2. Pokok Bahasan
a. Aspek Finansial dalam Pengambilan
Keputusan
b. Pentingnya dan Manfaat Laporan
Keuangan pada Penilaian Kinerja & Pihak
Eksternal.
c. Company Value dari Laporan Keuangan.
3. Aspek Finansial
• Aspek finansial merupakan aspek yang
berkaitan dengan kondisi keuangan suatu
usaha, baik dari investasi awal usaha dan
keuntungan yang diperoleh dari hasil
penjualan.
• Aspek finansial bersifat kuantitatif dan
digunakan untuk menganalisis dana yang
dibutuhkan dalam menjalankan suatu usaha.
(Umar, 2009)
4. Analisis Aspek Finansial
• Analisis aspek finansial membahas beberapa
hal, yaitu:
a. Aliran Kas (Cash Flow)
b. Payback Period (PBP)
c. Net Present Value (NPV)
d. Internal Rate of Return (IRR)
e. Break Event Point (BEP)
f. Analisis Sensitifitas
g. Depresiasi
h. Tingkat Suku Bunga
i. Profitability Index (PI)
5. Aspek Finansial dalam Pengambilan
Keputusan
• Aspek finansial/keuangan dapat dikatakan
sebagai dasar keputusan layak atau tidak
investasi yang diinginkan.
• Aspek keuangan digunakan untuk menetapkan
dan memutuskan suatu rencana investasi
dengan memperhitungan biaya dan manfaat
yang diharapkan, yaitu dengan cara
perbandingkan antara pendapatan dengan
pengeluaran.
• Aspek keuangan juga dapat digunakan untuk
menilai apakah investasi berjalan sesuai dengan
apa yang diharapakan sebelumnya.
6. Pentingnya dan Manfaat Laporan Keuangan
pada Penilaian Kinerja & Pihak Eksternal
• Laporan keuangan dapat dimanfaatkan oleh
berbagai pihak, seperti :
a. Pemilik perusahaan atau pengusaha
b. Manajemen perusahaan
c. Pemegang saham dan calon investor
d. Pemasok atau supplier
e. Karyawan
f. Pelanggan
g. Pemberi pinjaman atau kreditor
h. Pemerintah
i. Masyarakat
7. • Penilaian atau pengukuran kinerja merupakan salah
satu faktor yang penting dalam perusahaan.
• Selain digunakan untuk menilai keberhasilan
perusahaan, pengukuran kinerja juga dapat
digunakan sebagai dasar untuk menentukan sistem
imbalan dalam perusaan, misalnya untuk
menentukan tingkat gaji karyawan maupun reward
yang layak.
• Pihak manajemen juga dapat menggunakan
pengukuran kinerja perusahaan sebagai alat untuk
mengevaluasi pada periode yang lalu.
Penilaian Kinerja
8. Organizational Performance
• Konsep Kinerja secara umum menggunakan
beberapa tolok ukur organizational
effectiveness, di antaranya:
Produktifitas perusahaan,
Tingkat keuntungan,
Pertumbuhan penjualan, dan
Pertumbuhan aktiva yang dimiliki
perusahaan.
9. Organizational Performance ...
• Pemetaan kriteria organizational
effectiveness dilihat dari 4 fungsi, yakni:
Fungsi sumber daya manusia,
Fungsi adaptasi,
Fungsi integrasi, dan
Fungsi pencapaian tujuan.
Lewin dan Minton (1986)
10. • Dari sisi fungsi Sumber Daya Manusia, maka
efektifitas organisasi dilihat dari beberapa hal,
yaitu :
Keadilan,
Stabilitas dan inisiatif,
Esprit de corps,
Produktiftas, yang diukur melalui:
kepuasan kerja karyawan,
kepuasan melalui pemenuhan kebutuhan,
kohesifitas,
loyalitas, dan
keterbukaan.
Organizational Performance ...
11. • Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat
pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau
program atau kebijakan dalam mewujudkan
sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang
tertuang dalam strategic planning suatu
organisasi.
• Kinerja bisa diketahui hanya jika individu atau
kelompok individu tersebut mempunyai kriteria
keberhasilan yang telah ditetapkan.
• Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan-tujuan
atau target-target tertentu yang hendak dicapai.
Kinerja (Performance )...
(Mohamad Mahsun, 2006)
12. • Pengukuran kinerja adalah proses penilaian
kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan
sasaran yang telah ditentukan sebelumnya,
termasuk informasi atas:
efisiensi penggunaan sumber daya dalam
menghasilkan barang dan jasa;
kualitas barang dan jasa (seberapa baik
barang dan jasa diserahkan kepada pelanggan
dan sampai seberapa jauh pelanggan
terpuaskan);
hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud
yang diinginkan, dan
efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan.
Pengukuran Kinerja
(Robertson, 2002 dalam Mohamad Mahsun, 2006)
13. Manfaat Pengukuran Kinerja
Pengukuran Kinerja bermanfaat untuk:
a. Menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan sehingga
akan membawa perusahaan lebih dekat pada
pelanggannya dan membuat seluruh orang dalam organisai
terlibat dalam upaya memberi kepuasan kepada
pelanggan.
b. Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai
bagian dari mata rantai pelanggan dan pemasok internal.
c. Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus
mendorong upaya-upaya pengurangan terhadap
pemborosan tersebut.
d. Membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih kabur
menjadi lebih konkret, sehingga mempercepat proses
pembelajaran organisasi.
e. Membangun konsensus untuk melakukan suatu perubahan
dengan memberi ”reward” atas perilaku yang diharapkan
tersebut Lynch dan Cross (1993) dalam
Sony Yuwono dkk (2006:29)
14. Alat Pengukuran Kinerja
• Alat pengukuran kinerja merupakan suatu
sarana yang digunakan untuk mengukur
kinerja suatu organisasi.
• Yang terdiri dari:
1. alat ukur kinerja keuangan, dan
2. alat ukur kinerja non keuangan,
yang keduanya dapat digunakan dan saling
melengkapi satu sama lainnya.
15. Alat Ukur Kinerja Keuangan
• Banyak organisasi lebih memfokuskan
pengukuran kinerja organisasi pada ukuran
finansial atau keuangan saja, seperti ROI, Profit
Margin dan Rasio Operasi, Profitabilitas atau
selisih biaya, dll.
• Pengukuran kinerja demikian sering digunakan,
karena adanya kemudahan memperoleh data
atau informasi. Data tentang keuangan memang
sudah tersedia dalam organisasi.
• Selain kemudahan memperoleh data,
pengukuran kinerja berfokus ukuran keuangan
juga sederhana dan mudah dihitung.
1
16. • Adanya perubahan lingkungan bisnis yang
cepat, persaingan yang semakin tajam, serta
keberhasilan organisasi dalam meningkatkan
kualitas pelayanan, dan kepuasan pelanggan,
menjadikan alat pengukuran kinerja keuangan
menjadi kurang memadai apabila digunakan
sebagai sarana mengelola organisasi.
• Hal ini disebabkan karena alat pengukuran
kinerja keuangan memiliki banyak keterbatasan
... >>>
Alat Ukur Kinerja Keuangan ...
17. • Keterbatasan alat pengukuran kinerja keuangan, antara
lain:
a. Pemakaian kinerja keuangan sebagai satu-satunya
penentu kinerja perusahaan bisa mendorong
manajer untuk mengambil tindakan jangka pendek
dengan mengorbankan kepentingan jangka panjang.
b. Diabaikannya aspek pengukuran non-financial dan
intangible asset pada umumnya, baik dari sumber
internal maupun external, akan memberikan suatu
pandangan yang keliru bagi manajer mengenai
perusahaan di masa sekarang terlebih di masa
datang.
c. Kinerja keuangan hanya bertumpu pada kinerja masa
lalu dan kurang mampu sepenuhnya untuk
menuntun perusahaan ke arah tujuan perusahaan.
Yuwono, dkk (2006)
Alat Ukur Kinerja Keuangan ...
18. Alat Ukur Kinerja Non Keuangan
• Dalam menghadapi perubahan lingkungan dan
persaingan yang semakin meningkat, pengukuran
kinerja non keuangan menjadi penting untuk dilakukan.
• Hal ini dikarenakan banyak data-data non keuangan
yang bersifat kualitatif yang menyangkut operasional
perusahaan maupun yang menyangkut hubungan
organisasi dengan lingkungan eksternalnya yang
mempunyai pengaruh besar terhadap kelangsungan
hidup bisnis/perusahaan.
• Pengukuran kinerja non keuangan termasuk juga
pengukuran kinerja atas aktiva tak berwujud dan
kapabilitas organisasi yang dapat membantu organisasi
untuk mencapai keberhasilan.
2
19. • Ukuran-ukuran non keuangan tidak dapat
menggantikan ukuran-ukuran keuangan,
melainkan keduanya saling melengkapi.
• Pengukuran kinerja berdasarkan non keuangan
akan berhubungan secara langsung dengan
strategi bisnis dan dapat berubah sesuai dengan
perubahan kondisi lingkungan bisnis.
• Ukuran-ukuran non keuangan yang bisa
digunakan oleh perusahaan antara lain: kepuasan
pelanggan, loyalitas pelanggan, kemampuan
karyawan, proses internal yang responsif dan
dapat diprediksi, dll.
(Kaplan & Norton, 2000)
Alat Ukur Kinerja Non Keuangan ...
20. Company Value
dari Laporan Keuangan
• Dalam melakukan penilaian terhadap
perusahaan/bisnis, tentunya memerlukan
sebuah tools yang dapat memberikan
gambaran secara real dari entitas yang akan
dinilai. Baik secara historis, aktual maupun
yang bersifat prediksi atau perkiraan ke depan.
• Laporan keuangan perusahaan dapat
digunakan sebagai tools penilaian tersebut.
21. Pentingnya Laporan Keuangan
• Laporan keuangan menjadi sangat penting
karena dapat memberikan informasi yang
dapat digunakan untuk pengambilan
keputusan.
• Laporan keuangan diharapkan dapat
memberikan informasi mengenai
profitabilitas, risiko, dan timing dari aliran kas
yang dihasilkan oleh perusahaan.
• Informasi dari laporan keuangan tersebut
nantinya dapat mempengaruhi harapan
pihak-pihak yang berkepentingan, dan pada
giliran selanjutnya akan mempengaruhi nilai
perusahaan (business valuation).
22. Pentingnya …
• Laporan keuangan sebagai suatu hal yang
penting dan wajib untuk dibuat. Mengingat
laporan keuangan bagi perusahaan dan bisnis
akan menjadi sebuah manfaat jangka panjang
untuk jalannya bisnis.
• Penilaian bisnis berdasarkan laporan
keuangan tersebut dilakukan dengan cara
meringkaskan kegiatan dan hasil dari kegiatan
tersebut untuk jangka waktu tertentu.
23. Financial Statements
A Possible Framework for Analysis
Ratio Analysis
Trend Analysis
Common-Size and Index Analysis
24.
25.
26. • Terdapat 3 jenis laporan keuangan yang paling
sering digunakan sebagai tools dalam penilaian
bisnis, yaitu :
1. Neraca Keuangan,
2. Laporan Laba Rugi, dan
3. Laporan Aliran Kas.
• Mengenai apa dan bagaimana Neraca, Laporan
Laba Rugi dan Laporan Aliran Kas....akan dibahas
secara lebih detil pada File-File Materi berikutnya...
Laporan Keuangan sebagai Tools
Penilaian Bisnis