Berikut adalah daftar isi untuk skripsi Anda:BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang1.2 Rumusan Masalah1.3 Tujuan Penelitian1.4 Manfaat Penelitian 1.5 Batasan MasalahBAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Konsep Dasar Antenatal Care2.1.1 Pengertian Antenatal Care2.1.2 Tujuan Antenatal Care 2.1.3 Fungsi Antenatal Care2
Ähnlich wie Berikut adalah daftar isi untuk skripsi Anda:BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang1.2 Rumusan Masalah1.3 Tujuan Penelitian1.4 Manfaat Penelitian 1.5 Batasan MasalahBAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Konsep Dasar Antenatal Care2.1.1 Pengertian Antenatal Care2.1.2 Tujuan Antenatal Care 2.1.3 Fungsi Antenatal Care2
Ähnlich wie Berikut adalah daftar isi untuk skripsi Anda:BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang1.2 Rumusan Masalah1.3 Tujuan Penelitian1.4 Manfaat Penelitian 1.5 Batasan MasalahBAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Konsep Dasar Antenatal Care2.1.1 Pengertian Antenatal Care2.1.2 Tujuan Antenatal Care 2.1.3 Fungsi Antenatal Care2 (20)
Berikut adalah daftar isi untuk skripsi Anda:BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang1.2 Rumusan Masalah1.3 Tujuan Penelitian1.4 Manfaat Penelitian 1.5 Batasan MasalahBAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Konsep Dasar Antenatal Care2.1.1 Pengertian Antenatal Care2.1.2 Tujuan Antenatal Care 2.1.3 Fungsi Antenatal Care2
1. PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE
TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL BERESIKO TINGGI
DI PUSKESMAS AMURANG
(Penelitian One-group pre-post test design di Puskesmas Amurang)
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana
Oleh :
KIKI LIWUT
14061001
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SARIPUTRA INDONESIA TOMOHON
2018
5. v
RIWAYAT HIDUP
Kiki Liwut, lahir di Tarun tanggal 07 Maret 1996 anak ketiga dari tiga
bersaudara, dengan nama ayah Apner Liwut dan ibu Lina Maarende (Almarhum).
SDYPK Siloam Tarun tahun 2008, SMP Negeri 2 Melonguane di Tarun tahun
2011, SMK Baramuli Talaud di Melonguane tahun 2014, studi di Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon tahun 2014.
Tomohon, Juni 2018
Penulis
6. vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi
ini dengan judul “Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Antenatal Care
Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Beresiko Tinggi di Puskesmas Amurang”.
Penyusunan Skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan motivasi dari
berbagai pihak yang telah membantu penyusunan Skripsi ini sehingga pada
kesempatan saat ini penulis mengucapkan terima kasih serta memberikan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Ketua Yayasan Dharma Bakti Indonesia Tomohon Kie Nio Runtuwene yang
telah memberikan kesempatan dan fasilitas selama perkuliahan.
2. Dr. Joost Rumampuk, SE, MS Sebagai Rektor Universitas Sariputra Indonesia
Tomohon.
3. Ns. Estefina Makausi, S.Kep, M.Mkes. Sebagai Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Sariputra Indonesia Tomohon. Dan juga sebagai Pembimbing II
yang selama ini sudah banyak memberikan arahan, penjelasan serta
bimbingan yang baik sehingga skripsi ini selesai.
4. Ns. Ester Hutagaol, S.Kep, M.Kep, Sp.Kep.Mat sebagai Pembimbing I yang
telah membantu, memberikan bimbingan serta mengarahkan penulis
sehingga Skripsi ini dapat selesai.
5. Ns. Deitje Supit, S.Kep, M.Mkes sebagai Pembimbing II yang telah banyak
membantu, memberikan bimbingan serta mengarahkan penulis sehingga
Skripsi ini dapat selesai.
6. Dr. Christiani Tambaritji sebagai Kepala Puskesmas Amurang yang telah
memberikan kesempatan dan izin untuk penulis melakukan penelitian.
7. vii
7. Dosen-dosen di kampus yang telah mendidik penulis dari semester satu
sampai semester delapan dengan penuh cinta kasih.
8. Mner John R Batmetan S.Pd, MT yang sudah membimbing penulis dalam
penyusunan Skripsi.
9. Spesial untuk Papa dan Almarhum Mama Kel Liwut-Maarende di Tarun
Talaud, yang selalu mendoakan, memotivasi, mendidik dengan penuh cinta
kasih dan membiayai penulis dalam penyelesaian kuliah.
10. Kakak Aplin, Eber, Ona, Jemmy, Ani, Mama ade Lerci, Pa ade Kenne, Doner
serta Opa dan Oma dan semua keluarga yang telah membantu, mendukung,
dan mendoakan penulis dalam penyelesaian kuliah.
11. Sahabat-sahabat terkasih Meitha dan Elen yang selalu membantu,
mendoakan dan memotivasi penulis selama kuliah.
12. Teman-teman yang selalu membantu selama masa kuliah Sompie, Prisil, Fitri,
Nurul, Rini, Anjas, Vivi, Anti, Oci, Enci, gengs Yulia, Gengs Tobelo, Gengs
Herbalife, Gengs Jenifer dan Gengs Papua.
13. Teman-teman seangkatan yang telah berjuang bersama selama 4 tahun.
14. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Tomohon, Juni 2018
Penulis
8. viii
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE
TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL BERESIKO TINGGI
DI PUSKESMAS AMURANG
ABSTRAK
Antenatal Care adalah asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sejak konfirmasi
konsepsi hingga awal persalinan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
antenatal care selama kehamilan untuk mendeteksi dini terjadinya resiko tinggi
terhadap kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan angka kematian ibu
dan memantau keadaan janin. Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui
pengaruh penyuluhan kesehatan tentang Antenatal Care terhadap pengetahuan
ibu hamil beresiko tinggi di Puskesmas Amurang 2018. Penelitian ini dilaksanakan
pada ibu hamil di Puskesmas dengan menggunakan desain atau rancangan One-
group pre-post test design, responden dinilai tingkat pengetahuan sebelum dan
sesudah penyuluhan Kesehatan dengan menggunakan kuesioner. Sampel yang
digunakan sebanyak 35 orang dari total 35 populasi. Pengambilan sampel
menggunakan teknik total sampling. Hasil uji statistik menggunakan wilcoxon sign
rank test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata tingkat
pengetahuan pada sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan kesehatan. Pada
variabel pengetahuan, nilai mean sebelum intervensi adalah 7,22 dan setelah
intervensi menunjukkan nilai 9,65. Hasil penelitian ini menunjukkan Asymp.Sig (2-
Tailed) atau p-value 0,000 < 𝛼 0,05 dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima.
Sehingga disimpulkan bahwa penyuluhan kesehatan tentang Antenatal Care
dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil beresiko tinggi di Puskesmas
Amurang.
Kata Kunci: Antenatal Care, Pengetahuan, Penyuluhan, Ibu hamil beresiko
tinggi
9. ix
THE INFLUENCE OF HEALTH EDUCATION ON ANTENATAL CARE
TO THE KNOWLEDGE OF HIGH RISK PREGNANT WOMEN
AT AMURANG PUBLIC HEALTH CENTER.
ABSTRACT
Antenatal Care is the care given to pregnant women since the confirmation of
conception until the beginning of labor. According to the World Health Organization
(WHO), antenatal care during pregnancy is aimed to detect early occurrence of
high risk of pregnancy and childbirth. It can also reduce maternal mortality and
monitor the condition of the fetus. The purpose of this research is to know the effect
of health education about Antenatal Care to high risk pregnant women knowledge
at Amurang Public Health Center in 2018. This research was conducted on
pregnant women at Amurang Public Health Center using One-group pre-post test
design. Respondents level of knowledge were assessed before and after the
Health education using questionnaires. The samples in this research are 35 people
out of 35 population. Sampling technique used is total sampling technique.
Statistical test using wilcoxon sign rank test indicates that there is a difference in
mean value of knowledge level of the samples before and after the health
education. On the knowledge variable, the mean value before intervention was
7.22 and after intervention showed a value of 9.65. The results of this study show
Asymp.Sig (2-Tailed) or p-value 0,000 <0.05 which mean H0 is rejected and H1 is
accepted. So it can be concluded that health education on Antenatal Care can
increase the knowledge of high risk pregnant women at Amurang Public Health
Center.
Keyword: Antenatal Care, Knowledge, Health Education, High risk pregnant
women
10. x
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
kemurahan dan cinta kasihnya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyajikan Seminar Hasil Ujian yang berjudul: “Pengaruh Penyuluhan Kesehatan
tentang Antenatal Care Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Beresiko Tinggi di
Puskesmas Amurang”.
Sangat disadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki
penulis, walaupun telah dikerahkan segala kemampuan untuk lebih teliti, tetapi
masih dirasakan banyak kekurangan ketepatan, oleh karena itu penulis
mengharapkan saran yang membangun agar tulisan ini bermamfaat bagi yang
membutuhkan.
Tomohon, Juni 2018
Penulis
11. xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………… i
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………….............................. ii
HALAMAN IDENTITAS TIM PENGUJI SKRIPSI............................................. iii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI........................................................ iv
RIWAYAT HIDUP............................................................................................ v
UCAPAN TERIMA KASIH................................................................................ vi
ABSTRAK........................................................................................................ viii
ABSTRACT ..................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………. x
DAFTAR ISI …………...................................................................................... xi
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………….. 4
1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………........... 4
1.4 Manfaat Penelitian….................................................................... 5
1.5 Batasan Masalah......................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Antenatal Care
2.1.1 Pengertian Antenatal Care.............................................. 7
2.1.2 Tujuan Antenatal Care..................................................... 7
2.1.3 Fungsi Antenatal Care .................................................... 8
2.1.4 Manfaat Antenatal Care.................................................. 9
2.1.5 Standar Antenatal Care................................................... 9
2.2 Konsep Kehamilan Resiko Tinggi
2.2.1 Pengertian Kehamilan Resiko Tinggi.............................. 10
2.2.2 Tanda Bahaya Kehamilan.............................................. 11
2.2.3 Faktor Resiko Tinggi Kehamilan dan Komplikasi............ 15
2.2.4 Dampak Kehamilan Resiko Tinggi.................................. 17
2.2.5 Penatalaksanaan Kehamilan Resiko Tinggi.................... 17
2.3 Konsep Dasar Penyuluhan
2.3.1 Pengertian Penyuluhan Kesehatan................................ 18
2.3.2 Tujuan Penyuluhan Kesehatan...................................... 18
2.3.3 Metode Penyuluhan....................................................... 19
2.4 Konsep Dasar Pengetahuan
2.4.1 Pengertian Pengetahuan............................................... 22
2.4.2 Tingkat Pengetahuan.................................................... 23
2.4.3 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan......... 24
2.4.4 Cara Memperoleh Pengetahuan................................... 25
2.5 Kerangka Konsep Penelitian .................................................... 27
2.6 Hipotesis Penelitian................................................................... 28
12. xii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian...................................................................... 29
3.2 Kerangka Kerja Penelitian........................................................ 30
3.3 Populasi, Sampel dan Sampling............................................... 31
3.3.1 Populasi........................................................................ 31
3.3.2 Sampel.......................................................................... 31
3.3.3 Teknik Sampling........................................................... 32
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional............................ 32
3.4.1 Variabel Independen..................................................... 32
3.4.2 Variabel Dependen....................................................... 33
3.4.3 Definisi Operasional................................................ ..... 33
3.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.5.1 Lokasi Penelitian........................................................... 35
3.5.2 Waktu Penelitian........................................................... 35
3.6 Metode Pengambilan dan Pengumpulan Data
3.6.1 Instrumen...................................................................... 35
3.6.2 Data Primer................................................................... 36
3.6.3 Data Sekunder.............................................................. 36
3.6.4 Prosedur Pengumpulan Data......................................... 36
3.7 Teknik Pengelolaan Data.......................................................... 38
3.8 Cara Analisa Data..................................................................... 39
3.9 Etika penelitian.......................................................................... 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian.......................................................................... 42
4.1.1 Data Umum Lokasi Penelitian........................................... 42
4.2 Karakteristik Demografi Responden.......................................... 43
4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur................... 43
4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan........... 44
4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan............. 44
4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak........ 45
4.3 Analisa Univariat......................................................................... 45
4.3.1 Gambaran Pengetahuan Sebelum Intervensi.................... 45
4.3.2 Gambaran Pengetahuan Sesudah Intervensi................... 46
4.4 Analisa Bivariat.......................................................................... 46
4.4.1 Pengaruh Penyuluhan Kesehatan…................................ 46
4.5 Pembahasan.............................................................................. 47
BAB V Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan................................................................................. 51
5.2 Saran .......................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 53
LAMPIRAN...................................................................................................... 55
13. xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Desain Penelitian............................................................................ 29
Tabel 3.2 Definisi Operasional........................................................................ 34
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur................................. 43
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan........................ 44
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan.......................... 44
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak..................... 45
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan Sebelum...... 45
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan Sesudah...... 46
Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik............................................................................. 46
14. xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.5 Kerangka Konsep Penelitian..................................................... 27
Gambar 3.2 Kerangka Kerja Penelitian......................................................... 30
15. xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Formulir Permohonan Menjadi Responden........................... 55
Lampiran 2 : Pernyataan Persetujuan Responden…................................ 56
Lampiran 3 : Lembar Pengumpulan Data Demografi Dan Kuesioner....... 57
Lampiran 4 : Satuan Acara Penyuluhan Antenatal Care ......................... 59
Lampiran 5 : Tabulasi Sebelum Penyuluhan............................................ 66
Lampiran 6 : Tabulasi Sesudah Penyuluhan............................................ 67
Lampiran 7 : Master Tabel….................................................................... 68
Lampiran 8 : Hasil Statistik ........................................................................ 69
Lampiran 9 : Uji Validitas Dan Reliabilitas................................................. 72
Lampiran 10 : US 5 Dan US 6.......................................................................
74
Lampiran 11 : Formulir Monitoring Pebimbingan Proposal........................... 76
Formulir Monitoring Pebimbingan SHP.................................. 78
Formulir Monitoring Pebimbingan SKRIPSI........................... 80
Lampiran 12 : SK Ujian SKRIPSI................................................................... 82
Lampiran 13 : Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian.............. 83
Lampiran 14 : Leaflet................................................................................... 84
Lampiran 15 : Foto Permainan Yang Di Pakai Dalam Penelitian................ 85
Lampiran 16 : Dokumentasi Dalam Melaksanakan Penelitian....................... 86
Lampiran 17 : Dokumentasi Pelaksanaan Ujian........................................... 88
16. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Antenatal care (ANC)/Asuhan antenatal adalah suatu program yang
terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil,
untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan
memuaskan (pada beberapa kepustakaan disebut sebagai Prenatal Care).
Kunjungan ANC sebaiknya dilakukan minimal 4x selama kehamilan yaitu K1
sampai dengan K4. Antenatal care bertujuan untuk memfasilitasi hasil yang sehat
dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina suatu hubungan saling
percaya dengan ibu, mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam
jiwa, mempersiapkan kelahiran, dan memberikan pendidikan (Marmi, 2014).
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care selama
kehamilan untuk mendeteksi dini terjadinya resiko tinggi terhadap kehamilan dan
persalinan juga dapat menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan
janin. Ibu hamil risiko tinggi/komplikasi adalah ibu hamil dengan keadaan
penyimpangan dari keadaan normal yang secara langsung menyebabkan
kesakitan dan kematian bagi ibu maupun bayinya (Profi Kesehatan jatim, 2011).
Faktor resiko dalam kehamilan di antarannya adalah tinggi badan ibu kurang
darin145 cm, usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, telah memiliki
anak lebih dari empat, jarak kehamilan kurang dari 2 tahun dan menderita penyakit
yang menyertai kehamilan. Dampak yang dapat terjadi pada ibu hamil risiko tinggi
yaitu keguguran, persalinan prematur, gawat janin, keracunan dalam kehamilan,
serta kematian ibu yang tinggi (Tinah, 2014).
17. 2
Menurut laporan World Health Organization (WHO) Angka Kematian Ibu
(AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa. Angka kematian ibu di Indonesia yaitu 190 per
100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014). Menurut data SDKI, Angka Kematian Ibu
sudah mengalami penurunan pada periode tahun 1994-2012 yaitu pada tahun
1994 sebesar 390 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2002 sebesar 228 per
100.000 kelahiran hidup. Namun pada tahun 2012, Angka Kematian Ibu meningkat
kembali menjadi sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Dan pada tahun 2015,
berdasarkan data SUPAS 2015 AKI menunjukan penurunan yaitu 305 per 100.000
kelahiran hidup. Namun, masih diperlukan upaya untuk penurunan AKI (Direktorat
Kesehatan Keluarga, 2016). Angka kematian ibu di Sulawesi utara tahun 2015,
22% akibat perdarahan, 28% akibat eklamsi, 8% akibat infeksi dan sekitar 21%
karena penyebab lainnya (Dinkes sulut, 2015).
Hasil penelitian terdahulu oleh Tombokan (2013), tentang “Pengaruh
Promosi Kesehatan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Terhadap Peningkatan
Pengetahuan Ibu Hamil di Puskesmas Kawangkoan Kabupaten Minahasa” dari
55 responden terdapat pengetahuan ibu hamil sebelum diberikan intervensi
kategori baik 1 responden (1,82%), cukup 29 responden (52,73%), dan kurang
25 responden (45,45%).
Perlunya konseling dan penyuluhan yang lebih intensif dari petugas
kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil mengenai pentingnya
pemeriksaan kehamilan secara rutin sehingga ibu dapat mengetahui keadaan
dirinya dan janin. Konseling dan penyuluhan yang benar biasanya memberikan
kepuasan kepada ibu hamil karena mereka merasa mendapat informasi yang
lengkap tentang kehamilan. (Umar, 2014). Salah satu upaya menurunkan tingkat
kematian ibu adalah meningkatkan status kesehatan ibu hamil sampai bersalin.
Maka diperlukan pendamping yang mengerti dan memahami social budaya
masyarakat sehingga bisa memberikan informasi, bimbingan dan motivasi kepada
18. 3
ibu hamil dan keluarganya (USAID, 2014). Salah satu aspek yang mendukung
keberhasilan konsep pelayanan antenatal terpadu dan komprehensif adalah
pengetahuan ibu (Yanti, 2016).
Angka kematian yang tinggi disebabkan dua hal pokok yaitu masih
kurangnya pengetahuan mengenai sebab akibat dan penanggulangan komplikasi
komplikasi penting dalam kehamilan, persalinan, nifas, serta kurang meratanya
pelayanan kebidanan yang baik untuk semua ibu hamil, salah satunya pelayanan
antenatal care (ANC). Pengetahuan mengenai kehamilan dapat diperoleh melalui
penyuluhan tentang kehamilan seperti perubahan yang berkaitan dengan
kehamilan, pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, perawatan diri
selama kehamilan serta tanda bahaya yang perlu diwaspadai (Mahadewi, 2016).
Apabila seorang ibu hamil memiliki pengetahuan yang lebih tentang resiko tinggi
kehamilan maka kemungkinan besar ibu akan berpikir untuk menentukan sikap,
berperilaku untuk mencegah, menghindari atau mengatasi masalah resiko
kehamilan tersebut (Damayanti, 2009).
Dari data yang diambil di Puskesmas Amurang jumlah ibu hamil beresiko
tinggi yang berkunjung selama 3 bulan terakhir yaitu bulan September sampai
November 2017 berjumlah 35 orang yang terdiri dari resiko tinggi umur ibu kurang
dari 20 tahun ada 6 orang, umur ibu lebih dari 35 tahun ada 9 orang, hipertensi
ada 6 orang, anemia ada 5 orang, jarak kehamilan kurang dari dua tahun ada 3
orang, anak lebih dari empat ada 2 orang, lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm
ada 4 orang. Berdasarkan wawancara awal dengan 7 orang ibu hamil yang
beresiko tinggi hanya 2 orang ibu yang memahami mengenai kehamilan resiko
tinggi, sedangkan 5 orang ibu kurang memahami mengenai kehamilan resiko
tinggi. Berdasarkan uraian dan data diatas, maka penulis merasa tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh penyuluhan kesehatan tentang
19. 4
antenatal care terhadap pengetahuan ibu hamil beresiko tinggi di Puskesmas
Amurang”.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Pernyataan Masalah
Berdasarkan data diatas, masih banyak ditemukan ibu hamil yang
beresiko tinggi. Untuk mengurangi ibu hamil beresiko tinggi diperlukan
penyuluhan kesehatan tentang antenatal care bagi ibu hamil beresiko tinggi.
1.2.2 Pertanyaan Masalah
1. Bagaimana pengetahuan pada ibu hamil beresiko tinggi sebelum di
berikan penyuluhan kesehatan tentang antenatal care di Puskesmas
Amurang?
2. Bagaimana pengetahuan pada ibu hamil beresiko tinggi sesudah di
berikan penyuluhan kesehatan tentang antenatal care di Puskesmas
Amurang?
3. Apakah ada pengaruh sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan
tentang antenatal care terhadap pengetahuan ibu hamil beresiko tinggi
di Puskesmas Amurang?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan tentang antenatal care
terhadap pengetahuan ibu hamil beresiko tinggi di Puskesmas Amurang.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Teridentifikasi pengetahuan ibu hamil beresiko tinggi sebelum diberikan
penyuluhan kesehatan tentang antenatal care di Puskesmas Amurang.
2. Teridentifikasi pengetahuan ibu hamil beresiko tinggi sesudah diberikan
penyuluhan kesehatan tentang antenatal care di Puskesmas Amurang.
20. 5
3. Teranalisa pengaruh sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan
kesehatan tentang antenatal care terhadap pengetahuan ibu hamil
beresiko tinggi di Puskesmas Amurang.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Teoritis
1. Menjadi suatu masukan untuk mengurangi ibu hamil yang beresiko
tinggi dengan memberikan penyuluhan kesehatan tentang antenatal
care.
1.4.2 Praktis
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat memberi pengalaman dan menambah
wawasan ilmiah khususnya dalam belajar melakukan penelitian ilmiah.
2. Bagi Masyarakat
Sebagai bahan masukan dan informasi yang berguna khususnya bagi
ibu hamil yang beresiko tinggi.
1.5 Batasan Masalah
Berdasarkan teoritis, ada beberapa faktor resiko tinggi dalam kehamilan
yaitu:
1. Umur ibu <20 tahun dan >35 tahun
2. Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun
3. Jumlah anak lebih dari 4
4. Tinggi badan kurang dari 145 cm
5. Lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm
6. Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu buruk
7. Komplikasi medis seperti: Anemia, Hipertensi, Penyakit Jantung,
Diabetes melitus, Obesitas dll.
21. 6
Dari beberapa faktor diatas, peneliti memfokuskan penelitian pada 6 faktor
resiko tinggi dalam kehamilan yaitu:
1. Umur ibu <20 tahun dan >35 tahun
2. Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun
3. Jumlah anak lebih dari 4
4. Hipertensi
5. Anemia
6. Lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm
22. 7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Antenatal Care
2.1.1 Pengertian Antenatal Care (ANC)
Antenatal care (ANC) adalah perawatan atau pemantauan secara teratur
yang dilakukan terhadap wanita selama kehamilannya (kamus saku keperawatan,
2001). ANC adalah asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sejak konfirmasi
konsepsi hingga awal persalinan. Bidan akan menggunakan pendekatan yang
berpusat pada ibu dalam memberikan asuhan kepada ibu dan keluarganya
dengan berbagai informasi untuk memudahkannya membuat pilihan tentang
asuhan yang ia terima. Antenatal care (ANC)/Asuhan antenatal adalah suatu
program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada
ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman
dan memuaskan (pada beberapa kepustakaan disebut sebagai Prenatal Care)
(Marmi, 2014).
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu yang
bersifat preventif care untuk mencegah terjadinya masalah yang kurang baik bagi
ibu maupun janin (Depkes RI, 2007).
2.1.2 Tujuan Antenatal Care (ANC)
Tujuan utama asuhan antenatal adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat
dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina suatu hubungan saling
percaya dengan ibu, mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam
Jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan. Asuhan antenatal
penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan normal selama
23. 8
kehamilan. Antenatal care memiliki beberapa tujuan umum dan tujuan khusus
(Marmi, 2014).
Tujuan umum:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu
dan bayi.
3. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal.
4. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi
dengan pendidikan, nutrisi, kebersihan diri, dan proses kelahiran bayi.
5. Mendeteksi dan menatalaksanakan komplikasi medik, bedah, atau obsteri
selama kehamilan.
6. Mengembangkan persiapan persalinan serta persiapan menghadap
komplikasi.
7. Membantu menyiapkan ibu menyusui dengan sukses, menjalankan nifas
normal dan merawat anak secara fisik, psikologis dan sosial.
Tujuan khusus:
1. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit-penyulit yang terdapat
saat kehamilan, persalinan dan nifas.
2. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan dan
nifas.
3. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
2.1.3 Fungsi Antenatal Care
Selain tujuan antenatal care juga memiliki tiga fungsi (Padila, 2014 dalam
Marmi, 2014):
24. 9
1. Sebagai promosi kesehatan selama kehamilan melalui sarana dan aktifitas
pendidikan.
2. Untuk melakukan screening, identifikasi wanita dengan kehamilan resiko
tinggi dan merujuk bila perlu.
3. Untuk memantau kesehatan selama hamil dengan usaha mendeteksi dan
menangani masalah yang terjadi.
2.1.4 Manfaat Antenatal Care (ANC)
Manfaat antenatal care yaitu memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi
ibu hamil maupun bayinya dengan alasan menegakkan hubungan kepercayaan
dengan ibu, mendeteksi komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan
kelahiran dan memberikan pendidikan kesehatan (Mufdlilah, 2009 dalam Marmi
2014):
1. Membantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan
kedaruratan yang mungkin terjadi.
2. Mendeteksi dan mengobati komplikasi-komplikasi yang timbul selama
kehamilan, baik yang bersifat medis, bedah atau obstetric.
3. Meningkatkan dan memelihara kesehatan fisik, mental dan sosial ibu serta
bayi dengan memberikan pendidikan, suplemen, dan imunisasi.
4. Membantu mempersiapkan ibu untuk menyusui bayi, melalui masa nifas
yang normal, serta menjaga kesehatan anak secara fisik, psikologi dan
sosial.
2.1.5 Standar Asuhan Antenatal
1. Standar 3 : Indetikasi ibu hamil
Melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara
berkala untuk penyuluhan dan motifasi untuk pemeriksaan dini dan teratur.
2. Standar 4 : Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
25. 10
Sedikitnya 4 kali pelayanan kehamilan pemeriksaan meliputi : Anamesis dan
pemantauan ibu dan janin,mengenal kehamilan resiko tinggi nasehat dan
penyuluhan, mencatat data yang tepat setiap kunjungan, tindakan tepat
untuk merujuk.
3. Standar 5 : Palpasi abdominal
4. Standar 6 : Pengelolaan anemia pada kehamilan
5. Standar 7 : Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
6. Standar 8 : Persiapan persalianan
Memberikan saran pada ibu hamil, suami dan keluarga untuk memastikan
persiapan persalinan aman, persiapan transportasi dan biaya (Marmi, 2014).
Kebijakan program : Anjuran WHO
a. Trimester I : Satu kali kunjungan
b. Trimester II : Satu kali kunjungan
c. Trimester III : Dua kali kunjungan
Standar Minimal Asuhan Antenatal : “7 T”
1. Timbang berat badan
2. Tinggi fundus uteri
3. Tekanan darah
4. Tetanus toxoid
5. Tablet Fe
6. Tes PMS
7. Temu wicara
2.2 Konsep Kehamilan Resiko Tinggi
2.2.1 Pengertian
Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan/janinnya mempunyai outcome
yang buruk apabila dilakukan tatalaksana secara umum (Manuaba, 2007).
26. 11
Sedangkan menurut Sofian (2011), kehamilan resiko tinggi adalah suatu
kehamilan yang membawah ancaman bagi jiwa dan kesehatan ibu dan atau
bayinya.
2.2.2 Tanda Bahaya Kehamilan
Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan
adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan atau periode antenatal, yang
apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu.
Tanda bahaya kehamilan perlu diketahui oleh ibu hamil karena apabila tidak
diketahui secara dini dapat mengancam keselamatan ibu maupun janin yang
dikandungnya. Untuk menurunkan angka kematia ibu secara bermakna, kegiatan
deteksi dini ini perlu lebih ditingkatkan baik di fasilitas pelayanan KIA maupun
masyarakat (Agustini, 2012), Macam-macam tanda bahaya kehamilan antara lain:
1. Perdarahan pervagina
Perdarahan pervagina pada kehamilan trimester I adalah merupakan hal
yang fisiologis yaitu tanda Hartman pada awal kehamilan, ibu mungkin akan
mengalami bercak perdarahan, yang sedikit atau spotting, perdarahan ini
akibat implantasi dari proses nidasi blastosis ke endometrium yang
menyebabkan perlukaan hal ini normal terjadi. Pada waktu yang lain dalam
kehamilan, perdarahan ringan mungkin pertanda dari servik yang rapuh atau
erosi. Perdarahan semacam ini mungkin normal atau mungkin suatu tanda
adanya infeksi. Pada awal kehamilan trimester I, perdarahan yang tidak
normal adalah perdarahan yang berwarna merah, perdarahan yang banyak,
atau perdarahan degan nyeri. Perdarahan ini dapat berarti abortus,
kehamilan mola atau kehamilan ektopik. Pada kehamilan lanjut atau
trimester II dan III, perdarahan yang tidak normal adalah merah, jumlahnya
banyak, dan kadang-kadang tidak disertai dengan rasa nyeri. Perdarahan
27. 12
semacam ini bisa berarti plasenta previa dan solusio plasenta (Varney,
2007).
2. Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan,
sakit kepala sering dirasakan diawal kehamilan dan umumnya disebabkan
oleh peregangan pembuluh darah di otak akibat hormone kehamilan,
khususnya hormon progesterone. Sakit kepala yang terjadi dalam 12 minggu
terakhir sebelum kelahiran berpusat disekitar kening dan diatas mata.
Keadaan ini bisa menjadi komplikasi serius karena dapat menjadi
preeklamsia (Varney, 2007), Sakit kepala yang menunjukan masalah yang
serius adalah sakit kepala yang menetap dan tidak hilang dengan
beristirahat, sakit kepala dapat bertahan lebih dari 2-3 jam. Kadang-kadang
dengan sakit kepala yang hebat tersebut, penglihatan ibu menjadi kabur dan
berbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan merupakan gejala
dari preeklamsi.
Gangguan lain yang sering terjadi adalah hipertensi. Penyebab utama
hipertensi pada kehamilan adalah hipertensi esensial dapat berlangsung
sampai aterm tanpa gejala, menjadi preeklamsi tidak murni. Hanya 20%
dapat menjadi preeklamsi murni yang disertai gejala proteinuria, edema, dan
terdapat keluhan sakit epigastrium, sakit kepala, penglihatan kabur, mual
dan muntah. Dengan adanya hipertensi dalam kehamilan maka sering
ditandai dengan adanya sakit kepala yang hebat (Varney, 2007).
3. Masalah penglihatan
Dikatakan masalah bila penglihatan tiba-tiba kabur dan berbahaya,
gangguan penglihatan seperti penglihatan ganda, seprti melihat titik-titik atau
cahaya, hal ini merupakan gejala dari preeklamsi atau toksemia yang harus
segera dilaporkan pada petugas kesehatan. Jenis keluhan yang paling
28. 13
umum adalah pandangan yang kabur disertai sakit kepala. Perubahan
patologi pada organ mata dapat dijumpai adanya edema retina dan spasme
pembuluh darah. Bila terdapat hal-hal tersebut, maka harus dicurigai
pereklamsi berat.
4. Bengkak pada muka dan tangan
Hampir separuh wanita hamil yang akan mengalami bengkak pada kaki dan
tungkai bawah, pada usia kehamilan 24 minggu ke atas, bengkak ini terjadi
karena penyumbatan yang disebabkan oleh tekanan yang menghalangi
sirkulasi jaringan. Bengkak biasanya hilang setelah beristirahat dan
meninggikan kaki. Keadaan ini dapat dikatakan normal, akan tetapi bengkak
dapat menunjukan masalah serius jika muncul pada muka dan tangan, tidak
hilang setelah beristirahat, dan disertai dengan keluhan fisik yang lain dan
bertahan lebih dari 24 jam. Bila dibiarkan keadaan ini dapat membahayakan
ibu dan janin. Odema yang terjadi merupakan akumulasi cairan yang
menyeluruh dan berlebihan dalam jaringan terutama pada tangan dan wajah
merupakan gejala dari preeklamsi.
5. Nyeri abdomen yang hebat
Nyeri abdomen yang terjadi pada kehamilan tua biasanya karena adanya
regangan otot ligamen yang mendukung rahim dan hal ini hampir dialami
semua ibu hamil. Nyeri abdomen yang tidak normal sama sekali tidak
berhubungan dengan persalinan. Nyeri abdomen yang menunjukan masalah
ditandai dengan nyeri perut yang hebat, terus menerus dan menetap. Nyeri
perut yang hebat dapat terjadi berupa kekejangan atau nyeri tajam dan
menusuk. Gejala ini merupakan gejala dari preeklamsi yang sewaktu waktu
dapat menjadi eklamsi dan dapat membahayakan keselamatan ibu dan
bayinya.
29. 14
6. Gerakan janin tidak seperti biasa
Ibu mulai merasakan gerakan janin pada minggu ke 18 sampai ke 20 pada
kehamilan pertama atau 2 minggu lebih cepat pada kehamilan ke dua.
Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Bayi harus
bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi akan lebih
mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan
minum yang baik. Jika ibu tidak merasakan gerakan janin selama 12 jam
atau sesudah kehamilan 22 minggu, kemungkinan dapat terjadi solusio
plasenta, ruptur uteri, gawat janin dan kematian janin (Varney, 2007).
7. Demam
Adanya demam menunjukan adanya infeksi, hal ini berbahaya bagi ibu
maupun janin, oleh karena itu harus segera mendapat pertolongan dari bidan
atau dokter.
8. Muntah-muntah yang hebat
Rasa mual dan muntah biasanya dialami oleh ibu hamil antara periode
pertama dan kedua terlambat haid. Kejadian mencapai 50-70%. Tetapi jika
keadaan tersebut berlebihan disebut hiperemisis, hal ini akan menghambat
asupan gizi pada ibu hamil berkurang sehingga kondisi ibu menjadi lemah,
dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin, oleh karena itu
perlu segera ditangani.
9. Keluar cairan banyak pervaginam secara tiba-tiba
Cairan ini adalah adalah cairan ketuban, ketuban seharusnya pecah
menjelang persalinan, tetapi jika ketuban keluar sebelum ibu mengalami
tanda-tanda persalinan maka janin dan ibu akan mudah terinfeksi. Hal ini
akan berbahaya baik ibu maupun janin (Depkes RI, 2007).
30. 15
2.2.3 Faktor Resiko Tinggi Kehamilan dan Komplikasi
Ada beberapa faktor yang perlu diwaspadai, karena bila kehamilan dengan
kondisi tersebut bisa menimbulkan masalah (Agustini, 2012). Kondisi yang perlu
diwaspadai adalah:
1. Umur ibu kurang dari 20 tahun
Ibu hamil pada usia ini kemungkinan akan mengalami persalinan
lama/macet, karena rahim dan panggul belum mencapai ukuran dewasa.
Kemudian secara mental ibu hamil dengan usia ini belum siap menerima
tugas dan tanggung jawab sebagai orang tua sehingga dapat mengganggu
masa kehamilan dan persalinannya.
2. Umur ibu lebih dari 35 tahun
Pada usia ini, keadaan kesehatan fisik ibu menurun, akibatnya akan
mempengaruhi kehamilan dan persalinan kemungkinannya akan lebih
besar.
3. Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun
Jika jarak kehamilan dengan kelahiran sebelumnya kurang dari 2 tahun,
kesehatan ibu belum pulih dengan baik, sehingga kehamilan dalam kondisi
ini mempunyai kemungkinan terjadi gangguan pertumbuhan janin,
persalinan lama dan perdarahan.
4. Jumlah anak lebih dari 4
Keadaan rahim yang sering teregang karena kehamilan, dapat
mengakibatkan kelemahan pada otot-otot rahim, maka perlu diwaspadai
adanya gangguan pada saat kehamilan, persalinan dan nifas.
5. Tinggi badan kurang dari 145 cm
Kondisi ini perlu diwaspadai adanya kesempitan panggul yang
mengakibatkan sulit pada saat persalinan. Namun hal ini tidak selalu
demikian, maka sangat penting untuk bersalin oleh bidan atau dokter.
31. 16
6. Lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm
Keadaan dimana ukuran lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm, hal ini
menunjukkan kemungkinan ibu menderita Kekurangan Energi Kronis (KEK),
dan dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan janin.
7. Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu buruk
Ibu hamil pada kehamilan dan persalinan yang lalu mengalami perdarahan,
kejang-kejang, febris, persalinan lama (lebih dari 12 jam), melahirkan
dengan cara operasi, bayi yang dilahirkan meninggal.
Komplikasi medis yang merupakan faktor resiko tinggi pada kehamilan
antara lain anemia, hipertensi, penyakit jantung, diabetes melitus, obesitas,
penyakit hepar dan paru (Hutabarat, 2007).
a) Anemia
Wanita hamil dengan anemia pengaruhnya dapat terjadi di awal kehamilan,
yaitu terhadap hasil pembuatan (janin, plasenta, darah). Jika kandungan zat
besi (Hemaglobin) kurang maka terjadi abortus, kematian janin dalam
kandungan atau waktu lahir, lahir prematur serta terjadinya cacat bawaan
tidak dapat dihindari (Manauba, 2008).
b) Hipertensi
Hipertensi yang disertai kehamilan adalah hipertensi yang suda ada sebelum
kehamilan. Dikatakan hipertensi jika tekanan darah sekitar 140/90 mmHg.
Penyebab utama hipertensi dalam kehamilan adalah hipertensi esensial dan
penyakit ginjal.
c) Penyakit Jantung
Kehamilan yang disertai penyakit jantung selalu mempengaruhi kehamilan
karena memberatkan penyakit jantung dan penyakit jantung dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
Menurut Manauba (2008), pada penyakit jantung yang menyertai kehamilan
32. 17
pertambahan denyut jantung dapat menguras cadangan kekuatan jantung
sehingga terjadi keadaan paya jantung.
d) Diabetes Melitus
Penyakit Diabetes Melitus dapat merupakan penyakit keturunan dengan ciri
tidak terbentuknya insulin yang sangat penting dalam metabolisme gula dan
pembentukan glikogen. Akibat kadar gula dalam darah akan tinggi yang
dapat mempengaruhi pula pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim (Manuaba, 2008).
e) Obesitas
Penambahan berat badan selama kehamilan harus selalu di monitor setiap
bulannya. Sampai saatnya melahirkan, kenaikan berat badan tidak boelh
terlalu berlebih dari target normal, yakni antara 10-12 kg.
2.2.4 Dampak Kehamilan Resiko Tinggi
Menurut Nurcahyo (2007), bahaya yang dapat ditimbulkan akibat ibu hamil
dengan resiko tinggi adalah:
1. Bayi lahir belum cukup bulan
2. Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
3. Keguguran (abortus)
4. Persalinan tidak lancar/macet
5. Perdarahan sebelum dan sesudah persalinan
6. Janin mati dalam kandungan
7. Ibu hamil/bersalin meninggal dunia
8. Keracunan kehamilan/kejang-kejang
2.2.5 Penatalaksanaan Kehamilan Resiko Tinggi
Menurut Manuaba (2008), kehamilan resiko tinggi dapat dicegah dengan
pemeriksaan dan pengawasan kehamilan yaitu deteksi dini ibu hamil resiko tinggi
33. 18
atau komplikasi kebidanan yang lebih difokuskan pada keadaan yang
menyebabkan kematian ibu dan bayi. Pengawasan antenatal menyertai
kehamilan secara dini, sehingga dapat memperhitungkan dan dipersiapkan
langkah-langkah dan persiapan persalinan.
2.3 Konsep Dasar Penyuluhan
2.3.1 Pengertian Penyuluhan Kesehatan
Salah satu kegiatan promosi kesehatan adalah pemberian informasi atau
pesan kesehatan berupa kesehatan untuk memberikan atau meningkatkan
pengetahuan dan sikap tentang kesehatan agar memudahkan terjadinya perilaku
sehat (Notoatmodjo, 2007). Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendididkan
kesehatan, yang dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan,
sehinggan masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan
bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan
(Machfoedz, 2007). Penyuluhan merupakan gabungan berbagai kegiatan dan
kesempatan yang berdasarkan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu
keadaan dimana individu, keluarga, kelompok masyarakat secara keseluruhan
ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa
dilakukan, secara perorangan maupun kelompok dalam meminta pertolongan jika
perlu (Fitriani, 2011).
Penyuluhan merupakan terjemahan dari counseling. Yaitu bagian dari
bimbingan, baik sebagai layanan maupun sebagai teknik (Machfoedz, 2007).
2.3.2 Tujuan Penyuluhan Kesehatan
Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah
perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan
(Notoatmodjo, 2006).
34. 19
2.3.3 Metode Penyuluhan
Metode penyuluhan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
tercapainya suatu hasil penyuluhan secara optimal. Semua metode akan baik bila
digunakan secara tepat yaitu sesuai degan kebutuhan (Notoadmodjo, 2007).
Berdasarkan jumlah sasaran, metode yang dapat digunakan antara lain:
1. Kelompok besar (lebih dari 15 orang), metode yang baik untuk kelompok
besar ini antara lain adalah ceramah,demonstrasi,dan seminar.
2. Kelompok kecil (kurang dari 15 orang), metode yang baik untuk kelompok ini
antara lain: diskusi kelompok, curah pendapat (Brain slorming), dan
memainkan peran (Roleplay).
Menurut Taufik (2007) Metode penyuluhan yang digunakan adalah metode
ceramah,demonstrasi dan praktik, sebagai berikut:
1. Ceramah
Ceramah merupakan suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan
suatu ide pengertian atau pesan secara lisan kepada kelompok sasaran
disertai tanya jawab sehingga memperoleh informasi tentang kesehatan.
2. Demonstrasi
Demonstrasi adalah suatu cara untuk menunjukan pengertian, ide, dan
prosedur tentang suatu hal yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk
memperlihatkan bagaimana cara melaksanakan sutau tindakan, adegan
dengan menggunakan alat peraga.
3. Praktik
Praktik adalah cara untuk melihat tindakan yang dilakukan seseorang
apakah suda sesuai dengan yang diinstruksikan.
Ada beberapa bentuk media penyuluhan antara lain (Notoadmodjo, 2012):
a. Berdasarkan stimulasi indra
35. 20
1. Alat bantu lihat (visual aid) yang berguna dalam membantu
menstimulasi indra penglihatan.
2. Alat bantu dengar (audio aids) yaitu alat yang dapat membantu
menstimulasikan indra pendengaran pada waktu penyampaian bahan
pendidik/pengajar.
3. Alat bantu lihat dengar (audio visual aids).
b. Berdasarkan pembuatan dan penggunaan
1. Alat peraga atau media yang rumit, seperti film, film strip slede dan
sebagainya yang menemukan listrik dan proyektor.
2. Alat peraga sederhana, yang mudah dibuat sendiri dengan bahan-
bahan setempat.
c. Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur media kesehatan
1) Media cetak
a). Leaflet
Merupakan bentuk penyampaian informasi kesehatan melalui
lembaran yang di lipat.
b). Booklet
Booklet adalah suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan
kesehatan dalam bentuk tulis dan gambar. Booklet sebagai saluran, alat
bantu sarana dan sumber daya pendukungnya untuk menyampaikan
pesan harus menyesuaikan dengan materi yang akan di sampaikan.
Manfaat booklet sebagai media komunikasi pendidik kesehatan adalah:
1. Menimbulkan minat sasaran pendidik
2. Membantu didalam menghadapi hambatan
3. Membantu sarana pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat.
4. Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan
yang di terimah kepada orang lain.
36. 21
5. Mempermudah menyampaiakan bahasa pendidikan.
6. Mempermudah menemkan informasi oleh sasaran pendidikan.
7. Mendorong keinginan orang untuk mengetahui lalu mendalami dan
akhirnya mendapatkan pengertian yang lebih baik.
8. Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh.
c. Flyer (selebaran)
Seperti leaflet tapi tidak berbentuk lipat
d. Flip chart (lembar balik)
Merupakan pesan/informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik.
Biasanya dalam bentuk buku, dimana tiap lembar (halaman) berisi
gambar peragaan dan dibaliknya berisih kalimat sebagai
pesan/informasi berkaitan dengan gambar tersebut.
e. Rubruk/tulisan-tulisan
pada surat kabar atau majalah, mengenai bahasa suatu masalah
kesehatan
f. Poster
Suatu bentuk media cetak berisi pesan/informasi kesehatan, yang
biasanya ditempel ditembok-tembok, ditempat umum, atau
dikendaraan umum.
g. Foto
Suatu media yang mengungkapkan informasi-informasi kesehatan
2) Media Elektronik
a. Televisi
Dapat dalam bentuk sinetron, sandiwara, forum diskusi/tanya jawab,
pidato/ceramah, sport, quis atau cerdas cermat dan lain-lain.
37. 22
b. Radio
Biasa dalam bentuk obrolan/tanya jawab, sandiwara radio, ceramah,
radio sport, dan lain-lain.
c. Video Compact Disc (DVD)
d. Slite
Slite juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan/informasi
kesehatan
e. Film strip
3). Media papan (Bill board)
Media papan (bill board) yang di pasang di tempat-tempat umum dan
dapat dipakai diisi dengan pesan-pesan atau informasi.
2.4 Konsep Dasar Pengetahuan
2.4.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan
sebagainya). Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan
tersebut sangat dipengaruhi intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.
Sebagian besar pengetahuan seseorang seseorang diperoleh melalui indera
pendengaran (telinga), dan indera penglihatan atau mata (Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting akan
terbentuknya tindakan seseorang. Karena itu pengalaman dan penelitian ternyata
perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku
yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoadmodjo, 2010).
Pengetahuan itu sendiri di pengaruhi oleh faktor pendidikan formal.
Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana di harap
bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas
38. 23
pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu di tekankan, bukan berarti seseorang
yang berpendidikan rendah mutlak berpengatahuan rendah pula. Pengetahuan
seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek, yaitu aspek positif dan
negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang semakin banyak
aspek positif yang di ketahui, maka akan menimbukan sikap makin positif terhadap
objek tertentu (Dewi dan Wawan, 2010)
2.4.2 Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan yang cukup di dalam domain kognitif mempunyai enam
tingakatan (Notoatmodjo, 2010) :
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari
sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah di terima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang
tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan, dan sebagainya.
2. Memahami ( Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang di ketahui, dan dapat menginterpretasiakan materi
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi
harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramaikan, dan sebagainya terhadap objek yang di pelajari.
3. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi ini dapat
39. 24
diartikan sebagai aplikasi atau menggunakan hukum-hukum, rumus,
metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4. Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi,
dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat
dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat
bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokan, dan sebagainya.
5. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulassi baru dari formulassi-formulassi yang ada.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu di
dasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan
kriteria-kriteria yang telah ada.
2.4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan antara lain:
1. Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon
terhadap sesuatu yang datang dari luar.
2. Paparan media massa
Melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik, sehingga berbagai
informasi dapat diterima oleh masyarakat, maka seseorang yang lebih serig
40. 25
menggunakan media massa akan memperoleh informasi yang lebih banyak
dan dapat mempegaruhi tingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang.
3. Ekonomi
Dalam memenuhi kebutuhan primer sekunder keluarga dengan status
ekonomi yang baik akan lebih mudah tercukupi dibandingkan dengan status
ekonomi lebih rendah. Hal ini dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang
tentang berbagai hal.
4. Budaya
Tingkah laku manusia atau kelompok manusia memenuhi kebutuhan yang
meliputi silkap-sikap kepercayaan.
5. Pengalaman
Pengalaman seorang indiviu tentang berbagai hal, biasanya diperoleh dari
lingkungan kehidupan dalam proses perkembangan, misalnya sering
mengikuti organisasi.
6. Umur
Umur merupakan variabel yang selalu diperhatikan dalam penelitian-
penilitian epidemiologi yang merupakan salah satu hal yang mempengaruhi
pengetahuan. Umur adalah lamanya waktu hidup seseorang dalam tahun
yang dihitung sejak dilahirkan sampai berulang tahun yang terakhir.
2.4.4 Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), ada beberapa cara untuk memperoleh
pengetahuan,yaitu:
1. Cara Coba-Salah (Trial and Error)
Cara coba-coba ini dilakuakan denga menggunakan kemungkinan dalam
memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil,
dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula,
maka dicoba dengan kemungkinan ketiga dan apabila kemungkinan ketiga
41. 26
gagal dicoba kemungkinan ke empat atau seterusnya sampai masalah
tersebut dapat di pecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode
Trial (coba) and Error (Gagal atau slah) atau metode coba salah coba-coba.
2. Cara Kekuasaan Atau Otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan
dan tradisi-tradisi yang dilakuakan oleh orang, tanpa melalui penalaran
apakah yang dilakuakn tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini
biasanya diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya,
dengan kata lain pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas
atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama,
maupun ahli-ahli ilmu pengetahuan.
3. Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalam adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah, pepatah ini
mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber
pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk
memperoleh pengetahuan.
4. Melalui Jalan Pikiran
Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir manusia pun
berkembang . Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya
dalam memperoleh pengetahuannya dengan kata lain, dalam memperoleh
kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik
melalui induksi maupun deduksi.
5. Cara Modern Dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara baru dalam memperoleh pengetahuan ini lebih sistematis, logis dan
ilmiah. Cara ini disebut ”Metode penelitian ilmiah” atau lebih popular disebut
metodelogi penelitian (research methodology).
42. 27
2.5 Kerangka Konsep Penelitian
Konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat dikomunikasikan dan
membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan variable (baik variable yang
diteliti maupun yang tidak diteliti), (Nursalam, 2008). Penelitian ini terdiri atas
variabel independen yaitu penyuluhan kesehatan tentang ANC dan variabel
dependen yaitu pengetahuan ibu.
Keterangan:
Diteliti
Tidak diteliti
Gambar 2.5 : Kerangka Konsep Penelitian Pengaruh penyuluhan kesehatan
tentang antenatal care terhadap pengetahuan ibu hamil beresiko
tinggi di Puskesmas Amurang”.
Penyuluhan kesehatan tentang Antenatal Care
Ibu hamil yang beresiko tinggi:
- Umur < 20 tahun dan >
35 tahun
- Jarak Kehamilan < 2
tahun
- Anak > 4
- Hipertensi
- Anemia
- Lingkar lengan atas
< 23,5 cm
- Tinggi badan
-Riwayat kehamilan dan
persalinan kurang baik
dan lain-lain
Pre test
Pengetahuan ibu
Post test
Pengetahuan ibu
43. 28
2.6 Hipotesis Penelitian
Hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat
praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.
H0: Tidak ada pengaruh penyuluhan antenatal care terhadap pengetahuan ibu
hamil beresiko tinggi di Puskesmas Amurang.
H1: Ada pengaruh penyuluhan antenatal care terhadap pengetahuan ibu hamil
beresiko tinggi di Puskesmas Amurang.
44. 29
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian atau rancangan penelitian merupakan tahap akhir dari
penelitian yang di buat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana hasil
penelitian bisa diterapkan. Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah
rancangan One-group pre-post test design. Rencana penelitian ini
mengungkapkan kelompok subjek yang diobservasi sebelum dilakukan intervensi
dan kemudian diobservasi lagi setelah dilakukan intervensi (Nursalam, 2008).
Tabel 3.1 Desain penelitian pre-post test design. Pengaruh penyuluhan
kesehatan tentang antenatal care terhadap pengetahuan ibu hamil
beresiko tinggi di Puskesmas Amurang.
Subjek Pre test Perlakuan Post test
K 0 1 01
Time 1 Time 2 Time 3
Keterangan:
K : Subjek (Ibu hamil beresiko tinggi di Puskesmas Amurang)
0 : Observasi pengetahuan ibu hamil sebelum intervensi
1 : Intervensi (penyuluhan kesehatan tentang antenatal care)
01 : Observasi pengetahuan ibu hamil sesudah intervensi
45. 30
3.2 Kerangka Kerja Penelitian
Gambar 3.2 Kerangka kerja tentang pengaruh penyuluhan kesehatan
tentang antenatal care terhadap pengetahuan ibu hamil
beresiko tinggi di Puskesmas Amurang.
Populasi
Seluruh Ibu hamil beresiko tinggi di Puskesmas Amurang,
berjumlah 35 orang
Total Sampling
Sampel
Sampel yang ditetapkan peneliti yaitu seluruh ibu hamil
beresiko tinggi yang ada di Puskesmas Amurang
berjumlah 35 orang
Pengumpulan Data
- Kuesioner: Pengetahuan (pre test)
Analisis data: Uji Wilcoxon
Penyajian Hasil Penelitian
Pemberian intervensi berupa Penyuluhan kesehatan
tentang antenatal care dilakukan 3 kali pertemuan dengan
metode ceramah, diskusi, tanya jawab, dan evaluasi
Pengumpulan Data
- Kuesioner: Pengetahuan (post test)
46. 31
3.3 Populasi, Sampel dan Sampling
3.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/ subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Hidayat, 2014). Populasi dalam
penelitian adalah subjek (misalnya manusia; klien) yang memenuhi kriteria yang
telah ditetapkan (Nursalam, 2008). Populasi dalam penelitian yang akan dilakukan
adalah Seluruh Ibu hamil beresiko tinggi yang ada di Puskesmas Amurang,
berjumlah 35 orang.
3.3.2 Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah
dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam penelitian keperawatan,
kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi, dimana kriteria tersebut
menentukan dapat dan tidaknya sampel tersebut digunakan (Hidayat, 2014).
Apabila subjeknya kurang dari 100 boleh diambil semua (total populasi). Tetapi
apabila subjek lebih besar atau lebih dari 100 dapat diambil 10-15% atau 20-25%,
(Arikunto, 2010)
Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 35 orang ibu hamil
yang beresiko tinggi di Puskesmas Amurang diambil dari seluruh populasi yang
memenuhi kriteria.
Kriteria sampel dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: inklusi dan
eksklusi (Nursalam, 2008)
1. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu
populasi target yang terjangkau yang akan diteliti. Pertimbangan ilmiah harus
menjadi pedoman dalam menentukan kriteria inklusi (Nursalam, 2008).
Penentuan kriteria inklusi sebagai berikut:
47. 32
- Semua Ibu hamil beresiko tinggi yang bersedia menjadi responden (baik
resiko umur <20 tahun dan >35 tahun, jarak kehamilan <2 tahun, anak
>4, lingkar lengan <23,5 cm, hipertensi dan anemia)
2. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan/mengeluarkan subjek yang
memenuhi kriteria inklusi dari studi karena pelbagai sebab (Nursalam, 2008).
Kriteria eksklusi yaitu:
- Ibu hamil beresiko tinggi yang mempunyai gangguan mental.
3.3.3 Teknik Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili
populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam
pengambilan sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan subjek
penelitian (Nursalam, 2008). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik total sampling.
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda
terhadap sesuatu (benda, manusia dan lain-lain) (Nursalam, 2008). Variabel dalam
penelitian ini terdiri atas variabel independen dan variabel dependen yakni:
3.4.1 Variabel Independen (Bebas)
Variabel bebas adalah variabel yang nilainya menentukan variabel lain.
Suatu kegiatan stimulus yang dimanipulasi oleh peneliti menciptakan suatu
dampak pada variabel dependen (Nursalam, 2008). Variabel independen atau
yang disebut juga sebagai variabel bebas dalam penelitian ini adalah penyuluhan
kesehatan tentang antenatal care.
48. 33
3.4.2 Variabel Dependen (Terikat)
Variabel terikat adalah variabel yang nilainya ditentukan variabel lain.
Variabel dependen muncul sebagai akibat dari manipulasi variabel-variabel
lainnya (Nursalam, 2008). Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah
pengetahuan ibu hamil.
3.4.3 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
fenomena. Definisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan
ukuran dalam penelitian (Hidayat, 2014).
49. 34
Tabel 3.2 Definisi operasional pengaruh penyuluhan kesehatan tentang antenatal
care terhadap pengetahuan ibu hamil beresiko tinggi di Puskesmas
Amurang.
N
o
Variabel Definisi Parameter Instrumen Skala Skor
1 Independen:
Penyuluhan
kesehatan
tentang
antenatal
care
Pemberian
informasi
untuk
meningkat-
kan
pengetahuan
kepada ibu
hamil tentang
pelayanan
antenatal
terhadap
kehamilan
resiko tinggi
Pemberian
Materi tentang konsep
Antenatal care
terhadap kehamilan
resiko tinggi:
- pengertian
-tanda bahaya
kehamilan
-faktor resiko/
komplikasi: umur ibu <
20 tahun, umur ibu >
35 tahun, jarak
kehamilan kurang dari
2 tahun, anak lebih
dari 4, hipertensi,
anemia, lingkar lengan
atas <23,5 cm
- dampak
- penatalaksa-
Naan
Satuan
Acara
Penyuluhan
(SAP),
dan leaflet
- -
2 Dependen:
Pengetahuan
ibu hamil
Segala
sesuatu yang
diketahui ibu
hamil tentang
antenatal
terhadap
kehamilan
resiko tinggi
Ibu hamil tahu,
dan memahami
tentang:
-pengertian kehamilan
resiko tinggi
-tanda bahaya
kehamilan
-faktor resiko/
komplikasi: umur ibu <
20 tahun, umur ibu >
35 tahun, jarak
kehamilan kurang dari
2 tahun, anak lebih
dari 4, hipertensi,
anemia, lingkar lengan
atas <23,5 cm
- dampak dan
- penatalaksanaan
Kuesioner Ordinal Baik bila
nilai:
76%-
100%
Cukup
bila nilai:
56%-
75%
Kurang
bila nilai:
≤ 56%
(Arikunto
, 2010)
50. 35
3.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.5.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian
(Notoatmodjo, 2011). Lokasi penelitian dilakukan di Puskesmas Amurang.
3.5.2 Waktu Penelitian
Pada bulan Februari-Maret 2018 dengan waktu sesuai yang ditentukan
3.6 Metode Pengambilan dan Pengumpulan Data
3.6.1 Instrumen
Peneliti menggunakan instrumen berupa kuesioner untuk pengambilan
data. Kuesioner berarti sebuah form yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang
telah ditentukan yang dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi (data) dari
dan tentang orang-orang sebagai bagian dari survei. Kuesioner adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan tentang hal-hal yang diketahui dan sudah disediakan
jawabannya (Arikunto, 2010).
Lembar kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini dikutip dari
penelitian sebelumnya yang telah dipublikasikan Oleh (Koehtae, 2015) dengan
judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kehamilan Beresiko Di
Puskesmas Ngesrep”. Kuesioner yang dipakai, sebelumnya telah dilakukan uji
validitas dan uji reliabilitas.
Skala pengukuran data yang digunakan dalam kuesioner ini adalah skala
Guttman yaitu skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan
jawaban yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan pernyataan: ya dan tidak,
positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar dan salah (Hidayat, 2010).
Kuesioner terdiri atas 10 pertanyaan, jawaban yang tersedia dalam kuesioner yang
akan dipakai ada 2 pilihan jawaban yaitu benar dan salah. Dengan kriteria
51. 36
pemberian nilai 1 (satu) untuk jawaban benar dan nilai 0 (nol) untuk jawaban salah.
Untuk perhitungan objektif diukur dengan menggunakan rumus P=F/N×100%.
Dimana P: Presentasi; F: Jumlah jawaban yang benar; N: Jumlah skor maksimal
jika pertanyaan dijawab benar. Setelah presentasi diketahui kemudian hasilnya
diinterpretasikan dengan kriteria Baik: 76%-100%; Cukup: 56%-75%; Kurang: ≤
56% (Arikunto, 2010).
Kuesioner ini adalah sebagai pedoman pengumpulan data untuk
mengetahui Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Antenatal Care Terhadap
Pengetahuan Ibu Hamil Beresiko Tinggi di Puskesmas Amurang.
3.6.2 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung diambil dari objek
atau subjek penelitian oleh peneliti (Riwidikdo, 2013). Data primer dalam penelitian
ini diperoleh melalui kuesioner yang dibagikan sebelum dan sesudah diberikan
penyuluhan kesehatan tentang antenatal care (pre-post test) untuk melihat tingkat
pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care.
3.6.3 Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang didapatkan tidak secara langsung dari
subjek penelitian (Riwidikdo, 2013). Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh
dari Profil ibu hamil di Puskesmas Amurang.
3.6.4 Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan secara mandiri oleh
peneliti, dalam pengumpulan data peneliti membagi tahapan sebagai berikut:
a) Tahapan Persiapan:
1. Surat pengantar dari fakultas
2. Memilih tempat yang akan disajikan sebagai lokasi penelitian
3. Melakukan pencarian data awal berupa data yang ada di Puskesmas
Amurang
52. 37
4. Mendapat izin studi pendahuluan
5. Melakukan studi pendahuluan dan penjajakan awal untuk menentukan
masalah
6. Melakukan studi keperpustakaan
7. Menyusun proposal penelitian
8. Seminar proposal
9. Perbaikan proposal
b) Tahap pelaksanaan
1. Mendapatkan izin penelitian
2. Mendapatkan persetujuan responden
3. Mengambil data melalui kuesioner tahap satu, yaitu melakukan pre test
selama 10 menit
4. Memeriksa kelengkapan pengisian kuesioner
5. Intervensi penyuluhan kesehatan:
- Persiapan materi penyuluhan: SAP dan leaflet
- Tempat pelaksanaan penyuluhan
- Mengumpulkan responden di tempat penyuluhan
- Metode penyuluhan: ceramah, diskusi, tanya jawab dan evaluasi
pengetahuan ibu (permainan memilih jawaban benar dan salah)
- Sasaran: Di buat kelompok kecil
- Kontrak waktu pelaksanaan penyuluhan: Penyuluhan kesehatan
dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan dengan teknis pelaksanaan
sebagai berikut:
1) Pertemuan pertama dilakukan setelah responden selesai mengisi
kuesioner tahap satu, responden diberikan materi tentang
pengertian kehamilan resiko tinggi, tanda bahaya kehamilan, faktor
53. 38
resiko tinggi kehamilan, dampak kehamilan resiko tinggi, dan
penatalaksanaannya dengan waktu ± 30 menit
2) Pertemuan kedua dilaksanakan pada minggu berikutnya. Peneliti
melakukan review tentang materi yang sudah diberikan
sebelumnya serta melakukan diskusi dengan responden mengenai
apa yang belum dipahami oleh responden. Waktu ± 15 menit
3) Pertemuan ketiga dilakukan di minggu selanjutanya Peneliti
melakukan review kembali mengenai apa yang sudah di diskusikan
sebelumnya, kemudian mengevaluasi sejauh mana pemahaman
responden dengan memberikan permainan memilih jawaban benar
dan salah. Waktu ± 15 menit
6. Mengambil data melalui kuesioner tahap dua, yaitu post test selama 10
menit
7. Memeriksa kelengkapan pengisian kuesioner
8. Pengolahan data dan analisa data
3.7 Teknik Pengelolaan Data
1. Editing (pengecekkan data)
Pada tahap ini peneliti melakukan pemeriksaan kelengkapan, kejelasan dan
kesesuaian data yang diperoleh atau dikumpulkan. Setelah kuesioner diisi
dan kemudian dikumpulkan dalam bentu data dan setelah dilakukan
pengecekan dengan maksud memeriksa kelengkapan data, keseragaman
data dalam usaha melengkapi data yang masih kurang.
2. Coding (pemberian kode data)
Dilakukan pengkodean dengan maksud agar data-data tersebut mudah
diolah dan dapat dijamin kerahasiaannya. Caranya yaitu data-data yang
diberi kode diurutkan tanpa mencantumkan data responden.
54. 39
3. Data entry (Pemprosesan data)
Pada tahap ini dilakukan data yang telah diubah menjadi kode kedalam
program pengolahan data. Pemprosesan data dilakukan dengan
memasukan data ke paket program computer yang sesuai dengan paketb
program data ke program komputer yang sesuai dengan variabel masing-
masing. Dalam hal ini menggunakan program SPSS.
4. Cleaning (pembersihan data)
Peneliti memastikan bahwa seluruh data yang telah dimasukan kedalam
program pengolahan data sudah sesuai dengan sebenarnya. Proses akhir
dari pengelolaan data adalah dengan melakukan pemeriksaan kembali kode
yang sudah di entry data untuk melihat ada tidaknya kesalahan dalam entry
data.
5. Tabulating
Kegiatan memasukkan data hasil penelitian kedalam tabel kemudian diolah
dengan bantuan computer.
3.8 Cara analisa data
Hasil kuesioner yang telah dijawab oleh responden kemudian dientri dan
dianalisis. Pengelolaan data dilakukan dengan menggunakan analisis data
statistic yang menggunakan uji wilcoxon. Uji wilcoxon termasuk dalam pengujian
nonparametik. Pengujian ini dilakukan untuk membandingkan antara dua
kelompok data yang saling berhubungan. Uji ini memiliki kekuatan test yang lebih
dibandingkan dengan uji tanda (sign test).
3.9 Etika Penelitian
Dalam international council of nurses ICN (2012) baik sebagai peneliti
maupun pendidik perawat atau mahasiswa keperawatan wajib menanamkan nilai-
nilai etik keperawatan dalam memberikan perawatan yang menghormati hak asasi
55. 40
manusia, keadilan dan solidaritas yang tinggi sebagai dasar untuk akses ke
keperawatan serta melakukan, menyebarluaskan dan memanfaatkan penelitian
untuk memajukan profesi keperawatan sebagai standar atau kode dalam
hubungan perawat dengan klien. Prinsip-prinsip Etik Keperawatan Nursalam,
(2014):
1. Justice (Asas Keadilan)
Pasien harus diperlakukan sama sesuai dengan keadaan sakitnya, tidak ada
diskriminasi (pasien, alat-alat, dan lain-lain), dan models (health care
resources).
2. Autonomy (Asas Menghormati Otonomi)
Sesuai dengan nilai-nilai/kepercayaan, informasi yang cukup, bebas dari
“coercion”, berdasarkan alasan dan kebebasan.
3. Benefience (Asas Manfaat) dan Non-Maleficence (Tidak Merugikan)
Nonmaleficence, mencegah harm atau kesalahan, mengurangi/menghilangkan
“harm or evil” dan promote “good”.
4. Veracity (Asas Kejujuran)
5. Confidentiality (Kerahasiaan)
Perawat harus merahasiakan keadaan pasien, meskipun pasien sudah
meninggal kecuali diminta oleh institusi yang berkompeten.
Persetujuan dan kerahasiaan responden adalah hal yang utama yang perlu
diperhatikan. Oleh sebab itu peneliti sebelum melakukan penelitian telah
mengajukan permohonan kepada pihak yang terlibat langsung maupun tidak
terlibat langsung dalam penelitian, agar tidak terjadi pelanggaran hak-hak manusia
menjadi subjek penelitian. Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu
mendapatkan surat pengantar dari Dekan Fakultas Keperawatan Unsrit untuk
mendapatkan ijin memulai penelitian yang ditujukan kepada Kepala Puskesmas
untuk mengajukan permohonan/pemberitahuan kepada pihak yang terlibat
56. 41
langsung maupun tidak lansung dalam penelitian. Setelah mendapat persetujuan
dari semua pihak tersebut diatas, peneliti memenuhi penelitian dengan
menekankan prinsip-prinsip dalam etika penelitian yang berlaku. Adapun prinsip-
prinsip etika penelitian yaitu:
1. Informed consent (persetujuan)
Lembaran persetujuan ini deberikan kepada responden yang akan diteliti,
tujuan subjek mengetahui maksud penelitian serta dampak pada lahan
pengelolaan data. Lembaran ini disertai dengan judul penelitian, bila subjek
menolak maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak-hak subjek.
2. Anominity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak akan mencantumkan nama
responden, tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi dan data yang diperoleh dari responden, dijamin peneliti
hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.
57. 42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian yang meliputi gambaran secara
umum lokasi penelitian, karakteristik demografi responden (umur, pendidikan,
pekerjaan dan jumlah anak), analisa univariat dan analisa bivariat. Variabel yang
diukur berkaitan dengan pengaruh penyuluhan kesehatan tentang Antenatal Care
terhadap pengetahuan ibu hamil beresiko tinggi di Puskesmas Amurang.
Data-data dalam penelitian ini diperoleh dengan membagikan kuesioner
pada 35 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebelum dilakukan
penyuluhan kesehatan tentang Antenatal Care. Penyuluhan kesehatan dibagi
menjadi tiga kali pertemuan dan pada pertemuan terakhir peneliti kembali
melakukan pengumpulan data dengan cara membagikan kuesioner yang sama
kepada 35 responden setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang Antenatal
Care.
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Data Umum Lokasi Penelitian
Puskesmas Amurang merupakan salah satu Puskesmas yang ada di
Wilayah Kecamatan Amurang. Puskesmas Amurang mulai dioperasikan pada
tahun 2007 beralamat di jln.Tombatu di Kelurahan Uwuran II Kecamatan Amurang
Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara. Kepala Puskesmas
pertama dr.Yasinta, Kepala Puskesmas kedua dr. Yudi Emor dan Kepala
Puskesmas ketiga atau yang sementara menjabat dr. Christiani Tambaritji.
Wilayah kerja Puskesmas Amurang meliputi 8 desa/kelurahan yaitu Buyungon,
58. 43
Ranoyapo, Uwuran I, Uwuran II, Lewet, Ranoketang, Bitung dan Kilometer Tiga.
Tenaga kesehatan di Puskesmas Amurang semakin bertambah sesuai
dengan kebutuhan pelayanan yang semakin meningkat. Hingga saat ini jumlah
pegawai Puskesmas Amurang 34 pegawai dan 2 honorer. 34 pegawai terdiri dari
tenaga dokter 6 orang, tenaga perawat 12 orang, tenaga bidan 8 orang, tenaga
farmasi 1 orang, tenaga perawat gigi 2 orang, tenaga gizi 2 orang, tenaga promkes
1 orang, tenaga kesling 2 orang. Saat ini bangunan Puskesmas terdiri dari
Ruangan Kepala Puskesmas, Ruangan Kantor (ruang tata usaha dan ruang
rapat), Ruang Poli, Ruang Karcis/Kartu, Ruang Tindakan, Ruang Tunggu, Apotik,
Gudang Obat, Ruang KIA dan Imunisasi, Ruang Gizi, Ruang P2TB, selain itu
terdapat 2 Perumahan untuk pegawai.
4.2 Karakteristik Demografi Responden
4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Ibu Hamil yang Beresiko
Tinggi di Puskesmas Amurang Februari-Maret 2018
Umur Frekuensi Presentase %
16-19 11 31,4
20-35 14 40,0
36-46 10 28,6
Total 35 100
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa karakteristik responden
berdasarkan umur menunjukkan yang paling banyak adalah umur 20-35 tahun
dimana sebanyak 14 orang atau 40,0%.
59. 44
4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu Hamil yang
Beresiko Tinggi di Puskesmas Amurang Februari-Maret 2018
Pendidikan Frekuensi Presentase %
SD 3 8,6
SMP 11 31,4
SMA/SMK 18 51,4
Perguruan Tinggi 3 8,6
Total 35 100
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa karakteristik responden
berdasarkan pendidikan menunjukan yang paling banyak adalah SMA/SMK
dimana sebanyak 18 orang atau 51,4%.
4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu Hamil yang
Beresiko Tinggi di Puskesmas Amurang Februari-Maret 2018
Pekerjaan Frekuensi Presentase %
PNS 2 5,7
Wiraswasta 5 14,3
IRT 25 71,4
Tidak Bekerja 3 8,6
Total 35 100
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa karakteristik responden
berdasarkan pekerjaan menunjukan yang paling banyak adalah IRT dimana
sebanyak 25 orang atau 71,4%.
60. 45
4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah anak Ibu Hamil yang
Beresiko Tinggi di Puskesmas Amurang Februari-Maret 2018
Jumlah Anak Frekuensi Presentase %
Tidak ada anak 12 34,3
1 anak 12 34,3
2-3 anak 8 22,8
>l 4 3 8,6
Total 35 100
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa karakteristik responden
berdasarkan jumlah anak menunjukan paling banyak adalah responden yang tidak
ada anak dan responden memiliki 1 anak dimana sebanyak 12 orang atau 34,3%.
4.3 Analisa Univariat
4.3.1 Gambaran Pengetahuan Sebelum Intervensi
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Hamil yang
Beresiko Tinggi di Puskesmas Amurang Sebelum Intervensi Februari-
Maret 2018
Pengetahuan Sebelum Frekuensi Presentase %
Baik 17 49
Cukup 13 37
Kurang 5 14
Total 35 100
Tabel 4.5 menunjukan pengetahuan Ibu hamil beresiko tinggi diPuskesmas
Amurang mengenai Antenatal Care sebelum dilakukan intervensi penyuluhan
kesehatan tertinggi berada pada kriteria baik yaitu 17 responden atau 49%.
61. 46
4.3.2 Gambaran Pengetahuan Sesudah Intervensi
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Hamil yang
Beresiko Tinggi di Puskesmas Amurang Sesudah Intervensi Februari-
Maret 2018
Pengetahuan Sesudah Frekuensi Presentase %
Baik 35 100
Cukup 0 0
Kurang 0 0
Total 35 100
Tabel 4.6 menunjukan pengetahuan Ibu hamil beresiko tinggi di
Puskesmas Amurang mengenai Antenatal Care sesudah dilakukan intervensi
penyuluhan kesehatan semua berada pada kriteria baik sebanyak 35 responden
atau 100% dan tidak ada lagi yang berpengetahuan cukup dan kurang.
4.4 Analisa Bivariat
4.4.1 Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Antenatal Care Terhadap
Pengetahuan Ibu Hamil Beresiko Tinggi di Puskesmas Amurang
Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Antenatal
Care Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Beresiko Tinggi di Puskesmas
Amurang
Pengetahuan
Ibu Hamil
N Mean Std SE Z P
Sebelum 35 7,22 1,41 -
Zhitung
5,046>
Ztabel 2,14
P
0,000<
0,05
Sesudah 35 9,65 0,53 -
Berdasarkan tabel 4.7 terlihat Hasil uji statistik menggunakan Wilcoxon Sign Rank
Test menunjukan bahwa terdapat perbedaan nilai mean sebelum intervensi dan
sesudah intervensi, nilai mean sebelum intervensi menunjukan angka 7,22
62. 47
sedangkan sesudah intervensi meningkat menjadi 9,65. Dan nilai Std. Deviation
sebelum intervensi 1,41 dan sesudah intervensi 0,53. Pada asymp.sig (2-Tailed)
menunjukkan angka 0,000 <0,05. Zhitung 5,046 >Ztabel 2,14 maka Ho ditolak dan H1
diterima atau ada pengaruh penyuluhan kesehatan tentang Antenatal Care
terhadap pengetahuan ibu hamil yang beresiko tinggi di Puskesmas Amurang.
4.5 Pembahasan
Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Antenatal Care Terhadap
Pengetahuan Ibu Hamil Beresiko Tinggi di Puskesmas Amurang
Setelah dilakukan analisis statistik wilcoxon sign rank test dan melihat
hasilnya ternyata penyuluhan kesehatan menunjukan pengaruh yang sangat nyata
terhadap peningkatan pengetahuan ibu hamil beresiko tinggi di Puskesmas
Amurang tentang Antenatal Care. Pada asymp.sig (2-Tailed) menunjukkan angka
0,000 <0,05. Zhitung 5,046 >Ztabel 2,14.
Adanya perubahan yang positif terhadap pengetahuan ibu hamil yang
telah diberikan penyuluhan kesehatan, hal ini mengindikasikan bahwa tujuan
penyuluhan kesehatan telah berhasil, karena dapat mengubah pemikiran yang
sebelumnya tidak tahu menjadi tahu. Menurut teori dari Mubarak (2007) yang
menyebutkan bahwa pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh pendidikan,
pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan lingkungan sekitar, serta
informasi. Pendidikan diperoleh dari bimbingan yang diberikan seseorang pada
orang lain terhadap sesuatu hal agar di dapatkan suatu pemahaman, kemudian
untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat seseorang
untuk memperoleh pengetahuan yang baru.
Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan dari 35 responden, umur responden <19
tahun (31,4%) dan umur >35 tahun (28,6) dimana pada umur ini adalah
memerlukan perhatian serius selama proses kehamilan. Umur mempunyai
pengaruh terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang serta bisa
63. 48
mempengaruhi proses perubahan perilaku (Notoatmojo, 2010). Umur responden
sebagian besar yaitu 20-35 tahun, peneliti berpendapat bahwa umur tersebut yang
memungkinkan responden mampu menangkap informasi yang diberikan dan
mampu mengingatnya.
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan bahwa responden telah memiliki tingkat
pendidikan menengah atas (SMA) dilihat dari level pendidikan bukanlah suatu
tingkat pendidikan yang rendah, sehingga ibu lebih cepat tanggap. Tingkat
pendidikan berhubungan dengan kemampuan responden memahami informasi
tentang kesehatan yang diterima. Semakin baik tingkat pendidikan seseorang,
maka kemampuannya memahami informasi kesehatan semakin baik (Astuti,
2012). Peneliti berpendapat bahwa makin tinggi tingkat pendidikan maka akan
semakin mudah responden untuk menerima informasi, sehingga semakin banyak
pengetahuan yang terimannya, tetapi sebaliknya semakin rendah tingkat
pendidikan seseorang akan menghambat perkembangan sikap seseorang
terhadap informasi dan hal-hal baru.
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan sebagian besar responden bekerja
sebagai ibu rumah tangga (IRT). Masyarakat yang sibuk hanya memiliki sedikit
waktu untuk memperoleh informasi sehingga pengetahuan yang mereka peroleh
kurang (Notoatmodjo, 2007). Peneliti berpendapat hal ini karena Ibu Rumah
Tangga memiliki waktu luang yang lebih banyak dibandingkan dengan ibu yang
bekerja, sehingga menurut peneliti ibu yang tidak bekerja memiliki lebih banyak
waktu dirumah sehingga lebih banyak waktu untuk mengikuti pendidikan
kesehatan dan waktu untuk memperhatikan kesehatan diri dan kandungannya
termasuk dalam mengenal tanda bahaya kehamilannya, dibandingkan dengan ibu
yang bekerja.
64. 49
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan paling banyak responden belum
memiliki anak dan responden memiliki 1 anak. Paritas adalah jumlah anak yang
pernah dilahirkan sehingga mempengaruhi bertambahnya/masuknya
pengetahuan dan pengalaman terhadap individu atau ibu (Prawiroharjdo, 2014).
Perawatan dan pendidikan kesehatan direncanakan untuk membantu seorang ibu
hamil terutama primigravida guna mempersiapkan dirinya secara jasmani dan
rohani. Peneliti berpendapat bahwa Jumlah anak dapat mempengaruhi
pengalaman dan pengetahuan ibu hamil terhadap kehamilannya karena ibu hamil
yang belum memiliki anak pasti pengalamanya berbeda dengan ibu hamil yang
sudah memiliki anak. Pada umumnya ibu primigravida juga belum mempunyai
bayangan menegenai kejadian-kejadian yang akan dialami pada masa
kehamilannya.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Tombokan (2013)
yang menyimpulkan bahwa penyuluhan kesehatan tentang bahaya kehamilan
dapat mempengaruhi pengetahuan ibu hamil di Puskesmas Kawangkoan
Kabupaten Minahasa karena menurut WHO salah satu strategi untuk memperoleh
perubahan perilaku dengan pemberian informasi melalui penyuluhan, Buku KIA
sebagai sumber informasi untuk meningkatkan pengetahuan sehingga
menimbulkan kesadaran dan dapat dilakukan dengan pelaksanaan kelas ibu
hamil.
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Naibaho
(2015) yang menyimpulkan bahwa tidak ada pengaruh konseling saat Antenatal
Care terhadap pengetahuan Ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan di Klinik
Bersalin Mariana karena konseling yang dilakukan tidak sesuai standar dalam hal
ini konseling tidak dilakukan diruangan nyaman dan tenang, waktu berkomunikasi
singkat dan tidak memberikan kesempatan kepada ibu untuk mendapatkan
informasi lebih dalam.
65. 50
Dari hasil penelitian yang ada serta di dukung oleh penelitian sebelumnya
peneliti berpendapat bahwa peningkatan pengetahuan responden disebabkan
oleh pemberian informasi atau materi yang dilakukan secara 3 kali pertemuan
dengan metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan evaluasi (evaluasi sejauh
mana pemahaman ibu dengan permainan memilih jawaban yang benar). pada
setiap awal pertemuan peneliti mereview kembali materi yang sudah diberikan
sebelumnya untuk mengukur pemahaman responden tentang materi yang sudah
diberikan serta peneliti memberi kesempatan kepada responden untuk bertanya.
Peneliti juga berpendapat bahwa tingkat pengetahuan seseorang akan bertambah
bila sudah mendapatkan pendidikan dan informasi kesehatan sehingga cepat
dalam pengambilan keputusan. Dapat dikatakan bahwa penyuluhan kesehatan
membawa dampak positif terhadap pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan. Hal
ini juga tidak lepas dari peran petugas kesehatan (bidan) yang diharapkan dapat
memberikan informasi-informasi tentang kesehatan. Hasil penelitian ini
menunjukkan pengetahuan seseorang bukan hanya tergantung pada tingkat
pendidikan saja tetapi harus ditunjang oleh faktor-faktor lain seperti pengalaman,
keadaan sosial budaya lingkungan serta informasi dengan penyuluhan kesehatan.
66. 51
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan di uraikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian
pengaruh penyuluhan kesehatan tentang Antenatal Care terhadap pengetahuan
ibu hamil beresiko tinggi di Puskesmas Amurang
5.1 Kesimpulan
1. Pengetahuan ibu hamil sebelum diberikan intervensi mayoritas
berpengetahuan baik, karena dilihat dari tabel 4.5 menunjukan ibu hamil
yang berpengetahuan baik sebanyak 17 orang (49%).
2. Pengetahuan ibu hamil sesudah diberikan intervensi keseluruhan
berpegetahuan baik, karena dilihat dari tabel 4.6 menunjukan ibu hamil
yang berpengetahuan baik sebanyak 35 orang (100%).
3. Terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan tentang Antenatal Care
terhadap pengetahuan ibu hamil beresiko tinggi di Puskesmas Amurang.
5.2 Saran
1. Bagi ibu hamil yang beresiko tinggi diharapkan hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan pengetahuan
serta untuk mencegah kehamilan yang beresiko.
2. Bagi institusi pendidikan keperawatan, penelitian ini dapat digunakan
sebagai informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dibidang
keperawatan terkait dengan kehamilan beresiko tinggi dan sebagai suatu
acuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang kehamilan beresiko
tinggi.
67. 52
3. Bagi institusi pelayanan kesehatan hendaknya dengan penelitian ini petugas
kesehatan khususnya Bidan dapat lebih meningkatkan lagi Pelayanan
Kesehatan dalam pemberian informasi atau penyuluhan kesehatan
mengenai Antenatal Care kepada ibu hamil
4. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
acuan dan dapat dikembangkan dalam penelitian lebih lanjut tentang
Penyuluhan Kesehatan dan Pengetahuan ibu hamil mengenai kehamilan
resiko tinggi.
68. 53
DAFTAR PUSTAKA
Agustini, 2012. Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan
Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Cimandala Kecamatan Sukaraja
Kabupaten Bogor.
Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineke
Cipta
Astuti, E. W. 2010. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Perubahan
Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Fe di
Rumah Bersalin Sri Limintu Surakarta. Naskah Publikasi Surakarta:
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Dinkes, 2011. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2011. Tersedia di:
Http://Www.Depkes.Go.Id/Downloads/PROFIL_KES_PROVINSI_2011/15
Profil_Kes.Prov.Jawatimur_2011.Pdf [diakses 11 april 2014]
Damayanti, 2009. Jurnal:Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang resiko tinggi
kehamilan dengan kepatuhan kunjungan Antenatal Care di RSUD Pandan
Arang Boyolali.
Depkes RI. 2007. Pedoman pelayanan antenatal, Jakarta: Depkes RI.
Dewi dan Wawan (2010). Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Nuha
Medika; Yokyakarta
Dinkes Sulut, 2015. Buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara.
Direktorat Kesehatan Keluarga, (2016). Laporan Tahunan
Fitriani, 2011. Promosi kesehatan. Jakarta
Hidayat, A. 2010. Metode Penelitian Kebidanan dan Analisi Data. Jakarta:
Salemba Medika
Hidayat, 2014. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta:
Salemba Medika, 2014.
Hutabarat. 2007. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
International Council of Nursis ICN 3, place Jean-Marteu Genewa, Switzerland
http://www.icn.ch/who-we-are/code-of-ethics-for-nurses/ diakses 11 mei 2018
Machfoedz, 2007. Pendidikan Kesehatan Bagian Dari Promosi Kesehatan.
Cetakan Ke Lima. Yogyakarta. Fitramaya
Mahadewi, 2016. Hubungan Pengetahuan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan dan
Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Kunjungan Antenatal Care (ANC)
Pada Ibu Hamil Trimester III Di Puskesmas Ciruas Kabupaten Serang.
Manuaba, I,G. B 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.
Manuaba, I.G.B 2008. Buku Ajar Patologi Obstetri. Jakarta: EGC.
Marmi, 2014. Asuhan Kebidanan Pada masa Antenatal, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
69. 54
Mubarak, 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar
Dalam Pendidikan . Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.
Naibaho, 2015. Jurnal: Pengaruh Konseling Saat Antenatal Care Terhadap
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Di Klinik
Bersalin Mariana Tahun 2015
Notoatmodjo, 2006. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Rineke Cipta: Jakarta
Notoatmodjo, 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta: Jakarta.
Notoatmodjo, 2010. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineke Cipta; Jakarta.
Notoatmodjo, 2011. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineke Cipta. Jakarta
Notoatmodjo, 2012. Promosi Kesehatan Teori dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineke Cipta.
Nurcahyo, 2007. Obstetri Patologi. Jakarta: EGC
Nursalam, 2008. Konsep dan penerapan Metedologi Penelitian Keperawatan,
Salemba Medika; Jakarta
Nursalam, 2014. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam praktik keperawatan
profesional edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.
Prawiroharjdo S. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjdo.
Riwidikdo, 2013. Statistic Kesehatan
Sofian, 2011. Sinopsis Obsteri. Jakarta: EGC.
Taufik, M. 2007 Prinsip Prinsip Promosi Kesehatan Dalam Bidang Keperawatan.
Jakarta
Tinah, 2014. Pengaruh Pelaksanaan Program Kelas Ibu Hamil Terhadap
Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Dalam Deteksi Dini Resiko Tinggi.
Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali.
Tombokan, 2013. Jurnal: Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Tanda Bahaya
Kehamilan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil di Puskesmas
Kawangkoan Kabupaten Minahasa
Umar, 2014. Faktor Determinan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Di Wilayah
Kerja Puskesmas Batua Kecamatan Manggala Kota Makasar
USAID, 2014. Buku Saku Motivator Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta.
Varney. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan esdisi 1 volume 4, Jakarta: EGC
WHO, 2014. Angka Kematian Ibu
Yanti, 2016. Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda Bahaya
dan Komplikasi Kehamilan Dengan Kepatuhan Kunjungan Antenatal dan
Pemilihan Tempat Bersalin Di Wilayah Tanah Sareal Bogor.
70. Lampiran 1
55
FORMULIR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth: Ibu Calon Responden
Di Tempat
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa program studi
S1 Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon.
Nama : Kiki Liwut
NIM : 14061001
Akan melakukan penelitian tentang: “Pengaruh penyuluhan kesehatan
tentang antenatal care terhadap pengetahuan ibu hamil beresiko tinggi di
Puskesmas Amurang”. Penelitian ini merupakan syarat untuk memenuhi tugas
akhir perkuliahan di Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia
Tomohon.
Oleh karena itu, saya mohon kesediaan Ibu untuk menjadi responden serta
menjawab pertanyaan-pertanyaan pada lembar kuesioner. Jawaban Ibu akan
saya jaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
Atas bantuan dan kerjasama yang telah diberikan, saya mengucapkan
terima kasih.
Peneliti
KIKI LIWUT
71. Lampiran 2
56
PERNYATAAN PERSETUJUAN RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyetujui untuk menjadi
responden dalam penelitian yang dilakukan oleh:
Nama : Kiki Liwut
Nim : 14061001
Judul Penelitian : Pengaruh penyuluhan kesehatan tentang antenatal care
terhadap pengetahuan ibu hamil beresiko tinggi di
Puskesmas Amurang”.
Pembimbing : 1. Ns. Ester Hutagaol, S.Kep.,M.Kep.,Sp.Kep.Matt
2. Ns. Estefina Makausi, S.Kep.,M.Mkes
Saya telah mendapatkan penjelasan dari peneliti tentang tujuan
penelitian ini. Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak akan merugikan bagi
saya dan indentitas saya serta jawaban yang saya berikan terjaga
kerahasiaannya.
Demikian pertanyaan ini saya tanda tangani tanpa adanya suatu
paksaan.
Peneliti Responden
Kiki Liwut (.......................................)
72. Lampiran 3
57
LEMBAR PENGUMPULAN DATA DEMOGRAFI DAN KUESIONER
PETUNJUK PENGISIAN
Mohon dijawab pada kolom yang tersedia dengan cara memberi tanda (√)
pada kotak jawaban yang Anda pilih
A. Data Demografi
No Responden:
Umur :
1. Pendidikan terakhir
Tidak sekolah
SD
SMP/MTS
SMA/MA
Akademi/ Perguruan Tinggi
2. Pekerjaan
PNS
Wiraswasta
IRT
Tidak bekerja
Lain lain
3. Jumlah anak: orang
73. Lampiran 3
58
B. Kuesioner Pengetahuan Resiko Tinggi Kehamilan
Mohon dijawab pada kolom yang tersedia dengan cara memberi tanda (√)
pada kotak jawaban yang Anda pilih
Keterangan:
B = Benar
S = Salah
No Pernyataan B S Skor
1. Kehamilan beresiko adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan meningkatnya kesakitan dan
kematian ibu dan atau janin
2. Resiko tinggi kehamilan adalah suatu kehamilan dimana
jiwa dan kesehatan ibu atau bayi dapat terancam
3. Usia 20 sampai 35 tahun adalah usia yang tepat dan
aman bagi ibu untuk hamil
4. Ibu hamil pertama kali dengan usia lebih dari 35 tahun
akan mengalami kesulitan waktu melahirkan
5. Ibu yang menderita kurang darah (Anemia) dapat
melahirkan bayi prematur
6. Jumlah anak kurang dari 4 termasuk resiko tinggi
kehamilan
7. Jarak kehamilan yang kurang dari 2 tahun dapat
membahayakan kehamilan
8. Tinggi badan kurang dari 145 cm dapat mengakibatkan
kesulitan bersalin secara normal
9. Bengkak pada kaki, tangan dan wajah tidak termasuk
tanda bahaya kehamilan
10. Tekanan darah tinggi selama kehamilan dapat
menyebabkan kematian ibu atau janin
Lembar kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian ini di kutip dari
penelitian sebelumnya yang telah di publikasikan Oleh (Koehtae, 2015) dengan judul
“Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kehamilan Beresiko Di
Puskesmas Ngesrep”.
74. Lampiran 4
59
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP) ANTENATAL CARE
Pokok bahasan : Antenatal Care
Sub pokok bahasan : Kehamilan resiko tinggi
Hari/tanggal : Februari – Maret 2018
Tempat : Di Wilayah Kerja Puskesmas Amurang
Sasaran : Ibu hamil beresiko tinggi
Waktu : 10.20-10.50
Pelaksana : Kiki liwut
1. Tujuan Instruksional
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah menerima penyuluhan/pendidikan diharapkan sasaran mampu
memahami tentang Antenatal Care terhadap kehamilan resiko tinggi.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah menerima penyuluhan/pendidikan diharapkan sasaran mampu :
Menjelaskan Pengertian Kehamilan Resiko Tinggi
Menyebutkan Beberapa Tanda Bahaya kehamilan
Menyebutkan faktor resiko tinggi kehamilan dan komplikasi
Menyebutkan dampak kehamilan resiko tinggi
Menjelaskan penatalaksanaan kehamilan resiko tinggi
2. Materi
1) Pengertian Kehamilan Resiko Tinggi
2) Tanda Bahaya kehamilan
75. Lampiran 4
60
3). Faktor resiko tinggi kehamilan dan komplikasi
4). Dampak kehamilan resiko tinggi
5). Penatalaksanaan kehamilan resiko tinggi
3. Metode
1) Ceramah
2) Tanya Jawab
4. Media atau Alat Bantu
1) Leaflet
5. Evaluasi Pembelajaran
1) Tes awal mengajukan pertanyaan berupa kuesioner yang dibagikan
kepada ibu hamil beresiko tinggi di Puskesmas Amurang
2) Tes akhir dengan kembali membagikan kuesioner yang sama dengan
kuesioner pada tes awal
6. Proses Penyuluhan
No Fase Kegiatan Kegiatan Sasaran
1 Pembukaan
5 menit
Memberi salam pembuka
Memperkenalkan diri
Menjelaskan pokok bahas
dan tujuan penyuluhan
Menjawab salam
Memperhatikan
memperhatikan
2 Pelaksanaan
20 menit
Menjelaskan Pengertian
kehamilan resiko tinggi
Menyebutkan Tanda
Bahaya Kehamilan
menjelaskan faktor resiko
tinggi kehamilan dan
komplikasi
Memperhatikan
Memperhatikan
76. Lampiran 4
61
Menyebutkan Dampak
kehamilan resiko tinggi
Menjelaskan
penatalaksanaan
kehamilan resiko tinggi
Memberi kesempatan kepa-
da peserta untuk bertanya
Bertanya
3 Evaluasi dan
terminasi
5 menit
Menanyakan kepada peser-
ta tentang materi yang telah
diberikan
Mengucapkan terima kasih
atas peran dari peserta
Mengucapkan penutup
Menjawab pertanyaan
Mendengarkan
Menjawab salam
7. Evaluasi
Diharapkan Ibu hamil akan antusias terhadap materi penyuluhan
Diharapkan Ibu hamil tidak akan meninggalkan tempat penyuluhan
sebelum penyuluhan selesai
Diharapkan Ibu hamil akan mengajukan pertanyaan dan menjawab
pertanyaan secara benar
Diharapkan Ibu hamil dapat mengerti dan memahami materi yang sudah
diberikan
77. Lampiran 4
62
LAMPIRAN MATERI
Konsep Kehamilan Resiko Tinggi
A. Pengertian
Ibu hamil risiko tinggi/komplikasi adalah ibu hamil dengan keadaan
penyimpangan dari keadaan normal yang secara langsung menyebabkan
kesakitan dan kematian bagi ibu maupun bayinya.
B. Tanda Bahaya Kehamilan
Tanda bahaya kehamilan perlu diketahui oleh ibu hamil karena apabila tidak
diketahui secara dini dapat mengancam keselamatan ibu maupun janin yang
dikandungnya. Untuk menurunkan angka kematia ibu secara bermakna, kegiatan
deteksi dini ini perlu lebih ditingkatkan baik di fasilitas pelayanan KIA maupun
masyarakat (Agustini, 2012).
Macam-macam tanda bahaya kehamilan antara lain:
1. Perdarahan pervagina
2. Sakit kepala yang hebat
3. Masalah penglihatan
4. Bengkak pada muka dan tangan
5. Nyeri abdomen yang hebat
6. Gerakan janin tidak seperti biasa
7. Demam
8. Muntah-muntah yang hebat
9. Keluar cairan banyak pervaginam secara tiba-tiba
78. Lampiran 4
63
C. Faktor resiko tinggi kehamilan dan komplikasi
Ada beberapa faktor yang perlu diwaspadai, karena bila kehamilan dengan
kondisi tersebut bisa menimbulkan masalah (Agustini, 2012). Kondisi yang perlu
diwaspadai adalah:
1. Umur ibu kurang dari 20 tahun
Ibu hamil pada usia ini kemungkinan akan mengalami persalinan lama/macet,
karena rahim dan panggul belum mencapai ukuran dewasa.
2. Umur ibu lebih dari 35 tahun
Pada usia ini, keadaan kesehatan fisik ibu menurun, akibatnya akan
mempengaruhi kehamilan dan persalinan kemungkinannya akan lebih besar;
3. Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun
Jika jarak kehamilan dengan kelahiran sebelumnya kurang dari 2 tahun,
kesehatan ibu belum pulih dengan baik, sehingga kehamilan dalam kondisi ini
mempunyai kemungkinan terjadi gangguan pertumbuhan janin, persalinan
lama dan perdarahan.
4. Jumlah anak lebih dari 4
Keadaan rahim yang sering teregang karena kehamilan, dapat mengakibatkan
kelemahan pada otot-otot rahim, maka perlu diwaspadai adanya gangguan
pada saat kehamilan, persalinan dan nifas.
5. Tinggi badan kurang dari 145 cm
Kondisi ini perlu diwaspadai adanya kesempitan panggul yang mengakibatkan
sulit pada saat persalinan. Namun hal ini tidak selalu demikian, maka sangat
penting untuk bersalin oleh bidan atau dokter.
6. Lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm
79. Lampiran 4
64
Keadaan dimana ukuran lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm, hal ini
menunjukkan kemungkinan ibu menderita Kekurangan Energi Kronis (KEK),
dan dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan janin.
7. Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu buruk
Ibu hamil pada kehamilan dan persalinan yang lalu mengalami perdarahan,
kejang-kejang, febris, persalinan lama (lebih dari 12 jam), melahirkan dengan
cara operasi, bayi yang dilahirkan meninggal.
Komplikasi medis yang merupakan faktor resiko tinggi pada kehamilan
antara lain anemia, hipertensi, penyakit jantung, diabetes melitus, obesitas,
penyakit hepar dan paru (Hutabarat, 2007).
a) Anemia
Wanita hamil dengan anemia pengaruhnya dapat terjadi di awal kehamilan,
yaitu terhadap hasil pembuatan (janin, plasenta, darah). Jika kandungan zat
besi (Hemaglobin) kurang maka terjadi abortus, kematian janin dalam
kandungan atau waktu lahir, lahir prematur serta terjadinya cacat bawaan
tidak dapat dihindari (Manauba, 2008).
b) Hipertensi
Hipertensi yang disertai kehamilan adalah hipertensi yang sudah ada
sebelum kehamilan. Dikatakan hipertensi jika tekanan darah sekitar 140/90
mmHg. Penyebab utama hipertensi dalam kehamilan adalah hipertensi
esensial dan penyakit ginjal.
c) Penyakit Jantung
Penyakit jantung dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
janin dalam rahim. Menurut Manauba (2008).
d) Diabetes Melitus
Akibat kadar gula dalam darah akan tinggi yang dapat mempengaruhi pula
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Manuaba, 2008).