SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 25
Harga Produk Bersama dan
Produk Sampingan
Apa itu Produk Bersama?
Produk Bersama (Joint Product) adalah dua macam produkatau lebih yang
dihasilkan secara bersama-sama denganserangkaian proses atau dengan proses
gabungan denganmenggunakan bahan baku, tenaga kerja dan fasilitas pabrikyang
sama.Nilai jual (kwantitas kali hargajual per satuan)masing- masing produk
bersama ini relatif sama, sehingga tidakada di antăra produk-produk yang
dihasilkan tersebut dianggapsebagai produk utama (main product) ataupun
produksampingan (by-product).
Produk Bersama (Joint Product)
a. Produk bersama dan produk sekutu merupakan tujuanutama kegiatan produksi.
b.Harga jual produk bersama atau produk sekutu relatif tinggi bila dibandingkan dengan produk
sampingan yangdihasilkan sama.
C. Dalam mengolah produk bersama tertentu, produsen tidakdapat menghindarkan diri untuk
menghasilkan semua jenisproduk bersama, jika ia ingin memproduksi hanya salah satu diantara produk
bersama tersebut. Dalam perusahaan dagingkaleng misalnya, setiap kali memotong sapi,
akanmemperolehdaging, kulit dan lemak. Jadi kalau produsen hanya inginmengolah daging saja, tidak
bisa tidak ia harus memanfaatkankulitnya (dibuat makanan atau dijual dalam bentuk kulit).
Karakteristik Produk Bersama
Biaya bersama dapat dialokasikan kepada tiap tiap
produkbersama dengan menggunakan salah satu dari
empatmetode di bawah ini :
1. Metode Nilai Jual Relatif.
2. Metode Satuan Fisik.
3. Metode Rata-Rata Biaya per Satuan.
4. Metode Rata-Rata Tertimbang.
Alokasi Biaya Bersama
a) Metode Nilai Pasar / Nilai Jual Relatif
Metode ini adalah metode yang sangat populer karena dengan
argumennya bahwa harga produk merupakan manifestasi dari biaya
produksinya. Metode ini mengasumsikan bahwa setiap produk yang
dihasilkan dalam proses produksi bersama memilki nilai jual atau nilai pasar
yang berbeda. Perbedaan nilai pasar disebabkan tingkat pemakaian biaya
yang berbeda.
Metode ini berpendapat bahwa jika salah satu produk terjual lebih tinggi
daripada yang lainnya, hal itu terjadi karena biaya yang dikeluarkan untuk
memproduksinya juga lebih tinggi dibandingkan produk lain. Jadi dalam
metode ini kelangkaan tidak mempunyai pengaruh dalam menentukan harga
jual. Karena asumsi itulah, cara yang logis untuk mengalokasikan biaya
bersama adalah berdasarkan pada nilai jual relatif masing-masing produk
bersama.
Terdapat dua metode dalam metode nilai jual relatif, yaitu:
1. Metode nilai pasar saat split-off point
Metode ini digunakan ketika setelah split-off point tidak ada proses produksi lanjutan dan harga jual
sudah diketahui pada saat itu. Biaya bersama (joint cost) dialokasikan ke masing-masing produk
sesuai dengan perbandingan nilai jualnya terhadap nilai jual keseluruhan produk bersama.
Contoh :
PT “ABC” memproduksi 3 macam produk yaitu alfa, beta dan gamma. Biaya bersama yang
dikeluarkan selama satu periode adalah sebsar Rp 20.000.000,00. Jumlah produksi dan harga jual
masing-masing produk tertera pada table berikut:
Produk Jumlah unit Harga unit
Alfa 5.000 Rp 1000
Beta 10.000 Rp 1500
Gamma 7.000 Rp 1300
Produk
Jumlah
unit
Harga
unit
Nilai jual Rasio Alokasi HPP/ unit
Alfa 5.000 1000 5.000.000 22,62% 4.524.000 904,8
Beta 10.000 800 8.000.000 36,20% 7.240.000 724
Gamma 7.000 1300 9.100.000 41,18% 8.236.000 1.176,5
Jumlah 22.100.000 100% 20.000.000
Penyelesaian :
Lanjutan
2. Metode nilai jual hipotesis
Apabila suatu produk tidak bisa dijual pada saat titik pisah, maka harga tidak dapat diketahui
pada saat titik pisah. Produk tersebut memerlukan proses tambahan sehingga harga jual tidak dapat
dikethui sebelum dijual (setelah titk pisah). Dasar yang dapat digunakan dalam mengalokasikan
biaya bersama adalah harga pasar hipotesis.
Harga pasar hipotesis adalah nilai jual suatu produk setelah diproses lebih lanjut dikurangi
dengan biaya yang dikeluarkan untuk memproses lanjutan setelah pemisahan.
Keterangan Produk Alfa Produk Beta Produk Gamma
Unit Produksi 5.000 10.000 7.000
Harga Jual/unit Rp1.000 Rp800 Rp1.300
Biaya Proses lanjutan/unit Rp400 Rp300 Rp500
Contoh :
Dengan menggunakan data perusahaan PT. ABC pada contoh soal metode nilai pasar, diketahui
biaya proses lanjutan masing-masing produk adalah sebagai berikut:
Produk
bersama
Hrg
jual/
kg
Biaya
Tmbhan
Nilai jual
Hipotesis*
Jmlh
Prduk
Nilai jual Rasio
Alokasi**
(20.000.000)
HPP
/kg
Alfa 1.000 400 600 5.000 3.000.000 22,06% 4.412.000 882,4
Beta 800 300 500 10.000 5.000.000 36,76% 7.352.000 735,2
Gamma 1.300 500 800 7.000 5.600.000 41,18% 8.236.000 1.176,6
13.600.000 100% 20.000.000
Penyelesaian :
*(Harga jual – biaya tambahan)
**(rasio x 20.000.000)
b) Metode rata-rata biaya per satuan
Metode ini berupaya untuk mendistribusikan total biaya produksi
gabungan ke berbagai produk atas dasar biaya per unit. Metode ini
digunakan jika dari satu proses produksi bersama dihasilkan beberapa
produk yang bisa diukur dalam satuan yang sama meskipun dalam
kualitas yang berbeda-beda. Perusahaan yang menggunakan metode ini
berpendapat bahwa semua produk yang dikerjakan dengan proses yang
sama harus menerima bagian yang sebanding dengan total biaya
gabungan berdasarkan unit yang diprosuksi. Penentuan biaya untuk setiap
produk dihitung sesuai dengan proporsi kuantitas masing-masing produk
yang dihasilkan.
Contoh :
Suatu perusahaan menghabiskan biaya Rp 2.000.000 untuk memproduksi 1000
liter produk dari minyak mentah. Rata-rata biaya produksi per unit adalah Rp
2.000 (Rp 2.000.000/1000)
Produk Kuantitas
Rata-rata biaya per
satuan
Alokasi biaya bersama
Bensin 350 Rp 2.000 Rp 700.000
Pelumas 250 Rp 2.000 Rp 500.000
Minyak Tanah 300 Rp 2.000 Rp 600.000
Solar 100 Rp 2.000 Rp 200.000
Jumlah 1000 Rp 2.000.000
Lanjutan :
c) Metode rata-rata tertimbang
Pada banyak industri, metode-metode yang telah dibahas diatas tidak dapat
memberika solusi yang memuaskan dalam mengalokasikan biaya bersama karena
tidak mempertimbangkan segi kualitas dari suatu produk. Sehingga mucullah metode
yang menggunakan bobot sebagai presentasi dari ukuran besarnya unit, kesulitan
pembuatan, waktu yang dibutuhkan dan sebagainya sebagai dasar untuk
mengalokasikan biaya bersama. Penentuan alokasi biaya bersama pada setiap produk
didasarkan atas perkalian jumlah unit produk dengan angka penimbang, dan hasilnya
digunakan sebagai dasar untuk alokasi.
Produk
Jumlah
produk
Angka
penimbang
Jumlah produk x
angka penimbang
Alokasi biaya
bersama (2.000.000)
Bensin 350 4 1400 Rp 965.517
Pelumas 250 2 500 Rp344.826
Minyak
tanah 300 3 900 Rp620.689
Solar 100 1 100 Rp. 68.966
Total 1000 2.900 Rp 2.000.000
Contoh :
Dari soal pada metode kedua (metode rata-rata biaya per satuan), diketahui bobot
untuk bensin 4, pelumas 2, minyak tanah 3 dan solar 1. Alokasi biaya bersamanya
sebagai berikut :
d) Metode unit kuantitatif / satuan fisik
Metode kuantitatif berupaya mendistribusikan total biaya gabungan berdasarkan satuan ukuran
tertentu seperti kilogram, ton, liter, meter dan sebagainya. Jika produk bersama mempunyai
ukuran yang berbeda maka harus ditentukan koefisien ekuivalesinya yang digunakan untuk
mengubah satuan yang berbeda kedalam satuan yang sama. Metode ini beranggapan bahwa
setiap produk dapat diidentifikasi sesuai dengan tingkat pemanfaatan bahan baku dalam ukuran
satuan yang sama.
Contoh :
Berikut adalah data produk yang dihasilkan dari satu ton batu bara yang menghabiskan
biaya sebesar Rp 1.000.000 :
Produk
Kuantitas
(pon)
Presentase (%) Alokasi Biaya Bersama
Kokas 1.200 60% Rp 600.000
Ter Batu Bara 300 15% Rp 150.000
Gas 500 25% Rp 250.000
Jumlah 2.000 100% Rp 1.000.000
Lalu bagaimana dengan Produk
Sampingan ?
B. Perhitungan Harga Pokok Produk Sampingan
Produk sampingan (by-product), atau hasil tambahan, adalah produk sekunder yang
berasal dari suatu proses produksi atau reaksi kimia. Produk ini bukanlah layanan atau
produk utama yang dihasilkan oleh proses tersebut. Dalam konteks produksi, sebuah produk
sampingan atau hasil tambahan dapat didefinisikan sebagai "hasil dari suatu proses produksi
bersama yang kecil dalam hal kuantitas dan/atau nilai realisasi bersih (net realizable value,
NVR) jika dibandingkan dengan produk utama".
a. Metode Tanpa Harga Pokok (Non-Cost Methods)
Metode tanpa harga pokok adalah suatu metode dalam perhitungan produk
sampingan tidak memperoleh alokasi biaya bersama dari pengolahan
produk sebelum dipisah. Metode tanpa harga pokok dibagi menjadi 2
macam:
Dalam metode ini penjualan atau pendapatan produk sampingan dalam laporan laba
rugi dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Produk sampingan dapat langsung dijual pada saat saat titik pisah (split-
off point) atau pengakuan atas pendapatan kotor.
a) Pendapatan penjualan produk sampingan dicatat sebagai penghasilan diluar usaha.
Dalam metode ini pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk sampingan dikurangi
dengan returnya, dicatat dalam rekening “Pendapatan Penjualan Produk Sampingan” dan
pada akhir periode akuntansi ditutup ke rekening Rugi-Laba. Rekening pendapatan
penjualan produk sampingan dicantumkan dalam laporan Laba-Rugi pada kelompok
penghasilan di luar usaha (other income).
Contoh : Diketahui data dari kegiatan operasional perusahaan “ABC” sebagai berikut:
Unit Produksi Produk Utama 16.200 unit
Unit Penjualan Produk Utama 13.500 unit
Unit Persediaan Awal Produk Utama 500 unit
Harga Jual per Unit Rp750
Biaya produksi/unit produk utama Rp500
Hasil Penjualan Produk Sampingan (2.000xRp300) Rp600.000
Beban Pemasaran dan Administrasi Produk Utama Rp2.925.000
Laporan laba-rugi sebagai berikut:
Penjualan produk utama Rp 10.125.000
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan awal (500xRp 500) Rp 250.000
Total biaya produksi (16.200 x Rp 500) Rp 8.100.000 +
Tersedia dijual Rp 8.350.000
Persediaan akhir (3.200 x Rp 500) Rp 1.600.000 -
Rp 6.750.000-
Laba Kotor Rp 3.375.000
Beban pemasaran dan administrasi Rp 2.925.000-
Laba operasi Rp 450.000
Pendapatan lain-lain :
Pendapatan penjualan produk sampingan Rp 600.000+
Laba sebelum pajak Rp 1.050.000
b) Pendapatan penjualan produk sampingan dicatat sebagai tambahan pendapatan
penjualan produk utama.
Pada metode ini, hasil penjualan produk sampingan sebesar
Rp600.000 dikurangkan pada total biaya produksi sebesar Rp
8.100.000 sehingga menghasilkan biaya produksi netto sebesar
Rp7.500.000. Pegurangan ini menyebabkan biaya per unit rata-
rata menjadi Rp464,07 (7.500.000+250.000 : 16.700)
Konsekuansinya persediaan akhir sebesar Rp 1.600.000,00
menjadi Rp1.485.024,00
Laporan laba rugi akan tampak sebagai berikut :
Penjualan Rp 10.125.000
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan awal (500x500) Rp 250.000
Total biaya produksi (16.200 x 500) Rp 8.100.000
Pendapatan penjualan PS Rp 600.000-
Rp 7.500.000+
Tersedia dijual Rp 7.750.000
Persediaan akhir (3.200 x 464,07) Rp 1.485.024 -
Rp 6.264.976 -
Laba Kotor Rp 3.860.024
Beban pemasaran dan administrasi Rp 2.925.000 -
Laba operasi Rp 935.024
2. Produk sampingan memerlukan proses lanjutan setelah dipisah dari
produk utama atau pengakuan atas pendapatan bersih.
Dalam metode ini disadari kebutuhan untuk membebankan sebagian biaya ke
produksi sampingan. Tetapi bukan berarti mengalokasikan biaya produk utama ke
produk sampingan. Biaya pemrosesan dan pemasaran produk sampingan setelah
pemisahan dicatat dalam perkiraan yang berbeda dengan produk utama. Angka-angka
yang ada tetap akan diperhitungkan didalam laporan laba-rugi sesuai dengan metode
yang ada pada metode pertama.
Dalam metode ini hasil penjualan bersih produk sampingan dapat dihitung, yaitu :
Penjualan/pendapatan produk sampingan Rp xxxxxx
Biaya proses lanjutan produk sampingan Rp xxxxxx
Biaya pemasaran dan biaya administrasi Rp xxxxxx +
Rp xxxxxx +
Penjualan/ Pendapatan Bersih Produk Sampingan Rp xxxxxx
Pendapatan bersih produk sampingan inilah yang nantinya akan dimaksukkan pada perhitungan laporan laba-
rugi.
Seperti metode pertama, dalam menghitung harga pokok produk sampingan metode kedua juga bisa dilkaukan
dengan metode-metode yang ada pada metode pertama, yaitu:
1. Diperlakukan sebagai penghasilan diluar usaha atau pendapatan lain-lain.
2. Diperlakukan sebagai penambah penjualan atau pendapatan produk utama.
3. Diperlakukan sebagai pengurang harga pokok penjualan.
4. Diperlakukan sebagai pengurang biaya produksi.
Lebih baik tidak usah bertanya karena barang siapa
yang mempersulit teman-nya maka ALLAH akan
mempersulit hari akhir-nya.
“ SEKIAN & TERIMAKASIH ”
Akuntansi Biaya Kel. 8.pptx

Weitere ähnliche Inhalte

Ähnlich wie Akuntansi Biaya Kel. 8.pptx

Pertemuan dua belas AKbi pengantar akutansi
Pertemuan dua belas AKbi pengantar akutansiPertemuan dua belas AKbi pengantar akutansi
Pertemuan dua belas AKbi pengantar akutansi
Mellyani Aprilia
 
Akuntansi Biaya Bersama_Harga Pokok Bersama.pdf
Akuntansi Biaya Bersama_Harga Pokok Bersama.pdfAkuntansi Biaya Bersama_Harga Pokok Bersama.pdf
Akuntansi Biaya Bersama_Harga Pokok Bersama.pdf
RiaMennita
 
Variable Costing: Penentuan Harga Pokok Variabel
Variable Costing: Penentuan Harga Pokok VariabelVariable Costing: Penentuan Harga Pokok Variabel
Variable Costing: Penentuan Harga Pokok Variabel
Muhammad Fajar
 
93004 6-577039486071
93004 6-57703948607193004 6-577039486071
93004 6-577039486071
Luthz Farhana
 
Variable costing kirim
Variable costing kirimVariable costing kirim
Variable costing kirim
Inggarh
 

Ähnlich wie Akuntansi Biaya Kel. 8.pptx (20)

Konsep analisa break event point
Konsep analisa break event pointKonsep analisa break event point
Konsep analisa break event point
 
Pertemuan dua belas AKbi pengantar akutansi
Pertemuan dua belas AKbi pengantar akutansiPertemuan dua belas AKbi pengantar akutansi
Pertemuan dua belas AKbi pengantar akutansi
 
Akuntansi Biaya Bersama_Harga Pokok Bersama.pdf
Akuntansi Biaya Bersama_Harga Pokok Bersama.pdfAkuntansi Biaya Bersama_Harga Pokok Bersama.pdf
Akuntansi Biaya Bersama_Harga Pokok Bersama.pdf
 
Produk bersama dan produk sampingan
Produk bersama dan produk sampinganProduk bersama dan produk sampingan
Produk bersama dan produk sampingan
 
alokasi b.bersama.pptx
alokasi b.bersama.pptxalokasi b.bersama.pptx
alokasi b.bersama.pptx
 
8. Joint Cost.ppt
8. Joint Cost.ppt8. Joint Cost.ppt
8. Joint Cost.ppt
 
P7 ANALISIS BIAYA_BEP.pptx
P7 ANALISIS BIAYA_BEP.pptxP7 ANALISIS BIAYA_BEP.pptx
P7 ANALISIS BIAYA_BEP.pptx
 
Variable Costing: Penentuan Harga Pokok Variabel
Variable Costing: Penentuan Harga Pokok VariabelVariable Costing: Penentuan Harga Pokok Variabel
Variable Costing: Penentuan Harga Pokok Variabel
 
93004 6-577039486071
93004 6-57703948607193004 6-577039486071
93004 6-577039486071
 
Analisis break-even
Analisis break-evenAnalisis break-even
Analisis break-even
 
Penentuan biaya produk berdasarkan aktivitas
Penentuan biaya produk berdasarkan aktivitasPenentuan biaya produk berdasarkan aktivitas
Penentuan biaya produk berdasarkan aktivitas
 
Analisa break event point
Analisa break event pointAnalisa break event point
Analisa break event point
 
BAHAN SETELAH MID BU SRI.doc
BAHAN SETELAH MID BU SRI.docBAHAN SETELAH MID BU SRI.doc
BAHAN SETELAH MID BU SRI.doc
 
Harga Jual Produk.pptx
Harga Jual Produk.pptxHarga Jual Produk.pptx
Harga Jual Produk.pptx
 
Variable costing kirim
Variable costing kirimVariable costing kirim
Variable costing kirim
 
ANALISIS HUBUNGAN BIAYA VOLUME DAN LABA.pptx
ANALISIS HUBUNGAN BIAYA VOLUME DAN LABA.pptxANALISIS HUBUNGAN BIAYA VOLUME DAN LABA.pptx
ANALISIS HUBUNGAN BIAYA VOLUME DAN LABA.pptx
 
sistem-biaya-standar.pdf
sistem-biaya-standar.pdfsistem-biaya-standar.pdf
sistem-biaya-standar.pdf
 
Akmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi Penuh
Akmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi PenuhAkmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi Penuh
Akmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi Penuh
 
Slide-ACT201-ACT201-Slide-02.ppt
Slide-ACT201-ACT201-Slide-02.pptSlide-ACT201-ACT201-Slide-02.ppt
Slide-ACT201-ACT201-Slide-02.ppt
 
BAB 11 Penentuan Harga Pokok Produk Bersama dan Produk Sampingan.pptx
BAB 11 Penentuan Harga Pokok Produk Bersama dan Produk Sampingan.pptxBAB 11 Penentuan Harga Pokok Produk Bersama dan Produk Sampingan.pptx
BAB 11 Penentuan Harga Pokok Produk Bersama dan Produk Sampingan.pptx
 

Kürzlich hochgeladen

1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
DewiUmbar
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 

Akuntansi Biaya Kel. 8.pptx

  • 1.
  • 2. Harga Produk Bersama dan Produk Sampingan
  • 3. Apa itu Produk Bersama?
  • 4. Produk Bersama (Joint Product) adalah dua macam produkatau lebih yang dihasilkan secara bersama-sama denganserangkaian proses atau dengan proses gabungan denganmenggunakan bahan baku, tenaga kerja dan fasilitas pabrikyang sama.Nilai jual (kwantitas kali hargajual per satuan)masing- masing produk bersama ini relatif sama, sehingga tidakada di antăra produk-produk yang dihasilkan tersebut dianggapsebagai produk utama (main product) ataupun produksampingan (by-product). Produk Bersama (Joint Product)
  • 5. a. Produk bersama dan produk sekutu merupakan tujuanutama kegiatan produksi. b.Harga jual produk bersama atau produk sekutu relatif tinggi bila dibandingkan dengan produk sampingan yangdihasilkan sama. C. Dalam mengolah produk bersama tertentu, produsen tidakdapat menghindarkan diri untuk menghasilkan semua jenisproduk bersama, jika ia ingin memproduksi hanya salah satu diantara produk bersama tersebut. Dalam perusahaan dagingkaleng misalnya, setiap kali memotong sapi, akanmemperolehdaging, kulit dan lemak. Jadi kalau produsen hanya inginmengolah daging saja, tidak bisa tidak ia harus memanfaatkankulitnya (dibuat makanan atau dijual dalam bentuk kulit). Karakteristik Produk Bersama
  • 6. Biaya bersama dapat dialokasikan kepada tiap tiap produkbersama dengan menggunakan salah satu dari empatmetode di bawah ini : 1. Metode Nilai Jual Relatif. 2. Metode Satuan Fisik. 3. Metode Rata-Rata Biaya per Satuan. 4. Metode Rata-Rata Tertimbang. Alokasi Biaya Bersama
  • 7. a) Metode Nilai Pasar / Nilai Jual Relatif Metode ini adalah metode yang sangat populer karena dengan argumennya bahwa harga produk merupakan manifestasi dari biaya produksinya. Metode ini mengasumsikan bahwa setiap produk yang dihasilkan dalam proses produksi bersama memilki nilai jual atau nilai pasar yang berbeda. Perbedaan nilai pasar disebabkan tingkat pemakaian biaya yang berbeda. Metode ini berpendapat bahwa jika salah satu produk terjual lebih tinggi daripada yang lainnya, hal itu terjadi karena biaya yang dikeluarkan untuk memproduksinya juga lebih tinggi dibandingkan produk lain. Jadi dalam metode ini kelangkaan tidak mempunyai pengaruh dalam menentukan harga jual. Karena asumsi itulah, cara yang logis untuk mengalokasikan biaya bersama adalah berdasarkan pada nilai jual relatif masing-masing produk bersama.
  • 8. Terdapat dua metode dalam metode nilai jual relatif, yaitu: 1. Metode nilai pasar saat split-off point Metode ini digunakan ketika setelah split-off point tidak ada proses produksi lanjutan dan harga jual sudah diketahui pada saat itu. Biaya bersama (joint cost) dialokasikan ke masing-masing produk sesuai dengan perbandingan nilai jualnya terhadap nilai jual keseluruhan produk bersama. Contoh : PT “ABC” memproduksi 3 macam produk yaitu alfa, beta dan gamma. Biaya bersama yang dikeluarkan selama satu periode adalah sebsar Rp 20.000.000,00. Jumlah produksi dan harga jual masing-masing produk tertera pada table berikut: Produk Jumlah unit Harga unit Alfa 5.000 Rp 1000 Beta 10.000 Rp 1500 Gamma 7.000 Rp 1300
  • 9. Produk Jumlah unit Harga unit Nilai jual Rasio Alokasi HPP/ unit Alfa 5.000 1000 5.000.000 22,62% 4.524.000 904,8 Beta 10.000 800 8.000.000 36,20% 7.240.000 724 Gamma 7.000 1300 9.100.000 41,18% 8.236.000 1.176,5 Jumlah 22.100.000 100% 20.000.000 Penyelesaian : Lanjutan
  • 10. 2. Metode nilai jual hipotesis Apabila suatu produk tidak bisa dijual pada saat titik pisah, maka harga tidak dapat diketahui pada saat titik pisah. Produk tersebut memerlukan proses tambahan sehingga harga jual tidak dapat dikethui sebelum dijual (setelah titk pisah). Dasar yang dapat digunakan dalam mengalokasikan biaya bersama adalah harga pasar hipotesis. Harga pasar hipotesis adalah nilai jual suatu produk setelah diproses lebih lanjut dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk memproses lanjutan setelah pemisahan. Keterangan Produk Alfa Produk Beta Produk Gamma Unit Produksi 5.000 10.000 7.000 Harga Jual/unit Rp1.000 Rp800 Rp1.300 Biaya Proses lanjutan/unit Rp400 Rp300 Rp500 Contoh : Dengan menggunakan data perusahaan PT. ABC pada contoh soal metode nilai pasar, diketahui biaya proses lanjutan masing-masing produk adalah sebagai berikut:
  • 11. Produk bersama Hrg jual/ kg Biaya Tmbhan Nilai jual Hipotesis* Jmlh Prduk Nilai jual Rasio Alokasi** (20.000.000) HPP /kg Alfa 1.000 400 600 5.000 3.000.000 22,06% 4.412.000 882,4 Beta 800 300 500 10.000 5.000.000 36,76% 7.352.000 735,2 Gamma 1.300 500 800 7.000 5.600.000 41,18% 8.236.000 1.176,6 13.600.000 100% 20.000.000 Penyelesaian : *(Harga jual – biaya tambahan) **(rasio x 20.000.000)
  • 12. b) Metode rata-rata biaya per satuan Metode ini berupaya untuk mendistribusikan total biaya produksi gabungan ke berbagai produk atas dasar biaya per unit. Metode ini digunakan jika dari satu proses produksi bersama dihasilkan beberapa produk yang bisa diukur dalam satuan yang sama meskipun dalam kualitas yang berbeda-beda. Perusahaan yang menggunakan metode ini berpendapat bahwa semua produk yang dikerjakan dengan proses yang sama harus menerima bagian yang sebanding dengan total biaya gabungan berdasarkan unit yang diprosuksi. Penentuan biaya untuk setiap produk dihitung sesuai dengan proporsi kuantitas masing-masing produk yang dihasilkan. Contoh : Suatu perusahaan menghabiskan biaya Rp 2.000.000 untuk memproduksi 1000 liter produk dari minyak mentah. Rata-rata biaya produksi per unit adalah Rp 2.000 (Rp 2.000.000/1000)
  • 13. Produk Kuantitas Rata-rata biaya per satuan Alokasi biaya bersama Bensin 350 Rp 2.000 Rp 700.000 Pelumas 250 Rp 2.000 Rp 500.000 Minyak Tanah 300 Rp 2.000 Rp 600.000 Solar 100 Rp 2.000 Rp 200.000 Jumlah 1000 Rp 2.000.000 Lanjutan : c) Metode rata-rata tertimbang Pada banyak industri, metode-metode yang telah dibahas diatas tidak dapat memberika solusi yang memuaskan dalam mengalokasikan biaya bersama karena tidak mempertimbangkan segi kualitas dari suatu produk. Sehingga mucullah metode yang menggunakan bobot sebagai presentasi dari ukuran besarnya unit, kesulitan pembuatan, waktu yang dibutuhkan dan sebagainya sebagai dasar untuk mengalokasikan biaya bersama. Penentuan alokasi biaya bersama pada setiap produk didasarkan atas perkalian jumlah unit produk dengan angka penimbang, dan hasilnya digunakan sebagai dasar untuk alokasi.
  • 14. Produk Jumlah produk Angka penimbang Jumlah produk x angka penimbang Alokasi biaya bersama (2.000.000) Bensin 350 4 1400 Rp 965.517 Pelumas 250 2 500 Rp344.826 Minyak tanah 300 3 900 Rp620.689 Solar 100 1 100 Rp. 68.966 Total 1000 2.900 Rp 2.000.000 Contoh : Dari soal pada metode kedua (metode rata-rata biaya per satuan), diketahui bobot untuk bensin 4, pelumas 2, minyak tanah 3 dan solar 1. Alokasi biaya bersamanya sebagai berikut :
  • 15. d) Metode unit kuantitatif / satuan fisik Metode kuantitatif berupaya mendistribusikan total biaya gabungan berdasarkan satuan ukuran tertentu seperti kilogram, ton, liter, meter dan sebagainya. Jika produk bersama mempunyai ukuran yang berbeda maka harus ditentukan koefisien ekuivalesinya yang digunakan untuk mengubah satuan yang berbeda kedalam satuan yang sama. Metode ini beranggapan bahwa setiap produk dapat diidentifikasi sesuai dengan tingkat pemanfaatan bahan baku dalam ukuran satuan yang sama. Contoh : Berikut adalah data produk yang dihasilkan dari satu ton batu bara yang menghabiskan biaya sebesar Rp 1.000.000 : Produk Kuantitas (pon) Presentase (%) Alokasi Biaya Bersama Kokas 1.200 60% Rp 600.000 Ter Batu Bara 300 15% Rp 150.000 Gas 500 25% Rp 250.000 Jumlah 2.000 100% Rp 1.000.000
  • 16. Lalu bagaimana dengan Produk Sampingan ?
  • 17. B. Perhitungan Harga Pokok Produk Sampingan Produk sampingan (by-product), atau hasil tambahan, adalah produk sekunder yang berasal dari suatu proses produksi atau reaksi kimia. Produk ini bukanlah layanan atau produk utama yang dihasilkan oleh proses tersebut. Dalam konteks produksi, sebuah produk sampingan atau hasil tambahan dapat didefinisikan sebagai "hasil dari suatu proses produksi bersama yang kecil dalam hal kuantitas dan/atau nilai realisasi bersih (net realizable value, NVR) jika dibandingkan dengan produk utama". a. Metode Tanpa Harga Pokok (Non-Cost Methods) Metode tanpa harga pokok adalah suatu metode dalam perhitungan produk sampingan tidak memperoleh alokasi biaya bersama dari pengolahan produk sebelum dipisah. Metode tanpa harga pokok dibagi menjadi 2 macam:
  • 18. Dalam metode ini penjualan atau pendapatan produk sampingan dalam laporan laba rugi dapat dikategorikan sebagai berikut : 1. Produk sampingan dapat langsung dijual pada saat saat titik pisah (split- off point) atau pengakuan atas pendapatan kotor. a) Pendapatan penjualan produk sampingan dicatat sebagai penghasilan diluar usaha. Dalam metode ini pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk sampingan dikurangi dengan returnya, dicatat dalam rekening “Pendapatan Penjualan Produk Sampingan” dan pada akhir periode akuntansi ditutup ke rekening Rugi-Laba. Rekening pendapatan penjualan produk sampingan dicantumkan dalam laporan Laba-Rugi pada kelompok penghasilan di luar usaha (other income).
  • 19. Contoh : Diketahui data dari kegiatan operasional perusahaan “ABC” sebagai berikut: Unit Produksi Produk Utama 16.200 unit Unit Penjualan Produk Utama 13.500 unit Unit Persediaan Awal Produk Utama 500 unit Harga Jual per Unit Rp750 Biaya produksi/unit produk utama Rp500 Hasil Penjualan Produk Sampingan (2.000xRp300) Rp600.000 Beban Pemasaran dan Administrasi Produk Utama Rp2.925.000
  • 20. Laporan laba-rugi sebagai berikut: Penjualan produk utama Rp 10.125.000 Harga Pokok Penjualan : Persediaan awal (500xRp 500) Rp 250.000 Total biaya produksi (16.200 x Rp 500) Rp 8.100.000 + Tersedia dijual Rp 8.350.000 Persediaan akhir (3.200 x Rp 500) Rp 1.600.000 - Rp 6.750.000- Laba Kotor Rp 3.375.000 Beban pemasaran dan administrasi Rp 2.925.000- Laba operasi Rp 450.000 Pendapatan lain-lain : Pendapatan penjualan produk sampingan Rp 600.000+ Laba sebelum pajak Rp 1.050.000
  • 21. b) Pendapatan penjualan produk sampingan dicatat sebagai tambahan pendapatan penjualan produk utama. Pada metode ini, hasil penjualan produk sampingan sebesar Rp600.000 dikurangkan pada total biaya produksi sebesar Rp 8.100.000 sehingga menghasilkan biaya produksi netto sebesar Rp7.500.000. Pegurangan ini menyebabkan biaya per unit rata- rata menjadi Rp464,07 (7.500.000+250.000 : 16.700) Konsekuansinya persediaan akhir sebesar Rp 1.600.000,00 menjadi Rp1.485.024,00 Laporan laba rugi akan tampak sebagai berikut : Penjualan Rp 10.125.000 Harga Pokok Penjualan : Persediaan awal (500x500) Rp 250.000 Total biaya produksi (16.200 x 500) Rp 8.100.000 Pendapatan penjualan PS Rp 600.000- Rp 7.500.000+
  • 22. Tersedia dijual Rp 7.750.000 Persediaan akhir (3.200 x 464,07) Rp 1.485.024 - Rp 6.264.976 - Laba Kotor Rp 3.860.024 Beban pemasaran dan administrasi Rp 2.925.000 - Laba operasi Rp 935.024 2. Produk sampingan memerlukan proses lanjutan setelah dipisah dari produk utama atau pengakuan atas pendapatan bersih. Dalam metode ini disadari kebutuhan untuk membebankan sebagian biaya ke produksi sampingan. Tetapi bukan berarti mengalokasikan biaya produk utama ke produk sampingan. Biaya pemrosesan dan pemasaran produk sampingan setelah pemisahan dicatat dalam perkiraan yang berbeda dengan produk utama. Angka-angka yang ada tetap akan diperhitungkan didalam laporan laba-rugi sesuai dengan metode yang ada pada metode pertama.
  • 23. Dalam metode ini hasil penjualan bersih produk sampingan dapat dihitung, yaitu : Penjualan/pendapatan produk sampingan Rp xxxxxx Biaya proses lanjutan produk sampingan Rp xxxxxx Biaya pemasaran dan biaya administrasi Rp xxxxxx + Rp xxxxxx + Penjualan/ Pendapatan Bersih Produk Sampingan Rp xxxxxx Pendapatan bersih produk sampingan inilah yang nantinya akan dimaksukkan pada perhitungan laporan laba- rugi. Seperti metode pertama, dalam menghitung harga pokok produk sampingan metode kedua juga bisa dilkaukan dengan metode-metode yang ada pada metode pertama, yaitu: 1. Diperlakukan sebagai penghasilan diluar usaha atau pendapatan lain-lain. 2. Diperlakukan sebagai penambah penjualan atau pendapatan produk utama. 3. Diperlakukan sebagai pengurang harga pokok penjualan. 4. Diperlakukan sebagai pengurang biaya produksi.
  • 24. Lebih baik tidak usah bertanya karena barang siapa yang mempersulit teman-nya maka ALLAH akan mempersulit hari akhir-nya. “ SEKIAN & TERIMAKASIH ”