SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 46
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Dasar-
Dasar-Dasar
Aljabar Linier
Dasar-dasar Aljabar Linier

                                          MATRIKS

                                           Pertemuan 1




Kompetensi Dasar : Memahami Definisi Matriks

Indikator             : Mampu memahami definisi Matriks, mengetahui jenis-jenis
                            Matriks, operasi-operasi Matriks, dan kaidah-kaidah Matriks.

Isi                   :

A. Pengertian Matriks
      Matriks adalah deretan elemen/objek/item.


          ܽଵଵ       ܽଵଶ       ‫ڮ‬    ܽଵ௡
      Contoh:

        ‫ۍ‬                              ‫ې‬
        ‫ܽ ێ‬ଶଵ       ܽଶଶ       ‫ڮ‬    ܽଶ௡ ‫ۑ‬
      A=‫ێ‬
           ‫ڭ‬                        ‫ۑ ڭ‬
        ‫ێ‬                              ‫ۑ‬
        ‫ܽۏ‬௠ଵ        ܽ௠ଶ       ‫ڮ‬    ܽ௠௡ ‫ے‬
          (a11 …. amn) disebut suku-suku matriks/anggota matriks.

          (am1 am2 ……. amn)              untuk setiap m disebut baris ke m

          (a1n a2n ….. amn)         untuk setiap n disebut kolom ke n

      Matriks yang mempunyai m baris dan n kolom disebut berukuran m x n

      Matriks A di atas dapat ditulis A = (aij)mxn atau A = [aij]mxn

B. Jenis-jenis Matriks
          Matriks Bujur Sangkar
          Adalah matriks yang jumlah baris dan kolomnya sama.
          Contoh: A[aij]2x2 atau B[aij]3x3
          Pada matriks bujur sangkar ada elemen lain yang disebut DIAGONAL
          UTAMA. Perhatikan contoh matriks di bawah:

Lalu Yudhi Prihadi, S.Si.                                                            Page 1
Dasar-dasar Aljabar Linier




         Matriks Diagonal
         Adalah Matriks bujur sangkar yang elemen-elemen di luar diagonal utama = 0


          1 0      0                       2     0      0
         (nol). Contoh:


         ൦0 2      0൪        atau          ൦0    0      0൪
          0 0      3                       0     0      5


         Matriks Satuan
         Adalah Matriks diagonal yang semua elemen pada diagonal utamanya = 1,
         biasanya dinyatakan dengan I (identity)


               1   0    0
         Contoh:

                                                      1      0
         I3 = ൦0   1    0൪                      I2 = ቈ        ቉
                                                      0      1
                                    atau                               dan seterusnya.
               0   0    1
         Matriks mxn yang semua elemennya nol disebut Matriks Nol.


          0 0      0
         Contoh:

                                                                   0    0 0
         ൦0 0      0൪ Matrika 3x3                                 ቈ           ቉ Matriks 2x3
                                                                   0    0 0
                                                 atau
          0 0      0


         Matriks Simetris

         Adalah Matriks bujur sangkar [aij]nxn akan disebut matriks simetris,

         jika aij = aji.




Lalu Yudhi Prihadi, S.Si.                                                                       Page 2
Dasar-dasar Aljabar Linier




          1 2      3
         Contoh:


         ൦2 5      6൪ dimana a12 = 2 dan a21 = 2 atau a23 = 6 dan a32 = 6
          3 6      4


         Matriks Tranpose
         Tranpose dari suatu matrik A dinyatakan denga A' atau AT dengan menukar
         letak baris dengan kolom.


                                           1    4
         Contoh:

          1   2   3
         ቈ         ቉ matriks A2x3 menjadi ൦2    5൪ matriks A3x2
          4   5   6
                                           3    6


C. Operasi pada Matriks
         Penjumlahan dan Pengurangan
         Dua buah matriks dapat dijumlahkan dan dikurangkan bila ukurannya sama,
         dengan cara menjumlahkan/mengurangkan elemen-elemen yang seletak.


           ܽଵଵ    ܽଵଶ       ܾଵଵ      ܾଵଶ      ܽଵଵ ൅ ܾଵଵ       ܽଵଶ ൅ ܾଵଶ
         Contoh:

         ቈ            ቉ + ቈ              ቉= ቈ                             ቉
          ܽଶଵ     ܽଶଶ      ܾଶଵ       ܾଶଶ     ܽଶଵ ൅ ܾଶଵ        ܽଶଶ ൅ ܾଶଶ


         Begitu juga sebaliknya dengan operasi pengurangan.


         Perkalian Bilangan dengan Matriks
         Suatu bilangan dapat dikalikan dengan sebuah matriks dengan cara mengalikan
         bilangan tersebut dengan setiap elemen pada matriks.
         Contoh:

         k(aij)mxn = (kaij)mxn

         misalnya:

Lalu Yudhi Prihadi, S.Si.                                                     Page 3
Dasar-dasar Aljabar Linier



              ܽଵଵ    ܽଵଶ          ݇ܽଵଵ       ݇ܽଵଶ
         kቈ                ቉=ቈ                      ቉
              ܽଶଵ    ܽଶଶ          ݇ܽଶଵ       ݇ܽଶଶ


         Perkalian Matriks dengan Matriks
         Matriks A dapat dikalikan dengan matriks B dalam bentuk AB, dapat
         dilakukan bila banyak kolom matriks A sama dengan baris matriks B.
         Misalnya:
                Amxn x Bmxn = Cmxn


                                      ܾଵଵ      ܾଵଶ
         Contoh:

          ܽଵଵ       ܽଵଶ     ܽଵଷ                          ܿଵଵ    ܿଵଶ
         ቈ                        ቉ x ൦ܾଶଵ     ܾଶଶ ൪ = ቈ              ቉
          ܽଶଵ       ܽଵଶ     ܽଵଷ                         ܿଶଵ     ܿଶଶ
                                      ܾଷଵ      ܾଷଶ
         dimana:

         c11 = a11·b11 + a12·b21 + a13·b31

         c 12 = a 11·b12 + a 12·b22 + a 13·b32

         c 21 = a 21·b11 + a 12·b21 + a 13·b31

         c 22 = a 21·b12 + a 12·b22 + a 13·b32


D. Kaidah-kaidah Matriks
    1. A + B = B + A          sifat komutatif
    2. (A + B) + C = A + (B + C)              sifat asosiatif


    4. I · A = A
    3. k(A + B) = kA + kB


    5. 0 · A = 0; 0 + A = A; A + 0 = A
    6. A · B ≠ B · A         tidak komutatif
    7. (A + B)’ = A’ + B’
    8. (A – B)’ = A’ – B’
    9. (A’)’ = A


Lalu Yudhi Prihadi, S.Si.                                                             Page 4
Dasar-dasar Aljabar Linier

     10. (AB)’ = B’ · A’
     11. (AB)C = A(BC)          asosiatif perkalian

Evaluasi              :

Diketahui matriks-matriks sebagai berikut:

      1     2   3               2    3   4                3    5    4
A = ൦2      3   1൪,         B = ൦4   2   3൪,          C = ൦4   4    5൪
      3     3   2               3    3   4                5    4    3

Carilah!

1.   3A + 2B – 4C
2.   2AB – 3BC
3.   5A'B + 2BC'
4.   [AB]'
5.   B'A'

Daftar Pustaka        :

Howard Anton, Dasar-dasar Aljabar Linier, Penerbit Binarupa Aksara, jilid 1.




Lalu Yudhi Prihadi, S.Si.                                                              Page 5
Dasar-dasar Aljabar Linier

                                        DETERMINAN

                                            Pertemuan 2




Kompetensi Dasar : Memahami dan menentukan nilai Determinan Matriks

Indikator             : Diharapkan mampu:

                            - Memahami        definisi     Determinan   Matriks,   dan    dapat
                                menentukan nilai determinan dari suatu matriks (Determinan
                                tingkat 2 dan tingkat 3)
                            - Memahami menentukan Minor Matriks dan Kofaktor Matriks
                            - Menentukan nilai determinan dari suatu Matriks (Determinan
                                tingkat 3 ke atas) menggunakan Uraian Laplace
                            - Memahami sifat-sifat Determinan Matriks
                            - Mengerjakan beberapa contoh soal

Isi                   :

A. Definisi Determinan
      Determinan matriks adalah nilai/harga yang diperoleh dari elemen-elemen matriks
      bujur sangkar dengan suatu operasi tertentu dari matriks nxn sehingga akan
      diperoleh Determinan Tingkat n.
      Contoh: Matriks A maka determinan matriks A ditulis │A│


B. Menentukan Nilai Determinan suatu Matriks


                          ܽଵଵ     ܽଵଷ
      1. Determinan tingkat 2

         Matriks A = ቈ                  ቉
                          ܽଶଵ     ܽଵଷ
                   ܽଵଵ      ܽଵଶ
         │A│ = ቈ                  ቉ = a11· a22 - a12· a21
                  ܽଶଵ       ܽଶଶ



Lalu Yudhi Prihadi, S.Si.                                                                Page 6
Dasar-dasar Aljabar Linier



           3       4
        Contoh:

        A=ቈ         ቉, maka
           2       5

                     3      4
                    ቚ         ቚ
                     2      5
        │A│ =

               =    3·5 – (4·2)
               =    15 - 8
               =    7


                         ܽଵଵ      ܽଵଶ     ܽଵଷ
    2. Determinan tingkat 3


        Matriks A = ൦ܽଶଵ          ܽଶଶ     ܽଶଷ ൪
                         ܽଷଵ      ܽଷଶ     ܽଷଷ

        Ada dua cara untuk menentukan harga Determinan dari matriks A, yaitu:
        a. Cara Khusus
            Cara ini digunakan hanya untuk Determinan tingkat 3 saja.




            = a11·a22·a33 + a12·a23·a31 + a13·a21·a32 – (a13·a22·a31 + a11· a23·

               a32 + a12·a21·a33)


                              2   3     1 2   3
            Contoh:

            1. │A│ = อ1 2 3อ 1 2
                            2 2 4 2 2
                         = 2·2·4 + 3·3·2 + 1·1·2 – (1·2·2 + 2·3·2 + 3·1·4)
                         = 16 + 18 + 2 – (4 + 12 + 12)
                         = 36 – 28
                         = 8




Lalu Yudhi Prihadi, S.Si.                                                         Page 7
Dasar-dasar Aljabar Linier



        b. Cara Umum
            Digunakan untuk Determinan tingkat 3 dan seterusnya. Untuk mencari nilai
            Determinan tingkat 3 dan seterusnya, terlebuh dahulu kita harus mencari
            nilai Minor matriks dan Kofaktor (Cofaktor) matriks tersebut.
                 MINOR

                 Minor aij dari determinan tingkat n adalah determinan tingkat n-1

                 dengan elemen-elemen yang tidak tereliminasi jika baris dan kolom

                 melalui elemen-elemen aij dieliminasi dinyatakan dengan Mij.


                              ܽଵଵ     ܽଵଶ    ܽଵଷ
                 Contoh:


                 1. │A│ = ൦ܽଶଵ        ܽଶଶ    ܽଶଷ ൪
                              ܽଷଵ     ܽଷଶ    ܽଷଷ
                     M11 = a22·a33 - a23·a32, yang tereliminasi adalah baris ke 1 dan


                              ܽଵଵ     ܽଵଶ    ܽଵଷ
                     kolom ke 1.


                 2. │A│ = ൦ܽଶଵ        ܽଶଶ    ܽଶଷ ൪
                              ܽଷଵ     ܽଷଶ    ܽଷଷ
                     M23 = a11·a32 - a12·a31, yang tereliminasi adalah baris ke 2 dan

                     kolom ke 3.


                 KOFAKTOR (COFAKTOR)

                 Kofaktor dari elemen aij dari determinan tingkat n didefinisikan

                 dengan:

                        cij = (-1)i+j Mij
                 •    jika i + j = genap maka cij = Mij;

                 •    jika i + j = ganjil maka cij = -Mij

Lalu Yudhi Prihadi, S.Si.                                                       Page 8
Dasar-dasar Aljabar Linier

                 Contoh:

                                                    െ3    4    1
                 Diketahui Matriks A = ተ 3                2    5ተ
                                                     2    4 െ6

                 Carilah :

                 a.   c12
                 b.   c13
                 c.   c23
                 Jawab:

                                    3        5
                      c12 = - ቤ                  ቤ = - (-18 – 10) = 28
                                    2       െ6
                 a.


                                3       2
                      c13 = ቤ               ቤ = 12 – 4 = 8
                                2       4
                 b.


                                  െ3         4
                              ቤ               ቤ = -(-12 – 8) = 20
                                    2        4
                 c.   c23 =


            Cara Umum biasa disebut juga dengan Uraian LAPLACE. Suatu
            Determinan dapat diuraikan menjadi jumlah perkalian elemen-elemen pada
            suatu baris/elemen-elemen pada sustu kolom maka akan menghasilkan
            harga yang sama.



             ܽଵଵ      ܽଵଶ     ܽଵଷ
            Contoh:



            ተܽଶଵ      ܽଶଶ     ܽଶଷ ተ
             ܽଷଵ      ܽଷଶ     ܽଷଷ
            •    Menurut baris (misalnya baris ke 1)
                 a11·c11 + a12·c12 + a13·c13



Lalu Yudhi Prihadi, S.Si.                                                                    Page 9
Dasar-dasar Aljabar Linier

            •    Menurut kolom (misalnya kolom ke 2)
                 a12·c12 + a22·c22 + a32·c32



                  2    1    3
            Misalnya: mencari Determinan matriks


            A = ተ2     3    2ተ maka:
                  3    3    1



                       2      1    3 2 1
                 Jika dicari dengan cara khusus


                 A = ተ2       3    2ተ 2 3
                       3      3    1 3 3
                 = 6 + 6 + 18 – (27 + 12 + 2)
                 = 30 – 41
                 = -11


                 Jika dicari dengan cara umum
                 a. Menurut baris, misalnya baris ke 1
                      = a11·c11 + a12·c12 + a13·c13
                               3    2             2     2           2    3
                      = 2· ฬ         ฬ + 1· െ ቤ             ቤ+3·ቤ         ቤ
                               3    1             3     1           3    3
                      = 2(3 – 6) + (-(2 – 6) + 3(6 – 9)
                      = -6 + 4 + (-9)
                      = -11
                 b. Menurut kolom, misalnya kolom ke 1
                      = a11·c11 + a21·c21 + a31·c31
                              3    2          1       3        1    3
                      = 2·ቤ         ቤ + 2· –ቤ          ቤ + 3·ቤ       ቤ
                              3    1          3       1        3    2
                      = 2(3 – 6) + 2·-(1-9) + 3·(2 – 9)
                      = -6 + 16 + (-21)
                      = -11


Lalu Yudhi Prihadi, S.Si.                                                                    Page 10
Dasar-dasar Aljabar Linier

    3. Determinan tingkat 4
        •   Cara Umum


                  2     3       1       4
            Misalnya diketahui matriks:


                 ተ3     2       5       1ተ
                 ተ1     2       3       4ተ
            A=

                2 3 1 5
            a. Menurut baris ke 1
                = a11·c11 + a12·c12 + a13·c13 + a14·c14
                      2         5 1               3   5    1     3   2     1         3     2 5
                = 2·ተ2 3 4ተ + 3·െ ተ1 3 4ተ + 1·ተ1 2 4ተ + 4·െ ተ1 2 3ተ
                      3         1 5               2   1    5     2   3     5         2     3 1
                = 2(30+60+2 – (9+8+50)) + 3(-(45+40+1 – (6+12+25))) + (30+16+3 –
                  (4+36+10)) + 4(-(6+12+15 – (20+27+2))
                = 2(92-67) + 3(-(86-43)) + (49-50) + 4(-(33-49))
                = 2(25) + 3(-43) + (-1) + 4(16)
                = 50 + (-129) + (-1) + 64
                = -16
            b. Menurut kolom ke 2
                = a12·c12 + a22·c22 + a32·c32 + a42·c42
                            3       5        1     2 1     4         2    1    4      2    1   4
                = 3·െ ተ1            3        4ተ + 2·ተ1 3   4ተ + 2·െ ተ3    5    1ተ + 3·ተ3   5   1ተ
                            2       1        5     2 1     5         2    1    5      1    3   4
                = 3(-(45+40+1 – (6+12+25))) + 2(30+8+4 – (24+8+5)) + 2(-(50+2+12 –
                  (40+2+15))) + 3(40+1+36 – (20+6+12))
                = 3(-(86-43)) + 2(42-37) + 2(-(64-57) + 3(77-38)
                = 3(-(43)) + 2(5) + 2(-(7)) + 3(39)
                = (-129) + 10 + (-14) + 117
                = -16




Lalu Yudhi Prihadi, S.Si.                                                                          Page 11
Dasar-dasar Aljabar Linier



C. Sifat-sifat Determinan
    1. │A│ = │A’│
    2. Jika pada suatu determinan, elemen pada suatu baris atau kolom sama dengan 0


         2 0         4
        (nol) maka harga determinannya sama dengan 0 (nol). Contoh:


        ተ1 0         4ተ = 0
         2 0         5
    3. Jika tiap elemen pada suatu baris atau kolom dikalikan dengan skalar k, maka


           ܽଵଵ       ܽଵଶ      ܽଵଷ     ݇ܽଵଵ    ݇ܽଵଶ   ݇ܽଵଷ
        harga determinan k dikali harga determinan semula.


        kተܽଶଵ        ܽଶଶ      ܽଶଷ ተ = ተ ܽଶଵ   ܽଶଶ    ܽଶଷ ተ
           ܽଷଵ       ܽଷଶ      ܽଷଷ      ܽଷଵ    ܽଷଶ    ܽଷଷ
        nilai skalar dikalikan dengan salah satu baris atau kolom.
    4. Jika 2 baris atau 2 kolom ditukar tempatnya, maka harga determinan berubah


           1     2       3
        tanda, misalnya:


        = ተ1     1       2ተ
           2     3       1
        = 1 + 8 + 9 – (6 + 6 + 2)
        = 18 – 14
        =4


           1     1       2
        Baris 1 dengan baris 2 ditukar tempatnya, maka


        = ተ1     2       3ተ
           2     3       1
        = 2 + 6 + 6 – (8 + 9 + 1)
        = 14 – 18
        = -4
        terbukti bahwa harga determinan berubah tanda.




Lalu Yudhi Prihadi, S.Si.                                                       Page 12
Dasar-dasar Aljabar Linier

    5. Pada suatu determinan, jika 2 baris atau 2 kolom elemen-elemennya persis


           1       2       3
        sama, maka determinan tersebut sama dengan 0 (nol). Contoh:


        = ተ1       2       3ተ
           2       3       5
        = 10 + 12 + 9 – (12 + 9 + 10)
        = 21 – 21
        =0
    6. Suatu determinan nilainya tidak berubah bila kelipatan elemen-elemen pada
        suatu baris atau kolom ditambahkan pada elemen-elemen baris atau kolom lain.
    7. Determinan dari 2 matriks
        │AB│ = │A│ · │B│
    8. Nilai determinan dari matriks diagonal sama dengan hasil kali elemen-elemen


                2      0        0
        pada diagonal tersebut, misalnya:


        A = ൦0         3        0൪
                0      0 4
                       2 0 0
        │A│ = ተ0               3     0ተ => kalikan elemen-elemen diagonalnya
                       0       0     4
        │A│ = 2 · 3 · 4
        │A│ = 24
         Contoh sifat-sifat determinan


               2       3 1               0 െ1   െ5
         Sifat determinan ke 6


         1. ተ1         2 3ተ = ተ1            2    3ተ
               3       3 2               0 െ3   െ7
               Baris ke 2 dikalikan -2 kemudian ditambahkan dengan baris ke 1.
               Baris ke 2 dikalikan -3 kemudian ditambahkan dengan baris ke 3.


                       2             3          െ1   െ5             െ1   െ5
               Mencari determinan berdasarkan kolom ke 1

                                      ቤ + 1·െ ቤ           ቤ + 0·ቤ             ቤ
                       െ3           െ7          െ3   െ7             2    3
               = 0·ቤ


Lalu Yudhi Prihadi, S.Si.                                                                        Page 13
Dasar-dasar Aljabar Linier

               = 0 + (-(7-15)) + 0


                1       2       1        3           0   െ1    െ1   2
               =8


               ተ2       1       2        4ተ ተ0           െ5    െ2   2ተ
               ተ1       3       2        1ተ ተ1           3     2    1ተ
         2.                                =

                െ3 1 2 3           0 10 8 6
               Baris ke 3 dikalikan -1 kemudian ditambahkan dengan baris ke 1
               Baris ke 3 dikalikan -2 kemudian ditambahkan dengan baris ke 2
               Baris ke 3 dikalikan 3 kemudian ditambahkan dengan baris ke 3


                        െ1          െ1          2
               Secara singkatnya dihasilkan


               = 1 ·ተെ5             െ2          2ተ
                        10          8           6
               Baris ke 1 dikalikan -5 kemudian ditambahkan dengan baris ke 2


                   െ1        െ1             2
               Baris ke 1 dikalikan 10 kemudian ditambahkan dengan baris ke 3


               =ተ 0             3        െ8ተ
                    0        െ2          26


                        3           െ8
               Secara singkatnya dihasilkan

                                       ቤ
                        െ2          26
               = -1·ቤ

               = -1(78 – 16)
               = -62



Evaluasi                    :

Diketahui matriks-matriks sebagai berikut:

                                                           1   2    2    3
     1     2   3                1       2       4        ‫ۍ‬                ‫ې‬
                                                         ‫2ێ‬    3    4    1‫ۑ‬
A = ൦4     3   2൪, B = ൦3               2       1൪ , C = ‫ێ‬                ‫ۑ‬
     2     3   4                3       4       2        ‫3ێ‬    2    1    2‫ۑ‬
                                                         ‫3ۏ‬    1    1    2‫ے‬


Lalu Yudhi Prihadi, S.Si.                                                                        Page 14
Dasar-dasar Aljabar Linier

Carilah:

1.   │A│
2.   │B│
3.   │C│
4.   │A'│
5.   │B'│
6.   │AB│

dengan menggunakan cara khusus dan uraian Laplace

Daftar Pustaka          :

Howard Anton, Dasar-dasar Aljabar Linier, Penerbit Binarupa Aksara, Jilid 1.




Lalu Yudhi Prihadi, S.Si.                                                      Page 15
Dasar-dasar Aljabar Linier

                                        INVERS

                                      Pertemuan 3




Kompetensi Dasar : Menentukan Invers Matriks

Indikator             : Mampu menjelaskan definisi dari Invers Matriks, menyebutkan
                        beberapa sifat dari Invers Matriks serta mampu mengerjakan
                        beberapa contoh soal.

Isi                   :

Jika untuk matriks A dan B berlaku AB = BA = I, dimana I adalah matriks satuan. Yaitu
matriks dengan elemen pada diagonal utamanya sama dengan 1 dan elemen dikuar
diagonal utamanya bernilai 0. Maka matriks B disebut INVERS matriks A, ditulis B =
A-1, juga A = B-1 jadi dapat ditulis AA-1 = A-1A = I.

Salah satu cara menentukan A-1 adalah dengan rumus:


               ൫‫ܥ‬௜௝ ൯
            ଵ        ଵ
ሾ‫ିܣ‬ଵ ሿ =
           |஺|

Dimana │A│= determinan matriks A


           ൫‫ܥ‬௜௝ ൯ = tranpose dari matrik ൫‫ܥ‬௜௝ ൯
                ଵ



Jika │A│ = 0, maka matriks A tidak mempunyai Invers.

Matriks singuler sama dengan matriks yang determinannya = 0

Matriks non singuler sama dengan matriks yang determinannya ≠ 0

Bentuk ൫‫ܥ‬௜௝ ൯ disebut Adjoint A.




Lalu Yudhi Prihadi, S.Si.                                                    Page 16
Dasar-dasar Aljabar Linier




Contoh:

Tentukan invers dari matriks berikut:

      1     െ3        2
A = ൦െ3      3        െ1൪
      2     െ1        0

Jawab:

•   │A│ = 0 + 6 + 6 – (12+ 1 + 0)

           = -1

                  3         െ1
    ሺ‫ܥ‬ଵଵ ሻ = ቤ                ቤ = 0 – 1 = -1
                  െ1        0
•

                     3      െ1
    ሺ‫ܥ‬ଵଶ ሻ = െ ቤ              ቤ = -(0 – (-2)) = -2
                     2      0
•

                 െ3         3
    ሺ‫ܥ‬ଵଷ ሻ = ቤ               ቤ = 3 – 6 = -3
                  2        െ1
•

                      െ3        2
    ሺ‫ܥ‬ଶଵ ሻ = െ ቤ                    ቤ = -(0 – (-2)) = -2
                      െ1        0
•

                 1        2
    ሺ‫ܥ‬ଶଶ ሻ = ቤ             ቤ = 0 – 4 = -4
                 2        0
•

                      1     െ3
    ሺ‫ܥ‬ଶଷ ሻ = െ ቤ                    ቤ = -(-1 – (-6)) = -5
                      2     െ1
•

                 െ3         2
    ሺ‫ܥ‬ଷଵ ሻ = ቤ                  ቤ = 3 – 6 = -3
                  3        െ1
•

                      1         2
    ሺ‫ܥ‬ଷଶ ሻ = െ ቤ                      ቤ = -(-1 – (-6)) = -5
                      െ3        െ1
•

                  1        െ3
    ሺ‫ܥ‬ଷଷ ሻ = ቤ                  ቤ = 3 – 9 = -6
                 െ3         3
•




Lalu Yudhi Prihadi, S.Si.                                                        Page 17
Dasar-dasar Aljabar Linier

                       െ1 െ2 െ3                          െ1 െ2        െ3
Jadi ൣ‫ܥ‬௜௝ ൧ = ൦െ2 െ4 െ5൪, maka ൣ‫ܥ‬௜௝ ൧ = ൦െ2 െ4
                                                     ଵ
                                                                      െ5൪
                       െ3 െ5 െ6                          െ3 െ5        െ6

Sehingga:


ሾ‫ିܣ‬ଵ ሿ = ൫‫ܥ‬௜௝ ൯
               ଵ             ଵ
        |஺|


                       െ1    െ2        െ3
               ଵ
                   ൦െ2       െ4        െ5൪
             ିଵ
         =
                       െ3    െ5        െ6

          1        2    3
        = ൦2       4    5൪
          3        5    6

Pemeriksaan AA-1 = A-1A = I

    AA-1 = I

    1     െ3           2         1    2    3
= ൦െ3        3         െ1൪ ൦2         4    5൪
    2     െ1           0         3    5    6

    1 ൅ ሺെ6ሻ ൅ 6                 2 ൅ ሺെ12ሻ ൅ 10     3 ൅ ሺെ15ሻ ൅ 12
= ൦െ3 ൅ 6 ൅ ሺെ3ሻ                 െ6 ൅ 12 ൅ ሺെ5ሻ     െ9 ൅ 15 ൅ ሺെ6ሻ൪
    2 ൅ ሺെ2ሻ ൅ 0                     4 ൅ ሺെ4ሻ ൅ 0    6 ൅ ሺെ5ሻ ൅ 0

   1    0 0
= ൦0    1 0൪, jadi keimpulannya adalah terbukti
   0    0 1

    A-1A = I

   1    2 3             1        െ3       2
= ൦2    4 5൪ ൦െ3                 3        െ1൪
   3    5 6             2        െ1       0

Lalu Yudhi Prihadi, S.Si.                                                               Page 18
Dasar-dasar Aljabar Linier

         1 ൅ ሺെ6ሻ ൅ 6       െ3 ൅ 6 ൅ ሺെ3ሻ    2 ൅ ሺെ2ሻ ൅ 0
= ൦2 ൅ ሺെ12ሻ ൅ 10           െ6 ൅ 12 ൅ ሺെ5ሻ   4 ൅ ሺെ4ሻ ൅ 0൪
     3 ൅ ሺെ15ሻ ൅ 12         െ9 ൅ 15 ൅ ሺെ6ሻ   6 ൅ ሺെ5ሻ ൅ 0

     1     0 0
= ൦0       1 0൪, kesimpulannya adalah terbukti
     0     0 1

SIFAT-SIFAT INVERS MATRIIKS

      ሾ‫ିܣ‬ଵ ሿିଵ = A
                  ଵ
1.

      |‫ିܣ‬ଵ | =
                 |஺|
2.

      ሾ‫ܣ‬ᇱ ሿିଵ = ሾ‫ିܣ‬ଵ ሿᇱ
      ሾ‫ܤܣ‬ሿିଵ = ‫ି ܤ‬ଵ · ‫ିܣ‬ଵ
3.

4.

Evaluasi                :

                              2  5 5
      Diketahui matriks A = ൥െ1 െ1 0൩, tentukan A-1 jika ada!
                              2  4 3
1.



                              1 6        4
      Diketahui matriks A = ൥ 2 4       െ1൩, tentukan A jika ada!
                             െ1 2        5
                                                       -1
2.




Daftar Pustaka          :

Howard Anton, Dasar-dasar Aljabar Linier, Penerbit Binarupa Aksara, Jilid 1.




Lalu Yudhi Prihadi, S.Si.                                                       Page 19
Dasar-dasar Aljabar Linier

                            SISTEM PERSAMAAN LINIER

                                          Pertemuan4




Kompetensi Dasar : Memahami Sistem Persamaan Linier (SPL)

Indikator              : Diharapkan mampu:

                            - Memahami definisi SPL dan mengetahui pemecahan SPL
                              menggunakan determinan.
                            - Memahami pemecahan SPL dengan menggunakan Matriks.
                            - Memahami pemecahan SPL yang mempunyai banyak
                              pemecahan (Himpunan Pemecahan).
                            - Menyelesaikan SPL yang bersifat homogen.

Isi                    :

A. Pendahuluan
      Sistem Persamaan Linier adalah himpunan berhingga dari persamaan linier.


      a. ‫ ݔ‬൅ ‫ ݕ‬ൌ 2
      Contoh:


           2‫ ݔ‬൅ 2‫ ݕ‬ൌ 6
      b. ‫ ݔ‬െ ‫ ݕ‬൅ ‫ ݖ‬ൌ 4
           ‫ݔ‬൅‫ ݕ‬ൌ0
      Namun tidak semua persamaan linier memiliki penyelesaian (solusi), sistem
      persamaan linier yang memiliki penyelesaian memiliki dua kemungkinan yaitu,
      penyelesaian tunggal dan banyak penyelesaian.
      Bentuk Umum
      Persamaan Linier dalan n peubah (variabel) x1, x2, ..., xn berbentuk:

      ܽଵ ‫ݔ‬ଵ ൅ ܽଶ ‫ݔ‬ଶ ൅ ‫ ڮ‬൅ ܽ௡ ‫ݔ‬௡ ൌ ܾ

      Dimana :

      1.   ܽଵ , ܽଶ , … . ܽ௡ ൌ konstanta
Lalu Yudhi Prihadi, S.Si.                                                       Page 20
Dasar-dasar Aljabar Linier

    2.   Tidak ada perkalian, akar atau bentuk sin, cos pada peubah


         Harga ‫ݔ‬ଵ ൌ ‫ݏ‬ଵ , ‫ݔ‬ଶ ൌ ‫ݏ‬ଶ , … , ‫ݔ‬௡ ൌ ‫ݏ‬௡ , yang memenuhi persamaan di atas
         disebut pemecahan atau penyelesaian atau solusi atau jawab dari persamaan di


         Himpunan dari ‫ݏ‬ଵ , ‫ݏ‬ଶ , … , ‫ݏ‬௡ disebut himpunan penyelesaian.
         atas.


         Kumpulan persamaan-persamaan linier seperti di atas membentuk Sistem
         Persamaan Linier (SPL)
         Sistem Persamaan Linier dengan n peubah dan banyaknya m buah berbentuk:
         ܽଵଵ ‫ݔ‬ଵ ൅ ܽଵଶ ‫ݔ‬ଶ ൅ ܽଵଷ ‫ݔ‬ଷ ൅ … ൅ ܽଵ௡ ‫ݔ‬௡ ൌ ܾଵ
         ܽଶଵ ‫ݔ‬ଵ ൅ ܽଶଶ ‫ݔ‬ଶ ൅ ܽଶଷ ‫ݔ‬ଷ ൅ … ൅ ܽଶ௡ ‫ݔ‬௡ ൌ ܾଶ
         ‫ڭ‬
         ܽ௠ଵ ‫ݔ‬ଵ ൅ ܽ௠ଶ ‫ݔ‬ଶ ൅ ܽ௠ଷ ‫ݔ‬ଷ ൅ … ൅ ܽ௠௡ ‫ݔ‬௡ ൌ ܾ௠

         Harga-harga ‫ݔ‬ଵ ൌ ‫ݏ‬ଵ , ‫ݔ‬ଶ ൌ ‫ݏ‬ଶ , … , ‫ݔ‬௡ ൌ ‫ݏ‬௡ yang serempak memenuhi m
         persamaan-persamaan di atas disebut pemecahan SPL itu.
         Sistem Persamaan Linier yang mempunyai pemecahan disebut konsisten dan
         yang tidak mempunyai pemecahaan disebut inkonsisten (tidak konsisten)


         ܽଵ ‫ ݔ‬൅ ܾଵ ‫ ݕ‬ൌ ܿଵ dengan grafik ݈ଵ
         Kemungkinan-kemungkinan pemecahan dari suatu SPL, contoh:


         ܽଶ ‫ ݔ‬൅ ܾଶ ‫ ݕ‬ൌ ܿଶ dengan grafik ݈ଶ
         Kemungkinan-kemungkinan pemecahan:
         1.   Jika ݈ଵ sejajar ݈ଶ , maka tidak ada pemecahan dari SPL diatas
         2.   Jika ݈ଵ memotong ݈ଶ , maka ada 1 pemecahan dari SPL di atas
         3.   Jika ݈ଵ berimpit ݈ଶ , maka ada tidak terhingga banyaknya pemecahan.


B. Pemecahan Sistem Persamaan Linier dengan Menggunakan Determinan


                                                   ത
    Pemecahan SPL dengan menggunakan Determinan biasanya disebut dengan
    Metode Crammer. Suatu SPL yang berbentuk ‫ݔܣ‬ҧ ൌ ܾ dengan A adalah matrik
    bujur sangkar dapat dikerjakan dengan Metode Crammer jika hasil perhitungan
    menunjukkan bahwa det(A) ≠ 0. Penyelesaian yang didapatkan dengan metode ini
    adalah penyelesaian tunggal.

Lalu Yudhi Prihadi, S.Si.                                                      Page 21
Dasar-dasar Aljabar Linier

                                                            ത
    Diketahui suatu sistem persamaan linier berbentuk ‫ݔܣ‬ҧ ൌ ܾ dengan A adalah
                                                                              ത
    matriks bujur sangkar berukuran nxn dan det(A) ≠ 0 sedangkan nilai ‫ݔ‬ҧ dan ܾ
    adalah:
    ܽଵଵ ‫ݔ‬ଵ ൅ ܽଵଶ ‫ݔ‬ଶ ൅ ܽଵଷ ‫ݔ‬ଷ ൅ … ൅ ܽଵ௡ ‫ݔ‬௡ ൌ ܾଵ
    ܽଶଵ ‫ݔ‬ଵ ൅ ܽଶଶ ‫ݔ‬ଶ ൅ ܽଶଷ ‫ݔ‬ଷ ൅ … ൅ ܽଶ௡ ‫ݔ‬௡ ൌ ܾଶ
    ‫ڭ‬
    ܽ௡ଵ ‫ݔ‬ଵ ൅ ܽ௡ଶ ‫ݔ‬ଶ ൅ ܽ௡ଷ ‫ݔ‬ଷ ൅ … ൅ ܽ௡௡ ‫ݔ‬௡ ൌ ܾ௡


         ܽଵଵ ܽଵଶ … ܽଵ௡
    Perhatikan determinan-determinan berikut:

         ܽଶଵ ܽଶଶ … ܽଶ௡
    D=ተ ‫ڭ‬       ‫ڭ‬    ‫ڭ‬    ‫ ڭ‬ተ
         ܽ௡ଵ ܽ௡ଶ … ܽ௡௡
           ܾଵଵ     ܽଵଶ   …   ܽଵ௡
           ܾଶଵ     ܽଶଶ   …   ܽଶ௡
    ‫ܦ‬ଵ = ተ                       ተ
            ‫ڭ‬       ‫ڭ‬    ‫ڭ‬    ‫ڭ‬
           ܾ௡      ܽ௡ଶ   …   ܽ௡௡
          ܽଵଵ      ܾଵ    … ܽଵ௡
          ܽ        ܾଶ    … ܽଶ௡
    ‫ܦ‬ଶ = ተ ଶଵ                  ተ
           ‫ڭ‬        ‫ڭ‬    ‫ڭ‬  ‫ڭ‬
          ܽ௡ଵ      ܾ௡    … ܽ௡௡


           ܽଵଵ     ܽଵଶ   … ܽଵ௡       ܾଵ
    Dan seterusnya sampai dengan

           ܽଶଵ     ܽଶଶ   … ܽଶ௡       ܾଶ
    ‫ܦ‬௡ = ተ                              ተ
            ‫ڭ‬       ‫ڭ‬    ‫ڭ‬  ‫ڭ‬         ‫ڭ‬
          ܽ௡ଵ      ܽ௡ଶ   … ܽ௡௡       ܾ௡
    Maka:

    ‫ݔ‬ଵ ൌ                         ‫ݔ‬ଶ ൌ
            ஽భ                              ஽మ
              ஽                             ஽

    ‫ݔ‬ଷ ൌ                         ‫ݔ‬௡ ൌ
              ஽య                            ஽೙
              ஽                             ஽
    Contoh:
    Diketahui SPL sebagai berikut:
    3‫ݔ‬ଵ ൅ 2‫ݔ‬ଶ െ ‫ݔ‬ଷ ൌ െ4
    ‫ݔ‬ଵ െ ‫ݔ‬ଶ െ 2‫ݔ‬ଷ ൌ െ3
    2‫ݔ‬ଵ ൅ ‫ݔ‬ଶ ൅ ‫ݔ‬ଷ ൌ 3
    Carilah nilai-nilai ‫ݔ‬ଵ , ‫ݔ‬ଶ , ‫ݔ‬ଷ dengan menggunakan metode Crammer!

Lalu Yudhi Prihadi, S.Si.                                                  Page 22
Dasar-dasar Aljabar Linier




         3 2 െ1
    Jawab:

    D = อ1 െ1 െ2อ = -12 + 2 = -10
         2 1    1
          െ4 2 െ1
    D1 = อെ3 െ1 െ2อ = -5 – 5 = -10
           3  1    1
          3 െ4 െ1
    D2 = อ1 െ3 െ2อ = 4 + 16 = 20
          2 3    1
          3 2 െ4
    D3 = อ1 െ1 െ3อ = -25 – 5 = -30
          2 1    3
    Maka:
           ஽భ       ିଵ଴
    ‫ݔ‬ଵ =
           ஽        ିଵ଴
                =         =1


           ஽మ       ଶ଴
    ‫ݔ‬ଶ =
           ஽        ିଵ଴
                =         = -2


           ஽య       ିଷ଴
    ‫ݔ‬ଷ =
           ஽        ିଵ଴
                =         =3


C. Pemecahan Sistem Persamaan Linier dengan Menggunakan Matriks
    Ketika dihadapi dengan masalah yang berkaitan dengan Sistem Persamaan Linier
    terutama yang menggunakan banyak peubah, maka hal pertama yang dapat
    digunakan untuk menyederhanakan permasalahan adalah dengan mengubah SPL
    yang ada ke dalam bentuk matriks. Suatu SPL biasanya juga tidak didapatkan
    secara langsung tetapi melalui penyederhanaan dari permasalahan yang terjadi
    dalam kehidupan sehari-hari. Setelah diubah ke bentuk matriks, maka matriks
    tersebut diubah ke bentuk matriks dalam bentuk matriks eselon baris tereduksi
    untuk mendapatkan penyelesaian dari SPL.
    Prosedur untuk mendapatkan matriks eselon baris tereduksi biasa disebut dengan
    eliminasi Gauss-Jordan. Pada proses eliminasi tersebut operasi-operasi yang
    digunakan disebut sebagai operasi baris elementer.


Lalu Yudhi Prihadi, S.Si.                                                   Page 23
Dasar-dasar Aljabar Linier

    Dalam operasi baris elementer ini ada beberapa operasi yang dapat digunakan,
    yaitu:
    1. Mengalikan suatu baris dengan konstanta tidak sama dengan nol;
    2. Mempertukarkan dua baris;
    3. Menambahkan kelipatan suatu baris ke baris lainnya.

    Dengan menggunakan operasi baris elementer, maka matriks eselon baris tereduksi
    yang didapatkan akan ekuivalen dengan matriks awalnya sehingga penyelesaian
    untuk matriks eselon baris tereduksi juga merupakan penyelesaian untuk matriks
    awalnya. Matriks awal yang dimaksud adalah matriks yang diperbesar. Untuk
    melihat secara lebih mudah definisi dari matriks diperbesar akan ditunjukkan
    berikut ini:

    Diketahui SPL dengan m peubah peramaan linier dan n peubah.

    ܽଵଵ ‫ݔ‬ଵ ൅ ܽଵଶ ‫ݔ‬ଶ ൅ ܽଵଷ ‫ݔ‬ଷ ൅ … ൅ ܽଵ௡ ‫ݔ‬௡ ൌ ܾଵ
    ܽଶଵ ‫ݔ‬ଵ ൅ ܽଶଶ ‫ݔ‬ଶ ൅ ܽଶଷ ‫ݔ‬ଷ ൅ … ൅ ܽଶ௡ ‫ݔ‬௡ ൌ ܾଶ
    ‫ڭ‬

    ܽ௠ଵ ‫ݔ‬ଵ ൅ ܽ௠ଶ ‫ݔ‬ଶ ൅ ܽ௠ଷ ‫ݔ‬ଷ ൅ … ൅ ܽ௠௡ ‫ݔ‬௡ ൌ ܾ௠



       ܽଵଵ         ܽଵଶ   ‫ܽ ڮ‬ଵ௡        ‫ݔ‬ଵ         ܾଵ
    SPL di atas dapat ditulis dalam bentuk matris AX = B dengan

       ܽଶଵ         ܽଶଶ   ‫ܽ ڮ‬ଶ௡        ‫ݔ‬ଶ         ܾଶ
    A=൦ ‫ڭ‬           ‫ڭ‬    ‫ڭ‬  ‫ ڭ‬൪, X = ൦ ‫ ڭ‬൪, B = ൦ ‫ ڭ‬൪
       ܽ௠ଵ         ܽ௠ଶ   ‫ܽ ڮ‬௠௡        ‫ݔ‬௠         ܾ௠
    Matriks yang memiliki ukuran nx1 atau 1xn biasa disebut vektor. Penulisan vektor
    sedikit berbeda dengan penulisan matriks, yaitu menggunakan huruf kecil dengan


                                ത                                         ത
    cetak tebal atau digaris atasnya. Jadi matriks X dan B di atas biasa dituliskan
    sebagai x dan b atau ‫ݔ‬ҧ dan ܾ sehingga SPL dapat ditulis dengan A‫ݔ‬ҧ = ܾ. Pada SPL


                                                                             ത
    yang berbentuk seperti ini, matriks A juga biasa disebut sebagai matriks konstanta.
    Untuk penyelesaian SPL di atas maka dibuat matriks diperbesar dari A dan ܾ yang
                                                                    ത
    elemen-elemennya merupakan gabungan elemen matriks A dan vektor ܾ yang
                   ത
    dinotasikan ൣ‫ܾ¦ܣ‬൧, yaitu:



Lalu Yudhi Prihadi, S.Si.                                                       Page 24
Dasar-dasar Aljabar Linier

              ܽଵଵ     ܽଵଶ    ‫ܽ ڮ‬ଵ௡      ܾଵ
       ത      ܽଶଵ     ܽଶଶ    ‫ܽ ڮ‬ଶ௡      ܾଶ
    ൣ‫ܾ¦ܣ‬൧ = ൦                              ൪
               ‫ڭ‬       ‫ڭ‬     ‫ڭ‬  ‫ڭ‬        ‫ڭ‬
              ܽ௠ଵ     ܽ௠ଶ    ‫ܽ ڮ‬௠௡      ܾ௠
    Untuk menyelesaikan SPL tersebut dilakukan eliminasi Gauss-Jordan seperti
    ditunjukkan dalam contoh berikut:
    a. x + 2y + 3z = 1
        2x + 5y + 3z = 6
        x + 8z = -6


                                    1   2 3 1
        carilah nilai x, y dan z!

                              ത
        matriks diperbesar ൣ‫ܾ¦ܣ‬൧ = ൥2   5 3 6൩
                                    1   0 8 െ6
                                        ത
        operasi baris elementer pada ൣ‫ܾ¦ܣ‬൧ menghasilkan:
           1   2 3 1
        = ൥2   5 3 6 ൩ ~ܾ2 െ 2ܾ1
           1   0 8 െ6    ܾ3 െ ܾ1
           1    2  3   1    ܾ1 െ 2ܾ2
        = ൥0    1 െ3 4 ൩ ~
           0   െ2 5 െ7 ܾ3 ൅ 2ܾ1
           1   0 9 െ7 ܾ1 ൅ 3ܾ3
        = ൥0   1 െ3 4 ൩ ~ܾ2 െ 3ܾ3
           0   0 െ1 1
           1   0 0 2
        = ൥0   1 0 1൩
           0   0 1 െ1
        Maka pemecahan SPL di atas adalah: x = 2, y = 1, z = -1.
        Keterangan:
        Penulisan b1, b2 dan sebagainya pada proses di atas sifatnya tidak mutlak dan
        hanya digunakan sebagai alat bantu dalam proses operasi baris elementer. Dalam
        perhitungan selanjutnya penulisan ini mungkin tidak perlu dilakukan.


D. Sistem Persamaan Linier yang Mempunyai Banyak Pemecahan (Himpunan
    Pemecahan)
    Berikut ini adalah contoh soal untuk penyelesaian SPL dengan bentuk banyak
    pemecahan (solusi). Untuk lebih jelasnya seperti apa bentuk SPL dengan banyak
    solusi, perhatikan contoh soal berikut ini:
Lalu Yudhi Prihadi, S.Si.                                                      Page 25
Dasar-dasar Aljabar Linier

    • x + 3y – 2z = 2
        3x – y – 4z = 0
        -2x + 4y + 2z = 2
        carilah nilai x1, x2 dan x3!


            1  3 െ2 2
        matriks diperbesar:

        = ൥ 3 െ1 െ4 0൩
           െ2 4   2 2
           1  3  െ2 2
        = ൥0 െ10 2 െ6൩, baris kedua dikali -
                                             ଵ
                                            ଵ଴
           0 10 െ2 6
           1 3 െ2 2
        = ቎0 1 െ ହ ହ ቏
                 ଵ ଷ

           0 10 െ2 6
           1        0 െହ
                         ଻   ଵ
                             ହ
        = ൦0        1 െହ ହ
                         ଵ   ଷ൪

           0        0 0 0
        Maka SPL yang bersesuaian

        x- ‫ݖ‬ൌ
            ଻        ଵ
            ହ        ହ

        y- ‫ݖ‬ൌ
            ଵ        ଷ
            ହ        ହ
        jadi,

        xൌ ൅ ‫ݖ‬
                ଵ    ଻
                ହ    ହ

        yൌ ൅ ‫ݖ‬
                ଷ    ଵ
                ହ    ହ
        karena baris ke 3 adalah nol dan kolom yang tidak memiliki satu utama adalah
        kolom ke 3 maka dapat diambil nilai z sembarang misalkan z = s, sehingga

        xൌ ൅ ‫ݏ‬
                ଵ    ଻
                ହ    ହ

        yൌ ൅ ‫ݏ‬
                ଷ    ଵ
                ହ    ହ
        maka himpunan pemecahan:

        ሼ‫ݖ ,ݕ ,ݔ‬ሽ dengan x ൌ          ൅ ‫ݏ‬
                                  ଵ    ଻
                                  ହ    ହ



Lalu Yudhi Prihadi, S.Si.                                                     Page 26
Dasar-dasar Aljabar Linier


                            yൌ ൅ ‫ݏ‬
                                 ଷ   ଵ
                                 ହ   ହ

                            zൌs


        atau,

                  ൅ ‫ݏ‬
                 ଵ    ଻
         ‫ݔ‬      ହ    ହ
        ቈ‫ ݕ‬቉ ൌ ൦ଷ ൅ ଵ ‫ ݏ‬൪
         ‫ݖ‬      ହ    ହ
                   ‫ݏ‬

E. Sistem Persamaan Linier Homogen
    Suatu SPL dikatakan homogen jika setiap suku konstan sama dengan nol.
    ܽଵଵ ‫ݔ‬ଵ ൅ ܽଵଶ ‫ݔ‬ଶ ൅ ܽଵଷ ‫ݔ‬ଷ ൅ … ൅ ܽଵ௡ ‫ݔ‬௡ ൌ 0
    ܽଶଵ ‫ݔ‬ଵ ൅ ܽଶଶ ‫ݔ‬ଶ ൅ ܽଶଷ ‫ݔ‬ଷ ൅ … ൅ ܽଶ௡ ‫ݔ‬௡ ൌ 0
    ‫ڭ‬
    ܽ௠ଵ ‫ݔ‬ଵ ൅ ܽ௠ଶ ‫ݔ‬ଶ ൅ ܽ௠ଷ ‫ݔ‬ଷ ൅ … ൅ ܽ௠௡ ‫ݔ‬௡ ൌ 0


    •    Jika x1 = 0, x2 = 0, …, xn = 0 disebut pemecahan trivial
    •    Jika SPL homogen mempunyai pemecahan ≠ 1 disebut pemecahan non trivial
         (banyak pemecahan)
    •    Jika banyaknya bilangan yang tidak diketahui lebih dari jumlah persamaan,
         maka SPL homogen tersebut selain mempunyai jawaban trivial pasti
         mempunyai jawaban non trivial.

    Contoh:

        Tentukan pemecahan SPL berikut:
        x + 2y = 0
        -x – 2y + z = 0
        2x + 3y + z = 0


           1      2    0    0
        Jawab:

        = ൥െ1    െ2    1    0൩
           2      3    1    0

Lalu Yudhi Prihadi, S.Si.                                                     Page 27
Dasar-dasar Aljabar Linier

           1    2 0 0
        = ൥0    0 1 0൩
           0   െ1 1 0
           1    0 0 0
        = ൥0    1 0 0൩
           0   െ1 1 0
           1   0 0 0
        = ൥0   1 0 0൩
           0   0 1 0


                                                              ‫ݔ‬    0
        Pada matriks yang terakhir terlihat bahwa semua kolom matriks memiliki satu

        utama sehingga penyelesaiannya adalah trivial yaitu ቈ‫ݕ‬቉ = ൥0൩
                                                              ‫ݖ‬    0

Evaluasi               :

Selesaikan Soal-soal berikut:

1.   Diketahui SPL sebagai berikut:
     2x + 5y + 5z = 1
     -1 + -1 = 1
     2x + 4y + 3z = -1
     Carilah pemecahan SPL di atas dengan menggunakan metode Crammer!
2.   Diketahui SPL sebagai berikut:
     x + y + 2z = 9
     2x + 4y – 3z = 1
     3x + 6y – 5z = 0
     Carilah pemecahan SPL di atas dengan menggunakan eliminasi Gauss-Jordan
3.   Diketahui SPL sebagai berikut:
     x + 2z = 1
     -x + y – z = 0
     2x + y + 5z = 3
     Carilah pemecahan dari SPL di atas, apa kesimpulannya?

Daftar Pustaka             :

Howard Anton, Dasar-dasar Aljabar Linier, Penerbit Binarupa Aksara, Jilid 1.


Lalu Yudhi Prihadi, S.Si.                                                      Page 28
Dasar-dasar Aljabar Linier

                          VEKTOR dan RUANG VEKTOR

                                        Pertemuan 5




Kompetensi Dasar : Memahami Vektor dan Ruang Vektor

Indikator             : Diharapkan mampu:

                            - memahami definisi vektor dan beberapa operasi-operasi pada
                              Vektor
                            - memahami sistem koordinat pada Vektor
                            - memahami persamaan garis lurus pada Vektor dan syarat-
                              syarat persamaan garis pada Vektor
                            - memahami persamaan bidang datar pada Vektor dan syarat-
                              syarat persamaan garis pada Vektor
                            - memahami jenis-jenis ruang Vektor
                            - memahami Kombinasi Linier Vektor, Basis dan Dimensi
                              Vektor

Isi                   :

A. VEKTOR
         Pendahuluan
         Vektor didefinisikan sebagai besaran yang memiliki arah. Kecepatan, gaya dan
         pergeseran merupakan contoh-contoh dari vektor karena semuanya memiliki
         besar dan arah walaupun untuk kecepatan arahnya hanya positif dan negatif.
         Vektor dikatakan berada di ruang-n (Rn) jika vektor tersebut mengandung n
         komponen. Jika vektor berada di R2 maka dikatakan vektor berada di bidang,
         sedangkan jika vektor berada di R3 maka dikatakan berada di ruang.
         Secara geometris, di bidang dan di ruang, vektor merupakan segmen garis
         berarah yang memiliki titik awal dan titik akhir. Vektor biasa dinotasikan
         dengan huruf kecil tebal atau huruf kecil dengan ruas garis.



Lalu Yudhi Prihadi, S.Si.                                                       Page 29
Dasar-dasar Aljabar Linier

                                D                 C




                        A               B


                                                                                    ሬሬሬሬሬԦ
                      Gambar 1.1 Bentuk Vektor

         Dari gambar di atas terlihat beberapa segmen garis berarah (vektor) seperti‫,ܤܣ‬
         ሬሬሬሬሬԦ ሬሬሬሬሬԦ
         ‫ ܥܣ‬dan ‫ ܦܣ‬dengan A disebut sebagai titik awal. Sedangkan titik B, C dan D
         disebut titik akhir. Vektor posisi didefinisikan sebagai vektor yang memiliki
         titik awal O (untuk vektor di bidang, titik O adalah (0,0)).


         Operasi-operasi pada Vektor
         •
              Misalkan ‫ ݑ‬dan ‫ݒ‬ҧ adalah vektor-vektor yang berada di ruang yang sama,
                       ത
              Operasi Penjumlahan


              maka vektor (‫ ݑ‬൅ ‫ݒ‬ҧ ) didefinisikan sebagai vektor yang titik awalnya =
                           ത
              titik awal ‫ ݑ‬dan titik akhirnya = titik akhir ‫ݒ‬ҧ .
                         ത


                                                  ሬሬሬሬሬԦ      ሬሬሬሬሬԦ
              Contoh:
              Perhatikan gambar 1.1. Misalkan ‫ ܤܣ = ݑ‬dan ‫ݒ‬ҧ = ‫ , ܥܤ‬jika vektor ‫ݓ‬
                                              ത                                ഥ
              didefinisikan sebagai ‫ݒ + ݑ = ݓ‬ҧ , maka ‫ ݓ‬akan memiliki titik awal = A dan
                                    ഥ ത               ഥ
                                                                     ሬሬሬሬሬԦ
              titik akhir = C, jadi ‫ ݓ‬merupakan segmen garis berarah ‫ܥܣ‬
         •    Perkalian vektor dengan skalar
              Vektor nol didefinisikan sebagai vektor yang memiliki panjang = 0.
              Misalkan ‫ ݑ‬vektor tak nol dan k adalah skalar, k ‫ א‬R. Perkalian vektor ‫ݑ‬
                       ത                                                             ത
              dengan skalar k, k‫ ݑ‬didefinisikan sebagai vektor yang panjangnya ԡ‫ ݑ‬kali
                                ത                                               തԡ
              panjang ‫ ݑ‬dengan arah:
                      ത
              Jika k > 0 ՜ searah dengan ‫ݑ‬
                                         ത
              Jika k < 0 ՜ berlawanan arah dengan ‫ݑ‬
                                                  ത




Lalu Yudhi Prihadi, S.Si.                                                             Page 30
Dasar-dasar Aljabar Linier

              Contoh:




                                                    2u
                                              u


                                  -2u




         •    Perhitungan vektor


                                             ത
              Diketahui a dan b vektor-vektor di ruang yang komponen-komponennya
              adalah ܽ = (ܽଵ , ܽଶ , ܽଷ ) dan ܾ = (ܾଵ , ܾଶ , ܾଷ ) maka:
                     ത
              ത ത
              ܽ + ܾ = (ܽଵ ൅ ܾଵ , ܽଶ ൅ ܾଶ , ܽଷ ൅ ܾଷ)
              ത ത
              ܽ - ܾ = (ܽଵ െ ܾଵ , ܽଶ െ ܾଶ , ܽଷ െ ܾଷ)
              ݇. ܽ = (݇ܽଵ , ݇ܽଶ , ݇ܽଷ )
                 ത
              Jika ܿҧ = AB kemudian titik koordinat A = (ܽଵ , ܽଶ , ܽଷ ) dan B = (ܾଵ , ܾଶ , ܾଷ ),


              ܿҧ = (ܾଵ െ ܽଵ , ܾଶ െ ܽଶ , ܾଷ െ ܽଷ )
              maka:




         Hasil kali titik, panjang vektor dan jarak antara dua vektor
         •
                                                ത
              Hasil kali titik dua vektor jika diketahui komponennya
              Diketahui ܽ = (ܽଵ , ܽଶ , ܽଷ ) dan ܾ = (ܾଵ , ܾଶ , ܾଷ ), hasil kali titik antara vektor
                        ത
                    ത
              ܽ dan ܾ didefinisikan sebagai:
              ത
              ത ത
              ܽ . ܾ = (ܽଵ . ܾଵ ) + (ܽଶ . ܾଶ ) + (ܽଷ . ܾଷ )


         •    Hasil kali titik dua vektor jika diketahui panjang vektor dan sudut


                              ത
              antara dua vektor
              Diketahui ܽ dan ܾ adalah dua buah vektor yang memiliki panjang berturut-
                        ത
              turut ԡܽԡ dan ԡܾԡ sedangkan sudut yang dibentuk oleh kedua vektor



Lalu Yudhi Prihadi, S.Si.                                                                 Page 31
Dasar-dasar Aljabar Linier

              adalah ߶, sudut ߶ ini terbentuk dengan cara menggambarkan kedua vektor


                                                   ത
              pada titik awal yang sama.
              Hasil kali titik antara vektor ܽ dan ܾ didefinisikan sebagai:
                                             ത
              ത ത
              ܽ . ܾ = ԡܽԡԡܾԡ cos ߶, ߶ ‫ א‬ሾ0, ߨሿ


              Dengan mengetahui besarnya ߶, akan diketahui apakah hasil kali titik akan
              Jika hasil kali titik dua buah vektor berupa skalar.




                  ത ത
              bernilai positif atau negatif.
                  ܽ . ܾ > 0 ՞ ߶ lancip, 0 ൑ ߶ < 900
                  ത ത                      ത
                  ܽ . ܾ = 0 ՞ ߶ 900, ܽ dan ܾ saling tegak lurus
                                     ത
                  ത ത
                  ܽ . ܾ < 0 ՞ ߶ tumpul, 900 < ߶ ൑ 1800


                                        ത                                         ത
              Contoh:
              Diketahui ܽ = (1, -3) dan ܾ = (3k, -1), tentukan nilai k agar ܽ dan ܾ saling
                        ത                                                   ത
              tegak lurus!


                         ത                                   ത ത
              Jawab
              Agar ܽ dan ܾ saling tegak lurus, maka haruslah ܽ . ܾ = 0.
                   ത
              ത ത
              ܽ . ܾ = 3k + 3 = 0 ՜ k = -1


         •    Panjang (norm) vektor dan jarak antara dua vektor
              Panjang vektor
              Dengan menggunakan operasi hasil kali titik jika diketahui komponen
              ܽ = (ܽଵ , ܽଶ , ܽଷ ) didapatkan bahwa
              ത
              ܽ . ܽ = ܽଵ ଶ ൅ ܽଶ ଶ ൅ ܽଷ ଶ
              ത ത                              …..        (1)


              ܽ . ܽ = ԡܽԡԡܽԡ cos 0 …...
              ത ത                                    (2), dalam hal ini sudut antara ܽ dan ܽ
                                                                                     ത     ത
              Dari definisi hasil kali titik lainnya, didapatkan bahwa


              pastilah bernilai 0 karena keduanya saling berhimpit.
              Dari persamaan (1) dan (2), didapatkan persamaan berikut:

              ԡܽ ଶ = ܽ . ܽ ՜ ԡܽԡ = ሺܽ ܽ మ = ඥܽଵ ଶ ൅ ܽଶ ଶ ൅ ܽଷ ଶ
               തԡ    ത ത            ത. തሻ
                                               భ




                                            ത
              Jarak Antara dua Vektor
              Jarak antara dua vektor ܽ dan ܾ didefinisikan sebagai panjang dari vektor
                                      ത
              (ܽ ത ) dan biasa dinotasikan dengan d(ܽ ܾ).
               ത-ܾ                                  ത, ത


Lalu Yudhi Prihadi, S.Si.                                                           Page 32
Dasar-dasar Aljabar Linier


                ത, ത
              d(ܽ ܾ) = ሺܽ ҧ െ ܾ ҧ . ܽ ҧ െ ܾ ҧሻమ
                                             భ




              = ට൫ܽଵ ଶ െ ܾଵ ଶ ൯ ൅ ൫ܽଶ ଶ െ ܾଶ ଶ ൯ ൅ ሺܽଷ ଶ െ ܾଷ ଶ ሻ

              Secara geometris, dapat digambarkan seperti berikut ini:
                              B                        C




                       ത ሬሬሬሬሬԦ   ത   ሬሬሬሬሬԦ                      ത
              Misalkan ܽ = ‫ ܥܣ‬dan ܾ = ‫ ,ܤܣ‬maka jarak antara ܽ dan ܾ merupakan
                                                            ത
                A


                                              ሬሬሬሬሬԦ
              panjang dari ruas garis berarah ‫ܥܤ‬


              Diketahui ‫ )1 ,1- ,2( = ݑ‬dan ‫ݒ‬ҧ = (1, 1, 2), tentukan besarnya sudut yang
                        ത
              Contoh:


              dibentuk oleh ‫ ݑ‬dan ‫ݒ‬ҧ !
                            ത


              ‫ݒ .ݑ‬ҧ = 2- 1 + 2 = 3
              ത
              Jawab


              ԡ‫ݑ‬ԡ = ඥ2ଶ ൅ ሺെ1ሻଶ ൅ 1ଶ = √6
              ԡ‫ݒ‬ԡ = √1ଶ ൅ 1ଶ ൅ 2ଶ = √6
                         ௨ .௩
              cos ߠ =            = ଺ = ଶ ՜ ߶ = 600
                                  ଷ   ଵ
                        ԡ௨ԡԡ௩ԡ



                   ത ത ത ത
              Beberapa sifat yang berlaku dalam hasil kali titik
                   ܽ·ܾ=ܾ·ܽ
                   ത ത            ത ത ത
              1.
                   ܽ · (ܾ ൅ ܿҧ) = ܽ · ܾ ൅ ܽ · ܿҧ
                     ത ത        ത)· ത ത    ത     ത ത
              2.
              3.   m(ܽ · ܾ) = (mܽ ܾ = ܽ ·(mܾ) = (ܽ · ܾ)m




Lalu Yudhi Prihadi, S.Si.                                                         Page 33
Dasar-dasar Aljabar Linier



                  Misal garis g melalui titik A(ܽଵ , ܽଶ , ܽଷ ) dan B (ܾଵ , ܾଶ , ܾଷ )
         Persamaan Garis Lurus


                        g
                                    Aሺܽଵ , ܽଶ , ܽଷ ሻ
                                         . Bሺܾଵ, ܾଶ, ܾଷሻ
                                                 Cሺܿଵ , ܿଶ , ܿଷ ሻ
                             0                            x1

             x3




         ሬሬሬሬሬԦ ൌ ሾܽଵ , ܽଶ , ܽଷ ሿ
         Dimana:

         0‫ܣ‬
         ሬሬሬሬሬԦ
         ‫ ܤܣ‬ൌ ሾܾଵ െ ܽଵ , ܾଶ െ ܽଶ , ܾଷ െ ܽଷ ሿ
         ሬሬሬሬሬԦ ሬሬሬሬሬԦ
         ‫ ܺܣ‬ൌ ߣ‫ ׽- , ܥܣ‬൏ ߣ ൏‫׽‬
         ሬሬሬሬԦ ൌ 0‫ ܣ‬൅ ‫ݔܣ‬
         0‫ ݔ‬ሬሬሬሬሬԦ ሬሬሬሬሬԦ
         ሬሬሬሬԦ ൌ 0‫ ܣ‬൅ ߣ‫ܤܣ‬
         0‫ ݔ‬ሬሬሬሬሬԦ     ሬሬሬሬሬԦ
         Sehingga diperoleh persamaan vektor garis g yang melalui titik A dan B:

                   ሾ‫ݔ‬ଵ , ‫ݔ‬ଶ , ‫ݔ‬ଷ ሿ ൌ ሾܽଵ , ܽଶ , ܽଷ ሿ ൅ ߣሾܾଵ െ ܽଵ , ܾଶ െ ܽଶ , ܾଷ െ ܽଷ ሿ



         ‫ݔ‬ଵ ൌ ܽଵ ൅ ߣሺܾଵ െ ܽଵ ሻ;
         Dari persamaan vektor diatas diperoleh:


         ‫ݔ‬ଶ ൌ ܽଶ ൅ ߣሺܾଶ െ ܽଶ ሻ;
         ‫ݔ‬ଷ ൌ ܽଷ ൅ ߣሺܾଷ െ ܽଷ ሻ;
         Ketiga persamaan di atas disebut persamaan parameter garis g.



         ߣൌ                 ൌ               ൌ
                  ௫భ ି௔భ         ௫మ ି௔మ          ௫య ି௔య
         Dari persamaan tersebut diperoleh:


                  ௕భ ି௔భ         ௕మ ି௔మ          ௕య ି௔య
         Sehingga diperoleh bentuk:

                       ൌ               ൌ
            ௫భ ି௔భ          ௫మ ି௔మ         ௫య ି௔య
            ௕భ ି௔భ          ௕మ ି௔మ         ௕య ି௔య


Lalu Yudhi Prihadi, S.Si.                                                                Page 34
Dasar-dasar Aljabar Linier



         ሺܾଵ െ ܽଵ ሻ ് 0, ሺܾଵ െ ܽଵ ሻ ് 0, ሺܾଵ െ ܽଵ ሻ ് 0
         yang disebut dengan persamaan linier garis g dengan syarat:


         Contoh:
         Tentukan persamaan garis yang melalui titik A(1, 2, 3) dan B(3, 5, 6)
         Jawab:
         •
               ሾ‫ݔ‬ଵ , ‫ݔ‬ଶ , ‫ݔ‬ଷ ሿ = ሾ1,2,3ሿ ൅ ߣሾ3 െ 1,5 െ 2,6 െ 3ሿ
               Persamaan vektor garis g:


               ሾ‫ݔ‬ଵ , ‫ݔ‬ଶ , ‫ݔ‬ଷ ሿ = ሾ1,2,3ሿ ൅ ߣሾ2,3,3ሿ
         •
               ‫ݔ‬ଵ = 1 + 2ߣ
               Persamaan parameter garis g:


               ‫ݔ‬ଶ = 2 + 3ߣ
               ‫ݔ‬ଷ = 3 + 3ߣ
         •     Persamaan linier garis g:

                       ൌ            ൌ
               ௫భ ିଵ        ௫మ ିଶ       ௫య ିଷ
                 ଶ           ଷ           ଷ



         Persamaan Bidang Datar
         Persamaan bidang datar dapat ditentukan jika diketahui tiga titik yang tidak
         terletak pada satu garis. Contoh:
         Misalkan sebuah bidang datar melalui titik-titik P(‫݌‬ଵ , ‫݌‬ଶ , ‫݌‬ଷ ), Q(‫ݍ‬ଵ , ‫ݍ‬ଶ , ‫ݍ‬ଷ ) dan
         R(‫ݎ‬ଵ , ‫ݎ‬ଶ , ‫ݎ‬ଷ )




         Perhatikan suatu titik x(‫ݔ‬ଵ , ‫ݔ‬ଶ , ‫ݔ‬ଷ ) sembarang pada bidang PQR. Dari gambar
         tersebut terlihat:


Lalu Yudhi Prihadi, S.Si.                                                              Page 35
Dasar-dasar Aljabar Linier

         ሬሬሬሬԦ = ሬሬሬሬሬԦ ൅ ܲ‫ݔ‬
         0‫ ܲ0 ݔ‬ሬሬሬሬሬԦ
         ሬሬሬሬԦ 0ܲ
         0‫ = ݔ‬ሬሬሬሬሬԦ ൅ ߣ൫ܲܳ ൯ ൅ ߤܴܲ
                         ሬሬሬሬሬԦ  ሬሬሬሬሬԦ

        ሾ‫ݔ‬ଵ , ‫ݔ‬ଶ , ‫ݔ‬ଷ ሿ = ሾ‫݌‬ଵ , ‫݌‬ଶ , ‫݌‬ଷ ሿ ൅ ߣሾ‫ݍ‬ଵ െ ‫݌‬ଵ , ‫ݍ‬ଶ െ ‫݌‬ଶ , ‫ݍ‬ଷ െ ‫݌‬ଷ ሿ ൅ ߤሾ‫ݎ‬ଵ െ ‫݌‬ଵ , ‫ݎ‬ଶ െ ‫݌‬ଶ , ‫ݎ‬ଷ െ ‫݌‬ଷ ሿ



                                                                                       P(‫݌‬ଵ , ‫݌‬ଶ , ‫݌‬ଷ , … ‫݌‬௡ ),
         Persamaan di atas disebut dengan persamaan vektor PQR
         Umumnya          jika    bidang      tersebut      melalui     titik-titik
         Q(‫ݍ‬ଵ , ‫ݍ‬ଶ , ‫ݍ‬ଷ , … ‫ݍ‬௡ ) dan R(‫ݎ‬ଵ , ‫ݎ‬ଶ , ‫ݎ‬ଷ , … ‫ݎ‬௡ ), maka persamaan vektor bidang PQR:
         ሾ‫ݔ‬ଵ , ‫ݔ‬ଶ , ‫ݔ‬ଷ ሿ = ሾ‫݌‬ଵ , ‫݌‬ଶ , ‫݌‬ଷ , . . ‫݌‬௡ ሿ ൅ ߣሾ‫ݍ‬ଵ െ ‫݌‬ଵ , ‫ݍ‬ଶ െ ‫݌‬ଶ , ‫ݍ‬ଷ െ ‫݌‬ଷ , … ‫ݍ‬௡ െ ‫݌‬௡ ሿ ൅

         ߤሾ‫ݎ‬ଵ െ ‫݌‬ଵ , ‫ݎ‬ଶ െ ‫݌‬ଶ , ‫ݎ‬ଷ െ ‫݌‬ଷ , … ‫ݎ‬௡ െ ‫݌‬௡ ሿ

         Contoh:
         Tentukan persamaan bidang datar melalui titik-titik A(2, 1, 3), B(3, 2, 4) dan
         C(4, 2, 5)!


         ሾ‫ݔ‬ଵ , ‫ݔ‬ଶ , ‫ݔ‬ଷ ሿ = ሾ2,1,3ሿ ൅ ߣሾ3 െ 2,2 െ 1,4 െ 3ሿ ൅ ߤሾ4 െ 2,2 െ 1,5 െ 3ሿ
         Jawab:


         ሾ‫ݔ‬ଵ , ‫ݔ‬ଶ , ‫ݔ‬ଷ ሿ = ሾ2,1,3ሿ ൅ ߣሾ1,1,1ሿ ൅ ߤሾ2,1,2ሿ


         Perkalian sebuah bidang datar yang melalui titik P(‫݌‬ଵ , ‫݌‬ଶ , ‫݌‬ଷ ) dengan vektor-
         vektor arah ሾ‫ݑ‬ଵ , ‫ݑ‬ଶ , ‫ݑ‬ଷ ሿ dan ሾ‫ݒ‬ଵ , ‫ݒ‬ଶ , ‫ݒ‬ଷ ሿ maka persamaan vektor bidang


         ሾ‫ݔ‬ଵ , ‫ݔ‬ଶ , ‫ݔ‬ଷ ሿ = ሾ‫݌‬ଵ , ‫݌‬ଶ , ‫݌‬ଷ ሿ ൅ ߣሾ‫ݑ‬ଵ , ‫ݑ‬ଶ , ‫ݑ‬ଷ ሿ ൅ ߤሾ‫ݒ‬ଵ , ‫ݒ‬ଶ , ‫ݒ‬ଷ ሿ ……. (1)
         tersebut:




         ‫ݔ‬ଵ = ‫݌‬ଵ ൅ ߣሺ‫ݑ‬ଵ ሻ ൅ ߤሺ‫ݒ‬ଵ ሻ …… (2)
         Maka persamaan parameternya:


         ‫ݔ‬ଶ = ‫݌‬ଶ ൅ ߣሺ‫ݑ‬ଶ ሻ ൅ ߤሺ‫ݒ‬ଶ ሻ …… (3)
         ‫ݔ‬ଷ = ‫݌‬ଷ ൅ ߣሺ‫ݑ‬ଷ ሻ ൅ ߤሺ‫ݒ‬ଷ ሻ …… (4)
         Jika ߣ dan ߤ di eliminir dari persamaan (2) dan (3) maka diperoleh:
              ௩మ ሺ௫భ ି௣భ ሻି௨మ ሺ௫మ ି௣మ ሻ
         ߣ=
                     ௨భ ௩మ ି௨మ ௩భ
              ௨భ ሺ௫మ ି௣మ ሻି௩భ ሺ௫భ ି௣భ ሻ
         ߤ=
                      ௨భ ௩మ ି௨మ ௩భ

         Jika ߣ dan ߤ ini didistribusikan pada persamaan (4) maka diperoleh:
         (‫ݑ‬ଵ ‫ݒ‬ଶ -‫ݑ‬ଶ ‫ݒ‬ଵ )(‫ݔ‬ଷ -‫݌‬ଷ )-‫ݑ‬ଷ {‫ݒ‬ଶ (‫ݔ‬ଵ -‫݌‬ଵ )-‫ݒ‬ଵ (‫ݔ‬ଶ -‫݌‬ଶ )}-‫ݒ‬ଷ {‫ݑ‬ଵ (‫ݔ‬ଶ -‫݌‬ଶ )-‫ݑ‬ଶ (‫ݔ‬ଵ -‫݌‬ଵ )} = 0

Lalu Yudhi Prihadi, S.Si.                                                                            Page 36
Dasar-dasar Aljabar Linier



         (‫ݑ‬ଶ ‫ݒ‬ଷ -‫ݑ‬ଷ ‫ݒ‬ଶ )(‫ݔ‬ଵ -‫݌‬ଵ ) + (‫ݑ‬ଷ ‫ݒ‬ଵ -‫ݑ‬ଵ ‫ݒ‬ଷ )(‫ݔ‬ଶ -‫݌‬ଶ ) + (‫ݑ‬ଵ ‫ݒ‬ଶ -‫ݑ‬ଶ ‫ݒ‬ଵ )(‫ݔ‬ଷ -‫݌‬ଷ ) = 0
         atau


         jika dirumuskan :
         A = ‫ݑ‬ଶ ‫ݒ‬ଷ -‫ݑ‬ଷ ‫ݒ‬ଶ
         B = ‫ݑ‬ଷ ‫ݒ‬ଵ -‫ݑ‬ଵ ‫ݒ‬ଷ
         C = ‫ݑ‬ଵ ‫ݒ‬ଶ -‫ݑ‬ଶ ‫ݒ‬ଵ
         persamaan di atas menjadi:
         A(‫ݔ‬ଵ -‫݌‬ଵ ) + B(‫ݔ‬ଶ -‫݌‬ଶ ) + C(‫ݔ‬ଷ -‫݌‬ଷ ) = 0
         A‫ݔ‬ଵ +B‫ݔ‬ଶ +C‫ݔ‬ଷ - (A‫݌‬ଵ +B‫݌‬ଶ +C‫݌‬ଶ ) = 0
         misalkan:
         -( A‫݌‬ଵ +B‫݌‬ଶ +C‫݌‬ଶ ) = D
         maka persamaan linier bidang:
         A‫ݔ‬ଵ +B‫ݔ‬ଶ +C‫ݔ‬ଷ +D = 0


         ሾ‫ݔ‬ଵ , ‫ݔ‬ଶ , ‫ݔ‬ଷ ሿ = ሾ‫݌‬ଵ , ‫݌‬ଶ , ‫݌‬ଷ ሿ ൅ ߣሾ‫ݑ‬ଵ , ‫ݑ‬ଶ , ‫ݑ‬ଷ ሿ ൅ ߤሾ‫ݒ‬ଵ , ‫ݒ‬ଶ , ‫ݒ‬ଷ ሿ
         maka jika contoh soal di atas kita lanjutkan diperoleh:


         ሾ‫ݔ‬ଵ , ‫ݔ‬ଶ , ‫ݔ‬ଷ ሿ = ሾ2,1,3ሿ ൅ ߣሾ1,1,1ሿ ൅ ߤሾ2,1,2ሿ
         ‫݌‬ଵ = 2                  ‫ݑ‬ଵ = 1                          ‫ݒ‬ଵ = 2
         ‫݌‬ଶ = 1                  ‫ݑ‬ଶ = 1                          ‫ݒ‬ଶ = 1
         ‫݌‬ଷ = 3                  ‫ݑ‬ଷ = 1                          ‫ݒ‬ଷ = 2


         A = ‫ݑ‬ଶ ‫ݒ‬ଷ -‫ݑ‬ଷ ‫ݒ‬ଶ = 1·2 – 1·1 = 1
         maka:


         B = ‫ݑ‬ଷ ‫ݒ‬ଵ -‫ݑ‬ଵ ‫ݒ‬ଷ = 1·2 – 1·2 = 0
         C = ‫ݑ‬ଵ ‫ݒ‬ଶ -‫ݑ‬ଶ ‫ݒ‬ଵ = 1·1 – 1·2 = -1
         D = -ሺ‫݌ܣ‬ଵ ൅ ‫݌ܤ‬ଶ ൅ ‫݌ܥ‬ଷ ሻ
                = -(1·2+0·1+(-1·3))


         maka persamaan linier di atas = ‫ݔ‬ଵ െ ‫ݔ‬ଷ ൅ 1 = 0
                =1




Lalu Yudhi Prihadi, S.Si.                                                                     Page 37
Dasar-dasar Aljabar Linier

B. RUANG VEKTOR
         Ruang –n Euclidis
         Pada saat pertama kali ilmu vektor dikembangkan, hanya dikenal vektor-vektor
         di R2 dan R3 saja, tetapi dalam perkembangannya ternyata didapatkan
         permasalahan yang lebih kompleks sehingga dikembangkan vektor-vektor di
         ruang berdimensi 4, 5 atau secara umum merupakan vektor-vektor di Rn.
         Secara geometris memang vektor-vektor di R4 dan seterusnya memang belum
         bisa digambarkan, tetapi dasar yang digunakan seperti operasi-operasi vektor
         masih sama seperti operasi pada vektor-vektor di R2 dan R3.Orang yang
         mempelajari vektor-vektor di Rn adalah Euclidis sehingga vektor-vektor yang
         berada di Rn dikenal sebagai vektor Euclidis, sedangkan ruang vektornya
         disebut ruang –n Euclidis.
         • Operasi standar/baku pada vektor Euclidis
            Diketahui ‫ ݑ‬dan ‫ݒ‬ҧ adalah vektor-vektor di ruang –n Euclidis dengan:
                      ത
            ‫ݑ( = ݑ‬ଵ , ‫ݑ‬ଶ , … , ‫ݑ‬௡ ሻ dan ‫ݒ‬ҧ = (‫ݒ‬ଵ , ‫ݒ‬ଶ , … , ‫ݒ‬௡ )
            ത
         • Penjumlahan Vektor
            ‫ݒ + ݑ‬ҧ = (‫ݑ‬ଵ ൅ ‫ݒ‬ଵ , ‫ݑ‬ଶ ൅ ‫ݒ‬ଶ , … . , ‫ݑ‬௡ ൅ ‫ݒ‬௡ )
            ത
         • Perkalian Titik
            ‫ݒ · ݑ‬ҧ = (‫ݑ‬ଵ · ‫ݒ‬ଵ ൅ ‫ݑ‬ଶ · ‫ݒ‬ଶ ൅ ‫ ڮ‬൅ ‫ݑ‬௡ · ‫ݒ‬௡ )
            ത
         • Perkalian dengan Skalar
            ݇‫ݑ݇( = ݑ‬ଵ , ݇‫ݑ‬ଶ , … , ݇‫ݑ‬௡ )
             ത
         • Panjang Vektor

            ԡ‫ݑ‬ԡ = ሺ‫ݑ · ݑ‬ሻమ = ඥ‫ݑ‬ଵ ଶ ൅ ‫ݑ‬ଶ ଶ ൅ ‫ ڮ‬൅ ‫ݑ‬௡ ଶ
             ത     ത ത
                            భ



         • Jarak antara Vektor

            d(‫ݒ ,ݑ‬ҧ ) = ሺ‫ ݑ‬െ ‫ݒ‬ҧ · ‫ ݑ‬െ ‫ݒ‬ҧ ሻమ = ඥሺ‫ݑ‬ଵ െ ‫ݒ‬ଵ ሻଶ ൅ ሺ‫ݑ‬ଶ െ ‫ݒ‬ଶ ሻଶ ൅ ‫ ڮ‬൅ ሺ‫ݑ‬௡ ൅ ‫ݒ‬௡ ሻଶ
              ത          ത        ത
                                           భ




            Contoh:

                                        ത                                         ത
            Diketahui ܽ = (1,1,2,3) dan ܾ = (2,2,1,1) tentukan jarak antara ܽ dan ܾ!
                      ത                                                     ത




Lalu Yudhi Prihadi, S.Si.                                                             Page 38
Dasar-dasar Aljabar Linier

            Jawab

            ത ത
            ܽ െ ܾ = (-1,-1,1,2)

              ത, ത
            d(ܽ ܾ) = ඥሺെ1ሻଶ ൅ ሺെ1ሻଶ ൅ ሺ1ሻଶ ൅ ሺ2ሻଶ = 7

         Ruang vektor umum
         Pada materi ini kita akan membahas koonsep-konsep tentang ruang vektor
         dengan konsep yang lebih luas.


         1. Jika vektor-vektor ‫ݒ ,ݑ‬ҧ ‫ א‬V, maka vektor ‫ݒ + ݑ‬ҧ ‫ א‬V
                               ത                      ത
         Ada 10 syarat agar V disebut sebagai vektor, yaitu:


         2. ‫ݒ + ݑ‬ҧ = ‫ݒ‬ҧ + ‫ݑ‬
            ത             ത
         3. ‫ ݑ‬൅ ሺ‫ݒ‬ҧ ൅ ‫ݓ‬ሻ ൌ ሺ‫ ݑ‬൅ ‫ݒ‬ҧ ሻ ൅ ‫ݓ‬
            ത         ഥ     ത          ഥ
                ത              ത ത                                     ത
         4. Ada 0 ‫ א‬V sehingga 0 ൅ ‫ ݑ‬ൌ ‫ ݑ‬൅ 0 untuk semua ‫ א ݑ‬V. Dimana 0 adalah
                                       ത                 ത


                                                                   ത
         5. Untuk setiap ‫ א ݑ‬V terdapat െ‫ א ݑ‬V sehingga ‫ ݑ‬൅ ሺെ‫ݑ‬ሻ ൌ 0
             vektor nol;
                         ത               ത              ത     ത
         6. Untuk sembarang skalar ݇, jika ‫ א ݑ‬V, maka ݇‫ א ݑ‬V;
                                           ത            ത
         7. ݇ ሺ‫ ݑ‬൅ ‫ݒ‬ҧ ሻ ൌ ݇‫ ݑ‬൅ ݇‫ݒ‬ҧ , ݇ sembarang skalar;
               ത           ത
         8. ሺ݇ ൅ ݈ ሻ‫ ݑ‬ൌ ݇‫ ݑ‬൅ ݈‫ ݇ ,ݑ‬dan ݈ sembarang skalar;
                    ത    ത    ത
         9. ݇ ሺ݈‫ ݑ‬ሻ ൌ ሺ݈݇ሻ‫ݑ‬
                ത         ത
         10. 1‫ݑ = ݑ‬
              ത ത

         Dalam hal ini yang paling menentukan apakah V disebut ruang vektor atau
         tidak adalah operas-operasi pada V tau bentuk dari V itu sendiri. Jika V
         merupakan ruang vektor dengan operasi-operasi vektor (operasi penjumlahan
         dan operasi perkalian dengan skalar) yang bukan merupakan operasi standar,
         tentunya V harus memenuhi 10 syarat di atas, jika satu syarat saja tidak
         terpenuhi maka tentunya V bukan merupakan ruang vektor.



         Jika diketahui himpunan bagian vektor-vektor ሼ‫ݑ‬ଵ , ‫ݑ‬ଶ , … , ‫ݑ‬௡ ሽ dalam ruang
         Vektor Bergantung Linier dan Bebas Linier


         vektor V maka:




Lalu Yudhi Prihadi, S.Si.                                                     Page 39
Dasar-dasar Aljabar Linier



             ݇ଵ , ݇ଶ , … , ݇௡ tidak semuanya nol sehingga berlaku ݇ଵ ‫ݑ‬ଵ ൅ ݇ଶ ‫ݑ‬ଶ ൅ ‫ ڮ‬൅
         1. Himpunan tersebut dikatakan bergantung linier bila terdapat skalar-skalar


             ݇௡ ‫ݑ‬௡ ൌ 0
         2. Himpunan tersebut dikatakan bebas linier jika dari persamaan ݇ଵ ‫ݑ‬ଵ ൅
             ݇ଶ ‫ݑ‬ଶ ൅ ‫ ڮ‬൅ ݇௡ ‫ݑ‬௡ ൌ 0 dihasilkan ݇ଵ ൌ ݇ଶ ൌ … , ݇௡ ൌ 0

         Berdasarkan definisi:

         1. Perhatikan sebuah vektor ‫ݑ‬
                                     ത
             a. Jika ‫ ݑ‬ൌ 0 (vektor nol) maka ݇‫ ݑ‬ൌ 0, untuk setiap ݇ ് 0, ini berarti
                     ത                        ത


             b. Jika ‫ ݑ( 0 ് ݑ‬bukan vektor nol) maka ݇‫ ݑ‬ൌ 0 hanya dipenuhi jika
                     ത      ത                         ത
                 vektor ol bergantung linier


                 ݇ ൌ 0, jadi setiap vektor yang belum vektor nol adalah bebas linier


         2. Jika ada dua vektor ‫ ݑ‬dan ‫ݒ‬ҧ yang berkelipatan, misalnya ‫ ݑ‬ൌ 2‫ݒ‬ҧ , maka:
                                ത                                    ത
             ‫ ݑ‬െ 2‫ݒ‬ҧ = 0
             ത
             1‫ ݑ‬൅ ሺെ2ሻ‫ݒ‬ҧ = 0
              ത
             Jadi ada ݇ଵ ൌ 1 dan ݇ଶ ൌ െ2 yang memenuhi ݇ଵ ‫ ݑ‬൅ ݇ଶ ‫ݒ‬ҧ ൌ 0, ini berarti ‫ݑ‬
                                                          ത                          ത
             dan ‫ݒ‬ҧ adalah dua vektor yang bergantung linier. Sehingga kesimpulannya


         Berikut adalah contoh dua vektor dimana ‫ݒ ,ݑ‬ҧ dua vektor yang tidak
                                                 ത
             adalah dua vektor yang berkelipatan selalu bergantung linier.




         Jika diketahui ‫ = ݑ‬ሾ2,3ሿ dan ‫ݒ‬ҧ = ሾ1,4ሿ
                        ത
         berkelipatan:


         Perhatikan persamaan ݇ଵ ‫ ݑ‬൅ ݇ଶ ‫ݒ‬ҧ ൌ 0
                                 ത
         Untuk skalar-skalar ݇ଵ dan ݇ଶ :
         = ݇ଵ ሾ2,3ሿ ൅ ݇ଶ ሾ1,4ሿ ൌ ሾ0,0ሿ
         • 2݇ଵ ൅ ݇ଶ ൌ 0
            ݇ଶ = െ2݇ଵ
         • 3݇ଵ ൅ 4݇ଶ ൌ 0
            ݇ଶ = െ ସ ݇ଵ
                    ଷ




Lalu Yudhi Prihadi, S.Si.                                                        Page 40
Dasar-dasar Aljabar Linier

         Dari persamaan di atas tidak ada ݇ଵ dan ݇ଶ yang memenuhi ݇ଵ ‫ ݑ‬൅ ݇ଶ ‫ݒ‬ҧ ൌ 0,
                                                                     ത
         maka dapat disimpulkan ‫ ݑ‬dan ‫ݒ‬ҧ adalah dua vektor yang bebas linier (tidak
                                ത
         berkelipatan linier)


                                         ത
         Diketahui 3 vektor ܽ ൌ ሾ2,1,3ሿ, ܾ ൌ ሾ1,0,2ሿ dan ܿҧ ൌ ሾെ3, െ1, െ5ሿ, periksa
         Contoh:
                            ത
         apakah ketiga vektor tersebut bebas linier atau bergantung linier


                             ത
         Jawab:
         Persamaan ݇ଵ ܽ ൅ ݇ଶ ܾ ൅ ݇ଷ ܿҧ ൌ 0
                      ത
         ฻ ݇ଵ ሾ2,1,3ሿ ൅ ݇ଶ ሾ1,0,2ሿ ൅ ݇ଷ ሾെ3, െ1, െ5ሿ ൌ ሾ0,0,0ሿ
         ֞ 2݇ଵ ൅ ݇ଶ െ 3݇ଷ ൌ 0        ….. (1)
         ֞ ݇ଵ ൅ 0 െ ݇ଷ ൌ 0           ….. (2)
         ֞ 3݇ଵ ൅ 2݇ଶ െ 5݇ଷ ൌ 0 ….. (3)
         Diperoleh:
        •   Dari persamaan (2) didapat ݇ଵ ൌ ݇ଷ , persamaan ini di didistribusikan pada
            persamaan (1)
        •   2݇ଷ ൅ ݇ଶ െ 3݇ଷ ൌ 0
            ݇ଶ െ ݇ଷ = 0
            ݇ଶ = ݇ଷ
            Sehingga:
            2݇ଷ ൅ ݇ଷ െ 3݇ଷ ൌ 0
            ݇ଷ ൌ 0
         Maka kita dapatkan ݇ଵ ൌ 0, ݇ଶ ൌ 0, ݇ଷ ൌ 0, sehingga kesimpulannya ketiga
         vektor tersebut bergantung linier.




         Suatu vektor ‫ݒ‬ҧ dikatakan kombinasi linier dari vektor ‫ݑ ,… ,2 ݑ ,1 ݑ‬n bila
                                                                ത ത          ത
         Kombinasi Linier


         terdapat skalar-skalar ݇ଵ , ݇ଶ , … , ݇ଷ untuk setiap ‫ݒ‬ҧ ൌ ݇ଵ ‫݇ +1 ݑ‬ଶ ‫݇+…+2 ݑ‬௡ ‫ݑ‬n.
                                                                      ത       ത        ത


              1. Jika n vektor ‫ݑ ,… ,2ݑ ,1 ݑ‬n dimana n > 1 bergantung linier, maka
                               ത ത         ത
              Sifat-sifat Kombinasi Linier


                  paling sedikit terdapat 1 vektor yang dapat ditulis sebagai Kombinasi
                  Linier dari vektor-vektor lainnya.

Lalu Yudhi Prihadi, S.Si.                                                             Page 41
Dasar-dasar Aljabar Linier

              2. Jika 1 diantara n vektor-vektor ‫ ݑ ,… ,2ݑ ,1ݑ‬n Kombinasi Linier dari n-1
                                                 ത ത        ത


              3. Jika n vektor-vektor ‫ݑ ,… ,2 ݑ ,1ݑ‬n bebas linier dan n+1 vektor-vektor
                                      ത ത         ത
                  vektor-vektor lainnya, maka n vektor tersebut bergantung linier.


                  ‫ ݑ ,… ,2 ݑ ,1ݑ‬n, ‫ݒ‬ҧ bergantung linier, maka ‫ݒ‬ҧ kombinasi linier dari ‫,2ݑ ,1 ݑ‬
                  ത ത         ത                                                        ത ത
                  …, ‫ ݑ‬n. Bila vektor-vektor ‫ݑ ,… ,2 ݑ ,1ݑ‬n bebas linier dan ‫ݒ‬ҧ bukan
                     ത                       ത ത         ത
                  kombinasi linier dari ‫ ݑ ,… ,2ݑ ,1ݑ‬n maka ‫ ݑ ,… ,2 ݑ ,1 ݑ‬n dan ‫ݒ‬ҧ bebas
                                        ത ത        ത        ത ത          ത


              4. Bila s = {‫ݑ ,… ,2 ݑ ,1ݑ‬n} himpunan bagian dari ruang vektor ‫ ݓ‬maka
                           ത ത         ത                                     ഥ,
                  linier.




                  bagian dari ‫ ݓ‬L(s) disebut ruang vektor yang dibentuk s.
                              ഥ.
                  himpunan semua kombinasi linier dari s ditulis L(s) adalah ruang


              5. Suatu himpunan vektor ‫ ݑ ,… ,2ݑ ,1ݑ‬n disebut sistem pembentuk dari
                                       ത ത        ത
                  ruang vektor ‫ݒ‬ҧ ditulis ‫ݒ‬ҧ = L(‫ ݑ ,… ,2ݑ ,1 ݑ‬n) bila setiap vektor ‫ݒ‬ҧ anggota
                                                 ത ത         ത
                  V dimana ‫ݒ‬ҧ ‫ א‬V kombinasi linier dari ‫ ݑ ,… ,2ݑ ,1 ݑ‬n.
                                                        ത ത         ത


              Diketahui vektor-vektor ‫݌‬ҧ ൌ ሾ2,1,3ሿ, ‫ ݍ‬ൌ ሾ0,1,2ሿ dan ‫ݎ‬ҧ ൌ ሾ2,2,4ሿ,
                                                    ത
              Contoh:


              periksalah apakah ‫݌‬ҧ kombinasi linier dari ‫ ݍ‬dan ‫ݎ‬ҧ !
                                                         ത


              ֞ ሾ2,1,3ሿ = ݇ଵ ሾ0,1,2ሿ+݇ଶ ሾ2,2,4ሿ
              Jawab:


                 2 ൌ 0 ൅ 2݇ଶ , ֜ ݇ଶ ൌ 1         …. (1)
                 1 ൌ ݇ଵ ൅ 2݇ଶ ֜ ݇ଵ ൌ െ1         …. (2)
                 3 ൌ 2݇ଵ ൅ 4݇ଶ                  …. (3)
              ֜ untuk ݇ଵ ൌ െ1, ݇ଶ ൌ 1
              ֞ 3 = 2(-1) + 4·1
              ֞ 3 = -2 + 4
              ֞ 3 = 2 ֜ pernyataan ini tidak benar
              Jadi tidak ada ݇ଵ , ݇ଶ yang memenuhi ‫݌‬ҧ ൌ ݇ଵ ‫ ݍ‬൅ ݇ଶ ‫ݎ‬ҧ , ini berarti ‫݌‬ҧ bukan
                                                           ത
              kombinasi linier ‫ ݍ‬dan ‫ݎ‬ҧ
                               ത


         Basis dan Dimensi
         Setiap pembentuk yang bebas linier dari suatu ruang vektor V disebut Basis
         dari ruang vektor tersebut karena vektor-vektor anggota V mungkin tak


Lalu Yudhi Prihadi, S.Si.                                                             Page 42
Dasar-dasar Aljabar Linier

         terhingga banyaknya kecuali ruang vektor yang dibentuk vektor nol yaitu L(0)
         dan misalkan dimensi V = m terhingga, maka dapat ditentukan banyak sekali n
         vektor anggota V yang bebas linier sehingga dapat dipilih menjadi Basi V.
         Suatu ruang vektor V dikatakan berdimensi n bila banyak maksimal vektor-


         vektor berdimensi n maka vektor-vektor ‫ݑ ,… ,2ݑ ,1ݑ‬n dari V yang bebas linier
                                                ത ത        ത
         vektor yang bebas linier ada n buah. Sifat dari dimensi yaitu jika V ruang


         adalah pembentuk vektor V.


         V = {ሾ2,3,4ሿ, ሾ1,1,2ሿ, ሾ1,2,2ሿ}
         Contoh:


         ܽ =ܾ൅ܿ֜ܽെܾെܿ ൌ 0
         Jadi ܽ, ܾ, ܿ bergantung linier, sehingga dapat dikatakan ܽ, ܾ bebas linier, ܽ, ܿ
         bebas linier dan ܾ, ܿ bebas linier.
         Jika Rn = ሾܽଵ , ܽଶ , … , ܽ௡ ሿ maka disebut vektor dengan banyak komponen n
         buah.
         Misalkan V ruang vektor dan S = {‫ݏ‬ҧ1, ‫ݏ‬ҧ2, …, ‫ݏ‬ҧn}. S disebut basis dari V bila
         memenuhi dua syarat, yaitu:


             ത
         1. S     bebas      linier.    S     dikatakan      bebas     linier    jika      persamaan
             0 ൌ ݇ଵ ‫ݏ‬ҧ 1+݇ଶ ‫ݏ‬ҧ2+…݇௡ ‫ݏ‬ҧ n hanya memiliki penyelesaian ݇ଵ ൌ ݇ଶ ൌ ‫ ڮ‬ൌ
             ݇௡ ൌ 0 (atau jika diubah ke bentuk SPL, penyelesaiannya adalah trivial).
         2. S membangun V. Dimana jika untuk setiap ‫ݒ‬ҧ ‫ א‬V, ‫ݒ‬ҧ merupakan kombinasi
             linier dari S, yaitu: ‫ݒ‬ҧ =݇ଵ ‫ݏ‬ҧ1+݇ଶ ‫ݏ‬ҧ2+…݇௡ ‫ݏ‬ҧn, ݇ଵ , ݇ଶ , … , ݇௡ : skalar.
         Basis dari suatu ruang vektor tidak harus tunggal tetapi bisa lebih dari satu.
         Ada dua macam basis yang kita kenal yaitu basis standar dan basis tidak
         standar.


         1. S = {݁ҧ1, ݁ҧ2,…, ݁ҧ n}, dengan ݁ҧ 1, ݁ҧ 2,…, ݁ҧ n ‫ א‬Rn
         Contoh Basis Standar:


             ݁ଵ = (1,0,…., 0), ݁ଶ = (0,1, …, 0),….., ݁௡ = (0,0, …, 1)
             Merupakan basis standar dari Rn.
         2. S = {1, ‫ ݔ ,ݔ‬ଶ , … . , ‫ ݔ‬௡ } merupakan basis standar untuk Pn (Polinom orde n)
                  1 0 0            1 0       0 0       0
         3. S = ቄቂ   ቃ,ቂ            ቃ,ቂ       ቃ,ቂ       ቃቅ merupakan basis standar untuk M22.
                  0 0 0            0 1       0 0       1


Lalu Yudhi Prihadi, S.Si.                                                                    Page 43
Dasar-dasar Aljabar Linier



         vektor tersebut. Jadi dim R3=3, dim ܲଶ ൌ 3 dan dim M22=4 dan sebagainya.
         Dimensi ruang vektor didefinisikan sebagai banyaknya unsur basis ruang


         Suatu himpunan vektor dapat ditunjukkan merupakan himpunan yang bebas


         vektor dan dim ruang vektor. Contoh jika diketahui ‫ݒ ,)2,1(=ݑ‬ҧ =(2,2), ‫ݓ‬
                                                            ത                   ഥ=(1,3)
         linier atau membangun ruang vektor V hanya dengan melihat dari jumlah


         dapat kita liha banyaknya vektor = 3 dan dim R2=2, sebenarnya tanpa
         menghitung kita sudah bisa menyimpulkan bahwa himpunan vektor tersebut
         tidak bebas linier karena agar bisa bebas linier maksimal jumlah vektor =
         dim ruang vektor. Sebaliknya jika suatu himpunan vektor hanya memuat
         vektor dengan jumlah kurang dari dim ruang vektor, maka dapat
         disimpulkan bahwa himpunan ruang vektor tersebut tidak membangun.
         Berdasarkan hal ini, maka suatu himpunan vektor kemungkinan bisa menjadi
         basis ruang vektor berdimensi n jika jumlah vektornya = n. Jika jumlah vektor
         < n maka tidak membangun sebaliknya jika jumlah vektor > n maka
         bergantung linier.
         Jika jumlah vektor = n, maka dapat dihitung nilai Determinan dari ruang yang
         dibangun oleh himpunan vektor tersebut.


         Jika Det ് 0, maka ia bebas linier dan membangun
         Jika Det = 0, maka tidak bebas linier dan tidak membangun.
                                                              merupakan basis.




Lalu Yudhi Prihadi, S.Si.                                                      Page 44
Dasar-dasar Aljabar Linier



                               1        2 1       0 0    0 0    2
         Contoh:

         Tentukan apakah H = ቄቂ          ቃ,ቂ       ቃ,ቂ    ቃ,ቂ     ቃቅ merupakan basis M22!
                               1        1 0       1 0    1 1    3
         Jawab
         Jumlah matriks (bisa dipandang sebagai vektor di R4) dalam H = 4 = dim M22,
         jadi untuk menentukan apakah H merupakan basis dari R4 atau bukan adalah
         dengan melihat nilai determinan dari ruang yang dibangun oleh H.
         Misalkan W adalah ruang yang dibangun oleh H, maka untuk sembarang w ‫א‬


                               0 ݇ଵ
         W berlaku:
             1     1       0
             2     0       0   2 ݇ଶ      ത
         w=൦                    ൪ ൦ ൪ = A݇
             1     0       0   1 ݇ଷ
             1     1       1   3 ݇ସ
         untuk menentukan apakah H merupakan basis atau tidak adalah dengan


          1    1   0   0
         menghitung nilai det(A) dari SPL di atas.

                               1    0   0      1 1   0
          2    0   0   2
         ተ               ተ= -2อ0    0   3อ + 2อ1 0   0อ= െ2 · 3 · 1 ൅ 2 · 1 · 1 ൌ െ4
          1    0   0   1
                               1    1   1      1 1   1
          1    1   1   3
         Jadi H merupakan basis dari M22

Evaluasi               :

1.                         ത                 ത
     Tentukan jarak antara ܽ ൌ ሺ1,1,2,3ሻ dan ܾ ൌ ሺ2,3,4,5ሻ dan panjang masing-masing
     vektor!
2.   Tentukan persamaan garis lurus g melalui titik A=(2,3,1) dan sejajar BC bila


     Diketahui garis g dengan persamaan ሾ‫ݔ‬ଵ , ‫ݔ‬ଶ , ‫ݔ‬ଷ ሿ ൌ ሾ2,1,0ሿ ൅ ݇ሾ1,0, െ1ሿ. Periksalah
     B=(4,-5,1) dan C=(2,7,-3)!
3.


     Tentukan persamaan bidang datar W yang melalui titik ሾ0,0,0ሿ dan persamaan
     apakah titik A=(1,1,1) dan B=(6,2,1) terletak pada garis g atau tidak!


     g ൌ ሾ‫ݔ‬ଵ , ‫ݔ‬ଶ , ‫ݔ‬ଷ ሿ ൌ ሾ1, െ1,0ሿ ൅ ݇ሾ2,1,1ሿ
4.




Daftar Pustaka         :

Howard Anton, Dasar-dasar Aljabar Linier, Penerbit Binarupa Aksara, Jilid 1.

Lalu Yudhi Prihadi, S.Si.                                                         Page 45

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Pengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IPengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IFerry Angriawan
 
Matematika Diskrit part 1
Matematika Diskrit part 1Matematika Diskrit part 1
Matematika Diskrit part 1radar radius
 
koordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bolakoordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bolalinda_rosalina
 
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02KuliahKita
 
Matematika 2 - Slide week 13 - Eigen
Matematika 2 - Slide week 13 - EigenMatematika 2 - Slide week 13 - Eigen
Matematika 2 - Slide week 13 - EigenBeny Nugraha
 
Metode simpleks dua fase
Metode simpleks dua faseMetode simpleks dua fase
Metode simpleks dua fasespecy1234
 
Aksioma insidensi dalam geometri euclid final
Aksioma insidensi dalam geometri euclid finalAksioma insidensi dalam geometri euclid final
Aksioma insidensi dalam geometri euclid finalagusloveridha
 
Modul 4 kongruensi linier
Modul 4   kongruensi linierModul 4   kongruensi linier
Modul 4 kongruensi linierAcika Karunila
 
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
 
Rangkuman materi Isometri
Rangkuman materi IsometriRangkuman materi Isometri
Rangkuman materi IsometriNia Matus
 
PROGRAM LINEAR.ppt
PROGRAM LINEAR.pptPROGRAM LINEAR.ppt
PROGRAM LINEAR.pptBayu Yoga
 
22. modul persamaan parabola pak sukani
22. modul persamaan parabola pak sukani22. modul persamaan parabola pak sukani
22. modul persamaan parabola pak sukanisukani
 
Bab 7. Aplikasi Integral ( Kalkulus 1 )
Bab 7. Aplikasi Integral ( Kalkulus 1 )Bab 7. Aplikasi Integral ( Kalkulus 1 )
Bab 7. Aplikasi Integral ( Kalkulus 1 )Kelinci Coklat
 
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi MatriksPembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi MatriksIpit Sabrina
 

Was ist angesagt? (20)

Pengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IPengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_I
 
Matematika Diskrit part 1
Matematika Diskrit part 1Matematika Diskrit part 1
Matematika Diskrit part 1
 
koordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bolakoordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bola
 
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02
 
Matematika 2 - Slide week 13 - Eigen
Matematika 2 - Slide week 13 - EigenMatematika 2 - Slide week 13 - Eigen
Matematika 2 - Slide week 13 - Eigen
 
Bab 6
Bab 6Bab 6
Bab 6
 
Metode simpleks dua fase
Metode simpleks dua faseMetode simpleks dua fase
Metode simpleks dua fase
 
Operasi biner
Operasi binerOperasi biner
Operasi biner
 
Aksioma insidensi dalam geometri euclid final
Aksioma insidensi dalam geometri euclid finalAksioma insidensi dalam geometri euclid final
Aksioma insidensi dalam geometri euclid final
 
Modul 4 kongruensi linier
Modul 4   kongruensi linierModul 4   kongruensi linier
Modul 4 kongruensi linier
 
Grup permutasi
Grup permutasiGrup permutasi
Grup permutasi
 
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
 
Matriks dan operasinya
Matriks dan operasinyaMatriks dan operasinya
Matriks dan operasinya
 
Rangkuman materi Isometri
Rangkuman materi IsometriRangkuman materi Isometri
Rangkuman materi Isometri
 
Grup permutasi 1
Grup permutasi 1Grup permutasi 1
Grup permutasi 1
 
PROGRAM LINEAR.ppt
PROGRAM LINEAR.pptPROGRAM LINEAR.ppt
PROGRAM LINEAR.ppt
 
22. modul persamaan parabola pak sukani
22. modul persamaan parabola pak sukani22. modul persamaan parabola pak sukani
22. modul persamaan parabola pak sukani
 
Bab 7. Aplikasi Integral ( Kalkulus 1 )
Bab 7. Aplikasi Integral ( Kalkulus 1 )Bab 7. Aplikasi Integral ( Kalkulus 1 )
Bab 7. Aplikasi Integral ( Kalkulus 1 )
 
Teori bilangan
Teori bilanganTeori bilangan
Teori bilangan
 
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi MatriksPembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
 

Andere mochten auch

ALJABAR LINEAR ELEMENTER
ALJABAR LINEAR ELEMENTERALJABAR LINEAR ELEMENTER
ALJABAR LINEAR ELEMENTERMella Imelda
 
aljabar linier elementer 1
aljabar linier elementer 1aljabar linier elementer 1
aljabar linier elementer 1cut maisarah
 
Vektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierVektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierSartiniNuha
 
Tugas mandiri aljabar linear & matriks
Tugas mandiri aljabar linear & matriksTugas mandiri aljabar linear & matriks
Tugas mandiri aljabar linear & matriksAsep Jaenudin
 
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.pptAljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.pptrahmawarni
 
Soal n Jawaban aljabar linier dg 3 persamaan
Soal n Jawaban aljabar linier dg 3 persamaanSoal n Jawaban aljabar linier dg 3 persamaan
Soal n Jawaban aljabar linier dg 3 persamaanMuslimin Saliman
 
Modul aljabar matriks
Modul aljabar matriksModul aljabar matriks
Modul aljabar matriksSafran Nasoha
 
Matriks eselon baris dan eselon baris tereduksi
Matriks eselon baris dan eselon baris tereduksiMatriks eselon baris dan eselon baris tereduksi
Matriks eselon baris dan eselon baris tereduksiElemantking Daeva
 
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdfBahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdfPawit Ngafani
 
Kelompok 4 orde penghampiran
Kelompok 4 orde penghampiranKelompok 4 orde penghampiran
Kelompok 4 orde penghampiraneka gustina
 
konsep dasar aljabar
konsep dasar aljabarkonsep dasar aljabar
konsep dasar aljabarRfebiola
 
Pembahasan Makalah Perpotongan Garis Geometri Analitik
Pembahasan Makalah Perpotongan Garis Geometri AnalitikPembahasan Makalah Perpotongan Garis Geometri Analitik
Pembahasan Makalah Perpotongan Garis Geometri AnalitikMayawi Karim
 
Basis dan Dimensi
Basis dan DimensiBasis dan Dimensi
Basis dan Dimensibagus222
 
Matematika diskrit: fungsi pembangkit part 3
Matematika diskrit: fungsi pembangkit part 3Matematika diskrit: fungsi pembangkit part 3
Matematika diskrit: fungsi pembangkit part 3radar radius
 

Andere mochten auch (20)

ALJABAR LINEAR ELEMENTER
ALJABAR LINEAR ELEMENTERALJABAR LINEAR ELEMENTER
ALJABAR LINEAR ELEMENTER
 
Aljabar linear-1
Aljabar linear-1Aljabar linear-1
Aljabar linear-1
 
Aljabar linier-matriks1
Aljabar linier-matriks1Aljabar linier-matriks1
Aljabar linier-matriks1
 
aljabar linier elementer 1
aljabar linier elementer 1aljabar linier elementer 1
aljabar linier elementer 1
 
Vektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierVektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar Linier
 
Tugas mandiri aljabar linear & matriks
Tugas mandiri aljabar linear & matriksTugas mandiri aljabar linear & matriks
Tugas mandiri aljabar linear & matriks
 
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.pptAljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
 
Soal n Jawaban aljabar linier dg 3 persamaan
Soal n Jawaban aljabar linier dg 3 persamaanSoal n Jawaban aljabar linier dg 3 persamaan
Soal n Jawaban aljabar linier dg 3 persamaan
 
Modul aljabar matriks
Modul aljabar matriksModul aljabar matriks
Modul aljabar matriks
 
Matriks eselon baris dan eselon baris tereduksi
Matriks eselon baris dan eselon baris tereduksiMatriks eselon baris dan eselon baris tereduksi
Matriks eselon baris dan eselon baris tereduksi
 
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdfBahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
 
Kelompok 4 orde penghampiran
Kelompok 4 orde penghampiranKelompok 4 orde penghampiran
Kelompok 4 orde penghampiran
 
Vektor dan ruang euclid
Vektor dan ruang euclidVektor dan ruang euclid
Vektor dan ruang euclid
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
konsep dasar aljabar
konsep dasar aljabarkonsep dasar aljabar
konsep dasar aljabar
 
Pembahasan Makalah Perpotongan Garis Geometri Analitik
Pembahasan Makalah Perpotongan Garis Geometri AnalitikPembahasan Makalah Perpotongan Garis Geometri Analitik
Pembahasan Makalah Perpotongan Garis Geometri Analitik
 
21377253 bab-iii-sistem-persamaan-linear
21377253 bab-iii-sistem-persamaan-linear21377253 bab-iii-sistem-persamaan-linear
21377253 bab-iii-sistem-persamaan-linear
 
Basis dan Dimensi
Basis dan DimensiBasis dan Dimensi
Basis dan Dimensi
 
Matematika diskrit: fungsi pembangkit part 3
Matematika diskrit: fungsi pembangkit part 3Matematika diskrit: fungsi pembangkit part 3
Matematika diskrit: fungsi pembangkit part 3
 
Linearisasi
LinearisasiLinearisasi
Linearisasi
 

Ähnlich wie OPTIMASI

Ähnlich wie OPTIMASI (20)

Matrik
MatrikMatrik
Matrik
 
matriks
matriksmatriks
matriks
 
Matriks
Matriks Matriks
Matriks
 
Matriks1 2
Matriks1 2Matriks1 2
Matriks1 2
 
Determinan matriks hasil dekomposisi
Determinan matriks hasil dekomposisiDeterminan matriks hasil dekomposisi
Determinan matriks hasil dekomposisi
 
Pert 2 matriks & vektor
Pert 2 matriks & vektorPert 2 matriks & vektor
Pert 2 matriks & vektor
 
Pengantar Kuliah Aljabar Linier Matriks dan Operasi
Pengantar Kuliah Aljabar Linier Matriks dan OperasiPengantar Kuliah Aljabar Linier Matriks dan Operasi
Pengantar Kuliah Aljabar Linier Matriks dan Operasi
 
matriks_2.ppt
matriks_2.pptmatriks_2.ppt
matriks_2.ppt
 
Fismat Kel. 4 Matriks & Vektor
Fismat Kel. 4 Matriks & VektorFismat Kel. 4 Matriks & Vektor
Fismat Kel. 4 Matriks & Vektor
 
Fismat Kel. 4 Matriks & Vektor
Fismat Kel. 4 Matriks & VektorFismat Kel. 4 Matriks & Vektor
Fismat Kel. 4 Matriks & Vektor
 
Materi 1. matriks dan operasinya
Materi 1. matriks dan operasinyaMateri 1. matriks dan operasinya
Materi 1. matriks dan operasinya
 
Alinda Ayu Putri Media Pembelajaran Matriks
Alinda Ayu Putri Media Pembelajaran MatriksAlinda Ayu Putri Media Pembelajaran Matriks
Alinda Ayu Putri Media Pembelajaran Matriks
 
Uas b. indonesia
Uas b. indonesiaUas b. indonesia
Uas b. indonesia
 
1. Matriks.ppt
1. Matriks.ppt1. Matriks.ppt
1. Matriks.ppt
 
Matriks
MatriksMatriks
Matriks
 
R5 g kel 5 allin2 1
R5 g kel 5 allin2 1R5 g kel 5 allin2 1
R5 g kel 5 allin2 1
 
matrik 1.3 1.5, 1.7
matrik 1.3 1.5, 1.7matrik 1.3 1.5, 1.7
matrik 1.3 1.5, 1.7
 
MATRIKS NEW.pptx
MATRIKS NEW.pptxMATRIKS NEW.pptx
MATRIKS NEW.pptx
 
1. Matriks.ppt
1. Matriks.ppt1. Matriks.ppt
1. Matriks.ppt
 
1. Matriks.ppt
1. Matriks.ppt1. Matriks.ppt
1. Matriks.ppt
 

Kürzlich hochgeladen

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 

Kürzlich hochgeladen (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 

OPTIMASI

  • 2. Dasar-dasar Aljabar Linier MATRIKS Pertemuan 1 Kompetensi Dasar : Memahami Definisi Matriks Indikator : Mampu memahami definisi Matriks, mengetahui jenis-jenis Matriks, operasi-operasi Matriks, dan kaidah-kaidah Matriks. Isi : A. Pengertian Matriks Matriks adalah deretan elemen/objek/item. ܽଵଵ ܽଵଶ ‫ڮ‬ ܽଵ௡ Contoh: ‫ۍ‬ ‫ې‬ ‫ܽ ێ‬ଶଵ ܽଶଶ ‫ڮ‬ ܽଶ௡ ‫ۑ‬ A=‫ێ‬ ‫ڭ‬ ‫ۑ ڭ‬ ‫ێ‬ ‫ۑ‬ ‫ܽۏ‬௠ଵ ܽ௠ଶ ‫ڮ‬ ܽ௠௡ ‫ے‬ (a11 …. amn) disebut suku-suku matriks/anggota matriks. (am1 am2 ……. amn) untuk setiap m disebut baris ke m (a1n a2n ….. amn) untuk setiap n disebut kolom ke n Matriks yang mempunyai m baris dan n kolom disebut berukuran m x n Matriks A di atas dapat ditulis A = (aij)mxn atau A = [aij]mxn B. Jenis-jenis Matriks Matriks Bujur Sangkar Adalah matriks yang jumlah baris dan kolomnya sama. Contoh: A[aij]2x2 atau B[aij]3x3 Pada matriks bujur sangkar ada elemen lain yang disebut DIAGONAL UTAMA. Perhatikan contoh matriks di bawah: Lalu Yudhi Prihadi, S.Si. Page 1
  • 3. Dasar-dasar Aljabar Linier Matriks Diagonal Adalah Matriks bujur sangkar yang elemen-elemen di luar diagonal utama = 0 1 0 0 2 0 0 (nol). Contoh: ൦0 2 0൪ atau ൦0 0 0൪ 0 0 3 0 0 5 Matriks Satuan Adalah Matriks diagonal yang semua elemen pada diagonal utamanya = 1, biasanya dinyatakan dengan I (identity) 1 0 0 Contoh: 1 0 I3 = ൦0 1 0൪ I2 = ቈ ቉ 0 1 atau dan seterusnya. 0 0 1 Matriks mxn yang semua elemennya nol disebut Matriks Nol. 0 0 0 Contoh: 0 0 0 ൦0 0 0൪ Matrika 3x3 ቈ ቉ Matriks 2x3 0 0 0 atau 0 0 0 Matriks Simetris Adalah Matriks bujur sangkar [aij]nxn akan disebut matriks simetris, jika aij = aji. Lalu Yudhi Prihadi, S.Si. Page 2
  • 4. Dasar-dasar Aljabar Linier 1 2 3 Contoh: ൦2 5 6൪ dimana a12 = 2 dan a21 = 2 atau a23 = 6 dan a32 = 6 3 6 4 Matriks Tranpose Tranpose dari suatu matrik A dinyatakan denga A' atau AT dengan menukar letak baris dengan kolom. 1 4 Contoh: 1 2 3 ቈ ቉ matriks A2x3 menjadi ൦2 5൪ matriks A3x2 4 5 6 3 6 C. Operasi pada Matriks Penjumlahan dan Pengurangan Dua buah matriks dapat dijumlahkan dan dikurangkan bila ukurannya sama, dengan cara menjumlahkan/mengurangkan elemen-elemen yang seletak. ܽଵଵ ܽଵଶ ܾଵଵ ܾଵଶ ܽଵଵ ൅ ܾଵଵ ܽଵଶ ൅ ܾଵଶ Contoh: ቈ ቉ + ቈ ቉= ቈ ቉ ܽଶଵ ܽଶଶ ܾଶଵ ܾଶଶ ܽଶଵ ൅ ܾଶଵ ܽଶଶ ൅ ܾଶଶ Begitu juga sebaliknya dengan operasi pengurangan. Perkalian Bilangan dengan Matriks Suatu bilangan dapat dikalikan dengan sebuah matriks dengan cara mengalikan bilangan tersebut dengan setiap elemen pada matriks. Contoh: k(aij)mxn = (kaij)mxn misalnya: Lalu Yudhi Prihadi, S.Si. Page 3
  • 5. Dasar-dasar Aljabar Linier ܽଵଵ ܽଵଶ ݇ܽଵଵ ݇ܽଵଶ kቈ ቉=ቈ ቉ ܽଶଵ ܽଶଶ ݇ܽଶଵ ݇ܽଶଶ Perkalian Matriks dengan Matriks Matriks A dapat dikalikan dengan matriks B dalam bentuk AB, dapat dilakukan bila banyak kolom matriks A sama dengan baris matriks B. Misalnya: Amxn x Bmxn = Cmxn ܾଵଵ ܾଵଶ Contoh: ܽଵଵ ܽଵଶ ܽଵଷ ܿଵଵ ܿଵଶ ቈ ቉ x ൦ܾଶଵ ܾଶଶ ൪ = ቈ ቉ ܽଶଵ ܽଵଶ ܽଵଷ ܿଶଵ ܿଶଶ ܾଷଵ ܾଷଶ dimana: c11 = a11·b11 + a12·b21 + a13·b31 c 12 = a 11·b12 + a 12·b22 + a 13·b32 c 21 = a 21·b11 + a 12·b21 + a 13·b31 c 22 = a 21·b12 + a 12·b22 + a 13·b32 D. Kaidah-kaidah Matriks 1. A + B = B + A sifat komutatif 2. (A + B) + C = A + (B + C) sifat asosiatif 4. I · A = A 3. k(A + B) = kA + kB 5. 0 · A = 0; 0 + A = A; A + 0 = A 6. A · B ≠ B · A tidak komutatif 7. (A + B)’ = A’ + B’ 8. (A – B)’ = A’ – B’ 9. (A’)’ = A Lalu Yudhi Prihadi, S.Si. Page 4
  • 6. Dasar-dasar Aljabar Linier 10. (AB)’ = B’ · A’ 11. (AB)C = A(BC) asosiatif perkalian Evaluasi : Diketahui matriks-matriks sebagai berikut: 1 2 3 2 3 4 3 5 4 A = ൦2 3 1൪, B = ൦4 2 3൪, C = ൦4 4 5൪ 3 3 2 3 3 4 5 4 3 Carilah! 1. 3A + 2B – 4C 2. 2AB – 3BC 3. 5A'B + 2BC' 4. [AB]' 5. B'A' Daftar Pustaka : Howard Anton, Dasar-dasar Aljabar Linier, Penerbit Binarupa Aksara, jilid 1. Lalu Yudhi Prihadi, S.Si. Page 5
  • 7. Dasar-dasar Aljabar Linier DETERMINAN Pertemuan 2 Kompetensi Dasar : Memahami dan menentukan nilai Determinan Matriks Indikator : Diharapkan mampu: - Memahami definisi Determinan Matriks, dan dapat menentukan nilai determinan dari suatu matriks (Determinan tingkat 2 dan tingkat 3) - Memahami menentukan Minor Matriks dan Kofaktor Matriks - Menentukan nilai determinan dari suatu Matriks (Determinan tingkat 3 ke atas) menggunakan Uraian Laplace - Memahami sifat-sifat Determinan Matriks - Mengerjakan beberapa contoh soal Isi : A. Definisi Determinan Determinan matriks adalah nilai/harga yang diperoleh dari elemen-elemen matriks bujur sangkar dengan suatu operasi tertentu dari matriks nxn sehingga akan diperoleh Determinan Tingkat n. Contoh: Matriks A maka determinan matriks A ditulis │A│ B. Menentukan Nilai Determinan suatu Matriks ܽଵଵ ܽଵଷ 1. Determinan tingkat 2 Matriks A = ቈ ቉ ܽଶଵ ܽଵଷ ܽଵଵ ܽଵଶ │A│ = ቈ ቉ = a11· a22 - a12· a21 ܽଶଵ ܽଶଶ Lalu Yudhi Prihadi, S.Si. Page 6
  • 8. Dasar-dasar Aljabar Linier 3 4 Contoh: A=ቈ ቉, maka 2 5 3 4 ቚ ቚ 2 5 │A│ = = 3·5 – (4·2) = 15 - 8 = 7 ܽଵଵ ܽଵଶ ܽଵଷ 2. Determinan tingkat 3 Matriks A = ൦ܽଶଵ ܽଶଶ ܽଶଷ ൪ ܽଷଵ ܽଷଶ ܽଷଷ Ada dua cara untuk menentukan harga Determinan dari matriks A, yaitu: a. Cara Khusus Cara ini digunakan hanya untuk Determinan tingkat 3 saja. = a11·a22·a33 + a12·a23·a31 + a13·a21·a32 – (a13·a22·a31 + a11· a23· a32 + a12·a21·a33) 2 3 1 2 3 Contoh: 1. │A│ = อ1 2 3อ 1 2 2 2 4 2 2 = 2·2·4 + 3·3·2 + 1·1·2 – (1·2·2 + 2·3·2 + 3·1·4) = 16 + 18 + 2 – (4 + 12 + 12) = 36 – 28 = 8 Lalu Yudhi Prihadi, S.Si. Page 7
  • 9. Dasar-dasar Aljabar Linier b. Cara Umum Digunakan untuk Determinan tingkat 3 dan seterusnya. Untuk mencari nilai Determinan tingkat 3 dan seterusnya, terlebuh dahulu kita harus mencari nilai Minor matriks dan Kofaktor (Cofaktor) matriks tersebut. MINOR Minor aij dari determinan tingkat n adalah determinan tingkat n-1 dengan elemen-elemen yang tidak tereliminasi jika baris dan kolom melalui elemen-elemen aij dieliminasi dinyatakan dengan Mij. ܽଵଵ ܽଵଶ ܽଵଷ Contoh: 1. │A│ = ൦ܽଶଵ ܽଶଶ ܽଶଷ ൪ ܽଷଵ ܽଷଶ ܽଷଷ M11 = a22·a33 - a23·a32, yang tereliminasi adalah baris ke 1 dan ܽଵଵ ܽଵଶ ܽଵଷ kolom ke 1. 2. │A│ = ൦ܽଶଵ ܽଶଶ ܽଶଷ ൪ ܽଷଵ ܽଷଶ ܽଷଷ M23 = a11·a32 - a12·a31, yang tereliminasi adalah baris ke 2 dan kolom ke 3. KOFAKTOR (COFAKTOR) Kofaktor dari elemen aij dari determinan tingkat n didefinisikan dengan: cij = (-1)i+j Mij • jika i + j = genap maka cij = Mij; • jika i + j = ganjil maka cij = -Mij Lalu Yudhi Prihadi, S.Si. Page 8
  • 10. Dasar-dasar Aljabar Linier Contoh: െ3 4 1 Diketahui Matriks A = ተ 3 2 5ተ 2 4 െ6 Carilah : a. c12 b. c13 c. c23 Jawab: 3 5 c12 = - ቤ ቤ = - (-18 – 10) = 28 2 െ6 a. 3 2 c13 = ቤ ቤ = 12 – 4 = 8 2 4 b. െ3 4 ቤ ቤ = -(-12 – 8) = 20 2 4 c. c23 = Cara Umum biasa disebut juga dengan Uraian LAPLACE. Suatu Determinan dapat diuraikan menjadi jumlah perkalian elemen-elemen pada suatu baris/elemen-elemen pada sustu kolom maka akan menghasilkan harga yang sama. ܽଵଵ ܽଵଶ ܽଵଷ Contoh: ተܽଶଵ ܽଶଶ ܽଶଷ ተ ܽଷଵ ܽଷଶ ܽଷଷ • Menurut baris (misalnya baris ke 1) a11·c11 + a12·c12 + a13·c13 Lalu Yudhi Prihadi, S.Si. Page 9
  • 11. Dasar-dasar Aljabar Linier • Menurut kolom (misalnya kolom ke 2) a12·c12 + a22·c22 + a32·c32 2 1 3 Misalnya: mencari Determinan matriks A = ተ2 3 2ተ maka: 3 3 1 2 1 3 2 1 Jika dicari dengan cara khusus A = ተ2 3 2ተ 2 3 3 3 1 3 3 = 6 + 6 + 18 – (27 + 12 + 2) = 30 – 41 = -11 Jika dicari dengan cara umum a. Menurut baris, misalnya baris ke 1 = a11·c11 + a12·c12 + a13·c13 3 2 2 2 2 3 = 2· ฬ ฬ + 1· െ ቤ ቤ+3·ቤ ቤ 3 1 3 1 3 3 = 2(3 – 6) + (-(2 – 6) + 3(6 – 9) = -6 + 4 + (-9) = -11 b. Menurut kolom, misalnya kolom ke 1 = a11·c11 + a21·c21 + a31·c31 3 2 1 3 1 3 = 2·ቤ ቤ + 2· –ቤ ቤ + 3·ቤ ቤ 3 1 3 1 3 2 = 2(3 – 6) + 2·-(1-9) + 3·(2 – 9) = -6 + 16 + (-21) = -11 Lalu Yudhi Prihadi, S.Si. Page 10
  • 12. Dasar-dasar Aljabar Linier 3. Determinan tingkat 4 • Cara Umum 2 3 1 4 Misalnya diketahui matriks: ተ3 2 5 1ተ ተ1 2 3 4ተ A= 2 3 1 5 a. Menurut baris ke 1 = a11·c11 + a12·c12 + a13·c13 + a14·c14 2 5 1 3 5 1 3 2 1 3 2 5 = 2·ተ2 3 4ተ + 3·െ ተ1 3 4ተ + 1·ተ1 2 4ተ + 4·െ ተ1 2 3ተ 3 1 5 2 1 5 2 3 5 2 3 1 = 2(30+60+2 – (9+8+50)) + 3(-(45+40+1 – (6+12+25))) + (30+16+3 – (4+36+10)) + 4(-(6+12+15 – (20+27+2)) = 2(92-67) + 3(-(86-43)) + (49-50) + 4(-(33-49)) = 2(25) + 3(-43) + (-1) + 4(16) = 50 + (-129) + (-1) + 64 = -16 b. Menurut kolom ke 2 = a12·c12 + a22·c22 + a32·c32 + a42·c42 3 5 1 2 1 4 2 1 4 2 1 4 = 3·െ ተ1 3 4ተ + 2·ተ1 3 4ተ + 2·െ ተ3 5 1ተ + 3·ተ3 5 1ተ 2 1 5 2 1 5 2 1 5 1 3 4 = 3(-(45+40+1 – (6+12+25))) + 2(30+8+4 – (24+8+5)) + 2(-(50+2+12 – (40+2+15))) + 3(40+1+36 – (20+6+12)) = 3(-(86-43)) + 2(42-37) + 2(-(64-57) + 3(77-38) = 3(-(43)) + 2(5) + 2(-(7)) + 3(39) = (-129) + 10 + (-14) + 117 = -16 Lalu Yudhi Prihadi, S.Si. Page 11
  • 13. Dasar-dasar Aljabar Linier C. Sifat-sifat Determinan 1. │A│ = │A’│ 2. Jika pada suatu determinan, elemen pada suatu baris atau kolom sama dengan 0 2 0 4 (nol) maka harga determinannya sama dengan 0 (nol). Contoh: ተ1 0 4ተ = 0 2 0 5 3. Jika tiap elemen pada suatu baris atau kolom dikalikan dengan skalar k, maka ܽଵଵ ܽଵଶ ܽଵଷ ݇ܽଵଵ ݇ܽଵଶ ݇ܽଵଷ harga determinan k dikali harga determinan semula. kተܽଶଵ ܽଶଶ ܽଶଷ ተ = ተ ܽଶଵ ܽଶଶ ܽଶଷ ተ ܽଷଵ ܽଷଶ ܽଷଷ ܽଷଵ ܽଷଶ ܽଷଷ nilai skalar dikalikan dengan salah satu baris atau kolom. 4. Jika 2 baris atau 2 kolom ditukar tempatnya, maka harga determinan berubah 1 2 3 tanda, misalnya: = ተ1 1 2ተ 2 3 1 = 1 + 8 + 9 – (6 + 6 + 2) = 18 – 14 =4 1 1 2 Baris 1 dengan baris 2 ditukar tempatnya, maka = ተ1 2 3ተ 2 3 1 = 2 + 6 + 6 – (8 + 9 + 1) = 14 – 18 = -4 terbukti bahwa harga determinan berubah tanda. Lalu Yudhi Prihadi, S.Si. Page 12
  • 14. Dasar-dasar Aljabar Linier 5. Pada suatu determinan, jika 2 baris atau 2 kolom elemen-elemennya persis 1 2 3 sama, maka determinan tersebut sama dengan 0 (nol). Contoh: = ተ1 2 3ተ 2 3 5 = 10 + 12 + 9 – (12 + 9 + 10) = 21 – 21 =0 6. Suatu determinan nilainya tidak berubah bila kelipatan elemen-elemen pada suatu baris atau kolom ditambahkan pada elemen-elemen baris atau kolom lain. 7. Determinan dari 2 matriks │AB│ = │A│ · │B│ 8. Nilai determinan dari matriks diagonal sama dengan hasil kali elemen-elemen 2 0 0 pada diagonal tersebut, misalnya: A = ൦0 3 0൪ 0 0 4 2 0 0 │A│ = ተ0 3 0ተ => kalikan elemen-elemen diagonalnya 0 0 4 │A│ = 2 · 3 · 4 │A│ = 24 Contoh sifat-sifat determinan 2 3 1 0 െ1 െ5 Sifat determinan ke 6 1. ተ1 2 3ተ = ተ1 2 3ተ 3 3 2 0 െ3 െ7 Baris ke 2 dikalikan -2 kemudian ditambahkan dengan baris ke 1. Baris ke 2 dikalikan -3 kemudian ditambahkan dengan baris ke 3. 2 3 െ1 െ5 െ1 െ5 Mencari determinan berdasarkan kolom ke 1 ቤ + 1·െ ቤ ቤ + 0·ቤ ቤ െ3 െ7 െ3 െ7 2 3 = 0·ቤ Lalu Yudhi Prihadi, S.Si. Page 13
  • 15. Dasar-dasar Aljabar Linier = 0 + (-(7-15)) + 0 1 2 1 3 0 െ1 െ1 2 =8 ተ2 1 2 4ተ ተ0 െ5 െ2 2ተ ተ1 3 2 1ተ ተ1 3 2 1ተ 2. = െ3 1 2 3 0 10 8 6 Baris ke 3 dikalikan -1 kemudian ditambahkan dengan baris ke 1 Baris ke 3 dikalikan -2 kemudian ditambahkan dengan baris ke 2 Baris ke 3 dikalikan 3 kemudian ditambahkan dengan baris ke 3 െ1 െ1 2 Secara singkatnya dihasilkan = 1 ·ተെ5 െ2 2ተ 10 8 6 Baris ke 1 dikalikan -5 kemudian ditambahkan dengan baris ke 2 െ1 െ1 2 Baris ke 1 dikalikan 10 kemudian ditambahkan dengan baris ke 3 =ተ 0 3 െ8ተ 0 െ2 26 3 െ8 Secara singkatnya dihasilkan ቤ െ2 26 = -1·ቤ = -1(78 – 16) = -62 Evaluasi : Diketahui matriks-matriks sebagai berikut: 1 2 2 3 1 2 3 1 2 4 ‫ۍ‬ ‫ې‬ ‫2ێ‬ 3 4 1‫ۑ‬ A = ൦4 3 2൪, B = ൦3 2 1൪ , C = ‫ێ‬ ‫ۑ‬ 2 3 4 3 4 2 ‫3ێ‬ 2 1 2‫ۑ‬ ‫3ۏ‬ 1 1 2‫ے‬ Lalu Yudhi Prihadi, S.Si. Page 14
  • 16. Dasar-dasar Aljabar Linier Carilah: 1. │A│ 2. │B│ 3. │C│ 4. │A'│ 5. │B'│ 6. │AB│ dengan menggunakan cara khusus dan uraian Laplace Daftar Pustaka : Howard Anton, Dasar-dasar Aljabar Linier, Penerbit Binarupa Aksara, Jilid 1. Lalu Yudhi Prihadi, S.Si. Page 15
  • 17. Dasar-dasar Aljabar Linier INVERS Pertemuan 3 Kompetensi Dasar : Menentukan Invers Matriks Indikator : Mampu menjelaskan definisi dari Invers Matriks, menyebutkan beberapa sifat dari Invers Matriks serta mampu mengerjakan beberapa contoh soal. Isi : Jika untuk matriks A dan B berlaku AB = BA = I, dimana I adalah matriks satuan. Yaitu matriks dengan elemen pada diagonal utamanya sama dengan 1 dan elemen dikuar diagonal utamanya bernilai 0. Maka matriks B disebut INVERS matriks A, ditulis B = A-1, juga A = B-1 jadi dapat ditulis AA-1 = A-1A = I. Salah satu cara menentukan A-1 adalah dengan rumus: ൫‫ܥ‬௜௝ ൯ ଵ ଵ ሾ‫ିܣ‬ଵ ሿ = |஺| Dimana │A│= determinan matriks A ൫‫ܥ‬௜௝ ൯ = tranpose dari matrik ൫‫ܥ‬௜௝ ൯ ଵ Jika │A│ = 0, maka matriks A tidak mempunyai Invers. Matriks singuler sama dengan matriks yang determinannya = 0 Matriks non singuler sama dengan matriks yang determinannya ≠ 0 Bentuk ൫‫ܥ‬௜௝ ൯ disebut Adjoint A. Lalu Yudhi Prihadi, S.Si. Page 16
  • 18. Dasar-dasar Aljabar Linier Contoh: Tentukan invers dari matriks berikut: 1 െ3 2 A = ൦െ3 3 െ1൪ 2 െ1 0 Jawab: • │A│ = 0 + 6 + 6 – (12+ 1 + 0) = -1 3 െ1 ሺ‫ܥ‬ଵଵ ሻ = ቤ ቤ = 0 – 1 = -1 െ1 0 • 3 െ1 ሺ‫ܥ‬ଵଶ ሻ = െ ቤ ቤ = -(0 – (-2)) = -2 2 0 • െ3 3 ሺ‫ܥ‬ଵଷ ሻ = ቤ ቤ = 3 – 6 = -3 2 െ1 • െ3 2 ሺ‫ܥ‬ଶଵ ሻ = െ ቤ ቤ = -(0 – (-2)) = -2 െ1 0 • 1 2 ሺ‫ܥ‬ଶଶ ሻ = ቤ ቤ = 0 – 4 = -4 2 0 • 1 െ3 ሺ‫ܥ‬ଶଷ ሻ = െ ቤ ቤ = -(-1 – (-6)) = -5 2 െ1 • െ3 2 ሺ‫ܥ‬ଷଵ ሻ = ቤ ቤ = 3 – 6 = -3 3 െ1 • 1 2 ሺ‫ܥ‬ଷଶ ሻ = െ ቤ ቤ = -(-1 – (-6)) = -5 െ3 െ1 • 1 െ3 ሺ‫ܥ‬ଷଷ ሻ = ቤ ቤ = 3 – 9 = -6 െ3 3 • Lalu Yudhi Prihadi, S.Si. Page 17
  • 19. Dasar-dasar Aljabar Linier െ1 െ2 െ3 െ1 െ2 െ3 Jadi ൣ‫ܥ‬௜௝ ൧ = ൦െ2 െ4 െ5൪, maka ൣ‫ܥ‬௜௝ ൧ = ൦െ2 െ4 ଵ െ5൪ െ3 െ5 െ6 െ3 െ5 െ6 Sehingga: ሾ‫ିܣ‬ଵ ሿ = ൫‫ܥ‬௜௝ ൯ ଵ ଵ |஺| െ1 െ2 െ3 ଵ ൦െ2 െ4 െ5൪ ିଵ = െ3 െ5 െ6 1 2 3 = ൦2 4 5൪ 3 5 6 Pemeriksaan AA-1 = A-1A = I AA-1 = I 1 െ3 2 1 2 3 = ൦െ3 3 െ1൪ ൦2 4 5൪ 2 െ1 0 3 5 6 1 ൅ ሺെ6ሻ ൅ 6 2 ൅ ሺെ12ሻ ൅ 10 3 ൅ ሺെ15ሻ ൅ 12 = ൦െ3 ൅ 6 ൅ ሺെ3ሻ െ6 ൅ 12 ൅ ሺെ5ሻ െ9 ൅ 15 ൅ ሺെ6ሻ൪ 2 ൅ ሺെ2ሻ ൅ 0 4 ൅ ሺെ4ሻ ൅ 0 6 ൅ ሺെ5ሻ ൅ 0 1 0 0 = ൦0 1 0൪, jadi keimpulannya adalah terbukti 0 0 1 A-1A = I 1 2 3 1 െ3 2 = ൦2 4 5൪ ൦െ3 3 െ1൪ 3 5 6 2 െ1 0 Lalu Yudhi Prihadi, S.Si. Page 18
  • 20. Dasar-dasar Aljabar Linier 1 ൅ ሺെ6ሻ ൅ 6 െ3 ൅ 6 ൅ ሺെ3ሻ 2 ൅ ሺെ2ሻ ൅ 0 = ൦2 ൅ ሺെ12ሻ ൅ 10 െ6 ൅ 12 ൅ ሺെ5ሻ 4 ൅ ሺെ4ሻ ൅ 0൪ 3 ൅ ሺെ15ሻ ൅ 12 െ9 ൅ 15 ൅ ሺെ6ሻ 6 ൅ ሺെ5ሻ ൅ 0 1 0 0 = ൦0 1 0൪, kesimpulannya adalah terbukti 0 0 1 SIFAT-SIFAT INVERS MATRIIKS ሾ‫ିܣ‬ଵ ሿିଵ = A ଵ 1. |‫ିܣ‬ଵ | = |஺| 2. ሾ‫ܣ‬ᇱ ሿିଵ = ሾ‫ିܣ‬ଵ ሿᇱ ሾ‫ܤܣ‬ሿିଵ = ‫ି ܤ‬ଵ · ‫ିܣ‬ଵ 3. 4. Evaluasi : 2 5 5 Diketahui matriks A = ൥െ1 െ1 0൩, tentukan A-1 jika ada! 2 4 3 1. 1 6 4 Diketahui matriks A = ൥ 2 4 െ1൩, tentukan A jika ada! െ1 2 5 -1 2. Daftar Pustaka : Howard Anton, Dasar-dasar Aljabar Linier, Penerbit Binarupa Aksara, Jilid 1. Lalu Yudhi Prihadi, S.Si. Page 19
  • 21. Dasar-dasar Aljabar Linier SISTEM PERSAMAAN LINIER Pertemuan4 Kompetensi Dasar : Memahami Sistem Persamaan Linier (SPL) Indikator : Diharapkan mampu: - Memahami definisi SPL dan mengetahui pemecahan SPL menggunakan determinan. - Memahami pemecahan SPL dengan menggunakan Matriks. - Memahami pemecahan SPL yang mempunyai banyak pemecahan (Himpunan Pemecahan). - Menyelesaikan SPL yang bersifat homogen. Isi : A. Pendahuluan Sistem Persamaan Linier adalah himpunan berhingga dari persamaan linier. a. ‫ ݔ‬൅ ‫ ݕ‬ൌ 2 Contoh: 2‫ ݔ‬൅ 2‫ ݕ‬ൌ 6 b. ‫ ݔ‬െ ‫ ݕ‬൅ ‫ ݖ‬ൌ 4 ‫ݔ‬൅‫ ݕ‬ൌ0 Namun tidak semua persamaan linier memiliki penyelesaian (solusi), sistem persamaan linier yang memiliki penyelesaian memiliki dua kemungkinan yaitu, penyelesaian tunggal dan banyak penyelesaian. Bentuk Umum Persamaan Linier dalan n peubah (variabel) x1, x2, ..., xn berbentuk: ܽଵ ‫ݔ‬ଵ ൅ ܽଶ ‫ݔ‬ଶ ൅ ‫ ڮ‬൅ ܽ௡ ‫ݔ‬௡ ൌ ܾ Dimana : 1. ܽଵ , ܽଶ , … . ܽ௡ ൌ konstanta Lalu Yudhi Prihadi, S.Si. Page 20
  • 22. Dasar-dasar Aljabar Linier 2. Tidak ada perkalian, akar atau bentuk sin, cos pada peubah Harga ‫ݔ‬ଵ ൌ ‫ݏ‬ଵ , ‫ݔ‬ଶ ൌ ‫ݏ‬ଶ , … , ‫ݔ‬௡ ൌ ‫ݏ‬௡ , yang memenuhi persamaan di atas disebut pemecahan atau penyelesaian atau solusi atau jawab dari persamaan di Himpunan dari ‫ݏ‬ଵ , ‫ݏ‬ଶ , … , ‫ݏ‬௡ disebut himpunan penyelesaian. atas. Kumpulan persamaan-persamaan linier seperti di atas membentuk Sistem Persamaan Linier (SPL) Sistem Persamaan Linier dengan n peubah dan banyaknya m buah berbentuk: ܽଵଵ ‫ݔ‬ଵ ൅ ܽଵଶ ‫ݔ‬ଶ ൅ ܽଵଷ ‫ݔ‬ଷ ൅ … ൅ ܽଵ௡ ‫ݔ‬௡ ൌ ܾଵ ܽଶଵ ‫ݔ‬ଵ ൅ ܽଶଶ ‫ݔ‬ଶ ൅ ܽଶଷ ‫ݔ‬ଷ ൅ … ൅ ܽଶ௡ ‫ݔ‬௡ ൌ ܾଶ ‫ڭ‬ ܽ௠ଵ ‫ݔ‬ଵ ൅ ܽ௠ଶ ‫ݔ‬ଶ ൅ ܽ௠ଷ ‫ݔ‬ଷ ൅ … ൅ ܽ௠௡ ‫ݔ‬௡ ൌ ܾ௠ Harga-harga ‫ݔ‬ଵ ൌ ‫ݏ‬ଵ , ‫ݔ‬ଶ ൌ ‫ݏ‬ଶ , … , ‫ݔ‬௡ ൌ ‫ݏ‬௡ yang serempak memenuhi m persamaan-persamaan di atas disebut pemecahan SPL itu. Sistem Persamaan Linier yang mempunyai pemecahan disebut konsisten dan yang tidak mempunyai pemecahaan disebut inkonsisten (tidak konsisten) ܽଵ ‫ ݔ‬൅ ܾଵ ‫ ݕ‬ൌ ܿଵ dengan grafik ݈ଵ Kemungkinan-kemungkinan pemecahan dari suatu SPL, contoh: ܽଶ ‫ ݔ‬൅ ܾଶ ‫ ݕ‬ൌ ܿଶ dengan grafik ݈ଶ Kemungkinan-kemungkinan pemecahan: 1. Jika ݈ଵ sejajar ݈ଶ , maka tidak ada pemecahan dari SPL diatas 2. Jika ݈ଵ memotong ݈ଶ , maka ada 1 pemecahan dari SPL di atas 3. Jika ݈ଵ berimpit ݈ଶ , maka ada tidak terhingga banyaknya pemecahan. B. Pemecahan Sistem Persamaan Linier dengan Menggunakan Determinan ത Pemecahan SPL dengan menggunakan Determinan biasanya disebut dengan Metode Crammer. Suatu SPL yang berbentuk ‫ݔܣ‬ҧ ൌ ܾ dengan A adalah matrik bujur sangkar dapat dikerjakan dengan Metode Crammer jika hasil perhitungan menunjukkan bahwa det(A) ≠ 0. Penyelesaian yang didapatkan dengan metode ini adalah penyelesaian tunggal. Lalu Yudhi Prihadi, S.Si. Page 21
  • 23. Dasar-dasar Aljabar Linier ത Diketahui suatu sistem persamaan linier berbentuk ‫ݔܣ‬ҧ ൌ ܾ dengan A adalah ത matriks bujur sangkar berukuran nxn dan det(A) ≠ 0 sedangkan nilai ‫ݔ‬ҧ dan ܾ adalah: ܽଵଵ ‫ݔ‬ଵ ൅ ܽଵଶ ‫ݔ‬ଶ ൅ ܽଵଷ ‫ݔ‬ଷ ൅ … ൅ ܽଵ௡ ‫ݔ‬௡ ൌ ܾଵ ܽଶଵ ‫ݔ‬ଵ ൅ ܽଶଶ ‫ݔ‬ଶ ൅ ܽଶଷ ‫ݔ‬ଷ ൅ … ൅ ܽଶ௡ ‫ݔ‬௡ ൌ ܾଶ ‫ڭ‬ ܽ௡ଵ ‫ݔ‬ଵ ൅ ܽ௡ଶ ‫ݔ‬ଶ ൅ ܽ௡ଷ ‫ݔ‬ଷ ൅ … ൅ ܽ௡௡ ‫ݔ‬௡ ൌ ܾ௡ ܽଵଵ ܽଵଶ … ܽଵ௡ Perhatikan determinan-determinan berikut: ܽଶଵ ܽଶଶ … ܽଶ௡ D=ተ ‫ڭ‬ ‫ڭ‬ ‫ڭ‬ ‫ ڭ‬ተ ܽ௡ଵ ܽ௡ଶ … ܽ௡௡ ܾଵଵ ܽଵଶ … ܽଵ௡ ܾଶଵ ܽଶଶ … ܽଶ௡ ‫ܦ‬ଵ = ተ ተ ‫ڭ‬ ‫ڭ‬ ‫ڭ‬ ‫ڭ‬ ܾ௡ ܽ௡ଶ … ܽ௡௡ ܽଵଵ ܾଵ … ܽଵ௡ ܽ ܾଶ … ܽଶ௡ ‫ܦ‬ଶ = ተ ଶଵ ተ ‫ڭ‬ ‫ڭ‬ ‫ڭ‬ ‫ڭ‬ ܽ௡ଵ ܾ௡ … ܽ௡௡ ܽଵଵ ܽଵଶ … ܽଵ௡ ܾଵ Dan seterusnya sampai dengan ܽଶଵ ܽଶଶ … ܽଶ௡ ܾଶ ‫ܦ‬௡ = ተ ተ ‫ڭ‬ ‫ڭ‬ ‫ڭ‬ ‫ڭ‬ ‫ڭ‬ ܽ௡ଵ ܽ௡ଶ … ܽ௡௡ ܾ௡ Maka: ‫ݔ‬ଵ ൌ ‫ݔ‬ଶ ൌ ஽భ ஽మ ஽ ஽ ‫ݔ‬ଷ ൌ ‫ݔ‬௡ ൌ ஽య ஽೙ ஽ ஽ Contoh: Diketahui SPL sebagai berikut: 3‫ݔ‬ଵ ൅ 2‫ݔ‬ଶ െ ‫ݔ‬ଷ ൌ െ4 ‫ݔ‬ଵ െ ‫ݔ‬ଶ െ 2‫ݔ‬ଷ ൌ െ3 2‫ݔ‬ଵ ൅ ‫ݔ‬ଶ ൅ ‫ݔ‬ଷ ൌ 3 Carilah nilai-nilai ‫ݔ‬ଵ , ‫ݔ‬ଶ , ‫ݔ‬ଷ dengan menggunakan metode Crammer! Lalu Yudhi Prihadi, S.Si. Page 22
  • 24. Dasar-dasar Aljabar Linier 3 2 െ1 Jawab: D = อ1 െ1 െ2อ = -12 + 2 = -10 2 1 1 െ4 2 െ1 D1 = อെ3 െ1 െ2อ = -5 – 5 = -10 3 1 1 3 െ4 െ1 D2 = อ1 െ3 െ2อ = 4 + 16 = 20 2 3 1 3 2 െ4 D3 = อ1 െ1 െ3อ = -25 – 5 = -30 2 1 3 Maka: ஽భ ିଵ଴ ‫ݔ‬ଵ = ஽ ିଵ଴ = =1 ஽మ ଶ଴ ‫ݔ‬ଶ = ஽ ିଵ଴ = = -2 ஽య ିଷ଴ ‫ݔ‬ଷ = ஽ ିଵ଴ = =3 C. Pemecahan Sistem Persamaan Linier dengan Menggunakan Matriks Ketika dihadapi dengan masalah yang berkaitan dengan Sistem Persamaan Linier terutama yang menggunakan banyak peubah, maka hal pertama yang dapat digunakan untuk menyederhanakan permasalahan adalah dengan mengubah SPL yang ada ke dalam bentuk matriks. Suatu SPL biasanya juga tidak didapatkan secara langsung tetapi melalui penyederhanaan dari permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Setelah diubah ke bentuk matriks, maka matriks tersebut diubah ke bentuk matriks dalam bentuk matriks eselon baris tereduksi untuk mendapatkan penyelesaian dari SPL. Prosedur untuk mendapatkan matriks eselon baris tereduksi biasa disebut dengan eliminasi Gauss-Jordan. Pada proses eliminasi tersebut operasi-operasi yang digunakan disebut sebagai operasi baris elementer. Lalu Yudhi Prihadi, S.Si. Page 23
  • 25. Dasar-dasar Aljabar Linier Dalam operasi baris elementer ini ada beberapa operasi yang dapat digunakan, yaitu: 1. Mengalikan suatu baris dengan konstanta tidak sama dengan nol; 2. Mempertukarkan dua baris; 3. Menambahkan kelipatan suatu baris ke baris lainnya. Dengan menggunakan operasi baris elementer, maka matriks eselon baris tereduksi yang didapatkan akan ekuivalen dengan matriks awalnya sehingga penyelesaian untuk matriks eselon baris tereduksi juga merupakan penyelesaian untuk matriks awalnya. Matriks awal yang dimaksud adalah matriks yang diperbesar. Untuk melihat secara lebih mudah definisi dari matriks diperbesar akan ditunjukkan berikut ini: Diketahui SPL dengan m peubah peramaan linier dan n peubah. ܽଵଵ ‫ݔ‬ଵ ൅ ܽଵଶ ‫ݔ‬ଶ ൅ ܽଵଷ ‫ݔ‬ଷ ൅ … ൅ ܽଵ௡ ‫ݔ‬௡ ൌ ܾଵ ܽଶଵ ‫ݔ‬ଵ ൅ ܽଶଶ ‫ݔ‬ଶ ൅ ܽଶଷ ‫ݔ‬ଷ ൅ … ൅ ܽଶ௡ ‫ݔ‬௡ ൌ ܾଶ ‫ڭ‬ ܽ௠ଵ ‫ݔ‬ଵ ൅ ܽ௠ଶ ‫ݔ‬ଶ ൅ ܽ௠ଷ ‫ݔ‬ଷ ൅ … ൅ ܽ௠௡ ‫ݔ‬௡ ൌ ܾ௠ ܽଵଵ ܽଵଶ ‫ܽ ڮ‬ଵ௡ ‫ݔ‬ଵ ܾଵ SPL di atas dapat ditulis dalam bentuk matris AX = B dengan ܽଶଵ ܽଶଶ ‫ܽ ڮ‬ଶ௡ ‫ݔ‬ଶ ܾଶ A=൦ ‫ڭ‬ ‫ڭ‬ ‫ڭ‬ ‫ ڭ‬൪, X = ൦ ‫ ڭ‬൪, B = ൦ ‫ ڭ‬൪ ܽ௠ଵ ܽ௠ଶ ‫ܽ ڮ‬௠௡ ‫ݔ‬௠ ܾ௠ Matriks yang memiliki ukuran nx1 atau 1xn biasa disebut vektor. Penulisan vektor sedikit berbeda dengan penulisan matriks, yaitu menggunakan huruf kecil dengan ത ത cetak tebal atau digaris atasnya. Jadi matriks X dan B di atas biasa dituliskan sebagai x dan b atau ‫ݔ‬ҧ dan ܾ sehingga SPL dapat ditulis dengan A‫ݔ‬ҧ = ܾ. Pada SPL ത yang berbentuk seperti ini, matriks A juga biasa disebut sebagai matriks konstanta. Untuk penyelesaian SPL di atas maka dibuat matriks diperbesar dari A dan ܾ yang ത elemen-elemennya merupakan gabungan elemen matriks A dan vektor ܾ yang ത dinotasikan ൣ‫ܾ¦ܣ‬൧, yaitu: Lalu Yudhi Prihadi, S.Si. Page 24
  • 26. Dasar-dasar Aljabar Linier ܽଵଵ ܽଵଶ ‫ܽ ڮ‬ଵ௡ ܾଵ ത ܽଶଵ ܽଶଶ ‫ܽ ڮ‬ଶ௡ ܾଶ ൣ‫ܾ¦ܣ‬൧ = ൦ ൪ ‫ڭ‬ ‫ڭ‬ ‫ڭ‬ ‫ڭ‬ ‫ڭ‬ ܽ௠ଵ ܽ௠ଶ ‫ܽ ڮ‬௠௡ ܾ௠ Untuk menyelesaikan SPL tersebut dilakukan eliminasi Gauss-Jordan seperti ditunjukkan dalam contoh berikut: a. x + 2y + 3z = 1 2x + 5y + 3z = 6 x + 8z = -6 1 2 3 1 carilah nilai x, y dan z! ത matriks diperbesar ൣ‫ܾ¦ܣ‬൧ = ൥2 5 3 6൩ 1 0 8 െ6 ത operasi baris elementer pada ൣ‫ܾ¦ܣ‬൧ menghasilkan: 1 2 3 1 = ൥2 5 3 6 ൩ ~ܾ2 െ 2ܾ1 1 0 8 െ6 ܾ3 െ ܾ1 1 2 3 1 ܾ1 െ 2ܾ2 = ൥0 1 െ3 4 ൩ ~ 0 െ2 5 െ7 ܾ3 ൅ 2ܾ1 1 0 9 െ7 ܾ1 ൅ 3ܾ3 = ൥0 1 െ3 4 ൩ ~ܾ2 െ 3ܾ3 0 0 െ1 1 1 0 0 2 = ൥0 1 0 1൩ 0 0 1 െ1 Maka pemecahan SPL di atas adalah: x = 2, y = 1, z = -1. Keterangan: Penulisan b1, b2 dan sebagainya pada proses di atas sifatnya tidak mutlak dan hanya digunakan sebagai alat bantu dalam proses operasi baris elementer. Dalam perhitungan selanjutnya penulisan ini mungkin tidak perlu dilakukan. D. Sistem Persamaan Linier yang Mempunyai Banyak Pemecahan (Himpunan Pemecahan) Berikut ini adalah contoh soal untuk penyelesaian SPL dengan bentuk banyak pemecahan (solusi). Untuk lebih jelasnya seperti apa bentuk SPL dengan banyak solusi, perhatikan contoh soal berikut ini: Lalu Yudhi Prihadi, S.Si. Page 25
  • 27. Dasar-dasar Aljabar Linier • x + 3y – 2z = 2 3x – y – 4z = 0 -2x + 4y + 2z = 2 carilah nilai x1, x2 dan x3! 1 3 െ2 2 matriks diperbesar: = ൥ 3 െ1 െ4 0൩ െ2 4 2 2 1 3 െ2 2 = ൥0 െ10 2 െ6൩, baris kedua dikali - ଵ ଵ଴ 0 10 െ2 6 1 3 െ2 2 = ቎0 1 െ ହ ହ ቏ ଵ ଷ 0 10 െ2 6 1 0 െହ ଻ ଵ ହ = ൦0 1 െହ ହ ଵ ଷ൪ 0 0 0 0 Maka SPL yang bersesuaian x- ‫ݖ‬ൌ ଻ ଵ ହ ହ y- ‫ݖ‬ൌ ଵ ଷ ହ ହ jadi, xൌ ൅ ‫ݖ‬ ଵ ଻ ହ ହ yൌ ൅ ‫ݖ‬ ଷ ଵ ହ ହ karena baris ke 3 adalah nol dan kolom yang tidak memiliki satu utama adalah kolom ke 3 maka dapat diambil nilai z sembarang misalkan z = s, sehingga xൌ ൅ ‫ݏ‬ ଵ ଻ ହ ହ yൌ ൅ ‫ݏ‬ ଷ ଵ ହ ହ maka himpunan pemecahan: ሼ‫ݖ ,ݕ ,ݔ‬ሽ dengan x ൌ ൅ ‫ݏ‬ ଵ ଻ ହ ହ Lalu Yudhi Prihadi, S.Si. Page 26
  • 28. Dasar-dasar Aljabar Linier yൌ ൅ ‫ݏ‬ ଷ ଵ ହ ହ zൌs atau, ൅ ‫ݏ‬ ଵ ଻ ‫ݔ‬ ହ ହ ቈ‫ ݕ‬቉ ൌ ൦ଷ ൅ ଵ ‫ ݏ‬൪ ‫ݖ‬ ହ ହ ‫ݏ‬ E. Sistem Persamaan Linier Homogen Suatu SPL dikatakan homogen jika setiap suku konstan sama dengan nol. ܽଵଵ ‫ݔ‬ଵ ൅ ܽଵଶ ‫ݔ‬ଶ ൅ ܽଵଷ ‫ݔ‬ଷ ൅ … ൅ ܽଵ௡ ‫ݔ‬௡ ൌ 0 ܽଶଵ ‫ݔ‬ଵ ൅ ܽଶଶ ‫ݔ‬ଶ ൅ ܽଶଷ ‫ݔ‬ଷ ൅ … ൅ ܽଶ௡ ‫ݔ‬௡ ൌ 0 ‫ڭ‬ ܽ௠ଵ ‫ݔ‬ଵ ൅ ܽ௠ଶ ‫ݔ‬ଶ ൅ ܽ௠ଷ ‫ݔ‬ଷ ൅ … ൅ ܽ௠௡ ‫ݔ‬௡ ൌ 0 • Jika x1 = 0, x2 = 0, …, xn = 0 disebut pemecahan trivial • Jika SPL homogen mempunyai pemecahan ≠ 1 disebut pemecahan non trivial (banyak pemecahan) • Jika banyaknya bilangan yang tidak diketahui lebih dari jumlah persamaan, maka SPL homogen tersebut selain mempunyai jawaban trivial pasti mempunyai jawaban non trivial. Contoh: Tentukan pemecahan SPL berikut: x + 2y = 0 -x – 2y + z = 0 2x + 3y + z = 0 1 2 0 0 Jawab: = ൥െ1 െ2 1 0൩ 2 3 1 0 Lalu Yudhi Prihadi, S.Si. Page 27
  • 29. Dasar-dasar Aljabar Linier 1 2 0 0 = ൥0 0 1 0൩ 0 െ1 1 0 1 0 0 0 = ൥0 1 0 0൩ 0 െ1 1 0 1 0 0 0 = ൥0 1 0 0൩ 0 0 1 0 ‫ݔ‬ 0 Pada matriks yang terakhir terlihat bahwa semua kolom matriks memiliki satu utama sehingga penyelesaiannya adalah trivial yaitu ቈ‫ݕ‬቉ = ൥0൩ ‫ݖ‬ 0 Evaluasi : Selesaikan Soal-soal berikut: 1. Diketahui SPL sebagai berikut: 2x + 5y + 5z = 1 -1 + -1 = 1 2x + 4y + 3z = -1 Carilah pemecahan SPL di atas dengan menggunakan metode Crammer! 2. Diketahui SPL sebagai berikut: x + y + 2z = 9 2x + 4y – 3z = 1 3x + 6y – 5z = 0 Carilah pemecahan SPL di atas dengan menggunakan eliminasi Gauss-Jordan 3. Diketahui SPL sebagai berikut: x + 2z = 1 -x + y – z = 0 2x + y + 5z = 3 Carilah pemecahan dari SPL di atas, apa kesimpulannya? Daftar Pustaka : Howard Anton, Dasar-dasar Aljabar Linier, Penerbit Binarupa Aksara, Jilid 1. Lalu Yudhi Prihadi, S.Si. Page 28
  • 30. Dasar-dasar Aljabar Linier VEKTOR dan RUANG VEKTOR Pertemuan 5 Kompetensi Dasar : Memahami Vektor dan Ruang Vektor Indikator : Diharapkan mampu: - memahami definisi vektor dan beberapa operasi-operasi pada Vektor - memahami sistem koordinat pada Vektor - memahami persamaan garis lurus pada Vektor dan syarat- syarat persamaan garis pada Vektor - memahami persamaan bidang datar pada Vektor dan syarat- syarat persamaan garis pada Vektor - memahami jenis-jenis ruang Vektor - memahami Kombinasi Linier Vektor, Basis dan Dimensi Vektor Isi : A. VEKTOR Pendahuluan Vektor didefinisikan sebagai besaran yang memiliki arah. Kecepatan, gaya dan pergeseran merupakan contoh-contoh dari vektor karena semuanya memiliki besar dan arah walaupun untuk kecepatan arahnya hanya positif dan negatif. Vektor dikatakan berada di ruang-n (Rn) jika vektor tersebut mengandung n komponen. Jika vektor berada di R2 maka dikatakan vektor berada di bidang, sedangkan jika vektor berada di R3 maka dikatakan berada di ruang. Secara geometris, di bidang dan di ruang, vektor merupakan segmen garis berarah yang memiliki titik awal dan titik akhir. Vektor biasa dinotasikan dengan huruf kecil tebal atau huruf kecil dengan ruas garis. Lalu Yudhi Prihadi, S.Si. Page 29
  • 31. Dasar-dasar Aljabar Linier D C A B ሬሬሬሬሬԦ Gambar 1.1 Bentuk Vektor Dari gambar di atas terlihat beberapa segmen garis berarah (vektor) seperti‫,ܤܣ‬ ሬሬሬሬሬԦ ሬሬሬሬሬԦ ‫ ܥܣ‬dan ‫ ܦܣ‬dengan A disebut sebagai titik awal. Sedangkan titik B, C dan D disebut titik akhir. Vektor posisi didefinisikan sebagai vektor yang memiliki titik awal O (untuk vektor di bidang, titik O adalah (0,0)). Operasi-operasi pada Vektor • Misalkan ‫ ݑ‬dan ‫ݒ‬ҧ adalah vektor-vektor yang berada di ruang yang sama, ത Operasi Penjumlahan maka vektor (‫ ݑ‬൅ ‫ݒ‬ҧ ) didefinisikan sebagai vektor yang titik awalnya = ത titik awal ‫ ݑ‬dan titik akhirnya = titik akhir ‫ݒ‬ҧ . ത ሬሬሬሬሬԦ ሬሬሬሬሬԦ Contoh: Perhatikan gambar 1.1. Misalkan ‫ ܤܣ = ݑ‬dan ‫ݒ‬ҧ = ‫ , ܥܤ‬jika vektor ‫ݓ‬ ത ഥ didefinisikan sebagai ‫ݒ + ݑ = ݓ‬ҧ , maka ‫ ݓ‬akan memiliki titik awal = A dan ഥ ത ഥ ሬሬሬሬሬԦ titik akhir = C, jadi ‫ ݓ‬merupakan segmen garis berarah ‫ܥܣ‬ • Perkalian vektor dengan skalar Vektor nol didefinisikan sebagai vektor yang memiliki panjang = 0. Misalkan ‫ ݑ‬vektor tak nol dan k adalah skalar, k ‫ א‬R. Perkalian vektor ‫ݑ‬ ത ത dengan skalar k, k‫ ݑ‬didefinisikan sebagai vektor yang panjangnya ԡ‫ ݑ‬kali ത തԡ panjang ‫ ݑ‬dengan arah: ത Jika k > 0 ՜ searah dengan ‫ݑ‬ ത Jika k < 0 ՜ berlawanan arah dengan ‫ݑ‬ ത Lalu Yudhi Prihadi, S.Si. Page 30
  • 32. Dasar-dasar Aljabar Linier Contoh: 2u u -2u • Perhitungan vektor ത Diketahui a dan b vektor-vektor di ruang yang komponen-komponennya adalah ܽ = (ܽଵ , ܽଶ , ܽଷ ) dan ܾ = (ܾଵ , ܾଶ , ܾଷ ) maka: ത ത ത ܽ + ܾ = (ܽଵ ൅ ܾଵ , ܽଶ ൅ ܾଶ , ܽଷ ൅ ܾଷ) ത ത ܽ - ܾ = (ܽଵ െ ܾଵ , ܽଶ െ ܾଶ , ܽଷ െ ܾଷ) ݇. ܽ = (݇ܽଵ , ݇ܽଶ , ݇ܽଷ ) ത Jika ܿҧ = AB kemudian titik koordinat A = (ܽଵ , ܽଶ , ܽଷ ) dan B = (ܾଵ , ܾଶ , ܾଷ ), ܿҧ = (ܾଵ െ ܽଵ , ܾଶ െ ܽଶ , ܾଷ െ ܽଷ ) maka: Hasil kali titik, panjang vektor dan jarak antara dua vektor • ത Hasil kali titik dua vektor jika diketahui komponennya Diketahui ܽ = (ܽଵ , ܽଶ , ܽଷ ) dan ܾ = (ܾଵ , ܾଶ , ܾଷ ), hasil kali titik antara vektor ത ത ܽ dan ܾ didefinisikan sebagai: ത ത ത ܽ . ܾ = (ܽଵ . ܾଵ ) + (ܽଶ . ܾଶ ) + (ܽଷ . ܾଷ ) • Hasil kali titik dua vektor jika diketahui panjang vektor dan sudut ത antara dua vektor Diketahui ܽ dan ܾ adalah dua buah vektor yang memiliki panjang berturut- ത turut ԡܽԡ dan ԡܾԡ sedangkan sudut yang dibentuk oleh kedua vektor Lalu Yudhi Prihadi, S.Si. Page 31
  • 33. Dasar-dasar Aljabar Linier adalah ߶, sudut ߶ ini terbentuk dengan cara menggambarkan kedua vektor ത pada titik awal yang sama. Hasil kali titik antara vektor ܽ dan ܾ didefinisikan sebagai: ത ത ത ܽ . ܾ = ԡܽԡԡܾԡ cos ߶, ߶ ‫ א‬ሾ0, ߨሿ Dengan mengetahui besarnya ߶, akan diketahui apakah hasil kali titik akan Jika hasil kali titik dua buah vektor berupa skalar. ത ത bernilai positif atau negatif. ܽ . ܾ > 0 ՞ ߶ lancip, 0 ൑ ߶ < 900 ത ത ത ܽ . ܾ = 0 ՞ ߶ 900, ܽ dan ܾ saling tegak lurus ത ത ത ܽ . ܾ < 0 ՞ ߶ tumpul, 900 < ߶ ൑ 1800 ത ത Contoh: Diketahui ܽ = (1, -3) dan ܾ = (3k, -1), tentukan nilai k agar ܽ dan ܾ saling ത ത tegak lurus! ത ത ത Jawab Agar ܽ dan ܾ saling tegak lurus, maka haruslah ܽ . ܾ = 0. ത ത ത ܽ . ܾ = 3k + 3 = 0 ՜ k = -1 • Panjang (norm) vektor dan jarak antara dua vektor Panjang vektor Dengan menggunakan operasi hasil kali titik jika diketahui komponen ܽ = (ܽଵ , ܽଶ , ܽଷ ) didapatkan bahwa ത ܽ . ܽ = ܽଵ ଶ ൅ ܽଶ ଶ ൅ ܽଷ ଶ ത ത ….. (1) ܽ . ܽ = ԡܽԡԡܽԡ cos 0 …... ത ത (2), dalam hal ini sudut antara ܽ dan ܽ ത ത Dari definisi hasil kali titik lainnya, didapatkan bahwa pastilah bernilai 0 karena keduanya saling berhimpit. Dari persamaan (1) dan (2), didapatkan persamaan berikut: ԡܽ ଶ = ܽ . ܽ ՜ ԡܽԡ = ሺܽ ܽ మ = ඥܽଵ ଶ ൅ ܽଶ ଶ ൅ ܽଷ ଶ തԡ ത ത ത. തሻ భ ത Jarak Antara dua Vektor Jarak antara dua vektor ܽ dan ܾ didefinisikan sebagai panjang dari vektor ത (ܽ ത ) dan biasa dinotasikan dengan d(ܽ ܾ). ത-ܾ ത, ത Lalu Yudhi Prihadi, S.Si. Page 32
  • 34. Dasar-dasar Aljabar Linier ത, ത d(ܽ ܾ) = ሺܽ ҧ െ ܾ ҧ . ܽ ҧ െ ܾ ҧሻమ భ = ට൫ܽଵ ଶ െ ܾଵ ଶ ൯ ൅ ൫ܽଶ ଶ െ ܾଶ ଶ ൯ ൅ ሺܽଷ ଶ െ ܾଷ ଶ ሻ Secara geometris, dapat digambarkan seperti berikut ini: B C ത ሬሬሬሬሬԦ ത ሬሬሬሬሬԦ ത Misalkan ܽ = ‫ ܥܣ‬dan ܾ = ‫ ,ܤܣ‬maka jarak antara ܽ dan ܾ merupakan ത A ሬሬሬሬሬԦ panjang dari ruas garis berarah ‫ܥܤ‬ Diketahui ‫ )1 ,1- ,2( = ݑ‬dan ‫ݒ‬ҧ = (1, 1, 2), tentukan besarnya sudut yang ത Contoh: dibentuk oleh ‫ ݑ‬dan ‫ݒ‬ҧ ! ത ‫ݒ .ݑ‬ҧ = 2- 1 + 2 = 3 ത Jawab ԡ‫ݑ‬ԡ = ඥ2ଶ ൅ ሺെ1ሻଶ ൅ 1ଶ = √6 ԡ‫ݒ‬ԡ = √1ଶ ൅ 1ଶ ൅ 2ଶ = √6 ௨ .௩ cos ߠ = = ଺ = ଶ ՜ ߶ = 600 ଷ ଵ ԡ௨ԡԡ௩ԡ ത ത ത ത Beberapa sifat yang berlaku dalam hasil kali titik ܽ·ܾ=ܾ·ܽ ത ത ത ത ത 1. ܽ · (ܾ ൅ ܿҧ) = ܽ · ܾ ൅ ܽ · ܿҧ ത ത ത)· ത ത ത ത ത 2. 3. m(ܽ · ܾ) = (mܽ ܾ = ܽ ·(mܾ) = (ܽ · ܾ)m Lalu Yudhi Prihadi, S.Si. Page 33
  • 35. Dasar-dasar Aljabar Linier Misal garis g melalui titik A(ܽଵ , ܽଶ , ܽଷ ) dan B (ܾଵ , ܾଶ , ܾଷ ) Persamaan Garis Lurus g Aሺܽଵ , ܽଶ , ܽଷ ሻ . Bሺܾଵ, ܾଶ, ܾଷሻ Cሺܿଵ , ܿଶ , ܿଷ ሻ 0 x1 x3 ሬሬሬሬሬԦ ൌ ሾܽଵ , ܽଶ , ܽଷ ሿ Dimana: 0‫ܣ‬ ሬሬሬሬሬԦ ‫ ܤܣ‬ൌ ሾܾଵ െ ܽଵ , ܾଶ െ ܽଶ , ܾଷ െ ܽଷ ሿ ሬሬሬሬሬԦ ሬሬሬሬሬԦ ‫ ܺܣ‬ൌ ߣ‫ ׽- , ܥܣ‬൏ ߣ ൏‫׽‬ ሬሬሬሬԦ ൌ 0‫ ܣ‬൅ ‫ݔܣ‬ 0‫ ݔ‬ሬሬሬሬሬԦ ሬሬሬሬሬԦ ሬሬሬሬԦ ൌ 0‫ ܣ‬൅ ߣ‫ܤܣ‬ 0‫ ݔ‬ሬሬሬሬሬԦ ሬሬሬሬሬԦ Sehingga diperoleh persamaan vektor garis g yang melalui titik A dan B: ሾ‫ݔ‬ଵ , ‫ݔ‬ଶ , ‫ݔ‬ଷ ሿ ൌ ሾܽଵ , ܽଶ , ܽଷ ሿ ൅ ߣሾܾଵ െ ܽଵ , ܾଶ െ ܽଶ , ܾଷ െ ܽଷ ሿ ‫ݔ‬ଵ ൌ ܽଵ ൅ ߣሺܾଵ െ ܽଵ ሻ; Dari persamaan vektor diatas diperoleh: ‫ݔ‬ଶ ൌ ܽଶ ൅ ߣሺܾଶ െ ܽଶ ሻ; ‫ݔ‬ଷ ൌ ܽଷ ൅ ߣሺܾଷ െ ܽଷ ሻ; Ketiga persamaan di atas disebut persamaan parameter garis g. ߣൌ ൌ ൌ ௫భ ି௔భ ௫మ ି௔మ ௫య ି௔య Dari persamaan tersebut diperoleh: ௕భ ି௔భ ௕మ ି௔మ ௕య ି௔య Sehingga diperoleh bentuk: ൌ ൌ ௫భ ି௔భ ௫మ ି௔మ ௫య ି௔య ௕భ ି௔భ ௕మ ି௔మ ௕య ି௔య Lalu Yudhi Prihadi, S.Si. Page 34
  • 36. Dasar-dasar Aljabar Linier ሺܾଵ െ ܽଵ ሻ ് 0, ሺܾଵ െ ܽଵ ሻ ് 0, ሺܾଵ െ ܽଵ ሻ ് 0 yang disebut dengan persamaan linier garis g dengan syarat: Contoh: Tentukan persamaan garis yang melalui titik A(1, 2, 3) dan B(3, 5, 6) Jawab: • ሾ‫ݔ‬ଵ , ‫ݔ‬ଶ , ‫ݔ‬ଷ ሿ = ሾ1,2,3ሿ ൅ ߣሾ3 െ 1,5 െ 2,6 െ 3ሿ Persamaan vektor garis g: ሾ‫ݔ‬ଵ , ‫ݔ‬ଶ , ‫ݔ‬ଷ ሿ = ሾ1,2,3ሿ ൅ ߣሾ2,3,3ሿ • ‫ݔ‬ଵ = 1 + 2ߣ Persamaan parameter garis g: ‫ݔ‬ଶ = 2 + 3ߣ ‫ݔ‬ଷ = 3 + 3ߣ • Persamaan linier garis g: ൌ ൌ ௫భ ିଵ ௫మ ିଶ ௫య ିଷ ଶ ଷ ଷ Persamaan Bidang Datar Persamaan bidang datar dapat ditentukan jika diketahui tiga titik yang tidak terletak pada satu garis. Contoh: Misalkan sebuah bidang datar melalui titik-titik P(‫݌‬ଵ , ‫݌‬ଶ , ‫݌‬ଷ ), Q(‫ݍ‬ଵ , ‫ݍ‬ଶ , ‫ݍ‬ଷ ) dan R(‫ݎ‬ଵ , ‫ݎ‬ଶ , ‫ݎ‬ଷ ) Perhatikan suatu titik x(‫ݔ‬ଵ , ‫ݔ‬ଶ , ‫ݔ‬ଷ ) sembarang pada bidang PQR. Dari gambar tersebut terlihat: Lalu Yudhi Prihadi, S.Si. Page 35
  • 37. Dasar-dasar Aljabar Linier ሬሬሬሬԦ = ሬሬሬሬሬԦ ൅ ܲ‫ݔ‬ 0‫ ܲ0 ݔ‬ሬሬሬሬሬԦ ሬሬሬሬԦ 0ܲ 0‫ = ݔ‬ሬሬሬሬሬԦ ൅ ߣ൫ܲܳ ൯ ൅ ߤܴܲ ሬሬሬሬሬԦ ሬሬሬሬሬԦ ሾ‫ݔ‬ଵ , ‫ݔ‬ଶ , ‫ݔ‬ଷ ሿ = ሾ‫݌‬ଵ , ‫݌‬ଶ , ‫݌‬ଷ ሿ ൅ ߣሾ‫ݍ‬ଵ െ ‫݌‬ଵ , ‫ݍ‬ଶ െ ‫݌‬ଶ , ‫ݍ‬ଷ െ ‫݌‬ଷ ሿ ൅ ߤሾ‫ݎ‬ଵ െ ‫݌‬ଵ , ‫ݎ‬ଶ െ ‫݌‬ଶ , ‫ݎ‬ଷ െ ‫݌‬ଷ ሿ P(‫݌‬ଵ , ‫݌‬ଶ , ‫݌‬ଷ , … ‫݌‬௡ ), Persamaan di atas disebut dengan persamaan vektor PQR Umumnya jika bidang tersebut melalui titik-titik Q(‫ݍ‬ଵ , ‫ݍ‬ଶ , ‫ݍ‬ଷ , … ‫ݍ‬௡ ) dan R(‫ݎ‬ଵ , ‫ݎ‬ଶ , ‫ݎ‬ଷ , … ‫ݎ‬௡ ), maka persamaan vektor bidang PQR: ሾ‫ݔ‬ଵ , ‫ݔ‬ଶ , ‫ݔ‬ଷ ሿ = ሾ‫݌‬ଵ , ‫݌‬ଶ , ‫݌‬ଷ , . . ‫݌‬௡ ሿ ൅ ߣሾ‫ݍ‬ଵ െ ‫݌‬ଵ , ‫ݍ‬ଶ െ ‫݌‬ଶ , ‫ݍ‬ଷ െ ‫݌‬ଷ , … ‫ݍ‬௡ െ ‫݌‬௡ ሿ ൅ ߤሾ‫ݎ‬ଵ െ ‫݌‬ଵ , ‫ݎ‬ଶ െ ‫݌‬ଶ , ‫ݎ‬ଷ െ ‫݌‬ଷ , … ‫ݎ‬௡ െ ‫݌‬௡ ሿ Contoh: Tentukan persamaan bidang datar melalui titik-titik A(2, 1, 3), B(3, 2, 4) dan C(4, 2, 5)! ሾ‫ݔ‬ଵ , ‫ݔ‬ଶ , ‫ݔ‬ଷ ሿ = ሾ2,1,3ሿ ൅ ߣሾ3 െ 2,2 െ 1,4 െ 3ሿ ൅ ߤሾ4 െ 2,2 െ 1,5 െ 3ሿ Jawab: ሾ‫ݔ‬ଵ , ‫ݔ‬ଶ , ‫ݔ‬ଷ ሿ = ሾ2,1,3ሿ ൅ ߣሾ1,1,1ሿ ൅ ߤሾ2,1,2ሿ Perkalian sebuah bidang datar yang melalui titik P(‫݌‬ଵ , ‫݌‬ଶ , ‫݌‬ଷ ) dengan vektor- vektor arah ሾ‫ݑ‬ଵ , ‫ݑ‬ଶ , ‫ݑ‬ଷ ሿ dan ሾ‫ݒ‬ଵ , ‫ݒ‬ଶ , ‫ݒ‬ଷ ሿ maka persamaan vektor bidang ሾ‫ݔ‬ଵ , ‫ݔ‬ଶ , ‫ݔ‬ଷ ሿ = ሾ‫݌‬ଵ , ‫݌‬ଶ , ‫݌‬ଷ ሿ ൅ ߣሾ‫ݑ‬ଵ , ‫ݑ‬ଶ , ‫ݑ‬ଷ ሿ ൅ ߤሾ‫ݒ‬ଵ , ‫ݒ‬ଶ , ‫ݒ‬ଷ ሿ ……. (1) tersebut: ‫ݔ‬ଵ = ‫݌‬ଵ ൅ ߣሺ‫ݑ‬ଵ ሻ ൅ ߤሺ‫ݒ‬ଵ ሻ …… (2) Maka persamaan parameternya: ‫ݔ‬ଶ = ‫݌‬ଶ ൅ ߣሺ‫ݑ‬ଶ ሻ ൅ ߤሺ‫ݒ‬ଶ ሻ …… (3) ‫ݔ‬ଷ = ‫݌‬ଷ ൅ ߣሺ‫ݑ‬ଷ ሻ ൅ ߤሺ‫ݒ‬ଷ ሻ …… (4) Jika ߣ dan ߤ di eliminir dari persamaan (2) dan (3) maka diperoleh: ௩మ ሺ௫భ ି௣భ ሻି௨మ ሺ௫మ ି௣మ ሻ ߣ= ௨భ ௩మ ି௨మ ௩భ ௨భ ሺ௫మ ି௣మ ሻି௩భ ሺ௫భ ି௣భ ሻ ߤ= ௨భ ௩మ ି௨మ ௩భ Jika ߣ dan ߤ ini didistribusikan pada persamaan (4) maka diperoleh: (‫ݑ‬ଵ ‫ݒ‬ଶ -‫ݑ‬ଶ ‫ݒ‬ଵ )(‫ݔ‬ଷ -‫݌‬ଷ )-‫ݑ‬ଷ {‫ݒ‬ଶ (‫ݔ‬ଵ -‫݌‬ଵ )-‫ݒ‬ଵ (‫ݔ‬ଶ -‫݌‬ଶ )}-‫ݒ‬ଷ {‫ݑ‬ଵ (‫ݔ‬ଶ -‫݌‬ଶ )-‫ݑ‬ଶ (‫ݔ‬ଵ -‫݌‬ଵ )} = 0 Lalu Yudhi Prihadi, S.Si. Page 36
  • 38. Dasar-dasar Aljabar Linier (‫ݑ‬ଶ ‫ݒ‬ଷ -‫ݑ‬ଷ ‫ݒ‬ଶ )(‫ݔ‬ଵ -‫݌‬ଵ ) + (‫ݑ‬ଷ ‫ݒ‬ଵ -‫ݑ‬ଵ ‫ݒ‬ଷ )(‫ݔ‬ଶ -‫݌‬ଶ ) + (‫ݑ‬ଵ ‫ݒ‬ଶ -‫ݑ‬ଶ ‫ݒ‬ଵ )(‫ݔ‬ଷ -‫݌‬ଷ ) = 0 atau jika dirumuskan : A = ‫ݑ‬ଶ ‫ݒ‬ଷ -‫ݑ‬ଷ ‫ݒ‬ଶ B = ‫ݑ‬ଷ ‫ݒ‬ଵ -‫ݑ‬ଵ ‫ݒ‬ଷ C = ‫ݑ‬ଵ ‫ݒ‬ଶ -‫ݑ‬ଶ ‫ݒ‬ଵ persamaan di atas menjadi: A(‫ݔ‬ଵ -‫݌‬ଵ ) + B(‫ݔ‬ଶ -‫݌‬ଶ ) + C(‫ݔ‬ଷ -‫݌‬ଷ ) = 0 A‫ݔ‬ଵ +B‫ݔ‬ଶ +C‫ݔ‬ଷ - (A‫݌‬ଵ +B‫݌‬ଶ +C‫݌‬ଶ ) = 0 misalkan: -( A‫݌‬ଵ +B‫݌‬ଶ +C‫݌‬ଶ ) = D maka persamaan linier bidang: A‫ݔ‬ଵ +B‫ݔ‬ଶ +C‫ݔ‬ଷ +D = 0 ሾ‫ݔ‬ଵ , ‫ݔ‬ଶ , ‫ݔ‬ଷ ሿ = ሾ‫݌‬ଵ , ‫݌‬ଶ , ‫݌‬ଷ ሿ ൅ ߣሾ‫ݑ‬ଵ , ‫ݑ‬ଶ , ‫ݑ‬ଷ ሿ ൅ ߤሾ‫ݒ‬ଵ , ‫ݒ‬ଶ , ‫ݒ‬ଷ ሿ maka jika contoh soal di atas kita lanjutkan diperoleh: ሾ‫ݔ‬ଵ , ‫ݔ‬ଶ , ‫ݔ‬ଷ ሿ = ሾ2,1,3ሿ ൅ ߣሾ1,1,1ሿ ൅ ߤሾ2,1,2ሿ ‫݌‬ଵ = 2 ‫ݑ‬ଵ = 1 ‫ݒ‬ଵ = 2 ‫݌‬ଶ = 1 ‫ݑ‬ଶ = 1 ‫ݒ‬ଶ = 1 ‫݌‬ଷ = 3 ‫ݑ‬ଷ = 1 ‫ݒ‬ଷ = 2 A = ‫ݑ‬ଶ ‫ݒ‬ଷ -‫ݑ‬ଷ ‫ݒ‬ଶ = 1·2 – 1·1 = 1 maka: B = ‫ݑ‬ଷ ‫ݒ‬ଵ -‫ݑ‬ଵ ‫ݒ‬ଷ = 1·2 – 1·2 = 0 C = ‫ݑ‬ଵ ‫ݒ‬ଶ -‫ݑ‬ଶ ‫ݒ‬ଵ = 1·1 – 1·2 = -1 D = -ሺ‫݌ܣ‬ଵ ൅ ‫݌ܤ‬ଶ ൅ ‫݌ܥ‬ଷ ሻ = -(1·2+0·1+(-1·3)) maka persamaan linier di atas = ‫ݔ‬ଵ െ ‫ݔ‬ଷ ൅ 1 = 0 =1 Lalu Yudhi Prihadi, S.Si. Page 37
  • 39. Dasar-dasar Aljabar Linier B. RUANG VEKTOR Ruang –n Euclidis Pada saat pertama kali ilmu vektor dikembangkan, hanya dikenal vektor-vektor di R2 dan R3 saja, tetapi dalam perkembangannya ternyata didapatkan permasalahan yang lebih kompleks sehingga dikembangkan vektor-vektor di ruang berdimensi 4, 5 atau secara umum merupakan vektor-vektor di Rn. Secara geometris memang vektor-vektor di R4 dan seterusnya memang belum bisa digambarkan, tetapi dasar yang digunakan seperti operasi-operasi vektor masih sama seperti operasi pada vektor-vektor di R2 dan R3.Orang yang mempelajari vektor-vektor di Rn adalah Euclidis sehingga vektor-vektor yang berada di Rn dikenal sebagai vektor Euclidis, sedangkan ruang vektornya disebut ruang –n Euclidis. • Operasi standar/baku pada vektor Euclidis Diketahui ‫ ݑ‬dan ‫ݒ‬ҧ adalah vektor-vektor di ruang –n Euclidis dengan: ത ‫ݑ( = ݑ‬ଵ , ‫ݑ‬ଶ , … , ‫ݑ‬௡ ሻ dan ‫ݒ‬ҧ = (‫ݒ‬ଵ , ‫ݒ‬ଶ , … , ‫ݒ‬௡ ) ത • Penjumlahan Vektor ‫ݒ + ݑ‬ҧ = (‫ݑ‬ଵ ൅ ‫ݒ‬ଵ , ‫ݑ‬ଶ ൅ ‫ݒ‬ଶ , … . , ‫ݑ‬௡ ൅ ‫ݒ‬௡ ) ത • Perkalian Titik ‫ݒ · ݑ‬ҧ = (‫ݑ‬ଵ · ‫ݒ‬ଵ ൅ ‫ݑ‬ଶ · ‫ݒ‬ଶ ൅ ‫ ڮ‬൅ ‫ݑ‬௡ · ‫ݒ‬௡ ) ത • Perkalian dengan Skalar ݇‫ݑ݇( = ݑ‬ଵ , ݇‫ݑ‬ଶ , … , ݇‫ݑ‬௡ ) ത • Panjang Vektor ԡ‫ݑ‬ԡ = ሺ‫ݑ · ݑ‬ሻమ = ඥ‫ݑ‬ଵ ଶ ൅ ‫ݑ‬ଶ ଶ ൅ ‫ ڮ‬൅ ‫ݑ‬௡ ଶ ത ത ത భ • Jarak antara Vektor d(‫ݒ ,ݑ‬ҧ ) = ሺ‫ ݑ‬െ ‫ݒ‬ҧ · ‫ ݑ‬െ ‫ݒ‬ҧ ሻమ = ඥሺ‫ݑ‬ଵ െ ‫ݒ‬ଵ ሻଶ ൅ ሺ‫ݑ‬ଶ െ ‫ݒ‬ଶ ሻଶ ൅ ‫ ڮ‬൅ ሺ‫ݑ‬௡ ൅ ‫ݒ‬௡ ሻଶ ത ത ത భ Contoh: ത ത Diketahui ܽ = (1,1,2,3) dan ܾ = (2,2,1,1) tentukan jarak antara ܽ dan ܾ! ത ത Lalu Yudhi Prihadi, S.Si. Page 38
  • 40. Dasar-dasar Aljabar Linier Jawab ത ത ܽ െ ܾ = (-1,-1,1,2) ത, ത d(ܽ ܾ) = ඥሺെ1ሻଶ ൅ ሺെ1ሻଶ ൅ ሺ1ሻଶ ൅ ሺ2ሻଶ = 7 Ruang vektor umum Pada materi ini kita akan membahas koonsep-konsep tentang ruang vektor dengan konsep yang lebih luas. 1. Jika vektor-vektor ‫ݒ ,ݑ‬ҧ ‫ א‬V, maka vektor ‫ݒ + ݑ‬ҧ ‫ א‬V ത ത Ada 10 syarat agar V disebut sebagai vektor, yaitu: 2. ‫ݒ + ݑ‬ҧ = ‫ݒ‬ҧ + ‫ݑ‬ ത ത 3. ‫ ݑ‬൅ ሺ‫ݒ‬ҧ ൅ ‫ݓ‬ሻ ൌ ሺ‫ ݑ‬൅ ‫ݒ‬ҧ ሻ ൅ ‫ݓ‬ ത ഥ ത ഥ ത ത ത ത 4. Ada 0 ‫ א‬V sehingga 0 ൅ ‫ ݑ‬ൌ ‫ ݑ‬൅ 0 untuk semua ‫ א ݑ‬V. Dimana 0 adalah ത ത ത 5. Untuk setiap ‫ א ݑ‬V terdapat െ‫ א ݑ‬V sehingga ‫ ݑ‬൅ ሺെ‫ݑ‬ሻ ൌ 0 vektor nol; ത ത ത ത 6. Untuk sembarang skalar ݇, jika ‫ א ݑ‬V, maka ݇‫ א ݑ‬V; ത ത 7. ݇ ሺ‫ ݑ‬൅ ‫ݒ‬ҧ ሻ ൌ ݇‫ ݑ‬൅ ݇‫ݒ‬ҧ , ݇ sembarang skalar; ത ത 8. ሺ݇ ൅ ݈ ሻ‫ ݑ‬ൌ ݇‫ ݑ‬൅ ݈‫ ݇ ,ݑ‬dan ݈ sembarang skalar; ത ത ത 9. ݇ ሺ݈‫ ݑ‬ሻ ൌ ሺ݈݇ሻ‫ݑ‬ ത ത 10. 1‫ݑ = ݑ‬ ത ത Dalam hal ini yang paling menentukan apakah V disebut ruang vektor atau tidak adalah operas-operasi pada V tau bentuk dari V itu sendiri. Jika V merupakan ruang vektor dengan operasi-operasi vektor (operasi penjumlahan dan operasi perkalian dengan skalar) yang bukan merupakan operasi standar, tentunya V harus memenuhi 10 syarat di atas, jika satu syarat saja tidak terpenuhi maka tentunya V bukan merupakan ruang vektor. Jika diketahui himpunan bagian vektor-vektor ሼ‫ݑ‬ଵ , ‫ݑ‬ଶ , … , ‫ݑ‬௡ ሽ dalam ruang Vektor Bergantung Linier dan Bebas Linier vektor V maka: Lalu Yudhi Prihadi, S.Si. Page 39
  • 41. Dasar-dasar Aljabar Linier ݇ଵ , ݇ଶ , … , ݇௡ tidak semuanya nol sehingga berlaku ݇ଵ ‫ݑ‬ଵ ൅ ݇ଶ ‫ݑ‬ଶ ൅ ‫ ڮ‬൅ 1. Himpunan tersebut dikatakan bergantung linier bila terdapat skalar-skalar ݇௡ ‫ݑ‬௡ ൌ 0 2. Himpunan tersebut dikatakan bebas linier jika dari persamaan ݇ଵ ‫ݑ‬ଵ ൅ ݇ଶ ‫ݑ‬ଶ ൅ ‫ ڮ‬൅ ݇௡ ‫ݑ‬௡ ൌ 0 dihasilkan ݇ଵ ൌ ݇ଶ ൌ … , ݇௡ ൌ 0 Berdasarkan definisi: 1. Perhatikan sebuah vektor ‫ݑ‬ ത a. Jika ‫ ݑ‬ൌ 0 (vektor nol) maka ݇‫ ݑ‬ൌ 0, untuk setiap ݇ ് 0, ini berarti ത ത b. Jika ‫ ݑ( 0 ് ݑ‬bukan vektor nol) maka ݇‫ ݑ‬ൌ 0 hanya dipenuhi jika ത ത ത vektor ol bergantung linier ݇ ൌ 0, jadi setiap vektor yang belum vektor nol adalah bebas linier 2. Jika ada dua vektor ‫ ݑ‬dan ‫ݒ‬ҧ yang berkelipatan, misalnya ‫ ݑ‬ൌ 2‫ݒ‬ҧ , maka: ത ത ‫ ݑ‬െ 2‫ݒ‬ҧ = 0 ത 1‫ ݑ‬൅ ሺെ2ሻ‫ݒ‬ҧ = 0 ത Jadi ada ݇ଵ ൌ 1 dan ݇ଶ ൌ െ2 yang memenuhi ݇ଵ ‫ ݑ‬൅ ݇ଶ ‫ݒ‬ҧ ൌ 0, ini berarti ‫ݑ‬ ത ത dan ‫ݒ‬ҧ adalah dua vektor yang bergantung linier. Sehingga kesimpulannya Berikut adalah contoh dua vektor dimana ‫ݒ ,ݑ‬ҧ dua vektor yang tidak ത adalah dua vektor yang berkelipatan selalu bergantung linier. Jika diketahui ‫ = ݑ‬ሾ2,3ሿ dan ‫ݒ‬ҧ = ሾ1,4ሿ ത berkelipatan: Perhatikan persamaan ݇ଵ ‫ ݑ‬൅ ݇ଶ ‫ݒ‬ҧ ൌ 0 ത Untuk skalar-skalar ݇ଵ dan ݇ଶ : = ݇ଵ ሾ2,3ሿ ൅ ݇ଶ ሾ1,4ሿ ൌ ሾ0,0ሿ • 2݇ଵ ൅ ݇ଶ ൌ 0 ݇ଶ = െ2݇ଵ • 3݇ଵ ൅ 4݇ଶ ൌ 0 ݇ଶ = െ ସ ݇ଵ ଷ Lalu Yudhi Prihadi, S.Si. Page 40
  • 42. Dasar-dasar Aljabar Linier Dari persamaan di atas tidak ada ݇ଵ dan ݇ଶ yang memenuhi ݇ଵ ‫ ݑ‬൅ ݇ଶ ‫ݒ‬ҧ ൌ 0, ത maka dapat disimpulkan ‫ ݑ‬dan ‫ݒ‬ҧ adalah dua vektor yang bebas linier (tidak ത berkelipatan linier) ത Diketahui 3 vektor ܽ ൌ ሾ2,1,3ሿ, ܾ ൌ ሾ1,0,2ሿ dan ܿҧ ൌ ሾെ3, െ1, െ5ሿ, periksa Contoh: ത apakah ketiga vektor tersebut bebas linier atau bergantung linier ത Jawab: Persamaan ݇ଵ ܽ ൅ ݇ଶ ܾ ൅ ݇ଷ ܿҧ ൌ 0 ത ฻ ݇ଵ ሾ2,1,3ሿ ൅ ݇ଶ ሾ1,0,2ሿ ൅ ݇ଷ ሾെ3, െ1, െ5ሿ ൌ ሾ0,0,0ሿ ֞ 2݇ଵ ൅ ݇ଶ െ 3݇ଷ ൌ 0 ….. (1) ֞ ݇ଵ ൅ 0 െ ݇ଷ ൌ 0 ….. (2) ֞ 3݇ଵ ൅ 2݇ଶ െ 5݇ଷ ൌ 0 ….. (3) Diperoleh: • Dari persamaan (2) didapat ݇ଵ ൌ ݇ଷ , persamaan ini di didistribusikan pada persamaan (1) • 2݇ଷ ൅ ݇ଶ െ 3݇ଷ ൌ 0 ݇ଶ െ ݇ଷ = 0 ݇ଶ = ݇ଷ Sehingga: 2݇ଷ ൅ ݇ଷ െ 3݇ଷ ൌ 0 ݇ଷ ൌ 0 Maka kita dapatkan ݇ଵ ൌ 0, ݇ଶ ൌ 0, ݇ଷ ൌ 0, sehingga kesimpulannya ketiga vektor tersebut bergantung linier. Suatu vektor ‫ݒ‬ҧ dikatakan kombinasi linier dari vektor ‫ݑ ,… ,2 ݑ ,1 ݑ‬n bila ത ത ത Kombinasi Linier terdapat skalar-skalar ݇ଵ , ݇ଶ , … , ݇ଷ untuk setiap ‫ݒ‬ҧ ൌ ݇ଵ ‫݇ +1 ݑ‬ଶ ‫݇+…+2 ݑ‬௡ ‫ݑ‬n. ത ത ത 1. Jika n vektor ‫ݑ ,… ,2ݑ ,1 ݑ‬n dimana n > 1 bergantung linier, maka ത ത ത Sifat-sifat Kombinasi Linier paling sedikit terdapat 1 vektor yang dapat ditulis sebagai Kombinasi Linier dari vektor-vektor lainnya. Lalu Yudhi Prihadi, S.Si. Page 41
  • 43. Dasar-dasar Aljabar Linier 2. Jika 1 diantara n vektor-vektor ‫ ݑ ,… ,2ݑ ,1ݑ‬n Kombinasi Linier dari n-1 ത ത ത 3. Jika n vektor-vektor ‫ݑ ,… ,2 ݑ ,1ݑ‬n bebas linier dan n+1 vektor-vektor ത ത ത vektor-vektor lainnya, maka n vektor tersebut bergantung linier. ‫ ݑ ,… ,2 ݑ ,1ݑ‬n, ‫ݒ‬ҧ bergantung linier, maka ‫ݒ‬ҧ kombinasi linier dari ‫,2ݑ ,1 ݑ‬ ത ത ത ത ത …, ‫ ݑ‬n. Bila vektor-vektor ‫ݑ ,… ,2 ݑ ,1ݑ‬n bebas linier dan ‫ݒ‬ҧ bukan ത ത ത ത kombinasi linier dari ‫ ݑ ,… ,2ݑ ,1ݑ‬n maka ‫ ݑ ,… ,2 ݑ ,1 ݑ‬n dan ‫ݒ‬ҧ bebas ത ത ത ത ത ത 4. Bila s = {‫ݑ ,… ,2 ݑ ,1ݑ‬n} himpunan bagian dari ruang vektor ‫ ݓ‬maka ത ത ത ഥ, linier. bagian dari ‫ ݓ‬L(s) disebut ruang vektor yang dibentuk s. ഥ. himpunan semua kombinasi linier dari s ditulis L(s) adalah ruang 5. Suatu himpunan vektor ‫ ݑ ,… ,2ݑ ,1ݑ‬n disebut sistem pembentuk dari ത ത ത ruang vektor ‫ݒ‬ҧ ditulis ‫ݒ‬ҧ = L(‫ ݑ ,… ,2ݑ ,1 ݑ‬n) bila setiap vektor ‫ݒ‬ҧ anggota ത ത ത V dimana ‫ݒ‬ҧ ‫ א‬V kombinasi linier dari ‫ ݑ ,… ,2ݑ ,1 ݑ‬n. ത ത ത Diketahui vektor-vektor ‫݌‬ҧ ൌ ሾ2,1,3ሿ, ‫ ݍ‬ൌ ሾ0,1,2ሿ dan ‫ݎ‬ҧ ൌ ሾ2,2,4ሿ, ത Contoh: periksalah apakah ‫݌‬ҧ kombinasi linier dari ‫ ݍ‬dan ‫ݎ‬ҧ ! ത ֞ ሾ2,1,3ሿ = ݇ଵ ሾ0,1,2ሿ+݇ଶ ሾ2,2,4ሿ Jawab: 2 ൌ 0 ൅ 2݇ଶ , ֜ ݇ଶ ൌ 1 …. (1) 1 ൌ ݇ଵ ൅ 2݇ଶ ֜ ݇ଵ ൌ െ1 …. (2) 3 ൌ 2݇ଵ ൅ 4݇ଶ …. (3) ֜ untuk ݇ଵ ൌ െ1, ݇ଶ ൌ 1 ֞ 3 = 2(-1) + 4·1 ֞ 3 = -2 + 4 ֞ 3 = 2 ֜ pernyataan ini tidak benar Jadi tidak ada ݇ଵ , ݇ଶ yang memenuhi ‫݌‬ҧ ൌ ݇ଵ ‫ ݍ‬൅ ݇ଶ ‫ݎ‬ҧ , ini berarti ‫݌‬ҧ bukan ത kombinasi linier ‫ ݍ‬dan ‫ݎ‬ҧ ത Basis dan Dimensi Setiap pembentuk yang bebas linier dari suatu ruang vektor V disebut Basis dari ruang vektor tersebut karena vektor-vektor anggota V mungkin tak Lalu Yudhi Prihadi, S.Si. Page 42
  • 44. Dasar-dasar Aljabar Linier terhingga banyaknya kecuali ruang vektor yang dibentuk vektor nol yaitu L(0) dan misalkan dimensi V = m terhingga, maka dapat ditentukan banyak sekali n vektor anggota V yang bebas linier sehingga dapat dipilih menjadi Basi V. Suatu ruang vektor V dikatakan berdimensi n bila banyak maksimal vektor- vektor berdimensi n maka vektor-vektor ‫ݑ ,… ,2ݑ ,1ݑ‬n dari V yang bebas linier ത ത ത vektor yang bebas linier ada n buah. Sifat dari dimensi yaitu jika V ruang adalah pembentuk vektor V. V = {ሾ2,3,4ሿ, ሾ1,1,2ሿ, ሾ1,2,2ሿ} Contoh: ܽ =ܾ൅ܿ֜ܽെܾെܿ ൌ 0 Jadi ܽ, ܾ, ܿ bergantung linier, sehingga dapat dikatakan ܽ, ܾ bebas linier, ܽ, ܿ bebas linier dan ܾ, ܿ bebas linier. Jika Rn = ሾܽଵ , ܽଶ , … , ܽ௡ ሿ maka disebut vektor dengan banyak komponen n buah. Misalkan V ruang vektor dan S = {‫ݏ‬ҧ1, ‫ݏ‬ҧ2, …, ‫ݏ‬ҧn}. S disebut basis dari V bila memenuhi dua syarat, yaitu: ത 1. S bebas linier. S dikatakan bebas linier jika persamaan 0 ൌ ݇ଵ ‫ݏ‬ҧ 1+݇ଶ ‫ݏ‬ҧ2+…݇௡ ‫ݏ‬ҧ n hanya memiliki penyelesaian ݇ଵ ൌ ݇ଶ ൌ ‫ ڮ‬ൌ ݇௡ ൌ 0 (atau jika diubah ke bentuk SPL, penyelesaiannya adalah trivial). 2. S membangun V. Dimana jika untuk setiap ‫ݒ‬ҧ ‫ א‬V, ‫ݒ‬ҧ merupakan kombinasi linier dari S, yaitu: ‫ݒ‬ҧ =݇ଵ ‫ݏ‬ҧ1+݇ଶ ‫ݏ‬ҧ2+…݇௡ ‫ݏ‬ҧn, ݇ଵ , ݇ଶ , … , ݇௡ : skalar. Basis dari suatu ruang vektor tidak harus tunggal tetapi bisa lebih dari satu. Ada dua macam basis yang kita kenal yaitu basis standar dan basis tidak standar. 1. S = {݁ҧ1, ݁ҧ2,…, ݁ҧ n}, dengan ݁ҧ 1, ݁ҧ 2,…, ݁ҧ n ‫ א‬Rn Contoh Basis Standar: ݁ଵ = (1,0,…., 0), ݁ଶ = (0,1, …, 0),….., ݁௡ = (0,0, …, 1) Merupakan basis standar dari Rn. 2. S = {1, ‫ ݔ ,ݔ‬ଶ , … . , ‫ ݔ‬௡ } merupakan basis standar untuk Pn (Polinom orde n) 1 0 0 1 0 0 0 0 3. S = ቄቂ ቃ,ቂ ቃ,ቂ ቃ,ቂ ቃቅ merupakan basis standar untuk M22. 0 0 0 0 1 0 0 1 Lalu Yudhi Prihadi, S.Si. Page 43
  • 45. Dasar-dasar Aljabar Linier vektor tersebut. Jadi dim R3=3, dim ܲଶ ൌ 3 dan dim M22=4 dan sebagainya. Dimensi ruang vektor didefinisikan sebagai banyaknya unsur basis ruang Suatu himpunan vektor dapat ditunjukkan merupakan himpunan yang bebas vektor dan dim ruang vektor. Contoh jika diketahui ‫ݒ ,)2,1(=ݑ‬ҧ =(2,2), ‫ݓ‬ ത ഥ=(1,3) linier atau membangun ruang vektor V hanya dengan melihat dari jumlah dapat kita liha banyaknya vektor = 3 dan dim R2=2, sebenarnya tanpa menghitung kita sudah bisa menyimpulkan bahwa himpunan vektor tersebut tidak bebas linier karena agar bisa bebas linier maksimal jumlah vektor = dim ruang vektor. Sebaliknya jika suatu himpunan vektor hanya memuat vektor dengan jumlah kurang dari dim ruang vektor, maka dapat disimpulkan bahwa himpunan ruang vektor tersebut tidak membangun. Berdasarkan hal ini, maka suatu himpunan vektor kemungkinan bisa menjadi basis ruang vektor berdimensi n jika jumlah vektornya = n. Jika jumlah vektor < n maka tidak membangun sebaliknya jika jumlah vektor > n maka bergantung linier. Jika jumlah vektor = n, maka dapat dihitung nilai Determinan dari ruang yang dibangun oleh himpunan vektor tersebut. Jika Det ് 0, maka ia bebas linier dan membangun Jika Det = 0, maka tidak bebas linier dan tidak membangun. merupakan basis. Lalu Yudhi Prihadi, S.Si. Page 44
  • 46. Dasar-dasar Aljabar Linier 1 2 1 0 0 0 0 2 Contoh: Tentukan apakah H = ቄቂ ቃ,ቂ ቃ,ቂ ቃ,ቂ ቃቅ merupakan basis M22! 1 1 0 1 0 1 1 3 Jawab Jumlah matriks (bisa dipandang sebagai vektor di R4) dalam H = 4 = dim M22, jadi untuk menentukan apakah H merupakan basis dari R4 atau bukan adalah dengan melihat nilai determinan dari ruang yang dibangun oleh H. Misalkan W adalah ruang yang dibangun oleh H, maka untuk sembarang w ‫א‬ 0 ݇ଵ W berlaku: 1 1 0 2 0 0 2 ݇ଶ ത w=൦ ൪ ൦ ൪ = A݇ 1 0 0 1 ݇ଷ 1 1 1 3 ݇ସ untuk menentukan apakah H merupakan basis atau tidak adalah dengan 1 1 0 0 menghitung nilai det(A) dari SPL di atas. 1 0 0 1 1 0 2 0 0 2 ተ ተ= -2อ0 0 3อ + 2อ1 0 0อ= െ2 · 3 · 1 ൅ 2 · 1 · 1 ൌ െ4 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 Jadi H merupakan basis dari M22 Evaluasi : 1. ത ത Tentukan jarak antara ܽ ൌ ሺ1,1,2,3ሻ dan ܾ ൌ ሺ2,3,4,5ሻ dan panjang masing-masing vektor! 2. Tentukan persamaan garis lurus g melalui titik A=(2,3,1) dan sejajar BC bila Diketahui garis g dengan persamaan ሾ‫ݔ‬ଵ , ‫ݔ‬ଶ , ‫ݔ‬ଷ ሿ ൌ ሾ2,1,0ሿ ൅ ݇ሾ1,0, െ1ሿ. Periksalah B=(4,-5,1) dan C=(2,7,-3)! 3. Tentukan persamaan bidang datar W yang melalui titik ሾ0,0,0ሿ dan persamaan apakah titik A=(1,1,1) dan B=(6,2,1) terletak pada garis g atau tidak! g ൌ ሾ‫ݔ‬ଵ , ‫ݔ‬ଶ , ‫ݔ‬ଷ ሿ ൌ ሾ1, െ1,0ሿ ൅ ݇ሾ2,1,1ሿ 4. Daftar Pustaka : Howard Anton, Dasar-dasar Aljabar Linier, Penerbit Binarupa Aksara, Jilid 1. Lalu Yudhi Prihadi, S.Si. Page 45