SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 41
Yulia Wardita, S.KM.,M.Kes
POPULASI..???
 Sekumpulan obyek, orang, atau keadaan yang paling

tidak memiliki satu karakteristik umum yang sama
 Sekumpulan obyek, orang, atau keadaan yang
menjadi perhatian peneliti dan akan digunakan oleh
peneliti untuk menggeneralisasikan hasil
penelitiannya
 Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas;
obyek/subyek mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya
SAMPEL..??
 Sebagian dari populasi yang akan diteliti

dan yang dianggap dapat menggambarkan
karakteristik populasinya
 Dalam analisis data, anggota sampel

disebut juga unit analisis atau satuan
analisis
SAMPLING (Teknik Pengambilan
Sampel)
 Menunjuk pada proses pemilihan individu-individu

dari sebuah populasi yang akan dijadikan sebagai
sampel yang akan berpartisipasi di dalam penelitian
tersebut (Fraenkel, 1990:84)
 Suatu teknik atau cara dalam mengambil sampel yang
representatif dari populasi.
Kenapa dilakukan Sampling???
 Ukuran populasi
 Faktor biaya
 Faktor waktu
 Percobaan yang sifatnya merusak/mengganggu
 Faktor ekonomis
 Faktor kecermatan penelitian
Ukuran populasi
 Apabila populasi itu tak terhingga (tidak diketahui) maka

peneliti tidak mungkin melakukan sensus terhadapnya,
karena itu harus dilakukan sampling.
 Atau sekalipun ukuran populasi itu terhingga (dapat
diketahui), namun apabila jumlahnya terlalu banyak, maka
tidak mungkin dilakukan sensus, sehingga untuk
mengetahui karakteristik populasi harus dilakukan
sampling.
 Misalnya untuk populasi terhingga, ambilah populasi 5
miliyard obyek. Bagaimana mencatat segala karakteristik
ke-5 milyard obyek? Bagaimana menganalisis data
sebanyak itu?
 Dalam kondisi yang demikian, peneliti lebih memerlukan
sampling daripada sensus.
Faktor Biaya
 Biaya yang diperlukan dalam suatu penelitian,
bukan hanya untuk pengumpulan data saja, tetapi
juga untuk analisis, diskusi, perhitunganperhitungan dan transportasi.

 Makin banyak obyek yang diteliti makin banyak
pula biaya yang diperlukan.
 Salah satu alternatif untuk mengatasi

keterbatasan biaya adalah melalui sampling
Faktor Waktu
• Sensus memerlukan waktu yang lebih lama
dibandingkan dengan sampling.
• Dengan demikian sampling dapat memberikan
data lebih cepat, terutama apabila peneliti

menghendaki kesimpulan yang segera.
• Menganalisis data hasil sampling selain dapat
menghemat biaya, juga dapat menghemat waktu
karena dapat dilakukan dalam tempo yang singkat.
Percobaan yg sifatnya merusak/
mengganggu
 Misalnya, melakukan penelitian terhadap keadaan darah

seorang pasien, mungkinkah semua darah pasien
dikeluarkan dari tubuhnya untuk diperiksa? Untuk ini jelas
sampling harus dilakukan.
Faktor ekonomis
 apakah kegunaan dari hasil penelitian sepadan dengan

biaya, waktu, dan tenaga yang telah dikeluarkan atau tidak.
 Jika tidak, mengapa harus dilakukan sensus.
 Melalui sampling, di samping dapat menghemat biaya,

waktu, dan tenaga, juga dapat mengoptimalkan
kecermatan peneliti dalam melakukan proses penelitian.
Faktor Kecermatan Penelitian
 Ketelitian dalam pengumpulan data, pencatatan, dan

penganalisisannya sangat berpengaruh terhadap pembuatan
kesimpulan yang akan dipertanggungjawabkan.

 Makin banyak obyek yang diteliti makin memberikan peluang

untuk terjadinya ketidakcermatan penelitian baik yang
menyangkut pengumpulan, pengolahan, maupun analisis data.

 Ketidakcermatan ini akan menimbulkan kekeliruan dalam

pengambilan kesimpulan.

 Dengan sampling ketidakcermatan ini dapat dikurangi karena

peneliti akan bekerja dalam lingkup yang lebih terbatas yang
dapat dia kendalikan.
Kegunaan Sampling
 Mengehemat biaya
 Mempercepat pelakanaan penelitian
 Menghemat tenaga

 Memperluas ruang lingkup penelitian
 Memperoleh hasil yang lebih akurat
Prosedur pengambilan sampel
1.
2.
3.
4.

5.
6.
7.

Menentukan tujuan penelitian
Menentukan populasi penelitian
Menentukan jenis data yang diperlukan
Menentukan teknik sampling
Menentukan besarnya sampel (sample size)
Menentukan unit sampel yang diperlukan
Memilih sampel
Jenis Sampling
• SIMPLE RANDOM SAMPLING
PROBABILITAS

• SYSTEMATIC RANDOM SAMPLING
• STRATIFIED RANDOM SAMPLING
• CLUSTER RANDOM SAMPLING
• MULTISTAGE RANDOM SAMPLING

SAMPLING

• SYSTEMATIC SAMPLING
NON
PROBABILITAS

• QUOTA SAMPLING
•INCIDENTAL SAMPLING
• PURPOSIVE SAMPLING
• SAMPLING JENUH
•SNOWBALL SAMPLING
Probability sampling
 Teknik pengambilan sampel yang memberikan

peluang yg sama kepada seluruh anggota populasi
untuk dipilih menjadi anggota sampel
 Ukuran populasi dimana sampel diambil hars
diketahui
 Setiap anggota populasi harus mempuyai kesempatan
yang sama utk menjadi sampel.
1. Simple Random Sampling





pengambilan sampel secara acak sederhana
Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan
anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak
tanpa memmemperhatikan strata yang ada dalam
populasi itu
Dilakukan jika populasinya homogen
Dengan cara undian:
a. Semua anggota populasi diberi nomor urut atau
kode
b. Kode tersebut ditulis dalam kertas kecil, digulung,
dan dimasukan ke dalam sebuah kotak/tempa
c. Keluarkan satu persatu sebanyak jumlah sampel
yang dibutuhkan.
Dengan menggunakan tabel bilangan random
a. Semua anggota populasi diberi nomor urut
b. Tentukan jumlah sampel yang akan diambil
c. Pilih nomor-nomor yang sesuai dengan bilangan
yang terdapat dalam daftar bilangan random yang
akan digunakan
 Keuntungan menggunakan teknik ini

peneliti tidak
membutuhkan pengetahuan tentang populasi sebelumnya,
bebas dari kesalahan klasifikasi yang memungkinkan dapat
terjadi; dan dengan mudah data di analisis serta kesalahankesalahan dapat dihitung.
 Kelemahan dalam teknik ini
peneliti tidak dapat
memanfaatkan pengetahuan yang dipunyainya tentang
populasi dan tingkat kesalahan dalam menentukan ukuran
sampel lebih besar.
2. Sytematic Random Sampling
 Jika jumlah populasi sangat banyak dan homogen dan

jumlah sampel yang diambil juga banyak

 Metode pengambilan sampel secara sistematis
dengan interval (jarak) tertentu antar sampel yang

terpilih
a. Linear Systematic Sampling
Prosedur:
1). Urutkan elemen populasi pada sampling frame
2). Hitung interval (I) = N/n (N = banyaknya anggota populasi,
n = banyaknya sampel)
3). Pilih random start (dari Tabel Angka Random) dengan nilai
1 s.d I (misalkan i)
4). Sampelnya adalah elemen ke-(i + kI), (k = 0, 1, …, (n-1))
Sampel 1 adalah no. urut ke-i
2 adalah no. urut ke-(i + I)
3 adalah no. urut ke-(i + 2I)
…
Sampel n adalah no. urut ke-(i + (n-1)I)
Systematic Sampling
b. Circular Systematic Sampling
Prosedur:
1). Urutkan elemen populasi pada sampling frame
2). Hitung interval (I) = N/n (N = banyaknya anggota populasi,
n = banyaknya sampel)
3). Pilih random start (dari Tabel Angka Random) dengan nilai
1 s.d I (misalkan j)
4). Sampelnya adalah elemen ke-(j + kI), (k = 0, 1, …, (n-1))
5). Bila j + kI > N, maka sampelnya no. urut ke-(j + kI) – N
3. Stratified Random Sampling
Jika kondisi populasi mengandung sejumlah katagori

yang berbeda, maka kerangka sampel dapat
diorganisasikan dengan menggunakan katagori ini ke
dalam strata yang terpisah.
Sampel kemudian dipilih masing-masing stratum

secara terpisah untuk membuat stratum berstrata.
Ada dua alasan dalam meggunakan metode ini ialah:
• untuk meyakinkan bahwa kelompok-kelompok
khusus dalam suatu populasi secara memadai diwakili
dalam sampel dan
• untuk memperbaiki efisiensi dengan memperoleh
kontrol yang lebih besar dalam komposisi sampel.
a. Proportionate Stratified Random Sampling







pengambilan sampel stratifikasi dengan mempertimbangkan
proporsi atau persentase sampel dari setiap stratum
Agar perimbangan sampel dari masing-masing strata itu
memadai, maka dalam teknik ini sering pula dilakukan
perimbangan antara jumlah anggota populasi berdasarkan
masing-masing strata.
Pelaksanaan pengambilan sampel dengan teknik ini mulamula peneliti menetapkan unit-unit anggota populasi dalam
bentuk strata yang didasarkan pada karakteristik umum dari
anggota populasi yang berbeda-beda.
Setiap unit yang mempunyai karakteristik umum yang sama,
dikelompokkan pada satu strata, kemudian dari masingmasing strata diambil masing2 strata yang mewakilinya
b. Disproportionate Stratified Random Sampling
 Dilakukan apabila proporsi atau persentase sampel

pada setiap stratum tidak mempertimbangkan
perbandingan antara stratum yang satu dengan yang
lainnya.
 Artinya dari setiap stratum diambil jumlah sampel
yang sama dengan formula n/k : di mana n (banyak
sampel yang dikehendaki), dan k (banyak stratum
dalam komposisi populasi).
4. Cluster Sampling
 Pengambilan Sampel Acak scra Kelompok atau

gugus.
 Teknik sampling cluster digunakan untuk
menentukan sampel bila obyek yang akan ditehti atau
sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu
negara, propinsi atau kabupaten.
 Untuk menentukan penduduk mana yang akan
dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya
berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.
 Misalnya di Indonesia terdapat 30 propinsi, dan
sampelnya akan menggunakan 15 propinsi, maka
pengambilan 15 propinsi itu dilakukan secara random.
 karena propinsi-propinsi di Indonesia itu berstrata

(tidak sama) maka pengambilan sampelnya perlu
menggunakan stratified random sampling
 Propinsi di Indonesia ada yang pendudukanya padat,
ada yang tidak; ada yang mempunyai hutan banyak
ada yang tidak, ada yang kaya bahan tambang ada
yang tidak.
 Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui
dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel
daerah, dan tahap berikutnya menentukan orangorang yang ada pada daerah itu secara sampling juga
 Jika yang menjadi unit sampling merupakan daerah

atau wilayah geografis, seperti: provinsi, kota,
kabupaten dst, maka teknik sampling ini disebut area
random sampling
 Misalnya, akan mengumpulkan data dari setiap
keluarga tentang biaya hidup perbulan. Keluarga mana
yang harus diambil jika penelitian itu dilakukan
terhadap kabupaten tertentu, Untuk menentukan
sampel keluarga, maka peneliti harus menmpuh
langkah- langkah:
1. menentukan kecamatan sampel
2. Menentukan desa sampel dari kecamatan sampel
3. Menentukan keluarga sampel.
5. Multistage Sampling
 Pengambilan Sampel secara Gugus Bertahap
 Pengambilan sampel dgn teknik ini dilakukan

berdasarkan tingkat wilayah scr bertahap
 Dilaksanakam bila populasi terdiri dr macam2 tingkat
wilayah.
Proses pengambilan sampel secara multistage random
sampling
a. Tentukan area populasi berdasarkan administrasi
pemerintahan Provinsi, Kabupaten, Kecamatan atau
Kelurahan atau Karakter lainnya (pedesaan-perkotaan,
pantai-pegunungan dsb)
b. Dari area populasi tsb diambil sampel gugus di bawahnya
(misalnya apabila area populasinya provinsi maka area
gugus di bawahnya kabupaten)
c. Dari area gugus tsb diambil area gugus yg dibawahnya
lagi (misalnya kalau area gugus diatasnya kabupaten,
maka area gugus dibawahnya adalah kecamatan) dan
seterusnya.
d. Akhirnya semua anggota populasi dari gugus yg paling
kecil (bawah) misalnya RT, diambil sbg sampel.
Non probability/Non Random
 Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan

sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel.
 Pengambilan sampel yang tidak didasarkan atas
kemungkinan yang dpt diperhitungkan, tetapi sematamata, hanya berdasarkan pada segi kepraktisan.
1. Systematic Sampling
 Sampling Sistematis adalah teknik pengambilan

sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang
telah diberi nomor urut.
 Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang.
Dari semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu
nomor 1 sampai dengan nomor 100.
 Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor
ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan
tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima, untuk
ini maka yang diambil sebagai sampel adalah nomor 1,
5, 10, 15, 20, dan seterusnya sampai 100.
2. Quota Sampling
 Sampling Kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari

populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah
(kuota) yang diinginkan.
 Teknik penarikan sampel kuota (quota sampling) merupakan
teknik penarikan sampel yang sejenis dengan menggunakan
teknik penarikan sampel stratifikasi. Perbedaanya adalah ketika
menarik anggota sampel dari masing-massing lapisan, peneliti
tidak menggunakan secara acak tetapi menggunakan cara
kemudahan (accidental)
 Contoh, akan melakukan penelitian tentang pendapat
masyarakat terrhadap pelayanan RS. Medika Utama , Jumlah
sampel yang ditentukan 500 orang. Kalau pengumpulan data
belum didasarkan pada 500 orang tersebut, maka penelitian
dipandang belum selesai, karena belurn memenuhi kouta yang
ditentukan.
3. Insidental/ Aksidental Sampling
 Teknik penarikan sampel aksidental ini didasarkan

pada kemudahan (Convenience). Sampel dapat terpilih
karena berada pada waktu, situasi, dan tempat yang
tepat.
 teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,
yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui
itu cocok sebagai sumber data.
 Sampel ini digunakan jika peneliti sulit untuk
menemukan subyek yang akan diteliti
4. Purposive Sampling
 Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu.
 Teknik penarikan sampel purposive ini disebut juga judgmental

sampling yang digunakan dengan menentukan criteria khusus
terhadap sampel, terutama orang-orang yang dianggap ahli
 Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif,

atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi.
 Teknik ini digunakan terutama apabila hanya ada sedikit orang

yang mempunyai keahlian (expertise) di bidang yang sedang
diteliti.
5. Sampling Jenuh
 Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila

semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
 Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif
kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin
membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat
kecil.
 Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana
semua anggota populasi dijadikan sampel
6. Snowball Sampling
 Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula

jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang
menggelinding yang lama-lama menjadi besar.
 Teknik sampel bola salju (Snowball Sampling) digunakan jika peneliti
tidak memiliki informasi tentang anggota populasi. Peneliti hanya
memiliki satu nama populasi. Dari nama ini peneliti akan memperoleh
nama-nama lainnya. Teknik ini biasanya digunakan jika peneliti
meneliti kasus yang sensitive atau rahasia. Misalnya tentang jaringan
peredaran narkoba.
 Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang,
tetapi karena dengan dua orang ini belum merasa lengkap terhadap
data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang
lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang
sebelumnya Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin
banyak.
 Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan sampling purposif dan
snowball sampling.
TERIMA KASIH

TERIMA KASIH

41

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Metodologi penelitian powerpoint
Metodologi penelitian  powerpointMetodologi penelitian  powerpoint
Metodologi penelitian powerpoint
Robert Lakka
 
3 . analisis regresi linier berganda dua peubah
3 .  analisis regresi  linier berganda dua peubah3 .  analisis regresi  linier berganda dua peubah
3 . analisis regresi linier berganda dua peubah
Yulianus Lisa Mantong
 
Statistika-Uji Hipotesis
Statistika-Uji HipotesisStatistika-Uji Hipotesis
Statistika-Uji Hipotesis
Rhandy Prasetyo
 
Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4
Az'End Love
 
Contoh soal Teori antrian khusus Poisson
Contoh soal Teori antrian khusus PoissonContoh soal Teori antrian khusus Poisson
Contoh soal Teori antrian khusus Poisson
Lilies DLiestyowati
 

Was ist angesagt? (20)

Metodologi penelitian powerpoint
Metodologi penelitian  powerpointMetodologi penelitian  powerpoint
Metodologi penelitian powerpoint
 
3 . analisis regresi linier berganda dua peubah
3 .  analisis regresi  linier berganda dua peubah3 .  analisis regresi  linier berganda dua peubah
3 . analisis regresi linier berganda dua peubah
 
Metode pengambilan sampel
Metode pengambilan sampelMetode pengambilan sampel
Metode pengambilan sampel
 
Statistika-Uji Hipotesis
Statistika-Uji HipotesisStatistika-Uji Hipotesis
Statistika-Uji Hipotesis
 
Teknik sampling
Teknik samplingTeknik sampling
Teknik sampling
 
Contoh Review Jurnal Ilmiah (PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN LIN...
Contoh Review Jurnal Ilmiah (PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN LIN...Contoh Review Jurnal Ilmiah (PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN LIN...
Contoh Review Jurnal Ilmiah (PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN LIN...
 
Modul statistika-ii-part-2
Modul statistika-ii-part-2Modul statistika-ii-part-2
Modul statistika-ii-part-2
 
Uji-T
Uji-TUji-T
Uji-T
 
Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)
Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)
Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampel Populasi dan sampel
Populasi dan sampel
 
Ppt jurnal mr
Ppt jurnal   mrPpt jurnal   mr
Ppt jurnal mr
 
Skala pengukuran dalam penelitian
Skala pengukuran dalam penelitianSkala pengukuran dalam penelitian
Skala pengukuran dalam penelitian
 
Etika penelitian
Etika penelitianEtika penelitian
Etika penelitian
 
Tabel f-0-01
Tabel f-0-01Tabel f-0-01
Tabel f-0-01
 
Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...
Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...
Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...
 
Analisis komparasi, chi kuadrat, uji t, uji f
Analisis komparasi, chi kuadrat, uji t, uji f Analisis komparasi, chi kuadrat, uji t, uji f
Analisis komparasi, chi kuadrat, uji t, uji f
 
Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4
 
Contoh soal Teori antrian khusus Poisson
Contoh soal Teori antrian khusus PoissonContoh soal Teori antrian khusus Poisson
Contoh soal Teori antrian khusus Poisson
 
02 teori penarikan contoh
02 teori penarikan contoh02 teori penarikan contoh
02 teori penarikan contoh
 
Uji mann-whitney
Uji mann-whitneyUji mann-whitney
Uji mann-whitney
 

Ähnlich wie Metode pengambilan sampel (sampling)

3. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling.ppt
3. Populasi, Sampel, dan Teknik  Sampling.ppt3. Populasi, Sampel, dan Teknik  Sampling.ppt
3. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling.ppt
BUNGARAHMASARISUHART
 
Fp unsam 2009 teknik sampling
Fp unsam 2009 teknik samplingFp unsam 2009 teknik sampling
Fp unsam 2009 teknik sampling
Ir. Zakaria, M.M
 
Jenis jenis data dan teknik pengumpulan data
Jenis jenis data dan teknik pengumpulan dataJenis jenis data dan teknik pengumpulan data
Jenis jenis data dan teknik pengumpulan data
Firman Marine
 
Teknik pegambilan sample(new)
Teknik pegambilan sample(new)Teknik pegambilan sample(new)
Teknik pegambilan sample(new)
Tri Rahmatika
 

Ähnlich wie Metode pengambilan sampel (sampling) (20)

POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).pptPOPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
 
3. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling.ppt
3. Populasi, Sampel, dan Teknik  Sampling.ppt3. Populasi, Sampel, dan Teknik  Sampling.ppt
3. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling.ppt
 
P10 menentukan populasi dan sampel
P10 menentukan populasi dan sampelP10 menentukan populasi dan sampel
P10 menentukan populasi dan sampel
 
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.pptBAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
 
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.pptBAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
 
POPULASI SAMPEL SAMPLING.ppt
POPULASI SAMPEL SAMPLING.pptPOPULASI SAMPEL SAMPLING.ppt
POPULASI SAMPEL SAMPLING.ppt
 
P10_Menentukan Populasi dan Sampel.pdf
P10_Menentukan Populasi dan Sampel.pdfP10_Menentukan Populasi dan Sampel.pdf
P10_Menentukan Populasi dan Sampel.pdf
 
Teknik Sampling
Teknik SamplingTeknik Sampling
Teknik Sampling
 
Teknik Sampling
Teknik SamplingTeknik Sampling
Teknik Sampling
 
Sampel acak sederhana
Sampel acak sederhanaSampel acak sederhana
Sampel acak sederhana
 
Fp unsam 2009 teknik sampling
Fp unsam 2009 teknik samplingFp unsam 2009 teknik sampling
Fp unsam 2009 teknik sampling
 
populasi dan sampel.pptx
populasi dan sampel.pptxpopulasi dan sampel.pptx
populasi dan sampel.pptx
 
Menentukan Populasi dan Sampel Penelitian
Menentukan Populasi dan Sampel PenelitianMenentukan Populasi dan Sampel Penelitian
Menentukan Populasi dan Sampel Penelitian
 
Sampling
Sampling Sampling
Sampling
 
Jenis jenis data dan teknik pengumpulan data
Jenis jenis data dan teknik pengumpulan dataJenis jenis data dan teknik pengumpulan data
Jenis jenis data dan teknik pengumpulan data
 
Teknik Pengambilan Sampel.ppt
Teknik Pengambilan Sampel.pptTeknik Pengambilan Sampel.ppt
Teknik Pengambilan Sampel.ppt
 
Teknik pegambilan sample(new)
Teknik pegambilan sample(new)Teknik pegambilan sample(new)
Teknik pegambilan sample(new)
 
Materi Kuliah Metodologi Penelitian Pertemuan ke 3
Materi Kuliah Metodologi Penelitian Pertemuan ke 3Materi Kuliah Metodologi Penelitian Pertemuan ke 3
Materi Kuliah Metodologi Penelitian Pertemuan ke 3
 
Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2 ))
Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2  ))Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2  ))
Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2 ))
 
Ringkasan statistik
Ringkasan statistikRingkasan statistik
Ringkasan statistik
 

Mehr von Kampus-Sakinah

Sikap & tingkah laku Akhlakul Karimah
Sikap & tingkah laku Akhlakul KarimahSikap & tingkah laku Akhlakul Karimah
Sikap & tingkah laku Akhlakul Karimah
Kampus-Sakinah
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutanPrinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Kampus-Sakinah
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectalPrinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Kampus-Sakinah
 

Mehr von Kampus-Sakinah (20)

Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 
Askep pada ibu dengan kasus preeklamsi
Askep pada ibu dengan kasus preeklamsiAskep pada ibu dengan kasus preeklamsi
Askep pada ibu dengan kasus preeklamsi
 
Askep kehamilan dengan DM gestasional
Askep kehamilan dengan DM gestasional Askep kehamilan dengan DM gestasional
Askep kehamilan dengan DM gestasional
 
Sikap & tingkah laku Akhlakul Karimah
Sikap & tingkah laku Akhlakul KarimahSikap & tingkah laku Akhlakul Karimah
Sikap & tingkah laku Akhlakul Karimah
 
Farmakolog is
Farmakolog isFarmakolog is
Farmakolog is
 
Obat susunan saraf
Obat susunan sarafObat susunan saraf
Obat susunan saraf
 
Pengantar statistik
Pengantar statistikPengantar statistik
Pengantar statistik
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutanPrinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectalPrinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
 
Hukum transplantasi
Hukum transplantasiHukum transplantasi
Hukum transplantasi
 
Bersikap sesuai akhlak
Bersikap sesuai akhlakBersikap sesuai akhlak
Bersikap sesuai akhlak
 
Ciri ciri masyarakat
Ciri ciri masyarakatCiri ciri masyarakat
Ciri ciri masyarakat
 
Hubungan kerja perawat dengan profesi lain
Hubungan kerja perawat dengan profesi lainHubungan kerja perawat dengan profesi lain
Hubungan kerja perawat dengan profesi lain
 
Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis
Askep Cholitis ulseratif dan PeritonitisAskep Cholitis ulseratif dan Peritonitis
Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis
 
Asuhan keperawatan dm bu yani
Asuhan keperawatan dm bu yaniAsuhan keperawatan dm bu yani
Asuhan keperawatan dm bu yani
 
Anfis perkemihan
Anfis perkemihanAnfis perkemihan
Anfis perkemihan
 
Infeksi nosokomial
Infeksi nosokomialInfeksi nosokomial
Infeksi nosokomial
 
Respon imun
Respon imunRespon imun
Respon imun
 
Gangguan sirkulasi dan cairan tubuh i
Gangguan sirkulasi dan cairan tubuh iGangguan sirkulasi dan cairan tubuh i
Gangguan sirkulasi dan cairan tubuh i
 
Inflamasi akut
Inflamasi akutInflamasi akut
Inflamasi akut
 

Kürzlich hochgeladen

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 

Metode pengambilan sampel (sampling)

  • 2. POPULASI..???  Sekumpulan obyek, orang, atau keadaan yang paling tidak memiliki satu karakteristik umum yang sama  Sekumpulan obyek, orang, atau keadaan yang menjadi perhatian peneliti dan akan digunakan oleh peneliti untuk menggeneralisasikan hasil penelitiannya  Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
  • 3. SAMPEL..??  Sebagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan karakteristik populasinya  Dalam analisis data, anggota sampel disebut juga unit analisis atau satuan analisis
  • 4. SAMPLING (Teknik Pengambilan Sampel)  Menunjuk pada proses pemilihan individu-individu dari sebuah populasi yang akan dijadikan sebagai sampel yang akan berpartisipasi di dalam penelitian tersebut (Fraenkel, 1990:84)  Suatu teknik atau cara dalam mengambil sampel yang representatif dari populasi.
  • 5. Kenapa dilakukan Sampling???  Ukuran populasi  Faktor biaya  Faktor waktu  Percobaan yang sifatnya merusak/mengganggu  Faktor ekonomis  Faktor kecermatan penelitian
  • 6. Ukuran populasi  Apabila populasi itu tak terhingga (tidak diketahui) maka peneliti tidak mungkin melakukan sensus terhadapnya, karena itu harus dilakukan sampling.  Atau sekalipun ukuran populasi itu terhingga (dapat diketahui), namun apabila jumlahnya terlalu banyak, maka tidak mungkin dilakukan sensus, sehingga untuk mengetahui karakteristik populasi harus dilakukan sampling.  Misalnya untuk populasi terhingga, ambilah populasi 5 miliyard obyek. Bagaimana mencatat segala karakteristik ke-5 milyard obyek? Bagaimana menganalisis data sebanyak itu?  Dalam kondisi yang demikian, peneliti lebih memerlukan sampling daripada sensus.
  • 7. Faktor Biaya  Biaya yang diperlukan dalam suatu penelitian, bukan hanya untuk pengumpulan data saja, tetapi juga untuk analisis, diskusi, perhitunganperhitungan dan transportasi.  Makin banyak obyek yang diteliti makin banyak pula biaya yang diperlukan.  Salah satu alternatif untuk mengatasi keterbatasan biaya adalah melalui sampling
  • 8. Faktor Waktu • Sensus memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan sampling. • Dengan demikian sampling dapat memberikan data lebih cepat, terutama apabila peneliti menghendaki kesimpulan yang segera. • Menganalisis data hasil sampling selain dapat menghemat biaya, juga dapat menghemat waktu karena dapat dilakukan dalam tempo yang singkat.
  • 9. Percobaan yg sifatnya merusak/ mengganggu  Misalnya, melakukan penelitian terhadap keadaan darah seorang pasien, mungkinkah semua darah pasien dikeluarkan dari tubuhnya untuk diperiksa? Untuk ini jelas sampling harus dilakukan.
  • 10. Faktor ekonomis  apakah kegunaan dari hasil penelitian sepadan dengan biaya, waktu, dan tenaga yang telah dikeluarkan atau tidak.  Jika tidak, mengapa harus dilakukan sensus.  Melalui sampling, di samping dapat menghemat biaya, waktu, dan tenaga, juga dapat mengoptimalkan kecermatan peneliti dalam melakukan proses penelitian.
  • 11. Faktor Kecermatan Penelitian  Ketelitian dalam pengumpulan data, pencatatan, dan penganalisisannya sangat berpengaruh terhadap pembuatan kesimpulan yang akan dipertanggungjawabkan.  Makin banyak obyek yang diteliti makin memberikan peluang untuk terjadinya ketidakcermatan penelitian baik yang menyangkut pengumpulan, pengolahan, maupun analisis data.  Ketidakcermatan ini akan menimbulkan kekeliruan dalam pengambilan kesimpulan.  Dengan sampling ketidakcermatan ini dapat dikurangi karena peneliti akan bekerja dalam lingkup yang lebih terbatas yang dapat dia kendalikan.
  • 12. Kegunaan Sampling  Mengehemat biaya  Mempercepat pelakanaan penelitian  Menghemat tenaga  Memperluas ruang lingkup penelitian  Memperoleh hasil yang lebih akurat
  • 13. Prosedur pengambilan sampel 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Menentukan tujuan penelitian Menentukan populasi penelitian Menentukan jenis data yang diperlukan Menentukan teknik sampling Menentukan besarnya sampel (sample size) Menentukan unit sampel yang diperlukan Memilih sampel
  • 14. Jenis Sampling • SIMPLE RANDOM SAMPLING PROBABILITAS • SYSTEMATIC RANDOM SAMPLING • STRATIFIED RANDOM SAMPLING • CLUSTER RANDOM SAMPLING • MULTISTAGE RANDOM SAMPLING SAMPLING • SYSTEMATIC SAMPLING NON PROBABILITAS • QUOTA SAMPLING •INCIDENTAL SAMPLING • PURPOSIVE SAMPLING • SAMPLING JENUH •SNOWBALL SAMPLING
  • 15. Probability sampling  Teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yg sama kepada seluruh anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel  Ukuran populasi dimana sampel diambil hars diketahui  Setiap anggota populasi harus mempuyai kesempatan yang sama utk menjadi sampel.
  • 16. 1. Simple Random Sampling    pengambilan sampel secara acak sederhana Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memmemperhatikan strata yang ada dalam populasi itu Dilakukan jika populasinya homogen
  • 17. Dengan cara undian: a. Semua anggota populasi diberi nomor urut atau kode b. Kode tersebut ditulis dalam kertas kecil, digulung, dan dimasukan ke dalam sebuah kotak/tempa c. Keluarkan satu persatu sebanyak jumlah sampel yang dibutuhkan.
  • 18. Dengan menggunakan tabel bilangan random a. Semua anggota populasi diberi nomor urut b. Tentukan jumlah sampel yang akan diambil c. Pilih nomor-nomor yang sesuai dengan bilangan yang terdapat dalam daftar bilangan random yang akan digunakan
  • 19.
  • 20.  Keuntungan menggunakan teknik ini peneliti tidak membutuhkan pengetahuan tentang populasi sebelumnya, bebas dari kesalahan klasifikasi yang memungkinkan dapat terjadi; dan dengan mudah data di analisis serta kesalahankesalahan dapat dihitung.  Kelemahan dalam teknik ini peneliti tidak dapat memanfaatkan pengetahuan yang dipunyainya tentang populasi dan tingkat kesalahan dalam menentukan ukuran sampel lebih besar.
  • 21. 2. Sytematic Random Sampling  Jika jumlah populasi sangat banyak dan homogen dan jumlah sampel yang diambil juga banyak  Metode pengambilan sampel secara sistematis dengan interval (jarak) tertentu antar sampel yang terpilih
  • 22. a. Linear Systematic Sampling Prosedur: 1). Urutkan elemen populasi pada sampling frame 2). Hitung interval (I) = N/n (N = banyaknya anggota populasi, n = banyaknya sampel) 3). Pilih random start (dari Tabel Angka Random) dengan nilai 1 s.d I (misalkan i) 4). Sampelnya adalah elemen ke-(i + kI), (k = 0, 1, …, (n-1)) Sampel 1 adalah no. urut ke-i 2 adalah no. urut ke-(i + I) 3 adalah no. urut ke-(i + 2I) … Sampel n adalah no. urut ke-(i + (n-1)I)
  • 23. Systematic Sampling b. Circular Systematic Sampling Prosedur: 1). Urutkan elemen populasi pada sampling frame 2). Hitung interval (I) = N/n (N = banyaknya anggota populasi, n = banyaknya sampel) 3). Pilih random start (dari Tabel Angka Random) dengan nilai 1 s.d I (misalkan j) 4). Sampelnya adalah elemen ke-(j + kI), (k = 0, 1, …, (n-1)) 5). Bila j + kI > N, maka sampelnya no. urut ke-(j + kI) – N
  • 24. 3. Stratified Random Sampling Jika kondisi populasi mengandung sejumlah katagori yang berbeda, maka kerangka sampel dapat diorganisasikan dengan menggunakan katagori ini ke dalam strata yang terpisah. Sampel kemudian dipilih masing-masing stratum secara terpisah untuk membuat stratum berstrata.
  • 25. Ada dua alasan dalam meggunakan metode ini ialah: • untuk meyakinkan bahwa kelompok-kelompok khusus dalam suatu populasi secara memadai diwakili dalam sampel dan • untuk memperbaiki efisiensi dengan memperoleh kontrol yang lebih besar dalam komposisi sampel.
  • 26. a. Proportionate Stratified Random Sampling     pengambilan sampel stratifikasi dengan mempertimbangkan proporsi atau persentase sampel dari setiap stratum Agar perimbangan sampel dari masing-masing strata itu memadai, maka dalam teknik ini sering pula dilakukan perimbangan antara jumlah anggota populasi berdasarkan masing-masing strata. Pelaksanaan pengambilan sampel dengan teknik ini mulamula peneliti menetapkan unit-unit anggota populasi dalam bentuk strata yang didasarkan pada karakteristik umum dari anggota populasi yang berbeda-beda. Setiap unit yang mempunyai karakteristik umum yang sama, dikelompokkan pada satu strata, kemudian dari masingmasing strata diambil masing2 strata yang mewakilinya
  • 27. b. Disproportionate Stratified Random Sampling  Dilakukan apabila proporsi atau persentase sampel pada setiap stratum tidak mempertimbangkan perbandingan antara stratum yang satu dengan yang lainnya.  Artinya dari setiap stratum diambil jumlah sampel yang sama dengan formula n/k : di mana n (banyak sampel yang dikehendaki), dan k (banyak stratum dalam komposisi populasi).
  • 28. 4. Cluster Sampling  Pengambilan Sampel Acak scra Kelompok atau gugus.  Teknik sampling cluster digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan ditehti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu negara, propinsi atau kabupaten.  Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.  Misalnya di Indonesia terdapat 30 propinsi, dan sampelnya akan menggunakan 15 propinsi, maka pengambilan 15 propinsi itu dilakukan secara random.
  • 29.  karena propinsi-propinsi di Indonesia itu berstrata (tidak sama) maka pengambilan sampelnya perlu menggunakan stratified random sampling  Propinsi di Indonesia ada yang pendudukanya padat, ada yang tidak; ada yang mempunyai hutan banyak ada yang tidak, ada yang kaya bahan tambang ada yang tidak.  Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orangorang yang ada pada daerah itu secara sampling juga
  • 30.  Jika yang menjadi unit sampling merupakan daerah atau wilayah geografis, seperti: provinsi, kota, kabupaten dst, maka teknik sampling ini disebut area random sampling  Misalnya, akan mengumpulkan data dari setiap keluarga tentang biaya hidup perbulan. Keluarga mana yang harus diambil jika penelitian itu dilakukan terhadap kabupaten tertentu, Untuk menentukan sampel keluarga, maka peneliti harus menmpuh langkah- langkah: 1. menentukan kecamatan sampel 2. Menentukan desa sampel dari kecamatan sampel 3. Menentukan keluarga sampel.
  • 31.
  • 32. 5. Multistage Sampling  Pengambilan Sampel secara Gugus Bertahap  Pengambilan sampel dgn teknik ini dilakukan berdasarkan tingkat wilayah scr bertahap  Dilaksanakam bila populasi terdiri dr macam2 tingkat wilayah.
  • 33. Proses pengambilan sampel secara multistage random sampling a. Tentukan area populasi berdasarkan administrasi pemerintahan Provinsi, Kabupaten, Kecamatan atau Kelurahan atau Karakter lainnya (pedesaan-perkotaan, pantai-pegunungan dsb) b. Dari area populasi tsb diambil sampel gugus di bawahnya (misalnya apabila area populasinya provinsi maka area gugus di bawahnya kabupaten) c. Dari area gugus tsb diambil area gugus yg dibawahnya lagi (misalnya kalau area gugus diatasnya kabupaten, maka area gugus dibawahnya adalah kecamatan) dan seterusnya. d. Akhirnya semua anggota populasi dari gugus yg paling kecil (bawah) misalnya RT, diambil sbg sampel.
  • 34. Non probability/Non Random  Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.  Pengambilan sampel yang tidak didasarkan atas kemungkinan yang dpt diperhitungkan, tetapi sematamata, hanya berdasarkan pada segi kepraktisan.
  • 35. 1. Systematic Sampling  Sampling Sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.  Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100.  Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima, untuk ini maka yang diambil sebagai sampel adalah nomor 1, 5, 10, 15, 20, dan seterusnya sampai 100.
  • 36. 2. Quota Sampling  Sampling Kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.  Teknik penarikan sampel kuota (quota sampling) merupakan teknik penarikan sampel yang sejenis dengan menggunakan teknik penarikan sampel stratifikasi. Perbedaanya adalah ketika menarik anggota sampel dari masing-massing lapisan, peneliti tidak menggunakan secara acak tetapi menggunakan cara kemudahan (accidental)  Contoh, akan melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat terrhadap pelayanan RS. Medika Utama , Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang. Kalau pengumpulan data belum didasarkan pada 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai, karena belurn memenuhi kouta yang ditentukan.
  • 37. 3. Insidental/ Aksidental Sampling  Teknik penarikan sampel aksidental ini didasarkan pada kemudahan (Convenience). Sampel dapat terpilih karena berada pada waktu, situasi, dan tempat yang tepat.  teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.  Sampel ini digunakan jika peneliti sulit untuk menemukan subyek yang akan diteliti
  • 38. 4. Purposive Sampling  Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.  Teknik penarikan sampel purposive ini disebut juga judgmental sampling yang digunakan dengan menentukan criteria khusus terhadap sampel, terutama orang-orang yang dianggap ahli  Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi.  Teknik ini digunakan terutama apabila hanya ada sedikit orang yang mempunyai keahlian (expertise) di bidang yang sedang diteliti.
  • 39. 5. Sampling Jenuh  Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.  Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.  Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel
  • 40. 6. Snowball Sampling  Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar.  Teknik sampel bola salju (Snowball Sampling) digunakan jika peneliti tidak memiliki informasi tentang anggota populasi. Peneliti hanya memiliki satu nama populasi. Dari nama ini peneliti akan memperoleh nama-nama lainnya. Teknik ini biasanya digunakan jika peneliti meneliti kasus yang sensitive atau rahasia. Misalnya tentang jaringan peredaran narkoba.  Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak.  Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan sampling purposif dan snowball sampling.