SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 24
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Menurut kamus Black Law, kecurangan (fraud) adalah suatu perbuatan
yang bertujuan untuk menguntungkan diri sendiri, yang dilakukan dengan
cara yang melanggar hukum dan merugikan orang/pihak lain. Kemudian
sebagaimana diperkenalkan oleh Association of Certified Fraud Examiners
(ACFE) dalam salah satu publikasinya yang populer yaitu pohon
kecurangan (fraud tree), salah satu bentuk kecurangan adalah korupsi.
PENCEGAHANKORUPSI
DIDUNIAUSAHA
2
Di Indonesia, korupsi dipahami secara terbatas
sebagai bentuk tindak pidana yang berhubungan
dengan keuangan Negara di sektor publik
(pemerintahan) dan melibatkan pejabat publik. Namun
demikian, praktik korupsi dapat ditemukan di manapun,
baik dalam sektor publik, swasta, dan pelakunya pun
mulai dari staf hingga direksi, pimpinan atau bahkan
pemilik korporasi. Selain itu, modusnya pun bervariasi
dari yang sederhana hingga kompleks seperti
menyembunyikan hasil kejahatan di berbagai negara.
Sebagaimana rencana perubahan Undang-Undang
Tindak Pidana Korupsi terkait adopsi UNCAC bahwa
pada masa mendatang fraud yang terjadi di kalangan
swasta akan termasuk dalam definisi korupsi.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
3
Praktik bisnis yang bersih dari korupsi akan
melindungi korporasi dan setiap insan
korporasi, baik dari pegawai hingga
pimpinan. Dengan melakukan pencegahan
korupsi, dapat menghindarkan korporasi dan
insan korporasi dari dampak negatif
misalnya hukuman penjara (badan), kerugian
finansial, rusaknya nama baik (reputasi),
kehilangan klien/pelanggan, serta besarnya
biaya investigasi dan litigasi bila perkara
dibawa ke dalam ranah penegakan hukum.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
4
Korupsi harus dipahami sebagai
bentuk kecurangan yang dapat
merugikan korporasi. Risiko yang
timbul jika korporasi melakukan
korupsi atau terlibat dalam korupsi,
tidak hanya berupa risiko finansial
tetapi juga seperti hilangnya
kepercayaan publik (investor,
konsumen, regulator), rusaknya
reputasi, dan risiko hukum.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
5
Pengertian korporasi yang dimaksud dalam Pasal 1
Peraturan Mahkamah Agung Nomor 13 Tahun 2016
yang selanjutnya disebut Perma 13/2016 yaitu: (a)
Korporasi adalah kumpulan orang dan/atau kekayaan
yang terorganisir, baik merupakan badan hukum
maupun bukan badan hokum; (b) Korporasi induk
(parent company) adalah perusahaan berbadan
hukum yang memiliki dua atau lebih anak perusahaan
yang disebut perusahaan subsidairi yang juga
memiliki status badan hukum sendiri (c) Perusahaan
subsidairi (subsidiary company) atau perusahaan-
perusahaan berbadan hukum yang mempunyai
hubungan (sister company) adalah perusahaan yang
dikontrol atau dimiliki oleh satu perusahaan induk.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
6
Pihak lain adalah orang di luar lingkungan
korporasi yang mendapat kuasa khusus dari
korporasi untuk melakukan perbuatan
tertentu. Definisi mengenai Pihak lain merujuk
pada Pasal 1 ayat 12 Perma 13/2016, yaitu:
Hubungan lain adalah hubungan antara
pengurus dan/atau korporasi dengan orang
dan/atau korporasi lain sehingga menjadikan
pihak lain tersebut bertindak untuk
kepentingan pihak pertama berdasarkan
perikatan, baik tertulis maupun tidak tertulis.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
7
Komitmen diletakkan sebagai fondasi
dalam menjalankan upaya pencegahan
korupsi. Komitmen pimpinan
merupakan hal mendasar dalam
keberhasilan pelaksanaan upaya
pencegahan korupsi. Komitmen
pimpinan akan menentukan arah
upaya pencegahan korupsi dalam
suatu korporasi, yang tercermin dalam
kebijakan dan strategi korporasi.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
8
Korporasi menjalankan berbagai aktivitas untuk
mencegah korupsi sesuai dengan rencana yang telah
disusun. Secara garis besar, panduan ini memuat bentuk-
bentuk aktivitas yang harus dilakukan oleh korporasi
dalam mencegah korupsi. Korporasi dapat menjalankan
aktivitas tersebut sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan masing-masing korporasi. Berbagai bentuk
aktivitas pencegahan korupsi di antaranya yaitu: (a)
Klausul anti korupsi; (b) Uji tuntas; (c) Pengaturan praktik
pemberian/ penerimaan fasilitas, hadiah, sponsor dan
gratifikasi; (d) Pengaturan kontribusi dan donasi politik;
(e) Penyediaan layanan pengaduan; (f) Pengaturan
konflik kepentingan; (g) Pengendalian transaksi
keuangan; (h) Komunikasi; (i) Pelatihan Berkelanjutan.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
9
Agar upaya pencegahan korupsi dilakukan dengan
efektif dan menyeluruh, maka korporasi perlu
melakukan perencanaan. Dalam melakukan
perencanaan, korporasi harus: (a) Memahami
peraturan perundangan yang mengatur pemidanaan
korporasi; (b) Mengidentifikasi risiko korupsi yang
dapat berdampak bagi korporasi Dalam
perencanaan pencegahan korupsi dilakukan dengan
pendekatan berbasis risiko (risk based approach);
(c) Dengan mengetahui peta risiko korupsi,
korporasi dapat membuat peraturan mengenai hal-
hal yang diperlukan untuk mencegah korupsi sesuai
dengan tujuan yang sudah ditetapkan.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
10
Pada tahap evaluasi, korporasi akan
mengecek kembali tahapan yang telah
dilakukan, dari perencanaan hingga
pelaksanaan. Evaluasi dilakukan untuk
memastikan bahwa upaya yang dilakukan
korporasi sesuai dengan sasaran dan
tujuan yang telah ditetapkan. Jika
ditemukan kekurangan atau
ketidaksesuaian, maka dapat
ditindaklanjuti di tahap berikutnya yaitu
perbaikan.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
11
Fokus selanjutnya adalah fungsi korektif. Jika
tahapan-tahapan sebelumnya dilaksanakan
dengan baik, maka siklusnya
perencanaanpelaksanaan-evaluasi dapat
diulang. Akan tetapi jika terdapat
ketidaksesuaian, penyimpangan atau ada
perubahan yang mempengaruhi upaya
pencapaian sasaran dan tujuan, maka perlu
dilakukan perbaikan atau penyesuaian. Dengan
langkah korektif, diharapkan tercapai
konsistensi dan kesinambungan dalam
pencegahan korupsi.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
12
Kemudian respon menjadi tahapan
penting karena menjadi pilihan solusi
atas tantangan persaingan bisnis yang
tidak kompetitif yang dihadapi oleh
korporasi yang telah menjalankan seluruh
siklus pencegahan korupsi ini. Tahapan
respon melalui aksi kolektif dan lapor
diharapkan dapat mendukung penegakan
hukum di Indonesia sehingga dapat
menciptakan iklim usaha yang kondusif.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
13
Data menunjukkan bahwa hampir 70%
kasus tindak pidana korupsi yang
ditangani KPK melibatkan pelaku usaha,
pejabat publik dan anggota legislatif .
Sedangkan dari jenis perkara, hampir 80%
kasus berhubungan dengan penyuapan
dan pengadaan. Mencermati data
tersebut, dapat disimpulkan bahwa
keterlibatan korporasi dalam tindak pidana
korupsi di Indonesia cukup signifikan.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
14
Hasil riset Transparency Internasional
menunjukkan bahwa hanya 38%
korporasi yang memiliki program
pencegahan korupsi. Kemudian hasil
penilaian daya saing antarnegara yang
dilakukan oleh World Economic Forum
(WEF), juga menyebutkan bahwa korupsi
masih menempati peringkat pertama
sebagai salah satu penghambat
kemudahan berbisnis di Indonesia.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
15
Maka dari itu, sudah saatnya korporasi
terlibat aktif dalam upaya pencegahan
korupsi di Indonesia. Jika ingin berbisnis
dengan mudah, bersih dan berdaya saing,
pencegahan korupsi harus dilakukan mulai
dari dalam lingkungan korporasi. Suatu
korporasi yang berusaha untuk patuh dan
membangun bisnis berintegritas tidak
selayaknya menanggung beban dari
korporasi-korporasi lain yang berlaku
curang dan koruptif.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
16
Ketentuan yang termuat dalam Undang-undang
Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi (selanjutnya disebut UU Tipikor)
menunjukkan bahwa korporasi dapat menjadi
pelaku tindak pidana korupsi dan/atau pihak
yang diuntungkan dari tindak pidana tersebut.
Dalam hal tindak pidana korupsi dilakukan oleh
atau atas nama suatu korporasi, maka tuntutan
dan penjatuhan pidana dapat dilakukan
terhadap korporasi dan atau pengurusnya.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
17
Sesuai dengan penjelasan Pasal 20 ayat
(1) UU Tipikor, yang dimaksud dengan
“pengurus” adalah organ korporasi yang
menjalankan kepengurusan korporasi yang
bersangkutan sesuai dengan anggaran
dasar, termasuk mereka yang dalam
kenyataannya memiliki kewenangan dan
ikut memutuskan kebijakan korporasi yang
dapat dikualifikasikan sebagai tindak
pidana korupsi.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
18
Selanjutnya Pasal 20 ayat (2) UU Tipikor menyebutkan
bahwa Tindak pidana korupsi dilakukan oleh korporasi
apabila tindak pidana tersebut dilakukan oleh orang-orang
baik berdasarkan hubungan kerja maupun berdasarkan
hubungan lain, bertindak dalam Lingkungan korporasi
tersebut baik sendiri maupun bersama-sama. Penjelasan
tersebut mengandung doktrin vicarious liability, yaitu
suatu konsep pertanggungjawaban pidana yang
diakibatkan dari adanya hubungan kerja atau hubungan
lain sehingga menyebabkan seseorang/korporasi dapat
dikenai pidana atas kesalahan yang diperbuat orang lain.
Jika korporasi ataupun pengurus korporasi tidak ingin
terjerat tindak pidana korupsi, maka upaya-upaya
pencegahan korupsi mutlak dilakukan.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
19
Korporasi dapat menjadi pelaku dan/atau
pihak yang diuntungkan dari tindak pidana
korupsi. Hasil yang diperoleh dari perbuatan
pidana tersebut seringkali digunakan,
dinikmati dan/atau disembunyikan agar
korporasi dapat lolos dari jeratan hukum.
Akan tetapi, dengan menggunakan,
menikmati dan/atau menyembunyikan hasil
tindak pidana korupsi, maka korporasi telah
melakukan (menjadi pelaku) tindak pidana
pencucian uang.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
20
Tidak hanya terbatas pada
menggunakan dan membelanjakan,
bahkan pihak yang mengetahui
kecurangan tersebut dan menerima
sebagian kecil dari perolehan hasil
kejahatan (misalnya: yang didapat
dari hasil manipulasi tender dalam
suatu korporasi), sudah memenuhi
unsur tindak pidana pencucian uang.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
21
Kemudian, selain sebagai pelaku, korporasi juga
berpotensi menjadi korban pelaku tindak pidana
pencucian uang. Apabila terdapat aliran dana yang
masuk ke dalam korporasi yang berasal dari tindak
pidana, maka korporasi tetap dapat dimintakan
pertanggungjawaban atas tindak pidana tersebut.
Dengan demikian, semakin jelas bahwa tindak
pidana korupsi berkaitan erat dengan tindak
pidana pencucian uang. Tentunya, suatu korporasi
tidak ingin menjadi korban dengan menanggung
dampak yang timbul akibat perbuatan tindak
pidana yang dilakukan oleh pihak lain.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
22
Pencegahan korupsi dalam korporasi dimulai dari adanya
suatu komitmen atas nilai anti-korupsi. Nilai ini harus
diwujudkan ke dalam suatu komitmen tertulis yang
diprakarsai oleh jajaran atas atau manajemen puncak
korporasi seperti pemilik, direksi, dan komisaris. posisi
manajamen puncak ini merupakan kunci strategis dalam
penerapan sistem pencegahan korupsi. Manajemen puncak
harus mendeklarasikan komitmennya dalam rangka
pencegahan korupsi di korporasi yang dipimpinnya. Selain
komitmen manajemen puncak, korporasi harus mewajibkan
seluruh pegawai membuat dan/ atau menandatangani surat
pernyataan tidak melakukan aktifitas terkait kecurangan,
korupsi, dan pencucian uang. Asosiasi usaha juga patut
mendorong komitmen dan kebijakan anti-korupsi agar
diterapkan di korporasi-korporasi yang dinaunginya.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
23
Berdasarkan Pasal 4 ayat (2) poin c Perma
13/2016, bahwa salah satu bentuk kesalahan
korporasi yang dapat dimintakan
pertanggungjawaban pidana adalah jika korporasi
tidak melakukan upaya pencegahan, mencegah
dampak yang lebih besar, dan memastikan
kepatuhan terhadap ketentuan hukum yang
berlaku guna menghindari terjadinya tindak
pidana. Dengan demikian, jika korporasi terlibat
dalam tindak pidana korupsi, suatu korporasi
dapat dimintakan pertanggungjawaban pidana
jika tidak melakukan upaya Pencegahan korupsi.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
24
Manajemen puncak dapat menyusun deklarasi
komitmen anti-korupsi untuk kepentingan internal dan
eksternal korporasi. Komitmen anti-korupsi internal
merupakan komitmen tertulis yang disepakati seluruh
jajaran korporasi dari manajemen puncak hingga unit
terkecil di dalam struktur organisasi korporasi.
Komitmen anti-korupsi eksternal merupakan
komitmen tertulis yang disepakati oleh korporasi
bersama dengan pihak ketiga seperti vendor
perusahaan. Selain deklarasi, komitmen harus
memuat pelarangan atas segala bentuk korupsi dan
kewajiban untuk menjaga norma hukum, moral, dan
etika. Komitmen anti-korupsi ini diimplementasikan ke
dalam bentuk kebijakan dan peraturan perusahaan.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australiaPerbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
Chaing Saing
 
Presentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di IndonesiaPresentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
ARY SETIADI
 
Bab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negara
Bab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negaraBab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negara
Bab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negara
natal kristiono
 

Was ist angesagt? (20)

Upaya Pemberantasan Korupsi
Upaya Pemberantasan KorupsiUpaya Pemberantasan Korupsi
Upaya Pemberantasan Korupsi
 
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australiaPerbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
 
Ppt pr kelompok 1
Ppt pr kelompok 1Ppt pr kelompok 1
Ppt pr kelompok 1
 
Pendidikan anti korupsi
Pendidikan anti korupsiPendidikan anti korupsi
Pendidikan anti korupsi
 
Bab 4 dampak korupsi
Bab 4 dampak korupsiBab 4 dampak korupsi
Bab 4 dampak korupsi
 
Ppt Penyebaran Berita Hoax Melalui Internet
Ppt Penyebaran Berita Hoax Melalui InternetPpt Penyebaran Berita Hoax Melalui Internet
Ppt Penyebaran Berita Hoax Melalui Internet
 
bab 2 proposal kuantitatif
bab 2 proposal kuantitatifbab 2 proposal kuantitatif
bab 2 proposal kuantitatif
 
Presentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di IndonesiaPresentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
 
Berita dan press realese
Berita dan press realeseBerita dan press realese
Berita dan press realese
 
Contoh kasus penegakkan hukum indonesia
Contoh kasus penegakkan hukum indonesiaContoh kasus penegakkan hukum indonesia
Contoh kasus penegakkan hukum indonesia
 
Good Corporate Governance
Good Corporate GovernanceGood Corporate Governance
Good Corporate Governance
 
Analisis Berita yang Melanggar Kode Etik Jurnalistik
Analisis Berita yang Melanggar Kode Etik JurnalistikAnalisis Berita yang Melanggar Kode Etik Jurnalistik
Analisis Berita yang Melanggar Kode Etik Jurnalistik
 
Komunikasi Interpersonal
Komunikasi InterpersonalKomunikasi Interpersonal
Komunikasi Interpersonal
 
PPT LAPORAN MAGANG.pptx
PPT LAPORAN MAGANG.pptxPPT LAPORAN MAGANG.pptx
PPT LAPORAN MAGANG.pptx
 
Bab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negara
Bab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negaraBab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negara
Bab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negara
 
Ppt Demokrasi Indonesia
Ppt Demokrasi IndonesiaPpt Demokrasi Indonesia
Ppt Demokrasi Indonesia
 
LANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIALANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
 
Fungsi, tugas dan tujuan public relation
Fungsi, tugas dan tujuan public relationFungsi, tugas dan tujuan public relation
Fungsi, tugas dan tujuan public relation
 
Kelembagaan Kehumasan Pemerintah
Kelembagaan Kehumasan PemerintahKelembagaan Kehumasan Pemerintah
Kelembagaan Kehumasan Pemerintah
 
Anti Korupsi
Anti KorupsiAnti Korupsi
Anti Korupsi
 

Ähnlich wie Pencegahan Korupsi di Dunia Usaha

Hbl,anindia putri,hapzi ali, anti monopoli dan persaingan bisnis tidak sehat,...
Hbl,anindia putri,hapzi ali, anti monopoli dan persaingan bisnis tidak sehat,...Hbl,anindia putri,hapzi ali, anti monopoli dan persaingan bisnis tidak sehat,...
Hbl,anindia putri,hapzi ali, anti monopoli dan persaingan bisnis tidak sehat,...
anindiaputri762
 

Ähnlich wie Pencegahan Korupsi di Dunia Usaha (20)

BE & GG. 13,Monica Rizki Lestari_Hapzi Ali,Coruption and Fraud, Universitas M...
BE & GG. 13,Monica Rizki Lestari_Hapzi Ali,Coruption and Fraud, Universitas M...BE & GG. 13,Monica Rizki Lestari_Hapzi Ali,Coruption and Fraud, Universitas M...
BE & GG. 13,Monica Rizki Lestari_Hapzi Ali,Coruption and Fraud, Universitas M...
 
BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Corruption and Fraud, Universitas Mercubuan...
BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Corruption and Fraud, Universitas Mercubuan...BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Corruption and Fraud, Universitas Mercubuan...
BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Corruption and Fraud, Universitas Mercubuan...
 
pertanggung jawaban pidana korporasi dalam tindak pidana ilegal fishing di wi...
pertanggung jawaban pidana korporasi dalam tindak pidana ilegal fishing di wi...pertanggung jawaban pidana korporasi dalam tindak pidana ilegal fishing di wi...
pertanggung jawaban pidana korporasi dalam tindak pidana ilegal fishing di wi...
 
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ BE & GG Minggu 13 Corrupti...
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA   “ BE & GG Minggu 13 Corrupti...BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA   “ BE & GG Minggu 13 Corrupti...
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ BE & GG Minggu 13 Corrupti...
 
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ BE & GG Minggu 13 Corrupti...
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA   “ BE & GG Minggu 13 Corrupti...BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA   “ BE & GG Minggu 13 Corrupti...
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ BE & GG Minggu 13 Corrupti...
 
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ BE & GG Minggu 13 Corrupti...
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA   “ BE & GG Minggu 13 Corrupti...BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA   “ BE & GG Minggu 13 Corrupti...
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ BE & GG Minggu 13 Corrupti...
 
Penyebab kegagalan birokrasi di indonesia
Penyebab kegagalan birokrasi di indonesiaPenyebab kegagalan birokrasi di indonesia
Penyebab kegagalan birokrasi di indonesia
 
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali,Corruption & Fraud,Universitas Mercu Buana, 2017
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali,Corruption & Fraud,Universitas Mercu Buana, 2017BE & GG, Warinah, Hapzi Ali,Corruption & Fraud,Universitas Mercu Buana, 2017
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali,Corruption & Fraud,Universitas Mercu Buana, 2017
 
Be & gg, bonita, hapzi ali, corruption and fraud , universitas mercu buan...
Be & gg, bonita, hapzi ali, corruption and fraud , universitas mercu buan...Be & gg, bonita, hapzi ali, corruption and fraud , universitas mercu buan...
Be & gg, bonita, hapzi ali, corruption and fraud , universitas mercu buan...
 
Forum quiz be & gg minggu 13,waldy gagantika,hapzi ali, corruption dan fr...
Forum quiz be & gg minggu 13,waldy gagantika,hapzi ali, corruption dan fr...Forum quiz be & gg minggu 13,waldy gagantika,hapzi ali, corruption dan fr...
Forum quiz be & gg minggu 13,waldy gagantika,hapzi ali, corruption dan fr...
 
be dan gg, prof. dr. ir. hapzi ali, cma, KKN
be dan gg, prof. dr. ir. hapzi ali, cma, KKNbe dan gg, prof. dr. ir. hapzi ali, cma, KKN
be dan gg, prof. dr. ir. hapzi ali, cma, KKN
 
Anti perilaku korup
Anti perilaku korupAnti perilaku korup
Anti perilaku korup
 
Antikorupsiii
AntikorupsiiiAntikorupsiii
Antikorupsiii
 
Solusi Pencegahan korupsi : Formula Vaksin Anti Korupsi
Solusi Pencegahan korupsi : Formula Vaksin Anti KorupsiSolusi Pencegahan korupsi : Formula Vaksin Anti Korupsi
Solusi Pencegahan korupsi : Formula Vaksin Anti Korupsi
 
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. fraud dan korupsi. unive...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. fraud dan korupsi. unive...Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. fraud dan korupsi. unive...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. fraud dan korupsi. unive...
 
Hbl,anindia putri,hapzi ali, anti monopoli dan persaingan bisnis tidak sehat,...
Hbl,anindia putri,hapzi ali, anti monopoli dan persaingan bisnis tidak sehat,...Hbl,anindia putri,hapzi ali, anti monopoli dan persaingan bisnis tidak sehat,...
Hbl,anindia putri,hapzi ali, anti monopoli dan persaingan bisnis tidak sehat,...
 
Be & gg, fikri aulawi, 551117110125, prof. dr. ir. hapzi ali, cma, korupsi ko...
Be & gg, fikri aulawi, 551117110125, prof. dr. ir. hapzi ali, cma, korupsi ko...Be & gg, fikri aulawi, 551117110125, prof. dr. ir. hapzi ali, cma, korupsi ko...
Be & gg, fikri aulawi, 551117110125, prof. dr. ir. hapzi ali, cma, korupsi ko...
 
BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Corruption & Fraud, Universitas Mercub...
BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Corruption & Fraud, Universitas Mercub...BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Corruption & Fraud, Universitas Mercub...
BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Corruption & Fraud, Universitas Mercub...
 
01. Bahan Paparan Gambaran Umum FCP.pptx
01. Bahan Paparan Gambaran Umum FCP.pptx01. Bahan Paparan Gambaran Umum FCP.pptx
01. Bahan Paparan Gambaran Umum FCP.pptx
 
Be & gg, muh agus priyetno, prof dr ir hapzi, corruption dan fraud, unive...
Be & gg, muh agus priyetno, prof dr ir hapzi, corruption dan fraud, unive...Be & gg, muh agus priyetno, prof dr ir hapzi, corruption dan fraud, unive...
Be & gg, muh agus priyetno, prof dr ir hapzi, corruption dan fraud, unive...
 

Mehr von Lestari Moerdijat

Mehr von Lestari Moerdijat (20)

Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi Covid-19
Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi Covid-19Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi Covid-19
Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi Covid-19
 
Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi COVID-19
Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi COVID-19Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi COVID-19
Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi COVID-19
 
Jenis Masker dan Keberadaannya
Jenis Masker dan KeberadaannyaJenis Masker dan Keberadaannya
Jenis Masker dan Keberadaannya
 
Anti Panik Hadapi COVID-19
Anti Panik Hadapi COVID-19Anti Panik Hadapi COVID-19
Anti Panik Hadapi COVID-19
 
3 Langkah Penting Hadapi COVID-19
3 Langkah Penting Hadapi COVID-193 Langkah Penting Hadapi COVID-19
3 Langkah Penting Hadapi COVID-19
 
Perbedaan Gejala Corona Dengan Pilek dan Flu
Perbedaan Gejala Corona Dengan Pilek dan FluPerbedaan Gejala Corona Dengan Pilek dan Flu
Perbedaan Gejala Corona Dengan Pilek dan Flu
 
Isolasi Diri Hadapi COVID-19
Isolasi Diri Hadapi COVID-19Isolasi Diri Hadapi COVID-19
Isolasi Diri Hadapi COVID-19
 
Jarak Sosial dan Karantina
Jarak Sosial dan KarantinaJarak Sosial dan Karantina
Jarak Sosial dan Karantina
 
Jamu, Sabun dan Covid 19
Jamu, Sabun dan Covid 19 Jamu, Sabun dan Covid 19
Jamu, Sabun dan Covid 19
 
Metode Bekerja dari Rumah oleh Lestari Moerdijat
Metode Bekerja dari Rumah oleh Lestari MoerdijatMetode Bekerja dari Rumah oleh Lestari Moerdijat
Metode Bekerja dari Rumah oleh Lestari Moerdijat
 
Memahami Wabah, Epidemi, dan Pandemi
Memahami Wabah, Epidemi, dan PandemiMemahami Wabah, Epidemi, dan Pandemi
Memahami Wabah, Epidemi, dan Pandemi
 
Epidemiologi Pernikahan Dini
Epidemiologi Pernikahan DiniEpidemiologi Pernikahan Dini
Epidemiologi Pernikahan Dini
 
Omnibus Law dari Perspektif Anggota Badan Legislatif DPR
Omnibus Law dari Perspektif Anggota Badan Legislatif DPROmnibus Law dari Perspektif Anggota Badan Legislatif DPR
Omnibus Law dari Perspektif Anggota Badan Legislatif DPR
 
Pencegahan Bunuh Diri di Indonesia
Pencegahan Bunuh Diri di IndonesiaPencegahan Bunuh Diri di Indonesia
Pencegahan Bunuh Diri di Indonesia
 
Di mana perempuan muda (di) Indonesia?
Di mana perempuan muda (di) Indonesia?Di mana perempuan muda (di) Indonesia?
Di mana perempuan muda (di) Indonesia?
 
Menopause dan Mitos
Menopause dan MitosMenopause dan Mitos
Menopause dan Mitos
 
Catatan Kecil Penanganan Deradikalisasi
Catatan Kecil Penanganan DeradikalisasiCatatan Kecil Penanganan Deradikalisasi
Catatan Kecil Penanganan Deradikalisasi
 
Regulasi tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus
Regulasi tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi KhususRegulasi tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus
Regulasi tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus
 
Pengelolaan Sampah
Pengelolaan Sampah Pengelolaan Sampah
Pengelolaan Sampah
 
Kondisi Sosial Ekonomi per Februari 2020
Kondisi Sosial Ekonomi per Februari 2020 Kondisi Sosial Ekonomi per Februari 2020
Kondisi Sosial Ekonomi per Februari 2020
 

Kürzlich hochgeladen

DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
armanamo012
 
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianpresentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
HALIABUTRA1
 
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
GustiAdityaR
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
ChairaniManasye1
 
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get CytotecAbortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
jaanualu31
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
langkahgontay88
 
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotecAbortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 

Kürzlich hochgeladen (20)

BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaanReview Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianpresentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
 
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
Cara memulai bisnis/usaha baru bagi wirausaha
Cara memulai bisnis/usaha baru bagi wirausahaCara memulai bisnis/usaha baru bagi wirausaha
Cara memulai bisnis/usaha baru bagi wirausaha
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
 
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptKarakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
 
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get CytotecAbortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdfSlide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptPresentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
 
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotecAbortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnisMemahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
 

Pencegahan Korupsi di Dunia Usaha

  • 1. Menurut kamus Black Law, kecurangan (fraud) adalah suatu perbuatan yang bertujuan untuk menguntungkan diri sendiri, yang dilakukan dengan cara yang melanggar hukum dan merugikan orang/pihak lain. Kemudian sebagaimana diperkenalkan oleh Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) dalam salah satu publikasinya yang populer yaitu pohon kecurangan (fraud tree), salah satu bentuk kecurangan adalah korupsi. PENCEGAHANKORUPSI DIDUNIAUSAHA
  • 2. 2 Di Indonesia, korupsi dipahami secara terbatas sebagai bentuk tindak pidana yang berhubungan dengan keuangan Negara di sektor publik (pemerintahan) dan melibatkan pejabat publik. Namun demikian, praktik korupsi dapat ditemukan di manapun, baik dalam sektor publik, swasta, dan pelakunya pun mulai dari staf hingga direksi, pimpinan atau bahkan pemilik korporasi. Selain itu, modusnya pun bervariasi dari yang sederhana hingga kompleks seperti menyembunyikan hasil kejahatan di berbagai negara. Sebagaimana rencana perubahan Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi terkait adopsi UNCAC bahwa pada masa mendatang fraud yang terjadi di kalangan swasta akan termasuk dalam definisi korupsi. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 3. 3 Praktik bisnis yang bersih dari korupsi akan melindungi korporasi dan setiap insan korporasi, baik dari pegawai hingga pimpinan. Dengan melakukan pencegahan korupsi, dapat menghindarkan korporasi dan insan korporasi dari dampak negatif misalnya hukuman penjara (badan), kerugian finansial, rusaknya nama baik (reputasi), kehilangan klien/pelanggan, serta besarnya biaya investigasi dan litigasi bila perkara dibawa ke dalam ranah penegakan hukum. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 4. 4 Korupsi harus dipahami sebagai bentuk kecurangan yang dapat merugikan korporasi. Risiko yang timbul jika korporasi melakukan korupsi atau terlibat dalam korupsi, tidak hanya berupa risiko finansial tetapi juga seperti hilangnya kepercayaan publik (investor, konsumen, regulator), rusaknya reputasi, dan risiko hukum. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 5. 5 Pengertian korporasi yang dimaksud dalam Pasal 1 Peraturan Mahkamah Agung Nomor 13 Tahun 2016 yang selanjutnya disebut Perma 13/2016 yaitu: (a) Korporasi adalah kumpulan orang dan/atau kekayaan yang terorganisir, baik merupakan badan hukum maupun bukan badan hokum; (b) Korporasi induk (parent company) adalah perusahaan berbadan hukum yang memiliki dua atau lebih anak perusahaan yang disebut perusahaan subsidairi yang juga memiliki status badan hukum sendiri (c) Perusahaan subsidairi (subsidiary company) atau perusahaan- perusahaan berbadan hukum yang mempunyai hubungan (sister company) adalah perusahaan yang dikontrol atau dimiliki oleh satu perusahaan induk. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 6. 6 Pihak lain adalah orang di luar lingkungan korporasi yang mendapat kuasa khusus dari korporasi untuk melakukan perbuatan tertentu. Definisi mengenai Pihak lain merujuk pada Pasal 1 ayat 12 Perma 13/2016, yaitu: Hubungan lain adalah hubungan antara pengurus dan/atau korporasi dengan orang dan/atau korporasi lain sehingga menjadikan pihak lain tersebut bertindak untuk kepentingan pihak pertama berdasarkan perikatan, baik tertulis maupun tidak tertulis. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 7. 7 Komitmen diletakkan sebagai fondasi dalam menjalankan upaya pencegahan korupsi. Komitmen pimpinan merupakan hal mendasar dalam keberhasilan pelaksanaan upaya pencegahan korupsi. Komitmen pimpinan akan menentukan arah upaya pencegahan korupsi dalam suatu korporasi, yang tercermin dalam kebijakan dan strategi korporasi. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 8. 8 Korporasi menjalankan berbagai aktivitas untuk mencegah korupsi sesuai dengan rencana yang telah disusun. Secara garis besar, panduan ini memuat bentuk- bentuk aktivitas yang harus dilakukan oleh korporasi dalam mencegah korupsi. Korporasi dapat menjalankan aktivitas tersebut sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing korporasi. Berbagai bentuk aktivitas pencegahan korupsi di antaranya yaitu: (a) Klausul anti korupsi; (b) Uji tuntas; (c) Pengaturan praktik pemberian/ penerimaan fasilitas, hadiah, sponsor dan gratifikasi; (d) Pengaturan kontribusi dan donasi politik; (e) Penyediaan layanan pengaduan; (f) Pengaturan konflik kepentingan; (g) Pengendalian transaksi keuangan; (h) Komunikasi; (i) Pelatihan Berkelanjutan. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 9. 9 Agar upaya pencegahan korupsi dilakukan dengan efektif dan menyeluruh, maka korporasi perlu melakukan perencanaan. Dalam melakukan perencanaan, korporasi harus: (a) Memahami peraturan perundangan yang mengatur pemidanaan korporasi; (b) Mengidentifikasi risiko korupsi yang dapat berdampak bagi korporasi Dalam perencanaan pencegahan korupsi dilakukan dengan pendekatan berbasis risiko (risk based approach); (c) Dengan mengetahui peta risiko korupsi, korporasi dapat membuat peraturan mengenai hal- hal yang diperlukan untuk mencegah korupsi sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 10. 10 Pada tahap evaluasi, korporasi akan mengecek kembali tahapan yang telah dilakukan, dari perencanaan hingga pelaksanaan. Evaluasi dilakukan untuk memastikan bahwa upaya yang dilakukan korporasi sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Jika ditemukan kekurangan atau ketidaksesuaian, maka dapat ditindaklanjuti di tahap berikutnya yaitu perbaikan. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 11. 11 Fokus selanjutnya adalah fungsi korektif. Jika tahapan-tahapan sebelumnya dilaksanakan dengan baik, maka siklusnya perencanaanpelaksanaan-evaluasi dapat diulang. Akan tetapi jika terdapat ketidaksesuaian, penyimpangan atau ada perubahan yang mempengaruhi upaya pencapaian sasaran dan tujuan, maka perlu dilakukan perbaikan atau penyesuaian. Dengan langkah korektif, diharapkan tercapai konsistensi dan kesinambungan dalam pencegahan korupsi. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 12. 12 Kemudian respon menjadi tahapan penting karena menjadi pilihan solusi atas tantangan persaingan bisnis yang tidak kompetitif yang dihadapi oleh korporasi yang telah menjalankan seluruh siklus pencegahan korupsi ini. Tahapan respon melalui aksi kolektif dan lapor diharapkan dapat mendukung penegakan hukum di Indonesia sehingga dapat menciptakan iklim usaha yang kondusif. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 13. 13 Data menunjukkan bahwa hampir 70% kasus tindak pidana korupsi yang ditangani KPK melibatkan pelaku usaha, pejabat publik dan anggota legislatif . Sedangkan dari jenis perkara, hampir 80% kasus berhubungan dengan penyuapan dan pengadaan. Mencermati data tersebut, dapat disimpulkan bahwa keterlibatan korporasi dalam tindak pidana korupsi di Indonesia cukup signifikan. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 14. 14 Hasil riset Transparency Internasional menunjukkan bahwa hanya 38% korporasi yang memiliki program pencegahan korupsi. Kemudian hasil penilaian daya saing antarnegara yang dilakukan oleh World Economic Forum (WEF), juga menyebutkan bahwa korupsi masih menempati peringkat pertama sebagai salah satu penghambat kemudahan berbisnis di Indonesia. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 15. 15 Maka dari itu, sudah saatnya korporasi terlibat aktif dalam upaya pencegahan korupsi di Indonesia. Jika ingin berbisnis dengan mudah, bersih dan berdaya saing, pencegahan korupsi harus dilakukan mulai dari dalam lingkungan korporasi. Suatu korporasi yang berusaha untuk patuh dan membangun bisnis berintegritas tidak selayaknya menanggung beban dari korporasi-korporasi lain yang berlaku curang dan koruptif. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 16. 16 Ketentuan yang termuat dalam Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (selanjutnya disebut UU Tipikor) menunjukkan bahwa korporasi dapat menjadi pelaku tindak pidana korupsi dan/atau pihak yang diuntungkan dari tindak pidana tersebut. Dalam hal tindak pidana korupsi dilakukan oleh atau atas nama suatu korporasi, maka tuntutan dan penjatuhan pidana dapat dilakukan terhadap korporasi dan atau pengurusnya. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 17. 17 Sesuai dengan penjelasan Pasal 20 ayat (1) UU Tipikor, yang dimaksud dengan “pengurus” adalah organ korporasi yang menjalankan kepengurusan korporasi yang bersangkutan sesuai dengan anggaran dasar, termasuk mereka yang dalam kenyataannya memiliki kewenangan dan ikut memutuskan kebijakan korporasi yang dapat dikualifikasikan sebagai tindak pidana korupsi. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 18. 18 Selanjutnya Pasal 20 ayat (2) UU Tipikor menyebutkan bahwa Tindak pidana korupsi dilakukan oleh korporasi apabila tindak pidana tersebut dilakukan oleh orang-orang baik berdasarkan hubungan kerja maupun berdasarkan hubungan lain, bertindak dalam Lingkungan korporasi tersebut baik sendiri maupun bersama-sama. Penjelasan tersebut mengandung doktrin vicarious liability, yaitu suatu konsep pertanggungjawaban pidana yang diakibatkan dari adanya hubungan kerja atau hubungan lain sehingga menyebabkan seseorang/korporasi dapat dikenai pidana atas kesalahan yang diperbuat orang lain. Jika korporasi ataupun pengurus korporasi tidak ingin terjerat tindak pidana korupsi, maka upaya-upaya pencegahan korupsi mutlak dilakukan. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 19. 19 Korporasi dapat menjadi pelaku dan/atau pihak yang diuntungkan dari tindak pidana korupsi. Hasil yang diperoleh dari perbuatan pidana tersebut seringkali digunakan, dinikmati dan/atau disembunyikan agar korporasi dapat lolos dari jeratan hukum. Akan tetapi, dengan menggunakan, menikmati dan/atau menyembunyikan hasil tindak pidana korupsi, maka korporasi telah melakukan (menjadi pelaku) tindak pidana pencucian uang. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 20. 20 Tidak hanya terbatas pada menggunakan dan membelanjakan, bahkan pihak yang mengetahui kecurangan tersebut dan menerima sebagian kecil dari perolehan hasil kejahatan (misalnya: yang didapat dari hasil manipulasi tender dalam suatu korporasi), sudah memenuhi unsur tindak pidana pencucian uang. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 21. 21 Kemudian, selain sebagai pelaku, korporasi juga berpotensi menjadi korban pelaku tindak pidana pencucian uang. Apabila terdapat aliran dana yang masuk ke dalam korporasi yang berasal dari tindak pidana, maka korporasi tetap dapat dimintakan pertanggungjawaban atas tindak pidana tersebut. Dengan demikian, semakin jelas bahwa tindak pidana korupsi berkaitan erat dengan tindak pidana pencucian uang. Tentunya, suatu korporasi tidak ingin menjadi korban dengan menanggung dampak yang timbul akibat perbuatan tindak pidana yang dilakukan oleh pihak lain. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 22. 22 Pencegahan korupsi dalam korporasi dimulai dari adanya suatu komitmen atas nilai anti-korupsi. Nilai ini harus diwujudkan ke dalam suatu komitmen tertulis yang diprakarsai oleh jajaran atas atau manajemen puncak korporasi seperti pemilik, direksi, dan komisaris. posisi manajamen puncak ini merupakan kunci strategis dalam penerapan sistem pencegahan korupsi. Manajemen puncak harus mendeklarasikan komitmennya dalam rangka pencegahan korupsi di korporasi yang dipimpinnya. Selain komitmen manajemen puncak, korporasi harus mewajibkan seluruh pegawai membuat dan/ atau menandatangani surat pernyataan tidak melakukan aktifitas terkait kecurangan, korupsi, dan pencucian uang. Asosiasi usaha juga patut mendorong komitmen dan kebijakan anti-korupsi agar diterapkan di korporasi-korporasi yang dinaunginya. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 23. 23 Berdasarkan Pasal 4 ayat (2) poin c Perma 13/2016, bahwa salah satu bentuk kesalahan korporasi yang dapat dimintakan pertanggungjawaban pidana adalah jika korporasi tidak melakukan upaya pencegahan, mencegah dampak yang lebih besar, dan memastikan kepatuhan terhadap ketentuan hukum yang berlaku guna menghindari terjadinya tindak pidana. Dengan demikian, jika korporasi terlibat dalam tindak pidana korupsi, suatu korporasi dapat dimintakan pertanggungjawaban pidana jika tidak melakukan upaya Pencegahan korupsi. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 24. 24 Manajemen puncak dapat menyusun deklarasi komitmen anti-korupsi untuk kepentingan internal dan eksternal korporasi. Komitmen anti-korupsi internal merupakan komitmen tertulis yang disepakati seluruh jajaran korporasi dari manajemen puncak hingga unit terkecil di dalam struktur organisasi korporasi. Komitmen anti-korupsi eksternal merupakan komitmen tertulis yang disepakati oleh korporasi bersama dengan pihak ketiga seperti vendor perusahaan. Selain deklarasi, komitmen harus memuat pelarangan atas segala bentuk korupsi dan kewajiban untuk menjaga norma hukum, moral, dan etika. Komitmen anti-korupsi ini diimplementasikan ke dalam bentuk kebijakan dan peraturan perusahaan. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT