3. ETIKA (ETHICS)
adalah :
• The study of how our decisions affect other
people (studi tentang bagaimana keputusan-
keputusan kita mempengaruhi orang lain).
• The study of people’s rights and duties and of the
rules that people apply in making decisions (studi
tentang hak dan kewajiban manusia dan tentang
aturan-aturan yang digunakan oleh manusia dalam
pengambilan keputusannya).
• The studi of rights and of who is-or should be-
benefited or harmed by an action (studi tentang
hak dan tentang siapa yang memperoleh-atau yang
seharusnya memperoleh-manfaat atau kerugian dari
suatu tindakan).
4. Pendapat lain …
Pendapat lain mengatakan bahwa etika mengandung sejumlah
pengertian :
• Pertama : Etika sebagai nilai-nilai dan norma-norma moral
yang digunakan oleh seseorang atau sebuah kelompok
sebagai pegangan bagi tingkah lakunya. Atau singkatnya, etika
adalah sistem nilai (Bertens, 1993).
• Kedua : Etika sebagai kumpulan prinsip dan nilai moral yang
mengatur perilaku sebuah kelompok, khususnya suatu profesi.
Dalam pengertian ini etika sering disebut sebagai kode etik
atau etika profesi (profesional ethics). P.F. Camenisch
mengatakan bahwa profesi adalah moral community yang
memiliki cita-cita dan nilai-nilai bersama (dalam Bertens, 1993).
• Ketiga: Etika sebagai ilmu tentang apa yang baik dan buruk;
tentang apa yang harus dilakukan manusia dan apa yang tidak
boleh dilakukan. Di sini etika adalah filsafat moral.
5. • Etika berkenaan dengan pendapat tentang benar
dan salah, lebih khusus kewajiban moral
seseorang pada masyarakat.
• Etika ini merupakan sistem ungkapan-ungkapan
yang menyangkut perilaku, perbuatan dan sikap
manusia terhadap peristiwa-peristiwa yang
dianggap penting dalam hidupnya.
• Etika para manajer akan sangat mempengaruhi
keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatan
organisasi, yang harus berdasarkan pada nilai-
nilai atau standar moral yang dianggap baik dan
luhur dalam suatu lingkungan atau masyarakat.
ETIKA (ETHICS) …
6. BENTUK-BENTUK
ETIKA MANAJEMEN
1. Immoral Management ; an approach that not only
lacks ethical principles but is actively opposed to
ethical behavior (suatu pendekatan yang tidak hanya
mengabaikan prinsip-prinsip etika, tetapi juga secara
aktif menantang perilaku etis).
2. Moral Management ; an approach that strives to
follow ethical principles and precepts (suatu
pendekatan yang berusaha secara sungguh-sungguh
untuk mengikuti/mematuhi prinsip-prinsip dan aturan
etika).
3. Amoral Management ; an approach that neither
immoral nor moral, but rather, ignores or is oblivious
to ethical considerations (suatu pendekatan yang tidak
bersifat immoral atau moral, tetapi lebih bersifat
mengabaikan/melalaikan pertimbangan-pertimbangan
etika).
7. PRINSIP-PRINSIP
MANAJEMEN YANG ETIS
• Pilih orang yang tepat (Hire the right
people).
• Tetapkan standar, bukan aturan-aturan (Set
standards more than rules).
• Jangan biarkan diri anda terasing (Don’t let
yourself get isolated).
• Tindakan yang paling penting; pastikan
bahwa teladan etika yang anda tunjukkan
adalah contoh yang selalu tanpa cela ( Most
important, make sure your ethical example
is absolutely impeccable at all times).
8. PEDOMAN ETIKA
bagi MANAJEMEN
• Patuhi hukum (Obey the law).
• Katakan yang benar itu adalah benar (Tell the truth).
• Hormati orang lain (Show respect for people).
• “Lakukan sesuatu untuk orang lain sebagimana anda
inginkan orang lain melakukannya untukmu” (Do unto
others as you would have them do unto you).
• Di atas segalanya ; jangan lakukan kekerasan (Above
all : Do No Harm).
• Praktekkan partisipasi, bukan paternalisme (Practice
participation, not paternalism).
• Selalu bertindak ketika anda punya kewajiban (Always
act when you have responsibility).
9. • Etika Bisnis (business ethic) dapat diartikan sebagai
pengetahuan tentang tata cara ideal dalam pengaturan
dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan
moralitas yang berlaku secara universal dan secara
ekonomi/sosial, dan pengetrapan norma dan moralitas ini
menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis (Muslich,
1998: 4).
• Karena etika tidak hanya menyangkut masalah
pemahaman terhadap aturan penyelenggaraan
perusahaan, maka dapat diartikan etika bisnis sebagai
batasan-batasan sosial, ekonomi, dan hukum yang
bersumber dari nilai-nilai moral masyarakat yang
harus dipertanggungjawabkan oleh perusahaan dalam
setiap aktivitasnya.
BUSINESS ETHICS (Etika Bisnis)
10. • Pengelolaan perusahaan yang dibatasi oleh
ketersediaan sumber daya menuntut perilaku
perusahaan (corporate behavior) yang dapat
membangun etika dalam berbisnis.
• Sebagai contoh, dalam meningkatkan penjualan,
perilaku perusahaan terhadap pelanggan atau
konsumen tampak pada upaya-upaya yang
dilakukan untuk mempertinggi nilai guna yang
dipersepsi konsumen (perceived use value) dan
memperendah harga yang dipersepsi (perceived
price) terhadap produk yang ditawarkan, seperti
terlihat dalam aktivitas pemasaran terutama
periklanan (advertising) dan promosi penjualan
(sales promotion).
BUSINESS ETHICS (Etika Bisnis) …
11. • Etika bisnis dalam perusahaan merupakan suatu
hal yang sangat penting karena untuk
membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan
memiliki daya saing yang tinggi, serta
mempunyai kemampuan menciptakan nilai
(value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu
landasan yang kokoh.
• Biasanya dimulai dari perencanaan strategis,
organisasi yang baik, sistem prosedur yang
transparan didukung oleh budaya perusahaan
yang andal serta etika perusahaan yang
dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.
BUSINESS ETHICS (Etika Bisnis) …
12. • Tindakan yang tidak etis, bagi perusahaan akan
memancing tindakan balasan dari konsumen dan
masyarakat dan akan sangat kontra produktif,
misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan
beredar, larangan beroperasi. Hal ini akan dapat
menurunkan nilai penjualan maupun nilai
perusahaan.
• Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi
nilai-nilai etika pada umumnya perusahaan yang
memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi
pula, terutama apabila perusahaan tidak mentolerir
tindakan yang tidak etis, misalnya diskriminasi dalam
sistem remunerasi atau jenjang karier.
• Karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling
berharga bagi perusahaan, oleh karena itu
semaksimal mungkin harus tetap dipertahankan.
BUSINESS ETHICS (Etika Bisnis) …
13. • Meningkatkan persaingan antara kelompok
bisnis menjadikan masing-masing pelaku
bisnis meningkatkan daya saingnya melalui
peningkatan keunggulan bersaing
(competitive advantage) agar tetap
bertahan (survive) dan meningkatkan
kinerja perusahaan (performance
corporate) secara keseluruhan.
• Batasan-batasan sumber daya, baik
sumber daya alam (SDA), modal, manusia,
teknologi, dan keterampilan menuntut
perusahaan untuk selalu beroperasi dalam
batas-batas etika yang disepakati.
BUSINESS ETHICS (Etika Bisnis) …
14. • Etika bisnis adalah salah satu cara
melakukan kegiatan bisnis yang
mencakup seluruh aspek yang
berkaitan dengan individu, perusahaan,
dan masyarakat.
• Dalam perusahaan, etika bisnis dapat
membentuk nilai, norma, dan perilaku
karyawan hingga pimpinan dalam
membangun hubungan yang baik, adil,
dan sehat dengan pelanggan, rekan
kerja, pemegang saham, hingga
masyarakat.
BUSINESS ETHICS (Etika Bisnis) …
15. • Perubahan-perubahan besar dalam praktik
pengelolaan bisnis dewasa ini
menyebabkan perhatian terhadap etika
bisnis (business ethic) semakin penting.
• Chandra.R (1995: 20) mengamati sekurang-
kurangnya terdapat enam perubahan besar
di dunia bisnis, terutama di Indonesia
dalam tiga dekade terakhir ini . . . >>>
Perubahan yang Berpengaruh
terhadap BUSINESS ETHICS
16. Perubahan yang Berpengaruh
terhadap BUSINESS ETHICS …
Keenam perubahan yang mempengaruhi berbagai
faktor ini diduga membuat etika menjadi persoalan
yang mendasar, yakni sebagai berikut:
1. Perkembangan di lingkungan nasional secara
umum.
2. Perkembangan di lingkungan nasional akibat
intervensi atau bimbingan pemerintah.
3. Perkembangan di lingkungan global/internasional.
4. Perubahan tuntutan konsumen bagi perusahaan.
5. Perkembangan hubungan pemasok-perusahaan.
6. Perkembangan tuntutan agar perusahaan
menjalankan fungsi sosial lebih baik.
17. Ciri-ciri dari Masalah Etika Bisnis
• Perilaku perusahaan beserta perangkat internalnya
dalam interaksi dengan lingkungan sekitar akan
menentukan kualitas keberadan perusahaan.
• Sama halnya dengan interakasi manusia dalam
masyarakat, di mana eksistensi dan kualitas hidup
manusia ditentukan berdasarkan pada referensi nilai
dan norma-norma.
• Secara sederhana, masalah etika bisnis muncul bila
terjadi konflik tanggung jawab, atau konflik loyalitas.
• Hal ini muncul karena kepentingan diri sendiri dan
kepentingan orang lain bertabrakan dan kepentingan
orang lain mungkin dikorbankan demi diri sendiri
atau kelompok sendiri dalam praktik bisnis.
18. Ciri-ciri lain dari masalah etika bisnis adalah adanya dilema di
mana orang harus:
• memilih antara hal yang benar dan yang salah, atau salah
dengan lebih salah;
• memilih antara baik dan buruk;
• memilih antara tujuan atau secara baik;
• mempertimbangkan situasi yang kompleks;
• memilih antara survival atau hati nurani;
• memilih antara kekurangan dengan tertib administrasi;
• ada konflik antara motivasi dan hasil/akibat yang
ditimbulkannya;
• apapun keputusan ada harga yang mesti dibayar/resiko
yang harus diambil;
• apapun keputusannya, tidak mungkin orang menghindar
dari masalah ini;
• salah satu tanda yang paling sering muncul ialah adanya
pergulatan dalam hati si pemeran bisnis yang menghadapi
masalah tersebut.
19. Code of Conduct &
Sistem Pengawasan
Untuk memudahkan penerapan etika
perusahaan dalam kegiatan sehari-hari, maka
nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis
harus dituangkan ke dalam manajemen
korporasi, yaitu dengan cara :
• Menuangkan etika bisnis dalam suatu kode
etik (code of conduct)
• Memperkuat sistem pengawasan
• Menyelenggarakan pelatihan (training)
untuk karyawan secara terus-menerus.
20. Fungsi Bisnis Berwawasan Etika Bisnis
Otonomi dalam menjalankan fungsi bisnis
yang berwawasan etika bisnis ini meliputi
tindakan manajerial, yaitu:
1. Dalam pengambilan keputusan bisnis.
2. Dalam tanggung jawab kepada :
• diri sendiri,
• para pihak yang terkait, dan
• pihak-pihak masyarakat dalam arti
luas.
21. Tiga Pendekatan Dasar
Perilaku Etis
Menurut Van der Embse dan Wagley ;
• Etika didefinisikan sebagai konsensus
mengenai standar perilaku yang diterima untuk
suatu pekerjaan, perdagangan, atau profesi.
• Moralitas, adalah ajaran-ajaran perilaku
personal berdasarkan agama atau filosofi.
• Hukum, adalah perundang-undangan resmi
yang mengijinkan atau melarang perilaku
tertentu dan mungkin dapat atau tidak dapat
mendorong etika atau moralitas.
22. • Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan
pada konsekuensi nya. Oleh karena itu dalam bertindak
seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat
memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat,
dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan
biaya serendah-rendahnya.
• Individual Rights Approach: setiap orang dalam tindakan
dan kelakuan nya memiliki hak dasar yang harus
dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku
tersebut harus dihindari apabila diperkirakan
akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang
lain.
• Justice Approach: para pembuat keputusan mempunyai
kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam
memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara
perseorangan ataupun secara kelompok.
Pendekatan BUSINESS ETHICS
24. Ethics Ombudsman
• Responsible for communicating ethical
standards to all employees
• Designing systems to monitor employees
conformity to those standards
• Teaching managers and employees at all levels
of the organization how to appropriately
respond to ethical dilemmas
• Bertanggung jawab untuk
mengkomunikasikan standar etika kepada
semua karyawan
• Merancang sistem untuk memantau
kesesuaian karyawan dengan standar-standar
etika tersebut
• Mengajarkan kepada para manajer dan
karyawan di semua tingkatan organisasi
tentang bagaimana merespons dengan tepat
atas dilema etika
25. • Sebagaimana halnya dengan komponen bisnis
lainnya, etika bisnis memiliki prinsip-prinsip
yang bertujuan untuk memberikan acuan cara
yang harus ditempuh oleh perusahaan untuk
mencapai tujuannya.
• Prinsip-prinsip etika harus dijadikan pedoman
bagi seluruh perusahaan agar memiliki standar
yang baku sehingga tidak menimbulkan
ketimpangan dalam memandang etika sebagai
standar kerja atau operasi perusahaan.
PRINSIP-PRINSIP ETIKA BISNIS
26. Terdapat beberapa prinsip Etika Bisnis,
antara lain:
1. Prinsip Otonomi
2. Prinsip Kejujuran
3. Prinsip Tidak Berniat Jahat
4. Prinsip Keadilan
5. Prinsip Hormat pada Diri Sendiri
PRINSIP-PRINSIP ETIKA BISNIS …
27. 1. Prinsip Otonomi
• Prinsip otonomi memandang bahwa
perusahaan secara bebas memiliki wewenang
sesuai dengan bidang garap yang dilakukan
dan pelaksanaanya dengan visi dan misi yang
dimilikinya.
• Dalam melaksanakan aktivitasnya, perusahaan
tidak terpengaruh atau bergantung pada pihak
atau lembaga lain yang dapat merugikan kedua
belah pihak. Kebijakan yang ditetapkan oleh
perusahaan harus diarahkan pada upaya
pengembangan visi dan misi perusahaan yang
berorientasi pada kemakmuran, kesejahteraan
para pekerja ataupun komunitas yang
dihadapinya.
28. 2. Prinsip Kejujuran
• Kejujuran menjadi nilai yang paling mendasar dalam
mendukung keberhasilan kinerja perusahaan.
• Dalam hubungannya dengan lingkungan bisnis,
kejujuran diorientasikan pada seluruh pihak, baik
karyawan, konsumen, para pemasok dan pihak-pihak
lainnya yang terkait dengan aktivitas bisnis.
• Prinsip kejujuran penting dipegang kuat oleh
perusahaan karena hal ini akan dapat meningkatkan
kepercayaan dari lingkungannya.
• Beberpa bentuk penerapan dari prinsip kejujuran
meliputi; kejujuran dalam perjanjian kontrak kerja,
kejujuran dalam penawaran barang dengan kualitas
dan fakta riil, kejujuran dalam hubungan kerja
dengan perusahaan lain, dan kejujuran perusahaan
dengan tenaga kerja.
29. 3. Prinsip Tidak Berniat Jahat
• Prinsip tidak berniat jahat erat kaitannya
dengan prinsip kejujuran.
• Apabila kejujuran dapat diterapkan, maka
keinginan perusahaan untuk bertindak
jahat dapat diredam .
• Tindakan jahat tentu tidak akan
membantu perusahaan dalam
membangun kepercayaan masyarakat,
justru kejahatan dalam berbsinis akan
menghancurkan perusahaan itu sendiri.
30. 4. Prinsip Keadilan
• Prinsip ini menganjurkan perusahaan
untuk berlaku adil kepada pihak-pihak
yang terkait dengan sistem bisnis.
• Sebagai contoh, perusahaan memberikan
pelayanan yang sama pada konsumen
yang membayar dengan harga yang sama,
memberikan gaji atau upah yang adil
kepada karyawan sesuai dengan
kontribusi yang diberikannya.
31. 5. Prinsip Hormat pada Diri Sendiri
• Prinsip ini memandang perlunya
meningkatkan citra perusahaan melalui
prinsip kejujuran, tidak berniat jahat, dan
berlaku adil.
• Menajaga nama baik (citra) merupakan
pengakuan atas keberadaan perusahaa
tersebut, sehingga prinsip-prinsip lainnya
dengan sendirinya akan terbangun pula.
32. • Kelima prinsip etika tersebut kemungkinan tidak
bisa secara keseluruhan dilakukan secara
bersamaan.
• Oleh karena itu, yang terpenting dalam hal ini
adalah bagaimana perusahaan tetap komitmen
terhadap pentingnya memelihara dan menjaga
etika bisnis.
• Dalam jangka panjang perusahaan akan
memperoleh manfaat yang besar dan
dilaksanakannya prinsip-prinsip etika bisnis.
PRINSIP-PRINSIP ETIKA BISNIS …