11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
Peristiwa Tanjung Priok
1. KELOMPOK 3
• Dhea Charientani
• Gemma Salsabilla
• M. Julan Indra . P
• M. Riza
• Hanifah.R.Shahab
• Michael Hizkia
2. 1. Pengertian Hak
2. Pengertian HAM
- Macam-macam HAM
3. KASUS
4. KESIMPULAN
- HAM yang dilanggar
- Siapa yang melanggar
- Sanksi/hukumannya
- HAM siapa yang dilanggar
A.PERISTIWA TANJUNG
PRIOK
3. 2. PENGERTIAN HAK DAN
HAM
HAK adalah Hak adalah segala sesuatu yang harus di dapatkan oleh setiap
orang yang telah ada sejak lahir bahkan sebelum lahir.
HAM (Hak Asasi Manusia) adalah hak-hak yang telah dipunyai seseorang
sejak ia dalam kandungan. HAM berlaku secara universal. Dasar-dasar HAM
tertuang dalam deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat (Declaration of
Independence of USA) dan tercantum dalam UUD 1945 Republik Indonesia,
seperti pada pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal 29 ayat 2, pasal 30 ayat 1, dan
pasal 31 ayat 1
4. o MACAM-MACAM HAM
HAM ada beberapa macam,yaitu :
a. Hak Asasi Pribadi (Perseonal Rights)
Hak Asasi Pribadi adalah hak yang meliputi kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan memeluk
agama, kebebasan bergerak, kebabasan dalam untuk aktif setiap organisasi atau perkumpulan dan
sebagainya. Terdapat pada UU no. 39 tahun 1999, yang menjelaskan bahwa hak asasi manusia merupakan
hak dasar yang secara kodrati melekat pada diri manusia bersifat universal. Oleh karna itu harus
dilindungi,dihormati,dipertahankan,dan tidak boleh diabaikan,dikurangi,atau dirampas oleh siapapun.
Contohnya :
Hak Kebebasan dalam mengutarakan atau menyampaikan pendapat.
Hak Kebebasan dalam menjalankan kepercayaan dan memeluk atau memilih agama.
Hak Kebabasan dalam berpergian, berkunjung, dan berpindah-pindah tempat.
Hak Kebabasan dalam memilih, menentukan organisasi dan aktif dalam organisasi tersebut.
5. B. Hak asasi ekonomi (property right)
Contohnya :
Hak memiliki sesuatu
Hak membeli dan menjual
Hak mengadakn suatu perjanjian/kontrak
Hak memilih pekerjaan
C.Hak asasi untuk mendapatkan pengayoman dan perlakuan yang sama
dalam keadilan hukum dan pemerintahan(right of legal equality)
Contohnya :
Hak persamaan hukum
Hak asas praduga tak bersalahHak untuk diakui sebagai WNI
Hak ikut serta dalam pemerintahan
Hak untuk dipilih dan memilih dalam pemilu
Hak mendirikan partai politik
6. D. Hak asasi politik (political right)
Contohnya :
Hak untuk diakui sebagai WNI
Hak ikut serta dalam pemerintahan
Hak untuk dipilih dan memilih dalam pemilu
Hak mendirikan partai politik
E.Hak asasi sosial dan budaya(social and cultural right)
Contohnya :
Hak untuk memilih pendidikan
Hak mendapat pelayana kesehatan
Hak mengembangkan kebudayaan
F. Hak asasi untuk mendapat perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan hukum
(procedural right)
Contohnya :
Hak mendapatkan perlakuan yang wajar dan adil dalam penggeledahan,penangkapan,peradilan dan
pembelaan hokum
7. 3. KRONOLOGI PERISTIWA
Sabtu, 8 September 1984
Terjadi konflik antara jemaat mesjid Assa’dah di Tanjung Priok dan
petugas Babinsa setempat, sersan satu Hermanu. Setelah jemaat tidak
menggubris perintah Hermanu yang menyuruh agar mencabut spanduk-
spanduk yang mengkritik pemerintah di sekitar mesjid tersebut, maka sersan
satu tersebut dengan cara yang tidak sopan mencoba sendiri mencabut
poster tersebut. Hal ini membuat marah para jemaat.
Senin 10 September 1984
Usaha peleraian yang dilakukan oleh dua orang takmir masjid Syarifuddin
Rambe dan Sofwan Sulaeman sementara usaha peleraian sedang
berlangsung, orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan tidak ada
urusannya dengan permasalahan itu, membakar sepeda motor petugas
Koramil itu. Kodim, yang diminta bantuan oleh Koramil, mengirim sejumlah
tentara dan segera melakukan penangkapan terhadap 4 orang yaitu:
Rambe, Sulaeman, pengurus mushola Achmad Sahi dan seorang tuna karya
Muhamad Noor.
8. Selasa, 11 September 1984
Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk meminta
pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh Kodim, yang
diyakininya tidak bersalah. Peran Amir Biki ini tidak perlu mengherankan,
karena sebagai salah seorang pimpinan Posko 66, dialah orang yang
dipercaya semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika ada
masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat. Usaha Amir Biki untuk
meminta keadilan ternyata sia-sia.
Pada tanggal 12 September
Amir Biki dan mubaligh lainnya ikut acara tabligh akbar yang berisikan kritik
terhadap pemerintah. Sebetulnya acara ini tidak ada hubungannya dengan
kasus penangkapan tersebut. Namun Amir Biki dan pendakwah lainnya
menggunakan kesempatan tersebut untuk mengajukan tuntutan
pembebasan atas empat tahanan yang sudah disebut diatas. Ketika
ultimatum yang diajukan Biki yaitu bila pembebasan empat tersangka
tersebut hingga pukul 11 malam tidak dipenuhi, ia mengerahkan massa yang
berkumpul untuk mengadakan aksi protes. Sekitar 1,500 massa berjalan
beriring-iring menuju markas Kodim Jakarta Utara, tempat dimana empat
orang tersangka tadi ditahan.
9. Pada saat massa berada di depan Polres Metro Jakarta Utara mereka di
hadang oleh satuan regu artileri pertahanan “Udara Sedang“, Arhanudse
yang segera melepaskan tembakan ke arah massa. Sampai hari ini
seberapa jauh dan penyebab pembantaian ini belum jelas. Pimpinan militer
pada waktu itu menyatakan bahwa prajurit artileri atas dasar pertahanan
darurat menembaki massa yang bersenjata. Sembilan dinyatakan tewas dan
lima puluh tiga luka-luka. Para saksi dan kelompok-kelompok oposisi
memberitakan tentang aksi militer yang terencana itu bahwa jumlah korban
meninggal ditafsir lebih banyak lagi, yaitu berkisar antara 400 sampai 700
orang.
Organisasi-organisasi HAM berkesimpulan bahwa mantan Panglima ABRI
(Angkatan Bersenjata Indonesia) Benny Murdani dan Pangdam V Jaya Try
Sutrisno telah memerintahkan atau setidaknya dengan sadar telah
membiarkan aksi pembantaian tersebut. Mayat-mayat dimasukkan ke dalam
truk-truk militer lalu di bawa ke tempat lain dan dikuburkan di tempat-tempat
yang tidak diketahui. Sedangkan korban luka-luka dilarikan ke rumah sakit
Angkatan Darat Gatot Subroto, dimana mereka dilarang untuk menerima
kunjungan dari keluarga mereka. Pembantaian Tanjung Priok adalah awal
mula dari gelombang tindak represif terhadap kritikus-kritikus yang
menentang Orde Baru. Korban yang luka-luka pada aksi demonstrasi
tersebut dijatuhi hukuman karena aksi perlawanan menentang kekuasaan
negara.
10. 4. KESIMPULAN
Ham yang dilanggar dari peristiwa tersebut adalah personal rights
(hak asasi yang dimiliki masing-masing manusia) dalam peristiwa
tersebut contohnya adalah hak untuk mengkritik pemerintah di muka
umum agar lebih memperhatikan keadaan atau masalah di masyarakat.
Yang melanggar ham tersebut adalah adalah Srsan Hermanu. Karena
dia telah mencabut poster kritikan masyarakat secara paksa yang
merupakan hak masing-masing manusia.
Sanksi atau hukumannya adalah sepeda motor koramil di bakar
massa dan sersan Hermanu
Ham siapa yang dilanggar: Ham masyarakat tanjung priok.