SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 11
Penyebaran Islam di Nusantara
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Artikel ini bagian dari seri

Sejarah Indonesia

Lihat pula:
Garis waktu sejarah Indonesia
Sejarah Nusantara
Prasejarah

Kerajaan Hindu-Buddha
Kutai (abad ke-4)
Tarumanagara (358–669)
Kalingga (abad ke-6 sampai ke-7)
Sriwijaya (abad ke-7 sampai ke-13)
Sailendra (abad ke-8 sampai ke-9)
Kerajaan Medang (752–1006)
Kerajaan Kahuripan (1006–1045)
Kerajaan Sunda (932–1579)
Kediri (1045–1221)
Dharmasraya (abad ke-12 sampai ke-14)
Singhasari (1222–1292)
Majapahit (1293–1500)
Malayapura (abad ke-14 sampai ke-15)

Kerajaan Islam
Penyebaran Islam (1200-1600)
Kesultanan Samudera Pasai (1267-1521)
Kesultanan Ternate (1257–sekarang)
Kerajaan Pagaruyung (1500-1825)
Kesultanan Malaka (1400–1511)
Kerajaan Inderapura (1500-1792)
Kesultanan Demak (1475–1548)
Kesultanan Aceh (1496–1903)
Kesultanan Banten (1527–1813)
Kesultanan Cirebon (1552 - 1677)
Kesultanan Mataram (1588—1681)
Kesultanan Siak (1723-1945)

Kerajaan Kristen
Kerajaan Larantuka (1600-1904)

Kolonialisme bangsa Eropa
Portugis (1512–1850)
VOC (1602-1800)
Belanda (1800–1942)

Kemunculan Indonesia
Kebangkitan Nasional (1899-1942)
Pendudukan Jepang (1942–1945)
Revolusi nasional (1945–1950)

Indonesia Merdeka
Orde Lama (1950–1959)
Demokrasi Terpimpin (1959–1965)
Masa Transisi (1965–1966)
Orde Baru (1966–1998)
Era Reformasi (1998–sekarang)

L

B

S

Penyebaran Islam di Nusantara adalah proses menyebarnya
agama Islam di Nusantara (sekarang Indonesia). Islam dibawa ke Nusantara oleh pedagang
dari Gujarat, India selama abad ke-11, meskipun Muslim telah mendatangi Nusantara
sebelumnya.[rujukan?] Pada akhir abad ke-16, Islam telah melampaui jumlah
penganut Hindu dan Buddhisme sebagai agama dominan
bangsa Jawa dan Sumatra. Bali mempertahankan mayoritas Hindu, sedangkan pulau-pulau
timur sebagian besar tetap menganut animisme sampai abad 17 dan 18 ketika
agama Kristen menjadi dominan di daerah tersebut.
Penyebaran Islam didorong oleh meningkatnya jaringan perdagangan di luar Nusantara.
Pedagang dan bangsawan dari kerajaan besar Nusantara biasanya adalah yang pertama
mengadopsi Islam. Kerajaan yang dominan, termasuk Kesultanan Mataram (di Jawa
Tengah sekarang), dan Kesultanan Ternate danTidore di Kepulauan Maluku di timur. Pada
akhir abad ke-13, Islam telah berdiri di Sumatera Utara, abad ke-14 di timur
laut Malaya, Brunei, Filipina selatan, di antara beberapa abdi kerajaan di Jawa Timur, abad
ke-15 di Malaka dan wilayah lain dari Semenanjung Malaya (sekarang Malaysia). Meskipun
diketahui bahwa penyebaran Islam dimulai di sisi barat Nusantara, kepingan-kepingan bukti
yang ditemukan tidak menunjukkan gelombang konversi bertahap di sekitar setiap daerah
Nusantara, melainkan bahwa proses konversi ini rumit dan lambat.
Meskipun menjadi salah satu perkembangan yang paling signifikan dalam sejarah Indonesia,
bukti sejarah babak ini terkeping-keping dan umumnya tidak informatif sehingga pemahaman
tentang kedatangan Islam ke Indonesia sangat terbatas. Ada perdebatan di antara peneliti
tentang apa kesimpulan yang bisa ditarik tentang konversi masyarakat Nusantara kala
itu.[1]:3 Bukti utama, setidaknya dari tahap-tahap awal proses konversi ini, adalah batu
nisan dan beberapa kesaksian peziarah, tetapi bukti ini hanya dapat menunjukkan bahwa
umat Islam pribumi ada di tempat tertentu pada waktu tertentu. Bukti ini tidak bisa
menjelaskan hal-hal yang lebih rumit seperti bagaimana gaya hidup dipengaruhi oleh agama
baru ini, atau seberapa dalam Islam mempengaruhi masyarakat. Dari bukti ini tidak
bisa diasumsikan, bahwa karena penguasa saat itu dikenal sebagai seorang Muslim, maka
proses Islamisasi daerah itu telah lengkap dan mayoritas penduduknya telah memeluk Islam;
namun proses konversi ini adalah suatu proses yang berkesinambungan dan terus
berlangsung di Nusantara, bahkan tetap berlangsung sampai hari ini di Indonesia modern.
Daftar isi
[sembunyikan]

1 Awal sejarah
2 Menurut wilayah

o

2.1 Malaka

o

2.2 Sumatera Utara

o

2.3 Jawa Tengah dan Jawa Timur
o

2.4 Jawa Barat

o

2.5 Daerah lain

3 Legenda Nusantara dan Melayu
4 Lihat pula
5 Rujukan
6 Referensi

Awal sejarah[sunting | sunting sumber]

Peta lokasi Kesultanan Samudera Pasai.

Bukti sejarah penyebaran Islam di Nusantara terkeping-keping dan umumnya tidak informatif
sehingga pemahaman tentang kedatangan Islam ke Indonesia terbatas. Ada perdebatan di
antara peneliti tentang apa kesimpulan yang bisa ditarik tentang konversi masyarakat
Nusantara.[1]:3 Bukti utama, setidaknya dari tahap-tahap awal proses konversi ini, adalah batu
nisan dan kesaksian beberapa peziarah, tetapi hal ini hanya dapat menunjukkan bahwa umat
Islam pribumi ada di tempat tertentu pada waktu tertentu. Baik pemerintah kolonial Hindia
Belanda maupunRepublik Indonesia lebih memilih situs peninggalan Hindu dan Buddha
di Pulau Jawa dalam alokasi sumber daya mereka untuk penggalian dan pelestarian
purbakala, kurang memberi perhatian pada penelitian tentang awal sejarah Islam di
Indonesia. Dana penelitian, baik negeri maupun swasta, dihabiskan untuk pembangunan
masjid-masjid baru, daripada mengeksplorasi yang lama.[2]
Sebelum Islam mendapat tempat di antara masyarakat Nusantara, pedagang Muslim telah
hadir selama beberapa abad. Sejarawan Merle Ricklefs (1991) mengidentifikasi dua proses
tumpang tindih dimana Islamisasi Nusantara terjadi: antara orang Nusantara mendapat kontak
dengan Islam dan dikonversi menjadi muslim, dan/atau Muslim Asia asing (India, China, Arab,
dll) menetap di Nusantara dan bercampur dengan masyarakat lokal. Islam diperkirakan telah
hadir di Asia Tenggara sejak awal era Islam. Dari waktu khalifah ketiga Islam, 'Utsman' (644656) utusan dan pedagang Muslim tiba di China dan harus melewati rute laut Nusantara,
melalui Nusantara dari dunia Islam. Melalui hal inilah kontak utusan Arab antara tahun 904
dan pertengahan abad ke-12 diperkirakan telah terlibat dalam negara perdagangan
maritim Sriwijaya di Sumatra.
Kesaksian awal tentang kepulauan Nusantara terlacak dari Kekhalifahan Abbasiyah, menurut
kesaksian awal tersebut, kepulauan Nusantara adalah terkenal di
antara pelaut Muslim terutama karena kelimpahan komoditas perdagangan rempahrempah berharga seperti Pala, Cengkeh, Lengkuas dan banyak lainnya.[3]
Kehadiran Muslim asing di Nusantara bagaimanapun tidak menunjukkan tingkat konversi
pribumi Nusantara ke Islam yang besar atau pembentukan negara Islam pribumi di
Nusantara.[1]:3 Bukti yang paling dapat diandalkan tentang penyebaran awal Islam di
Nusantara berasal dari tulisan di batu nisan dan sejumlah kesaksian peziarah. Nisan paling
awal yang terbaca tertulis tahun 475 H (1082 M), meskipun milik seorang Muslim asing, ada
keraguan apakah nisan tersebut tidak diangkut ke Jawa di masa setelah tahun tersebut. Bukti
pertama Muslim pribumi Nusantara berasal dari Sumatera Utara, Marco Polo dalam
perjalanan pulang dari China pada tahun 1292, melaporkan setidaknya satu kota
Muslim,[4] dan bukti pertama tentang dinasti Muslim adalah nisan tertanggal tahun 696 H
(1297 M), dari Sultan Malik al-Saleh, penguasa Muslim pertama Kesultanan Samudera Pasai,
dengan batu nisan selanjutnya menunjukkan diteruskannya pemerintahan Islam. Kehadiran
sekolah pemikiran Syafi'i, yang kemudian mendominasi Nusantara dilaporkan oleh Ibnu
Battutah, seorang peziarah dari Maroko, tahun 1346. Dalam catatan perjalanannya, Ibnu
Battutah menulis bahwa penguasa Samudera Pasai adalah seorang Muslim, yang melakukan
kewajiban agamanya sekuat tenaga. Madh'hab yang digunakannya adalah Imam
Syafi'i dengan kebiasaan yang sama ia lihat di India.[4]

Menurut wilayah[sunting | sunting sumber]
Pada awalnya sejarawan meyakini bahwa Islam menyebar di masyarakat Nusantara dengan
cara yang umumnya berlangsung damai, dan dari abad ke-14 sampai akhir abad ke-19
Nusantara melihat hampir tidak ada aktivitas misionaris Muslim terorganisir.[5] Namun klaim ini
kemudian dibantah oleh temuan sejarawan bahwa beberapa bagian dari Jawa, seperti Suku
Sunda di Jawa Barat dan kerajaan Majapahit di Jawa Timur ditaklukkan oleh Muslim Jawa.
Kerajaan Hindu-Buddha Sunda Pajajaran ditaklukkan oleh kaum Muslim di abad ke-16,
sedangkan bagian pesisir-Muslim dan pedalaman Jawa Timur yang Hindu-Buddha sering
berperang.[1]:8 Penyebaran terorganisir Islam juga terbukti dengan adanya Wali
Sanga (sembilan orang suci) yang diakui mempunyai andil besar dalam Islamisasi Nusantara
secara sistematis selama periode ini. [1]:8[6]

Malaka[sunting | sunting sumber]
Didirikan sekitar awal abad ke-15 , negara perdagangan Melayu Kesultanan
Malaka (sekarang bagian Malaysia) didirikan oleh Sultan Parameswara, adalah, sebagai
pusat perdagangan paling penting di kepulauan Asia Tenggara, pusat kedatangan Muslim
asing, dan dengan demikian muncul sebagai pendukung penyebaran Islam di Nusantara.
Parameswara sendiiri diketahui telah dikonversi ke Islam, dan mengambil nama Iskandar
Shah setelah kedatangan Laksamana Cheng Ho yang merupakan Suku Hui muslim dari
negeri China. Di Malaka dan di tempat lain batu-batu nisan bertahan dan menunjukkan tidak
hanya penyebaran Islam di kepulauan Melayu, tetapi juga sebagai agama dari sejumlah
budaya dan penguasa mereka pada akhir abad ke-15.

Sumatera Utara[sunting | sunting sumber]

Masjid di Sumatera Barat dengan arsitektur tradisional Minangkabau.

Bukti yang lebih kuat mendokumentasikan transisi budaya yang berlanjut berasal dari dua
batu nisan akhir abad ke-14 dari Minye Tujoh di Sumatera Utara, masing-masing dengan
tulisan Islam tetapi dengan jenis karakter India dan lainnya Arab. Berasal dari abad ke-14,
batu nisan di Brunei, Trengganu (timur laut Malaysia) dan Jawa Timur adalah bukti
penyebaran Islam. Batu Trengganu memiliki dominasi bahasa Sansekerta atas kata-kata
Arab, menunjukkan representasi pengenalan hukum Islam. Menurut Ying-yai Sheng-lan:
survei umum pantai samudra (1433) yang ditulis oleh Ma Huan, pencatat sejarah dan
penerjemah Cheng Ho: "negara-negara utama di bagian utara Sumatra sudah
merupakan Kesultanan Islam. Pada tahun 1414, ia (Cheng Ho) mengunjungiKesultanan
Malaka, penguasanya Iskandar Shah adalah Muslim dan juga warganya, dan mereka percaya
dengan sangat taat".
Pembentukan kerajaan-kerajaan Islam lebih lanjut di Utara pulau Sumatera didokumentasikan
oleh kuburan-kuburan akhir abad ke-15 dan ke-16 termasuk sultan pertama dan
kedua Kesultanan Pedir (sekarang Pidie), Muzaffar Syah, dimakamkan 902 H (1497 M)
dan Ma'ruf Syah, dimakamkan 917 H (1511 M).Kesultanan Aceh didirikan pada awal abad ke16 dan kemudian akan menjadi negara yang paling kuat di utara Pulau Sumatra dan salah
satu yang paling kuat di seluruh kepulauan Melayu. Sultan pertama Kesultanan Aceh
adalah Ali Mughayat Syah yang nisannya bertanggal tahun 936 H (1530 M).
Buku ahli pengobatan Portugis Tome Pires yang mendokumentasikan pengamatannya atas
Jawa dan Sumatera dari kunjungannya tahun 1512-1515, dianggap salah satu sumber yang
paling penting tentang penyebaran Islam di Nusantara. Pada saat tersebut, menurut Piers,
kebanyakan raja di Sumatera adalah Muslim, dari Aceh dan ke selatan sepanjang pantai timur
ke Palembang, para penguasanya adalah Muslim, sementara sisi selatan Palembang dan di
sekitar ujung selatan Sumatera dan ke pantai barat, sebagian besar bukan. Di kerajaan lain
Sumatera, seperti Pasai dan Minangkabau penguasanya adalah Muslim meskipun pada tahap
itu warga mereka dan orang-orang di daerah tetangga bukan. Bagaimanapun, dilaporkan oleh
Pires bahwa agama Islam terus memperoleh penganut baru.
Setelah kedatangan rombongan kolonial Portugis dan ketegangan yang mengikuti tentang
kekuasaan atas perdagangan rempah-rempah, Sultan Aceh Alauddin al-Kahar (1539-1571)
mengirimkan dutanya ke Sultan Kesultanan Utsmaniyah, Suleiman I tahun 1564, meminta
dukungan Utsmaniyah melawan Kekaisaran Portugis. Dinasti Utsmani kemudian dikirim
laksamana mereka, Kurtoğlu Hızır Reis. Dia kemudian berlayar dengan kekuatan
22 kapal membawa tentara, peralatan militer dan perlengkapan lainnya. Menurut laporan yang
ditulis oleh Laksamana Portugis Fernão Mendes Pinto, armada Utsmaniyah yang pertama kali
tiba di Aceh terdiri dari beberapa orang Turki dan kebanyakan Muslim dari
pelabuhan Samudera Hindia.[7]

Jawa Tengah dan Jawa Timur[sunting | sunting sumber]

Masjid Agung Demak, Kerajaan Islam pertama di Jawa.

Prasasti-prasasti dalam aksara Jawa Kuno, bukan bahasa Arab, ditemukan pada banyak
serangkaian batu nisan bertanggal sampai 1369 M di Jawa Timur, menunjukkan bahwa
mereka hampir pasti adalah Jawa pribumi, bukan Muslim asing. Karena dekorasi rumit dan
kedekatan dengan lokasi bekas ibukota kerajaan Hindu-Buddha Majapahit, Louis-Charles
Damais (peneliti dan sejarawan) menyimpulkan bahwa makam ini adalah makam orang-orang
Jawa pribumi yang sangat terhormat, bahkan mungkin keluarga kerajaan.[8] Hal ini
menunjukkan bahwa beberapa elit Kerajaan Majapahit di Jawa telah memeluk Islam pada
saat Majapahit yang merupakan Kerajaan Hindu-Buddha berada di puncak kejayaannya.
Ricklefs (1991) berpendapat bahwa batu-batu nisan Jawa timur ini, berlokasi dan bertanggal
di wilayah non-pesisir Majapahit, meragukan pandangan lama bahwa Islam di Jawa berasal
dari pantai dan mewakili oposisi politik dan agama untuk kerajaan Majapahit. Sebagai sebuah
kerajaan dengan kontak politik dan perdagangan yang luas, Majapahit hampir pasti telah
melakukan kontak dengan para pedagang Muslim, namun kemungkinan adanya abdi
dalemkeraton yang berpengalaman untuk tertarik pada agama kasta pedagang masih sebatas
dugaan. Sebaliknya, guru Sufi-Islam yang dipengaruhi mistisisme dan mungkin mengklaim
mempunyai kekuatan gaib, lebih mungkin untuk diduga sebagai agen konversi agama para
elit istana Jawa yang sudah lama akrab dengan aspek mistisisme Hindu dan Buddha.[1]:5
Pada awal abad ke-16, Jawa Tengah dan Jawa Timur, daerah di mana suku Jawa hidup,
masih dikuasai oleh raja Hindu-Buddha yang tinggal di pedalaman Jawa Timur
di Daha (sekarang Kediri). Namun daerah pesisir seperti Surabaya, telah ter-Islamisasi dan
sering berperang dengan daerah pedalaman, kecuali Tuban, yang tetap setia kepada raja
Hindu-Buddha. Beberapa wilayah di pesisir tersebut adalah wilayah penguasa Jawa yang
telah berkonversi ke Islam, atau wilayah Tionghoa Muslim, India, Arab dan Melayu yang
menetap dan mendirikan negara perdagangan mereka di pantai. Menurut Pires, para
pemukim asing dan keturunan mereka tersebut begitu mengagumi budaya Hindu-Buddha
Jawa sehingga mereka meniru gaya tersebut dan dengan demikian mereka menjadi "Jawa".
Perang antara Muslim-pantai dan Hindu-Buddha-pedalaman ini juga terus berlanjut lama
setelah jatuhnya Majapahit oleh Kesultanan Demak, bahkan permusuhan ini juga terus
berlanjut lama setelah kedua wilayah tersebut mengadopsi Islam.[1]:8
Kapan orang-orang di pantai utara Jawa memeluk Islam tidaklah jelas. Muslim Tionghoa, Ma
Huan, utusan Kaisar Yongle,[4] mengunjungi pantai Jawa pada 1416 dan melaporkan dalam
bukunya,Ying-yai Sheng-lan: survei umum pantai samudra (1433), bahwa hanya ada tiga
jenis orang di Jawa: Muslim dari wilayah barat Nusantara, Tionghoa (beberapa adalah
Muslim) dan Jawa yang bukan Muslim.[9] Karena batu-batu nisan Jawa Timur adalah dari
Muslim Jawa lima puluh tahun sebelumnya, laporan Ma Huan menunjukkan bahwa Islam
mungkin memang telah diadopsi oleh sebagian abdi dalem istana Jawa sebelum orang Jawa
pesisir.
Sebuah nisan Muslim bertanggal 822 H (1419 M) ditemukan di Gresik, pelabuhan di Jawa
Timur dan menandai makam Maulana Malik Ibrahim. Namun bagaimanapun, dia adalah orang
asing non-Jawa, dan batu nisannya tidak memberikan bukti konversi pesisir Jawa. Namun
Malik Ibrahim, menurut tradisi Jawa adalah salah satu dari sembilan rasul Islam di Jawa
(disebut Wali Sanga) meskipun tidak ada bukti tertulis ditemukan tentang tradisi ini. Pada
abad ke-15-an, Kerajaan Majapahit yang kuat di Jawa berada di penurunan. Setelah
dikalahkan dalam beberapa pertempuran, kerajaan Hindu terakhir di Jawa jatuh di bawah
meningkatnya kekuatan Kesultanan Demak pada tahun 1520.

Jawa Barat[sunting | sunting sumber]
Suma Oriental ("Dunia Timur") yang ditulis Tome Pires melaporkan juga bahwa Suku
Sunda di Jawa Barat bukanlah Muslim di zamannya, dan memang memusuhi Islam.[1] Sebuah
penaklukan oleh Muslim di daerah ini terjadi pada abad ke-16. Dalam studinya
tentang Kesultanan Banten, Martin van Bruinessen berfokus pada hubungan antara mistik
dan keluarga kerajaan, mengkontraskan bahwa proses Islamisasi dengan yang yang berlaku
di tempat lain di Pulau Jawa: "Dalam kasus Banten, sumber-sumber pribumi mengasosiasikan
"tarekat" tidak dengan perdagangan dan pedagang, tetapi dengan raja, kekuatan magis dan
legitimasi politik."[10] Ia menyajikan bukti bahwa Sunan Gunungjati diinisiasi ke dalam aliran
"Kubra", "Shattari", dan "Naqsyabandiyah" dari sufisme.

Daerah lain[sunting | sunting sumber]
Tidak ada bukti dari penerapan Islam oleh orang Nusantara sebelum abad ke-16 di daerah
luar Pulau Jawa, Pulau Sumatera, Kesultanan Ternate dan Tidore di Maluku, dan Kesultanan
Brunei danSemenanjung Melayu.

Legenda Nusantara dan Melayu[sunting | sunting sumber]
Meskipun kerangka waktu bagi masuknya Islam di wilayah Indonesia dapat ditentukan secara
luas, sumber-sumber utama sejarah tidak bisa menjawab banyak pertanyaan yang spesifik,
sehingga kontroversi terus mengelilingi topik ini. Sumber-sumber seperti tidak menjelaskan
mengapa konversi signifikan orang pribumi Nusantara menjadi Islam tidak dimulai hingga
beberapa abad bahkan setelah para Muslim asing mengunjungi dan tinggal di Nusantara.
Sumber-sumber ini juga tidak cukup menjelaskan asal-usul dan perkembangan "aliran"
istimewa Islam di Nusantara, atau bagaimana Islam menjadi agama yang dominan di
Nusantara.[1]:8 Untuk mengisi kekosongan celah sejarah ini, banyak peneliti mencari referensi
ke legenda-legenda Melayu dan Nusantara tentang konversi pribumi Nusantara ke Islam.
Ricklefs berpendapat bahwa meskipun legenda-legenda ini bukanlah catatan historis yang
dapat diandalkan tentang peristiwa yang sebenarnya, legenda-legenda ini berharga dalam
memberi titik terang mengenai beberapa peristiwa, melalui wawasan mereka yang tersebar di
masyarakat, ke dalam sifat pembelajaran dan kekuatan magis, latar belakang asing dan
hubungan perdagangan para guru Islam awal, dan proses konversi yang bergerak dari atas
(golongan elit keraton) ke bawah. Legenda ini juga memberikan wawasan tentang bagaimana
generasi muda Nusantara (Indonesia) melihat proses Islamisasi ini.[1]:8–11 Sumber-sumber ini
termasuk:
Hikayat Raja-raja Pasai - sebuah teks Bahasa Melayu Kuno yang menceritakan
bagaimana Islam datang ke negeri "Samudra" (Kesultanan Samudera Pasai, sekarang
di Aceh) di mana Kerajaan Islam di Nusantara yang pertama didirikan.
Sejarah Melayu - teks Bahasa Melayu Kuno, yang seperti juga Hikayat Raja-raja
Pasai menceritakan kisah konversi Samudra, tetapi juga bercerita tentang konversi Raja
Malaka (Parameswara).
Babad Tanah Jawi - nama generik yang digunakan untuk sejumlah besar manuskrip, di
mana konversi ke dalam bahasa Jawa yang pertama diatributkan pada Wali
Sanga ("sembilan orang suci").
Sejarah Banten - Sebuah teks Jawa yang berisi cerita konversi.
Dari teks-teks yang disebutkan di sini, teks-teks Melayu menggambarkan proses konversi ke
Islam sebagai ritual pelepasan yang signifikan, ditandai dengan tanda-tanda formal dan nyata
dari ritual konversi, seperti sunat, pengakuan iman, dan mengadopsi nama Arab. Di sisi lain,
ketika peristiwa-peristiwa magis masih memainkan peran penting dalam kesaksian Jawa
tentang Islamisasi, peristiwa magis dalam konversi ke Islam menurut kesaksian teks-teks
Melayu tidak ditemukan. Hal ini menunjukkan proses konversi Jawa ke Islam lebih merupakan
"menyerap" Islam ketimbang berpindah, [1]:9 hal ini konsisten dengan
elemen sinkretisme agama yang secara signifikan lebih besar dalam Islam kontemporer Jawa
dibandingkan terhadap Islam yang relatif lebih ortodoks di Sumatera dan Semenanjung
Malaya (sekarang Malaysia).

Lihat pula[sunting | sunting sumber]
Portal Indonesia
Portal Islam

Ibnu Khordadbeh
Islam di Indonesia
Masjid di Indonesia
Penyebaran Islam di Asia Tenggara
Penyebaran Islam

Rujukan[sunting | sunting sumber]
Van Nieuwenhuijze. 1958. Aspek Islam Pasca-Kolonial Indonesia. Den Haag. W. van
Hoeve Ltd. C.A.O.

Referensi[sunting | sunting sumber]
1.

^

a b c d e f g h i jk

Ricklefs, M.C. (1991). A History of Modern Indonesia since c.1300, 2nd

Edition. London: MacMillan. ISBN 0-333-57689-6.
2.

^ Taylor, Jean Gelman (2003). Indonesia: Peoples and Histories. New Haven and
London: Yale University Press. hlm. 29–30. ISBN 0-300-10518-5.

3.

^ http://gernot-katzers-spice-pages.com/engl/spice_geo.html#asia_southeast

4.

^

a b c

Raden Abdulkadir Widjojoatmodjo (November 1942). "Islam in the Netherlands

East Indies". The Far Eastern Quarterly 2 (1): 48–
57. doi:10.2307/2049278. JSTOR 2049278.
5.

^ Nieuwenhuijze (1958), p. 35.

6.

^ Ricklefs, M.C. History of Modern Indonesia Since c.1200. P.8.

7.

^ Azra, Azyumardi (2006). Islam in the Indonesian world: an account of institutional
formation. Mizan Pustaka. hlm. 169.

8.

^ Damais, Louis-Charles, 'Études javanaises, I: Les tombes musulmanes datées de
Trålåjå.' BEFEO, vol. 54 (1968), pp. 567-604.

9.

^ Ma Huan’s, Ying-yai Sheng-lan: The overall survey of the ocean's shores' (1433). Ed.
and transl. J.V.G. Mills. Cambridge: University Press, 1970

10. ^ Martin van Bruinessen (1995). "Shari`a court, tarekat and pesantren: religious
institutions in the sultanate of Banten". Archipel 50: 165–
200. doi:10.3406/arch.1995.3069.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Perkembangan islam di indonesia
Perkembangan islam di indonesiaPerkembangan islam di indonesia
Perkembangan islam di indonesia
Muhammad Firdaus
 
Pengaruh perkembangan dan kebudayaan islam di asia tenggara
Pengaruh perkembangan dan kebudayaan islam di asia tenggaraPengaruh perkembangan dan kebudayaan islam di asia tenggara
Pengaruh perkembangan dan kebudayaan islam di asia tenggara
La Mone
 
Kelompok 1 masuknya agama islam ke indonesia
Kelompok 1 masuknya agama islam ke indonesiaKelompok 1 masuknya agama islam ke indonesia
Kelompok 1 masuknya agama islam ke indonesia
Dewi_Sejarah
 

Was ist angesagt? (19)

Proses Awal Penyebaran Islam di Indonesia
Proses Awal Penyebaran Islam di IndonesiaProses Awal Penyebaran Islam di Indonesia
Proses Awal Penyebaran Islam di Indonesia
 
Proses masuknya islam ke indonesia (SMAN 19 SURABAYA)
Proses masuknya islam ke indonesia (SMAN 19 SURABAYA)Proses masuknya islam ke indonesia (SMAN 19 SURABAYA)
Proses masuknya islam ke indonesia (SMAN 19 SURABAYA)
 
Perkembangan islam di indonesia kampus bit
Perkembangan islam di indonesia kampus bitPerkembangan islam di indonesia kampus bit
Perkembangan islam di indonesia kampus bit
 
Perkembangan islam di indonesia
Perkembangan islam di indonesiaPerkembangan islam di indonesia
Perkembangan islam di indonesia
 
1. teori masukny islam
1. teori masukny islam1. teori masukny islam
1. teori masukny islam
 
Materi awal masuknya islam di indonesia
Materi awal masuknya islam di indonesiaMateri awal masuknya islam di indonesia
Materi awal masuknya islam di indonesia
 
BAB VI MATERI PERKEMBANGAN ISLAM DI NUSANTARA
BAB VI MATERI PERKEMBANGAN ISLAM DI NUSANTARABAB VI MATERI PERKEMBANGAN ISLAM DI NUSANTARA
BAB VI MATERI PERKEMBANGAN ISLAM DI NUSANTARA
 
Teori Gujarat - Sejarah Masuknya Islam di Indonesia
Teori Gujarat - Sejarah Masuknya Islam di IndonesiaTeori Gujarat - Sejarah Masuknya Islam di Indonesia
Teori Gujarat - Sejarah Masuknya Islam di Indonesia
 
proses proses masuknya islam diindonesia dan kerajaan kerajaan islam di indon...
proses proses masuknya islam diindonesia dan kerajaan kerajaan islam di indon...proses proses masuknya islam diindonesia dan kerajaan kerajaan islam di indon...
proses proses masuknya islam diindonesia dan kerajaan kerajaan islam di indon...
 
Cirebon_XRPLA_5
Cirebon_XRPLA_5Cirebon_XRPLA_5
Cirebon_XRPLA_5
 
Proses Masuk & Berkembangnya Agama & Kebudayaan Islam Di Indonesia
Proses Masuk & Berkembangnya Agama & Kebudayaan Islam Di IndonesiaProses Masuk & Berkembangnya Agama & Kebudayaan Islam Di Indonesia
Proses Masuk & Berkembangnya Agama & Kebudayaan Islam Di Indonesia
 
Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan SriwijayaKerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya
 
Pengaruh perkembangan dan kebudayaan islam di asia tenggara
Pengaruh perkembangan dan kebudayaan islam di asia tenggaraPengaruh perkembangan dan kebudayaan islam di asia tenggara
Pengaruh perkembangan dan kebudayaan islam di asia tenggara
 
Kerajaan sriwijaya
Kerajaan sriwijayaKerajaan sriwijaya
Kerajaan sriwijaya
 
Kerajaan Sriw
Kerajaan SriwKerajaan Sriw
Kerajaan Sriw
 
Sejarah kedatangan islam
Sejarah kedatangan islamSejarah kedatangan islam
Sejarah kedatangan islam
 
Kelompok 1 masuknya agama islam ke indonesia
Kelompok 1 masuknya agama islam ke indonesiaKelompok 1 masuknya agama islam ke indonesia
Kelompok 1 masuknya agama islam ke indonesia
 
Sejarah islam di nusantara
Sejarah islam di nusantara Sejarah islam di nusantara
Sejarah islam di nusantara
 
Materi Sejarah SMA - Perkembangan Tradisi Islam di Indonesia
Materi Sejarah SMA - Perkembangan Tradisi Islam di IndonesiaMateri Sejarah SMA - Perkembangan Tradisi Islam di Indonesia
Materi Sejarah SMA - Perkembangan Tradisi Islam di Indonesia
 

Andere mochten auch

Kisi kisi-smp-smasmk-plb-tahun-2012-2013
Kisi kisi-smp-smasmk-plb-tahun-2012-2013Kisi kisi-smp-smasmk-plb-tahun-2012-2013
Kisi kisi-smp-smasmk-plb-tahun-2012-2013
Masriqon Masriqon
 
Silabus sma peminatan ilmu sosial
Silabus sma peminatan ilmu sosialSilabus sma peminatan ilmu sosial
Silabus sma peminatan ilmu sosial
Masriqon Masriqon
 
Modul teaching english for sma twelve grade
Modul teaching english for sma twelve gradeModul teaching english for sma twelve grade
Modul teaching english for sma twelve grade
Masriqon Masriqon
 

Andere mochten auch (7)

Kisi kisi-smp-smasmk-plb-tahun-2012-2013
Kisi kisi-smp-smasmk-plb-tahun-2012-2013Kisi kisi-smp-smasmk-plb-tahun-2012-2013
Kisi kisi-smp-smasmk-plb-tahun-2012-2013
 
Pedoman spmb-ptain-2013
Pedoman spmb-ptain-2013Pedoman spmb-ptain-2013
Pedoman spmb-ptain-2013
 
Reading book
Reading bookReading book
Reading book
 
Silabus sma mapel wajib b
Silabus sma mapel wajib bSilabus sma mapel wajib b
Silabus sma mapel wajib b
 
SIlabus SMA mapel wajib A
SIlabus SMA mapel wajib ASIlabus SMA mapel wajib A
SIlabus SMA mapel wajib A
 
Silabus sma peminatan ilmu sosial
Silabus sma peminatan ilmu sosialSilabus sma peminatan ilmu sosial
Silabus sma peminatan ilmu sosial
 
Modul teaching english for sma twelve grade
Modul teaching english for sma twelve gradeModul teaching english for sma twelve grade
Modul teaching english for sma twelve grade
 

Ähnlich wie Penyebaran islam di nusantara

Proses Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia.pptx
Proses Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia.pptxProses Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia.pptx
Proses Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia.pptx
NenengDwiminjawati
 
Allisha (05) XII MIPA 3 PPT PAI Bab 9.pptx
Allisha (05) XII MIPA 3 PPT PAI Bab 9.pptxAllisha (05) XII MIPA 3 PPT PAI Bab 9.pptx
Allisha (05) XII MIPA 3 PPT PAI Bab 9.pptx
herybudi1
 
Perkembangan Islam di Indonesia
Perkembangan Islam di IndonesiaPerkembangan Islam di Indonesia
Perkembangan Islam di Indonesia
kholifahifa
 
Perkembanganislamdiindonesia 130204033309-phpapp01 (1)
Perkembanganislamdiindonesia 130204033309-phpapp01 (1)Perkembanganislamdiindonesia 130204033309-phpapp01 (1)
Perkembanganislamdiindonesia 130204033309-phpapp01 (1)
fuji10
 
Perkembangan Islam di Indonesia
Perkembangan Islam di IndonesiaPerkembangan Islam di Indonesia
Perkembangan Islam di Indonesia
Fernalia Halim
 
Strategi_Dakwah_dan_Perkembangan_Islam_d.pptx
Strategi_Dakwah_dan_Perkembangan_Islam_d.pptxStrategi_Dakwah_dan_Perkembangan_Islam_d.pptx
Strategi_Dakwah_dan_Perkembangan_Islam_d.pptx
MTsNWPancor
 
Sejarah indonesia meliputi suatu rentang waktu yang sangat panjang yang dimul...
Sejarah indonesia meliputi suatu rentang waktu yang sangat panjang yang dimul...Sejarah indonesia meliputi suatu rentang waktu yang sangat panjang yang dimul...
Sejarah indonesia meliputi suatu rentang waktu yang sangat panjang yang dimul...
Novi Pemimpi
 
Sejarah indonesia meliputi suatu rentang waktu yang sangat panjang yang dimul...
Sejarah indonesia meliputi suatu rentang waktu yang sangat panjang yang dimul...Sejarah indonesia meliputi suatu rentang waktu yang sangat panjang yang dimul...
Sejarah indonesia meliputi suatu rentang waktu yang sangat panjang yang dimul...
Bisma Karisma Full
 
PPT Kelompok 5 PAI Bab 5 (Meneladani Peran Ulama Penyebar Ajaran Islam di Ind...
PPT Kelompok 5 PAI Bab 5 (Meneladani Peran Ulama Penyebar Ajaran Islam di Ind...PPT Kelompok 5 PAI Bab 5 (Meneladani Peran Ulama Penyebar Ajaran Islam di Ind...
PPT Kelompok 5 PAI Bab 5 (Meneladani Peran Ulama Penyebar Ajaran Islam di Ind...
Mchairulbanin
 
Perkembangan islam di indonesia
Perkembangan islam di indonesiaPerkembangan islam di indonesia
Perkembangan islam di indonesia
Reza Luthfi
 

Ähnlich wie Penyebaran islam di nusantara (20)

Perkembanganislamdiindonesia 121224210937-phpapp02
Perkembanganislamdiindonesia 121224210937-phpapp02Perkembanganislamdiindonesia 121224210937-phpapp02
Perkembanganislamdiindonesia 121224210937-phpapp02
 
Proses Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia.pptx
Proses Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia.pptxProses Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia.pptx
Proses Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia.pptx
 
Allisha (05) XII MIPA 3 PPT PAI Bab 9.pptx
Allisha (05) XII MIPA 3 PPT PAI Bab 9.pptxAllisha (05) XII MIPA 3 PPT PAI Bab 9.pptx
Allisha (05) XII MIPA 3 PPT PAI Bab 9.pptx
 
Perkembangan Islam di Indonesia
Perkembangan Islam di IndonesiaPerkembangan Islam di Indonesia
Perkembangan Islam di Indonesia
 
Perkembanganislamdiindonesia 130204033309-phpapp01 (1)
Perkembanganislamdiindonesia 130204033309-phpapp01 (1)Perkembanganislamdiindonesia 130204033309-phpapp01 (1)
Perkembanganislamdiindonesia 130204033309-phpapp01 (1)
 
Perkembangan Islam di Indonesia
Perkembangan Islam di IndonesiaPerkembangan Islam di Indonesia
Perkembangan Islam di Indonesia
 
Strategi_Dakwah_dan_Perkembangan_Islam_d.pptx
Strategi_Dakwah_dan_Perkembangan_Islam_d.pptxStrategi_Dakwah_dan_Perkembangan_Islam_d.pptx
Strategi_Dakwah_dan_Perkembangan_Islam_d.pptx
 
Sejarah indonesia meliputi suatu rentang waktu yang sangat panjang yang dimul...
Sejarah indonesia meliputi suatu rentang waktu yang sangat panjang yang dimul...Sejarah indonesia meliputi suatu rentang waktu yang sangat panjang yang dimul...
Sejarah indonesia meliputi suatu rentang waktu yang sangat panjang yang dimul...
 
Sejarah indonesia meliputi suatu rentang waktu yang sangat panjang yang dimul...
Sejarah indonesia meliputi suatu rentang waktu yang sangat panjang yang dimul...Sejarah indonesia meliputi suatu rentang waktu yang sangat panjang yang dimul...
Sejarah indonesia meliputi suatu rentang waktu yang sangat panjang yang dimul...
 
S p i masuknya islam di asia tenggara dan di indonesia
S p i masuknya islam di asia tenggara dan di indonesiaS p i masuknya islam di asia tenggara dan di indonesia
S p i masuknya islam di asia tenggara dan di indonesia
 
PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA TUGAS DIKA
PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA TUGAS DIKAPERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA TUGAS DIKA
PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA TUGAS DIKA
 
PPT Kelompok 5 PAI Bab 5 (Meneladani Peran Ulama Penyebar Ajaran Islam di Ind...
PPT Kelompok 5 PAI Bab 5 (Meneladani Peran Ulama Penyebar Ajaran Islam di Ind...PPT Kelompok 5 PAI Bab 5 (Meneladani Peran Ulama Penyebar Ajaran Islam di Ind...
PPT Kelompok 5 PAI Bab 5 (Meneladani Peran Ulama Penyebar Ajaran Islam di Ind...
 
Perkembangan islam di indonesia
Perkembangan islam di indonesiaPerkembangan islam di indonesia
Perkembangan islam di indonesia
 
Islamisasi dan Silang Budaya di Indonesia
Islamisasi dan Silang Budaya di IndonesiaIslamisasi dan Silang Budaya di Indonesia
Islamisasi dan Silang Budaya di Indonesia
 
Sejarah islam di papua
Sejarah islam  di papuaSejarah islam  di papua
Sejarah islam di papua
 
Sejarah Perkembangan Islam di Nusantara
Sejarah Perkembangan Islam di NusantaraSejarah Perkembangan Islam di Nusantara
Sejarah Perkembangan Islam di Nusantara
 
Makalah Peradaban Islam di Asia Tenggara.docx
Makalah Peradaban Islam di Asia Tenggara.docxMakalah Peradaban Islam di Asia Tenggara.docx
Makalah Peradaban Islam di Asia Tenggara.docx
 
Islam dan jaringan perdagangan antar pulau
Islam dan jaringan perdagangan antar pulauIslam dan jaringan perdagangan antar pulau
Islam dan jaringan perdagangan antar pulau
 
Presentasi SKI XII IPA 1.pptx
Presentasi SKI XII IPA 1.pptxPresentasi SKI XII IPA 1.pptx
Presentasi SKI XII IPA 1.pptx
 
Sejarah islam
Sejarah islam Sejarah islam
Sejarah islam
 

Mehr von Masriqon Masriqon

Hasil seleksi insentif buku perguruan tinggi tahun 2019 gelombang kedua
Hasil seleksi insentif buku perguruan tinggi tahun 2019 gelombang keduaHasil seleksi insentif buku perguruan tinggi tahun 2019 gelombang kedua
Hasil seleksi insentif buku perguruan tinggi tahun 2019 gelombang kedua
Masriqon Masriqon
 
PENINGKATAN KEMAMPUAN KONSEP BILANGAN DAN OPERASINYA MELALUI MEDIA KANTONG AJAIB
PENINGKATAN KEMAMPUAN KONSEP BILANGAN DAN OPERASINYA MELALUI MEDIA KANTONG AJAIBPENINGKATAN KEMAMPUAN KONSEP BILANGAN DAN OPERASINYA MELALUI MEDIA KANTONG AJAIB
PENINGKATAN KEMAMPUAN KONSEP BILANGAN DAN OPERASINYA MELALUI MEDIA KANTONG AJAIB
Masriqon Masriqon
 
Pengumuman hasil seleksi program insentif buku ajar tahun 2017 (1)
Pengumuman hasil seleksi program insentif buku ajar tahun 2017 (1)Pengumuman hasil seleksi program insentif buku ajar tahun 2017 (1)
Pengumuman hasil seleksi program insentif buku ajar tahun 2017 (1)
Masriqon Masriqon
 
Peningkatan pemahaman konsep matematika melalui pendekatan kontekstual~masriq...
Peningkatan pemahaman konsep matematika melalui pendekatan kontekstual~masriq...Peningkatan pemahaman konsep matematika melalui pendekatan kontekstual~masriq...
Peningkatan pemahaman konsep matematika melalui pendekatan kontekstual~masriq...
Masriqon Masriqon
 
Modul teaching english for sma twelve grade by masriqon
Modul teaching english for sma twelve grade by masriqonModul teaching english for sma twelve grade by masriqon
Modul teaching english for sma twelve grade by masriqon
Masriqon Masriqon
 

Mehr von Masriqon Masriqon (20)

Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaran
 
Bahan ajar bermain dan permainan
Bahan ajar bermain dan permainanBahan ajar bermain dan permainan
Bahan ajar bermain dan permainan
 
Hasil seleksi insentif buku perguruan tinggi tahun 2019 gelombang kedua
Hasil seleksi insentif buku perguruan tinggi tahun 2019 gelombang keduaHasil seleksi insentif buku perguruan tinggi tahun 2019 gelombang kedua
Hasil seleksi insentif buku perguruan tinggi tahun 2019 gelombang kedua
 
Pengumuman insentif buku ajar gelombang kedua Tahun 2019
Pengumuman insentif buku ajar gelombang kedua Tahun 2019Pengumuman insentif buku ajar gelombang kedua Tahun 2019
Pengumuman insentif buku ajar gelombang kedua Tahun 2019
 
PENINGKATAN KEMAMPUAN KONSEP BILANGAN DAN OPERASINYA MELALUI MEDIA KANTONG AJAIB
PENINGKATAN KEMAMPUAN KONSEP BILANGAN DAN OPERASINYA MELALUI MEDIA KANTONG AJAIBPENINGKATAN KEMAMPUAN KONSEP BILANGAN DAN OPERASINYA MELALUI MEDIA KANTONG AJAIB
PENINGKATAN KEMAMPUAN KONSEP BILANGAN DAN OPERASINYA MELALUI MEDIA KANTONG AJAIB
 
Bahan ajar media pembelajaran
Bahan ajar media pembelajaranBahan ajar media pembelajaran
Bahan ajar media pembelajaran
 
Bahan a jar metode penelitian pendidikan 2
Bahan a jar metode penelitian pendidikan 2Bahan a jar metode penelitian pendidikan 2
Bahan a jar metode penelitian pendidikan 2
 
Sk akreditasi paud
Sk akreditasi paudSk akreditasi paud
Sk akreditasi paud
 
Materi ajar profesi kependidikan
Materi ajar profesi kependidikanMateri ajar profesi kependidikan
Materi ajar profesi kependidikan
 
Modul 2 materi kesehatan dan gizi
Modul 2 materi kesehatan dan giziModul 2 materi kesehatan dan gizi
Modul 2 materi kesehatan dan gizi
 
Pengumuman hasil seleksi program insentif buku ajar tahun 2017 (1)
Pengumuman hasil seleksi program insentif buku ajar tahun 2017 (1)Pengumuman hasil seleksi program insentif buku ajar tahun 2017 (1)
Pengumuman hasil seleksi program insentif buku ajar tahun 2017 (1)
 
Modul konsep dasar paud 1
Modul konsep dasar paud 1Modul konsep dasar paud 1
Modul konsep dasar paud 1
 
Peningkatan pemahaman konsep matematika melalui pendekatan kontekstual~masriq...
Peningkatan pemahaman konsep matematika melalui pendekatan kontekstual~masriq...Peningkatan pemahaman konsep matematika melalui pendekatan kontekstual~masriq...
Peningkatan pemahaman konsep matematika melalui pendekatan kontekstual~masriq...
 
Modul pembelajaran mikro 1
Modul pembelajaran mikro 1Modul pembelajaran mikro 1
Modul pembelajaran mikro 1
 
Uts belajar pembljrn, profesi pendidikan, kesehatan gizi
Uts  belajar pembljrn, profesi pendidikan, kesehatan giziUts  belajar pembljrn, profesi pendidikan, kesehatan gizi
Uts belajar pembljrn, profesi pendidikan, kesehatan gizi
 
Instrumen akreditasi paud ban pnf 2014
Instrumen akreditasi paud ban pnf 2014Instrumen akreditasi paud ban pnf 2014
Instrumen akreditasi paud ban pnf 2014
 
Materi pola asuh dalam pendidikan anak usia dini
Materi pola asuh dalam pendidikan anak usia diniMateri pola asuh dalam pendidikan anak usia dini
Materi pola asuh dalam pendidikan anak usia dini
 
Instrumen akreditasi paud ban pnf 2014
Instrumen akreditasi paud ban pnf 2014Instrumen akreditasi paud ban pnf 2014
Instrumen akreditasi paud ban pnf 2014
 
Modul teaching english for sma twelve grade by masriqon
Modul teaching english for sma twelve grade by masriqonModul teaching english for sma twelve grade by masriqon
Modul teaching english for sma twelve grade by masriqon
 
Pengumuman hasil seleksi program insentif buku ajar tahun 2017
Pengumuman hasil seleksi program insentif buku ajar tahun 2017Pengumuman hasil seleksi program insentif buku ajar tahun 2017
Pengumuman hasil seleksi program insentif buku ajar tahun 2017
 

Kürzlich hochgeladen

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
saptari3
 

Kürzlich hochgeladen (20)

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 

Penyebaran islam di nusantara

  • 1. Penyebaran Islam di Nusantara Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Artikel ini bagian dari seri Sejarah Indonesia Lihat pula: Garis waktu sejarah Indonesia Sejarah Nusantara Prasejarah Kerajaan Hindu-Buddha Kutai (abad ke-4) Tarumanagara (358–669) Kalingga (abad ke-6 sampai ke-7) Sriwijaya (abad ke-7 sampai ke-13) Sailendra (abad ke-8 sampai ke-9) Kerajaan Medang (752–1006) Kerajaan Kahuripan (1006–1045) Kerajaan Sunda (932–1579) Kediri (1045–1221) Dharmasraya (abad ke-12 sampai ke-14) Singhasari (1222–1292) Majapahit (1293–1500) Malayapura (abad ke-14 sampai ke-15) Kerajaan Islam Penyebaran Islam (1200-1600) Kesultanan Samudera Pasai (1267-1521) Kesultanan Ternate (1257–sekarang) Kerajaan Pagaruyung (1500-1825)
  • 2. Kesultanan Malaka (1400–1511) Kerajaan Inderapura (1500-1792) Kesultanan Demak (1475–1548) Kesultanan Aceh (1496–1903) Kesultanan Banten (1527–1813) Kesultanan Cirebon (1552 - 1677) Kesultanan Mataram (1588—1681) Kesultanan Siak (1723-1945) Kerajaan Kristen Kerajaan Larantuka (1600-1904) Kolonialisme bangsa Eropa Portugis (1512–1850) VOC (1602-1800) Belanda (1800–1942) Kemunculan Indonesia Kebangkitan Nasional (1899-1942) Pendudukan Jepang (1942–1945) Revolusi nasional (1945–1950) Indonesia Merdeka Orde Lama (1950–1959) Demokrasi Terpimpin (1959–1965) Masa Transisi (1965–1966) Orde Baru (1966–1998) Era Reformasi (1998–sekarang) L B S Penyebaran Islam di Nusantara adalah proses menyebarnya agama Islam di Nusantara (sekarang Indonesia). Islam dibawa ke Nusantara oleh pedagang dari Gujarat, India selama abad ke-11, meskipun Muslim telah mendatangi Nusantara sebelumnya.[rujukan?] Pada akhir abad ke-16, Islam telah melampaui jumlah
  • 3. penganut Hindu dan Buddhisme sebagai agama dominan bangsa Jawa dan Sumatra. Bali mempertahankan mayoritas Hindu, sedangkan pulau-pulau timur sebagian besar tetap menganut animisme sampai abad 17 dan 18 ketika agama Kristen menjadi dominan di daerah tersebut. Penyebaran Islam didorong oleh meningkatnya jaringan perdagangan di luar Nusantara. Pedagang dan bangsawan dari kerajaan besar Nusantara biasanya adalah yang pertama mengadopsi Islam. Kerajaan yang dominan, termasuk Kesultanan Mataram (di Jawa Tengah sekarang), dan Kesultanan Ternate danTidore di Kepulauan Maluku di timur. Pada akhir abad ke-13, Islam telah berdiri di Sumatera Utara, abad ke-14 di timur laut Malaya, Brunei, Filipina selatan, di antara beberapa abdi kerajaan di Jawa Timur, abad ke-15 di Malaka dan wilayah lain dari Semenanjung Malaya (sekarang Malaysia). Meskipun diketahui bahwa penyebaran Islam dimulai di sisi barat Nusantara, kepingan-kepingan bukti yang ditemukan tidak menunjukkan gelombang konversi bertahap di sekitar setiap daerah Nusantara, melainkan bahwa proses konversi ini rumit dan lambat. Meskipun menjadi salah satu perkembangan yang paling signifikan dalam sejarah Indonesia, bukti sejarah babak ini terkeping-keping dan umumnya tidak informatif sehingga pemahaman tentang kedatangan Islam ke Indonesia sangat terbatas. Ada perdebatan di antara peneliti tentang apa kesimpulan yang bisa ditarik tentang konversi masyarakat Nusantara kala itu.[1]:3 Bukti utama, setidaknya dari tahap-tahap awal proses konversi ini, adalah batu nisan dan beberapa kesaksian peziarah, tetapi bukti ini hanya dapat menunjukkan bahwa umat Islam pribumi ada di tempat tertentu pada waktu tertentu. Bukti ini tidak bisa menjelaskan hal-hal yang lebih rumit seperti bagaimana gaya hidup dipengaruhi oleh agama baru ini, atau seberapa dalam Islam mempengaruhi masyarakat. Dari bukti ini tidak bisa diasumsikan, bahwa karena penguasa saat itu dikenal sebagai seorang Muslim, maka proses Islamisasi daerah itu telah lengkap dan mayoritas penduduknya telah memeluk Islam; namun proses konversi ini adalah suatu proses yang berkesinambungan dan terus berlangsung di Nusantara, bahkan tetap berlangsung sampai hari ini di Indonesia modern. Daftar isi [sembunyikan] 1 Awal sejarah 2 Menurut wilayah o 2.1 Malaka o 2.2 Sumatera Utara o 2.3 Jawa Tengah dan Jawa Timur
  • 4. o 2.4 Jawa Barat o 2.5 Daerah lain 3 Legenda Nusantara dan Melayu 4 Lihat pula 5 Rujukan 6 Referensi Awal sejarah[sunting | sunting sumber] Peta lokasi Kesultanan Samudera Pasai. Bukti sejarah penyebaran Islam di Nusantara terkeping-keping dan umumnya tidak informatif sehingga pemahaman tentang kedatangan Islam ke Indonesia terbatas. Ada perdebatan di antara peneliti tentang apa kesimpulan yang bisa ditarik tentang konversi masyarakat Nusantara.[1]:3 Bukti utama, setidaknya dari tahap-tahap awal proses konversi ini, adalah batu nisan dan kesaksian beberapa peziarah, tetapi hal ini hanya dapat menunjukkan bahwa umat Islam pribumi ada di tempat tertentu pada waktu tertentu. Baik pemerintah kolonial Hindia Belanda maupunRepublik Indonesia lebih memilih situs peninggalan Hindu dan Buddha di Pulau Jawa dalam alokasi sumber daya mereka untuk penggalian dan pelestarian purbakala, kurang memberi perhatian pada penelitian tentang awal sejarah Islam di Indonesia. Dana penelitian, baik negeri maupun swasta, dihabiskan untuk pembangunan masjid-masjid baru, daripada mengeksplorasi yang lama.[2] Sebelum Islam mendapat tempat di antara masyarakat Nusantara, pedagang Muslim telah hadir selama beberapa abad. Sejarawan Merle Ricklefs (1991) mengidentifikasi dua proses tumpang tindih dimana Islamisasi Nusantara terjadi: antara orang Nusantara mendapat kontak dengan Islam dan dikonversi menjadi muslim, dan/atau Muslim Asia asing (India, China, Arab, dll) menetap di Nusantara dan bercampur dengan masyarakat lokal. Islam diperkirakan telah hadir di Asia Tenggara sejak awal era Islam. Dari waktu khalifah ketiga Islam, 'Utsman' (644656) utusan dan pedagang Muslim tiba di China dan harus melewati rute laut Nusantara, melalui Nusantara dari dunia Islam. Melalui hal inilah kontak utusan Arab antara tahun 904
  • 5. dan pertengahan abad ke-12 diperkirakan telah terlibat dalam negara perdagangan maritim Sriwijaya di Sumatra. Kesaksian awal tentang kepulauan Nusantara terlacak dari Kekhalifahan Abbasiyah, menurut kesaksian awal tersebut, kepulauan Nusantara adalah terkenal di antara pelaut Muslim terutama karena kelimpahan komoditas perdagangan rempahrempah berharga seperti Pala, Cengkeh, Lengkuas dan banyak lainnya.[3] Kehadiran Muslim asing di Nusantara bagaimanapun tidak menunjukkan tingkat konversi pribumi Nusantara ke Islam yang besar atau pembentukan negara Islam pribumi di Nusantara.[1]:3 Bukti yang paling dapat diandalkan tentang penyebaran awal Islam di Nusantara berasal dari tulisan di batu nisan dan sejumlah kesaksian peziarah. Nisan paling awal yang terbaca tertulis tahun 475 H (1082 M), meskipun milik seorang Muslim asing, ada keraguan apakah nisan tersebut tidak diangkut ke Jawa di masa setelah tahun tersebut. Bukti pertama Muslim pribumi Nusantara berasal dari Sumatera Utara, Marco Polo dalam perjalanan pulang dari China pada tahun 1292, melaporkan setidaknya satu kota Muslim,[4] dan bukti pertama tentang dinasti Muslim adalah nisan tertanggal tahun 696 H (1297 M), dari Sultan Malik al-Saleh, penguasa Muslim pertama Kesultanan Samudera Pasai, dengan batu nisan selanjutnya menunjukkan diteruskannya pemerintahan Islam. Kehadiran sekolah pemikiran Syafi'i, yang kemudian mendominasi Nusantara dilaporkan oleh Ibnu Battutah, seorang peziarah dari Maroko, tahun 1346. Dalam catatan perjalanannya, Ibnu Battutah menulis bahwa penguasa Samudera Pasai adalah seorang Muslim, yang melakukan kewajiban agamanya sekuat tenaga. Madh'hab yang digunakannya adalah Imam Syafi'i dengan kebiasaan yang sama ia lihat di India.[4] Menurut wilayah[sunting | sunting sumber] Pada awalnya sejarawan meyakini bahwa Islam menyebar di masyarakat Nusantara dengan cara yang umumnya berlangsung damai, dan dari abad ke-14 sampai akhir abad ke-19 Nusantara melihat hampir tidak ada aktivitas misionaris Muslim terorganisir.[5] Namun klaim ini kemudian dibantah oleh temuan sejarawan bahwa beberapa bagian dari Jawa, seperti Suku Sunda di Jawa Barat dan kerajaan Majapahit di Jawa Timur ditaklukkan oleh Muslim Jawa. Kerajaan Hindu-Buddha Sunda Pajajaran ditaklukkan oleh kaum Muslim di abad ke-16, sedangkan bagian pesisir-Muslim dan pedalaman Jawa Timur yang Hindu-Buddha sering berperang.[1]:8 Penyebaran terorganisir Islam juga terbukti dengan adanya Wali Sanga (sembilan orang suci) yang diakui mempunyai andil besar dalam Islamisasi Nusantara secara sistematis selama periode ini. [1]:8[6] Malaka[sunting | sunting sumber]
  • 6. Didirikan sekitar awal abad ke-15 , negara perdagangan Melayu Kesultanan Malaka (sekarang bagian Malaysia) didirikan oleh Sultan Parameswara, adalah, sebagai pusat perdagangan paling penting di kepulauan Asia Tenggara, pusat kedatangan Muslim asing, dan dengan demikian muncul sebagai pendukung penyebaran Islam di Nusantara. Parameswara sendiiri diketahui telah dikonversi ke Islam, dan mengambil nama Iskandar Shah setelah kedatangan Laksamana Cheng Ho yang merupakan Suku Hui muslim dari negeri China. Di Malaka dan di tempat lain batu-batu nisan bertahan dan menunjukkan tidak hanya penyebaran Islam di kepulauan Melayu, tetapi juga sebagai agama dari sejumlah budaya dan penguasa mereka pada akhir abad ke-15. Sumatera Utara[sunting | sunting sumber] Masjid di Sumatera Barat dengan arsitektur tradisional Minangkabau. Bukti yang lebih kuat mendokumentasikan transisi budaya yang berlanjut berasal dari dua batu nisan akhir abad ke-14 dari Minye Tujoh di Sumatera Utara, masing-masing dengan tulisan Islam tetapi dengan jenis karakter India dan lainnya Arab. Berasal dari abad ke-14, batu nisan di Brunei, Trengganu (timur laut Malaysia) dan Jawa Timur adalah bukti penyebaran Islam. Batu Trengganu memiliki dominasi bahasa Sansekerta atas kata-kata Arab, menunjukkan representasi pengenalan hukum Islam. Menurut Ying-yai Sheng-lan: survei umum pantai samudra (1433) yang ditulis oleh Ma Huan, pencatat sejarah dan penerjemah Cheng Ho: "negara-negara utama di bagian utara Sumatra sudah merupakan Kesultanan Islam. Pada tahun 1414, ia (Cheng Ho) mengunjungiKesultanan Malaka, penguasanya Iskandar Shah adalah Muslim dan juga warganya, dan mereka percaya dengan sangat taat". Pembentukan kerajaan-kerajaan Islam lebih lanjut di Utara pulau Sumatera didokumentasikan oleh kuburan-kuburan akhir abad ke-15 dan ke-16 termasuk sultan pertama dan kedua Kesultanan Pedir (sekarang Pidie), Muzaffar Syah, dimakamkan 902 H (1497 M) dan Ma'ruf Syah, dimakamkan 917 H (1511 M).Kesultanan Aceh didirikan pada awal abad ke16 dan kemudian akan menjadi negara yang paling kuat di utara Pulau Sumatra dan salah satu yang paling kuat di seluruh kepulauan Melayu. Sultan pertama Kesultanan Aceh adalah Ali Mughayat Syah yang nisannya bertanggal tahun 936 H (1530 M).
  • 7. Buku ahli pengobatan Portugis Tome Pires yang mendokumentasikan pengamatannya atas Jawa dan Sumatera dari kunjungannya tahun 1512-1515, dianggap salah satu sumber yang paling penting tentang penyebaran Islam di Nusantara. Pada saat tersebut, menurut Piers, kebanyakan raja di Sumatera adalah Muslim, dari Aceh dan ke selatan sepanjang pantai timur ke Palembang, para penguasanya adalah Muslim, sementara sisi selatan Palembang dan di sekitar ujung selatan Sumatera dan ke pantai barat, sebagian besar bukan. Di kerajaan lain Sumatera, seperti Pasai dan Minangkabau penguasanya adalah Muslim meskipun pada tahap itu warga mereka dan orang-orang di daerah tetangga bukan. Bagaimanapun, dilaporkan oleh Pires bahwa agama Islam terus memperoleh penganut baru. Setelah kedatangan rombongan kolonial Portugis dan ketegangan yang mengikuti tentang kekuasaan atas perdagangan rempah-rempah, Sultan Aceh Alauddin al-Kahar (1539-1571) mengirimkan dutanya ke Sultan Kesultanan Utsmaniyah, Suleiman I tahun 1564, meminta dukungan Utsmaniyah melawan Kekaisaran Portugis. Dinasti Utsmani kemudian dikirim laksamana mereka, Kurtoğlu Hızır Reis. Dia kemudian berlayar dengan kekuatan 22 kapal membawa tentara, peralatan militer dan perlengkapan lainnya. Menurut laporan yang ditulis oleh Laksamana Portugis Fernão Mendes Pinto, armada Utsmaniyah yang pertama kali tiba di Aceh terdiri dari beberapa orang Turki dan kebanyakan Muslim dari pelabuhan Samudera Hindia.[7] Jawa Tengah dan Jawa Timur[sunting | sunting sumber] Masjid Agung Demak, Kerajaan Islam pertama di Jawa. Prasasti-prasasti dalam aksara Jawa Kuno, bukan bahasa Arab, ditemukan pada banyak serangkaian batu nisan bertanggal sampai 1369 M di Jawa Timur, menunjukkan bahwa mereka hampir pasti adalah Jawa pribumi, bukan Muslim asing. Karena dekorasi rumit dan kedekatan dengan lokasi bekas ibukota kerajaan Hindu-Buddha Majapahit, Louis-Charles Damais (peneliti dan sejarawan) menyimpulkan bahwa makam ini adalah makam orang-orang Jawa pribumi yang sangat terhormat, bahkan mungkin keluarga kerajaan.[8] Hal ini menunjukkan bahwa beberapa elit Kerajaan Majapahit di Jawa telah memeluk Islam pada saat Majapahit yang merupakan Kerajaan Hindu-Buddha berada di puncak kejayaannya.
  • 8. Ricklefs (1991) berpendapat bahwa batu-batu nisan Jawa timur ini, berlokasi dan bertanggal di wilayah non-pesisir Majapahit, meragukan pandangan lama bahwa Islam di Jawa berasal dari pantai dan mewakili oposisi politik dan agama untuk kerajaan Majapahit. Sebagai sebuah kerajaan dengan kontak politik dan perdagangan yang luas, Majapahit hampir pasti telah melakukan kontak dengan para pedagang Muslim, namun kemungkinan adanya abdi dalemkeraton yang berpengalaman untuk tertarik pada agama kasta pedagang masih sebatas dugaan. Sebaliknya, guru Sufi-Islam yang dipengaruhi mistisisme dan mungkin mengklaim mempunyai kekuatan gaib, lebih mungkin untuk diduga sebagai agen konversi agama para elit istana Jawa yang sudah lama akrab dengan aspek mistisisme Hindu dan Buddha.[1]:5 Pada awal abad ke-16, Jawa Tengah dan Jawa Timur, daerah di mana suku Jawa hidup, masih dikuasai oleh raja Hindu-Buddha yang tinggal di pedalaman Jawa Timur di Daha (sekarang Kediri). Namun daerah pesisir seperti Surabaya, telah ter-Islamisasi dan sering berperang dengan daerah pedalaman, kecuali Tuban, yang tetap setia kepada raja Hindu-Buddha. Beberapa wilayah di pesisir tersebut adalah wilayah penguasa Jawa yang telah berkonversi ke Islam, atau wilayah Tionghoa Muslim, India, Arab dan Melayu yang menetap dan mendirikan negara perdagangan mereka di pantai. Menurut Pires, para pemukim asing dan keturunan mereka tersebut begitu mengagumi budaya Hindu-Buddha Jawa sehingga mereka meniru gaya tersebut dan dengan demikian mereka menjadi "Jawa". Perang antara Muslim-pantai dan Hindu-Buddha-pedalaman ini juga terus berlanjut lama setelah jatuhnya Majapahit oleh Kesultanan Demak, bahkan permusuhan ini juga terus berlanjut lama setelah kedua wilayah tersebut mengadopsi Islam.[1]:8 Kapan orang-orang di pantai utara Jawa memeluk Islam tidaklah jelas. Muslim Tionghoa, Ma Huan, utusan Kaisar Yongle,[4] mengunjungi pantai Jawa pada 1416 dan melaporkan dalam bukunya,Ying-yai Sheng-lan: survei umum pantai samudra (1433), bahwa hanya ada tiga jenis orang di Jawa: Muslim dari wilayah barat Nusantara, Tionghoa (beberapa adalah Muslim) dan Jawa yang bukan Muslim.[9] Karena batu-batu nisan Jawa Timur adalah dari Muslim Jawa lima puluh tahun sebelumnya, laporan Ma Huan menunjukkan bahwa Islam mungkin memang telah diadopsi oleh sebagian abdi dalem istana Jawa sebelum orang Jawa pesisir. Sebuah nisan Muslim bertanggal 822 H (1419 M) ditemukan di Gresik, pelabuhan di Jawa Timur dan menandai makam Maulana Malik Ibrahim. Namun bagaimanapun, dia adalah orang asing non-Jawa, dan batu nisannya tidak memberikan bukti konversi pesisir Jawa. Namun Malik Ibrahim, menurut tradisi Jawa adalah salah satu dari sembilan rasul Islam di Jawa (disebut Wali Sanga) meskipun tidak ada bukti tertulis ditemukan tentang tradisi ini. Pada abad ke-15-an, Kerajaan Majapahit yang kuat di Jawa berada di penurunan. Setelah
  • 9. dikalahkan dalam beberapa pertempuran, kerajaan Hindu terakhir di Jawa jatuh di bawah meningkatnya kekuatan Kesultanan Demak pada tahun 1520. Jawa Barat[sunting | sunting sumber] Suma Oriental ("Dunia Timur") yang ditulis Tome Pires melaporkan juga bahwa Suku Sunda di Jawa Barat bukanlah Muslim di zamannya, dan memang memusuhi Islam.[1] Sebuah penaklukan oleh Muslim di daerah ini terjadi pada abad ke-16. Dalam studinya tentang Kesultanan Banten, Martin van Bruinessen berfokus pada hubungan antara mistik dan keluarga kerajaan, mengkontraskan bahwa proses Islamisasi dengan yang yang berlaku di tempat lain di Pulau Jawa: "Dalam kasus Banten, sumber-sumber pribumi mengasosiasikan "tarekat" tidak dengan perdagangan dan pedagang, tetapi dengan raja, kekuatan magis dan legitimasi politik."[10] Ia menyajikan bukti bahwa Sunan Gunungjati diinisiasi ke dalam aliran "Kubra", "Shattari", dan "Naqsyabandiyah" dari sufisme. Daerah lain[sunting | sunting sumber] Tidak ada bukti dari penerapan Islam oleh orang Nusantara sebelum abad ke-16 di daerah luar Pulau Jawa, Pulau Sumatera, Kesultanan Ternate dan Tidore di Maluku, dan Kesultanan Brunei danSemenanjung Melayu. Legenda Nusantara dan Melayu[sunting | sunting sumber] Meskipun kerangka waktu bagi masuknya Islam di wilayah Indonesia dapat ditentukan secara luas, sumber-sumber utama sejarah tidak bisa menjawab banyak pertanyaan yang spesifik, sehingga kontroversi terus mengelilingi topik ini. Sumber-sumber seperti tidak menjelaskan mengapa konversi signifikan orang pribumi Nusantara menjadi Islam tidak dimulai hingga beberapa abad bahkan setelah para Muslim asing mengunjungi dan tinggal di Nusantara. Sumber-sumber ini juga tidak cukup menjelaskan asal-usul dan perkembangan "aliran" istimewa Islam di Nusantara, atau bagaimana Islam menjadi agama yang dominan di Nusantara.[1]:8 Untuk mengisi kekosongan celah sejarah ini, banyak peneliti mencari referensi ke legenda-legenda Melayu dan Nusantara tentang konversi pribumi Nusantara ke Islam. Ricklefs berpendapat bahwa meskipun legenda-legenda ini bukanlah catatan historis yang dapat diandalkan tentang peristiwa yang sebenarnya, legenda-legenda ini berharga dalam memberi titik terang mengenai beberapa peristiwa, melalui wawasan mereka yang tersebar di masyarakat, ke dalam sifat pembelajaran dan kekuatan magis, latar belakang asing dan hubungan perdagangan para guru Islam awal, dan proses konversi yang bergerak dari atas (golongan elit keraton) ke bawah. Legenda ini juga memberikan wawasan tentang bagaimana generasi muda Nusantara (Indonesia) melihat proses Islamisasi ini.[1]:8–11 Sumber-sumber ini termasuk:
  • 10. Hikayat Raja-raja Pasai - sebuah teks Bahasa Melayu Kuno yang menceritakan bagaimana Islam datang ke negeri "Samudra" (Kesultanan Samudera Pasai, sekarang di Aceh) di mana Kerajaan Islam di Nusantara yang pertama didirikan. Sejarah Melayu - teks Bahasa Melayu Kuno, yang seperti juga Hikayat Raja-raja Pasai menceritakan kisah konversi Samudra, tetapi juga bercerita tentang konversi Raja Malaka (Parameswara). Babad Tanah Jawi - nama generik yang digunakan untuk sejumlah besar manuskrip, di mana konversi ke dalam bahasa Jawa yang pertama diatributkan pada Wali Sanga ("sembilan orang suci"). Sejarah Banten - Sebuah teks Jawa yang berisi cerita konversi. Dari teks-teks yang disebutkan di sini, teks-teks Melayu menggambarkan proses konversi ke Islam sebagai ritual pelepasan yang signifikan, ditandai dengan tanda-tanda formal dan nyata dari ritual konversi, seperti sunat, pengakuan iman, dan mengadopsi nama Arab. Di sisi lain, ketika peristiwa-peristiwa magis masih memainkan peran penting dalam kesaksian Jawa tentang Islamisasi, peristiwa magis dalam konversi ke Islam menurut kesaksian teks-teks Melayu tidak ditemukan. Hal ini menunjukkan proses konversi Jawa ke Islam lebih merupakan "menyerap" Islam ketimbang berpindah, [1]:9 hal ini konsisten dengan elemen sinkretisme agama yang secara signifikan lebih besar dalam Islam kontemporer Jawa dibandingkan terhadap Islam yang relatif lebih ortodoks di Sumatera dan Semenanjung Malaya (sekarang Malaysia). Lihat pula[sunting | sunting sumber] Portal Indonesia Portal Islam Ibnu Khordadbeh Islam di Indonesia Masjid di Indonesia Penyebaran Islam di Asia Tenggara Penyebaran Islam Rujukan[sunting | sunting sumber] Van Nieuwenhuijze. 1958. Aspek Islam Pasca-Kolonial Indonesia. Den Haag. W. van Hoeve Ltd. C.A.O. Referensi[sunting | sunting sumber]
  • 11. 1. ^ a b c d e f g h i jk Ricklefs, M.C. (1991). A History of Modern Indonesia since c.1300, 2nd Edition. London: MacMillan. ISBN 0-333-57689-6. 2. ^ Taylor, Jean Gelman (2003). Indonesia: Peoples and Histories. New Haven and London: Yale University Press. hlm. 29–30. ISBN 0-300-10518-5. 3. ^ http://gernot-katzers-spice-pages.com/engl/spice_geo.html#asia_southeast 4. ^ a b c Raden Abdulkadir Widjojoatmodjo (November 1942). "Islam in the Netherlands East Indies". The Far Eastern Quarterly 2 (1): 48– 57. doi:10.2307/2049278. JSTOR 2049278. 5. ^ Nieuwenhuijze (1958), p. 35. 6. ^ Ricklefs, M.C. History of Modern Indonesia Since c.1200. P.8. 7. ^ Azra, Azyumardi (2006). Islam in the Indonesian world: an account of institutional formation. Mizan Pustaka. hlm. 169. 8. ^ Damais, Louis-Charles, 'Études javanaises, I: Les tombes musulmanes datées de Trålåjå.' BEFEO, vol. 54 (1968), pp. 567-604. 9. ^ Ma Huan’s, Ying-yai Sheng-lan: The overall survey of the ocean's shores' (1433). Ed. and transl. J.V.G. Mills. Cambridge: University Press, 1970 10. ^ Martin van Bruinessen (1995). "Shari`a court, tarekat and pesantren: religious institutions in the sultanate of Banten". Archipel 50: 165– 200. doi:10.3406/arch.1995.3069.