SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 10
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Senyawa kompleks adalah senyawa yang mengandung paling tidak satu ion
kompleks. Ion kompleks terdiri dari satu atom pusat(central metal cation)
berupa logam transisi ataupun logam pada golongan utama, yang mengikat
anion atau molekul netral yang disebut ligan (ligands). Agar senyawa kom-
pleks dapat bermuatan netral, maka ion kompleks dari senyawa tersebut, akan
bergabung dengan ion lain yang disebut counter ion. Jika ion kompleks bermu-
atan positif, maka counter ion pasti akan bermuatan negative dan sebaliknya.
Gambar 23.9 susunan dari senyawa kompleks
Definisi
RINGKASAN MATERI
14 OKTOBER 2012KIMIA ANORGANIK
SENYAWA KOMPLEKS
Senyawa kompleks
itu:
 Ada ion logam
sebagai atom
pusat
 Ada ligan yang
berupa anion
atau molekul
netral
 Memiliki coun-
ter ion supaya
senyawa dapat
dinetralkan
PAGE 1 OF 10
Ion kompleks dideskripsikan sebagai ion logam dan beberapa jenis ligan yang terikat olehnya. Struktur
dari ion kompleks tergantung dari 3 karakteristik, yaitu bilangan koordinasi, geometri dan banyaknya
atom penyumbang setiap ligan:
Bilangan koordinasi, geometri, dan ligan
Ion Kompleks
Bilangan koordinasi
Bilangan koordinasi adalah jumlah dari ligan-ligan yang terikat langsung oleh atom pusat.
Bilangan koordinasi dari Co3+
dalam senyawa [Co(NH3)6]3+
adalah 6, karena enam atom ligan (N
dari NH3) terikat oleh atom pusat yaitu Co3+
. Umumnya, bilangan koordinasi yang paling sering
muncul adalah 6, tetapi terkadang bilangan koordinasi 2 dan 4 juga dapat muncul dan tidak me-
nutup kemungkinan bilangan yang lebih besar pun bisa muncul.
SENYAWA KOMPLEKS
Geometri
Bentuk (geometri) dari ion kompleks
tergantung pada bilangan koordinasi
dan ion logam itu sendiri. Tabel 23.6
memperlihatkan bahwa geometri ion
kompleks tergantung pada bilangan
koordinasinya 2, 4, dan 6, dengan be-
berapa contohnya. Sebuah ion kom-
pleks yang mana ion logamnya mem-
iliki bilangan koordinasi 2, seperti [Ag
(NH3)2]+
, memiliki bentuk yang linier.
Atom penyumbang(donor atom)
Ligan-ligan dari ion kompleks merupakan anion ataupun molekul netral yang menyumbang satu
atau lebih atomnya untuk berikatan dengan ion logam sebagai atom pusat dengan ikatan kovalen.
Tabel 23.6
Bilangan Koordinasi dan Bentuk dari beberapa ion kompleks
PAGE 2 OF 10
Ligan dikelompokkan berdasarkan jumlah dari atom penyumbangnya (donor atoms). Monodentat, bi-
dentat dan polidentat. Ligan monodentat seperti Cl-
dan NH3 dapat menyumbang satu atomnya untuk beri-
katan. Ligan bidentat dapat menyumbang dua atomnya dan ligan polidentat dapat menyumbang lebih dari
dua atomnya.
Tabel 23.7
Beberapa
ligan dalam
senyawa
kompleks
SENYAWA KOMPLEKS
Menentukan Rumus dan Nama dari Senyawa Kompleks
Hal yang penting diingat dalam menuliskan rumus dari senyawa kompleks adalah:
Kation ditulis terlebih dahulu baru anion
Contohnya, dalam penamaan [Co(NH3)4Cl2]Cl, kita menamakan kation [Co(NH3)4Cl2]+
dahulu sebelum
anion Cl-
, sehingga namanya tetraamindiklorokobalt(III) klorida
Dalam ion kompleks, ligan harus diberi nama terlebih dahulu menurut urutan abjad, sebelum ion
logamnya. Contohnya dalam ion [Co(NH3)4Cl2]+
, 4 ligan NH3 dan 2 ligan Cl-
diberi nama dahulu sebelum
ion logamnya, seperti penamaan pada contoh pertama
Penamaan dari ligan. Jika ligan tersebut merupa-
kan anion, maka pada akhir kata diberi imbuhan “o”.
contohnya jika ligannya F-
maka diberi nama fluoro.
Jika ligan berupa molekul netral, maka ada penamaan
khusus yang harus diingat.
Jumlah dari ligan dapat ditulis dengan imbuhan di-, tri-,tetra-,penta- dll
Biloks dari atom pusat ditunjukkan dengan bilangan romawi, jika atom pusat tersebut memiliki bi
loks lebih dari satu. Seperti pada contoh pertama
Jika ion kompleks berupa anion, maka ion logam sebagai atom pusat,
diberi imbuhan “at” pada akhir kata. Sedangkan jika ion kompleks berupa
kation, maka ion logam ditulis dalam bahasa Indonesia
1
2
3
4
5
6
PAGE 3 OF 10
CONTOH
Tentukan nama dari senyawa Na3[AlF6] !
Dalam senyawa tersebut mengandung Na+
sebagai counter ion, dan [AlF6]3-
sebagai anion
kompleks. Anion kompleks tsb memiliki enam(hexa-) ion F-
(fluoro) sebagai ligan, jadi kita
menamakannya heksafluoro. Ion kompleks berupa anion, jadi ion logam harus diberi im-
buhan “at” menjadi aluminat, sehingga menjadi heksafluoroaluminat. Aluminium hanya
memiliki 1 biloks sehingga tidak memerlukan romawi. Counter ion positif diberi nama dahu-
lu baru ion kompleksnya, sehingga nama senyawa dari Na3[AlF6] adalah
natrium heksafluoroaluminat.
SENYAWA KOMPLEKS
Sejarah:
Alfred Werner dan Teori Koordinasi
PAGE 4 OF 10
Zat yang sekarang kita sebut senyawa koordinasi telah dikenal selama hampir 200 tahun ketika kimiawan
muda Swiss Alfred Werner mulai mempelajarinya pada tahun 1980-an. Dia menyelidiki serangkaian sen-
yawa seperti kobalt, ditunjukkan pada Tabel 23.10. di dalam tabel semua mengandung satu ion kobalt(III),
tiga ion kloridadan sejumlah molekul ammonia. Pada saat itu tidak ada teori yang dapat menjelaskan
bagaimana senyawa dengan rumus kimia yang mirip bahkan sama persis, dapat memiliki sifat yang ber-
beda-beda.
Setelah dilakukan eksperimen oleh werner ternyata mucul gagasan baru dari werner. Werner mengusulkan
suatu ide kompleks koordinasi. Kompleks koordinasi memiliki atom pusat dikelilingi oleh molekul atau
anion yang berikatan secara kovalen dengan jumlah yang tetap. Kompleks koordinasi bisa dalam keadaan
netral atau bermuatan. Untuk membentuk netral maka kompleks harus bergabung dengan counter ion. Da-
lam gagasannya werner juga mengusulkan dua jenis valensi, valensi primer dan valensi sekunder. Valensi
primer dikenal dengan biloks atom pusat sedangkan valensi sekunder dikenal dengan bilangan koordinasi.
Padahal werner adalah seorang ahli kimia organik, namun dia sangat berjasa dibidang anorganik terutama
senyawa kompleks. Maka, atas jasanya itulah werner mendapat penghargaan nobel pada tahun 1913
SENYAWA KOMPLEKS
Isomerisasi dalam Senyawa Kompleks
PAGE 5 OF 10
Isomer struktur
Dua senyawa yang memiliki rumus kimia yang sama, tetapi dihubungkan dengan atom yang berbeda
disebut isomer struktur. Senyawa kompleks memiliki dua jenis isomer struktur yakni isomer koordinasi
(posisi) dan isomer rantai
Isomer koordinasi, terjadi pada saat susunan dari ion kompleks berubah tetapi senya-
wanya tetap. Isomer ini terjadi ketika ligan dan counter ion saling bertukar posisi, sep-
erti pada [Pt(NH3)4Cl2](NO2)2 dan [Pt(NH3)4(NO2)2]Cl2
Isomer rantai, terjadi ketika susunan dari ion kompleks tetap sama namun terikat pada
ligan dengan atom penyumbang (donor atom) yang berbeda. Beberapa ligan dapat beri-
katan dengan ion logam dengan 2 atom penyumbang (donor atom). Contohnya ion ni-
trit dapat berikatan dengan pasangan atom N tunggal ( nitro, O2N: ) atau dengan atom
O ( nitrito, ONO: ) sehingga membentuk isomer rantai. [Co(NH3)5(NO2)]Cl2 dan [Co
(NH3)5(ONO)]Cl2
Isomer ruang (stereoisomers)
Isomer ruang (stereoisomers) adalah senyawa yang memiliki ikatan antar atom yang sama tetapi letaknya
berbeda dalam dimensi ruang. Isomer ruang terbagi dari 2 jenis yaitu isomer geometri dan isomer optic
SENYAWA KOMPLEKS
PAGE 6 OF 10
Isomer geometri (cis-trans isomers), terjadi
jika atom atau sekelompok atom disusun berbeda dalam
ruang relatif terhadap ion logamnya. Contohnya [Pt
(NH3)2Cl2] dapat mempunya 2 isomer geometri, isomer
yang pertama, ligan yang sama saling berhadapan dalam satu sisi dinamakan cis-diaminadikloroplatina
(II), sedangkan isomer kedua, ligan yang sama saling bersebrangan dinamakan trans- diaminadikloroplati-
na(II)
Isomer optic, terjadi ketika sebuah molekul dan bayangannya tidak dapat saling tumpang tindih.
Ion kompleks yang berbentuk octahedral memiliki banyak isomer optic, ini bisa ditunjukkan dengan
merotasikan satu isomernya dan melihat apakah dapat saling tumpang tindih dengan isomer yang lainnya
(bayangannya).
1
2
SENYAWA KOMPLEKS
PAGE 7 OF 10
Penerapan Teori Ikatan Valensi Pada Ion Kompleks
Dasar Teori untuk Pembentukan Ikatan dan Sifat dari Kompleks
Teori ikatan valensi, sangat membantu dalam menjelaskan pembentukan ikatan dan struktur dalam golon-
gan utama. Ikatan valensi ini juga berguna untuk menjelaskan pembentukan ikatan pada ion kompleks. Pa-
da pembentukan ion kompleks, orbital dari ligan yang telah terisi, elektronnya berhibridisasi (overlap) ke
orbital ion logam yang masih kosong. Ligan menyumbang pasangan electron bebasnya(basa lewis) untuk
diterima oleh ion logam(asam lewis) untuk membentuk satu ikatan kovalen dari ion kompleks. Pada
umumnya, untuk senyawa kompleks, jenis hibridisasi pada ion logam(atom pusat) akan menentukan ben-
tuk(geometri) dari ion kompleks tersebut.
OKTAHEDRAL
Ion heksaaminkrom(III), [Cr(NH3)6]3+
, menggam-
barkan penerapan dari teori ikatan valensi untuk
kompleks berbentuk octahedral. Enam orbital
Cr3+
yang belum terisi (2 orbital 3d, 1 orbital 4s, 3
orbital 4p) akan bergabung membentuk orbital
d2
sp3
dengan tingat energy yang sama, kemudian
6 molekul NH3 memberikan masing-masing satu
elektronnya untuk mengisi orbital yang masih
kosong. Electron dari orbital 3d yang tidak ber-
pasangan akan membuat ion kompleks menjadi
paramagnetic SEGI EMPAT DATAR
Ion logam dengan orbital d8
biasanya akan membentuk
ion kompleks berbentuk segi empat datar. Contohnya
dalam ion [Ni(CN)4]2-
. 1 orbital 3d, 1 orbital 4s, dan 2
orbital 4p dalam Ni2+
akan bergabung membentuk em-
pat orbital dsp2
. Di dalam orbital d8
dari Ni2+
, terdapat
dua orbital yang setengah penuh, untuk membentuk
hibridisasi dsp2
, maka electron dari salah satu orbital
akan mengisi orbital lainnya dan membiarkan satu or-
bital kosong. Orbital kosong ini akan bergabung
dengan orbital 4s dan 4p membentuk dsp2
. Sifat dari
ion kompleks ini adalah diamagnetic karena semua
TETRAHEDRAL
Ion logam yang mempunyai subkulit d yang terisi
penuh, seperti Zn2+
, biasanya akan membentuk
kompleks tetrahedral. Contohnya ion [Zn(OH)4]2-
.
1 orbital 4s dan 3 orbital 4p dalam Zn2+
berhibridisasi membentuk empat orbital sp3
.
SENYAWA KOMPLEKS
PAGE 8 OF 10
Teori Medan Kristal
Teori medan kristal (Bahasa Inggris: Crystal Field Theory), disingkat CFT, adalah sebuah model yang
menjelaskan struktur elektronik dari senyawa logam transisi yang semuanya dikategorikan sebagai kom-
pleks koordinasi. CFT berhasil menjelaskan beberapa sifat-sifat magnetik, warna, entalpi hidrasi, dan
struktur spinel senyawa kompleks dari logam transisi, namun ia tidak ditujukan untuk menjelaskan ikatan
kimia
Pemisahan Orbital d (splitting)
Diagram energy dari orbital menunjukkan bahwa semua orbital d memiliki energy
yang lebih tinggi dalam bentuk kompleks dibandingkan dalam bentuk keadaan
bebas. Ini disebabkan gaya tolak menolak dari ligan yang saling berdekatan. Teta-
pi, akan terjadi pemisahan energy orbital, antara 2 orbital d yang memiliki energy
yang lebih tinggi dengan dengan 3 orbital lainnya. Orbital yang lebih tinggi di-
namakan orbital eg, dan orbital yang lebih rendah dinamakan orbital t2g
Pemisahan energy dalam orbital ini disebut efek medan Kristal, dan perbedaan
energy antara eg dan t2g disebut energy pemisahan. Energy pemisahan ini di-
pengaruhi oleh ligan. Semakin kuat ligan, maka energy pemisahan semakin besar
dan sebaliknya. Besarnya energy pemisahan ini yang nantinya akan
mempengaruhi warna dan sifat magnetic dari kompleks
SENYAWA KOMPLEKS
PAGE 9 OF 10
Warna-warna cerah yang terlihat pada ke-
banyakan senyawa koordinasi dapat dijelaskan
dengan teori medan kristal ini. Jika orbital-d dari
sebuah kompleks berpisah menjadi dua ke-
lompok seperti yang dijelaskan di atas, maka
ketika molekul tersebut menyerap foton dari ca-
haya tampak, satu atau lebih elektron yang be-
rada dalam orbital tersebut akan meloncat dari
orbital-d yang berenergi lebih rendah ke orbital-d yang berenergi lebih tinggi, menghasilkan keadaam at-
om yang tereksitasi. Perbedaan energi antara atom yang berada dalam keadaan dasar dengan yang berada
dalam keadaan tereksitasi sama dengan energi foton yang diserap dan berbanding terbalik dengan gelom-
bang cahaya. Karena hanya gelombang-gelombang cahaya (λ) tertentu saja yang dapat diserap (gelombang
yang memiliki energi sama dengan energi eksitasi), senyawa-senyawa tersebut akan memperlihatkan
warna komplementer (gelombang cahaya yang tidak terserap)
Warna kompleks logam transisi
Sifat magnetic dari ion kompleks
Ion kompleks memiliki sifat magnetik. Sifat magnetik ini disebab-
kan adanya subkulit d yang tidak terisi penuh pada ion
pusatnya. Ion kompleks yang memiliki elektron yang tidak ber-
pasangan pada diagram pemisahannya bersifat paramagnetik dan
dapat ditarik oleh medan magnet. Sedangkan ion kompleks yang
memiliki elektron berpasangan pada diagram pemisahannya bersi-
fat diamagnetik dan dapat ditolak oleh medan magnet.
SENYAWA KOMPLEKS
PAGE 10 OF 10
Senyawa kompleks terdiri dari ion kompleks dan counter ion pembuat netral. Ion kompleks mempunyai
atom pusat yang mengikat ligan berupa molekul netral atau anion dimana memiliki satu atau lebih atom
penyumbang untuk berpasangan. Bentuk senyawa kompleks yang paling sering dijumpai adalah octahe-
dral. Rumus kimia dan penamaan dari senyawa kompleks mengikuti aturan yang ditetapkan. Alfred Wer-
ner adalah orang yang pertama kali menemukan struktur dari senyawa kompleks. Senyawa kompleks
dapat memperlihatkan fenomena isomerisasi, bisa berupa stereoisomer ataupun constitutional isomers.
Teori medan Kristal menjelaskan warna dan sifat kemagnetan dari kompleks. Karena dipengaruhi oleh
ligan-ligan disekitarnya, energy pada orbital d terpisah. Besarnya energy pemisahan tergantung dari ion
logam dan kekuatan dari ligannya. Semakin kuat ligannya maka semakin besar energy pemisahannya dan
sebaliknya
KESIMPULAN
AHMAD ANDIKA HIMAWAN
Teknik Kimia UNDIP 2012
Email: rici.blackmoore@gmail.com

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPT
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPTTeori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPT
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPTUniversity Of Jakarta
 
Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)Windha Herjinda
 
Kimia Organik (Asam karboksilat dan ester)
Kimia Organik (Asam karboksilat dan ester)Kimia Organik (Asam karboksilat dan ester)
Kimia Organik (Asam karboksilat dan ester)nailaamaliaa
 
TOM (Teori Orbital Molekul)
TOM (Teori Orbital Molekul)TOM (Teori Orbital Molekul)
TOM (Teori Orbital Molekul)Farikha Uly
 
Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter) Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter) nailaamaliaa
 
Makalah alkali tanah
Makalah alkali tanahMakalah alkali tanah
Makalah alkali tanahUNIMUS
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonqlp
 
Ppt analisis senyawa (alkana, sikloalkana, alkena, alkuna, alkohol, dan eter)
Ppt analisis senyawa (alkana, sikloalkana, alkena, alkuna, alkohol, dan eter)Ppt analisis senyawa (alkana, sikloalkana, alkena, alkuna, alkohol, dan eter)
Ppt analisis senyawa (alkana, sikloalkana, alkena, alkuna, alkohol, dan eter)Avivah Nasution
 
Power Point Materi Hidrolisis Garam
Power Point Materi Hidrolisis GaramPower Point Materi Hidrolisis Garam
Power Point Materi Hidrolisis Garamditanovia
 
Argentometri adalah
Argentometri adalahArgentometri adalah
Argentometri adalahaji indras
 

Was ist angesagt? (20)

Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPT
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPTTeori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPT
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPT
 
Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)
 
Kimia Organik (Asam karboksilat dan ester)
Kimia Organik (Asam karboksilat dan ester)Kimia Organik (Asam karboksilat dan ester)
Kimia Organik (Asam karboksilat dan ester)
 
TOM (Teori Orbital Molekul)
TOM (Teori Orbital Molekul)TOM (Teori Orbital Molekul)
TOM (Teori Orbital Molekul)
 
Simetry
SimetrySimetry
Simetry
 
Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter) Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter)
 
Makalah alkali tanah
Makalah alkali tanahMakalah alkali tanah
Makalah alkali tanah
 
Halogen
HalogenHalogen
Halogen
 
Hidrokarbon
HidrokarbonHidrokarbon
Hidrokarbon
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
 
Kimia kelas 12 (lemak)
Kimia kelas 12 (lemak)Kimia kelas 12 (lemak)
Kimia kelas 12 (lemak)
 
Kestabilan ion kompleks
Kestabilan ion kompleksKestabilan ion kompleks
Kestabilan ion kompleks
 
Kelas 10 007 ikatan kimia
Kelas 10 007 ikatan kimiaKelas 10 007 ikatan kimia
Kelas 10 007 ikatan kimia
 
Iodometri
IodometriIodometri
Iodometri
 
Logam alkali tanah
Logam alkali tanahLogam alkali tanah
Logam alkali tanah
 
Aldehid dan keton
Aldehid dan ketonAldehid dan keton
Aldehid dan keton
 
Sintesis gas hidrogen
Sintesis gas hidrogenSintesis gas hidrogen
Sintesis gas hidrogen
 
Ppt analisis senyawa (alkana, sikloalkana, alkena, alkuna, alkohol, dan eter)
Ppt analisis senyawa (alkana, sikloalkana, alkena, alkuna, alkohol, dan eter)Ppt analisis senyawa (alkana, sikloalkana, alkena, alkuna, alkohol, dan eter)
Ppt analisis senyawa (alkana, sikloalkana, alkena, alkuna, alkohol, dan eter)
 
Power Point Materi Hidrolisis Garam
Power Point Materi Hidrolisis GaramPower Point Materi Hidrolisis Garam
Power Point Materi Hidrolisis Garam
 
Argentometri adalah
Argentometri adalahArgentometri adalah
Argentometri adalah
 

Ähnlich wie Ppt kimin baru

Kimia industri_ARD (1) per 2 (Kestabilan Elektron).pptx
Kimia industri_ARD (1) per 2 (Kestabilan Elektron).pptxKimia industri_ARD (1) per 2 (Kestabilan Elektron).pptx
Kimia industri_ARD (1) per 2 (Kestabilan Elektron).pptxArdiansahArdiansah6
 
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field TheoryTeori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field TheoryUniversity Of Jakarta
 
Ikatan Kimia Senyawa Organik.pptx
Ikatan Kimia Senyawa Organik.pptxIkatan Kimia Senyawa Organik.pptx
Ikatan Kimia Senyawa Organik.pptxsallmaa1
 
Ikatan pada Molekul dan Ion Kompleks
Ikatan pada Molekul dan Ion KompleksIkatan pada Molekul dan Ion Kompleks
Ikatan pada Molekul dan Ion KompleksRima-Rochan FbiOne's
 
Ikatan Pada Ion dan Molekul Kompleks
Ikatan Pada Ion dan Molekul KompleksIkatan Pada Ion dan Molekul Kompleks
Ikatan Pada Ion dan Molekul KompleksRima_Melani
 
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.pptDewiMarhelly3
 
IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
IKATAN KIMIA Tahun 2021.pptIKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
IKATAN KIMIA Tahun 2021.pptDiyas16
 
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.pptSurtini5
 
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.pptangga678964
 

Ähnlich wie Ppt kimin baru (20)

Kimia koordinasi
Kimia koordinasiKimia koordinasi
Kimia koordinasi
 
PPT SENYAWA KOMPLEK.pptx
PPT SENYAWA KOMPLEK.pptxPPT SENYAWA KOMPLEK.pptx
PPT SENYAWA KOMPLEK.pptx
 
PPT SENYAWA KOMPLEK.ppt
PPT SENYAWA KOMPLEK.pptPPT SENYAWA KOMPLEK.ppt
PPT SENYAWA KOMPLEK.ppt
 
Kuliah 6. Ikatan Kimia.pptx
Kuliah 6. Ikatan Kimia.pptxKuliah 6. Ikatan Kimia.pptx
Kuliah 6. Ikatan Kimia.pptx
 
2 ikatan-kimia1
2 ikatan-kimia12 ikatan-kimia1
2 ikatan-kimia1
 
Ikatan kimia
Ikatan kimiaIkatan kimia
Ikatan kimia
 
Kimia industri_ARD (1) per 2 (Kestabilan Elektron).pptx
Kimia industri_ARD (1) per 2 (Kestabilan Elektron).pptxKimia industri_ARD (1) per 2 (Kestabilan Elektron).pptx
Kimia industri_ARD (1) per 2 (Kestabilan Elektron).pptx
 
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field TheoryTeori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory
 
lkpd ion.docx
lkpd ion.docxlkpd ion.docx
lkpd ion.docx
 
Ikatan Kimia Senyawa Organik.pptx
Ikatan Kimia Senyawa Organik.pptxIkatan Kimia Senyawa Organik.pptx
Ikatan Kimia Senyawa Organik.pptx
 
ikatan kimia.pptx
ikatan kimia.pptxikatan kimia.pptx
ikatan kimia.pptx
 
Materi Ikatan kimia
Materi Ikatan kimiaMateri Ikatan kimia
Materi Ikatan kimia
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 
Ppt ikatan kimia
Ppt ikatan kimiaPpt ikatan kimia
Ppt ikatan kimia
 
Ikatan pada Molekul dan Ion Kompleks
Ikatan pada Molekul dan Ion KompleksIkatan pada Molekul dan Ion Kompleks
Ikatan pada Molekul dan Ion Kompleks
 
Ikatan Pada Ion dan Molekul Kompleks
Ikatan Pada Ion dan Molekul KompleksIkatan Pada Ion dan Molekul Kompleks
Ikatan Pada Ion dan Molekul Kompleks
 
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
 
IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
IKATAN KIMIA Tahun 2021.pptIKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
 
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
 
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
 

Kürzlich hochgeladen

e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfIAARD/Bogor, Indonesia
 
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbaiqtryz
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...rofinaputri
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...TitinSolikhah2
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024SDNTANAHTINGGI09
 
tranformasi energi atau perubahan energi
tranformasi energi atau perubahan energitranformasi energi atau perubahan energi
tranformasi energi atau perubahan energiZulfiWahyudiAsyhaer1
 
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxMuhammadSatarKusumaS
 
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis dataUji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis databaiqtryz
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiMemenAzmi1
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptAnggitBetaniaNugraha
 
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )RifkiAbrar2
 

Kürzlich hochgeladen (11)

e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
 
tranformasi energi atau perubahan energi
tranformasi energi atau perubahan energitranformasi energi atau perubahan energi
tranformasi energi atau perubahan energi
 
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
 
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis dataUji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
 

Ppt kimin baru

  • 1. Senyawa kompleks adalah senyawa yang mengandung paling tidak satu ion kompleks. Ion kompleks terdiri dari satu atom pusat(central metal cation) berupa logam transisi ataupun logam pada golongan utama, yang mengikat anion atau molekul netral yang disebut ligan (ligands). Agar senyawa kom- pleks dapat bermuatan netral, maka ion kompleks dari senyawa tersebut, akan bergabung dengan ion lain yang disebut counter ion. Jika ion kompleks bermu- atan positif, maka counter ion pasti akan bermuatan negative dan sebaliknya. Gambar 23.9 susunan dari senyawa kompleks Definisi RINGKASAN MATERI 14 OKTOBER 2012KIMIA ANORGANIK SENYAWA KOMPLEKS Senyawa kompleks itu:  Ada ion logam sebagai atom pusat  Ada ligan yang berupa anion atau molekul netral  Memiliki coun- ter ion supaya senyawa dapat dinetralkan PAGE 1 OF 10 Ion kompleks dideskripsikan sebagai ion logam dan beberapa jenis ligan yang terikat olehnya. Struktur dari ion kompleks tergantung dari 3 karakteristik, yaitu bilangan koordinasi, geometri dan banyaknya atom penyumbang setiap ligan: Bilangan koordinasi, geometri, dan ligan Ion Kompleks
  • 2. Bilangan koordinasi Bilangan koordinasi adalah jumlah dari ligan-ligan yang terikat langsung oleh atom pusat. Bilangan koordinasi dari Co3+ dalam senyawa [Co(NH3)6]3+ adalah 6, karena enam atom ligan (N dari NH3) terikat oleh atom pusat yaitu Co3+ . Umumnya, bilangan koordinasi yang paling sering muncul adalah 6, tetapi terkadang bilangan koordinasi 2 dan 4 juga dapat muncul dan tidak me- nutup kemungkinan bilangan yang lebih besar pun bisa muncul. SENYAWA KOMPLEKS Geometri Bentuk (geometri) dari ion kompleks tergantung pada bilangan koordinasi dan ion logam itu sendiri. Tabel 23.6 memperlihatkan bahwa geometri ion kompleks tergantung pada bilangan koordinasinya 2, 4, dan 6, dengan be- berapa contohnya. Sebuah ion kom- pleks yang mana ion logamnya mem- iliki bilangan koordinasi 2, seperti [Ag (NH3)2]+ , memiliki bentuk yang linier. Atom penyumbang(donor atom) Ligan-ligan dari ion kompleks merupakan anion ataupun molekul netral yang menyumbang satu atau lebih atomnya untuk berikatan dengan ion logam sebagai atom pusat dengan ikatan kovalen. Tabel 23.6 Bilangan Koordinasi dan Bentuk dari beberapa ion kompleks PAGE 2 OF 10 Ligan dikelompokkan berdasarkan jumlah dari atom penyumbangnya (donor atoms). Monodentat, bi- dentat dan polidentat. Ligan monodentat seperti Cl- dan NH3 dapat menyumbang satu atomnya untuk beri- katan. Ligan bidentat dapat menyumbang dua atomnya dan ligan polidentat dapat menyumbang lebih dari dua atomnya. Tabel 23.7 Beberapa ligan dalam senyawa kompleks
  • 3. SENYAWA KOMPLEKS Menentukan Rumus dan Nama dari Senyawa Kompleks Hal yang penting diingat dalam menuliskan rumus dari senyawa kompleks adalah: Kation ditulis terlebih dahulu baru anion Contohnya, dalam penamaan [Co(NH3)4Cl2]Cl, kita menamakan kation [Co(NH3)4Cl2]+ dahulu sebelum anion Cl- , sehingga namanya tetraamindiklorokobalt(III) klorida Dalam ion kompleks, ligan harus diberi nama terlebih dahulu menurut urutan abjad, sebelum ion logamnya. Contohnya dalam ion [Co(NH3)4Cl2]+ , 4 ligan NH3 dan 2 ligan Cl- diberi nama dahulu sebelum ion logamnya, seperti penamaan pada contoh pertama Penamaan dari ligan. Jika ligan tersebut merupa- kan anion, maka pada akhir kata diberi imbuhan “o”. contohnya jika ligannya F- maka diberi nama fluoro. Jika ligan berupa molekul netral, maka ada penamaan khusus yang harus diingat. Jumlah dari ligan dapat ditulis dengan imbuhan di-, tri-,tetra-,penta- dll Biloks dari atom pusat ditunjukkan dengan bilangan romawi, jika atom pusat tersebut memiliki bi loks lebih dari satu. Seperti pada contoh pertama Jika ion kompleks berupa anion, maka ion logam sebagai atom pusat, diberi imbuhan “at” pada akhir kata. Sedangkan jika ion kompleks berupa kation, maka ion logam ditulis dalam bahasa Indonesia 1 2 3 4 5 6 PAGE 3 OF 10 CONTOH Tentukan nama dari senyawa Na3[AlF6] ! Dalam senyawa tersebut mengandung Na+ sebagai counter ion, dan [AlF6]3- sebagai anion kompleks. Anion kompleks tsb memiliki enam(hexa-) ion F- (fluoro) sebagai ligan, jadi kita menamakannya heksafluoro. Ion kompleks berupa anion, jadi ion logam harus diberi im- buhan “at” menjadi aluminat, sehingga menjadi heksafluoroaluminat. Aluminium hanya memiliki 1 biloks sehingga tidak memerlukan romawi. Counter ion positif diberi nama dahu- lu baru ion kompleksnya, sehingga nama senyawa dari Na3[AlF6] adalah natrium heksafluoroaluminat.
  • 4. SENYAWA KOMPLEKS Sejarah: Alfred Werner dan Teori Koordinasi PAGE 4 OF 10 Zat yang sekarang kita sebut senyawa koordinasi telah dikenal selama hampir 200 tahun ketika kimiawan muda Swiss Alfred Werner mulai mempelajarinya pada tahun 1980-an. Dia menyelidiki serangkaian sen- yawa seperti kobalt, ditunjukkan pada Tabel 23.10. di dalam tabel semua mengandung satu ion kobalt(III), tiga ion kloridadan sejumlah molekul ammonia. Pada saat itu tidak ada teori yang dapat menjelaskan bagaimana senyawa dengan rumus kimia yang mirip bahkan sama persis, dapat memiliki sifat yang ber- beda-beda. Setelah dilakukan eksperimen oleh werner ternyata mucul gagasan baru dari werner. Werner mengusulkan suatu ide kompleks koordinasi. Kompleks koordinasi memiliki atom pusat dikelilingi oleh molekul atau anion yang berikatan secara kovalen dengan jumlah yang tetap. Kompleks koordinasi bisa dalam keadaan netral atau bermuatan. Untuk membentuk netral maka kompleks harus bergabung dengan counter ion. Da- lam gagasannya werner juga mengusulkan dua jenis valensi, valensi primer dan valensi sekunder. Valensi primer dikenal dengan biloks atom pusat sedangkan valensi sekunder dikenal dengan bilangan koordinasi. Padahal werner adalah seorang ahli kimia organik, namun dia sangat berjasa dibidang anorganik terutama senyawa kompleks. Maka, atas jasanya itulah werner mendapat penghargaan nobel pada tahun 1913
  • 5. SENYAWA KOMPLEKS Isomerisasi dalam Senyawa Kompleks PAGE 5 OF 10 Isomer struktur Dua senyawa yang memiliki rumus kimia yang sama, tetapi dihubungkan dengan atom yang berbeda disebut isomer struktur. Senyawa kompleks memiliki dua jenis isomer struktur yakni isomer koordinasi (posisi) dan isomer rantai Isomer koordinasi, terjadi pada saat susunan dari ion kompleks berubah tetapi senya- wanya tetap. Isomer ini terjadi ketika ligan dan counter ion saling bertukar posisi, sep- erti pada [Pt(NH3)4Cl2](NO2)2 dan [Pt(NH3)4(NO2)2]Cl2 Isomer rantai, terjadi ketika susunan dari ion kompleks tetap sama namun terikat pada ligan dengan atom penyumbang (donor atom) yang berbeda. Beberapa ligan dapat beri- katan dengan ion logam dengan 2 atom penyumbang (donor atom). Contohnya ion ni- trit dapat berikatan dengan pasangan atom N tunggal ( nitro, O2N: ) atau dengan atom O ( nitrito, ONO: ) sehingga membentuk isomer rantai. [Co(NH3)5(NO2)]Cl2 dan [Co (NH3)5(ONO)]Cl2 Isomer ruang (stereoisomers) Isomer ruang (stereoisomers) adalah senyawa yang memiliki ikatan antar atom yang sama tetapi letaknya berbeda dalam dimensi ruang. Isomer ruang terbagi dari 2 jenis yaitu isomer geometri dan isomer optic
  • 6. SENYAWA KOMPLEKS PAGE 6 OF 10 Isomer geometri (cis-trans isomers), terjadi jika atom atau sekelompok atom disusun berbeda dalam ruang relatif terhadap ion logamnya. Contohnya [Pt (NH3)2Cl2] dapat mempunya 2 isomer geometri, isomer yang pertama, ligan yang sama saling berhadapan dalam satu sisi dinamakan cis-diaminadikloroplatina (II), sedangkan isomer kedua, ligan yang sama saling bersebrangan dinamakan trans- diaminadikloroplati- na(II) Isomer optic, terjadi ketika sebuah molekul dan bayangannya tidak dapat saling tumpang tindih. Ion kompleks yang berbentuk octahedral memiliki banyak isomer optic, ini bisa ditunjukkan dengan merotasikan satu isomernya dan melihat apakah dapat saling tumpang tindih dengan isomer yang lainnya (bayangannya). 1 2
  • 7. SENYAWA KOMPLEKS PAGE 7 OF 10 Penerapan Teori Ikatan Valensi Pada Ion Kompleks Dasar Teori untuk Pembentukan Ikatan dan Sifat dari Kompleks Teori ikatan valensi, sangat membantu dalam menjelaskan pembentukan ikatan dan struktur dalam golon- gan utama. Ikatan valensi ini juga berguna untuk menjelaskan pembentukan ikatan pada ion kompleks. Pa- da pembentukan ion kompleks, orbital dari ligan yang telah terisi, elektronnya berhibridisasi (overlap) ke orbital ion logam yang masih kosong. Ligan menyumbang pasangan electron bebasnya(basa lewis) untuk diterima oleh ion logam(asam lewis) untuk membentuk satu ikatan kovalen dari ion kompleks. Pada umumnya, untuk senyawa kompleks, jenis hibridisasi pada ion logam(atom pusat) akan menentukan ben- tuk(geometri) dari ion kompleks tersebut. OKTAHEDRAL Ion heksaaminkrom(III), [Cr(NH3)6]3+ , menggam- barkan penerapan dari teori ikatan valensi untuk kompleks berbentuk octahedral. Enam orbital Cr3+ yang belum terisi (2 orbital 3d, 1 orbital 4s, 3 orbital 4p) akan bergabung membentuk orbital d2 sp3 dengan tingat energy yang sama, kemudian 6 molekul NH3 memberikan masing-masing satu elektronnya untuk mengisi orbital yang masih kosong. Electron dari orbital 3d yang tidak ber- pasangan akan membuat ion kompleks menjadi paramagnetic SEGI EMPAT DATAR Ion logam dengan orbital d8 biasanya akan membentuk ion kompleks berbentuk segi empat datar. Contohnya dalam ion [Ni(CN)4]2- . 1 orbital 3d, 1 orbital 4s, dan 2 orbital 4p dalam Ni2+ akan bergabung membentuk em- pat orbital dsp2 . Di dalam orbital d8 dari Ni2+ , terdapat dua orbital yang setengah penuh, untuk membentuk hibridisasi dsp2 , maka electron dari salah satu orbital akan mengisi orbital lainnya dan membiarkan satu or- bital kosong. Orbital kosong ini akan bergabung dengan orbital 4s dan 4p membentuk dsp2 . Sifat dari ion kompleks ini adalah diamagnetic karena semua TETRAHEDRAL Ion logam yang mempunyai subkulit d yang terisi penuh, seperti Zn2+ , biasanya akan membentuk kompleks tetrahedral. Contohnya ion [Zn(OH)4]2- . 1 orbital 4s dan 3 orbital 4p dalam Zn2+ berhibridisasi membentuk empat orbital sp3 .
  • 8. SENYAWA KOMPLEKS PAGE 8 OF 10 Teori Medan Kristal Teori medan kristal (Bahasa Inggris: Crystal Field Theory), disingkat CFT, adalah sebuah model yang menjelaskan struktur elektronik dari senyawa logam transisi yang semuanya dikategorikan sebagai kom- pleks koordinasi. CFT berhasil menjelaskan beberapa sifat-sifat magnetik, warna, entalpi hidrasi, dan struktur spinel senyawa kompleks dari logam transisi, namun ia tidak ditujukan untuk menjelaskan ikatan kimia Pemisahan Orbital d (splitting) Diagram energy dari orbital menunjukkan bahwa semua orbital d memiliki energy yang lebih tinggi dalam bentuk kompleks dibandingkan dalam bentuk keadaan bebas. Ini disebabkan gaya tolak menolak dari ligan yang saling berdekatan. Teta- pi, akan terjadi pemisahan energy orbital, antara 2 orbital d yang memiliki energy yang lebih tinggi dengan dengan 3 orbital lainnya. Orbital yang lebih tinggi di- namakan orbital eg, dan orbital yang lebih rendah dinamakan orbital t2g Pemisahan energy dalam orbital ini disebut efek medan Kristal, dan perbedaan energy antara eg dan t2g disebut energy pemisahan. Energy pemisahan ini di- pengaruhi oleh ligan. Semakin kuat ligan, maka energy pemisahan semakin besar dan sebaliknya. Besarnya energy pemisahan ini yang nantinya akan mempengaruhi warna dan sifat magnetic dari kompleks
  • 9. SENYAWA KOMPLEKS PAGE 9 OF 10 Warna-warna cerah yang terlihat pada ke- banyakan senyawa koordinasi dapat dijelaskan dengan teori medan kristal ini. Jika orbital-d dari sebuah kompleks berpisah menjadi dua ke- lompok seperti yang dijelaskan di atas, maka ketika molekul tersebut menyerap foton dari ca- haya tampak, satu atau lebih elektron yang be- rada dalam orbital tersebut akan meloncat dari orbital-d yang berenergi lebih rendah ke orbital-d yang berenergi lebih tinggi, menghasilkan keadaam at- om yang tereksitasi. Perbedaan energi antara atom yang berada dalam keadaan dasar dengan yang berada dalam keadaan tereksitasi sama dengan energi foton yang diserap dan berbanding terbalik dengan gelom- bang cahaya. Karena hanya gelombang-gelombang cahaya (λ) tertentu saja yang dapat diserap (gelombang yang memiliki energi sama dengan energi eksitasi), senyawa-senyawa tersebut akan memperlihatkan warna komplementer (gelombang cahaya yang tidak terserap) Warna kompleks logam transisi Sifat magnetic dari ion kompleks Ion kompleks memiliki sifat magnetik. Sifat magnetik ini disebab- kan adanya subkulit d yang tidak terisi penuh pada ion pusatnya. Ion kompleks yang memiliki elektron yang tidak ber- pasangan pada diagram pemisahannya bersifat paramagnetik dan dapat ditarik oleh medan magnet. Sedangkan ion kompleks yang memiliki elektron berpasangan pada diagram pemisahannya bersi- fat diamagnetik dan dapat ditolak oleh medan magnet.
  • 10. SENYAWA KOMPLEKS PAGE 10 OF 10 Senyawa kompleks terdiri dari ion kompleks dan counter ion pembuat netral. Ion kompleks mempunyai atom pusat yang mengikat ligan berupa molekul netral atau anion dimana memiliki satu atau lebih atom penyumbang untuk berpasangan. Bentuk senyawa kompleks yang paling sering dijumpai adalah octahe- dral. Rumus kimia dan penamaan dari senyawa kompleks mengikuti aturan yang ditetapkan. Alfred Wer- ner adalah orang yang pertama kali menemukan struktur dari senyawa kompleks. Senyawa kompleks dapat memperlihatkan fenomena isomerisasi, bisa berupa stereoisomer ataupun constitutional isomers. Teori medan Kristal menjelaskan warna dan sifat kemagnetan dari kompleks. Karena dipengaruhi oleh ligan-ligan disekitarnya, energy pada orbital d terpisah. Besarnya energy pemisahan tergantung dari ion logam dan kekuatan dari ligannya. Semakin kuat ligannya maka semakin besar energy pemisahannya dan sebaliknya KESIMPULAN AHMAD ANDIKA HIMAWAN Teknik Kimia UNDIP 2012 Email: rici.blackmoore@gmail.com