SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 11
1 
Menghitung dan Menggambar Peta Kontur serta Menggambar 
Tracking Jalan 
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Interpretasi Ruang TKP 256 
Dosen Pengampu: Dra. Bitta Pigawati, MT. 
Disusun oleh: 
Laras Kun Rahmanti Putri 
21040113130114 
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota 
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro 
Semarang 
2014
2 
Daftar Isi 
Tujuan pembelajaran:....................................................................................................................................................... 3 
Alat dan Bahan:.................................................................................................................................................................... 3 
Kajian Teori ........................................................................................................................................................................... 3 
1. Pengertian ............................................................................................................................................................... 3 
2. Sifat-sifat Garis Kontur ...................................................................................................................................... 3 
3. Metode pembuatan garis kontur................................................................................................................... 4 
a. Metode Interpolasi linear ............................................................................................................................ 4 
b. Metode Grafis .................................................................................................................................................... 4 
4. Menghitung Luas Kontur dan Volume ........................................................................................................ 4 
a. Menghitung luas kontur menggunakan square method ........................................................ 4 
b. Menghitung luas kontur menggunakan stripped method..................................................... 5 
c. Menghitung volume kontur.................................................................................................................... 5 
5. Membuat tracking jalan dengan pertimbangan ..................................................................................... 7 
Langkah Kerja....................................................................................................................................................................... 7 
Hasil dan Pembahasan....................................................................................................................................................10 
Daftar pustaka ....................................................................................................................................................................11
3 
Tujuan pembelajaran: 
- Mahasiswa dapat mengerti tentang definisi dan sifat-sifat garis kontur. 
- Mahasiswa dapat menghitung titik-titik tinggi untuk selanjutnya digambar menjadi 
garis-garis kontur 
- Mahasiswa mampu menghitung serta menggambar garis kontur dengan metode 
interpolasi dan grafis 
- Mahasiswa mampu menghitung luasan daerah yang dibatasi garis kontur tertentu dan 
menghitung volume kontur 
- Mahasiswa dapat membuat tracking jalan pada peta kontur tersebut. 
Alat dan Bahan: 
- Peta titik tinggi 
- Penggaris 
- Kertas kalkir 
- Milipen 
- Kalkulator 
Kajian Teori 
1. Pengertian 
Peta kontur adalah peta yang menunjukkan lokasi titik yang sama tinggi yang 
digambarkan dalam garis khayal/ garis-garis kontur. Peta kontur berfungsi salah 
satunya adalah untuk menggambarkan relief muka bumi. Untuk dapat menggambarkan 
peta kontur terlebih dulu dapat dilakukan dengan pengukuran ketinggian suatu lokasi. 
Metode untuk pengukuran titik tinggi tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara 
antara lain pengukuran lapangan dengan survey Theodolite, GPS, Water pass, 
penghitungan denga citra satelit, penghitungan dengan foto udara stereo. 
Gambar Contoh Peta Kontur 
Sumber: sekolahmandiri.blogspot.com 
2. Sifat-sifat Garis Kontur 
o Tidak bercabang/berpotongan 
o Merupakan garis tertutup
Artinya garis pantai adalah juga termasuk garis kontur 0 (nol), jika terbuka maka 
akan terhubung dengan garis kontur lembar selanjutnya. 
4 
o Garis kontur yang lebih rapat lerengnya akan lebih curam 
Ini dapat dibuktikan dengan memproyeksikan garis kontur tersebut menjadi bentuk 
3 dimensi. 
o Selalu membelok mengikuti lereng dari lembah ke arah hulu 
o Selalu tegak lurus jurusan/ arah air yang mengalir di permukaan 
3. Metode pembuatan garis kontur 
a. Metode Interpolasi linear 
Digunakan dengan menghitung titik tinggi yang akan mewakili garis kontur dengan 
cara membandingkan antara jarak pada peta dengan jarak sebenarnya. Setelah titik-titik 
tinggi yang akan mewakili garis kontur tersebut diperoleh, maka selanjutnya 
adalah menghubungkan titik-titik tersebut menjadi sebuah garis. 
Setelah didapat titik dengan jarak seperti yang dihitung di atas, selanjutnya dapat 
dicari titik-titik lainnya sesuai kontur interval dengan membagi garis sama besar. 
b. Metode Grafis 
Metode ini pada dasarnya membagi garis dengan garis-garis bantu. 
Jika terdapat dua titik yang masing-masing merepresentasikan ketinggian 17 m dan 
39 m, maka untuk mendapatkan posisi titik yang menunjukkan ketinggian dengan 
interval 5: 
- menghubungkan kedua titik tersebut dengan sebuah garis 
- menghitung selisih ketinggian yang diketahui, yaitu 35 m-17 m = 18 m. 
- Membuat garis bantu sembarang yang ditarik dari titik 39 m yang memiliki 18 
titik (sebagai proyeksi dari garis bantu pertama) dengan skala sembarang, 
semisal jarak tiap titik merepresentasikan 1 m dan digambar dengan jarak 0,5 
cm atau 0,25 cm. Sehingga pada garis bantu kedua, tiap turun satu titik, 
ketinggian yang direpresentasikan ialah 18 m – 1 m =17 m. 
- menghubungkan titik ketinggian 17 m dengan titik di garis bantu kedua yang 
merepresentasikan ketinggian 17 m (garis sejajar I) 
- menentukan titik pada garis bantu kedua yang merepresantasikan ketinggian 
20 m, 25 m, dan 30 m. 
- Membuat garis lurus sejajar dengan garis sejajar I dengan acuan titik 
ketinggian 20 m, 25 m, dan 30 m tersebut. 
4. Menghitung Luas Kontur dan Volume 
a. Menghitung luas kontur menggunakan square method 
Dilakukan dengan membagi luasan yang dibatasi oleh garis kontur tertentu dengan 
segi empat yang sama besar dan kemudian semua segi empat tersebut dihitung dan 
dikalikan dengan skala penyebut peta. 
Karena pada dasarnya luas ialah sisi x sisi, dan sisi yang dihitung ini harus dikalikan 
dengan skala agar didapat luas yang sesungguhnya, sehingga satuannya bukan lagi 
cm x cm, melainkan meter x meter. 
Cara untuk menghitung luas kontur di ialah:
- Membuat segi empat dengan panjang sisi kotak = 2 cm, jadi luas satu kotak ialah 
5 
4 cm2. 
- Luas 1 kotak sebenarnya = (2 x 100.000) x (2 x 100.000) = 400.000.000 cm2. 
- Cara menghitung jumlah kotak ialah kotak yang terisi penuh dihitung 1, yang 
tidak terisi penuh diperkirakan besarnya dan digabungkan dengan kotak lain 
yang juga tidak terisi penuh. 
Sumber: geomasyhudiyah.blogspot.com 
b. Menghitung luas kontur menggunakan stripped method 
Metode ini hampir sama dengan square method, yang membedakan adalah 
kotak yang dibuat bukan segi empat, melainkan kotak persegi panjang. 
Prinsip perhitungannya juga sama dengan mengalikan jumlah kotak dengan 
luas kotak sebenarnya. 
Cara untuk menghitung luas kontur di atas adalah sebagai berikut: 
1. Membuat persegi panjang yang membagi kontur menjadi beberapa 
bagian misalnya 3, dengan ukuran lebar 2 cm dan panjang menyesuaikan 
kontur yang terpotong. 
2. Luas 1 kotak persegi panjang sebenarnya = (panjang kotak x 10000) x (2 
x 10000= n cm2, jadi untuk luas kotak satu dengan lainnya tidak sama. 
Luas daerah = luas kotak I + luas kotak II + luas kotak III 
3. Cara menghitung jumlah kotak adalah kotak yang terisi penuh dihitung 1, 
yang tidak terisipenuh diperkirakan besarnya dan digabungkan degann 
kotak lain yang juga tidak terisi penuh. 
c. Menghitung volume kontur 
Perhitungan dilakukan untuk mengetahui isi baik dari kontur berupa cekungan 
maupun berupa bukit. Dengan perhitungan kontur ini dapat untuk melakukan 
beberapa perhitungan volume waduk, volume bukit untuk mengetahui seberapa
besar isi bukit tersebut jika akan melakukan pengurukan dan lain sebagainya. 
Berikut contoh perhitungan volume kontur, diketahui kontur dengan interval (KI) 5 
meter, berapakah volume dari kontur tersebut. 
6 
Volume = Volume I + Volume II + Volume III 
Volume I = 
Luas I+Luas II 
2 
x KI 
Volume II = 
Luas II+Luas III 
2 
x KI 
Volume III = 
Luas III 
2 
x KI 
Dari kontur, dapat dilihat apakah permukaan bumi tersebut berbentuk cekungan 
atau bukit. 
Sumber: wahyudwiaprianto.blogspot.com 
Sumber: 110.138.206.53
7 
5. Membuat tracking jalan dengan pertimbangan 
Berbagai pertimbangan dalam pembangunan jalan salah satunya adalah pertimbangan 
dengan garis kontur. Pertimbangan ini, mempertimbangkan tingkat kelerengan/ 
tanjakan seta panjang jalan yang akan dibangun supaya lebih aman dan ekonomis. 
Untuk membuat tracking jalan perlu diperhatikan ketentuan sebagai berikut: 
1. Tracking jalan maksimal melewati lereng 5% artinya dibutuhkan jarak 100 meter 
untuk naik 5 m 
2. Jika kontur interval (sisi tegak) 25 m, maka dibutuhkan jarak maksimal 500 m. 
5 m 
100 m 
= 
25 m 
푥 m 
, 
x = 500 m. 
3. Jarak maksimal untuk tracking jalan 500 m, dengan skala 1:25.000 atau 250 meter, 
maka jarak maksimal yang digambar di peta ialah 
500 m 
. 1 cm = 2 cm. 
250 m 
Jadi, untuk membuat tracking jalan dari kontur 25 m ke 50 m maksimal yang 
tergambar di peta ialah 2 cm. 
Langkah Kerja 
 Membuat Garis Kontur Metode Interpolasi Linier 
o Titik yang menunjukkan ketinggian puncak ialah titik 250. Tiap titik ketinggian lain 
dihubungkan dengan titik 250 ini. 
o Pada dasarnya penentuan titik-titik tinggi dengan metode ini ialah dengan 
membandingkan jarak pada peta dengan jarak sebenarnya. Sehingga akan diperoleh 
persamaan : 
jarak dari ketinggian A ke ketinggian B (m) 
jarak dari ketinggian A ke puncak (m) 
= 
jarak dari jarak dari ketinggian A ke ketinggian B (cm) 
jarak dari ketinggian A ke puncak (cm) 
o Misal sebagai permulaan diambil data dari ketinggian 250 ke ketinggian 40. 
Kedua titik tinggi ini dihubungkan dengan garis. 
Dengan kontur interval 50 m, maka titik-titik ketinggian yang berada di antara 
titik 40 dan titik 250 yang dicari ialah: titik-titik tinggi 50 m, 100 m, 150 m, dan 
200 m. 
Dari sini, akan dicari letak titik tinggi 50 m, atau jarak dari titik 40 ke titik 50 (x). 
o Jarak antara antara titik 250 dan titik 40 diukur menggunakan penggaris, didapat 
4,25 cm. 
o Pada keadaan sebenarnya, jarak antara titik 40 dan titik 50 tentulah 50m- 
40m=10m. 
o Dan jarak antara titik 40 dengan titik 250 ialah 250m-40m=210m. 
Maka untuk mencari letak titik 50 ialah dengan menggunakan persamaan di atas: 
jarak dari titik 40 ke titik 50 (cm) 
jarak dari titik tinggi 40 ke titik 250 (cm) 
= 
jarak dari jarak dari titik 40 ke titik 250 (m) 
jarak dari titik 40 ke titik 250 (m) 
푥 
4,25 cm 
= 
10 m 
210 m 
x = 0,2 cm
8 
Jadi, jarak titik 40 ke titik 50 ialah sepanjang 0,2 cm. 
o Lalu letak titik 100, 150, dan 200, didapat dengan membagi sisa garis menjadi empat 
bagian sama panjang. 
o Begitu pula dengan titik-titik tinggi lainnya. 
 Membuat Garis Kontur Metode Grafis 
o Misal untuk permulaan, menghubungkan titik 250 dengan titik 90 dengan 
sebuah garis, bernama Garis I. Karena kontur intervalnya 50m, maka titik tinggi 
yang berada di antara 90 dan 250 yang dipergunakan ialah titik tinggi 100, 150, 
dan 200. 
o Menghitung selisihnya, yaitu 250m–90m =160m. Jarak 160 meter ini akan 
direpresentasikan pada sebuah garis lain yang disebut garis bantu yang memiliki 
16 titik, sehingga jarak antara dua titik merepresentasikan 10meter. 
o Jarak 10 meter ini diskalakan sesuai keinginan, misal 0,25 cm. 
o Dengan begitu, tiap turun satu titik, maka ketinggian yang direpresentasikan 
pada garis bantu tersebut ialah 250m-10m=240m, dst. 
o Pada garis bantu pada titik ke-16, ketinggian yang direpresentasikan ialah: 
= 250 - (16.10) 
= 250 – 160 
= 90 
o Titik ke-16 pada garis bantu ini merepresentasikan ketinggian yang sama 
dengan titik tinggi 90. Karena itu, kedua titik ini dihubungkan dengan sebuah 
garis, diberi nama Garis II. 
o Kemudian mencari titik pada garis bantu yang merepresentasikan ketinggian 
100, 150, dan 200. Untuk ketinggian 100 dihitung dari titik 250 : 
250 – (x.10) = 100 
250 – 100 = 10x 
150 = 10x 
x = 15 
Berarti, titik tinggi 100 pada garis bantu berada pada titik ke-15. Begitu 
seterusnya pada titik 150 dan 200. 
o Setelah didapat titik-titik pada garis bantu yang merepresentasikan ketinggian 
100, 150, dan 250, titik-titik ini diproyeksikan pada Garis I dengan membuat 
garis yang sejajar dengan Garis II dengan acuan titik 100, 150, dan 200 yang 
berada pada garis bantu tersebut. 
o Sehingga pada Garis I, didapat titik-titik tinggi 100, 150, dan 200. Begitu 
seterusnya dengan titik-titik tinggi yang lain. 
o Setelah mendapat titik-titik tinggi 50, 100, 150, dan 200 yang berada pada garis 
di antara titik 250 dan tiap titik tinggi, menghubungkan titik-titik dengan 
ketinggian yang sama hingga membentuk garis kontur yang tertutup dan sesuai 
dengan sifat-sifatnya. 
o Agar tidak bingung antara titik dengan ketinggian yang satu dengan yang lain, 
titik dengan ketinggian tertentu dapat diberi warna tertentu. Misalnya titik-titik 
dengan ketinggian 200 meter diberi warna oranye, ketinggian 150 meter diberi 
warna biru, dan seterusnya.
9 
 Menentukan Tracking Jalan 
o Sebelum menentukan tracking jalan, ditentukan terlebih dulu prosentase 
kelerengan. Prosentase kelerengan yang dipakai ialah maksimal 10%. 
o Artinya, sisi tegak dibagi dengan sisi mendatar = 
10 
100 
. Atau dengan kata lain, tiap 
kenaikan 10 meter, diperlukan jarak mendatar maksimal 100 meter. 
Jika kontur interval (sisi tegak)-nya ialah 50 meter, maka jarak mendatar 
maksimal yang dibutuhkan agar kelerengannya tetap 10% ialah: 
Kelerengan = kelerengan 
10 m 
100 m 
= 
50 m 
푥 m 
, 
x = 500 m. 
Jadi, jarak mendatar maksimal yang diperlukan untuk naik 50 meter agar 
kelerengannya tetap 10% ialah 500 meter. 
o 500 meter ini kemudian digambarkan pada peta. Skala peta ialah 1:10.000 (1 cm 
pada peta merepresentasikan 10.000 cm atau 100 meter pada kenyataan), dan 
kelerengan maksimal 10%. Jika lebih dari 10%, maka jalan akan menjadi 
semakin curam. 
o Jika digambarkan pada peta, maka 500 meter akan tergambar dengan jarak: 
Skala = jarak pada peta 
jarak sebenarnya 
1 cm 
10000 cm 
= 
푥 m 
500 m 
, 
1 cm 
10000 cm 
= 
푥 m 
50000 cm 
, 
x = 5 cm 
Jadi, jarak maksimal yang dapat tergambar pada peta ialah 5 sentimeter. Maka 
ketika membuat tracking jalan, jarak maksimal yang digambar pada peta ialah 5 
cm. Jika kurang dari 5 cm, maka jalan akan menjadi semakin curam. 
o Tracking jalan dibuat dari pojok kiri bawah hingga pojok kanan atas dengan 
melewati setiap kontur dan titik puncak. Dari pojok kiri bawah ke kontur 50, 
diambil garis dengan panjang 5 cm dengan tidak menabrak kontur apapun, 
sehingga tidak boleh ada penghalang apapun antar kontur ketika akan ditarik 
garis. 
o Begitu pula dari kontur 50 ke kontur 100. Jika jarak antar kontur tidak sampai 5 
cm, diambil garis yang memiliki jarak paling jauh. 
 Menghitung luas kontur 
o Luas kontur dihitung menggunakan square method, didapat data: 
ketinggian Luas daerah Luas sebenarnya (jumlah kotak x s x s) 
Luas I 100 12 kotak 12 x (2 cm x 10.000 cm) x (2 cm x 10.000 
cm) = 480.000 m2 
Luas II 150 7 kotak 7 x (2 cm x 10.000 cm) x (2 cm x 10.000 
cm) = 280.000 m2 
Luas III 200 2 kotak 2 x (2 cm x 10.000 cm) x (2 cm x 10.000 
cm) = 80.000 m2
10 
 Menghitung volume kontur 
Volume kontur didapat dari rumus yang telah disebutkan, sehingga didapat: 
Luas I + Luas II 
Volume I = 
2 
x KI 
= 
Luas kontur 100 + Luas kontur 150 
2 
x 50m 
= 
480.000 + 280.000 
2 
m2 x 50 m 
= 38.000.000 m3 
= 38.000 L 
Volume II = 
Luas II + Luas III 
2 
x KI 
= 
Luas kontur 150 + Luas kontur 200 
2 
x 50m 
= 
280.000 + 80.000 
2 
m2 x 50 m 
= 18.000.000 m3 
= 18.000 L 
Volume III = 
Luas III 
2 
x KI 
= 
Luas kontur 200 
2 
x 50m 
= 
80.000 
2 
m2 x 50 m 
= 2.000.000 m3 
= 2.000 L 
Hasil dan Pembahasan 
Peta yang dikerjakan merupakan peta titik tinggi, dari titik-titik tinggi itu dicari titik-titik untuk 
ketinggian dengan interval kontur 50 m. 
Dari gambar, dapat dilihat bahwa peta tersebut menunjukkan bentuk bukit, dimana kontur 
dengan ketinggian paling rendah memiliki luas dan volume paling besar dan kontur dengan 
ketinggian paling tinggi memiliki luas dan volume paling kecil. Berikut ialah tabel luas dan 
volume kontur: 
Kontur ketinggian Luas 
daerah 
Luas sebenarnya (jumlah kotak x s x s) 
Luas I 100 12 kotak 12 x (2 cm x 10.000 cm) x (2 cm x 10.000 cm) = 
480.000 m2 
Luas II 150 7 kotak 7 x (2 cm x 10.000 cm) x (2 cm x 10.000 cm) = 
280.000 m2 
Luas III 200 2 kotak 2 x (2 cm x 10.000 cm) x (2 cm x 10.000 cm) = 
80.000 m2 
Total luas 840.000 m2
11 
ketinggian Volume 
Volume I 100 dan 150 38.000 L 
Volume II 150 dan 200 18.000 L 
Volume III 200 2.000 L 
Total Volume 58.000 L 
Kemudian untuk membuat tracking jalan, jarak maksimal yang bisa dibuat agar kelerengan 
tetap 10% ialah 500 meter dalam jarak sebenarnya dan 5 cm pada peta. 
Semakin mendekati puncak, tracking jalan yang dibuat semakin curam karena jarak garis/jalan 
yang digambar kurang dari 5 cm, karena jarak antara kontur 150 dan 200 tidak mencapai 5 cm. 
Pada kenyataan, memang pada umumnya semakin tinggi suatu bukit/gunung, jalan yang 
dibangun juga semakin curam. 
Daftar pustaka 
Pigawati, Bitta dan Pangi. 2010. “Buku Petunjuk Praktikum Kartografi”. Semarang: Biro Penerbit 
Planologi Undip.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3Lampung University
 
Perhitungan Kapasitas Tampungan Waduk
Perhitungan Kapasitas Tampungan WadukPerhitungan Kapasitas Tampungan Waduk
Perhitungan Kapasitas Tampungan Waduk21010115410004
 
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Dian Werokila
 
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolitLaporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolitRpbowo
 
Ilmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
Ilmu Ukur Tanah by Yuli KusumawatiIlmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
Ilmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawatiyulika usman
 
Cara pengukuran menggunakan total station
Cara pengukuran menggunakan total station Cara pengukuran menggunakan total station
Cara pengukuran menggunakan total station Edho Wiranata
 
Dasar dasar perpetaan
Dasar dasar perpetaanDasar dasar perpetaan
Dasar dasar perpetaanZia Ul Maksum
 
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografiKerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografiAnindya N. Rafitricia
 
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodolite
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodoliteCara setting out atau stake out bangunan dengan theodolite
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodolitedidiek hermansyah
 
Laporan Praktikum Pembuatan Peta Dasar Kecamatan Gajahmungkur
Laporan Praktikum Pembuatan Peta Dasar Kecamatan GajahmungkurLaporan Praktikum Pembuatan Peta Dasar Kecamatan Gajahmungkur
Laporan Praktikum Pembuatan Peta Dasar Kecamatan GajahmungkurSally Indah N
 
Persamaan kecepatan
Persamaan kecepatanPersamaan kecepatan
Persamaan kecepatanAdunk Putra
 
Polygon tertutup
Polygon tertutupPolygon tertutup
Polygon tertutupArif Anwar
 
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta DesaPerka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta DesaJaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 

Was ist angesagt? (20)

Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3
 
Iuw 7v beda tinggi
Iuw   7v beda tinggiIuw   7v beda tinggi
Iuw 7v beda tinggi
 
Perhitungan Kapasitas Tampungan Waduk
Perhitungan Kapasitas Tampungan WadukPerhitungan Kapasitas Tampungan Waduk
Perhitungan Kapasitas Tampungan Waduk
 
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
 
Grafik nomogram
Grafik nomogramGrafik nomogram
Grafik nomogram
 
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolitLaporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
 
Ilmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
Ilmu Ukur Tanah by Yuli KusumawatiIlmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
Ilmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
 
Cara pengukuran menggunakan total station
Cara pengukuran menggunakan total station Cara pengukuran menggunakan total station
Cara pengukuran menggunakan total station
 
Dasar dasar perpetaan
Dasar dasar perpetaanDasar dasar perpetaan
Dasar dasar perpetaan
 
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografiKerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
 
Garis kontur
Garis konturGaris kontur
Garis kontur
 
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodolite
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodoliteCara setting out atau stake out bangunan dengan theodolite
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodolite
 
Laporan Praktikum Pembuatan Peta Dasar Kecamatan Gajahmungkur
Laporan Praktikum Pembuatan Peta Dasar Kecamatan GajahmungkurLaporan Praktikum Pembuatan Peta Dasar Kecamatan Gajahmungkur
Laporan Praktikum Pembuatan Peta Dasar Kecamatan Gajahmungkur
 
Modul gps Garmin oregon 550
Modul gps Garmin oregon 550Modul gps Garmin oregon 550
Modul gps Garmin oregon 550
 
Laporan Praktikhum IUT
Laporan Praktikhum IUTLaporan Praktikhum IUT
Laporan Praktikhum IUT
 
Persamaan kecepatan
Persamaan kecepatanPersamaan kecepatan
Persamaan kecepatan
 
Teodolit
TeodolitTeodolit
Teodolit
 
Polygon tertutup
Polygon tertutupPolygon tertutup
Polygon tertutup
 
Mekanika tanah bab 8
Mekanika tanah   bab 8Mekanika tanah   bab 8
Mekanika tanah bab 8
 
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta DesaPerka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa
 

Ähnlich wie Laporan Interpret: Kontur + Tracking Jalan + Volume + Luas

PENGETAHUAN_DASAR_PEMETAAN.pptx
PENGETAHUAN_DASAR_PEMETAAN.pptxPENGETAHUAN_DASAR_PEMETAAN.pptx
PENGETAHUAN_DASAR_PEMETAAN.pptxKurikulumwaSman14
 
Bab iii metodologi penelitian
Bab iii metodologi penelitianBab iii metodologi penelitian
Bab iii metodologi penelitianahmadahmad237
 
Bb 3 1 luas bangun datar
Bb 3 1 luas bangun datarBb 3 1 luas bangun datar
Bb 3 1 luas bangun datarHudi Isnanto
 
Materisoalmatematika
MaterisoalmatematikaMaterisoalmatematika
Materisoalmatematikabenipurnama
 
Laporan Kartografi Long Cross Section Peta RBI 1608-111 Batu
Laporan Kartografi Long Cross Section Peta RBI 1608-111 BatuLaporan Kartografi Long Cross Section Peta RBI 1608-111 Batu
Laporan Kartografi Long Cross Section Peta RBI 1608-111 BatuNational Cheng Kung University
 
540212672-Kelompok-6-PPT-Sudut-Dan-Luas-Dengan-Satuan-Luas.pptx
540212672-Kelompok-6-PPT-Sudut-Dan-Luas-Dengan-Satuan-Luas.pptx540212672-Kelompok-6-PPT-Sudut-Dan-Luas-Dengan-Satuan-Luas.pptx
540212672-Kelompok-6-PPT-Sudut-Dan-Luas-Dengan-Satuan-Luas.pptxbenarfa8
 
2 luas bangun datar
2 luas bangun datar2 luas bangun datar
2 luas bangun datarBardi Brd
 
2. Luas Bangun Datar.pps.pptx
2. Luas Bangun Datar.pps.pptx2. Luas Bangun Datar.pps.pptx
2. Luas Bangun Datar.pps.pptxRANMATHOLIULFALAH
 
Luas bangun datar sd 3 megawon
Luas bangun datar   sd 3 megawonLuas bangun datar   sd 3 megawon
Luas bangun datar sd 3 megawonEdi B Mulyana
 
MENEMUKAN RUMUS LUAS BANGUN DATAR
MENEMUKAN RUMUS LUAS BANGUN DATARMENEMUKAN RUMUS LUAS BANGUN DATAR
MENEMUKAN RUMUS LUAS BANGUN DATARACHMAD RAIHAN
 
1. luas bangun datar
1. luas bangun datar1. luas bangun datar
1. luas bangun datarirma79
 
Bangun datar by maman
Bangun datar by mamanBangun datar by maman
Bangun datar by mamanAndi Hasan
 
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematika
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematikaPrediksi materi soal berdasarkan kisi matematika
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematikaarif widyatma
 
Pengetahuan_Dasar_Pemetaan, OKE NEMEN Yes Sept. 21 !!!.pptx
Pengetahuan_Dasar_Pemetaan, OKE NEMEN Yes  Sept. 21 !!!.pptxPengetahuan_Dasar_Pemetaan, OKE NEMEN Yes  Sept. 21 !!!.pptx
Pengetahuan_Dasar_Pemetaan, OKE NEMEN Yes Sept. 21 !!!.pptxMukarobinspdMukarobi
 
Luas Bangun Datar
Luas Bangun DatarLuas Bangun Datar
Luas Bangun DatarSarju BM
 
Menemukan Luas Bangun Datar untuk siswa Sekolah Dasar
Menemukan Luas Bangun Datar untuk siswa Sekolah DasarMenemukan Luas Bangun Datar untuk siswa Sekolah Dasar
Menemukan Luas Bangun Datar untuk siswa Sekolah DasarDesy Andini
 
Contoh perhitungan skala
Contoh perhitungan skalaContoh perhitungan skala
Contoh perhitungan skalaFyan Tur
 
2-luas-bangun-datar.ppt
2-luas-bangun-datar.ppt2-luas-bangun-datar.ppt
2-luas-bangun-datar.pptHelwaAyuni
 

Ähnlich wie Laporan Interpret: Kontur + Tracking Jalan + Volume + Luas (20)

PENGETAHUAN_DASAR_PEMETAAN.pptx
PENGETAHUAN_DASAR_PEMETAAN.pptxPENGETAHUAN_DASAR_PEMETAAN.pptx
PENGETAHUAN_DASAR_PEMETAAN.pptx
 
Bab iii metodologi penelitian
Bab iii metodologi penelitianBab iii metodologi penelitian
Bab iii metodologi penelitian
 
Bb 3 1 luas bangun datar
Bb 3 1 luas bangun datarBb 3 1 luas bangun datar
Bb 3 1 luas bangun datar
 
Materisoalmatematika
MaterisoalmatematikaMaterisoalmatematika
Materisoalmatematika
 
Laporan Kartografi Long Cross Section Peta RBI 1608-111 Batu
Laporan Kartografi Long Cross Section Peta RBI 1608-111 BatuLaporan Kartografi Long Cross Section Peta RBI 1608-111 Batu
Laporan Kartografi Long Cross Section Peta RBI 1608-111 Batu
 
540212672-Kelompok-6-PPT-Sudut-Dan-Luas-Dengan-Satuan-Luas.pptx
540212672-Kelompok-6-PPT-Sudut-Dan-Luas-Dengan-Satuan-Luas.pptx540212672-Kelompok-6-PPT-Sudut-Dan-Luas-Dengan-Satuan-Luas.pptx
540212672-Kelompok-6-PPT-Sudut-Dan-Luas-Dengan-Satuan-Luas.pptx
 
2 luas bangun datar
2 luas bangun datar2 luas bangun datar
2 luas bangun datar
 
2. Luas Bangun Datar.pps.pptx
2. Luas Bangun Datar.pps.pptx2. Luas Bangun Datar.pps.pptx
2. Luas Bangun Datar.pps.pptx
 
Luas bangun datar sd 3 megawon
Luas bangun datar   sd 3 megawonLuas bangun datar   sd 3 megawon
Luas bangun datar sd 3 megawon
 
Bangun datar
Bangun datarBangun datar
Bangun datar
 
MENEMUKAN RUMUS LUAS BANGUN DATAR
MENEMUKAN RUMUS LUAS BANGUN DATARMENEMUKAN RUMUS LUAS BANGUN DATAR
MENEMUKAN RUMUS LUAS BANGUN DATAR
 
1. luas bangun datar
1. luas bangun datar1. luas bangun datar
1. luas bangun datar
 
Bangun datar by maman
Bangun datar by mamanBangun datar by maman
Bangun datar by maman
 
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematika
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematikaPrediksi materi soal berdasarkan kisi matematika
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematika
 
Pengetahuan_Dasar_Pemetaan, OKE NEMEN Yes Sept. 21 !!!.pptx
Pengetahuan_Dasar_Pemetaan, OKE NEMEN Yes  Sept. 21 !!!.pptxPengetahuan_Dasar_Pemetaan, OKE NEMEN Yes  Sept. 21 !!!.pptx
Pengetahuan_Dasar_Pemetaan, OKE NEMEN Yes Sept. 21 !!!.pptx
 
Luas Bangun Datar
Luas Bangun DatarLuas Bangun Datar
Luas Bangun Datar
 
Menemukan Luas Bangun Datar untuk siswa Sekolah Dasar
Menemukan Luas Bangun Datar untuk siswa Sekolah DasarMenemukan Luas Bangun Datar untuk siswa Sekolah Dasar
Menemukan Luas Bangun Datar untuk siswa Sekolah Dasar
 
Contoh perhitungan skala
Contoh perhitungan skalaContoh perhitungan skala
Contoh perhitungan skala
 
2-luas-bangun-datar.ppt
2-luas-bangun-datar.ppt2-luas-bangun-datar.ppt
2-luas-bangun-datar.ppt
 
2-luas-bangun-datar.ppt
2-luas-bangun-datar.ppt2-luas-bangun-datar.ppt
2-luas-bangun-datar.ppt
 

Mehr von Laras Kun Rahmanti Putri

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI PASTI.pdf
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI PASTI.pdfPENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI PASTI.pdf
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI PASTI.pdfLaras Kun Rahmanti Putri
 
Laporan Tubes Evaper IPAL di Wonosari Demak Kel. 12B
Laporan Tubes Evaper IPAL di Wonosari Demak Kel. 12BLaporan Tubes Evaper IPAL di Wonosari Demak Kel. 12B
Laporan Tubes Evaper IPAL di Wonosari Demak Kel. 12BLaras Kun Rahmanti Putri
 
1. STUDIO RANCANG SERIES : Laporan Final Transit Node District
1. STUDIO RANCANG SERIES : Laporan Final Transit Node District1. STUDIO RANCANG SERIES : Laporan Final Transit Node District
1. STUDIO RANCANG SERIES : Laporan Final Transit Node DistrictLaras Kun Rahmanti Putri
 
6. STUDIO RANCANG SERIES : Weblog Transit Node District
6. STUDIO RANCANG SERIES : Weblog Transit Node District6. STUDIO RANCANG SERIES : Weblog Transit Node District
6. STUDIO RANCANG SERIES : Weblog Transit Node DistrictLaras Kun Rahmanti Putri
 
7. STUDIO RANCANG SERIES : Artikel Jurnal Transit Node District
7. STUDIO RANCANG SERIES : Artikel Jurnal Transit Node District7. STUDIO RANCANG SERIES : Artikel Jurnal Transit Node District
7. STUDIO RANCANG SERIES : Artikel Jurnal Transit Node DistrictLaras Kun Rahmanti Putri
 
Laporan Tubes Pempem Analisis Data Keuangan Kota Batam
Laporan Tubes Pempem Analisis Data Keuangan Kota BatamLaporan Tubes Pempem Analisis Data Keuangan Kota Batam
Laporan Tubes Pempem Analisis Data Keuangan Kota BatamLaras Kun Rahmanti Putri
 
Studio Proses Perencanaan - Profil Wilayah Regionaliasi Weleri Raya
Studio Proses Perencanaan - Profil Wilayah Regionaliasi Weleri RayaStudio Proses Perencanaan - Profil Wilayah Regionaliasi Weleri Raya
Studio Proses Perencanaan - Profil Wilayah Regionaliasi Weleri RayaLaras Kun Rahmanti Putri
 
Studio Perencanaan Laporan Akhir Fokus Area Kota Kendal
Studio Perencanaan Laporan Akhir Fokus Area Kota KendalStudio Perencanaan Laporan Akhir Fokus Area Kota Kendal
Studio Perencanaan Laporan Akhir Fokus Area Kota KendalLaras Kun Rahmanti Putri
 
Studio Perencanaan Laporan Akhir Fokus Area : Pegandon-Ngampel
Studio Perencanaan Laporan Akhir Fokus Area : Pegandon-NgampelStudio Perencanaan Laporan Akhir Fokus Area : Pegandon-Ngampel
Studio Perencanaan Laporan Akhir Fokus Area : Pegandon-NgampelLaras Kun Rahmanti Putri
 
Tubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegara
Tubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegaraTubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegara
Tubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegaraLaras Kun Rahmanti Putri
 
Melihat Disparitas dari Indeks Williamson di Kab. Banjarnegara
Melihat Disparitas dari Indeks Williamson di Kab. BanjarnegaraMelihat Disparitas dari Indeks Williamson di Kab. Banjarnegara
Melihat Disparitas dari Indeks Williamson di Kab. BanjarnegaraLaras Kun Rahmanti Putri
 
Pemuda dalam perubahan sosial bram widyanto
Pemuda dalam perubahan sosial bram widyantoPemuda dalam perubahan sosial bram widyanto
Pemuda dalam perubahan sosial bram widyantoLaras Kun Rahmanti Putri
 

Mehr von Laras Kun Rahmanti Putri (20)

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI PASTI.pdf
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI PASTI.pdfPENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI PASTI.pdf
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI PASTI.pdf
 
Laporan Tubes Evaper IPAL di Wonosari Demak Kel. 12B
Laporan Tubes Evaper IPAL di Wonosari Demak Kel. 12BLaporan Tubes Evaper IPAL di Wonosari Demak Kel. 12B
Laporan Tubes Evaper IPAL di Wonosari Demak Kel. 12B
 
1. STUDIO RANCANG SERIES : Laporan Final Transit Node District
1. STUDIO RANCANG SERIES : Laporan Final Transit Node District1. STUDIO RANCANG SERIES : Laporan Final Transit Node District
1. STUDIO RANCANG SERIES : Laporan Final Transit Node District
 
6. STUDIO RANCANG SERIES : Weblog Transit Node District
6. STUDIO RANCANG SERIES : Weblog Transit Node District6. STUDIO RANCANG SERIES : Weblog Transit Node District
6. STUDIO RANCANG SERIES : Weblog Transit Node District
 
7. STUDIO RANCANG SERIES : Artikel Jurnal Transit Node District
7. STUDIO RANCANG SERIES : Artikel Jurnal Transit Node District7. STUDIO RANCANG SERIES : Artikel Jurnal Transit Node District
7. STUDIO RANCANG SERIES : Artikel Jurnal Transit Node District
 
Laporan Perkim Penggaron Kidul
Laporan Perkim Penggaron KidulLaporan Perkim Penggaron Kidul
Laporan Perkim Penggaron Kidul
 
Laporan Tubes Pempem Analisis Data Keuangan Kota Batam
Laporan Tubes Pempem Analisis Data Keuangan Kota BatamLaporan Tubes Pempem Analisis Data Keuangan Kota Batam
Laporan Tubes Pempem Analisis Data Keuangan Kota Batam
 
Review Materi Kuliah Perkim
Review Materi Kuliah PerkimReview Materi Kuliah Perkim
Review Materi Kuliah Perkim
 
Perencanaan BRT Kota Semarang
Perencanaan BRT Kota SemarangPerencanaan BRT Kota Semarang
Perencanaan BRT Kota Semarang
 
Studio Proses Perencanaan - Profil Wilayah Regionaliasi Weleri Raya
Studio Proses Perencanaan - Profil Wilayah Regionaliasi Weleri RayaStudio Proses Perencanaan - Profil Wilayah Regionaliasi Weleri Raya
Studio Proses Perencanaan - Profil Wilayah Regionaliasi Weleri Raya
 
Studio Perencanaan Laporan Akhir Fokus Area Kota Kendal
Studio Perencanaan Laporan Akhir Fokus Area Kota KendalStudio Perencanaan Laporan Akhir Fokus Area Kota Kendal
Studio Perencanaan Laporan Akhir Fokus Area Kota Kendal
 
Studio Perencanaan Laporan Akhir Fokus Area : Pegandon-Ngampel
Studio Perencanaan Laporan Akhir Fokus Area : Pegandon-NgampelStudio Perencanaan Laporan Akhir Fokus Area : Pegandon-Ngampel
Studio Perencanaan Laporan Akhir Fokus Area : Pegandon-Ngampel
 
Laporan Akhir Regional Studio Perencanaan
Laporan Akhir Regional Studio PerencanaanLaporan Akhir Regional Studio Perencanaan
Laporan Akhir Regional Studio Perencanaan
 
Studio Perencanaa - Proposal teknis
Studio Perencanaa - Proposal teknisStudio Perencanaa - Proposal teknis
Studio Perencanaa - Proposal teknis
 
Studio 2 (Studio Perencanaan)
Studio 2 (Studio Perencanaan)Studio 2 (Studio Perencanaan)
Studio 2 (Studio Perencanaan)
 
Tubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegara
Tubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegaraTubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegara
Tubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegara
 
Melihat Disparitas dari Indeks Williamson di Kab. Banjarnegara
Melihat Disparitas dari Indeks Williamson di Kab. BanjarnegaraMelihat Disparitas dari Indeks Williamson di Kab. Banjarnegara
Melihat Disparitas dari Indeks Williamson di Kab. Banjarnegara
 
Jurnal Kesadaran Sosial Bandara Kualanamu
Jurnal Kesadaran Sosial Bandara KualanamuJurnal Kesadaran Sosial Bandara Kualanamu
Jurnal Kesadaran Sosial Bandara Kualanamu
 
Jurnal KTI Smt 2
Jurnal KTI Smt 2Jurnal KTI Smt 2
Jurnal KTI Smt 2
 
Pemuda dalam perubahan sosial bram widyanto
Pemuda dalam perubahan sosial bram widyantoPemuda dalam perubahan sosial bram widyanto
Pemuda dalam perubahan sosial bram widyanto
 

Kürzlich hochgeladen

PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 

Kürzlich hochgeladen (20)

PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 

Laporan Interpret: Kontur + Tracking Jalan + Volume + Luas

  • 1. 1 Menghitung dan Menggambar Peta Kontur serta Menggambar Tracking Jalan Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Interpretasi Ruang TKP 256 Dosen Pengampu: Dra. Bitta Pigawati, MT. Disusun oleh: Laras Kun Rahmanti Putri 21040113130114 Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2014
  • 2. 2 Daftar Isi Tujuan pembelajaran:....................................................................................................................................................... 3 Alat dan Bahan:.................................................................................................................................................................... 3 Kajian Teori ........................................................................................................................................................................... 3 1. Pengertian ............................................................................................................................................................... 3 2. Sifat-sifat Garis Kontur ...................................................................................................................................... 3 3. Metode pembuatan garis kontur................................................................................................................... 4 a. Metode Interpolasi linear ............................................................................................................................ 4 b. Metode Grafis .................................................................................................................................................... 4 4. Menghitung Luas Kontur dan Volume ........................................................................................................ 4 a. Menghitung luas kontur menggunakan square method ........................................................ 4 b. Menghitung luas kontur menggunakan stripped method..................................................... 5 c. Menghitung volume kontur.................................................................................................................... 5 5. Membuat tracking jalan dengan pertimbangan ..................................................................................... 7 Langkah Kerja....................................................................................................................................................................... 7 Hasil dan Pembahasan....................................................................................................................................................10 Daftar pustaka ....................................................................................................................................................................11
  • 3. 3 Tujuan pembelajaran: - Mahasiswa dapat mengerti tentang definisi dan sifat-sifat garis kontur. - Mahasiswa dapat menghitung titik-titik tinggi untuk selanjutnya digambar menjadi garis-garis kontur - Mahasiswa mampu menghitung serta menggambar garis kontur dengan metode interpolasi dan grafis - Mahasiswa mampu menghitung luasan daerah yang dibatasi garis kontur tertentu dan menghitung volume kontur - Mahasiswa dapat membuat tracking jalan pada peta kontur tersebut. Alat dan Bahan: - Peta titik tinggi - Penggaris - Kertas kalkir - Milipen - Kalkulator Kajian Teori 1. Pengertian Peta kontur adalah peta yang menunjukkan lokasi titik yang sama tinggi yang digambarkan dalam garis khayal/ garis-garis kontur. Peta kontur berfungsi salah satunya adalah untuk menggambarkan relief muka bumi. Untuk dapat menggambarkan peta kontur terlebih dulu dapat dilakukan dengan pengukuran ketinggian suatu lokasi. Metode untuk pengukuran titik tinggi tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain pengukuran lapangan dengan survey Theodolite, GPS, Water pass, penghitungan denga citra satelit, penghitungan dengan foto udara stereo. Gambar Contoh Peta Kontur Sumber: sekolahmandiri.blogspot.com 2. Sifat-sifat Garis Kontur o Tidak bercabang/berpotongan o Merupakan garis tertutup
  • 4. Artinya garis pantai adalah juga termasuk garis kontur 0 (nol), jika terbuka maka akan terhubung dengan garis kontur lembar selanjutnya. 4 o Garis kontur yang lebih rapat lerengnya akan lebih curam Ini dapat dibuktikan dengan memproyeksikan garis kontur tersebut menjadi bentuk 3 dimensi. o Selalu membelok mengikuti lereng dari lembah ke arah hulu o Selalu tegak lurus jurusan/ arah air yang mengalir di permukaan 3. Metode pembuatan garis kontur a. Metode Interpolasi linear Digunakan dengan menghitung titik tinggi yang akan mewakili garis kontur dengan cara membandingkan antara jarak pada peta dengan jarak sebenarnya. Setelah titik-titik tinggi yang akan mewakili garis kontur tersebut diperoleh, maka selanjutnya adalah menghubungkan titik-titik tersebut menjadi sebuah garis. Setelah didapat titik dengan jarak seperti yang dihitung di atas, selanjutnya dapat dicari titik-titik lainnya sesuai kontur interval dengan membagi garis sama besar. b. Metode Grafis Metode ini pada dasarnya membagi garis dengan garis-garis bantu. Jika terdapat dua titik yang masing-masing merepresentasikan ketinggian 17 m dan 39 m, maka untuk mendapatkan posisi titik yang menunjukkan ketinggian dengan interval 5: - menghubungkan kedua titik tersebut dengan sebuah garis - menghitung selisih ketinggian yang diketahui, yaitu 35 m-17 m = 18 m. - Membuat garis bantu sembarang yang ditarik dari titik 39 m yang memiliki 18 titik (sebagai proyeksi dari garis bantu pertama) dengan skala sembarang, semisal jarak tiap titik merepresentasikan 1 m dan digambar dengan jarak 0,5 cm atau 0,25 cm. Sehingga pada garis bantu kedua, tiap turun satu titik, ketinggian yang direpresentasikan ialah 18 m – 1 m =17 m. - menghubungkan titik ketinggian 17 m dengan titik di garis bantu kedua yang merepresentasikan ketinggian 17 m (garis sejajar I) - menentukan titik pada garis bantu kedua yang merepresantasikan ketinggian 20 m, 25 m, dan 30 m. - Membuat garis lurus sejajar dengan garis sejajar I dengan acuan titik ketinggian 20 m, 25 m, dan 30 m tersebut. 4. Menghitung Luas Kontur dan Volume a. Menghitung luas kontur menggunakan square method Dilakukan dengan membagi luasan yang dibatasi oleh garis kontur tertentu dengan segi empat yang sama besar dan kemudian semua segi empat tersebut dihitung dan dikalikan dengan skala penyebut peta. Karena pada dasarnya luas ialah sisi x sisi, dan sisi yang dihitung ini harus dikalikan dengan skala agar didapat luas yang sesungguhnya, sehingga satuannya bukan lagi cm x cm, melainkan meter x meter. Cara untuk menghitung luas kontur di ialah:
  • 5. - Membuat segi empat dengan panjang sisi kotak = 2 cm, jadi luas satu kotak ialah 5 4 cm2. - Luas 1 kotak sebenarnya = (2 x 100.000) x (2 x 100.000) = 400.000.000 cm2. - Cara menghitung jumlah kotak ialah kotak yang terisi penuh dihitung 1, yang tidak terisi penuh diperkirakan besarnya dan digabungkan dengan kotak lain yang juga tidak terisi penuh. Sumber: geomasyhudiyah.blogspot.com b. Menghitung luas kontur menggunakan stripped method Metode ini hampir sama dengan square method, yang membedakan adalah kotak yang dibuat bukan segi empat, melainkan kotak persegi panjang. Prinsip perhitungannya juga sama dengan mengalikan jumlah kotak dengan luas kotak sebenarnya. Cara untuk menghitung luas kontur di atas adalah sebagai berikut: 1. Membuat persegi panjang yang membagi kontur menjadi beberapa bagian misalnya 3, dengan ukuran lebar 2 cm dan panjang menyesuaikan kontur yang terpotong. 2. Luas 1 kotak persegi panjang sebenarnya = (panjang kotak x 10000) x (2 x 10000= n cm2, jadi untuk luas kotak satu dengan lainnya tidak sama. Luas daerah = luas kotak I + luas kotak II + luas kotak III 3. Cara menghitung jumlah kotak adalah kotak yang terisi penuh dihitung 1, yang tidak terisipenuh diperkirakan besarnya dan digabungkan degann kotak lain yang juga tidak terisi penuh. c. Menghitung volume kontur Perhitungan dilakukan untuk mengetahui isi baik dari kontur berupa cekungan maupun berupa bukit. Dengan perhitungan kontur ini dapat untuk melakukan beberapa perhitungan volume waduk, volume bukit untuk mengetahui seberapa
  • 6. besar isi bukit tersebut jika akan melakukan pengurukan dan lain sebagainya. Berikut contoh perhitungan volume kontur, diketahui kontur dengan interval (KI) 5 meter, berapakah volume dari kontur tersebut. 6 Volume = Volume I + Volume II + Volume III Volume I = Luas I+Luas II 2 x KI Volume II = Luas II+Luas III 2 x KI Volume III = Luas III 2 x KI Dari kontur, dapat dilihat apakah permukaan bumi tersebut berbentuk cekungan atau bukit. Sumber: wahyudwiaprianto.blogspot.com Sumber: 110.138.206.53
  • 7. 7 5. Membuat tracking jalan dengan pertimbangan Berbagai pertimbangan dalam pembangunan jalan salah satunya adalah pertimbangan dengan garis kontur. Pertimbangan ini, mempertimbangkan tingkat kelerengan/ tanjakan seta panjang jalan yang akan dibangun supaya lebih aman dan ekonomis. Untuk membuat tracking jalan perlu diperhatikan ketentuan sebagai berikut: 1. Tracking jalan maksimal melewati lereng 5% artinya dibutuhkan jarak 100 meter untuk naik 5 m 2. Jika kontur interval (sisi tegak) 25 m, maka dibutuhkan jarak maksimal 500 m. 5 m 100 m = 25 m 푥 m , x = 500 m. 3. Jarak maksimal untuk tracking jalan 500 m, dengan skala 1:25.000 atau 250 meter, maka jarak maksimal yang digambar di peta ialah 500 m . 1 cm = 2 cm. 250 m Jadi, untuk membuat tracking jalan dari kontur 25 m ke 50 m maksimal yang tergambar di peta ialah 2 cm. Langkah Kerja  Membuat Garis Kontur Metode Interpolasi Linier o Titik yang menunjukkan ketinggian puncak ialah titik 250. Tiap titik ketinggian lain dihubungkan dengan titik 250 ini. o Pada dasarnya penentuan titik-titik tinggi dengan metode ini ialah dengan membandingkan jarak pada peta dengan jarak sebenarnya. Sehingga akan diperoleh persamaan : jarak dari ketinggian A ke ketinggian B (m) jarak dari ketinggian A ke puncak (m) = jarak dari jarak dari ketinggian A ke ketinggian B (cm) jarak dari ketinggian A ke puncak (cm) o Misal sebagai permulaan diambil data dari ketinggian 250 ke ketinggian 40. Kedua titik tinggi ini dihubungkan dengan garis. Dengan kontur interval 50 m, maka titik-titik ketinggian yang berada di antara titik 40 dan titik 250 yang dicari ialah: titik-titik tinggi 50 m, 100 m, 150 m, dan 200 m. Dari sini, akan dicari letak titik tinggi 50 m, atau jarak dari titik 40 ke titik 50 (x). o Jarak antara antara titik 250 dan titik 40 diukur menggunakan penggaris, didapat 4,25 cm. o Pada keadaan sebenarnya, jarak antara titik 40 dan titik 50 tentulah 50m- 40m=10m. o Dan jarak antara titik 40 dengan titik 250 ialah 250m-40m=210m. Maka untuk mencari letak titik 50 ialah dengan menggunakan persamaan di atas: jarak dari titik 40 ke titik 50 (cm) jarak dari titik tinggi 40 ke titik 250 (cm) = jarak dari jarak dari titik 40 ke titik 250 (m) jarak dari titik 40 ke titik 250 (m) 푥 4,25 cm = 10 m 210 m x = 0,2 cm
  • 8. 8 Jadi, jarak titik 40 ke titik 50 ialah sepanjang 0,2 cm. o Lalu letak titik 100, 150, dan 200, didapat dengan membagi sisa garis menjadi empat bagian sama panjang. o Begitu pula dengan titik-titik tinggi lainnya.  Membuat Garis Kontur Metode Grafis o Misal untuk permulaan, menghubungkan titik 250 dengan titik 90 dengan sebuah garis, bernama Garis I. Karena kontur intervalnya 50m, maka titik tinggi yang berada di antara 90 dan 250 yang dipergunakan ialah titik tinggi 100, 150, dan 200. o Menghitung selisihnya, yaitu 250m–90m =160m. Jarak 160 meter ini akan direpresentasikan pada sebuah garis lain yang disebut garis bantu yang memiliki 16 titik, sehingga jarak antara dua titik merepresentasikan 10meter. o Jarak 10 meter ini diskalakan sesuai keinginan, misal 0,25 cm. o Dengan begitu, tiap turun satu titik, maka ketinggian yang direpresentasikan pada garis bantu tersebut ialah 250m-10m=240m, dst. o Pada garis bantu pada titik ke-16, ketinggian yang direpresentasikan ialah: = 250 - (16.10) = 250 – 160 = 90 o Titik ke-16 pada garis bantu ini merepresentasikan ketinggian yang sama dengan titik tinggi 90. Karena itu, kedua titik ini dihubungkan dengan sebuah garis, diberi nama Garis II. o Kemudian mencari titik pada garis bantu yang merepresentasikan ketinggian 100, 150, dan 200. Untuk ketinggian 100 dihitung dari titik 250 : 250 – (x.10) = 100 250 – 100 = 10x 150 = 10x x = 15 Berarti, titik tinggi 100 pada garis bantu berada pada titik ke-15. Begitu seterusnya pada titik 150 dan 200. o Setelah didapat titik-titik pada garis bantu yang merepresentasikan ketinggian 100, 150, dan 250, titik-titik ini diproyeksikan pada Garis I dengan membuat garis yang sejajar dengan Garis II dengan acuan titik 100, 150, dan 200 yang berada pada garis bantu tersebut. o Sehingga pada Garis I, didapat titik-titik tinggi 100, 150, dan 200. Begitu seterusnya dengan titik-titik tinggi yang lain. o Setelah mendapat titik-titik tinggi 50, 100, 150, dan 200 yang berada pada garis di antara titik 250 dan tiap titik tinggi, menghubungkan titik-titik dengan ketinggian yang sama hingga membentuk garis kontur yang tertutup dan sesuai dengan sifat-sifatnya. o Agar tidak bingung antara titik dengan ketinggian yang satu dengan yang lain, titik dengan ketinggian tertentu dapat diberi warna tertentu. Misalnya titik-titik dengan ketinggian 200 meter diberi warna oranye, ketinggian 150 meter diberi warna biru, dan seterusnya.
  • 9. 9  Menentukan Tracking Jalan o Sebelum menentukan tracking jalan, ditentukan terlebih dulu prosentase kelerengan. Prosentase kelerengan yang dipakai ialah maksimal 10%. o Artinya, sisi tegak dibagi dengan sisi mendatar = 10 100 . Atau dengan kata lain, tiap kenaikan 10 meter, diperlukan jarak mendatar maksimal 100 meter. Jika kontur interval (sisi tegak)-nya ialah 50 meter, maka jarak mendatar maksimal yang dibutuhkan agar kelerengannya tetap 10% ialah: Kelerengan = kelerengan 10 m 100 m = 50 m 푥 m , x = 500 m. Jadi, jarak mendatar maksimal yang diperlukan untuk naik 50 meter agar kelerengannya tetap 10% ialah 500 meter. o 500 meter ini kemudian digambarkan pada peta. Skala peta ialah 1:10.000 (1 cm pada peta merepresentasikan 10.000 cm atau 100 meter pada kenyataan), dan kelerengan maksimal 10%. Jika lebih dari 10%, maka jalan akan menjadi semakin curam. o Jika digambarkan pada peta, maka 500 meter akan tergambar dengan jarak: Skala = jarak pada peta jarak sebenarnya 1 cm 10000 cm = 푥 m 500 m , 1 cm 10000 cm = 푥 m 50000 cm , x = 5 cm Jadi, jarak maksimal yang dapat tergambar pada peta ialah 5 sentimeter. Maka ketika membuat tracking jalan, jarak maksimal yang digambar pada peta ialah 5 cm. Jika kurang dari 5 cm, maka jalan akan menjadi semakin curam. o Tracking jalan dibuat dari pojok kiri bawah hingga pojok kanan atas dengan melewati setiap kontur dan titik puncak. Dari pojok kiri bawah ke kontur 50, diambil garis dengan panjang 5 cm dengan tidak menabrak kontur apapun, sehingga tidak boleh ada penghalang apapun antar kontur ketika akan ditarik garis. o Begitu pula dari kontur 50 ke kontur 100. Jika jarak antar kontur tidak sampai 5 cm, diambil garis yang memiliki jarak paling jauh.  Menghitung luas kontur o Luas kontur dihitung menggunakan square method, didapat data: ketinggian Luas daerah Luas sebenarnya (jumlah kotak x s x s) Luas I 100 12 kotak 12 x (2 cm x 10.000 cm) x (2 cm x 10.000 cm) = 480.000 m2 Luas II 150 7 kotak 7 x (2 cm x 10.000 cm) x (2 cm x 10.000 cm) = 280.000 m2 Luas III 200 2 kotak 2 x (2 cm x 10.000 cm) x (2 cm x 10.000 cm) = 80.000 m2
  • 10. 10  Menghitung volume kontur Volume kontur didapat dari rumus yang telah disebutkan, sehingga didapat: Luas I + Luas II Volume I = 2 x KI = Luas kontur 100 + Luas kontur 150 2 x 50m = 480.000 + 280.000 2 m2 x 50 m = 38.000.000 m3 = 38.000 L Volume II = Luas II + Luas III 2 x KI = Luas kontur 150 + Luas kontur 200 2 x 50m = 280.000 + 80.000 2 m2 x 50 m = 18.000.000 m3 = 18.000 L Volume III = Luas III 2 x KI = Luas kontur 200 2 x 50m = 80.000 2 m2 x 50 m = 2.000.000 m3 = 2.000 L Hasil dan Pembahasan Peta yang dikerjakan merupakan peta titik tinggi, dari titik-titik tinggi itu dicari titik-titik untuk ketinggian dengan interval kontur 50 m. Dari gambar, dapat dilihat bahwa peta tersebut menunjukkan bentuk bukit, dimana kontur dengan ketinggian paling rendah memiliki luas dan volume paling besar dan kontur dengan ketinggian paling tinggi memiliki luas dan volume paling kecil. Berikut ialah tabel luas dan volume kontur: Kontur ketinggian Luas daerah Luas sebenarnya (jumlah kotak x s x s) Luas I 100 12 kotak 12 x (2 cm x 10.000 cm) x (2 cm x 10.000 cm) = 480.000 m2 Luas II 150 7 kotak 7 x (2 cm x 10.000 cm) x (2 cm x 10.000 cm) = 280.000 m2 Luas III 200 2 kotak 2 x (2 cm x 10.000 cm) x (2 cm x 10.000 cm) = 80.000 m2 Total luas 840.000 m2
  • 11. 11 ketinggian Volume Volume I 100 dan 150 38.000 L Volume II 150 dan 200 18.000 L Volume III 200 2.000 L Total Volume 58.000 L Kemudian untuk membuat tracking jalan, jarak maksimal yang bisa dibuat agar kelerengan tetap 10% ialah 500 meter dalam jarak sebenarnya dan 5 cm pada peta. Semakin mendekati puncak, tracking jalan yang dibuat semakin curam karena jarak garis/jalan yang digambar kurang dari 5 cm, karena jarak antara kontur 150 dan 200 tidak mencapai 5 cm. Pada kenyataan, memang pada umumnya semakin tinggi suatu bukit/gunung, jalan yang dibangun juga semakin curam. Daftar pustaka Pigawati, Bitta dan Pangi. 2010. “Buku Petunjuk Praktikum Kartografi”. Semarang: Biro Penerbit Planologi Undip.