SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 11
PENGEMBANGAN MATERI AJAR
       Oleh:Marlina
BAB I
                                    PENDAHULUAN




        Pentingnya materi ajar dalam proses belajar mengajar tak dapat lagi dipungkiri.
Dengan materi ajar yang disajikan, maka siswa akan dapat mencapai tujuan
pembelajaran. Selain itu, materi ajar juga berfungsi sebagai alat untuk pencapaian tingkat
pemahaman yang tinggi bagi siswa.
        Untuk menjadi pengajar yang baik, maka sudah menjadi sebuah kewajiban
seorang pengajar untuk dapat memahami apa itu materi ajar dan seberapa penting
peranannya dalam proses belajar mengajar. Pemahaman semacam itu mutlak harus
dimiliki oleh seorang pengajar yang berkompeten. Mengingat bahwa fungsi guru sebagai
fasilitator dalam kegiatan pembelajaran adalah untuk menyampaikan materi kepada siswa.
Namun, pada kenyataannya, meskipun kemutlakan itu diberlakukan, masih saja penyajian
materi ini belum maksimal. Ini dapat terlihat dari masih sederhananya penyajian materi
atau bahkan dapat dikatakan belum mencapai target seharusnya.
        Mata kuliah pengembangan materi ajar kebahasaan merupakan satu mata kuliah
yang diberikan pada mahasiswa kependidikan dengan tujuan untuk membangun
pemahaman dan kemampuan untuk mengembangkan materi ajar dkhususnya dalam
bidang kebahasaan. Tujuan ini pada akhirnya akan dijadikan sebuah bekal bagi para calon
guru agar ia memiliki kemampuan dalam mengembangkan materi ajar bagi pembelajaran
di kelas. Dengan demikian, para guru tersebut akan mampu mencapai keterampilan dalam
mengembangkan materi atau bahan ajar sesuai dengan tujuan pembelajaran kebahasaan
bagi siswanya.
        Di dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang diberlakkan di Indonesia
pada saat ini, aspek kebahasaan yang menjadi fokus dalam pengajaran bahasa dan sastra
Indonesia antara lain: pelafalan, pemilihan kata, penulisan judul, pengembangan paragraf,
kelogisan kalimat, penulisan kalimat, penggunaan ejaan dan tanda baca, kebenaran isi
kalimat, penggunaan kata hubung antarkalimat, dan penggunaan kata hubung
antarparagraf. Poin-poin tersebut merupakan aspek-aspek yang menjadi fokus dalam
pembelajaran bahasa di sekolah. Aspek itu pula yang seharusnya dapat melekat dalam
pembelajaran bahasa Indonesia.
Secara umum, aspek-aspek tersebut tidaklah tercantum dalam indikator
pembelajaran. Namun pada dasarnya, aspek-aspek itulah yang harus mampu tercapai
dalam pembelajaran. Walaupun penyajiannya tidak secara tersurat digambarkan dalam
kurikulum, aspek kebahasaan tersebut mutlak harus dijadikan sebagai fokus kegiatan yang
secara berkesinambungan terus diajarkan kepada siswa. Ini dapat dilakukan dengan
menerapkannya menjadi bagian penting dalam proses belajar bahasa dalam bidang
kemahiran apa pun.
         Dengan penjelasan tersebut tentu dapat dipahami bahwa dalam mengajar bahasa,
seorang guru harus mampu menyisipkan aspek kebahasaan dalam pembelajaran. Pada
akhirnya, untuk dapat melakukan hal tersebut, pengajar harus kembali pada
kemampuannya mengembangkan materi ajar untuk kegiatan belajar mengajar. Demikan
juga akan dapat dipahami bahwa untuk dapat mengembangkan materi ajar diperlukan
pemahaman khusus tentang cara bagaimana mengembangkan materi ajar yang tepat bagi
siswa.
         Sebagai bentuk evaluasi mata kuliah, maka penulis akan berusaha
mengembangkan materi ajar kebahasaan pada pembelajaran menulis. Dengan indikator
yang tercantum dalam kurikulum, penulis mencoba mengidentifikasi aspek kebahasaan
yang akan menjadi fokus dalam pembelajaran tersebut. Penulis mengembangkan sebuah
materi ajar dalam pembelajaran menulis sebagai fokus belajar bahasa dan mamaparkan
bagaimana penyajian pengajaran aspek kebahasaan yang tercantum dalam kurikulum
berkaitan dengan fokus kebahasaan tersebut.
BAB II
                                         PEMBAHASAN




2.1 Materi atau Bahan Ajar
        Sebelum penulis memaparkan sebuah contoh pengembangan materi ajar, ada
baiknya kita kembali menelaah apa itu materi atau bahan ajar.
        Menurut W. Gulo, bahan ajar disebut sebagai materi pelajaran. Materi pelajaran
dapat dibedakan antara materi formal dan materi informal. Materi formal adalah isi
pelajaran yang terdapat dalam teks resmi (buku paket di sekolah). Sedangkan materi
informal ialah bahan-bahan pelajaran yang bersumber dari lingkungan yang berangkutan.
(W. Gulo, 2002: 9)
Bila kita menilik pernyataan tersebut maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa materi ajar
khususnya yang formal mengacu pada buku paket. Namun, apakah hanya sebatas buku
paket? Tentu tidak dapat kita mbil kesimpulan begitu saja.
        Berdasarkan penjelasan R. ibrahim dan Nana Syaodih, materi pelajaran
merupakan suatu yang disajikan oleh guru untuk diolah kemudian dipahami oleh siswa,
dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan intruksional yang telah ditetapkan. Dengan kata
lain, materi pelajaran merupakan salah satu unsur atau komponen yang penting artinya
untuk mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Materi-materi pelajaran terdiri dari fakta-fakta,
generalisasi, konsep, hukum atau aturan, dan sebagainya yang terkandung dalam mata
pelajaran. (R. Ibrahim dan Nana Syaodih S, 2002: 100)
        Di sini, R. Ibrahim dan Nana Syaodih menjelaskan secara lebih luas apa yang
dimaksud dengan materi pelajaran. Bahwasanya jika W. Gulo mengatakan bahwa materi
pelajaran terbagi menjadi materi formal dan informal, maka mereka merincinya secara
lebih luas sebagai segala hal yang dapat dijadikan sarana untuk pencapaian tujuan
pembelajaran. Ini menggambarkan bahwa ketika W. Gulo menyatakan materi informal
berhubungan dengan lingkungan sekitarnya yang berhubungan, R. Ibrahim dan Nana S.
secara lebih khusus menjabarkan lingkungan tersebut adalah yang berupa fakta-fakta,
generalisasi, konsep, hukum atau aturan, dan sebagainya yang terkandung dalam mata
pelajaran. Jadi, menurut dua pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa materi pelajaran
itu dapat diambil dari segala sesuatu yang ada di sekitar siswa. Dengan syarat sesuatu
tersebut berhubungan dengan pelajaran tersebut.
        Selanjutnya, Dakir menjelaskan kriteria dalam meilih bahan pengajaran.
Menurutnya, bahan ajar itu hendaknya :
    A. Bersifat pedagogis, artinya bahan hendaknya berisikan hal-hal yang normatif.
    B. Bahan hendaknya bersifat psikologis, artinya, bahan ajar harus memperhatikan
        kejiwaan peserta didik dalam hal ini siswa yang mempergunakannya. Bahan ini
        harus disesuaikan dengan perhatian, minat, kebutuhan, dan perkembangan jiwa
        anak yang belajar.
    C. Bahan hendaknya disusun secara didatis, artinya, bahan yang tertulis tersebut
        dapat diorganisir sedemikian rupa sehingga mudah untuk diajarkan.
    D. Bahan hendaknya bersifat sosiologis, artinya, bahan jangan ampai bersifat
        kontroversial dengan keadaan masyarakat sekitarnya.
    E. Bahan hendaknya bersifat yuridis, artinya bahan yang disusun jangan
        bertentangan dengan Undang-Undang dasar 1945, GBHN, Undang-undang
        Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah No. 27,28, 29, dan 30. Begitu
        juga bahan sebaiknya tidak bertentangan dengan berbagaian peraturan lainnya.
        (Dakir, 2004: 14)
    Bila setiap pengajar memperhatikan ketentuan-ketentuan tersebut, tentu dapat kita
jamin bahwa materi atau bahan ajar yang kelak disajikan kepada siswa adalah bahan ajar
yang telah memenuhi aturan. Oleh karenanya tak perlu lagi ada kekhawatiran akan
bentuk-bentuk materi ajar dan efeknya bagi siswa.
    Demikian kiranya, sedikit mengulas tentang apa itu materi atau bahan ajar. Dengan
sedikit pemahaman tersebut tentu kini persepsi dan pemehaman tentang apa itu materi
atau bahan ajar akan lebih memudahkan kita dalam mengembangkan bahan ajar bagi
siswa di kelas.


2.2 Tata Bahasa Pendidikan
        Terdapat perbedaan antara tata bahasa pendidikan dan bahasa ilmiah. Oleh
karenanya, alangkah lebih baik jika pengajar dapat mengetahui batasan-batasan dari tata
bahasa pendidikan yang layak atau tak layak disajikan bagi siswa.
Menurut Nurhadi yang dikutipnya dari pernyataan Samsuri bahwa latar belakang
lahirnya tata bahasa pendidikan atau dengan nama lain tata bahasa pedagogik adalah
atas adanya perbedaan mendasar antara tata bahasa ilmiah dengan tata bahasa
pendidikan. Menurut Samsuri, bahasa linguistik yang baik, belum tentu juga termasuk
kriteria yang baik bagi bahasa belajar anak-anak. Tata bahasa linguistik cenderung tidak
memiliki norma penentu baik dan buruknya berbahasa. Pernyataan lain yang dikutip
Nurhadi adalah pernyataan fries dan Lado yang menyatakan bahwa tata bahasa
pedagogik adalah latihan-latihan untuk mendapatkan kebiasaan pemakaian bahasa yang
dipelajari dan bukan pembicaraan tentang bahasa yang bersangkutan. Pandangan ini
melahirkan satu prinsip yang cukup terkenal yang menyatakan bahwa ‘ajarkan bahasa,
dan bukan tentang bahasa’. (Nurhadi, 1995: 105)
        Secara lebih lugas Nurhadi menjelaskan bahwa pada prinsipnya yang dimaksud
tat bahasa pendidikan adalah sebuah model tata bahasa yang dirancang untuk
kepentingan pengajaran bahasa. Tata bahasa pendidikan disusun untuk membantu
memperlancar kemahiran berbahasa siswa pada bahasa yang dipelajari dan menjadi
pegangan guru dalam menyajikan bahan pelajarannya. Tata bahasa ini sudah melalui
tahap seleksi dari tata bahasa ilmiah. Selain itu, tata bahasa ini juga telah disusun dengan
mempertimbangkan kondisi psikologi dan sosiologi bahasa dan belajar bahasa Indonesia.
Jadi, adanya tata bahasa pendidikan adalah dengan melalui proses penyederhanaan tata
bahasa ilmiah. Di dalam tata bahasa pendidikan tidak melulu diajarkan struktur bahasa,
tetapi juga mencakup kaidah berbahasa yang sudah dimasukkan ke dalam sebuah sistem
materi pelajaran bahasa, dan diintegrasikan dengan materi keterampilan berbahasa, yaitu
mendengarkan, membaca, berbicara, dan menulis. Pembelajaran bahasa yang disajikan
dalam tata bahasa pendidikan lebih bersifat komunikatif. Maksudnya adalah pengajaran
lebih mengarah kepada penguasaan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi, bukan
hanya sekadar pengetahuan kebahasaan saja.
        Menurut Kurikulum 1994, pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa
disusun atas dasr fungsi bahasa dan kebutuhan siswa. Dengan demikian diharapkan
akhirnya siswa akan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan situasi yang
sebenarnya dan yang bertujuan, bukan situasi yang dibuat-buat. Materi juga tidak disusun
secara teratur. Hanya dibedakan dari segi penekanannya saja.
2.3   Contoh Pengembangan Materi Ajar Kebahasaan dalam Pembelajaran
      Menyunting Karangan
      Setelah kita memahami tentang materi atau bahan ajar dan bagaimana
penyajiannya sesuai dengan tata bahasa pendidikan, maka selanjutnya penulis akan
mencoba membuat satu contoh pengembangan materi ajar kebahasaan yang berkenaan
dengan pembelajaran menyunting karangan.
      Berdasarkan indikator yang didapatkan dalam kurikulum yang berkenaan dengan
pembelajaran menyunting karangan, pebulis menemukan beberapa aspek kebahasaan
yang secara bersamaan dapat diajarkan dalam kegiatan pembelajaran ini. Tujuan akhir
dari pembelajaran ini adalah siswa dapat menyunting karangan sendiri atau teman.
Namun, pada kenyataannya, tujuan ayang lebih nyata adalah bahwa setelah pembelajaran
ini diharapkan siswa dapat memiliki keterampilan khususnya menulis dengan baik sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
      Dengan alasan itlah penulis memaparkan secara lebih rinci perihal penggunaan
ejaan dan tanda baca. Kemampuan menggunakan ejaan dan tanda baca yang sesuai EYD
sudah barang tentu menjadi hal yang paling mendasar bagi seseorang dalam menulis. Bila
seseorang telah dapat menguasai atau dapat menerapkan aturan-aturan penggunaan
ejaan dan tanda baca, maka ia tak akan lagi kesulitan untuk dapat membuat tulisan yang
benar. Penyajian materi dalam penggunaan ejaan dan tanda baca ini mencakup
kemampuan penggunaan huruf kapital, huruf cetak miring, penulisan kata, penulisan
serapan, dan pemakaian tanda baca. Secara lebih terperincinya penulis memaparkan juga
segala hal yang berkaitan dengan penulisan kata (terdiri dari kata dasar, kata turunan,
bentuk ulang, gabungan kata, kata depan di, ke, dan dari, kata si dan sang, partikel,
singkatan, akronim, serta angka dan bilangan). Bagian pemakaian tanda baca penulis
memaparkan pemakaian tanda titik, tanda koma, tanda petik, tanda petik tunggal, titik
koma, apostrof, garis miring, tanda kurung siku, tada seru, tanda hubung, elipsis, kurung
buka dan tutup, tanda titik dua, dan tanda tanya.
        Penulis menjabarkan semuanya dalam penyajian materi yang diikuti oleh contoh.
Hal ini dengan alasan bahwa siswa harus dapat belajar secara nyata, bukan sekadar teori,
sehingga pembelajaran akan membekas dalam diri dan ingatan siswa. Untuk
penjabarannya yang panjang, penulis berusaha menggunakan kata pengantar yang
diharapkan cukup komunikatif dan sederhana, sehingga siswa tidak merasa bosan
membacanya. Selain itu, pengantar ini digunakan dengan maksud siswa lebih mampu
berinteraksi dengan materi.
        Selain penggunaan ejaan dan tanda baca, pembelajaran menyunting karangan
juga mencakup pembelajaran pilihan kata. Terdapat beberapa identifikasi dalam
pembelajaran pilihan kata ini, antara lain bagaimana menggunakan kata sehingga
mudahdipahami, kata yang tidak menimbulkan ambiguitas, kata yang sesuai konteks, kata
ragam baku, dan sebagainya        yang dapat dilihat pada bagian selanjutnya. Dalam
penyajiannya, penulis berusaha menggunakan pengantar yang sifatnya komunikaif.
Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang sederhana. Mengingat bahwa siswa,
khususnya siswa SMP, memerlukan bahasa yang mudah dipahaminya dan tercapaimoleh
kemampuan daya nalarnya.
      Selanjutnya, bagian lainnya dalam pengembangan materi ajar kebahasaan ini,
penulis mengembangkan pembelajaran yang berhubungan dengan efektivitas kalimat dan
kepaduan paragraf. Penyajian materi ini berhubungan dengan penggunaan kalimat, mulai
dari kalimat aktif dan pasif, kalimat logis, serta kalimat efektif yang menggunakan ragam
baku, serta dalam penyusunan kalimat. Untuk Materi kepaduan paragraf, penulis
menghubungkannya dengan materi penggunaan tanda hubung inter dan antarkalimat.
        Penyajian materi ini tentu lebih ditekankan pada contoh. Serupa dengan alasan
sebelumnya, ini dilakukan agar siswa secara langsung dapat belajar bernbahasa. Bukan
sekadar teori saja. Selain itu, terdapat juga bagian lainnya, yakni adanya latihan pada
setiap bagian pengembangan. Latihan ini didasarkan pada aspek yang diajarkan. Jadi,
ketika bagian itu membahas secara langsung tentang penggunaan ejaan dan tanda baca,
maka latihan yang disajikan pun adalah yang berkenaan dengan pembelajaran tersebut.
Demikian seterusnya.
        Namun, tidak hanya itu saja. Setelah siswa benar-benar memahami perihal
penggunaan ejaan dan tanda baca, pemilihan kata, keefektifan kalimat, dan kepaduan
paragraf, penulis juga menyajikan latihan umum yan mencakup sekalian pembahasan.
Latihan ini diberikan dengan tjuan agar siswa benar-benar dapat secara utuh menerapkan
apa yang telah dipelajarinya. Ada pun untuk tujuan tersebut juga disajikan latihan untuk
siswa membuat karangan. Selain itu, dalam latihan tersebut siswa juga diajarkan untuk
dapat berdiskusi. Pada bagian ini penulis mencoba mengintegrasikan pengajaran tidak
hanya pada kemampuan menulis, melainkan juga menggabungkannya dengan
kemampuan lainnya, seprti salah satnya adalah berbicara.
     Untuk benar-benar mengevalasi hasil pembelajara, penulis mencoba melakukan
penajaman kepada siswa dengan memberikan tugas mengisi LKS. LKS ini dibuat sebagai
bahan penajaman materi siswa. Diharapkan dengan LKS ini siswa dapat lebih menguasai
materi yang telah diajarkan. Bagian yang terpenting dalam LKS ini adalah siswa diminta
untuk menulis karangan. Maksud dari penulis meminta siswa membuat karangan adalah
agar dapat terlihat secara lebih nyata apakah siswa sudah mencapai kemampuan menulis
karangan dengan menerapkan materi yang telah didapatkannya.
     Seperti dikatakan oleh Uzer, ruang lingkup materi bagi siswa adalah materi yang
tercantum dalam GBPP. Namun, bila memungkinkan siswa dapat diberi program
pengayaan, baik secara vertikal maupun horizontal tentang materi pelajaran yang
dipelajarinya. (Moh. Uzer Usman, 2001: 50-51)
     Demikianlah pemaparan penulis perihal pengembangan materi ajar kebahasaan
dalam pembelajaran menyunting karangan. Untuk lebih jelasnya, penulis menyajikan
semua yang disebutkan di atas dalam sebuah contoh pengembangan materi ajar yang
terdiri dari pengidentifikasian aspek kebahasaan berdasarkan indikator. Untuk contoh
pengembangannya disajikan dalam bagian uraian, contoh, dan latihan. Selanjutnya untuk
penajaman disajikan LKS sepereti telah disebutkan sebelumnya.
BAB III
                                        PENUTUP


         Berdasarkan contoh pengembangan materi ajar di atas, dapat dikemukakan
bahwa dalam mengembangkan materi ajar kebahasaan dalam pembelajaran menyunting
karangan dapat diajarkan aspek kebahasaan yang meliputi penggunaan ejaan dan tanda
baca, pemilihan kata, keefektifan kalimat, dan kepaduan paragraf. Diharapkan setelah
pembelajaran ini dilakukan siswa akan mampu menyunting karangan sendiri atau
karangan teman. Namun pada akhirnya, siswa dapat membuat tulisan dengan
penggunaan kaidah tata bahasa indonesia yang baik dan benar. Pembelajaran aspek
kebahasaan ini dapat diintegrasikan ke dalam pengajaran kemahiran, baik menulis,
membaca, menyimak, atau berbicara.
        Dalam penyajiannya, materi ini disajikan dengan bahasa yang sederhana dan
komunikatif, menggunakan tata bahasa pendidikan. Hal ini agar siswa dapat dengan
mudah memahami maksud dari isi materi. Selain itu, pembelajaran dapat dirasakan lebih
menyenangkan dan tidak membosankan bagi siswa. Untuk lebih memancing kemampuan
siswa    disajikan latihan-latihan yang bertujuan untuk mengevaluasi hasil dari
pembelajaran. Selain itu dilanjutkan dengan adanya penajaman materi yang disajikan
melalui LKS.




                                DAFTAR PUSTAKA
Dakir. 2004. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta.
Gulo, W.2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Gramedia Widiasarana.
Ibrahim, R dan Nana Syaodih. 2002. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Nurhadi. 1995. Tata Bahasa Pendidikan landasan Penyusunan Buku Pelajaran Bahasa.
   Semarang: IKIP Semarang Press.
Uzer usman, Moh. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosdakarya.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikapTeknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Achmad Anang Aswanto
 
Evaluasi pembelajaran pendidikan agama islam di sekolah
Evaluasi pembelajaran pendidikan agama islam di sekolahEvaluasi pembelajaran pendidikan agama islam di sekolah
Evaluasi pembelajaran pendidikan agama islam di sekolah
August Ruris Narendra
 
Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013
Nia Piliang
 
memahami Understanding by Design
memahami Understanding by Designmemahami Understanding by Design
memahami Understanding by Design
SMK Negeri 6 Malang
 

Was ist angesagt? (20)

Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media PembelajaranPertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
 
Powerpoint strategi pembelajaran
Powerpoint strategi pembelajaranPowerpoint strategi pembelajaran
Powerpoint strategi pembelajaran
 
Laporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah DasarLaporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah Dasar
 
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
 
Format RPP Kurikulum 2013
Format RPP Kurikulum 2013Format RPP Kurikulum 2013
Format RPP Kurikulum 2013
 
Soal perkembangan kognitif peserta didik
Soal perkembangan kognitif peserta didikSoal perkembangan kognitif peserta didik
Soal perkembangan kognitif peserta didik
 
instrumen lembar penilaian antar peserta didik (sikap)
instrumen lembar penilaian antar peserta didik (sikap)instrumen lembar penilaian antar peserta didik (sikap)
instrumen lembar penilaian antar peserta didik (sikap)
 
LKPD AKIDAH AKHLAK IMAN KEPADA HARI AKHIR
LKPD AKIDAH AKHLAK IMAN KEPADA HARI AKHIRLKPD AKIDAH AKHLAK IMAN KEPADA HARI AKHIR
LKPD AKIDAH AKHLAK IMAN KEPADA HARI AKHIR
 
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilaninstrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
 
Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran
 
Modul Ajar PAI Kelas 4 BAB 1 Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI Kelas 4 BAB 1 Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI Kelas 4 BAB 1 Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI Kelas 4 BAB 1 Kurikulum Merdeka
 
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikapTeknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
 
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil BelajarModul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
 
KB 3 Mengembangkan dan Mengolah Tes Hasil Belajar
KB 3 Mengembangkan dan Mengolah Tes Hasil BelajarKB 3 Mengembangkan dan Mengolah Tes Hasil Belajar
KB 3 Mengembangkan dan Mengolah Tes Hasil Belajar
 
Tema 4, keluargaku (kelas 1)
Tema 4, keluargaku (kelas 1)Tema 4, keluargaku (kelas 1)
Tema 4, keluargaku (kelas 1)
 
Evaluasi pembelajaran pendidikan agama islam di sekolah
Evaluasi pembelajaran pendidikan agama islam di sekolahEvaluasi pembelajaran pendidikan agama islam di sekolah
Evaluasi pembelajaran pendidikan agama islam di sekolah
 
Absen mahasiswa ppl
Absen mahasiswa pplAbsen mahasiswa ppl
Absen mahasiswa ppl
 
Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013
 
memahami Understanding by Design
memahami Understanding by Designmemahami Understanding by Design
memahami Understanding by Design
 
Contoh instrumen dan rubrik penilaian
Contoh instrumen dan rubrik penilaianContoh instrumen dan rubrik penilaian
Contoh instrumen dan rubrik penilaian
 

Ähnlich wie Pengembangan Materi Ajar

7. telaah kurikulum bahasa indonesia dan pengembangan bahan ajar
7. telaah kurikulum bahasa indonesia dan pengembangan bahan ajar7. telaah kurikulum bahasa indonesia dan pengembangan bahan ajar
7. telaah kurikulum bahasa indonesia dan pengembangan bahan ajar
Faris Rusli
 
7. telaah kurikulum bahasa indonesia dan pengembangan bahan ajar
7. telaah kurikulum bahasa indonesia dan pengembangan bahan ajar7. telaah kurikulum bahasa indonesia dan pengembangan bahan ajar
7. telaah kurikulum bahasa indonesia dan pengembangan bahan ajar
Faris Rusli
 
desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asing
 desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asing desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asing
desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asing
AjengIlla
 
Asigment penggunaan alpikasi komputer 1
Asigment penggunaan alpikasi komputer 1Asigment penggunaan alpikasi komputer 1
Asigment penggunaan alpikasi komputer 1
Siti Jaharah Muhamad
 
Keterampilan menjelaskan dan membimbing diskusi kecil
Keterampilan menjelaskan dan membimbing diskusi kecilKeterampilan menjelaskan dan membimbing diskusi kecil
Keterampilan menjelaskan dan membimbing diskusi kecil
Fatikah Suryani
 
Kurikulum & pembelajaran (lilis . s)
Kurikulum & pembelajaran (lilis . s)Kurikulum & pembelajaran (lilis . s)
Kurikulum & pembelajaran (lilis . s)
TheEa Za
 
Pengenalan bm3104
Pengenalan bm3104Pengenalan bm3104
Pengenalan bm3104
Abd Mutalib
 
Keterampilan menjelaskan kel 2 new
Keterampilan menjelaskan kel 2 newKeterampilan menjelaskan kel 2 new
Keterampilan menjelaskan kel 2 new
NurBaiti NurBaiti
 
Bmm3101 bmm3101 pengajian_sukatan_pelajaran_bahasa_melayu
Bmm3101 bmm3101 pengajian_sukatan_pelajaran_bahasa_melayuBmm3101 bmm3101 pengajian_sukatan_pelajaran_bahasa_melayu
Bmm3101 bmm3101 pengajian_sukatan_pelajaran_bahasa_melayu
Muhammad Aizat
 

Ähnlich wie Pengembangan Materi Ajar (20)

Bahan Ajar Bahasa Sunda
Bahan Ajar Bahasa SundaBahan Ajar Bahasa Sunda
Bahan Ajar Bahasa Sunda
 
MAKALAH KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN(1).pdf
MAKALAH KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN(1).pdfMAKALAH KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN(1).pdf
MAKALAH KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN(1).pdf
 
7. telaah kurikulum bahasa indonesia dan pengembangan bahan ajar
7. telaah kurikulum bahasa indonesia dan pengembangan bahan ajar7. telaah kurikulum bahasa indonesia dan pengembangan bahan ajar
7. telaah kurikulum bahasa indonesia dan pengembangan bahan ajar
 
7. telaah kurikulum bahasa indonesia dan pengembangan bahan ajar
7. telaah kurikulum bahasa indonesia dan pengembangan bahan ajar7. telaah kurikulum bahasa indonesia dan pengembangan bahan ajar
7. telaah kurikulum bahasa indonesia dan pengembangan bahan ajar
 
Buku BBM
Buku BBMBuku BBM
Buku BBM
 
Pengembangan Bahan Ajar
Pengembangan Bahan AjarPengembangan Bahan Ajar
Pengembangan Bahan Ajar
 
desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asing
 desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asing desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asing
desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asing
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Asigment penggunaan alpikasi komputer 1
Asigment penggunaan alpikasi komputer 1Asigment penggunaan alpikasi komputer 1
Asigment penggunaan alpikasi komputer 1
 
Assignment kurikulum & pkaedhan dlm peng bm sem sept 2011 1
Assignment kurikulum & pkaedhan dlm peng bm sem sept 2011 1Assignment kurikulum & pkaedhan dlm peng bm sem sept 2011 1
Assignment kurikulum & pkaedhan dlm peng bm sem sept 2011 1
 
Konsep Dasar, Kedudukan dan Fungsi Bahan Ajar Bahasa Arab.pdf
Konsep Dasar, Kedudukan dan Fungsi Bahan Ajar Bahasa Arab.pdfKonsep Dasar, Kedudukan dan Fungsi Bahan Ajar Bahasa Arab.pdf
Konsep Dasar, Kedudukan dan Fungsi Bahan Ajar Bahasa Arab.pdf
 
Keterampilan menjelaskan dan membimbing diskusi kecil
Keterampilan menjelaskan dan membimbing diskusi kecilKeterampilan menjelaskan dan membimbing diskusi kecil
Keterampilan menjelaskan dan membimbing diskusi kecil
 
Kurikulum & pembelajaran (lilis . s)
Kurikulum & pembelajaran (lilis . s)Kurikulum & pembelajaran (lilis . s)
Kurikulum & pembelajaran (lilis . s)
 
Pengenalan
PengenalanPengenalan
Pengenalan
 
Pengenalan bm3104
Pengenalan bm3104Pengenalan bm3104
Pengenalan bm3104
 
Keterampilan menjelaskan kel 2 new
Keterampilan menjelaskan kel 2 newKeterampilan menjelaskan kel 2 new
Keterampilan menjelaskan kel 2 new
 
Makalah Kel. 5.pdf
Makalah Kel. 5.pdfMakalah Kel. 5.pdf
Makalah Kel. 5.pdf
 
Makalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Tinggi
Makalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas TinggiMakalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Tinggi
Makalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Tinggi
 
Bmm3101 bmm3101 pengajian_sukatan_pelajaran_bahasa_melayu
Bmm3101 bmm3101 pengajian_sukatan_pelajaran_bahasa_melayuBmm3101 bmm3101 pengajian_sukatan_pelajaran_bahasa_melayu
Bmm3101 bmm3101 pengajian_sukatan_pelajaran_bahasa_melayu
 
PPT Dita Probo (ttg Modul, Buku Teks, dan LKS)
PPT Dita Probo (ttg Modul, Buku Teks, dan LKS)PPT Dita Probo (ttg Modul, Buku Teks, dan LKS)
PPT Dita Probo (ttg Modul, Buku Teks, dan LKS)
 

Mehr von Marliena An

Contoh artikel hasil penelitian baru
Contoh artikel hasil penelitian baruContoh artikel hasil penelitian baru
Contoh artikel hasil penelitian baru
Marliena An
 
Panduan pembakuan istilah
Panduan pembakuan istilahPanduan pembakuan istilah
Panduan pembakuan istilah
Marliena An
 
Pedoman umum pembentukan istilah_pbn
Pedoman umum pembentukan istilah_pbnPedoman umum pembentukan istilah_pbn
Pedoman umum pembentukan istilah_pbn
Marliena An
 
Kamus tesaurus bahasa-indonesia
Kamus tesaurus bahasa-indonesiaKamus tesaurus bahasa-indonesia
Kamus tesaurus bahasa-indonesia
Marliena An
 
Pedoman umum ejaan-yang_disempurnakan
Pedoman umum ejaan-yang_disempurnakanPedoman umum ejaan-yang_disempurnakan
Pedoman umum ejaan-yang_disempurnakan
Marliena An
 
Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"
Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"
Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"
Marliena An
 
Proposal Penelitian Tindakan Kelas
Proposal Penelitian Tindakan KelasProposal Penelitian Tindakan Kelas
Proposal Penelitian Tindakan Kelas
Marliena An
 
Gaya dan Strategi Belajar
Gaya dan Strategi Belajar Gaya dan Strategi Belajar
Gaya dan Strategi Belajar
Marliena An
 
Pragmatik Lintas Budaya
Pragmatik Lintas Budaya Pragmatik Lintas Budaya
Pragmatik Lintas Budaya
Marliena An
 
Kreativitas dan Keterampilan Menulis
Kreativitas dan Keterampilan MenulisKreativitas dan Keterampilan Menulis
Kreativitas dan Keterampilan Menulis
Marliena An
 
Penilaian Buku Pelajaran
Penilaian Buku PelajaranPenilaian Buku Pelajaran
Penilaian Buku Pelajaran
Marliena An
 
Resepsi sastra film
Resepsi sastra filmResepsi sastra film
Resepsi sastra film
Marliena An
 
Metodologi Pembelajaran
Metodologi PembelajaranMetodologi Pembelajaran
Metodologi Pembelajaran
Marliena An
 
Pengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan Descrete
Pengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan DescretePengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan Descrete
Pengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan Descrete
Marliena An
 

Mehr von Marliena An (17)

Contoh artikel hasil penelitian baru
Contoh artikel hasil penelitian baruContoh artikel hasil penelitian baru
Contoh artikel hasil penelitian baru
 
Panduan pembakuan istilah
Panduan pembakuan istilahPanduan pembakuan istilah
Panduan pembakuan istilah
 
Pedoman umum pembentukan istilah_pbn
Pedoman umum pembentukan istilah_pbnPedoman umum pembentukan istilah_pbn
Pedoman umum pembentukan istilah_pbn
 
Kamus tesaurus bahasa-indonesia
Kamus tesaurus bahasa-indonesiaKamus tesaurus bahasa-indonesia
Kamus tesaurus bahasa-indonesia
 
Pedoman umum ejaan-yang_disempurnakan
Pedoman umum ejaan-yang_disempurnakanPedoman umum ejaan-yang_disempurnakan
Pedoman umum ejaan-yang_disempurnakan
 
Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"
Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"
Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"
 
Proposal Penelitian Tindakan Kelas
Proposal Penelitian Tindakan KelasProposal Penelitian Tindakan Kelas
Proposal Penelitian Tindakan Kelas
 
Gaya dan Strategi Belajar
Gaya dan Strategi Belajar Gaya dan Strategi Belajar
Gaya dan Strategi Belajar
 
Seminar Proposal Tesis
Seminar Proposal TesisSeminar Proposal Tesis
Seminar Proposal Tesis
 
Pragmatik Lintas Budaya
Pragmatik Lintas Budaya Pragmatik Lintas Budaya
Pragmatik Lintas Budaya
 
Kreativitas dan Keterampilan Menulis
Kreativitas dan Keterampilan MenulisKreativitas dan Keterampilan Menulis
Kreativitas dan Keterampilan Menulis
 
Penilaian Buku Pelajaran
Penilaian Buku PelajaranPenilaian Buku Pelajaran
Penilaian Buku Pelajaran
 
Resepsi sastra film
Resepsi sastra filmResepsi sastra film
Resepsi sastra film
 
Metodologi Pembelajaran
Metodologi PembelajaranMetodologi Pembelajaran
Metodologi Pembelajaran
 
Pengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan Descrete
Pengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan DescretePengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan Descrete
Pengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan Descrete
 
Analisis Kesalahan Berbahasa
Analisis Kesalahan BerbahasaAnalisis Kesalahan Berbahasa
Analisis Kesalahan Berbahasa
 
Analisis Kontrastif Pembentukan Kata Kerja
Analisis Kontrastif Pembentukan Kata KerjaAnalisis Kontrastif Pembentukan Kata Kerja
Analisis Kontrastif Pembentukan Kata Kerja
 

Kürzlich hochgeladen

SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 

Pengembangan Materi Ajar

  • 2. BAB I PENDAHULUAN Pentingnya materi ajar dalam proses belajar mengajar tak dapat lagi dipungkiri. Dengan materi ajar yang disajikan, maka siswa akan dapat mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu, materi ajar juga berfungsi sebagai alat untuk pencapaian tingkat pemahaman yang tinggi bagi siswa. Untuk menjadi pengajar yang baik, maka sudah menjadi sebuah kewajiban seorang pengajar untuk dapat memahami apa itu materi ajar dan seberapa penting peranannya dalam proses belajar mengajar. Pemahaman semacam itu mutlak harus dimiliki oleh seorang pengajar yang berkompeten. Mengingat bahwa fungsi guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran adalah untuk menyampaikan materi kepada siswa. Namun, pada kenyataannya, meskipun kemutlakan itu diberlakukan, masih saja penyajian materi ini belum maksimal. Ini dapat terlihat dari masih sederhananya penyajian materi atau bahkan dapat dikatakan belum mencapai target seharusnya. Mata kuliah pengembangan materi ajar kebahasaan merupakan satu mata kuliah yang diberikan pada mahasiswa kependidikan dengan tujuan untuk membangun pemahaman dan kemampuan untuk mengembangkan materi ajar dkhususnya dalam bidang kebahasaan. Tujuan ini pada akhirnya akan dijadikan sebuah bekal bagi para calon guru agar ia memiliki kemampuan dalam mengembangkan materi ajar bagi pembelajaran di kelas. Dengan demikian, para guru tersebut akan mampu mencapai keterampilan dalam mengembangkan materi atau bahan ajar sesuai dengan tujuan pembelajaran kebahasaan bagi siswanya. Di dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang diberlakkan di Indonesia pada saat ini, aspek kebahasaan yang menjadi fokus dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia antara lain: pelafalan, pemilihan kata, penulisan judul, pengembangan paragraf, kelogisan kalimat, penulisan kalimat, penggunaan ejaan dan tanda baca, kebenaran isi kalimat, penggunaan kata hubung antarkalimat, dan penggunaan kata hubung antarparagraf. Poin-poin tersebut merupakan aspek-aspek yang menjadi fokus dalam pembelajaran bahasa di sekolah. Aspek itu pula yang seharusnya dapat melekat dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
  • 3. Secara umum, aspek-aspek tersebut tidaklah tercantum dalam indikator pembelajaran. Namun pada dasarnya, aspek-aspek itulah yang harus mampu tercapai dalam pembelajaran. Walaupun penyajiannya tidak secara tersurat digambarkan dalam kurikulum, aspek kebahasaan tersebut mutlak harus dijadikan sebagai fokus kegiatan yang secara berkesinambungan terus diajarkan kepada siswa. Ini dapat dilakukan dengan menerapkannya menjadi bagian penting dalam proses belajar bahasa dalam bidang kemahiran apa pun. Dengan penjelasan tersebut tentu dapat dipahami bahwa dalam mengajar bahasa, seorang guru harus mampu menyisipkan aspek kebahasaan dalam pembelajaran. Pada akhirnya, untuk dapat melakukan hal tersebut, pengajar harus kembali pada kemampuannya mengembangkan materi ajar untuk kegiatan belajar mengajar. Demikan juga akan dapat dipahami bahwa untuk dapat mengembangkan materi ajar diperlukan pemahaman khusus tentang cara bagaimana mengembangkan materi ajar yang tepat bagi siswa. Sebagai bentuk evaluasi mata kuliah, maka penulis akan berusaha mengembangkan materi ajar kebahasaan pada pembelajaran menulis. Dengan indikator yang tercantum dalam kurikulum, penulis mencoba mengidentifikasi aspek kebahasaan yang akan menjadi fokus dalam pembelajaran tersebut. Penulis mengembangkan sebuah materi ajar dalam pembelajaran menulis sebagai fokus belajar bahasa dan mamaparkan bagaimana penyajian pengajaran aspek kebahasaan yang tercantum dalam kurikulum berkaitan dengan fokus kebahasaan tersebut.
  • 4. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Materi atau Bahan Ajar Sebelum penulis memaparkan sebuah contoh pengembangan materi ajar, ada baiknya kita kembali menelaah apa itu materi atau bahan ajar. Menurut W. Gulo, bahan ajar disebut sebagai materi pelajaran. Materi pelajaran dapat dibedakan antara materi formal dan materi informal. Materi formal adalah isi pelajaran yang terdapat dalam teks resmi (buku paket di sekolah). Sedangkan materi informal ialah bahan-bahan pelajaran yang bersumber dari lingkungan yang berangkutan. (W. Gulo, 2002: 9) Bila kita menilik pernyataan tersebut maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa materi ajar khususnya yang formal mengacu pada buku paket. Namun, apakah hanya sebatas buku paket? Tentu tidak dapat kita mbil kesimpulan begitu saja. Berdasarkan penjelasan R. ibrahim dan Nana Syaodih, materi pelajaran merupakan suatu yang disajikan oleh guru untuk diolah kemudian dipahami oleh siswa, dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan intruksional yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, materi pelajaran merupakan salah satu unsur atau komponen yang penting artinya untuk mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Materi-materi pelajaran terdiri dari fakta-fakta, generalisasi, konsep, hukum atau aturan, dan sebagainya yang terkandung dalam mata pelajaran. (R. Ibrahim dan Nana Syaodih S, 2002: 100) Di sini, R. Ibrahim dan Nana Syaodih menjelaskan secara lebih luas apa yang dimaksud dengan materi pelajaran. Bahwasanya jika W. Gulo mengatakan bahwa materi pelajaran terbagi menjadi materi formal dan informal, maka mereka merincinya secara lebih luas sebagai segala hal yang dapat dijadikan sarana untuk pencapaian tujuan pembelajaran. Ini menggambarkan bahwa ketika W. Gulo menyatakan materi informal berhubungan dengan lingkungan sekitarnya yang berhubungan, R. Ibrahim dan Nana S. secara lebih khusus menjabarkan lingkungan tersebut adalah yang berupa fakta-fakta, generalisasi, konsep, hukum atau aturan, dan sebagainya yang terkandung dalam mata pelajaran. Jadi, menurut dua pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa materi pelajaran
  • 5. itu dapat diambil dari segala sesuatu yang ada di sekitar siswa. Dengan syarat sesuatu tersebut berhubungan dengan pelajaran tersebut. Selanjutnya, Dakir menjelaskan kriteria dalam meilih bahan pengajaran. Menurutnya, bahan ajar itu hendaknya : A. Bersifat pedagogis, artinya bahan hendaknya berisikan hal-hal yang normatif. B. Bahan hendaknya bersifat psikologis, artinya, bahan ajar harus memperhatikan kejiwaan peserta didik dalam hal ini siswa yang mempergunakannya. Bahan ini harus disesuaikan dengan perhatian, minat, kebutuhan, dan perkembangan jiwa anak yang belajar. C. Bahan hendaknya disusun secara didatis, artinya, bahan yang tertulis tersebut dapat diorganisir sedemikian rupa sehingga mudah untuk diajarkan. D. Bahan hendaknya bersifat sosiologis, artinya, bahan jangan ampai bersifat kontroversial dengan keadaan masyarakat sekitarnya. E. Bahan hendaknya bersifat yuridis, artinya bahan yang disusun jangan bertentangan dengan Undang-Undang dasar 1945, GBHN, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah No. 27,28, 29, dan 30. Begitu juga bahan sebaiknya tidak bertentangan dengan berbagaian peraturan lainnya. (Dakir, 2004: 14) Bila setiap pengajar memperhatikan ketentuan-ketentuan tersebut, tentu dapat kita jamin bahwa materi atau bahan ajar yang kelak disajikan kepada siswa adalah bahan ajar yang telah memenuhi aturan. Oleh karenanya tak perlu lagi ada kekhawatiran akan bentuk-bentuk materi ajar dan efeknya bagi siswa. Demikian kiranya, sedikit mengulas tentang apa itu materi atau bahan ajar. Dengan sedikit pemahaman tersebut tentu kini persepsi dan pemehaman tentang apa itu materi atau bahan ajar akan lebih memudahkan kita dalam mengembangkan bahan ajar bagi siswa di kelas. 2.2 Tata Bahasa Pendidikan Terdapat perbedaan antara tata bahasa pendidikan dan bahasa ilmiah. Oleh karenanya, alangkah lebih baik jika pengajar dapat mengetahui batasan-batasan dari tata bahasa pendidikan yang layak atau tak layak disajikan bagi siswa.
  • 6. Menurut Nurhadi yang dikutipnya dari pernyataan Samsuri bahwa latar belakang lahirnya tata bahasa pendidikan atau dengan nama lain tata bahasa pedagogik adalah atas adanya perbedaan mendasar antara tata bahasa ilmiah dengan tata bahasa pendidikan. Menurut Samsuri, bahasa linguistik yang baik, belum tentu juga termasuk kriteria yang baik bagi bahasa belajar anak-anak. Tata bahasa linguistik cenderung tidak memiliki norma penentu baik dan buruknya berbahasa. Pernyataan lain yang dikutip Nurhadi adalah pernyataan fries dan Lado yang menyatakan bahwa tata bahasa pedagogik adalah latihan-latihan untuk mendapatkan kebiasaan pemakaian bahasa yang dipelajari dan bukan pembicaraan tentang bahasa yang bersangkutan. Pandangan ini melahirkan satu prinsip yang cukup terkenal yang menyatakan bahwa ‘ajarkan bahasa, dan bukan tentang bahasa’. (Nurhadi, 1995: 105) Secara lebih lugas Nurhadi menjelaskan bahwa pada prinsipnya yang dimaksud tat bahasa pendidikan adalah sebuah model tata bahasa yang dirancang untuk kepentingan pengajaran bahasa. Tata bahasa pendidikan disusun untuk membantu memperlancar kemahiran berbahasa siswa pada bahasa yang dipelajari dan menjadi pegangan guru dalam menyajikan bahan pelajarannya. Tata bahasa ini sudah melalui tahap seleksi dari tata bahasa ilmiah. Selain itu, tata bahasa ini juga telah disusun dengan mempertimbangkan kondisi psikologi dan sosiologi bahasa dan belajar bahasa Indonesia. Jadi, adanya tata bahasa pendidikan adalah dengan melalui proses penyederhanaan tata bahasa ilmiah. Di dalam tata bahasa pendidikan tidak melulu diajarkan struktur bahasa, tetapi juga mencakup kaidah berbahasa yang sudah dimasukkan ke dalam sebuah sistem materi pelajaran bahasa, dan diintegrasikan dengan materi keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, membaca, berbicara, dan menulis. Pembelajaran bahasa yang disajikan dalam tata bahasa pendidikan lebih bersifat komunikatif. Maksudnya adalah pengajaran lebih mengarah kepada penguasaan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi, bukan hanya sekadar pengetahuan kebahasaan saja. Menurut Kurikulum 1994, pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa disusun atas dasr fungsi bahasa dan kebutuhan siswa. Dengan demikian diharapkan akhirnya siswa akan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan situasi yang sebenarnya dan yang bertujuan, bukan situasi yang dibuat-buat. Materi juga tidak disusun secara teratur. Hanya dibedakan dari segi penekanannya saja.
  • 7. 2.3 Contoh Pengembangan Materi Ajar Kebahasaan dalam Pembelajaran Menyunting Karangan Setelah kita memahami tentang materi atau bahan ajar dan bagaimana penyajiannya sesuai dengan tata bahasa pendidikan, maka selanjutnya penulis akan mencoba membuat satu contoh pengembangan materi ajar kebahasaan yang berkenaan dengan pembelajaran menyunting karangan. Berdasarkan indikator yang didapatkan dalam kurikulum yang berkenaan dengan pembelajaran menyunting karangan, pebulis menemukan beberapa aspek kebahasaan yang secara bersamaan dapat diajarkan dalam kegiatan pembelajaran ini. Tujuan akhir dari pembelajaran ini adalah siswa dapat menyunting karangan sendiri atau teman. Namun, pada kenyataannya, tujuan ayang lebih nyata adalah bahwa setelah pembelajaran ini diharapkan siswa dapat memiliki keterampilan khususnya menulis dengan baik sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dengan alasan itlah penulis memaparkan secara lebih rinci perihal penggunaan ejaan dan tanda baca. Kemampuan menggunakan ejaan dan tanda baca yang sesuai EYD sudah barang tentu menjadi hal yang paling mendasar bagi seseorang dalam menulis. Bila seseorang telah dapat menguasai atau dapat menerapkan aturan-aturan penggunaan ejaan dan tanda baca, maka ia tak akan lagi kesulitan untuk dapat membuat tulisan yang benar. Penyajian materi dalam penggunaan ejaan dan tanda baca ini mencakup kemampuan penggunaan huruf kapital, huruf cetak miring, penulisan kata, penulisan serapan, dan pemakaian tanda baca. Secara lebih terperincinya penulis memaparkan juga segala hal yang berkaitan dengan penulisan kata (terdiri dari kata dasar, kata turunan, bentuk ulang, gabungan kata, kata depan di, ke, dan dari, kata si dan sang, partikel, singkatan, akronim, serta angka dan bilangan). Bagian pemakaian tanda baca penulis memaparkan pemakaian tanda titik, tanda koma, tanda petik, tanda petik tunggal, titik koma, apostrof, garis miring, tanda kurung siku, tada seru, tanda hubung, elipsis, kurung buka dan tutup, tanda titik dua, dan tanda tanya. Penulis menjabarkan semuanya dalam penyajian materi yang diikuti oleh contoh. Hal ini dengan alasan bahwa siswa harus dapat belajar secara nyata, bukan sekadar teori, sehingga pembelajaran akan membekas dalam diri dan ingatan siswa. Untuk penjabarannya yang panjang, penulis berusaha menggunakan kata pengantar yang diharapkan cukup komunikatif dan sederhana, sehingga siswa tidak merasa bosan
  • 8. membacanya. Selain itu, pengantar ini digunakan dengan maksud siswa lebih mampu berinteraksi dengan materi. Selain penggunaan ejaan dan tanda baca, pembelajaran menyunting karangan juga mencakup pembelajaran pilihan kata. Terdapat beberapa identifikasi dalam pembelajaran pilihan kata ini, antara lain bagaimana menggunakan kata sehingga mudahdipahami, kata yang tidak menimbulkan ambiguitas, kata yang sesuai konteks, kata ragam baku, dan sebagainya yang dapat dilihat pada bagian selanjutnya. Dalam penyajiannya, penulis berusaha menggunakan pengantar yang sifatnya komunikaif. Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang sederhana. Mengingat bahwa siswa, khususnya siswa SMP, memerlukan bahasa yang mudah dipahaminya dan tercapaimoleh kemampuan daya nalarnya. Selanjutnya, bagian lainnya dalam pengembangan materi ajar kebahasaan ini, penulis mengembangkan pembelajaran yang berhubungan dengan efektivitas kalimat dan kepaduan paragraf. Penyajian materi ini berhubungan dengan penggunaan kalimat, mulai dari kalimat aktif dan pasif, kalimat logis, serta kalimat efektif yang menggunakan ragam baku, serta dalam penyusunan kalimat. Untuk Materi kepaduan paragraf, penulis menghubungkannya dengan materi penggunaan tanda hubung inter dan antarkalimat. Penyajian materi ini tentu lebih ditekankan pada contoh. Serupa dengan alasan sebelumnya, ini dilakukan agar siswa secara langsung dapat belajar bernbahasa. Bukan sekadar teori saja. Selain itu, terdapat juga bagian lainnya, yakni adanya latihan pada setiap bagian pengembangan. Latihan ini didasarkan pada aspek yang diajarkan. Jadi, ketika bagian itu membahas secara langsung tentang penggunaan ejaan dan tanda baca, maka latihan yang disajikan pun adalah yang berkenaan dengan pembelajaran tersebut. Demikian seterusnya. Namun, tidak hanya itu saja. Setelah siswa benar-benar memahami perihal penggunaan ejaan dan tanda baca, pemilihan kata, keefektifan kalimat, dan kepaduan paragraf, penulis juga menyajikan latihan umum yan mencakup sekalian pembahasan. Latihan ini diberikan dengan tjuan agar siswa benar-benar dapat secara utuh menerapkan apa yang telah dipelajarinya. Ada pun untuk tujuan tersebut juga disajikan latihan untuk siswa membuat karangan. Selain itu, dalam latihan tersebut siswa juga diajarkan untuk dapat berdiskusi. Pada bagian ini penulis mencoba mengintegrasikan pengajaran tidak
  • 9. hanya pada kemampuan menulis, melainkan juga menggabungkannya dengan kemampuan lainnya, seprti salah satnya adalah berbicara. Untuk benar-benar mengevalasi hasil pembelajara, penulis mencoba melakukan penajaman kepada siswa dengan memberikan tugas mengisi LKS. LKS ini dibuat sebagai bahan penajaman materi siswa. Diharapkan dengan LKS ini siswa dapat lebih menguasai materi yang telah diajarkan. Bagian yang terpenting dalam LKS ini adalah siswa diminta untuk menulis karangan. Maksud dari penulis meminta siswa membuat karangan adalah agar dapat terlihat secara lebih nyata apakah siswa sudah mencapai kemampuan menulis karangan dengan menerapkan materi yang telah didapatkannya. Seperti dikatakan oleh Uzer, ruang lingkup materi bagi siswa adalah materi yang tercantum dalam GBPP. Namun, bila memungkinkan siswa dapat diberi program pengayaan, baik secara vertikal maupun horizontal tentang materi pelajaran yang dipelajarinya. (Moh. Uzer Usman, 2001: 50-51) Demikianlah pemaparan penulis perihal pengembangan materi ajar kebahasaan dalam pembelajaran menyunting karangan. Untuk lebih jelasnya, penulis menyajikan semua yang disebutkan di atas dalam sebuah contoh pengembangan materi ajar yang terdiri dari pengidentifikasian aspek kebahasaan berdasarkan indikator. Untuk contoh pengembangannya disajikan dalam bagian uraian, contoh, dan latihan. Selanjutnya untuk penajaman disajikan LKS sepereti telah disebutkan sebelumnya.
  • 10. BAB III PENUTUP Berdasarkan contoh pengembangan materi ajar di atas, dapat dikemukakan bahwa dalam mengembangkan materi ajar kebahasaan dalam pembelajaran menyunting karangan dapat diajarkan aspek kebahasaan yang meliputi penggunaan ejaan dan tanda baca, pemilihan kata, keefektifan kalimat, dan kepaduan paragraf. Diharapkan setelah pembelajaran ini dilakukan siswa akan mampu menyunting karangan sendiri atau karangan teman. Namun pada akhirnya, siswa dapat membuat tulisan dengan penggunaan kaidah tata bahasa indonesia yang baik dan benar. Pembelajaran aspek kebahasaan ini dapat diintegrasikan ke dalam pengajaran kemahiran, baik menulis, membaca, menyimak, atau berbicara. Dalam penyajiannya, materi ini disajikan dengan bahasa yang sederhana dan komunikatif, menggunakan tata bahasa pendidikan. Hal ini agar siswa dapat dengan mudah memahami maksud dari isi materi. Selain itu, pembelajaran dapat dirasakan lebih menyenangkan dan tidak membosankan bagi siswa. Untuk lebih memancing kemampuan siswa disajikan latihan-latihan yang bertujuan untuk mengevaluasi hasil dari pembelajaran. Selain itu dilanjutkan dengan adanya penajaman materi yang disajikan melalui LKS. DAFTAR PUSTAKA
  • 11. Dakir. 2004. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta. Gulo, W.2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Gramedia Widiasarana. Ibrahim, R dan Nana Syaodih. 2002. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Nurhadi. 1995. Tata Bahasa Pendidikan landasan Penyusunan Buku Pelajaran Bahasa. Semarang: IKIP Semarang Press. Uzer usman, Moh. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosdakarya.