Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
PENGARUH
1. PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE
TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL BERESIKO TINGGI
DI PUSKESMAS AMURANG
THE INFLUENCE OF HEALTH EDUCATION ON ANTENATAL CARE
TO THE KNOWLEDGE OF HIGH RISK PREGNANT WOMEN
AT AMURANG PUBLIC HEALTH CENTER.
Kiki Liwut*, Ester Hutagaol**, Estefina Makausi**
*Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon
**Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon
Kikiliwut96@gmail.com
ABSTRAK
Antenatal Care adalah asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sejak konfirmasi konsepsi hingga
awal persalinan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care selama kehamilan
untuk mendeteksi dini terjadinya resiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan juga dapat
menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan janin. Tujuan dalam penelitian ini adalah
mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan tentang Antenatal Care terhadap pengetahuan ibu
hamil beresiko tinggi di Puskesmas Amurang 2018. Penelitian ini dilaksanakan pada ibu hamil di
Puskesmas dengan menggunakan desain atau rancangan One-group pre-post test design,
responden dinilai tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan Kesehatan dengan
menggunakan kuesioner. Sampel yang digunakan sebanyak 35 orang dari total 35 populasi.
Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Hasil uji statistik menggunakan wilcoxon
sign rank test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata tingkat pengetahuan pada
sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan kesehatan. Pada variabel pengetahuan, nilai mean
sebelum intervensi adalah 7,22 dan setelah intervensi menunjukkan nilai 9,65. Hasil penelitian ini
menunjukkan Asymp.Sig (2-Tailed) atau p-value 0,000 < 0,05 dengan demikian H0 ditolak dan H1
diterima. Sehingga disimpulkan bahwa penyuluhan kesehatan tentang Antenatal Care dapat
meningkatkan pengetahuan ibu hamil beresiko tinggi di Puskesmas Amurang.
Kata Kunci: Antenatal Care, Pengetahuan, Penyuluhan, Ibu hamil beresiko tinggi
ABSTRACT
Antenatal Care is the care given to pregnant women since the confirmation of conception until the
beginning of labor. According to the World Health Organization (WHO), antenatal care during
pregnancy is aimed to detect early occurrence of high risk of pregnancy and childbirth. It can also
reduce maternal mortality and monitor the condition of the fetus. The purpose of this research is to
know the effect of health education about Antenatal Care to high risk pregnant women knowledge
at Amurang Public Health Center in 2018. This research was conducted on pregnant women at
Amurang Public Health Center using One-group pre-post test design. Respondents level of
knowledge were assessed before and after the Health education using questionnaires. The
samples in this research are 35 people out of 35 population. Sampling technique used is total
sampling technique. Statistical test using wilcoxon sign rank test indicates that there is a difference
in mean value of knowledge level of the samples before and after the health education. On the
knowledge variable, the mean value before intervention was 7.22 and after intervention showed a
value of 9.65. The results of this study show Asymp.Sig (2-Tailed) or p-value 0,000 <0.05 which
mean H0 is rejected and H1 is accepted. So it can be concluded that health education on Antenatal
Care can increase the knowledge of high risk pregnant women at Amurang Public Health Center.
Keyword: Antenatal Care, Knowledge, Health Education, High risk pregnant women
PENDAHULUAN
Antenatal care (ANC adalah suatu
program yang terencana berupa observasi,
edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil,
untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan
persalinan yang aman dan memuaskan (pada
beberapa kepustakaan disebut sebagai
Prenatal Care). Antenatal care bertujuan untuk
memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi
ibu maupun bayinya dengan cara membina
suatu hubungan saling percaya dengan ibu,
mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat
mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran,
1
2. dan memberikan pendidikan (Marmi, 2014).
Ibu hamil risiko tinggi/komplikasi adalah
ibu hamil dengan keadaan penyimpangan dari
keadaan normal yang secara langsung
menyebabkan kesakitan dan kematian bagi ibu
maupun bayinya (Profi Kesehatan jatim, 2011).
Faktor resiko dalam kehamilan di antarannya
adalah tinggi badan ibu kurang darin145 cm,
usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35
tahun, telah memiliki anak lebih dari empat,
jarak kehamilan kurang dari 2 tahun dan
menderita penyakit yang menyertai kehamilan.
Dampak yang dapat terjadi pada ibu hamil
risiko tinggi yaitu keguguran, persalinan
prematur, gawat janin, keracunan dalam
kehamilan, serta kematian ibu yang tinggi
(Tinah, 2014).
Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia
yaitu 289.000 jiwa. Angka kematian ibu di
Indonesia yaitu 190 per 100.000 kelahiran
hidup (WHO, 2014). Pada tahun 2015,
berdasarkan data SUPAS 2015 AKI yaitu 305
per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian
ibu di Sulawesi utara tahun 2015, 22% akibat
perdarahan, 28% akibat eklamsi, 8% akibat
infeksi dan sekitar 21% karena penyebab
lainnya (Dinkes sulut, 2015). Dari data yang
diambil di Puskesmas Amurang jumlah ibu
hamil beresiko tinggi yang berkunjung selama 3
bulan terakhir yaitu bulan september sampai
november 2017 berjumlah 35 orang yang terdiri
dari resiko tinggi umur ibu kurang dari 20 tahun
ada 6 orang, umur ibu lebih dari 35 tahun ada
9 orang, hipertensi ada 6 orang, anemia ada 5
orang, jarak kehamilan kurang dari dua tahun
ada 3 orang, anak lebih dari empat ada 2
orang, lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm
ada 4 orang.
Angka kematian yang tinggi
disebabkan dua hal pokok yaitu masih
kurangnya pengetahuan mengenai sebab
akibat dan penanggulangan komplikasi
komplikasi penting dalam kehamilan,
persalinan, nifas, serta kurang meratanya
pelayanan kebidanan yang baik untuk semua
ibu hamil, salah satunya pelayanan antenatal
care (ANC). Pengetahuan mengenai kehamilan
dapat diperoleh melalui penyuluhan tentang
kehamilan seperti perubahan yang berkaitan
dengan kehamilan, pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim, perawatan
diri selama kehamilan serta tanda bahaya yang
perlu diwaspadai (Mahadewi, 2016).
Apabila seorang ibu hamil memiliki
pengetahuan yang lebih tentang resiko tinggi
kehamilan maka kemungkinan besar ibu akan
berpikir untuk menentukan sikap, berperilaku
untuk mencegah, menghindari atau mengatasi
masalah resiko kehamilan tersebut (Damayanti,
2009).
Hasil penelitian terdahulu oleh
Tombokan (2013), tentang “Pengaruh Promosi
Kesehatan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan
Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu
Hamil di Puskesmas Kawangkoan Kabupaten
Minahasa” dari 55 responden terdapat
pengetahuan ibu hamil sebelum diberikan
intervensi kategori baik 1 responden (1,82%),
cukup 29 responden (52,73%), dan kurang 25
responden (45,45%).
Tujuan dalam penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan
tentang antenatal care terhadap pengetahuan
ibu hamil beresiko tinggi di Puskesmas
Amurang.
Berdasarkan wawancara awal dengan
7 orang ibu hamil yang beresiko tinggi hanya 2
orang ibu yang memahami mengenai
kehamilan resiko tinggi, sedangkan 5 orang ibu
kurang memahami mengenai kehamilan resiko
tinggi. Berdasarkan uraian dan data diatas,
maka penulis merasa tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh penyuluhan
kesehatan tentang antenatal care terhadap
pengetahuan ibu hamil beresiko tinggi di
Puskesmas Amurang”.
METODE
Desain penelitian atau rancangan
penelitian menggunakan One-group pre-post
test design. Rencana penelitian ini
mengungkapkan kelompok subjek yang di
observasi sebelum dilakukan intervensi dan
kemudian di observasi lagi setelah dilakukan
intervensi.
Populasi dalam penelitian ini berjumlah
35 orang, dengan menggunakan teknik total
sampling, sehingga sampel dalam penelitian ini
berjumlah 35 orang ibu hamil yang beresiko
tinggi. Variabel independen dalam penelitian ini
adalah penyuluhan kesehatan tentang
antenatal care dan variabel dependen dalam
penelitian ini adalah pengetahuan ibu hamil.
Lokasi Penelitian ini bertempat di
Puskesmas Amurang. Responden dinilai tingkat
pengetahuannya sebelum dan sesudah
penyuluhan Kesehatan tentang Antenatal Care
dengan menggunakan kuesioner. Pengolahan
data dilakukan dengan menggunakan analisis
data statistik untuk menguji hasil penelitian
yang menggunakan uji wilcoxon.
2
3. HASIL PENELITIAN
1. Analisa Univariat
Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Ibu Hamil yang Beresiko Tinggi di
Puskesmas Amurang Februari-Maret 2018
Umur Frekuensi %
16-19 tahun
20-35
36-46
11
14
10
31,4
40,0
28,6
Total 35 100
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat
bahwa karakteristik responden berdasarkan
umur menunjukkan yang paling banyak adalah
umur 20-35 tahun dimana sebanyak 14 orang
atau 40,0%.
Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu Hamil yang Beresiko Tinggi di
Puskesmas Amurang Februari-Maret 2018
Pendidikan Frekuensi %
SD 3 8,6
SMP 11 31,4
SMA/SMK
Perguruan Tinggi
18
3
51,4
8,6
Total 35 100
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat
bahwa karakteristik responden berdasarkan
pendidikan menunjukan yang paling banyak
adalah SMA/SMK dimana sebanyak 18 orang
atau 51,4%.
Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu Hamil yang Beresiko Tinggi di
Puskesmas Amurang Februari-Maret 2018
Pekerjaan Frekuensi %
PNS 2 5,7
Wiraswasta 5 14,3
IRT
Tidak Bekerja
25
3
71,4
8,6
Total 35 100
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa
karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
menunjukan yang paling banyak adalah IRT
dimana sebanyak 25 orang atau 71,4%.
Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah anak Ibu Hamil yang Beresiko Tinggi di
Puskesmas Amurang Februari-Maret 2018
Jumlah Anak Frekuensi %
Tidak ada anak 12 34,3
1 anak
2-3 anak
≥ 4
12
8
3
34,3
22,8
8,6
Total 35 100
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa
karakteristik responden berdasarkan jumlah
anak menunjukan paling banyak adalah
responden yang tidak ada anak dan responden
memiliki 1 anak dimana sebanyak 12 orang
atau 34,3%.
3
4. Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Hamil yang Beresiko Tinggi di
Puskesmas Amurang Sebelum Intervensi Februari-Maret 2018
Pengetahuan Sebelum Frekuensi %
Baik
Cukup
Kurang
17
13
5
49
37
14
4
5. Total 35 100
Berdasarkan tabel 5 menunjukan
pengetahuan Ibu hamil beresiko tinggi di
Puskesmas Amurang mengenai Antenatal Care
sebelum dilakukan intervensi penyuluhan
kesehatan tertinggi berada pada kriteria baik
yaitu 17 responden atau 49%.
Tabel 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Hamil yang Beresiko Tinggi di
Puskesmas Amurang Sesudah Intervensi Februari-Maret 2018
Pengetahuan Sesudah Frekuensi %
Baik
Cukup
Kurang
35
0
0
100
0
14
Total 35 100
Tabel 6 menunjukan pengetahuan Ibu
hamil beresiko tinggi di Puskesmas Amurang
mengenai Antenatal Care sesudah dilakukan
intervensi penyuluhan kesehatan semua
berada pada kriteria baik sebanyak 35
responden atau 100% dan tidak ada lagi yang
berpengetahuan cukup dan kurang.
2. Analisa Bivariat
Tabel 7. Hasil Uji Statistik Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Antenatal Care Terhadap
Pengetahuan Ibu Hamil Beresiko Tinggi di Puskesmas Amurang.
Pengetahuan
Ibu Hamil
N Mean Std SE Z P
Sebelum 35 7,22 1,41 -
Zhitung 5,046>
Ztabel 2,14
P 0,000<
0,05
Sesudah 35 9,65 0,53 -
Berdasarkan tabel 7 terlihat Hasil uji
statistik menggunakan Wilcoxon Sign Rank
Test menunjukan bahwa terdapat perbedaan
nilai mean sebelum intervensi dan sesudah
intervensi, nilai Mean sebelum intervensi
menunjukan angka 7,22 sedangkan sesudah
intervensi meningkat menjadi 9,65. Dan nilai
Std. Deviation sebelum intervensi 1,41 dan
sesudah intervensi 0,53. Pada asymp.sig (2-
Tailed) menunjukkan angka 0,000 < 0,05 atau
Z hitung 5,046 > Z tabel 2,14, artinya ada
pengaruh penyuluhan kesehatan tentang
Antenatal Care terhadap pengetahuan ibu
hamil beresiko tinggi di Puskesmas Amurang,
maka Ho ditolak dan H1 diterima.
PEMBAHASAN
Pengaruh Penyuluhan Kesehatan tentang Antenatal Care Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil
Beresiko Tinggi di Puskesmas Amurang
Hasil analisis statistik dengan uji
wilcoxon sign rank test, sebagaimana ada pada
tabel 7 diatas didapatkan ada pengaruh
penyuluhan kesehatan tentang Antenatal Care
terhadap pengetahuan ibu hamil beresiko tinggi
di Puskesmas Amurang.
Dari hasil penelitian yang ada serta di
dukung oleh penelitian sebelumnya peneliti
berpendapat bahwa peningkatan pengetahuan
responden disebabkan oleh pemberian
informasi atau materi yang dilakukan secara 3
kali pertemuan dengan metode ceramah, tanya
jawab, diskusi dan evaluasi (evaluasi sejauh
mana pemahaman ibu dengan permainan
mencocokan jawaban yang benar). pada setiap
awal pertemuan peneliti mereview kembali
materi yang sudah diberikan sebelumnya untuk
mengukur pemahaman responden tentang
materi yang sudah diberikan serta peneliti
memberi kesempatan kepada responden untuk
bertanya. Peneliti juga berpendapat bahwa
tingkat pengetahuan seseorang akan
bertambah bila sudah mendapatkan pendidikan
kesehatan sehingga cepat dalam pengambilan
keputusan. Hal ini juga tidak lepas dari peran
petugas kesehatan yang diharapkan dapat
5
6. memberikan informasi-informasi tentang
kesehatan. Hasil penelitian ini menunjukkan
pengetahuan seseorang bukan hanya
tergantung pada tingkat pendidikan saja tetapi
harus ditunjang oleh faktor-faktor lain seperti
pengalaman, keadaan sosial budaya
lingkungan serta informasi dengan penyuluhan
kesehatan.
Berdasarkan tabel 1 didapatkan dari 35
responden, umur responden <19 tahun (31,4%)
dan umur >35 tahun (28,6). Umur mempunyai
pengaruh terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang serta bisa mempengaruhi proses
perubahan perilaku (Notoatmojo, 2010). Umur
responden sebagian besar yaitu 20-35 tahun,
peneliti berpendapat bahwa umur tersebut yang
memungkinkan responden mampu menangkap
informasi yang diberikan dan mampu
mengingatnya.
Berdasarkan tabel 2 menunjukan
bahwa responden telah memiliki tingkat
pendidikan menengah atas (SMA) dilihat dari
level pendidikan bukanlah suatu tingkat
pendidikan yang rendah, sehingga ibu lebih
cepat tanggap. Semakin baik tingkat pendidikan
seseorang, maka kemampuannya memahami
informasi kesehatan semakin baik (Astuti,
2012). Peneliti berpendapat bahwa makin tinggi
tingkat pendidikan maka akan semakin mudah
responden untuk menerima informasi, sehingga
semakin banyak pengetahuan yang terimannya
Berdasarkan tabel 3 menunjukan
sebagian besar responden bekerja sebagai
IRT. Masyarakat yang sibuk hanya memiliki
sedikit waktu untuk memperoleh informasi
sehingga pengetahuan yang mereka peroleh
kurang (Notoatmodjo, 2007). Peneliti
berpendapat hal ini karena IRT memiliki waktu
luang yang lebih banyak dibandingkan dengan
ibu yang bekerja, sehingga ibu yang tidak
bekerja memiliki lebih banyak waktu dirumah
dan mengikuti pendidikan kesehatan.
Berdasarkan tabel 4 menunjukan paling
banyak responden belum memiliki anak dan
responden memiliki 1 anak. Paritas adalah
jumlah anak yang pernah dilahirkan sehingga
mempengaruhi bertambahnya pengetahuan
dan pengalaman terhadap individu atau ibu
(Prawiroharjdo, 2014). Pendidikan kesehatan
direncanakan untuk membantu seorang ibu
hamil terutama primigravida guna
mempersiapkan dirinya secara jasmani dan
rohani. Peneliti berpendapat bahwa Jumlah
anak dapat mempengaruhi pengetahuan ibu
hamil terhadap kehamilannya karena ibu hamil
yang belum memiliki anak pasti pengalamanya
berbeda dengan ibu hamil yang sudah memiliki
anak.
Mubarak (2007) menyebutkan bahwa
pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh
pendidikan, pekerjaan, umur, minat,
pengalaman, kebudayaan lingkungan sekitar,
serta informasi.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
sebelumnya oleh Tombokan (2013) yang
menyimpulkan bahwa penyuluhan kesehatan
tentang bahaya kehamilan dapat
mempengaruhi pengetahuan ibu hamil di
Puskesmas Kawangkoan Kabupaten Minahasa
karena menurut WHO salah satu strategi untuk
memperoleh perubahan perilaku dengan
pemberian informasi melalui penyuluhan, Buku
KIA sebagai sumber informasi untuk
meningkatkan pengetahuan sehingga
menimbulkan kesadaran dan dapat dilakukan
dengan pelaksanaan kelas ibu hamil.
Penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian sebelumnya oleh Naibaho (2015)
yang menyimpulkan bahwa tidak ada pengaruh
konseling saat Antenatal Care terhadap
pengetahuan Ibu hamil tentang tanda bahaya
kehamilan di Klinik Bersalin Mariana karena
konseling yang dilakukan tidak sesuai standar
dalam hal ini konseling tidak dilakukan
diruangan nyaman dan tenang, waktu
berkomunikasi singkat dan tidak memberikan
kesempatan kepada ibu untuk mendapatkan
informasi lebih dalam.
SIMPULAN
1. Pengetahuan ibu hamil sebelum diberikan
intervensi mayoritas berpengetahuan baik,
karena dilihat dari tabel 5 menunjukan ibu
hamil yang berpengetahuan baik sebanyak
17 orang (49%).
2. Pengetahuan ibu hamil sesudah diberikan
intervensi keseluruhan berpegetahuan
baik, karena dilihat dari tabel 6
menunjukan ibu hamil yang
berpengetahuan baik sebanyak 35 orang
(100%).
3. Terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan
tentang Antenatal Care terhadap
pengetahuan ibu hamil beresiko tinggi di
Puskesmas Amurang.
SARAN
6
7. 1. Bagi seluruh ibu hamil diharapkan hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai
bahan masukan untuk meningkatkan
pengetahuan serta untuk mencegah
kehamilan yang beresiko.
2. Bagi institusi pendidikan keperawatan,
penelitian ini dapat digunakan sebagai
informasi dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dibidang keperawatan terkait
dengan kehamilan beresiko tinggi dan
sebagai suatu acuan untuk melakukan
penelitian lebih lanjut tentang kehamilan
beresiko tinggi.
3. Bagi institusi pelayanan kesehatan
hendaknya dengan penelitian ini petugas
kesehatan khususnya Bidan dapat lebih
meningkatkan lagi Pelayanan Kesehatan
dalam pemberian informasi atau
penyuluhan kesehatan mengenai
Antenatal Care kepada ibu hamil
4. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian
ini dapat digunakan sebagai bahan acuan
dan dapat dikembangkan dalam penelitian
lebih lanjut tentang Penyuluhan
Kesehatan dan Pengetahuan ibu hamil
mengenai kehamilan resiko tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, E. W. 2012. Pengaruh Pendidikan
Kesehatan Terhadap Perubahan
Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Dalam
Mengkonsumsi Tablet Fe di Rumah
Bersalin Sri Limintu Surakarta. Naskah
Publikasi Surakarta: Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Damayanti, 2009. Jurnal: Hubungan
pengetahuan ibu hamil tentang resiko
tinggi kehamilan dengan kepatuhan
kunjungan Antenatal Care di RSUD
Pandan Arang Boyolali.
Dinkes Sulut, 2015. Buku Profil Kesehatan
Provinsi Sulawesi Utara.
Dinkes, 2011. Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Timur Tahun 2011. Tersedia di:
Http://Www.Depkes.Go.Id/Downloads/PRO
FIL_KES_PROVINSI_2011/15Profil_Kes.P
rov.Jawatimur_2011.Pdf [diakses 11 april
2014]
Mahadewi, 2016. Jurnal: Hubungan
Pengetahuan Tentang Tanda Bahaya
Kehamilan dan Dukungan Keluarga
Dengan Kepatuhan Kunjungan Antenatal
Care (ANC) Pada Ibu Hamil Trimester III
Di Puskesmas Ciruas Kabupaten Serang.
Marmi, 2014. Asuhan Kebidanan Pada masa
Antenatal, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Mubarak, 2007. Promosi Kesehatan Sebuah
Pengantar Proses Belajar Mengajar Dalam
Pendidikan . Yogyakarta: Graha Ilmu,
2007.
Naibaho, 2015. Jurnal: Pengaruh Konseling
Saat Antenatal Care Terhadap
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda
Bahaya Kehamilan Di Klinik Bersalin
Mariana Tahun 2015
Notoatmodjo, 2007. Promosi Kesehatan dan
Ilmu Perilaku. Rineka Cipta: Jakarta.
Notoatmodjo, 2010. Pendidikan dan Perilaku
Kesehatan. Rineke Cipta; Jakarta.
Prawiroharjdo S. 2014. Ilmu Kebidanan.
Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjdo.
Tinah, 2014. Pengaruh Pelaksanaan Program
Kelas Ibu Hamil Terhadap Pengetahuan
dan Sikap Ibu Hamil Dalam Deteksi Dini
Resiko Tinggi. Akademi Kebidanan Estu
Utomo Boyolali.
Tombokan, 2013. Jurnal: Pengaruh Promosi
Kesehatan Tentang Tanda Bahaya
Kehamilan Terhadap Peningkatan
Pengetahuan Ibu Hamil di Puskesmas
Kawangkoan Kabupaten Minahasa
WHO, 2014. AKI. http://www.who.int/ageing/en.
(Diakses tanggal 12 Desember 2017, jam
11.12)
7