2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alam semesta atau jagad raya didefinisikan sebagai ruang dan waktu dimana
semua energi dan materi berpadu. Alam semesta, kadang disebut alam raya atau
mayapada. Terjadinya alam semesta telah dipelajari oleh manusia sejak dahulu.
Dari waktu ke waktu, sejalan dengan perkembangan akal pikiran manusia yang
diikuti oleh kemajuan teknologi, pandangan terhadap alam semesta semakin
luas.
Terbentuknya alam semesta menjadi teka-teki yang menyibukkan bagi umat
manusia. Sejauh perkembangan teori terbentuknya alam semesta, belum ada
yang dapat membuktikan secara pasti kebenarannya. Hal ini dikarenakan
manusia adalah hal baru bagi alam semesta. Manusia adalah sesuatu yang
sangat baru di alam raya. Maka walaupun manusia dengan susah payah
mencari-cari bagaimana terbentuknya alam semesta sering terhalang
keterbatasan pandangannya. Keterbatasan pandangan ini sangat terikat dengan
pengetahuan minim yang dimiliki manusia. Hal ini menyebabkan bahwa
pandangan tentang alam raya sulit diuji kebenarannya melalui pengalaman.
Dalam makalah ini membahas tentang teori-teori pembentukan alam semesta
ditinjau dari pandangan barat juga pandangan Islam yaitu menurut Alquran.
3.
4. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Alam Semesta
Alam semesta atau jagat raya adalah suatu ruangan yang maha besar yang di
dalamnya terdapat kehidupan yang biotik dan abiotik, serta di dalamnya terjadi
segala peristiwa alam baik yang dapat diungkapkan manusia maupun yang tidak.
Pengertian alam semesta mencakup tentang mikrolosmos dan makrokosmos.
Mikrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran sangat kecil,
misalnya atom, elektron, sel, amuba, dan sebagainya. Sedang makrokosmos
adalah benda-benda yang mempunyai ukuran sangat besar, misalnya bintang,
planet, dan galaksi.
Awal konsep alam semesta para ilmuwan menetapkan bumi sebagai pusatnya,
yaitu dengan istilah geosentris yang Cladius Ptelemolus. Seiring majunya zaman,
Nicolas Copernicus menemukan teori baru yang menyatakan bahwa matahari
adalah pusat alam semesta yang disebut teori heliosentris. Namun teori tersebut
ternyata lebih tepat untuk tata surya. Tata surya hanyalah sebagian dari galaksi,
dan masih banyak galaksi yaitu kumpulan bintang yang ada di alam semesta ini.
5. B. Teori Barat Tentang Terbentuknya Alam Semesta
Ada tiga teori besar tentang terciptanya alam semesta, yaitu Teori Keadaan
Tetap (Ready State Theory), Teori Dentuman Besar (Big Bang) dan Teori Osilasi.
Ahli astronomi Inggris Freud Hoyle mengajukan Teori Keadaan Tetap (Steady
State Theory) sebagai wujud adanya alam semesta. Menurut teori ini, hanya
materi yang ada, dan begitulah adanya sepanjang waktu yang tak terbatas. Dari
pendirian itu, diklaim bahwa alam semesta selalu ada dan tidak diciptakan. Teori
ini dianut oleh kaum materialisme.
Teori Osilasi hampir sama dengan Teori Keadaan Tetap (Steady State Theory)
yang menyatakan bahwa alam semesta tidak ada awal dan tidak ada akhir.
Namun, model osilasi ini mengakui adanya dentuman besar yang
mengakibatkan terjadinya pengembangan, lalu gravitasi akan menyedot
kembali sehingga kempis (collapse) yang kemudian akan padat kembali. Setelah
kembali, selanjutnya terjadi dentuman besar lagi dan mengempis lagi. Dengan
kata lain alam semesta ini berkelakuan melar-menciut-melar-menciut. Begitu
seterusnya.Pendapat bahwa alam semesta sudah ada sejak waktu yang tak
terbatas terkubur ketika abad 20 ditemukan penemuan baru. Sejak tahun 1920-
an, telah muncul bukti tegas bahwa pendapat ini tidak mungkin benar. Para
ilmuwan sekarang merasa pasti bahwa jagat raya tercipta dari ketiadaan, sebagai
hasil suatu ledakan besar yang tak terbayangkan, yang dikenal sebagai Teori
Dentuman Besar (Big Bang)”. Dengan kata lain, alam semesta terbentuk, atau
tepatnya, diciptakan oleh Allah.
6. Abad ke-20 juga menyaksikan kehancuran klaim materialis bahwa
segala sesuatu di jagat raya adalah hasil dari kebetulan dan bukan
rancangan. Riset yang diadakan sejak tahun 1960-an dengan konsisten
menunjukkan bahwa semua keseimbangan fisik alam semesta umumnya
dan bumi kita khususnya dirancang dengan rumit untuk memungkinkan
kehidupan.Teori yang akhirnya diposisikan dan diterima sebagai
pandangan yang ilmiah adalah Teori Dentuman Besar (Big Bang). Teori
ini berpandangan bahwa alam semesta ini pada mulanya terjadi dengan
peledakan. Menurut George Ganow dalam Musthafa (1980), pada saat-
saat permulaan dari timbulnya alam semesta ini, ialah bahwa semua
massa (benda-benda) yang akan membentuk alam semesta seperti
galaxi-galaxi, semua nebula, gas-gas, matahari, bintang-bintang, seluruh
planet dan satelit serta zat-zat kosmos lainnya, berkumpul menjadi satu
di bawah tekanan yang maha tinggi dan sangat kuat, sehingga
menyebabkan pecah dan runtuh berantakan (collapse). Alam semesta
tercipta dari sebuah ledakan kosmis sekitar 10-20 milyar tahun yang lalu
mengakibatkan adanya ekspansi (pengembangan) alam semesta.
Sebelum terjadinya ledakan kosmis tersebut, seluruh ruang materi dan
energi terkumpul dalam sebuah titik.
7. C.Terbentuknya Alam Semesta Menurut Pandangan Islam
Allah menurunkan Al Quran kepada manusia empat belas abad yang lalu.Al Quran mencakup beberapa penjelasan
ilmiah dalam tautan keagamaannya. Beberapa fakta yang baru dapat diungkap dengan teknologi abad ke-21
ternyata telah dinyatakan Allah dalam Al Quran empat belas abad yang lalu.
Dalam Al Quran, terdapat banyak bukti yang memberikan informasi dasar mengenai beberapa hal seperti
penciptaan alam semesta. Kenyataan bahwa dalam Al Quran tersebut sesuai dengan temuan terbaru ilmu
pengetahuan modern adalah hal penting, karena keasesuaian ini menegaskan bahwa Al Quran adalah ” firman
Allah”.
Al Qur’an surat Fussilat ayat 11
Berisi tentang : ” Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya
dan kepada bumi: ”Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya
menjawab: ”Kami datang dengan suka hati”. Kata asap dalam ayat tersebut menurut para ahli tafsir adalah
merupakan kumpulan dari gas-gas dan partikel-partikel halus baik dalam bentuk padat maupun cair pada
tempratur yang tinggi maupun rendah dalam suatu campuran yang lebih atau kurang stabil.
Dalam Al Quran surat Al-Anbiya ayat 30
Berisi tentang : ”Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu
adalah suatu yang padu (sebingkah penuh), kemudian Kami pisahkan antara keduanya.Dan dari air Kami jadikan
segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” .
Matahari adalah benda angkasa yang menyala-nyala yang telah berputar keliling sumbuhnya sejak berjuta-juta
tahun. Dalam proses perputarannya dengan kecepatan tinggi itu, maka terhamburkan bingkah-bingkahan yang
akhirnya menjadi beberapa benda angkasa termasuk bumi. Masing-masing bingkah beredar menurut garis tengah
lingkaran matahari, semangkin lama semangkin bertambah jauh, hingga masing-masingnya menempati garis
edarnya yang sekarang. Dan seterusnya akan tetap beredar dengan teratur sampai batas waktu yang hanya
diketahui oleh Allah S.W.T
8. Kemudian Surat Adz Dzaariyaat ayat 47
Berisi tentang : Dan langit, dengan kekuasaan Kami,Kami bangun dan Kami akan
memuaikannya selebar-lebarnya”. Teori Big Bang juga mengatakan adanya
pemuaian alam semesta secara terus menerus dengan kecepatan maha dahsyat
yang di umpamakan mengembangnya permukaan balon yang sedang ditiup
,yang mengisyaratkan bahwa galaksi akan hancur kembali. Isyarat ini sudah
dijelaskan dalam surat Al-Anbiya (21:104) ”(Yaitu) pada hari Kami gulung langit
sebagai menggulung lembaran - lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah
memulai panciptaan pertama begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu
janji yang pasti Kami tepati; sesungguhnya Kamilah yang akan
melaksanakannya”
Dalam surat Al-Sajda ayat 4
Berisi tentang : ” Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada
di antara mereka dalam enam hari; maka Ia mendirikan sendiri di atas Arsy. Anda
tidak memiliki selain-Nya setiap pelindung atau perantara apapun; Maka apakah
kamu tidak diingatkan?” . Uraian penciptaan langit dan bumi dan apa-apa yang
ada antara keduanya, terdapat dalam surat Fush-Shilat ayat 9,10 dan 12. yang
perincian tafsirannya sebagai berikut: Tahapan pertama penciptaan bumi 2
rangkaian waktu, tahapan kedia penyempurnaan aparat bumi 2 rangkaian waktu,
tahap ketiga penciptaan (angkasa raya) dan planet-planetnya 2 rangkaian waktu.
Jadi terbentuknya alam raya ini terjadi dalam 6 rangkaian waktu atau 6 masa.
9. BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Alam semesta atau jagat raya adalah suatu ruangan yang maha besar yang di
dalamnya terdapat kehidupan yang biotik dan abiotik, serta di dalamnya terjadi
segala peristiwa alam baik yang dapat diungkapkan manusia maupun yang tidak.
Dari pembahasan di atas, dikemukakan beberapa teori dari beberapa ilmuwan
serta dari pandangan Islam berdasarkan Al Quran. Teori terciptanya alam
semesta meliputi Teori Keadaan Tetap (Steady State Theory), Teori Dentuman
Besar (Big Bang) Dan Teori Osilasi. Sedangkan pembentukan tata surya
dibahaskan dalam teori bintang kembar, teori nebular dan teori tidal atau
pasang surut.
Dari sekian banyak teori-teori yang dikemukakan oleh para ilmuwan ternyata
ilmuwan modern menyetujui bahwa teori dentuman besar (Teori Big Bang)
merupakan satu-satunya penjelasan masuk akal dan yang dapat dibuktikan
mengenai asal mula alam semesta dan bagaimana alam semesta muncul
menjadi ada. Namun perlu disadari bahwa jauh sebelum para ahli
mengemukakan teori Big Bang, ayat- ayat Al Quran telah secara jelas
menceritakan bagaimana alam semesta ini terbentuk dalam 6 masa.