2. Tinjauan Umum Modul 7
Secara umum, Modul 7 akan membahas tentang penyusunan anggaran variabel dan anggaran
tetap perusahaan industri, perusahaan dagang, dan perusahaan jasa.
Modul 7 terdiri dari dua kegiatan belajar:
• Kegiatan Belajar 1 – Penyusunan Anggaran Perusahaan Industri;
• Kegiatan Belajar 2 – Penyusunan Anggaran Perusahaan Dagang;
• Kegiatan Belajar 3 – Penyusunan Anggaran Perusahaan Jasa.
Setelah mempelajari Modul 7, diharapkan mampu:
• Menjelaskan penyusunan anggaran tetap dan variabel perusahaan industri;
• Menjelaskan penyusunan anggaran tetap dan variabel perusahaan dagang;
• Menjelaskan penyusunan anggaran tetap dan variabel perusahaan jasa;
• Menjelaskan analisis selisih anggaran bank.
2
3. Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Data ilustrasi:
1. Rencana Jualan
Daerah A
Produk X
Produk Y
208000 unit
171800 unit
379800 unit
Daerah B
Produk X
Produk Y
Rencana Jualan
320000 unit
168400 unit
488400 unit
868200 unit
Harga Jual per produk Produk X = Rp 9.9; Y = Rp 16.5.
2. Anggaran Sediaan Produk Jadi
Jenis Produk Sediaan Awal Sediaan Akhir
Produk X
70000 unit
80000 unit
Produk Y
50000 unit
60000 unit
Jumlah
120000 unit
140000 unit
Harga Pokok Produk X = Rp 441.700; Y = Rp 527.000.
3
4. Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Data ilustrasi:
3. Anggaran Sediaan Produk dalam Proses
Jenis Produk
Produk X
Produk Y
Jumlah
Sediaan Awal
Sediaan Akhir
Kuantitas Tingkat Selesai Kuantitas Tingkat Selesai
9000 unit
BBB 100% 10000 unit
BBB 100%
BTKL/BOP 40%
BTKL/BOP 50%
4000 unit
BBB 100% 5000 unit
BBB 100%
BTKL/BOP 40%
BTKL/BOP 50%
13000 unit
15000 unit
Harga pokok sediaan produk dalam proses:
Produk X
BBB
BTKL
BOP
Rp 15,030
Rp 9,720
Rp 6,984
Rp 31,734
Produk Y
BBB
BTKL
BOP
Rp 11,160
Rp 7,216
Rp 5,184
Rp 23,560
Rp 55,294
4
5. Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Data ilustrasi:
4. Anggaran Sediaan Bahan Baku
Bahan Baku
A
B
C
Jumlah
Sediaan Bahan Baku Awal
103000 unit
44000 unit
114200 unit
261200 unit
Sediaan Bahan Baku Akhir
80000 unit
40000 unit
120000 unit
240000 unit
Harga pokok sediaan bahan baku:
Bahan Baku A
Bahan Baku B
Bahan Baku C
Jumlah
Rp 61,800
Rp 74,800
Rp 114,200
Rp 250,800
Standar bahan baku dipakai:
A
Produk X B
C
A
Produk Y B
C
0.9 unit
0 unit
1.2 unit
0.5 unit
0.8 unit
1 unit
Harga bahan baku per unit A = Rp 0.6; B = Rp 1.7; C = Rp 1.
5
6. Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Data ilustrasi:
5. Standar Upah
Upah per jam pada Departemen I = Rp 10; II = Rp 8
Jam Kerja:
Departemen I
Departemen II
Departemen I
Produk Y
Departemen II
Produk X
0.1 jam
0.2 jam
0.2 jam
0.4 jam
6.
Standar Biaya Overhead Pabrik
Produk X memerlukan BOP Rp 1.9; Y = Rp 3.24
7. Beban Usaha:
Beban Jualan
= Rp 1.190.000
Beban Administrasi dan Umum = Rp 695.000
8. Dapatan Bunga Setahun
= Rp
98.000
Beban Bunga Setahun
= Rp
90.000
9. Saldo Kas Awal
= Rp 600.000
Modal Saham
= Rp 1.200.000
Laba Ditahan Awal
= Rp 674.794
10. Seluruh produk yang dijual dan dibeli dilakukan secara tunai pada periode yang bersangkutan.
6
7. Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Anggaran Operasional
1. Anggaran Jualan:
Kuantitas
Produk X
Daerah A
Daerah B
Jumlah
Produk Y
Daerah A
Daerah B
Jumlah
Jumlah Total
Harga Jual
Jualan
208000 unit Rp
320000 unit Rp
528000 unit Rp
9.90 Rp 2,059,200
9.90 Rp 3,168,000
9.90 Rp 5,227,200
111600 unit Rp
168400 unit Rp
280000 unit Rp
808000 unit
16.50 Rp 1,841,400
16.50 Rp 2,778,600
16.50 Rp 4,620,000
Rp 9,847,200
2. Anggaran Produk:
Keterangan
Jualan
Sediaan Produk Jadi Akhir
Produk Siap Dijual
Sediaan Produk Jadi Awal
Produk Jadi
Sediaan Produk dalam Proses Akhir
Produk Dihasilkan
Sediaan Produk dalam Proses Awal
Produk Masuk Proses Produksi
Produk X
528000 unit
80000 unit
608000 unit
70000 unit
538000 unit
10000 unit
548000 unit
9000 unit
539000 unit
Produk Y
280000 unit
60000 unit
340000 unit
50000 unit
290000 unit
5000 unit
295000 unit
4000 unit
291000 unit
7
8. Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Anggaran Operasional
Perhitungan Unit Ekuivalen Metode FIFO
Jenis Biaya dan
Produk Jadi
Ekuivalen Produk
+
Produk
Diproduksi
Dalam Proses Akhir
Biaya Bahan Baku
Produk X
538000 unit +
(10.000 x 100%)
Produk Y
290000 unit +
(5.000 x 100%)
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Produk X
538000 unit
(10.000 x 50%)
Produk Y
290000 unit
(5.000 x 50%)
-
Ekuivalen Produk
Dalam Proses Awal
=
Unit Ekuivalen
yang Dihasilkan
-
(9.000 x 100%)
(4.000 x 100%)
=
=
539000 unit
291000 unit
-
(9.000 x 40%)
(4.000 x 40%)
=
=
539400 unit
290900 unit
8
9. Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Anggaran Operasional
3. Anggaran Biaya Bahan Baku dan Belian Bahan Baku:
Keterangan
Produk X
Produk Y
Bahan Baku Dipakai
Biaya Bahan Baku
Sediaan Akhir (Unit)
Sediaan Akhir (Rp)
Produk Siap Dipakai (Unit)
Produk Siap Dipakai (Rp)
Sediaan Awal (Unit)
Sediaan Awal (Rp)
Belian Bahan Baku (Unit)
Belian Bahan Baku (Rp)
Bahan Baku A
485100 unit
145500 unit
630600 unit
Rp
378,360
80000 unit
Rp
48,000
710600 unit
Rp
426,360
103000 unit
Rp
61,800
607600 unit
Rp
364,560
Bahan Baku B
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
232800 unit
232800 unit
395,760
40000 unit
68,000
272800 unit
463,760
44000 unit
74,800
228800 unit
388,960
Bahan Baku C
646800 unit
291000 unit
937800 unit
Rp
937,800
120000 unit
Rp
120,000
1057800 unit
Rp 1,057,800
114200 unit
Rp
114,200
943600 unit
Rp
943,600
Jumlah
1131900 unit
669300 unit
1801200 unit
Rp 1,711,920
240000 unit
Rp 236,000
2041200 unit
Rp 1,947,920
261200 unit
Rp 250,800
1780000 unit
Rp 1,697,120
4. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung
Keterangan
Produk X
Produk Y
Jumlah Jam Terpakai
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Departemen I Departemen II
Jumlah
53940 jam
107880 jam
161820 jam
43635 jam
116360 jam
159995 jam
97575 jam
224240 jam
321815 jam
Rp
975,750 Rp 1,793,920 Rp 2,769,670
9
10. Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Anggaran Operasional
Perhitungan Harga Pokok Produk per Unit:
Keterangan
Bahan Baku yang Dipakai
Bahan Baku A
Bahan Baku B
Bahan Baku C
Jumlah
Produk Dihasilkan
Biaya Bahan Baku per Unit Produk
Tenaga Kerja Langsung
Departemen I
Departemen II
Jumlah
Produk Dihasilkan
Biaya Tenaga Kerja Langsung per Unit Produk
Biaya Overhead Pabrik per Unit Produk
Harga Pokok per Unit Produk
Produk X
Produk Y
Rp
Rp
Rp
Rp
291,060
646,800
937,860
539000 unit
Rp
1.74
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
539,400
863,040
1,402,440
539400 unit
Rp
2.60
Rp
1.94
Rp
6.28
87,300
395,760
291,000
774,060
291000 unit
Rp
2.66
436,350
930,880
1,367,230
290900 unit
Rp
4.70
Rp
3.24
Rp
10.60
10
11. Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Anggaran Operasional
Perhitungan Sediaan Produk Jadi Akhir:
Produk X
Produk Y
Jumlah
= 80.000 unit x Rp 6.28
= 60.000 unit x Rp 10.6
Rp
Rp
Rp
502,400.00
636,000.00
1,138,400.00
Perhitungan Sediaan Produk dalam Proses Akhir:
Produk X
Jumlah
Produk Y
BBB = 10.000 unit x 100% x Rp 1.74
BTKL = 10.000 unit x 50% x Rp 2.60
BOP = 10.000 unit x 50% x Rp 1.94
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
BBB = 5.000 unit x 100% x Rp 2.66
BTKL = 5.000 unit x 50% x Rp 4.70
BOP = 5.000 unit x 50% x Rp 3.24
Jumlah
Jumlah Total
17,400
13,000
9,700
40,100
13,300
11,750
8,100
33,150
73,250
Perhitungan Biaya Overhead Pabrik
Produk X
Produk Y
Jumlah
= 539.400 unit x Rp 1.94
= 290.900 unit x Rp 3.24
Rp
Rp
Rp
1,046,436.00
942,516.00
1,988,952.00
11
12. Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Anggaran Operasional
5. Anggaran Harga Pokok Jualan:
Keterangan
Belian Bahan Baku
Sediaan Bahan Baku Awal
Bahan Baku Siap Dipakai
Sediaan Bahan Baku Akhir
Biaya Bahan Baku
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya Overhead Pabrik
Biaya Pabrik
Sediaan Produk dalam Proses Awal
Produk Masuk dalam Proses
Sediaan Produk dalam Proses Akhir
Harga Pokok Produk Jadi
Sediaan Produk Jadi Awal
Produk Siap Dijual
Sediaan Produk Jadi Akhir
Harga Pokok Jualan
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Nominal
1,697,120
250,800
1,947,920
236,000
1,711,920
2,769,670
1,988,952
6,470,542
55,294
6,525,836
73,250
6,452,586
968,700
7,421,286
1,138,400
6,282,886
12
13. Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Anggaran Operasional
6. Anggaran Rugi-Laba:
Keterangan
Jualan
Harga Pokok Jualan
Laba Kotor
Beban Jualan
Beban Administrasi dan Umum
Beban Usaha
Laba Usaha
Dapatan Bunga
Beban Bunga
Laba Bukan Usaha
Laba Bersih Sebelum Pajak
Pajak Penghasilan 10%
Laba Bersih Setelah Pajak
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Nominal
9,847,200
6,282,886
3,564,314
1,190,000
695,000
1,885,000
1,679,314
98,000
90,000
8,000
1,687,314
168,731.40
1,518,583
13
14. Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Anggaran Keuangan
1. Anggaran Kas:
Keterangan
Kas Masuk
Jualan
Dapatan Bunga
Jumlah Kas Masuk
Kas Keluar
Beli Bahan Baku
Upah Tenaga Kerja Langsung
Biaya Overhead Pabrik
Beban Usaha
Beban Bunga
Pajak Penghasilan 10%
Jumlah Kas Keluar
Surplus
Saldo Kas Awal
Saldo Kas Akhir
Nominal
Rp
Rp
Rp
9,847,200
98,000
9,945,200
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
1,697,120
2,769,670
1,988,952
1,885,000
90,000
168,731.00
8,599,473
1,345,727
600,000
1,945,727
14
15. Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Anggaran Keuangan
2. Anggaran Neraca:
Keterangan
Kas
Sediaan Produk Jadi Akhir
Sediaan Produk dalam Proses Akhir
Sediaan Bahan Baku Akhir
Aktiva
Modal Saham
Laba Ditahan Awal
Laba
Laba Ditahan Akhir
Pasiva
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Nominal
1,945,727
1,138,400
73,250
236,000
3,393,377
1,200,000
Rp
Rp
2,193,377
3,393,377
Rp
674,794
Rp 1,518,583
15
16. Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Variabel
Perbedaan metode penentuan penuh dengan metode penentuan harga pokok variabel
Kelemahan metode penentuan harga pokok variabel:
• Biaya variabel dan biaya tetap dalam kenyataannya
sulit dipisahkan secara tepat, karena masih terdapat
biaya semi-varibel;
• Dalam kenyataannya biaya variabel per unit dalam
suatu periode mudah berubah, sedangkan syarat
berlakunya analisis penentuan harga pokok variabel
antara lain biaya variabel per unit tidak berubah
selama periode analisis;
• Penentuan harga pokok variabel tidak dapat digunakan untuk laporan pihak eksternal.
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap dalam
kisaran volume kegiatan tertentu, tetapi biaya per unit
berubah bila volume kegiatan berubah.
Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah
sebanding dengan perubahan volume kegiatan, tetapi
biaya per unit tidak berubah walaupun volume kegiatan
berubah.
16
17. Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Variabel
Metode pemisahan biaya semi-variabel.
Biaya semi-variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah tidak sebanding dengan perubahan
volume kegiatan. Biaya semi-variabel mempunyai unsur biaya variabel dan unsur biaya tetap
sehingga sering disebut biaya campuran (mixed cost).
Ada beberapa metode pemisahan biaya semi-variabel, di antaranya: Metode perkiraan langsung,
Metode biaya berjaga, Metode korelasi, dan Metode titik tertinggi dan terrendah.
Metode perkiraan langsung
Metode ini dipergunakan apabila perusahaan tidak mempunyai data historis (baru berdiri) atau
mempunyai data historis namun tidak dapat digunakan, misalnya karena datanya kurang.
Dengan demikian, pemisahan biaya semi-variabel menjadi biaya variabel dan biaya tetap dilakukan oleh orang yang ahli (berpengalaman) dengan metode perkiraan.
17
18. Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Variabel
Metode pemisahan biaya semi-variabel:
Metode biaya berjaga
Misalkan biaya listrik pabrik selama satu tahun adalah Rp 3.500.000 dan digunakan untuk
penerangan dan juga untuk menggerakkan mesin dan peralatan pabrik.
Biaya listrik untuk penerangan pabrik merupakan biaya tetap sedangkan biaya listrik untuk
menggerakkan mesin dan peralatan pabrik merupakan biaya variabel.
Anggaplah selama satu tahun mesin dan peralatan dipakai selama 2.500 jam dan dihasilkan
1.000 unit produk. Apabila mesin dan peralatan pabrik tidak dijalankan selama satu tahun,
perusahaan akan membayar listrik Rp 2.000.000 (merupakan biaya tetap). Maka, biaya variabel
adalah Rp 1.500.000.
Biaya variabel per unit produk = Rp 1.500.000 / 10.000 produk = Rp 150
Biaya variabel per jam = Rp 1.500.000 / 2.500 jam = Rp 600
18
19. Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Variabel
Metode pemisahan biaya semi-variabel:
Metode korelasi
1. Secara grafik
Biaya pemeliharaan mesin tiap bulan selama enam bulan adalah sebagai berikut:
No.
1
2
3
4
5
6
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Jumlah
Jam Mesin
30
40
50
60
80
100
360
Biaya Pemeliharaan
Rp
600
Rp
700
Rp
800
Rp
900
Rp
1,100
Rp
1,300
Rp
5,400
Titik A = Biaya tetap = Rp 300
Biaya variabel pemeliharaan mesin
selama 100 jam:
= Jam mesin – Biaya tetap
= Rp 1300 – Rp 100
= Rp 1.000
19
20. Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Variabel
Metode pemisahan biaya semi-variabel:
Metode korelasi
2. Secara matematis
Biaya pemeliharaan mesin tiap bulan selama enam bulan adalah sebagai berikut:
No.
1
2
3
4
5
6
b
a
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Jumlah
Rp
Rp
10
300
Jam Mesin (X)
30
40
50
60
80
100
360
Biaya Pemeliharaan (Y)
Rp
600
Rp
700
Rp
800
Rp
900
Rp
1,100
Rp
1,300
Rp
5,400
Y = Jumlah biaya semi-variabel
X = Jam mesin
X2
900
1600
2500
3600
6400
10000
25000
XY
18000
28000
40000
54000
88000
130000
358000
Y
b
a bX
n
n
a
XY
X
X2
Y
Y
X
b
2
X
n
a = Jumlah biaya tetap per periode
b = Jumlah biaya variabel per unit
Bila jam mesin = 100, maka biaya semi variabel (Y) = Rp 300 + Rp 10 (100) = Rp 1.300,00
20
21. Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Variabel
Metode pemisahan biaya semi-variabel:
Metode titik tertinggi dan terrendah
Untuk memisahkan biaya semi-variabel menjadi biaya variabel dan biaya tetap menggunakan
metode ini, dilakukan dengan cara mencari selisih antara tingkat biaya dan satuan tertinggi
dengan tingkat tertinggi dan satuan terrendah.
Misalkan biaya semi-variabel pemeliharaan mesin pada tingkat kegiatan tertinggi sebulan 100
jam mesin langsung dengan biaya pemeliaraan mesin Rp 1.300. Pada tingkat kegiatan terrendah
sebulan 30 jam mesin langsung dengan biaya pemeliharaan Rp 600.
Keterangan
Tertinggi
Terrendah
Selisih
Jam Mesin
100 jam
30 jam
70 jam
Biaya Pemeliharaan
Rp
1,300.00
Rp
600.00
Rp
700.00
Biaya pemeliharaan mesin per jam = Rp 700 : 70 jam = Rp 10
Biaya tetap pemeliharaan mesin = Rp 600 – (30 × Rp 10) = Rp 300
21
22. Manufacturing Company
Manfaat penentuan harga pokok variabel dalam pengambilan keputusan:
1. Keputusan untuk melayani pesanan khusus atau tidak;
2. Keputusan meningkatkan produk tertentu;
22
23. Manufacturing Company
Manfaat penentuan harga pokok variabel sebagai alat perencanaan laba
Perencanaan laba dalam anggaran variabel menggunakan metode penentuan harga pokok
variabel sangat bermanfaat dalam pembuatan anggaran jangka pendek.
Data Ilustrasi:
Biaya bahan baku per unit
Biaya tenaga kerja langsung per unit
Biaya overhead pabrik variabel per unit
Biaya usaha variabel per unit
Biaya variabel per unit
Biaya tetap per triwulan
Harga jual per unit
Rp
1,000
Rp
1,100
Rp
1,380
Rp
50
Rp
3,530
Rp 2,350,000
Rp 5,530.00
Jualan
Biaya tetap Biaya variabel Laba
Rp 5.530 Rp 2.350.000 Rp 3.530 0
Rp 2.000 Rp 2.350.000
BEP Rp 2.350.000 / Rp 2.000 1.175 unit
BEP = 1.175 unit artinya bila perusahaan menjual dalam satu triwulan sebanyak 1.175 unit,
maka perusahaan tidak untung dan tidak rugi (impas) atau dalam keadaan BEP (break even
point).
Bila perusahaan menjual di bawah 1.175 unit, maka perusahaan akan rugi, dan bila perusahaan
menjual di atas 1.175 unit, maka perusahaan akan untung.
23
24. Manufacturing Company
Manfaat penentuan harga pokok variabel sebagai alat perencanaan laba
Keterangan
Jualan
Biaya variabel
Margin kontribusi
Biaya tetap
Laba (rugi)
Per unit
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
5,530
3,530
2,000
-
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Berbagai Tingkat Jualan
350 unit
1.175 unit
2.000 unit
1,935,500 Rp 6,497,750 Rp 11,060,000
1,235,500 Rp 4,147,750 Rp 7,060,000
700,000 Rp 2,350,000 Rp 4,000,000
2,350,000 Rp 2,350,000 Rp 2,350,000
(1,650,000) Rp
Rp 1,650,000
24
25. Trading Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Data Ilustrasi:
Kas
Piutang dagang
Sediaan barang
Aktiva tetap bersih
Aktiva
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Neraca
50,000 Utang dagang
59,800 Modal saham
110,000 Laba ditahan
150,000
369,800 Pasiva
Rp
Rp
Rp
79,750
100,000
190,050
Rp
369,800
Realisasi dan Anggaran Jualan
Realisasi November
Rp
50,000
Desember
Rp
59,800
Anggaran Januari
Rp
120,000
Februari
Rp
130,000
Maret
Rp
115,000
April
Rp
120,000
Mei
Rp
130,000
Syarat pembayaran:
• 50% dibayar pada bulan jualan;
• 40% dibayar satu bulan setelah bulan jualan;
• 9% dibayar dua bulan setelah bulan jualan;
• 1% ditaksir tidak tertagih
Harga pokok jualan yang diinginkan 65% dari anggaran jualan.
Sediaan barang dagangan akhir pada bulan bersangkutan direncanakan 65% dan jualan bulan akan datang
setelah ditambah 50% dari jualan dua bulan berikutnya.
Belian dibayar lunas bulan berikutnya.
Beban jualan dan administrasi variabel 10% dari dapatan jualan bulan bersangkutan, kecuali beban piutang tak
tertagih. Beban penjualan dan administrasi tetap Rp 25.000 per bulan dan biaya depresiasi Rp 6.000 per bulan
dan dibayarkan tunai pada bulan bersangkutan.
Manajemen menghendaki kas mininum Rp 60.000 yang dimulai dari bulan Januari. Untuk menambah kas awal
tahun sebesar Rp 50.000 menjadi Rp 60.000, perusahaan bermaksud meminjam uang di bank sebesar
Rp 10.000 pada awal tahun dan akan dilunasi pada akhir bulan ketiga. Bunga pinjaman bank 12% setahun dari
pokok pinjaman yang dibayar pada akhir triwulan.
25
26. Trading Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Anggaran Operasional
1. Anggaran Jualan
Keterangan
Nopember
Desember
Jualan
Rp 120,000 Rp
100,000
a. 50% x jualan bulan bersangkutan
b. 40% x jualan bulan lalu
c. 9% x jualan dua bulan lalu
Jumlah Kas Masuk
Januari
Rp 120,000
Rp 60,000
Rp 40,000
Rp 10,800
Rp 110,800
Februari
Rp 130,000
Rp 65,000
Rp 48,000
Rp
9,000
Rp 122,000
Maret
Rp 115,000
Rp 57,500
Rp 52,000
Rp 10,800
Rp 120,300
2. Anggaran Belian
Keterangan
Jualan
Harga pokok jualan
Sediaan barang dagangan akhir
Barang siap dijual
Sediaan barang dagangan awal
Belian
Bayar belian
Januari
Rp 120,000
Rp 78,000
Rp 121,875
Rp 199,875
Rp 110,000
Rp 89,875
Rp 79,750
Februari
Rp
130,000
Rp
84,500
Rp
113,750
Rp
198,250
Rp
121,875
Rp
76,375
Rp
89,875
Maret
April
Rp 115,000 Rp 120,000
Rp 74,750
Rp 120,250
Rp 195,000
Rp 113,750
Rp 81,250
Rp 76,375
Mei
Rp 130,000
26
27. Trading Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Anggaran Operasional
3. Anggaran Beban Penjualan dan Administrasi
Keterangan
Jualan
Beban Jualan dan Administrasi:
Variabel
Tetap
Beban Penghapusan Piutang
Jumlah Beban Usaha
Beban Penghapusan Piutang
Beban Depresiasi
Beban Usaha Tidak Tunai
Beban Usaha Tunai
Januari
Februari
Maret
Rp 120,000 Rp
130,000 Rp 115,000
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
12,000
25,000
1,200
38,200
1,200
6,000
7,200
31,000
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
13,000
25,000
1,300
39,300
1,300
6,000
7,300
32,000
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
11,500
25,000
1,150
37,650
1,150
6,000
7,150
30,500
4. Anggaran Rugi-Laba
Keterangan
Jualan
Harga Pokok Jualan
Laba Kotor
Beban Usaha
Laba Usaha
Bunga
Laba Sebelum Pajak
Januari
Rp 120,000
Rp 78,000
Rp 42,000
Rp 38,200
Rp
3,800
Rp
100
Rp
3,700
Februari
Rp
130,000
Rp
84,500
Rp
45,500
Rp
39,300
Rp
6,200
Rp
100
Rp
6,100
Maret
Rp 115,000
Rp 74,750
Rp 40,250
Rp 37,650
Rp
2,600
Rp
100
Rp
2,500
Triwulan I
Rp 365,000
Rp 237,250
Rp 127,750
Rp 115,150
Rp 12,600
Rp
300
Rp 12,300
27
28. Trading Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Anggaran Keuangan
1. Anggaran Kas
Keterangan
Saldo Kas Awal
Kas Masuk dari Jualan
Kas Tersedia
Bayar Sebelum Pinjaman
Belian
Beban Usaha Tunai
Bayar Sebelum Pinjaman
Kas Minimum
Jumlah Kas Diperlukan
Surplus (Defisit)
Terima Pinjaman Bank
Bayar Bunga
Bayar Pinjaman Bank
Saldo Kas Akhir Seluruhnya
Januari
Februari
Maret
Rp 50,000 Rp
60,050 Rp 60,175
Rp 110,800 Rp
122,000 Rp 120,300
Rp 160,800 Rp
182,050 Rp 180,475
Rp 79,750 Rp
Rp 31,000 Rp
Rp 110,750 Rp
Rp 60,000 Rp
Rp 170,750 Rp
Rp (9,950) Rp
Rp 10,000 Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp 60,050 Rp
89,875
32,000
121,875
60,000
181,875
175
60,175
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
76,375
30,500
106,875
60,000
166,875
13,600
300
10,000
63,300
28
29. Trading Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Anggaran Keuangan
2. Anggaran Neraca
Keterangan
AKTIVA
Kas
Piutang Dagang Bersih
Sediaan Barang Dagangan Akhir
Aktiva Tetap Bersih
Jumlah Aktiva
PASIVA
Utang Bank
Utang Dagang (Belian)
Utang Bunga
Modal Saham
Laba Ditahan
Jumlah Pasiva
Januari
Februari
Maret
Rp 60,050 Rp
Rp 67,800 Rp
Rp 121,875 Rp
Rp 144,000 Rp
Rp 393,725 Rp
60,175
74,500
113,750
138,000
386,425
Rp 63,300
Rp 68,050
Rp 120,250
Rp 132,000
Rp 383,600
Rp 10,000 Rp
Rp 89,875 Rp
Rp
100 Rp
Rp 100,000 Rp
Rp 193,750 Rp
Rp 393,725 Rp
10,000
76,375
200
100,000
199,850
386,425
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
81,250
100,000
202,350
383,600
29
30. Trading Company
Penyusunan Anggaran Variabel
Data Ilustrasi:
Estimasi Jualan 25.000 kg
Harga jual per kg
Rp
Biaya variabel per kg
Harga pokok jualan per kg
Rp
2.00
Angkutan penjualan per kg
Rp
0.30
Komisi penjualan per kg
Rp
0.50
Pernik penjualan per kg
Rp
0.20
Jumah biaya variabel per kg
Rp
Biaya tetap per bulan
Depresiasi alat penjualan
Gaji penjualan
Gaji administrasi
Depresiasi alat kantor
Administrasi lainnya
Jumlah biaya tetap per bulan
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
5.00
3.00
3,750
8,800
6,200
500
750
Rp
20,000
Realisasi Jualan 27.000 kg
Harga jual per kg
Rp
Biaya variabel per kg
Harga pokok jualan per kg
Rp
1.52
Angkutan penjualan per kg Rp
0.18
Komisi penjualan per kg
Rp
0.20
Pernik penjualan per kg
Rp
0.10
Jumah biaya variabel per kg
Rp
Biaya tetap per bulan
Depresiasi alat penjualan
Gaji penjualan
Gaji administrasi
Depresiasi alat kantor
Administrasi lainnya
Jumlah biaya tetap per bulan
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
6.00
2.00
3,710
12,500
11,250
485
900
Rp
28,845
30
31. Trading Company
Penyusunan Anggaran Variabel
Anggaran Variabel Rugi-Laba
Keterangan
Jualan
Biaya variabel
Harga pokok jualan
Angkutan penjualan
Komisi penjualan
Pernik penjualan
Jumah biaya variabel
Margin Kontribusi
Biaya tetap
Depresiasi alat penjualan
Gaji penjualan
Gaji administrasi
Depresiasi alat kantor
Administrasi lainnya
Jumlah biaya tetap
Laba (Rugi)
Per kg
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
5.000 kg
10.000 kg
15.000 kg
20.000 kg
25.000 kg
30.000 kg
5 Rp 25,000 Rp 50,000 Rp 75,000 Rp 100,000 Rp 125,000 Rp 150,000
2.00
0.30
0.50
0.20
3.00
Rp 10,000
Rp 1,500
Rp 2,500
Rp 1,000
Rp 15,000
Rp 10,000
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
20,000
3,000
5,000
2,000
30,000
20,000
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
30,000
4,500
7,500
3,000
45,000
30,000
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
40,000
6,000
10,000
4,000
60,000
40,000
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
50,000
7,500
12,500
5,000
75,000
50,000
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
60,000
9,000
15,000
6,000
90,000
60,000
Rp 3,750
Rp 8,800
Rp 6,200
Rp
500
Rp
750
Rp 20,000
Rp (10,000)
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
3,750
8,800
6,200
500
750
20,000
-
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
3,750
8,800
6,200
500
750
20,000
10,000
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
3,750
8,800
6,200
500
750
20,000
20,000
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
3,750
8,800
6,200
500
750
20,000
30,000
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
3,750
8,800
6,200
500
750
20,000
40,000
31
32. Service Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Perusahaan Jasa Perbankan
Data Ilustrasi:
Kas
Giro di BI
Giro di bank lain
Kredit modal kerja
Kredit konsumsi
Kredit investasi
Aktiva tetap bersih
Aktiva
•
•
•
•
•
•
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Neraca
Simpanan giro
Simpanan tabungan
Simpanan deposito
Kewajiban segera lainnya
Modal saham
Laba tahun berjalan
1,000
2,000
1,500
10,000
5,000
40,000
30,500
90,000 Pasiva
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
20,000
10,000
5,000
5,000
49,000
1,000
Rp
90,000
Bunga simpanan giro 4%/tahun; Bunga simpanan tabungan 14%/tahun; Bunga simpanan deposito
12%/tahun; Bunga kewajiban segera lainnya 10%/tahun.
Bunga kredit modal 24%/tahun; Bunga kredit konsumsi 18%/tahun; Bunga kredit investasi 20%/
tahun;
Simpanan masyarakat di bank berupa simpanan giro, tabungan, dan deposito ditaksir meningkat
10% dari tahun lalu. Peningkatan ini digunakan untuk peningkatan pemberian kredit dengan
alokasi: (i) Peningkatan simpanan giro untuk kredit modal kerja; (ii) Peningkatan simpanan tabungan untuk kredit konsumsi; (iii) Peningkatan simpanan deposito untuk kredit investasi.
Pajak hasilan 10% dan bunga dibayar periode bersangkutan;
Aktiva tetap disusut 10% dan bunga dari nilai bersih (nilai buku);
Beban usaha lainnya ditaksir Rp 3.570 dibayar tunai setahun.
32
33. Service Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Perusahaan Jasa Perbankan
Anggaran Rugi-Laba
Dapatan Usaha
Dapatan bunga kredit modal kerja
Dapatan bunga kredit konsumsi
Dapatan bunga kredit investasi
Dapatan bunga giro di BI dan lainnya
Jumlah Dapatan Usaha
Beban Usaha
Beban usaha simpanan giro
Beban usaha simpanan tabungan
Beban usaha simpanan deposito
Beban bunga kewajiban segera lainnya
Beban depresiasi
Beban usaha lainnya
Jumlah Beban Usaha
Laba Usaha Sebelum Pajak
Pajak 10%
Laba Bersih Setelah Pajak
Rp
Rp
Rp
Rp
2,880
1,080
8,100
140
Rp 12,200
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
880
1,540
660
500
3,050
3,570
Rp 10,200
Rp 2,000
Rp
200
Rp 1,800
33
34. Service Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Perusahaan Jasa Perbankan
Anggaran Neraca
AKTIVA
Kas
Giro pada BI
Giro pada bank lainnya
Kredit modal kerja
Kredit konsumsi
Kredit investasi
Aktiva tetap bersih
Jumlah Aktiva
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
5,850
2,000
1,500
12,000
6,000
40,500
27,450
95,300
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
22,000
11,000
5,500
5,000
49,000
1,000
1,800
95,300
PASIVA
Simpanan giro
Simpanan tabungan
Simpanan deposito
Utang segera lainnya
Modal saham
Sisa laba tahun lalu
Laba tahun berjalan
Jumlah Pasiva
34
35. Service Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Perusahaan Jasa Taksi
Data Ilustrasi:
Kas
Mobil taksi
Aktiva
•
•
•
Rp
Rp
Rp
Neraca
1,000 Modal saham Rp
50,000
51,000 Pasiva
Rp
51,000
51,000
Dapatan taksi dianggarkan 100% tunai bulan Januari Rp 10.000; Februari Rp 11.000; Maret
Rp 12.000;
Bahan bakar ditaksir 25% dari dapatan taksi bulan bersangkutan. Komisi sopir 10% dari
dapatan taksi bulan bersangkutan. Bahan bakar dan komisi sopir dibayar pada bulan bersangkutan;
Beban usaha lainnya 100% tunai tiap bulan Rp 3.000 tidak termasuk penyusutan.
Penyusutan taksi tiap bulan Rp 1.000
35
36. Service Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Perusahaan Jasa Perbankan
Anggaran Rugi-Laba
Keterangan
Dapatan taksi
Bahan bakar
Komisi sopir
Penyusutan
Beban usaha lainnya
Beban usaha
Laba
Januari
Rp 10,000
Rp
2,500
Rp
2,000
Rp
1,000
Rp
3,000
Rp
8,500
Rp
1,500
Februari
Rp
11,000
Rp
2,750
Rp
2,200
Rp
1,000
Rp
3,000
Rp
8,950
Rp
2,050
Maret
Rp 12,000
Rp
3,000
Rp
2,400
Rp
1,000
Rp
3,000
Rp
9,400
Rp
2,600
Triwulan I
Rp 33,000
Rp 8,250
Rp 6,600
Rp 3,000
Rp 9,000
Rp 26,850
Rp 6,150
36
37. Service Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Perusahaan Jasa Perbankan
Anggaran Keuangan
1. Anggaran Kas
Keterangan
Dapatan taksi
Bahan bakar
Komisi sopir
Lainnya
Kas keluar
Saldo kas awal
Saldo kas akhir
Januari
Rp 10,000
Rp
2,500
Rp
2,000
Rp
3,000
Rp
7,500
Rp
1,000
Rp
3,500
Februari
Rp
11,000
Rp
2,750
Rp
2,200
Rp
3,000
Rp
7,950
Rp
3,500
Rp
6,550
Maret
Rp 12,000
Rp
3,000
Rp
2,400
Rp
3,000
Rp
8,400
Rp
6,550
Rp 10,150
Januari
Rp
3,500
Rp
49,000
Rp
52,500
Rp
51,000
Rp
1,500
Rp
52,500
Februari
Rp
6,550
Rp
48,000
Rp
54,550
Rp
51,000
Rp
3,550
Rp
54,550
Maret
Rp
10,150
Rp
47,000
Rp 57,150
Rp
51,000
Rp
6,150
Rp 57,150
2. Anggaran Neraca
Keterangan
Kas
Mobil taksi bersih
Aktiva
Modal saham
Laba ditahan
Pasiva
37
38. Service Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Perusahaan Jasa Bioskop
Data Ilustrasi:
Kas
Alat
Aktiva
•
•
•
•
•
•
Rp
Rp
Rp
Neraca
2,000 Modal
70,000
72,000 Pasiva
Rp
72,000
Rp
72,000
Alat disusut sebulan Rp 1.000;
Sehari tiga kali pertunjukan, harga tiket per orang Rp 10. Sekali pertunjukan ditaksir 50
penonton untuk bulan Januari, 60 penonton untuk bulan Februari, dan 70 penonton untuk
bulan Maret. Sebulan diasumsikan 30 hari dan tiket dibayar tunai;
Sewa film dibayar tunai dan setiap kali pertunjukan seharga Rp 250;
Beban pemeliharaan ditaksir 5% dari dapatan tontonan dan dibayar tunai;
Komisi penjualan tiket 10% dari dapatan tontonan dibayar tunai;
Beban usaha lainnya sebulan Rp 10.000 tunai.
38
39. Service Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Perusahaan Jasa Bioskop
Anggaran Operasional
1. Anggaran Dapatan
Keterangan
Sekali pertunjukan
Pertunjukan sebulan
Penonton sebulan
Tiket per orang
Dapatan tontonan
Januari
Februari
Maret
50 orang
60 orang
70 orang
90
90
90
4500
5400
6300
Rp
10 Rp
10 Rp
10
Rp 45,000 Rp
54,000 Rp 63,000
Keterangan
Penyusutan alat
Sewa film
Pemeliharaan
Komisi penjualan
Lainnya
Beban usaha
Penyusutan alat
Beban usaha tunai
Januari
Rp
1,000
Rp 22,500
Rp
2,250
Rp
4,500
Rp 10,000
Rp 40,250
Rp
1,000
Rp 39,250
2. Anggaran beban Usaha
Februari
Rp
1,000
Rp
22,500
Rp
2,700
Rp
5,400
Rp
10,000
Rp
41,600
Rp
1,000
Rp
40,600
Triwulan I
180 orang
Rp
90
Rp 16,200
Rp
10
Rp 162,000
Maret
Triwulan I
Rp
1,000 Rp 3,000
Rp 22,500 Rp 67,500
Rp
3,150 Rp 8,100
Rp
6,300 Rp 16,200
Rp 10,000 Rp 30,000
Rp 42,950 Rp 124,800
Rp
1,000 Rp 3,000
Rp 41,950 Rp 121,800
39
40. Service Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Perusahaan Jasa Bioskop
Anggaran Operasional
3. Anggaran Rugi-Laba
Keterangan
Dapatan tontonan
Beban usaha
Laba
Januari
Februari
Maret
Rp 45,000 Rp
54,000 Rp 63,000
Rp 40,250 Rp
41,600 Rp 42,950
Rp
4,750 Rp
12,400 Rp 20,050
Triwulan I
Rp 162,000
Rp 124,800
Rp 37,200
40
41. Service Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Perusahaan Jasa Bioskop
Anggaran Keuangan
1. Anggaran Kas
Keterangan
Dapatan tontonan
Beban usaha tunai
Surplus kas
Saldo kas awal
Saldo kas akhir
Januari
Rp 45,000
Rp 39,250
Rp
5,750
Rp
2,000
Rp
7,750
Februari
Rp
54,000
Rp
40,600
Rp
13,400
Rp
7,750
Rp
21,150
Maret
Rp 63,000
Rp 41,950
Rp 21,050
Rp 21,150
Rp 42,200
Keterangan
Januari
Rp
7,750
Rp 69,000
Rp 76,750
Rp 72,000
Rp
4,750
Rp 76,750
Februari
Rp
21,150
Rp
68,000
Rp
89,150
Rp
76,750
Rp
12,400
Rp
89,150
Maret
Rp 42,200
Rp 67,000
Rp 109,200
Rp 89,150
Rp 20,050
Rp 109,200
2. Anggaran Neraca
Kas
Alat bersih
Aktiva
Modal
Laba
Pasiva
41
42. Service Company
Penyusunan Anggaran Variabel
Perusahaan Jasa Perbankan
Data Ilustrasi:
Bank menetapkan bunga kredit 20% setahun, bunga simpanan 10% setahun, dan biaya tetap
setahun sebesar Rp 10.000.
Bunga kredit Biaya tetap Bunga simpanan Laba
20%
Rp 10.000 10% 0
10%
Rp 10.000
BEP Rp 10.000 / 10% Rp 100.000
BEP = Rp 100.000 artinya bila bank dalam setahun memberikan kredit sebanyak Rp 100.000,
maka perusahaan tidak untung dan tidak rugi (impas) atau dalam keadaan BEP (break even
point).
42
43. Service Company
Penyusunan Anggaran Variabel
Perusahaan Jasa Perbankan
Bila bank ingin memperoleh laba setahun Rp 1.000, maka bank harus memberikan kredit:
20% Rp 10.000 10% Rp 1.000
10% Rp 11.000
Kredit Rp 11.000 / 10% Rp 110.000
Bila bank ingin tahun pada pemberian kredit berapakah bank akan menderita rugi Rp 1.000:
20% Rp 10.000 10% Rp 1.000
10% Rp 9.000
Kredit Rp 9.000 / 10% Rp 90.000
Anggaran Variabel Rugi-Laba
Keterangan
Dapatan bunga
Biaya variabel
Margin kontribusi
Biaya tetap
Laba (rugi)
Per unit
20%
10%
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Berbagai Tingkat Kredit Diberikan
90,000 Rp 100,000 Rp
110,000
18,000 Rp
20,000 Rp
22,000
9,000 Rp
10,000 Rp
11,000
9,000 Rp
10,000 Rp
11,000
10,000 Rp
10,000 Rp
10,000
(1,000) Rp
Rp
1,000
43
44. Service Company
Penyusunan Anggaran Variabel
Perusahaan Jasa Parkir
Data Ilustrasi:
Tarif parkir per mobil adalah Rp 4.200 dan sepeda motor adalah Rp 100.
Biaya tetap sebulan:
Gaji pegawai dan transport
Sewa tempat parkir
Jumlah biaya tetap
Rp
Rp
Rp
15,000
20,000
35,000
Biaya variabel per buah mobil berupa biaya komisi Rp 100;
Biaya variabel per buah sepeda motor berupa biaya komisi Rp 75;
Kapasitas untuk parkir mobil adalah 3.000 buah dan sepeda motor 2.000 buah.
Proporsi parkir:
• Mobil
= 3.000/5.000 = 60%
• Sepeda motor = 2.000/5.000 = 40%
Margin kontribusi:
• Mobil
= Rp 200 – Rp 100 = Rp 100
• Sepeda motor = Rp 100 – Rp 75 = Rp 25
44
45. Service Company
Penyusunan Anggaran Variabel
Perusahaan Jasa Parkir
1. BEP
Rp 35.000
Rp 100 60%
Rp 25 40%
500 mobil dan sepeda motor
Dengan demikian, yang harus diparkir adalah:
• Mobil
: 60% x 500 = 300 buah;
• Sepeda motor : 40% x 500 = 200 buah.
Perhitungan rugi-laba:
BEP
Dapatan parkir mobil
Dapatan parkir sepeda motor
Dapatan parkir sebulan
Biaya variabel mobil
Biaya variabel sepeda motor
Biaya variabel sebulan
Margin kontribusi sebulan
Biaya tetap sebulan
Laba
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
60,000
20,000
80,000
30,000
15,000
45,000
35,000
35,000
45
46. Service Company
Penyusunan Anggaran Variabel
Perusahaan Jasa Parkir
2. Laba Rp 7.000 sebulan
Rp 35.000 Rp 7.000
Rp 100 60%
Rp 25 40%
600 mobil dan sepeda motor
Dengan demikian, yang harus diparkir adalah:
• Mobil
: 60% x 600 = 360 buah;
• Sepeda motor : 40% x 600 = 240 buah.
Perhitungan rugi-laba:
Unit
Dapatan parkir mobil
Dapatan parkir sepeda motor
Dapatan parkir sebulan
Biaya variabel mobil
Biaya variabel sepeda motor
Biaya variabel sebulan
Margin kontribusi sebulan
Biaya tetap sebulan
Laba
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
72,000
24,000
96,000
36,000
18,000
54,000
42,000
35,000
7,000
46
47. Service Company
Penyusunan Anggaran Variabel
Perusahaan Jasa Parkir
3. Anggaran variabel
Berbagai Tingkat Parkir
400 buah
500 buah
600 buah
Keterangan
Proporsi parkir
Mobil 60%
Sepeda motor 40%
Dapatan parkir
Mobil
Sepeda motor
Jumlah dapatan parkir
Biaya variabel
Mobil
Sepeda motor
Jumlah biaya variabel
Margin kontribusi
Biaya tetap
Laba (rugi)
240 buah
160 buah
300 buah
200 buah
360 buah
240 buah
Rp
Rp
Rp
48,000 Rp
16,000 Rp
64,000 Rp
60,000 Rp
20,000 Rp
80,000 Rp
72,000
24,000
96,000
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
24,000
12,000
36,000
28,000
35,000
(7,000)
30,000
15,000
45,000
35,000
35,000
-
36,000
18,000
54,000
42,000
35,000
7,000
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
47
48. Service Company
Penyusunan Anggaran Variabel
Perusahaan Jasa Parkir
4. Margin laba 20%
Biaya tetap Margin laba
Biaya variabel
1
Dapatan/un it
Rp 35.000 20%
Rp 100 Rp 75
1
Rp 200 Rp 100
Rp 35.000 0.2
0.41667
0.41667 - 0.2 Rp 35.000
Dapatan
0.21667
Rp 35.000
Rp 35.000
Dapatan
0.21667
Rp 161.536
Parkir:
Mobil
Sepeda motor
: Rp 107.691/Rp 200 = 538.45;
: Rp 53.845/Rp 100 = 538.45.
Perhitungan laba-rugi:
Dapatan parkir mobil
Dapatan parkir sepeda motor
Dapatan parkir sebulan
Biaya variabel mobil
Biaya variabel sepeda motor
Biaya variabel sebulan
Margin kontribusi sebulan
Biaya tetap sebulan
Laba
Rp 107,691
Rp 53,845
Rp 161,536
Rp 53,845
Rp 40,384
Rp 94,229
Rp 67,307
Rp 35,000
Rp 32,307
Dengan demikian, dapatan parkir adalah:
• Mobil
: 200/300 x Rp 161.536 = Rp 107.691;
• Sepeda motor : 100/300 x Rp 161.536 = Rp 53.845.
48
49. Budget Variance Analysis
Apabila dapatan aktual lebih besar daripada dapatan yang dianggarkan, maka terjadi selisih laba
(L), sebaliknya jika dapatan aktual kurang dari dapatan yang dianggarkan terjadi selisih rugi (R).
Jika biaya aktual lebih besar daripada biaya yang dianggarkan maka terjadi selisih rugi (R), seba
-liknya jika biaya aktual kurang dari biaya yang dianggarkan terjadi selisih laba (L).
Realisasi Anggaran Rugi-Laba
Keterangan
Volume kredit/simpanan
Dapatan bunga kredit
Biaya bunga simpanan
Margin kontribusi
Biaya tetap
Laba (rugi)
Tingkat bunga
Anggaran Aktual
20%
10%
10%
19%
11%
8%
Anggaran
Rp 110,000
Rp 22,000
Rp 11,000
Rp 11,000
Rp 10,000
Rp 1,000
Aktual
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
120,000
22,800
13,200
9,600
10,000
(400)
Selisih
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
10,000
800
2,200
(1,400)
(1,400)
L
L
R
R
R
49
50. Budget Variance Analysis
1. Analisis Selisih Kredit
Selisih volume kredit = Tingkat bunga margin kontribusi anggaran x selisih volume kredit
= 10% x (Rp 110.000 – Rp 120.000)
= Rp 1.000 (L)
2. Analisis Selisih Simpanan
Selisih volume simpanan = Tingkat bunga simpanan anggaran x selisih volume simpanan
= 10% x (Rp 110.000 – Rp 120.000)
= Rp 1.000 (R)
Selisih tingkat bunga simpanan = Volume simpanan aktual x selisih tingkat bunga simpanan
= Rp 120.000 x (10% - 11%)
= Rp 1.200 (R)
Selisih biaya bunga simpanan = (Tingkat bunga simpanan anggaran x Volume simpanan
angaran) – (Tingkat bunga simpanan aktual x Volume
simpanan aktual)
= (10% x Rp 110.000) – (11% x Rp 120.000)
= Rp 11.000 – Rp 13.200
= Rp 2.200 (R)
50
51. Budget Variance Analysis
Laporan Rugi-Laba Model Analisis Selisih Standar
Dapatan bunga kredit
Biaya bunga simpanan dianggarkan
Margin kontribusi dianggarkan
Selisih volume simpanan (rugi)
Selisih tingkat bunga simpanan (rugi)
Selisih biaya bunga simpanan (rugi)
Selisih volume kredit (laba)
Selisih standar (rugi)
Margin kontribusi
Biaya tetap
Rugi
Rp
Rp
22,800
12,000
Rp 10,800
Rp
Rp
Rp
Rp
1,000
1,200
2,200
1,000
Rp 1,200
Rp 9,600
Rp 10,000
Rp (400)
51