SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 52
Danau Toba, Sumatera Utara

Seoul, 13th of October 2013
Tinjauan Umum Modul 7
Secara umum, Modul 7 akan membahas tentang penyusunan anggaran variabel dan anggaran
tetap perusahaan industri, perusahaan dagang, dan perusahaan jasa.
Modul 7 terdiri dari dua kegiatan belajar:
• Kegiatan Belajar 1 – Penyusunan Anggaran Perusahaan Industri;
• Kegiatan Belajar 2 – Penyusunan Anggaran Perusahaan Dagang;
• Kegiatan Belajar 3 – Penyusunan Anggaran Perusahaan Jasa.
Setelah mempelajari Modul 7, diharapkan mampu:
• Menjelaskan penyusunan anggaran tetap dan variabel perusahaan industri;
• Menjelaskan penyusunan anggaran tetap dan variabel perusahaan dagang;
• Menjelaskan penyusunan anggaran tetap dan variabel perusahaan jasa;
• Menjelaskan analisis selisih anggaran bank.

2
Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Data ilustrasi:
1. Rencana Jualan
Daerah A

Produk X
Produk Y

208000 unit
171800 unit
379800 unit

Daerah B

Produk X
Produk Y

Rencana Jualan

320000 unit
168400 unit
488400 unit
868200 unit

Harga Jual per produk Produk X = Rp 9.9; Y = Rp 16.5.
2. Anggaran Sediaan Produk Jadi
Jenis Produk Sediaan Awal Sediaan Akhir
Produk X
70000 unit
80000 unit
Produk Y
50000 unit
60000 unit
Jumlah
120000 unit
140000 unit

Harga Pokok Produk X = Rp 441.700; Y = Rp 527.000.

3
Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Data ilustrasi:
3. Anggaran Sediaan Produk dalam Proses
Jenis Produk
Produk X
Produk Y
Jumlah

Sediaan Awal
Sediaan Akhir
Kuantitas Tingkat Selesai Kuantitas Tingkat Selesai
9000 unit
BBB 100% 10000 unit
BBB 100%
BTKL/BOP 40%
BTKL/BOP 50%
4000 unit
BBB 100% 5000 unit
BBB 100%
BTKL/BOP 40%
BTKL/BOP 50%
13000 unit
15000 unit

Harga pokok sediaan produk dalam proses:
Produk X
BBB
BTKL
BOP

Rp 15,030
Rp 9,720
Rp 6,984
Rp 31,734

Produk Y
BBB
BTKL
BOP

Rp 11,160
Rp 7,216
Rp 5,184
Rp 23,560
Rp 55,294

4
Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Data ilustrasi:
4. Anggaran Sediaan Bahan Baku
Bahan Baku
A
B
C
Jumlah

Sediaan Bahan Baku Awal
103000 unit
44000 unit
114200 unit
261200 unit

Sediaan Bahan Baku Akhir
80000 unit
40000 unit
120000 unit
240000 unit

Harga pokok sediaan bahan baku:
Bahan Baku A
Bahan Baku B
Bahan Baku C
Jumlah

Rp 61,800
Rp 74,800
Rp 114,200
Rp 250,800

Standar bahan baku dipakai:
A
Produk X B
C
A
Produk Y B
C

0.9 unit
0 unit
1.2 unit
0.5 unit
0.8 unit
1 unit

Harga bahan baku per unit A = Rp 0.6; B = Rp 1.7; C = Rp 1.
5
Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Data ilustrasi:
5. Standar Upah
Upah per jam pada Departemen I = Rp 10; II = Rp 8
Jam Kerja:
Departemen I
Departemen II
Departemen I
Produk Y
Departemen II
Produk X

0.1 jam
0.2 jam
0.2 jam
0.4 jam

6.

Standar Biaya Overhead Pabrik
Produk X memerlukan BOP Rp 1.9; Y = Rp 3.24
7. Beban Usaha:
Beban Jualan
= Rp 1.190.000
Beban Administrasi dan Umum = Rp 695.000
8. Dapatan Bunga Setahun
= Rp
98.000
Beban Bunga Setahun
= Rp
90.000
9. Saldo Kas Awal
= Rp 600.000
Modal Saham
= Rp 1.200.000
Laba Ditahan Awal
= Rp 674.794
10. Seluruh produk yang dijual dan dibeli dilakukan secara tunai pada periode yang bersangkutan.
6
Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Anggaran Operasional
1. Anggaran Jualan:
Kuantitas
Produk X
Daerah A
Daerah B
Jumlah
Produk Y
Daerah A
Daerah B
Jumlah
Jumlah Total

Harga Jual

Jualan

208000 unit Rp
320000 unit Rp
528000 unit Rp

9.90 Rp 2,059,200
9.90 Rp 3,168,000
9.90 Rp 5,227,200

111600 unit Rp
168400 unit Rp
280000 unit Rp
808000 unit

16.50 Rp 1,841,400
16.50 Rp 2,778,600
16.50 Rp 4,620,000
Rp 9,847,200

2. Anggaran Produk:
Keterangan
Jualan
Sediaan Produk Jadi Akhir
Produk Siap Dijual
Sediaan Produk Jadi Awal
Produk Jadi
Sediaan Produk dalam Proses Akhir
Produk Dihasilkan
Sediaan Produk dalam Proses Awal
Produk Masuk Proses Produksi

Produk X
528000 unit
80000 unit
608000 unit
70000 unit
538000 unit
10000 unit
548000 unit
9000 unit
539000 unit

Produk Y
280000 unit
60000 unit
340000 unit
50000 unit
290000 unit
5000 unit
295000 unit
4000 unit
291000 unit

7
Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Anggaran Operasional
Perhitungan Unit Ekuivalen Metode FIFO
Jenis Biaya dan
Produk Jadi
Ekuivalen Produk
+
Produk
Diproduksi
Dalam Proses Akhir
Biaya Bahan Baku
Produk X
538000 unit +
(10.000 x 100%)
Produk Y
290000 unit +
(5.000 x 100%)
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Produk X
538000 unit
(10.000 x 50%)
Produk Y
290000 unit
(5.000 x 50%)

-

Ekuivalen Produk
Dalam Proses Awal

=

Unit Ekuivalen
yang Dihasilkan

-

(9.000 x 100%)
(4.000 x 100%)

=
=

539000 unit
291000 unit

-

(9.000 x 40%)
(4.000 x 40%)

=
=

539400 unit
290900 unit

8
Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Anggaran Operasional
3. Anggaran Biaya Bahan Baku dan Belian Bahan Baku:
Keterangan
Produk X
Produk Y
Bahan Baku Dipakai
Biaya Bahan Baku
Sediaan Akhir (Unit)
Sediaan Akhir (Rp)
Produk Siap Dipakai (Unit)
Produk Siap Dipakai (Rp)
Sediaan Awal (Unit)
Sediaan Awal (Rp)
Belian Bahan Baku (Unit)
Belian Bahan Baku (Rp)

Bahan Baku A
485100 unit
145500 unit
630600 unit
Rp
378,360
80000 unit
Rp
48,000
710600 unit
Rp
426,360
103000 unit
Rp
61,800
607600 unit
Rp
364,560

Bahan Baku B

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

232800 unit
232800 unit
395,760
40000 unit
68,000
272800 unit
463,760
44000 unit
74,800
228800 unit
388,960

Bahan Baku C
646800 unit
291000 unit
937800 unit
Rp
937,800
120000 unit
Rp
120,000
1057800 unit
Rp 1,057,800
114200 unit
Rp
114,200
943600 unit
Rp
943,600

Jumlah
1131900 unit
669300 unit
1801200 unit
Rp 1,711,920
240000 unit
Rp 236,000
2041200 unit
Rp 1,947,920
261200 unit
Rp 250,800
1780000 unit
Rp 1,697,120

4. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung
Keterangan
Produk X
Produk Y
Jumlah Jam Terpakai
Biaya Tenaga Kerja Langsung

Departemen I Departemen II
Jumlah
53940 jam
107880 jam
161820 jam
43635 jam
116360 jam
159995 jam
97575 jam
224240 jam
321815 jam
Rp
975,750 Rp 1,793,920 Rp 2,769,670
9
Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Anggaran Operasional
Perhitungan Harga Pokok Produk per Unit:
Keterangan
Bahan Baku yang Dipakai
Bahan Baku A
Bahan Baku B
Bahan Baku C
Jumlah
Produk Dihasilkan
Biaya Bahan Baku per Unit Produk
Tenaga Kerja Langsung
Departemen I
Departemen II
Jumlah
Produk Dihasilkan
Biaya Tenaga Kerja Langsung per Unit Produk
Biaya Overhead Pabrik per Unit Produk
Harga Pokok per Unit Produk

Produk X

Produk Y

Rp
Rp
Rp
Rp

291,060
646,800
937,860
539000 unit
Rp
1.74

Rp
Rp
Rp
Rp

Rp
Rp
Rp

Rp
Rp
Rp

539,400
863,040
1,402,440
539400 unit
Rp
2.60
Rp
1.94
Rp
6.28

87,300
395,760
291,000
774,060
291000 unit
Rp
2.66
436,350
930,880
1,367,230
290900 unit
Rp
4.70
Rp
3.24
Rp
10.60

10
Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Anggaran Operasional
Perhitungan Sediaan Produk Jadi Akhir:
Produk X
Produk Y
Jumlah

= 80.000 unit x Rp 6.28
= 60.000 unit x Rp 10.6

Rp
Rp
Rp

502,400.00
636,000.00
1,138,400.00

Perhitungan Sediaan Produk dalam Proses Akhir:
Produk X

Jumlah
Produk Y

BBB = 10.000 unit x 100% x Rp 1.74
BTKL = 10.000 unit x 50% x Rp 2.60
BOP = 10.000 unit x 50% x Rp 1.94

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

BBB = 5.000 unit x 100% x Rp 2.66
BTKL = 5.000 unit x 50% x Rp 4.70
BOP = 5.000 unit x 50% x Rp 3.24

Jumlah
Jumlah Total

17,400
13,000
9,700
40,100
13,300
11,750
8,100
33,150
73,250

Perhitungan Biaya Overhead Pabrik
Produk X
Produk Y
Jumlah

= 539.400 unit x Rp 1.94
= 290.900 unit x Rp 3.24

Rp
Rp
Rp

1,046,436.00
942,516.00
1,988,952.00
11
Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Anggaran Operasional
5. Anggaran Harga Pokok Jualan:
Keterangan
Belian Bahan Baku
Sediaan Bahan Baku Awal
Bahan Baku Siap Dipakai
Sediaan Bahan Baku Akhir
Biaya Bahan Baku
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya Overhead Pabrik
Biaya Pabrik
Sediaan Produk dalam Proses Awal
Produk Masuk dalam Proses
Sediaan Produk dalam Proses Akhir
Harga Pokok Produk Jadi
Sediaan Produk Jadi Awal
Produk Siap Dijual
Sediaan Produk Jadi Akhir
Harga Pokok Jualan

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

Nominal
1,697,120
250,800
1,947,920
236,000
1,711,920
2,769,670
1,988,952
6,470,542
55,294
6,525,836
73,250
6,452,586
968,700
7,421,286
1,138,400
6,282,886
12
Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Anggaran Operasional
6. Anggaran Rugi-Laba:
Keterangan
Jualan
Harga Pokok Jualan
Laba Kotor
Beban Jualan
Beban Administrasi dan Umum
Beban Usaha
Laba Usaha
Dapatan Bunga
Beban Bunga
Laba Bukan Usaha
Laba Bersih Sebelum Pajak
Pajak Penghasilan 10%
Laba Bersih Setelah Pajak

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

Nominal
9,847,200
6,282,886
3,564,314
1,190,000
695,000
1,885,000
1,679,314
98,000
90,000
8,000
1,687,314
168,731.40
1,518,583

13
Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Anggaran Keuangan
1. Anggaran Kas:
Keterangan
Kas Masuk
Jualan
Dapatan Bunga
Jumlah Kas Masuk
Kas Keluar
Beli Bahan Baku
Upah Tenaga Kerja Langsung
Biaya Overhead Pabrik
Beban Usaha
Beban Bunga
Pajak Penghasilan 10%
Jumlah Kas Keluar
Surplus
Saldo Kas Awal
Saldo Kas Akhir

Nominal
Rp
Rp
Rp

9,847,200
98,000
9,945,200

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

1,697,120
2,769,670
1,988,952
1,885,000
90,000
168,731.00
8,599,473
1,345,727
600,000
1,945,727

14
Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Anggaran Keuangan
2. Anggaran Neraca:
Keterangan
Kas
Sediaan Produk Jadi Akhir
Sediaan Produk dalam Proses Akhir
Sediaan Bahan Baku Akhir
Aktiva
Modal Saham
Laba Ditahan Awal
Laba
Laba Ditahan Akhir
Pasiva

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

Nominal
1,945,727
1,138,400
73,250
236,000
3,393,377
1,200,000

Rp
Rp

2,193,377
3,393,377

Rp
674,794
Rp 1,518,583

15
Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Variabel
Perbedaan metode penentuan penuh dengan metode penentuan harga pokok variabel
Kelemahan metode penentuan harga pokok variabel:
• Biaya variabel dan biaya tetap dalam kenyataannya
sulit dipisahkan secara tepat, karena masih terdapat
biaya semi-varibel;
• Dalam kenyataannya biaya variabel per unit dalam
suatu periode mudah berubah, sedangkan syarat
berlakunya analisis penentuan harga pokok variabel
antara lain biaya variabel per unit tidak berubah
selama periode analisis;
• Penentuan harga pokok variabel tidak dapat digunakan untuk laporan pihak eksternal.
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap dalam
kisaran volume kegiatan tertentu, tetapi biaya per unit
berubah bila volume kegiatan berubah.
Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah
sebanding dengan perubahan volume kegiatan, tetapi
biaya per unit tidak berubah walaupun volume kegiatan
berubah.

16
Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Variabel
Metode pemisahan biaya semi-variabel.
Biaya semi-variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah tidak sebanding dengan perubahan
volume kegiatan. Biaya semi-variabel mempunyai unsur biaya variabel dan unsur biaya tetap
sehingga sering disebut biaya campuran (mixed cost).
Ada beberapa metode pemisahan biaya semi-variabel, di antaranya: Metode perkiraan langsung,
Metode biaya berjaga, Metode korelasi, dan Metode titik tertinggi dan terrendah.
Metode perkiraan langsung
Metode ini dipergunakan apabila perusahaan tidak mempunyai data historis (baru berdiri) atau
mempunyai data historis namun tidak dapat digunakan, misalnya karena datanya kurang.
Dengan demikian, pemisahan biaya semi-variabel menjadi biaya variabel dan biaya tetap dilakukan oleh orang yang ahli (berpengalaman) dengan metode perkiraan.

17
Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Variabel
Metode pemisahan biaya semi-variabel:
Metode biaya berjaga
Misalkan biaya listrik pabrik selama satu tahun adalah Rp 3.500.000 dan digunakan untuk
penerangan dan juga untuk menggerakkan mesin dan peralatan pabrik.
Biaya listrik untuk penerangan pabrik merupakan biaya tetap sedangkan biaya listrik untuk
menggerakkan mesin dan peralatan pabrik merupakan biaya variabel.
Anggaplah selama satu tahun mesin dan peralatan dipakai selama 2.500 jam dan dihasilkan
1.000 unit produk. Apabila mesin dan peralatan pabrik tidak dijalankan selama satu tahun,
perusahaan akan membayar listrik Rp 2.000.000 (merupakan biaya tetap). Maka, biaya variabel
adalah Rp 1.500.000.
Biaya variabel per unit produk = Rp 1.500.000 / 10.000 produk = Rp 150
Biaya variabel per jam = Rp 1.500.000 / 2.500 jam = Rp 600

18
Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Variabel
Metode pemisahan biaya semi-variabel:
Metode korelasi
1. Secara grafik
Biaya pemeliharaan mesin tiap bulan selama enam bulan adalah sebagai berikut:
No.
1
2
3
4
5
6

Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Jumlah

Jam Mesin
30
40
50
60
80
100
360

Biaya Pemeliharaan
Rp
600
Rp
700
Rp
800
Rp
900
Rp
1,100
Rp
1,300
Rp
5,400

Titik A = Biaya tetap = Rp 300
Biaya variabel pemeliharaan mesin
selama 100 jam:
= Jam mesin – Biaya tetap
= Rp 1300 – Rp 100
= Rp 1.000

19
Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Variabel
Metode pemisahan biaya semi-variabel:
Metode korelasi
2. Secara matematis
Biaya pemeliharaan mesin tiap bulan selama enam bulan adalah sebagai berikut:
No.
1
2
3
4
5
6

b
a

Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Jumlah
Rp
Rp

10
300

Jam Mesin (X)
30
40
50
60
80
100
360

Biaya Pemeliharaan (Y)
Rp
600
Rp
700
Rp
800
Rp
900
Rp
1,100
Rp
1,300
Rp
5,400

Y = Jumlah biaya semi-variabel
X = Jam mesin

X2
900
1600
2500
3600
6400
10000
25000

XY
18000
28000
40000
54000
88000
130000
358000

Y
b

a bX
n
n

a

XY

X

X2

Y

Y
X

b

2

X

n

a = Jumlah biaya tetap per periode
b = Jumlah biaya variabel per unit

Bila jam mesin = 100, maka biaya semi variabel (Y) = Rp 300 + Rp 10 (100) = Rp 1.300,00

20
Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Variabel
Metode pemisahan biaya semi-variabel:
Metode titik tertinggi dan terrendah
Untuk memisahkan biaya semi-variabel menjadi biaya variabel dan biaya tetap menggunakan
metode ini, dilakukan dengan cara mencari selisih antara tingkat biaya dan satuan tertinggi
dengan tingkat tertinggi dan satuan terrendah.
Misalkan biaya semi-variabel pemeliharaan mesin pada tingkat kegiatan tertinggi sebulan 100
jam mesin langsung dengan biaya pemeliaraan mesin Rp 1.300. Pada tingkat kegiatan terrendah
sebulan 30 jam mesin langsung dengan biaya pemeliharaan Rp 600.
Keterangan
Tertinggi
Terrendah
Selisih

Jam Mesin
100 jam
30 jam
70 jam

Biaya Pemeliharaan
Rp
1,300.00
Rp
600.00
Rp
700.00

Biaya pemeliharaan mesin per jam = Rp 700 : 70 jam = Rp 10
Biaya tetap pemeliharaan mesin = Rp 600 – (30 × Rp 10) = Rp 300

21
Manufacturing Company
Manfaat penentuan harga pokok variabel dalam pengambilan keputusan:
1. Keputusan untuk melayani pesanan khusus atau tidak;
2. Keputusan meningkatkan produk tertentu;

22
Manufacturing Company
Manfaat penentuan harga pokok variabel sebagai alat perencanaan laba
Perencanaan laba dalam anggaran variabel menggunakan metode penentuan harga pokok
variabel sangat bermanfaat dalam pembuatan anggaran jangka pendek.
Data Ilustrasi:
Biaya bahan baku per unit
Biaya tenaga kerja langsung per unit
Biaya overhead pabrik variabel per unit
Biaya usaha variabel per unit
Biaya variabel per unit
Biaya tetap per triwulan
Harga jual per unit

Rp
1,000
Rp
1,100
Rp
1,380
Rp
50
Rp
3,530
Rp 2,350,000
Rp 5,530.00

Jualan
Biaya tetap Biaya variabel Laba
Rp 5.530 Rp 2.350.000 Rp 3.530 0
Rp 2.000 Rp 2.350.000
BEP Rp 2.350.000 / Rp 2.000 1.175 unit

BEP = 1.175 unit artinya bila perusahaan menjual dalam satu triwulan sebanyak 1.175 unit,
maka perusahaan tidak untung dan tidak rugi (impas) atau dalam keadaan BEP (break even
point).
Bila perusahaan menjual di bawah 1.175 unit, maka perusahaan akan rugi, dan bila perusahaan
menjual di atas 1.175 unit, maka perusahaan akan untung.

23
Manufacturing Company
Manfaat penentuan harga pokok variabel sebagai alat perencanaan laba
Keterangan
Jualan
Biaya variabel
Margin kontribusi
Biaya tetap
Laba (rugi)

Per unit
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

5,530
3,530
2,000
-

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

Berbagai Tingkat Jualan
350 unit
1.175 unit
2.000 unit
1,935,500 Rp 6,497,750 Rp 11,060,000
1,235,500 Rp 4,147,750 Rp 7,060,000
700,000 Rp 2,350,000 Rp 4,000,000
2,350,000 Rp 2,350,000 Rp 2,350,000
(1,650,000) Rp
Rp 1,650,000

24
Trading Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Data Ilustrasi:

Kas
Piutang dagang
Sediaan barang
Aktiva tetap bersih
Aktiva

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

Neraca
50,000 Utang dagang
59,800 Modal saham
110,000 Laba ditahan
150,000
369,800 Pasiva

Rp
Rp
Rp

79,750
100,000
190,050

Rp

369,800

Realisasi dan Anggaran Jualan
Realisasi November
Rp
50,000
Desember
Rp
59,800
Anggaran Januari
Rp
120,000
Februari
Rp
130,000
Maret
Rp
115,000
April
Rp
120,000
Mei
Rp
130,000

Syarat pembayaran:
• 50% dibayar pada bulan jualan;
• 40% dibayar satu bulan setelah bulan jualan;
• 9% dibayar dua bulan setelah bulan jualan;
• 1% ditaksir tidak tertagih
Harga pokok jualan yang diinginkan 65% dari anggaran jualan.
Sediaan barang dagangan akhir pada bulan bersangkutan direncanakan 65% dan jualan bulan akan datang
setelah ditambah 50% dari jualan dua bulan berikutnya.
Belian dibayar lunas bulan berikutnya.
Beban jualan dan administrasi variabel 10% dari dapatan jualan bulan bersangkutan, kecuali beban piutang tak
tertagih. Beban penjualan dan administrasi tetap Rp 25.000 per bulan dan biaya depresiasi Rp 6.000 per bulan
dan dibayarkan tunai pada bulan bersangkutan.
Manajemen menghendaki kas mininum Rp 60.000 yang dimulai dari bulan Januari. Untuk menambah kas awal
tahun sebesar Rp 50.000 menjadi Rp 60.000, perusahaan bermaksud meminjam uang di bank sebesar
Rp 10.000 pada awal tahun dan akan dilunasi pada akhir bulan ketiga. Bunga pinjaman bank 12% setahun dari
pokok pinjaman yang dibayar pada akhir triwulan.
25
Trading Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Anggaran Operasional
1. Anggaran Jualan
Keterangan
Nopember
Desember
Jualan
Rp 120,000 Rp
100,000
a. 50% x jualan bulan bersangkutan
b. 40% x jualan bulan lalu
c. 9% x jualan dua bulan lalu
Jumlah Kas Masuk

Januari
Rp 120,000
Rp 60,000
Rp 40,000
Rp 10,800
Rp 110,800

Februari
Rp 130,000
Rp 65,000
Rp 48,000
Rp
9,000
Rp 122,000

Maret
Rp 115,000
Rp 57,500
Rp 52,000
Rp 10,800
Rp 120,300

2. Anggaran Belian
Keterangan
Jualan
Harga pokok jualan
Sediaan barang dagangan akhir
Barang siap dijual
Sediaan barang dagangan awal
Belian
Bayar belian

Januari
Rp 120,000
Rp 78,000
Rp 121,875
Rp 199,875
Rp 110,000
Rp 89,875
Rp 79,750

Februari
Rp
130,000
Rp
84,500
Rp
113,750
Rp
198,250
Rp
121,875
Rp
76,375
Rp
89,875

Maret
April
Rp 115,000 Rp 120,000
Rp 74,750
Rp 120,250
Rp 195,000
Rp 113,750
Rp 81,250
Rp 76,375

Mei
Rp 130,000

26
Trading Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Anggaran Operasional
3. Anggaran Beban Penjualan dan Administrasi
Keterangan
Jualan
Beban Jualan dan Administrasi:
Variabel
Tetap
Beban Penghapusan Piutang
Jumlah Beban Usaha
Beban Penghapusan Piutang
Beban Depresiasi
Beban Usaha Tidak Tunai
Beban Usaha Tunai

Januari
Februari
Maret
Rp 120,000 Rp
130,000 Rp 115,000
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

12,000
25,000
1,200
38,200
1,200
6,000
7,200
31,000

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

13,000
25,000
1,300
39,300
1,300
6,000
7,300
32,000

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

11,500
25,000
1,150
37,650
1,150
6,000
7,150
30,500

4. Anggaran Rugi-Laba
Keterangan
Jualan
Harga Pokok Jualan
Laba Kotor
Beban Usaha
Laba Usaha
Bunga
Laba Sebelum Pajak

Januari
Rp 120,000
Rp 78,000
Rp 42,000
Rp 38,200
Rp
3,800
Rp
100
Rp
3,700

Februari
Rp
130,000
Rp
84,500
Rp
45,500
Rp
39,300
Rp
6,200
Rp
100
Rp
6,100

Maret
Rp 115,000
Rp 74,750
Rp 40,250
Rp 37,650
Rp
2,600
Rp
100
Rp
2,500

Triwulan I
Rp 365,000
Rp 237,250
Rp 127,750
Rp 115,150
Rp 12,600
Rp
300
Rp 12,300

27
Trading Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Anggaran Keuangan
1. Anggaran Kas
Keterangan
Saldo Kas Awal
Kas Masuk dari Jualan
Kas Tersedia
Bayar Sebelum Pinjaman
Belian
Beban Usaha Tunai
Bayar Sebelum Pinjaman
Kas Minimum
Jumlah Kas Diperlukan
Surplus (Defisit)
Terima Pinjaman Bank
Bayar Bunga
Bayar Pinjaman Bank
Saldo Kas Akhir Seluruhnya

Januari
Februari
Maret
Rp 50,000 Rp
60,050 Rp 60,175
Rp 110,800 Rp
122,000 Rp 120,300
Rp 160,800 Rp
182,050 Rp 180,475
Rp 79,750 Rp
Rp 31,000 Rp
Rp 110,750 Rp
Rp 60,000 Rp
Rp 170,750 Rp
Rp (9,950) Rp
Rp 10,000 Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp 60,050 Rp

89,875
32,000
121,875
60,000
181,875
175
60,175

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

76,375
30,500
106,875
60,000
166,875
13,600
300
10,000
63,300

28
Trading Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Anggaran Keuangan
2. Anggaran Neraca
Keterangan
AKTIVA
Kas
Piutang Dagang Bersih
Sediaan Barang Dagangan Akhir
Aktiva Tetap Bersih
Jumlah Aktiva
PASIVA
Utang Bank
Utang Dagang (Belian)
Utang Bunga
Modal Saham
Laba Ditahan
Jumlah Pasiva

Januari

Februari

Maret

Rp 60,050 Rp
Rp 67,800 Rp
Rp 121,875 Rp
Rp 144,000 Rp
Rp 393,725 Rp

60,175
74,500
113,750
138,000
386,425

Rp 63,300
Rp 68,050
Rp 120,250
Rp 132,000
Rp 383,600

Rp 10,000 Rp
Rp 89,875 Rp
Rp
100 Rp
Rp 100,000 Rp
Rp 193,750 Rp
Rp 393,725 Rp

10,000
76,375
200
100,000
199,850
386,425

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

81,250
100,000
202,350
383,600

29
Trading Company
Penyusunan Anggaran Variabel
Data Ilustrasi:
Estimasi Jualan 25.000 kg
Harga jual per kg
Rp
Biaya variabel per kg
Harga pokok jualan per kg
Rp
2.00
Angkutan penjualan per kg
Rp
0.30
Komisi penjualan per kg
Rp
0.50
Pernik penjualan per kg
Rp
0.20
Jumah biaya variabel per kg
Rp
Biaya tetap per bulan
Depresiasi alat penjualan
Gaji penjualan
Gaji administrasi
Depresiasi alat kantor
Administrasi lainnya
Jumlah biaya tetap per bulan

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

5.00

3.00

3,750
8,800
6,200
500
750
Rp

20,000

Realisasi Jualan 27.000 kg
Harga jual per kg
Rp
Biaya variabel per kg
Harga pokok jualan per kg
Rp
1.52
Angkutan penjualan per kg Rp
0.18
Komisi penjualan per kg
Rp
0.20
Pernik penjualan per kg
Rp
0.10
Jumah biaya variabel per kg
Rp
Biaya tetap per bulan
Depresiasi alat penjualan
Gaji penjualan
Gaji administrasi
Depresiasi alat kantor
Administrasi lainnya
Jumlah biaya tetap per bulan

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

6.00

2.00

3,710
12,500
11,250
485
900
Rp

28,845

30
Trading Company
Penyusunan Anggaran Variabel
Anggaran Variabel Rugi-Laba
Keterangan
Jualan
Biaya variabel
Harga pokok jualan
Angkutan penjualan
Komisi penjualan
Pernik penjualan
Jumah biaya variabel
Margin Kontribusi
Biaya tetap
Depresiasi alat penjualan
Gaji penjualan
Gaji administrasi
Depresiasi alat kantor
Administrasi lainnya
Jumlah biaya tetap
Laba (Rugi)

Per kg
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

5.000 kg
10.000 kg
15.000 kg
20.000 kg
25.000 kg
30.000 kg
5 Rp 25,000 Rp 50,000 Rp 75,000 Rp 100,000 Rp 125,000 Rp 150,000

2.00
0.30
0.50
0.20
3.00

Rp 10,000
Rp 1,500
Rp 2,500
Rp 1,000
Rp 15,000
Rp 10,000

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

20,000
3,000
5,000
2,000
30,000
20,000

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

30,000
4,500
7,500
3,000
45,000
30,000

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

40,000
6,000
10,000
4,000
60,000
40,000

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

50,000
7,500
12,500
5,000
75,000
50,000

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

60,000
9,000
15,000
6,000
90,000
60,000

Rp 3,750
Rp 8,800
Rp 6,200
Rp
500
Rp
750
Rp 20,000
Rp (10,000)

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

3,750
8,800
6,200
500
750
20,000
-

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

3,750
8,800
6,200
500
750
20,000
10,000

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

3,750
8,800
6,200
500
750
20,000
20,000

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

3,750
8,800
6,200
500
750
20,000
30,000

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

3,750
8,800
6,200
500
750
20,000
40,000

31
Service Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Perusahaan Jasa Perbankan
Data Ilustrasi:
Kas
Giro di BI
Giro di bank lain
Kredit modal kerja
Kredit konsumsi
Kredit investasi
Aktiva tetap bersih
Aktiva

•
•
•

•
•
•

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

Neraca
Simpanan giro
Simpanan tabungan
Simpanan deposito
Kewajiban segera lainnya
Modal saham
Laba tahun berjalan

1,000
2,000
1,500
10,000
5,000
40,000
30,500
90,000 Pasiva

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

20,000
10,000
5,000
5,000
49,000
1,000

Rp

90,000

Bunga simpanan giro 4%/tahun; Bunga simpanan tabungan 14%/tahun; Bunga simpanan deposito
12%/tahun; Bunga kewajiban segera lainnya 10%/tahun.
Bunga kredit modal 24%/tahun; Bunga kredit konsumsi 18%/tahun; Bunga kredit investasi 20%/
tahun;
Simpanan masyarakat di bank berupa simpanan giro, tabungan, dan deposito ditaksir meningkat
10% dari tahun lalu. Peningkatan ini digunakan untuk peningkatan pemberian kredit dengan
alokasi: (i) Peningkatan simpanan giro untuk kredit modal kerja; (ii) Peningkatan simpanan tabungan untuk kredit konsumsi; (iii) Peningkatan simpanan deposito untuk kredit investasi.
Pajak hasilan 10% dan bunga dibayar periode bersangkutan;
Aktiva tetap disusut 10% dan bunga dari nilai bersih (nilai buku);
Beban usaha lainnya ditaksir Rp 3.570 dibayar tunai setahun.
32
Service Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Perusahaan Jasa Perbankan
Anggaran Rugi-Laba
Dapatan Usaha
Dapatan bunga kredit modal kerja
Dapatan bunga kredit konsumsi
Dapatan bunga kredit investasi
Dapatan bunga giro di BI dan lainnya
Jumlah Dapatan Usaha
Beban Usaha
Beban usaha simpanan giro
Beban usaha simpanan tabungan
Beban usaha simpanan deposito
Beban bunga kewajiban segera lainnya
Beban depresiasi
Beban usaha lainnya
Jumlah Beban Usaha
Laba Usaha Sebelum Pajak
Pajak 10%
Laba Bersih Setelah Pajak

Rp
Rp
Rp
Rp

2,880
1,080
8,100
140
Rp 12,200

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

880
1,540
660
500
3,050
3,570
Rp 10,200
Rp 2,000
Rp
200
Rp 1,800
33
Service Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Perusahaan Jasa Perbankan
Anggaran Neraca
AKTIVA
Kas
Giro pada BI
Giro pada bank lainnya
Kredit modal kerja
Kredit konsumsi
Kredit investasi
Aktiva tetap bersih
Jumlah Aktiva

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

5,850
2,000
1,500
12,000
6,000
40,500
27,450
95,300

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

22,000
11,000
5,500
5,000
49,000
1,000
1,800
95,300

PASIVA
Simpanan giro
Simpanan tabungan
Simpanan deposito
Utang segera lainnya
Modal saham
Sisa laba tahun lalu
Laba tahun berjalan
Jumlah Pasiva

34
Service Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Perusahaan Jasa Taksi
Data Ilustrasi:
Kas
Mobil taksi
Aktiva

•
•

•

Rp
Rp
Rp

Neraca
1,000 Modal saham Rp
50,000
51,000 Pasiva
Rp

51,000
51,000

Dapatan taksi dianggarkan 100% tunai bulan Januari Rp 10.000; Februari Rp 11.000; Maret
Rp 12.000;
Bahan bakar ditaksir 25% dari dapatan taksi bulan bersangkutan. Komisi sopir 10% dari
dapatan taksi bulan bersangkutan. Bahan bakar dan komisi sopir dibayar pada bulan bersangkutan;
Beban usaha lainnya 100% tunai tiap bulan Rp 3.000 tidak termasuk penyusutan.
Penyusutan taksi tiap bulan Rp 1.000

35
Service Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Perusahaan Jasa Perbankan
Anggaran Rugi-Laba
Keterangan
Dapatan taksi
Bahan bakar
Komisi sopir
Penyusutan
Beban usaha lainnya
Beban usaha
Laba

Januari
Rp 10,000
Rp
2,500
Rp
2,000
Rp
1,000
Rp
3,000
Rp
8,500
Rp
1,500

Februari
Rp
11,000
Rp
2,750
Rp
2,200
Rp
1,000
Rp
3,000
Rp
8,950
Rp
2,050

Maret
Rp 12,000
Rp
3,000
Rp
2,400
Rp
1,000
Rp
3,000
Rp
9,400
Rp
2,600

Triwulan I
Rp 33,000
Rp 8,250
Rp 6,600
Rp 3,000
Rp 9,000
Rp 26,850
Rp 6,150

36
Service Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Perusahaan Jasa Perbankan
Anggaran Keuangan
1. Anggaran Kas
Keterangan
Dapatan taksi
Bahan bakar
Komisi sopir
Lainnya
Kas keluar
Saldo kas awal
Saldo kas akhir

Januari
Rp 10,000
Rp
2,500
Rp
2,000
Rp
3,000
Rp
7,500
Rp
1,000
Rp
3,500

Februari
Rp
11,000
Rp
2,750
Rp
2,200
Rp
3,000
Rp
7,950
Rp
3,500
Rp
6,550

Maret
Rp 12,000
Rp
3,000
Rp
2,400
Rp
3,000
Rp
8,400
Rp
6,550
Rp 10,150

Januari
Rp
3,500
Rp
49,000
Rp
52,500
Rp
51,000
Rp
1,500
Rp
52,500

Februari
Rp
6,550
Rp
48,000
Rp
54,550
Rp
51,000
Rp
3,550
Rp
54,550

Maret
Rp
10,150
Rp
47,000
Rp 57,150
Rp
51,000
Rp
6,150
Rp 57,150

2. Anggaran Neraca
Keterangan
Kas
Mobil taksi bersih
Aktiva
Modal saham
Laba ditahan
Pasiva

37
Service Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Perusahaan Jasa Bioskop
Data Ilustrasi:
Kas
Alat
Aktiva

•
•

•
•
•
•

Rp
Rp
Rp

Neraca
2,000 Modal
70,000
72,000 Pasiva

Rp

72,000

Rp

72,000

Alat disusut sebulan Rp 1.000;
Sehari tiga kali pertunjukan, harga tiket per orang Rp 10. Sekali pertunjukan ditaksir 50
penonton untuk bulan Januari, 60 penonton untuk bulan Februari, dan 70 penonton untuk
bulan Maret. Sebulan diasumsikan 30 hari dan tiket dibayar tunai;
Sewa film dibayar tunai dan setiap kali pertunjukan seharga Rp 250;
Beban pemeliharaan ditaksir 5% dari dapatan tontonan dan dibayar tunai;
Komisi penjualan tiket 10% dari dapatan tontonan dibayar tunai;
Beban usaha lainnya sebulan Rp 10.000 tunai.

38
Service Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Perusahaan Jasa Bioskop
Anggaran Operasional
1. Anggaran Dapatan
Keterangan
Sekali pertunjukan
Pertunjukan sebulan
Penonton sebulan
Tiket per orang
Dapatan tontonan

Januari
Februari
Maret
50 orang
60 orang
70 orang
90
90
90
4500
5400
6300
Rp
10 Rp
10 Rp
10
Rp 45,000 Rp
54,000 Rp 63,000

Keterangan
Penyusutan alat
Sewa film
Pemeliharaan
Komisi penjualan
Lainnya
Beban usaha
Penyusutan alat
Beban usaha tunai

Januari
Rp
1,000
Rp 22,500
Rp
2,250
Rp
4,500
Rp 10,000
Rp 40,250
Rp
1,000
Rp 39,250

2. Anggaran beban Usaha

Februari
Rp
1,000
Rp
22,500
Rp
2,700
Rp
5,400
Rp
10,000
Rp
41,600
Rp
1,000
Rp
40,600

Triwulan I
180 orang
Rp
90
Rp 16,200
Rp
10
Rp 162,000

Maret
Triwulan I
Rp
1,000 Rp 3,000
Rp 22,500 Rp 67,500
Rp
3,150 Rp 8,100
Rp
6,300 Rp 16,200
Rp 10,000 Rp 30,000
Rp 42,950 Rp 124,800
Rp
1,000 Rp 3,000
Rp 41,950 Rp 121,800

39
Service Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Perusahaan Jasa Bioskop
Anggaran Operasional
3. Anggaran Rugi-Laba
Keterangan
Dapatan tontonan
Beban usaha
Laba

Januari
Februari
Maret
Rp 45,000 Rp
54,000 Rp 63,000
Rp 40,250 Rp
41,600 Rp 42,950
Rp
4,750 Rp
12,400 Rp 20,050

Triwulan I
Rp 162,000
Rp 124,800
Rp 37,200

40
Service Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Perusahaan Jasa Bioskop
Anggaran Keuangan
1. Anggaran Kas
Keterangan
Dapatan tontonan
Beban usaha tunai
Surplus kas
Saldo kas awal
Saldo kas akhir

Januari
Rp 45,000
Rp 39,250
Rp
5,750
Rp
2,000
Rp
7,750

Februari
Rp
54,000
Rp
40,600
Rp
13,400
Rp
7,750
Rp
21,150

Maret
Rp 63,000
Rp 41,950
Rp 21,050
Rp 21,150
Rp 42,200

Keterangan

Januari
Rp
7,750
Rp 69,000
Rp 76,750
Rp 72,000
Rp
4,750
Rp 76,750

Februari
Rp
21,150
Rp
68,000
Rp
89,150
Rp
76,750
Rp
12,400
Rp
89,150

Maret
Rp 42,200
Rp 67,000
Rp 109,200
Rp 89,150
Rp 20,050
Rp 109,200

2. Anggaran Neraca
Kas
Alat bersih
Aktiva
Modal
Laba
Pasiva

41
Service Company
Penyusunan Anggaran Variabel
Perusahaan Jasa Perbankan
Data Ilustrasi:
Bank menetapkan bunga kredit 20% setahun, bunga simpanan 10% setahun, dan biaya tetap
setahun sebesar Rp 10.000.
Bunga kredit Biaya tetap Bunga simpanan Laba
20%
Rp 10.000 10% 0
10%
Rp 10.000
BEP Rp 10.000 / 10% Rp 100.000
BEP = Rp 100.000 artinya bila bank dalam setahun memberikan kredit sebanyak Rp 100.000,
maka perusahaan tidak untung dan tidak rugi (impas) atau dalam keadaan BEP (break even
point).

42
Service Company
Penyusunan Anggaran Variabel
Perusahaan Jasa Perbankan
Bila bank ingin memperoleh laba setahun Rp 1.000, maka bank harus memberikan kredit:
20% Rp 10.000 10% Rp 1.000
10% Rp 11.000
Kredit Rp 11.000 / 10% Rp 110.000
Bila bank ingin tahun pada pemberian kredit berapakah bank akan menderita rugi Rp 1.000:
20% Rp 10.000 10% Rp 1.000
10% Rp 9.000
Kredit Rp 9.000 / 10% Rp 90.000
Anggaran Variabel Rugi-Laba
Keterangan
Dapatan bunga
Biaya variabel
Margin kontribusi
Biaya tetap
Laba (rugi)

Per unit
20%
10%

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

Berbagai Tingkat Kredit Diberikan
90,000 Rp 100,000 Rp
110,000
18,000 Rp
20,000 Rp
22,000
9,000 Rp
10,000 Rp
11,000
9,000 Rp
10,000 Rp
11,000
10,000 Rp
10,000 Rp
10,000
(1,000) Rp
Rp
1,000
43
Service Company
Penyusunan Anggaran Variabel
Perusahaan Jasa Parkir
Data Ilustrasi:
Tarif parkir per mobil adalah Rp 4.200 dan sepeda motor adalah Rp 100.
Biaya tetap sebulan:

Gaji pegawai dan transport
Sewa tempat parkir
Jumlah biaya tetap

Rp
Rp
Rp

15,000
20,000
35,000

Biaya variabel per buah mobil berupa biaya komisi Rp 100;
Biaya variabel per buah sepeda motor berupa biaya komisi Rp 75;
Kapasitas untuk parkir mobil adalah 3.000 buah dan sepeda motor 2.000 buah.
Proporsi parkir:
• Mobil
= 3.000/5.000 = 60%
• Sepeda motor = 2.000/5.000 = 40%
Margin kontribusi:
• Mobil
= Rp 200 – Rp 100 = Rp 100
• Sepeda motor = Rp 100 – Rp 75 = Rp 25
44
Service Company
Penyusunan Anggaran Variabel
Perusahaan Jasa Parkir
1. BEP
Rp 35.000
Rp 100 60%
Rp 25 40%
500 mobil dan sepeda motor
Dengan demikian, yang harus diparkir adalah:
• Mobil
: 60% x 500 = 300 buah;
• Sepeda motor : 40% x 500 = 200 buah.
Perhitungan rugi-laba:
BEP

Dapatan parkir mobil
Dapatan parkir sepeda motor
Dapatan parkir sebulan
Biaya variabel mobil
Biaya variabel sepeda motor
Biaya variabel sebulan
Margin kontribusi sebulan
Biaya tetap sebulan
Laba

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

60,000
20,000
80,000
30,000
15,000
45,000
35,000
35,000
45
Service Company
Penyusunan Anggaran Variabel
Perusahaan Jasa Parkir
2. Laba Rp 7.000 sebulan
Rp 35.000 Rp 7.000
Rp 100 60%
Rp 25 40%
600 mobil dan sepeda motor
Dengan demikian, yang harus diparkir adalah:
• Mobil
: 60% x 600 = 360 buah;
• Sepeda motor : 40% x 600 = 240 buah.
Perhitungan rugi-laba:
Unit

Dapatan parkir mobil
Dapatan parkir sepeda motor
Dapatan parkir sebulan
Biaya variabel mobil
Biaya variabel sepeda motor
Biaya variabel sebulan
Margin kontribusi sebulan
Biaya tetap sebulan
Laba

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

72,000
24,000
96,000
36,000
18,000
54,000
42,000
35,000
7,000
46
Service Company
Penyusunan Anggaran Variabel
Perusahaan Jasa Parkir
3. Anggaran variabel
Berbagai Tingkat Parkir
400 buah
500 buah
600 buah

Keterangan
Proporsi parkir
Mobil 60%
Sepeda motor 40%
Dapatan parkir
Mobil
Sepeda motor
Jumlah dapatan parkir
Biaya variabel
Mobil
Sepeda motor
Jumlah biaya variabel
Margin kontribusi
Biaya tetap
Laba (rugi)

240 buah
160 buah

300 buah
200 buah

360 buah
240 buah

Rp
Rp
Rp

48,000 Rp
16,000 Rp
64,000 Rp

60,000 Rp
20,000 Rp
80,000 Rp

72,000
24,000
96,000

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

24,000
12,000
36,000
28,000
35,000
(7,000)

30,000
15,000
45,000
35,000
35,000
-

36,000
18,000
54,000
42,000
35,000
7,000

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

47
Service Company
Penyusunan Anggaran Variabel
Perusahaan Jasa Parkir
4. Margin laba 20%
Biaya tetap Margin laba
Biaya variabel
1
Dapatan/un it
Rp 35.000 20%
Rp 100 Rp 75
1
Rp 200 Rp 100
Rp 35.000 0.2
0.41667
0.41667 - 0.2 Rp 35.000
Dapatan

0.21667

Rp 35.000
Rp 35.000
Dapatan
0.21667

Rp 161.536

Parkir:
Mobil
Sepeda motor

: Rp 107.691/Rp 200 = 538.45;
: Rp 53.845/Rp 100 = 538.45.

Perhitungan laba-rugi:
Dapatan parkir mobil
Dapatan parkir sepeda motor
Dapatan parkir sebulan
Biaya variabel mobil
Biaya variabel sepeda motor
Biaya variabel sebulan
Margin kontribusi sebulan
Biaya tetap sebulan
Laba

Rp 107,691
Rp 53,845
Rp 161,536
Rp 53,845
Rp 40,384
Rp 94,229
Rp 67,307
Rp 35,000
Rp 32,307

Dengan demikian, dapatan parkir adalah:
• Mobil
: 200/300 x Rp 161.536 = Rp 107.691;
• Sepeda motor : 100/300 x Rp 161.536 = Rp 53.845.
48
Budget Variance Analysis
Apabila dapatan aktual lebih besar daripada dapatan yang dianggarkan, maka terjadi selisih laba
(L), sebaliknya jika dapatan aktual kurang dari dapatan yang dianggarkan terjadi selisih rugi (R).
Jika biaya aktual lebih besar daripada biaya yang dianggarkan maka terjadi selisih rugi (R), seba
-liknya jika biaya aktual kurang dari biaya yang dianggarkan terjadi selisih laba (L).
Realisasi Anggaran Rugi-Laba
Keterangan
Volume kredit/simpanan
Dapatan bunga kredit
Biaya bunga simpanan
Margin kontribusi
Biaya tetap
Laba (rugi)

Tingkat bunga
Anggaran Aktual
20%
10%
10%

19%
11%
8%

Anggaran
Rp 110,000
Rp 22,000
Rp 11,000
Rp 11,000
Rp 10,000
Rp 1,000

Aktual
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

120,000
22,800
13,200
9,600
10,000
(400)

Selisih
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

10,000
800
2,200
(1,400)
(1,400)

L
L
R
R
R

49
Budget Variance Analysis
1. Analisis Selisih Kredit
Selisih volume kredit = Tingkat bunga margin kontribusi anggaran x selisih volume kredit
= 10% x (Rp 110.000 – Rp 120.000)
= Rp 1.000 (L)
2. Analisis Selisih Simpanan
Selisih volume simpanan = Tingkat bunga simpanan anggaran x selisih volume simpanan
= 10% x (Rp 110.000 – Rp 120.000)
= Rp 1.000 (R)
Selisih tingkat bunga simpanan = Volume simpanan aktual x selisih tingkat bunga simpanan
= Rp 120.000 x (10% - 11%)
= Rp 1.200 (R)
Selisih biaya bunga simpanan = (Tingkat bunga simpanan anggaran x Volume simpanan
angaran) – (Tingkat bunga simpanan aktual x Volume
simpanan aktual)
= (10% x Rp 110.000) – (11% x Rp 120.000)
= Rp 11.000 – Rp 13.200
= Rp 2.200 (R)
50
Budget Variance Analysis
Laporan Rugi-Laba Model Analisis Selisih Standar

Dapatan bunga kredit
Biaya bunga simpanan dianggarkan
Margin kontribusi dianggarkan
Selisih volume simpanan (rugi)
Selisih tingkat bunga simpanan (rugi)
Selisih biaya bunga simpanan (rugi)
Selisih volume kredit (laba)
Selisih standar (rugi)
Margin kontribusi
Biaya tetap
Rugi

Rp
Rp

22,800
12,000
Rp 10,800

Rp
Rp
Rp
Rp

1,000
1,200
2,200
1,000
Rp 1,200
Rp 9,600
Rp 10,000
Rp (400)

51
Terima Kasih
감사합니다
Sampai Bertemu Lagi di Pertemuan Kedelapan

Danau Toba, Sumatera Utara

Seoul, 13th of October 2013

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Lia Ivvana
 
Analisis biaya volume - laba
Analisis biaya   volume - labaAnalisis biaya   volume - laba
Analisis biaya volume - labaPuw Elroy
 
Manajemen keuangan part 4 of 5
Manajemen keuangan part 4 of 5Manajemen keuangan part 4 of 5
Manajemen keuangan part 4 of 5Judianto Nugroho
 
Perencanaan Laba - PERENCANAAN LABA AKUNTANSI MANAJERIAL
Perencanaan Laba - PERENCANAAN LABA AKUNTANSI MANAJERIALPerencanaan Laba - PERENCANAAN LABA AKUNTANSI MANAJERIAL
Perencanaan Laba - PERENCANAAN LABA AKUNTANSI MANAJERIALFalanni Firyal Fawwaz
 
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing (2)
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing (2)Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing (2)
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing (2)Ryan Gamof
 
PENYUSUNAN ANGGARAN BAHAN BAKU
PENYUSUNAN ANGGARAN BAHAN BAKUPENYUSUNAN ANGGARAN BAHAN BAKU
PENYUSUNAN ANGGARAN BAHAN BAKU9elevenStarUnila
 
Anggaran Penjualan
Anggaran PenjualanAnggaran Penjualan
Anggaran PenjualanMarieska L
 
Akuntansi Firma
Akuntansi Firma Akuntansi Firma
Akuntansi Firma findira
 
Job order costing
Job order costingJob order costing
Job order costingLia Ivvana
 
Istilah dan prilaku biaya (akuntasi biaya bab 2)
Istilah dan prilaku biaya (akuntasi biaya bab 2)Istilah dan prilaku biaya (akuntasi biaya bab 2)
Istilah dan prilaku biaya (akuntasi biaya bab 2)Asep suryadi
 
Akuntansi persekutuan
Akuntansi persekutuanAkuntansi persekutuan
Akuntansi persekutuandewantar
 
aset tetap & properti investasi
aset tetap & properti investasiaset tetap & properti investasi
aset tetap & properti investasiTrisna Wahyuni
 
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing.pptx
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing.pptxAkuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing.pptx
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing.pptxRyan Gamof
 
34020 7-853463552856
34020 7-85346355285634020 7-853463552856
34020 7-853463552856Sefri Yunita
 
Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiFransisco Laben
 

Was ist angesagt? (20)

Pelatihan Penyusunan Master Budget
Pelatihan Penyusunan Master BudgetPelatihan Penyusunan Master Budget
Pelatihan Penyusunan Master Budget
 
Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06
 
Analisis biaya volume - laba
Analisis biaya   volume - labaAnalisis biaya   volume - laba
Analisis biaya volume - laba
 
Manajemen keuangan part 4 of 5
Manajemen keuangan part 4 of 5Manajemen keuangan part 4 of 5
Manajemen keuangan part 4 of 5
 
METODA HARGA POKOK PESANAN
METODA HARGA POKOK PESANANMETODA HARGA POKOK PESANAN
METODA HARGA POKOK PESANAN
 
Perencanaan Laba - PERENCANAAN LABA AKUNTANSI MANAJERIAL
Perencanaan Laba - PERENCANAAN LABA AKUNTANSI MANAJERIALPerencanaan Laba - PERENCANAAN LABA AKUNTANSI MANAJERIAL
Perencanaan Laba - PERENCANAAN LABA AKUNTANSI MANAJERIAL
 
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing (2)
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing (2)Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing (2)
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing (2)
 
PENYUSUNAN ANGGARAN BAHAN BAKU
PENYUSUNAN ANGGARAN BAHAN BAKUPENYUSUNAN ANGGARAN BAHAN BAKU
PENYUSUNAN ANGGARAN BAHAN BAKU
 
Anggaran Penjualan
Anggaran PenjualanAnggaran Penjualan
Anggaran Penjualan
 
Akuntansi Firma
Akuntansi Firma Akuntansi Firma
Akuntansi Firma
 
Job order costing
Job order costingJob order costing
Job order costing
 
Akuntansi biaya
Akuntansi biayaAkuntansi biaya
Akuntansi biaya
 
Istilah dan prilaku biaya (akuntasi biaya bab 2)
Istilah dan prilaku biaya (akuntasi biaya bab 2)Istilah dan prilaku biaya (akuntasi biaya bab 2)
Istilah dan prilaku biaya (akuntasi biaya bab 2)
 
Materi kuliah Saham
Materi kuliah SahamMateri kuliah Saham
Materi kuliah Saham
 
Akuntansi persekutuan
Akuntansi persekutuanAkuntansi persekutuan
Akuntansi persekutuan
 
aset tetap & properti investasi
aset tetap & properti investasiaset tetap & properti investasi
aset tetap & properti investasi
 
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing.pptx
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing.pptxAkuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing.pptx
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing.pptx
 
34020 7-853463552856
34020 7-85346355285634020 7-853463552856
34020 7-853463552856
 
Analisis trend
Analisis trendAnalisis trend
Analisis trend
 
Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasi
 

Andere mochten auch

PENYUSUSNAN ANGGARAN JUALAN
PENYUSUSNAN ANGGARAN JUALANPENYUSUSNAN ANGGARAN JUALAN
PENYUSUSNAN ANGGARAN JUALAN9elevenStarUnila
 
Bep materi
Bep materiBep materi
Bep materipakyoe
 
Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa
Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan JasaMenyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa
Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan JasaRini Handayani
 
Penyusunan Anggaran
Penyusunan AnggaranPenyusunan Anggaran
Penyusunan AnggaraniyonZ
 
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen RisikoBMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen RisikoMang Engkus
 
Business plan yang menarik
Business plan yang menarikBusiness plan yang menarik
Business plan yang menarikNabil Basthomy
 
Pertemuan 1 gambaran akuntansi sektor publik
Pertemuan 1   gambaran akuntansi sektor publikPertemuan 1   gambaran akuntansi sektor publik
Pertemuan 1 gambaran akuntansi sektor publikcyberdy76
 

Andere mochten auch (20)

EKMA4570 - Penganggaran - Modul 6
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 6EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 6
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 6
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 4
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 4EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 4
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 4
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 8
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 8EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 8
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 8
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 5
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 5EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 5
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 5
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 9
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 9EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 9
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 9
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 1
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 1EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 1
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 1
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 3
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 3EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 3
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 3
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 2
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 2EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 2
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 2
 
BMP EKMA4570
BMP EKMA4570BMP EKMA4570
BMP EKMA4570
 
PENYUSUSNAN ANGGARAN JUALAN
PENYUSUSNAN ANGGARAN JUALANPENYUSUSNAN ANGGARAN JUALAN
PENYUSUSNAN ANGGARAN JUALAN
 
Contoh penganggaran pada perusahaan
Contoh penganggaran pada perusahaanContoh penganggaran pada perusahaan
Contoh penganggaran pada perusahaan
 
Bep materi
Bep materiBep materi
Bep materi
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 6
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 6EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 6
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 6
 
Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa
Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan JasaMenyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa
Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa
 
Penyusunan Anggaran
Penyusunan AnggaranPenyusunan Anggaran
Penyusunan Anggaran
 
Anggaran Perusahaan
Anggaran PerusahaanAnggaran Perusahaan
Anggaran Perusahaan
 
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen RisikoBMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
 
Hidro 2-lean canvas
Hidro 2-lean canvasHidro 2-lean canvas
Hidro 2-lean canvas
 
Business plan yang menarik
Business plan yang menarikBusiness plan yang menarik
Business plan yang menarik
 
Pertemuan 1 gambaran akuntansi sektor publik
Pertemuan 1   gambaran akuntansi sektor publikPertemuan 1   gambaran akuntansi sektor publik
Pertemuan 1 gambaran akuntansi sektor publik
 

Ähnlich wie TOBA DANAU

ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptxANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptxSofiyanHidayat1
 
Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Usaha
Manajemen Keuangan dan Pembiayaan UsahaManajemen Keuangan dan Pembiayaan Usaha
Manajemen Keuangan dan Pembiayaan UsahaTOFIK SUPRIYADI
 
Uts akmen-b legita veronika
Uts akmen-b legita veronikaUts akmen-b legita veronika
Uts akmen-b legita veronikalegitaveronika
 
Analisis biaya relevan
Analisis biaya relevanAnalisis biaya relevan
Analisis biaya relevansischayank
 
Akuntansi harga pokok pesanan new1
Akuntansi harga pokok pesanan new1Akuntansi harga pokok pesanan new1
Akuntansi harga pokok pesanan new1noortia
 
Akuntansi biaya bab 2 metode job order, full costing
Akuntansi biaya bab 2 metode job order, full costingAkuntansi biaya bab 2 metode job order, full costing
Akuntansi biaya bab 2 metode job order, full costingSelfia Dewi
 
Rwd_E2_07_Perhitungan_HP_Pesanan_Revisi.pptx
Rwd_E2_07_Perhitungan_HP_Pesanan_Revisi.pptxRwd_E2_07_Perhitungan_HP_Pesanan_Revisi.pptx
Rwd_E2_07_Perhitungan_HP_Pesanan_Revisi.pptxIRHANDIZIKRA
 
Implementasi permodalan, bep, dan npv pada perusahaan (pertemuan 14)
Implementasi permodalan, bep, dan npv pada perusahaan (pertemuan 14)Implementasi permodalan, bep, dan npv pada perusahaan (pertemuan 14)
Implementasi permodalan, bep, dan npv pada perusahaan (pertemuan 14)syafii_ahmad
 
Slide-ACT201-ACT201-Slide-02.ppt
Slide-ACT201-ACT201-Slide-02.pptSlide-ACT201-ACT201-Slide-02.ppt
Slide-ACT201-ACT201-Slide-02.pptfeliciaclarissa6
 
Metode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingMetode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingAyi Suwandi
 
Penyusunan Anggaran Konvensional
Penyusunan Anggaran KonvensionalPenyusunan Anggaran Konvensional
Penyusunan Anggaran Konvensional9elevenStarUnila
 
PENENTUAN HARGA JUAL.pptx
PENENTUAN HARGA JUAL.pptxPENENTUAN HARGA JUAL.pptx
PENENTUAN HARGA JUAL.pptxReAgungOne
 
Akuntansi Manajemen (Full and Direct Costing)
Akuntansi Manajemen (Full and Direct Costing)Akuntansi Manajemen (Full and Direct Costing)
Akuntansi Manajemen (Full and Direct Costing)Anis Fithriyani
 
Produk bersama dan produk sampingan
Produk bersama dan produk sampinganProduk bersama dan produk sampingan
Produk bersama dan produk sampinganDiana Marlyna
 

Ähnlich wie TOBA DANAU (20)

ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptxANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx
 
Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Usaha
Manajemen Keuangan dan Pembiayaan UsahaManajemen Keuangan dan Pembiayaan Usaha
Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Usaha
 
Uts akmen-b legita veronika
Uts akmen-b legita veronikaUts akmen-b legita veronika
Uts akmen-b legita veronika
 
Analisa usahatani
Analisa usahataniAnalisa usahatani
Analisa usahatani
 
Analisis biaya relevan
Analisis biaya relevanAnalisis biaya relevan
Analisis biaya relevan
 
Akuntansi harga pokok pesanan new1
Akuntansi harga pokok pesanan new1Akuntansi harga pokok pesanan new1
Akuntansi harga pokok pesanan new1
 
Ppt fix
Ppt fix Ppt fix
Ppt fix
 
Akuntansi biaya bab 2 metode job order, full costing
Akuntansi biaya bab 2 metode job order, full costingAkuntansi biaya bab 2 metode job order, full costing
Akuntansi biaya bab 2 metode job order, full costing
 
Akmen kel 8
Akmen kel 8Akmen kel 8
Akmen kel 8
 
Rwd_E2_07_Perhitungan_HP_Pesanan_Revisi.pptx
Rwd_E2_07_Perhitungan_HP_Pesanan_Revisi.pptxRwd_E2_07_Perhitungan_HP_Pesanan_Revisi.pptx
Rwd_E2_07_Perhitungan_HP_Pesanan_Revisi.pptx
 
Implementasi permodalan, bep, dan npv pada perusahaan (pertemuan 14)
Implementasi permodalan, bep, dan npv pada perusahaan (pertemuan 14)Implementasi permodalan, bep, dan npv pada perusahaan (pertemuan 14)
Implementasi permodalan, bep, dan npv pada perusahaan (pertemuan 14)
 
Slide-ACT201-ACT201-Slide-02.ppt
Slide-ACT201-ACT201-Slide-02.pptSlide-ACT201-ACT201-Slide-02.ppt
Slide-ACT201-ACT201-Slide-02.ppt
 
3. Akt BTK.pptx
3. Akt BTK.pptx3. Akt BTK.pptx
3. Akt BTK.pptx
 
Nia
NiaNia
Nia
 
Metode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingMetode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses Costing
 
Penyusunan Anggaran Konvensional
Penyusunan Anggaran KonvensionalPenyusunan Anggaran Konvensional
Penyusunan Anggaran Konvensional
 
PENENTUAN HARGA JUAL.pptx
PENENTUAN HARGA JUAL.pptxPENENTUAN HARGA JUAL.pptx
PENENTUAN HARGA JUAL.pptx
 
Bab 4
Bab 4Bab 4
Bab 4
 
Akuntansi Manajemen (Full and Direct Costing)
Akuntansi Manajemen (Full and Direct Costing)Akuntansi Manajemen (Full and Direct Costing)
Akuntansi Manajemen (Full and Direct Costing)
 
Produk bersama dan produk sampingan
Produk bersama dan produk sampinganProduk bersama dan produk sampingan
Produk bersama dan produk sampingan
 

Mehr von Diponegoro University

Linear Algebra - Finite Dimensional Vector Spaces
Linear Algebra - Finite Dimensional Vector SpacesLinear Algebra - Finite Dimensional Vector Spaces
Linear Algebra - Finite Dimensional Vector SpacesDiponegoro University
 
Linear Algebra - Determinants and Eigenvalues
Linear Algebra - Determinants and EigenvaluesLinear Algebra - Determinants and Eigenvalues
Linear Algebra - Determinants and EigenvaluesDiponegoro University
 
Linear Algebra - System of Linear Equation
Linear Algebra - System of Linear EquationLinear Algebra - System of Linear Equation
Linear Algebra - System of Linear EquationDiponegoro University
 
Linear Algebra - Vectors and Matrices
Linear Algebra - Vectors and MatricesLinear Algebra - Vectors and Matrices
Linear Algebra - Vectors and MatricesDiponegoro University
 

Mehr von Diponegoro University (20)

Polar Coordinates & Polar Curves
Polar Coordinates & Polar CurvesPolar Coordinates & Polar Curves
Polar Coordinates & Polar Curves
 
Parametric Equations
Parametric EquationsParametric Equations
Parametric Equations
 
Shewhart Charts for Variables
Shewhart Charts for VariablesShewhart Charts for Variables
Shewhart Charts for Variables
 
A Brief Concept of Quality
A Brief Concept of QualityA Brief Concept of Quality
A Brief Concept of Quality
 
Methods and Philosophy of SPC
Methods and Philosophy of SPCMethods and Philosophy of SPC
Methods and Philosophy of SPC
 
Linear Algebra - Finite Dimensional Vector Spaces
Linear Algebra - Finite Dimensional Vector SpacesLinear Algebra - Finite Dimensional Vector Spaces
Linear Algebra - Finite Dimensional Vector Spaces
 
Linear Algebra - Determinants and Eigenvalues
Linear Algebra - Determinants and EigenvaluesLinear Algebra - Determinants and Eigenvalues
Linear Algebra - Determinants and Eigenvalues
 
Linear Algebra - System of Linear Equation
Linear Algebra - System of Linear EquationLinear Algebra - System of Linear Equation
Linear Algebra - System of Linear Equation
 
Linear Algebra - Vectors and Matrices
Linear Algebra - Vectors and MatricesLinear Algebra - Vectors and Matrices
Linear Algebra - Vectors and Matrices
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 7
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 7EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 7
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 7
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 9
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 9EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 9
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 9
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 2
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 2EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 2
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 2
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 1
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 1EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 1
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 1
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 5
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 5EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 5
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 5
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 4
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 4EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 4
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 4
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 3
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 3EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 3
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 3
 
Apple
AppleApple
Apple
 
Analisis Kelayakan Usaha
Analisis Kelayakan UsahaAnalisis Kelayakan Usaha
Analisis Kelayakan Usaha
 

TOBA DANAU

  • 1. Danau Toba, Sumatera Utara Seoul, 13th of October 2013
  • 2. Tinjauan Umum Modul 7 Secara umum, Modul 7 akan membahas tentang penyusunan anggaran variabel dan anggaran tetap perusahaan industri, perusahaan dagang, dan perusahaan jasa. Modul 7 terdiri dari dua kegiatan belajar: • Kegiatan Belajar 1 – Penyusunan Anggaran Perusahaan Industri; • Kegiatan Belajar 2 – Penyusunan Anggaran Perusahaan Dagang; • Kegiatan Belajar 3 – Penyusunan Anggaran Perusahaan Jasa. Setelah mempelajari Modul 7, diharapkan mampu: • Menjelaskan penyusunan anggaran tetap dan variabel perusahaan industri; • Menjelaskan penyusunan anggaran tetap dan variabel perusahaan dagang; • Menjelaskan penyusunan anggaran tetap dan variabel perusahaan jasa; • Menjelaskan analisis selisih anggaran bank. 2
  • 3. Manufacturing Company Penyusunan Anggaran Tetap Data ilustrasi: 1. Rencana Jualan Daerah A Produk X Produk Y 208000 unit 171800 unit 379800 unit Daerah B Produk X Produk Y Rencana Jualan 320000 unit 168400 unit 488400 unit 868200 unit Harga Jual per produk Produk X = Rp 9.9; Y = Rp 16.5. 2. Anggaran Sediaan Produk Jadi Jenis Produk Sediaan Awal Sediaan Akhir Produk X 70000 unit 80000 unit Produk Y 50000 unit 60000 unit Jumlah 120000 unit 140000 unit Harga Pokok Produk X = Rp 441.700; Y = Rp 527.000. 3
  • 4. Manufacturing Company Penyusunan Anggaran Tetap Data ilustrasi: 3. Anggaran Sediaan Produk dalam Proses Jenis Produk Produk X Produk Y Jumlah Sediaan Awal Sediaan Akhir Kuantitas Tingkat Selesai Kuantitas Tingkat Selesai 9000 unit BBB 100% 10000 unit BBB 100% BTKL/BOP 40% BTKL/BOP 50% 4000 unit BBB 100% 5000 unit BBB 100% BTKL/BOP 40% BTKL/BOP 50% 13000 unit 15000 unit Harga pokok sediaan produk dalam proses: Produk X BBB BTKL BOP Rp 15,030 Rp 9,720 Rp 6,984 Rp 31,734 Produk Y BBB BTKL BOP Rp 11,160 Rp 7,216 Rp 5,184 Rp 23,560 Rp 55,294 4
  • 5. Manufacturing Company Penyusunan Anggaran Tetap Data ilustrasi: 4. Anggaran Sediaan Bahan Baku Bahan Baku A B C Jumlah Sediaan Bahan Baku Awal 103000 unit 44000 unit 114200 unit 261200 unit Sediaan Bahan Baku Akhir 80000 unit 40000 unit 120000 unit 240000 unit Harga pokok sediaan bahan baku: Bahan Baku A Bahan Baku B Bahan Baku C Jumlah Rp 61,800 Rp 74,800 Rp 114,200 Rp 250,800 Standar bahan baku dipakai: A Produk X B C A Produk Y B C 0.9 unit 0 unit 1.2 unit 0.5 unit 0.8 unit 1 unit Harga bahan baku per unit A = Rp 0.6; B = Rp 1.7; C = Rp 1. 5
  • 6. Manufacturing Company Penyusunan Anggaran Tetap Data ilustrasi: 5. Standar Upah Upah per jam pada Departemen I = Rp 10; II = Rp 8 Jam Kerja: Departemen I Departemen II Departemen I Produk Y Departemen II Produk X 0.1 jam 0.2 jam 0.2 jam 0.4 jam 6. Standar Biaya Overhead Pabrik Produk X memerlukan BOP Rp 1.9; Y = Rp 3.24 7. Beban Usaha: Beban Jualan = Rp 1.190.000 Beban Administrasi dan Umum = Rp 695.000 8. Dapatan Bunga Setahun = Rp 98.000 Beban Bunga Setahun = Rp 90.000 9. Saldo Kas Awal = Rp 600.000 Modal Saham = Rp 1.200.000 Laba Ditahan Awal = Rp 674.794 10. Seluruh produk yang dijual dan dibeli dilakukan secara tunai pada periode yang bersangkutan. 6
  • 7. Manufacturing Company Penyusunan Anggaran Tetap Anggaran Operasional 1. Anggaran Jualan: Kuantitas Produk X Daerah A Daerah B Jumlah Produk Y Daerah A Daerah B Jumlah Jumlah Total Harga Jual Jualan 208000 unit Rp 320000 unit Rp 528000 unit Rp 9.90 Rp 2,059,200 9.90 Rp 3,168,000 9.90 Rp 5,227,200 111600 unit Rp 168400 unit Rp 280000 unit Rp 808000 unit 16.50 Rp 1,841,400 16.50 Rp 2,778,600 16.50 Rp 4,620,000 Rp 9,847,200 2. Anggaran Produk: Keterangan Jualan Sediaan Produk Jadi Akhir Produk Siap Dijual Sediaan Produk Jadi Awal Produk Jadi Sediaan Produk dalam Proses Akhir Produk Dihasilkan Sediaan Produk dalam Proses Awal Produk Masuk Proses Produksi Produk X 528000 unit 80000 unit 608000 unit 70000 unit 538000 unit 10000 unit 548000 unit 9000 unit 539000 unit Produk Y 280000 unit 60000 unit 340000 unit 50000 unit 290000 unit 5000 unit 295000 unit 4000 unit 291000 unit 7
  • 8. Manufacturing Company Penyusunan Anggaran Tetap Anggaran Operasional Perhitungan Unit Ekuivalen Metode FIFO Jenis Biaya dan Produk Jadi Ekuivalen Produk + Produk Diproduksi Dalam Proses Akhir Biaya Bahan Baku Produk X 538000 unit + (10.000 x 100%) Produk Y 290000 unit + (5.000 x 100%) Biaya Tenaga Kerja Langsung Produk X 538000 unit (10.000 x 50%) Produk Y 290000 unit (5.000 x 50%) - Ekuivalen Produk Dalam Proses Awal = Unit Ekuivalen yang Dihasilkan - (9.000 x 100%) (4.000 x 100%) = = 539000 unit 291000 unit - (9.000 x 40%) (4.000 x 40%) = = 539400 unit 290900 unit 8
  • 9. Manufacturing Company Penyusunan Anggaran Tetap Anggaran Operasional 3. Anggaran Biaya Bahan Baku dan Belian Bahan Baku: Keterangan Produk X Produk Y Bahan Baku Dipakai Biaya Bahan Baku Sediaan Akhir (Unit) Sediaan Akhir (Rp) Produk Siap Dipakai (Unit) Produk Siap Dipakai (Rp) Sediaan Awal (Unit) Sediaan Awal (Rp) Belian Bahan Baku (Unit) Belian Bahan Baku (Rp) Bahan Baku A 485100 unit 145500 unit 630600 unit Rp 378,360 80000 unit Rp 48,000 710600 unit Rp 426,360 103000 unit Rp 61,800 607600 unit Rp 364,560 Bahan Baku B Rp Rp Rp Rp Rp 232800 unit 232800 unit 395,760 40000 unit 68,000 272800 unit 463,760 44000 unit 74,800 228800 unit 388,960 Bahan Baku C 646800 unit 291000 unit 937800 unit Rp 937,800 120000 unit Rp 120,000 1057800 unit Rp 1,057,800 114200 unit Rp 114,200 943600 unit Rp 943,600 Jumlah 1131900 unit 669300 unit 1801200 unit Rp 1,711,920 240000 unit Rp 236,000 2041200 unit Rp 1,947,920 261200 unit Rp 250,800 1780000 unit Rp 1,697,120 4. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Keterangan Produk X Produk Y Jumlah Jam Terpakai Biaya Tenaga Kerja Langsung Departemen I Departemen II Jumlah 53940 jam 107880 jam 161820 jam 43635 jam 116360 jam 159995 jam 97575 jam 224240 jam 321815 jam Rp 975,750 Rp 1,793,920 Rp 2,769,670 9
  • 10. Manufacturing Company Penyusunan Anggaran Tetap Anggaran Operasional Perhitungan Harga Pokok Produk per Unit: Keterangan Bahan Baku yang Dipakai Bahan Baku A Bahan Baku B Bahan Baku C Jumlah Produk Dihasilkan Biaya Bahan Baku per Unit Produk Tenaga Kerja Langsung Departemen I Departemen II Jumlah Produk Dihasilkan Biaya Tenaga Kerja Langsung per Unit Produk Biaya Overhead Pabrik per Unit Produk Harga Pokok per Unit Produk Produk X Produk Y Rp Rp Rp Rp 291,060 646,800 937,860 539000 unit Rp 1.74 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 539,400 863,040 1,402,440 539400 unit Rp 2.60 Rp 1.94 Rp 6.28 87,300 395,760 291,000 774,060 291000 unit Rp 2.66 436,350 930,880 1,367,230 290900 unit Rp 4.70 Rp 3.24 Rp 10.60 10
  • 11. Manufacturing Company Penyusunan Anggaran Tetap Anggaran Operasional Perhitungan Sediaan Produk Jadi Akhir: Produk X Produk Y Jumlah = 80.000 unit x Rp 6.28 = 60.000 unit x Rp 10.6 Rp Rp Rp 502,400.00 636,000.00 1,138,400.00 Perhitungan Sediaan Produk dalam Proses Akhir: Produk X Jumlah Produk Y BBB = 10.000 unit x 100% x Rp 1.74 BTKL = 10.000 unit x 50% x Rp 2.60 BOP = 10.000 unit x 50% x Rp 1.94 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp BBB = 5.000 unit x 100% x Rp 2.66 BTKL = 5.000 unit x 50% x Rp 4.70 BOP = 5.000 unit x 50% x Rp 3.24 Jumlah Jumlah Total 17,400 13,000 9,700 40,100 13,300 11,750 8,100 33,150 73,250 Perhitungan Biaya Overhead Pabrik Produk X Produk Y Jumlah = 539.400 unit x Rp 1.94 = 290.900 unit x Rp 3.24 Rp Rp Rp 1,046,436.00 942,516.00 1,988,952.00 11
  • 12. Manufacturing Company Penyusunan Anggaran Tetap Anggaran Operasional 5. Anggaran Harga Pokok Jualan: Keterangan Belian Bahan Baku Sediaan Bahan Baku Awal Bahan Baku Siap Dipakai Sediaan Bahan Baku Akhir Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik Biaya Pabrik Sediaan Produk dalam Proses Awal Produk Masuk dalam Proses Sediaan Produk dalam Proses Akhir Harga Pokok Produk Jadi Sediaan Produk Jadi Awal Produk Siap Dijual Sediaan Produk Jadi Akhir Harga Pokok Jualan Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Nominal 1,697,120 250,800 1,947,920 236,000 1,711,920 2,769,670 1,988,952 6,470,542 55,294 6,525,836 73,250 6,452,586 968,700 7,421,286 1,138,400 6,282,886 12
  • 13. Manufacturing Company Penyusunan Anggaran Tetap Anggaran Operasional 6. Anggaran Rugi-Laba: Keterangan Jualan Harga Pokok Jualan Laba Kotor Beban Jualan Beban Administrasi dan Umum Beban Usaha Laba Usaha Dapatan Bunga Beban Bunga Laba Bukan Usaha Laba Bersih Sebelum Pajak Pajak Penghasilan 10% Laba Bersih Setelah Pajak Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Nominal 9,847,200 6,282,886 3,564,314 1,190,000 695,000 1,885,000 1,679,314 98,000 90,000 8,000 1,687,314 168,731.40 1,518,583 13
  • 14. Manufacturing Company Penyusunan Anggaran Tetap Anggaran Keuangan 1. Anggaran Kas: Keterangan Kas Masuk Jualan Dapatan Bunga Jumlah Kas Masuk Kas Keluar Beli Bahan Baku Upah Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik Beban Usaha Beban Bunga Pajak Penghasilan 10% Jumlah Kas Keluar Surplus Saldo Kas Awal Saldo Kas Akhir Nominal Rp Rp Rp 9,847,200 98,000 9,945,200 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 1,697,120 2,769,670 1,988,952 1,885,000 90,000 168,731.00 8,599,473 1,345,727 600,000 1,945,727 14
  • 15. Manufacturing Company Penyusunan Anggaran Tetap Anggaran Keuangan 2. Anggaran Neraca: Keterangan Kas Sediaan Produk Jadi Akhir Sediaan Produk dalam Proses Akhir Sediaan Bahan Baku Akhir Aktiva Modal Saham Laba Ditahan Awal Laba Laba Ditahan Akhir Pasiva Rp Rp Rp Rp Rp Rp Nominal 1,945,727 1,138,400 73,250 236,000 3,393,377 1,200,000 Rp Rp 2,193,377 3,393,377 Rp 674,794 Rp 1,518,583 15
  • 16. Manufacturing Company Penyusunan Anggaran Variabel Perbedaan metode penentuan penuh dengan metode penentuan harga pokok variabel Kelemahan metode penentuan harga pokok variabel: • Biaya variabel dan biaya tetap dalam kenyataannya sulit dipisahkan secara tepat, karena masih terdapat biaya semi-varibel; • Dalam kenyataannya biaya variabel per unit dalam suatu periode mudah berubah, sedangkan syarat berlakunya analisis penentuan harga pokok variabel antara lain biaya variabel per unit tidak berubah selama periode analisis; • Penentuan harga pokok variabel tidak dapat digunakan untuk laporan pihak eksternal. Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap dalam kisaran volume kegiatan tertentu, tetapi biaya per unit berubah bila volume kegiatan berubah. Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan, tetapi biaya per unit tidak berubah walaupun volume kegiatan berubah. 16
  • 17. Manufacturing Company Penyusunan Anggaran Variabel Metode pemisahan biaya semi-variabel. Biaya semi-variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semi-variabel mempunyai unsur biaya variabel dan unsur biaya tetap sehingga sering disebut biaya campuran (mixed cost). Ada beberapa metode pemisahan biaya semi-variabel, di antaranya: Metode perkiraan langsung, Metode biaya berjaga, Metode korelasi, dan Metode titik tertinggi dan terrendah. Metode perkiraan langsung Metode ini dipergunakan apabila perusahaan tidak mempunyai data historis (baru berdiri) atau mempunyai data historis namun tidak dapat digunakan, misalnya karena datanya kurang. Dengan demikian, pemisahan biaya semi-variabel menjadi biaya variabel dan biaya tetap dilakukan oleh orang yang ahli (berpengalaman) dengan metode perkiraan. 17
  • 18. Manufacturing Company Penyusunan Anggaran Variabel Metode pemisahan biaya semi-variabel: Metode biaya berjaga Misalkan biaya listrik pabrik selama satu tahun adalah Rp 3.500.000 dan digunakan untuk penerangan dan juga untuk menggerakkan mesin dan peralatan pabrik. Biaya listrik untuk penerangan pabrik merupakan biaya tetap sedangkan biaya listrik untuk menggerakkan mesin dan peralatan pabrik merupakan biaya variabel. Anggaplah selama satu tahun mesin dan peralatan dipakai selama 2.500 jam dan dihasilkan 1.000 unit produk. Apabila mesin dan peralatan pabrik tidak dijalankan selama satu tahun, perusahaan akan membayar listrik Rp 2.000.000 (merupakan biaya tetap). Maka, biaya variabel adalah Rp 1.500.000. Biaya variabel per unit produk = Rp 1.500.000 / 10.000 produk = Rp 150 Biaya variabel per jam = Rp 1.500.000 / 2.500 jam = Rp 600 18
  • 19. Manufacturing Company Penyusunan Anggaran Variabel Metode pemisahan biaya semi-variabel: Metode korelasi 1. Secara grafik Biaya pemeliharaan mesin tiap bulan selama enam bulan adalah sebagai berikut: No. 1 2 3 4 5 6 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Jumlah Jam Mesin 30 40 50 60 80 100 360 Biaya Pemeliharaan Rp 600 Rp 700 Rp 800 Rp 900 Rp 1,100 Rp 1,300 Rp 5,400 Titik A = Biaya tetap = Rp 300 Biaya variabel pemeliharaan mesin selama 100 jam: = Jam mesin – Biaya tetap = Rp 1300 – Rp 100 = Rp 1.000 19
  • 20. Manufacturing Company Penyusunan Anggaran Variabel Metode pemisahan biaya semi-variabel: Metode korelasi 2. Secara matematis Biaya pemeliharaan mesin tiap bulan selama enam bulan adalah sebagai berikut: No. 1 2 3 4 5 6 b a Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Jumlah Rp Rp 10 300 Jam Mesin (X) 30 40 50 60 80 100 360 Biaya Pemeliharaan (Y) Rp 600 Rp 700 Rp 800 Rp 900 Rp 1,100 Rp 1,300 Rp 5,400 Y = Jumlah biaya semi-variabel X = Jam mesin X2 900 1600 2500 3600 6400 10000 25000 XY 18000 28000 40000 54000 88000 130000 358000 Y b a bX n n a XY X X2 Y Y X b 2 X n a = Jumlah biaya tetap per periode b = Jumlah biaya variabel per unit Bila jam mesin = 100, maka biaya semi variabel (Y) = Rp 300 + Rp 10 (100) = Rp 1.300,00 20
  • 21. Manufacturing Company Penyusunan Anggaran Variabel Metode pemisahan biaya semi-variabel: Metode titik tertinggi dan terrendah Untuk memisahkan biaya semi-variabel menjadi biaya variabel dan biaya tetap menggunakan metode ini, dilakukan dengan cara mencari selisih antara tingkat biaya dan satuan tertinggi dengan tingkat tertinggi dan satuan terrendah. Misalkan biaya semi-variabel pemeliharaan mesin pada tingkat kegiatan tertinggi sebulan 100 jam mesin langsung dengan biaya pemeliaraan mesin Rp 1.300. Pada tingkat kegiatan terrendah sebulan 30 jam mesin langsung dengan biaya pemeliharaan Rp 600. Keterangan Tertinggi Terrendah Selisih Jam Mesin 100 jam 30 jam 70 jam Biaya Pemeliharaan Rp 1,300.00 Rp 600.00 Rp 700.00 Biaya pemeliharaan mesin per jam = Rp 700 : 70 jam = Rp 10 Biaya tetap pemeliharaan mesin = Rp 600 – (30 × Rp 10) = Rp 300 21
  • 22. Manufacturing Company Manfaat penentuan harga pokok variabel dalam pengambilan keputusan: 1. Keputusan untuk melayani pesanan khusus atau tidak; 2. Keputusan meningkatkan produk tertentu; 22
  • 23. Manufacturing Company Manfaat penentuan harga pokok variabel sebagai alat perencanaan laba Perencanaan laba dalam anggaran variabel menggunakan metode penentuan harga pokok variabel sangat bermanfaat dalam pembuatan anggaran jangka pendek. Data Ilustrasi: Biaya bahan baku per unit Biaya tenaga kerja langsung per unit Biaya overhead pabrik variabel per unit Biaya usaha variabel per unit Biaya variabel per unit Biaya tetap per triwulan Harga jual per unit Rp 1,000 Rp 1,100 Rp 1,380 Rp 50 Rp 3,530 Rp 2,350,000 Rp 5,530.00 Jualan Biaya tetap Biaya variabel Laba Rp 5.530 Rp 2.350.000 Rp 3.530 0 Rp 2.000 Rp 2.350.000 BEP Rp 2.350.000 / Rp 2.000 1.175 unit BEP = 1.175 unit artinya bila perusahaan menjual dalam satu triwulan sebanyak 1.175 unit, maka perusahaan tidak untung dan tidak rugi (impas) atau dalam keadaan BEP (break even point). Bila perusahaan menjual di bawah 1.175 unit, maka perusahaan akan rugi, dan bila perusahaan menjual di atas 1.175 unit, maka perusahaan akan untung. 23
  • 24. Manufacturing Company Manfaat penentuan harga pokok variabel sebagai alat perencanaan laba Keterangan Jualan Biaya variabel Margin kontribusi Biaya tetap Laba (rugi) Per unit Rp Rp Rp Rp Rp 5,530 3,530 2,000 - Rp Rp Rp Rp Rp Berbagai Tingkat Jualan 350 unit 1.175 unit 2.000 unit 1,935,500 Rp 6,497,750 Rp 11,060,000 1,235,500 Rp 4,147,750 Rp 7,060,000 700,000 Rp 2,350,000 Rp 4,000,000 2,350,000 Rp 2,350,000 Rp 2,350,000 (1,650,000) Rp Rp 1,650,000 24
  • 25. Trading Company Penyusunan Anggaran Tetap Data Ilustrasi: Kas Piutang dagang Sediaan barang Aktiva tetap bersih Aktiva Rp Rp Rp Rp Rp Neraca 50,000 Utang dagang 59,800 Modal saham 110,000 Laba ditahan 150,000 369,800 Pasiva Rp Rp Rp 79,750 100,000 190,050 Rp 369,800 Realisasi dan Anggaran Jualan Realisasi November Rp 50,000 Desember Rp 59,800 Anggaran Januari Rp 120,000 Februari Rp 130,000 Maret Rp 115,000 April Rp 120,000 Mei Rp 130,000 Syarat pembayaran: • 50% dibayar pada bulan jualan; • 40% dibayar satu bulan setelah bulan jualan; • 9% dibayar dua bulan setelah bulan jualan; • 1% ditaksir tidak tertagih Harga pokok jualan yang diinginkan 65% dari anggaran jualan. Sediaan barang dagangan akhir pada bulan bersangkutan direncanakan 65% dan jualan bulan akan datang setelah ditambah 50% dari jualan dua bulan berikutnya. Belian dibayar lunas bulan berikutnya. Beban jualan dan administrasi variabel 10% dari dapatan jualan bulan bersangkutan, kecuali beban piutang tak tertagih. Beban penjualan dan administrasi tetap Rp 25.000 per bulan dan biaya depresiasi Rp 6.000 per bulan dan dibayarkan tunai pada bulan bersangkutan. Manajemen menghendaki kas mininum Rp 60.000 yang dimulai dari bulan Januari. Untuk menambah kas awal tahun sebesar Rp 50.000 menjadi Rp 60.000, perusahaan bermaksud meminjam uang di bank sebesar Rp 10.000 pada awal tahun dan akan dilunasi pada akhir bulan ketiga. Bunga pinjaman bank 12% setahun dari pokok pinjaman yang dibayar pada akhir triwulan. 25
  • 26. Trading Company Penyusunan Anggaran Tetap Anggaran Operasional 1. Anggaran Jualan Keterangan Nopember Desember Jualan Rp 120,000 Rp 100,000 a. 50% x jualan bulan bersangkutan b. 40% x jualan bulan lalu c. 9% x jualan dua bulan lalu Jumlah Kas Masuk Januari Rp 120,000 Rp 60,000 Rp 40,000 Rp 10,800 Rp 110,800 Februari Rp 130,000 Rp 65,000 Rp 48,000 Rp 9,000 Rp 122,000 Maret Rp 115,000 Rp 57,500 Rp 52,000 Rp 10,800 Rp 120,300 2. Anggaran Belian Keterangan Jualan Harga pokok jualan Sediaan barang dagangan akhir Barang siap dijual Sediaan barang dagangan awal Belian Bayar belian Januari Rp 120,000 Rp 78,000 Rp 121,875 Rp 199,875 Rp 110,000 Rp 89,875 Rp 79,750 Februari Rp 130,000 Rp 84,500 Rp 113,750 Rp 198,250 Rp 121,875 Rp 76,375 Rp 89,875 Maret April Rp 115,000 Rp 120,000 Rp 74,750 Rp 120,250 Rp 195,000 Rp 113,750 Rp 81,250 Rp 76,375 Mei Rp 130,000 26
  • 27. Trading Company Penyusunan Anggaran Tetap Anggaran Operasional 3. Anggaran Beban Penjualan dan Administrasi Keterangan Jualan Beban Jualan dan Administrasi: Variabel Tetap Beban Penghapusan Piutang Jumlah Beban Usaha Beban Penghapusan Piutang Beban Depresiasi Beban Usaha Tidak Tunai Beban Usaha Tunai Januari Februari Maret Rp 120,000 Rp 130,000 Rp 115,000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 12,000 25,000 1,200 38,200 1,200 6,000 7,200 31,000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 13,000 25,000 1,300 39,300 1,300 6,000 7,300 32,000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 11,500 25,000 1,150 37,650 1,150 6,000 7,150 30,500 4. Anggaran Rugi-Laba Keterangan Jualan Harga Pokok Jualan Laba Kotor Beban Usaha Laba Usaha Bunga Laba Sebelum Pajak Januari Rp 120,000 Rp 78,000 Rp 42,000 Rp 38,200 Rp 3,800 Rp 100 Rp 3,700 Februari Rp 130,000 Rp 84,500 Rp 45,500 Rp 39,300 Rp 6,200 Rp 100 Rp 6,100 Maret Rp 115,000 Rp 74,750 Rp 40,250 Rp 37,650 Rp 2,600 Rp 100 Rp 2,500 Triwulan I Rp 365,000 Rp 237,250 Rp 127,750 Rp 115,150 Rp 12,600 Rp 300 Rp 12,300 27
  • 28. Trading Company Penyusunan Anggaran Tetap Anggaran Keuangan 1. Anggaran Kas Keterangan Saldo Kas Awal Kas Masuk dari Jualan Kas Tersedia Bayar Sebelum Pinjaman Belian Beban Usaha Tunai Bayar Sebelum Pinjaman Kas Minimum Jumlah Kas Diperlukan Surplus (Defisit) Terima Pinjaman Bank Bayar Bunga Bayar Pinjaman Bank Saldo Kas Akhir Seluruhnya Januari Februari Maret Rp 50,000 Rp 60,050 Rp 60,175 Rp 110,800 Rp 122,000 Rp 120,300 Rp 160,800 Rp 182,050 Rp 180,475 Rp 79,750 Rp Rp 31,000 Rp Rp 110,750 Rp Rp 60,000 Rp Rp 170,750 Rp Rp (9,950) Rp Rp 10,000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp 60,050 Rp 89,875 32,000 121,875 60,000 181,875 175 60,175 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 76,375 30,500 106,875 60,000 166,875 13,600 300 10,000 63,300 28
  • 29. Trading Company Penyusunan Anggaran Tetap Anggaran Keuangan 2. Anggaran Neraca Keterangan AKTIVA Kas Piutang Dagang Bersih Sediaan Barang Dagangan Akhir Aktiva Tetap Bersih Jumlah Aktiva PASIVA Utang Bank Utang Dagang (Belian) Utang Bunga Modal Saham Laba Ditahan Jumlah Pasiva Januari Februari Maret Rp 60,050 Rp Rp 67,800 Rp Rp 121,875 Rp Rp 144,000 Rp Rp 393,725 Rp 60,175 74,500 113,750 138,000 386,425 Rp 63,300 Rp 68,050 Rp 120,250 Rp 132,000 Rp 383,600 Rp 10,000 Rp Rp 89,875 Rp Rp 100 Rp Rp 100,000 Rp Rp 193,750 Rp Rp 393,725 Rp 10,000 76,375 200 100,000 199,850 386,425 Rp Rp Rp Rp Rp Rp 81,250 100,000 202,350 383,600 29
  • 30. Trading Company Penyusunan Anggaran Variabel Data Ilustrasi: Estimasi Jualan 25.000 kg Harga jual per kg Rp Biaya variabel per kg Harga pokok jualan per kg Rp 2.00 Angkutan penjualan per kg Rp 0.30 Komisi penjualan per kg Rp 0.50 Pernik penjualan per kg Rp 0.20 Jumah biaya variabel per kg Rp Biaya tetap per bulan Depresiasi alat penjualan Gaji penjualan Gaji administrasi Depresiasi alat kantor Administrasi lainnya Jumlah biaya tetap per bulan Rp Rp Rp Rp Rp 5.00 3.00 3,750 8,800 6,200 500 750 Rp 20,000 Realisasi Jualan 27.000 kg Harga jual per kg Rp Biaya variabel per kg Harga pokok jualan per kg Rp 1.52 Angkutan penjualan per kg Rp 0.18 Komisi penjualan per kg Rp 0.20 Pernik penjualan per kg Rp 0.10 Jumah biaya variabel per kg Rp Biaya tetap per bulan Depresiasi alat penjualan Gaji penjualan Gaji administrasi Depresiasi alat kantor Administrasi lainnya Jumlah biaya tetap per bulan Rp Rp Rp Rp Rp 6.00 2.00 3,710 12,500 11,250 485 900 Rp 28,845 30
  • 31. Trading Company Penyusunan Anggaran Variabel Anggaran Variabel Rugi-Laba Keterangan Jualan Biaya variabel Harga pokok jualan Angkutan penjualan Komisi penjualan Pernik penjualan Jumah biaya variabel Margin Kontribusi Biaya tetap Depresiasi alat penjualan Gaji penjualan Gaji administrasi Depresiasi alat kantor Administrasi lainnya Jumlah biaya tetap Laba (Rugi) Per kg Rp Rp Rp Rp Rp Rp 5.000 kg 10.000 kg 15.000 kg 20.000 kg 25.000 kg 30.000 kg 5 Rp 25,000 Rp 50,000 Rp 75,000 Rp 100,000 Rp 125,000 Rp 150,000 2.00 0.30 0.50 0.20 3.00 Rp 10,000 Rp 1,500 Rp 2,500 Rp 1,000 Rp 15,000 Rp 10,000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp 20,000 3,000 5,000 2,000 30,000 20,000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp 30,000 4,500 7,500 3,000 45,000 30,000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp 40,000 6,000 10,000 4,000 60,000 40,000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp 50,000 7,500 12,500 5,000 75,000 50,000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp 60,000 9,000 15,000 6,000 90,000 60,000 Rp 3,750 Rp 8,800 Rp 6,200 Rp 500 Rp 750 Rp 20,000 Rp (10,000) Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 3,750 8,800 6,200 500 750 20,000 - Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 3,750 8,800 6,200 500 750 20,000 10,000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 3,750 8,800 6,200 500 750 20,000 20,000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 3,750 8,800 6,200 500 750 20,000 30,000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 3,750 8,800 6,200 500 750 20,000 40,000 31
  • 32. Service Company Penyusunan Anggaran Tetap Perusahaan Jasa Perbankan Data Ilustrasi: Kas Giro di BI Giro di bank lain Kredit modal kerja Kredit konsumsi Kredit investasi Aktiva tetap bersih Aktiva • • • • • • Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Neraca Simpanan giro Simpanan tabungan Simpanan deposito Kewajiban segera lainnya Modal saham Laba tahun berjalan 1,000 2,000 1,500 10,000 5,000 40,000 30,500 90,000 Pasiva Rp Rp Rp Rp Rp Rp 20,000 10,000 5,000 5,000 49,000 1,000 Rp 90,000 Bunga simpanan giro 4%/tahun; Bunga simpanan tabungan 14%/tahun; Bunga simpanan deposito 12%/tahun; Bunga kewajiban segera lainnya 10%/tahun. Bunga kredit modal 24%/tahun; Bunga kredit konsumsi 18%/tahun; Bunga kredit investasi 20%/ tahun; Simpanan masyarakat di bank berupa simpanan giro, tabungan, dan deposito ditaksir meningkat 10% dari tahun lalu. Peningkatan ini digunakan untuk peningkatan pemberian kredit dengan alokasi: (i) Peningkatan simpanan giro untuk kredit modal kerja; (ii) Peningkatan simpanan tabungan untuk kredit konsumsi; (iii) Peningkatan simpanan deposito untuk kredit investasi. Pajak hasilan 10% dan bunga dibayar periode bersangkutan; Aktiva tetap disusut 10% dan bunga dari nilai bersih (nilai buku); Beban usaha lainnya ditaksir Rp 3.570 dibayar tunai setahun. 32
  • 33. Service Company Penyusunan Anggaran Tetap Perusahaan Jasa Perbankan Anggaran Rugi-Laba Dapatan Usaha Dapatan bunga kredit modal kerja Dapatan bunga kredit konsumsi Dapatan bunga kredit investasi Dapatan bunga giro di BI dan lainnya Jumlah Dapatan Usaha Beban Usaha Beban usaha simpanan giro Beban usaha simpanan tabungan Beban usaha simpanan deposito Beban bunga kewajiban segera lainnya Beban depresiasi Beban usaha lainnya Jumlah Beban Usaha Laba Usaha Sebelum Pajak Pajak 10% Laba Bersih Setelah Pajak Rp Rp Rp Rp 2,880 1,080 8,100 140 Rp 12,200 Rp Rp Rp Rp Rp Rp 880 1,540 660 500 3,050 3,570 Rp 10,200 Rp 2,000 Rp 200 Rp 1,800 33
  • 34. Service Company Penyusunan Anggaran Tetap Perusahaan Jasa Perbankan Anggaran Neraca AKTIVA Kas Giro pada BI Giro pada bank lainnya Kredit modal kerja Kredit konsumsi Kredit investasi Aktiva tetap bersih Jumlah Aktiva Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 5,850 2,000 1,500 12,000 6,000 40,500 27,450 95,300 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 22,000 11,000 5,500 5,000 49,000 1,000 1,800 95,300 PASIVA Simpanan giro Simpanan tabungan Simpanan deposito Utang segera lainnya Modal saham Sisa laba tahun lalu Laba tahun berjalan Jumlah Pasiva 34
  • 35. Service Company Penyusunan Anggaran Tetap Perusahaan Jasa Taksi Data Ilustrasi: Kas Mobil taksi Aktiva • • • Rp Rp Rp Neraca 1,000 Modal saham Rp 50,000 51,000 Pasiva Rp 51,000 51,000 Dapatan taksi dianggarkan 100% tunai bulan Januari Rp 10.000; Februari Rp 11.000; Maret Rp 12.000; Bahan bakar ditaksir 25% dari dapatan taksi bulan bersangkutan. Komisi sopir 10% dari dapatan taksi bulan bersangkutan. Bahan bakar dan komisi sopir dibayar pada bulan bersangkutan; Beban usaha lainnya 100% tunai tiap bulan Rp 3.000 tidak termasuk penyusutan. Penyusutan taksi tiap bulan Rp 1.000 35
  • 36. Service Company Penyusunan Anggaran Tetap Perusahaan Jasa Perbankan Anggaran Rugi-Laba Keterangan Dapatan taksi Bahan bakar Komisi sopir Penyusutan Beban usaha lainnya Beban usaha Laba Januari Rp 10,000 Rp 2,500 Rp 2,000 Rp 1,000 Rp 3,000 Rp 8,500 Rp 1,500 Februari Rp 11,000 Rp 2,750 Rp 2,200 Rp 1,000 Rp 3,000 Rp 8,950 Rp 2,050 Maret Rp 12,000 Rp 3,000 Rp 2,400 Rp 1,000 Rp 3,000 Rp 9,400 Rp 2,600 Triwulan I Rp 33,000 Rp 8,250 Rp 6,600 Rp 3,000 Rp 9,000 Rp 26,850 Rp 6,150 36
  • 37. Service Company Penyusunan Anggaran Tetap Perusahaan Jasa Perbankan Anggaran Keuangan 1. Anggaran Kas Keterangan Dapatan taksi Bahan bakar Komisi sopir Lainnya Kas keluar Saldo kas awal Saldo kas akhir Januari Rp 10,000 Rp 2,500 Rp 2,000 Rp 3,000 Rp 7,500 Rp 1,000 Rp 3,500 Februari Rp 11,000 Rp 2,750 Rp 2,200 Rp 3,000 Rp 7,950 Rp 3,500 Rp 6,550 Maret Rp 12,000 Rp 3,000 Rp 2,400 Rp 3,000 Rp 8,400 Rp 6,550 Rp 10,150 Januari Rp 3,500 Rp 49,000 Rp 52,500 Rp 51,000 Rp 1,500 Rp 52,500 Februari Rp 6,550 Rp 48,000 Rp 54,550 Rp 51,000 Rp 3,550 Rp 54,550 Maret Rp 10,150 Rp 47,000 Rp 57,150 Rp 51,000 Rp 6,150 Rp 57,150 2. Anggaran Neraca Keterangan Kas Mobil taksi bersih Aktiva Modal saham Laba ditahan Pasiva 37
  • 38. Service Company Penyusunan Anggaran Tetap Perusahaan Jasa Bioskop Data Ilustrasi: Kas Alat Aktiva • • • • • • Rp Rp Rp Neraca 2,000 Modal 70,000 72,000 Pasiva Rp 72,000 Rp 72,000 Alat disusut sebulan Rp 1.000; Sehari tiga kali pertunjukan, harga tiket per orang Rp 10. Sekali pertunjukan ditaksir 50 penonton untuk bulan Januari, 60 penonton untuk bulan Februari, dan 70 penonton untuk bulan Maret. Sebulan diasumsikan 30 hari dan tiket dibayar tunai; Sewa film dibayar tunai dan setiap kali pertunjukan seharga Rp 250; Beban pemeliharaan ditaksir 5% dari dapatan tontonan dan dibayar tunai; Komisi penjualan tiket 10% dari dapatan tontonan dibayar tunai; Beban usaha lainnya sebulan Rp 10.000 tunai. 38
  • 39. Service Company Penyusunan Anggaran Tetap Perusahaan Jasa Bioskop Anggaran Operasional 1. Anggaran Dapatan Keterangan Sekali pertunjukan Pertunjukan sebulan Penonton sebulan Tiket per orang Dapatan tontonan Januari Februari Maret 50 orang 60 orang 70 orang 90 90 90 4500 5400 6300 Rp 10 Rp 10 Rp 10 Rp 45,000 Rp 54,000 Rp 63,000 Keterangan Penyusutan alat Sewa film Pemeliharaan Komisi penjualan Lainnya Beban usaha Penyusutan alat Beban usaha tunai Januari Rp 1,000 Rp 22,500 Rp 2,250 Rp 4,500 Rp 10,000 Rp 40,250 Rp 1,000 Rp 39,250 2. Anggaran beban Usaha Februari Rp 1,000 Rp 22,500 Rp 2,700 Rp 5,400 Rp 10,000 Rp 41,600 Rp 1,000 Rp 40,600 Triwulan I 180 orang Rp 90 Rp 16,200 Rp 10 Rp 162,000 Maret Triwulan I Rp 1,000 Rp 3,000 Rp 22,500 Rp 67,500 Rp 3,150 Rp 8,100 Rp 6,300 Rp 16,200 Rp 10,000 Rp 30,000 Rp 42,950 Rp 124,800 Rp 1,000 Rp 3,000 Rp 41,950 Rp 121,800 39
  • 40. Service Company Penyusunan Anggaran Tetap Perusahaan Jasa Bioskop Anggaran Operasional 3. Anggaran Rugi-Laba Keterangan Dapatan tontonan Beban usaha Laba Januari Februari Maret Rp 45,000 Rp 54,000 Rp 63,000 Rp 40,250 Rp 41,600 Rp 42,950 Rp 4,750 Rp 12,400 Rp 20,050 Triwulan I Rp 162,000 Rp 124,800 Rp 37,200 40
  • 41. Service Company Penyusunan Anggaran Tetap Perusahaan Jasa Bioskop Anggaran Keuangan 1. Anggaran Kas Keterangan Dapatan tontonan Beban usaha tunai Surplus kas Saldo kas awal Saldo kas akhir Januari Rp 45,000 Rp 39,250 Rp 5,750 Rp 2,000 Rp 7,750 Februari Rp 54,000 Rp 40,600 Rp 13,400 Rp 7,750 Rp 21,150 Maret Rp 63,000 Rp 41,950 Rp 21,050 Rp 21,150 Rp 42,200 Keterangan Januari Rp 7,750 Rp 69,000 Rp 76,750 Rp 72,000 Rp 4,750 Rp 76,750 Februari Rp 21,150 Rp 68,000 Rp 89,150 Rp 76,750 Rp 12,400 Rp 89,150 Maret Rp 42,200 Rp 67,000 Rp 109,200 Rp 89,150 Rp 20,050 Rp 109,200 2. Anggaran Neraca Kas Alat bersih Aktiva Modal Laba Pasiva 41
  • 42. Service Company Penyusunan Anggaran Variabel Perusahaan Jasa Perbankan Data Ilustrasi: Bank menetapkan bunga kredit 20% setahun, bunga simpanan 10% setahun, dan biaya tetap setahun sebesar Rp 10.000. Bunga kredit Biaya tetap Bunga simpanan Laba 20% Rp 10.000 10% 0 10% Rp 10.000 BEP Rp 10.000 / 10% Rp 100.000 BEP = Rp 100.000 artinya bila bank dalam setahun memberikan kredit sebanyak Rp 100.000, maka perusahaan tidak untung dan tidak rugi (impas) atau dalam keadaan BEP (break even point). 42
  • 43. Service Company Penyusunan Anggaran Variabel Perusahaan Jasa Perbankan Bila bank ingin memperoleh laba setahun Rp 1.000, maka bank harus memberikan kredit: 20% Rp 10.000 10% Rp 1.000 10% Rp 11.000 Kredit Rp 11.000 / 10% Rp 110.000 Bila bank ingin tahun pada pemberian kredit berapakah bank akan menderita rugi Rp 1.000: 20% Rp 10.000 10% Rp 1.000 10% Rp 9.000 Kredit Rp 9.000 / 10% Rp 90.000 Anggaran Variabel Rugi-Laba Keterangan Dapatan bunga Biaya variabel Margin kontribusi Biaya tetap Laba (rugi) Per unit 20% 10% Rp Rp Rp Rp Rp Rp Berbagai Tingkat Kredit Diberikan 90,000 Rp 100,000 Rp 110,000 18,000 Rp 20,000 Rp 22,000 9,000 Rp 10,000 Rp 11,000 9,000 Rp 10,000 Rp 11,000 10,000 Rp 10,000 Rp 10,000 (1,000) Rp Rp 1,000 43
  • 44. Service Company Penyusunan Anggaran Variabel Perusahaan Jasa Parkir Data Ilustrasi: Tarif parkir per mobil adalah Rp 4.200 dan sepeda motor adalah Rp 100. Biaya tetap sebulan: Gaji pegawai dan transport Sewa tempat parkir Jumlah biaya tetap Rp Rp Rp 15,000 20,000 35,000 Biaya variabel per buah mobil berupa biaya komisi Rp 100; Biaya variabel per buah sepeda motor berupa biaya komisi Rp 75; Kapasitas untuk parkir mobil adalah 3.000 buah dan sepeda motor 2.000 buah. Proporsi parkir: • Mobil = 3.000/5.000 = 60% • Sepeda motor = 2.000/5.000 = 40% Margin kontribusi: • Mobil = Rp 200 – Rp 100 = Rp 100 • Sepeda motor = Rp 100 – Rp 75 = Rp 25 44
  • 45. Service Company Penyusunan Anggaran Variabel Perusahaan Jasa Parkir 1. BEP Rp 35.000 Rp 100 60% Rp 25 40% 500 mobil dan sepeda motor Dengan demikian, yang harus diparkir adalah: • Mobil : 60% x 500 = 300 buah; • Sepeda motor : 40% x 500 = 200 buah. Perhitungan rugi-laba: BEP Dapatan parkir mobil Dapatan parkir sepeda motor Dapatan parkir sebulan Biaya variabel mobil Biaya variabel sepeda motor Biaya variabel sebulan Margin kontribusi sebulan Biaya tetap sebulan Laba Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 60,000 20,000 80,000 30,000 15,000 45,000 35,000 35,000 45
  • 46. Service Company Penyusunan Anggaran Variabel Perusahaan Jasa Parkir 2. Laba Rp 7.000 sebulan Rp 35.000 Rp 7.000 Rp 100 60% Rp 25 40% 600 mobil dan sepeda motor Dengan demikian, yang harus diparkir adalah: • Mobil : 60% x 600 = 360 buah; • Sepeda motor : 40% x 600 = 240 buah. Perhitungan rugi-laba: Unit Dapatan parkir mobil Dapatan parkir sepeda motor Dapatan parkir sebulan Biaya variabel mobil Biaya variabel sepeda motor Biaya variabel sebulan Margin kontribusi sebulan Biaya tetap sebulan Laba Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 72,000 24,000 96,000 36,000 18,000 54,000 42,000 35,000 7,000 46
  • 47. Service Company Penyusunan Anggaran Variabel Perusahaan Jasa Parkir 3. Anggaran variabel Berbagai Tingkat Parkir 400 buah 500 buah 600 buah Keterangan Proporsi parkir Mobil 60% Sepeda motor 40% Dapatan parkir Mobil Sepeda motor Jumlah dapatan parkir Biaya variabel Mobil Sepeda motor Jumlah biaya variabel Margin kontribusi Biaya tetap Laba (rugi) 240 buah 160 buah 300 buah 200 buah 360 buah 240 buah Rp Rp Rp 48,000 Rp 16,000 Rp 64,000 Rp 60,000 Rp 20,000 Rp 80,000 Rp 72,000 24,000 96,000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp 24,000 12,000 36,000 28,000 35,000 (7,000) 30,000 15,000 45,000 35,000 35,000 - 36,000 18,000 54,000 42,000 35,000 7,000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 47
  • 48. Service Company Penyusunan Anggaran Variabel Perusahaan Jasa Parkir 4. Margin laba 20% Biaya tetap Margin laba Biaya variabel 1 Dapatan/un it Rp 35.000 20% Rp 100 Rp 75 1 Rp 200 Rp 100 Rp 35.000 0.2 0.41667 0.41667 - 0.2 Rp 35.000 Dapatan 0.21667 Rp 35.000 Rp 35.000 Dapatan 0.21667 Rp 161.536 Parkir: Mobil Sepeda motor : Rp 107.691/Rp 200 = 538.45; : Rp 53.845/Rp 100 = 538.45. Perhitungan laba-rugi: Dapatan parkir mobil Dapatan parkir sepeda motor Dapatan parkir sebulan Biaya variabel mobil Biaya variabel sepeda motor Biaya variabel sebulan Margin kontribusi sebulan Biaya tetap sebulan Laba Rp 107,691 Rp 53,845 Rp 161,536 Rp 53,845 Rp 40,384 Rp 94,229 Rp 67,307 Rp 35,000 Rp 32,307 Dengan demikian, dapatan parkir adalah: • Mobil : 200/300 x Rp 161.536 = Rp 107.691; • Sepeda motor : 100/300 x Rp 161.536 = Rp 53.845. 48
  • 49. Budget Variance Analysis Apabila dapatan aktual lebih besar daripada dapatan yang dianggarkan, maka terjadi selisih laba (L), sebaliknya jika dapatan aktual kurang dari dapatan yang dianggarkan terjadi selisih rugi (R). Jika biaya aktual lebih besar daripada biaya yang dianggarkan maka terjadi selisih rugi (R), seba -liknya jika biaya aktual kurang dari biaya yang dianggarkan terjadi selisih laba (L). Realisasi Anggaran Rugi-Laba Keterangan Volume kredit/simpanan Dapatan bunga kredit Biaya bunga simpanan Margin kontribusi Biaya tetap Laba (rugi) Tingkat bunga Anggaran Aktual 20% 10% 10% 19% 11% 8% Anggaran Rp 110,000 Rp 22,000 Rp 11,000 Rp 11,000 Rp 10,000 Rp 1,000 Aktual Rp Rp Rp Rp Rp Rp 120,000 22,800 13,200 9,600 10,000 (400) Selisih Rp Rp Rp Rp Rp Rp 10,000 800 2,200 (1,400) (1,400) L L R R R 49
  • 50. Budget Variance Analysis 1. Analisis Selisih Kredit Selisih volume kredit = Tingkat bunga margin kontribusi anggaran x selisih volume kredit = 10% x (Rp 110.000 – Rp 120.000) = Rp 1.000 (L) 2. Analisis Selisih Simpanan Selisih volume simpanan = Tingkat bunga simpanan anggaran x selisih volume simpanan = 10% x (Rp 110.000 – Rp 120.000) = Rp 1.000 (R) Selisih tingkat bunga simpanan = Volume simpanan aktual x selisih tingkat bunga simpanan = Rp 120.000 x (10% - 11%) = Rp 1.200 (R) Selisih biaya bunga simpanan = (Tingkat bunga simpanan anggaran x Volume simpanan angaran) – (Tingkat bunga simpanan aktual x Volume simpanan aktual) = (10% x Rp 110.000) – (11% x Rp 120.000) = Rp 11.000 – Rp 13.200 = Rp 2.200 (R) 50
  • 51. Budget Variance Analysis Laporan Rugi-Laba Model Analisis Selisih Standar Dapatan bunga kredit Biaya bunga simpanan dianggarkan Margin kontribusi dianggarkan Selisih volume simpanan (rugi) Selisih tingkat bunga simpanan (rugi) Selisih biaya bunga simpanan (rugi) Selisih volume kredit (laba) Selisih standar (rugi) Margin kontribusi Biaya tetap Rugi Rp Rp 22,800 12,000 Rp 10,800 Rp Rp Rp Rp 1,000 1,200 2,200 1,000 Rp 1,200 Rp 9,600 Rp 10,000 Rp (400) 51
  • 52. Terima Kasih 감사합니다 Sampai Bertemu Lagi di Pertemuan Kedelapan Danau Toba, Sumatera Utara Seoul, 13th of October 2013