Makalah ini membahas tentang arthritis reumatoid yang merupakan penyakit inflamasi kronis yang menyerang sendi dan dapat menyebabkan kerusakan jaringan penyambung. Terdapat penjelasan mengenai definisi, etiologi, gejala klinis, patofisiologi, diagnosis, dan penatalaksanaan dari penyakit arthritis reumatoid."
1. ARTHRITIS RHEUMATOID
OLEH :
KELOMPOK IV
Musdalifah
Rahmiyati R.S
Pertiwi
Elmiah
Sofyan
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2012
i
2. KATA PENGANTAR
Pujian dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
rahmat dan kuasa-Nya kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini.
Makalah ini dibuat dengan tujuan agar pembaca mendapatkan informasi
mengenai arthritis reumatoid sehingga pembaca dapat mengetahui definisi, etiologi,
manifestasi klinis dan beberapa hal yang terkait dengan arthritis rheumatoid.
Kami berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
pembaca mengenai masalah-masalah kesehatan khususnya tentang arthritis
reumatoid.
Kami menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan. Oleh
karena itu,kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari
pembaca sekalian untuk penyempurnaan makalah ini.
Makassar, 9 Desember 2012
Penyusun
ii
3. DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
A. Latar belakang ........................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah...................................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................................... 2
D. Manfaat ..................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 3
1. Konsep medis .......................................................................................................... 3
A. Definisi .......................................................................................................... 3
B. Etiologi .......................................................................................................... 3
C. Tanda dan gejala ........................................................................................... 4
D. Patofisiologi .................................................................................................. 6
E. Penatalaksanaan ............................................................................................ 9
2. Asuhan keperawatan .................................................................................................... 11
BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 23
A. Kesimpulan ............................................................................................. 23
B. Saran ........................................................................................................ 23
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 24
iii
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perubahan – perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin
meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut
pada semua organ dan jaringan tubuh.
Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan
lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan
reumatik.
Sekitar 1% dari populasi dunia menderita rheumatoid arthritis, wanita tiga kali lebih
sering dibandingkan pria. Penyakit ini paling sering antara usia 40 dan 50, tetapi
orang-orang dari segala usia bisa terkena
Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak – kanak sampai usia lanjut, atau
sebagai kelanjutan sebelum usia lanjut. Dan gangguan reumatik akan meningkat
dengan meningkatnya umur. (Felson, 1993, Soenarto dan Wardoyo, 1994)
iv
5. B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi arthritis rheumatoid ?
2. Apa etiologi arthritis rheumatoid ?
3. Apa manifestasi klinis arthritis rheumatoid ?
4. Bagaimana patofisiologi dari arthritis rheumatoid ?
5. Bagaimana penatalaksanaan untuk pasien dengan arthritis rheumatoid?
6. Bagaimana asuhan keperawatan pada arthritis rheumatoid ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi arthritis rheumatoid
2. Untuk mengetahui etiologi arthritis rheumatoid
3. Untuk mengetahui manifestasi klinis arthritis rheumatoid
4. Untuk mengetahui patofisiologi arthritis rheumatoid
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan untuk pasien dengan arthritis
rheumatoid
6. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada arthritis rheumatoid
D. MANFAAT
1. Sebagai informasi dasar untuk mengenal arthritis rheumatoid
2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan pembaca mengenai arthritis
rheumatoid .
v
6. BAB II
PEMBAHASAN
1. KONSEP DASAR MEDIS
A. DEFINISI
Artritis reumatoid adalah suatu penyakit inflamasi kronis yang
menyebabkan degenerasi jaringan penyambung .
Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik
yang manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi
penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh.
Artritis Rematoid adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian
(biasanya sendi tangan dan kaki) secara simetris mengalami peradangan,
sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya
menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi.
B. ETIOLOGI
Penyebab dari artritis rhematoid belum dapat diketahui secara pasti,
tetapi dapat dibagi dalam 3 bagian, yaitu:
1) Mekanisme imunitas (antigen antibodi) seperti interaksi IgG dari
imunoglobulin dengan rhematoid factor
2) Faktor metabolik
3) Infeksi dengan kecenderungan virus
C. TANDA DAN GEJALA
vi
7. 1. Tanda dan gejala setempat
a. Sakit persendian disertai kaku terutama pada pagi hari (morning
stiffness) dan gerakan terbatas, kekakuan berlangsung tidak lebih
dari 30 menit dan dapat berlanjut sampai berjam-jam dalam sehari.
Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan osteoartritis yang biasanya
tidak berlangsung lama.
b. Lambat laun membengkak, panas merah, lemah
c. Poli artritis simetris sendi perifer atau semua sendi bisa
terserang,panggul, lutut, pergelangan tangan, siku, rahang dan
bahu. Paling sering mengenai sendi kecil tangan, kaki, pergelangan
tangan, meskipun sendi yang lebih besar seringkali terkena juga
d. Artritis erosive atau sifat radiologis penyakit ini. Peradangan sendi
yang kronik menyebabkan erosi pada pinggir tulang dan ini dapat
dilihat pada penyinaran sinar X
e. Deformitas atau pergeseran ulnar, deviasi jari-jari, subluksasi sendi
metakarpofalangea, deformitas b€outonniere dan leher angsa.
Sendi yang lebih besar mungkin juga terserang yang disertai
penurunan kemampuan fleksi ataupun ekstensi. Sendi mungkin
mengalami ankilosis disertai kehilangan kemampuan bergerak
yang total
f. Rematoid nodul merupakan massa subkutan yang terjadi pada 1/3
pasien dewasa, kasus ini sering menyerang bagian siku (bursa
vii
8. olekranon) atau sepanjang permukaan ekstensor lengan bawah,
bentuknya oval atau bulat dan padat.
2. Tanda dan gejala sistemik
· Lemah, demam, tachikardi, berat badan turun, anemia, anoreksia
Bila ditinjau dari stadium, maka pada RA terdapat tiga stadium yaitu:
a. Stadium Sinovisis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang
ditandai hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat istirahat
maupun saat bergerak, bengkak dan kekakuan
b. Stadium Destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi
juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon
c. Stadium Deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali,
deformitas dan gangguan fungsi secara menetap. Perubahan pada sendi
diawali adanya sinovitis, berlanjut pada pembentukan pannus,
ankilosis fibrosa dan terakhir ankilosis tulang.
viii
9. D. PATOFISIOLOGI
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema,
kongesti vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang
berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular
kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk pannus,
atau penutup yang menutupi kartilago. Pannus masuk ke tulang sub
chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan
gangguan pada nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis.
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan
sendi. Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara
permukaan sendi, karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis).
Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi
lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian.
Invasi dari tulang sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat.
Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan
masa adanya serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang
yang sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi.
Yang lain. terutama yang mempunyai faktor rhematoid (seropositif
gangguan rhematoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif.
ix
10. E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Tes serologi
- Sedimentasi eritrosit meningkat
- Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis
- Rhematoid faktor, terjadi 50-90% penderita
2. Pemerikasaan radiologi
- Periartricular osteoporosis, permulaan persendian erosi
- Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, sub luksasi dan
ankilosis
3. Aspirasi sendi
Cairan sinovial menunjukkan adanya proses radang aseptik, cairan dari
sendi dikultur dan bisa diperiksa secara makroskopik.
Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis
yang simetris yang mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan
kaki serta menetap sekurang-kurangnya 6 minggu atau lebih bila
ditemukan nodul subkutan atau gambaran erosi peri-artikuler pada foto
rontgen.
Kriteria Artritis rematoid menurut American Reumatism Association (
ARA ) adalah:
1. Kekakuan sendi jari-jari tangan pada pagi hari ( Morning Stiffness
).
x
11. 2. Nyeri pada pergerakan sendi atau nyeri tekan sekurang-kurangnya
pada satu sendi
3. Pembengkakan ( oleh penebalan jaringan lunak atau oleh efusi
cairan ) pada salah satu sendi secara terus-menerus sekurang-
kurangnya selama 6 minggu.
4. Pembengkakan pada sekurang-kurangnya salah satu sendi lain
5. Pembengkakan sendi yanmg bersifat simetris.
6. Nodul subcutan pada daerah tonjolan tulang didaerah ekstensor
7. Gambaran foto rontgen yang khas pada arthritis rheumatoid
8. Uji aglutinnasi faktor rheumatoid
9. Pengendapan cairan musin yang jelek
10. Perubahan karakteristik histologik lapisan synovial
11. gambaran histologik yang khas pada nodul.
Berdasarkan kriteria ini maka disebut :
Klasik : bila terdapat 7 kriteria dan berlangsung sekurang-
kurangnya selama 6 minggu
Definitif : bila terdapat 5 kriteria dan berlangsung
sekurang-kurangnya selama 6 minggu.
Kemungkinan rheumatoid : bila terdapat 3 kriteria dan
berlangsung sekurang-kurangnya selama 4 minggu.
xi
12. F. PENATALAKSANAAN
Tujuan penatalaksanaan reumatoid artritis adalah mengurangi nyeri,
mengurangiinflamasi, menghentikan kerusakan sendi dan meningkatkan
fungsi dan kemampuanmobilisasi penderita (Lemone & Burke, 2001)
Program terapi dasar terdiri dari lima komponen dibawah ini yang
merupakan sarana pembantu untuk mecapai tujuan-tujuan tersebut yaitu:
1) Istirahat
2) Latihan fisik
3) Termoterapi
4) Pengobatan :
o Aspirin (anti nyeri)dosis antara 8 s.d 25 tablet perhari, kadar salisilat
serum yang diharapakan adalah 20-25 mg per 100 ml
o Natrium kolin dan asetamenofen à meningkatkan toleransi saluran
cerna terhadap terapi obat
o Obat anti malaria (hidroksiklorokuin, klorokuin) dosis 200 – 600
mg/hari à mengatasi keluhan sendi, memiliki efek steroid sparing
sehingga menurunkan kebutuhan steroid yang diperlukan
o Garam emas
o Kortikosteroid
o Nutrisi
diet untuk penurunan berat badan yang berlebih
xii
13. Bila Rhematoid artritis progresif dan, menyebabkan kerusakan sendi,
pembedahan dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki
fungsi. Pembedahan dan indikasinya sebagai berikut:
1. Sinovektomi, untuk mencegah artritis pada sendi tertentu, untuk
mempertahankan fungsi sendi dan untuk mencegah timbulnya kembali
inflamasi.
2. Arthrotomi, yaitu dengan membuka persendian.
3. Arthrodesis, sering dilaksanakan pada lutut, tumit dan pergelangan
tangan.
4. Arthroplasty, pembedahan dengan cara membuat kembali dataran
pada persendian
2. ASUHAN KEPERAWATAN
A. Proses keperawatan
a.Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan
o Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.
o Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien
mengetahui dan merasakan adanya perubahan pada sen
2.Pemeriksaan Fisik
xiii
14. o Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral),
amati warna kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.
o Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi
sinovial
- Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)
- Catat bila ada krepitasi
- Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan
- Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral
Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang
Ukur kekuatan otot
Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya
Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari
3. Riwayat Psiko Sosial
Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup
tinggi apalagi pad pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi
karean ia merasakan adanya kelemahan-kelemahan pada dirinya dan
merasakan kegiatan sehari-hari menjadi berubah. Perawat dapat
melakukan pengkajian terhadap konsep diri klien khususnya aspek
body image dan harga diri klien.
b. Diagnosa keperawatan.
1. Nyeri berhubungan dengan perubahan patologis oleh ATHRITIS
rhematoid.
xiv
15. 2. Risiko cedera berhubungan dengan hilangnya kekuatan otot, rasa
nyeri.
3. Gangguan citra tubuh./perubahan penampilan peran
berhubungan dengan perubahankemampuan untuk
melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan
energi,ketidakseimbangan mobilitas.
c.Intervensi keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan perubahan patologis oleh arthritis rheumatoid
Tujuan : Kebutuhan rasa nyaman klien terpenuhi atau klien terhindar dari rasa
nyeri
Rencana/tindakan Keperawatan
Istirahatkan klien sesuai kondisi (bed rest). Hal ini dapat membantu
menurunkan stress muskuloskeletal, mengurangi tegangan otot, dan
meningkatkan relaksasi karena kelelahan dapat mendorong terjadinya
nyeri.
Pertahankan posisi fisiologis dengan benar atau body alignment yang
baik. Bantu dan ajari klien untuk menghindari gerakan eksternal rotasi
pada ekstremitas. Hindarkan menggunakan bantal dibawah lutut, tetapi
letakkan bantal diatara lutut, hindari fleksi leher.
xv
16. Hindari gerakan yang cepat dan tiba-tiba karena dapat menimbulkan
dislokasi dan stres pada sendi-sendi
Lakukan perawatan dengan hati-hati khususnya pada anggota-anggota
tubuh yang sakit. Karena gerakan-gerakan yang kasar akan semakin
menimbulkan nyeri
Gunakan terapi panas misal kompres hangat pada area/bagian tubuh
yang sakit. Panas dapat meningkatkan sirkulasi, relaksai otot-otot,
mengurangi kekakuan. Kemungkinan juga dapat membvantu
pengeluaran endorfin yaitu sejenis morfin yang diproduksi oleh tubuh.
Lakukan peawatan kulit dan masase perlahan. Hal ini membantu
meningkatkan aliran darah relaksasi otot, dan menghambat impuls-
impuls nyeri serta merangsang pengeluaran endorfin.
Memberikan obata-obatab sesuai terapi dokter misal, analgetik,
antipiretik, anti inflamasi.
2. Risiko cedera berhubungan dengan hilangnya kekuatan otot dan sendi
Tujuan : Klien terhindar dari cedera
Rencana/tindakan Keperawatan
Gunakan sepatu yang menyokong, hindarkan lantai yang licin,
menggunakan pegangan dikamar mandi.
xvi
17. Lakukan latihan ROM (bila memungkinkan). Untuk meningkatkan
mobilitas dan kekuatan otot, mencegah deformitas, memperthankan
fungsi semaksimal mungkin
Monitor atau observasi efek penggunaan obat-obatan misal ada
perdarahan pada lambung, hematemesis.
3. Gangguan citra tubuh./perubahan penampilan peran berhubungan dengan
perubahankemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan
penggunaan energi,ketidakseimbangan mobilitas
Tujuan : klien memahami perubahan-perubahan tubuhnya akibat proses
penyakit
Rencana / tindakan keperawatan
Dorong pengungkapan mengenai masalah, proses penyakit, dan
harapan masa depan
Diskusikan persepsi klien mengenai bagaimana orang terdekat dalam
menerima keterbatasan klien
Perhatikan perilaku menarik diri, menyangkal atau terlalu
memperhatikan tubuh/perubahan
usun batasan pada perilSaku maladaptive. Bantu pasien untuk
mengidentifikasi perilaku positif yang dapat membantu koping
Ikut sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan membuat
jadwal aktivitas
xvii
18. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Artritis Rematoid adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian
(biasanya sendi tangan dan kaki) secara simetris mengalami peradangan,
sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan
kerusakan bagian dalam sendi. Tanda dan gejala pada umumnya berupa nyeri
pada persendian, bangkak (rheumatoid nodule), dan kekakuan pada sendi
terutama setelah bangun pada pagi hari.
B. Saran
Arthritis rheumatoid dapat menyerang segala usia maka penanganan penyakit
ini diupayakan secara maksimal dengan peningkatan mutu pelayanan
kesehatan baik melalui tenaga kesehatan, prasarana dan sarana kesehatan.
xviii
19. DAFTAR PUSTAKA
Corwin, E. J. 2009.Buku saku patofisiologi. Jakarta: EGC
Doenges, M. E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
Smeltzer, Suzzanne C.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah..Jakarta:EGC
xix