SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 9
PRAKTIKUM ELEKTROMAGNETIK
PERCOBAAN KE V
PENGUKURAN GAYA DALAM MEDAN MAGNET
PEPE
Dosen : Mochammad Machmud Rifadil,ST.MT.
Asisten Dosen : Hariyono Amd
Nama : Mohammad Agung Dirmawan
Kelas : 1 D4 Elektro Industri A
NRP : 1310161024
Departemen Teknik Elektro
Program Studi Teknik Elektro Industri
2016
PERCOBAAN KE V
PENGUKURAN GAYA DALAM MEDAN MAGNET
I. TUJUAN
Untuk mengukur gaya yang diberikan oleh medan magnet pada kawat berarus serta
mengukur intensitas medan listrik dalam koil.
II. TEORI
Suatu arus listrik konstan yang mempunyai rangkaian dalam bentuk loop tertutup
disisipkan kedalam koil/selenoid tanpa inti. Bila arus listrik mengalir pada masing-masing
sisi loop tersebut, maka pelat pengimbang akan menerima gaya dari medan magnet koil.
Gaya kecil ini diimbangi dan diukur dengan bobot penyangga (berupa benang), serta
intensitas medan magnet koil dan hubungannya dengan arus listrik akan dihitung.
Sebagaimana dalam gambar 7, pelat pengimbang / kawat berarus mempunyai rangkaian
dalam bentuk-U yang disisipkan ke dalam koil. Bila arus listrik mengalir pada tiap rangkaian,
arus yang mengalir dalam kawat AB dari pelat pengimbang diber gaya yang disebabkan
medan magnet koil, dan akan berubah keseimbangannya. Besarnya gaya yang diberikan oleh
medan magnet dapat dicapai dengan mengembalikan keseimbangan dengan cara menyangga
benang pada CD, pada sisi yang berlawanan.
Arus yang mengalir dalam plat pengimbang AB dinyatakan dalam i(A) dengan panjang
l(m) dan gaya yang diberikan medan magnet F(N), medan magnet pada koil selenoid
B(N/A*M) dapat dicari sebagai berikut :
F = B . i . l (5.1)
B = kerapatan fluks magnet (Wb/m atay N/A)
F = gaya medan magnet (N)
i = arus listrik pada plat (A)
l = panjang kawat atau panjang plat (m)
suatu selenoid dengan jari-jari R dan panjang l, bila koil pada selenoid berjumlah N
lilitan dan diberi arus i, makan didalam rongga selenoid terdapat medan magnet sebesar :
B =
𝒖 𝒊 𝑵
√ 𝟒𝑹 𝟐+ 𝑳 𝟐
(5.2)
B = kerapatan fluks magnet (Wb/m atay N/A)
u = permeabilitas bahan dalam selenoida (H/m)
i = arus listrik pada plat (A)
N = jumlah lilitan selenoida
L = panjang kawat atau panjang plat (m)
R = jari-jari selenoida (m)
Bila dalam selenoid berupa udata, maka permeabilitas bahannya adalah permeabilitas
udara yaitu u0 = 4π x 10-7 H/m.
Gaya F yang diberikan medan magnet pada arus listrik pengimbang (kawat berarus)
adalah sama dengan gaya beray W (newton) pada keadaan seimbang dengan mengabaikan
perbedaan lengan momen gaya, yaitu sebagai berikut :
F = W = m.g (N) (5.3)
W = gaya berat (N)
m = massa benang (kg)
g = percepatan grafitasi = 9.8 m/s2
Walaupun definisi ini belum lengkap, karena besarnya gaya bergantung pada arah arus
listrik relative terhadap medan magnet. Arah medan magnet ditentukan sedemikian rupa
sehingga tidak ada gaya medan magnet ketika arah arus sejajar atau berlawanan terhadap
medan magnet. Dan gaya magnet menjadi maksimum ketika arah arus listrik tegak lurus
terhadap medan magnet. Persamaan yang diberikan diatas diasumsikan gayanya maksimum
artinya medan magnet tegak lurus terhadap arah arus listrik, dan gaya magnet tegak lurus
pada keduanya, baik arah arus maupun medan.
III. PERALATAN YANG DIPAKAI
1. Selenoida tanpa inti 1
- Kawat tembaga = diameter 1,2 mm (500 lilitan)
- Diameter koil rata-rata : 50 mm
- Panjang : 150 mm
2. Regulated DC Power Supply
3. Plat
4. Benang pemberat
5. DC ammeter
6. Neraca ohaust
7. Penggaris
8. Gunting
9. Kabel penghubung
IV. GAMBAR RANGKAIAN PERCOBAAN
V. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN
1. Rangkailah seperti pada gambar diatas. Selenoida (koil) iikatkan klip untuk
meletakka titik tumpu plat kesetimbangan. Kemudian setengah dari plat
setimbang (yang mempunyai strip tumpuan) disisipkan ke dalam koil sebagai
penempatan sumbu dari pengimbang pada klip bentuk L.
2. Atur plat setimbang yang dimasukkan ke dalam selenoida pada posisi setimbang
(horizontal), kemudian ukur tinggi plat setimbang dari alas percobaan (tinggi ini
sebagai acuan plat pada posisi setimbang).
3. Kemudian nyalakan sumber tegangan DC dan atur arus yang lewat pada koil
selenoida pada skala 2,5 A maka plat setimbang akan tidak etimbang lagi (ada
gaya kebawah dalam selenoida dan juga pada plat setimbang yang tidak masuk
selenoida akan tertarik gaya ke atas).
4. Atur arus pada plat sebesar 1 A
5. Lalu beri beban berupa benang (1 -2 cm) pada ujung plat setimbang yang ada di
luar selenoida hingga pada posisi semula (posisi dimana dalam keadaan
setimbang atau posisi pada ketinggian yang sama sebelum diberi sumber arus), tai
harus diperhatikan bahwa posisi arus pada kedua amperemeter harus tetap sama
selama mengambil data. Dan catat besarnya arus pada koil (I koil), arus pada plat
setimbang (I plat) dan panajang benang yang nanti diubah menjadi berat L.
6. Ulangi langkah 4 – 5 dengan mengubah arus pada koil yang besarnya 1,3 A dan
1,75 A.
VI. DATA HASIL PERCOBAAN
Massa 10 cm benang = 0,035 gram
Massa 1 cm benang = 0,0035 gram
I koil I plat
I benang F (gaya) N
Panjang
(cm)
Massa (kg) Teori (N)
Praktek
(N)
2,5 A
1 A 7 0,0245×10-3
4,8416
× 10−3
2,401
× 10−4
1,3 A 7,5 0,02625×10-3
2,51811688
× 10−3
2,5725
× 10−4
1,75 A 10 0,035×10-3
3,389772
× 10−3
3,43
× 10−4
2 A
1 A 6,5 0,02275×10-3
1,54961039
× 10−3
2,2295
× 10−4
1,3 A 6,5 0,02275×10-3
2,01449346
× 10−3
2,2295
× 10−4
1,75 A 7,5 0,02625×10-3
2,711818
× 10−3
2,5725
× 10−4
1,8 A
1 A 6 0,021×10-3
1,39464935
× 10−3
2,058
× 10−4
1,3 A 6,5 0,02275×10-3
1,813043
× 10−3
2,2295
× 10−4
1,75 A 8 0,02275×10-3
2,440636
× 10−3
2,744
× 10−4
PERHITUNGAN MENCARI F (GAYA)
A. FTEORI
𝐵 =
𝜇 × 𝐼 × 𝑁
√4𝑅2 + 𝐿2
B= Kecepatan fluks magnet dalam selenoid (N/Am)
μ= permeabilitas bahan dalam selenoid (H/m)
i= arus listrik pada selenoid (A)
N=jumlah lilitan
L=panjang selenoid (m)
R=jari-jari selenoid (m)
Diketahui : μ= 4π.10-7 H/m
N=500
R=0,0175 m
L=0,15 m
Jadi 𝐹 = 𝐵 × 𝑖 × 𝐿
F= Gaya magnet (N)
i= Arus listrik pada plat (A)
L=panjang kawat atau panjang plat (m) = 0,19 m
I. IKOIL= 2,5 A
𝐵 =
4𝜋. 10−7
× 2,5 × 500
√4((0,0175)2 + (0,15)2)
= 0,0101948051 𝑊𝑏
𝑚⁄
 Ip= 1 A𝐹 = 𝐵 × 𝑖 × 𝐿 = 0,0101948051 × 1 × 0,19 = 4,8416 × 10−3
𝑁
 Ip= 1,3 A𝐹 = 𝐵 × 𝑖 × 𝐿 = 0,0101948051 × 1,3 × 0,19 = 2,51811688 × 10−3
𝑁
 Ip= 1,75 A𝐹 = 𝐵 × 𝑖 × 𝐿 = 0,0101948051 × 1,75 × 0,19 = 3,389772 × 10−3
𝑁
II. IKOIL= 2 A
𝐵 =
4𝜋. 10−7
× 2 × 500
√4((0,0175)2 + (0,5)2)
= 0,008155844 𝑊𝑏
𝑚⁄
 Ip= 1 A𝐹 = 𝐵 × 𝑖 × 𝐿 = 0,008155844× 1 × 0,085 = 1,54961039× 10−3
𝑁
 Ip= 1,3 A𝐹 = 𝐵 × 𝑖 × 𝐿 = 0,008155844× 1,3 × 0,085 = 2,01449346 × 10−3
𝑁
 Ip= 1,75 A𝐹 = 𝐵 × 𝑖 × 𝐿 = 0,008155844× 1,75 × 0,085 = 2,711818 × 10−3
𝑁
III. IKOIL= 1,8 A
𝐵 =
4𝜋. 10−7
× 1,8 × 500
√4((0,0175)2 + (0,5)2)
= 0,0073402597 𝑊𝑏
𝑚⁄
 Ip= 1 A𝐹 = 𝐵 × 𝑖 × 𝐿 = 0,0073402597 × 1 × 0,085 = 1,39464935× 10−3
𝑁
 Ip= 1,3 A𝐹 = 𝐵 × 𝑖 × 𝐿 = 0,0073402597 × 1,3 × 0,085 = 1,813043 × 10−3
𝑁
 Ip= 1,75 A𝐹 = 𝐵 × 𝑖 × 𝐿 = 0,0073402597 × 1,75 × 0,085 = 2,440636 ×
10−3
𝑁
B. FPRAKTEK
𝐹 = 𝑚 × 𝑔
Dengan : F = Gaya Magnet (N)
m = massa benang (kg)
g = percepatan gravitasi (10 m/s2)
I. IKOIL= 2,5 A
 Ip= 1 A𝐹 = 𝑚 × 𝑔 = 0,0245.10−3
× 9,8 = 2,401 × 10−4
𝑁
 Ip= 1,3 A 𝐹 = 𝑚 × 𝑔 = 0,02625.10−3
× 9,8 = 2,5725 × 10−4
𝑁
 Ip= 1,75 A 𝐹 = 𝑚 × 𝑔 = 0,035. 10−3
× 9,8 = 0,343 × 10−3
𝑁
II. IKOIL= 2 A
 Ip= 1 A𝐹 = 𝑚 × 𝑔 = 0,02275.10−3
× 9,8 = 0,22295× 10−3
𝑁
 Ip= 1,3 A 𝐹 = 𝑚 × 𝑔 = 0,02275.10−3
× 9,8 = 0,22295 × 10−3
𝑁
 Ip= 1,75 A 𝐹 = 𝑚 × 𝑔 = 0,02625.10−3
× 9,8 = 0,25725 × 10−3
𝑁
III. IKOIL= 1,8 A
 Ip= 1 A𝐹 = 𝑚 × 𝑔 = 0,021.10−3
× 9,8 = 0,2058 × 10−3
𝑁
 Ip= 1,3 A 𝐹 = 𝑚 × 𝑔 = 0,02275.10−3
× 9,8 = 0,22295 × 10−3
𝑁
 Ip= 1,75 A 𝐹 = 𝑚 × 𝑔 = 0,028. 10−3
× 9,8 = 0,2744 × 10−3
𝑁
VII. ANALISIS DATA
Pada percobaan ini, kelompok kami akan melakukan percobaan tentang pengukuran
gaya dalam medan magnet. Peralatan yang digunakan dalam percobaan antara lain solenoid
tanpa inti, regulated DC power supply, plat, benang pemberat, DC ammeter, neraca ohaust,
penggaris, gunting, dan kabel penghubung. Rangkailah rangkaian seperti pada gambar
rangkaian percobaan.
Setelah itu, rangkailah peralatan seperti gambar percobaan. Dan masukkan
plat ke dalam koil untuk setengah bagian, kaitkan kawat penyeimbang, cari posisi
plat yang seimbang. Jika sudah seimbang, ukur tinggi plat seimbang dengan
penggaris. Lalu atur arus yang melewati koil sebesar 2,5; 2; 1,8 A. Plat akan
mendapat gaya ke bawah di dalam koil.
Setelah itu, beri beban berupa benang diujung plat yang terletak diluar koil
hingga plat kembali seimbang. Dari hasil percobaan, diperoleh data berat benang
sebagai berikut :
1. Untuk I koil 2,5 A
a. I plat = 1 A, massa benang 0,0245 x 10-3 kg
b. I plat = 1,3 A, massa benang 0,02625 x 10-3 kg
c. I plat = 1,75 A, massa benang 0,035 x 10-3 kg
2. Untuk I Koil 2 A
a. I plat = 1 A, massa benang 0,02275 x 10-3 kg
b. I plat = 1,3 A, massa benang 0,02275 x 10-3 kg
c. I plat = 1,75 A, massa benang 0,2625 x 10-3 kg
3. Untuk I koil 1,8 A
a. I plat = 1 A, massa benang 0,021 x 10-3 kg
b. I plat = 1,3 A, massa benang 0,0227 x 10-3 kg
c. I plat = 1,75 A, massa benang 0,028 x 10-3 kg
Setelah mendapat data massa benang, maka dapat dihitung gaya yang
diperoleh secara praktek dengan persamaan :
F = m x g
Dimana : m = massa benang (kg)
g = gravitasi bumi (9,8 m/s2)
setelah itu, dihitung juga gaya secara teori dengan menggunakan persamaan :
B =
𝜇 𝑖 𝑁
√(4𝑅2
+𝐿2
)
F = B.i.L
Setelah diperoleh besar gaya secara teori dan praktek, dihitung %Error dari
pengukuran, dengan persamaan :
%Error =
𝐹 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖−𝐹 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
𝐹 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
x 100 %
VIII. KESIMPULAN
Dalam percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa :
1. Semakin besar arus yang mengalir pada plat, maka semakin besar gaya yang
dihasilkan.
2. Semakin besar arus yang mengalir pada koil, maka semakin besar pula gaya yang
dihasilkan.
3. Besarnya gaya magnet pada koil dipengaruhi oleh kerapatan fluks magnet, arus listrik
pada kawat/ plat, dan panjang kawat/plat.
4. Error yang dihasilkan dalam percobaan ini, disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya :
- Kondisi rangkaian
- Gangguan dari luar berupa guncangan, tiupan angin, dll.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrolPenyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
Univ of Jember
 
Laporan 5 gelombang filter c
Laporan 5 gelombang filter cLaporan 5 gelombang filter c
Laporan 5 gelombang filter c
Ridwan Satria
 
RL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASARL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASA
Muhammad Dany
 
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeterHambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Khairul Amri
 
Rangkaian Listrik Resonansi
Rangkaian Listrik ResonansiRangkaian Listrik Resonansi
Rangkaian Listrik Resonansi
Fauzi Nugroho
 
Pengaturan tegangan pada generator
Pengaturan tegangan pada generatorPengaturan tegangan pada generator
Pengaturan tegangan pada generator
Putri Berlian Abadi
 

Was ist angesagt? (20)

Visio gambar rumah 45
Visio gambar rumah 45Visio gambar rumah 45
Visio gambar rumah 45
 
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrolPenyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
 
Rangkaian seri r l c
Rangkaian seri r l cRangkaian seri r l c
Rangkaian seri r l c
 
7. instrumen volt meter dan ammeter
7. instrumen volt meter dan ammeter7. instrumen volt meter dan ammeter
7. instrumen volt meter dan ammeter
 
PRAKTIKUM PENTANAHAN
PRAKTIKUM PENTANAHANPRAKTIKUM PENTANAHAN
PRAKTIKUM PENTANAHAN
 
Teori kegagalan isolasi
Teori kegagalan isolasiTeori kegagalan isolasi
Teori kegagalan isolasi
 
Laporan 5 gelombang filter c
Laporan 5 gelombang filter cLaporan 5 gelombang filter c
Laporan 5 gelombang filter c
 
RL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASARL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASA
 
Disconnecting Switch ( Saklar Pemisah )
Disconnecting Switch ( Saklar Pemisah )Disconnecting Switch ( Saklar Pemisah )
Disconnecting Switch ( Saklar Pemisah )
 
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeterHambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
 
Rangkaian Listrik Resonansi
Rangkaian Listrik ResonansiRangkaian Listrik Resonansi
Rangkaian Listrik Resonansi
 
RESISTANSI SERI, PARALEL, DAN GABUNGAN
RESISTANSI SERI, PARALEL, DAN GABUNGANRESISTANSI SERI, PARALEL, DAN GABUNGAN
RESISTANSI SERI, PARALEL, DAN GABUNGAN
 
7 jenis beban ac
7 jenis beban ac7 jenis beban ac
7 jenis beban ac
 
Pengaturan tegangan pada generator
Pengaturan tegangan pada generatorPengaturan tegangan pada generator
Pengaturan tegangan pada generator
 
4 rangkaian ac paralel
4 rangkaian ac paralel4 rangkaian ac paralel
4 rangkaian ac paralel
 
DIELEKTRIK PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI
DIELEKTRIK PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI DIELEKTRIK PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI
DIELEKTRIK PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI
 
Pengisian pengosongan kapasitor
Pengisian pengosongan kapasitor Pengisian pengosongan kapasitor
Pengisian pengosongan kapasitor
 
KARAKTERISTIK TRANSISTOR
KARAKTERISTIK TRANSISTORKARAKTERISTIK TRANSISTOR
KARAKTERISTIK TRANSISTOR
 
Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan kapasitor sebagai filter
Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan kapasitor sebagai filterRangkaian penyearah gelombang penuh dengan kapasitor sebagai filter
Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan kapasitor sebagai filter
 
Karakteristik transistor
Karakteristik transistorKarakteristik transistor
Karakteristik transistor
 

Ähnlich wie PENGUKURAN GAYA DALAM MEDAN MAGNET

Soal us fisika a + kunci 11 12
Soal us fisika a + kunci 11 12Soal us fisika a + kunci 11 12
Soal us fisika a + kunci 11 12
EKO SUPRIYADI
 
Soal us fisika b + kunci 11 12
Soal us fisika b + kunci  11 12Soal us fisika b + kunci  11 12
Soal us fisika b + kunci 11 12
EKO SUPRIYADI
 
TRYOUT DKI FISIKA D 2014
TRYOUT DKI FISIKA  D 2014TRYOUT DKI FISIKA  D 2014
TRYOUT DKI FISIKA D 2014
Kasmadi Rais
 
Soal Tryout Fisika Paket A
Soal Tryout Fisika Paket ASoal Tryout Fisika Paket A
Soal Tryout Fisika Paket A
Kasmadi Rais
 
2010 2011 prediksiunpaket1hslwrkshopclp (1)
2010 2011 prediksiunpaket1hslwrkshopclp (1)2010 2011 prediksiunpaket1hslwrkshopclp (1)
2010 2011 prediksiunpaket1hslwrkshopclp (1)
Yayu Sri Rahayu
 
TEKNIK DASAR LISTRIK
TEKNIK DASAR LISTRIKTEKNIK DASAR LISTRIK
TEKNIK DASAR LISTRIK
restuputraku5
 
TRYOUT DKI FISIKA C 2014
TRYOUT DKI FISIKA  C 2014TRYOUT DKI FISIKA  C 2014
TRYOUT DKI FISIKA C 2014
Kasmadi Rais
 

Ähnlich wie PENGUKURAN GAYA DALAM MEDAN MAGNET (20)

Ppt kelompok 3
Ppt kelompok 3Ppt kelompok 3
Ppt kelompok 3
 
14708251033_Ary Gunawan_Instrumentasi Listrik, Magnet, dan Elektronik
14708251033_Ary Gunawan_Instrumentasi Listrik, Magnet, dan Elektronik14708251033_Ary Gunawan_Instrumentasi Listrik, Magnet, dan Elektronik
14708251033_Ary Gunawan_Instrumentasi Listrik, Magnet, dan Elektronik
 
BAB VI
BAB VIBAB VI
BAB VI
 
Soal us fisika a + kunci 11 12
Soal us fisika a + kunci 11 12Soal us fisika a + kunci 11 12
Soal us fisika a + kunci 11 12
 
Soal us fisika b + kunci 11 12
Soal us fisika b + kunci  11 12Soal us fisika b + kunci  11 12
Soal us fisika b + kunci 11 12
 
Fisika 1993
Fisika 1993Fisika 1993
Fisika 1993
 
Fsk!!
Fsk!!Fsk!!
Fsk!!
 
Fisika paket 1
Fisika paket 1Fisika paket 1
Fisika paket 1
 
DC#1.pptx
DC#1.pptxDC#1.pptx
DC#1.pptx
 
RANGKAIAN ARUS SEARAH.pptx
RANGKAIAN  ARUS SEARAH.pptxRANGKAIAN  ARUS SEARAH.pptx
RANGKAIAN ARUS SEARAH.pptx
 
TRYOUT DKI FISIKA D 2014
TRYOUT DKI FISIKA  D 2014TRYOUT DKI FISIKA  D 2014
TRYOUT DKI FISIKA D 2014
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_rsp
2 b 59_utut muhammad_laporan_rsp2 b 59_utut muhammad_laporan_rsp
2 b 59_utut muhammad_laporan_rsp
 
9 Medan Magnet
9 Medan Magnet9 Medan Magnet
9 Medan Magnet
 
Soal Tryout Fisika Paket A
Soal Tryout Fisika Paket ASoal Tryout Fisika Paket A
Soal Tryout Fisika Paket A
 
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHMContoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHM
 
Skl 5
Skl 5Skl 5
Skl 5
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
2010 2011 prediksiunpaket1hslwrkshopclp (1)
2010 2011 prediksiunpaket1hslwrkshopclp (1)2010 2011 prediksiunpaket1hslwrkshopclp (1)
2010 2011 prediksiunpaket1hslwrkshopclp (1)
 
TEKNIK DASAR LISTRIK
TEKNIK DASAR LISTRIKTEKNIK DASAR LISTRIK
TEKNIK DASAR LISTRIK
 
TRYOUT DKI FISIKA C 2014
TRYOUT DKI FISIKA  C 2014TRYOUT DKI FISIKA  C 2014
TRYOUT DKI FISIKA C 2014
 

Kürzlich hochgeladen

LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
IftitahKartika
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
EnginerMine
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
arifyudianto3
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
rororasiputra
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
Arisatrianingsih
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
FahrizalTriPrasetyo
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
VinaAmelia23
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
yoodika046
 

Kürzlich hochgeladen (20)

POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATASPOWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
 
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
 
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian KompetePEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
 
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdfB_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
 
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifierKonsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
 
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdfPengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
 

PENGUKURAN GAYA DALAM MEDAN MAGNET

  • 1. PRAKTIKUM ELEKTROMAGNETIK PERCOBAAN KE V PENGUKURAN GAYA DALAM MEDAN MAGNET PEPE Dosen : Mochammad Machmud Rifadil,ST.MT. Asisten Dosen : Hariyono Amd Nama : Mohammad Agung Dirmawan Kelas : 1 D4 Elektro Industri A NRP : 1310161024 Departemen Teknik Elektro Program Studi Teknik Elektro Industri 2016
  • 2. PERCOBAAN KE V PENGUKURAN GAYA DALAM MEDAN MAGNET I. TUJUAN Untuk mengukur gaya yang diberikan oleh medan magnet pada kawat berarus serta mengukur intensitas medan listrik dalam koil. II. TEORI Suatu arus listrik konstan yang mempunyai rangkaian dalam bentuk loop tertutup disisipkan kedalam koil/selenoid tanpa inti. Bila arus listrik mengalir pada masing-masing sisi loop tersebut, maka pelat pengimbang akan menerima gaya dari medan magnet koil. Gaya kecil ini diimbangi dan diukur dengan bobot penyangga (berupa benang), serta intensitas medan magnet koil dan hubungannya dengan arus listrik akan dihitung. Sebagaimana dalam gambar 7, pelat pengimbang / kawat berarus mempunyai rangkaian dalam bentuk-U yang disisipkan ke dalam koil. Bila arus listrik mengalir pada tiap rangkaian, arus yang mengalir dalam kawat AB dari pelat pengimbang diber gaya yang disebabkan medan magnet koil, dan akan berubah keseimbangannya. Besarnya gaya yang diberikan oleh medan magnet dapat dicapai dengan mengembalikan keseimbangan dengan cara menyangga benang pada CD, pada sisi yang berlawanan. Arus yang mengalir dalam plat pengimbang AB dinyatakan dalam i(A) dengan panjang l(m) dan gaya yang diberikan medan magnet F(N), medan magnet pada koil selenoid B(N/A*M) dapat dicari sebagai berikut : F = B . i . l (5.1) B = kerapatan fluks magnet (Wb/m atay N/A) F = gaya medan magnet (N) i = arus listrik pada plat (A)
  • 3. l = panjang kawat atau panjang plat (m) suatu selenoid dengan jari-jari R dan panjang l, bila koil pada selenoid berjumlah N lilitan dan diberi arus i, makan didalam rongga selenoid terdapat medan magnet sebesar : B = 𝒖 𝒊 𝑵 √ 𝟒𝑹 𝟐+ 𝑳 𝟐 (5.2) B = kerapatan fluks magnet (Wb/m atay N/A) u = permeabilitas bahan dalam selenoida (H/m) i = arus listrik pada plat (A) N = jumlah lilitan selenoida L = panjang kawat atau panjang plat (m) R = jari-jari selenoida (m) Bila dalam selenoid berupa udata, maka permeabilitas bahannya adalah permeabilitas udara yaitu u0 = 4π x 10-7 H/m. Gaya F yang diberikan medan magnet pada arus listrik pengimbang (kawat berarus) adalah sama dengan gaya beray W (newton) pada keadaan seimbang dengan mengabaikan perbedaan lengan momen gaya, yaitu sebagai berikut : F = W = m.g (N) (5.3) W = gaya berat (N) m = massa benang (kg) g = percepatan grafitasi = 9.8 m/s2 Walaupun definisi ini belum lengkap, karena besarnya gaya bergantung pada arah arus listrik relative terhadap medan magnet. Arah medan magnet ditentukan sedemikian rupa sehingga tidak ada gaya medan magnet ketika arah arus sejajar atau berlawanan terhadap medan magnet. Dan gaya magnet menjadi maksimum ketika arah arus listrik tegak lurus terhadap medan magnet. Persamaan yang diberikan diatas diasumsikan gayanya maksimum artinya medan magnet tegak lurus terhadap arah arus listrik, dan gaya magnet tegak lurus pada keduanya, baik arah arus maupun medan.
  • 4. III. PERALATAN YANG DIPAKAI 1. Selenoida tanpa inti 1 - Kawat tembaga = diameter 1,2 mm (500 lilitan) - Diameter koil rata-rata : 50 mm - Panjang : 150 mm 2. Regulated DC Power Supply 3. Plat 4. Benang pemberat 5. DC ammeter 6. Neraca ohaust 7. Penggaris 8. Gunting 9. Kabel penghubung IV. GAMBAR RANGKAIAN PERCOBAAN V. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN 1. Rangkailah seperti pada gambar diatas. Selenoida (koil) iikatkan klip untuk meletakka titik tumpu plat kesetimbangan. Kemudian setengah dari plat setimbang (yang mempunyai strip tumpuan) disisipkan ke dalam koil sebagai penempatan sumbu dari pengimbang pada klip bentuk L. 2. Atur plat setimbang yang dimasukkan ke dalam selenoida pada posisi setimbang (horizontal), kemudian ukur tinggi plat setimbang dari alas percobaan (tinggi ini sebagai acuan plat pada posisi setimbang).
  • 5. 3. Kemudian nyalakan sumber tegangan DC dan atur arus yang lewat pada koil selenoida pada skala 2,5 A maka plat setimbang akan tidak etimbang lagi (ada gaya kebawah dalam selenoida dan juga pada plat setimbang yang tidak masuk selenoida akan tertarik gaya ke atas). 4. Atur arus pada plat sebesar 1 A 5. Lalu beri beban berupa benang (1 -2 cm) pada ujung plat setimbang yang ada di luar selenoida hingga pada posisi semula (posisi dimana dalam keadaan setimbang atau posisi pada ketinggian yang sama sebelum diberi sumber arus), tai harus diperhatikan bahwa posisi arus pada kedua amperemeter harus tetap sama selama mengambil data. Dan catat besarnya arus pada koil (I koil), arus pada plat setimbang (I plat) dan panajang benang yang nanti diubah menjadi berat L. 6. Ulangi langkah 4 – 5 dengan mengubah arus pada koil yang besarnya 1,3 A dan 1,75 A. VI. DATA HASIL PERCOBAAN Massa 10 cm benang = 0,035 gram Massa 1 cm benang = 0,0035 gram I koil I plat I benang F (gaya) N Panjang (cm) Massa (kg) Teori (N) Praktek (N) 2,5 A 1 A 7 0,0245×10-3 4,8416 × 10−3 2,401 × 10−4 1,3 A 7,5 0,02625×10-3 2,51811688 × 10−3 2,5725 × 10−4 1,75 A 10 0,035×10-3 3,389772 × 10−3 3,43 × 10−4 2 A 1 A 6,5 0,02275×10-3 1,54961039 × 10−3 2,2295 × 10−4 1,3 A 6,5 0,02275×10-3 2,01449346 × 10−3 2,2295 × 10−4 1,75 A 7,5 0,02625×10-3 2,711818 × 10−3 2,5725 × 10−4
  • 6. 1,8 A 1 A 6 0,021×10-3 1,39464935 × 10−3 2,058 × 10−4 1,3 A 6,5 0,02275×10-3 1,813043 × 10−3 2,2295 × 10−4 1,75 A 8 0,02275×10-3 2,440636 × 10−3 2,744 × 10−4 PERHITUNGAN MENCARI F (GAYA) A. FTEORI 𝐵 = 𝜇 × 𝐼 × 𝑁 √4𝑅2 + 𝐿2 B= Kecepatan fluks magnet dalam selenoid (N/Am) μ= permeabilitas bahan dalam selenoid (H/m) i= arus listrik pada selenoid (A) N=jumlah lilitan L=panjang selenoid (m) R=jari-jari selenoid (m) Diketahui : μ= 4π.10-7 H/m N=500 R=0,0175 m L=0,15 m Jadi 𝐹 = 𝐵 × 𝑖 × 𝐿 F= Gaya magnet (N) i= Arus listrik pada plat (A) L=panjang kawat atau panjang plat (m) = 0,19 m I. IKOIL= 2,5 A 𝐵 = 4𝜋. 10−7 × 2,5 × 500 √4((0,0175)2 + (0,15)2) = 0,0101948051 𝑊𝑏 𝑚⁄  Ip= 1 A𝐹 = 𝐵 × 𝑖 × 𝐿 = 0,0101948051 × 1 × 0,19 = 4,8416 × 10−3 𝑁  Ip= 1,3 A𝐹 = 𝐵 × 𝑖 × 𝐿 = 0,0101948051 × 1,3 × 0,19 = 2,51811688 × 10−3 𝑁
  • 7.  Ip= 1,75 A𝐹 = 𝐵 × 𝑖 × 𝐿 = 0,0101948051 × 1,75 × 0,19 = 3,389772 × 10−3 𝑁 II. IKOIL= 2 A 𝐵 = 4𝜋. 10−7 × 2 × 500 √4((0,0175)2 + (0,5)2) = 0,008155844 𝑊𝑏 𝑚⁄  Ip= 1 A𝐹 = 𝐵 × 𝑖 × 𝐿 = 0,008155844× 1 × 0,085 = 1,54961039× 10−3 𝑁  Ip= 1,3 A𝐹 = 𝐵 × 𝑖 × 𝐿 = 0,008155844× 1,3 × 0,085 = 2,01449346 × 10−3 𝑁  Ip= 1,75 A𝐹 = 𝐵 × 𝑖 × 𝐿 = 0,008155844× 1,75 × 0,085 = 2,711818 × 10−3 𝑁 III. IKOIL= 1,8 A 𝐵 = 4𝜋. 10−7 × 1,8 × 500 √4((0,0175)2 + (0,5)2) = 0,0073402597 𝑊𝑏 𝑚⁄  Ip= 1 A𝐹 = 𝐵 × 𝑖 × 𝐿 = 0,0073402597 × 1 × 0,085 = 1,39464935× 10−3 𝑁  Ip= 1,3 A𝐹 = 𝐵 × 𝑖 × 𝐿 = 0,0073402597 × 1,3 × 0,085 = 1,813043 × 10−3 𝑁  Ip= 1,75 A𝐹 = 𝐵 × 𝑖 × 𝐿 = 0,0073402597 × 1,75 × 0,085 = 2,440636 × 10−3 𝑁 B. FPRAKTEK 𝐹 = 𝑚 × 𝑔 Dengan : F = Gaya Magnet (N) m = massa benang (kg) g = percepatan gravitasi (10 m/s2) I. IKOIL= 2,5 A  Ip= 1 A𝐹 = 𝑚 × 𝑔 = 0,0245.10−3 × 9,8 = 2,401 × 10−4 𝑁  Ip= 1,3 A 𝐹 = 𝑚 × 𝑔 = 0,02625.10−3 × 9,8 = 2,5725 × 10−4 𝑁  Ip= 1,75 A 𝐹 = 𝑚 × 𝑔 = 0,035. 10−3 × 9,8 = 0,343 × 10−3 𝑁 II. IKOIL= 2 A  Ip= 1 A𝐹 = 𝑚 × 𝑔 = 0,02275.10−3 × 9,8 = 0,22295× 10−3 𝑁  Ip= 1,3 A 𝐹 = 𝑚 × 𝑔 = 0,02275.10−3 × 9,8 = 0,22295 × 10−3 𝑁  Ip= 1,75 A 𝐹 = 𝑚 × 𝑔 = 0,02625.10−3 × 9,8 = 0,25725 × 10−3 𝑁 III. IKOIL= 1,8 A  Ip= 1 A𝐹 = 𝑚 × 𝑔 = 0,021.10−3 × 9,8 = 0,2058 × 10−3 𝑁  Ip= 1,3 A 𝐹 = 𝑚 × 𝑔 = 0,02275.10−3 × 9,8 = 0,22295 × 10−3 𝑁
  • 8.  Ip= 1,75 A 𝐹 = 𝑚 × 𝑔 = 0,028. 10−3 × 9,8 = 0,2744 × 10−3 𝑁 VII. ANALISIS DATA Pada percobaan ini, kelompok kami akan melakukan percobaan tentang pengukuran gaya dalam medan magnet. Peralatan yang digunakan dalam percobaan antara lain solenoid tanpa inti, regulated DC power supply, plat, benang pemberat, DC ammeter, neraca ohaust, penggaris, gunting, dan kabel penghubung. Rangkailah rangkaian seperti pada gambar rangkaian percobaan. Setelah itu, rangkailah peralatan seperti gambar percobaan. Dan masukkan plat ke dalam koil untuk setengah bagian, kaitkan kawat penyeimbang, cari posisi plat yang seimbang. Jika sudah seimbang, ukur tinggi plat seimbang dengan penggaris. Lalu atur arus yang melewati koil sebesar 2,5; 2; 1,8 A. Plat akan mendapat gaya ke bawah di dalam koil. Setelah itu, beri beban berupa benang diujung plat yang terletak diluar koil hingga plat kembali seimbang. Dari hasil percobaan, diperoleh data berat benang sebagai berikut : 1. Untuk I koil 2,5 A a. I plat = 1 A, massa benang 0,0245 x 10-3 kg b. I plat = 1,3 A, massa benang 0,02625 x 10-3 kg c. I plat = 1,75 A, massa benang 0,035 x 10-3 kg 2. Untuk I Koil 2 A a. I plat = 1 A, massa benang 0,02275 x 10-3 kg b. I plat = 1,3 A, massa benang 0,02275 x 10-3 kg c. I plat = 1,75 A, massa benang 0,2625 x 10-3 kg 3. Untuk I koil 1,8 A a. I plat = 1 A, massa benang 0,021 x 10-3 kg b. I plat = 1,3 A, massa benang 0,0227 x 10-3 kg c. I plat = 1,75 A, massa benang 0,028 x 10-3 kg Setelah mendapat data massa benang, maka dapat dihitung gaya yang diperoleh secara praktek dengan persamaan : F = m x g Dimana : m = massa benang (kg) g = gravitasi bumi (9,8 m/s2) setelah itu, dihitung juga gaya secara teori dengan menggunakan persamaan :
  • 9. B = 𝜇 𝑖 𝑁 √(4𝑅2 +𝐿2 ) F = B.i.L Setelah diperoleh besar gaya secara teori dan praktek, dihitung %Error dari pengukuran, dengan persamaan : %Error = 𝐹 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖−𝐹 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘 𝐹 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 x 100 % VIII. KESIMPULAN Dalam percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa : 1. Semakin besar arus yang mengalir pada plat, maka semakin besar gaya yang dihasilkan. 2. Semakin besar arus yang mengalir pada koil, maka semakin besar pula gaya yang dihasilkan. 3. Besarnya gaya magnet pada koil dipengaruhi oleh kerapatan fluks magnet, arus listrik pada kawat/ plat, dan panjang kawat/plat. 4. Error yang dihasilkan dalam percobaan ini, disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya : - Kondisi rangkaian - Gangguan dari luar berupa guncangan, tiupan angin, dll.