1. MAKALAH
PENDIDIKAN DAN PEMBANGUNAN
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Landasan Pendidikan
Dosen Pengampu Santa,M.Pd
Disusun oleh :
Madu Mitha Wulandari (037119113)
Maria Monica Situmorang (037119116)
Finka Oktaviani (037119102)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAKUAN
2019
2. i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini
tersusun atas kumpulan berbagai referensi yang dikumpulkan oleh teman-teman
kelompok. Referensi yang berupa sumber pustaka maupun informasi dari berbagai
media yang telah diseleksi dan berkaitan dengan judul makalah ini.
Ucapan terima kasih kami haturkan kepada seluruh pihak yang membantu proses
pembuatan makalah hingga telah tersusun secara sistematis. Akhir kata kami berharap
agar makalah ini dapat berguna bagi siapapun yang membacanya.
Bogor, November 2019
Penyusun
3. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 1
C. Tujuan.......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3
A. Pengertian Pendidikan................................................................ 3
B. Esensi Pendidikan dan Pembangunan untuk kemajuan
masyarakat ................................................................................. 4
C. Sumbangan Pendidikan pada Pembangunan Indonesia.............. 4
D. Sistem Pendidikan Nasional........................................................ 8
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 14
A. Simpulan...................................................................................... 14
B. Saran........................................................................................... 14
C. Rekomendasi............................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 15
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Landasan merupakan pijakan atau dasar tempat berpijak atau tempat di
mulainya suatu perbuatan. Dalam bahasa Inggris, landasan disebut dengan istilah
foundation, yang dalam bahasa Indonesia menjadi fondasi. Fondasi merupakan
bagian terpenting untuk mengawali sesuatu. Adapun menurut S. Wojowasito,
(1972: 161), bahwa landasan dapat diartikan sebagai alas, ataupun dapat diartikan
sebagai fondasi, dasar, pedoman dan sumber. Istilah lain yang hampir sama
(identik) dengan kata landasan adalah kata dasar (basic). Kata dasar adalah awal,
permulaan atau titik tolak segala sesuatu. Sedangkan pendidikan merupakan
kebutuhan semua manusia, namun kita seringkali melupakan atau bahkan tidak
memahami esensi dari pendidikan itu sendiri. Pendidikan adalah upaya untuk
mengembangkan secara seimbang unsur pribadi manusia berikut, yaitu jasmani,
rohani, intelektual, estetika dan sosial yang diarahkan pada satu tujuan pendidikan
utama yaitu untuk memanusiakan manusia. Pendidikan menurut pengertian Yunani
adalah “pedagogik” yaitu ilmu menuntun anak, orang Romawi memandang
pendidikan sebagai “educare”, yaitu mengeluarkan dan menuntun, tindakan
merealisasikan potensi anak yang dibawa dilahirkan di dunia. Bangsa Jerman
melihat pendidikan sebagai “Erzichung” yang setara dengan educare, yakni
membangkitkan kekuatan terpendam atau mengaktifkan kekuatan/potensi anak
(M.R. Kurniadi, S.Th.I dalam Rohimin et.al.). Menurut Mohammad Ali,
pembangunan merupakan setiap upaya yang dikerjakan secara terencana untuk
melaksanakan perubahan yang memiliki tujuan utama untuk memperbaiki dan
menaikkan taraf hidup, kesejahteraan, dan kualitas manusia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dari makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Apa itu pendidikan ?
5. 2
2. Apa esensi pendidikan dan pembangunan untuk masyarakat ?
3. Apa maksud dari sumbangan pendidikan pada pembangunan Indonesia ?
4. Apa itu sistem pendidikan nasional ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa itu pendidikan.
2. Untuk mengetahui apa esensi pendidikan dan pembangunan untuk masyarakat.
3. Untuk mengetahui apa maksud dari sumbangan pendidikan pada pembangunan
Indonesia.
4. Untuk mengetahui apa itu sistem pendidikan nasional.
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan
Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991:232), pendidikan
berasal dari kata “didik”, lalu diberikan awalan kata “me” sehingga menjadi
“mendidik” yang artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam
memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan
pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pemikiran.1 Adapun pengertian
pendidikan menurut beberapa pakar, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. John Dewey: Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fundamental secara intelektual, emosional ke arah alam dan sesama manusia.
2. Thompson: Pendidikan adalah pengaruh lingkungan terhadap individu untuk
menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap dalam kebiasaan perilaku,
pikiran dan sifatnya.
3. Insan Kamil: Pendidikan adalah usaha sadar yang sistematis dalam
mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam diri manusia untuk menjadi
manusia yang seutuhnya.
4. Ki Hajar Dewantara: pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan budi
pekerti, pikiran, serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan
hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan
masyarakatnya.
5. Hartoto: Pendidikan adalah usaha sadar, terencana, sistematis, dan terus –
menerus dalam upaya memanusiakan manusia.
Adapun pengertian pendidikan menurut beberapa undang-undang, diantaranya
sebagai berikut:
1. UU No. 2 tahun 1989: Pendidikan adalah usaha dasar untuk menyiapkan
peserta didk melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan pelatihan bagi
peranannya di masa yang akan datang.
1 Sutirna dan Asep Samsudin, ”Landasan Kependidikan Teori dan Praktik”,(Yogyakarta: PT Refika
Aditama, 2015),hal.23.
7. 4
2. UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional: Pendidikan
adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
darinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
3. Menurut UU dan GBHN: Pendidikan adalah usaha sadar untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah
dan berlangsung seumur hidup.
B. Esensi Pendidikan dan Pembangunan untuk kemajuan masyarakat
Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pendidikan adalah proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan darinya, masyarakat, bangsa, dan negara.2
Pembangunan secara umum pada hakikatnya adalah proses perubahan
yang terus menerus untuk menuju keadaan yang lebih baik berdasarkan norma-
norma tertentu. Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan
definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah
pembangunan bisa saja diartikan berbeda oleh satu orang dengan orang lain,
daerah yang satu dengan daerah lainnya, Negara satu dengan Negara lain.
Namun secara umum ada suatu kesepakatan bahwa pembangunan merupakan
proses untuk melakukan perubahan (Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah,
2005).
C. Sumbangan Pendidikan pada Pembangunan Indonesia
Pendidikan tidak akan bisa terlepas dari pembangunan nasional, karena
pendidikan merupakan lembaga yang menciptakan manusia agar
2 Sutirna dan Asep Samsudin, ”Landasan Kependidikan Teori dan Praktik”,(Yogyakarta: PT Refika
Aditama, 2015),hal.111.
8. 5
dapat memiliki kemampuan untuk menjalankan pembangunan nasional. Dengan
demikian hubungan antara pendidikan dan pembangunan nasional merupakan
salah satu sistem yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Pendidikan
menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasarannya adalah
peningkatan Sumber Daya Manusia.
Suatu negara akan maju, ketika pendidikannya maju, dan suatu negara itu
akan tidak maju, karena pendidikannya tidak memiliki kualitas. Yang menjadi
pembeda antara negara maju dengan negara berkembang, yaitu penyelenggaraan
pendidikan dan budayanya. Agar pendidikan menjadi sumber untuk
pembangunan nasional dimasa kini dan mendatang untuk mempersiapkan diri
menghadapi perkembangan dunia yang semakin bebas dan modern dengan
selalu melaksanakan kegiatan pendidikan berpegang teguh pada sembilan
prinsip dasar kehidupan3, yaitu :
1. Etika, sebagai prinsip dasar dalam kehidupan sehari-hari
2. Kejujuran dan integritas
3. Bertanggung jawab
4. Hormat pada aturan dan hukum
5. Hormat pada hak orang lain
6. Cinta pada pekerjaan
7. Berusaha keras untuk menabung dan investasi
8. Mau bekerja keras
9. Tepat waktu
3 Sutirna dan Asep Samsudin, ”Landasan Kependidikan Teori dan Praktik”,(Yogyakarta: PT Refika
Aditama, 2015),hal.176.
11. 8
D. Sistem Pendidikan Nasional
Pendidikan merupakan hak setiap manusia di dunia karena pada dasarnya
pendidikan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap manusia. Di
Indonesia, hak manusia untuk memperoleh pendidikan tercantum dalam
Undang-Undang Dasar 1945 secara jelas menunjukkan bahwa negara
mempunyai kewajiban dan bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan
pendidikan tiap-tiap warga negara. Pendidikan diperlukan oleh manusia agar
secara fungsional manusia diharapkan mampu memiliki kecerdasan baik
kecerdasan intelligence (IQ), spiritual (SQ) maupun emotional (EQ) untuk
menjalani hidup dan kehidupannya dengan bertanggung jawab, baik secara
pribadi, sosial maupun professional. Dalam Bahasa pedagogi, pendidikan
bertujuan guna memenuhi tiga aspek, yaitu aspek afektif (berkiatan dengan
sikap), kognitif (berkaitan dengan pengetahuan) dan psikomotorik (berkaitan
dengan keterampilan). Dari sini manusia diharapkan mampu memenuhi
kehidupan secara bahagia dan sejahtera dimasa yang akan datang.
Berjalannya pendidikan tentunya dibutuhkan sebuah sistem yang
mengaturnya agar pendidikan bisa berjalan sesuai yang diharapkan dan menuju
kearah pencapaian tujuannya. Di Indonesia sistem tersebut dikenal dengan
Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Sistem pendidikan dirumuskan dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 2 tahun 1989 yang kemudian
diperbaharui dengan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan nasional adalah pendidikan
12. 9
yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional
Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Sistem pendidikan
nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara
terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
1. Dasar Pendidikan Nasional
Pancasila menjadi dasar sistem nasional dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, sebagai termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 dan
Pancasila sehingga pendidikan nasional Indonesia adalah pendidikan
Pancasila. Melalui sistem pendidikan nasional diharapkan setiap rakyat
Indonesia mempertahankan hidupnya, mengembangkan dirinya dan secara
bersama-sama membangun masyarakatnya. Pendidikan di Indonesia
mempunyai landasan ideal adalah Pancasila, landasan konstitusional ialah
UUD 1945, dan landasan operasional ialah ketetapan MPR tentang GBHN.
a. Landasan Ideal
Dalam Undang-Undang Pendidikan No. 4 Tahun 1950 tentang Dasar-
dasar Pendidikan dan Pengajaran Sekolah pada Bab III Pasal 4 tercantum
bahwa landasan ideal pendidikan dan pengajaran ialah membentuk
manusia susila yang cakap dan warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat dan Tanah Air.
b. Landasan Konstitusional
Pendidikan Nasional didasarkan atas landasan
konstitusional/Undang-Undang Dasar 1945 pada Bab XIII Pasal 31 yang
berbunyi:
Ayat 1 : Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran.
Ayat 2 : Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem
pengajaran nasional yang ditetapkan dengan Undang-Undang.
13. 10
Pasal 32 berbunyi: Pemerintah memajukan kebudayaan nasional
Indonesia.
Dalam pembukaan UUD 1945 dapat dilihat bahwa pemerintah:
1) Memajukan kesejahteraan umum.
2) Mencerdaskan kehidupan bangsa.
3) Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan kaedilan sosial.
c. Landasan Operasional
Dalam GBHN 1988 dirumuskan tujuan pendidikan, yaitu untuk
membentuk manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, berbudi pekerti luhur, bekepribadian, berdisiplin, bekerja
keras dan tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas, dan terampil
serta sehat jasmani dan rohani.
Berikut ini dikemukakan Ketetapan MPR tentang GBHN sejak
tahun 1966-1988 sebagai landasan operasional pendidikan nasional dan
tujuan pendidikan nasional.
1) TAP MPRS No. XXVII/1966 Bab II Pasal 3
2) TAP MPR No. IV / MPR/1973
3) TAP MPR No. IV / MPR/ 1978
4) TAP MPR No. II / MPR/1983
5) TAP MPR No. II / MPR/1988
6) Bab II Pasal 4 UU RI No. 2 Tahun 1989
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
14. 11
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
2. Jalur jenjang dan jenis pendidikan
Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal dan
informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Jenjang
pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, Pendidikan menengah dan
pendidikan tinggi. Jenis pendidikan mencangkup pendidikan umum
kejuruan, akademik,profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus.
Selanjutnya yaitu pendidikan menengah, Pendidikan menengah
merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri atas
pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan.
Pendidikan menengah berbentuk sekolah menengah atas (SMA), madrasah
Aliyah (MA), Sekolah menengah kejuruan (SMK) dan madrasah Aliyah
kejuruan (MAK) atau bentuk lainnya yang sederajat.
Pendidikan tertinggi merupakan jenjang pendidikan setelah
pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma,
sarjana, magister, spesialis, dan doctor yang diselenggarakan oleh perguruan
tinggi. Pendidikan tinggi diselenggarakan dengan sistem terbuka. Perguruan
tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau
universitas. Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Perguruan tinggi dapat
menyelenggarakan program akamedik, profesi dan/atau vokasi.
Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang
memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti,
penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung
pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan nonformal berfungsi
mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan
15. 12
pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan
kepribadian professional. Pendidikan nonformal meliputi pendidikan
kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan,
pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, serta
pendidikan lain yang ditujukan untuk pengembangan kemampuan peserta
didik. Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga
pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis
taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis. Kursus dan pelatihan
diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan,
keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri,
mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, kompetensi
lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasana, pengelolaan, pembiayaan,
dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan
berkala. Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan
pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan dan pembiayaan. Pengembangan standar nasional pendidikan
serta pemantauan dan pelaporan pencapaiannya secara nasional
dilaksanakan oleh suatu badan standardisasi, penjaminan, dan pengendalian
mutu pendidikan.
Pendidikan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar
nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan
prinsip diverifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan
peserta didik kurikulum disusun sebagai dengan jenis pendidikan dalam
rangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan:
a. Peningkatan iman dan takwa;
16. 13
b. Peningkatan akhlak mulia;
c. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik;
d. Keragaman potensi daerah dan lingkungan;
e. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional;
f. Tuntutan dunia kerja;
g. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
h. Agama;
i. Dinamika perkembangan global; dan
j. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat:4
a. Pendidikan agama;
b. Pendidikan kewarganegaraan;
c. Bahasa;
d. Matematika;
e. Ilmu pengetahuan alam;
f. Ilmu pengetahuan sosial;
g. Seni dan budaya;
h. Pendidikan jasmani dan olahraga;
i. Keterampilan/kejuruan; dan
j. Muatan local.
Kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat:
a. Pendidikan agama;
b. Pendidikan kewarganegaraan; dan
c. Bahasa.
4 Sutirna dan Asep Samsudin, ”Landasan Kependidikan Teori dan Praktik”,(Yogyakarta: PT Refika
Aditama, 2015),hal.126.
17. 14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan dan pembangunan merupakan dua aspek yang tidak bisa di pisahkan
karena keduanya saling berhubungan. Suatu bangsa tidak akan maju atau tidak akan
berhasil jika Sumber Daya Manusia yang bagus dibutuhkan pendidikan yang
berkualitas, karena dalam proses pendidikan yang berkualitas setiap individu akan
menghayati sebuah proses sehingga ia mampu meresapi apa yang ia jalankan, ketika
itu berjalan maka proses pendidikan juga berjalan dengan baik.
B. Saran
Melihat kondisi pendidikan di Indonesia maka saran yang dapat diberikan adalah
meningkatkan kualitas pendidikan termasuk sistem dan sarana prasarana. Agar
Indonesia bisa bersaing dalam kualitas Sumber Daya Manusia dengan negara maju
lainnya.
C. Rekomendasi
Berdasarkan hasil kesimpulan, Pendidikan merupakan aspek paling penting
kemajuan suatu bangsa, oleh karena itu kami mencoba untuk memberikan beberapa
rekomendasi sebagai berikut:
1. Kepada pemerintah, tingkatkanlah pemerataan pendidikan di setiap daerah
terutama daerah pelosok yang sampai saat ini belum terjangkau pendidikan.
2. Kepada pihak sekolah, terutama guru proses pembelajaran adalah point utama
dalam mendapatkan hasil pembelajaran. Proses yang baik akan menghasilkan
hasil yang berkualitas. Oleh karena itu pihak sekolah harus fokus terhadap
proses dibanding hasil. Jangan mengukur sebuah kualitas dari angka, karena
kemampuan anak berbeda-beda.
3. Kepada orang tua, harus lebih banyak berkomunikasi dengan guru untuk
memantau perkembangan anak. Tumbuhkan juga karakter-karakter positif dalam
masa pendidikan. Jangan memarahi anak ketika dia tidak mampu dalam satu
bidang, cukup kembangkan bidang lain yang dikuasainya.
18. 15
DAFTAR PUSTAKA
Afid, Burhanuddin. 2013. Kerkaitan Pendidikan dengan Pembangunan.
https://afidburhanuddin.wordpress.com.
Depdiknas. 1998. UU No.2/1998 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:
Depdiknas.
Depdiknas. 2003. UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:
Depdiknas.
Ibrahim, Adzikra. “Pengertian Pembangunan menurut Para Ahli”.
https://pengertiandefinisi.com/pengertian-pembangunan-menurut-para-ahli/
Maxmanroe. 2019. “Pengertian Pendidikan: Definisi, Tujuan, Fungsi, dan Jenis
Pendidikan”.
https://www.maxmonroe.com/vid/umum/pengertian-pendidikan.html.
Mite, Aemte. 2011. “Kesimpulan dan Rekomendasi”.
https://aemtemite.wordpress.com/2011/04/17/bab-v-kesimpulan-dan-
rekomendasi/
Samsudin, Asep dan Sutisna. 2015. Landasan Kependidikan (Teori dan Praktik).
Bandung: PT Refika Aditama.
19. LAMPIRAN
PERTANYAAN
1. Perbedaan landasan ideal dan landasan konstitusional ? (LUSTI INDAH)
2. Perbedaan informal dan nonformal dan jalur pendidikan ? (ITA ANNISA)
3. Contoh dari landasan konstitusional ? (SAFIRA TYAS)
JAWABAN
1. landasan ideal pendidikan dan pengajaran ialah membentuk manusia susila yang
cakap dan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab terhadap
kesejahteraan masyarakat dan Tanah Air. Sedangkan landasan konstitusional
adalah undang-undang yang menjadi landasan suatu hal, contohnya landasan
konstitusional tentang pendidikan artinya itu adalah undang-undang yang
menjadi landasan adanya pendidikan. (MADU)
2. Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang
memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah,
dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan
sepanjang hayat. Sedangkan pendidikan informal adalah pendidikan yang
dimulai dari lingkungan keluarga yang bersifat lebih menuju kepada bagaimana
kita berperilaku dan bagaimana kita memiliki adab yang baik. (FINKA O)
3. Pendidikan Nasional didasarkan atas landasan konstitusional/Undang-Undang
Dasar 1945 pada Bab XIII Pasal 31 yang berbunyi:
Ayat 1 : Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran.
Ayat 2 : Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem
pengajaran nasional yang ditetapkan dengan Undang-Undang.
Pasal 32 berbunyi: Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia.
(MADU)
20. LAMPIRAN
SOAL PG DAN JAWABAN
1. Kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat,kecuali...
a. Pendidikan Agama
b. Pendidikan kewarganegaraan
c. Bahasa
d. Matematika Dasar
e. C dan D benar
Jawaban : D
2. Landasan ideal dalam Dasar Pendidikan Nasional adalah...
a. UUD 1945
b. GBHN
c. Pancasila
d. Tap MPR
e. Keputusan pemerintah pusat
Jawaban : C
3. Pendidikan formal, non formal, dan informal termasuk ke dalam...
a. Jalur pendidikan
b. Pendidikan tertinggi
c. Jenis pendidikan
d. Standar pendidikan
e. A, B, C, dan D salah
Jawaban : A
4. Manakah yang termasuk jenis pendidikan...
a. Pendidikan dasar
b. Pendidikan khusus
c. Pendidikan menengah
d. Pendidikan atas
e. Pendidikan tinggi
Jawaban : B
21. LAMPIRAN
5. Pendidikan tertinggi mencakup program pendidikan....
a. Pendidikan diploma
b. Pendidikan sarjana
c. Pendidikan magister
d. Pendidikan doctor
e. A, B, C, dan D betul
Jawaban : E