Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang budaya demokrasi, termasuk pengertian, prinsip-prinsip, dan pelaksanaannya di Indonesia, serta pentingnya keterbukaan dan keadilan dalam pemerintahan demokratis. Dokumen ini juga membahas dampak negatif dari ketidaktransparanan pemerintahan dan sikap yang mendukung terwujudnya prinsip-prinsip demokrasi.
2. A. PENGERTIAN DAN PRINSIP –
PRINSIP BUDAYA DEMOKRASI
1. Pengertian Budaya Demokrasi
SBY mempunyai pandangan mengenai
demokrasi :
a. Ukuran normatif. Demokrasi adalah
partisipasi rakyat dalam pengambilan
keputusan pada penetapan kebijakan .
3. b. Ukuran demokrasi yang mapan
(consolidateddmocracy). Negara dikatakan
demokratis atau demokrasi dikatakan telah
mapan apabila memiliki 5 arena, yaitu adanya
masyarakat madani, masyarakat politik,
masyarakat ekonomi, undang –undang dan
peraturan, dan aparatur negara yang berfungsi
dengan baik.
4. Dari segi pelaksanaan, menirut Inu Kencana,
demokrasi terbagi atas 2 model, yaitu:
a. Demokrasi langsung, terjadi bilarakyat
mewujudkan kedaulatan pada suatu negara
secara langsung.
b. Demokrasi tidak langsung (demokrasi
perwakilan), terjadi apabila rakyat
mewujudkan kedaulatan tidak melalui pihak
ekskutif.
5. Beberpa ahli juga mengemukakan pengertian
demokrasi sbb :
a. Sidney Hook
Demokrasi adalah bentu pemerintahan yang
keputusan-keputusan penting pemerintahnya
didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang
diberikan secara bebas dari rakyat dewasa
secara langsung atau tidak langsung.
6. b. Philippe C. Schmitter dan Terry Lynn Karl
Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang
rakyatnya meminta pertanggung jawaban
atas tindakan-tindakan pemerintah diwilayah
publik secara tidak langsung melalui komptisi
dan kerja sama dengan para wakil rakyat
yang telah terpilih.
7. c. Afan Gaffar
Afan Gaffar memakai 2 bntuk, yaitu secara
demokrasi normatif demokrasi empirik.
Demokrasi normatif adalah demokrasi yang
secara ideal hendak dilakukan oleh negara .
Demokrasi emperik adalah demokrasi yang
iwujudkan dalam dunia politik praktis.
8. Berdasarkan beberapa definisi tersebut, hakikat
demokrasi adalah sbb :
a. Pemerintahan dari rakyat
b. Pemerintaha oleh rakyat
c. Pemerintahan untuk rakyat
9. 2. Prinsip-Prinsip Budaya Demokrasi
a. Masykuri Abdillah. Prinsip-prinsip demokrasi
terdiri atas prinsip persamaan, kebebasan
dan pluralisme.
b. Robert A. Dahl. Terdapat 7 prinsip yang harus
ada dalam sistem dmkrasi:
1. Kontrol atas keputusan pemerintah
2. Pemilihan yang teliti dan jujur
10. 3. Hak memilih dan dipilih
4. Kebebasan menyatakan pendapat tanpa
ancaman
5. Kebebasan mengakses informasi
6. Kebebasan berserikat
c. Blaug dan Schwarzmental
Menurut Blaug dan schwarzmental terdapat 5
nilai universal demokrasi, yaitu :
11. • Kebebasan dan otomoni
• Persamaan
• Perwakilan
• Kekuasaan mayoritas
• Kewargaan
d. Riswandha Imawan
1. Demokrasi rakyat deliberatif (mengutamakan
musyawarah)
12. 2. Subtantif (mengena ke akar permasalahan)
3. Partisipasi (melibatkan seliruh rakyat)
c. Melvin Urofsky
- Prinsip pemerintahan berdasarkan konstitusi
- Pemilihan umum yang demokrasi
- Federalisme pemerintahan negara bagian dan
lokal
- Pembuatan undang-undang
13. - Sistem peradilan yang independen
- Kekuasaan lembaga kepresidenan
- Peran media yang bebas
- Peran kelompok-kelompok kepentingan
- Hak masyarakat untuk tahu
- Perlindugan atas hak-hak minoritas
- Kontrol sipil atas militer
14. Beberapa ahli juga mengemukakan parameter
(ukuran) negara demokrasi sbb :
a. Amien rais
- Adanya partisipasi dalam pembuatan
keputusan
- Distribusi pendapatan secara adil
- Kesempatan memperoleh pendidikan
- Ketersediaan dan keterbukaan informasi
15. - Mengindahkan etika politik
- Kebebasan individu
- Semangat kerja sama
- Hak untuk proses
b. Sri Soemantri
- Hukumditetapkan dengan persetujuan wakil
rakyat yang dipilih secara bebas
16. • Hasil pemilu dapat mengakibatkan perganyian
orang-orang pemerintahan
• Pemerintahan harus terbuka
• Kepentingan minoritas harus dipertimbangkan
c. Frans Magnis-Suseno
- Negara terikat demikrasi hukum
- Kontrol efektifterhadap pemerintah oleh
rakyat
17. • Pemilu yang bebas
• Prinsip mayoritas
• Adanya jaminan terhadap hak-hak demokratis
18. B. MASYARAKAT MADANI
1. Pengertian Masyarakat Madani
a. Zbigniew Rau : sebuah ruang dalam masyarakat
bebas dari pengaruh keluargada kekuasaan
negara
b. Han Sung-Joo : sebuah kerangka hukum yang
melindungi dan menjamin hak-hak dasar
individu.
c. Anwar Ibrahim : sistem sosial yang subur yang
berasaskan prinsip moral yang menjamin
keseimbangan antara kebebasan perorangan
dan kestabilan masyarakat.
19. 2. Ciri-Ciri Masyarakat Madani
- Ruang publik yang bebas
- Demokratisasi
- Toleransi
- Pluralisme
- Keadilan sosial
- Partisipasi sosial
- Supremasi hukum
20. C. DEMOKRASI di INDONESIA
1. Prinsip-Prinsip Demokrasi Pancasila
a. Prof. Dr. Drs. Notonegoro, S.H. : kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permunyawaratan/perwakilan yang
ber-Ketuhanan YHE yang
berperikemanusiaan yang adil dan beradab,
da yang berkeadilan sosial bagi seliruh rakyat
Indonesia
21. b. Prof. Dardji Darmodiardjo, S.H. : paham
demokrasi yang bersumber pada kepribadian
dan falsafah hidup bangsa Indonesia, yang
perwujudannya seperti dalam ketentuan
pembukaan UUD 1945.
c. Prof. S. Pamudji : aspek normatif, material,
formal, optatif, organisasi, dan kejiwaan.
22. 2. Pelaksanaan Demokrasi di Inonesia pada Era
Orde Lama, Orde Baru, dan Reformasi
a. Demokrasi pada era orde lama (1945-1965)
b. Demokrasi pada era orde baru (1965-1998)
c. Demokrasi pada era reformasi (1998-sekarang)
3. Pelilihan Umum (Pemiu)
a. Definisi Pemilu
- Menurut Arendt Liphart, sistem pemilu adalah
elemen paling mendasar dari demokrasi
perwakilan.
23. - Menurut Benjuino Theodore, sistem pemilu
adalah rangkaia aturan yang mengeksprsika
preferensi politik pemilu.
b. Tujuan Pemilu :
- Melaksanakan kedaulatan rakyat
- Mewujudkan hak asasi politik rakyat
- Memilih wakil-wakil rakyat yang duduk di DPR,
DPD, dan DPRD serta memilih presiden dan
walpres.
24. - Melaksanakan perwakilan personil
pemerontah secara damai, aman, tertib, dan
konstitusional.
- Menjamin kesinambungan pembangunan
nasional
c. Pelaksanaan Pemilu di Indonesia
Pemilu adalah sarana demokrasi.
25. 1. Penghormatan terhadap subtansi demokrasi
2. Kematangan kesadaran politik warga negara
dan seleksi rotasi kepemimpinan yang sehat
dan profesional melalui pendidikan politik
yang beradab.
3. Adanya kepastian hukum
d. Sistem Pemilu di Indonesia
- Sistem proposional dengan daftar calon
terbuka (mamilih DPR)
26. 2. Sistem distrik berwakil banyak (memilih DPD)
e. Pelaksanaan Pemilu 2004
f. Pelaksanaan Pemilihan Umum
1. Ditingkat nasional
2. Di tingkat kecamatan
3. Di tingkat kelurahan
4. Di tingkat yang palingbawah
27. g. Tahap-Tahap Pemilihan Umum Legislatif
1. Pendaftaran pemilih
2. Pendaftaran peseta pemilu
3. Penetapan pesrta pemilu
4. Penetapan jumlah kursi
5. Pencalonan anggota DPR, DPRD, DPD
6. Kampanye
7. Pemungutan suara dan penghitungan suara
28. D. PERILAKU YANG MENDUKUNG
TEGAKNYA PRINSIP-PRINSIP DEMIKRASI
1. Membudayakan sikap terbuka
2. Mengutamakan dialog dalam
menyelesaikan masalah
3. Menghargai pendapat orang lain
4. Mau beajar menerima
keberagaman
29. BAB 3
KETERBUKAAN DAN JAMINAN KEADILAN
A. KETERBUKAAN DAN KEADILAN
1. Makna Keterbukaan
Keterbukaan berasal dari kata terbuka yang
berarti terlihat, kelihatan, tampak. Jadi
pemerintah yang terbuka adalah, pemerintah
yang menjalankan kekuasaannya dengan
menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan dan
membuka kontrol masyarakat yang
dipimpinnya.
30. 2. Makna Keadilan
Kata kadilan berasal dari kata adil, kata adil
berasal dari bahasa arab adl yang berarti adil.
Aris toteles mengemukakan 5 jenis keadilan
yaitu :
- Keadilan komutetif
- Keadilan distributif
- Keadilan kodrat alam
31. - Keadilan konfensional
- Keadilan perbaikan
Plato menyebutkan 2 teori keadilan, yaitu:
- Keadilan moral
- Keadilan prosedual
32. 3. Pentingnya Keterbukaan dan Jaminan
Kadilan dalam Kehidupan Berbangsa
dan Bernegara
a. Aktifitas yang bersikap routin, selalu
dilakukan secara berulang-ulang
b. Aktifitas yang bersikap future adalah
persiapan untuk menghadapi masa
depan.
33. James Wilford Garner berpendapat
bahwa negara memiliki 3 tujuan, yaitu:
1. Tujuan negara yang asli (utama,
langsung)
2. Tujuan negara sekunder
3. Tujuan ngara dalam bidang peradaban
34. B. PENYELENGGARAAN PEMERINTAH YANG
TIDAK TRANSPARAN
1. Penyelenggaraan Pemerintah Yang Tidak
Transparan
Bangsa dan negara Indonesia dari dulu hingga
kini terus mengalami penderitaan, 350 th
dijajah oleh Belanda, 3,5 th dijajah oleh
Jepang. Peranan rakyat terhadap
eksitensi biroktensi pemerintah kurang
memperoleh perhatian dan penekanan
dalam kehidupan negara.
35. 2. Dampak Penyelenggaraan
Pemerintah yang Tidak Transparan
Pendapat tentang penyimpangan
kekuasaan pertama kali dikemukakan
oleh Lord Acton bahwa “the power
tends to corrupt….” (kekuasaan
untuk korup).
36. Bahkan “…and absolute power corrups
absolutely” (….dan kekuasaan yang
absolut menyebabkan korup yang
absolut pula). Untuk melaksanakan
keinginan politik , dibentuklah UU
baru, yaitu :
1. UU no 28 th 1998
37. tentang penyelenggaraan yang bersih
dari KKN. Keluarnya UU berarti UU
no 3 th 1971 tentang Penberabtasan
Korupsi diperbaharui.
2. Presiden selaku kepala negara
membetuk Komisi Pemeriksaan
Kekayaan Pejabat Negara (KPKPN)
38. Dampak pemerintahan yang tidak
transparan tersebut adalah sbb:
1. Tumbuh dan berkembngnya KKN
(Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme)
2. Munculnya pejabat atau kepala
daerah terpilih karena politik uang.
39. 3. Timbulnya kesenhsaraan dan
kemiskinan yang semakin dalam.
4. Timbulnya jurang pemisah yang
dalam antara si kaya dan si miskin.
40. C. SIKAP KETERBUKAAN DAN KEADILAN DALAM
KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
1. Sikap Keterbukaan dan Keadilan
Berikut ini syarat-syarat terwujudnya
pemerinyahan yang terbuka dan
bersih (transparan) :
a. Kontrol internal
b. Perbaikan kontrol masyarakat
c. Perbaika budaya yang kondusif
41. d. Perbaikan sistem politik
2. E-Government: Keterbukaan
Pemerintah di Era Digital
a. Pengertian E-Government
Proses pemanfaatan teknologi informasi
sebagai alat untuk membantu
menjalankan sistem pemerintahan
secara lebih efesien.
42. b. Tahapan dan Manfaatan E-
Government
- Fase pertama, fase penampilan
website
- Fase kedua, fase interaksi
- Fase ketiga, transaksi
- Fase keempat, fase transformasi
43. c. Bentuk Penerapan E-Government
Bentuk-bentuk pelayanan yang diberikan
dapat berupa:
- Pembuatan KTP dan paspor
- Pembayaran listrik, pajak, dll
- E-employment
- E-pricurement
44. - Pendafratan pmilu
- Penyampaian keluhan atas jumlah dan
kualitas pelayanan
- Saran-saran atas proses pelayanan
- Saran-saran politik, baik pada level
kebijakan maupun personal
- Informasi tentang kegiatan pemerintah
maupun masyarakat
45. - Informasi kredit/pinjaman,
kesehatan, nomor pokok wajib pajak
- Pelayanan hukum dan statistik
(kelahiran, pernikahan, kematian,
sertifikat tanah, dan izin usaha)
46. d. Penerapan dan Tantangan
Sebagian besar institusipemerintahan
baru berada pada tahap
transformasi, yaitu memindahkan
aktifitas pemerintah yang dilakukan
secara manual keaktifitas yang
dilakukan secara elektronis.
47. Ada beberpa hal yang menjadi
hambatan atau tantangan
pengimplementasian e-government
di Indonsia. Tantangan utamanya
adalah kemampuan dan kesiapan
manajemen serta para pelakunya.
Tantangan berikutnya adalah adanya
48. mekanisme pasar yang memperlambat
laju penetrasi prasarana jaringan
informasi dan pemanfaatannya bagi
kegiatan pemerintahan, bisnis,
pelayanan publik, serta kegiatan
masyarakat.
49. 3. Kesejahteraan Sosial: Hak Masyarakat
dan Kewajiban Negara
a. Jaminan UUD 1945
Pasal 34 UUD 1945 menyatakan “Fakir
miskin dan anak-anak terlantar
dipelihara oleh negara.” Yang
dimaksud dengan fakir miskin disini
adalah orang yang sama sekali tidak
50. mempunyai sumber penghasilan dan
tidak mempunyai kemampuan untuk
memenuhi kebutuhan pokok yang layak
bagi kemanusiaan. Dengan berjalannya
mekanisme ekonomi kerakyatan yang
memberikan kesempatan yang adil
terhadap sumber-sumber modal,
kesejahteraan
51. masyarakat dapat dipelihara agar tidak
jatuh kejurang kemiskinan.
b. Bantuan dan Rehabilitasi Sosial
Pasal 1 UU no 6 th 1974 menyatakan
“setiap warga negara berhak atas taraf
kesejahteraan sosial yang sebaik-
baiknya dan berkewajiban untuk
52. menerapkan sistem ekonomi
kerakyatan merupkwn wujud
tanggung jawab negara memelihara
kesejahteraan rakyatnya. Selain
usaha penciptaan sistem
perekonomian yang bersifat
mendasar, usaha yang bersifat
53. pelaksanaan langsung dilapangan juga
diperlukan. Bantuan sosial adalah
bantuan bersifat sementara yang
diberikan kepada keluarga fkir miskin
agar mereka dapat meningkatkan
taraf kesejahteraan sosialnya.
54. c. Proses Pemberian Bantuan
Proses pemberian bantuan dilakukan
pemerintah melalui pengajuan
datakeluarga miskin yang perlu
mendapat bantuan. Tindak lanjut
pemberian bantuan sosial ini
adalahrehabilitasi sosial yang berfungsi
55. Sebagai proses refungsional dan
pengembangan nntuk memungkinkan
fakir miskin mampu melaksanakan
fungsi sosialnya secara wajar dalam
kehidupannya.
d. Jaringan Pengaman Sosial
Jaringan pengaman sosial adalah salah
satuprogram yang digalakkan
56. oleh pemerintah untuk membantu
meringankan beban masyarakat dan
mencegah timbulnya fakir miskin
baru adalah program Jaringan
Pengamanan Sosial (JPS). JPS
dilakukan melalui kerja sama dengan
badan-badan dana luar negri.
57. Salah satu bentuk pelaksanaan
program ini adalah kemitraan dengan
prusahaan-perusahaan yang masih
mampu bertahan untuk dapat
menampung sebagia tenaga kerja
yang terkena PHK.
58. e. Partisipasi Masyarakat
Ada beberapa peraturan yang telah
dibuat untuk memfasilitasi kewajiban
masyarakat tersebut. Salah satunya
adalah Keputusan Mentri Sosial Nomor
19 Tahun 1998 yang memberikan
wewenang kepada masyarakat yang
59. yang menyelenggarakan pelayanan
kesejahteraan sosial bagi fakir miskin
untuk melakukan pengumpulan dana
serta menerima dan menyalurkan zakat,
infaq, dan sedekah. Menyelenggarakan
pelayanan kesejahteraan soaial
bukanlah satu-satunya bentuk
partisipasi masyarakat.
60. f. Transparansi
Berbagai pengamatan langsung di
lapangan pernah menemukan fakta
adanya komunitas masyarakat tidak
mampu yang belum pernah
sekalipun mendapat bantuan dari
pemerintah.
61. Transparansi sanat dibutuhkan dalam
proses pemberian bantuan untuk
memberi kepastian bahwa dana
bantuan telah dimanfaatkan sesuia
peruntukannya. Masyarakat pemberi
dana yaitu, penyumbag dana seluruh
masyarakat pembayar pajak kpda
negara.
62. g. Hak dan Kewajiban dalam Jaminan
Kesejahteraan Sosial
Warga negara memiliki hak sekaligus
kewajiban dalam penyelenggaraan
kesejahteraan sosial. Hak-hak warga
negara diatur sbb:
1. Setiap warga negara berhak atas taraf
kesejahteraan sosial yang
63. sebaik-baiknya (pasal 1 UU no 6 th 1974)
2. Fakir miskin berhak mendapatkan
pemeliharaan dari negara (pasal 34
UUD 1945)
3. Fakir miski berhak mendapatkan sarana
bantuan sosaial dan rehabilitasi soaial
(Pasal 2 Peraturan Pemerintah RI no 42
th 1981)
64. Dipihak lain kewajiban warga negara
diatur sbb:
4. Setiap warga negara wajib ikut serta
dalam usaha-usaha kesejahteraan sosial
(Pasal 1 UU No. 6 Tahun 1974)
5. Pemerintah wajib mengusahakan
sistem ekonomi yang berpihak pada
rakyat banyak (Pasal 33UUD 1945)
65. 4. Perilaku Positif Terhadap Upaya
Peningkatan Jaminan Keadilan
Dalam pembukaan UUD 1945 kita jumpai
5 kali istilah keadilan, baik dibidang
nasional maupun internasional, baik
dibidang hukum maupun politik, serta
bidang ekonomi, sosial, dan budaya.
66. Semua komponen bangsa harus
berpartisipasi dalam upaya
peningkatan jaminan keadilan sosial.
Partisipasi tersebut dapat berbentuk
pemerintahan yang bersih dan
terbuka, kontrol masyarakat yang
efektif dan efisien demi terwujudnya
67. pemerintah yang terbuka.
a. Prinsip Universal
Tugas setiap negara, sebagaimana
tercantum dalam Piagam Hak-Hak
Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) dan Konvensi ILO adalah
menjamin terselenggaranya tingkat
kesejahteraan sosial minimal yang
68. dibutuhkan oleh tiap warga negara.
Namun, tidaklah berarti seluruh
tugas dibebankan kpda pemerintah.
Pemerintah wajib memfasilitasi,
mendorong, mengatur, dan
mengawasi agar masyarakat
memperoleh haknya.
69. b. Sistem Jaminan Sosial
Berikut adalah prinsip-prinsip universal:
1. Untuk membangun Sistem Jaminan
Sosial diperlukan solidaritas sosial,
2. Kepesertaan Sistem Jaminan Sosial
bersifat wajib sesuai perundangan
yang berlaku
70. 3. Penyelenggaraan Sistem Jaminan Sosial
harus bersifat non profit (nirlaba)
4. Investasi dana Sistem Jaminan Sosial
harus mengacu prinsip-prinsip yang
aman
5. Sistem Jaminan Sosial diselenggarakan
melalui mekanisme asuransi sosial
71. 6. Sistem Jaminan Sosial hendaklah di
bedakan dengan bantuan sosial yang
seluruh biaya nya di jamin negara
c. Langkah Langkah Yang Diperlukan
prsepsi yang harus di samakan
antara lain:
72. 1. Wujud kegotong royaongan yang
belum berjalan senagai mana
mestinya
2. prinsip pengelolaan dana yang
belum sesuai dengan prinsip-
prinsip sebagaimana di kemukakan
di atas
73. 3. Kebijakan investasi dana tampaknya
belum terarah
4. Perlunya pemahaman terhadap
prinsip asuransi sosial bahwa
mekanisme asuransi harus
mempertimbangkan sunguh-
sungguh hukum bilangan banyak