3. Infertilitas adalah
ketidakmampuan untuk hamil
setelah sekurang-kurangnya
satu tahun berhubungan
seksual sedikitnya empat kali
seminggu tanpa kontrasepsi
( Strigh B, 2005 : 5 )
4. Infertilitas adalah bila pasangan suami istri,
setelah bersanggama secara teratur 2-3 kali
seminggu, tanpa memakai metode
pencegahan belum mengalami kehamilan
selama satu tahun (Mansjoer, 2004 : 389).
6. Infertilitas primer
Kalau istri belum pernah hamil walaupun
bersanggama tanpa usaha kontrasepsi dan
dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan
selama dua belas bulan.
7. Infertilitas sekunder
kalau istri pernah hamil, namun kemudian
tidak terjadi kehamilan lagi walaupun
bersanggama tanpa usaha kontrasepsi dan
dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan
selama dua belas bulan.
8. Penyebab Infertilitas
dibagi menjadi tiga kelompok :
1. satu pertiga masalah terkait pada wanita
2. satu pertiga pada pria
3. satu pertiga kombinasi
9. Infertilitas pada
wanita a. Masalah vagina
b. Masalah serviks
c. Masalah uterus
d. Masalah tuba
e. Masalah ovarium
10. Masalah vagina
Infeksi vagina seperti vaginitis, trikomonas vaginalis yang
hebat akan menyebabkan infeksi lanjut pada portio, serviks,
endometrium bahkan sampai ke tuba yang dapat
menyebabkan gangguan pergerakan dan penyumbatan pada
tuba sebagai organ reproduksi vital untuk terjadinya konsepsi.
Disfungsi seksual yang mencegah penetrasi penis, atau
lingkungan vagina yang sangat asam, yang secara nyata dapat
mengurangi daya hidup sperma ( Stright B, 2005 : 60 ).
11. Masalah serviks
Gangguan pada setiap perubahan
fisiologis yang secara normal terjadi
selama periode praovulatori dan
ovulatori yang membuat lingkungan
serviks kondusif bagi daya hidup
sperma misalnya peningkatan
alkalinitas dan peningkatan sekresi
( Stright B, 2005, hal. 60 ).
12. Masalah
uterus
Nidasi ovum yang telah dibuahi terjadi
di endometrium. Kejadian ini tidak
dapat berlangsung apabila ada patologi
di uterus. Patologi tersebut antara lain
polip endometrium, adenomiosis,
mioma uterus atau leiomioma.
Kelainan-kelainan tersebut dapat
mengganggu implantasi, pertumbuhan,
nutrisi serta oksigenisasi janin (
Wiknjosastro, 2002 : 509 ).
13. Masalah tuba
Apabila terjadi masalah dalam saluran reproduksi wanita
tersebut, maka dapat menghambat pergerakan ovum ke uterus,
mencegah masuknya sperma atau menghambat implantasi ovum
yang telah dibuahi. Sumbatan di tuba fallopi merupakan salah
satu dari banyak penyebab infertilitas. Infertilitas yang
berhubungan dengan masalah tuba ini yang paling menonjol
adalah adanya peningkatan insiden penyakit radang panggul (
pelvic inflammatory disease –PID). PID ini menyebabkan jaringan
parut yang memblok kedua tuba fallopi.
14. Masalah ovarium
Dalam hal ini masalah ovarium yang dapat mempengaruhi
infertilitas yaitu kista atau tumor ovarium, penyakit
ovarium polikistik, endometriosis, atau riwayat
pembedahan yang mengganggu siklus ovarium. Dari
perspektif psikologis, terdapat juga suatu korelasi antara
hyperprolaktinemia dan tingginya tingkat stress diantara
pasangan yang mempengaruhi fungsi hormone.(
Handersen C & Jones K, 2006 : 86 ).
15. Infertilitas pada pria
a. Faktor koitus pria
b. Masalah ejakulasi
c. Faktor lain
d. Faktor pekerjaan
16. Faktor koitus pria
Faktor-faktor ini meliputi spermatogenesis abnormal, motilitas
abnormal, kelainan anatomi, gangguan endokrin dan disfungsi
seksual. Kelaianan anatomi yang mungkin menyebabkan infertilitas
adalah tidak adanya vasdeferens kongenital, obstruksi vasdeferensi
dan kelainan kongenital system ejakulasi. Spermatogenesis
abnormal dapat terjadi akibat orkitis karena mumps, kelainan
kromosom, terpajan bahan kimia, radiasi atau varikokel ( Benson R
& Pernoll M, 2009 : 680 ).
18. Faktor lain
Adapun yang berpengaruh terhadap produksi
sperma atau semen adalah infeksi yang
ditularkan melalui hubungan seksual, stress,
nutrisi yang tidak adekuat, asupan alkohol
berlebihan dan nikotin.
19. Faktor pekerjaan
Produksi sperma yang optimal membutuhkan
suhu di bawah temperature tubuh,
Spermagenesis diperkirakan kurang efisien pada
pria dengan jenis pekerjaan tertentu, yaitu pada
petugas pemadam kebakaran dan pengemudi
truk jarak jauh ( Henderson C & Jones K, 2006 :
89).
20. Masalah interaktif
Berupa masalah yang berasal dari penyebab
spesifik untuk setiap pasangan meliputi :
frekuensi sanggama yang tidak memadai, waktu
sanggama yang buruk, perkembangan antibody
terhadap sperma pasangan dan ketidakmampuan
sperma untuk melakukan penetrasi ke sel telur (
Stritgh B, 2005 : 61 ).
22. USIA
Faktor usia sangat berpengaruh pada kesuburan
seorang wanita. Selama wanita masih dalam masa
reproduksi yang berarti mengalami haid yang teratur,
kemungkinan masih bisa hamil. Akan tetapi seiring
dengan bertambahnya usia maka kemampuan indung
telur untuk menghasilkan sel telur akan mengalami
penurunan.
23. • Pada pria dengan bertambahnya usia juga
menyebabkan penurunan kesuburan. Meskipun pria
terus menerus memproduksi sperma sepanjang
hidupnya, akan tetapi morfologi sperma mereka mulai
menurun.
• Selain itu usia yang semakin tua juga mempengaruhi
kualitas sperma ( Kasdu, 2001:63 ).
24. Masalah reproduksi
perempuan yang melahirkan dengan operasi
caesar, dapat menyebabkan jaringan parut yang
mengarah pada penyumbatan tuba. Masalah lain
yang juga berperan dalam reproduksi yaitu
ovulasi tidak teratur, gangguan pada kelenjar
pituitary dan penyumbatan saluran sperma.
25. Faktor gaya hidup
• Perubahan pada faktor gaya hidup juga dapat berdampak pada
kemampuan setiap pasangan untuk dapat menghamili atau hamil
lagi. Wanita dengan berat badan yang berlebihan sering mengalami
gangguan ovulasi, karena kelebihan berat badan dapat
mempengaruhi estrogen dalam tubuh dan mengurangi kemampuan
untuk hamil. Pria yang berolah raga secara berlebihan juga dapat
meningkatkan suhu tubuh mereka yang mempengaruhi
perkembangan sperma dan penggunaan celana dalam yang ketat
juga mempengaruhi motilitas sperma ( Kasdu, 2001:66 ).
27. A. Wanita
1. Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendir serviks puncak dan
waktu yang tepat untuk coital
2. Pemberian terapi obat, seperti
Stimulant ovulasi, baik untuk gangguan yang disebabkan oleh supresi
hipotalamus, peningkatan kadar prolaktin, pemberian tsh .
Terapi penggantian hormon
Glukokortikoid jika terdapat hiperplasi adrenal
Penggunaan antibiotika yang sesuai untuk pencegahan dan
penatalaksanaan infeksi dini yang adekuat
28. 3. GIFT ( gemete intrafallopian transfer )
4. Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba
yang rusak secara luas
5. Bedah plastic misalnya penyatuan uterus bikonuate,
6. Pengangkatan tumor atau fibroi
7. Eliminasi vaginitis atau servisitis dengan antibiotika
atau kemoterapi
29. B. Pria
1. Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah
antibodi autoimun, diharapkan kualitas sperma meningkat
2. Agen antimikroba
3. Testosterone Enantat dan Testosteron Spionat untuk
stimulasi kejantanan
4. HCG secara i.m memperbaiki hipoganadisme
5. FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis
30. Lanj..
6. Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau
hipotalamus
7. Klomifen dapat diberikan untuk mengatasi subfertilitas idiopatik
8. Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperm
9. Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti,
perbaikan nutrisi, tidak membiasakan penggunaan celana yang panas
dan ketat
10. Perhatikan penggunaan lubrikans saat coital, jangan yang mengandung
spermatisida.
31. PENCEGAHAN INFERTILITAS
a. Berbagai macam infeksi diketahui menyebabkan infertilitas terutama
infeksi prostate, buah zakar, maupun saluran sperma. Karena itu, setiap
infeksi didaerah tersebut harus ditangani serius (Steven RB,1985).
b. Beberapa zat dapat meracuni sperma. Banyak penelitihan menunjukan
pengaruh buruk rokok terhadap jumlah dan kualitas sperma (Steven
RB,1985).
c. Alcohol dalam jumlah banyak dihubungkan dengan rendahnya kadar
hormone testosterone yang tentunya akan menganggu pertumbuhan
sperma (Steven RB,1985).
d. Berperilaku sehat (Dewhurst,1997).