SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 20
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Universitas Gadjah Mada 1
BAB I
PERSIAPAN OPERASI
Oleh
Hartiningsih
Pada dasarnya dalam pelaksanaan operasi pada hewan jugs diperlukan suatu usaha
yang dapat melindungi luka dari kontaminasi dan infeksi bakteri sebagaimana manusia.
Sumber kontaminasi bakteri dapat berasal dari pasien, lingkungan (udara, ruang dan fasilitas
yang tersedia untuk keperluan operasi), bahan dan alat-alat operasi, serta anggota team
operasi. Untuk melindungi dan atau untuk mencegah agar luka tidak terkontaminasi atau
terinfeksi bakteri sehingga luka operasi yang dibuat diharapkan dapat mengalami
kesembuhan primer, diperlukan usaha yang dapat menghalangi masuknya organisme
pengganggu antara lain dengan cara melakukan operasi di dalam operasi yang memadai,
sterilitas peralatan, bahan dan perlengkapan operasi, persiapan operator, pembantu
operator dan orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan operasi, serta pasien sesuai
dengan prosedur yang aseptik.
Ruang Operasi
Ruang yang digunakan untuk operasi harus terang, berdinding, lantai dan langit-
langit yang bersih, sirkulasi udara minimal, dan jendela yang selalu tetap tertutup. Ruang
operasi hanya difungsikan sebagai tempat operasi, tidak menjadi tempat lalu lalang dan
orang yang tidak terlibat dalam pelaksanaan operasi tidak diperbolehkan memasuki ruang
operasi. Ruang operasi sebaiknya terletak berdekatan dengan ruang pencukuran pasien.
Alat dan Bahan Operasi
Alat Operasi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan selama penggunaan alat-alat operasi adalah
jenis. jumlah, kebersihan atau sterilitas, tata letak dan kondisi alat. Alat-alat operasi yang
dipergunakan harus dipertahankan sterilitasnya sampai pelaksanaan operasi selesai dan
segera dibersihkan setelah selesai digunakan.
Scalpel
Scalpel merupakan slat untuk mengiris jaringan yang terdiri dari batang scalpel dan
pisau scalpel (blade). Pada awalnya antara batang dan pisau melekat menjadi satu, namun
sekarang banyak tersedia bermacam-macam pisau scalpel yang dapat dilepas dari
Universitas Gadjah Mada 2
batangnya (disposible blade). Scalpel model Bard-Parker baik batang maupun pisaunya
mempunyai beberapa model, bentuk dan ukuran yang bermacam-macam (Gambar-1),
namun scalpel yang biasa digunakan adalah batang nomor 3 dan pisau nomor 10.
Penggunaan scalpel untuk mengiris jaringan harus diusahakan agar trauma yang
ditimbulkan seminimal mungkin. Untuk memudahkan pengirisan, jaringan yang akan diiris
harus difiksir menyilang dengan arah irisan. lrisan harus tunggal, dan tidak boleh diulang-
ulang karena di samping tidak efisien juga menyebabkan tepi irisan seperti digergaji.
Cara memegang scalpel (Gambar 2)
Agar dapat menghasilkan irisan yang baik, scalpel harus dipegang erat-erat, batang
scalpel harus membentuk sudut 30-40° dari garis irisan yang akan dibuat. Ibu jari
ditempatkan di sebelah lateral batang scalpel, jari tengah dan jari manis ditempatkan di
sebelah lateral dan ventral batang scalpel, sedangkan jari telunjuk ditempatkan dipunggung
pisau scalpel untuk mengendalikan arah irisan dan memperkirakan dalamnya irisan.
Universitas Gadjah Mada 3
Gunting
Berdasar fungsinya gunting dibagi 3 yaitu gunting operasi, gunting benang (untuk
memotong benang dan untuk mengambil benang), dan gunting pembalut.
Gunting operasi : Alat untuk memotong jaringan
Berdasarkan ujungnya (tumpul-tumpul, tajam-tajam dan tajam tumpul)
Berdasarkan bentuknya (lurus dan bengkok)
Berdasar tepi ketajamannya (rata dan bergerigi)
Gunting operasi tidak boleh digunakan untuk memotong benang meskipun
pemotongan dilakukan pada bagian distal gunting. Model gunting banyak jenisnya, tetapi
yang paling disukai adalah Mayo, Metzenbaum, dan Sustrunk. Model Metzenbaum lebih tipis
dan hanya digunakan untuk operasi jaringan padat. Gunting operasi disamping untuk
menggunting jaringan juga dapat untuk preparasi tumpul.
Gunting benang
Gunting untuk benang biasanya pendek, lebih berat, bladenya mempunyai sisi
ketajaman yang bergerigi. Fungsinya untuk memotong benang (katun, sutera, nilon, dan
stainless steel).
Gunting untuk mengambil benang operasi biasanya lebih ringan, tajam, ujungnya
tipis, dan di dekat ujung gunting dari salah satu blade (di bagian ketajaman) terdapat lekukan
ke dalam yang berfungsi untuk mengangkat benang operasi yang diambil/dihilangkan dari
jaringan.
Universitas Gadjah Mada 4
Gunting pembalut
Pada blade yang lebih pendek mempunyai ujung tumpul, sedangkan blade yang lain
lebih panjang karena di bagian ujungnya diperlengkapi dengan suatu kepingan bulat pipih
dan terletak mendatar. Bagian ujung yang mendatar apabila disisipkan ke dalam pembalut
tidak akan membahayakan karena tidak akan melukai kulit.
Universitas Gadjah Mada 5
Hemostatic forceps
Hemostatik forceps merupakan alat yang digunakan untuk menjepit pembuluh darah
yang terpotong. Forcpes tersebut dilengkapi box lock, mempunyai alur transversal pada sisi
dalam tips (batang penjepit). Alur tranversal ada yang hanya sebagian dariujung sampai
tengah, dan dari ujung sampai distal tips. Berdasar bentuk batangnya hemostatik forceps
ada 2 yaitu lurus dan bengkok., dan berdasar pola alur dibagi 5
a. Rochester-pean (alur transversal dari ujung sampai pangkal) untuk
menjepit pembuluh darah besar dan jaringan
b. Ochsner (alur seperti Rochester-pean forceps tetapi ujungnya bergigi). Fungsi
gigi untuk mencegah terjadinya slip ketika digunakan untuk menjepit pembuluh
darah besar dan jaringan.
c. Carmalt (alur memanjang dari pangkal sampai mendekati ujung, tetapi di bagian
ujungnya beralur transversal). Alur transversal di ujung berfungsi untuk
memudahkan melepas forceps setelah digunakan.
d. Kelly (alur transversal dari tengah sampai ujung distal) untuk menjepit pembuluh
darah kecil.
e. Mosquito (alur transversal dari pangkal sampai ujung distal) untuk
menjepit pembuluh darah kecil.
Tissue forceps
Allis Tissue-
forceps
Allis forceps merupakan alat untuk menjepit jaringan/organ tidak berlumen,
mempunyai kekuatan menjepit maksimal tetapi hanya menimbulkan trauma jaringan
minimal. Jaringan yang kontak dengan Allis forceps hanya sedikit dan posisi bagian jaringan
yang dijepit dengan Allis forceps saling tegak lurus.
Bubcock tissue forceps
Bubcock tissue forceps merupakan forceps yang dirancang serupa dengan Allis
forceps, tidak boleh digunakan untuk menjepit atau memegang organ viscera atau organ
berlumen karena dapat menyebabkan trauma jaringan.
Vulsellum forceps
Vulsellum forceps merupakan forceps yang mempunyai ujung penjepit runcing
sehingga kemampuan untuk memegang jaringan lebih kuat dan trauma jaringan yang
ditimbulkan juga lebih berat.
Universitas Gadjah Mada 6
Duval dan Lovelace lung-grasping forceps
Forceps yang berfungsi untuk menjepit paru-paru. Ujung forceps berbentuk segitiga,
ujung jepitan cukup lembut sehingga tidak menimbulkan trauma pada paruparu.
Alligator forceps
Alligator forceps merupakan forceps yang di bagian ujung tipsnya terdapat engsel
dan berfungsi untuk membuka dan menutup ujung forceps. Karena strukturnya yang unik
maka forceps dapat disisipkan melalui celah yang sempit untuk menjepit jaringan yang
terletak di dalam ( suatu hal yang tidak mungkin dilakukan apabila digunakan forceps lain,
karena forceps lain umumnya mempunyai engsel di bagian sentral/tengah).
Serrefine forceps
Suatu forceps yang berfungsi untuk hemostatik selama nefrotomi, digunakan secara
temporer untuk menghentikan aliran darah pada pembuluh darah yang berukuran medium.
Tipsnya mendatar, permukaan sebelah dalam bergerigi dan bagian luarnya berbentuk
konveks.
Tissue forceps (pinset)
Tissue forceps merupakan alat yang berfungsi untuk memegang jaringan pada waktu
operasi dan waktu menjahit tepi luka, juga untuk memegang jarum jahit waktu menjahit tepi
luka. Berdasar bentuk ujungnya pinset dibagi 2 yaitu
a. Pinset anatomis (ujung tidak bergigi) merupakan pinset yang berfungsi
untuk memegang jaringan atau organ dalam, dan organ berlumen.
b. Pinset chirurgis atau pinset bedah (ujung bergigi) merupakan pinset yang terutama
berfungsi untuk memegang kulit dan jaringan lain, kecuali organ dalam dan organ
berlumen.
Universitas Gadjah Mada 7
Needle Holder
Merupakan forceps yang berfungsi untuk memegang jarum, bentuknya menyerupai
hemostatik forceps tetapi tips pemegang jarum lebih pendek, lebih berat dan mempunyai
alur dengan pola menyilang, namun kebanyakan pemegang jarum mempunyai pola alur
memanjang, hal ini dimaksudkan untuk membantu memperkuat dalam menjepit jarum.
Macam Needle Holder antara lain mayo-heegar (panjang), Metzembaum (panjang) dan Derf-
needle holder (pendek).
Towel clamp/duk klem
Towel clamp merupakan forceps yang berfungsi untuk menjepit duk/drapes dan
handuk pada kulit pasien supaya posisi drapes dan handuk tidak bergeser. Dalam
menjepitkan klem pada kulit sebaiknya diusahakan agar kulit yang dijepit sesedikit mungkin.
kiem ditempatkan pada ke empat sudut drapes dengan posisi tengkurap (bagian yang
cekung ditempelkan kulit/drapes), dan membentuk sudut 45° dengan jaringan yang akan
diiris. Ada 2 macam towel clips yaitu Plain Backhaus towel clamps dan Backhaus towel
clamps with ball stop.
Universitas Gadjah Mada 8
Universitas Gadjah Mada 9
Needle (jarum jahit)
Jarum jahit yang baik mempunyai sifat sebagai berikut cukup kuat, kaku, meskipun
tidak mudah bengkok tetapi cukup fleksibel (jaum mampu membengkok atau akan menjadi
bengkok dahulu sebelum patah), cukup tajam untuk menembus jaringan, bersih, terbuat dari
stainlaess staeel yang tahan terhadap korosif, dan permukaannya halus.
Berdasar lubang/mata jarum, jarum jahit dibedakan menjadi a). Jarum dengan lubang atau
mata jarum tertutup (lubang jarum berbentuk bulat, bujur atau segiempat), b). lubang jarum
French (pada ujung jarum terdapat celah dari bagian sisi dalam lubang), c). lubang jarum
swaged. Lubang jarum swage mempunyai kemampuan untuk memprotek ujung benang jahit
sedemikian rupa sehingga dapat mencegah lepasnya benang selama digunakan untuk
menjahit. Benang yang digunakan hanya mempunyai yang mempunyai ukuran sama dengan
atau mendekati diameter lubang jarum. Karena posisi benang pada lubang jarum sangat
smooth maka ketika jarum ditusukkan dan dilewatkan di dalam jaringan hanya menimbulkan
trauma jaringan yang sangat ringan, minimal.
Body atau batang jarum jahit juga bevariasi besar, panjang, dan bentuknya. Batang
jarum ada yang berbentuk bulat, oval, datar, sudut (segitiga, atau ribbed. Batang jarum
bentuk bulat atau oval biasanya mempunyai diameter lebih besar di bagian lubang atau mata
jarumnya yang kemudian diameter tersebut semakin mengecil di bagian ujung (lancipnya).
Batang jarum datar atau segitiga dapat memotong jaringan atau mengiris jaringan. Bentuk
jarum juga ada yang lurus, bengkok atau lengkung dengan sudut kelengkungan 1
/4,3/8, 1
/2,
atau 5/8 lingkaran, dan 1
/2 lengkung. Jarum yang lengkung akan memudahkan dalam
menjahit jaringan dalam atau yang tebal (terutama jarum lengkung 1
/2, atau 5/8 lingkaran),
sedangkan jarum lurus atau 1
/2 lengkung biasanya digunakan untuk menjahit jaringan
superficial terutama kulit. Untuk memudahkan dalam menggunakan jarum jahit umumnya
jarum dijepit dengan needle holder di bagian tengah jarum, dan tidak berdekatan dengan
lubang atau ujung jarum. Ujung jarum sebaiknya tidak dipegang dengan needle holder atau
tangan yang bersarung tangan.
Ujung jarum umumnya diklasifikasikan sebagai berikut : 1). Taper (untuk menjahit
jaringan lunak, organ berlumen dalam rongga dada dan rongga abdomen, pembuluh darah,
tendo, syaraf), 2). tumpul (jarang digunakan kecuali untuk menjahit hepar dan ginjal),
segitiga, cutting (mempunyai tepi tajam, biasanya digunakan untuk menjahit jaringan padat,
kulit, fascia).
Universitas Gadjah Mada 10
Bahan operasi
(duk, tampon, benang, dll)
Duk/drapes
Untuk bahan duk dapat digunakan kain sejenis katun (oxford), biasanya dipilih warna
yang tidak menyilaukan mats seperti warna hijau, abu-abu, atau biru. Duk mempunyai
ukuran standar lebar 36 inchi dan panjang 60 inchi. Untuk keperluan operasi besar biasanya
digunakan 4 duk, sedangkan untuk operasi sederhana digunakan satu duk bercelah di
bagian tengahnya (ukuran celah bervariasi dari 1x2, 1,5x3,5, dan 2x5,5). Selain dari kain,
bahan duk dapat berasal dari karet atau plastik, namun karena sering menimbulkan
masalah ketika mensterilkan maka biasanya digunakan duk plastik disposibel, dan hanya
digunakan untuk draping tempat operasi tertentu, misalnya di bagian abdomen.
Benang operasi
Benang operasi berfungsi untuk mempertautkan tepi luka dan ligasi pembuluh
darah. Sifat benang operasi yang ideal antara lain tidak menimbulkan reaksi jaringan atau
reaksi jaringan yang ditimbulkan minimal, mudah dalam perawatan dan penggunaannya,
monofilamen atau nonkapiler, mudah disterilisasi, tidak mudah putus meskipun berukuran
kecii, simpul tidak mudah kendor/lepas, tidak mengiris jaringan, sisa benang setelah terlarut
tidak berbahaya bagi tubuh, dan ekonomis. Pemilihan benang untuk menjahit tepi luka irisan
umumnya didasarkan pada jaringan yang akan dijahit, laju recovery jaringan yang terluka
(kondisi luka), dan kekuatan benang (mengenal sifat bahan benang).
Selama 3-4 hari setelah luka irisan dijahit, pertautan tepi luka sepenuhnya masih
tergantung pada benang yang digunakan untuk menjahit, karena jaringan fibroblas tidak
akan mencapai perkembangan maksimumnya sampai hari 10-14. Dalam memilih benang
untuk menjahit luka yang perlu dipertimbangkan adalah 1). kemampuan jaringan untuk
menahan benang sehingga jaringan tersebut tidak robek akibat teriris benang yang
digunakan untuk menjahit, dan 2). kekuatan tarikan benang untuk menahan jaringan
(benang tidak putus). Sebagai contoh jaringan lunak, kulit dan fascia mempunyai
kemampuan menahan benang paling besar, sedangkan lemak kemampuannya minimal.
Muskulus mempunyai kekuatan menahan tarikan benang yang lebih besar apabila jahitan
ditempatkan dalam posisi berseberangan dengan alur serabut muskulus, dan kekuatannya
berkurang apabila dijahit search dengan alur serabut muskulus.
Sifat benang operasi yang ideal antara lain tidak menimbulkan reaksi jaringan atau
reaksi jaringan yang ditimbulkan minimal, mudah dalam perawatan dan penggunaannya,
monofilamen atau nonkapiler, mudah disterilisasi, tidak mudah putus meskipun berukuran
kecil, simpul tidak mudah kendor/lepas, tidak mengiris jaringan, sisa benang setelah terlarut
tidak berbahaya bagi tubuh, dan ekonomis. Sampai sekarang benang operasi yang ideal
Universitas Gadjah Mada 11
seperti tersebut di atas belum ada, oleh karena itu penggunaan benang umumnya
didasarkan pada jaringan yang akan dija hit, laju recovery jaringan yang terluka (kondisi
luka), dan mengenal sifat bahan benang (terutama untuk mengetahui kekuatan benang).
Ada 2 macam benang operasi yaitu benang diserap dan tidak diserap.
Benang diserap biasanya berasal dari hewan (catgut, kolage, tendo kanguru dan serabut
fascia), dan sintetis (asam poliglikolik, asam poliglatik, dan poldioksanon). Benang diserap
didigesti dan diasimilasi oleh tubuh selama dan setelah proses kesembuhan. Benang
tersebut didegradasi makrofag ketika kesembuhan berlangsung.
Catgut.
Diameter benang mulai dari 6/0 sampai dengan 3. Benang catgut berasal dari
lapisan submukosa usus domba atau lapisan serosa usus saps yang dimurnikan dan
disterilisasi. Catgut diklasifikasikan berdasar derajad chromichisasi. Ada 4 macam catgut
yaitu : catgut type (catgut plain atau tanpa chromichisasi), catgut type B (mild chromic
treatment), catgut type C (medium chromic treatment), dan catgut type D (extra chromic
treatment). Adapun maksud pemrosesan dengan asam chromic tersebut adalah untuk
memperlama waktu penyerapan dan menurunkan intensitas reaksi jaringan terhadap catgut.
Catgut type A diserap dalam 3-7 hari, type B dalam 20 hari, dan type D dalam 40 hari. Laju
penyerapan benang catgut selain ditentukan oleh derajad chromichisasi, juga tergantung
pada kondisi jaringan (normal, terinfeksi, banyak cairan), macam jaringan yang dijahit, dan
kondisi pasien. Penggunaan benang catgut pada luka terinfeksi dapat mempercepat proses
supurasi dan benang akan diserap lebih awal, demikian juga jika digunakan dalam jaringan
yang mempunyai suplai darah melimpah. Benang chromic type C apabila digunakan untuk
menjahit otot seran lintang dapat tetap utuh dalam waktu 10-20 hari, tetapi jika kondisi
lingkungan tidak normal maka benang diserap dalam wakltu 6-10 hari. Benang catgut dalam
kondisi kering mempunyai days regang yang lebih besar dibandingkan dengan katun dan
sutera, namun kekuatannya berkurang lebih cepat ketika berada di dalam jaringan. Benang
juga akan lebih cepat diserap jika pasien sensitif terhadap benang. Benang catgut chromik
umumnya digunakan untuk menjahit :
1. lapisan mukosa traktus gastrointestinal, vesika urinaria, kandung empedu
2. jaringan parenkim hepar dan kelenjar mamaria
Kelebihan benang catgut
1. tensile strengt cukup (cukup ulet) dan diserap
2. ditolerir jaringan
3. elastis
4. lebih mudah dihandle dibanding benang lain
Universitas Gadjah Mada 12
Kekurangan benang catgut :
1. beberapa hewan sensitif terhadap catgut
2. harganya mahal dan tidak dapat disteril ulang
3. bersifat kapiler
4. sering menimbulkan reaksi peradangan yang disertai eksudat serous sehingga
dapat menjadi media perkembangan biakan bkteri
Benang kolagen.
Terbuat dari tendo sapi, mempunyai ukuran seragam, manfaatnya sebaik catgut
tetapi reaksi jaringan yang ditimbulkan lebih ringan dari pada catgut.
Benang tidak diserap
Benang tidak diserap dapat digunakan untuk menjahit jaringan/organ dalam dengan
hasil yang baik karena sebagai benda asing benang tersebut akan terkapsulasi. Oleh karena
itu apabila digunakan untuk menjahit jaringan/organ dalam sebaiknya dipilih benang yang
berukuran kecil, model jahitan interupted dan simpul sederhana.
Macam benang tidak diserap :
1. logam (tantalum, stainless steel)
2. Serat alam sutera, katun, dan linen)
3. sintetis (nilon, polimer caprolactum, serat poliester, polietilen dan polipropilen)
Benang tidak diserap mempunyai sifat sbb :
1. tahan terhadap degradasi dan akan tetap berada di dalam jaringan sampai
benang diambil. Jika tidak diambil akan terbentuk kapsul dan tetap sebagai
benda asing,
2. tidak mudah putus
3. reaksi jaringan minimal
4. ada yang bersifat kapiler ( multifilamen) dan nonkapiler (monofilamen)
Benang tidak diserap multifilamen mempunyai sifat sbb :
1. kapiler, cenderung membantu penyebaran bakteri
2. reaksi jaringan lebih besar dari pada monofilamen
Universitas Gadjah Mada 13
Benang tidak diserap monofilamen mempunyai sifat sbb :
1. nonkapiler, tidak menyerap cairan dan tidak dan menyebarkan kontaminan
2. mudah disterilkan
3. lebih sulit dihandle
4. simpul kurang stabil, mudah kendor sehingga jahitan sering lepas
Benang sutera
Benang sutera dibuat dari larva ulat sutera. dihilangkan getah dan lilin alaminya
kemudian dipintal dan dicelum dalam larutan perwarna. Benang sutera tersedia dalam
ukuran 9-0 sampai 5, mempunyai kekuatan yang cukup moderat dalam menahan daya
regang jaringan, dalam 2 minggu kekuatannya berkurang 30%, dalam 1 bulan berkurang
60%, dan dalam 6-12 bulan hampir seluruh kekuatannya hilang. Namun kekuatan benang
akan cepat hilang apabila digunakan dalam lingkungan yang banyak mengandung cairan.
Benang sutera juga dapat digunakan untuk menjahit jaringan atau organ dalam, dan
penggunaannya akan berhasil balk (terkapsulasi) jika digunakan untuk menjahit jaringan
steril. Penggunaannya untuk menjahit jaringan/organ dalam kadang-kadang menimbulkan
granulasi atau kista. Kista tersebut dapat pecah atau membentuk fistula, dan luka tidak akan
sembuh sampai benang diambil. Reaksi tersebut umumnya akibat efek iritasi dan substansi
yang digunakan dalam pemrosesan benang (pewarna, parafin/lilin, atau minyak).
Benang sutera dapat digunakan untuk menjahit jaringan cardiovaskuler,
opthalmicus, gastrointestinal. vesika urinaria. Jika digunakan untuk menjahit organ berlumen
(gastrium, intestinum, dan vesika urinaria) sebaiknya simpul jahitan tidak ditempatkan di
dalam rongga organ berlumen, karena di dalam lumen gastrium dan intestinum dapat
menyebabkan ulcerasi, dan jika ditempatkan di dalam rongga vesika urinaria dapat berperan
sebagai nidus kalkuli urinarius.
Benang katun
Benang katun dibuat dari bahan kapas, mempunyai ukuran 5-0 sampai 2. Kelebihan
benang katun adalah ditolerir jaringan, iritasi yang ditimbulkan lebih ringan dibanding benang
sutera, linen dan catgut, harganya murah, mudah disterilisasi, lembut, mudah dihandle, dan
simpulnya tidak mudah lepas. Kekurangannya adalah bersifat kapiler, dibanding benang
tidak diserap lainnya benang katun lebih sulit di handle, tensile strengt lebih rendah, dan
mudah lengket pada sarung tangan yang basah. Seperti benang sutera, benang katun jugs
dapat menyebabkan terbentuknya sinuses, fitstula dan pustula.
Universitas Gadjah Mada 14
Benang linen
Kelebihan benang linen adalah mempunyai tensile strengt tinggi, simpulnya aman,
reaksi jaringan lebih ringan dibanding sutera atau katun, dan dapat digunakan untuk ligasi
pembuluh darah (tidak dianjurkan untuk digunakan ligasi dalam kavum abdomen, dapat
menyebabkan fistula antara rongga peritoneum dan kulit). Kekurangan benang linen adalah
bersifat kapiler, permukaannya kasar oleh karena itu lebih sulit menembus jaringan.
Benang sintetis
Benang tidak diserap sintetis adalah benang nilon, polimer caprolactum, serabut poliester,
polietilen, dan polipropilen. Benang tidak diserap sintetis monofilamen tidak bersifat kapiler,
reaksi jaringan yang ditimbulkan minimal, mempunyai tensile strengt tinggi (ulet), beberapa
jenis benang sintetis bersifat elastis sehingga mampu menyesuaikan dengan jaringan yang
membengkak. Kekurangan benang sintetis adalah benang cenderung kaku. dan simpul
mudah kendpr atau lepas.
Nilon
Benang nilon adalah poliamid polimer, bersifat monofilamen, nonkapiler, elastis,
permukannya halus, reaksi jaringan yang ditimbulkan minimal (lebih ringan dari sutera),
mempunyai tensile strengt tinggi dan lebih ulet dari sutera, mudah dihandle (meskipun
sedikit lebih sulit dihandle dari pada benang tidak diserap lainnya, kecuali stainless steel),
paling sering digunakan untuk menjahit kulit Kekurangan benang nilon adalah simpul
cenderung mudah selip, oleh karena itu agar simpul tetap aman maka hanya dianjurkan
untuk menggunakan simpul square, dan sisa benang dipotong relatip panjang. Simpul Jika
digunakan untuk menjahit jaringan/organ dalam, ujung potongan yang tajam dan panjang
dapat mengiritasi jaringan dan memprovokasi reaksi jaringan. Granny dan surgeon
sebaiknya tidak digunakan. di dalam jaringan benang didegradasi 15% pertahun.
Pemilihan benang secara klinis
Pemilihan benang tergantung pada sifat fisik benang, sifat biologis benang, dan
komposisi kimia benang.
Sifat fisik benang. Sifat fisik benang ditentukan oleh daya tahan, handling, dan sterilisasi
benang.
Daya tahan benang umumnya berkaitan dengan kekuatan jaringan di sepanjang luka
yang dijahit, laju kesembuhan jaringan yang dijahit, dan adanya infeksi. Untuk menjahit luka
terinfeksi atau luka pada jaringan yang banyak vaskularisasinya sebaiknya digunakan
benang sintetik monofilamen dari pada catgut, atau benang diserap monofilamen karena
kekuatannya hampir sama dengan kekuatan jaringan. Daya tahan benang di dalam jaringan
Universitas Gadjah Mada 15
juga ditentukan oleh ukuran benang. Benang berukuran lebih besar umumnya daya
tahannya didalam jaringan lebih besar, namun simpulnya juga besar sehingga reaksi
jaringan yang ditimbulkan juga lebih berat. Sedangkan benang yang berukuran kecil, simpul
yang terbentuk kecil dan reaksi jaringan yang ditimbulkan juga ringan, namun penggunaan
benang berukuran kecil dapat mengins jaringan terutama jika benang digunakan untuk
menjahit jaringan yang mempunyai regangan tinggi. Pada anjing dan kucing penggunaan
benang berukuran lebih besar dari 3-0 untuk menjahit jaringan lain selain fascia tidak
dibenarkan, dan untuk menjahit fascia sebaiknya digunakan benang ukuran 2-0 atau 0, dan
untuk hewan besar ukuran 0 sampai 2. Ukuran umum benang yang direkomendasikan untuk
menjahit jaringan adalah sbb:
1. 0 sampai 2-0 untuk ligasi pembuluh darah besar dan pedicle
2. 0 sampai 3-0 untuk menjahit fascia dan jaringan ikat pada hewan kecil
3. 0 sampai 2 untuk menjahit fascia dan jaringan ikat pada hewan besar
4. 0 sampai 4-0 untuk menjahit kulit dan subkutan
5. 3-0 sampai 4-0 untuk menjahit kulit yang tipis dan pembuluh darah kecil, saluran
gastrointestinal dan urogenetalis,
6. 3-0 sampai 6-0 untuk menjahit pembuluh darah kecil
7. 5-0 sampai 6-0 untuk menjahit syaraf.
Sterilisasi benang berpengaruh pada kekuatan benang. Sterilisasi benang nilon,
linen, katun, polipropilen, dan stainles steel dengan menggunakan autoclaving masih tetap
aman jika dilakukan tidak lebih dari 3 kali, namun kekuatan benang akan menurun jika
disterilkan lebih dari 3 kali apalagi jika disterilkan berkali-kali. Sterilisasi benang catgut,
polietilen, polidioksanon, dan poliglikolik dengan autoclaving tidak dibenarkan
(kontraindikasi). Sterilisasi dengan sinar gamma dapat merusak benang poliglikoiik,
polipropilen, linen, dan katun, tetapi aman untuk benang catgut, polietilen, sutera, poliester,
dan nilon jika tidak diulang lebih dari satu kali,
Sifat biologis benang
Sifat biologis benang dan reaksi jaringan harus dipertimbangkan sebagai satu
kesatuan karena kelebihan suatu benang sebagian besar tergantung pada reaksi jaringan.
Setiap benang yang digunakan untuk menjahit selalu menimbulkan reaksi dari jaringan.
Reaksi jaringan terhadap benang paling lama 5 hari, dan reaksi
jaringan tersebut akan menurun (menjadi minimal) setelah 7 hari. Benang
monofilamen terutama yang sintetis kurang menimbulkan reaksi jaringan daripada yang
multifilamen.
Universitas Gadjah Mada 16
Komposisi kimia benang
Komposisi kimia benang berpengaruh terhadap terjadinya infeksi. Untuk golongan
benang tidak diserap, benang nilon sedikit berpengaruh terhadap terjadinya infeksi
dibanding dengan benang multifilamen lainnya. Untuk benang diserap, poliglikolik dan
poldioksanon lebih baik dari catgut dalam menurunkan infeksi pada luka.
Sterilisasi Alat dan Bahan Operasi
Semua alat dan bahan yang akan digunakan untuk keperluan operasi harus
disterilkan. Beberapa metode untuk sterilisasi alat dan bahan operasi yang biasa dilakukan
adalah dengan energi radiasi, panas, kimia dan gas. Masing-masing metode sterilisasi
tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan, oleh karena itu biasanya digunakan lebih
dari satu metode sterilisasi.
Sterilisasi dengan panas
Sterilisasi dengan panas (dry heat atau moist heat) merupakan metode sterilisasi
yang paling umum digunakan. Metode sterilisasi dry heat (baking, flaming) biasanya
digunakan untuk mensterilkan alat-alat tajam (gunting, pisau, dll.), karena tidak
menyebabkan tumpulnya alat-alat tersebut. Adapun metode sterilisasi moist heat
(autoclaving, tekanan uap) digunakan untuk mensterilkan semua bahan dan alat operasi
kecuali alat tajam. Untuk sterilisasi alat dan bahan operasi diperlukan tekanan 20 pound,
suhu 1210
C selama 30 '. Sedangkan untuk sterilisasi sarung tangan (agar tidak rapuh)
hanya diperiukan tekanan 15 pound, suhu 1210
C selama 15'. Sterilisasi dengan autoclaving
paling banyak digunakan karena mempunyai daya penetrasi lebih dalam, bersifat bakterisid
dan lebih ekonomis, namun kekurangan sterilisasi dengan autoclaving adalah dapat
menyebabkan tumpulnya alat tajam, menghanguskan bahan dan kain, bahan dan alat yang
dipak dapat menjadi basah, dan tidak dapat digunakan untuk mensterilkan bahan yang
mengandung minyak atau lemak.
Sterilisasi kimiawi
Sterilisasi kimiawi biasanya digunakan untuk mensterilkan alat-alat tajam karena
tidak menyebabkan tumpul, tetapi dapat menyebabkan korosif terutama jika digunakan
larutan alkohol atau formalin. Kebanyakan bahan kimia yang digunakan sebagai desinfektan
alat-alat tidak mampu membunuh spora maka untuk mengatasi kemungkinan adanya
organisme pembentuk spora perlu dilakukan sterilisasi menggunakan autoclaving atau
dalam air mendidih.
Universitas Gadjah Mada 17
Sterilisasi dalam air mendidih
Sterilisasi alat bedah juga dapat dilakukan dengan menggunakan air mendidih (suhu
100°C) selama 30' pada tempat yang mempunyai ketinggian kurang dari 900 kaki,
sedangkan pada tempat yang lebih tinggi diperlukan waktu yang lebih lama. Untuk
memperpersingkat waktu sterilisasi dapat dilakukan dengan menambahkan sodium
bikarbonat sehingga konsentrasi larutan menjadi 2%.
Sterilisasi dengan gas
Gas yang biasa digunakan untuk sterilisasi adalah etilen oksida, karbon dioksida atau
freon. Etilen dioksida bersifat bakterisid dan sporosid, mempunyai Jaya penetrasi yang
tinggi. tidak menyebabkan tumpulnya alat tajam, dan dapat bekerja efektif pada suhu yang
relatif rendah. Gas tersebut sangat berguna untuk mensterilkan alat bedah dan bahan
operasi yang terbuat dari kulit, wool, kertas, rayon, plastik, dan bahan lain yang labil
terhadap pemanasan, serta alat optik dan elektrik. Namun gas etilen dioksida harganya
sangat mahal dan mudah menguap.
Persiapan Alat Menjelang Operasi
Pemasangan Duk (Operasi di Daerah Abdomen)
Cara pemasangan duk pada operasi di daerah abdomen dilakukan dengan urutan
sebagai berikut sebagaimana tampak pada gambar.
Universitas Gadjah Mada 18
CARA PEMBERIAN OBAT SECARA PARENTERAL
(MELALUI SUNTIKAN)
Suntikan Subcutan (S.C)/Bawah Kulit
Tempat suntikan
Tempat suntikan subcutan pada anjing dan kucing adalah di daerah samping dada, di
belakang scapula, pada sapi dan kuda di samping leher, sedangkan pada babi di belakang
atau di pangkal telinga.
Teknik suntikan
1. Kulit di tempat yang akan disuntik dipegang dengan ibu jari dan telunjuk
kemudian dilipat atau dijepit. Selanjutnya lipatan kulit tersebut diangkat ke atas. Kapas
yang sudah dibasahi antiseptik (alkohol 70 %) kemudian dioleskan di tempat yang
akan disuntik.
2. Setelah jarurn ditusukkan (usahakan batang jarum ditusukkan sampai pangkal
jarum), kulit yang dilipat dilepaskan, ibu jari dan telunjuk kemudian digunakan untuk
memegang jarum yang masih terbenam di jaringan subcutan.
3. Larutan/obat dicurahkan pada jaringan subcutan.
Universitas Gadjah Mada 19
Suntikan Intra Vena (I.V.)/Dalam Pembuluh Darah batik
Tempat Suntikan
Tempat suntikan intra vena pada anjing biasanya dilakukan melalui vena cephalica
dan tarsal recurrent. Dalam keadaan darurat atau kondisi terbius suntikan juga dapat
dilakukan pada vena sub lingualis atau vena jugularis. Pada anak anjing biasanya dilakukan
melalui vena jugularis. Pada kucing melalui vena femoralis dan cephalica, pada hewan besar
melalui vena jugularis dan auricularis, dan pada babi melalui vena auricularis dan marginalis.
Teknik Suntikan
1. Untuk menahan/membendung aliran vena, torniquet ditempatkan di proksimal vena
yang akan ditusuk, atau dibendung dengan ibu jari salah satu asisten.
2. Pada suntikan vena cephalica, ibu jari ditempatkan di atas siku dan digunakan untuk
menekan vena, sedangkan keempat jari Iainnya berada di bawah (siku) memegangi
kaki tersebut. Dengan memegang kaki di bagian tersebut, restrain kaki menjadi lebih
efektif sehingga anjing mengalami kesulitan melakukan gerakan yang menghentak
dan dislokasi jarum juga dapat dihindari. Sedangkan tangan yang satu (kiri)
memegang bagian leher atas untuk menahan gerakan kepala (lihat pada gambar).
3. Ada bermacam-macam cara penusukan jarum suntik ke dalam vena yaitu :
 jarum disuntikan dan sisi samping vena
 jarum disuntikan langsung di atas vena
 sudut kemiringan jarum menghadap ke atas
 sudut kemiringan jarum menghadap ke bawah
Pada suntikan melalui sisi samping vena, jarum ditusukkan pada kulit tepat di sisi
samping vena, kemudian jarum didorong masuk jaringan subcutan sepanjang arah vena,
selanjutnya jarum digerakan ke arah lateral sehingga menembus dinding vena.
Suntikan Intra Muscular (I.M)/Dalam Otot
Tempat suntikan
Tempat suntikan dipilih pada bagian yang ototnya tebal. Pada anjing, kucing dan
beberapa hewan besar, suntikan biasanya dilakukan pada muskulus biceps femoris atau
muskulus semimembranosus. Pada kuda suntikan sering jugs dilakukan di daerah leher,
pada babi suntikan di daerah gluteal dan leher, sedang pada unggas disuntikkan di sekitar
krista sterni.
Universitas Gadjah Mada 20
Teknik suntikan
1. Muskulus yang akan disuntik difiksir, kemudian kulit didesinfeksi
2. Jarum ditusukkan tegak lurus sampai mencapai bagian tengah muskulus.
Sebelum obat dicurahkan, pompa spuit ditarik sedikit, bila ada darah yang ikut masuk ke
dalam spuit (hal ini menunjukkan ujung jarum menembus pembuluh darah) jarum harus
ditarik sedikit sampai ujung jarum keluar dari pembuluh darah dan benar-benar masuk ke
dalam jaringan muskuler.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Isolasi  dan  morfologi koloni bakteriIsolasi  dan  morfologi koloni bakteri
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Afifi Rahmadetiassani
 
Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1
Rahayoe Ningtyas
 
Pengendalian nyamuk culex sp
Pengendalian nyamuk culex spPengendalian nyamuk culex sp
Pengendalian nyamuk culex sp
Nuris Mauliddah
 

Was ist angesagt? (20)

Vertebrata
VertebrataVertebrata
Vertebrata
 
Jaringan Epitel
Jaringan Epitel Jaringan Epitel
Jaringan Epitel
 
Diferensiasi sel
Diferensiasi selDiferensiasi sel
Diferensiasi sel
 
Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...
Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...
Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...
 
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Isolasi  dan  morfologi koloni bakteriIsolasi  dan  morfologi koloni bakteri
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
 
Sistem Integumen Vertebrata
Sistem Integumen VertebrataSistem Integumen Vertebrata
Sistem Integumen Vertebrata
 
Sistem Muskuloskeletal full
Sistem Muskuloskeletal fullSistem Muskuloskeletal full
Sistem Muskuloskeletal full
 
PPT Hematologi
PPT Hematologi PPT Hematologi
PPT Hematologi
 
Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1
 
Power point anatomi
Power point anatomiPower point anatomi
Power point anatomi
 
Anatomy sistem pada antebrachii-palmar
Anatomy sistem pada antebrachii-palmarAnatomy sistem pada antebrachii-palmar
Anatomy sistem pada antebrachii-palmar
 
IDENTIFIKASI NYAMUK
IDENTIFIKASI NYAMUKIDENTIFIKASI NYAMUK
IDENTIFIKASI NYAMUK
 
Buku Biologi (Kurikulum 2013) Kelas 10 SMA
Buku Biologi (Kurikulum 2013) Kelas 10 SMABuku Biologi (Kurikulum 2013) Kelas 10 SMA
Buku Biologi (Kurikulum 2013) Kelas 10 SMA
 
Pengendalian nyamuk culex sp
Pengendalian nyamuk culex spPengendalian nyamuk culex sp
Pengendalian nyamuk culex sp
 
PPT Entomologi blattaria dan isoptera
PPT Entomologi blattaria dan isopteraPPT Entomologi blattaria dan isoptera
PPT Entomologi blattaria dan isoptera
 
Laporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alatLaporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alat
 
Sistem Integumen
Sistem IntegumenSistem Integumen
Sistem Integumen
 
Mikroskop dan sel
Mikroskop dan selMikroskop dan sel
Mikroskop dan sel
 
Dasar dan istilah anatomi
Dasar dan istilah anatomiDasar dan istilah anatomi
Dasar dan istilah anatomi
 
Ppt batang
Ppt batangPpt batang
Ppt batang
 

Andere mochten auch

I AM YOUR INSURANCE POLICY LETTER
I AM YOUR INSURANCE POLICY LETTERI AM YOUR INSURANCE POLICY LETTER
I AM YOUR INSURANCE POLICY LETTER
John D. Redd
 
ONE STOP BORDER POST BILL, Sjoerd H. Visser Director One Stop Border Posts Tr...
ONE STOP BORDER POST BILL, Sjoerd H. Visser Director One Stop Border Posts Tr...ONE STOP BORDER POST BILL, Sjoerd H. Visser Director One Stop Border Posts Tr...
ONE STOP BORDER POST BILL, Sjoerd H. Visser Director One Stop Border Posts Tr...
Sjoerd Visser
 

Andere mochten auch (13)

Issuu slidesharescribd
Issuu slidesharescribdIssuu slidesharescribd
Issuu slidesharescribd
 
Take Magazine Article
Take Magazine ArticleTake Magazine Article
Take Magazine Article
 
Life Insurance
Life InsuranceLife Insurance
Life Insurance
 
I AM YOUR INSURANCE POLICY LETTER
I AM YOUR INSURANCE POLICY LETTERI AM YOUR INSURANCE POLICY LETTER
I AM YOUR INSURANCE POLICY LETTER
 
Introduction to information technology (2015 16) unit 1
Introduction to information technology  (2015 16) unit 1Introduction to information technology  (2015 16) unit 1
Introduction to information technology (2015 16) unit 1
 
Ether solutions implements WebCenter Imaging
Ether solutions   implements WebCenter ImagingEther solutions   implements WebCenter Imaging
Ether solutions implements WebCenter Imaging
 
Ether solutions implements WebCenter with Siebel
Ether solutions implements WebCenter with SiebelEther solutions implements WebCenter with Siebel
Ether solutions implements WebCenter with Siebel
 
Danny Bittencourt
Danny Bittencourt Danny Bittencourt
Danny Bittencourt
 
Pendahuluan Materi Aves
Pendahuluan Materi AvesPendahuluan Materi Aves
Pendahuluan Materi Aves
 
ONE STOP BORDER POST BILL, Sjoerd H. Visser Director One Stop Border Posts Tr...
ONE STOP BORDER POST BILL, Sjoerd H. Visser Director One Stop Border Posts Tr...ONE STOP BORDER POST BILL, Sjoerd H. Visser Director One Stop Border Posts Tr...
ONE STOP BORDER POST BILL, Sjoerd H. Visser Director One Stop Border Posts Tr...
 
Nike+ Marketing Communications Strategy 2012
Nike+ Marketing Communications Strategy 2012Nike+ Marketing Communications Strategy 2012
Nike+ Marketing Communications Strategy 2012
 
Pro Shield
Pro ShieldPro Shield
Pro Shield
 
Market Research on Coca-Cola Vs. Pepsi
Market Research on Coca-Cola Vs. Pepsi Market Research on Coca-Cola Vs. Pepsi
Market Research on Coca-Cola Vs. Pepsi
 

Ähnlich wie Persiapan operasi

165083643 alat-alat-ekstraksi
165083643 alat-alat-ekstraksi165083643 alat-alat-ekstraksi
165083643 alat-alat-ekstraksi
rasya_wirayudha
 
My 2 pengenalan tali - ikatan & simpulan - t2
My 2   pengenalan tali - ikatan & simpulan - t2My 2   pengenalan tali - ikatan & simpulan - t2
My 2 pengenalan tali - ikatan & simpulan - t2
falissa625
 
Ragum sebagai perlengkapan alat perkakas tangan
Ragum  sebagai  perlengkapan  alat perkakas tanganRagum  sebagai  perlengkapan  alat perkakas tangan
Ragum sebagai perlengkapan alat perkakas tangan
rona veriansyah
 
My 2 pengenalan tali - ikatan & simpulan - t2
My 2   pengenalan tali - ikatan & simpulan - t2My 2   pengenalan tali - ikatan & simpulan - t2
My 2 pengenalan tali - ikatan & simpulan - t2
falissa625
 
My 2 pengenalan tali - ikatan & simpulan - t2
My 2   pengenalan tali - ikatan & simpulan - t2My 2   pengenalan tali - ikatan & simpulan - t2
My 2 pengenalan tali - ikatan & simpulan - t2
falissa625
 

Ähnlich wie Persiapan operasi (20)

KATALOG INSTRUMEN DASAR BEDAH untuk perawat kamar operasi.ppt
KATALOG INSTRUMEN DASAR BEDAH untuk perawat kamar operasi.pptKATALOG INSTRUMEN DASAR BEDAH untuk perawat kamar operasi.ppt
KATALOG INSTRUMEN DASAR BEDAH untuk perawat kamar operasi.ppt
 
397562361-Jarum-Benang-Bedah.pptx
397562361-Jarum-Benang-Bedah.pptx397562361-Jarum-Benang-Bedah.pptx
397562361-Jarum-Benang-Bedah.pptx
 
Bebat n bidai
Bebat n bidaiBebat n bidai
Bebat n bidai
 
1.9 bandaging copy
1.9 bandaging   copy1.9 bandaging   copy
1.9 bandaging copy
 
Sling - kegunaan pembalut segi tiga
Sling - kegunaan pembalut segi tigaSling - kegunaan pembalut segi tiga
Sling - kegunaan pembalut segi tiga
 
Fix jarum benang.pptx
Fix jarum benang.pptxFix jarum benang.pptx
Fix jarum benang.pptx
 
Jarum bedah (SUTURE NEEDLE)
Jarum bedah (SUTURE NEEDLE)Jarum bedah (SUTURE NEEDLE)
Jarum bedah (SUTURE NEEDLE)
 
Armamentarium bedah mulut
Armamentarium bedah mulutArmamentarium bedah mulut
Armamentarium bedah mulut
 
cedera jaringan lunak.pptx
cedera jaringan lunak.pptxcedera jaringan lunak.pptx
cedera jaringan lunak.pptx
 
PEMBALUTAN & PEMBIDAIAN, pertolongan pertama
PEMBALUTAN & PEMBIDAIAN, pertolongan pertamaPEMBALUTAN & PEMBIDAIAN, pertolongan pertama
PEMBALUTAN & PEMBIDAIAN, pertolongan pertama
 
Balut mitela
Balut mitelaBalut mitela
Balut mitela
 
165083643 alat-alat-ekstraksi
165083643 alat-alat-ekstraksi165083643 alat-alat-ekstraksi
165083643 alat-alat-ekstraksi
 
My 2 pengenalan tali - ikatan & simpulan - t2
My 2   pengenalan tali - ikatan & simpulan - t2My 2   pengenalan tali - ikatan & simpulan - t2
My 2 pengenalan tali - ikatan & simpulan - t2
 
Bahan Materi Benang.pptx
Bahan Materi Benang.pptxBahan Materi Benang.pptx
Bahan Materi Benang.pptx
 
Ragum sebagai perlengkapan alat perkakas tangan
Ragum  sebagai  perlengkapan  alat perkakas tanganRagum  sebagai  perlengkapan  alat perkakas tangan
Ragum sebagai perlengkapan alat perkakas tangan
 
My 2 pengenalan tali - ikatan & simpulan - t2
My 2   pengenalan tali - ikatan & simpulan - t2My 2   pengenalan tali - ikatan & simpulan - t2
My 2 pengenalan tali - ikatan & simpulan - t2
 
My 2 pengenalan tali - ikatan & simpulan - t2
My 2   pengenalan tali - ikatan & simpulan - t2My 2   pengenalan tali - ikatan & simpulan - t2
My 2 pengenalan tali - ikatan & simpulan - t2
 
PBB SR (MODUL 3 - BANTU MULA) (2).pptx
PBB SR (MODUL 3 - BANTU MULA) (2).pptxPBB SR (MODUL 3 - BANTU MULA) (2).pptx
PBB SR (MODUL 3 - BANTU MULA) (2).pptx
 
Laparotomy
LaparotomyLaparotomy
Laparotomy
 
Anatomi internal
Anatomi internalAnatomi internal
Anatomi internal
 

Mehr von apotek agam farma

Mehr von apotek agam farma (20)

Tugas pak dr.agus stat
Tugas pak dr.agus statTugas pak dr.agus stat
Tugas pak dr.agus stat
 
Tugas beda kbk degan k 1994
Tugas beda kbk degan k 1994Tugas beda kbk degan k 1994
Tugas beda kbk degan k 1994
 
Tugas analisis kurikulum ppt
Tugas analisis kurikulum pptTugas analisis kurikulum ppt
Tugas analisis kurikulum ppt
 
Proposal tesis bab 1,2,3
Proposal tesis bab 1,2,3Proposal tesis bab 1,2,3
Proposal tesis bab 1,2,3
 
Manajemen pendidikan karakter santri
Manajemen pendidikan karakter santriManajemen pendidikan karakter santri
Manajemen pendidikan karakter santri
 
Makalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum pptMakalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum ppt
 
Makalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum pptMakalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum ppt
 
Makalah kurikulum kbk
Makalah kurikulum kbkMakalah kurikulum kbk
Makalah kurikulum kbk
 
Jurnal kurikulum
Jurnal kurikulumJurnal kurikulum
Jurnal kurikulum
 
Beda kurikulum 1994 dengan kbk
Beda kurikulum 1994 dengan kbkBeda kurikulum 1994 dengan kbk
Beda kurikulum 1994 dengan kbk
 
Analisis kurikulum
Analisis  kurikulumAnalisis  kurikulum
Analisis kurikulum
 
Tugas dr.hendri
Tugas dr.hendriTugas dr.hendri
Tugas dr.hendri
 
Presentasi manajemen organisasi
Presentasi manajemen organisasiPresentasi manajemen organisasi
Presentasi manajemen organisasi
 
Tugas analisis kurikulum ppt
Tugas analisis kurikulum pptTugas analisis kurikulum ppt
Tugas analisis kurikulum ppt
 
Makalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum pptMakalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum ppt
 
Jurnal kurikulum
Jurnal kurikulumJurnal kurikulum
Jurnal kurikulum
 
Analisis kurikulum
Analisis  kurikulumAnalisis  kurikulum
Analisis kurikulum
 
Korelasi
KorelasiKorelasi
Korelasi
 
Latihan 1 statistika
Latihan 1 statistikaLatihan 1 statistika
Latihan 1 statistika
 
Regresi
RegresiRegresi
Regresi
 

Kürzlich hochgeladen

KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
NezaPurna
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
Acephasan2
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
PrajaPratama4
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
kemenaghajids83
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
BagasTriNugroho5
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
khalid1276
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
NezaPurna
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
RekhaDP2
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Acephasan2
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RambuIntanKondi
 

Kürzlich hochgeladen (20)

KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiReferat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 

Persiapan operasi

  • 1. Universitas Gadjah Mada 1 BAB I PERSIAPAN OPERASI Oleh Hartiningsih Pada dasarnya dalam pelaksanaan operasi pada hewan jugs diperlukan suatu usaha yang dapat melindungi luka dari kontaminasi dan infeksi bakteri sebagaimana manusia. Sumber kontaminasi bakteri dapat berasal dari pasien, lingkungan (udara, ruang dan fasilitas yang tersedia untuk keperluan operasi), bahan dan alat-alat operasi, serta anggota team operasi. Untuk melindungi dan atau untuk mencegah agar luka tidak terkontaminasi atau terinfeksi bakteri sehingga luka operasi yang dibuat diharapkan dapat mengalami kesembuhan primer, diperlukan usaha yang dapat menghalangi masuknya organisme pengganggu antara lain dengan cara melakukan operasi di dalam operasi yang memadai, sterilitas peralatan, bahan dan perlengkapan operasi, persiapan operator, pembantu operator dan orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan operasi, serta pasien sesuai dengan prosedur yang aseptik. Ruang Operasi Ruang yang digunakan untuk operasi harus terang, berdinding, lantai dan langit- langit yang bersih, sirkulasi udara minimal, dan jendela yang selalu tetap tertutup. Ruang operasi hanya difungsikan sebagai tempat operasi, tidak menjadi tempat lalu lalang dan orang yang tidak terlibat dalam pelaksanaan operasi tidak diperbolehkan memasuki ruang operasi. Ruang operasi sebaiknya terletak berdekatan dengan ruang pencukuran pasien. Alat dan Bahan Operasi Alat Operasi Beberapa hal yang perlu diperhatikan selama penggunaan alat-alat operasi adalah jenis. jumlah, kebersihan atau sterilitas, tata letak dan kondisi alat. Alat-alat operasi yang dipergunakan harus dipertahankan sterilitasnya sampai pelaksanaan operasi selesai dan segera dibersihkan setelah selesai digunakan. Scalpel Scalpel merupakan slat untuk mengiris jaringan yang terdiri dari batang scalpel dan pisau scalpel (blade). Pada awalnya antara batang dan pisau melekat menjadi satu, namun sekarang banyak tersedia bermacam-macam pisau scalpel yang dapat dilepas dari
  • 2. Universitas Gadjah Mada 2 batangnya (disposible blade). Scalpel model Bard-Parker baik batang maupun pisaunya mempunyai beberapa model, bentuk dan ukuran yang bermacam-macam (Gambar-1), namun scalpel yang biasa digunakan adalah batang nomor 3 dan pisau nomor 10. Penggunaan scalpel untuk mengiris jaringan harus diusahakan agar trauma yang ditimbulkan seminimal mungkin. Untuk memudahkan pengirisan, jaringan yang akan diiris harus difiksir menyilang dengan arah irisan. lrisan harus tunggal, dan tidak boleh diulang- ulang karena di samping tidak efisien juga menyebabkan tepi irisan seperti digergaji. Cara memegang scalpel (Gambar 2) Agar dapat menghasilkan irisan yang baik, scalpel harus dipegang erat-erat, batang scalpel harus membentuk sudut 30-40° dari garis irisan yang akan dibuat. Ibu jari ditempatkan di sebelah lateral batang scalpel, jari tengah dan jari manis ditempatkan di sebelah lateral dan ventral batang scalpel, sedangkan jari telunjuk ditempatkan dipunggung pisau scalpel untuk mengendalikan arah irisan dan memperkirakan dalamnya irisan.
  • 3. Universitas Gadjah Mada 3 Gunting Berdasar fungsinya gunting dibagi 3 yaitu gunting operasi, gunting benang (untuk memotong benang dan untuk mengambil benang), dan gunting pembalut. Gunting operasi : Alat untuk memotong jaringan Berdasarkan ujungnya (tumpul-tumpul, tajam-tajam dan tajam tumpul) Berdasarkan bentuknya (lurus dan bengkok) Berdasar tepi ketajamannya (rata dan bergerigi) Gunting operasi tidak boleh digunakan untuk memotong benang meskipun pemotongan dilakukan pada bagian distal gunting. Model gunting banyak jenisnya, tetapi yang paling disukai adalah Mayo, Metzenbaum, dan Sustrunk. Model Metzenbaum lebih tipis dan hanya digunakan untuk operasi jaringan padat. Gunting operasi disamping untuk menggunting jaringan juga dapat untuk preparasi tumpul. Gunting benang Gunting untuk benang biasanya pendek, lebih berat, bladenya mempunyai sisi ketajaman yang bergerigi. Fungsinya untuk memotong benang (katun, sutera, nilon, dan stainless steel). Gunting untuk mengambil benang operasi biasanya lebih ringan, tajam, ujungnya tipis, dan di dekat ujung gunting dari salah satu blade (di bagian ketajaman) terdapat lekukan ke dalam yang berfungsi untuk mengangkat benang operasi yang diambil/dihilangkan dari jaringan.
  • 4. Universitas Gadjah Mada 4 Gunting pembalut Pada blade yang lebih pendek mempunyai ujung tumpul, sedangkan blade yang lain lebih panjang karena di bagian ujungnya diperlengkapi dengan suatu kepingan bulat pipih dan terletak mendatar. Bagian ujung yang mendatar apabila disisipkan ke dalam pembalut tidak akan membahayakan karena tidak akan melukai kulit.
  • 5. Universitas Gadjah Mada 5 Hemostatic forceps Hemostatik forceps merupakan alat yang digunakan untuk menjepit pembuluh darah yang terpotong. Forcpes tersebut dilengkapi box lock, mempunyai alur transversal pada sisi dalam tips (batang penjepit). Alur tranversal ada yang hanya sebagian dariujung sampai tengah, dan dari ujung sampai distal tips. Berdasar bentuk batangnya hemostatik forceps ada 2 yaitu lurus dan bengkok., dan berdasar pola alur dibagi 5 a. Rochester-pean (alur transversal dari ujung sampai pangkal) untuk menjepit pembuluh darah besar dan jaringan b. Ochsner (alur seperti Rochester-pean forceps tetapi ujungnya bergigi). Fungsi gigi untuk mencegah terjadinya slip ketika digunakan untuk menjepit pembuluh darah besar dan jaringan. c. Carmalt (alur memanjang dari pangkal sampai mendekati ujung, tetapi di bagian ujungnya beralur transversal). Alur transversal di ujung berfungsi untuk memudahkan melepas forceps setelah digunakan. d. Kelly (alur transversal dari tengah sampai ujung distal) untuk menjepit pembuluh darah kecil. e. Mosquito (alur transversal dari pangkal sampai ujung distal) untuk menjepit pembuluh darah kecil. Tissue forceps Allis Tissue- forceps Allis forceps merupakan alat untuk menjepit jaringan/organ tidak berlumen, mempunyai kekuatan menjepit maksimal tetapi hanya menimbulkan trauma jaringan minimal. Jaringan yang kontak dengan Allis forceps hanya sedikit dan posisi bagian jaringan yang dijepit dengan Allis forceps saling tegak lurus. Bubcock tissue forceps Bubcock tissue forceps merupakan forceps yang dirancang serupa dengan Allis forceps, tidak boleh digunakan untuk menjepit atau memegang organ viscera atau organ berlumen karena dapat menyebabkan trauma jaringan. Vulsellum forceps Vulsellum forceps merupakan forceps yang mempunyai ujung penjepit runcing sehingga kemampuan untuk memegang jaringan lebih kuat dan trauma jaringan yang ditimbulkan juga lebih berat.
  • 6. Universitas Gadjah Mada 6 Duval dan Lovelace lung-grasping forceps Forceps yang berfungsi untuk menjepit paru-paru. Ujung forceps berbentuk segitiga, ujung jepitan cukup lembut sehingga tidak menimbulkan trauma pada paruparu. Alligator forceps Alligator forceps merupakan forceps yang di bagian ujung tipsnya terdapat engsel dan berfungsi untuk membuka dan menutup ujung forceps. Karena strukturnya yang unik maka forceps dapat disisipkan melalui celah yang sempit untuk menjepit jaringan yang terletak di dalam ( suatu hal yang tidak mungkin dilakukan apabila digunakan forceps lain, karena forceps lain umumnya mempunyai engsel di bagian sentral/tengah). Serrefine forceps Suatu forceps yang berfungsi untuk hemostatik selama nefrotomi, digunakan secara temporer untuk menghentikan aliran darah pada pembuluh darah yang berukuran medium. Tipsnya mendatar, permukaan sebelah dalam bergerigi dan bagian luarnya berbentuk konveks. Tissue forceps (pinset) Tissue forceps merupakan alat yang berfungsi untuk memegang jaringan pada waktu operasi dan waktu menjahit tepi luka, juga untuk memegang jarum jahit waktu menjahit tepi luka. Berdasar bentuk ujungnya pinset dibagi 2 yaitu a. Pinset anatomis (ujung tidak bergigi) merupakan pinset yang berfungsi untuk memegang jaringan atau organ dalam, dan organ berlumen. b. Pinset chirurgis atau pinset bedah (ujung bergigi) merupakan pinset yang terutama berfungsi untuk memegang kulit dan jaringan lain, kecuali organ dalam dan organ berlumen.
  • 7. Universitas Gadjah Mada 7 Needle Holder Merupakan forceps yang berfungsi untuk memegang jarum, bentuknya menyerupai hemostatik forceps tetapi tips pemegang jarum lebih pendek, lebih berat dan mempunyai alur dengan pola menyilang, namun kebanyakan pemegang jarum mempunyai pola alur memanjang, hal ini dimaksudkan untuk membantu memperkuat dalam menjepit jarum. Macam Needle Holder antara lain mayo-heegar (panjang), Metzembaum (panjang) dan Derf- needle holder (pendek). Towel clamp/duk klem Towel clamp merupakan forceps yang berfungsi untuk menjepit duk/drapes dan handuk pada kulit pasien supaya posisi drapes dan handuk tidak bergeser. Dalam menjepitkan klem pada kulit sebaiknya diusahakan agar kulit yang dijepit sesedikit mungkin. kiem ditempatkan pada ke empat sudut drapes dengan posisi tengkurap (bagian yang cekung ditempelkan kulit/drapes), dan membentuk sudut 45° dengan jaringan yang akan diiris. Ada 2 macam towel clips yaitu Plain Backhaus towel clamps dan Backhaus towel clamps with ball stop.
  • 9. Universitas Gadjah Mada 9 Needle (jarum jahit) Jarum jahit yang baik mempunyai sifat sebagai berikut cukup kuat, kaku, meskipun tidak mudah bengkok tetapi cukup fleksibel (jaum mampu membengkok atau akan menjadi bengkok dahulu sebelum patah), cukup tajam untuk menembus jaringan, bersih, terbuat dari stainlaess staeel yang tahan terhadap korosif, dan permukaannya halus. Berdasar lubang/mata jarum, jarum jahit dibedakan menjadi a). Jarum dengan lubang atau mata jarum tertutup (lubang jarum berbentuk bulat, bujur atau segiempat), b). lubang jarum French (pada ujung jarum terdapat celah dari bagian sisi dalam lubang), c). lubang jarum swaged. Lubang jarum swage mempunyai kemampuan untuk memprotek ujung benang jahit sedemikian rupa sehingga dapat mencegah lepasnya benang selama digunakan untuk menjahit. Benang yang digunakan hanya mempunyai yang mempunyai ukuran sama dengan atau mendekati diameter lubang jarum. Karena posisi benang pada lubang jarum sangat smooth maka ketika jarum ditusukkan dan dilewatkan di dalam jaringan hanya menimbulkan trauma jaringan yang sangat ringan, minimal. Body atau batang jarum jahit juga bevariasi besar, panjang, dan bentuknya. Batang jarum ada yang berbentuk bulat, oval, datar, sudut (segitiga, atau ribbed. Batang jarum bentuk bulat atau oval biasanya mempunyai diameter lebih besar di bagian lubang atau mata jarumnya yang kemudian diameter tersebut semakin mengecil di bagian ujung (lancipnya). Batang jarum datar atau segitiga dapat memotong jaringan atau mengiris jaringan. Bentuk jarum juga ada yang lurus, bengkok atau lengkung dengan sudut kelengkungan 1 /4,3/8, 1 /2, atau 5/8 lingkaran, dan 1 /2 lengkung. Jarum yang lengkung akan memudahkan dalam menjahit jaringan dalam atau yang tebal (terutama jarum lengkung 1 /2, atau 5/8 lingkaran), sedangkan jarum lurus atau 1 /2 lengkung biasanya digunakan untuk menjahit jaringan superficial terutama kulit. Untuk memudahkan dalam menggunakan jarum jahit umumnya jarum dijepit dengan needle holder di bagian tengah jarum, dan tidak berdekatan dengan lubang atau ujung jarum. Ujung jarum sebaiknya tidak dipegang dengan needle holder atau tangan yang bersarung tangan. Ujung jarum umumnya diklasifikasikan sebagai berikut : 1). Taper (untuk menjahit jaringan lunak, organ berlumen dalam rongga dada dan rongga abdomen, pembuluh darah, tendo, syaraf), 2). tumpul (jarang digunakan kecuali untuk menjahit hepar dan ginjal), segitiga, cutting (mempunyai tepi tajam, biasanya digunakan untuk menjahit jaringan padat, kulit, fascia).
  • 10. Universitas Gadjah Mada 10 Bahan operasi (duk, tampon, benang, dll) Duk/drapes Untuk bahan duk dapat digunakan kain sejenis katun (oxford), biasanya dipilih warna yang tidak menyilaukan mats seperti warna hijau, abu-abu, atau biru. Duk mempunyai ukuran standar lebar 36 inchi dan panjang 60 inchi. Untuk keperluan operasi besar biasanya digunakan 4 duk, sedangkan untuk operasi sederhana digunakan satu duk bercelah di bagian tengahnya (ukuran celah bervariasi dari 1x2, 1,5x3,5, dan 2x5,5). Selain dari kain, bahan duk dapat berasal dari karet atau plastik, namun karena sering menimbulkan masalah ketika mensterilkan maka biasanya digunakan duk plastik disposibel, dan hanya digunakan untuk draping tempat operasi tertentu, misalnya di bagian abdomen. Benang operasi Benang operasi berfungsi untuk mempertautkan tepi luka dan ligasi pembuluh darah. Sifat benang operasi yang ideal antara lain tidak menimbulkan reaksi jaringan atau reaksi jaringan yang ditimbulkan minimal, mudah dalam perawatan dan penggunaannya, monofilamen atau nonkapiler, mudah disterilisasi, tidak mudah putus meskipun berukuran kecii, simpul tidak mudah kendor/lepas, tidak mengiris jaringan, sisa benang setelah terlarut tidak berbahaya bagi tubuh, dan ekonomis. Pemilihan benang untuk menjahit tepi luka irisan umumnya didasarkan pada jaringan yang akan dijahit, laju recovery jaringan yang terluka (kondisi luka), dan kekuatan benang (mengenal sifat bahan benang). Selama 3-4 hari setelah luka irisan dijahit, pertautan tepi luka sepenuhnya masih tergantung pada benang yang digunakan untuk menjahit, karena jaringan fibroblas tidak akan mencapai perkembangan maksimumnya sampai hari 10-14. Dalam memilih benang untuk menjahit luka yang perlu dipertimbangkan adalah 1). kemampuan jaringan untuk menahan benang sehingga jaringan tersebut tidak robek akibat teriris benang yang digunakan untuk menjahit, dan 2). kekuatan tarikan benang untuk menahan jaringan (benang tidak putus). Sebagai contoh jaringan lunak, kulit dan fascia mempunyai kemampuan menahan benang paling besar, sedangkan lemak kemampuannya minimal. Muskulus mempunyai kekuatan menahan tarikan benang yang lebih besar apabila jahitan ditempatkan dalam posisi berseberangan dengan alur serabut muskulus, dan kekuatannya berkurang apabila dijahit search dengan alur serabut muskulus. Sifat benang operasi yang ideal antara lain tidak menimbulkan reaksi jaringan atau reaksi jaringan yang ditimbulkan minimal, mudah dalam perawatan dan penggunaannya, monofilamen atau nonkapiler, mudah disterilisasi, tidak mudah putus meskipun berukuran kecil, simpul tidak mudah kendor/lepas, tidak mengiris jaringan, sisa benang setelah terlarut tidak berbahaya bagi tubuh, dan ekonomis. Sampai sekarang benang operasi yang ideal
  • 11. Universitas Gadjah Mada 11 seperti tersebut di atas belum ada, oleh karena itu penggunaan benang umumnya didasarkan pada jaringan yang akan dija hit, laju recovery jaringan yang terluka (kondisi luka), dan mengenal sifat bahan benang (terutama untuk mengetahui kekuatan benang). Ada 2 macam benang operasi yaitu benang diserap dan tidak diserap. Benang diserap biasanya berasal dari hewan (catgut, kolage, tendo kanguru dan serabut fascia), dan sintetis (asam poliglikolik, asam poliglatik, dan poldioksanon). Benang diserap didigesti dan diasimilasi oleh tubuh selama dan setelah proses kesembuhan. Benang tersebut didegradasi makrofag ketika kesembuhan berlangsung. Catgut. Diameter benang mulai dari 6/0 sampai dengan 3. Benang catgut berasal dari lapisan submukosa usus domba atau lapisan serosa usus saps yang dimurnikan dan disterilisasi. Catgut diklasifikasikan berdasar derajad chromichisasi. Ada 4 macam catgut yaitu : catgut type (catgut plain atau tanpa chromichisasi), catgut type B (mild chromic treatment), catgut type C (medium chromic treatment), dan catgut type D (extra chromic treatment). Adapun maksud pemrosesan dengan asam chromic tersebut adalah untuk memperlama waktu penyerapan dan menurunkan intensitas reaksi jaringan terhadap catgut. Catgut type A diserap dalam 3-7 hari, type B dalam 20 hari, dan type D dalam 40 hari. Laju penyerapan benang catgut selain ditentukan oleh derajad chromichisasi, juga tergantung pada kondisi jaringan (normal, terinfeksi, banyak cairan), macam jaringan yang dijahit, dan kondisi pasien. Penggunaan benang catgut pada luka terinfeksi dapat mempercepat proses supurasi dan benang akan diserap lebih awal, demikian juga jika digunakan dalam jaringan yang mempunyai suplai darah melimpah. Benang chromic type C apabila digunakan untuk menjahit otot seran lintang dapat tetap utuh dalam waktu 10-20 hari, tetapi jika kondisi lingkungan tidak normal maka benang diserap dalam wakltu 6-10 hari. Benang catgut dalam kondisi kering mempunyai days regang yang lebih besar dibandingkan dengan katun dan sutera, namun kekuatannya berkurang lebih cepat ketika berada di dalam jaringan. Benang juga akan lebih cepat diserap jika pasien sensitif terhadap benang. Benang catgut chromik umumnya digunakan untuk menjahit : 1. lapisan mukosa traktus gastrointestinal, vesika urinaria, kandung empedu 2. jaringan parenkim hepar dan kelenjar mamaria Kelebihan benang catgut 1. tensile strengt cukup (cukup ulet) dan diserap 2. ditolerir jaringan 3. elastis 4. lebih mudah dihandle dibanding benang lain
  • 12. Universitas Gadjah Mada 12 Kekurangan benang catgut : 1. beberapa hewan sensitif terhadap catgut 2. harganya mahal dan tidak dapat disteril ulang 3. bersifat kapiler 4. sering menimbulkan reaksi peradangan yang disertai eksudat serous sehingga dapat menjadi media perkembangan biakan bkteri Benang kolagen. Terbuat dari tendo sapi, mempunyai ukuran seragam, manfaatnya sebaik catgut tetapi reaksi jaringan yang ditimbulkan lebih ringan dari pada catgut. Benang tidak diserap Benang tidak diserap dapat digunakan untuk menjahit jaringan/organ dalam dengan hasil yang baik karena sebagai benda asing benang tersebut akan terkapsulasi. Oleh karena itu apabila digunakan untuk menjahit jaringan/organ dalam sebaiknya dipilih benang yang berukuran kecil, model jahitan interupted dan simpul sederhana. Macam benang tidak diserap : 1. logam (tantalum, stainless steel) 2. Serat alam sutera, katun, dan linen) 3. sintetis (nilon, polimer caprolactum, serat poliester, polietilen dan polipropilen) Benang tidak diserap mempunyai sifat sbb : 1. tahan terhadap degradasi dan akan tetap berada di dalam jaringan sampai benang diambil. Jika tidak diambil akan terbentuk kapsul dan tetap sebagai benda asing, 2. tidak mudah putus 3. reaksi jaringan minimal 4. ada yang bersifat kapiler ( multifilamen) dan nonkapiler (monofilamen) Benang tidak diserap multifilamen mempunyai sifat sbb : 1. kapiler, cenderung membantu penyebaran bakteri 2. reaksi jaringan lebih besar dari pada monofilamen
  • 13. Universitas Gadjah Mada 13 Benang tidak diserap monofilamen mempunyai sifat sbb : 1. nonkapiler, tidak menyerap cairan dan tidak dan menyebarkan kontaminan 2. mudah disterilkan 3. lebih sulit dihandle 4. simpul kurang stabil, mudah kendor sehingga jahitan sering lepas Benang sutera Benang sutera dibuat dari larva ulat sutera. dihilangkan getah dan lilin alaminya kemudian dipintal dan dicelum dalam larutan perwarna. Benang sutera tersedia dalam ukuran 9-0 sampai 5, mempunyai kekuatan yang cukup moderat dalam menahan daya regang jaringan, dalam 2 minggu kekuatannya berkurang 30%, dalam 1 bulan berkurang 60%, dan dalam 6-12 bulan hampir seluruh kekuatannya hilang. Namun kekuatan benang akan cepat hilang apabila digunakan dalam lingkungan yang banyak mengandung cairan. Benang sutera juga dapat digunakan untuk menjahit jaringan atau organ dalam, dan penggunaannya akan berhasil balk (terkapsulasi) jika digunakan untuk menjahit jaringan steril. Penggunaannya untuk menjahit jaringan/organ dalam kadang-kadang menimbulkan granulasi atau kista. Kista tersebut dapat pecah atau membentuk fistula, dan luka tidak akan sembuh sampai benang diambil. Reaksi tersebut umumnya akibat efek iritasi dan substansi yang digunakan dalam pemrosesan benang (pewarna, parafin/lilin, atau minyak). Benang sutera dapat digunakan untuk menjahit jaringan cardiovaskuler, opthalmicus, gastrointestinal. vesika urinaria. Jika digunakan untuk menjahit organ berlumen (gastrium, intestinum, dan vesika urinaria) sebaiknya simpul jahitan tidak ditempatkan di dalam rongga organ berlumen, karena di dalam lumen gastrium dan intestinum dapat menyebabkan ulcerasi, dan jika ditempatkan di dalam rongga vesika urinaria dapat berperan sebagai nidus kalkuli urinarius. Benang katun Benang katun dibuat dari bahan kapas, mempunyai ukuran 5-0 sampai 2. Kelebihan benang katun adalah ditolerir jaringan, iritasi yang ditimbulkan lebih ringan dibanding benang sutera, linen dan catgut, harganya murah, mudah disterilisasi, lembut, mudah dihandle, dan simpulnya tidak mudah lepas. Kekurangannya adalah bersifat kapiler, dibanding benang tidak diserap lainnya benang katun lebih sulit di handle, tensile strengt lebih rendah, dan mudah lengket pada sarung tangan yang basah. Seperti benang sutera, benang katun jugs dapat menyebabkan terbentuknya sinuses, fitstula dan pustula.
  • 14. Universitas Gadjah Mada 14 Benang linen Kelebihan benang linen adalah mempunyai tensile strengt tinggi, simpulnya aman, reaksi jaringan lebih ringan dibanding sutera atau katun, dan dapat digunakan untuk ligasi pembuluh darah (tidak dianjurkan untuk digunakan ligasi dalam kavum abdomen, dapat menyebabkan fistula antara rongga peritoneum dan kulit). Kekurangan benang linen adalah bersifat kapiler, permukaannya kasar oleh karena itu lebih sulit menembus jaringan. Benang sintetis Benang tidak diserap sintetis adalah benang nilon, polimer caprolactum, serabut poliester, polietilen, dan polipropilen. Benang tidak diserap sintetis monofilamen tidak bersifat kapiler, reaksi jaringan yang ditimbulkan minimal, mempunyai tensile strengt tinggi (ulet), beberapa jenis benang sintetis bersifat elastis sehingga mampu menyesuaikan dengan jaringan yang membengkak. Kekurangan benang sintetis adalah benang cenderung kaku. dan simpul mudah kendpr atau lepas. Nilon Benang nilon adalah poliamid polimer, bersifat monofilamen, nonkapiler, elastis, permukannya halus, reaksi jaringan yang ditimbulkan minimal (lebih ringan dari sutera), mempunyai tensile strengt tinggi dan lebih ulet dari sutera, mudah dihandle (meskipun sedikit lebih sulit dihandle dari pada benang tidak diserap lainnya, kecuali stainless steel), paling sering digunakan untuk menjahit kulit Kekurangan benang nilon adalah simpul cenderung mudah selip, oleh karena itu agar simpul tetap aman maka hanya dianjurkan untuk menggunakan simpul square, dan sisa benang dipotong relatip panjang. Simpul Jika digunakan untuk menjahit jaringan/organ dalam, ujung potongan yang tajam dan panjang dapat mengiritasi jaringan dan memprovokasi reaksi jaringan. Granny dan surgeon sebaiknya tidak digunakan. di dalam jaringan benang didegradasi 15% pertahun. Pemilihan benang secara klinis Pemilihan benang tergantung pada sifat fisik benang, sifat biologis benang, dan komposisi kimia benang. Sifat fisik benang. Sifat fisik benang ditentukan oleh daya tahan, handling, dan sterilisasi benang. Daya tahan benang umumnya berkaitan dengan kekuatan jaringan di sepanjang luka yang dijahit, laju kesembuhan jaringan yang dijahit, dan adanya infeksi. Untuk menjahit luka terinfeksi atau luka pada jaringan yang banyak vaskularisasinya sebaiknya digunakan benang sintetik monofilamen dari pada catgut, atau benang diserap monofilamen karena kekuatannya hampir sama dengan kekuatan jaringan. Daya tahan benang di dalam jaringan
  • 15. Universitas Gadjah Mada 15 juga ditentukan oleh ukuran benang. Benang berukuran lebih besar umumnya daya tahannya didalam jaringan lebih besar, namun simpulnya juga besar sehingga reaksi jaringan yang ditimbulkan juga lebih berat. Sedangkan benang yang berukuran kecil, simpul yang terbentuk kecil dan reaksi jaringan yang ditimbulkan juga ringan, namun penggunaan benang berukuran kecil dapat mengins jaringan terutama jika benang digunakan untuk menjahit jaringan yang mempunyai regangan tinggi. Pada anjing dan kucing penggunaan benang berukuran lebih besar dari 3-0 untuk menjahit jaringan lain selain fascia tidak dibenarkan, dan untuk menjahit fascia sebaiknya digunakan benang ukuran 2-0 atau 0, dan untuk hewan besar ukuran 0 sampai 2. Ukuran umum benang yang direkomendasikan untuk menjahit jaringan adalah sbb: 1. 0 sampai 2-0 untuk ligasi pembuluh darah besar dan pedicle 2. 0 sampai 3-0 untuk menjahit fascia dan jaringan ikat pada hewan kecil 3. 0 sampai 2 untuk menjahit fascia dan jaringan ikat pada hewan besar 4. 0 sampai 4-0 untuk menjahit kulit dan subkutan 5. 3-0 sampai 4-0 untuk menjahit kulit yang tipis dan pembuluh darah kecil, saluran gastrointestinal dan urogenetalis, 6. 3-0 sampai 6-0 untuk menjahit pembuluh darah kecil 7. 5-0 sampai 6-0 untuk menjahit syaraf. Sterilisasi benang berpengaruh pada kekuatan benang. Sterilisasi benang nilon, linen, katun, polipropilen, dan stainles steel dengan menggunakan autoclaving masih tetap aman jika dilakukan tidak lebih dari 3 kali, namun kekuatan benang akan menurun jika disterilkan lebih dari 3 kali apalagi jika disterilkan berkali-kali. Sterilisasi benang catgut, polietilen, polidioksanon, dan poliglikolik dengan autoclaving tidak dibenarkan (kontraindikasi). Sterilisasi dengan sinar gamma dapat merusak benang poliglikoiik, polipropilen, linen, dan katun, tetapi aman untuk benang catgut, polietilen, sutera, poliester, dan nilon jika tidak diulang lebih dari satu kali, Sifat biologis benang Sifat biologis benang dan reaksi jaringan harus dipertimbangkan sebagai satu kesatuan karena kelebihan suatu benang sebagian besar tergantung pada reaksi jaringan. Setiap benang yang digunakan untuk menjahit selalu menimbulkan reaksi dari jaringan. Reaksi jaringan terhadap benang paling lama 5 hari, dan reaksi jaringan tersebut akan menurun (menjadi minimal) setelah 7 hari. Benang monofilamen terutama yang sintetis kurang menimbulkan reaksi jaringan daripada yang multifilamen.
  • 16. Universitas Gadjah Mada 16 Komposisi kimia benang Komposisi kimia benang berpengaruh terhadap terjadinya infeksi. Untuk golongan benang tidak diserap, benang nilon sedikit berpengaruh terhadap terjadinya infeksi dibanding dengan benang multifilamen lainnya. Untuk benang diserap, poliglikolik dan poldioksanon lebih baik dari catgut dalam menurunkan infeksi pada luka. Sterilisasi Alat dan Bahan Operasi Semua alat dan bahan yang akan digunakan untuk keperluan operasi harus disterilkan. Beberapa metode untuk sterilisasi alat dan bahan operasi yang biasa dilakukan adalah dengan energi radiasi, panas, kimia dan gas. Masing-masing metode sterilisasi tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan, oleh karena itu biasanya digunakan lebih dari satu metode sterilisasi. Sterilisasi dengan panas Sterilisasi dengan panas (dry heat atau moist heat) merupakan metode sterilisasi yang paling umum digunakan. Metode sterilisasi dry heat (baking, flaming) biasanya digunakan untuk mensterilkan alat-alat tajam (gunting, pisau, dll.), karena tidak menyebabkan tumpulnya alat-alat tersebut. Adapun metode sterilisasi moist heat (autoclaving, tekanan uap) digunakan untuk mensterilkan semua bahan dan alat operasi kecuali alat tajam. Untuk sterilisasi alat dan bahan operasi diperlukan tekanan 20 pound, suhu 1210 C selama 30 '. Sedangkan untuk sterilisasi sarung tangan (agar tidak rapuh) hanya diperiukan tekanan 15 pound, suhu 1210 C selama 15'. Sterilisasi dengan autoclaving paling banyak digunakan karena mempunyai daya penetrasi lebih dalam, bersifat bakterisid dan lebih ekonomis, namun kekurangan sterilisasi dengan autoclaving adalah dapat menyebabkan tumpulnya alat tajam, menghanguskan bahan dan kain, bahan dan alat yang dipak dapat menjadi basah, dan tidak dapat digunakan untuk mensterilkan bahan yang mengandung minyak atau lemak. Sterilisasi kimiawi Sterilisasi kimiawi biasanya digunakan untuk mensterilkan alat-alat tajam karena tidak menyebabkan tumpul, tetapi dapat menyebabkan korosif terutama jika digunakan larutan alkohol atau formalin. Kebanyakan bahan kimia yang digunakan sebagai desinfektan alat-alat tidak mampu membunuh spora maka untuk mengatasi kemungkinan adanya organisme pembentuk spora perlu dilakukan sterilisasi menggunakan autoclaving atau dalam air mendidih.
  • 17. Universitas Gadjah Mada 17 Sterilisasi dalam air mendidih Sterilisasi alat bedah juga dapat dilakukan dengan menggunakan air mendidih (suhu 100°C) selama 30' pada tempat yang mempunyai ketinggian kurang dari 900 kaki, sedangkan pada tempat yang lebih tinggi diperlukan waktu yang lebih lama. Untuk memperpersingkat waktu sterilisasi dapat dilakukan dengan menambahkan sodium bikarbonat sehingga konsentrasi larutan menjadi 2%. Sterilisasi dengan gas Gas yang biasa digunakan untuk sterilisasi adalah etilen oksida, karbon dioksida atau freon. Etilen dioksida bersifat bakterisid dan sporosid, mempunyai Jaya penetrasi yang tinggi. tidak menyebabkan tumpulnya alat tajam, dan dapat bekerja efektif pada suhu yang relatif rendah. Gas tersebut sangat berguna untuk mensterilkan alat bedah dan bahan operasi yang terbuat dari kulit, wool, kertas, rayon, plastik, dan bahan lain yang labil terhadap pemanasan, serta alat optik dan elektrik. Namun gas etilen dioksida harganya sangat mahal dan mudah menguap. Persiapan Alat Menjelang Operasi Pemasangan Duk (Operasi di Daerah Abdomen) Cara pemasangan duk pada operasi di daerah abdomen dilakukan dengan urutan sebagai berikut sebagaimana tampak pada gambar.
  • 18. Universitas Gadjah Mada 18 CARA PEMBERIAN OBAT SECARA PARENTERAL (MELALUI SUNTIKAN) Suntikan Subcutan (S.C)/Bawah Kulit Tempat suntikan Tempat suntikan subcutan pada anjing dan kucing adalah di daerah samping dada, di belakang scapula, pada sapi dan kuda di samping leher, sedangkan pada babi di belakang atau di pangkal telinga. Teknik suntikan 1. Kulit di tempat yang akan disuntik dipegang dengan ibu jari dan telunjuk kemudian dilipat atau dijepit. Selanjutnya lipatan kulit tersebut diangkat ke atas. Kapas yang sudah dibasahi antiseptik (alkohol 70 %) kemudian dioleskan di tempat yang akan disuntik. 2. Setelah jarurn ditusukkan (usahakan batang jarum ditusukkan sampai pangkal jarum), kulit yang dilipat dilepaskan, ibu jari dan telunjuk kemudian digunakan untuk memegang jarum yang masih terbenam di jaringan subcutan. 3. Larutan/obat dicurahkan pada jaringan subcutan.
  • 19. Universitas Gadjah Mada 19 Suntikan Intra Vena (I.V.)/Dalam Pembuluh Darah batik Tempat Suntikan Tempat suntikan intra vena pada anjing biasanya dilakukan melalui vena cephalica dan tarsal recurrent. Dalam keadaan darurat atau kondisi terbius suntikan juga dapat dilakukan pada vena sub lingualis atau vena jugularis. Pada anak anjing biasanya dilakukan melalui vena jugularis. Pada kucing melalui vena femoralis dan cephalica, pada hewan besar melalui vena jugularis dan auricularis, dan pada babi melalui vena auricularis dan marginalis. Teknik Suntikan 1. Untuk menahan/membendung aliran vena, torniquet ditempatkan di proksimal vena yang akan ditusuk, atau dibendung dengan ibu jari salah satu asisten. 2. Pada suntikan vena cephalica, ibu jari ditempatkan di atas siku dan digunakan untuk menekan vena, sedangkan keempat jari Iainnya berada di bawah (siku) memegangi kaki tersebut. Dengan memegang kaki di bagian tersebut, restrain kaki menjadi lebih efektif sehingga anjing mengalami kesulitan melakukan gerakan yang menghentak dan dislokasi jarum juga dapat dihindari. Sedangkan tangan yang satu (kiri) memegang bagian leher atas untuk menahan gerakan kepala (lihat pada gambar). 3. Ada bermacam-macam cara penusukan jarum suntik ke dalam vena yaitu :  jarum disuntikan dan sisi samping vena  jarum disuntikan langsung di atas vena  sudut kemiringan jarum menghadap ke atas  sudut kemiringan jarum menghadap ke bawah Pada suntikan melalui sisi samping vena, jarum ditusukkan pada kulit tepat di sisi samping vena, kemudian jarum didorong masuk jaringan subcutan sepanjang arah vena, selanjutnya jarum digerakan ke arah lateral sehingga menembus dinding vena. Suntikan Intra Muscular (I.M)/Dalam Otot Tempat suntikan Tempat suntikan dipilih pada bagian yang ototnya tebal. Pada anjing, kucing dan beberapa hewan besar, suntikan biasanya dilakukan pada muskulus biceps femoris atau muskulus semimembranosus. Pada kuda suntikan sering jugs dilakukan di daerah leher, pada babi suntikan di daerah gluteal dan leher, sedang pada unggas disuntikkan di sekitar krista sterni.
  • 20. Universitas Gadjah Mada 20 Teknik suntikan 1. Muskulus yang akan disuntik difiksir, kemudian kulit didesinfeksi 2. Jarum ditusukkan tegak lurus sampai mencapai bagian tengah muskulus. Sebelum obat dicurahkan, pompa spuit ditarik sedikit, bila ada darah yang ikut masuk ke dalam spuit (hal ini menunjukkan ujung jarum menembus pembuluh darah) jarum harus ditarik sedikit sampai ujung jarum keluar dari pembuluh darah dan benar-benar masuk ke dalam jaringan muskuler.