak berikan contoh penyangkal! (Soal UTS) Bukti: (i) Tidak Kosong ℚ+ ≠ ∅ sebab ∃ 2 ∈ ℚ+ 
 (terpenuhi) (ii) Sifat tertutup ∀ 𝑎, 𝑏 ∈ ℚ+ berlaku 𝑎 ∗ 𝑏 ∈ ℚ+ Ambil sebarang 𝑎, 𝑏 ∈ ℚ+ maka berlaku 𝑎𝑏 2 ∈ ℚ+ 
 (terpenuhi) (iii) Sfat Assosiatif, ∀𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝐺 berlaku 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 = 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 Ambil sebarang 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝐺 Perhatikan bahwa: 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 = 𝑎 ∗ 𝑏𝑐 2 = 𝑎 𝑏𝑐 2 2 = 𝑎𝑏𝑐 2 2 = 𝑎𝑏 2 𝑐 2 = 𝑎𝑏 2 ∗ 𝑐 = 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 
 (terpenuhi) (iv) Unsur Identitas ∀𝑎 ∈ 𝐺 ∃𝑒 ∈ 𝐺 ∋ 𝑒 ∗ 𝑎 = 𝑎 ∗ 𝑒 = 𝑎 Perhatikan bahwa: 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑏 ∗ 𝑎 = 𝑏
  • 27. 27 𝑎𝑏 2 = 𝑏𝑎 2 = 𝑏 𝑎𝑏 = 𝑎𝑏 = 2𝑏 𝑎 = 2𝑏 𝑏 𝑎 = 2 Sehingga 𝑒 = 2 ∈ ℚ+ [e=identitas] 
 (terpenuhi) (v) Unsur Invers ∀𝑎 ∈ 𝐺 ∃𝑎−1 ∈ 𝐺 ∋ 𝑎−1 ∗ 𝑎 = 𝑎 ∗ 𝑎−1 = 𝑒 perhatikan bahwa: 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑏 ∗ 𝑎 = 2 𝑎𝑏 2 = 𝑏𝑎 2 = 2 𝑎𝑏 = 𝑏𝑎 = 4 𝑎 = 𝑏 4 ∈ ℚ+ 
 (terpenuhi) ∎ jadi, ℚ+ himpunan bilangan rasional positif dengan defenisi operasi 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑎𝑏 2 , ∀𝑎, 𝑏 ∈ ℚ+ adalah Grup. ∎ 20. Misalkan 𝐺 = â„€ 𝑥 â„€ = {(𝑎, 𝑏) ∣ 𝑎, 𝑏 ∈ â„€} didefenisikan operasi biner * pada G, yaitu ∀ 𝑎, 𝑏 , (𝑐, 𝑑) ∈ 𝐺 berlaku 𝑎, 𝑏 ∗ 𝑐, 𝑑 = (𝑎 + 𝑐, 𝑏 + 𝑑), Apakah G merupakan grup terhadap operasi *? Bukti: (i) Tidak Kosong 𝐺 ≠ ∅ sebab ∃ {(1, 2) ∣ 1,2 ∈ â„€} ∈ 𝐺 
 (terpenuhi) (ii) Sifat tertutup ∀ 𝑥, 𝑊 ∈ 𝐺 berlaku 𝑥 ∗ 𝑊 ∈ 𝐺 Ambil sebarang 𝑎, 𝑏 , (𝑐, 𝑑) ∈ 𝐺 maka berlaku (𝑎 + 𝑐, 𝑏 + 𝑑) ∈ 𝐺 
 (terpenuhi)
  • 28. 28 (iii) Sfat Assosiatif, ∀𝑥, 𝑊, 𝑧 ∈ 𝐺 berlaku 𝑥 ∗ 𝑊 ∗ 𝑧 = 𝑥 ∗ 𝑊 ∗ 𝑧 Ambil sebarang 𝑥, 𝑊, 𝑧 ∈ 𝐺 Pandang: 𝑥 = 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 𝑊 = 𝑐, 𝑑 ∈ 𝐺 𝑧 = 𝑒, 𝑓 ∈ 𝐺 Perhatikan bahwa: 𝑥 ∗ 𝑊 ∗ 𝑧 = 𝑥 ∗ { 𝑐, 𝑑 ∗ 𝑒, 𝑓 } = 𝑥 ∗ (𝑐 + 𝑒, 𝑑 + 𝑓) = (𝑎, 𝑏) ∗ (𝑐 + 𝑒, 𝑑 + 𝑓) = (𝑎 + 𝑐 + 𝑒, 𝑏 + 𝑑 + 𝑓) = 𝑎 + 𝑐, 𝑏 + 𝑑 ∗ (𝑒, 𝑓) = 𝑎 + 𝑐, 𝑏 + 𝑑 ∗ 𝑧 = 𝑎, 𝑏 ∗ 𝑐, 𝑑 ∗ 𝑧 = 𝑥 ∗ 𝑊 ∗ 𝑧 
 (terpenuhi) (iv) Unsur Identitas ∀𝑥 ∈ 𝐺 ∃𝑒 ∈ 𝐺 ∋ 𝑒 ∗ 𝑥 = 𝑥 ∗ 𝑒 = 𝑥 Ambil sebarang 𝑥, 𝑊, 𝐺 Pandang: 𝑥 = 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 𝑊 = 𝑐, 𝑑 ∈ 𝐺 Perhatikan bahwa: 𝑥 ∗ 𝑊 = 𝑊 ∗ 𝑥 = 𝑊 𝑎, 𝑏 ∗ 𝑐, 𝑑 = 𝑐, 𝑑 ∗ 𝑎, 𝑏 = (𝑐, 𝑑) 𝑎 + 𝑐, 𝑏 + 𝑑 = 𝑐 + 𝑎, 𝑑 + 𝑏 = (𝑐 , 𝑑) 𝑎, 𝑏 = 𝑎, 𝑏 = (0,0) 𝑥 = (0,0) Sehingga 𝑒 = (0,0) ∈ 𝐺 [e=identitas] 
 (terpenuhi)
  • 29. 29 (v) Unsur Invers ∀𝑥 ∈ 𝐺 ∃𝑥−1 ∈ 𝐺 ∋ 𝑥−1 ∗ 𝑥 = 𝑥 ∗ 𝑥−1 = 𝑒 Ambil sebarang 𝑥, 𝑊, 𝐺 Pandang: 𝑥 = 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 𝑊 = 𝑐, 𝑑 ∈ 𝐺 Perhatikan bahwa: 𝑥 ∗ 𝑊 = 𝑊 ∗ 𝑥 = 𝑒 𝑎, 𝑏 ∗ 𝑐, 𝑑 = 𝑐, 𝑑 ∗ 𝑎, 𝑏 = (0,0) 𝑎 + 𝑐, 𝑏 + 𝑑 = 𝑐 + 𝑎, 𝑑 + 𝑏 = (0 ,0) 𝑎, 𝑏 = 𝑎, 𝑏 = (−𝑐, −𝑑) 𝑥 = (−𝑐, −𝑑) ∈ 𝐺 
 (terpenuhi) ∎ jadi, 𝐺 adalah Grup. ∎ 21. Misalkan G = {-1, 1}. Tunjukan bahwa G adalah suatu grup abel terhadap perkalian biasa (G, ×). Bukti: Daftar Cayley G = {-1, 1} terhadap (G, ×) sebagai berikut: x 1 -1 1 1 -1 -1 -1 1 (i) Tidak Kosong 𝐺 ≠ ∅ sebab ∃ 1 ∈ 𝐺 
 (terpenuhi) (ii) Sifat tertutup ∀ 𝑥, 𝑊 ∈ 𝐺 berlaku 𝑥 ∗ 𝑊 ∈ 𝐺 Perhatikan tebel diatas G tertutup terhadap operasi perkalian biasa sebab: -1 × -1 = 1 ∈ G -1 × 1 = -1 ∈ G 1 × -1 = -1 ∈ G 1 × 1 = 1 ∈ G
  • 30. 30 (iii) Sfat Assosiatif, ∀𝑥, 𝑊, 𝑧 ∈ 𝐺 berlaku 𝑥 ∗ 𝑊 ∗ 𝑧 = 𝑥 ∗ 𝑊 ∗ 𝑧 Ambil sebarang 𝑥, 𝑊, 𝑧 ∈ 𝐺 𝑥 ∗ 𝑊 ∗ 𝑧 = 𝑥 ∗ (𝑊 × 𝑧) = 𝑥 × 𝑊 × 𝑧 = (𝑥 × 𝑊) × 𝑧 = 𝑥 × 𝑊 ∗ 𝑧 = 𝑥 ∗ 𝑊 ∗ 𝑧 
 (terpenuhi) (iv) Unsur Identitas ∀𝑥 ∈ 𝐺 ∃𝑒 ∈ 𝐺 ∋ 𝑒 ∗ 𝑥 = 𝑥 ∗ 𝑒 = 𝑥 Ambil sebarang 𝑥, 𝑊 ∈ 𝐺 Perhatikan bahwa: 𝑥 ∗ 𝑊 = 𝑊 ∗ 𝑥 = 𝑥 𝑥 × 𝑊 = 𝑊 × 𝑥 = 𝑥 𝑊 = 𝑊 = 1 Sehingga 𝑒 = 1 ∈ 𝐺 [e=identitas] 
 (terpenuhi) (v) Unsur Invers ∀𝑥 ∈ 𝐺 ∃𝑥−1 ∈ 𝐺 ∋ 𝑥−1 ∗ 𝑥 = 𝑥 ∗ 𝑥−1 = 𝑒 Perhatikan kembali tebel diatas (1) adalah invers di G sebab: Ambil 1 ∈ 𝐺 Diketahui 𝑒 = 1 maka 1 × 1 = 1 Perhatikan kembali tebel diatas (-1) adalah invers di G sebab: Ambil −1 ∈ 𝐺 Diketahui 𝑒 = 1 maka −1 × (−1) = 1 ⧉ Sehingga 1, −1 ∈ 𝐺 masing-masing invers di G 
 (terpenuhi) ∎ jadi, G = {-1, 1} merupakan grup terhadap (G, ×). ∎ ***
  • 31. 31 GRUP SIKLIK ∀𝑎 ∈ 𝐺, 𝑜 𝑎 ≠ ~ ∀𝑎 ∈ 𝐺, 𝑎 ≠ 𝑒, 𝑜 𝑎 = ~ ∃ 𝑏 ≠ 𝑒, ∋ 𝑜 𝑏 ≠ ~ Tingkat & Orde Defenisi Pangkat: Misalkan G grup dan 𝑎 ∈ 𝐺, didefenisikan 𝑎1 = 𝑎; 𝑎 𝑛+1 = an = a . ■ Order dari anggota grup: misalkan 𝐺 grup, 𝑎 ∈ 𝐺 dan 𝑒 unsur identitas di 𝐺. jika 𝑃 = {𝑛 ∈ 𝑁; 𝑎 𝑛 = 𝑒} ≠ ∅, maka tingkat (order) dari a adalah minimum {n∈ 𝑁; an = 𝑒}. ■ Notasi 𝑜 𝑎 = 𝑛; 𝑜 𝑒 = 1. ■ Catatan: 1. Order dari 𝑎 ∈ 𝐺 adalah bilangan bulat positif terkecil m sehingga 𝑎 𝑚 = 𝑒, e adalah identitas di G 2. Jika m bilangan bulat positif sehingga 𝑎 𝑚 = 𝑒 dinotasikan 𝑜 𝑎 = 𝑚 3. Jika tidak terdapat m bilangan bulat positif terkecil sedemikian sehingga 𝑎 𝑚 = 𝑒, maka 𝑜 𝑚 = 0 𝑎𝑡𝑎𝑢 0 𝑚 = ~ 4. Untuk G grup sebarang dan e identitas di G, mempunyai order satu 𝑜 𝑒 = 1. Suatu grup G disebut:  Periodik (berkala)  Aperiodik  Campuran ∃ 𝑎 ∈ 𝐺, 𝑜 𝑎 = ~ dan
  • 32. 32 1. Misalkan 𝐺 = {1, −1, 𝑖, −𝑖} dengan 𝑖 menyatakan imaginer, tunjukkan bahwa (𝐺, 𝑥) merupakan periodik, 𝑖2 = −1. Bukti: 𝐺 = {1, −1, 𝑖, −𝑖} dengan identitas 𝑒 = 1 1 𝑛 = 1 ⟹ 11 = 1 ⟹ 𝑜 1 = 1 (−1) 𝑛 = 1 ⟹ (−1)2 = 1 ⟹ 𝑜 −1 = 2 𝑖 𝑛 = 1 ⟹ 𝑖4 = 1 ⟹ 𝑜 𝑖 = 4 (−𝑖) 𝑛 = 1 ⟹ (−𝑖)4 = 1 ⟹ 𝑜 −𝑖 = 4 ∎ Jadi, 𝑜 𝑎 ≠ ~ sehingga merupakan grup periodik . ∎ 2. (Q{0}, ×) adalah grup dengan identitas 1, tunjukkan (Q{0}, ×) merupakan grup campuran! Bukti: Diketahui unsur identitas dari (Q{0}, ×) adalah 𝑒 = 1 Grup Siklik Defenisi Siklik: Misalkan G adalah grup, dan â„€ = {x | x bilangan bulat}. G disebut grup siklik jika ada g ∈ G sedemikian sehingga G = {gn | n ∈ â„€}. Elemen g pada G disebut generator dari grup siklik tersebut. ■ Defenisi Grup Siklik Terhadap Perkalian: Grup (G, .) disebut siklik, ∃ 𝑎 ∈ 𝐺 ∋ G ={an | n ∈ â„€ }. Elemen a disebut generator dari grup siklik tersebut. ■ Defenisi Grup Siklik Terhadap Penjumlahan: Grup (G, +) disebut siklik, ∃ 𝑎 ∈ 𝐺 ∋ G ={na | n ∈ â„€ }. Elemen a disebut generator dari grup siklik tersebut. ■ Dalam hal 𝑎 ∈ 𝐺 yang membentuk grup siklik G, a disebut generator/ monogenic dari G dan ditulis 𝑎 . ■
  • 33. 33 Untuk menunjukkan (Q{0}, ×) merupakan grup campuran maka perlu ditunjukkan dua syarat dipenuhi yaitu sebagai berikut: a. ∃ 𝑎 ∈ 𝐺, 𝑜 𝑎 = ~ dan Ambil 2 ∈ (Q{0}, ×) ⟹ 2 𝑛 = 1 ⟹ 20 = 1 ⟹ 𝑜 2 = ~ b. ∃ 𝑏 ≠ 𝑒, ∋ 𝑜 𝑏 ≠ ~ Ambil −1 ∈ (Q{0}, ×) ⟹ (−1) 𝑛 = 1 ⟹ (−1)2 = 1 ⟹ 𝑜 −1 = 2 ∎ Jadi, (Q{0}, ×) merupakan grup campuran . ∎ 3. Misalkan Q+ adalah bilangan rasional positif tunjukkan grup (Q+,×) merupakan grup aperiodik. Bukti: Misalkan grup (Q+,×), unsur identitasnya adalah 1 ∀𝑚 ∈ 𝐐+ dengan 𝑚 ≠ 1 ⋮ (2) 𝑛 = 1 ⟹ 20 = 1 ⟹ 𝑜 2 = ~ ⋮ (𝑚) 𝑛 = 1 ⟹ 𝑚0 = 1 ⟹ 𝑜 𝑚 = ~ ∎ Jadi, (Q+,×) merupakan grup aperiodik . ∎ 4. Misalkan M(ℝ) = 𝑎 𝑏 𝑐 𝑑 , 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑 ∈ ℝ , pandang M2 ℝ = {x; x ∈ M ℝ , x ≠ 0 membentuk grup dengan (M2 ℝ ,×). Tunjukkan (M2 ℝ ,×) adalah grup campuran! Bukti: Unsur identitas dari (M2 ℝ ,×) = 1 0 0 1 Ambil sebarang A2 ℝ ∈ M2 ℝ Pandang (A2 ℝ ,×) = −1 0 0 −1 Perhatikan bahwa:
  • 34. 34 (A2 ℝ ) 𝑛 = 1 0 0 1 ⟹ (A2 ℝ )2 = −1 0 0 −1 −1 0 0 −1 = 1 0 0 1 ⟹ 𝑜 A2 ℝ = 2 Ambil sebarang B2 ℝ ∈ M2 ℝ Pandang (B2 ℝ ,×) = 2 0 0 2 Perhatikan bahwa: (B2 ℝ ) 𝑛 = 1 0 0 1 ⟹ ∄(B2 ℝ ) 𝑛 = 1 0 0 1 ⟹ 𝑜 B2 ℝ = ~ ∎ Jadi, (M2 ℝ , ×) merupakan grup campuran . ∎ 5. Misalkan G himpunan bilangan bulat modulo empat yaitu G = {0, 1, 2, 3}, pandang grup (G, +4), tunjukkan G merupakan grup siklik! Bukti: Misalkan (G, +4) adalah grup Akan ditunjukkan G membentuk grup siklik Perhatikan bahwa: a. 0 = {𝑛 0 ; 𝑛 ∈ â„€}, 0 ∈ 𝐺 0 = {0} b. 1 = {𝑛 1 ; 𝑛 ∈ â„€}, 1 ∈ 𝐺 1+41 = 0.4 + 2 = 2 atau 2 𝑚𝑜𝑑 4 = 2 ∈ 𝐺 1+41+41 = 0.4 + 3 = 3 atau 3 𝑚𝑜𝑑 4 = 3 ∈ 𝐺 1+41+41+41 = 1.4 + 0 = 0 atau 4 𝑚𝑜𝑑 4 = 0 ∈ 𝐺 1 = {0, 1, 2, 3} c. 2 = {𝑛 2 ; 𝑛 ∈ â„€}, 2 ∈ 𝐺 2+42 = 1.4 + 0 = 0 atau 4 𝑚𝑜𝑑 4 = 0 ∈ 𝐺 2 = {0, 2}
  • 35. 35 d. 3 = {𝑛 3 ; 𝑛 ∈ â„€}, 3 ∈ 𝐺 3+43 = 1.4 + 2 = 2 atau 6 𝑚𝑜𝑑 4 = 2 ∈ 𝐺 3+43+43 = 2.4 + 1 = 1 atau 9 𝑚𝑜𝑑 4 = 3 ∈ 𝐺 3+43+43+43 = 3.4 + 0 = 0 atau 12 𝑚𝑜𝑑 4 = 0 ∈ 𝐺 3 = {0, 1, 2, 3} ∎ Jadi, G merupakan grup siklik dengan generator 1 = 3 = {0, 1, 2, 3} . ∎ 6. Diketahui matriks 𝑀 = 1 0 0 1 , −1 0 0 −1 , 0 1 −1 0 , 0 −1 1 0 , (𝑀,×) adalah sebuah grup, apakah M merupakan grup siklik? Bukti: Diketahui (𝑀,×) adalah sebuah grup Misalkan 𝐎 = 1 0 0 1 , 𝐵 = −1 0 0 −1 , 𝐶 = 0 1 −1 0 𝑑𝑎𝑛 𝐷 = 0 −1 1 0 Perhatikan tabel dibawah ini: × A B C D A A B C D B B A D C C C D B A D D C A B Dari tabel diperoleh bahwa identitas di M yaitu A Akan ditunjukkan G membentuk grup siklik, Perhatikan bahwa: a. 𝐎 = { 𝐎 𝑛 ; 𝑛 ∈ â„€} 𝐎 ∈ 𝑀 𝐎 = {A} b. 𝐵 = { 𝐵 𝑛 ; 𝑛 ∈ â„€} 𝐵 ∈ 𝑀
  • 36. 36 𝐵2 = 𝐎 ∈ 𝑀 [Perhatikan tabel] 𝐵 = {A, B} c. 𝐶 = { 𝐶 𝑛 ; 𝑛 ∈ â„€} 𝐶 ∈ 𝑀 𝐶2 = 𝐵 ∈ 𝑀 [Perhatikan tabel] 𝐶3 = (𝐶2 ) 𝐶 = 𝐵𝐶 = 𝐷 ∈ 𝑀 [Perhatikan tabel] 𝐶4 = (𝐶3 ) 𝐶 = 𝐷𝐶 = 𝐎 ∈ 𝑀 [Telah diperoleh 𝐶3 = 𝐷, perhatikan tabel] 𝐶 = {A, B, C, D} d. 𝐷 = { 𝐷 𝑛 ; 𝑛 ∈ â„€} 𝐷 ∈ 𝑀 𝐷2 = 𝐵 ∈ 𝑀 [Perhatikan tabel] 𝐷3 = (𝐷2 ) 𝐷 = 𝐵𝐷 = 𝐶 ∈ 𝑀 [Perhatikan tabel] 𝐷4 = (𝐷3 ) 𝐷 = 𝐶𝐷 = 𝐎 ∈ 𝑀 [Telah diperoleh 𝐶3 = 𝐷, perhatikan tabel] 𝐷 = {A, B, C, D} ∎ Jadi, jadi M merupakan grup siklik dengan generator 𝐶 = 𝐷 = {A, B, C, D} . ∎ 7. Misalkan G himpunan bilangan bulat modulo empat yaitu G = {0, 1, 2, 3, 4, 5}, pandang grup (G, +6), tunjukkan G merupakan grup siklik! Bukti: Misalkan (G, +6) adalah grup Akan ditunjukkan G membentuk grup siklik Perhatikan bahwa: a. 0 = {𝑛 0 ; 𝑛 ∈ â„€}, 0 ∈ 𝐺 0 = {0}
  • 37. 37 b. 1 = {𝑛 1 ; 𝑛 ∈ â„€}, 1 ∈ 𝐺 1+61 = 0.6 + 2 = 2 atau 2 𝑚𝑜𝑑 6 = 2 ∈ 𝐺 1+61+61 = 0.6 + 3 = 3 atau 3 𝑚𝑜𝑑 6 = 3 ∈ 𝐺 1+61+61+61 = 0.6 + 4 = 4 atau 4 𝑚𝑜𝑑 6 = 4 ∈ 𝐺 1+61+61+61+61 = 0.6 + 5 = 5 atau 5 𝑚𝑜𝑑 6 = 5 ∈ 𝐺 1+61+61+61+61+61 = 1.6 + 0 = 0 atau 6 𝑚𝑜𝑑 6 = 0 ∈ 𝐺 1 = {0, 1, 2, 3, 4, 5} c. 2 = {𝑛 2 ; 𝑛 ∈ â„€}, 2 ∈ 𝐺 2+62 = 0.6 + 4 = 4 atau 4 𝑚𝑜𝑑 6 = 4 ∈ 𝐺 2+62+62 = 1.6 + 0 = 0 atau 6 𝑚𝑜𝑑 6 = 0 ∈ 𝐺 2 = {0, 2, 4} d. 3 = {𝑛 3 ; 𝑛 ∈ â„€}, 3 ∈ 𝐺 3+63 = 1.6 + 0 = 0 atau 6 𝑚𝑜𝑑 6 = 0 ∈ 𝐺 3 = {0, 3} e. 4 = {𝑛 4 ; 𝑛 ∈ â„€}, 4 ∈ 𝐺 4+64 = 1.6 + 2 = 2 atau 8 𝑚𝑜𝑑 6 = 2 ∈ 𝐺 4+64+64 = 2.6 + 0 = 0 atau 12 𝑚𝑜𝑑 6 = 0 ∈ 𝐺 2 = {0, 2, 4} f. 5 = {𝑛 5 ; 𝑛 ∈ â„€}, 5 ∈ 𝐺 5+65 = 1.6 + 4 = 4 atau 10 𝑚𝑜𝑑 6 = 4 ∈ 𝐺 5+65+65 = 2.6 + 3 = 3 atau 15 𝑚𝑜𝑑 6 = 3 ∈ 𝐺 5+65+65+65 = 3.6 + 2 = 2 atau 20 𝑚𝑜𝑑 6 = 2 ∈ 𝐺 5+65+65+65+65 = 4.6 + 1 = 1 atau 24 𝑚𝑜𝑑 6 = 1 ∈ 𝐺
  • 38. 38 5+65+65+65+65+65 = 5.6 + 0 = 0 atau 30 𝑚𝑜𝑑 6 = 0 ∈ 𝐺 5+65+65+65+65+65+65 = 5.6 + 5 = 5 atau 35 𝑚𝑜𝑑 6 = 5 ∈ 𝐺 5 = {0, 1, 2, 3, 4, 5} ∎ Jadi, G merupakan grup siklik dengan generator 1 = 5 = {0, 1, 2, 3} . ∎ 8. 𝐺 = −1,1 , (𝐺,×) adalah grup, tunjukkan G membentuk grup siklik! Bukti: a. 1 = { 1 𝑛 ; 𝑛 ∈ â„€} = { 
 , 1 −2 , 1 −1 , 1 0 , 1 1 , 
 } = {1} b. −1 = { −1 𝑛 ; 𝑛 ∈ â„€} = { 
 , −1 −2 , −1 −1 , −1 0 , −1 1 , 
 } = {1, −1} ∎ Jadi, G merupakan grup siklik dengan generator −1 = {−1,1} . ∎ 9. Misalkan bilangan bulat membentuk grup dibawah operasi penjumlahan. Buktikan bilangan bulat dengan operasi jumlah membentuk grup siklik! Bukti: Misalkan (â„€, +) adalah grup Akan ditunjukkan (â„€, +) membentuk grup siklik. Perhatikan bahwa: a. 1 = {𝑛(1); 𝑛 ∈ â„€} = { 
 , −2 1 , −1 1 , 0 1 , 1 1 , 2(1), 
 } = { 
 , −2, −1, 0, 1, 2 
 } b. −1 = {𝑛(−1); 𝑛 ∈ â„€} = { 
 , −2 −1 , −1 −1 , 0 −1 , 1 −1 , 2(−1), 
 } = { 
 , −2, −1, 0, 1, 2 
 } ∎ Jadi, (â„€, +) merupakan grup siklik dengan generator 1 = −1 = â„€ . ∎
  • 39. 39 10. Misalkan 𝐺 = {1, −1, 𝑖, −𝑖} i bilangan imaginer, tunjukkan (G, x) membentuk grup. Apakah G juga siklik Bukti: Misalkan (G, x) adalah grup Akan ditunjukkan (G, x) membentuk grup siklik. Perhatikan bahwa: a. 1 = {(1) 𝑛 ; 𝑛 ∈ â„€} = { 
 , (1)−1 , (1)0 , (1)1 , 
 } = {1} b. −1 = {(−1) 𝑛 ; 𝑛 ∈ â„€} = { 
 , (−1)−1 , (−1)0 , (−1)1 , 
 } = {−1, 1} c. 𝑖 = {(𝑖) 𝑛 ; 𝑛 ∈ â„€} = { 
 , (𝑖)0 , (𝑖)1 , (𝑖)2 , (𝑖)3 
 } = {1, 𝑖, −1, −𝑖} Catatan: 𝑖2 = −1 𝑖3 = 𝑖2 𝑖 = −1 𝑖 = −𝑖 d. −𝑖 = {(−𝑖) 𝑛 ; 𝑛 ∈ â„€} = { 
 , (−𝑖)0 , (−𝑖)1 , (−𝑖)2 , (−𝑖)3 , 
 } = {1, −𝑖, −1, 𝑖} Catatan: 𝑖2 = −1 (−𝑖)3 = −𝑖 2 −𝑖 = { −1 𝑖}2 = { −1 −1 }𝑖 = 𝑖 ∎ Jadi, (𝐺,×) merupakan grup siklik dengan generator 𝑖 = −𝑖 = {1, −1, 𝑖, −𝑖} . ∎ 11. Misalkan 𝐺 =< 1 > grup siklik dan 𝑡 𝑎 = 𝑛. Buktikan bahwa 𝑎 𝑚 generator dari G untuk 1 ≀ 𝑚 ≀ 𝑛, jika dan hanya jika m dan n relatif prima? Bukti: Misalkan 𝐺 =< 1 > grup siklik dan 𝑡 𝑎 = 𝑛
  • 40. 40 Digunakan teorema 𝑚, 𝑛 = 1 ⟺ ∃𝑥, 𝑊 ∈ â„€ ∋ 𝑚𝑥 + 𝑛𝑊 = 1 ⟹) bukti dari arah kiri ke kanan 𝑎 𝑚 generator dari G untuk 1 ≀ 𝑚 ≀ 𝑛, ⟹m dan n relatif prima Karena 𝑎 generator dari G dan dan 𝑜 𝑎 = 𝑛 maka 𝑎 𝑛 = 𝑒, Diketahui 𝑎 𝑚 generator dari G dan 𝑎 ∈ 𝐺 maka 𝑎 𝑚 𝑥 = 𝑎 ⟹ 𝑎 𝑚𝑥 = 𝑎 [teorema 𝑎 𝑝 𝑞 = 𝑎 𝑝𝑞 ] ⟹ 𝑎 𝑚𝑥 𝑎−1 = 𝑎𝑎−1 [masing-masing dikali 𝑎−1 ] ⟹ 𝑎 𝑚𝑥 −1 = 𝑎0 [𝑎𝑎−1 = 𝑎0 ] ⟹ 𝑎 𝑚𝑥 −1 = 𝑒 [𝑎0 = 𝑒] ⟹ 𝑎 𝑚𝑥 −1 = 𝑎 𝑛 [𝑎 𝑛 = 𝑒] Karena 𝑚𝑥 − 1 kelipatan dari n yaitu order dari 𝑎 misalkan 𝑛𝑊 sedemikian sehingga 𝑚𝑥 − 1 = 𝑛𝑊 ⟹ 𝑚𝑥 + 𝑛𝑊 = 1 (terbukti relatif prima) ⟾) bukti dari arah kanan ke kiri 𝑚 dan 𝑛 relatif prima ⟹ 𝑎 𝑚 generator dari G untuk 1 ≀ 𝑚 ≀ 𝑛 Diketahui m dan n relatif prima maka dari teorema diperoleh 𝑚, 𝑛 = 1 ⟹ ∃𝑥, 𝑊 ∈ â„€ ∋ 𝑚𝑥 + 𝑛𝑊 = 1 sehingga: 𝑎 𝑚 𝑥 = 𝑎 𝑚𝑥 = 𝑎 𝑛𝑊 −1 = 𝑎𝑎−𝑛𝑊 = 𝑎(𝑎 𝑛 )−𝑊 = 𝑎(𝑒)−𝑊 = 𝑎 Artinya a dapat dinyatakan sebagai perpangkatan bulat dari 𝑎 𝑚 dan karena a sebagai generator dari G, maka setiap elemen G dapat dinyatakan sebagai perpangkatan bulat dari 𝑎 𝑚 akibatnya 𝐺 = 𝑎 𝑚 ∎ Jadi, 𝑎 𝑚 generator dari G untuk 1 ≀ 𝑚 ≀ 𝑛, jika dan hanya jika m dan n relatif prima . ∎
  • 41. 41 12. Buktikan bahwa jika G grup siklik terhingga dengan generator a maka 𝑜 𝐺 = 𝑡 𝑎 (𝑜 𝐺 = orde grup G, yaitu banyaknya anggota yang berada di G. Bukti: Misalkan G grup hingga dan 𝑜 𝐺 = 𝑛 𝑎 ∈ 𝐺 dan 𝑡 𝑎 = 𝑛 yaitu 𝑎 𝑛 = 𝑒 Dibentuk 𝐎 = {𝑎, 𝑎2 , 
 , 𝑎 𝑛 = 𝑒} Jelas elemen di A tidak ada yang sama, sebab jika ada yang sama sebut 𝑎 𝑝 = 𝑎 𝑞 dengan 0 < 𝑝 < 𝑞 < 𝑛 ⟹ 𝑎 𝑞−𝑝 = 𝑒 dengan 0 < 𝑝 − 𝑞 < 𝑛 hal ini tidak mungkin terjadi sebab 𝑡 𝑎 = 𝑛; 𝑛 ∈ â„€+ 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 ∋ 𝑎 𝑛 = 𝑒 ⟹ 𝑡 𝑎 = 𝑛 ∎ jadi, G grup siklik terhingga dengan generator a maka 𝑜 𝐺 = 𝑡 𝑎 . ∎ 13. Buktikan bahwa jika G grup terhingga berorde n dan ada 𝑎𝜖𝐺 dengan t(a) = n, maka G siklik. Bukti: Misalkan G grup terhingga dan 𝑜 𝐺 = 𝑛 𝑎𝜖𝐺 dengan t(a) = n yaitu 𝑎 𝑛 = 𝑒, Misalkan dibentuk subgrup dari G yaitu 𝐎 = {𝑎, 𝑎2 , 𝑎3 , 
 𝑎 𝑛 = 𝑒}. Elemen dari A tidak ada yang sama sebab jika ada yang sama, Misalnya 𝑎 𝑡 = 𝑎 𝑟 dengan 0 < 𝑟 < 𝑡 < 𝑛 maka 𝑎 𝑡−𝑟 = 𝑒 dengan 0 < 𝑡 − 𝑟 < 𝑛. Hal ini tidak mungkin, sebab 𝑡 𝑎 = 𝑛; 𝑛 ∈ â„€+ 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 ∋ 𝑎 𝑛 = 𝑒 ⟹ 𝑡 𝑎 = 𝑛 karena A sub grup dari G dan 𝑜 𝐺 = 𝑛, maka G = A. A adalah suatu grup siklik dengan generator a, maka demikian pula G. ∎ jadi, G grup terhingga berorde n dan ada 𝑎𝜖𝐺 dengan t(a) = n, maka G siklik. ∎
  • 42. 42 14. Berapa banyakkah generator yang terdapat pada grup siklik berorde 10? Bukti: Untuk mencari banyaknya generator maka dapat digunakan teorema pada soal no.11, Karena grup siklik mempunyai orde 10 dan bilangan bulat positif mempunyai orde 10 dan bilangan bulat positif yang kurang dari 10 dan saling prima dengan 10 adalah 1, 3, 7, 9, maka generator-generator dari grup Siklik yang berorde 10 adalah 𝑎1 , 𝑎3 , 𝑎7 , 𝑎9 ∎ banyaknya generator adalah 4. ∎ 15. Buktikan Jika a suatu anggota grup G dengan o(a) = n dan e unsur identitas di G: 𝑎 𝑘 = 𝑒  𝑘 kelipatan dari n. Bukti: Misal 𝑎 ∈ 𝐺, G grup, 𝑒 identitas di G dan 𝑜 𝑎 = 𝑛 ⟹) bukti dari arah kiri ke kanan Akan ditunjukkan 𝑎 𝑘 = 𝑒 ⟹ 𝑘 kelipatan dari n perhatikan bahwa: 𝑜 𝑎 = 𝑛 dan 𝑘 ∈ â„€+ ∋ 𝑎 𝑘 = 𝑒 akibatnya 𝑘 ≥ 𝑛 Kasus I: 𝑘 = 𝑛 ⟹ 𝑗𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑛 ∣ 𝑘 Kasus II: 𝑘 > 𝑛 Berdasarkan algoritma pembagian ∃𝑏, 𝑟 ∈ â„€+ ∋ 𝑘 = 𝑛𝑏 + 𝑟; 0 ≀ 𝑟 < 𝑛 Perhatikan bahwa: 𝑎 𝑘 = 𝑎 𝑛𝑏 +𝑟 [ 𝑘 = 𝑛𝑏 + 𝑟] = 𝑎 𝑛𝑏 𝑎 𝑟 [teorema 𝑎 𝑝+𝑞 = 𝑎 𝑝 𝑎 𝑞 ] = (𝑎 𝑛 ) 𝑏 𝑎 𝑟 [teorema 𝑎 𝑝𝑞 = (𝑎 𝑝 ) 𝑞 ] = (𝑒) 𝑏 𝑎 𝑟 [𝑎 𝑛 = 𝑒] = 𝑒 𝑎 𝑟 [(𝑒) 𝑏 = 𝑒] = 𝑎 𝑟 [ 𝑒 𝑎 𝑟 = 𝑎 𝑟 ]
  • 43. 43 Diperoleh 𝑎 𝑘 = 𝑎 𝑟 = 𝑒 padahal 0 ≀ 𝑟 < 𝑛 dan 𝑜 𝑎 = 𝑛 maka haruslah 𝑟 = 0 sedemikian sehingga diperoleh 𝑘 = 𝑛𝑏. Jadi, 𝑛 ∣ 𝑘 ⟾) bukti dari arah kanan ke kiri 𝑘 kelipatan dari 𝑛 ⟹ 𝑎 𝑘 = 𝑒 𝑘, 𝑛 ∈ â„€+ ∧ 𝑛 ∣ 𝑘 ⟹ ∃𝑏 ∈ â„€+ ∋ 𝑘 = 𝑛𝑏 𝑎 𝑘 = 𝑎 𝑛𝑏 [𝑘 = 𝑛𝑏] = (𝑎 𝑛 ) 𝑏 [teorema 𝑎 𝑝𝑞 = (𝑎 𝑝 ) 𝑞 ] = (𝑒) 𝑏 [𝑎 𝑛 = 𝑒] = 𝑒 [(𝑒) 𝑏 = 𝑒] ∎ 𝑎 𝑘 = 𝑒  𝑘 kelipatan dari n. ∎ 16. Jika G grup siklik maka G abelian. Bukti: Misalkan G grup siklik. Karena G siklik maka 𝐺 =< 𝑎 > untuk suatu 𝑎 ∈ 𝐺. Misalkan 𝐺 = 𝑎 𝑘 k ∈ â„€ Akan ditunjukkan bahwa 𝑥𝑊 = 𝑊𝑥 untuk setiap 𝑥, 𝑊 ∈ 𝐺. Ambil sebarang 𝑎 ∈ 𝐺. Karena x, y dalam G maka 𝑥 = 𝑎 𝑚 dan 𝑊 = 𝑎 𝑛 ; Untuk suatu 𝑚, 𝑛 ∈ â„€, sehingga 𝑎 𝑚 𝑎 𝑛 = 𝑎 𝑚+𝑛 dan 𝑊𝑥 = 𝑎 𝑛 𝑎 𝑚 [𝑥 = 𝑎 𝑚 dan 𝑊 = 𝑎 𝑛 ] = 𝑎 𝑛+𝑚 [𝑎 𝑛 𝑎 𝑚 = 𝑎 𝑛+𝑚 ] = 𝑎 𝑚+𝑛 [sifat komutatif â„€ dibawah operasi penjumlahan] = 𝑎 𝑚 𝑎 𝑛 [𝑎 𝑚+𝑛 = 𝑎 𝑚 𝑎 𝑛 ] = 𝑥𝑊 [𝑥 = 𝑎 𝑚 dan 𝑊 = 𝑎 𝑛 ] ∎ Terbukti G grup abelian. ∎ ***
  • 44. 44 KOMPLEKS & SUBGRUP 17. Jika 𝑋, 𝑌 𝑑𝑎𝑛 𝑍 kompleks dari grup G maka 𝑋𝑌 𝑍 = 𝑋(𝑌𝑍) Bukti : Untuk membuktikan 𝑋𝑌 𝑍 = 𝑋 𝑌𝑍 harus dibuktikan 𝑋𝑌 𝑍 ⊆ 𝑋 𝑌𝑍 & 𝑋𝑌 𝑍 ⊇ 𝑋 𝑌𝑍 ⟹) Akan dibuktikan 𝑋𝑌 𝑍 ⊆ 𝑋 𝑌𝑍 Ambil 𝑝 ∈ XY Z , berarti 𝑝 = 𝑥𝑊 𝑧 dengan 𝑥 ∈ X, 𝑊 ∈ Y, 𝑧 ∈ Z dan 𝑥, 𝑊, 𝑧 ∈ G. karena 𝑋, 𝑌 𝑑𝑎𝑛 𝑍 kompleks dari grup G, sehingga dipenuhi sifat asosiatif yaitu : 𝑠 = 𝑥𝑊 𝑧 = 𝑥 𝑊𝑧 ∈ 𝑋 𝑌𝑍 . Diperoleh ∀𝑠 ∈ 𝑋𝑌 𝑍 ⇒ 𝑠 ∈ 𝑋 𝑌𝑍 Jadi 𝑋𝑌 𝑍 ⊆ 𝑋(𝑌𝑍) 
 (i) Pendahuluan ∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐺 grup ⟹ H Kompleks dari 𝐺 . ■ Misalkan M dan N kompleks dari grup (G,*) maka hasil kali kompleks MN adalah himpunan m*n dengan 𝑚 ∈ 𝑀 dan 𝑛 ∈ 𝑁. Secara matematis dinotasikan : 𝑀𝑁 = {𝑚 ∗ 𝑛 ∣ 𝑚 ∈ 𝑀 dan 𝑛 ∈ 𝑁}. ■ Jika M kompleks dari grup G maka 𝑀−1 = {𝑚−1 ∣ 𝑚 ∈ 𝑀}. ■ ∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐺 grup, H subgrup dari G, apabila H membentuk gerup dibawah operasi yang sama di dalam G. ■ Grup yang memiliki elemen lebih dari satu dijamin memiliki minimal dua subgrup yaitu G sendiri dan {e}, e adalah unsur identitas di G. ⧉ G dan {e} disebut subgrup trivial atau subgrup improper. ⧉ Jika ada H subgrup dari G dan H ≠ G dan H ≠ {e} maka H disebut subgrup proper. ■ Subgrup biasa disimbolkan dengan " ≀ ". ■
  • 45. 45 ⇐) Akan dibuktikan 𝑋𝑌 𝑍 ⊇ 𝑋(𝑌𝑍) ≅ 𝑋(𝑌𝑍) ⊆ 𝑋𝑌 𝑍 Ambil 𝑝 ∈ X(YZ), berarti 𝑡 = 𝑥 𝑊𝑧 dengan 𝑥 ∈ X, 𝑊 ∈ Y, 𝑧 ∈ Z dan 𝑥, 𝑊, 𝑧 ∈ G. karena 𝑋, 𝑌 𝑑𝑎𝑛 𝑍 kompleks dari grup G, sehingga dipenuhi sifat asosiatif yaitu : 𝑠 = 𝑥 𝑊𝑧 = 𝑥𝑊 𝑧 ∈ (𝑋𝑌)𝑍. Diperoleh ∀𝑡 ∈ 𝑋 𝑌𝑍 ⇒ 𝑡 ∈ (𝑋𝑌)𝑍 Jadi 𝑋(𝑌𝑍) ⊆ 𝑋𝑌 𝑍 
 (ii) ∎ Dari i dan ii dapat disimpulkan bahwa 𝑋𝑌 𝑍 = 𝑋(𝑌𝑍) . ∎ 2. Misalkan ∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐺 grup dan 𝑒 ∈ 𝐺 [e=identitas]. himpunan H merupakan subgrup dari G jika dan hanya jika memenuhi sifat : a. 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻 ⇒ 𝑎𝑏 ∈ 𝐻 b. 𝑎 ∈ 𝐻 ⇒ 𝑎−1 ∈ 𝐻 Bukti : ⟹) bukti dari kiri ke kanan a. 𝐻 grup (sebab 𝐻 subgrup dari G) maka 𝐻 mmnuhi sifat tertutup di bawah operasi dalam G. b. Ambil sebarang 𝑎 ∈ 𝐻 Karena 𝐻 grup maka 𝑎 mempunyai invers 𝑎′ dalam 𝐻, Berdasarkan sifat ketunggalan dari suatu invers maka 𝑎′ = 𝑎−1 yaitu invers dari 𝑎 dalam G. ⇐) bukti dari kanan ke kiri Akan dibuktikan bahwa jika H memenuhi sifat: a. ∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺 b. ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻 ⇒ 𝑎𝑏 ∈ 𝐻 c. ∀𝑎 ∈ 𝐻 ⇒ 𝑎−1 ∈ 𝐻, maka H merupakan grup
  • 46. 46 Syarat a sampai c merupakan tiga syarat supaya suatu himpunan merupakan grup. Syarat lain yang harus dipenuhi adalah (i) Hukum assosiatif Karena (ab) c = a (bc) untuk semua anggota dalam G maka tentu saja juga berlaku untuk semua anggota dalam S ⊆ G. (ii) Unsur Identitas Diketahui 𝑎 ∈ 𝐻 ∧ 𝑎−1 ∈ 𝐻 ⇒ 𝑎𝑎−1 = 𝑒 ∈ 𝐻 [e=identitas] ∎ jadi, dapat disimpulkan 𝐻 ≀ 𝐺. ∎ 3. Misalkan H kompleks tidak kosong dari grup G. H merupakan subgrup dari G jika dan hanya jika untuk setiap 𝑎 ∈ 𝐻, 𝑏 ∈ 𝐻 menyebabkan 𝑎𝑏−1 ∈ 𝐻. Bukti: Misalkan ∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐺 grup ⟹) bukti dari kiri ke kanan Diketahui 𝐻 subgrup dari G sehingga 𝐻 juga merupakan grup terhadap operasi yang berlaku di G Akan ditunjukkan ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻,berlaku 𝑎𝑏−1 ∈ 𝐻, perhatikan: Ambil sebarang 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻, karena 𝐻 grup maka terdapat 𝑏−1 ∈ 𝐻 sehingga 𝑎, 𝑏−1 ∈ 𝐻 dan 𝐻 memenuhi sifat tertutup maka 𝑎𝑏−1 ∈ 𝐻 ⇐) bukti dari kanan ke kiri 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻 berlaku 𝑎𝑏−1 ∈ 𝐻 Akan ditunjukkan H subgrup yakni H merupakan grup, perhatikan bahwa : Ambil sebarang 𝑚 ∈ 𝐻 maka 𝑚𝑚−1 ∈ 𝐻 (diketahui) 𝑚𝑚−1 = 𝑒 maka 𝑒 ∈ 𝐻 [e=identitas] 
 (*1) 𝑒, 𝑚 ∈ 𝐻 maka 𝑒𝑚−1 = 𝑚−1 ∈ 𝐻 (diketahui) 
 (*2) Ambil sebarang 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻, karena 𝐻 grup maka terdapat 𝑏−1 ∈ 𝐻, jika 𝑎 𝑏−1 ∈ 𝐻 maka 𝑎 (𝑏−1 )−1 ∈ 𝐻
  • 47. 47 Karena 𝑎 (𝑏−1 )−1 = 𝑎𝑏 ⇒ 𝑎𝑏 ∈ 𝐻, jadi dapat disimpulkan bahwa H memenuhi sifat tertutup ... (*3) Jelas bahwa H mempunyai sifat asosiatif karena H ⊆G maka ∀𝑥, 𝑊, 𝑧 ∈ 𝐻 pasti 𝑥, 𝑊, 𝑧 ∈ 𝐺 dan G adalah grup maka berlaku 𝑥 𝑊𝑧 = 𝑥𝑊 𝑧 
 (*4)  Dari (*1), (*2),(*3), dan (*4) terbukti H merupakan grup yang berarti H subgrup dari G. 4. Tunjukkan bahwa 𝑄{0 , 𝑥) merupakan subgrup dari (R{0),x) Bukti: a) Akan ditunjukkan (R{0),x) membentuk grup. Perhatikan bahwa: (i) Tidak Kosong R{0} ≠ ∅ sebab ∃ 2 ∈ R{0} 
 (terpenuhi) (ii) Sifat tertutup ∀ 𝑎, 𝑏, ∈ R{0} berlaku 𝑎 ∗ 𝑏 ∈ R{0} Ambil sebarang 𝑎, 𝑏 ∈ R{0} maka berlaku 𝑎 × 𝑏 ∈ R{0}
 (terpenuhi) (iii) Sfat Assosiatif, ∀𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ R{0} berlaku 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 = 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 Ambil sebarang 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ R{0} Perhatikan bahwa: 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 = 𝑎 ∗ 𝑏 × 𝑐 = 𝑎 × (𝑏 × 𝑐) = (𝑎 × 𝑏) × 𝑐 = 𝑎 × 𝑏 ∗ 𝑐 = 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐 
 (terpenuhi) (iv) Unsur Identitas ∀𝑎 ∈ R{0} ∃𝑒 ∈ R{0} ∋ 𝑒 ∗ 𝑎 = 𝑎 ∗ 𝑒 = 𝑎
  • 48. 48 Perhatikan bahwa: 𝑎 × 𝑏 = 𝑏 × 𝑎 = 𝑏 𝑎 = 𝑎 = 𝑏 𝑏 ; 𝑏 ∈ R{0} 𝑎 = 1 Sehingga 𝑒 = 1 ∈ R{0} [e=identitas] 
 (terpenuhi) (v) Unsur Invers ∀𝑎 ∈ R{0} ∃𝑎−1 ∈ R{0} ∋ 𝑎−1 ∗ 𝑎 = 𝑎 ∗ 𝑎−1 = 𝑒 perhatikan bahwa: 𝑎 × 𝑏 = 𝑏 × 𝑎 = 1 𝑎 = 𝑎 = 1 𝑏 ; 𝑏 ∈ R{0} 𝑎 = 1 𝑏 ∈ R{0} 
 (tidak memiliki unsur invers) ∎ jadi, (R{0),x) membentuk grup. b) Untuk membuktikan 𝑄{0 , 𝑥) merupakan subgrup dari (R{0),x) digunakan teorema “∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐺 grup, H ≀ G ⟺ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻 ⇒ 𝑎𝑏−1 ∈ 𝐻" berdasarkan teorema di atas, akan ditunjukkan: 𝑄{0} ≠ ∅ 𝑄{0} ⊆ 𝑅{0} ∀𝑥, 𝑊 ∈ 𝑄{0} ⟹ 𝑥𝑊−1 ∈ 𝑄{0} Perhatikan bahwa: 𝑄{0} ≠ ∅ sebab ∃ 2 ∈ Q{0} 
 (terpenuhi) 𝑄{0} ⊆ 𝑅{0} jelas 
 (terpenuhi) Ambil searang 𝑥, 𝑊 ∈ 𝑄{0} Perhatikan bahwa: 𝑥𝑊−1 ∈ 𝑄{0} sebab 𝑥 ∈ 𝑄{0} & 𝑊−1 ∈ 𝑄{0} 
 (terpenuhi) ∎ jadi, 𝑄{0 , 𝑥) ≀ (R{0),x). ∎
  • 49. 49 5. Buktikan bahwa (𝒁 𝑚 , +) dengan 𝒁 𝑚 = 𝑘𝑚 ; 𝑘 ∈ 𝒁 merupakan subgrup dari grup (𝒁, +)! Bukti: Diketahui (𝒁, +) membentuk grup Untuk membuktikan (𝒁 𝑚 , +) merupakan subgrup dari (𝒁, +) digunakan teorema “∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐺 grup, H ≀ G ⟺ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻 ⇒ 𝑎𝑏−1 ∈ 𝐻". Berdasarkan teorema di atas, akan ditunjukkan: a. 𝒁 𝑚 ≠ ∅ Perhatikan bahwa: 𝒁 𝑚 ≠ ∅ sebab ∃ (2𝑚 ; 2 ∈ 𝒁) ∈ 𝒁 𝑚 
 (terpenuhi) b. 𝒁 𝑚 ⊆ 𝒁 Ambil sebarang 𝑥 ∈ 𝒁 𝑚 
 (i) Pandang: 𝑥 = 𝑘1 𝑚; 𝑘1 ∈ 𝒁, 𝑚 ∈ 𝒁 Perhatikan bahwa: 𝑥 = 𝑘1 𝑚; 𝑘1 ∈ 𝒁, 𝑚 ∈ 𝒁 𝑥 = 𝑘1 𝑚 ∈ 𝒁 (memenuhi sifat tertutup sebab diketahui 𝑍 membentuk grup) 
 (ii) Dari (i) dan (ii), sehingga disimpulkan bahwa 𝒁 𝑚 ⊆ 𝒁 
 (terpenuhi) c. ∀𝑥, 𝑊 ∈ 𝒁 𝑚 ⟹ 𝑥𝑊−1 ∈ 𝒁 𝑚 Ambil sebarang 𝑥, 𝑊 ∈ 𝒁 𝑚 Pandang: 𝑥 = 𝑘1 𝑚; 𝑘1 ∈ 𝒁 𝑊 = 𝑘2 𝑚; 𝑘2 ∈ 𝒁 perhatikan bahwa: 𝑥𝑊−1 = (𝑘1 𝑚) + (−𝑘2 𝑚) = 𝑘1 𝑚 − 𝑘2 𝑚 [𝑘1, 𝑘2 ∈ 𝒁] = (𝑘1 − 𝑘2)𝑚 ∈ 𝒁 𝑚 
 (terpenuhi) ∎ jadi, 𝒁 𝑚 ≀ 𝒁. ∎
  • 50. 50 6. 𝑃 = 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 merupakan grup, buktikan (M,+8) dengan 𝑀 = 0, 2, 4, 6, 8 subgrup dari (P, +8) Bukti: Misalkan (P, +8) merupakan grup Untuk membuktikan (M,+8) merupakan subgrup dari (P, +8) digunakan teorema “∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐺 grup higga, H ≀ G ⟺ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻 ⇒ 𝑎𝑏 ∈ 𝐻". Berdasarkan teorema di atas, akan ditunjukkan: a. P grup hingga 𝑃 = 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 jelas merupakan grup hingga 
 (terpenuhi) b. 𝑀 ≠ ∅ 𝑀 ≠ ∅ sebab ∃ 2 ∈ 𝑀 
 terpenuhi c. 𝑀 ⊆ 𝑃 𝑀 ⊆ 𝑃 jelas sebab 0, 2, 4, 6, 8 ⊆ 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 d. ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝑀 ⇒ 𝑎𝑏 ∈ 𝑀 Ambil sebarang 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑀 akan ditunjukkan 𝑎𝑏 ∈ 𝑀 Karena M adalah subset P yang hingga maka cukup dibuktikan M tertutup terhadap operasi +8. Perhatikan tabel dibawah ini: +8 0 2 4 6 0 0 2 4 6 2 2 4 6 0 4 4 6 0 2 6 6 0 2 4 Dari tabel diatas terlihat bahwa operasi +8 tertutup dalam M 
 (terpenuhi) ∎ Jadi, (M, +8) ≀ (P, +8). ∎
  • 51. 51 7. Dengan operasi perkalian tunjukkan 𝑃2 𝑹 × 𝑄2 𝑹 merupakan subgrup dari grup (𝑀2 𝑹 ,×) dengan pendefenisian 𝑃2 𝑹 = 𝑎 𝑏 𝑐 𝑑 ; 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑 ∈ ℝ, 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 = 1 𝑄2 𝑹 = 𝑒 𝑓 𝑔 𝑕 ; 𝑒, 𝑓, 𝑔, 𝑕 ∈ ℝ, 𝑒𝑓 − 𝑔𝑕 = −2 Bukti: Untuk membuktikan 𝑃2 𝑹 × 𝑄2 𝑹 merupakan subgrup dari (𝑀2 𝑹 , ) digunakan teorema "𝐺 grup , ∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺 𝑑𝑎𝑛 ∅ ≠ 𝐟 ⊆ 𝐺 , HK ≀ G ⟺ 𝐻𝐟 = 𝐟𝐻". Berdasarkan teorema di atas, akan ditunjukkan: a. 𝑃2 𝑹 ≠ ∅ & 𝑄2 𝑹 ≠ ∅ Perhatikan bahwa: 𝑃2 𝑹 ≠ ∅ sebab ∃ 1 0 2 1 ; 1, 0, 2 ∈ ℝ, 1 − 0 = 1 ∈ 𝑃2 𝑹 𝑄2 𝑹 ≠ ∅ sebab ∃ 1 2 2 2 ; 1, 2 ∈ ℝ, 2 − 4 = −2 ∈ 𝑄2 𝑹 b. 𝑃2 𝑹 ⊆ 𝑀2 𝑹 & 𝑄2 𝑹 ⊆ 𝑀2 𝑹 Perhatikan bahwa: det (𝑃2 𝑹 ) = 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 = 1 ⊆ det (𝑀2 𝑹 ) = 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 ∈ 𝑹 det (𝑄2 𝑹 ) = 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 = −2 ⊆ det (𝑀2 𝑹 ) = 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 ∈ 𝑹 c. 𝑃2 𝑹 𝑄2 𝑹 = 𝑄2 𝑹 𝑃2 𝑹 Perhatikan bahwa: 𝑃2 𝑹 𝑄2 𝑹 = 𝑎 𝑏 𝑐 𝑑 𝑒 𝑓 𝑔 𝑕 digunakan teorema 𝐝𝐞𝐭 𝑚𝑩 = 𝐝𝐞𝐭 𝑚 𝐝𝐞𝐭⁡(𝑩) karena diketahui det (𝑃2 𝑹 ) = 1 & det (𝑄2 𝑹 ) = −2 maka det⁡(𝑃2 𝑹 𝑄2 𝑹 ) = det (𝑃2 𝑹 )det (𝑄2 𝑹 ) = 1 −2 = −2 
 (i)
  • 52. 52 𝑄2 𝑹 𝑃2 𝑹 = 𝑒 𝑓 𝑔 𝑕 𝑎 𝑏 𝑐 𝑑 digunakan teorema 𝐝𝐞𝐭 𝑚𝑩 = 𝐝𝐞𝐭 𝑚 𝐝𝐞𝐭⁡(𝑩) karena diketahui det (𝑃2 𝑹 ) = 1 & det (𝑄2 𝑹 ) = −2 maka det⁡( 𝑄2 𝑹 𝑃2 𝑹 ) = det (𝑄2 𝑹 )det (𝑃2 𝑹 ) = −2 1 = −2 
 (ii) Dari (i) dan (ii) disimpulkan bahwa 𝑃2 𝑹 𝑄2 𝑹 = 𝑄2 𝑹 𝑃2 𝑹 ∎ jadi, 𝑃2 𝑹 × 𝑄2 𝑹 ≀ (𝑀2 𝑹 ,×) . ∎ 8. Misalkan (𝑀2 𝑹 ,×) grup 𝑀2 𝑹 = 𝑎 𝑏 𝑐 𝑑 ; 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑 ∈ ℝ, 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 ≠ ∅ 𝐻2 𝑹 = 𝑎 𝑏 0 𝑑 ; 𝑎, 𝑏, 𝑑 ∈ ℝ, 𝑎𝑑 ≠ ∅ Apakah 𝐻2 𝑹 merupakan subgrup dari 𝑀2 𝑹 Bukti: Diketahui (𝑀2 𝑹 ,×) membentuk grup Untuk membuktikan 𝐻2 𝑹 merupakan subgrup dari 𝑀2 𝑹 digunakan teorema “∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐺 grup, H ≀ G ⟺ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻 ⇒ 𝑎𝑏−1 ∈ 𝐻". Berdasarkan teorema di atas, akan ditunjukkan: a. 𝐻2 𝑹 ≠ ∅ Perhatikan bahwa: 𝐻2 𝑹 ≠ ∅ sebab ∃ 1 2 0 1 ; 1, 0, 2 ∈ ℝ, 1 ≠ 0 ∈ 𝐻2 𝑹 b. 𝐻2 𝑹 ∅ ⊆ 𝑀2 𝑹 perhatikan bahwa: det (𝐻2 𝑹 ) = 𝑎𝑑 ≠ 0 ⊆ det (𝑀2 𝑹 ) = 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 ≠ 0 c. ∀ 𝑋2 𝑹 , 𝑌2 𝑹 ∈ 𝐻2 𝑹 ⟹ 𝑋2 𝑹 𝑌2 𝑹 −1 ∈ 𝐻2 𝑹 Ambil sebarang 𝑋2 𝑹 , 𝑌2 𝑹 ∈ 𝐻2 𝑹
  • 53. 53 Pandang: 𝑋2 𝑹 = 𝑎 𝑏 0 𝑑 ; 𝑎, 𝑏, 𝑑 ∈ 𝑹, 𝑎𝑑 ≠ 0 𝑌2 𝑹 = 𝑒 𝑓 0 𝑕 ; 𝑒, 𝑓, h, ∈ 𝑹, 𝑒𝑕 ≠ 0 Invers dari 𝑌2 𝑹 adalah 𝑌2 𝑹 −1 = 1 𝑑𝑒𝑡 𝑌2 𝑹 𝑎𝑑𝑗 𝑌2 𝑹 = 1 𝑒𝑕 𝑕 −𝑓 0 𝑒 ket: 𝑒𝑕 ≠ 0 = 1 𝑒 −𝑓 𝑒𝑕 0 1 𝑕 ∈ 𝐻2 𝑹 𝑑𝑒𝑡 𝑌2 𝑹 −1 = 1 𝑒 1 𝑕 = 1 𝑒𝑕 Karena 𝑒𝑕 ≠ 0 akibatnya 1 𝑒𝑕 ≠ 0 sehingga 𝑑𝑒𝑡 𝑌2 𝑹 −1 ≠ 0 Akan ditunjukkan 𝑋2 𝑹 𝑌2 𝑹 −1 ∈ 𝐻2 𝑹 𝑋2 𝑹 𝑌2 𝑹 −1 = 𝑎 𝑏 0 𝑑 1 𝑒 −𝑓 𝑒𝑕 0 1 𝑕 digunakan teorema 𝐝𝐞𝐭 𝑚𝑩 = 𝐝𝐞𝐭 𝑚 𝐝𝐞𝐭⁡(𝑩) karena diketahui det (𝑋2 𝑹 ) ≠ 0 & det (𝑌2 𝑹 )−1 ≠ 0 maka 𝑑𝑒𝑡 𝑋2 𝑹 𝑌2 𝑹 −1 = 𝑑𝑒𝑡 𝑋2 𝑹 𝑑𝑒𝑡 𝑌2 𝑹 −1 ≠ 0 sehingga dapat disimpulkan 𝑋2 𝑹 𝑌2 𝑹 −1 ∈ 𝐻2 𝑹 ∎ jadi, 𝐻 𝑹 ≀ 𝑀2 𝑹 . ∎ 9. Tunjukkan 𝑆 = {3 𝑘 ; 𝑘 ∈ 𝒁} merupakan grup bagian dari grup (R, x)! Bukti: misalkan (𝑹, ×) membentuk grup
  • 54. 54 Untuk membuktikan 𝑆 merupakan subgrup dari 𝑹 digunakan teorema “∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐺 grup, H ≀ G ⟺ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻 ⇒ 𝑎𝑏−1 ∈ 𝐻". Berdasarkan teorema di atas, akan ditunjukkan: a. 𝑆 ≠ ∅ Perhatikan bahwa: 𝑆 ≠ ∅ sebab ∃(32 ; 2 ∈ 𝒁) ∈ 𝑆 
 (terpenuhi) b. 𝑆 ⊆ 𝑹 Ambil sebarang 𝑥 ∈ 𝑆 Pandang 𝑥 = 3 𝑘 ; 𝑘 ∈ 𝒁 Perhatikan bahwa: 𝑥 = (3 𝑘 ; 𝑘 ∈ 𝒁) ∈ 𝑹 𝑥 ∈ 𝑆 ∧ 𝑥 = (3 𝑘 ; 𝑘 ∈ 𝒁) ∈ 𝑹 ⟹ 𝑆 ⊆ 𝑹 
 (terpenuhi) c. ∀𝑝, 𝑞 ∈ 𝑆 ⟹ 𝑝𝑞−1 ∈ 𝑆 Ambil sebarang 𝑝, 𝑞 ∈ 𝑆 Pandang: 𝑝 = (3 𝑚 ; 𝑚 ∈ 𝒁) ∈ 𝑺 𝑞 = (3 𝑛 ; 𝑛 ∈ 𝒁) ∈ 𝑺 Akan dibuktikan bahwa 𝑝𝑞−1 ∈ 𝑆 Perhatikan bahwa: 𝑝𝑞−1 = (3 𝑚 ) 1 3 𝑛 = (3 𝑚 ) 3−𝑛 = 3 𝑚−𝑛 [𝑚 ∈ 𝒁 ∧ 𝑛 ∈ 𝒁 ⟹ 𝑚 − 𝑛 ∈ 𝒁] = (3 𝑚−𝑛 ) ∈ 𝑺 
 (terpenuhi) ∎ jadi, 𝑆 = {3 𝑘 ; 𝑘 ∈ 𝒁} ≀ (R, x) . ∎ 10. Misalkan 𝐺 = {1, −1, 𝑖, −𝑖} dengan operasi perkalian maka {𝐺,×} membentuk grup. Pandang 𝐻 = {1, −1} apakah H subgrup dari G? Bukti: Misalkan 𝐺 = {1, −1, 𝑖, −𝑖} dengan operasi perkalian, {𝐺,×} merupakan grup
  • 55. 55 Untuk membuktikan 𝐻 merupakan subgrup dari G digunakan teorema “∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐺 grup higga, H ≀ G ⟺ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻 ⇒ 𝑎𝑏 ∈ 𝐻". Berdasarkan teorema di atas, akan ditunjukkan: a. G grup hingga 𝐺 = {1, −1, 𝑖, −𝑖} jelas merupakan grup hingga 
 (terpenuhi) b. 𝐻 ≠ ∅ 𝐻 ≠ ∅ sebab ∃ 1 ∈ 𝐻 
 terpenuhi c. 𝐻 ⊆ 𝐺 𝐻 ⊆ 𝐺 jelas sebab {1, −1} ⊆ {1, −1, 𝑖, −𝑖} d. ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝑀 ⇒ 𝑎𝑏 ∈ 𝑀 Ambil sebarang 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑀 akan ditunjukkan 𝑎𝑏 ∈ 𝑀 Karena H adalah subset G yang hingga maka cukup dibuktikan H tertutup terhadap operasi ×. Perhatikan tabel dibawah ini: × 1 -1 1 1 -1 -1 -1 1 Dari tabel diatas terlihat bahwa operasi × tertutup dalam H 
 (terpenuhi) ∎ Jadi, (H, ×) ≀ (G, ×). ∎ 11. (𝒁, +) merupakan grup, pandang 2𝒁 = {2𝑧; 𝑧 ∈ 𝒁} maka 2𝒁 merupakan subgrup dari Z! Bukti: Misalkan (𝒁, +) merupakan grup Untuk membuktikan 2𝒁 merupakan subgrup dari Z digunakan teorema “∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐺 grup, H ≀ G ⟺ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻 ⇒ 𝑎𝑏−1 ∈ 𝐻". Berdasarkan teorema di atas, akan ditunjukkan:
  • 56. 56 a. 2𝒁 ≠ ∅ Perhatikan bahwa: 2𝒁 ≠ ∅ sebab ∃(2 1 = 2; 1 ∈ 𝒁) ∈ 𝑆 
 (terpenuhi) b. 2𝒁 ⊆ 𝒁 Ambil sebarang 𝑥 ∈ 2𝒁 Pandang 𝑥 = 2𝑧; 𝑧 ∈ 𝒁 Perhatikan bahwa: 𝑥 = (2𝑧; 𝑧 ∈ 𝒁) ∈ 𝒁 sebab 𝑧 ∈ 𝒁, 2 ∈ 𝒁 ∧ 𝒁 memenuhi sifat tertutup karena 𝒁 membentuk grup. 𝑥 ∈ 2𝒁 ∧ 𝑥 = 𝑥 = (2𝑧; 𝑧 ∈ 𝒁) ∈ 𝒁 ⟹ 2𝒁 ⊆ 𝒁 
 (terpenuhi) c. ∀𝑝, 𝑞 ∈ 2𝒁 ⟹ 𝑝𝑞−1 ∈ 2𝒁 Ambil sebarang 𝑝, 𝑞 ∈ 2𝒁 Pandang: 𝑝 = (2𝑧1; 𝑧1 ∈ 𝒁) ∈ 2𝒁 𝑞 = (2𝑧2; 𝑧2 ∈ 𝒁) ∈ 2𝒁 Akan dibuktikan bahwa 𝑝𝑞−1 ∈ 2𝒁 Perhatikan bahwa: 𝑝𝑞−1 = 2𝑧1 + −2𝑧2 = 2𝑧1 − 2𝑧2 = 2(𝑧1 − 𝑧2) [𝑧1 ∈ 𝒁 ∧ 𝑧2 ∈ 𝒁 ⟹ 𝑧1 − 𝑧2 ∈ 𝒁] = 2(𝑧1 − 𝑧2) ∈ 2𝒁 
 (terpenuhi) ∎ jadi, 2𝒁 ≀ 𝒁. ∎ 12. Misalkan H, K kompleks sebarang dari grup G, Apakah HK = KH? (jika “ya” tunjukkan, jika “tidak” berikan contoh penyangkal) Bukti: 𝐻𝐟 ≠ 𝐟𝐻 Contoh penyangkal Misalkan M adalah himpunan matriks real 2x2 dan (M,*) membentuk grup
  • 57. 57 𝑀 = 𝑎 𝑏 𝑐 𝑑 , 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑 ∈ ℝ, 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 ≠ 0 Ambil sebarang 𝑀1, 𝑀2 ∈ M Pandang: 𝑀1 = 1 0 2 1 ; 1,0,2 ∈ ℝ, 1 ≠ 0 𝑀2 = 1 2 0 1 ; 1,0,2 ∈ ℝ, 1 ≠ 0 Perhatikan bahwa: 𝑀1 𝑀2 = 1 0 2 1 1 2 0 1 = 1 2 2 5 
 (i) 𝑀2 𝑀1 = 1 2 0 1 1 0 2 1 = 5 2 2 1 
 (ii) Dari (i) dan (ii) diperoleh bahwa 𝑀1 𝑀2 ≠ 𝑀2 𝑀1, 13. Misalkan G grup dan H, K, L masing-masing subset dari H. Buktikan 𝐻 𝐟 ∪ 𝐿 = 𝐻𝐟 ∪ 𝐻𝐿, Apakah 𝐻 𝐟 ∩ 𝐿 = 𝐻𝐟 ∩ 𝐻𝐿? Bukti: I. 𝐻 𝐟 ∪ 𝐿 = 𝐻𝐟 ∪ 𝐻𝐿 Untuk membuktikan 𝐻 𝐟 ∪ 𝐿 = 𝐻𝐟 ∪ 𝐻𝐿 mka akan diperlihatkan bahwa 𝐻 𝐟 ∪ 𝐿 ⊆ 𝐻𝐟 ∪ 𝐻𝐿 dan 𝐻 𝐟 ∪ 𝐿 ⊇ 𝐻𝐟 ∪ 𝐻𝐿 Akan ditunjukkan 𝐻 𝐟 ∪ 𝐿 ⊆ 𝐻𝐟 ∪ 𝐻𝐿 Ambil sebarang 𝑥 ∈ 𝐻 𝐟 ∪ 𝐿 
 (i) Perhatikan bahwa: 𝑥 ∈ 𝐻 𝐟 ∪ 𝐿 ⟹ 𝑥 = h (k √ l) , untuk 𝑕 ∈ 𝐻, 𝑘 ∈ 𝐟 dan 𝑙 ∈ 𝐿 𝑥 = 𝑕 (𝑘 √ 𝑙) 𝑥 = 𝑕𝑖 [misalkan (𝑘 √ 𝑙) = 𝑖] 𝑥 = 𝑕𝑖 [untuk 𝑕 ∈ 𝐻, 𝑘 ∈ 𝐟 dan 𝑙 ∈ 𝐿] 𝑥 = 𝑕𝑖 [untuk 𝑕𝑖 ∈ 𝐻𝐟 atau 𝑕𝑖 ∈ 𝐻𝐿] 𝑥 ∈ 𝐻𝐟 atau 𝑥 ∈ 𝐻𝐿 𝑥 ∈ 𝐻𝐟 ∪ 𝐻𝐿 
 (ii)
  • 58. 58 Berdasarkan (i) dan (ii) disimpulkan bahwa 𝐻 𝐟 ∪ 𝐿 ⊆ 𝐻𝐟 ∪ 𝐻𝐿 
(iii) Akan ditunjukkan 𝐻 𝐟 ∪ 𝐿 ⊇ 𝐻𝐟 ∪ 𝐻𝐿 Ambil sebarang 𝑊 ∈ 𝐻𝐟 ∪ 𝐻𝐿 
 (iv) 𝑊 ∈ 𝐻𝐟 ∪ 𝐻𝐿 ⟹ 𝑊 = 𝑕𝑘 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑊 = 𝑕𝑙, untuk 𝑕 ∈ 𝐻, 𝑘 ∈ 𝐟 dan 𝑙 ∈ 𝐿 𝑊 = 𝑕𝑘 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑊 = 𝑕𝑙 𝑊 = 𝑕(𝑘 √ 𝑙) 𝑊 ∈ 𝐻 𝐟 ∪ 𝐿 
 (v) Berdasarkan (iv) dan (v) disimpulkan bahwa 𝐻 𝐟 ∪ 𝐿 ⊇ 𝐻𝐟 ∪ 𝐻𝐿 (vi) ∎ berdasarkan iii dan vi dapat disimpulkan bahwa 𝐻 𝐟 ∪ 𝐿 = 𝐻𝐟 ∪ 𝐻𝐿 II. Apakah 𝐻 𝐟 ∩ 𝐿 = 𝐻𝐟 ∩ 𝐻𝐿? 𝐻 𝐟 ∩ 𝐿 ≠ 𝐻𝐟 ∩ 𝐻𝐿 Contoh penyangkal: Misalkan G = {1, -1, i, -i} grup; H,K dan L masing-masing subset dari G Pandang H = {-1, 1} ⊆ G, K = {1, i} ⊆ G dan L ={-1, i} ⊆ G perhatikan: K ∩ L = {i} H (K ∩ L) = {(-1,1),(i)}= {-i,i} 
 (i) HK = {(-1, 1), (1, i)} = {-1, 1, -i, i} HL = {(-1, 1), (-1, i)} = {1, -1, -i, i} HK ∩ HL = {1, -1, -i, i} 
 (ii) ∎ berdasarkan i dan ii dapat disimpulkan bahwa H(K ∩ L) ≠ HK ∩ HL. ∎ 14. Misalkan 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐻 ≠ ∅ dan G grup. Buktikan H subgrup dari G ⟺ 𝐻𝐻−1 = 𝐻 Bukti: Misalkan 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐻 ≠ ∅ ⟹) akan dibuktikan H subgrup dari G ⟹ 𝐻𝐻−1 = 𝐻 Untuk membuktikan 𝐻𝐻−1 = 𝐻 maka perlu ditunjukkan a) 𝐻𝐻−1 ⊆ 𝐻 b) 𝐻𝐻−1 ⊇ 𝐻
  • 59. 59 ambil sebarang 𝑥 ∈ 𝐻𝐻−1 
 (i) 𝑥 ∈ 𝐻𝐻−1 maka 𝑥 = 𝑎𝑏−1 ; untuk suatu 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻 Karena H subgrup G dan 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻 maka 𝑎𝑏−1 ∈ 𝐻 akibatnya 𝑥 ∈ 𝐻 
 (ii) dari (i) dan (ii) disimpulkan 𝐻𝐻−1 ⊆ 𝐻 
(iii) ambil sebarang 𝑎 ∈ 𝐻 
(iv) karena H subgrup G, maka ∃𝑒 ∈ 𝐻 [e=identitas] catatan: 𝑒 ∈ 𝐻 = 𝑒−1 ∈ 𝐻−1 [e=identitas] Sehingga dapat dituliskan 𝑎𝑒−1 = 𝑎 ∈ 𝐻𝐻−1 
 (v) Dari (iv) dan (v) disimpulkan 𝐻 ⊆ 𝐻𝐻−1 atau 𝐻𝐻−1 ⊇ 𝐻 
 (vi) ∎ dari (iii) dan (vi) disimpulkan bahwa 𝐻𝐻−1 = 𝐻 ⟾) akan dibuktikan 𝐻𝐻−1 = 𝐻 ⟹ H subgrup dari G ambil sebarang 𝑊 ∈ 𝐻𝐻−1 𝑊 ∈ 𝐻𝐻−1 ⟹ 𝑊 = 𝑎𝑏−1 ; 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻 Diktahui 𝐻𝐻−1 = 𝐻 maka 𝑊 ∈ 𝐻 atau y= 𝑎𝑏−1 ∈ 𝐻 ∎ Karena 𝑎𝑏−1 ∈ 𝐻 dan diketahui 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐻 ≠ ∅ ⟹ 𝐻 ≀ 𝐺. ∎ jadi, 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐻 ≠ ∅, H ≀ G ⟺ 𝐻𝐻−1 = 𝐻. ∎ 15. Misalkan G grup dan H, K masing-masing komplex dari G. Buktikan: HK subgrup dari G jika dan hanya jika HK = KH Bukti: Misalkan 𝐺 grup , ∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺 𝑑𝑎𝑛 ∅ ≠ 𝐟 ⊆ 𝐺 ⟹) akan dibuktikan HK ≀ G ⟹ HK = KH Untuk membuktikan HK=KH maka perlu ditunjukkan 𝐻𝐟 ⊆ 𝐟𝐻 dan 𝐟𝐻 ⊆ 𝐻𝐟 (i) Ambil sebarang 𝑥 ∈ 𝐻𝐟 Diketahui HK ≀ G maka 𝑥 memiliki unsur invers sehingga 𝑥−1 ∈ 𝐻𝐟
  • 60. 60 Pandang 𝑥−1 = 𝑕1 𝑘1; untuk suatu 𝑕1 ∈ 𝐻, 𝑘1 ∈ 𝐟 Perhatikan bahwa: 𝑥 = 𝑥−1 −1 [sifat grup] = 𝑕1 𝑘1 −1 [𝑥−1 = 𝑕1 𝑘1] = 𝑘1 −1 𝑕1 −1 [ 𝑕1 𝑘1 −1 = 𝑘1 −1 𝑕1 −1 ] = 𝑘1 −1 𝑕1 −1 [diketahui HK ≀ G maka unsur invers jelas dipenuhi sehingga 𝑘1 −1 ∈ 𝐟, 𝑕1 −1 ∈ 𝐻] = 𝑘1 −1 𝑕1 −1 ∈ 𝐟𝐻 [memenuhi sifat tertutup sebab HK ≀ G] ∎ 𝑥 ∈ 𝐻𝐟 ⋀ 𝑥 = 𝑘1 −1 𝑕1 −1 ∈ 𝐟𝐻 ⟹ 𝐻𝐟 ⊆ 𝐟𝐻 (ii) Ambil sebarang 𝑕2 ∈ 𝐻 dan 𝑘2 ∈ 𝐟 Karena HK ≀ G maka unsur invers jelas dipenuhi sehingga 𝑘1 −1 ∈ 𝐟, 𝑕1 −1 ∈ 𝐻 Tulis 𝑕1 −1 𝑘1 −1 ∈ 𝐻𝐟 Perhatikan bahwa: 𝑘1 𝑕1 ∈ 𝐟𝐻 𝑘1 𝑕1 = 𝑕1 −1 𝑘1 −1 −1 ∈ 𝐻𝐟 [sifat grup 𝑥 = 𝑥−1 −1 ] ∎ 𝑘1 𝑕1 ∈ 𝐟𝐻 ⋀ 𝑘1 𝑕1 = 𝑕1 −1 𝑘1 −1 −1 ∈ 𝐻𝐟 ⟹ 𝐟𝐻 ⊆ 𝐻𝐟 ∎ HK ≀ G ⟹ HK = KH. ∎ 16. Buktikan: Jika H, K subgrup dari G, maka 𝐻  𝐟 juga subgrup dari G Bukti: Misalkan G grup, H ≀ G, K ≀ G Untuk membuktikan 𝐻  𝐟 ≀ G digunakan teorema “∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐺 grup, H ≀ G ⟺ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻 ⇒ 𝑎𝑏−1 ∈ 𝐻". Berdasarkan teorema di atas, akan ditunjukkan: a. 𝐻 ∩ 𝐟 ≠ ∅
  • 61. 61 Karena H ≀ G, K ≀ G maka jelas ∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺 𝑑𝑎𝑛 ∅ ≠ 𝐟 ⊆ 𝐺 Sehingga jelas 𝐻 ∩ 𝐟 ≠ ∅ 
 (terpenuhi) b. 𝐻 ∩ 𝐟 G Karena H ≀ G, K ≀ G maka memiliki unsur identitas yang sama di G Misalkan e adalah unsur identitas tulis 𝑒 ∈ 𝐻 ∩ 𝐟 karena 𝑒 ∈ 𝐻 ∩ 𝐟 ∧ 𝑒 ∈ 𝐺 ⟹ 𝐻 ∩ 𝐟 G 
 (terpenuhi) c. 𝑥𝑊−1 ∈ 𝐻 ∩ 𝐟 Ambil sebarang 𝑥, 𝑊 ∈ 𝐻 ∩ 𝐟 karena 𝑥, 𝑊 ∈ 𝐻 ∩ 𝐟, maka: 𝑥 ∈ 𝐻 ∩ 𝐟 𝑥 ∈ 𝐻 ∧ 𝑥 ∈ 𝐟 𝑊 ∈ 𝐻 ∩ 𝐟 𝑊 ∈ 𝐻 ∧ 𝑊 ∈ 𝐟 Perhatikan bahwa: 𝑊 ∈ 𝐻 dan H subgrup G maka ∃ 𝑊−1 ∈ 𝐻 𝑊 ∈ 𝐟 dan K subgrup G maka ∃ 𝑊−1 ∈ 𝐟 Sehingga 𝑥 ∈ 𝐻 ∧ 𝑊−1 ∈ 𝐻 ⟹ 𝑥𝑊−1 ∈ 𝐻 
 (i) 𝑥 ∈ 𝐟 ∧ 𝑊−1 ∈ 𝐟 ⟹ 𝑥𝑊−1 ∈ 𝐟 
(ii) Dari (i) dan (ii) maka 𝑥𝑊−1 ∈ 𝐻 ∩ 𝐟 
 (terpenuhi) ∎ H ∩ K ≀ G. ∎ 17. Buktikan: Teorema 4.9 (Tahmir, S. 2004: 73) Teorema 4.9: Irisan sebarang keluarga subgrup dari grup G juga merupakan subgrup dari G. Bukti: Misalkan 𝐻1, 𝐻2, 𝐻3, 
 masing-masing sebarang keluarga subgrup dari grup G. Akan dibuktikan 𝐻1 ∩ 𝐻2 ∩ 𝐻3 ∩ 
 Misalkan 𝐻𝑖 = 𝐻1, 𝐻2, 𝐻3, 
 ; 𝑖 = 1,2,3, .. Untuk membuktikan 𝐻𝑖 ≀ G
  • 62. 62 digunakan teorema “∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐺 grup, H ≀ G ⟺ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻 ⇒ 𝑎𝑏−1 ∈ 𝐻". Berdasarkan teorema di atas, akan ditunjukkan: a. 𝐻𝑖 ≠ ∅ diketahui G grup sehingga ∃ 𝑒 ∈ 𝐺 dan diketahui H ≀ G maka 𝐻𝑖 ≠ ∅ sebab ∃ 𝑒 ∈ 𝐻𝑖 [e=identitas] 
 (terpenuhi) b. 𝐻𝑖  G 𝐻𝑖  G jelas dipenuhi sebab 𝐻𝑖 = 𝐻1, 𝐻2, 𝐻3, 
 ; 𝑖 = 1,2,3, .. adalah himpunan sebarang keluarga subgrup dari G 
 (terpenuhi) c. ∀𝑥, 𝑊 ∈ 𝐻𝑖 ⟹ 𝑥𝑊−1 ∈ 𝐻𝑖 Ambil sebarang 𝑥, 𝑊 ∈ 𝐻𝑖 𝑥 ∈ 𝐻𝑖 ; 𝑖 = 1,2,3, .. 𝑊 ∈ 𝐻𝑖 ; 𝑖 = 1,2,3, .. Karena 𝐻𝑖 ; 𝑖 = 1,2,3, .. adalah sebarang keluarga subgrup dari G maka ∃ 𝑊−1 ∈ 𝐻𝑖 ; 𝑖 = 1,2,3, .. [memiliki unsur invers] Perhatikan bahwa 𝑥 ∈ 𝐻𝑖 & 𝑊−1 ∈ 𝐻𝑖 ; 𝑖 = 1,2,3, .. maka 𝑥𝑊−1 ∈ 𝐻𝑖 ; 𝑖 = 1,2,3, . .. [memenuhi sifat tertutup sebab 𝐻𝑖 ; 𝑖 = 1,2,3, .. adalah sebarang keluarga subgrup dari G] 
 (terpenuhi) ∎ Hi ≀ G ; 𝑖 = 1,2,3, . ... ∎ 18. Jika H, K subgrup dari grup H, apakah 𝐻 ∪ 𝐟 juga subgrup dari G? Bukti: 𝐻 ∪ 𝐟 bukan subgrup dari G contoh penyangkal misalkan (𝑍, +) adalah grup dan (2Z, +) dan (3Z, +) adalah subgrup dari G 𝑍, + . akan dibuktikan 2Z atau 3Z subgrup Z 2𝑍 = { 
 − 2, 0, 2, 
 } 3𝑍 = { 
 − 3, 0, 3, 
 } 2𝑍 ∪ 3𝑍 = 
 , −3, −2, 0, 2, 3, 4, 

  • 63. 63 Perhatikan bahwa: 4 ∈ 2𝑍 ∪ 3𝑍 3 ∈ 2𝑍 ∪ 3𝑍 4 + 3 = 7 (2𝑍 ∪ 3𝑍) Sehingga 72𝑍 ∪ 3𝑍 bukan subgrup Z sebab tidak memenuhi sifat tertutup. ∎ Jadi jika H, K subgrup dari grup G, maka 𝐻 ∪ 𝐟 bukan subgrup dari G. ∎ 19. Misalkan G grup dan 𝐻 = {𝑎 ∈ 𝐺, 𝑥𝑎 = 𝑎𝑥, ∀𝑥 ∈ 𝐺} Buktikan bahwa H subgrup dari G. Bukti: Untuk membuktikan 𝐻 ≀ G digunakan teorema “∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐺 grup, H ≀ G ⟺ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻 ⇒ 𝑎𝑏−1 ∈ 𝐻". Berdasarkan teorema di atas, akan ditunjukkan: a. 𝐻 ≠ ∅ 𝐻 ≠ 0 sebab G adalah grup maka ∃𝑒 ∈ 𝐺, e unsur identitas dari G ∋ 𝑒𝑎 = 𝑎𝑒 = 𝑎 ∈ 𝐻. b. 𝐻 ⊆ 𝐺 𝑎 ∈ 𝐺, 𝑥 ∈ 𝐺 dan 𝑥𝑎 ∈ 𝐺, sedangkan 𝑥𝑎 = 𝑎𝑥 ∈ 𝐻, maka 𝐻 𝐺. c. ∀𝑥, 𝑊 ∈ 𝐻 ⟹ 𝑥𝑊−1 ∈ 𝐻 Ambil sebarang 𝑥, 𝑊 ∈ 𝐻, maka 𝑥𝑎 = 𝑎𝑥 dan 𝑊𝑎 = 𝑎𝑊, selanjutnya perhatikan bahwa: 𝑥𝑊−1 𝑎 = 𝑥𝑊−1 𝑎𝑒 [e=identitas] = 𝑥𝑊−1 𝑎 𝑊𝑊−1 [e= 𝑊𝑊−1 ] = 𝑥𝑊−1 𝑎𝑊 𝑊−1 [sifat asosiatif] = 𝑥𝑊−1 𝑊𝑎 𝑊−1 [𝑊𝑎 = 𝑎𝑊] = 𝑥 𝑊𝑊−1 (𝑎 𝑊−1 ) [sifat asosiatif] = 𝑥𝑒𝑎𝑊−1 [𝑊𝑊−1 = e] = (𝑥𝑒)𝑎𝑊−1 [sifat asosiatif]
  • 64. 64 = 𝑥𝑎𝑊−1 [𝑥𝑒 = 𝑥] = 𝑥𝑎 𝑊−1 [sifat asosiatif] = 𝑎𝑥 𝑊−1 [𝑥𝑎 = 𝑎𝑥] = 𝑎(𝑥𝑊−1 ) [sifat asosiatif] Sehingga 𝑥𝑊−1 ∈ 𝐻 ∎ Jadi H adalah subgrup dari G. ∎ 20. Jika G grup komutatif dengan unsur identitas e, dan 𝐻 = {𝑎 ∈ 𝐺: 𝑎2 = 𝑒}. Buktikan H subgrup dari G. Bukti: Untuk membuktikan 𝐻 ≀ G digunakan teorema “∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐺 grup, H ≀ G ⟺ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻 ⇒ 𝑎𝑏−1 ∈ 𝐻". Berdasarkan teorema di atas, akan ditunjukkan: a. 𝐻 ≠ ∅ 𝐻 ≠ 0 sebab 𝑎 ∈ 𝐺 ∋ 𝑎2 = 𝑒 ∈ 𝐻 [e=identitas]. b. 𝐻 ⊆ 𝐺 Karena 𝑒 ∈ 𝐺 dan berlaku 𝑎2 = 𝑒 ∈ 𝐻 [e = identitas] maka 𝐻 ⊆ 𝐺 c. ∀𝑚, 𝑛 ∈ 𝐻 ⟹ 𝑚𝑛−1 ∈ 𝐻 Ambil sebarang 𝑚, 𝑛 ∈ 𝐻 Perhatikan bahwa: 𝑚 ∈ 𝐻; 𝑚2 = 𝑒 ⟹ 𝑚𝑚 = 𝑒 ⟹ 𝑚𝑚𝑚−1 = 𝑒𝑚−1 [kalikan kedua ruas 𝑚−1 ] ⟹ 𝑚(𝑚𝑚−1 ) = 𝑚−1 [sifat assosiatif, 𝑒𝑚−1 = 𝑚−1 ] ⟹ 𝑚𝑒 = 𝑚−1 [𝑚𝑚−1 = 𝑒] ⟹ 𝑚 = 𝑚−1 ∈ 𝐻 [𝑚𝑒 = 𝑚] 𝑛 ∈ 𝐻; 𝑛2 = 𝑒 ⟹ 𝑛𝑛 = 𝑒 ⟹ 𝑛𝑛𝑛−1 = 𝑒𝑛−1 [kalikan kedua ruas 𝑛−1 ] ⟹ 𝑛(𝑛𝑛−1 ) = 𝑛−1 [sifat assosiatif, 𝑒𝑛−1 = 𝑛−1 ]
  • 65. 65 ⟹ 𝑛𝑒 = 𝑛−1 [𝑛𝑛−1 = 𝑒] ⟹ 𝑛 = 𝑛−1 ∈ 𝐻 [𝑛𝑒 = 𝑛] Akan dibuktikan (𝑚𝑛−1 )2 = 𝑒 (𝑚𝑛−1 )2 = (𝑚𝑛−1 )(𝑚𝑛−1 ) = (𝑚𝑛−1 )(𝑛−1 𝑚) [sifat komutatif] = 𝑚(𝑛−1 𝑛−1 )𝑚 [sifat assosiatif] = 𝑚(𝑛−1 )2 𝑚 [𝑛−1 𝑛−1 = (𝑛−1 )2 ] = 𝑚(𝑛)2 𝑚 [𝑛−1 = 𝑛] = 𝑚𝑒𝑚 [𝑛2 = 𝑒] = 𝑚(𝑒𝑚) [sifat assosiatif] = 𝑚𝑚 [𝑒𝑚 = 𝑚] = 𝑚2 [𝑚𝑚 = 𝑚2 ] = 𝑒 [𝑚2 = 𝑒] ∎ Jadi, 𝐻 = 𝑎 ∈ 𝐺: 𝑎2 = 𝑒 adalah subgrup dari G. ∎ 21. Jika 𝑀, 𝑁 masing-masing subgrup dari grup G, dan untuk setiap 𝑥 ∈ 𝐺, 𝑥−1 𝑀𝑥 = 𝑀 dan 𝑥−1 𝑁𝑥 = 𝑁. Buktikan, Jika 𝑀 ∩ 𝑁 = {𝑒} maka 𝑚𝑛 = 𝑛𝑚 untuk 𝑚 ∈ 𝑀, 𝑛 ∈ 𝑁 (e unsur identitas di G). Bukti: Diketahui: 𝑀, 𝑁 ≀ 𝐺, 𝑥 ∈ 𝐺 𝑥−1 𝑀𝑥 = 𝑀 𝑥−1 𝑁𝑥 = 𝑁 Akan dibuktikan: 𝑀 ∩ 𝑁 = {𝑒} ⟹ 𝑚𝑛 = 𝑛𝑚 untuk Ambil sebarang 𝑚, 𝑛 dengan 𝑚 ∈ 𝑀, 𝑛 ∈ 𝑁 Perhatikan bahwa: 𝑁 ≀ 𝐺 dan 𝑀 ≀ 𝐺 ⟹ ∅ ≠ 𝑁 ⊆ 𝐺 dan ∅ ≠ 𝑀 ⊆ 𝐺 ∋ 𝑚, 𝑛 ∈ 𝐺 Karena 𝑥−1 𝑀𝑥 = 𝑀, 𝑚 ∈ 𝑀, 𝑛 ∈ 𝐺 maka 𝑛−1 𝑀𝑛 = 𝑀 atau 𝑛−1 𝑚𝑛 ∈ 𝑀 

 (1)
  • 66. 66 karena 𝑥−1 𝑁𝑥 = 𝑁, 𝑛 ∈ 𝑁, 𝑚 ∈ 𝐺 maka 𝑚−1 𝑁𝑚 = 𝑁 atau 𝑚−1 𝑛𝑚 ∈ 𝑁 

 (2) Perhatikan 𝑛−1 𝑚−1 𝑛𝑚 = 𝑛−1 (𝑚−1 𝑛𝑚) = (𝑛−1 𝑚−1 𝑛)𝑚 

 (3) Dari (1) 𝑛−1 𝑚𝑛 ∈ 𝑀 dan 𝑚−1 ∈ 𝑀 maka (𝑛−1 𝑚−1 𝑛)𝑚 ∈ 𝑀 

 (4) Dari (2) 𝑚−1 𝑛𝑚 ∈ 𝑁 dan 𝑛−1 ∈ 𝑁 maka 𝑛−1 (𝑚−1 𝑛𝑚) ∈ 𝑁 

 (5) Dari (4) dan (5) dapat disimpulkan bahwa: 𝑛−1 𝑚−1 𝑛𝑚 ∈ 𝑀 ∩ 𝑁 = {𝑒} Jadi: 𝑒 = 𝑛−1 𝑚−1 𝑛𝑚 Akan dibuktikan: 𝑚𝑛 = 𝑛𝑚 𝑚𝑛 = 𝑚𝑛 (𝑒) [kalikan e, e=indentitas] = 𝑚𝑛 𝑛−1 𝑚−1 𝑛𝑚 [𝑒 = 𝑛−1 𝑚−1 𝑛𝑚] = 𝑚𝑛 𝑛−1 𝑚−1 )(𝑛𝑚 [sifat assosiatif] = 𝑚𝑛 𝑚𝑛 −1 (𝑛𝑚) [𝑛−1 𝑚−1 = 𝑚𝑛 −1 , sifat grup] = {𝑚𝑛 𝑚𝑛 −1 }(𝑛𝑚) [sifat assosiatif] = 𝑒(𝑛𝑚) [𝑚𝑛 𝑚𝑛 −1 = 𝑒] = 𝑛𝑚 [𝑒(𝑛𝑚) = 𝑛𝑚] ∎ Jadi, 𝑀 ∩ 𝑁 = {𝑒} maka 𝑚𝑛 = 𝑛𝑚 untuk 𝑚 ∈ 𝑀, 𝑛 ∈ 𝑁 (e unsur identitas di G). ∎ 22. Diketahui G grup abelian dan 𝐻, 𝐟 subgrup di 𝐺. Buktikan bahwa 𝐻𝐟 = {𝑕𝑘; 𝑕 ∈ 𝐻, 𝑘 ∈ 𝐟} merupakan subgrup di G. Bukti: Misalkan G grup, H ≀ G, K ≀ G Untuk membuktikan 𝐻𝐟 ≀ G digunakan teorema “∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐺 grup, H ≀ G ⟺ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻 ⇒ 𝑎𝑏−1 ∈ 𝐻". Berdasarkan teorema di atas, akan ditunjukkan: a. 𝐻𝐟 ≠ ∅
  • 67. 67 Diketahui: G grup ⟹ ∃𝑒 ∈ 𝐺 [e=identitas] H ≀ G ⟹ ∃𝑒 ∈ 𝐻 

 (1) K ≀ G ⟹ ∃𝑒 ∈ 𝐟 

 (2) Dari (1) dan (2) maka 𝐻𝐟 = {𝑒} akibatnya 𝐻𝐟 ≠ ∅ b. 𝐻𝐟 ⊆ 𝐺 H ≀ G ⟹ ∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺 & K ≀ G ⟹ ∅ ≠ 𝐟 ⊆ 𝐺 sehingga 𝐻𝐟 ⊆ 𝐺 c. ∀𝑝, 𝑞 ∈ 𝐻𝐟 ⟹ 𝑝𝑞−1 ∈ 𝐻𝐟 Ambil sebarang 𝑝, 𝑞 ∈ 𝐻𝐟 Pandang: 𝑝 = 𝑕1 𝑘1 untuk suatu 𝑕1 ∈ 𝐻, 𝑘1 ∈ 𝐟 𝑞 = 𝑕2 𝑘2 untuk suatu 𝑕2 ∈ 𝐻, 𝑘2 ∈ 𝐟 Keterangan: H ≀ G ⟹ ∃ 𝑕1 −1 , 𝑕2 −1 ∈ 𝐻 K ≀ G ⟹ ∃𝑘1 −1 , 𝑘2 −1 ∈ 𝐟 Akan ditunjukkan 𝑝𝑞−1 ∈ 𝐻𝐟 𝑝𝑞−1 = 𝑕1 𝑘1 𝑕2 𝑘2 −1 = 𝑕1 𝑘1 (𝑘2 −1 𝑕2 −1 ) [sifat grup, 𝑕2 𝑘2 −1 = 𝑘2 −1 𝑕2 −1 ] = 𝑕1(𝑘1 𝑘2 −1 )𝑕2 −1 [sifat assosiatif] = 𝑕1(𝑘3)𝑕2 −1 [𝑘1 ∈ 𝐟 ∧ 𝑘2 −1 ∈ 𝐟 ⟹ 𝑘1 𝑘2 −1 ∈ 𝐟 
 
 Memenuhi sifat tertutup dan misalkan 𝑘1 𝑘2 −1 = 𝑘3 ∈ 𝐟] = 𝑕1(𝑘3 𝑕2 −1 ) [sifat assosiatif] = 𝑕1 𝑕2 −1 𝑘3 [sifat komutatif] = (𝑕1 𝑕2 −1 )𝑘3 [sifat assosiatif] = 𝑕3 𝑘3 [𝑕1 ∈ 𝐻 ∧ 𝑕2 −1 ∈ 𝐻 ⟹ 𝑕1 𝑕2 −1 ∈ 𝐻 
 
 Memenuhi sifat tertutup dan misalkan 𝑕1 𝑕2 −1 = 𝑕3 ∈ 𝐻] = 𝑕3 𝑘3 [𝑘3 ∈ 𝐟, 𝑕3 ∈ 𝐻] = 𝑕3 𝑘3 ∈ 𝐻𝐟 ∎ jadi, HK ≀ G ∎
  • 68. 68 23. Jika H subgrup dari G dan 𝑎 ∈ 𝐺. Misalkan 𝑎𝐻𝑎−1 = {𝑎𝑕𝑎−1 ; 𝑕 ∈ 𝐻} maka tunjukkan bahwa 𝑎𝐻𝑎−1 subgrup dari G! Bukti: Misalkan G grup, H ≀ G, 𝑎 ∈ 𝐺 Untuk membuktikan 𝑎𝐻𝑎−1 ≀ G digunakan teorema “∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐺 grup, H ≀ G ⟺ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻 ⇒ 𝑎𝑏−1 ∈ 𝐻". Berdasarkan teorema di atas, akan ditunjukkan: a. 𝑎𝐻𝑎−1 ≠ ∅ Diketahui H ≀ G ⟹ ∃𝑒 ∈ 𝐻 [e=identitas] Perhatikan bahwa: 𝑎𝐻𝑎−1 = {𝑎𝑒𝑎−1 = 𝑒; 𝑒 ∈ 𝐻} akibatnya 𝑎𝐻𝑎−1 ≠ ∅ b. 𝑎𝐻𝑎−1 ⊆ 𝐺 Diketahui 𝑎 ∈ 𝐺 dan H ≀ G artinya ∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺 ⟹ jelas 𝑎𝐻𝑎−1 ⊆ 𝐺 c. ∀ 𝑝, 𝑞 ∈ 𝑎𝐻𝑎−1 ⟹ 𝑝𝑞−1 ∈ 𝑎𝐻𝑎−1 Ambil sebarang 𝑝, 𝑞 ∈ 𝑎𝐻𝑎−1 Pandang: 𝑝 = 𝑎𝑕1 𝑎−1 ; untuk suatu 𝑕1 ∈ 𝐻 𝑞 = 𝑎𝑕2 𝑎−1 ; untuk suatu 𝑕2 ∈ 𝐻 H ≀ G ⟹ ∃𝑕1 −1 , 𝑕2 −1 ∈ 𝐻 Akan ditunjukkan 𝑝𝑞−1 ∈ 𝑎𝐻𝑎−1 𝑝𝑞−1 = 𝑎𝑕1 𝑎−1 𝑎𝑕2 𝑎−1 −1 = 𝑎𝑕1 𝑎−1 𝑎𝑕2 −1 𝑎−1 = 𝑎𝑕1(𝑎−1 𝑎)𝑕2 −1 𝑎−1 [sifat assosiatif] = 𝑎𝑕1 𝑒𝑕2 −1 𝑎−1 [𝑎−1 𝑎 = 𝑒] = 𝑎(𝑕1 𝑒)𝑕2 −1 𝑎−1 [sifat assosiatif] = 𝑎𝑕1 𝑕2 −1 𝑎−1 [𝑕1 𝑒 = 𝑕1] = 𝑎(𝑕1 𝑕2 −1 )𝑎−1 [sifat assosiatif] = 𝑎𝑕3 𝑎−1 [𝑕1 ∈ 𝐻, 𝑕2 −1 ∈ 𝐻 ⟹ 𝑕1 𝑕2 −1 ∈ 𝐻 
 
 misalkan 𝑕3=𝑕1 𝑕2 −1 ∈ 𝐻]
  • 69. 69 = 𝑎𝑕3 𝑎−1 [𝑕3 ∈ 𝐻] = 𝑎𝑕3 𝑎−1 ∈ 𝑎𝐻𝑎−1 ∎ jadi, 𝑎𝐻𝑎−1 ≀ G ∎ 24. Himpunan 𝐻 = 1 2 𝑚 ; 𝑚 ∈ 𝒁 dengan operasi perkalian merupakan subgrup dari grup (Q{0},*). Bukti: Misalkan (Q{0},*) grup Untuk membuktikan 𝐻 ≀ G digunakan teorema “∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐺 grup, H ≀ G ⟺ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻 ⇒ 𝑎𝑏−1 ∈ 𝐻". Berdasarkan teorema di atas, akan ditunjukkan: a. 𝐻 ≠ ∅ 𝐻 ≠ ∅ sebab ∃ 1 4 = 1 22 ; 2 ∈ 𝒁 ∈ 𝐻 b. 𝐻 ⊆ 𝑞{𝟎} Ambil sebarang 𝑢 ∈ 𝐻 Pandang 𝑢 = 1 2 𝑀 ; 𝑀 ∈ 𝒁 ∈ 𝐻 Perhatikan bahwa 1 2 𝑀 ; 𝑀 ∈ 𝒁 ⟹ 2 𝑀 ∈ 𝑞{𝟎} Sehingga 1 2 𝑀 ∈ 𝑞{𝟎} 𝑢 ∈ 𝐻 ∧ 𝑢 = 1 2 𝑀 ∈ 𝑞{𝟎} ⟹ 𝐻 ⊆ 𝑞{𝟎} c. ∀ 𝑝, 𝑞 ∈ 𝐻 ⟹ 𝑝𝑞−1 ∈ 𝐻 Ambil sebarang 𝑝, 𝑞 ∈ 𝐻 Pandang: 𝑝 = 1 2 𝑠 ; 𝑠 ∈ 𝒁 ∈ 𝐻 𝑞 = 1 2𝑡 ; 𝑡 ∈ 𝒁 ∈ 𝐻
  • 70. 70 Akan ditunjukkan 𝑝𝑞−1 ∈ 𝐻 𝑝𝑞−1 = 1 2 𝑠 1 2𝑡 −1 = 1 2 𝑠 1 1 2𝑡 = 1 2 𝑠 2𝑡 = 1 2 𝑠−𝑡 ∈ 𝐻 Karena 𝑠 ∈ 𝒁 ∧ 𝑡 ∈ 𝒁 ⟹ 𝑠 − 𝑡 ∈ 𝒁 ∎ jadi, 𝐻 ≀ G ∎ ***
  • 71. 71 KOSET & SUBGRUP NORMAL Pendahuluan Misalkan G suatu grup dan H subgrup dari G. jika 𝑎 ∈ 𝐺 sebarang, maka kompleks dari G yang dinyatakan oleh Ha dan aH yang didefenisikan sebagai berikut: 𝐻𝑎 = 𝑕𝑎; 𝑕 ∈ 𝐻 [kosest kanan] 𝑎𝐻 = {𝑎𝑕; 𝑕 ∈ 𝐻} [koset kiri] Subgrup Normal  Bila G suatu grup dan N subgrup dari G dinamakan subgrup normal dari G jika untuk setiap g G dan n N maka g n g-1 N atau ekivalen dengan pernyataan N merupakan subgrup normal dari G jika g N g-1 = {gng-1 / n N} N untuk setiap gG  Subgrup N merupakan subgrup normal dalam grup G, jika dan hanya jika untuk setiap g G maka g N g-1 = N Perhatikan g N g-1 = N tidak boleh diartikan g n g-1 = n, tetapi g n g-1 = n' untuk suatu n' N.  Dalam suatu grup G, N merupakan subgrup normal jika dan hanya jika koset kanan dari N dalam G sama dengan koset kiri dari N dalam G.  Dalam suatu grup G, N merupakan subgrup normal jika dan hanya jika perkalian dua koset kanan dari N dalam G, lagi merupakan koset kanan dari N dalam G.
  • 72. 72 1. Jika H subgrup dari G Buktikan: aH=bH jika dan hanya jika 𝑏−1 𝑎 ∈ 𝐻, ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺. Bukti: Misalkan G grup dan 𝐻 ≀ 𝐺 Akan dibuktikan 𝑎𝐻 = 𝑏𝐻  𝑏−1 𝑎 ∈ 𝐻, ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 ⟹) bukti dari kiri ke kanan Akan ditunjukkan 𝑎𝐻 = 𝑏𝐻  𝑏−1 𝑎 ∈ 𝐻, ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 Ambil sebarang 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 ∋ 𝑎𝐻 = 𝑏𝐻 Karena 𝑒 ∈ 𝐻(𝑒 unsur identitas) maka 𝑎 𝑒 ∈ 𝑎𝐻 atau 𝑎 ∈ 𝑎𝐻 Karena 𝑎𝐻 = 𝑏𝐻 𝑎 ∈ 𝑏𝐻 [𝑎 ∈ 𝑎𝐻]  𝑏−1 𝑎 ∈ 𝑏−1 (𝑏𝐻) [kalikan 𝑏−1 dari kiri]  𝑏−1 𝑎 ∈ (𝑏−1 𝑏)𝐻 [sifat assosiatif]  𝑏−1 𝑎 ∈ 𝑒𝐻 [𝑏−1 𝑏 = 𝑒]  𝑏−1 𝑎 ∈ 𝐻 [𝑒𝐻 = 𝐻] ⟹) bukti dari kanan ke kiri Akan ditunjukkan 𝑏−1 𝑎 ∈ 𝐻  𝑎𝐻 = 𝑏𝐻 , ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 Misalkan 𝑏−1 𝑎 ∈ 𝐻 akan ditunjukkan 𝑎𝐻 = 𝑏𝐻 𝑏−1 𝑎 ∈ 𝐻  𝑏−1 𝑎𝐻 = 𝐻 [Menurut teorema 𝑏𝐻 = 𝐻; 𝑏 ∈ 𝐻 ]  𝑏𝑏−1 𝑎𝐻 = 𝑏𝐻 [kalikan 𝑏 dari arah kiri]  (𝑏𝑏−1 )𝑎𝐻 = 𝑏𝐻 [sifat assosiatif] (𝑒𝑎)𝐻 = 𝑏𝐻 [𝑏𝑏−1 = 𝑒 & sifat assosiatif] 𝑎𝐻 = 𝑏𝐻 [𝑒𝑎 = 𝑎] ∎ Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa 𝑎𝐻 = 𝑏𝐻  𝑏−1 𝑎 ∈ 𝐻, ∀ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺. ∎ 2. Jika H subgrup dari G Buktikan: Ha=Hb jika dan hanya jika 𝑏−1 𝑎 ∈ 𝐻, ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺.
  • 73. 73 Bukti: Misalkan G grup dan 𝐻 ≀ 𝐺 Akan dibuktikan 𝐻𝑎 = 𝐻𝑏  𝑏−1 𝑎 ∈ 𝐻, ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 ⟹) bukti dari kiri ke kanan Akan ditunjukkan 𝐻𝑎 = 𝐻𝑏  𝑏−1 𝑎 ∈ 𝐻, ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 Ambil sebarang 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 ∋ 𝐻𝑎 = 𝐻𝑏 Karena 𝑒 ∈ 𝐻(𝑒 unsur identitas) maka 𝑎 𝑒 ∈ 𝐻𝑎 atau 𝑎 ∈ 𝐻𝑎 Karena 𝐻𝑎 = 𝐻𝑏 𝑎 ∈ 𝐻𝑏 [𝑎 ∈ 𝐻𝑎]  𝑎𝑏−1 ∈ (𝐻𝑏)𝑏−1 [kalikan 𝑏−1 dari kanan]  𝑎𝑏−1 ∈ 𝐻(𝑏𝑏−1 ) [sifat assosiatif]  𝑎𝑏−1 ∈ 𝐻𝑒 [𝑏𝑏−1 = 𝑒]  𝑎𝑏−1 ∈ 𝐻 [𝐻𝑒 = 𝐻] ⟹) bukti dari kanan ke kiri Akan ditunjukkan 𝑎𝑏−1 ∈ 𝐻  𝐻𝑎 = 𝐻𝑏 , ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 Misalkan 𝑎𝑏−1 ∈ 𝐻 akan ditunjukkan 𝐻𝑎 = 𝐻𝑏 𝑎𝑏−1 ∈ 𝐻  𝐻𝑎𝑏−1 = 𝐻 [Menurut teorema 𝑏𝐻 = 𝐻; 𝑏 ∈ 𝐻 ]  𝐻𝑎𝑏−1 𝑏 = 𝐻𝑏 [kalikan 𝑏 dari arah kanan]  𝐻𝑎(𝑏−1 𝑏) = 𝐻𝑏 [sifat assosiatif] 𝐻(𝑎𝑒) = 𝐻𝑏 [𝑏−1 𝑏 = 𝑒 & sifat assosiatif] 𝐻𝑎 = 𝐻𝑏 [𝑎𝑒 = 𝑎] ∎ Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa 𝐻𝑎 = 𝐻𝑏  𝑎𝑏−1 ∈ 𝐻, ∀ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺. ∎ 3. Buktikan, jika H subgrup dari G, maka G merupakan gabungan semua koset kanan (kiri) dari H di G. Bukti: Misalkan G grup dan 𝐻 ≀ 𝐺
  • 74. 74 Akan dibuktikan 𝐺 = 𝐻𝑎 ∪ 𝐻𝑏 H ≀ 𝐺 𝐻 ≠ ∅ 𝐻𝑎 = 𝑕𝑎; 𝑕 ∈ 𝐻 [defenisi] 𝐻𝑏 = 𝑕𝑏; 𝑕 ∈ 𝐻 [defenisi] 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 𝑕 ∈ 𝐻  𝑕 ∈ 𝐺 [H ≀ 𝐺] 𝑎 ∈ 𝐺, 𝑕 ∈ 𝐺  𝑕𝑎 ∈ 𝐺 𝑏 ∈ 𝐺, 𝑕 ∈ 𝐺  𝑕𝑏 ∈ 𝐺 Misalkan diambil sebarang 𝑥 ∈ 𝐻𝑎 ∪ 𝐻𝑏 𝑥 ∈ 𝐻𝑎 ∪ 𝐻𝑏  𝑥 ∈ 𝑕𝑎 ∪ 𝑕𝑏  𝑥 ∈ 𝐺 [𝑕𝑎 ∈ 𝐺 ∧ 𝑕𝑏 ∈ 𝐺] ∎ Jadi jika H subgrup dari G, maka merupakan gabungan semua koset kanan (kiri) dari H di G. ∎ 4. Misalkan H dan M masing-masing sungrup normal dari grup G. Buktikan 𝐻 ∩ 𝑀 ⊮ 𝐺. Bukti: Misalkan G grup, 𝐻 ⊮ 𝐺 & 𝑀 ⊮ 𝐺 Akan ditunjukkan bahwa 𝐻 ∩ 𝑀 ⊮ 𝐺 Perhatikan bahwa: G grup maka jelas 𝐺 ≠ ∅, Ambil sebarang 𝑡 ∈ 𝐺 dan Ambil sebarang 𝑝 ∈ 𝐻 ∩ 𝑀 𝑝 ∈ 𝐻 ∩ 𝑀 ⟹ 𝑝 ∈ 𝐻 ∧ 𝑝 ∈ 𝑀 Diketahui 𝐻 ⊮ 𝐺 & 𝑀 ⊮ 𝐺 sehingga: 𝐻 ⊮ 𝐺 ⟹ 𝑝𝐻𝑝−1 = 𝐻 atau 𝑝𝑡𝑝−1 ∈ 𝐻; 𝑝 ∈ 𝐻, 𝑡 ∈ 𝐺 


.. (i) 𝑀 ⊮ 𝐺 ⟹ 𝑝𝑀𝑝−1 = 𝑀 atau 𝑝𝑚𝑝−1 ∈ 𝑀; 𝑝 ∈ 𝑀, 𝑡 ∈ 𝐺 


.. (ii) Berdasarkan (i) dan (ii) diperoleh 𝑝𝑡𝑝−1 ∈ 𝐻 ∩ 𝑀 ∎ 𝑝𝑡𝑝−1 ∈ 𝐻 ∩ 𝑀; 𝑝 ∈ 𝐻 ∩ 𝑀 dan 𝑡 ∈ 𝐺 berdasarkan defenisi akibatnya 𝐻 ∩ 𝑀 ⊮ 𝐺. ∎
  • 75. 75 5. Misalkan G grup, N dan H masing-masing subgrup dari G, dan normal di G. buktikan: a) 𝑁𝐻 = {𝑛𝑕: 𝑛 ∈ 𝑁, 𝑕 ∈ 𝐻} subgrup dari G b) 𝐻 subgrup normal dari 𝑁 Bukti: Misalkan G grup, 𝐻 ≀ 𝐺, 𝑁 ⊮ 𝐺 a) Akan dibuktikan 𝑁𝐻 = {𝑛𝑕: 𝑛 ∈ 𝑁, 𝑕 ∈ 𝐻} ≀ 𝐺 Untuk membuktikan 𝑁𝐻 = {𝑛𝑕: 𝑛 ∈ 𝑁, 𝑕 ∈ 𝐻} ≀ 𝐺 digunakan teorema “∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐺 grup, H ≀ G ⟺ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻 ⇒ 𝑎𝑏−1 ∈ 𝐻". Berdasarkan teorema di atas, akan ditunjukkan: d. 𝑁𝐻 ≠ ∅ Diketahui 𝐻 ≀ 𝐺 ⟹ ∃𝑒1 ∈ 𝐻 [𝑒1=identitas] 𝑒1 ∈ 𝐻 ∧ 𝐻 ≀ 𝐺 ⟹ 𝑒1 ∈ 𝐺 Diketahui 𝑁 ≀ 𝐺 ⟹ ∃𝑒2 ∈ 𝑁 [𝑒2=identitas] 𝑒2 ∈ 𝑁 ∧ 𝑁 ≀ 𝐺 ⟹ 𝑒2 ∈ 𝐺 𝑒1 ∈ 𝐺 dan 𝑒2 ∈ 𝐺 sementara diketahui G grup berdasarkan sifat ketunggalan unsur identitas pada grup akibatnya 𝑒1 = 𝑒2, misalkan 𝑒 = 𝑒1 = 𝑒2 [e=identitas] Sekarang perhatikan: 𝑁𝐻 = {𝑒 = 𝑒1 𝑒2: 𝑒1 ∈ 𝑁, 𝑒2 ∈ 𝐻} sehingga ∃𝑒 ∈ 𝑁𝐻 akibatnya 𝑁𝐻 ≠ ∅ e. 𝑁𝐻 ⊆ 𝐺 Pada bagian (a) diperoleh 𝑒 ∈ 𝑁𝐻; 𝑒 ∈ 𝑁 dan 𝑒 ∈ 𝐻 Diketahui bahwa 𝐻 ≀ 𝐺, 𝑁 ⊮ 𝐺 maka jelas 𝑒 ∈ 𝐺 Akibatnya pasti 𝑁𝐻 ⊆ 𝐺 f. Ambil sebarang 𝑥, 𝑊 ∈ 𝑁𝐻 Pandang 𝑥 = 𝑛1 𝑕1; 𝑛1 ∈ 𝑁 dan 𝑕1 ∈ 𝐻 𝑊 = 𝑛2 𝑕2; 𝑛2 ∈ 𝑁 dan 𝑕2 ∈ 𝐻
  • 76. 76 𝑛1, 𝑛2 ∈ 𝑁 ∧ 𝑁 ≀ 𝐺 ⟹ 𝑛1, 𝑛2 ∈ 𝐺 𝑛1, 𝑛2 ∈ 𝑁 ∧ 𝑁 ≀ 𝐺 ⟹ 𝑛1 −1 , 𝑛2 −1 ∈ 𝐺 𝑕1, 𝑕2 ∈ 𝐻 ∧ 𝐻 ≀ 𝐺 ⟹ 𝑕1, 𝑕2 ∈ 𝐺 𝑕1, 𝑕2 ∈ 𝐻 ∧ 𝐻 ≀ 𝐺 ⟹ 𝑕1 −1 , 𝑕2 −1 ∈ 𝐺 Adit 𝑥y−1 ∈ 𝑁𝐻 𝑥y−1 = (𝑛1 𝑕1)(𝑛2 𝑕2)−1 = (𝑛1 𝑕1) (𝑕2 −1 𝑛2 −1 ) [(𝑛2 𝑕2)−1 = 𝑕2 −1 𝑛2 −1 ] = (𝑛1 𝑕1 𝑕2 −1 ) 𝑛2 −1 [assosiatif] = (𝑛1 𝑕1 𝑕2 −1 ) (𝑕2 𝑛2 −1 𝑕2 −1 ) [𝑕2, 𝑕2 −1 ∈ 𝐺, 𝑛2 −1 ∈ 𝑁, 𝑁 ⊮ 𝐺] = (𝑛1 𝑕1)(𝑕2 −1 𝑕2) (𝑛2 −1 𝑕2 −1 ) [assosiatif] = (𝑛1 𝑕1)(𝑒) (𝑛2 −1 𝑕2 −1 ) [𝑕2 −1 𝑕2 = 𝑒, 𝑒 = 𝑖𝑑𝑒𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠] = 𝑛1(𝑕1 𝑒) (𝑛2 −1 𝑕2 −1 ) [assosiatif] = (𝑛1 𝑕1) (𝑛2 −1 𝑕2 −1 ) [𝑕1 𝑒 = 𝑕1] = 𝑛1 𝑕1 (𝑕1 −1 𝑛2 −1 𝑕1)(𝑕2 −1 ) [𝑕1, 𝑕1 −1 ∈ 𝐺, 𝑛2 −1 ∈ 𝑁, 𝑁 ⊮ 𝐺] = 𝑛1 (𝑕1 𝑕1 −1 )𝑛2 −1 𝑕1 𝑕2 −1 [assosiatif] = 𝑛1 (𝑒)𝑛2 −1 𝑕1 𝑕2 −1 [𝑕1 𝑕1 −1 = 𝑒; 𝑒 = 𝑖𝑑𝑒𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠] = (𝑛1 𝑒)𝑛2 −1 𝑕1 𝑕2 −1 [assosiatif] = 𝑛1 𝑛2 −1 𝑕1 𝑕2 −1 [𝑛1 𝑒 = 𝑛1; 𝑒 = 𝑖𝑑𝑒𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠] = (𝑛1 𝑛2 −1 )(𝑕1 𝑕2 −1 ) [𝑛1, 𝑛2 −1 ∈ 𝑁 ⟹ 𝑛1 𝑛2 −1 ∈ 𝑁 misalkan 𝑛1 𝑛2 −1 = 𝑛3 ∈ 𝑁 𝑕1, 𝑕2 −1 ∈ 𝐻 ⟹ 𝑕1 𝑕2 −1 ∈ 𝐻 misalkan 𝑕1 𝑕2 −1 = 𝑕3 ∈ 𝐻] = 𝑛3 𝑕3 ∈ 𝑁𝐻 ∎ telah dibuktikan 𝑁𝐻 ≠ ∅, 𝑁𝐻 ⊆ 𝐺 & ∀ 𝑥, 𝑊 ∈ 𝑁𝐻 ⟹ 𝑥y−1 ∈ 𝑁𝐻 sehingga hipotesis dinyatakan benar yakni 𝑁𝐻 ≀ 𝐺. ∎ b) Akan dibuktikan H ⊮ NH Digunakan teorema “𝐻 ≀ 𝐺 adalah normal ⟺ 𝑥𝐻𝑥−1 ⊆ 𝐻, ∀𝑥 ∈ 𝐺. Berdasarkan teorema diatas akan ditunjukkan:
  • 77. 77 a. NH membentuk grup Pada bagian (a) telah ditunjukkan bahwa 𝑁𝐻 ≀ 𝐺 sehingga jelas NH membentuk grup. b. H subgrup dari NH Digunakan teorema “∅ ≠ 𝐻 ⊆ 𝐺, 𝐺 grup, H ≀ G ⟺ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻 ⇒ 𝑎𝑏−1 ∈ 𝐻". Dari teorema diatas maka yang diambil sebagai hipotesis adalah H subgrup dari NH. Untuk itu akan ditunjukkan: (i) 𝐻 ≠ ∅ Diketahui H ≀ G ⟹∃ e ∈ H [e=identitas] akibatnya 𝐻 ≠ ∅ (ii) 𝐻 ⊆ 𝑁𝐻 Diketahui N ≀ G ⟹∃ e ∈ N [e=identitas] Pandang 𝐻 = 𝑒𝑕1 = 𝑕1; 𝑕1 ∈ 𝐻, 𝑒 ∈ 𝑁 sementara 𝑕1 = 𝑒𝑕1 ∈ N𝐻 akibatnya 𝐻 ⊆ 𝑁𝐻 (iii)∀𝑝, 𝑞 ∈ 𝐻 ⟹ 𝑝𝑞−1 ∈ 𝐻 Ambil sebarang 𝑝, 𝑞 ∈ 𝐻 Pandang 𝑝 = 𝑕1; 𝑕1 ∈ 𝐻 𝑞 = 𝑕2; 𝑕2 ∈ 𝐻 Akan ditunjukkan 𝑝𝑞−1 ∈ 𝐻 𝑝𝑞−1 = 𝑕1 𝑕2 −1 [𝑕1, 𝑕2 −1 ∈ 𝐻 ⟹ 𝑕1 𝑕2 −1 ∈ 𝐻] = 𝑕1 𝑕2 −1 [Misalkan 𝑕1, 𝑕2 −1 = 𝑕3 ∈ 𝐻] = 𝑕3 ∈ 𝐻 Karena (i), (ii) & (iii) terpenuhi maka hipotesis dinyatakan benar yakni H ≀ 𝑁𝐻 c. ∀𝑥 ∈ 𝑁𝐻 ⟹ 𝑥𝐻𝑥−1 ⊆ 𝐻 Ambil sebarang 𝑥 ∈ 𝑁𝐻 Pandang 𝑥 = 𝑛𝑕; 𝑛 ∈ 𝑁, 𝑕 ∈ 𝐻 Invers dari x adalah 𝑥−1 = (𝑛𝑕)−1
  • 78. 78 = 𝑕−1 𝑛−1 [dijamin sebab NH membentuk grup] = 𝑕−1 𝑛−1 [𝑕−1 ∈ 𝐻, 𝑛−1 ∈ 𝑁] Ambil sebarang 𝑕1 ∈ 𝐻, akan dibuktikan 𝑥𝐻𝑥−1 ⊆ 𝐻 𝑥𝐻𝑥−1 = 𝑛𝑕 (𝑕1)(𝑕−1 𝑛−1 ) = 𝑛(𝑕𝑕1)(𝑕−1 𝑛−1 ) [assosiatif] = 𝑛(𝑕𝑕1)(𝑕−1 𝑛−1 ) [𝑕, 𝑕1 ∈ 𝐻 ⟹ 𝑕𝑕1 ∈ 𝐻] = (𝑛𝑕3)(𝑕−1 𝑛−1 ) [misalkan 𝑕𝑕1 = 𝑕3 ∈ 𝐻] = 𝑛(𝑕3 𝑕−1 )𝑛−1 [assosiatif] = 𝑛(𝑕3 𝑕−1 )𝑛−1 [𝑕3, 𝑕−1 ∈ 𝐻 ⟹ 𝑕3 𝑕−1 ∈ 𝐻] = 𝑛(𝑕4)𝑛−1 [misalkan 𝑕3 𝑕−1 = 𝑕4 ∈ 𝐻] = 𝑛𝑕4(𝑕4 −1 𝑛−1 𝑕4) [𝑕4 ∈ 𝐻, 𝑛−1 ∈ 𝑁 & 𝑁 normal] = 𝑛(𝑕4 𝑕4 −1 )𝑛−1 𝑕4 [assosiatif] = (𝑛𝑒)𝑛−1 𝑕4 [𝑕4 𝑕4 −1 = 𝑒; 𝑒 = 𝑖𝑑𝑒𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠] = (𝑛𝑛−1 )𝑕4 [𝑛𝑒 = 𝑛, assosiatif] = 𝑒𝑕4 [𝑛𝑛−1 = 𝑒] = 𝑕4 ∈ 𝐻 [𝑒𝑕4 = 𝑕4; 𝑒 = 𝑖𝑑𝑒𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠] ∎ Karena telah dibuktikan 𝑁𝐻 membentuk grup 𝐻 ⊆ 𝑁𝐻 & ∀ 𝑥 ∈ 𝑁𝐻 ⟹ 𝑥𝐻𝑥−1 ⊆ 𝐻, maka hipotesis dinyatakan benar yakni 𝐻 ⊮ 𝑁𝐻. ∎ *** REFERENSI Defila, F. 2012. “Diktat Kuliah, Struktur Aljabar 1 (Teori Grup)”. Padang. STKIP Sumater Barat (Tidak diterbitkan) Herstein, I.N. 1975. Topics In Algebra, Second Edition. Inc New York. John Wiley & Sons. Isnarto. 2008. “Buku Ajar Pengantar Struktur Aljabar 1”. Semarang. Universitas Negeri Semarang (Tidak diterbitkan) Tahmir, S. 2004. Teori Grup. Makassar: Andira Publisher