1. Kitab Nahum membahas nubuat kehancuran kota Niniwe, ibu kota Kerajaan Asyur pada tahun 612 SM
2. Nubuat ini diperkirakan ditulis sebelum kejatuhan Niniwe untuk memberikan peringatan
3. Teologinya menekankan keadilan Allah dalam membalas kejahatan bangsa Niniwe dan kepercayaan akan hakimn Allah atas musuh-musuh umat-Nya
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
Presentase kitab nahum
1.
2. • Nahum berarti “penghiburan” atau
“berbelaskasihan/mengasihani”
• Kitab Nahum berisi Mazmur yang
membingungkan para ahli
• Bagian yang paling diperdebatkan adalah
Mazmur yang terdapat dipasal 1:2-8
• Akibatnya, ahli-ahli berkesimpulan bahwa ayat-
ayat ini ditambahkan kemudian oleh seorang
redaktor.
3.
4. 3. Horst di sisi lain
berasumsi bahwa Nahum
meletakkan Mazmur yang
sudah ada dan
meletakkannya sebelum
tulisannya sendiri.
4. Pfeiffer
mempertimbangkannya
5.
6.
7. Pasal 3:8, menunjuk kota No-amon, kota
Tebe di Mesir, yang jatuh ke tangan
tentara Assyria pada tahun 633 sM.
Tema utama kitab ini, yakni kejatuhan
Niniwe, yang terjadi tahun 612 sM (2:1,3-
3:19) yang digambarkan dengan sangat
jelas.
8. Sehingga muncul dugaan
Nahum ditulis pada masa
peristiwa yang
dilukiskan itu.
Penulisannya sekitar
tahun 612 sM sehingga
penulisan Kitab Nahum
ini adalah semasa
9.
10. • Kitab ini tidak mencantumkan informasi kronologis
dalam penulisannya sehingga tarikhnya harus
ditentukan atas dasar bukti-bukti dalam isinya.
• Contohnya, Ucapan ilahi mengenai kehancuran
Niniwe, maka diperkirakan sebelum tahun 612
SM, pada waktu Niniwe jatuh. Nahum 3:8 “kota
Tebes sudah jatuh”. Kejadian ini terjadi pada
tahun 633 SM, ketika raja Asyur, Asyurbanipal,
berhasil memasuki Mesir.
11. • Beberapa penafsir cenderung untuk
menghubungkan Nahum dengan masa
Yosia (640-609) bukan Manasye.
• Nubuat seperti nubuat Nahum merupakan
kritikan terhadap hubungan Manasye yang
takluk kepada Asyur yang mendorong dia
untuk memutuskan hubungan tersebut.
Sehingga diperkirakan yaitu tahun 655-
650 SM.
12.
13. Sehingga, Siria, Fani, dan Palestina, terletak dalam
garis langsung peperangan. Dengan sendirinya daerah
mereka itu digunakan sebagai kancah peperangan oleh
kedua kekuatan yang besar itu
Salmaneser III (858-824) mengalahkan satu bala
tentara yang besar, termasuk juga divisi-divisi Israel
pada tahun 854. Sesudah Yehu menaiki takhta Samaria
(kerajan Utara), Israel menjadi suatu negara vasal
(negera hamba) Assyria. Dengan begitu Israel harus
membayar pajak-pajak kepada Assyria
14. Dibawah pemerintahan Adadnirani III (805-
782) sekali lagi Israel diserbu, saat Assyria
bergerak mendekati Mesir. Selama masa ini,
baik Israel & Yehuda terlibat dalam
pergumulan tersebut. Israellah yang lebih
mengalami penderitaan karena kematian
Raja Yerobeam II (746) yang
mengakibatkan ketidaksetabilan dalam
negara itu (2 Raj. 15:8-20).
15. Menahem takluk kepada
Assyria. Yehuda pun
mengalami nasib yang sama.
Raja Ahas berpendapat
bahwa lebih tepat bila ia
juga takluk ke bawah
kekuasaan Tiglatpileser
III (2 Raj. 16).
Pada saat yang sama Israel
16. Atas desakan Tiglatpileser III, Hosea
diangkat menaiki takhta kerajaan, tetapi
ia terlalu bodoh sehingga ia
memberontak terhadap tentara-tentara
Assyria yang dipimpin oleh Salmaneser V
(727-722)
Akibatnya kerajaan Utara runtuh, ibu
kota Samaria dihancurkan, dan Israel
dibuang ke Assyria (2 Raj. 17:4-6).
17. Kota Samaria dikepung selama 3
tahun. Bangsa Israel yang
dibuang dipertukarkan dengan
orang-orang buangan dari
daerah Timur Tengah. Kemudian
menyusul giliran Yehuda untuk
diancam.
18. Oleh karena menghadapi kenyataan
kekuasaan Assyria dan karena takut
akan masa depan politiknya,
Yehuda hampir saja memasuki
suatu sekutu oposisi.
Perserikatan oposisi itu tidak
terjadi sebagai akibat dari
pengaruh besar Yesaya atas raja
Hizkia (2 Raj. 18-20 dan Yes. 20).
19. Sambungan...
Setelah Sanherib mengalahkan raja Niniwe,
Hizkia harus membayar upeti yang sangat berat
(2 Raj. 19).
Pemberontakan selanjutnya menempatkan Hizkia
lebih takluk kepada Sanherib (2 Raj. 19) dan
hanya suatu bencana dahsyat yang menimpa
pasukan-pasukan Assyrialah yang memaksa
mereka untuk mundur (2 Raj. 19:35-36). Hal ini
menyebabkan Yerusalem selamat dari
kehancuran dan Yehuda tidak dikalahkan
20. Kepemimpinan Assyria di tahun-tahun berikutnya
tidak stabil sampai Ezarhadon menggantikan
ayahnya dan naik takhta pada tahun 680.
Raja Yehuda pada waktu itu dengan segera
mengakui politik yang bertujuan untuk pendamaian
(2 taw. 33:11) akhirnya menggakibatkan
pembuangan raja Yehuda. Kemudian Ezarhadon
menyerbu dan mengalahkan daerah Mesir, daerah
penyerangan terakhir dari tentara Assyria. Pada
tahun 671 ia mengalahkan Memphis maka genaplah
nubuat di dalam Yesaya (20:3-6).
21. Lalu kekaisaran Assyria dibagi antara
Asurbanipal dan Shamash-shum-utain
yang memerintah Babilon.
Suatu serangan balasan dari Mesir untuk
mengambil kembali daerah-daerah yang
hilang ke tangan Assyria, dapat diatasi
oleh Asyurbanipal (663) SM,
menaklukkan serta menduduki kota Tebe
(Nah. 3:8-10).
22. Selama masa ini Manasye telah digantikan
oleh Amon. Sesudah pembunuhannya,
digantikan oleh Yosia, raja kanak-kanak yang
memerintah selama 31 tahun (640-609).
Kemungkinan wafatnya Asyurbanipal pada
tahun 631, menguntungkan bagi Yehuda
karena penggantinya tidak dapat memimpin,
sehingga Assyria pun berangsur-angsur
melemah.
23. Dibawah pimpinan bangsa
Babilon, termasuk bangsa
Medes/Media dan
Scythia, Niniwe diserang
dan dikalahkan oleh
gabungan tentara.
Peristiwa-peristiwa yang
mendahului kejatuhan
dimulai sejak tahun 616
24. Pada tahun 612 seluruh
kekuatan tentara Babilon,
Media, Scythia berhasil
merebut serta menduduki
Niniwe dalam suatu
pertempuran berdarah (Nah.
2:1). Dengan hancurnya Niniwe
maka Assyria juga hancur.
Meskipun begitu mereka tetap
mengadakan peperangan lagi di
25. • Kitab Nahum dapat diikhtisarkan sebagai
berikut:
1. Nyanyian tentang kebesaran Tuhan (1:1-15)
2. Uraian tentang kehancuran Niniwe (2:1-13)
3. Alasan bagi kehancuran Niniwe (3:1-19)
26. Garis Besar
Teologinya
1. Allah yang Adil, hal itu terlihat dimana Allah
membalas kejahatan bangsa Niniwe yang
kejam.
2. Bukti kepercayaan yang teguh akan keadilan
Allah. Pujian pertama (Nah. 1:2-8) yang
menggambarkan sifat dan tindakan Allah
dalam penghakiman, tentu merupakan
sumber harapan bahwa Allah
menghancurkan musuh-musuh Yehuda,
terasa sepanjang kitab ini.