SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 21
Downloaden Sie, um offline zu lesen
LAPORAN PRAKTIKUM
PENAJAMAN DAN INTERPRETASI CITRA MENGGUNAKAN ENVI 5.1
Disusun Oleh :
Mega Yasma Adha (2015510005)
Email : megayasma63@gmail.com
Instagram :mega_yasma
Dosen Pembimbing :
Fajrin M.Si
JURUSAN TEKNIK GEODESI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang sangat pesat ini membawa dampak positif bagi
manusia, karena dengan penginderaan jarak jauh tersebut manusia dapat melakukan
penelitian tanpa terjun langsung kelapangan melainkan hanya melihat pada citra
tersebut.
Dengan menggunakan data pengindraan jarak jauh tersebut, secara langsung kita
dalam mengkaji objek permukaan bumi yang tergambar pada citra tersebut secara
langsung menunjukan pendekatan kewilayahan, kelingkungan dalam konteks
keruangan.
Penginderaan jauh bertujuan untuk mengambil data dan informasi dari citra foto
maupun non foto dari berbagai objek yang ada di permukaan bumi. Citra
penginderaan jarak jauh ini antara lain berupa foto udara, citra landsat, citra SPOT,
citra quickbird dan citra IKONOS.
Dalam menganalisis atau mengidentifikasi suatu citra, pengenalan objek dan
unsur-unsur interpretasi sangatlah penting karena jika kita tidak menguasai unsur-
unsur interpretasi tersebut kita tidak mungkin bisa dalam memperoleh data dengan
cara interpretasi tersebut.
Menurut Sutanto (1994-1823), penggunaan penginderaan jauh baik diukur dari
jumlah bidang penggunaannya maupun dari frekuensi penggunaannya pada tiap
bidang mengalami pengingkatan dengan pesat. Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor antara lain :
 Citra menggambarkan obyek, daerah, dan gejala di permukaan bumi dengan;
wujud dan letak obyek yang mirip ujud dan letak di permukaan bumi, relatif
lengkap, meliputi daerah yang luas, serta bersifat permanen.
 Dari jenis citra tertentu dapat ditimbulkan gambaran tiga dimensional apabila
pengamatannya dilakukan dengan alat yang disebut stereoskop.
 Karaktersitik obyek yang tidak tampak dapat diwujudkan dalam bentukcitra
sehingga dimungkinkan pengenalan obyeknya.
 Citra dapat dibuat secara cepat meskipun untuk daerah yang sulit dijelajahi
secara terestrial.
 Merupakan satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana.
 Citra sering dibuat dengan periode ulang yang pendek.
Walaupun mempunyai banyak kelebihan, penginderaan jauh juga memiliki
kelemahan antara lain sebagai berikut:
 Orang yang menggunakan harus memiliki keahlian khusus;
 Peralatan yang digunakan mahal;
 Sulit untuk memperoleh citra foto ataupun citra nonfoto.
Karakter utama dari suatu image (citra) dalam penginderaan jauh adalah
adanya rentang panjang gelombang (wavelength band) yang dimilikinya. Beberapa
radiasi yang bisa dideteksi dengan sistem penginderaan jarak jauh seperti : radiasi
cahaya matahari atau panjang gelombang dari visible dan near sampai middle
infrared, panas atau dari distribusi spasial energi panas yang dipantulkan permukaan
bumi (thermal), serta refleksi gelombang mikro. Setiap material pada permukaan
bumi juga mempunyai reflektansi yang berbeda terhadap cahaya matahari. Sehingga
material-material tersebut akan mempunyai resolusi yang berbeda pada setiap band
panjang gelombang.
Piksel adalah sebuah titik yang merupakan elemen palong kecil pada citra
satelit. Angka numerik (1 byte) dari piksel disebut Digital Number (DN). Digital
Number bisa ditampilkan dalam warna kelabu, berkisar antara putih dan hitam
(greyscale), tergantung level energi yang terdeteksi. Piksel yang disusun dalam order
yang benar akan membentuk sebuah citra. Berdasarkan resolusi yang digunakan, citra
hasil penginderaan jarak jauh bisa dibedakan atas (Jaya, 2002):
 Resolusi spasial
Merupakan ukuran terkecil dari suatu bentuk (feature) permukaan
bumi yang bisa dibedakan dengan bentuk permukaan disekitarnya, atau
sesuatu yang ukurannya bisa ditentukan. Kemampuan ini memungkinkan kita
untuk mengidentifikasi (recognize) dan menganalisis suatu objek di bumi
selain mendeteksi (detectable) keberadaannya.
 Resolusi spektral
Merupakan dimensi dan jumlah daerah panjang gelombang yang
sensitive terhadap sensor
 Resolusi radiometrik
Merupakan ukuran sensitifitas sensor untuk membedakan aliran radiasi
(radiation flux) yang dipantulkan atau diemisikan suatu objek oleh permukaan
bumi.
 Resolusi Temporal
Merupakan frekuensi suatu sistem sensor merekam suatu areal yang
sama (revisit). Seperti Landsat TM yang mempunyai ulangan setiap 16 hari,
SPOT 26 hari dan lain sebagainya.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat mengetahui konsep penginderaan jauh.
2. Mahasiswa mampu menjalankan aplikasi ENVI.
3. Mahasiswa mampu untuk memperkenalkan macam-macam band.
4. Mahasiswa dapat mengetahui dan melakukan proses penajaman citra.
5. Mahasiswa dapat mengetahui proses interpretasi citra secara manual.
Kegunaan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat menentukan berbagai macam-macam band
2. Mahasiswa mengetahui proses penajaman citra dan mengetahui proses
penginterpretasian citra secara manual.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengenalan ENVI 5.1
ENVI (The ENVIronment For Visualizing Images) adalah perangkat lunak
pengolah data raster (image) yang dimiliki oleh perusahaan ITT Exelis. Perangkat
lunak ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 2005 dan hingga saat ini ENVI telah
meluncurkan berbagai generasi dan versi.
ENVI sangat mudah untuk dipergunakan karena tampilannya yang tidak
terlalu rumit atau kompleks. Pada ENVI versi 5.1 yang merupakan versi terbaru,
ENVI memiliki tampilan full dekstop yang merupakan bentuk pengembangan dari
ENVI sebelumnya (ENVI Classic). Dengan tampilan terbaru ini, anda akan mudah
melakukan navigasi pada citra serta mampu mengintegrasikan data citra dengan data
vektor GIS.
Sebagai suatu software pengolah data citra, ENVI memiliki tools lengkap
yang mampu memenuhi kebutuhan dalam setiap proses pengolahan data citra
penginderaan jauh. Perangkat lunak ini telah didesain dengan sedemikian rupa,
menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan di bidang penginderaan jauh, dimana
fungsi-fungsi serta algoritma yang digunakan mengikuti perkembangan metode-
metode terbaru. ENVI telah mendukung berbagai macam format data satelit. Pada
software ENVI versi 5.1 atau yang saat ini adalah versi terbaru, ENVI menyediakan
aplikasi khusus untuk pengolahan data lidar dan data radar.
2.2 Interpretasi Pada Citra
Citra merupakan output yang dikeluarkan dari proses penginderaan jauh. Citra
merupakan sebuah gambran yang terlihat dari suatu objek yang diamati atau direkam
menggunakan alat pemantau.
Secara umum citra dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
 Citra Foto
Citra dapat diartikan sebagai gambaran yang muncul dan tampak dari suatu
objek yang sedang diamati sebagai hasil dari sebuah liputan atau rekaman dari alat
pemantau. Sebagai contoh memotret bunga di taman. Citra taman di halaman rumah
yang berhasil dibuat merupakan citra taman tersebut. Proses dalam pembuatan citra
dilakukan dengan cara memotret objek, cara ini dapat dilakukan dengan arah
horizontal maupun vertikal dari udara (tampak atas). Hasil pemotretan dengan arah
horizontal akan tampak sangat berbeda dengan hasil pemotretan dari atas atau udara.
Pemotretan dengan arah horizontal akan menhasilkan citra tampak samping.
Sedangkan hasil pemotretan citra dengan arah vertikal akan menghasilkan citra
tampak atas baik tegak maupun miring (obliq).
 Citra NonFoto
Citra nonfoto proses perekamannya menggunakan sensor selain kamera.
Sensor yang digunakan berdasarkan atas pemindaian atau scanning. Proses
perekamannya dilakukian bagian demi bagian serta dapat menggunakan bagian
mana pun dari seleuruh jendela atmosfer, bahkan dapat juga menggunakan pita
serapan dalam pengindraan jauh.
Dalam penginterpretasian citra kita akan menjumpai beberapa tahapan yaitu
deteksi, identifikasi, dan analisis. Untuk penjelasan dari setiap tahapan kalian bisa
simak baik-baik ulasan di bawah ini.
 Deteksi
Deteksi merupakan usaha untuk mengetahui data yang tampak maupun yang
tidak tampak secara global. Deteksi juga memiliki arti penentuan terhadap
keberadaan suatu objek, apakah objek tersebut ada atau tidak ada pada citra dan
merupakan tahap awal dalam interpretasi citra. Pada tahap ini keterangan yang
diperoleh bersifat global.
 Identifikasi
Identifikasi merupakan kegiatan untuk mengenali suatu objek yang tergambar
pada citra melalui rekaman oleh sensor dengan menggunakan alat stereoskop
 Analisis
Analisis merupakan suatu kegiatan pembelajaran serta penguraian data hasil
tahap identifikasi sehingga dapat dihasilkan dalam bentuk tabel, grafik, atau peta
tematik.
2.3 Penajaman Citra
Penajaman citra (enhancement), yaitu mengubah nilai piksel secara sistematis
sehingga menghasilkan efek kenampakan citra yang lebih ekspresif sesuai dengan
kebutuhan pengguna. Meliputi semua operasi yang menghasilkan citra baru dengan
kenampakan visual dan karakteristik spektral yang berbeda. Penajaman Kontras ini
bertujuan untuk memperoleh kesan kontras yang lebih tinggi. Dengan
mentransformasi seluruh nilai kecerahan maka hasilnya adalah berupa citra baru
dengan nilai maksimum awal, dan nilai minimum baru lebih rendah dari nilai
minimum awal dan jika dilihat secara visual hasilnya berupa citra baru yang variasi
hitam putihnya lebih menonjol sehingga tampak lebih tajam dan memudahkan proses
interpretasi.
Proses penajaman citra (enhance) dilakukan untuk mempermudah pengguna
dalam menginterpretasikan obyek-obyek yang ada pada tampilan citra. Penajaman
kontras diterapkan untuk memperoleh kesan citra yang tinggi. Hal ini dapat dilakukan
dengan mentransformasi seluruh nilai kecerahan. Hasilnya berupa nilai citra dengan
nilai kecerahan maksimum baru yang lebih tinggi dari nilai maksimum awal, dan nilai
minimum baru yang (pada umumnya) lebih rendah dari nilai minimum awal.
Kontras citra dapat dilakukan dengan merentangkan nilai kecerahan pikselnya.
Citra asli biasanya memiliki panjang gelombang yang lebih sempit dari 0-255,
sehingga hasil citra baru memiliki histogram yang memiliki kurva lebih besar.
Pemfilteran adalah cara untuk ekstraksi bagian data tertentu dari suatu
himpunan data dengan menghilangkan bagian-bagian data yang tidak diinginkan.
Filter dirancang untuk menyaring informasi spectral sehingga menghasilkan citra baru
yang mempunyai variasi nilai spektral yang berbeda dengan citra asli. Terdapat dua
jenis filtering, yaitu filter high pass dan filter low pass.
1. Filter high pass menghasilkan citra dengan variasi nilai kecerahan yang
besar dari piksel ke piksel, sedangkan filter low pass justru sebaliknya,
memiliki fungsi untuk menaikkan frekwensi sehingga batas satu bentuk
dengan bentuk lainnya menjadi jelas. Tujuannya untuk menonjolkan
perbedaan antara objek ataupun perbedaan nilai, kondisi ataupun sifat antar
objek yang diwakili oleh nilai piksel.
2. Filter low pass adalah batas antara satu bentuk dengan bentuk lainnya
menjadi kabur sehingga terkesan memiliki gradasi yang halus. Tujuannya
untuk memperhalus kenampakan citra.
Pemfilteran (spatial filtering) sebenarnya merupakan kelompok operasi
tersendiri, dan bukan hanya penajaman. Swain dan Davis (1978) memberikan batasan
filter sebagai mekanisme yang dapat mengubah sinyal-sinyal optis, elektronis maupun
digital, sesuai dengan kriteria tertentu. Lebih lanjut, keduanya menyatakan bahwa
pemfilteran adalah suatu cara untuk ekstraksi bagian data tertentu dari suatu
himpunan data, dengan menghilangkan bagian-bagian data yang tidak diinginkan.
Berbeda dengan teknik penajaman kontras, operasi pemfilteran dapat
diterapkan dengan mempertimbangkan nilai piksel yang bertetangga. Oleh karena itu,
teknik pemfilteran lebih sering disebut sebagai operasi lokal (local operation),
sedangkan teknik penajaman yang lain sering disebut operasi titik (point operation).
2.4 Metode Interpretasi Citra
Pekerjaan Interpretasi Citra dimulai dari kegiatan mengkaji suatu obyek pada
citra sesuai dengan tujuan interpretasi. uatu cara bersistem dalam menelaah atau
melakukan penyelidikan terhadap obyek pada citra.
Kegiatan Interpretasi citra mengikuti metode tertentu yaitu :
 Pengamatan mulai dari obyek umum ke obyek khusus.
 Pengamatan mulai dari obyek yang sudah diketahui ke obyek yang belum
diketahui.
Metode pengkajian dalam kegiatan interpretasi citra secara umum
menggunakan 2 macam metode, antara lain :
1. Fishing Expedition
Metode pengkajian obyek pada citra dengan cara melakukan pengamatan ke
seluruh wilayah dan disertai dengan pengambilan data. Kegiatan ini mirip dengan
orang yang memancing, seluruh daerah perairan dijelajahi untuk mencari ada
tidaknya ikan. Sehingga metode ini kemudian disebut dengan metode “Fishing
Expedition” atau “Ekspedisi Memancing”
2. Logical Search
Pada metode ini pengamatan terhadap seluruh wilayah pada citra dilakukan
tetapi pengambilan data hanya dilakukan secara selektif pada daerah-daerah
tertentu yang sesuai dengan tujuan interpretasi.
2.5 Langkah –Langkah Penajaman Citra Menggunakan ENVI 5.1
1. Klik icon ENVI 5.1 yang terdapat pada dekstop komputer anda seperti gambar di
bawah ini.
Atau kita dapat membukanya melalui Start  All Program  ENVI
Setelah itu,akan muncul tampilan awal ENVI seperti gambar dibawah ini.
2. Untuk membuka data didalam software ENVI, langkahnya yakni klik menu File
lalu pilih open.
3. Pilih semua data yang ingin dimasukkan ke dalam program ENVI,lalu open.
Maka akan muncul layer band 1, hingga band 7 pada kotak Layer Manager
(kotak sebelah kiri).
4. Langkah selanjutnya untuk melakukan layer stacking untuk pembuatan multi band
pada citra,Pilih Raster Management  pilih Layer Stacking, lalu akan muncul
kotak layer stacking parameters  Klik Import File  Pilih/Select band 1-8.
Untuk outputnya klik choose  simpan di folder yang diinginkan dan beri nama.
Lalu Klik Open.Nantinya Layer stacking akan diproses.
5. Pilih “ data manager” , lalu hapus band yang belum digabungkan.
6. Lalu lakukan tahap kombinasi band landsat, klik “load data”.
Warna alami 4 3 2
Warna palsu
(urban)
7 6 4
Warna
Inframerah
(vegetasi)
5 4 3
Pertanian 6 5 2
Penetrasi
Atmosfer
7 6 5
Kesehatan
vegetasi
5 6 2
Tanah / Air 5 6 4
Lingkungan Alam
Dengan Removal
Atmospheric
7 5 3
gelombang pendek
inframerah
7 5 4
Analisis vegetasi 6 5 4
7. Selanjutnya untuk tahap penajaman Pilih image shaperring , lalu klik “ PC
spectaral sharpering”
8. Pilih band yang ingin di input lalu pilih OK.
9. Hasil dari penajaman citra sebelum band nya digabung muncul akan seperti ini.
10. Hasil dari penajaman citra setelah all band digabungkan pada ENVI
2.6 Hasil Interpretasi Citra
Jika sudah keluar semua warna asli dari citra yang sudah di layer stacking,maka
kondisi citra akan seperti gambar asli keadaan sebenarnya. Setelah tahap penajaman
sesuai keadaan sebenarnya kita bisa melanjutkan ke interpretasi citra nya.
Untuk memperkenalkan proses interpretasi citra secara manual. Dimana hasil
yang diperoleh, pada gambar terdapat 4 (empat) obyek yaitu : vegetasi, pemukiman,
laut dan jalan.
 Vegetasi 1  rona/warnanya gelap (hijau tua) karena merupakan hutan
primer, tidak terdapat bayangan sehingga menunjukkan kerapatan vegetasi
(berkelompok), teksturnya kasar.
 Vegetasi 2  rona/warnanya agak cerah (hijau muda) dibanding vegetasi 1
karena merupakan hutan sekunder, teksturnya halus, terdapat bayangan
sehingga menunjukkan tindak kerapatan vegetasi yang jarang.
 Pemukiman  rona/warnanya agak cerah, polanya tampak pemukiman karena
berjajar secara teratur dan rapi dan juga berada ditengah kota, teksturnya
kasar.
 Jalan  rona/warnanya agak cerah, ukurannya kecil, teksturnya halus, polanya
memanjang dan lurus.
 Laut  rona/warnanya gelap, tekstur kasar karena terdapat gelombang
Mengamati citra pada layar adalah proses yang paling efektif dalam
mengidentifikasi masalah yang ada pada citra, misalnya tutupan awan, kabut, dan
kesalahan sensor. Citra bisa ditampilkan oleh sebuah komputer, baik per satu band
dalam hitam dan putih maupun dalam kombinasi tiga band, yang disebut komposit
warna. Mata manusia hanya bisa membedakan 16 derajat keabuan dalam sebuah citra,
tetapi bisa membedakan berjuta juta warna yang berbeda.
2.7 Hasil
1. Hasil dari Kombinasi pada band landsat di ENVI 5.1
(Warna Alami Pada Citra Kota Solok)
(Warna Buatan Pada Citra Kota Solok)
2. Hasil penajaman pada citra menggunakan ENVI 5.1
(Hasil Penajaman Citra Pada Citra Kota Solok)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil praktikum ini adalah bahwa hasil penafsiran foto udara
dan citra satelit merupakan salah satu kegiatan yang cukup dibutuhkan dalam
perencanaan, pengelolaan dan pemantauan sumberdaya lahan.
Di dalam penafsiran foto dan citra, penafsir mengkaji citra dan berupaya
melalui proses penalaran untuk mendeteksi, mengidentifikasi, menilai arti pentingnya
obyek yang tergambar pada citra dan menganalisa kenampakan suatu obyek
berdasarkan rona/warna, bentuk, ukuran, pola, tekstur, bayangan, situs dan asosiasi
dan konvergensi bukti dan dapat disimpulkan bahwa komposit citra bertujuan untuk
memperoleh gambaran visual yang lebih baik.
Dan dengan penggabungan citra akan terdapat perbedaan citra komposit dapat
terlihat dari adanya warna yang berbeda dari tiap komposit. Hal tersebut dapat
memudahkan dalam proses pengidentifikasian suatu objek dalam citra satelit. Karena
pada citra yang terlah terkomposit memiliki warna masing-masing.
3.2 Saran
Dalam jalannya praktikum,dijelaskan terlalu cepat sehingga banyak
mahasiswa yang tertinggal karena tidak berhasil mengejar jalannya praktikum saat
berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
http://materi4belajar.blogspot.co.id/2016/02/pengertian-citra-dan-interpretasi-
citra.html
http://fauziahforester.blogspot.co.id/2013/06/laporan-lengkap-praktikum-
inderajaq.html
https://www.researchgate.net/publication/282332286_LAPORAN_PRAKTIKUM_PE
NGINDERAAN_JAUH_KOMBINASI_BAND_CITRA_SATELIT_LANDSAT_8_DENG
AN_MENGGUNAKAN_PERANGKAT_LUNAK_BILKO
https://andimanwno.wordpress.com/2009/12/02/metode-pengkajian-interpretasi-
citra/
https://putuadisusanta.wordpress.com/2015/08/06/penajaman-citra/
Penajaman dan interpretasi c itra menggunakan envi 5.1

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Penginderaan Jauh
Penginderaan JauhPenginderaan Jauh
Penginderaan Jauhjasa16
 
Spatial Analyst dalam Sistem Informasi Geografis: Surface Analyst
Spatial Analyst dalam Sistem Informasi Geografis: Surface AnalystSpatial Analyst dalam Sistem Informasi Geografis: Surface Analyst
Spatial Analyst dalam Sistem Informasi Geografis: Surface AnalystSally Indah N
 
Pengukuran sudut cara seri rangkap
Pengukuran sudut cara seri rangkapPengukuran sudut cara seri rangkap
Pengukuran sudut cara seri rangkapRetno Pratiwi
 
Laporan Pembuatan Peta Tematik
Laporan Pembuatan Peta TematikLaporan Pembuatan Peta Tematik
Laporan Pembuatan Peta TematikSally Indah N
 
Gd fisik2013 lab2_jawaban 10 soal
Gd fisik2013 lab2_jawaban 10 soalGd fisik2013 lab2_jawaban 10 soal
Gd fisik2013 lab2_jawaban 10 soalTaufiq Rifai
 
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahanInterpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahanbramantiyo marjuki
 
Citra penginderaan jauh dan contohnya
Citra penginderaan jauh dan contohnyaCitra penginderaan jauh dan contohnya
Citra penginderaan jauh dan contohnyaAgus Candra
 
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar petaInformasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar petafahmi fadilla
 
ATTRIBUT TABLE pada ARCGIS 10.0
ATTRIBUT TABLE pada ARCGIS 10.0ATTRIBUT TABLE pada ARCGIS 10.0
ATTRIBUT TABLE pada ARCGIS 10.0oriza steva andra
 
Laporan Praktikum GIS Digitasi
Laporan Praktikum GIS DigitasiLaporan Praktikum GIS Digitasi
Laporan Praktikum GIS DigitasiSally Indah N
 
Survey Hidrografi (Ganes permata)
Survey Hidrografi (Ganes permata)Survey Hidrografi (Ganes permata)
Survey Hidrografi (Ganes permata)afifsalim12
 
Laporan praktikum penginderaan jauh acara vi
Laporan praktikum penginderaan jauh acara viLaporan praktikum penginderaan jauh acara vi
Laporan praktikum penginderaan jauh acara viimron_senna
 
GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0
GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0
GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0oriza steva andra
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)Nurul Afdal Haris
 
Tutorial agisoft metashape pengolahan data drone - edi supriyanto, st
Tutorial agisoft metashape   pengolahan data drone - edi supriyanto, stTutorial agisoft metashape   pengolahan data drone - edi supriyanto, st
Tutorial agisoft metashape pengolahan data drone - edi supriyanto, stProjectEngineer5
 
Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar
Laporan Praktikum Fotogrametri DasarLaporan Praktikum Fotogrametri Dasar
Laporan Praktikum Fotogrametri DasarAhmad Dani
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)Nurul Afdal Haris
 

Was ist angesagt? (20)

Penginderaan Jauh
Penginderaan JauhPenginderaan Jauh
Penginderaan Jauh
 
Spatial Analyst dalam Sistem Informasi Geografis: Surface Analyst
Spatial Analyst dalam Sistem Informasi Geografis: Surface AnalystSpatial Analyst dalam Sistem Informasi Geografis: Surface Analyst
Spatial Analyst dalam Sistem Informasi Geografis: Surface Analyst
 
Pengukuran sudut cara seri rangkap
Pengukuran sudut cara seri rangkapPengukuran sudut cara seri rangkap
Pengukuran sudut cara seri rangkap
 
Laporan Pembuatan Peta Tematik
Laporan Pembuatan Peta TematikLaporan Pembuatan Peta Tematik
Laporan Pembuatan Peta Tematik
 
Laporan kalibrasi kamera
Laporan kalibrasi kameraLaporan kalibrasi kamera
Laporan kalibrasi kamera
 
Gd fisik2013 lab2_jawaban 10 soal
Gd fisik2013 lab2_jawaban 10 soalGd fisik2013 lab2_jawaban 10 soal
Gd fisik2013 lab2_jawaban 10 soal
 
Fotogrametri dijital sift dan surf
Fotogrametri dijital sift dan surfFotogrametri dijital sift dan surf
Fotogrametri dijital sift dan surf
 
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahanInterpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
 
LAYOUT PADA ARCGIS 10.0
LAYOUT PADA ARCGIS 10.0LAYOUT PADA ARCGIS 10.0
LAYOUT PADA ARCGIS 10.0
 
Citra penginderaan jauh dan contohnya
Citra penginderaan jauh dan contohnyaCitra penginderaan jauh dan contohnya
Citra penginderaan jauh dan contohnya
 
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar petaInformasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
 
ATTRIBUT TABLE pada ARCGIS 10.0
ATTRIBUT TABLE pada ARCGIS 10.0ATTRIBUT TABLE pada ARCGIS 10.0
ATTRIBUT TABLE pada ARCGIS 10.0
 
Laporan Praktikum GIS Digitasi
Laporan Praktikum GIS DigitasiLaporan Praktikum GIS Digitasi
Laporan Praktikum GIS Digitasi
 
Survey Hidrografi (Ganes permata)
Survey Hidrografi (Ganes permata)Survey Hidrografi (Ganes permata)
Survey Hidrografi (Ganes permata)
 
Laporan praktikum penginderaan jauh acara vi
Laporan praktikum penginderaan jauh acara viLaporan praktikum penginderaan jauh acara vi
Laporan praktikum penginderaan jauh acara vi
 
GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0
GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0
GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
 
Tutorial agisoft metashape pengolahan data drone - edi supriyanto, st
Tutorial agisoft metashape   pengolahan data drone - edi supriyanto, stTutorial agisoft metashape   pengolahan data drone - edi supriyanto, st
Tutorial agisoft metashape pengolahan data drone - edi supriyanto, st
 
Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar
Laporan Praktikum Fotogrametri DasarLaporan Praktikum Fotogrametri Dasar
Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
 

Ähnlich wie Penajaman dan interpretasi c itra menggunakan envi 5.1

SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)
SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)
SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)Amos Pangkatana
 
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Luhur Moekti Prayogo
 
Remote Sensing For Geomorphology, Image Processing, Short Tutorial Using ArcG...
Remote Sensing For Geomorphology, Image Processing, Short Tutorial Using ArcG...Remote Sensing For Geomorphology, Image Processing, Short Tutorial Using ArcG...
Remote Sensing For Geomorphology, Image Processing, Short Tutorial Using ArcG...bramantiyo marjuki
 
IDENTIFIKASI LUAS BENCANA TSUNAMI DENGAN MENGGUNAKAN SEGMENTASI CITRA
IDENTIFIKASI LUAS BENCANA TSUNAMI DENGAN MENGGUNAKAN SEGMENTASI CITRAIDENTIFIKASI LUAS BENCANA TSUNAMI DENGAN MENGGUNAKAN SEGMENTASI CITRA
IDENTIFIKASI LUAS BENCANA TSUNAMI DENGAN MENGGUNAKAN SEGMENTASI CITRAjariri arroah manda
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)Luhur Moekti Prayogo
 
BAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptx
BAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptxBAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptx
BAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptxELLYAMUTHIARAMADHANI
 
Peran penginderaan jauh dalam perencanaan pembangunan zamria
Peran penginderaan jauh dalam perencanaan pembangunan zamriaPeran penginderaan jauh dalam perencanaan pembangunan zamria
Peran penginderaan jauh dalam perencanaan pembangunan zamriaOperator Warnet Vast Raha
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)Luhur Moekti Prayogo
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)Luhur Moekti Prayogo
 
Pertemuan 09 Penglihatan (Vision)
Pertemuan 09 Penglihatan (Vision)Pertemuan 09 Penglihatan (Vision)
Pertemuan 09 Penglihatan (Vision)Endang Retnoningsih
 
Makalah penginderaan jauh samsia
Makalah penginderaan jauh samsiaMakalah penginderaan jauh samsia
Makalah penginderaan jauh samsiaWarnet Raha
 
Ringkasan spesifikasi satelit
Ringkasan spesifikasi satelitRingkasan spesifikasi satelit
Ringkasan spesifikasi satelitRetno Pratiwi
 
Laporan Praktikum PCD (Pengolahan Citra Digital) menggunakan software ENVI
Laporan Praktikum PCD (Pengolahan Citra Digital) menggunakan software ENVILaporan Praktikum PCD (Pengolahan Citra Digital) menggunakan software ENVI
Laporan Praktikum PCD (Pengolahan Citra Digital) menggunakan software ENVIAhmad Dani
 
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...Luhur Moekti Prayogo
 

Ähnlich wie Penajaman dan interpretasi c itra menggunakan envi 5.1 (20)

SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)
SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)
SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)
 
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
 
Jl
JlJl
Jl
 
Remote Sensing For Geomorphology, Image Processing, Short Tutorial Using ArcG...
Remote Sensing For Geomorphology, Image Processing, Short Tutorial Using ArcG...Remote Sensing For Geomorphology, Image Processing, Short Tutorial Using ArcG...
Remote Sensing For Geomorphology, Image Processing, Short Tutorial Using ArcG...
 
IDENTIFIKASI LUAS BENCANA TSUNAMI DENGAN MENGGUNAKAN SEGMENTASI CITRA
IDENTIFIKASI LUAS BENCANA TSUNAMI DENGAN MENGGUNAKAN SEGMENTASI CITRAIDENTIFIKASI LUAS BENCANA TSUNAMI DENGAN MENGGUNAKAN SEGMENTASI CITRA
IDENTIFIKASI LUAS BENCANA TSUNAMI DENGAN MENGGUNAKAN SEGMENTASI CITRA
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
 
BAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptx
BAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptxBAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptx
BAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptx
 
Peran penginderaan jauh dalam perencanaan pembangunan zamria
Peran penginderaan jauh dalam perencanaan pembangunan zamriaPeran penginderaan jauh dalam perencanaan pembangunan zamria
Peran penginderaan jauh dalam perencanaan pembangunan zamria
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
 
Pertemuan 09 Penglihatan (Vision)
Pertemuan 09 Penglihatan (Vision)Pertemuan 09 Penglihatan (Vision)
Pertemuan 09 Penglihatan (Vision)
 
Makalah penginderaan jauh samsia
Makalah penginderaan jauh samsiaMakalah penginderaan jauh samsia
Makalah penginderaan jauh samsia
 
Pengindraan jauh
Pengindraan jauhPengindraan jauh
Pengindraan jauh
 
Makalah penginderaan jauh samsia
Makalah penginderaan jauh samsiaMakalah penginderaan jauh samsia
Makalah penginderaan jauh samsia
 
Ringkasan spesifikasi satelit
Ringkasan spesifikasi satelitRingkasan spesifikasi satelit
Ringkasan spesifikasi satelit
 
Makalah penginderaan jauh samsia
Makalah penginderaan jauh samsiaMakalah penginderaan jauh samsia
Makalah penginderaan jauh samsia
 
Laporan Praktikum PCD (Pengolahan Citra Digital) menggunakan software ENVI
Laporan Praktikum PCD (Pengolahan Citra Digital) menggunakan software ENVILaporan Praktikum PCD (Pengolahan Citra Digital) menggunakan software ENVI
Laporan Praktikum PCD (Pengolahan Citra Digital) menggunakan software ENVI
 
Pengindraan Jauh..pptx
Pengindraan Jauh..pptxPengindraan Jauh..pptx
Pengindraan Jauh..pptx
 
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...
 
laporan penginderaan jauh tahap 3
laporan penginderaan jauh tahap 3laporan penginderaan jauh tahap 3
laporan penginderaan jauh tahap 3
 

Mehr von Mega Yasma Adha

Interpretasi Citra Manual
Interpretasi Citra ManualInterpretasi Citra Manual
Interpretasi Citra ManualMega Yasma Adha
 
Geodesi geometri i kelompok mega yasma adha
Geodesi geometri i kelompok mega yasma adhaGeodesi geometri i kelompok mega yasma adha
Geodesi geometri i kelompok mega yasma adhaMega Yasma Adha
 
Praktikum Sistem Basis Data menggunakan PostgresSQL
Praktikum Sistem Basis Data menggunakan PostgresSQLPraktikum Sistem Basis Data menggunakan PostgresSQL
Praktikum Sistem Basis Data menggunakan PostgresSQLMega Yasma Adha
 
Contoh hitung perataan lanjut teknik geodesi
Contoh hitung perataan lanjut teknik geodesiContoh hitung perataan lanjut teknik geodesi
Contoh hitung perataan lanjut teknik geodesiMega Yasma Adha
 
Mega yasma adha 2015510005 tugas makalah tata guna tanah
Mega yasma adha 2015510005 tugas makalah tata guna tanahMega yasma adha 2015510005 tugas makalah tata guna tanah
Mega yasma adha 2015510005 tugas makalah tata guna tanahMega Yasma Adha
 
Laporan praktikum pemetaan fotogrametri by mega yasma adha
Laporan praktikum pemetaan fotogrametri by mega yasma adhaLaporan praktikum pemetaan fotogrametri by mega yasma adha
Laporan praktikum pemetaan fotogrametri by mega yasma adhaMega Yasma Adha
 
Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar Pengamatan Paralaks Stereoskopis By Mega...
Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar Pengamatan Paralaks Stereoskopis By Mega...Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar Pengamatan Paralaks Stereoskopis By Mega...
Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar Pengamatan Paralaks Stereoskopis By Mega...Mega Yasma Adha
 
Laporan praktikum pemetaan fotogrametri proses rektifikasi citra
Laporan praktikum pemetaan fotogrametri proses rektifikasi citraLaporan praktikum pemetaan fotogrametri proses rektifikasi citra
Laporan praktikum pemetaan fotogrametri proses rektifikasi citraMega Yasma Adha
 

Mehr von Mega Yasma Adha (9)

Interpretasi Citra Manual
Interpretasi Citra ManualInterpretasi Citra Manual
Interpretasi Citra Manual
 
Geodesi geometri i kelompok mega yasma adha
Geodesi geometri i kelompok mega yasma adhaGeodesi geometri i kelompok mega yasma adha
Geodesi geometri i kelompok mega yasma adha
 
Praktikum Sistem Basis Data menggunakan PostgresSQL
Praktikum Sistem Basis Data menggunakan PostgresSQLPraktikum Sistem Basis Data menggunakan PostgresSQL
Praktikum Sistem Basis Data menggunakan PostgresSQL
 
Contoh hitung perataan lanjut teknik geodesi
Contoh hitung perataan lanjut teknik geodesiContoh hitung perataan lanjut teknik geodesi
Contoh hitung perataan lanjut teknik geodesi
 
Mega yasma adha 2015510005 tugas makalah tata guna tanah
Mega yasma adha 2015510005 tugas makalah tata guna tanahMega yasma adha 2015510005 tugas makalah tata guna tanah
Mega yasma adha 2015510005 tugas makalah tata guna tanah
 
Laporan praktikum pemetaan fotogrametri by mega yasma adha
Laporan praktikum pemetaan fotogrametri by mega yasma adhaLaporan praktikum pemetaan fotogrametri by mega yasma adha
Laporan praktikum pemetaan fotogrametri by mega yasma adha
 
Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar Pengamatan Paralaks Stereoskopis By Mega...
Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar Pengamatan Paralaks Stereoskopis By Mega...Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar Pengamatan Paralaks Stereoskopis By Mega...
Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar Pengamatan Paralaks Stereoskopis By Mega...
 
Laporan praktikum pemetaan fotogrametri proses rektifikasi citra
Laporan praktikum pemetaan fotogrametri proses rektifikasi citraLaporan praktikum pemetaan fotogrametri proses rektifikasi citra
Laporan praktikum pemetaan fotogrametri proses rektifikasi citra
 
Double stand
Double standDouble stand
Double stand
 

Kürzlich hochgeladen

MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfihsan386426
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxarifyudianto3
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfArvinThamsir1
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdfAnonymous6yIobha8QY
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 

Kürzlich hochgeladen (9)

MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 

Penajaman dan interpretasi c itra menggunakan envi 5.1

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM PENAJAMAN DAN INTERPRETASI CITRA MENGGUNAKAN ENVI 5.1 Disusun Oleh : Mega Yasma Adha (2015510005) Email : megayasma63@gmail.com Instagram :mega_yasma Dosen Pembimbing : Fajrin M.Si JURUSAN TEKNIK GEODESI FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
  • 2. 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang sangat pesat ini membawa dampak positif bagi manusia, karena dengan penginderaan jarak jauh tersebut manusia dapat melakukan penelitian tanpa terjun langsung kelapangan melainkan hanya melihat pada citra tersebut. Dengan menggunakan data pengindraan jarak jauh tersebut, secara langsung kita dalam mengkaji objek permukaan bumi yang tergambar pada citra tersebut secara langsung menunjukan pendekatan kewilayahan, kelingkungan dalam konteks keruangan. Penginderaan jauh bertujuan untuk mengambil data dan informasi dari citra foto maupun non foto dari berbagai objek yang ada di permukaan bumi. Citra penginderaan jarak jauh ini antara lain berupa foto udara, citra landsat, citra SPOT, citra quickbird dan citra IKONOS. Dalam menganalisis atau mengidentifikasi suatu citra, pengenalan objek dan unsur-unsur interpretasi sangatlah penting karena jika kita tidak menguasai unsur- unsur interpretasi tersebut kita tidak mungkin bisa dalam memperoleh data dengan cara interpretasi tersebut. Menurut Sutanto (1994-1823), penggunaan penginderaan jauh baik diukur dari jumlah bidang penggunaannya maupun dari frekuensi penggunaannya pada tiap bidang mengalami pengingkatan dengan pesat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :  Citra menggambarkan obyek, daerah, dan gejala di permukaan bumi dengan; wujud dan letak obyek yang mirip ujud dan letak di permukaan bumi, relatif lengkap, meliputi daerah yang luas, serta bersifat permanen.  Dari jenis citra tertentu dapat ditimbulkan gambaran tiga dimensional apabila pengamatannya dilakukan dengan alat yang disebut stereoskop.  Karaktersitik obyek yang tidak tampak dapat diwujudkan dalam bentukcitra sehingga dimungkinkan pengenalan obyeknya.
  • 3.  Citra dapat dibuat secara cepat meskipun untuk daerah yang sulit dijelajahi secara terestrial.  Merupakan satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana.  Citra sering dibuat dengan periode ulang yang pendek. Walaupun mempunyai banyak kelebihan, penginderaan jauh juga memiliki kelemahan antara lain sebagai berikut:  Orang yang menggunakan harus memiliki keahlian khusus;  Peralatan yang digunakan mahal;  Sulit untuk memperoleh citra foto ataupun citra nonfoto. Karakter utama dari suatu image (citra) dalam penginderaan jauh adalah adanya rentang panjang gelombang (wavelength band) yang dimilikinya. Beberapa radiasi yang bisa dideteksi dengan sistem penginderaan jarak jauh seperti : radiasi cahaya matahari atau panjang gelombang dari visible dan near sampai middle infrared, panas atau dari distribusi spasial energi panas yang dipantulkan permukaan bumi (thermal), serta refleksi gelombang mikro. Setiap material pada permukaan bumi juga mempunyai reflektansi yang berbeda terhadap cahaya matahari. Sehingga material-material tersebut akan mempunyai resolusi yang berbeda pada setiap band panjang gelombang. Piksel adalah sebuah titik yang merupakan elemen palong kecil pada citra satelit. Angka numerik (1 byte) dari piksel disebut Digital Number (DN). Digital Number bisa ditampilkan dalam warna kelabu, berkisar antara putih dan hitam (greyscale), tergantung level energi yang terdeteksi. Piksel yang disusun dalam order yang benar akan membentuk sebuah citra. Berdasarkan resolusi yang digunakan, citra hasil penginderaan jarak jauh bisa dibedakan atas (Jaya, 2002):  Resolusi spasial Merupakan ukuran terkecil dari suatu bentuk (feature) permukaan bumi yang bisa dibedakan dengan bentuk permukaan disekitarnya, atau sesuatu yang ukurannya bisa ditentukan. Kemampuan ini memungkinkan kita untuk mengidentifikasi (recognize) dan menganalisis suatu objek di bumi selain mendeteksi (detectable) keberadaannya.  Resolusi spektral Merupakan dimensi dan jumlah daerah panjang gelombang yang sensitive terhadap sensor
  • 4.  Resolusi radiometrik Merupakan ukuran sensitifitas sensor untuk membedakan aliran radiasi (radiation flux) yang dipantulkan atau diemisikan suatu objek oleh permukaan bumi.  Resolusi Temporal Merupakan frekuensi suatu sistem sensor merekam suatu areal yang sama (revisit). Seperti Landsat TM yang mempunyai ulangan setiap 16 hari, SPOT 26 hari dan lain sebagainya. 1.2 Tujuan dan Kegunaan Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Mahasiswa dapat mengetahui konsep penginderaan jauh. 2. Mahasiswa mampu menjalankan aplikasi ENVI. 3. Mahasiswa mampu untuk memperkenalkan macam-macam band. 4. Mahasiswa dapat mengetahui dan melakukan proses penajaman citra. 5. Mahasiswa dapat mengetahui proses interpretasi citra secara manual. Kegunaan dari praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Mahasiswa dapat menentukan berbagai macam-macam band 2. Mahasiswa mengetahui proses penajaman citra dan mengetahui proses penginterpretasian citra secara manual.
  • 5. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengenalan ENVI 5.1 ENVI (The ENVIronment For Visualizing Images) adalah perangkat lunak pengolah data raster (image) yang dimiliki oleh perusahaan ITT Exelis. Perangkat lunak ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 2005 dan hingga saat ini ENVI telah meluncurkan berbagai generasi dan versi. ENVI sangat mudah untuk dipergunakan karena tampilannya yang tidak terlalu rumit atau kompleks. Pada ENVI versi 5.1 yang merupakan versi terbaru, ENVI memiliki tampilan full dekstop yang merupakan bentuk pengembangan dari ENVI sebelumnya (ENVI Classic). Dengan tampilan terbaru ini, anda akan mudah melakukan navigasi pada citra serta mampu mengintegrasikan data citra dengan data vektor GIS. Sebagai suatu software pengolah data citra, ENVI memiliki tools lengkap yang mampu memenuhi kebutuhan dalam setiap proses pengolahan data citra penginderaan jauh. Perangkat lunak ini telah didesain dengan sedemikian rupa, menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan di bidang penginderaan jauh, dimana fungsi-fungsi serta algoritma yang digunakan mengikuti perkembangan metode- metode terbaru. ENVI telah mendukung berbagai macam format data satelit. Pada software ENVI versi 5.1 atau yang saat ini adalah versi terbaru, ENVI menyediakan aplikasi khusus untuk pengolahan data lidar dan data radar. 2.2 Interpretasi Pada Citra Citra merupakan output yang dikeluarkan dari proses penginderaan jauh. Citra merupakan sebuah gambran yang terlihat dari suatu objek yang diamati atau direkam menggunakan alat pemantau. Secara umum citra dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut:  Citra Foto Citra dapat diartikan sebagai gambaran yang muncul dan tampak dari suatu objek yang sedang diamati sebagai hasil dari sebuah liputan atau rekaman dari alat pemantau. Sebagai contoh memotret bunga di taman. Citra taman di halaman rumah
  • 6. yang berhasil dibuat merupakan citra taman tersebut. Proses dalam pembuatan citra dilakukan dengan cara memotret objek, cara ini dapat dilakukan dengan arah horizontal maupun vertikal dari udara (tampak atas). Hasil pemotretan dengan arah horizontal akan tampak sangat berbeda dengan hasil pemotretan dari atas atau udara. Pemotretan dengan arah horizontal akan menhasilkan citra tampak samping. Sedangkan hasil pemotretan citra dengan arah vertikal akan menghasilkan citra tampak atas baik tegak maupun miring (obliq).  Citra NonFoto Citra nonfoto proses perekamannya menggunakan sensor selain kamera. Sensor yang digunakan berdasarkan atas pemindaian atau scanning. Proses perekamannya dilakukian bagian demi bagian serta dapat menggunakan bagian mana pun dari seleuruh jendela atmosfer, bahkan dapat juga menggunakan pita serapan dalam pengindraan jauh. Dalam penginterpretasian citra kita akan menjumpai beberapa tahapan yaitu deteksi, identifikasi, dan analisis. Untuk penjelasan dari setiap tahapan kalian bisa simak baik-baik ulasan di bawah ini.  Deteksi Deteksi merupakan usaha untuk mengetahui data yang tampak maupun yang tidak tampak secara global. Deteksi juga memiliki arti penentuan terhadap keberadaan suatu objek, apakah objek tersebut ada atau tidak ada pada citra dan merupakan tahap awal dalam interpretasi citra. Pada tahap ini keterangan yang diperoleh bersifat global.  Identifikasi Identifikasi merupakan kegiatan untuk mengenali suatu objek yang tergambar pada citra melalui rekaman oleh sensor dengan menggunakan alat stereoskop  Analisis Analisis merupakan suatu kegiatan pembelajaran serta penguraian data hasil tahap identifikasi sehingga dapat dihasilkan dalam bentuk tabel, grafik, atau peta tematik. 2.3 Penajaman Citra Penajaman citra (enhancement), yaitu mengubah nilai piksel secara sistematis sehingga menghasilkan efek kenampakan citra yang lebih ekspresif sesuai dengan
  • 7. kebutuhan pengguna. Meliputi semua operasi yang menghasilkan citra baru dengan kenampakan visual dan karakteristik spektral yang berbeda. Penajaman Kontras ini bertujuan untuk memperoleh kesan kontras yang lebih tinggi. Dengan mentransformasi seluruh nilai kecerahan maka hasilnya adalah berupa citra baru dengan nilai maksimum awal, dan nilai minimum baru lebih rendah dari nilai minimum awal dan jika dilihat secara visual hasilnya berupa citra baru yang variasi hitam putihnya lebih menonjol sehingga tampak lebih tajam dan memudahkan proses interpretasi. Proses penajaman citra (enhance) dilakukan untuk mempermudah pengguna dalam menginterpretasikan obyek-obyek yang ada pada tampilan citra. Penajaman kontras diterapkan untuk memperoleh kesan citra yang tinggi. Hal ini dapat dilakukan dengan mentransformasi seluruh nilai kecerahan. Hasilnya berupa nilai citra dengan nilai kecerahan maksimum baru yang lebih tinggi dari nilai maksimum awal, dan nilai minimum baru yang (pada umumnya) lebih rendah dari nilai minimum awal. Kontras citra dapat dilakukan dengan merentangkan nilai kecerahan pikselnya. Citra asli biasanya memiliki panjang gelombang yang lebih sempit dari 0-255, sehingga hasil citra baru memiliki histogram yang memiliki kurva lebih besar. Pemfilteran adalah cara untuk ekstraksi bagian data tertentu dari suatu himpunan data dengan menghilangkan bagian-bagian data yang tidak diinginkan. Filter dirancang untuk menyaring informasi spectral sehingga menghasilkan citra baru yang mempunyai variasi nilai spektral yang berbeda dengan citra asli. Terdapat dua jenis filtering, yaitu filter high pass dan filter low pass. 1. Filter high pass menghasilkan citra dengan variasi nilai kecerahan yang besar dari piksel ke piksel, sedangkan filter low pass justru sebaliknya, memiliki fungsi untuk menaikkan frekwensi sehingga batas satu bentuk dengan bentuk lainnya menjadi jelas. Tujuannya untuk menonjolkan perbedaan antara objek ataupun perbedaan nilai, kondisi ataupun sifat antar objek yang diwakili oleh nilai piksel. 2. Filter low pass adalah batas antara satu bentuk dengan bentuk lainnya menjadi kabur sehingga terkesan memiliki gradasi yang halus. Tujuannya untuk memperhalus kenampakan citra. Pemfilteran (spatial filtering) sebenarnya merupakan kelompok operasi tersendiri, dan bukan hanya penajaman. Swain dan Davis (1978) memberikan batasan filter sebagai mekanisme yang dapat mengubah sinyal-sinyal optis, elektronis maupun
  • 8. digital, sesuai dengan kriteria tertentu. Lebih lanjut, keduanya menyatakan bahwa pemfilteran adalah suatu cara untuk ekstraksi bagian data tertentu dari suatu himpunan data, dengan menghilangkan bagian-bagian data yang tidak diinginkan. Berbeda dengan teknik penajaman kontras, operasi pemfilteran dapat diterapkan dengan mempertimbangkan nilai piksel yang bertetangga. Oleh karena itu, teknik pemfilteran lebih sering disebut sebagai operasi lokal (local operation), sedangkan teknik penajaman yang lain sering disebut operasi titik (point operation). 2.4 Metode Interpretasi Citra Pekerjaan Interpretasi Citra dimulai dari kegiatan mengkaji suatu obyek pada citra sesuai dengan tujuan interpretasi. uatu cara bersistem dalam menelaah atau melakukan penyelidikan terhadap obyek pada citra. Kegiatan Interpretasi citra mengikuti metode tertentu yaitu :  Pengamatan mulai dari obyek umum ke obyek khusus.  Pengamatan mulai dari obyek yang sudah diketahui ke obyek yang belum diketahui. Metode pengkajian dalam kegiatan interpretasi citra secara umum menggunakan 2 macam metode, antara lain : 1. Fishing Expedition Metode pengkajian obyek pada citra dengan cara melakukan pengamatan ke seluruh wilayah dan disertai dengan pengambilan data. Kegiatan ini mirip dengan orang yang memancing, seluruh daerah perairan dijelajahi untuk mencari ada tidaknya ikan. Sehingga metode ini kemudian disebut dengan metode “Fishing Expedition” atau “Ekspedisi Memancing” 2. Logical Search Pada metode ini pengamatan terhadap seluruh wilayah pada citra dilakukan tetapi pengambilan data hanya dilakukan secara selektif pada daerah-daerah tertentu yang sesuai dengan tujuan interpretasi.
  • 9. 2.5 Langkah –Langkah Penajaman Citra Menggunakan ENVI 5.1 1. Klik icon ENVI 5.1 yang terdapat pada dekstop komputer anda seperti gambar di bawah ini. Atau kita dapat membukanya melalui Start  All Program  ENVI Setelah itu,akan muncul tampilan awal ENVI seperti gambar dibawah ini. 2. Untuk membuka data didalam software ENVI, langkahnya yakni klik menu File lalu pilih open.
  • 10. 3. Pilih semua data yang ingin dimasukkan ke dalam program ENVI,lalu open. Maka akan muncul layer band 1, hingga band 7 pada kotak Layer Manager (kotak sebelah kiri).
  • 11. 4. Langkah selanjutnya untuk melakukan layer stacking untuk pembuatan multi band pada citra,Pilih Raster Management  pilih Layer Stacking, lalu akan muncul kotak layer stacking parameters  Klik Import File  Pilih/Select band 1-8. Untuk outputnya klik choose  simpan di folder yang diinginkan dan beri nama. Lalu Klik Open.Nantinya Layer stacking akan diproses. 5. Pilih “ data manager” , lalu hapus band yang belum digabungkan.
  • 12. 6. Lalu lakukan tahap kombinasi band landsat, klik “load data”. Warna alami 4 3 2 Warna palsu (urban) 7 6 4 Warna Inframerah (vegetasi) 5 4 3 Pertanian 6 5 2 Penetrasi Atmosfer 7 6 5 Kesehatan vegetasi 5 6 2 Tanah / Air 5 6 4 Lingkungan Alam Dengan Removal Atmospheric 7 5 3 gelombang pendek inframerah 7 5 4 Analisis vegetasi 6 5 4
  • 13. 7. Selanjutnya untuk tahap penajaman Pilih image shaperring , lalu klik “ PC spectaral sharpering” 8. Pilih band yang ingin di input lalu pilih OK.
  • 14.
  • 15. 9. Hasil dari penajaman citra sebelum band nya digabung muncul akan seperti ini. 10. Hasil dari penajaman citra setelah all band digabungkan pada ENVI 2.6 Hasil Interpretasi Citra Jika sudah keluar semua warna asli dari citra yang sudah di layer stacking,maka kondisi citra akan seperti gambar asli keadaan sebenarnya. Setelah tahap penajaman sesuai keadaan sebenarnya kita bisa melanjutkan ke interpretasi citra nya. Untuk memperkenalkan proses interpretasi citra secara manual. Dimana hasil yang diperoleh, pada gambar terdapat 4 (empat) obyek yaitu : vegetasi, pemukiman, laut dan jalan.
  • 16.  Vegetasi 1  rona/warnanya gelap (hijau tua) karena merupakan hutan primer, tidak terdapat bayangan sehingga menunjukkan kerapatan vegetasi (berkelompok), teksturnya kasar.  Vegetasi 2  rona/warnanya agak cerah (hijau muda) dibanding vegetasi 1 karena merupakan hutan sekunder, teksturnya halus, terdapat bayangan sehingga menunjukkan tindak kerapatan vegetasi yang jarang.  Pemukiman  rona/warnanya agak cerah, polanya tampak pemukiman karena berjajar secara teratur dan rapi dan juga berada ditengah kota, teksturnya kasar.  Jalan  rona/warnanya agak cerah, ukurannya kecil, teksturnya halus, polanya memanjang dan lurus.  Laut  rona/warnanya gelap, tekstur kasar karena terdapat gelombang Mengamati citra pada layar adalah proses yang paling efektif dalam mengidentifikasi masalah yang ada pada citra, misalnya tutupan awan, kabut, dan kesalahan sensor. Citra bisa ditampilkan oleh sebuah komputer, baik per satu band dalam hitam dan putih maupun dalam kombinasi tiga band, yang disebut komposit warna. Mata manusia hanya bisa membedakan 16 derajat keabuan dalam sebuah citra, tetapi bisa membedakan berjuta juta warna yang berbeda.
  • 17. 2.7 Hasil 1. Hasil dari Kombinasi pada band landsat di ENVI 5.1 (Warna Alami Pada Citra Kota Solok) (Warna Buatan Pada Citra Kota Solok)
  • 18. 2. Hasil penajaman pada citra menggunakan ENVI 5.1 (Hasil Penajaman Citra Pada Citra Kota Solok)
  • 19. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Kesimpulan dari hasil praktikum ini adalah bahwa hasil penafsiran foto udara dan citra satelit merupakan salah satu kegiatan yang cukup dibutuhkan dalam perencanaan, pengelolaan dan pemantauan sumberdaya lahan. Di dalam penafsiran foto dan citra, penafsir mengkaji citra dan berupaya melalui proses penalaran untuk mendeteksi, mengidentifikasi, menilai arti pentingnya obyek yang tergambar pada citra dan menganalisa kenampakan suatu obyek berdasarkan rona/warna, bentuk, ukuran, pola, tekstur, bayangan, situs dan asosiasi dan konvergensi bukti dan dapat disimpulkan bahwa komposit citra bertujuan untuk memperoleh gambaran visual yang lebih baik. Dan dengan penggabungan citra akan terdapat perbedaan citra komposit dapat terlihat dari adanya warna yang berbeda dari tiap komposit. Hal tersebut dapat memudahkan dalam proses pengidentifikasian suatu objek dalam citra satelit. Karena pada citra yang terlah terkomposit memiliki warna masing-masing. 3.2 Saran Dalam jalannya praktikum,dijelaskan terlalu cepat sehingga banyak mahasiswa yang tertinggal karena tidak berhasil mengejar jalannya praktikum saat berlangsung.