Seminar Nasional ini membahas pentingnya pendidikan karakter bagi peserta didik Indonesia. Pendidikan karakter diperlukan untuk membentuk sikap dan perilaku positif serta mengatasi berbagai kenakalan yang terjadi di kalangan pelajar. Metode pengajaran karakter meliputi pengayaan heart, hand, head, dan health. Indikator pembangunan karakter mencakup 20 karakter dasar seperti peduli, amanah, gigih, dan inovatif.
1. Seminar Nasional
Memantapkan Karakter Semangat Melalui Inovasi Pembelajaran Matemetika
Keynote, djoko adi walujo
PENGANTAR:
Harian Kompas bertepatan Peringatan Hari Pendidikan nasional 2 Mei 2010,
menurunkan tulisan yang agak menyengat. ‘Qua Vadis’ pendidikan, tulisan ini
memberi gambaran yang menohok penyelenggara pendidikan, karena realitas
empirik telah membukakan mata setiap orang. Tawuran tiada henti, mahasiswa
melemparai kampusnya, bertarung fisik dengan Satpam kampus, sungguh
memilukan. Harian Kompas kemudian bertutur lebih lanjut sebagai
berikut,”Siapa yang tidak mengelus dada melihat pelajar yang tidak punya sopan
santun, suka tawuran, bagus nilainya untuk "pelajaran" pornografi, senang
narkotika, dan hobi begadang dan kebut-kebutan.Itu jenis kenakalan pelajar
yang paling umum, sedangkan kenakalan lainnya antara lain senang berbohong,
membolos sekolah, minum minuman keras, mencuri,
aborsi, berjudi, dan banyak lagi.Namun, pelajar yang
patut dibanggakan juga ada, seperti mereka yang
menjuarai olimpiade sains, baik di tingkat nasional
maupun internasional.Bahkan, pelajar Indonesia
menjadi juara umum dalam International Conference
of Young Scientists (ICYS) atau Konferensi
Internasional Ilmuwan Muda se-Dunia yang diikuti
ratusan pelajar SMA dari 19 nehara di Bali pada 12-17
April 2010.
Agaknya, fakta yang ada menunjukkan pendidikan
karakter bagi pelajar Indonesia sudah sangat penting
untuk dicanangkan kembali dalam memperingati
Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas).
SIAPA PENGGAGAS PENDIDIKAN
KARAKTER
Proses perjalanan sejarah mencatat bahwa Pencetus pendidikan karakter, semula
menekankan dimensi etis-spiritual dalam proses pembentukan pribadi. Dia
adalah seorang pedagog Jerman FW Foerster (1869-1966). Pendidikan karakter
merupakan reaksi atas pedagogi natural Rousseauian dan instrumentalisme
pedagogis Deweyan.Lebih dari itu, pedagogi puerocentris lewat perayaan atas
spontanitas anak-anak (Edouard Claparède, Ovide Decroly, Maria Montessori)
yang mewarnai Eropa dan Amerika Serikat awal abad ke-19 kian dianggap tak
mencukupi lagi bagi formasi intelektual dan kultural seorang pribadi.Polemik
anti-positivis dan anti-naturalis di Eropa awal abad ke-19 merupakan gerakan
pembebasan dari determinisme natural menuju dimensi spiritual, bergerak dari
formasi personal dengan pendekatan psiko-sosial menuju cita-cita humanisme
yang lebih integral. Pendidikan karakter merupakan sebuah usaha untuk
menghidupkan kembali pedagogi ideal-spiritual yang sempat hilang diterjang
gelombang positivisme ala Comte. Tujuan pendidikan adalah untuk
1
2. pembentukan karakter yang terwujud dalam kesatuan esensial si subyek dengan
perilaku dan sikap hidup yang dimilikinya. Bagi Foerster, karakter merupakan
sesuatu yang mengualifikasi seorang pribadi. Karakter menjadi identitas yang
mengatasi pengalaman kontingen yang selalu berubah. Dari kematangan
karakter inilah, kualitas seorang pribadi diukur
Ada empat ciri dasar :
Menurut Foerster ada empat ciri dasar dalam pendidikan karakter. Pertama,
keteraturan interior di mana setiap tindakan diukur berdasar hierarki nilai. Nilai
menjadi pedoman normatif setiap tindakan.Kedua, koherensi yang memberi
keberanian, membuat seseorang teguh pada prinsip, tidak mudah terombang-
ambing pada situasi baru atau takut risiko. Koherensi merupakan dasar yang
membangun rasa percaya satu sama lain. Tidak adanya koherensi meruntuhkan
kredibilitas seseorang Ketiga, otonomi. Di situ seseorang menginternalisasikan
aturan dari luar sampai menjadi nilai-nilai bagi pribadi. Ini dapat dilihat lewat
penilaian atas keputusan pribadi tanpa terpengaruh atau desakan pihak
lain.Keempat, keteguhan dan kesetiaan. Keteguhan merupakan daya tahan
seseorang guna mengingini apa yang dipandang baik. Dan kesetiaan merupakan
dasar bagi penghormatan atas komitmen yang dipilih. Kematangan keempat
karakter ini, lanjut Foerster, memungkinkan manusia melewati tahap
individualitas menuju personalitas. ”Orang-orang modern sering
mencampuradukkan antara individualitas dan personalitas, antara aku alami dan
aku rohani, antara independensi eksterior dan interior.” Karakter inilah yang
menentukan forma seorang pribadi dalam segala tindakannya
Pengajaran karater
pengayaan heart
pengayaan hand
pengayaan head
pengayaan health (selimut akan seluruh pengayaan di atas)
Model pendidikan karakter
STERILISASI = anak dijauhkan dari realitas. Selalu mengatakan “jangan”
Tidak efektif dan menjadikan anak munafik
IMUNISASI = anak didekatkan kepada realitas. Diberikan pemahaman
konsekuensi è Anak kokoh dalam berbagai situasi
Aspek KARAKTER
Knowledge Thinking
Attitude Feeling
Skill Doing
2
3. Tahapan Pembentukan
ERASING (jika buruk)
SEEING COPYING
RECORDING (jika baik)
Metode Pembentukan KARAKTER
Curiousity : timbulkan rasa ingin tahu anak
Share : ajak berdiskusi
Planning : apa yang akan dilakukan
Action : anak melakukan rencana yang disusun
Reflection : anak mengevaluasi apa yang telah ia lakukan
Kiat Mengajarkan Karakter
Ajak anak melihat di sekitarnya dan ajak ia berpikir
Tanyakan kepada anak jika ia berada dalam situasi sebagai pelaku sesuai
dengan apa yang dilihatnya
Manfaatkan Golden Opportunity
Ajari anak keahlian yang menunjang karakter
Minta anak untuk melakukan suatu pekerjaan atau perbuatan sesuai
kemampuannya
Biasakan anak melakukan perbuatan atau pekerjaan tersebut secara konsisten
Orang tua atau pendidik sekali-kali perlu terlibat dalam kegiatan anak
Berikan teladan yang baik setiap waktu
Mengenal 20 karakter dasar
Indikator Pembangunan Karakter:
Disunting dari buku:
(Pendidikan berbasis Karakter)
3
4. INDIKATOR PEMBANGUNAN KARAKTER VERSI ADI BUANA:
Semangat Pagi
KELOMPOK KARAKTER PENJABARAN DALAM
KEHIDUPAN
INDIKATOR
Peduli adalah suatu tindakan yang didasari pada
keprihatinan terhadap masalah orang lain
Peduli Berpijak pada agama
Berangkat dari niatan
yang baik
Amanah adalah sesuatu yang dipercayakan (dititipkan)
kepada orang lain
Amanah Sepenuh hati, tidak
pamrih
Semua perbuatan
untuk kebaikkan
Melakukan tugas
dengan sepenuh hati
Melaporkan apa yang
menjadi tugasnya
Segala yang menjadi
tanggung jawabnya
dapat dijalankan
Gigih adalah, sikap yang tetap teguh pada pendirian atau
pikiran; keras hati;
Gigih Berusaha untuk
mencapai tujuan
Tidak mudah putus
asa
Tekun dan semangat
Bekerja keras dan
cekatan
Segera bangkit dari
kegagalan
Apa yang dilakukan
berdasarkan
kenyataan
"Inovatif yaitu Kemampuan seseorang dalam
mendayagunakan kemampuan dan keahlian untuk
menghasilkan karya baru." "Berpikir inovatif yaitu Proses
berpikir yang menghasilkan solusi dan gagasan di luar
bingkai konservatif." – Menghasilkan produk yang
bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungannya
4
5. Inovatif Memiliki Cinta
kebaharuan, novelty
Memiliki berbagai
gagasan untuk
menemukan dan
menyelesaikan
sesuatu
Selalu berbeda
dengan yang lain
Ciri pembelajar yang bersemangat pagi
• Selalu punya energi untuk siswanya
• Punya tujuan jelas untuk Pelajaran
• Punya keterampilan mendisiplinkan yang efektif
• Punya keterampilan manajemen kelas yang baik
• Bisa berkomunikasi dengan Baik Orang Tua sebagai salah satu stakeholder
• Punya harapan yang tinggi pada siswa nya
• Pengetahuan tentang Kurikulum
• Pengetahuan tentang subyek yang diajarkan
• Selalu memberikan yang terbaik untuk Anak-anak dan proses Pengajaran
Punya hubungan yang berkualitas dengan Siswa
Djoko Adi walujo
Lahir Di Kota Dingin Malang, yang saat ini telah berubah menjadi kota
suam-suam kuku. Sangat menghargai siapa saja yang berprestasi. Senang
membaca, riset buku, memotivasi, memprovokasi,agar setiap orang di
negeri ini lebih profesional. Memandu
Pelatihan Para Guru, pembinaan mahasiswa,
generasi muda dan Pramuka Kali ini aktif
menjadi sekretaris Badan Penyelenggara
Universitas Adi Buana Surabaya, Anggota
Dewan Pendidikan Provinsi Jatim, Salah satu
Ketua Ikatan Alumni Mahasiswa UNESA dan
Mantan Wakil Ketua Pengurus PGRI Provinsi
Jatim. Mantan Pengurus Pembina
Perpustkaan Masjid-Propinsi Jawa Timur.
Mantan Pembantu Dekan III Fakultas Teknik
Universitas Kartini Surabaya, Mantan Dekan Fakultas Teknik IKIP PGRI
Surabaya, Mantan Pembantu Rektor Universitas Adi Buana Surabaya.
Mantan Gugus Pemikir YPLP PGRI PUSAT, saat ini membina pedagang
buku-buku lamasekaligus sebagai penasihat pedagang buku lama Kota
Malang[Buku Lawas VELOODROM]. Sela kehidupan diabdikan juga
sebagai Konsultan TK. Al Iman Surabaya. Mensiasati agar tidak jenuh di
pekerjaan, doktor di Jose Rizal University Philipina
5