Studi ini menunjukkan bahwa latihan fisik berintensitas sedang hingga tinggi secara teratur selama 4 minggu meningkatkan sirkulasi darah kolateral koroner dan kapasitas latihan fisik pada pasien penyakit arteri koroner dibandingkan dengan perawatan biasa. Latihan fisik dapat memperbaiki sirkulasi darah alternatif dan toleransi latihan fisik pada pasien tersebut.
Pertumbuhan Kolateral Koroner dengan Latihan Fisik
1. PERTUMBUHAN KOLATERAL
KORONER DITINGKATKAN
DENGAN LATIHAN FISIK
PERCOBAAN MENGENAI DAMPAK DARI LATIHAN OLAHRAGA INTENSIF PADA SIRKULASI
KOLATERAL KORONER PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT ARTERI KORONER.
A slide by – Luluk Aviyani Dwi Astuti
3. LATAR BELAKANG
• Sirkulasi kolateral koroner yang berkembang dengan baik menyediakan
sumber potensial penyediaan darah pada penyakit arteri koroner “Coronary
Artery Disease” (CAD).
• Percobaan ini dirancang sebagai pembuktian hipotesis bahwa 4 minggu
latihan olahraga intensif dibandingkan dengan perawatan biasa saja
menyebabkan peningkatan dalam aliran darah kolateral dan status klinis
pada pasien dengan CAD.
A slide by – Luluk Aviyani Dwi Astuti
4. SIRKULASI KOLATERAL KORONER
• Sirkulasi kolateral koroner adalah suatu
jalur aliran darah alternatif untuk
mengaliri suatu jaringan atau organ
yang sama, dalam hal ini kor atau
jantung.
• Saluran kolateral koroner terbentuk bila
terjadi sumbatan yang menutup aliran
darah utama tubuh.
A slide by – Luluk Aviyani Dwi Astuti
5. SIRKULASI KOLATERAL KORONER
Ada 2 mekanisme yang berbeda yang dapat aktif dengan adanya
penyumbatan pembuluh:
1. Angiogenesis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
tumbuhnya sel-sel endotel mengakibatkan jaringan kapiler.
2. Arteriogenesis menggambarkan pembesaran pembuluh agunan oleh
peningkatan diameter pembuluh.
A slide by – Luluk Aviyani Dwi Astuti
7. METODE
• Pasien yang memenuhi syarat dengan gejala CAD stabil selama minimal 8
minggu dan usinya >18 dan <76 tahun.
• Pasien secara acak di grup A dilakukan pelatihan di bawah pengawasan 4 kali
sehari selama 30 menit, 5 kali seminggu untuk total 4 minggu. Program
pelatihan ini dirancang sebagai pelatihan intensitas tinggi.
• Pasien kelompok B dilakukan 6 sesi latihan per hari (masing-masing 20
menit) di bawah pengawasan medis sebagai pelatihan intensitas moderat.
• Pasien ditugaskan untuk perawatan biasa (kelompok C)
A slide by – Luluk Aviyani Dwi Astuti
8. METODE
PENGUKURAN CFI
Penilaian aliran kolateral koroner
dengan kateterisasi koroner dengan
kawat tekanan selama gangguan aliran
pembuluh target dengan balon oklusi.
A slide by – Luluk Aviyani Dwi Astuti
9. CFI dapat dikalkulasikan dengan cara berikut:
CFI = (Poccl − CVP) / (Pao − CVP)
Poccl mengindikasikan rata-rata tekanan oklusi koroner; Pao, berarti
tekanan aorta; dan CVP, tekanan vena sentral.
A slide by – Luluk Aviyani Dwi Astuti
10. METODE
• Semua pasien tersebut menjalani tes
latihan kardiopulmonar pada sepeda
ergospirometer untuk menentukan
kapasitas latihan individu dan puncak
pengambilan oksigen (VO2)
A slide by – Luluk Aviyani Dwi Astuti
11. HASIL
• Setelah 4 minggu, Indeks aliran kolateral coroner “Coronary Collateral Flow
Index” (CFI) meningkat secara signifikan sebagai akibat dari intensitas tinggi
dan latihan dengan intensitas sedang, sedangkan CFI pada kelompok kontrol
relatif tidak berubah.
• Latihan intensitas tinggi tidak menyebabkan CFI lebih besar dari pelatihan
intensitas sedang.
• Setelah 4 minggu, VO2 puncak meningkat secara signifikan berikut intensitas
tinggi dan latihan intensitas sedang dibandingkan dengan perawatan biasa
A slide by – Luluk Aviyani Dwi Astuti
12. PERUBAHAN CFI DARI PEMBULUH TARGET
• Grup A dengan intensitas latihan tinggi
menunjukkan peningkatan 39,4%
• Grup B dengan intensitas latihan moderat
menunjukkan peningkatan 41,3%
• Grup C dengan perawatan biasa tidak
menunjukkan peningkatan signifikan hanya
0,7%
A slide by – Luluk Aviyani Dwi Astuti
13. KESIMPULAN
• Intensitas latihan moderat sampai tinggi yang dilakukan menghasilkan peningkatan
yang signifikan dalam indeks aliran darah kolateral, dibandingkan dengan
perawatan biasa. Oleh karena itu, stimulasi konsisten saluran kolateral oleh latihan
memiliki manfaat klinis penting untuk pasien.
• Selain itu, pelatihan olahraga teratur menyebabkan peningkatan yang signifikan
dalam kapasitas latihan fisik, puncak VO2 dalam ergospirometri. Hal ini dapat
diharapkan akan meningkat memungkinkan sel iskemik untuk bertahan hidup.
• Penelitian ini memberikan wawasan baru ke dalam peran latihan fisik secara teratur
pada pasien dengan CAD sebagai rekomendasi pencegahan sekunder.
A slide by – Luluk Aviyani Dwi Astuti
Hinweis der Redaktion
Penyakit arteri koroner atau yang dikenal juga sebagai penyakit jantung arteriosklerosis, penyakit jantung koroner, atau penyakit jantung iskemik adalah suatu penyakit yang terjadi ketika ada penyumbatan parsial aliran darah ke jantung.
Masalah ini dapat berdampak pada penumpukan plak di arteri. Ini disebut arteriosklerosis yang merupakan pengerasan pembuluh darah. Hal ini dapat mengakibatkan penggumpalan darah yang dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke.
sirkulasi peredaran alternatif di sekitar arteri yang tersumbat atau vena melalui pembuluh terdekat minor. [1] cabang yang terbentuk antara pembuluh darah yang berdekatan. Ini mungkin timbul dari kondisi patologis seperti kemacetan atau iskemia.
Bila terjadi sumbatan pada arteri koronaria yang mengaliri jantung kita, maka arteri koroner yang lebih kecil akan mengembangkan jalur pembuluh darah baru di sekitar sumbatan dengan tujuan agar jantung tetap mendapat suplai darah dan oksigen.
VO2 max adalah kapasitas maksimum tubuh untuk menyalurkan dan menggunakan oksigen saat olahraga intens, yang mencerminkan tingkat kebugaran fisik seseorang.