SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 10
Rena Marsista Yandi        2007110022
    Yolanda Sendy Trisnawati 2007120031
    Wulan Novita Sari          2007130006
    Rangga Bayu                2007130021
    Agastya Yogaswara          2007130031
    Dewi Natalia               2007130050
    Aditya Panji Rahmanto      2008111002
    Asminarti                  2008130011
    Karina Agustina            2008130050


Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta
                                       2010
   Menyikapi konflik Cicak vs Buaya, sebagian besar masyarakat
    mendukung sepak terjang KPK, dan menganggap Polri telah
    melakukan kriminalisasi terhadap kedua Wakil Ketua KPK, Bibit
    Samad Rianto dan Chandra M. Hamzah.
   Pada saat inilah, teori Spiral Kebisuan berlaku. Dimana pendapat
    dominan diadopsi oleh masyarakat sehingga terbentuk pendapat
    umum.
   Hal ini sangat dipengaruhi oleh berita-berita di media massa
    yang cenderung berpihak pada KPK.
   Di awal tahun 2010, melalui beragam penyidikan yang dilakukan
    lembaga-lembaga penegak hukum, keberadaan praktik makelar
    kasus di KPK, sedikit-demi sedikit mulai terbongkar.
   Dimulai pada 13 Januari 2010. ketua Mahkamah Konstitusi (MK)
    Mahfud MD, menyerahkan data dugaan makelar kasus di tubuh
    KPK, kepada Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Mafia Hukum.
   Media massa pun tak kalah gencar memberitakan dugaan praktik
    makelar kasus ini.
   Menurut Bernard Hennesy, “Opini publik atau Pendapat Umum
    adalah kompleks referensi yang dinyatakan sejumlah orang
    tertentu mengenai isu yang menyangkut kepentingan umum.”

   Menurut Henessy, pendapat umum harus memiliki unsur-unsur
    sebagai berikut:
    1.   Harus ada isu
    2.   Adanya kelompok individu yang berkepentingan dengan isu
         tersebut (publik)
    3.   Adanya kelompok-kelompok pendapat (complex of
    preferencess)       yang merujuk pada totalitas pendapat.
    4.   Adanya pengungkapan pendapat (expression of opinion)
    5.   Adanya sejumlah orang penting yang terlibat (significant
         number of person invloved)
1.   Harus ada isu
         Belakangan ini, pendapat umum mengenai kredibilitas KPK dalam
     memberantas korupsi, telah berubah. Dugaan adanya penerimaan suap
     dalam tubuh KPK, sedikit demi sedikit mulai terungkap. Tapi tidak
     ditujukan kepada Bibit maupun Chandra. Ada nama lain yang diduga
     melakukan praktik makelar kasus dan menerima suap dari para
     tersangka KPK.
         Media massa mulai memberitakan kasus ini. Majalah Berita Mingguan
     Tempo, edisi 8-14 Maret 2010, mengungkap keberadaan makelar kasus
     ini melalui laporan investigasi.

2.   Adanya kelompok individu yang berkepentingan dengan isu tersebut
         Kredibilitas KPK dalam mengungkap kasus korupsi, masih patut
     dipertimbangkan dibanding Polri dan Kejaksaan. Lalu, apa jadinya jika
     praktik makelar kasus dalam KPK terbukti kebenarannya? Kepada siapa
     masyarakat bisa menaruh harapan Indonesia bersih dari korupsi?
         Karena itu, isu ini menyangkut kepentingan masyarakat. Sifatnya
     yang kontoversial, memaksa masyarakat untuk mengemukakan
     pendapat, sehingga patut diperdebatkan.
3.   Adanya kelompok-kelompok pendapat yang merujuk pada
     totalitas pendapat




     Kelompok-kelompok di atas, ikut mengemukakan pendapat,
     sehingga menimbulkan kontroversi. Ada pihak yang pro
     terhadap KPK, dan adapula yang kontra.
4.        Adanya pengungkapan pendapat
     Pendapat dari tokoh yang kredibel, bisa dijadikan tolak ukur
     subjektif dalam pembentukan opini publik.
          Amien Rais, mantan Ketua MPR dan mantan Ketua Umum PAN,
     menyatakan pendapat sebagai berikut:
          “Saya tidak setuju ada usaha dari manapun asalnya, yang
     melakukan defikasi, pendewaan terhadap KPK, seolah KPK dihuni
     para malaikat suci yang tidak mampu melakukan skandal dan
     kejahatan hukum." (Amien Rais: Makelar Kasus Juga Ada di KPK,
     Kompas.com, 6 November 2009).
          Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW), Danang
     Widoyokonya, juga mengaku tidak kaget dengan dugaan adanya
     makelar kasus di sekitar KPK. Alasannya, staf di lembaga antikorupsi
     tersebut sebagian besar berasal dari kepolisian dan kejaksaan, dua
     lembaga yang selama ini juga sering dikaitkan dengan keberadaan
     makelar kasus. (ICW Tidak Kaget Ada Makelar Kasus di KPK,
     Tempointeraktif.com, 9 Maret 2010).
4.        Adanya pengungkapan pendapat
          Denny Indrayana, staf ahli Kepresidenan Bidang Hukum,
     sekaligus sekretaris Satgas Pemberantasan Mafia Hukum,
     menyatakan: Satgas Pemberantasan Mafia Hukum akan mengusut
     dugaan praktik makelar kasus di KPK.
          Bibit Samad Rianto juga mengemukakan pendapatnya,
     sebagai berikut:
          "Masalah itu sudah lama ditangani Pengawasan Internal
     KPK, sudah di release oleh Plt (Pelaksana Tugas) Ketua KPK
     (Tumpak Hatorangan Panggabean) tidak ada unsur pidana di
     dalamnya," tutur Bibit.
          Ia menambahkan, dirinya tidak ikut menangani proses
     pengusutan dalam masalah tersebut. "Saya tidak ikut menangani
     masalahnya, saya serahkan pada hukum," tegasnya. (Usut
     Dugaan Anak Pemimpin KPK Jadi Makelar Kasus, Media
     Indonesia, 10 Maret 2010).
5.   Adanya sejumlah orang penting yang terlibat
         Pertama, Yulianto, makelar kasus yang diduga
     mempunyai jaringan kuat di KPK. Nama ini seperti angin,
     hembusannya kuat, tapi wujudnya tak tampak. Yulianto
     kerap diidentikan dengan Yudi Prianto. Yudi adalah putra
     sulung Bibit. Yudi juga seorang aktivis Lumbung Informasi
     Rakyat (Lira), LSM yang berafiliasi dengan lingkaran istana
     negara.
         Nama kedua, Ary Muladi, pengusaha asal Surabaya
     yang dikenal bisa membantu “menangani” kasus di KPK.
     Ary Muladi lah yang memperkenalkan nama rekaan
     Yulianto. Ary mengaku menyerahkan uang dari para
     tersangka KPK kepada Yulianto, yang kemudian akan
     diserahkan ke orang dalam KPK.
         Nama terakhir, Ade Raharja, Direktur Penyidikan
     KPK. Menurut isu yang berkembang, Ade tergolong
     pemain kakap. Ade adalah orang yang menerima suap dari
     makelar kasus, lalu membagikannya kepada para pejabat
     KPK.
   Korupsi di Indonesia, bisa dikatakan sudah membudaya. Karena
    dilakukan secara massal dan periodik, sehingga cakupan
    moralitas korupsi berubah menjadi sesuatu yang dapat
    dibenarkan. Aristoteles menyebutnya Mob Rule. Yaitu, apa yang
    dilakukan banyak orang, itulah yang menjadi standar sekaligus
    aturan.
   Sebelumnya, banyak masyarakat simpatik dan mendukung sepak
    terjang KPK. Namun kini, simpati itu berubah menjadi keyakinan
    apatis. Karena berkembang pendapat umum, KPK bukanlah
    lembaga yang bersih dari korupsi dan makelar kasus.
   Hal ini dibuktikan melalui analisis unsur-unsur pendapat umum
    menurut Bernard Hennesy.
Sekian
     &
Terima kasih

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Surat Penyidik KPK untuk Presiden RI Joko Widodo
Surat Penyidik KPK untuk Presiden RI Joko WidodoSurat Penyidik KPK untuk Presiden RI Joko Widodo
Surat Penyidik KPK untuk Presiden RI Joko WidodoRina Nurjanah
 
Keadilan di indonesia !
Keadilan di indonesia !Keadilan di indonesia !
Keadilan di indonesia !Fairuz Dida
 
Bagaimana meliput kekerasan agama, etnik dan nasionalisme
Bagaimana meliput kekerasan agama, etnik dan nasionalismeBagaimana meliput kekerasan agama, etnik dan nasionalisme
Bagaimana meliput kekerasan agama, etnik dan nasionalismeAndreas Harsono
 
Apa itu investigative reporting
Apa itu investigative reportingApa itu investigative reporting
Apa itu investigative reportingAndreas Harsono
 
Managemen public relation (2)
Managemen public relation (2)Managemen public relation (2)
Managemen public relation (2)pycnat
 
Materi Sosiologi: Ketidakadilan
Materi Sosiologi: KetidakadilanMateri Sosiologi: Ketidakadilan
Materi Sosiologi: KetidakadilanArga Puspita Aji
 

Was ist angesagt? (6)

Surat Penyidik KPK untuk Presiden RI Joko Widodo
Surat Penyidik KPK untuk Presiden RI Joko WidodoSurat Penyidik KPK untuk Presiden RI Joko Widodo
Surat Penyidik KPK untuk Presiden RI Joko Widodo
 
Keadilan di indonesia !
Keadilan di indonesia !Keadilan di indonesia !
Keadilan di indonesia !
 
Bagaimana meliput kekerasan agama, etnik dan nasionalisme
Bagaimana meliput kekerasan agama, etnik dan nasionalismeBagaimana meliput kekerasan agama, etnik dan nasionalisme
Bagaimana meliput kekerasan agama, etnik dan nasionalisme
 
Apa itu investigative reporting
Apa itu investigative reportingApa itu investigative reporting
Apa itu investigative reporting
 
Managemen public relation (2)
Managemen public relation (2)Managemen public relation (2)
Managemen public relation (2)
 
Materi Sosiologi: Ketidakadilan
Materi Sosiologi: KetidakadilanMateri Sosiologi: Ketidakadilan
Materi Sosiologi: Ketidakadilan
 

Ähnlich wie Pendapat umum pp

Bab 7 penegakan hukum berkeadilan
Bab 7 penegakan hukum berkeadilanBab 7 penegakan hukum berkeadilan
Bab 7 penegakan hukum berkeadilanAprili yanti
 
Anas Urbaningrum Beri Keadilan Jangan Jadi Hakim Jalanan untuk Mengadilinya
Anas Urbaningrum Beri Keadilan Jangan Jadi Hakim Jalanan untuk MengadilinyaAnas Urbaningrum Beri Keadilan Jangan Jadi Hakim Jalanan untuk Mengadilinya
Anas Urbaningrum Beri Keadilan Jangan Jadi Hakim Jalanan untuk Mengadilinyamusniumar
 
Pendidikan anti korupsi - Kasus-kasus mega korupsi di Indonesia dan Mengenal ...
Pendidikan anti korupsi - Kasus-kasus mega korupsi di Indonesia dan Mengenal ...Pendidikan anti korupsi - Kasus-kasus mega korupsi di Indonesia dan Mengenal ...
Pendidikan anti korupsi - Kasus-kasus mega korupsi di Indonesia dan Mengenal ...Idik Saeful Bahri
 
Analisa kasus pelanggaran Hak dan pengingkaran kewajiban warga negara
Analisa kasus pelanggaran Hak dan pengingkaran kewajiban warga negaraAnalisa kasus pelanggaran Hak dan pengingkaran kewajiban warga negara
Analisa kasus pelanggaran Hak dan pengingkaran kewajiban warga negaraRamadhan Setiady
 
POLA DISEMINASI POLITIK IDENTITAS DI MEDIA SOSIAL
POLA DISEMINASI POLITIK IDENTITAS DI MEDIA SOSIALPOLA DISEMINASI POLITIK IDENTITAS DI MEDIA SOSIAL
POLA DISEMINASI POLITIK IDENTITAS DI MEDIA SOSIALIsmail Fahmi
 
Analisis Kasus Penistaan Agama
Analisis Kasus Penistaan AgamaAnalisis Kasus Penistaan Agama
Analisis Kasus Penistaan AgamaTotok Priyo Husodo
 
Penanggulangan Kasus Korupsi di Indonesia
Penanggulangan Kasus Korupsi di IndonesiaPenanggulangan Kasus Korupsi di Indonesia
Penanggulangan Kasus Korupsi di IndonesiaZaka Firma Aditya
 
Buku putih-agenda-antikorupsi-bg-presiden-2014-2019
Buku putih-agenda-antikorupsi-bg-presiden-2014-2019Buku putih-agenda-antikorupsi-bg-presiden-2014-2019
Buku putih-agenda-antikorupsi-bg-presiden-2014-2019Ernima Sukmasari
 
Bahaya Laten Korupsi
Bahaya Laten KorupsiBahaya Laten Korupsi
Bahaya Laten KorupsiAzinuddin Haq
 
Analisa Korupsi Ketua MK (Akil Mochtar)
Analisa Korupsi Ketua MK (Akil Mochtar)Analisa Korupsi Ketua MK (Akil Mochtar)
Analisa Korupsi Ketua MK (Akil Mochtar)Herlambang Bagus
 
Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial
Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media SosialKasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial
Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media SosialAnindya Zulatsari
 
FullPaper_BATASAN ANTARA KEBEBASAN BERPENDAPAT DAN PENCEMARAN NAMA BAIK PADA ...
FullPaper_BATASAN ANTARA KEBEBASAN BERPENDAPAT DAN PENCEMARAN NAMA BAIK PADA ...FullPaper_BATASAN ANTARA KEBEBASAN BERPENDAPAT DAN PENCEMARAN NAMA BAIK PADA ...
FullPaper_BATASAN ANTARA KEBEBASAN BERPENDAPAT DAN PENCEMARAN NAMA BAIK PADA ...Yongki Sidharta Gunawan
 
Revisi UU ITE Nafas Lama
Revisi UU ITE Nafas LamaRevisi UU ITE Nafas Lama
Revisi UU ITE Nafas LamaICT Watch
 
Revisi UU ITE Nafas Lama Dalam Bungkus Baru
Revisi UU ITE Nafas Lama Dalam Bungkus BaruRevisi UU ITE Nafas Lama Dalam Bungkus Baru
Revisi UU ITE Nafas Lama Dalam Bungkus BaruDamar Juniarto
 
Laporan Ilmiah Kasus Korupsi E-KTP
Laporan Ilmiah Kasus Korupsi E-KTPLaporan Ilmiah Kasus Korupsi E-KTP
Laporan Ilmiah Kasus Korupsi E-KTPyaumilannisa
 

Ähnlich wie Pendapat umum pp (20)

Bab 7 penegakan hukum berkeadilan
Bab 7 penegakan hukum berkeadilanBab 7 penegakan hukum berkeadilan
Bab 7 penegakan hukum berkeadilan
 
Anas Urbaningrum Beri Keadilan Jangan Jadi Hakim Jalanan untuk Mengadilinya
Anas Urbaningrum Beri Keadilan Jangan Jadi Hakim Jalanan untuk MengadilinyaAnas Urbaningrum Beri Keadilan Jangan Jadi Hakim Jalanan untuk Mengadilinya
Anas Urbaningrum Beri Keadilan Jangan Jadi Hakim Jalanan untuk Mengadilinya
 
Pendidikan anti korupsi - Kasus-kasus mega korupsi di Indonesia dan Mengenal ...
Pendidikan anti korupsi - Kasus-kasus mega korupsi di Indonesia dan Mengenal ...Pendidikan anti korupsi - Kasus-kasus mega korupsi di Indonesia dan Mengenal ...
Pendidikan anti korupsi - Kasus-kasus mega korupsi di Indonesia dan Mengenal ...
 
Analisa kasus pelanggaran Hak dan pengingkaran kewajiban warga negara
Analisa kasus pelanggaran Hak dan pengingkaran kewajiban warga negaraAnalisa kasus pelanggaran Hak dan pengingkaran kewajiban warga negara
Analisa kasus pelanggaran Hak dan pengingkaran kewajiban warga negara
 
POLA DISEMINASI POLITIK IDENTITAS DI MEDIA SOSIAL
POLA DISEMINASI POLITIK IDENTITAS DI MEDIA SOSIALPOLA DISEMINASI POLITIK IDENTITAS DI MEDIA SOSIAL
POLA DISEMINASI POLITIK IDENTITAS DI MEDIA SOSIAL
 
Analisis Kasus Penistaan Agama
Analisis Kasus Penistaan AgamaAnalisis Kasus Penistaan Agama
Analisis Kasus Penistaan Agama
 
Penanggulangan Kasus Korupsi di Indonesia
Penanggulangan Kasus Korupsi di IndonesiaPenanggulangan Kasus Korupsi di Indonesia
Penanggulangan Kasus Korupsi di Indonesia
 
Buku putih-agenda-antikorupsi-bg-presiden-2014-2019
Buku putih-agenda-antikorupsi-bg-presiden-2014-2019Buku putih-agenda-antikorupsi-bg-presiden-2014-2019
Buku putih-agenda-antikorupsi-bg-presiden-2014-2019
 
Pancasila kelompok 5
Pancasila kelompok 5Pancasila kelompok 5
Pancasila kelompok 5
 
Bahaya Laten Korupsi
Bahaya Laten KorupsiBahaya Laten Korupsi
Bahaya Laten Korupsi
 
Teropong | November 2013
Teropong | November 2013Teropong | November 2013
Teropong | November 2013
 
Makalahpidana 130913020535-phpapp01
Makalahpidana 130913020535-phpapp01Makalahpidana 130913020535-phpapp01
Makalahpidana 130913020535-phpapp01
 
Analisa Korupsi Ketua MK (Akil Mochtar)
Analisa Korupsi Ketua MK (Akil Mochtar)Analisa Korupsi Ketua MK (Akil Mochtar)
Analisa Korupsi Ketua MK (Akil Mochtar)
 
Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial
Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media SosialKasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial
Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial
 
FullPaper_BATASAN ANTARA KEBEBASAN BERPENDAPAT DAN PENCEMARAN NAMA BAIK PADA ...
FullPaper_BATASAN ANTARA KEBEBASAN BERPENDAPAT DAN PENCEMARAN NAMA BAIK PADA ...FullPaper_BATASAN ANTARA KEBEBASAN BERPENDAPAT DAN PENCEMARAN NAMA BAIK PADA ...
FullPaper_BATASAN ANTARA KEBEBASAN BERPENDAPAT DAN PENCEMARAN NAMA BAIK PADA ...
 
KOM MAS.pptx
KOM MAS.pptxKOM MAS.pptx
KOM MAS.pptx
 
Revisi UU ITE Nafas Lama
Revisi UU ITE Nafas LamaRevisi UU ITE Nafas Lama
Revisi UU ITE Nafas Lama
 
Revisi UU ITE Nafas Lama Dalam Bungkus Baru
Revisi UU ITE Nafas Lama Dalam Bungkus BaruRevisi UU ITE Nafas Lama Dalam Bungkus Baru
Revisi UU ITE Nafas Lama Dalam Bungkus Baru
 
281669604 makalah-kasus-korupsi
281669604 makalah-kasus-korupsi281669604 makalah-kasus-korupsi
281669604 makalah-kasus-korupsi
 
Laporan Ilmiah Kasus Korupsi E-KTP
Laporan Ilmiah Kasus Korupsi E-KTPLaporan Ilmiah Kasus Korupsi E-KTP
Laporan Ilmiah Kasus Korupsi E-KTP
 

Pendapat umum pp

  • 1. Rena Marsista Yandi 2007110022 Yolanda Sendy Trisnawati 2007120031 Wulan Novita Sari 2007130006 Rangga Bayu 2007130021 Agastya Yogaswara 2007130031 Dewi Natalia 2007130050 Aditya Panji Rahmanto 2008111002 Asminarti 2008130011 Karina Agustina 2008130050 Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta 2010
  • 2. Menyikapi konflik Cicak vs Buaya, sebagian besar masyarakat mendukung sepak terjang KPK, dan menganggap Polri telah melakukan kriminalisasi terhadap kedua Wakil Ketua KPK, Bibit Samad Rianto dan Chandra M. Hamzah.  Pada saat inilah, teori Spiral Kebisuan berlaku. Dimana pendapat dominan diadopsi oleh masyarakat sehingga terbentuk pendapat umum.  Hal ini sangat dipengaruhi oleh berita-berita di media massa yang cenderung berpihak pada KPK.  Di awal tahun 2010, melalui beragam penyidikan yang dilakukan lembaga-lembaga penegak hukum, keberadaan praktik makelar kasus di KPK, sedikit-demi sedikit mulai terbongkar.  Dimulai pada 13 Januari 2010. ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD, menyerahkan data dugaan makelar kasus di tubuh KPK, kepada Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Mafia Hukum.  Media massa pun tak kalah gencar memberitakan dugaan praktik makelar kasus ini.
  • 3. Menurut Bernard Hennesy, “Opini publik atau Pendapat Umum adalah kompleks referensi yang dinyatakan sejumlah orang tertentu mengenai isu yang menyangkut kepentingan umum.”  Menurut Henessy, pendapat umum harus memiliki unsur-unsur sebagai berikut: 1. Harus ada isu 2. Adanya kelompok individu yang berkepentingan dengan isu tersebut (publik) 3. Adanya kelompok-kelompok pendapat (complex of preferencess) yang merujuk pada totalitas pendapat. 4. Adanya pengungkapan pendapat (expression of opinion) 5. Adanya sejumlah orang penting yang terlibat (significant number of person invloved)
  • 4. 1. Harus ada isu Belakangan ini, pendapat umum mengenai kredibilitas KPK dalam memberantas korupsi, telah berubah. Dugaan adanya penerimaan suap dalam tubuh KPK, sedikit demi sedikit mulai terungkap. Tapi tidak ditujukan kepada Bibit maupun Chandra. Ada nama lain yang diduga melakukan praktik makelar kasus dan menerima suap dari para tersangka KPK. Media massa mulai memberitakan kasus ini. Majalah Berita Mingguan Tempo, edisi 8-14 Maret 2010, mengungkap keberadaan makelar kasus ini melalui laporan investigasi. 2. Adanya kelompok individu yang berkepentingan dengan isu tersebut Kredibilitas KPK dalam mengungkap kasus korupsi, masih patut dipertimbangkan dibanding Polri dan Kejaksaan. Lalu, apa jadinya jika praktik makelar kasus dalam KPK terbukti kebenarannya? Kepada siapa masyarakat bisa menaruh harapan Indonesia bersih dari korupsi? Karena itu, isu ini menyangkut kepentingan masyarakat. Sifatnya yang kontoversial, memaksa masyarakat untuk mengemukakan pendapat, sehingga patut diperdebatkan.
  • 5. 3. Adanya kelompok-kelompok pendapat yang merujuk pada totalitas pendapat Kelompok-kelompok di atas, ikut mengemukakan pendapat, sehingga menimbulkan kontroversi. Ada pihak yang pro terhadap KPK, dan adapula yang kontra.
  • 6. 4. Adanya pengungkapan pendapat Pendapat dari tokoh yang kredibel, bisa dijadikan tolak ukur subjektif dalam pembentukan opini publik. Amien Rais, mantan Ketua MPR dan mantan Ketua Umum PAN, menyatakan pendapat sebagai berikut: “Saya tidak setuju ada usaha dari manapun asalnya, yang melakukan defikasi, pendewaan terhadap KPK, seolah KPK dihuni para malaikat suci yang tidak mampu melakukan skandal dan kejahatan hukum." (Amien Rais: Makelar Kasus Juga Ada di KPK, Kompas.com, 6 November 2009). Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW), Danang Widoyokonya, juga mengaku tidak kaget dengan dugaan adanya makelar kasus di sekitar KPK. Alasannya, staf di lembaga antikorupsi tersebut sebagian besar berasal dari kepolisian dan kejaksaan, dua lembaga yang selama ini juga sering dikaitkan dengan keberadaan makelar kasus. (ICW Tidak Kaget Ada Makelar Kasus di KPK, Tempointeraktif.com, 9 Maret 2010).
  • 7. 4. Adanya pengungkapan pendapat Denny Indrayana, staf ahli Kepresidenan Bidang Hukum, sekaligus sekretaris Satgas Pemberantasan Mafia Hukum, menyatakan: Satgas Pemberantasan Mafia Hukum akan mengusut dugaan praktik makelar kasus di KPK. Bibit Samad Rianto juga mengemukakan pendapatnya, sebagai berikut: "Masalah itu sudah lama ditangani Pengawasan Internal KPK, sudah di release oleh Plt (Pelaksana Tugas) Ketua KPK (Tumpak Hatorangan Panggabean) tidak ada unsur pidana di dalamnya," tutur Bibit. Ia menambahkan, dirinya tidak ikut menangani proses pengusutan dalam masalah tersebut. "Saya tidak ikut menangani masalahnya, saya serahkan pada hukum," tegasnya. (Usut Dugaan Anak Pemimpin KPK Jadi Makelar Kasus, Media Indonesia, 10 Maret 2010).
  • 8. 5. Adanya sejumlah orang penting yang terlibat Pertama, Yulianto, makelar kasus yang diduga mempunyai jaringan kuat di KPK. Nama ini seperti angin, hembusannya kuat, tapi wujudnya tak tampak. Yulianto kerap diidentikan dengan Yudi Prianto. Yudi adalah putra sulung Bibit. Yudi juga seorang aktivis Lumbung Informasi Rakyat (Lira), LSM yang berafiliasi dengan lingkaran istana negara. Nama kedua, Ary Muladi, pengusaha asal Surabaya yang dikenal bisa membantu “menangani” kasus di KPK. Ary Muladi lah yang memperkenalkan nama rekaan Yulianto. Ary mengaku menyerahkan uang dari para tersangka KPK kepada Yulianto, yang kemudian akan diserahkan ke orang dalam KPK. Nama terakhir, Ade Raharja, Direktur Penyidikan KPK. Menurut isu yang berkembang, Ade tergolong pemain kakap. Ade adalah orang yang menerima suap dari makelar kasus, lalu membagikannya kepada para pejabat KPK.
  • 9. Korupsi di Indonesia, bisa dikatakan sudah membudaya. Karena dilakukan secara massal dan periodik, sehingga cakupan moralitas korupsi berubah menjadi sesuatu yang dapat dibenarkan. Aristoteles menyebutnya Mob Rule. Yaitu, apa yang dilakukan banyak orang, itulah yang menjadi standar sekaligus aturan.  Sebelumnya, banyak masyarakat simpatik dan mendukung sepak terjang KPK. Namun kini, simpati itu berubah menjadi keyakinan apatis. Karena berkembang pendapat umum, KPK bukanlah lembaga yang bersih dari korupsi dan makelar kasus.  Hal ini dibuktikan melalui analisis unsur-unsur pendapat umum menurut Bernard Hennesy.
  • 10. Sekian & Terima kasih