MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
6, sm, maharani gustianingtyas, hapzi ali, strategic management, strategi generik porter secara mendetail,, universitas mercu buana, 2019
1. STRATEGIC MANAGEMENT
“Strategi Generik Porter secara mendetail”
Di susun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah “Strategic
Management”
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA, MPM
Oleh :
Maharani Gustianingtyas (55118010028)
MAGISTER MANAJEMEN
2019
2. Menurut Porter (1994,p9), keunggulan kompetitif hanya akan diperoleh lewat salah
satu dari dua sumber: bisa dari keunggulan menciptakan biaya yang rendah (cost
leadership) atau dari kemampuan organisasi untuk menjadi berbeda (differentiation)
dibandingkan para pesaingnya. Faktor kedua dalam pendekatan ini adalah
cakupan produk pasar (competitif scope) dimana organisasi saling bersaing satu
sama lain dalam pasar yang luas dan sempit. Dua faktor ini membentuk dasar dari
strategi bersaing generik Porter, yaitu (a) Kepemimpinan biaya (cost leadership), (b)
Diferensiasi (differentiation) dan (c) Fokus (berbasis biaya atau diferensiasi)
1. Strategi Biaya Rendah (cost leadership)
Strategi Biaya Rendah (cost leadership) menekankan pada upaya memproduksi
produk standar (sama dalam segala aspek) dengan biaya per unit yang sangat
rendah. Produk barang maupun jasa, biasanya ditujukan kepada konsumen yang
relatif mudah terpengaruh oleh pergeseran harga (price sensitive) atau menggunakan
harga sebagai faktor penentu keputusan. Dari sisi perilaku pelanggan, strategi jenis
ini amat sesuai dengan kebutuhan pelanggan yang termasuk dalam kategori
perilaku low-involvement, ketika konsumen tidak (terlalu) peduli terhadap
perbedaan merek, (relatif) tidak membutuhkan pembedaan produk, atau jika
terdapat sejumlah besar konsumen memiliki kekuatan tawar-menawar yang
signifikan.
Strategi ini membuat perusahaan mampu bertahan terhadap persaingan harga
bahkan menjadi pemimpin pasar (market leader) dalam menentukan harga dan
memastikan tingkat keuntungan pasar yang tinggi (di atas rata-rata) dan stabil
melalui cara-cara yang agresif dalam efisiensi dan kefektifan biaya. Untuk dapat
menjalankan strategi biaya rendah, sebuah perusahaan harus mampu memenuhi
persyaratan di dua bidang, yaitu sumber daya (resources) dan organisasi.
Strategi ini hanya mungkin dijalankan jika dimiliki beberapa keunggulan di
bidang sumber daya perusahaan, yaitu kuat akan modal, trampil pada rekayasa
proses (process engineering), pengawasan yang ketat, mudah diproduksi, serta biaya
distribusi dan promosi rendah. Sedangkan dari bidang organisasi, perusahaan
harus memiliki: kemampuan mengendalikan biaya dengan ketat, informasi
pengendalian yang baik, insentif berdasarkan target (alokasi insentif berbasis hasil).
(Umar, 1999).
Keuntungan kepemimpinan biaya:
a. Perusahaan yang berbasis biaya rendah dapat memperoleh pendapatan
diatas rata-rata meskipun persaingan dipasar sangat kuat.;
3. b. Posisi sebagai pemimpin pasar berbasis biaya juga memberikan
fleksibilitas kepada perusahaan untuk bekerja sama dengan pemasoknya.
Kerugian kepemimpinan biaya:
a. Strategi ini sangat tergantung dengan kemampuan pesaing dalam
mengimitasi dan meniru kesuksesan diferensiasi strategi produk;
b. Perusahaan bisa terjebak dengan memberikan diferensiasi yang terlalu
banyak pada produknya.
Contoh perusahaan yang menerapkan Strategi Biaya Rendah (cost leadership)
: Toyota, dilihat dari implementasi JIT (Just in Time) sehingga proses produksi
bisa dipotong, efisiensi dapat tercapai.
2. Strategi Pembedaan Produk (differentiation)
Strategi Pembedaan Produk (differentiation), mendorong perusahaan untuk
sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi sasarannya.
Keunikan produk (barang atau jasa) yang dikedepankan ini memungkinkan suatu
perusahaan untuk menarik minat sebesar-besarnya dari konsumen potensialnya.
Berbagai kemudahan pemeliharaan, features tambahan, fleksibilitas,
kenyamanan dan berbagai hal lainnya yang sulit ditiru lawan merupakan sedikit
contoh dari diferensiasi. Strategi jenis ini biasa ditujukan kepada para konsumen
potensial yang relatif tidak mengutamakan harga dalam pengambilan keputusannya
(price insensitive). Contoh penggunaan strategi ini secara tepat adalah pada produk
barang yang bersifat tahan lama (durable) dan sulit ditiru oleh pesaing.
Pada umumnya strategi biaya rendah dan pembedaan produk diterapkan
perusahaan dalam rangka mencapai keunggulan bersaing (competitive advantage)
terhadap para pesaingnya pada semua pasar. (David, 1998; Fournier dan Deighton,
1997; Pass dan Lowes, 1997; Porter, 1980 dan 1985). Secara umum, terdapat dua
bidang syarat yang harus dipenuhi untuk memutuskan memanfaatkan strategi ini
yaitu bidang sumber daya (resources) dan bidang organisasi. Dari sisi sumber daya
perusahaan, maka untuk menerapkan strategi ini dibutuhkan kekuatan-kekuatan
yang tinggi dalam hal pemasaran produk, kreativitas dan bakat, perekayasaan
produk (product engineering), riset pasar, reputasi perusahaan, distribusi, dan
ketrampilan kerja. Sedangkan dari sisi bidang organisasi, perusahaan harus kuat
dan mampu untuk melakukan koordinasi antar fungsi manajemen yang terkait,
merekrut tenaga yang berkemampuan tinggi, dan mengukur insentif yang subyektif
di samping yang obyektif. (Umar, 1999).
4. Kekurangan dari strategi diferensiasi:
a. Strategi ini sangat tergantungdengan kemampuan pesaing dalam
mengimitasi dan meniru kesuksesan diferensiasi strategi produk;
b. Perusahaan bisa terjebak dengan memberikan diferensiasi yang terlalu
banyak bagi produknya;
c. Dengan memberikan diferensiasi yang salah, perusahaan bisa merusak citra
perusahaan itu sendiri.
Contoh Perusahaan yang menggunakan Strategi Pembedaan Produk
(differentiation): Starbuck dengan kopinya yang dengan coffee shop lain,
sehingga pengunjung betah berlama-lama dan rela mengeluarkan harga yang
cukup mahal dari yang lain.
3. Strategi Fokus (berbasis biaya atau diferensiasi)
Strategi fokus digunakan untuk membangun keunggulan bersaing dalam suatu
segmen pasar yang lebih sempit. Strategi jenis ini ditujukan untuk melayani
kebutuhan konsumen yang jumlahnya relatif kecil dan dalam pengambilan
keputusannya untuk membeli relatif tidak dipengaruhi oleh harga. Dalam
pelaksanaannya terutama pada perusahaan skala menengah dan besar, strategi
fokus diintegrasikan dengan salah satu dari dua strategi generik lainnya yakni
strategi biaya rendah (cost leadership) atau strategi pembedaan karakteristik produk
(differentiation). Strategi ini biasa digunakan oleh pemasok “niche market” (segmen
khusus/khas dalam suatu pasar tertentu yang disebut pula sebagai ceruk pasar)
untuk memenuhi kebutuhan suatu produk, baik barang maupun jasa.
Syarat bagi penerapan strategi ini adalah adanya besaran pasar yang cukup
(market size), terdapat potensi pertumbuhan yang baik, dan tidak terlalu
diperhatikan oleh pesaing dalam rangka mencapai keberhasilannya. Strategi ini
akan menjadi lebih efektif jika konsumen membutuhkan suatu kekhasan tertentu
yang tidak diminati oleh perusahaan pesaing. Biasanya perusahaan yang bergerak
dengan strategi ini lebih berkonsentrasi pada suatu kelompok pasar tertentu (niche
market), wilayah geografis tertentu, atau produk barang atau jasa tertentu dengan
kemampuan memenuhi kebutuhan konsumen secara baik, excellent delivery.
(David, 1998; Fournier dan Deighton, 1997; Pass dan Lowes, 1997; Porter, 1980 dan
1985).
Keunggulan strategi fokus :
5. a. Perusahaan bisa mendapatkan sedikit pesaing dan penjual yang mempunyai
kekuatan tawar yang lemah apabila perusahaan menargetkan produknya
pada segmen pasar yang kurang sensitif terhadap harga;
b. Perusahaan dengan strategi fokus, paham mengenai ceruk pasarnya dan
mengenalnya dengan baik
Kerugian strategi fokus:
a. Adanya ancaman dari perusahaan berbasis diferensiasi yang mungkin makan
mengambil celah pasar dari perusahaan strategi fokus;
b. Kemungkinan perubahan rasa atau kebutuhan dari konsumen pada celah
pasar;
c. Kenyataan bahwa perusahaan pengadopsi strategi fokus masih beroperasi
pada skala kecil menyulitkan perusahaan untuk menurunkan biaya produksi
secara signifikan.
Perusahaan yang menggunakan Strategi Fokus (berbasis biaya atau diferensiasi)
: PT. Apple, inc yang berfokus kepada produknya selama bertahun tahun tanpa
terpengaruh pasar.
Contoh Implementasi :
IMPLEMENTASI MICHAEL PORTER’S GENERIC STRATEGY
PADA PT ASTRA HONDA MOTOR (AHM)
PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di
Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama awal PT Federal Motor. Saat
itu, PT Federal Motor hanya merakit, sedangkan komponennya diimpor dari Jepang
dalam bentuk CKD (completely knock down). Tipe sepeda motor yang pertama kali di
produksi Honda adalah tipe bisnis, S 90 Z bermesin 4 tak dengan kapasitas 90cc.
Jumlah produksi pada tahun pertama selama satu tahun hanya 1500 unit, namun
melonjak menjadi sekitar 30 ribu pada tahun dan terus berkembang hingga saat ini.
Sepeda motor terus berkembang dan menjadi salah satu moda transportasi andalan
di Indonesia.
Seiring dengan perkembangan kondisi ekonomi serta tumbuhnya pasar sepeda
motor terjadi perubahan komposisi kepemilikan saham di pabrikan sepeda motor
Honda ini. Pada tahun 2001 PT Federal Motor dan beberapa anak perusahaan di
merger menjadi satu dengan nama PT Astra Honda Motor, yang komposisi
6. kepemilikan sahamnya menjadi 50% milik PT Astra International Tbk dan 50% milik
Honda Motor Co. Japan. Dengan keseluruhan fasilitas ini PT Astra Honda Motor
saat ini memiliki kapasitas produksi 4.2 juta unit sepeda motor per-tahunnya,
untuk permintaan pasar sepeda motor di Indonesia yang terus meningkat. Salah
satu puncak prestasi yang berhasil diraih PT Astra Honda Motor adalah pencapaian
produksi ke 40 juta pada tahun 2013. Prestasi ini merupakan prestasi pertama yang
yang berhasil diraih oleh industri sepeda motor di Indonesia bahkan untuk tingkat
ASEAN.
Saat ini PT Astra Honda Motor memiliki 3 fasilitas pabrik perakitan, pabrik
pertama berlokasi Sunter, Jakarta Utara yang juga berfungsi sebagai kantor pusat.
Pabrik ke dua berlokasi di Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, serta pabrik ke 3 yang
berlokasi di kawasan MM 2100 Cikarang Barat, Bekasi. Pabrik ke 3 ini merupakan
fasilitas pabrik perakitan terbaru yang mulai beroperasi sejak tahun 2005. Untuk
membuat suatu rencana maka PT. Astra Honda Motor mengevaluasi faktor
eksternal maupun faktor internal. Analisis faktor-faktor haruslah
menghasilkan adanya kekuatan (strength) yang dimiliki oleh suatu organisasi, serta
mengetahui kelemahan (weaknesses) yang terdapat pada organisasi
itu. Sedangkan analisis terhadap faktor eksternal harus dapat mengetahui
kesempatan (opportunity) yang terbuka bagi organisasi serta dapat mengetahui
pula ancaman (treaths) yang dialami oleh organisasi yang bersangkutan.
4. Strategi Biaya Rendah (cost leadership)
PT Astra Honda Motor memiliki sumber daya dan modal yang besar, dengan
dukungan dari PT. Astra International dan Honda Japan Corp. Produk honda pun
memiliki karakteristik yang berbeda dengan keunggulan teknologi dibanding para
pesaingnya. Oleh itu perusahaan perlu fokus menerapkan strategi cost leadership.
Perusahaan memiliki sumber daya modal yang besar, dengan sumber daya yang
besar perusahaan dapat mengoptimalkan tiap proses produksi, serta meminimalkan
biaya produksi untuk memperoleh biaya terendah. Masyarakat Indonesia umumnya
adalah sensitif harga, oleh karena itu strategi cost leadership akan lebih efektif
untuk diterapkan. Hasil yang diharapkan perusahaan ialah untuk meningkatkan
margin penjualan, untuk menguasai pasar sepeda motor di Indonesia dan
mempertahankan tahta honda sebagai market leader.
5. Strategi Pembedaan Produk (differentiation)
7. Strategi generik utama PT Astra Honda Motor adalah strategi differensiasi, strategi
ini dilakukan oleh PT Astra Honda Motor (AHM) dengan mengeluarkan motor matic
wanita dengan teknologi injeksi. Di tengah persaingan motor matic wanita yang
semakin ketat, PT Astra Honda Motor (AHM) menerapkan teknologi injeksi pada
sepeda motornya. PT Astra Honda Motor (AHM) mengeluarkan Honda Vario PGM-FI
yang diklaim memiliki akselerasi yang lebih cepat, hemat bahan bakar dan ramah
lingkungan. Meskipun untuk memperolehnya konsumen harus membayar dengan
harga yang lebih mahal, motor dengan teknologi injeksi ini tetap laku di pasaran.
Selain hemat bahan bakar, sepeda motor ini juga dilengkapi dengan bagasi yang
super besar dan mampu menampung sebuah helm.
Honda memiliki diferensiasi dalam hal pengembangan produk. Mulai dari segi
segment maupun segi demografinya. Penerapan kualitas yang tinggi juga
menjadikan produk Honda menjadi produk yang paling dicari oleh para pelanggan.
Sehingga kualitas produk menjadi strategi utama dalam produksi untuk
meningkatkan mutu produk sesuai dengan tuntutan standar lingkungan secara
nasional dan internasional.
6. Strategi Fokus (berbasis biaya atau diferensiasi)
Fokus strategy atau bisa juga disebut strategi segmentasi adalah suatu strategi yang
meningkatkan keunggulan kompetitif dengan menerapkan kedua strategi
sebelumnya bukan pada pasar secara umum, namun untuk segmen pasar yang
lebih kecil dan spesifik.
PT. Astra Honda Motor (AHM), untuk mempertahankan dan mengembangkan
keunggulan kompetitif secara berkelanjutan (The Sustainable Competitive Advantage
/ SCA), menerapkan strategi yaitu : Positioning strategies melalui citra produk motor
Honda berteknologi tinggi, bandel, irit bahan bakar, varian produk lebih beragam
dan Brand Global terpercaya; Distribution strategies melalui showroom, bengkel
resmi, dan gerai spare parts yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan cukup
mudah ditemukan; Pricing strategy yang menempatkan harga cukup tinggi
dibanding pesaing untuk menunjukan kepemimpinan pasar dan mutu produk
Honda dengan memberikan jaminan atas produknya.
VALUE CHAIN PT ASTRA HONDA MOTOR (AHM)
Value Chain Analysis adalah proses di mana sebuah perusahaan mengidentifikasi
kegiatan utama dan bantuan yang menambah nilai produk, kemudian
menganalisisnya untuk mengurangi biaya atau meningkatkan diferensiasi. Value
8. Chain Analysis merupakan strategi yang digunakan untuk mengalisis kegiatan
internal perusahaan.
Value Chain PT. Astra Honda Motor (AHM) yaitu adanya keseuaian anatar
kemampuan perusahaan untuk menciptakan keunikan yang sesuai dengan
permintaan para pelanggan :
Menciptakan sebuah analisa rantai nilai
a. Produk Honda selalu mengeluarkan produk untuk segmen kalangan bawah, dan
menengah dan desain elegan serta kecepatan mesin;
b. Spesifikasi dari berbagai produk Honda yang banyak diminati pelanggan;
c. Menangkap peluang bisnis dengan membuka stan-stan kecil di pinggir jalan dan
membagikan brosur-brosur guna menarik minat masyarakat dengan produk
Honda (motor maupun mobil);
d. Produk baru yang memiliki teknologi lebih canggih dari sebelumnya.
Identifikasi faktor penentu diferensiasi
a. Desain yang menarik dan elegan sesuai dengan harga yang ditawarkan;
b. Kecepatan dan kenyamanan pelanggan dalam berkendara;
c. Nama brand yang sudah terkenal.
A. Inbound Logistik
a. Bahan baku : Honda memiliki bahan baku dasar dari besi, baja dan palstik yang
diproduksi sebgaian dari jepang (import bahan baku)
b. Pengendalian kualitas : Setelah suatu produk telas selesai di produksi,
perusahaan Honda selalu melakukan uji coba atau biasa disebut test ried untuk
menguji kelayakan dan kesiapan mesin pada produk baru dan begitu seterusnya.
Dari uji coba test ride tersebut akan dinilai kenyamanan melalui pelaku test ride
akan kualitas dan kenyamanan motor dan mobil. Sudah sesaui kah dengan
ekspektasi awal / perencanaan pembuatan produk. Dan sebelum peluncuran
produk baru manajemen perusahaan Honda bekerja secara baik dan maksimal
dnegan promosi ke seluruh penjuru kota terutama kota-kota besar dan sasaran
yang tepat membuat penjualan setiap produk baru dari Honda tidak
membutuhkan waktu lama dalam proses penjualan. Setelah peluncuran produk
antusias masyarakat akan peluncuran produk baru Honda entah itu motor atau
pun mobil sangat tinggi dan tentu nya memuaskan pelanggan.
9. B. Operation
a. Proses produksi : setelah bahan baku utama pembuatan yang di import langsung
dari jepang barulah proses produksi dilaksanakan . dalam proses perakitan
dilakukan dengan mesin yang beberapa part nya ada bantuan manusia. Di
kaitkan dan dipasang secara hati-hati dan harus teoat sesuai dengan design.
Keamanan diutamakan atau di nomer satukan. Karena selain kenyamanan,
keamanan juga point penting bagi setiap perusahaan yang bergerak di bidang
automotive dan semacamnya.
b. Pengendalian produk : Pengendalian produk dilakukan oleh ................
departemen ini bertugas atau berfungsi sebagai pengontrol dan memastikan
setiap produk yang diproduksi dalam pabrik sudah sesuaikah dengan standart
kualiatas yang telah ditetapkan.
C. Autbond Logistic.
a. Distributor : distributor resmi Honda adalah perusahaan yang resmi dan berhak
mendistribusikan produk nya di Indonesia melalui shorum atau dealer yang
tersebar di Indonesia. Bahkan sering dipamerkan di pusat perbelanjaan sebagi
teknik pemasaran mereka.
b. Marketing dan Sales
c. Untuk mempromosikan produknya, Honda melakukan banyak cara seperti iklan,
sponsor film, website resmi, dan sosial media. Berbagai macam hal promosi ini
dilakukan Honda untuk meyakinkan konsumen bahwa setiap produknya
memang memiliki kualitas dengan tampilan yang menarik.
D. Service
Tiap showroom dan dealer didukung oleh promotor yang sudah ahli di bidangnya.
Para promotor ini bisa memberikan spesifikasi yang lengkap pada produk Honda
Referensi :
1. Hapzi Ali, 2018. Modul Manajemen Strategic, UMB Jakarta.
2. https://leadtheant.wordpress.com/2012/12/12/strategi-generik/. (Diakses 17
April 2019, 20:13 WIB).
3. Rokhmat, Fitri Nur. 2015. Penerapan Strategi Pada Pt. Astra Honda Motor Untuk
Menjadi Market Leader Di Indonesia. Stikubank (UNISBANK) Semarang.
4. http://wismamanstra.blogspot.com/2016/01/