SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 64
Downloaden Sie, um offline zu lesen
PELAYANAN PROFESIONAL
KURIKULUM 2004




           PENILAIAN KELAS




      DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
               Jakarta, 2004
Katalog dalam Terbitan


Indonesia. Pusat Kurikulum, Badan Penelitian
dan Pengembangan
Departemen Pendidikan Nasional
         Pelayanan Profesional Kurikulum 2004
         Penilaian Kelas, - Jakarta:
Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas: 2003
iv, 64 hal.


         ISBN




2
KATA PENGANTAR

Perubahan dan perkembangan aspek kehidupan perlu direspon oleh kinerja
pendidikan yang profesional dan bermutu tinggi. Mutu pendidikan yang
demikian itu sangat diperlukan untuk mendukung terciptanya manusia yang
cerdas dan berkehidupan yang damai, terbuka, dan berdemokrasi, serta
mampu bersaing secara terbuka di era global sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan seluruh warga negara Indonesia. Dalam pada itu, kinerja
pendidikan menuntut adanya pembenahan dan penyempurnaan terhadap
aspek substantif yang mendukungnya, yakni kurikulum.

Pusat kurikulum Balitbang Depdiknas telah menyiapkan seperangkat
kurikulum yang disebut dengan “Kurikulum 2004”. Sebelum kurikulum
ini diberlakukan secara nasional telah dilakukan rintisan pelaksanaan (pilot
mini) di beberapa sekolah kemudian dilanjutkan dengan perluasan rintisan
pelaksanaan di sejumlah sekolah yang lebih banyak. Rintisan dan perluasan
rintisan ini bertujuan untuk mendapatkan masukan tentang kekuatan dan
kelemahan perangkat yang telah disusun sebagai bahan penyempurnaan.

Perangkat kurikulum 2004 terdiri atas Kerangka Dasar, Standar Kompetensi
Bahan Kajian, dan Standar Kompetensi Mata Pelajaran. Perangkat Kurikulum
2004 juga didukung oleh perangkat layanan profesional yang terdiri atas
(1) Pemahaman terhadap Kurikulum 2004, (2) Model Sistem Penyampaian
Kurikulum, (3) Kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif, (4) Pengelolaan
Kurikulum di Tingkat Sekolah, (5) Model Pelatihan dan Pengembangan
Silabus.



                                                  Jakarta, November 2003
                                                  Kepala Pusat Kurikulum



                                                    Dr. H. Siskandar, MA




                                                                           3
DAFTAR ISI

BAB I.      PENDAHULUAN .....................................................................      5
            A. Latar Belakang ..................................................................   5
            B. Orientasi Penilaian Kelas .................................................         6
            C. Prinsip-Prinsip Penilaian Kelas ........................................            8
            D. Peranan Penilaian Kelas ...................................................         9

BAB II. KONSEP PENILAIAN KELAS ................................................                    11
        A. Pengertian Penilaian Kelas ...............................................              11
        B. Pengertian Evaluasi, Penilaian, Pengukuran, dan Tes .......                             11
        C. Hubungan antara Penilaian Kelas dengan Kurikulum
           Berbasis Kompetensi ........................................................            12

BAB III. PELAKSANAAN PENILAIAN KELAS ....................................                          16
         A. Penilaian Eksternal dan Internal ......................................                16
         B. Persyaratan Pelaksanaan Penilaian Kelas .........................                      18
         C. Penilaian Kompetensi Dasar Mata Pelajaran ....................                         19

BAB IV. PENGUMPULAN DAN PENGELOLAAN INFORMASI HASIL
        BELAJAR ................................................................................   22
        A. Pendekatan Penilaian .......................................................            22
        B. Ruang Lingkup Penilaian Hasil Belajar ............................                      27
        C. Pengumpulan Informasi Hasil Belajar ..............................                      34
           1. Pengumpulan Informasi .............................................                  34
           2. Cara Pengumpulan Informasi ...................................                       36
           3. Bentuk Tagihan ............................................................          48
           4. Contoh Cara Penilaian ..............................................                 49

BAB V. PENCAPAIAN KOMPETENSI DAN PELAPORAN ................                                        55
       A. Pencapaian Kompetensi ...................................................                55
       B. Laporan sebagai Akuntabilitas Publik ..............................                      56
       C. Bentuk Laporan ...............................................................           57




4
1            PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

   Penyempurnaan kurikulum adalah salah satu upaya peningkatan mutu
   pendidikan. Upaya itu berhasil jika ada perubahan pola kegiatan
   pembelajaran, dari yang berpusat pada guru kepada yang berpusat pada
   siswa, serta orientasi penilaian dari yang berorientasi diskriminasi siswa
   kepada yang berorientasi diferensiasi siswa. Keseluruhan perubahan itu
   akan menentukan hasil pendidikan.

   Ketepatan penilaian yang dilakukan sekolah, terutama yang berkaitan
   dengan penilaian kelas, memperlihatkan pencapaian hasil belajar siswa.
   Penilaian tersebut mempengaruhi pendekatan, kegiatan, dan sumber
   belajar yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran.

   Penilaian dan kegiatan pembelajaran bermuara pada penguasaan
   kompetensi yang diharapkan. Selama ini pelaksanaan penilaian di kelas
   kurang mampu menggambarkan kemampuan siswa yang beragam
   karena cara dan alat yang digunakan kurang sesuai dan kurang bervariasi.
   Karena keterbatasan kemampuan dan waktu, penilaian cenderung
   dilakukan dengan menggunakan cara dan alat yang lebih menyederhanakan
   tuntutan perolehan siswa.

   Hasil evaluasi pelaksanaan Kurikulum 1994 menunjukkan bahwa
   penilaian yang dilakukan di kelas kurang mampu memperlihatkan
   tuntutan hasil belajar siswa, yaitu:
   a. mengungkapkan pemahamannya dengan kalimat sendiri secara lisan
       dan tertulis;
   b. mengekspresi gagasan, khususnya dalam bentuk gambar, grafik,
       diagram, atau simbol lainnya;
   c. mengembangkan keterampilan fungsional sebagai hasil interaksi
       dengan lingkungan fisik, sosial, dan budaya;
   d. menggunakan lingkungan (fisik, sosial, dan budaya) sebagai sumber
       dan media belajar;


                                                                           5
Penilaian Kelas



     e. membuat laporan penelitian dan membuat sinopsis; dan
     f. mengembangkan kemampuan bereksporasi dan mengaktualisasi diri.

     Di samping itu, penilaian dilakukan tidak hanya untuk mengungkapkan
     hasil belajar ranah kognitif, tetapi juga diharapkan mampu mengungkapkan
     hasil belajar siswa dalam lingkup ranah afektif dan psikomotor.

     Diharapkan penilaian kelas mampu mengatasi permasalahan penilaian
     yang ada sehingga hasil belajar siswa dapat dinilai sesuai dengan tuntutan
     kompetensi.


B. Orientasi Penilaian Kelas

     1. Manfaat Penilaian Kelas
        Penilaian kelas dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang
        kemajuan belajar siswa, guna menetapkan sampai sejauhmana siswa
        telah menguasai kompetensi yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
        Hasil penilaian kelas berguna:
        • Sebagai umpan balik bagi siswa agar mengetahui kemampuan
            dan kekurangannya sehingga termotivasi untuk meningkatkan
            dan memperbaiki hasil belajarnya.
        • Untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar
            yang dialami siswa sehingga dapat dilakukan pengayaan dan
            remidiasi.
        • Sebagai umpan balik bagi guru untuk memperbaiki metode,
            pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan.
        • Sebagai masukan bagi guru guna merancang kegiatan belajar
            sedemikian rupa sehingga para siswa dapat mencapai
            kompetensi dengan kecepatan belajar yang berbeda-beda.
        • Sebagai informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang
            efektivitas pendidikan sehingga partisipasi orang tua dan komite
            sekolah dapat ditingkatkan.

     2. Keunggulan Penilaian Kelas
        Berikut ini dikemukakan sejumlah keunggulan penilaian kelas
        • Pengumpulan informasi kemajuan belajar baik formal maupun


6
Pendahuluan



    informal diadakan dalam suasana yang menyenangkan dan
    memungkinkan adanya kesempatan yang terbaik bagi siswa
    untuk menunjukkan apa yang dipahami dan mampu
    dikerjakannya.
•   Prestasi belajar siswa terutama tidak dibandingkan dengan
    prestasi kelompok, tetapi dengan prestasi atau kemampuan yang
    dimiliki sebelumnya; dengan demikian siswa tidak didiskriminasi
    (lulus atau tidak lulus, pintar atau bodoh (masuk ranking
    berapa), tetapi dibantu untuk mencapai apa yang diharapkan.
•   Pengumpulan informasi dilakukan dengan berbagai cara agar
    gambaran kemampuan siswa dapat lebih lengkap terdeteksi atau
    terungkap.
•   Siswa tidak sekedar dilatih memilih jawaban yang tersedia, tetapi
    lebih dituntut mengeksplorasi dan memotivasi diri untuk
    mengerahkan potensinya dalam menanggapi dan memecahkan
    masalah yang dihadapi dengan caranya sendiri.
•   Pengumpulan informasi menentukan ada tidaknya kemajuan
    belajar dan perlu tidaknya bantuan secara terencana, bertahap,
    dan berkesinambungan, berdasarkan fakta dan bukti yang
    memadai. Dengan demikian, siswa diberi kesempatan
    memperbaiki prestasi belajarnya.
•   Penilaian tidak hanya dilaksanakan setelah proses belajar-mengajar
    (PBM) tetapi dapat dilaksanakan ketika PBM sedang berlangsung
    (penilaian proses). Hasil kerja atau karya siswa yang berbentuk 2
    dimensi yang dapat dikumpulkan dalam portofolio dan yang
    berbentuk 3 dimensi (produk) terutama dihasilkan melalui PBM.
    Karya tersebut dapat juga bersumber atau berasal dari berbagai
    kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan sekolah, kegiatan OSIS, kegiatan
    lomba antar sekolah, bahkan kegiatan hobi pribadi. Dengan
    demikian, penilaian kelas mengurangi dikhotomi antara PBM dan
    kegiatan penilaian serta antara kegiatan intrakurikuler dan kegiatan
    kokurikuler dan ekstrakurikuler.
•   Kriteria penilaian karya siswa dapat dibahas guru dengan para
    siswa sebelum karya itu dikerjakan; dengan demikian siswa
    mengetahui patokan penilaian yang akan digunakan atau secara
    tidak langsung terdorong agar berusaha mencapai harapan
    (expectations) (standar yang dituntut) guru.


                                                                       7
Penilaian Kelas



C. Prinsip-prinsip Penilaian Kelas

     1. Validitas
        Validitas berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dan alat
        penilaian yang digunakan sesuai dengan apa yang seharusnya dinilai,
        misalnya:

                      Kompetensi                      Alat Penilaian

             A : Kemampuan siswa berbicara      X : Wawancara
                 tentang hobi dalam bahasa
                 Inggris
             B : Kemampuan menggunakan          Y : Reading
                 tenses yang tepat pada waktu       Comprehension
                 yang berbeda

           Jika guru menilai kompetensi A dan alat penilaian yang digunakan
           adalah X, penilaian ini valid.
           Jika yang hendak dinilai kompetensi A dengan alat penilaian X,
           dalam kenyataan yang dinilai bukan kompetensi A tetapi B, penilaian
           ini tidak valid.
           Jika yang hendak dinilai kompetensi A dengan alat penilaian X,
           dalam kenyataan yang dipakai justru alat penilaian Y, penilaian ini
           tidak valid.

     2. Reliabilitas
        Penilaian yang reliable (terpercaya) memungkinkan perbandingan yang
        reliable dan menjamin konsistensi. Misalnya, guru menilai kompetensi
        siswa dalam melakukan eksperimen kimia dalam laboratorium. Tiga
        puluh siswa melakukan eksperimen dan masing-masing menulis
        laporannya. Penilaian ini reliable jika guru dapat membandingkan taraf
        penguasaan 30 siswa itu dengan kompetensi eksperimen yang dituntut
        dalam kurikulum. Penilaian ini reliable jika 30 siswa yang sama
        mengulangi eksperimen yang sama dalam kondisi yang sama dan
        hasilnya ternyata sama. Kondisi yang sama misalnya:
        • Tidak ada siswa yang sakit
        • Penerangan/pencahayaan dalam laboratorium sama


8
Pendahuluan



       •   Suhu udara dalam lab sama
       •   Alat yang digunakan sama

       Penilaian tersebut tidak reliable jika ada kondisi yang berubah,
       misalnya ada 3 siswa yang sakit tetapi dipaksa melakukan
       eksperimen yang sama, dan ternyata hasilnya berbeda.

   3. Terfokus pada kompetensi
      Dalam pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi, penilaian harus
      terfokus pada pencapaian kompetensi (rangkaian kemampuan),
      bukan pada penguasaan materi (pengetahuan).

   4. Keseluruhan
      Penilaian harus menyeluruh dengan menggunakan beragam cara
      dan alat untuk menilai beragam kompetensi atau kemampuan siswa,
      sehingga tergambar profil kemampuan siswa.

   5. Objektivitas
      Penilaian harus dilaksanakan secara obyektif. Untuk itu, penilaian
      harus adil, terencana, berkesinambungan, menggunakan bahasa
      yang dapat dipahami siswa, dan menerapkan kriteria yang jelas
      dalam pembuatan keputusan atau pemberian angka (skor).

   6. Mendidik
      Penilaian dilakukan bukan untuk mendiskriminasi siswa (lulus atau
      tidak lulus) atau menghukum siswa tetapi untuk mendiferensiasi
      siswa (sejauh mana seorang siswa membuat kemajuan atau posisi
      masing-masing siswa dalam rentang cakupan pencapaian suatu
      kompetensi). Berbagai aktivitas penilaian harus memberikan
      gambaran kemampuan siswa, bukan gambaran ketidakmampuannya.


D. Peranan Penilaian Kelas

   Penilaian secara umum memiliki peranan yang sangat penting dalam
   kurikulum. Peranan penilaian adalah untuk grading, seleksi, mengetahui
   tingkat penguasaan kompetensi, bimbingan, diagnosis, dan prediksi.


                                                                         9
Penilaian Kelas



     1. Sebagai grading, penilaian berperan untuk menentukan atau
        membedakan kedudukan hasil kerja siswa dibandingkan dengan
        siswa lain. Penilaian ini akan menunjukkan kedudukan siswa dalam
        urutan dibandingkan dengan anak yang lain. Karena itu, fungsi
        penilaian untuk grading ini cenderung membandingkan anak dengan
        anak yang lain sehingga lebih mengacu kepada penilaian acuan
        norma (norm-referenced assessment).
     2. Sebagai alat seleksi, penilaian berperan untuk memisahkan antara
        siswa yang masuk dalam kategori tertentu dan yang tidak. Siswa
        yang boleh masuk sekolah tertentu atau yang tidak boleh. Dalam
        hal ini, fungsi penilaian untuk menentukan seseorang dapat masuk
        atau tidak di sekolah tertentu.
     3. Peranan penilaian untuk menggambarkan sejauh mana seorang
        siswa telah menguasai kompetensi.
     4. Sebagai bimbingan, penilaian berperan untuk mengevaluasi hasil belajar
        siswa dalam rangka membantu siswa memahami dirinya, membuat
        keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program,
        pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan.
     5. Sebagai alat diagnosis, penilaian berperan menunjukkan kesulitan
        belajar yang dialami siswa dan kemungkinan prestasi yang bisa
        dikembangkan. Ini akan membantu guru menentukan apakah
        seseorang perlu remidiasi atau pengayaan.
     6. Sebagai alat prediksi, penilaian berperan untuk mendapatkan informasi
        yang dapat memprediksi bagaimana kinerja siswa pada jenjang
        pendidikan berikutnya atau dalam pekerjaan yang sesuai. Contoh dari
        penilaian ini adalah tes bakat skolastik atau tes potensi akademik.

     Dari keenam peranan penilaian tersebut, peranan untuk melihat tingkat
     penguasaan kompetensi, bimbingan, dan diagnostik merupakan peranan
     utama dalam penilaian kelas.

     Sesuai dengan peranan tersebut, penilaian kelas menuntut guru agar
     secara langsung atau tak langsung mampu melaksanakan penilaian dalam
     keseluruhan proses pembelajaran. Jadi, peran penilaian kelas adalah
     memberikan masukan informasi secara komprehensif tentang hasil
     belajar siswa baik dilihat ketika saat kegiatan pembelajaran berlangsung
     maupun dilihat dari hasil akhirnya, dengan menggunakan berbagai cara
     penilaian sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dapat dicapai siswa.


10
2           KONSEP PENILAIAN KELAS


A. Pengertian Penilaian Kelas

   Penilaian kelas merupakan salah satu pilar dalam kurikulum berbasis
   kompetensi. Penilaian kelas adalah proses pengumpulan dan
   penggunaan informasi oleh guru untuk pemberian nilai terhadap hasil
   belajar siswa berdasarkan tahapan kemajuan belajarnya sehingga
   didapatkan potret/profil kemampuan siswa sesuai dengan daftar
   kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Penilaian kelas
   dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan belajar-mengajar. Penilaian
   dapat dilakukan baik dalam suasana formal maupun informal, di dalam
   kelas, di luar kelas, terintegrasi dalam kegiatan belajar-mengajar atau
   dilakukan pada waktu yang khusus.

   Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai cara, seperti tes tertulis
   (paper and pencil test), penilaian hasil kerja siswa melalui kumpulan
   hasil kerja (karya) siswa (portofolio), penilaian produk 3 dimensi, dan
   penilaian, unjuk kerja (performance) siswa. Penilaian kelas merupakan
   suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan,
   pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan
   pencapaian hasil belajar siswa, pelaporan, dan penggunaan informasi
   tentang hasil belajar siswa.


B. Pengertian evaluasi, penilaian, pengukuran, dan tes

   Banyak orang mencampuradukkan pengertian antara evaluasi ,
   pengukuran (measurement), tes, dan penilaian (assessment), padahal
   keempatnya memiliki pengertian yang berbeda. Evaluasi adalah kegiatan
   identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah
   direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat
   pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya. Evaluasi
   berhubungan dengan keputusan nilai (value judgement). Di bidang


                                                                        11
Penilaian Kelas



     pendidikan, kita dapat melakukan evaluasi terhadap kurikulum baru,
     suatu kebijakan pendidikan, sumber belajar tertentu, atau etos kerja
     guru. Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan
     penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang
     sejauh mana hasil belajar siswa atau ketercapaian kompetensi (rangkaian
     kemampuan) siswa. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa
     hasil atau prestasi belajar seorang siswa.

     Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha
     memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan di mana seorang
     siswa telah mencapai karakteristik tertentu. Hasil penilaian dapat berupa
     nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif
     (berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau
     penentuan nilai kuantitatif tersebut. Tes adalah cara penilaian yang
     dirancang dan dilaksanakan kepada siswa pada waktu dan tempat
     tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang
     jelas.

     Penilaian kelas merupakan penilaian yang dilakukan guru baik yang
     mencakup aktivitas penilaian untuk mendapatkan nilai kualitatif
     maupun aktivitas pengukuran untuk mendapatkan nilai kuantitatif
     (angka). Perlu diingat bahwa penilaian kelas dilakukan terutama untuk
     memperoleh informasi tentang hasil belajar siswa yang dapat digunakan
     sebagai diagnosis dan masukan dalam membimbing siswa dan untuk
     menetapkan tindak lanjut yang perlu dilakukan guru dalam rangka
     meningkatkan pencapaian kompetensi siswa.


C. Hubungan antara penilaian kelas dengan kurikulum berbasis
   kompetensi

     Untuk melihat hubungan tersebut, perlu diamati perbedaan antara
     unsur-unsur yang tercantum dalam dokumen kurikulum berbasis materi
     dan dokumen kurikulum berbasis kompetensi. Perbedaan tersebut dapat
     dilihat pada tabel berikut ini.




12
Konsep Penilaian Kelas




                        Kurikulum berbasis     Kurikulum berbasis
     Sistem PBM
                              materi           kompetensi (KBK)
 • Input               Alat, bahan, dan                   -
 • Proses              sumber belajar
 • Output              Kegiatan belajar                   -
                                 -
                                               Outcome (hasil/
                                               belajar yang
                                               berdampak) dan
                                               indikator penilaian

Dari segi input proses belajar-mengajar (PBM), alat, bahan, dan sumber
belajar dicantumkan dalam dokumen kurikulum berbasis materi (secara
eksplisit dicantumkan dalam Kurikulum 1975 dan 1984 dan secara
implisit dalam Kurikulum 1994). Hal ini tidak dicantumkan dalam
dokumen KBK. Dari segi proses, daftar kegiatan belajar dicantumkan
dalam Kurikulum 1984 dan 1994. Dalam KBK, kegiatan belajar ini tidak
dicantumkan. Dari segi output, hasil belajar yang diharapkan tidak
dicantumkan dalam Kurikulum 1975, 1984, dan 1994. Dalam KBK yang
dicantumkan hanyalah output berupa outcome atau hasil belajar yang
berdampak.

Hafalan yang tidak relevan, pengetahuan yang sederhana, dan
pemahaman tingkatan rendah merupakan hasil belajar, tetapi bukan hasil
belajar yang berdampak. Yang dimaksudkan adalah dampak terhadap
kegiatan belajar selanjutnya pada mata pelajaran yang sama atau mata
pelajaran lain, kegiatan belajar pada jenjang pendidikan lebih tinggi,
atau terhadap aktivitas dalam dunia kerja dan dalam kehidupan di
masyarakat. Contoh hasil belajar yang berdampak adalah:
• membaca peta
• membuat peta
• menulis puisi
• menulis karangan
• menyusun naskah drama
• menghitung
• mengukur


                                                                       13
Penilaian Kelas



     •     mengendalikan variabel
     •     melakukan eksperimen
     •     menabung
     •     membuat model
     •     menggambar rancang bangun
     •     menyelesaikan konflik
     •     membuat tabel, grafik, diagram
     •     menafsirkan tabel, grafik, diagram

     Rumusan hasil belajar yang berdampak sebaiknya dapat ditunjukkan
     atau didemonstrasikan siswa (demonstrable), dapat diamati (observable),
     dan spesifik (khusus).

     Dalam KBK hasil belajar yang berdampak dirumuskan pada tingkat
     yang paling umum sampai dengan tingkat yang paling khusus, mulai
     dari rumusan kompetensi tamatan, kompetensi lintas kurikulum,
     standar kompetensi rumpun bahan kajian, standar kompetensi mata
     pelajaran sampai dengan rumusan kompetensi dasar atau hasil
     belajarnya. Selain itu, dalam KBK dicantumkan indikator penilaian
     atau indikator pencapaian hasil belajar siswa. Indikator merupakan
     penunjuk sampel hasil belajar siswa atau pencapaian kompetensi
     dasar. Indikator tersebut dapat membantu guru dalam merancang
     penilaian.

     Dengan demikian, dalam KBK hanya dicantumkan outcome (hasil belajar
     yang berdampak) dan indikator penilaian. Apa pun input yang akan
     digunakan guru dan apa pun proses yang hendak dilakukan guru, yang
     penting kurikulum telah menetapkan standar atau hasil belajar yang
     berdampak yang dituntut secara nasional. Karena itu, di lapangan
     hendaknya disusun silabus sebagai jembatan antara tuntutan kurikulum
     dan proses belajar-mengajar (PBM).

     Adapun unsur-unsur penting yang seyogianya dicantumkan dalam
     silabus adalah:
     • Alat, bahan, dan sumber belajar
     • Pengalaman/kegiatan belajar
     • Penilaian: alat penilaian (jika perlu)


14
Konsep Penilaian Kelas



Penilaian tersebut terutama disusun berdasarkan indikator yang
tercantum dalam kurikulum. Jika silabus per mata pelajaran telah
disusun, guru dapat menggunakan silabus tersebut untuk merencanakan
dan melaksanakan penilaian kelas.




                                                                     15
3           PELAKSANAAN PENILAIAN KELAS


A. Penilaian Eksternal dan Internal

     Tujuan penilaian pada umumnya selain sebagai usaha untuk memberikan
     gambaran tentang perkembangan hasil belajar siswa dan untuk
     memperbaiki proses pembelajaran yang harus dilakukan, juga digunakan
     sebagai pengakuan terhadap kualitas pendidikan yang telah dicapai di
     suatu sekolah, yang ditunjukkan melalui sertifikasi. Dalam era globalisasi
     dan desentralisasi pendidikan diperlukan kebijakan baru yang dilakukan
     oleh pemerintah untuk menetapkan tingkatan kualitas siswa pada
     masing-masing sekolah sesuai dengan kebutuhannya. Penilaian terhadap
     kompetensi siswa dapat dilakukan oleh pihak luar (penilaian eksternal),
     baik yang bersifat internasional, nasional maupun lokal dan oleh pihak
     sekolah sendiri. Sehubungan dengan hal itu, penilaian yang bertujuan
     untuk memberikan gambaran tentang perkembangan hasil belajar siswa
     dan perbaikan proses belajar mengajar dilakukan oleh sekolah sendiri.
     Ruang lingkup penilaian ini disebut penilaian internal.

     1. Penilaian Eksternal
        Penilaian eksternal dapat diterapkan sekolah untuk memperoleh
        pengakuan tentang kualitas sekolah tersebut yang disetarakan dengan
        tingkatan penilaian yang ditentukan lembaga penilaian eksternal.
        a. Penilaian Internasional
            Penilaian tingkat internasional dapat diterapkan sekolah untuk
            memperoleh pengakuan dari pihak tertentu yang memiliki akses
            internasional agar lulusan sekolah tersebut berhak memasuki
            suatu jenjang sekolah atau perguruan tinggi di mancanegara.

         b. Penilaian Nasional
            Penilaian tingkat nasional dapat diterapkan sekolah untuk
            memperoleh pengakuan dan sertifikat di tingkat nasional.
            Pengakuan ini menjadikan semua siswa yang telah memperoleh
            sertifikat pada jenjang pendidikan tertentu secara nasional


16
Pelaksanaan Penilaian Kelas



        berhak melanjutkan pendidikannya dan mengikuti seleksi
        masuk di sekolah mana pun di Indonesia. Siswa yang
        memperoleh sertifikat tingkat nasional bisa juga menggunakan
        sertifikat tersebut untuk keperluan yang berkaitan dengan
        jenjang pendidikan di tingkat nasional dan dunia kerja. Pada
        tingkat SD dapat diterapkan tes terstandar, misalnya untuk
        Bahasa Indonesia, Matematika, Sains, dan Pengetahuan Sosial.

    c. Penilaian lokal
       Penilaian stingkat lokal adalah penilaian yang diterapkan dinas
       pendidikan provinsi atau kabupaten/kota atau lembaga swasta
       yang ditunjuk oleh Dewan Pendidikan. Penilaian lokal dapat
       dilakukan secara terbatas pada sekolah-sekolah sampel, misalnya
       untuk mendapatkan gambaran kemampuan baca-tulis-hitung
       siswa SD kelas II, gambaran kemampuan Matematika siswa SMP
       kelas II, atau gambaran kemampuan Biologi siswa kelas I SMA,
       pada suatu provinsi atau kabupaten/kota. Hasil penilaian lokal
       dapat digunakan untuk menentukan kebijakan peningkatan
       mutu pendidikan pada tingkat provinsi atau kabupaten/kota.

2. Penilaian Internal
   Penilaian internal adalah penilaian terhadap hasil belajar siswa yang
   dilakukan oleh guru atas nama sekolah untuk menilai kompetensi
   siswa pada tingkat tertentu. Penilaian dilakukan pada saat dan akhir
   pembelajaran.

    Keuntungan penilaian yang dilakukan pada saat proses dan akhir
    masing-masing kompetensi adalah penilaian dilakukan sesuai
    dengan kompetensi yang dituju, dengan menggunakan berbagai
    alternatif cara penilaian , yaitu portofolio, produk, kinerja, dan tes
    tertulis. Sedangkan penilaian kompetensi yang lebih menekankan
    pada hasil belajar melalui cara penilaian tertulis pilihan ganda
    sebaiknya dikurangi. Pilihan ganda hanya cocok digunakan untuk
    menilai pengetahuan dan pemahaman tingkat rendah dalam ruang
    lingkup materi yang cukup luas. Pilihan ganda cenderung tidak
    mampu menilai kemampuan aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi
    dalam ranah kognitif.


                                                                            17
Penilaian Kelas



B. Persyaratan Pelaksanaan Penilaian Kelas

     Dalam melaksanakan penilaian, guru seyogianya:
     • Memandang penilaian dan kegiatan belajar-mengajar secara terpadu.
     • Mengembangkan strategi yang mendorong dan memperkuat
         penilaian sebagai cermin diri.
     • Melakukan berbagai strategi penilaian di dalam program pengajaran
         untuk menyediakan berbagai jenis informasi tentang hasil belajar
         siswa.
     • Mempertimbangkan berbagai kebutuhan khusus siswa.
     • Mengembangkan dan menyediakan sistem pencatatan yang
         bervariasi dalam pengamatan kegiatan belajar siswa.
     • Menggunakan penilaian dalam rangka mengumpulkan informasi
         untuk membuat keputusan tentang tingkat pencapaian siswa.

     Penilaian kelas dapat dilakukan dengan cara tertulis, lisan, produk
     portofolio, unjuk kerja, dan tingkah laku. Agar penilaian objektif, guru
     harus berupaya secara optimal untuk:
     1. Memanfaatkan berbagai bukti hasil kerja siswa dari sejumlah
         penilaian yang dilakukan dengan berbagai cara dan alat penilaian.
     2. Membuat keputusan yang adil tentang penguasaan kemampuan
         siswa dengan mempertimbangkan hasil kerja (karya) yang
         dikumpulkan.

     Guru menetapkan tingkat pencapaian siswa berdasarkan hasil belajarnya
     pada kurun waktu tertentu dan dalam berbagai rentang situasi. Pada
     akhir satuan waktu (semester atau tahun), guru perlu membuat
     keputusan akhir tentang kemampuan yang telah dikuasai siswa berkaitan
     dengan indikator pencapaian yang telah ditetapkan secara nasional dalam
     kurikulum.

     Penilaian kelas dilakukan secara berkesinambungan. Hal ini berarti
     suatu aktivitas penilaian dapat dilakukan setelah siswa mempelajari
     suatu kompetensi. Pelaporan dilakukan dengan menggunakan
     informasi yang telah diperoleh melalui penilaian untuk masing-masing
     kompetensi.



18
Pelaksanaan Penilaian Kelas



C. Penilaian Kompetensi Dasar Mata Pelajaran

   Dokumen Kurikulum Berbasis Kompetensi terdiri dari:
   • Kerangka dasar
   • Kompetensi bahan kajian perjenjang (Dinilai di jenjang apa saja,
      oleh siapa)
   • Kompetensi mata pelajaran per kelas (Dinilai oleh guru dan pada
      akhir satuan pendidikan oleh pihak eksternal).

   Penilaian kelas dilakukan terhadap hasil belajar dan kompetensi dasar
   sebagaimana tercantum dalam kurikulum setiap mata pelajaran. Hasil
   belajar merupakan pernyataan minimal tentang suatu kemampuan,
   sedangkan kompetensi dasar merupakan pernyataan minimal tentang
   suatu kemampuan dasar setelah siswa menyelesaikan suatu hasil belajar
   tertentu. Daftar kompetensi dasar ini merupakan standar minimal suatu
   mata pelajaran dan merupakan bagian dari kompetensi tamatan. Jika
   seorang guru melakukan penilaian kompetensi dasar mata pelajaran,
   guru tersebut sekaligus juga telah menilai kompetensi rumpun mata
   pelajaran, kompetensi lintas kurikulum, dan kompetensi tamatan dari
   sudut pandang dan sesuai dengan karakteristik mata pelajarannya.

   Untuk menilai pencapaian kompetensi dasar mata pelajaran digunakan
   sejumlah tuntutan hasil belajar yang tercantum dalam buku Kurikulum
   dan Hasil Belajar Mata Pelajaran. Buku Kurikulum dan Hasil Belajar
   masing-masing mata pelajaran berisi pendahuluan tentang rasional,
   pengertian, fungsi dan tujuan, kompetensi lintas kurikulum, kompetensi
   umum, pendekatan pembelajaran dan penilaian, pengorganisasian
   materi, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi serta rambu-
   rambu. Penilai harus memahami hal-hal yang tercantum dalam
   pendahuluan untuk memperjelas isi inti dari buku tersebut, yaitu
   kompetensi, hasil belajar dan indikator. Isi tersebut ditulis pada format
   yang masing-masing berisi Kompetensi Dasar; Hasil Belajar, Indikator,
   materi pokok. Setiap butir kompetensi dasar dijabarkan menjadi satu
   atau lebih butir hasil belajar. Cakupan hasil belajar lebih sempit
   dibandingkan dengan kompetensi dasar. Setiap hasil belajar disertai
   indikator. Indikator adalah penunjuk sampel hasil belajar yang akan
   dinilai. Dengan kata lain, indikator adalah bukti minimal yang dijadikan


                                                                              19
Penilaian Kelas



     acuan menilai hasil belajar. Karena pada umumnya hasil belajar
     cenderung luas, tidak semua aspek atau dimensi hasil belajar dinilai.
     Yang dinilai hanyalah sampel hasil belajar yang menggambarkan seluruh
     hasil belajar. Sebagai analogi dapat disajikan ilustrasi berikut ini. Seorang
     pembeli hendak menilai kacang tanah yang berada dalam satu keranjang.
     Jika ia menilai kacang tanah satu per satu, dibutuhkan waktu terlalu
     lama. Untuk menghemat waktu, ia memilih sampel kacang tanah secara
     acak. Karena dalam keranjang itu ada kacang tanah satu polong, dua
     polong, dan tiga polong, secara acak ia hanya memilih dan menilai 15
     kacang tanah, yang masing-masing terdiri dari 5 kacang tanah 1 polong,
     5 kacang tanah 2 polong, dan 5 kacang tanah 3 polong. Dengan hanya
     menilai 15 kacang tanah, ia dapat memperoleh gambaran kualitas semua
     kacang tanah dalam keranjang tersebut.

     Dengan kata lain, jika misalnya hasil belajar terdiri dari kumpulan A, B,
     dan C, tidak perlu semua A, B, dan C dinilai. Yang dinilai hanyalah
     indikator kumpulan A, B, dan C tersebut. Sebagai indikator dipilih hanya
     sampel misalnya satu A, satu B, dan satu C. Dengan menilai hanya tiga
     percontoh, dapat diperoleh gambaran hasil/penilaian seluruh kumpulan
     A, B, dan C tersebut. Uraian ini dapat digambarkan sebagai berikut:


                        A B A
                         C A C B
                          C  B A
                            B C


                  Indikator

Gambar ini menunjukkan bahwa hasil belajar lebih luas dari indikator.
Seluruh hasil belajar terdiri dari 4 A, 4B, dan 4C, sedangkan indikator hanya
terdiri dari 1A, 1B, dan 1C. Misalnya, satu hasil belajar disertai tiga indikator
dalam kurikulum. Implikasinya dalam proses belajar-mengajar adalah guru
harus menciptakan lebih dari tiga kegiatan belajar, misalnya 5 atau 6 kegiatan
belajar, sehingga siswa mencapai hasil belajar yang dituntut dalam
kurikulum. Guru hendaknya tidak hanya mengembangkan tiga kegiatan


20
Pelaksanaan Penilaian Kelas



belajar yang merujuk kepada tiga indikator. Kalau siswa hanya melakukan
tiga kegiatan belajar tersebut, hasil belajar yang diperoleh lebih kurang
daripada yang dituntut kurikulum.

Perlu dicamkan, indikator bukanlah kegiatan belajar walaupun redaksinya
mirip rumusan kegiatan belajar. Indikator adalah penunjuk sampel hasil
belajar. Dengan demikian, indikator adalah istilah atau konsep penilaian
(assessment). Indikator bukanlah istilah atau konsep proses belajar-mengajar,
walaupun secara implisit indikator dapat menggambarkan kegiatan belajar
yang dapat dikembangkan guru.




                                                                               21
4          PENGUMPULAN DAN PENGELOLAAN
                INFORMASI HASIL BELAJAR


A. Pendekatan Penilaian

     Ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam melakukan penilaian
     hasil belajar, yaitu penilaian yang mengacu kepada norma (Penilaian
     Acuan Norma atau norm-referenced assessment) dan penilaian yang
     mengacu kepada kriteria (Penilaian Acuan Kriteria atau criterion-
     referenced assessment). Perbedaan kedua pendekatan tersebut terletak
     pada acuan yang dipakai. Pada penilaian yang mengacu kepada norma,
     interpretasi hasil penilaian siswa dikaitkan dengan hasil penilaian
     seluruh siswa yang dinilai dengan alat penilaian yang sama. Jadi hasil
     seluruh siswa digunakan sebagai acuan. Sedangkan, penilaian yang
     mengacu kepada kriteria atau patokan, interpretasi hasil penilaian
     bergantung pada apakah atau sejauh mana seorang siswa mencapai atau
     menguasai kriteria atau patokan yang telah ditentukan. Kriteria atau
     patokan itu dirumuskan dalam kompetensi atau hasil belajar dalam
     kurikulum berbasis kompetensi. Alur pengembangan kedua pendekatan
     dapat dilihat pada bagan berikut.




22
Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar




                             Keduduk-     Penyesu-
                             an indi-     aian per-  Seleksi
   Perlakuan                 vidu di-     lakuan
 instruksional                                      perlakuan
                 Kriteria    banding-     terhadap                       Kriteria
     untuk                                            untuk
                 (PAK)       kan de-      individu mencapai              mutlak
   mencapai                  ngan KD      agar
  kompetensi                                           KD
                             yang di-     mencapai
                             tentukan     KD




  Diagnosis       Acuan
                             Tujuan        Fungsi           Sifat        Standar
 Kemampuan       Penilaian




                             Mengeta-    Penyesu-
  Perlakuan                  hui kedu-   aian per-
   instruksi-                dukan       lakukan
  onal untuk      Norma      individu    terhadap         Seleksi       Norma
   mencapai      Kelompok    dalam       individu        terhadap      kelompok
    norma/        (PAN)      kelompok    agar men-       individu        relatif
    standar                              capai nor-
  kelompok                               ma ke-
                                         lompok


Dalam pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi pendekatan
penilaian yang digunakan adalah penilaian yang mengacu kepada kriteria
atau patokan. Dalam hal ini prestasi siswa ditentukan oleh kriteria yang
telah ditetapkan untuk penguasaan suatu kompetensi. Dengan kata lain,
penilaian mengacu kepada kurikulum. Meskipun demikian, kadang-
kadang dapat digunakan penilaian acuan norma, untuk maksud khusus
tertentu sesuai dengan kegunaannya, seperti untuk memilih siswa masuk
rombongan belajar yang mana, untuk mengelompokkan siswa dalam
kegiatan belajar, dan untuk menyeleksi siswa yagn mewakili sekolah
dalam lomba antar-sekolah.



                                                                                 23
Penilaian Kelas



     Agar lebih jelas disajikan tabel berikut ini.

       No.             Aspek        PAN (Norma)                 PAK (Kriteria)
        1.        Pengertian   Hasil penilaian prestasi    Hasil penilaian prestasi
                               seorang siswa               siswa dibandingkan
                               dibandingkan dengan         dengan kriteria atau
                               prestasi sebuah             patokan hasil belajar
                               kelompok siswa sebagai      yang ditetapkan secara
                               kelompok “normatif”         nasional dalam dokumen
                               (mengacu kepada             kurikulum. Kriteria
                               sekelompok siswa            tersebut dijadikan acuan
                               sebagai norma atau          untuk menilai sejauh
                               tolok ukur). Kelompok       mana kedudukan (posisi)
                               “normatif” dapat berupa     seorang siswa, sekelom-
                               1 kelompok siswa dalam      pok siswa, kelas siswa
                               1 kelas, 1 kelas siswa, 1   atau sekelompok lulusan
                               sekolah, 1 gugus            terhadap kriteria tersebut.
                               sekolah, atau 1             Kriteria itu dirumuskan
                               kelompok yang lebih         berupa kompetensi atau
                               besar.                      hasil belajar dalam kuri-
                                                           kulum berbasis kompe-
                                                           tensi. Kriteria tersebut
                                                           menjadi standar nasional.

        2.        Contoh       Hasil penilaian peta        Hasil penilaian peta yang
                               yang dibuat seorang         dibuat siswa dibanding-
                               siswa dibandingkan          kan dengan kompetensi
                               dengan prestasi             membuat peta dalam
                               membuat peta                kurikulum nasional.
                               sekelompok siswa,           Kompetensi itu menyata-
                               tanpa memperhatikan         kan kemampuan membuat
                               kriteria/kompetensi         peta yang minimal meme-
                               membuat peta yang           nuhi 5 syarat, yaitu (1)
                               ditetapkan dalam            ada tema, (2) ada garis
                               kurikulum nasional.         lintang dan garis bujur,
                               Prestasi kelompok           (3) ada legenda dan
                               “normatif” tersebut         penjelasannya, (4)
                               dijadikan acuan dalam       digunakan skala, dan (5)
                               menilai peta yang dibuat    ada gambar mata angin
                               seorang siswa.              yang menunjuk arah
                                                           utara. Kompetensi ini
                                                           merupakan kriteria yang
                                                           dijadikan acuan untuk
                                                           menilai peta yang dibuat
                                                           siswa siapa saja.



24
Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar




No.       Aspek       PAN (Norma)                   PAK (Kriteria)
                  • Persyaratan        • Persyaratan
                    mengikuti kelas      mengikuti kelas
                    renang adalah        renang adalah
                    kemampuan            kemampuan siswa
                    kelompok siswa       berenang sepanjang
                    terbaik yang         25 m. Yang mampu
                    mampu berenang       diizinkan mengikuti
                    sepanjang 15 m.      kelas renang,
                    (Padahal syarat      sedangkan yang
                    standar yang         belum mampu harus
                    berlaku di mana-     berlatih dulu sampai
                    mana adalah 25 m).   ia mampu berenang
                    Kemampuan siswa      25 m.
                    A berenang 7 m,
                    sedangkan B 10 m,
                    dibandingkan
                    dengan kemampuan
                    sekelompok siswa
                    terbaik (15 m).

3.    Kegunaan    PAN dipakai untuk:          PAK dipakai untuk:
                  • Menentukan ranking        • Menentukan sejauh
                    prestasi siswa dalam        mana siswa telah
                    1 kelas.                    mencapai target/
                  • Mengelompokkan              kompetensi yang
                    siswa dalam satu            telah ditetapkan
                    kelas berdasarkan           dalam kurikulum.
                    prestasi belajar.         • Memberikan remidi
                  • Menentukan/                 atau pengayaan bagi
                    menyeleksi siswa ke         siswa-siswa tertentu
                    dalam kelas unggul          berdasarkan hasil
                    dan kelas normal.           penilaian diagnostik.
                  • Membandingkan             • Memperkirakan mutu
                    antar-siswa.                suatu sekolah
                  • Menentukan/                 berdasarkan standar
                    menyeleksi siswa            mutu nasional yang
                    yang mewakili lomba         tergambar dalam
                    antar-sekolah.              daftar kompetensi
                  • Menyeleksi siswa            yang tercantum
                    yang hendak ke              dalam kurikulum.
                    jenjang sekolah lebih
                    tinggi atau ke PT.




                                                                          25
Penilaian Kelas




       No.             Aspek            PAN (Norma)               PAK (Kriteria)
        4.        Seleksi elemen   Seleksi elemen penilaian   Seleksi elemen penilaian
                  penilaian        bertujuan                  bertujuan
                                   “mendiskriminasi” siswa,   “mendiferensiasi” siswa
                                   siapa yang lolos dan       untuk melihat
                                   siapa yang tidak lolos.    kedudukan (posisi)
                                   Karena itu, taraf          masing-masing siswa
                                   kesulitan elemen-          terhadap kompetensi
                                   elemen penilaian           mata pelajaran yang
                                   cenderung ditingkatkan.    dituntut dalam
                                   Daftar indikator           kurikulum. Kepada
                                   penilaian dalam            siswa dapat
                                   kurikulum tidaklah         disampaikan/dibahas
                                   penting: Kepada siswa      lebih dulu patokan
                                   biasanya tidak             penilaian yang hendak
                                   disampaikan lebih dulu     digunakan guru.
                                   patokan penilaian yang
                                   akan digunakan.

         5        Cara siswa       • Berusaha                 • Semua siswa
                  meningkatkan       meningkatkan               didorong
                  diri               prestasi untuk             meningkatkan diri
                                     mencapai ranking           agar mendekati atau
                                     lebih tinggi di atas       mencapai kompetensi
                                     pengorbanan siswa-         yang dituntut dalam
                                     siswa lain.                kurikulum.
                                   • Para siswa yang
                                     berada pada ranking
                                     di bawah atau tidak
                                     masuk ranking
                                     dianggap “gagal”.

                                   • Sekor-sekor dalam        • Pernyataan lulus
                  6. Cara            urutan ranking           • Pernyataan kriteria
                     presentasi    • Pencatuman ranking         yang dicapai
                     hasil           dalam rapor              • Pernyataan kriteria
                                   • Umumnya berupa             yang dicapai dalam
                                     angka:                     batas-batas yang
                                     0 - 10                     ditentukan
                                     0 - 100                    sebelumnya
                                     A-D                      • Pernyataan unjuk
                                     Persentase                 kerja (penampilan)




26
Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar



B. Ruang Lingkup Penilaian Hasil Belajar

   Hasil belajar siswa dapat diklasifikasi ke dalam tiga ranah (domain),
   yaitu (1) domain kognitif (pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan
   bahasa dan kecerdasan logika - matematika), (2) domain afektif (sikap
   dan nilai atau yang mencakup kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan
   intrapribadi, dengan kata lain kecerdasan emosional), dan (3) domain
   psikomotor (keterampilan atau yang mencakup kecerdasan kinestetik,
   kecerdasan visual-spasial, dan kecerdasan musikal).

   Sejauh mana masing-masing domain tersebut memberi sumbangan
   terhadap sukses seseorang dalam pekerjaan dan kehidupan? Data hasil
   penelitian multi kecerdasan menunjukkan sebagai berikut:
   • Kecerdasan bahasa
                                        } Domain kognitif : 5%
   • Kecerdasan logika - matematika

   •   Kecerdasan antarpribadi
   •   Kecerdasan intrapribadi               }   Kecerdasan emosional
                                                 Domain afektif : 80%
   •   Kecerdasan kinestetik
   •   Kecerdasan visual - spasial           }   Domain psikomotor : 15%
   •   Kecerdasan musikal

   Data ini menunjukkan bahwa sukses seseorang baik dalam pekerjaan
   maupun dalam kehidupan amat ditentukan oleh kecerdasan emosional
   (EQ) atau kemampuan afektif (sekitar 80%). Sumbangan kecerdasan-
   kecerdasan yang tergolong kemampuan psikomotor terhadap sukses
   tersebut hanya sekitar 15% dan kercerdasan-kecerdasan yang tergolong
   kemampuan kognitif hanya sekitar 5%. Namun, dalam praxis pendidikan
   di Indonesia yang tercermin dalam proses belajar-mengajar dan penilaian,
   yang amat dominan ditekankan justru domain kognitif. Domain ini
   terutama direfleksikan dalam 4 kelompok mata pelajaran, yaitu bahasa,
   matematika, sains, dan ilmu-ilmu sosial. Domain psikomotor yang
   terutama direfleksikan dalam mata-mata pelajaran pendidikan jasmani,
   keterampilan, dan kesenian cenderung disepelekan. Demikian pula, hal
   ini terjadi pada domain afektif yang terutama direfleksikan dalam mata-
   mata pelajaran agama dan kewarganegaraan.


                                                                                    27
Penilaian Kelas



     Agar penekanan dalam pengembangan ketiga domain ini disesuaikan
     dengan proporsi sumbangan masing-maisng domain terhadap sukses
     dalam pekerjaan dan kehidupan, para guru perlu memahami pengertian
     dan tingkatan tiap domain serta bagaimana menerapkannya dalam proses
     belajar-mengajar dan penilaian. Sehubungan dengan hal itu, berikut ini
     dikemukakan arti tiap tingkatan dan contoh kegiatan belajar pada
     domain kognitif, afektif, dan psikomotor.

                            Tingkatan Domain Kognitif

                  Tingkat                          Deskripsi
      I. Pengetahuan         Arti : • Pengetahuan terhadap fakta, konsep,
                                      definisi, nama, peristiwa, tahun, daftar,
                                      rumus, teori, dan kesimpulan.
                             Contoh kegiatan belajar:
                             • mengemukakan arti
                             • menamakan
                             • membuat daftar
                             • menentukan lokasi
                             • mendeskripsikan sesuatu
                             • menceritakan apa yang terjadi
                             • menguraikan apa yang terjadi

      II. Pemahaman          Arti : • Pengertian terhadap hubungan antar-faktor,
                                      antar konsep, dan antar-data, hubungan
                                      sebab-akibat, dan penarikan kesimpulan
                             Contoh kegiatan belajar:
                             • mengungkapkan gagasan/pendapat dengan kata-
                               kata sendiri
                             • membedakan, membandingkan
                             • mengintepretasi data
                             • mendiskripsi dengan kata-kata sendiri
                             • menjelaskan gagasan pokok
                             • menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri

      III. Aplikasi          Arti : • Menggunakan pengetahuan untuk
                                      memecahkan masalah
                                    • Menerapkan pengetahuan dalam
                                      kehidupan sehari-hari
                             Contoh kegiatan belajar:
                             • menghitung kebutuhan
                             • melakukan percobaan



28
Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar




        Tingkat                         Deskripsi
                  • membuat peta
                  • membuat model
                  • merancang strategi

IV. Analisis      Arti : • Menentukan bagian-bagian dari suatu
                           masalah, penyelesaian, atau gagasan dan
                           menunjukkan hubungan antar-bagian
                           tersebut.
                  Contoh kegiatan belajar:
                  • mengidentifikasi faktor penyebab• merumuskan
                    masalah
                  • mengajukan pertanyaan untuk memperoleh
                    informasi
                  • membuat grafik
                  • mengkaji ulang

V. Sintesis       Arti : • Menggabungkan berbagai informasi
                           menjadi satu kesimpulan atau konsep
                         • Meramu/merangkai berbagai gagasan
                           menjadi suatu hal yang baru
                  Contoh kegiatan belajar:
                  • membuat desain
                  • mengarang komposisi lagu
                  • menemukan solusi masalah
                  • memprediksi
                  • merancang model mobil-mobilan, pesawat
                    sederhana
                  • menciptakan produk baru

VI. Evaluasi      Arti : • Mempertimbangkan dan menilai benar-
                           salah, baik-buruk, bermanfaat-tak
                           bermanfaat
                  Contoh kegiatan belajar:
                  • mempertahankan pendapat
                  • beradu argumentasi
                  • memilih solusi yang lebih baik
                  • menyusun kriteria penilaian
                  • menyarankan perubahan
                  • menulis laporan
                  • membahas suatu kasus
                  • menyarankan strategi baru.




                                                                           29
Penilaian Kelas



                            Tingkatan Domain Afektif

                  Tingkat                        Deskripsi
      I. Penerimaan          Arti : • Kepekaan (keinginan menerima/
         (Receiving)                  memperhatikan) terhadap fenomena dan
                                      stimuli
                                    • Menunjukkan perhatian yang terkontrol
                                      dan terseleksi
                             Contoh kegiatan belajar:
                             • sering mendengarkan musik
                             • senang membaca puisi
                             • senang mengerjakan soal matematika
                             • ingin menonton sesuatu
                             • senang membaca cerita
                             • senang menyanyikan lagu

      II. Responsi           Arti : • Menunjukkan perhatian aktif
          (Responding)              • Melakukan sesuatu dengan/tentang
                                      fenomena
                                    • Setuju, ingin, puas meresponsi
                                      (menanggapi)
                             Contoh kegiatan belajar:
                             • mentaati aturan
                             • mengerjakan tugas
                             • mengungkapkan perasaan
                             • menanggapi pendapat
                             • meminta maaf atas kesalahan
                             • mendamaikan orang yang bertengkar
                             • menunjukkan empati
                             • menulis puisi
                             • melakukan renungan
                             • melakukan introspeksi

      III. Acuan nilai       Arti : • Menunjukkan konsistensi perilaku yang
           (Valuing)                  mengandung nilai
                                    • Termotivasi berperilaku sesuai dengan
                                      nilai-nilai yang pasti
                                    • Tingkatan: menerima, lebih menyukai, dan
                                      menunjukkan komitmen terhadap suatu
                                      nilai
                             Contoh kegiatan belajar:
                             • mengapresiasi seni
                             • menghargai peran
                             • menunjukkan keprihatinan



30
Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar




       Tingkat                                 Deskripsi
                        • menunjukkan alasan perasaan jengkel
                        • mengoleksi kaset lagu, novel, atau barang antik
                        • melakukan upaya pelestarian lingkungan hidup
                        • menunjukkan simpati kepada korban
                          pelanggaran HAM
                        • menjelaskan alasan senang membaca novel

IV. Organisasi          Arti: • Mengorganisasi nilai-nilai yang relevan ke
                                dalam satu sistem.
                              • Menentukan saling hubungan antar nilai
                              • Memantapkan suatu nilai yang dominan
                                dan diterima di mana-mana
                              • Tingkatan : - Konseptualisasi suatu nilai
                                            - Organisasi suatu sistem nilai
                        Contoh kegiatan belajar:
                        • bertanggung jawab terhadap perilaku
                        • menerima kelebihan dan kekurangan pribadi
                        • membuat rancangan hidup masa depan
                        • merefleksi pengalaman dalam hal tertentu
                        • membahas cara melestarikan lingkungan hidup
                        • merenungkan makna ayat kitab suci bagi
                          kehidupan

V. Karakterisasi      Arti : • Suatu nilai/sistem nilai telah menjadi
   (menjadi karakter)          karakter
                             • Nilai-nilai tertentu telah mendapat tempat
                               dalam hirarki nilai individu, diorganisasi
                               secara konsisten, dan telah mampu
                               mengontrol tingkah laku individu.
                      Contoh kegiatan belajar:
                      • rajin, tepat waktu, berdisiplin diri
                      • mandiri dalam bekerja secara independen
                      • objektif dalam memecahkan masalah
                      • mempertahankan pola hidup sehat
                      • menilai masih pada fasilitas umum dan
                        mengajukan saran perbaikan
                      • menyarankan pemecahan masalah HAM
                      • menilai kebiasaan konsumsi
                      • mendiskusikan cara-cara menyelesaikan konflik
                        antar-teman




                                                                                  31
Penilaian Kelas



                            Tingkatan Domain Psikomotor

                  Tingkat                         Deskripsi
      I. Gerakan refleks       Arti : • Gerakan refleks adalah basis semua
                                        perilaku bergerak
                                      • Responsi terhadap stimulus tanpa sadar
                                        Misalnya: melompat, menunduk, berjalan,
                                        menggerakkan leher dan kepala,
                                        mengenggam, memegang
                               Contoh kegiatan belajar:
                               • mengupas mangga dengan pisau
                               • memotong dahan bunga
                               • menampilkan ekspresi yang berbeda
                               • meniru gerakan polisi lalu lintas, juru parkir
                               • meniru gerakan daun berbagai tumbuhan yang
                                 diterpa angin.

      II. Gerakan dasar        Arti : • Gerakan ini muncul tanpa latihan tapi
          (Basic fundamental            dapat diperhalus melalui praktik
          movements)                  • Gerakan ini terpola dan dapat ditebak
                               Contoh kegiatan belajar:
                               • Contoh gerakan tak berpindah: bergoyang,
                                 membungkuk, merentang, mendorong,
                                 menarik, memeluk, berputar
                               • Contoh gerakan berpindah: merangkak, maju
                                 perlahan-lahan, meluncur, berjalan, berlari,
                                 meloncat-loncat, berputar mengitari, memanjat
                               • Contoh gerakan manipulasi: menyusun balok/
                                 blok, menggunting, menggambar dengan
                                 crayon, memegang dan melepas objek, blok,
                                 atau mainan
                               • Keterampilan gerak tangan dan jari-jari:
                                 memainkan bola, menggambar.

      III. Gerakan persepsi    Arti: • Gerakan sudah lebih meningkat karena
           (Perceptual                 dibantu kemampuan perseptual
           abilities)          Contoh kegiatan belajar:
                               • menangkap bola, mendrible bola
                               • melompat dari satu petak ke petak lain dengan
                                 1 kali sambil menjaga keseimbangan
                               • memilih satu objek kecil dari sekelompok objek
                                 yang ukurannya bervariasi
                               • membaca



32
Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar




        Tingkat                                   Deskripsi
                           •   melihat terbangnya bola pingpong
                           •   melihat gerak pendulun
                           •   menggambar simbol geometri
                           •   menulis alfabet
                           •   mengulangi pola gerak tarian
                           •   memukul bola tenis, pingpong
                           •   membedakan bunyi beragam alat musik
                           •   membedakan suara berbagai binatang
                           •   mengulangi ritme lagu yang pernah didengar
                           •   membedakan berbagai tekstur dengan meraba

IV. Gerakan                Arti : • Gerak lebih efisien
    kemampuan fisik               • Berkembang melalui kematangan dan
    (Psysical abilities)            belajar
                           Contoh kegiatan belajar:
                           • menggerakkan otot/sekelompok otot selama
                             waktu tertentu
                           • berlari jauh
                           • mengangkat beban, menarik-mendorong,
                             melakukan push-ups, kegiatan memperkuat
                             lengan, kaki, dan perut
                           • menari
                           • melakukan senam
                           • melakukan gerak pesenam, pemain biola,
                             pemain bola

V. Gerakan terampil        Arti : • Dapat mengontrol berbagai tingkatan gerak
   (Skilled movements)            • Terampil, tangkas, cekatan melalukan
                                    gerakan yang sulit dan rumit (kompleks)
                           Contoh kegiatan belajar:
                           • melakukan gerakan terampil berbagai cabang
                             olahraga
                           • menari, berdansa
                           • membuat kerajinan tangan
                           • menggergaji
                           • mengetik
                           • bermain piano
                           • memanah
                           • skating
                           • melakukan gerak akrobatik
                           • melakukan koprol yang sulit



                                                                                     33
Penilaian Kelas




                  Tingkat                         Deskripsi
      VI. Gerakan indah dan Arti : • Mengkomunikasikan perasaan melalui
          kreatif (Non-              gerakan
          discursive communi-      • Gerak estetik: gerakan-gerakan terampil
          cation)                    yang efisien dan indah
                                   • Gerak kreatif: gerakan-gerakan pada
                                     tingkat tertinggi untuk
                                     mengkomunikasikan peran
                              Contoh kegiatan belajar:
                              • kerja seni yang bermutu (membuat patung,
                                melukis, menari balet, melakukan senam
                                tingkat tinggi, bermain drama (acting)
                              • keterampilan olahraga tingkat tinggi


C. Pengumpulan Informasi Hasil Belajar

     1. Pengumpulan Informasi

           Penilaian dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan
           kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada penilaian berbasis kelas
           kemajuan belajar siswa pada tiap mata pelajaran dipantau dari waktu ke
           waktu. Kemajuan belajar tersebut dapat diidentifikasi dengan mengacu
           kepada indikator pencapaian yang sudah ditentukan dalam kurikulum.

           Cara penilaian yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa
           harus dirancang dengan memperhatikan hal-hal berikut:
           • Mengacu kepada kurikulum, artinya penilaian yang dilakukan
               harus mengarah ke menilai kompetensi-kompetensi dasar yang
               ditentukan dalam kurikulum.
           • Bersifat adil bagi seluruh siswa, tanpa membedakan latar
               belakang budaya, jenis kelamin, dan hal-hal lain yang tidak
               berkaitan dengan penilaian.
           • Dapat memberi informasi yang lengkap sebagai umpan balik
               bagi guru guna perbaikan program pembelajaran dan pemberian
               bantuan kepada siswa secara perseorangan.
           • Bermanfaat bagi siswa untuk mengetahui kekuatan dan kelemahannya.
           • Dilaksanakan tanpa menekan siswa atau dalam suasana yang
               menyenangkan.
           • Diadministrasi secara tepat dan efisien.


34
Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar



Untuk mengumpulkan informasi hasil belajar siswa, pemilihan cara
dan alat penilaian harus dilakukan dengan hati-hati, karena tidak
semuanya mampu mengumpulkan informasi yang tepat tentang hasil
belajar siswa. Pemilihan cara penilaian dapat mempengaruhi
pemikiran siswa mengenai apa yang bernilai. Sebagai contoh: bagi
pelajaran Sains keterampilan yang diperoleh waktu praktik di
laboratorium sangatlah penting, tetapi hasil belajar dinilai dengan
tes tertulis. Akibatnya, siswa - bahkan guru sendiri - akan
memusatkan perhatian dan usahanya hanya kepada hasil belajar
yang dapat dinilai berdasarkan tes tertulis.

Pengumpulan informasi hasil belajar biasanya memerlukan cara dan
alat penilaian yang beragam. Informasi tentang hasil belajar tertentu
mungkin diperoleh melalui observasi, sedangkan informasi tentang
hasil belajar lainnya mungkin diperoleh melalui tugas tertulis, seperti
tes, kuis, dan pekerjaan rumah. Informasi hasil belajar lainnya
mungkin hanya dapat diperoleh melalui penilaian karya siswa.


                         Kompetensi, Indikator
                         dan Kriteria Penilaian


                      Tentukan bentuk dan jumlah
                bukti/informasi yang harus dikumpulkan


                                Melalui
                               kombinasi
                                 cara
                                berikut
 Bukti Kinerja, dari:                                   Bukti tambahan,
 • Pengamatan di                                          dari
   tempat kegiatan                                      • Pertanyaan lisan
 • Kumpulan                                             • Tulisan terbuka
   contoh hasil         Bukti/informasi dari hasil        (ringkas,
 • Simulasi (tes        belajar sebelumnya.               panjang, esai,
   kompetensi, tes      (laporan, rancangan, hasil        dsb.)
   keterampilan,        karya siswa, dokumen            • Tes pilihan
   proyek/tugas         dari sumber lain.                 ganda, dsb.



                                                                               35
Penilaian Kelas



     2. Cara pengumpulan informasi
        Ada beragam cara mengumpulkan informasi tentang kemajuan
        belajar siswa, baik yang berhubungan dengan proses belajar maupun
        hasil belajar. Cara mengumpulkan informasi pada prinsipnya
        merupakan cara menilai kemajuan belajar siswa. Dari segi apa yang
        dimiliki, minimal ada 7 cara penilaian. Amatilah tabel berikut ini:

             No.   Cara penilaian            Apa yang dinilai
             1.    Tertulis tipe objektif    Jawaban tertulis
             2.    Tertulis tipe subjektif   Jawaban tertulis
             3.    Lisan                     Suara
             4.    Unjuk kerja               Penampilan/perbuatan/tindakan
             5.    Produk                    Karya 3 dimensi
             6.    Portofolio                Karya 2 dimensi
             7.    Tingkah laku              Tingkah laku

           Tabel ini menunjukkan bahwa semakin beragam cara penilaian yang
           diterapkan guru, semakin lengkap entitas (apa) yang dinilai dalam
           diri siswa.

           Selanjutnya berikut ini dikemukakan daftar contoh alat penilaian
           pada masing-masing cara penilaian.
           I. TERTULIS TIPE OBJEKTIF
                1. Jawaban benar-salah
                2. Isian singkat
                3. Pilihan ganda
                4. Menjodohkan
           II. TERTULIS TIPE SUBJEKTIF
                1. Pengerjaan soal
                2. Latihan (exercise)
                3. Reading comprehension
                4. Data-pertanyaan
                5. Esai berstruktur
                6. Esai bebas
           III. LISAN
                1. Tanya-jawab singkat
                2. Pelafalan


36
Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar



    3. Membaca nyaring
    4. Mendengarkan (listening)
    5. Instruksi lisan
    6. Kuis
    7. Percakapan (speaking)
IV. UNJUK KERJA
    1. Permainan (game)
    2. Permainan peran
    3. Drama
    4. Demonstrasi
    5. Olahraga
    6. Senam
    7. Permainan musik
    8. Bernyanyi
    9. Pantomim
    10. Menari
    11. Dinamika kelompok
    12. Berdoa
    13. Memelihara tanaman
    14. Memelihara ternak
    15. Membaca puisi/deklamasi
    16. Berpidato/berkhotbah
    17. Diskusi
    18. Wawancara
    19. Debat
    20. Bercerita (story telling)
V. PRODUK
    1. Patung
    2. Kerajinan tangan
    3. Model
    4. Pesawat sederhana
    5. Alat
    6. Ternak
    7. Tanaman
    8. Simpul tali-temali
    9. Janur
    10. Hiasan buah-buahan


                                                                           37
Penilaian Kelas



           VI. PORTOFOLIO
                1. Puisi
                2. Karangan
                3. Gambar/tulisan
                4. Peta/denah
                5. Desain
                6. Paper
                7. Laporan observasi
                8. Laporan penyelidikan
                9. Laporan penelitian
                10. Laporan eksperimen
                11. Sinopsis
                12. Naskah pidato/kotbah
                13. Naskah drama
                14. Doa
                15. Rumus
                16. Kartu ucapan
                17. Surat
                18. Komposisi musik
                19. Teks lagu
                20. Resep masakan
           VII. TINGKAH LAKU
                1. Skala sikap
                2. Catatan anekdot
                3. Penilaian diri
                4. Sosiogram
                5. Kuesioner
                6. Buku harian (diary)
                7. Ungkapan perasaan
                8. Pengamatan perilaku

                  Pertanyaan yang relevan diajukan adalah:
                  • Sejauh mana pola mengajar tradisional mampu mengembang-
                      kan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor siswa?
                      Dibandingkan dengan pola belajar aktif, sejauh mana pola ini
                      mampu mengembangkan kemampuan tersebut?
                  • Sejauh mana ke-7 cara penilaian beserta alat-alat


38
Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar



      penilaiannya mampu menilai kemajuan belajar siswa, dari
      segi tingkatan domain kognitif, afektif, dan psikomotor?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, amatilah tabel
berikut ini:
                         Pola                                                             Cara penilaian
                        mengajar




                                                                        Tulis Sobjektif
                                                       Tulis Objektif




                                                                                                                                      Tingkah laku
         TINGKATAN




                                       Belajar aktif
No.


                         Tradisional




                                                                                                   Ujuk kerja
          DOMAIN




                                                                                                                         Portofolio
                                                                                                                Produk
                                                                                           Lisan
KOGNITIF
VI Evaluasi               -             v                -                 v                 -       v          -         v            v
V. Sintesis               -             v                -                 v                 -       v          -         v            v
IV. Analisis              -             v                -                 v                 -       v          -         v            v
III. Aplikasi             -             v                -                 v                 v       v          v         v            v
II. Pemahaman             v             v                v                 v                 v       v          v         v            v
I. Pengetahuan            v             v                v                 v                 v       v          v         v            v
AFEKTIF
V. Karakterisasi          -             v                -                 -                 -       -          -         v            -
IV. Organisasi            -             v                -                 -                 -       v          -         v            -
III. Acuan nilai          -             v                -                 -                 -       v          v         v            v
II. Responsi              v             v                -                 -                 -       v          v         v            v
I. Penerimaan             v             v                -                 -                 -       v          v         v            v
PSIKOMOTOR
VI Gerakan indah
     dan kreatif          -             v                -                 -                 -       v           v        -            -
V. Gerakan terampil       -             v                -                 -                 -       v           v        -            -
IV. Gerakan kemam-
     puan fisik          -   v   -                                       -                  - v v                        -   -
III. Gerakan persepsi    -   v   -                                       -                  - v v                        v   -
II. Gerakan dasar        v   v   -                                       -                  - v v                        v   -
I. Gerakan refleks       v   v   -                                       -                  - v v                        v   v
Jumlah                   6 17 2                                          8                  3 16 12                      14 10
Persentase               35 100 12                                      47                 18 94 71                      82 59
                          % % %                                          %                  % % %                         % %


                                                                                                                                           39
Penilaian Kelas



           Data pada tabel ini menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
           • Pola mengajar tradisional hanya mampu mengembangkan 2
              tingkat pada masing-masing domain. Jika ke-17 tingkat dari 3
              domain ini mencerminkan ruang lingkup kompetensi siswa,
              pola mengajar tradisional hanya mampu mengembangkan
              maksimal 35% lingkup kompetensi siswa.
           • Sedangkan, pola mengajar belajar aktif mampu mengembangkan
              semua tingkat domain (dengan kata lain 100% lingkup
              kompetensi siswa).
           • Cara penilaian tertulis tipe objektif hanya menilai tingkat
              pengetahuan dan pemahaman siswa dalam lingkup domain
              kognitif. Cara ini tidak dapat menilai domain afektif dan
              psikomotor.
           • Cara penilaian lisan hanya mampu menilai 3 tingkat domain
              kognitif, tetapi tidak dapat menilai domain afektif dan
              psikomotor.
           • Sebagian besar tingkat dari ketiga domain dapat dinilai dengan
              cara penilaian unjuk kerja (94%), produk (71%), portofolio
              (82%), dan tingkah laku (59%).

           Konsekuensinya, kurikulum berbasis kompetensi akan berhasil
           dilaksanakan jika diterapkan pola belajar aktif karena pola ini
           mampu mengembangkan seluruh kompetensi secara optimal. Jika
           pola ini diterapkan, beragam cara dan alat penilaian harus pula
           diterapkan, terutama cara-cara unjuk kerja, produk, portofolio, dan
           tingkah laku.

           Selanjutnya, dikemukakan penjelasan tentang cara-cara penilaian
           tertulis, unjuk kerja, produk, dan portofolio.

           a. Penilaian Tertulis
              Penilaian tertulis biasanya diadakan untuk waktu yang terbatas
              dan dalam kondisi tertentu.

                  Dari berbagai alat penilaian tertulis, alat penilaian jawaban
                  benar-salah, isian singkat, dan menjodohkan merupakan alat
                  yang hanya menilai kemampuan berpikir rendah, yaitu


40
Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar



kemampuan mengingat (pengetahuan). Alat pilihan ganda dapat
digunakan untuk menilai kemampuan mengingat dan
memahami. Pilihan ganda mempunyai kelemahan, yaitu siswa
tidak mengembangkan sendiri jawabannya tetapi cenderung
hanya menerka jawaban yang benar. Hal ini menimbulkan
kecenderungan siswa tidak belajar untuk memahami pelajaran
tetapi menghafalkan soal dan jawabannya. Alat penilaian ini
kurang dianjurkan pemakaiannya karena tidak menggambarkan
kemampuan siswa yang sesungguhnya.

Esai adalah alat penilaian yang menuntut siswa untuk
mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau
hal-hal yang sudah dipelajari, dengan cara mengemukakan atau
mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis
dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Alat ini dapat
menilai berbagai jenis kemampuan, misalnya mengemukakan
pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan. Kelemahan alat
ini antara lain cakupan materi yang ditanyakan terbatas.

Dalam melakukan pemeriksaan soal esai perlu diperhatikan hal-
hal berikut:
• Siapkan pedoman penilaian atau penskoran segera setelah
    menulis soal untuk memeriksa jawaban siswa kelak.
• Bacalah jawaban siswa lalu bandingkan dengan jawaban
    yang ada pada pedoman.
• Berikan skor sesuai dengan tingkat kelengkapan dan
    kesempurnaan jawaban siswa. Semakin lengkap jawabannya
    semakin tinggi skornya dan sebaliknya semakin kurang
    lengkap jawabannya semakin kecil skornya.
• Periksalah seluruh lembar jawaban siswa pada nomor yang
    sama, baru kemudian dilanjutkan memeriksa jawaban
    nomor berikutnya. Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga
    konsistensi dan objektivitas pemberian skor.
• Hindarkan faktor-faktor yang tidak relevan dalam
    pemberian skor, seperti bagus tidaknya tulisan, kedekatan
    hubungan guru dengan siswa, dan perilaku siswa yang
    menyenangkan atau menjengkelkan.


                                                                       41
Penilaian Kelas



           b. Penilaian Unjuk Kerja (Performance)
              Pada dokumen kurikulum tercantum banyak hasil belajar yang
              menggambarkan proses, kegiatan, atau unjuk kerja. Untuk
              menilai hasil belajar tersebut dibutuhkan pengamatan terhadap
              siswa ketika melakukannya. Penilaian unjuk kerja adalah
              penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap
              aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi. Penilaian dilakukan
              terhadap unjuk kerja, tingkah laku, atau interaksi siswa. Cara
              penilaian ini lebih otentik daripada tes tertulis karena apa yang
              dinilai lebih mencerminkan kemampuan siswa yang sebenarnya.
              Semakin sering guru mengamati unjuk kerja siswa, semakin
              terpercaya hasil penilaian kemampuan siswa.

                  Penilaian dengan cara ini lebih tepat digunakan untuk menilai
                  kemampuan siswa dalam berpidato, pembacaan puisi, dan
                  diskusi, pemecahan masalah dalam suatu kelompok, partisipasi
                  siswa dalam diskusi kelompok kecil, menari, memainkan alat
                  musik, dan melakukan aktivitas berbagai cabang olahraga,
                  menggunakan peralatan laboratorium, dan mengoperasikan
                  suatu alat.

                  Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai
                  konteks sebelum menetapkan tingkat pencapaian kemampuan
                  tertentu. Contoh; untuk menilai kemampuan berbicara siswa,
                  perlu dilakukan pengamatan berbicara yang beragam, seperti:
                  diskusi dalam kelompok kecil, berpidato, bercerita, dan
                  melakukan wawancara. Dengan demikian, gambaran
                  kemampuan siswa akan lebih utuh.

                  Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam membuat
                  penilaian unjuk kerja adalah sebagai berikut:
                  • Identifikasi semua langkah penting atau aspek yang
                      diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir.
                  • Tuliskan kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan
                      untuk menyelesaikan tugas.
                  • Usahakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu
                      banyak, sehingga semua dapat diamati.


42
Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar



   •   Urutkan kemampuan yang akan dinilai berdasarkan urutan
       yang akan diamati
   •   Bila menggunakan skala rentang, perlu disediakan kriteria
       untuk setiap pilihan ( kompeten bila siswa…….., agak
       kompeten bila …….. ).

   Hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah cara
   mengamati dan memberi skor terhadap unjuk kerja siswa.
   Penilaian sebaiknya dilakukan oleh lebih dari satu orang agar
   faktor subjektivitas dapat diperkecil dan hasil penilaian lebih
   akurat.

   Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan
   daftar cek (ya - tidak) atau skala rentang (sangat kompeten -
   kompeten - agak kompeten - tidak kompeten). Pada penilaian
   unjuk kerja yang menggunakan daftar cek, siswa mendapat nilai
   apabila kriteria penguasaan kemampuan tertentu dapat diamati
   oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, siswa tidak memperoleh
   nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua
   pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat
   diamati. Dengan demikian nilai tengah tidak ada. Penilaian
   unjuk kerja yang menggunakan skala rentang memungkinkan
   penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi
   tertentu karena pemberian nilai secara kontinuum di mana
   pilihan kategori nilai lebih dari dua.

c. Penilaian Produk
   Penilaian hasil kerja meliputi pula penilaian terhadap
   kemampuan siswa membuat produk-produk teknologi dan seni,
   seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung), barang-
   barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam.

   Penilaian produk ini tidak hanya melihat hasil akhirnya saja
   tetapi juga proses pembuatannya. Contoh, kemampuan siswa
   menggunakan berbagai teknik menggambar, menggunakan
   peralatan dengan aman, membakar kue dengan hasil baik,
   bercita rasa enak, dan berpenampilan menarik.


                                                                           43
Penilaian Kelas



                  Pengembangan produk meliputi tiga tahap.
                  • Tahap persiapan, meliputi: menilai kemampuan siswa
                     merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan,
                     dan mendesain produk.
                  • Tahap pembuatan (produk), meliputi: menilai kemampuan
                     siswa menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
                  • Tahap penilaian (appraisal), meliputi: menilai kemampuan
                     siswa membuat produk sesuai kegunaannya dan memenuhi
                     kriteria keindahan.

                  Untuk produk penilaian biasanya menggunakan cara holistik atau
                  analitik. Cara holistik yang berdasarkan kesan keseluruhan dari
                  produk, biasanya dilakukan pada tahap appraisal. Cara analitik
                  terhadap aspek-aspek produk yang berbeda, biasanya dilakukan
                  terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses
                  pengembangan. Contoh penilaian untuk produk teknologi pada
                  tahap perencanaan termasuk kriteria yang berkaitan dengan desain
                  dan pemilihan bahan pada tahap produksi termasuk kriteria yang
                  berkaitan dengan aplikasi proses dan kemampuan menggunakan
                  alat dan pada tahap appraisal termasuk kriteria berkaitan dengan
                  pencapaian tujuan yang diinginkan.

           d. Penilaian Portofolio
              Portofolio merupakan kumpulan karya (hasil kerja) seorang
              siswa dalam satu periode. Kumpulan karya ini menggambarkan
              taraf kemampuan/kompetensi yang telah dicapai seorang siswa.
              Hal penting yang menjadi ciri portofolio adalah karya tersebut
              dapat diperbaiki jika siswa menghendakinya. Dengan
              demikian, portofolio dapat memperlihatkan perkembangan
              kemajuan belajar siswa. Perkembangan tersebut tidak dapat
              terlihat dari hasil pengujian. Kumpulan karya siswa itu
              merupakan refleksi perkembangan berbagai kompetensi. Di
              samping itu, kumpulan karya yang berkelanjutan lebih
              memperkuat hubungan pembelajaran dan penilaian.
              Pengumpulan dan penilaian karya siswa yang terus-menerus
              sebaiknya dijadikan titik sentral program pengajaran, karena
              penilaian merupakan bagian dari proses pembelajaran. Karya


44
Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar



tersebut harus selalu diberi tanggal sehingga dapat terlihat
perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.

Yang menjadi pertimbangan utama adalah guru seyogianya
menggunakan penilaian portofolio sebagai bagian integral dari
proses pembelajaran karena nilai diagnostik portofolio sangat
berarti bagi guru.

Portofolio dapat digunakan untuk menilai perkembangan siswa
dalam ilmu-ilmu sosial, seperti menganalisis masalah-masalah
sosial, bahasa, seperti menulis karangan, dan matematika, seperti
pemecahan masalah matematika.

Guru bahasa asing dapat menggunakan portofolio audio untuk
membantu siswa mengembangkan keterampilan berbicara.
Rekaman contoh-contoh berbicara siswa yang dikumpulkan
secara terus- menerus dalam waktu tertentu dapat dimasukkan
dalam portofolio berbicara.

Untuk melihat dan mendiagnosis kesulitan siswa dalam
mengarang, guru dapat mengumpulkan tulisan-tulisan siswa.
Untuk mendapatkan hasil terbaik pada pertunjukan mendatang,
seorang guru drama dapat menggunakan “videotape” untuk
merekam latihan-latihan.

Berikut ini dikemukakan hal-hal pokok yang perlu diperhatikan
dalam membuat portofolio di dalam kelas.
• Pastikan bahwa tiap siswa merasa memiliki portofolio.
    Dalam hal ini siswa perlu diberi penjelasan maksud
    penggunaan portofolio, yaitu tidak semata-mata merupakan
    kumpulan hasil kerja sementara siswa yang digunakan
    hanya oleh guru untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh
    siswa sendiri. Dengan melihat portofolionya siswa dapat
    mengetahui kemampuan, keterampilan, dan minatnya.
    Proses ini tidak akan terjadi secara spontan, tetapi
    membutuhkan waktu bagi siswa untuk belajar meyakini
    hasil penilaian mereka sendiri.


                                                                        45
Penilaian Kelas



                  •   Tentukan bersama siswa sampel-sampel karya apa saja yang
                      akan dikumpulkan. Kemungkinan karya yang dikumpulkan
                      tidak sama antara siswa yang satu dan yang lain. Misalnya,
                      untuk kemampuan menulis karangan karya yang
                      dikumpulkan adalah karangan-karangan siswa. Untuk
                      kemampuan menggambar, karya yang dikumpulkan adalah
                      gambar-gambar buatan siswa.
                  •   Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap siswa dalam
                      satu map atau folder.
                  •   Tentukan kriteria penilaian sampel-sampel karya siswa
                      beserta pembobotannya bersama para siswa agar dicapai
                      kesepakatan. Diskusikan dengan para siswa bagaimana
                      menilai kualitas karya mereka. Contoh; untuk kemampuan
                      menulis karangan, kriteria penilaiannya misalnya:
                      penggunaan tata bahasa, pemilihan kosa-kata, kelengkapan
                      gagasan, dan sistematika penulisan. Sebaiknya kriteria
                      penilaian suatu karya dibahas dan disepakati bersama siswa
                      sebelum siswa membuat karya tersebut. Dengan demikian,
                      siswa mengetahui harapan (standar) guru dan berusaha
                      mencapai harapan atau standar itu.
                  •   Mintalah siswa menilai karyanya secara berkesinambungan.
                      Guru dapat membimbing siswa tentang bagaimana cara
                      menilai dengan memberi keterangan tentang kelebihan atau
                      kekurangan karya tersebut dan bagaimana cara
                      memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan pada saat
                      membahas portofolio.
                  •   Setelah suatu karya dinilai dan ternyata nilainya jelek atau
                      belum memuaskan siswa, kepada siswa dapat diberi
                      kesempatan untuk memperbaiki lagi. Namun, antara siswa
                      dan guru perlu dibuat “kontrak” atau perjanjian mengenai
                      jangka waktu perbaikan, misalnya setelah 2 minggu karya
                      yang telah diperbaiki harus diserahkan kepada guru.
                  •   Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas
                      portofolio. Jika dianggap perlu, undanglah orang tua siswa.
                      Orang tua perlu diberi penjelasan tentang maksud dan
                      tujuan portofolio sehingga mereka dapat membantu dan
                      memotivasi anaknya.


46
Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar



Perlu dicatat bahwa tidak ada satu pun alat penilaian yang
dapat mengumpulkan informasi prestasi dan kemajuan belajar
siswa secara lengkap. Penilaian tunggal tidak cukup untuk
memberikan gambaran/informasi tentang kemampuan,
keterampilan, pengetahuan dan sikap seseorang. Lagi pula,
interpretasi hasil tes tidak mutlak dan abadi karena anak terus
berkembang sesuai dengan pengalaman belajar yang dialaminya.

Alat penilaian tertulis seperti pilihan ganda yang mengarah
kepada hanya satu jawaban yang benar (convergent thinking),
tidak mampu menilai keterampilan/kemampuan lain yang
dimiliki siswa. Hal ini amat menghambat penguasaan beragam
kompetensi yang tercantum pada kurikulum secara utuh. Alat
penilaian pilihan ganda kurang mampu memberikan informasi
yang cukup untuk dijadikan umpan-balik guna mendiagnosis
atau memodifikasi pengalaman belajar. Karena itu, guru
hendaknya mengembangkan alat-alat penilaian yang
membedakan antara jenis-jenis kompetensi yang berbeda dari
tiap tingkat pencapaian. Hasil penilaian dapat menghasilkan
rujukan terhadap pencapaian siswa dalam domain kognitif,
afektif, dan psikomotor, sehingga hasil tersebut dapat
menggambarkan profil siswa secara lengkap.

Penilaian kemajuan belajar siswa pada kurikulum berbasis
kompetensi menghendaki ciri-ciri berikut ini.
- Tujuan penilaian bergeser dari keperluan untuk klasifikasi
   siswa (diskriminasi) ke pelayanan individual siswa dalam
   mengembangkan kemampuannya (diferensiasi).
- Lebih cenderung menggunakan penilaian acuan kriteria
   (criterion referenced assessment) daripada penilaian acuan
   norma (norm-referenced assessment).
- Tujuan-tujuan pendidikan yang tercantum dalam kurikulum
   lebih terjamin dicapai karena kompetensi dasar yang
   dirumuskan dalam kurikulum menjadi acuan utama.
- Tidak sekedar menerapkan penilaian tertulis dan lisan tetapi
   juga penilaian unjuk kerja, produk, portofolio dan tingkah
   laku untuk menjamin validitas penilaian, objektivitas


                                                                        47
Penilaian Kelas



                      penilaian, dan keanekaragaman kompetensi yang dinilai
                      agar kemampuan siswa lebih rinci terpapar dan tergambarkan.
                  -   Profil kompetensi siswa sebagai hasil belajar memberikan
                      informasi yang lebih lengkap dan mudah dipahami baik oleh
                      siswa, orang tua, guru lain maupun pengguna lulusan,
                      sehingga prinsip akuntabilitas publik lebih terjamin.
                  -   Pemanfaatan berbagai cara dan alat penilaian mendorong
                      penerapan pendekatan belajar aktif sehingga
                      mengoptimalkan pengembangan kepribadian serta
                      kemampuan bernalar dan bertindak siswa.

                  Pengumpulan informasi hasil belajar siswa dapat dilakukan
                  dalam suasana formal dan informal, dengan berbagai cara
                  penilaian.

     3. Bentuk Tagihan
        • Ulangan harian: dilakukan secara periodik pada akhir
           pengembangan kompetensi. Nilai setiap kompetensi
           dikumpulkan dan akan dilaporkan pada akhir tiap semester.
           Tes pada akhir semester hanya dilakukan untuk menilai
           kompetensi yang relevan yang belum dinilai melalui ulangan
           harian.
        • Penilaian akhir tahun: dilakukan untuk memberi sumbangan
           nilai untuk menentukan kenaikan kelas. Rujukan untuk
           penilaian akhir tahun adalah indikator terpenting dari masing-
           masing kompetensi. Ada indikator yang telah dinilai melalui
           observasi, penyelidikan, atau eksperimen (praktikum).
           Indikator seperti ini tak perlu dinilai pada aktivitas penilaian
           akhir tahun.




48
Kbk 06. penilaian
Kbk 06. penilaian
Kbk 06. penilaian
Kbk 06. penilaian
Kbk 06. penilaian
Kbk 06. penilaian
Kbk 06. penilaian
Kbk 06. penilaian
Kbk 06. penilaian
Kbk 06. penilaian
Kbk 06. penilaian
Kbk 06. penilaian
Kbk 06. penilaian
Kbk 06. penilaian
Kbk 06. penilaian
Kbk 06. penilaian

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Instrumen Penilaian Hasil Belajar Nontes dalam Pembelajaran Matematika di SD
Instrumen Penilaian Hasil Belajar Nontes dalam Pembelajaran Matematika di SDInstrumen Penilaian Hasil Belajar Nontes dalam Pembelajaran Matematika di SD
Instrumen Penilaian Hasil Belajar Nontes dalam Pembelajaran Matematika di SD
NASuprawoto Sunardjo
 
[9] rpp sd kelas 4 semester 2 makanan sehat dan bergizi
[9] rpp sd kelas 4 semester 2   makanan sehat dan bergizi[9] rpp sd kelas 4 semester 2   makanan sehat dan bergizi
[9] rpp sd kelas 4 semester 2 makanan sehat dan bergizi
eli priyatna laidan
 
Rpp matematika SMA (statistika)
Rpp matematika SMA (statistika)Rpp matematika SMA (statistika)
Rpp matematika SMA (statistika)
Heriyanto Asep
 
Penilaian pembelajaran matematika
Penilaian pembelajaran matematikaPenilaian pembelajaran matematika
Penilaian pembelajaran matematika
Hendra Ariyudha
 
Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SD
Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SDPembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SD
Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SD
NASuprawoto Sunardjo
 
Keterampilan dasar mengajar matematika
Keterampilan dasar mengajar matematikaKeterampilan dasar mengajar matematika
Keterampilan dasar mengajar matematika
Susand Susand
 

Was ist angesagt? (20)

PENILAIAN UNJUK KERJA MATEMATIKA
PENILAIAN UNJUK KERJA MATEMATIKAPENILAIAN UNJUK KERJA MATEMATIKA
PENILAIAN UNJUK KERJA MATEMATIKA
 
Instrumen Penilaian Hasil Belajar Nontes dalam Pembelajaran Matematika di SD
Instrumen Penilaian Hasil Belajar Nontes dalam Pembelajaran Matematika di SDInstrumen Penilaian Hasil Belajar Nontes dalam Pembelajaran Matematika di SD
Instrumen Penilaian Hasil Belajar Nontes dalam Pembelajaran Matematika di SD
 
LAS/LKS Statistik Kelas X Kurikulum 2013 (Matematika)
LAS/LKS Statistik Kelas X Kurikulum 2013 (Matematika)LAS/LKS Statistik Kelas X Kurikulum 2013 (Matematika)
LAS/LKS Statistik Kelas X Kurikulum 2013 (Matematika)
 
[9] rpp sd kelas 4 semester 2 makanan sehat dan bergizi
[9] rpp sd kelas 4 semester 2   makanan sehat dan bergizi[9] rpp sd kelas 4 semester 2   makanan sehat dan bergizi
[9] rpp sd kelas 4 semester 2 makanan sehat dan bergizi
 
Lkpd bentuk akar
Lkpd bentuk akarLkpd bentuk akar
Lkpd bentuk akar
 
Rpp matematika SMA (statistika)
Rpp matematika SMA (statistika)Rpp matematika SMA (statistika)
Rpp matematika SMA (statistika)
 
LK Khusus Materi Statistika SMP
LK  Khusus Materi Statistika SMPLK  Khusus Materi Statistika SMP
LK Khusus Materi Statistika SMP
 
9.3.7 rpp bangun ruang sisi lengkung
9.3.7 rpp bangun ruang sisi lengkung9.3.7 rpp bangun ruang sisi lengkung
9.3.7 rpp bangun ruang sisi lengkung
 
LKS VOLUME LIMAS DAN PRISMA, YANG BAIK DAN BENAR
LKS VOLUME LIMAS DAN PRISMA, YANG BAIK DAN BENARLKS VOLUME LIMAS DAN PRISMA, YANG BAIK DAN BENAR
LKS VOLUME LIMAS DAN PRISMA, YANG BAIK DAN BENAR
 
Penilaian pembelajaran matematika
Penilaian pembelajaran matematikaPenilaian pembelajaran matematika
Penilaian pembelajaran matematika
 
LKPD REFLEKSI KELAS XI
LKPD REFLEKSI KELAS XILKPD REFLEKSI KELAS XI
LKPD REFLEKSI KELAS XI
 
Metafora Dalam Pembelajaran Matematika
Metafora Dalam Pembelajaran MatematikaMetafora Dalam Pembelajaran Matematika
Metafora Dalam Pembelajaran Matematika
 
Filsafat Matematika dan Aliran-aliran Filsafat Matematika
Filsafat Matematika dan Aliran-aliran Filsafat MatematikaFilsafat Matematika dan Aliran-aliran Filsafat Matematika
Filsafat Matematika dan Aliran-aliran Filsafat Matematika
 
Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SD
Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SDPembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SD
Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SD
 
Keterampilan dasar mengajar matematika
Keterampilan dasar mengajar matematikaKeterampilan dasar mengajar matematika
Keterampilan dasar mengajar matematika
 
Penelitian pengembangan model plomp
Penelitian pengembangan model plomp Penelitian pengembangan model plomp
Penelitian pengembangan model plomp
 
BAHAN AJAR MATERI TRANSFORMASI GEOMETRI KELAS XI
BAHAN AJAR MATERI TRANSFORMASI GEOMETRI KELAS XIBAHAN AJAR MATERI TRANSFORMASI GEOMETRI KELAS XI
BAHAN AJAR MATERI TRANSFORMASI GEOMETRI KELAS XI
 
MATRIKS (RPP & LKPD)
MATRIKS (RPP & LKPD)MATRIKS (RPP & LKPD)
MATRIKS (RPP & LKPD)
 
AKM BANGUN RUANG SISI DATAR (BRSD)
AKM BANGUN RUANG SISI DATAR (BRSD)AKM BANGUN RUANG SISI DATAR (BRSD)
AKM BANGUN RUANG SISI DATAR (BRSD)
 
Persamaan Dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel
Persamaan Dan Pertidaksamaan Linear Satu VariabelPersamaan Dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel
Persamaan Dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel
 

Ähnlich wie Kbk 06. penilaian

KBK 04. KBM yang efektif
KBK 04. KBM yang efektifKBK 04. KBM yang efektif
KBK 04. KBM yang efektif
Jasmin Jasin
 
Penilaian berbasis kelas
Penilaian berbasis kelasPenilaian berbasis kelas
Penilaian berbasis kelas
unesa
 
Evaluasi agung
Evaluasi agungEvaluasi agung
Evaluasi agung
agung wjp
 
Panduanpenilaiandisekolahdasarversidirjen 131208075047-phpapp02
Panduanpenilaiandisekolahdasarversidirjen 131208075047-phpapp02Panduanpenilaiandisekolahdasarversidirjen 131208075047-phpapp02
Panduanpenilaiandisekolahdasarversidirjen 131208075047-phpapp02
Laspri Anto
 

Ähnlich wie Kbk 06. penilaian (20)

Penilaian kinerja guru
Penilaian kinerja guruPenilaian kinerja guru
Penilaian kinerja guru
 
KBK 04. KBM yang efektif
KBK 04. KBM yang efektifKBK 04. KBM yang efektif
KBK 04. KBM yang efektif
 
Kbm yang-efektif
Kbm yang-efektifKbm yang-efektif
Kbm yang-efektif
 
1 MODEL PENILAIAN FORMATIF 2019
1 MODEL PENILAIAN FORMATIF 20191 MODEL PENILAIAN FORMATIF 2019
1 MODEL PENILAIAN FORMATIF 2019
 
Model penilaian formatif 2019 untuk sd
Model penilaian formatif 2019 untuk sdModel penilaian formatif 2019 untuk sd
Model penilaian formatif 2019 untuk sd
 
MODEL PENILAIAN FORMATIF2023.pdf
MODEL PENILAIAN FORMATIF2023.pdfMODEL PENILAIAN FORMATIF2023.pdf
MODEL PENILAIAN FORMATIF2023.pdf
 
Penilaian berbasis kelas
Penilaian berbasis kelasPenilaian berbasis kelas
Penilaian berbasis kelas
 
Adepriyanto
AdepriyantoAdepriyanto
Adepriyanto
 
pdf-model-penilaian-kelas-untuk-sma-paket-c-setara-sma
pdf-model-penilaian-kelas-untuk-sma-paket-c-setara-smapdf-model-penilaian-kelas-untuk-sma-paket-c-setara-sma
pdf-model-penilaian-kelas-untuk-sma-paket-c-setara-sma
 
BEDAH PANDUAN PEMBELAJARAN DAN ASESMEN KURIKULUM 2013.pptx
BEDAH PANDUAN PEMBELAJARAN DAN ASESMEN KURIKULUM 2013.pptxBEDAH PANDUAN PEMBELAJARAN DAN ASESMEN KURIKULUM 2013.pptx
BEDAH PANDUAN PEMBELAJARAN DAN ASESMEN KURIKULUM 2013.pptx
 
Kode etik -bimbingan-dan-konseling-di-sekolah
Kode etik -bimbingan-dan-konseling-di-sekolahKode etik -bimbingan-dan-konseling-di-sekolah
Kode etik -bimbingan-dan-konseling-di-sekolah
 
Penelitian pendidikan
Penelitian pendidikanPenelitian pendidikan
Penelitian pendidikan
 
Makalah profesi pendidikan memonitor belajar siswa
Makalah profesi pendidikan memonitor belajar siswaMakalah profesi pendidikan memonitor belajar siswa
Makalah profesi pendidikan memonitor belajar siswa
 
Evaluasi pendidikan
Evaluasi pendidikan Evaluasi pendidikan
Evaluasi pendidikan
 
Raport td-tangan-dirjen-libre
Raport td-tangan-dirjen-libreRaport td-tangan-dirjen-libre
Raport td-tangan-dirjen-libre
 
Evaluasi agung
Evaluasi agungEvaluasi agung
Evaluasi agung
 
Panduanpenilaiandisekolahdasarversidirjen 131208075047-phpapp02
Panduanpenilaiandisekolahdasarversidirjen 131208075047-phpapp02Panduanpenilaiandisekolahdasarversidirjen 131208075047-phpapp02
Panduanpenilaiandisekolahdasarversidirjen 131208075047-phpapp02
 
Panduan Penilaian Siswa SD berdasar Kurikulum 2013
Panduan Penilaian Siswa SD berdasar Kurikulum 2013Panduan Penilaian Siswa SD berdasar Kurikulum 2013
Panduan Penilaian Siswa SD berdasar Kurikulum 2013
 
Soal pedagogis siap ukg 2015 dan kunci j awab
Soal pedagogis siap ukg 2015 dan kunci j awabSoal pedagogis siap ukg 2015 dan kunci j awab
Soal pedagogis siap ukg 2015 dan kunci j awab
 
laporan evaluasi kurikulum.docx
laporan evaluasi kurikulum.docxlaporan evaluasi kurikulum.docx
laporan evaluasi kurikulum.docx
 

Mehr von Jasmin Jasin

Michigan curriculumframework
Michigan curriculumframeworkMichigan curriculumframework
Michigan curriculumframework
Jasmin Jasin
 
Kbk sma a. ekonomi
Kbk sma a. ekonomiKbk sma a. ekonomi
Kbk sma a. ekonomi
Jasmin Jasin
 
Kbk sma c. pendidikan agama kristen
Kbk sma c. pendidikan agama kristenKbk sma c. pendidikan agama kristen
Kbk sma c. pendidikan agama kristen
Jasmin Jasin
 
Kbk sma b. pendidikan agama katolik
Kbk sma b. pendidikan agama katolikKbk sma b. pendidikan agama katolik
Kbk sma b. pendidikan agama katolik
Jasmin Jasin
 
Kbk sma a. pendidikan agama islam
Kbk sma a. pendidikan agama islamKbk sma a. pendidikan agama islam
Kbk sma a. pendidikan agama islam
Jasmin Jasin
 
Kbk sma e. pendidikan agama buddha
Kbk sma e. pendidikan agama buddhaKbk sma e. pendidikan agama buddha
Kbk sma e. pendidikan agama buddha
Jasmin Jasin
 
Kbk sma d. pendidikan agama hindu
Kbk sma d. pendidikan agama hinduKbk sma d. pendidikan agama hindu
Kbk sma d. pendidikan agama hindu
Jasmin Jasin
 
Kbk sma 14. biologi
Kbk sma 14. biologiKbk sma 14. biologi
Kbk sma 14. biologi
Jasmin Jasin
 
Kbk sma 12. fisika
Kbk sma 12. fisikaKbk sma 12. fisika
Kbk sma 12. fisika
Jasmin Jasin
 
Kbk sma 11. sosiologi
Kbk sma 11. sosiologiKbk sma 11. sosiologi
Kbk sma 11. sosiologi
Jasmin Jasin
 
Kbk sma 09. geografi
Kbk sma 09. geografiKbk sma 09. geografi
Kbk sma 09. geografi
Jasmin Jasin
 
Kbk sma 08. sejarah
Kbk sma 08. sejarahKbk sma 08. sejarah
Kbk sma 08. sejarah
Jasmin Jasin
 
Kbk sma 07. pendidikan jasmani
Kbk sma 07. pendidikan jasmaniKbk sma 07. pendidikan jasmani
Kbk sma 07. pendidikan jasmani
Jasmin Jasin
 
Kbk sma 06. kesenian
Kbk sma 06. kesenianKbk sma 06. kesenian
Kbk sma 06. kesenian
Jasmin Jasin
 
Kbk sma 05. matematika
Kbk sma 05. matematikaKbk sma 05. matematika
Kbk sma 05. matematika
Jasmin Jasin
 
Kbk sma 04. bahasa inggris
Kbk sma 04. bahasa inggrisKbk sma 04. bahasa inggris
Kbk sma 04. bahasa inggris
Jasmin Jasin
 
Kbk sma 03. bahasa & sastra indonesia
Kbk sma 03. bahasa & sastra indonesiaKbk sma 03. bahasa & sastra indonesia
Kbk sma 03. bahasa & sastra indonesia
Jasmin Jasin
 
Kbk sma 02. pendidikan kewarganegaraan
Kbk sma 02. pendidikan kewarganegaraanKbk sma 02. pendidikan kewarganegaraan
Kbk sma 02. pendidikan kewarganegaraan
Jasmin Jasin
 
Kbk sma 16. keterampilan
Kbk sma 16. keterampilanKbk sma 16. keterampilan
Kbk sma 16. keterampilan
Jasmin Jasin
 

Mehr von Jasmin Jasin (20)

Michigan curriculumframework
Michigan curriculumframeworkMichigan curriculumframework
Michigan curriculumframework
 
Kbk sma a. ekonomi
Kbk sma a. ekonomiKbk sma a. ekonomi
Kbk sma a. ekonomi
 
Kbk sma c. pendidikan agama kristen
Kbk sma c. pendidikan agama kristenKbk sma c. pendidikan agama kristen
Kbk sma c. pendidikan agama kristen
 
Kbk sma b. pendidikan agama katolik
Kbk sma b. pendidikan agama katolikKbk sma b. pendidikan agama katolik
Kbk sma b. pendidikan agama katolik
 
Kbk sma a. pendidikan agama islam
Kbk sma a. pendidikan agama islamKbk sma a. pendidikan agama islam
Kbk sma a. pendidikan agama islam
 
Kbk sma e. pendidikan agama buddha
Kbk sma e. pendidikan agama buddhaKbk sma e. pendidikan agama buddha
Kbk sma e. pendidikan agama buddha
 
Kbk sma d. pendidikan agama hindu
Kbk sma d. pendidikan agama hinduKbk sma d. pendidikan agama hindu
Kbk sma d. pendidikan agama hindu
 
Kbk sma 14. biologi
Kbk sma 14. biologiKbk sma 14. biologi
Kbk sma 14. biologi
 
Kbk sma 13. kimia
Kbk sma 13. kimiaKbk sma 13. kimia
Kbk sma 13. kimia
 
Kbk sma 12. fisika
Kbk sma 12. fisikaKbk sma 12. fisika
Kbk sma 12. fisika
 
Kbk sma 11. sosiologi
Kbk sma 11. sosiologiKbk sma 11. sosiologi
Kbk sma 11. sosiologi
 
Kbk sma 09. geografi
Kbk sma 09. geografiKbk sma 09. geografi
Kbk sma 09. geografi
 
Kbk sma 08. sejarah
Kbk sma 08. sejarahKbk sma 08. sejarah
Kbk sma 08. sejarah
 
Kbk sma 07. pendidikan jasmani
Kbk sma 07. pendidikan jasmaniKbk sma 07. pendidikan jasmani
Kbk sma 07. pendidikan jasmani
 
Kbk sma 06. kesenian
Kbk sma 06. kesenianKbk sma 06. kesenian
Kbk sma 06. kesenian
 
Kbk sma 05. matematika
Kbk sma 05. matematikaKbk sma 05. matematika
Kbk sma 05. matematika
 
Kbk sma 04. bahasa inggris
Kbk sma 04. bahasa inggrisKbk sma 04. bahasa inggris
Kbk sma 04. bahasa inggris
 
Kbk sma 03. bahasa & sastra indonesia
Kbk sma 03. bahasa & sastra indonesiaKbk sma 03. bahasa & sastra indonesia
Kbk sma 03. bahasa & sastra indonesia
 
Kbk sma 02. pendidikan kewarganegaraan
Kbk sma 02. pendidikan kewarganegaraanKbk sma 02. pendidikan kewarganegaraan
Kbk sma 02. pendidikan kewarganegaraan
 
Kbk sma 16. keterampilan
Kbk sma 16. keterampilanKbk sma 16. keterampilan
Kbk sma 16. keterampilan
 

Kbk 06. penilaian

  • 1. PELAYANAN PROFESIONAL KURIKULUM 2004 PENILAIAN KELAS DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Jakarta, 2004
  • 2. Katalog dalam Terbitan Indonesia. Pusat Kurikulum, Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional Pelayanan Profesional Kurikulum 2004 Penilaian Kelas, - Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas: 2003 iv, 64 hal. ISBN 2
  • 3. KATA PENGANTAR Perubahan dan perkembangan aspek kehidupan perlu direspon oleh kinerja pendidikan yang profesional dan bermutu tinggi. Mutu pendidikan yang demikian itu sangat diperlukan untuk mendukung terciptanya manusia yang cerdas dan berkehidupan yang damai, terbuka, dan berdemokrasi, serta mampu bersaing secara terbuka di era global sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh warga negara Indonesia. Dalam pada itu, kinerja pendidikan menuntut adanya pembenahan dan penyempurnaan terhadap aspek substantif yang mendukungnya, yakni kurikulum. Pusat kurikulum Balitbang Depdiknas telah menyiapkan seperangkat kurikulum yang disebut dengan “Kurikulum 2004”. Sebelum kurikulum ini diberlakukan secara nasional telah dilakukan rintisan pelaksanaan (pilot mini) di beberapa sekolah kemudian dilanjutkan dengan perluasan rintisan pelaksanaan di sejumlah sekolah yang lebih banyak. Rintisan dan perluasan rintisan ini bertujuan untuk mendapatkan masukan tentang kekuatan dan kelemahan perangkat yang telah disusun sebagai bahan penyempurnaan. Perangkat kurikulum 2004 terdiri atas Kerangka Dasar, Standar Kompetensi Bahan Kajian, dan Standar Kompetensi Mata Pelajaran. Perangkat Kurikulum 2004 juga didukung oleh perangkat layanan profesional yang terdiri atas (1) Pemahaman terhadap Kurikulum 2004, (2) Model Sistem Penyampaian Kurikulum, (3) Kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif, (4) Pengelolaan Kurikulum di Tingkat Sekolah, (5) Model Pelatihan dan Pengembangan Silabus. Jakarta, November 2003 Kepala Pusat Kurikulum Dr. H. Siskandar, MA 3
  • 4. DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................... 5 A. Latar Belakang .................................................................. 5 B. Orientasi Penilaian Kelas ................................................. 6 C. Prinsip-Prinsip Penilaian Kelas ........................................ 8 D. Peranan Penilaian Kelas ................................................... 9 BAB II. KONSEP PENILAIAN KELAS ................................................ 11 A. Pengertian Penilaian Kelas ............................................... 11 B. Pengertian Evaluasi, Penilaian, Pengukuran, dan Tes ....... 11 C. Hubungan antara Penilaian Kelas dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi ........................................................ 12 BAB III. PELAKSANAAN PENILAIAN KELAS .................................... 16 A. Penilaian Eksternal dan Internal ...................................... 16 B. Persyaratan Pelaksanaan Penilaian Kelas ......................... 18 C. Penilaian Kompetensi Dasar Mata Pelajaran .................... 19 BAB IV. PENGUMPULAN DAN PENGELOLAAN INFORMASI HASIL BELAJAR ................................................................................ 22 A. Pendekatan Penilaian ....................................................... 22 B. Ruang Lingkup Penilaian Hasil Belajar ............................ 27 C. Pengumpulan Informasi Hasil Belajar .............................. 34 1. Pengumpulan Informasi ............................................. 34 2. Cara Pengumpulan Informasi ................................... 36 3. Bentuk Tagihan ............................................................ 48 4. Contoh Cara Penilaian .............................................. 49 BAB V. PENCAPAIAN KOMPETENSI DAN PELAPORAN ................ 55 A. Pencapaian Kompetensi ................................................... 55 B. Laporan sebagai Akuntabilitas Publik .............................. 56 C. Bentuk Laporan ............................................................... 57 4
  • 5. 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyempurnaan kurikulum adalah salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan. Upaya itu berhasil jika ada perubahan pola kegiatan pembelajaran, dari yang berpusat pada guru kepada yang berpusat pada siswa, serta orientasi penilaian dari yang berorientasi diskriminasi siswa kepada yang berorientasi diferensiasi siswa. Keseluruhan perubahan itu akan menentukan hasil pendidikan. Ketepatan penilaian yang dilakukan sekolah, terutama yang berkaitan dengan penilaian kelas, memperlihatkan pencapaian hasil belajar siswa. Penilaian tersebut mempengaruhi pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran. Penilaian dan kegiatan pembelajaran bermuara pada penguasaan kompetensi yang diharapkan. Selama ini pelaksanaan penilaian di kelas kurang mampu menggambarkan kemampuan siswa yang beragam karena cara dan alat yang digunakan kurang sesuai dan kurang bervariasi. Karena keterbatasan kemampuan dan waktu, penilaian cenderung dilakukan dengan menggunakan cara dan alat yang lebih menyederhanakan tuntutan perolehan siswa. Hasil evaluasi pelaksanaan Kurikulum 1994 menunjukkan bahwa penilaian yang dilakukan di kelas kurang mampu memperlihatkan tuntutan hasil belajar siswa, yaitu: a. mengungkapkan pemahamannya dengan kalimat sendiri secara lisan dan tertulis; b. mengekspresi gagasan, khususnya dalam bentuk gambar, grafik, diagram, atau simbol lainnya; c. mengembangkan keterampilan fungsional sebagai hasil interaksi dengan lingkungan fisik, sosial, dan budaya; d. menggunakan lingkungan (fisik, sosial, dan budaya) sebagai sumber dan media belajar; 5
  • 6. Penilaian Kelas e. membuat laporan penelitian dan membuat sinopsis; dan f. mengembangkan kemampuan bereksporasi dan mengaktualisasi diri. Di samping itu, penilaian dilakukan tidak hanya untuk mengungkapkan hasil belajar ranah kognitif, tetapi juga diharapkan mampu mengungkapkan hasil belajar siswa dalam lingkup ranah afektif dan psikomotor. Diharapkan penilaian kelas mampu mengatasi permasalahan penilaian yang ada sehingga hasil belajar siswa dapat dinilai sesuai dengan tuntutan kompetensi. B. Orientasi Penilaian Kelas 1. Manfaat Penilaian Kelas Penilaian kelas dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar siswa, guna menetapkan sampai sejauhmana siswa telah menguasai kompetensi yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Hasil penilaian kelas berguna: • Sebagai umpan balik bagi siswa agar mengetahui kemampuan dan kekurangannya sehingga termotivasi untuk meningkatkan dan memperbaiki hasil belajarnya. • Untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami siswa sehingga dapat dilakukan pengayaan dan remidiasi. • Sebagai umpan balik bagi guru untuk memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan. • Sebagai masukan bagi guru guna merancang kegiatan belajar sedemikian rupa sehingga para siswa dapat mencapai kompetensi dengan kecepatan belajar yang berbeda-beda. • Sebagai informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang efektivitas pendidikan sehingga partisipasi orang tua dan komite sekolah dapat ditingkatkan. 2. Keunggulan Penilaian Kelas Berikut ini dikemukakan sejumlah keunggulan penilaian kelas • Pengumpulan informasi kemajuan belajar baik formal maupun 6
  • 7. Pendahuluan informal diadakan dalam suasana yang menyenangkan dan memungkinkan adanya kesempatan yang terbaik bagi siswa untuk menunjukkan apa yang dipahami dan mampu dikerjakannya. • Prestasi belajar siswa terutama tidak dibandingkan dengan prestasi kelompok, tetapi dengan prestasi atau kemampuan yang dimiliki sebelumnya; dengan demikian siswa tidak didiskriminasi (lulus atau tidak lulus, pintar atau bodoh (masuk ranking berapa), tetapi dibantu untuk mencapai apa yang diharapkan. • Pengumpulan informasi dilakukan dengan berbagai cara agar gambaran kemampuan siswa dapat lebih lengkap terdeteksi atau terungkap. • Siswa tidak sekedar dilatih memilih jawaban yang tersedia, tetapi lebih dituntut mengeksplorasi dan memotivasi diri untuk mengerahkan potensinya dalam menanggapi dan memecahkan masalah yang dihadapi dengan caranya sendiri. • Pengumpulan informasi menentukan ada tidaknya kemajuan belajar dan perlu tidaknya bantuan secara terencana, bertahap, dan berkesinambungan, berdasarkan fakta dan bukti yang memadai. Dengan demikian, siswa diberi kesempatan memperbaiki prestasi belajarnya. • Penilaian tidak hanya dilaksanakan setelah proses belajar-mengajar (PBM) tetapi dapat dilaksanakan ketika PBM sedang berlangsung (penilaian proses). Hasil kerja atau karya siswa yang berbentuk 2 dimensi yang dapat dikumpulkan dalam portofolio dan yang berbentuk 3 dimensi (produk) terutama dihasilkan melalui PBM. Karya tersebut dapat juga bersumber atau berasal dari berbagai kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan sekolah, kegiatan OSIS, kegiatan lomba antar sekolah, bahkan kegiatan hobi pribadi. Dengan demikian, penilaian kelas mengurangi dikhotomi antara PBM dan kegiatan penilaian serta antara kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler. • Kriteria penilaian karya siswa dapat dibahas guru dengan para siswa sebelum karya itu dikerjakan; dengan demikian siswa mengetahui patokan penilaian yang akan digunakan atau secara tidak langsung terdorong agar berusaha mencapai harapan (expectations) (standar yang dituntut) guru. 7
  • 8. Penilaian Kelas C. Prinsip-prinsip Penilaian Kelas 1. Validitas Validitas berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dan alat penilaian yang digunakan sesuai dengan apa yang seharusnya dinilai, misalnya: Kompetensi Alat Penilaian A : Kemampuan siswa berbicara X : Wawancara tentang hobi dalam bahasa Inggris B : Kemampuan menggunakan Y : Reading tenses yang tepat pada waktu Comprehension yang berbeda Jika guru menilai kompetensi A dan alat penilaian yang digunakan adalah X, penilaian ini valid. Jika yang hendak dinilai kompetensi A dengan alat penilaian X, dalam kenyataan yang dinilai bukan kompetensi A tetapi B, penilaian ini tidak valid. Jika yang hendak dinilai kompetensi A dengan alat penilaian X, dalam kenyataan yang dipakai justru alat penilaian Y, penilaian ini tidak valid. 2. Reliabilitas Penilaian yang reliable (terpercaya) memungkinkan perbandingan yang reliable dan menjamin konsistensi. Misalnya, guru menilai kompetensi siswa dalam melakukan eksperimen kimia dalam laboratorium. Tiga puluh siswa melakukan eksperimen dan masing-masing menulis laporannya. Penilaian ini reliable jika guru dapat membandingkan taraf penguasaan 30 siswa itu dengan kompetensi eksperimen yang dituntut dalam kurikulum. Penilaian ini reliable jika 30 siswa yang sama mengulangi eksperimen yang sama dalam kondisi yang sama dan hasilnya ternyata sama. Kondisi yang sama misalnya: • Tidak ada siswa yang sakit • Penerangan/pencahayaan dalam laboratorium sama 8
  • 9. Pendahuluan • Suhu udara dalam lab sama • Alat yang digunakan sama Penilaian tersebut tidak reliable jika ada kondisi yang berubah, misalnya ada 3 siswa yang sakit tetapi dipaksa melakukan eksperimen yang sama, dan ternyata hasilnya berbeda. 3. Terfokus pada kompetensi Dalam pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi, penilaian harus terfokus pada pencapaian kompetensi (rangkaian kemampuan), bukan pada penguasaan materi (pengetahuan). 4. Keseluruhan Penilaian harus menyeluruh dengan menggunakan beragam cara dan alat untuk menilai beragam kompetensi atau kemampuan siswa, sehingga tergambar profil kemampuan siswa. 5. Objektivitas Penilaian harus dilaksanakan secara obyektif. Untuk itu, penilaian harus adil, terencana, berkesinambungan, menggunakan bahasa yang dapat dipahami siswa, dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pembuatan keputusan atau pemberian angka (skor). 6. Mendidik Penilaian dilakukan bukan untuk mendiskriminasi siswa (lulus atau tidak lulus) atau menghukum siswa tetapi untuk mendiferensiasi siswa (sejauh mana seorang siswa membuat kemajuan atau posisi masing-masing siswa dalam rentang cakupan pencapaian suatu kompetensi). Berbagai aktivitas penilaian harus memberikan gambaran kemampuan siswa, bukan gambaran ketidakmampuannya. D. Peranan Penilaian Kelas Penilaian secara umum memiliki peranan yang sangat penting dalam kurikulum. Peranan penilaian adalah untuk grading, seleksi, mengetahui tingkat penguasaan kompetensi, bimbingan, diagnosis, dan prediksi. 9
  • 10. Penilaian Kelas 1. Sebagai grading, penilaian berperan untuk menentukan atau membedakan kedudukan hasil kerja siswa dibandingkan dengan siswa lain. Penilaian ini akan menunjukkan kedudukan siswa dalam urutan dibandingkan dengan anak yang lain. Karena itu, fungsi penilaian untuk grading ini cenderung membandingkan anak dengan anak yang lain sehingga lebih mengacu kepada penilaian acuan norma (norm-referenced assessment). 2. Sebagai alat seleksi, penilaian berperan untuk memisahkan antara siswa yang masuk dalam kategori tertentu dan yang tidak. Siswa yang boleh masuk sekolah tertentu atau yang tidak boleh. Dalam hal ini, fungsi penilaian untuk menentukan seseorang dapat masuk atau tidak di sekolah tertentu. 3. Peranan penilaian untuk menggambarkan sejauh mana seorang siswa telah menguasai kompetensi. 4. Sebagai bimbingan, penilaian berperan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa dalam rangka membantu siswa memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan. 5. Sebagai alat diagnosis, penilaian berperan menunjukkan kesulitan belajar yang dialami siswa dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan. Ini akan membantu guru menentukan apakah seseorang perlu remidiasi atau pengayaan. 6. Sebagai alat prediksi, penilaian berperan untuk mendapatkan informasi yang dapat memprediksi bagaimana kinerja siswa pada jenjang pendidikan berikutnya atau dalam pekerjaan yang sesuai. Contoh dari penilaian ini adalah tes bakat skolastik atau tes potensi akademik. Dari keenam peranan penilaian tersebut, peranan untuk melihat tingkat penguasaan kompetensi, bimbingan, dan diagnostik merupakan peranan utama dalam penilaian kelas. Sesuai dengan peranan tersebut, penilaian kelas menuntut guru agar secara langsung atau tak langsung mampu melaksanakan penilaian dalam keseluruhan proses pembelajaran. Jadi, peran penilaian kelas adalah memberikan masukan informasi secara komprehensif tentang hasil belajar siswa baik dilihat ketika saat kegiatan pembelajaran berlangsung maupun dilihat dari hasil akhirnya, dengan menggunakan berbagai cara penilaian sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dapat dicapai siswa. 10
  • 11. 2 KONSEP PENILAIAN KELAS A. Pengertian Penilaian Kelas Penilaian kelas merupakan salah satu pilar dalam kurikulum berbasis kompetensi. Penilaian kelas adalah proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru untuk pemberian nilai terhadap hasil belajar siswa berdasarkan tahapan kemajuan belajarnya sehingga didapatkan potret/profil kemampuan siswa sesuai dengan daftar kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Penilaian kelas dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan belajar-mengajar. Penilaian dapat dilakukan baik dalam suasana formal maupun informal, di dalam kelas, di luar kelas, terintegrasi dalam kegiatan belajar-mengajar atau dilakukan pada waktu yang khusus. Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai cara, seperti tes tertulis (paper and pencil test), penilaian hasil kerja siswa melalui kumpulan hasil kerja (karya) siswa (portofolio), penilaian produk 3 dimensi, dan penilaian, unjuk kerja (performance) siswa. Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar siswa, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa. B. Pengertian evaluasi, penilaian, pengukuran, dan tes Banyak orang mencampuradukkan pengertian antara evaluasi , pengukuran (measurement), tes, dan penilaian (assessment), padahal keempatnya memiliki pengertian yang berbeda. Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya. Evaluasi berhubungan dengan keputusan nilai (value judgement). Di bidang 11
  • 12. Penilaian Kelas pendidikan, kita dapat melakukan evaluasi terhadap kurikulum baru, suatu kebijakan pendidikan, sumber belajar tertentu, atau etos kerja guru. Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar siswa atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) siswa. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang siswa. Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan di mana seorang siswa telah mencapai karakteristik tertentu. Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut. Tes adalah cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan kepada siswa pada waktu dan tempat tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang jelas. Penilaian kelas merupakan penilaian yang dilakukan guru baik yang mencakup aktivitas penilaian untuk mendapatkan nilai kualitatif maupun aktivitas pengukuran untuk mendapatkan nilai kuantitatif (angka). Perlu diingat bahwa penilaian kelas dilakukan terutama untuk memperoleh informasi tentang hasil belajar siswa yang dapat digunakan sebagai diagnosis dan masukan dalam membimbing siswa dan untuk menetapkan tindak lanjut yang perlu dilakukan guru dalam rangka meningkatkan pencapaian kompetensi siswa. C. Hubungan antara penilaian kelas dengan kurikulum berbasis kompetensi Untuk melihat hubungan tersebut, perlu diamati perbedaan antara unsur-unsur yang tercantum dalam dokumen kurikulum berbasis materi dan dokumen kurikulum berbasis kompetensi. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini. 12
  • 13. Konsep Penilaian Kelas Kurikulum berbasis Kurikulum berbasis Sistem PBM materi kompetensi (KBK) • Input Alat, bahan, dan - • Proses sumber belajar • Output Kegiatan belajar - - Outcome (hasil/ belajar yang berdampak) dan indikator penilaian Dari segi input proses belajar-mengajar (PBM), alat, bahan, dan sumber belajar dicantumkan dalam dokumen kurikulum berbasis materi (secara eksplisit dicantumkan dalam Kurikulum 1975 dan 1984 dan secara implisit dalam Kurikulum 1994). Hal ini tidak dicantumkan dalam dokumen KBK. Dari segi proses, daftar kegiatan belajar dicantumkan dalam Kurikulum 1984 dan 1994. Dalam KBK, kegiatan belajar ini tidak dicantumkan. Dari segi output, hasil belajar yang diharapkan tidak dicantumkan dalam Kurikulum 1975, 1984, dan 1994. Dalam KBK yang dicantumkan hanyalah output berupa outcome atau hasil belajar yang berdampak. Hafalan yang tidak relevan, pengetahuan yang sederhana, dan pemahaman tingkatan rendah merupakan hasil belajar, tetapi bukan hasil belajar yang berdampak. Yang dimaksudkan adalah dampak terhadap kegiatan belajar selanjutnya pada mata pelajaran yang sama atau mata pelajaran lain, kegiatan belajar pada jenjang pendidikan lebih tinggi, atau terhadap aktivitas dalam dunia kerja dan dalam kehidupan di masyarakat. Contoh hasil belajar yang berdampak adalah: • membaca peta • membuat peta • menulis puisi • menulis karangan • menyusun naskah drama • menghitung • mengukur 13
  • 14. Penilaian Kelas • mengendalikan variabel • melakukan eksperimen • menabung • membuat model • menggambar rancang bangun • menyelesaikan konflik • membuat tabel, grafik, diagram • menafsirkan tabel, grafik, diagram Rumusan hasil belajar yang berdampak sebaiknya dapat ditunjukkan atau didemonstrasikan siswa (demonstrable), dapat diamati (observable), dan spesifik (khusus). Dalam KBK hasil belajar yang berdampak dirumuskan pada tingkat yang paling umum sampai dengan tingkat yang paling khusus, mulai dari rumusan kompetensi tamatan, kompetensi lintas kurikulum, standar kompetensi rumpun bahan kajian, standar kompetensi mata pelajaran sampai dengan rumusan kompetensi dasar atau hasil belajarnya. Selain itu, dalam KBK dicantumkan indikator penilaian atau indikator pencapaian hasil belajar siswa. Indikator merupakan penunjuk sampel hasil belajar siswa atau pencapaian kompetensi dasar. Indikator tersebut dapat membantu guru dalam merancang penilaian. Dengan demikian, dalam KBK hanya dicantumkan outcome (hasil belajar yang berdampak) dan indikator penilaian. Apa pun input yang akan digunakan guru dan apa pun proses yang hendak dilakukan guru, yang penting kurikulum telah menetapkan standar atau hasil belajar yang berdampak yang dituntut secara nasional. Karena itu, di lapangan hendaknya disusun silabus sebagai jembatan antara tuntutan kurikulum dan proses belajar-mengajar (PBM). Adapun unsur-unsur penting yang seyogianya dicantumkan dalam silabus adalah: • Alat, bahan, dan sumber belajar • Pengalaman/kegiatan belajar • Penilaian: alat penilaian (jika perlu) 14
  • 15. Konsep Penilaian Kelas Penilaian tersebut terutama disusun berdasarkan indikator yang tercantum dalam kurikulum. Jika silabus per mata pelajaran telah disusun, guru dapat menggunakan silabus tersebut untuk merencanakan dan melaksanakan penilaian kelas. 15
  • 16. 3 PELAKSANAAN PENILAIAN KELAS A. Penilaian Eksternal dan Internal Tujuan penilaian pada umumnya selain sebagai usaha untuk memberikan gambaran tentang perkembangan hasil belajar siswa dan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang harus dilakukan, juga digunakan sebagai pengakuan terhadap kualitas pendidikan yang telah dicapai di suatu sekolah, yang ditunjukkan melalui sertifikasi. Dalam era globalisasi dan desentralisasi pendidikan diperlukan kebijakan baru yang dilakukan oleh pemerintah untuk menetapkan tingkatan kualitas siswa pada masing-masing sekolah sesuai dengan kebutuhannya. Penilaian terhadap kompetensi siswa dapat dilakukan oleh pihak luar (penilaian eksternal), baik yang bersifat internasional, nasional maupun lokal dan oleh pihak sekolah sendiri. Sehubungan dengan hal itu, penilaian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang perkembangan hasil belajar siswa dan perbaikan proses belajar mengajar dilakukan oleh sekolah sendiri. Ruang lingkup penilaian ini disebut penilaian internal. 1. Penilaian Eksternal Penilaian eksternal dapat diterapkan sekolah untuk memperoleh pengakuan tentang kualitas sekolah tersebut yang disetarakan dengan tingkatan penilaian yang ditentukan lembaga penilaian eksternal. a. Penilaian Internasional Penilaian tingkat internasional dapat diterapkan sekolah untuk memperoleh pengakuan dari pihak tertentu yang memiliki akses internasional agar lulusan sekolah tersebut berhak memasuki suatu jenjang sekolah atau perguruan tinggi di mancanegara. b. Penilaian Nasional Penilaian tingkat nasional dapat diterapkan sekolah untuk memperoleh pengakuan dan sertifikat di tingkat nasional. Pengakuan ini menjadikan semua siswa yang telah memperoleh sertifikat pada jenjang pendidikan tertentu secara nasional 16
  • 17. Pelaksanaan Penilaian Kelas berhak melanjutkan pendidikannya dan mengikuti seleksi masuk di sekolah mana pun di Indonesia. Siswa yang memperoleh sertifikat tingkat nasional bisa juga menggunakan sertifikat tersebut untuk keperluan yang berkaitan dengan jenjang pendidikan di tingkat nasional dan dunia kerja. Pada tingkat SD dapat diterapkan tes terstandar, misalnya untuk Bahasa Indonesia, Matematika, Sains, dan Pengetahuan Sosial. c. Penilaian lokal Penilaian stingkat lokal adalah penilaian yang diterapkan dinas pendidikan provinsi atau kabupaten/kota atau lembaga swasta yang ditunjuk oleh Dewan Pendidikan. Penilaian lokal dapat dilakukan secara terbatas pada sekolah-sekolah sampel, misalnya untuk mendapatkan gambaran kemampuan baca-tulis-hitung siswa SD kelas II, gambaran kemampuan Matematika siswa SMP kelas II, atau gambaran kemampuan Biologi siswa kelas I SMA, pada suatu provinsi atau kabupaten/kota. Hasil penilaian lokal dapat digunakan untuk menentukan kebijakan peningkatan mutu pendidikan pada tingkat provinsi atau kabupaten/kota. 2. Penilaian Internal Penilaian internal adalah penilaian terhadap hasil belajar siswa yang dilakukan oleh guru atas nama sekolah untuk menilai kompetensi siswa pada tingkat tertentu. Penilaian dilakukan pada saat dan akhir pembelajaran. Keuntungan penilaian yang dilakukan pada saat proses dan akhir masing-masing kompetensi adalah penilaian dilakukan sesuai dengan kompetensi yang dituju, dengan menggunakan berbagai alternatif cara penilaian , yaitu portofolio, produk, kinerja, dan tes tertulis. Sedangkan penilaian kompetensi yang lebih menekankan pada hasil belajar melalui cara penilaian tertulis pilihan ganda sebaiknya dikurangi. Pilihan ganda hanya cocok digunakan untuk menilai pengetahuan dan pemahaman tingkat rendah dalam ruang lingkup materi yang cukup luas. Pilihan ganda cenderung tidak mampu menilai kemampuan aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi dalam ranah kognitif. 17
  • 18. Penilaian Kelas B. Persyaratan Pelaksanaan Penilaian Kelas Dalam melaksanakan penilaian, guru seyogianya: • Memandang penilaian dan kegiatan belajar-mengajar secara terpadu. • Mengembangkan strategi yang mendorong dan memperkuat penilaian sebagai cermin diri. • Melakukan berbagai strategi penilaian di dalam program pengajaran untuk menyediakan berbagai jenis informasi tentang hasil belajar siswa. • Mempertimbangkan berbagai kebutuhan khusus siswa. • Mengembangkan dan menyediakan sistem pencatatan yang bervariasi dalam pengamatan kegiatan belajar siswa. • Menggunakan penilaian dalam rangka mengumpulkan informasi untuk membuat keputusan tentang tingkat pencapaian siswa. Penilaian kelas dapat dilakukan dengan cara tertulis, lisan, produk portofolio, unjuk kerja, dan tingkah laku. Agar penilaian objektif, guru harus berupaya secara optimal untuk: 1. Memanfaatkan berbagai bukti hasil kerja siswa dari sejumlah penilaian yang dilakukan dengan berbagai cara dan alat penilaian. 2. Membuat keputusan yang adil tentang penguasaan kemampuan siswa dengan mempertimbangkan hasil kerja (karya) yang dikumpulkan. Guru menetapkan tingkat pencapaian siswa berdasarkan hasil belajarnya pada kurun waktu tertentu dan dalam berbagai rentang situasi. Pada akhir satuan waktu (semester atau tahun), guru perlu membuat keputusan akhir tentang kemampuan yang telah dikuasai siswa berkaitan dengan indikator pencapaian yang telah ditetapkan secara nasional dalam kurikulum. Penilaian kelas dilakukan secara berkesinambungan. Hal ini berarti suatu aktivitas penilaian dapat dilakukan setelah siswa mempelajari suatu kompetensi. Pelaporan dilakukan dengan menggunakan informasi yang telah diperoleh melalui penilaian untuk masing-masing kompetensi. 18
  • 19. Pelaksanaan Penilaian Kelas C. Penilaian Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Dokumen Kurikulum Berbasis Kompetensi terdiri dari: • Kerangka dasar • Kompetensi bahan kajian perjenjang (Dinilai di jenjang apa saja, oleh siapa) • Kompetensi mata pelajaran per kelas (Dinilai oleh guru dan pada akhir satuan pendidikan oleh pihak eksternal). Penilaian kelas dilakukan terhadap hasil belajar dan kompetensi dasar sebagaimana tercantum dalam kurikulum setiap mata pelajaran. Hasil belajar merupakan pernyataan minimal tentang suatu kemampuan, sedangkan kompetensi dasar merupakan pernyataan minimal tentang suatu kemampuan dasar setelah siswa menyelesaikan suatu hasil belajar tertentu. Daftar kompetensi dasar ini merupakan standar minimal suatu mata pelajaran dan merupakan bagian dari kompetensi tamatan. Jika seorang guru melakukan penilaian kompetensi dasar mata pelajaran, guru tersebut sekaligus juga telah menilai kompetensi rumpun mata pelajaran, kompetensi lintas kurikulum, dan kompetensi tamatan dari sudut pandang dan sesuai dengan karakteristik mata pelajarannya. Untuk menilai pencapaian kompetensi dasar mata pelajaran digunakan sejumlah tuntutan hasil belajar yang tercantum dalam buku Kurikulum dan Hasil Belajar Mata Pelajaran. Buku Kurikulum dan Hasil Belajar masing-masing mata pelajaran berisi pendahuluan tentang rasional, pengertian, fungsi dan tujuan, kompetensi lintas kurikulum, kompetensi umum, pendekatan pembelajaran dan penilaian, pengorganisasian materi, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi serta rambu- rambu. Penilai harus memahami hal-hal yang tercantum dalam pendahuluan untuk memperjelas isi inti dari buku tersebut, yaitu kompetensi, hasil belajar dan indikator. Isi tersebut ditulis pada format yang masing-masing berisi Kompetensi Dasar; Hasil Belajar, Indikator, materi pokok. Setiap butir kompetensi dasar dijabarkan menjadi satu atau lebih butir hasil belajar. Cakupan hasil belajar lebih sempit dibandingkan dengan kompetensi dasar. Setiap hasil belajar disertai indikator. Indikator adalah penunjuk sampel hasil belajar yang akan dinilai. Dengan kata lain, indikator adalah bukti minimal yang dijadikan 19
  • 20. Penilaian Kelas acuan menilai hasil belajar. Karena pada umumnya hasil belajar cenderung luas, tidak semua aspek atau dimensi hasil belajar dinilai. Yang dinilai hanyalah sampel hasil belajar yang menggambarkan seluruh hasil belajar. Sebagai analogi dapat disajikan ilustrasi berikut ini. Seorang pembeli hendak menilai kacang tanah yang berada dalam satu keranjang. Jika ia menilai kacang tanah satu per satu, dibutuhkan waktu terlalu lama. Untuk menghemat waktu, ia memilih sampel kacang tanah secara acak. Karena dalam keranjang itu ada kacang tanah satu polong, dua polong, dan tiga polong, secara acak ia hanya memilih dan menilai 15 kacang tanah, yang masing-masing terdiri dari 5 kacang tanah 1 polong, 5 kacang tanah 2 polong, dan 5 kacang tanah 3 polong. Dengan hanya menilai 15 kacang tanah, ia dapat memperoleh gambaran kualitas semua kacang tanah dalam keranjang tersebut. Dengan kata lain, jika misalnya hasil belajar terdiri dari kumpulan A, B, dan C, tidak perlu semua A, B, dan C dinilai. Yang dinilai hanyalah indikator kumpulan A, B, dan C tersebut. Sebagai indikator dipilih hanya sampel misalnya satu A, satu B, dan satu C. Dengan menilai hanya tiga percontoh, dapat diperoleh gambaran hasil/penilaian seluruh kumpulan A, B, dan C tersebut. Uraian ini dapat digambarkan sebagai berikut: A B A C A C B C B A B C Indikator Gambar ini menunjukkan bahwa hasil belajar lebih luas dari indikator. Seluruh hasil belajar terdiri dari 4 A, 4B, dan 4C, sedangkan indikator hanya terdiri dari 1A, 1B, dan 1C. Misalnya, satu hasil belajar disertai tiga indikator dalam kurikulum. Implikasinya dalam proses belajar-mengajar adalah guru harus menciptakan lebih dari tiga kegiatan belajar, misalnya 5 atau 6 kegiatan belajar, sehingga siswa mencapai hasil belajar yang dituntut dalam kurikulum. Guru hendaknya tidak hanya mengembangkan tiga kegiatan 20
  • 21. Pelaksanaan Penilaian Kelas belajar yang merujuk kepada tiga indikator. Kalau siswa hanya melakukan tiga kegiatan belajar tersebut, hasil belajar yang diperoleh lebih kurang daripada yang dituntut kurikulum. Perlu dicamkan, indikator bukanlah kegiatan belajar walaupun redaksinya mirip rumusan kegiatan belajar. Indikator adalah penunjuk sampel hasil belajar. Dengan demikian, indikator adalah istilah atau konsep penilaian (assessment). Indikator bukanlah istilah atau konsep proses belajar-mengajar, walaupun secara implisit indikator dapat menggambarkan kegiatan belajar yang dapat dikembangkan guru. 21
  • 22. 4 PENGUMPULAN DAN PENGELOLAAN INFORMASI HASIL BELAJAR A. Pendekatan Penilaian Ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam melakukan penilaian hasil belajar, yaitu penilaian yang mengacu kepada norma (Penilaian Acuan Norma atau norm-referenced assessment) dan penilaian yang mengacu kepada kriteria (Penilaian Acuan Kriteria atau criterion- referenced assessment). Perbedaan kedua pendekatan tersebut terletak pada acuan yang dipakai. Pada penilaian yang mengacu kepada norma, interpretasi hasil penilaian siswa dikaitkan dengan hasil penilaian seluruh siswa yang dinilai dengan alat penilaian yang sama. Jadi hasil seluruh siswa digunakan sebagai acuan. Sedangkan, penilaian yang mengacu kepada kriteria atau patokan, interpretasi hasil penilaian bergantung pada apakah atau sejauh mana seorang siswa mencapai atau menguasai kriteria atau patokan yang telah ditentukan. Kriteria atau patokan itu dirumuskan dalam kompetensi atau hasil belajar dalam kurikulum berbasis kompetensi. Alur pengembangan kedua pendekatan dapat dilihat pada bagan berikut. 22
  • 23. Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar Keduduk- Penyesu- an indi- aian per- Seleksi Perlakuan vidu di- lakuan instruksional perlakuan Kriteria banding- terhadap Kriteria untuk untuk (PAK) kan de- individu mencapai mutlak mencapai ngan KD agar kompetensi KD yang di- mencapai tentukan KD Diagnosis Acuan Tujuan Fungsi Sifat Standar Kemampuan Penilaian Mengeta- Penyesu- Perlakuan hui kedu- aian per- instruksi- dukan lakukan onal untuk Norma individu terhadap Seleksi Norma mencapai Kelompok dalam individu terhadap kelompok norma/ (PAN) kelompok agar men- individu relatif standar capai nor- kelompok ma ke- lompok Dalam pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian yang mengacu kepada kriteria atau patokan. Dalam hal ini prestasi siswa ditentukan oleh kriteria yang telah ditetapkan untuk penguasaan suatu kompetensi. Dengan kata lain, penilaian mengacu kepada kurikulum. Meskipun demikian, kadang- kadang dapat digunakan penilaian acuan norma, untuk maksud khusus tertentu sesuai dengan kegunaannya, seperti untuk memilih siswa masuk rombongan belajar yang mana, untuk mengelompokkan siswa dalam kegiatan belajar, dan untuk menyeleksi siswa yagn mewakili sekolah dalam lomba antar-sekolah. 23
  • 24. Penilaian Kelas Agar lebih jelas disajikan tabel berikut ini. No. Aspek PAN (Norma) PAK (Kriteria) 1. Pengertian Hasil penilaian prestasi Hasil penilaian prestasi seorang siswa siswa dibandingkan dibandingkan dengan dengan kriteria atau prestasi sebuah patokan hasil belajar kelompok siswa sebagai yang ditetapkan secara kelompok “normatif” nasional dalam dokumen (mengacu kepada kurikulum. Kriteria sekelompok siswa tersebut dijadikan acuan sebagai norma atau untuk menilai sejauh tolok ukur). Kelompok mana kedudukan (posisi) “normatif” dapat berupa seorang siswa, sekelom- 1 kelompok siswa dalam pok siswa, kelas siswa 1 kelas, 1 kelas siswa, 1 atau sekelompok lulusan sekolah, 1 gugus terhadap kriteria tersebut. sekolah, atau 1 Kriteria itu dirumuskan kelompok yang lebih berupa kompetensi atau besar. hasil belajar dalam kuri- kulum berbasis kompe- tensi. Kriteria tersebut menjadi standar nasional. 2. Contoh Hasil penilaian peta Hasil penilaian peta yang yang dibuat seorang dibuat siswa dibanding- siswa dibandingkan kan dengan kompetensi dengan prestasi membuat peta dalam membuat peta kurikulum nasional. sekelompok siswa, Kompetensi itu menyata- tanpa memperhatikan kan kemampuan membuat kriteria/kompetensi peta yang minimal meme- membuat peta yang nuhi 5 syarat, yaitu (1) ditetapkan dalam ada tema, (2) ada garis kurikulum nasional. lintang dan garis bujur, Prestasi kelompok (3) ada legenda dan “normatif” tersebut penjelasannya, (4) dijadikan acuan dalam digunakan skala, dan (5) menilai peta yang dibuat ada gambar mata angin seorang siswa. yang menunjuk arah utara. Kompetensi ini merupakan kriteria yang dijadikan acuan untuk menilai peta yang dibuat siswa siapa saja. 24
  • 25. Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar No. Aspek PAN (Norma) PAK (Kriteria) • Persyaratan • Persyaratan mengikuti kelas mengikuti kelas renang adalah renang adalah kemampuan kemampuan siswa kelompok siswa berenang sepanjang terbaik yang 25 m. Yang mampu mampu berenang diizinkan mengikuti sepanjang 15 m. kelas renang, (Padahal syarat sedangkan yang standar yang belum mampu harus berlaku di mana- berlatih dulu sampai mana adalah 25 m). ia mampu berenang Kemampuan siswa 25 m. A berenang 7 m, sedangkan B 10 m, dibandingkan dengan kemampuan sekelompok siswa terbaik (15 m). 3. Kegunaan PAN dipakai untuk: PAK dipakai untuk: • Menentukan ranking • Menentukan sejauh prestasi siswa dalam mana siswa telah 1 kelas. mencapai target/ • Mengelompokkan kompetensi yang siswa dalam satu telah ditetapkan kelas berdasarkan dalam kurikulum. prestasi belajar. • Memberikan remidi • Menentukan/ atau pengayaan bagi menyeleksi siswa ke siswa-siswa tertentu dalam kelas unggul berdasarkan hasil dan kelas normal. penilaian diagnostik. • Membandingkan • Memperkirakan mutu antar-siswa. suatu sekolah • Menentukan/ berdasarkan standar menyeleksi siswa mutu nasional yang yang mewakili lomba tergambar dalam antar-sekolah. daftar kompetensi • Menyeleksi siswa yang tercantum yang hendak ke dalam kurikulum. jenjang sekolah lebih tinggi atau ke PT. 25
  • 26. Penilaian Kelas No. Aspek PAN (Norma) PAK (Kriteria) 4. Seleksi elemen Seleksi elemen penilaian Seleksi elemen penilaian penilaian bertujuan bertujuan “mendiskriminasi” siswa, “mendiferensiasi” siswa siapa yang lolos dan untuk melihat siapa yang tidak lolos. kedudukan (posisi) Karena itu, taraf masing-masing siswa kesulitan elemen- terhadap kompetensi elemen penilaian mata pelajaran yang cenderung ditingkatkan. dituntut dalam Daftar indikator kurikulum. Kepada penilaian dalam siswa dapat kurikulum tidaklah disampaikan/dibahas penting: Kepada siswa lebih dulu patokan biasanya tidak penilaian yang hendak disampaikan lebih dulu digunakan guru. patokan penilaian yang akan digunakan. 5 Cara siswa • Berusaha • Semua siswa meningkatkan meningkatkan didorong diri prestasi untuk meningkatkan diri mencapai ranking agar mendekati atau lebih tinggi di atas mencapai kompetensi pengorbanan siswa- yang dituntut dalam siswa lain. kurikulum. • Para siswa yang berada pada ranking di bawah atau tidak masuk ranking dianggap “gagal”. • Sekor-sekor dalam • Pernyataan lulus 6. Cara urutan ranking • Pernyataan kriteria presentasi • Pencatuman ranking yang dicapai hasil dalam rapor • Pernyataan kriteria • Umumnya berupa yang dicapai dalam angka: batas-batas yang 0 - 10 ditentukan 0 - 100 sebelumnya A-D • Pernyataan unjuk Persentase kerja (penampilan) 26
  • 27. Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar B. Ruang Lingkup Penilaian Hasil Belajar Hasil belajar siswa dapat diklasifikasi ke dalam tiga ranah (domain), yaitu (1) domain kognitif (pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika - matematika), (2) domain afektif (sikap dan nilai atau yang mencakup kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi, dengan kata lain kecerdasan emosional), dan (3) domain psikomotor (keterampilan atau yang mencakup kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spasial, dan kecerdasan musikal). Sejauh mana masing-masing domain tersebut memberi sumbangan terhadap sukses seseorang dalam pekerjaan dan kehidupan? Data hasil penelitian multi kecerdasan menunjukkan sebagai berikut: • Kecerdasan bahasa } Domain kognitif : 5% • Kecerdasan logika - matematika • Kecerdasan antarpribadi • Kecerdasan intrapribadi } Kecerdasan emosional Domain afektif : 80% • Kecerdasan kinestetik • Kecerdasan visual - spasial } Domain psikomotor : 15% • Kecerdasan musikal Data ini menunjukkan bahwa sukses seseorang baik dalam pekerjaan maupun dalam kehidupan amat ditentukan oleh kecerdasan emosional (EQ) atau kemampuan afektif (sekitar 80%). Sumbangan kecerdasan- kecerdasan yang tergolong kemampuan psikomotor terhadap sukses tersebut hanya sekitar 15% dan kercerdasan-kecerdasan yang tergolong kemampuan kognitif hanya sekitar 5%. Namun, dalam praxis pendidikan di Indonesia yang tercermin dalam proses belajar-mengajar dan penilaian, yang amat dominan ditekankan justru domain kognitif. Domain ini terutama direfleksikan dalam 4 kelompok mata pelajaran, yaitu bahasa, matematika, sains, dan ilmu-ilmu sosial. Domain psikomotor yang terutama direfleksikan dalam mata-mata pelajaran pendidikan jasmani, keterampilan, dan kesenian cenderung disepelekan. Demikian pula, hal ini terjadi pada domain afektif yang terutama direfleksikan dalam mata- mata pelajaran agama dan kewarganegaraan. 27
  • 28. Penilaian Kelas Agar penekanan dalam pengembangan ketiga domain ini disesuaikan dengan proporsi sumbangan masing-maisng domain terhadap sukses dalam pekerjaan dan kehidupan, para guru perlu memahami pengertian dan tingkatan tiap domain serta bagaimana menerapkannya dalam proses belajar-mengajar dan penilaian. Sehubungan dengan hal itu, berikut ini dikemukakan arti tiap tingkatan dan contoh kegiatan belajar pada domain kognitif, afektif, dan psikomotor. Tingkatan Domain Kognitif Tingkat Deskripsi I. Pengetahuan Arti : • Pengetahuan terhadap fakta, konsep, definisi, nama, peristiwa, tahun, daftar, rumus, teori, dan kesimpulan. Contoh kegiatan belajar: • mengemukakan arti • menamakan • membuat daftar • menentukan lokasi • mendeskripsikan sesuatu • menceritakan apa yang terjadi • menguraikan apa yang terjadi II. Pemahaman Arti : • Pengertian terhadap hubungan antar-faktor, antar konsep, dan antar-data, hubungan sebab-akibat, dan penarikan kesimpulan Contoh kegiatan belajar: • mengungkapkan gagasan/pendapat dengan kata- kata sendiri • membedakan, membandingkan • mengintepretasi data • mendiskripsi dengan kata-kata sendiri • menjelaskan gagasan pokok • menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri III. Aplikasi Arti : • Menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah • Menerapkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari Contoh kegiatan belajar: • menghitung kebutuhan • melakukan percobaan 28
  • 29. Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar Tingkat Deskripsi • membuat peta • membuat model • merancang strategi IV. Analisis Arti : • Menentukan bagian-bagian dari suatu masalah, penyelesaian, atau gagasan dan menunjukkan hubungan antar-bagian tersebut. Contoh kegiatan belajar: • mengidentifikasi faktor penyebab• merumuskan masalah • mengajukan pertanyaan untuk memperoleh informasi • membuat grafik • mengkaji ulang V. Sintesis Arti : • Menggabungkan berbagai informasi menjadi satu kesimpulan atau konsep • Meramu/merangkai berbagai gagasan menjadi suatu hal yang baru Contoh kegiatan belajar: • membuat desain • mengarang komposisi lagu • menemukan solusi masalah • memprediksi • merancang model mobil-mobilan, pesawat sederhana • menciptakan produk baru VI. Evaluasi Arti : • Mempertimbangkan dan menilai benar- salah, baik-buruk, bermanfaat-tak bermanfaat Contoh kegiatan belajar: • mempertahankan pendapat • beradu argumentasi • memilih solusi yang lebih baik • menyusun kriteria penilaian • menyarankan perubahan • menulis laporan • membahas suatu kasus • menyarankan strategi baru. 29
  • 30. Penilaian Kelas Tingkatan Domain Afektif Tingkat Deskripsi I. Penerimaan Arti : • Kepekaan (keinginan menerima/ (Receiving) memperhatikan) terhadap fenomena dan stimuli • Menunjukkan perhatian yang terkontrol dan terseleksi Contoh kegiatan belajar: • sering mendengarkan musik • senang membaca puisi • senang mengerjakan soal matematika • ingin menonton sesuatu • senang membaca cerita • senang menyanyikan lagu II. Responsi Arti : • Menunjukkan perhatian aktif (Responding) • Melakukan sesuatu dengan/tentang fenomena • Setuju, ingin, puas meresponsi (menanggapi) Contoh kegiatan belajar: • mentaati aturan • mengerjakan tugas • mengungkapkan perasaan • menanggapi pendapat • meminta maaf atas kesalahan • mendamaikan orang yang bertengkar • menunjukkan empati • menulis puisi • melakukan renungan • melakukan introspeksi III. Acuan nilai Arti : • Menunjukkan konsistensi perilaku yang (Valuing) mengandung nilai • Termotivasi berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang pasti • Tingkatan: menerima, lebih menyukai, dan menunjukkan komitmen terhadap suatu nilai Contoh kegiatan belajar: • mengapresiasi seni • menghargai peran • menunjukkan keprihatinan 30
  • 31. Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar Tingkat Deskripsi • menunjukkan alasan perasaan jengkel • mengoleksi kaset lagu, novel, atau barang antik • melakukan upaya pelestarian lingkungan hidup • menunjukkan simpati kepada korban pelanggaran HAM • menjelaskan alasan senang membaca novel IV. Organisasi Arti: • Mengorganisasi nilai-nilai yang relevan ke dalam satu sistem. • Menentukan saling hubungan antar nilai • Memantapkan suatu nilai yang dominan dan diterima di mana-mana • Tingkatan : - Konseptualisasi suatu nilai - Organisasi suatu sistem nilai Contoh kegiatan belajar: • bertanggung jawab terhadap perilaku • menerima kelebihan dan kekurangan pribadi • membuat rancangan hidup masa depan • merefleksi pengalaman dalam hal tertentu • membahas cara melestarikan lingkungan hidup • merenungkan makna ayat kitab suci bagi kehidupan V. Karakterisasi Arti : • Suatu nilai/sistem nilai telah menjadi (menjadi karakter) karakter • Nilai-nilai tertentu telah mendapat tempat dalam hirarki nilai individu, diorganisasi secara konsisten, dan telah mampu mengontrol tingkah laku individu. Contoh kegiatan belajar: • rajin, tepat waktu, berdisiplin diri • mandiri dalam bekerja secara independen • objektif dalam memecahkan masalah • mempertahankan pola hidup sehat • menilai masih pada fasilitas umum dan mengajukan saran perbaikan • menyarankan pemecahan masalah HAM • menilai kebiasaan konsumsi • mendiskusikan cara-cara menyelesaikan konflik antar-teman 31
  • 32. Penilaian Kelas Tingkatan Domain Psikomotor Tingkat Deskripsi I. Gerakan refleks Arti : • Gerakan refleks adalah basis semua perilaku bergerak • Responsi terhadap stimulus tanpa sadar Misalnya: melompat, menunduk, berjalan, menggerakkan leher dan kepala, mengenggam, memegang Contoh kegiatan belajar: • mengupas mangga dengan pisau • memotong dahan bunga • menampilkan ekspresi yang berbeda • meniru gerakan polisi lalu lintas, juru parkir • meniru gerakan daun berbagai tumbuhan yang diterpa angin. II. Gerakan dasar Arti : • Gerakan ini muncul tanpa latihan tapi (Basic fundamental dapat diperhalus melalui praktik movements) • Gerakan ini terpola dan dapat ditebak Contoh kegiatan belajar: • Contoh gerakan tak berpindah: bergoyang, membungkuk, merentang, mendorong, menarik, memeluk, berputar • Contoh gerakan berpindah: merangkak, maju perlahan-lahan, meluncur, berjalan, berlari, meloncat-loncat, berputar mengitari, memanjat • Contoh gerakan manipulasi: menyusun balok/ blok, menggunting, menggambar dengan crayon, memegang dan melepas objek, blok, atau mainan • Keterampilan gerak tangan dan jari-jari: memainkan bola, menggambar. III. Gerakan persepsi Arti: • Gerakan sudah lebih meningkat karena (Perceptual dibantu kemampuan perseptual abilities) Contoh kegiatan belajar: • menangkap bola, mendrible bola • melompat dari satu petak ke petak lain dengan 1 kali sambil menjaga keseimbangan • memilih satu objek kecil dari sekelompok objek yang ukurannya bervariasi • membaca 32
  • 33. Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar Tingkat Deskripsi • melihat terbangnya bola pingpong • melihat gerak pendulun • menggambar simbol geometri • menulis alfabet • mengulangi pola gerak tarian • memukul bola tenis, pingpong • membedakan bunyi beragam alat musik • membedakan suara berbagai binatang • mengulangi ritme lagu yang pernah didengar • membedakan berbagai tekstur dengan meraba IV. Gerakan Arti : • Gerak lebih efisien kemampuan fisik • Berkembang melalui kematangan dan (Psysical abilities) belajar Contoh kegiatan belajar: • menggerakkan otot/sekelompok otot selama waktu tertentu • berlari jauh • mengangkat beban, menarik-mendorong, melakukan push-ups, kegiatan memperkuat lengan, kaki, dan perut • menari • melakukan senam • melakukan gerak pesenam, pemain biola, pemain bola V. Gerakan terampil Arti : • Dapat mengontrol berbagai tingkatan gerak (Skilled movements) • Terampil, tangkas, cekatan melalukan gerakan yang sulit dan rumit (kompleks) Contoh kegiatan belajar: • melakukan gerakan terampil berbagai cabang olahraga • menari, berdansa • membuat kerajinan tangan • menggergaji • mengetik • bermain piano • memanah • skating • melakukan gerak akrobatik • melakukan koprol yang sulit 33
  • 34. Penilaian Kelas Tingkat Deskripsi VI. Gerakan indah dan Arti : • Mengkomunikasikan perasaan melalui kreatif (Non- gerakan discursive communi- • Gerak estetik: gerakan-gerakan terampil cation) yang efisien dan indah • Gerak kreatif: gerakan-gerakan pada tingkat tertinggi untuk mengkomunikasikan peran Contoh kegiatan belajar: • kerja seni yang bermutu (membuat patung, melukis, menari balet, melakukan senam tingkat tinggi, bermain drama (acting) • keterampilan olahraga tingkat tinggi C. Pengumpulan Informasi Hasil Belajar 1. Pengumpulan Informasi Penilaian dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada penilaian berbasis kelas kemajuan belajar siswa pada tiap mata pelajaran dipantau dari waktu ke waktu. Kemajuan belajar tersebut dapat diidentifikasi dengan mengacu kepada indikator pencapaian yang sudah ditentukan dalam kurikulum. Cara penilaian yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa harus dirancang dengan memperhatikan hal-hal berikut: • Mengacu kepada kurikulum, artinya penilaian yang dilakukan harus mengarah ke menilai kompetensi-kompetensi dasar yang ditentukan dalam kurikulum. • Bersifat adil bagi seluruh siswa, tanpa membedakan latar belakang budaya, jenis kelamin, dan hal-hal lain yang tidak berkaitan dengan penilaian. • Dapat memberi informasi yang lengkap sebagai umpan balik bagi guru guna perbaikan program pembelajaran dan pemberian bantuan kepada siswa secara perseorangan. • Bermanfaat bagi siswa untuk mengetahui kekuatan dan kelemahannya. • Dilaksanakan tanpa menekan siswa atau dalam suasana yang menyenangkan. • Diadministrasi secara tepat dan efisien. 34
  • 35. Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar Untuk mengumpulkan informasi hasil belajar siswa, pemilihan cara dan alat penilaian harus dilakukan dengan hati-hati, karena tidak semuanya mampu mengumpulkan informasi yang tepat tentang hasil belajar siswa. Pemilihan cara penilaian dapat mempengaruhi pemikiran siswa mengenai apa yang bernilai. Sebagai contoh: bagi pelajaran Sains keterampilan yang diperoleh waktu praktik di laboratorium sangatlah penting, tetapi hasil belajar dinilai dengan tes tertulis. Akibatnya, siswa - bahkan guru sendiri - akan memusatkan perhatian dan usahanya hanya kepada hasil belajar yang dapat dinilai berdasarkan tes tertulis. Pengumpulan informasi hasil belajar biasanya memerlukan cara dan alat penilaian yang beragam. Informasi tentang hasil belajar tertentu mungkin diperoleh melalui observasi, sedangkan informasi tentang hasil belajar lainnya mungkin diperoleh melalui tugas tertulis, seperti tes, kuis, dan pekerjaan rumah. Informasi hasil belajar lainnya mungkin hanya dapat diperoleh melalui penilaian karya siswa. Kompetensi, Indikator dan Kriteria Penilaian Tentukan bentuk dan jumlah bukti/informasi yang harus dikumpulkan Melalui kombinasi cara berikut Bukti Kinerja, dari: Bukti tambahan, • Pengamatan di dari tempat kegiatan • Pertanyaan lisan • Kumpulan • Tulisan terbuka contoh hasil Bukti/informasi dari hasil (ringkas, • Simulasi (tes belajar sebelumnya. panjang, esai, kompetensi, tes (laporan, rancangan, hasil dsb.) keterampilan, karya siswa, dokumen • Tes pilihan proyek/tugas dari sumber lain. ganda, dsb. 35
  • 36. Penilaian Kelas 2. Cara pengumpulan informasi Ada beragam cara mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar siswa, baik yang berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar. Cara mengumpulkan informasi pada prinsipnya merupakan cara menilai kemajuan belajar siswa. Dari segi apa yang dimiliki, minimal ada 7 cara penilaian. Amatilah tabel berikut ini: No. Cara penilaian Apa yang dinilai 1. Tertulis tipe objektif Jawaban tertulis 2. Tertulis tipe subjektif Jawaban tertulis 3. Lisan Suara 4. Unjuk kerja Penampilan/perbuatan/tindakan 5. Produk Karya 3 dimensi 6. Portofolio Karya 2 dimensi 7. Tingkah laku Tingkah laku Tabel ini menunjukkan bahwa semakin beragam cara penilaian yang diterapkan guru, semakin lengkap entitas (apa) yang dinilai dalam diri siswa. Selanjutnya berikut ini dikemukakan daftar contoh alat penilaian pada masing-masing cara penilaian. I. TERTULIS TIPE OBJEKTIF 1. Jawaban benar-salah 2. Isian singkat 3. Pilihan ganda 4. Menjodohkan II. TERTULIS TIPE SUBJEKTIF 1. Pengerjaan soal 2. Latihan (exercise) 3. Reading comprehension 4. Data-pertanyaan 5. Esai berstruktur 6. Esai bebas III. LISAN 1. Tanya-jawab singkat 2. Pelafalan 36
  • 37. Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar 3. Membaca nyaring 4. Mendengarkan (listening) 5. Instruksi lisan 6. Kuis 7. Percakapan (speaking) IV. UNJUK KERJA 1. Permainan (game) 2. Permainan peran 3. Drama 4. Demonstrasi 5. Olahraga 6. Senam 7. Permainan musik 8. Bernyanyi 9. Pantomim 10. Menari 11. Dinamika kelompok 12. Berdoa 13. Memelihara tanaman 14. Memelihara ternak 15. Membaca puisi/deklamasi 16. Berpidato/berkhotbah 17. Diskusi 18. Wawancara 19. Debat 20. Bercerita (story telling) V. PRODUK 1. Patung 2. Kerajinan tangan 3. Model 4. Pesawat sederhana 5. Alat 6. Ternak 7. Tanaman 8. Simpul tali-temali 9. Janur 10. Hiasan buah-buahan 37
  • 38. Penilaian Kelas VI. PORTOFOLIO 1. Puisi 2. Karangan 3. Gambar/tulisan 4. Peta/denah 5. Desain 6. Paper 7. Laporan observasi 8. Laporan penyelidikan 9. Laporan penelitian 10. Laporan eksperimen 11. Sinopsis 12. Naskah pidato/kotbah 13. Naskah drama 14. Doa 15. Rumus 16. Kartu ucapan 17. Surat 18. Komposisi musik 19. Teks lagu 20. Resep masakan VII. TINGKAH LAKU 1. Skala sikap 2. Catatan anekdot 3. Penilaian diri 4. Sosiogram 5. Kuesioner 6. Buku harian (diary) 7. Ungkapan perasaan 8. Pengamatan perilaku Pertanyaan yang relevan diajukan adalah: • Sejauh mana pola mengajar tradisional mampu mengembang- kan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor siswa? Dibandingkan dengan pola belajar aktif, sejauh mana pola ini mampu mengembangkan kemampuan tersebut? • Sejauh mana ke-7 cara penilaian beserta alat-alat 38
  • 39. Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar penilaiannya mampu menilai kemajuan belajar siswa, dari segi tingkatan domain kognitif, afektif, dan psikomotor? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, amatilah tabel berikut ini: Pola Cara penilaian mengajar Tulis Sobjektif Tulis Objektif Tingkah laku TINGKATAN Belajar aktif No. Tradisional Ujuk kerja DOMAIN Portofolio Produk Lisan KOGNITIF VI Evaluasi - v - v - v - v v V. Sintesis - v - v - v - v v IV. Analisis - v - v - v - v v III. Aplikasi - v - v v v v v v II. Pemahaman v v v v v v v v v I. Pengetahuan v v v v v v v v v AFEKTIF V. Karakterisasi - v - - - - - v - IV. Organisasi - v - - - v - v - III. Acuan nilai - v - - - v v v v II. Responsi v v - - - v v v v I. Penerimaan v v - - - v v v v PSIKOMOTOR VI Gerakan indah dan kreatif - v - - - v v - - V. Gerakan terampil - v - - - v v - - IV. Gerakan kemam- puan fisik - v - - - v v - - III. Gerakan persepsi - v - - - v v v - II. Gerakan dasar v v - - - v v v - I. Gerakan refleks v v - - - v v v v Jumlah 6 17 2 8 3 16 12 14 10 Persentase 35 100 12 47 18 94 71 82 59 % % % % % % % % % 39
  • 40. Penilaian Kelas Data pada tabel ini menunjukkan hal-hal sebagai berikut: • Pola mengajar tradisional hanya mampu mengembangkan 2 tingkat pada masing-masing domain. Jika ke-17 tingkat dari 3 domain ini mencerminkan ruang lingkup kompetensi siswa, pola mengajar tradisional hanya mampu mengembangkan maksimal 35% lingkup kompetensi siswa. • Sedangkan, pola mengajar belajar aktif mampu mengembangkan semua tingkat domain (dengan kata lain 100% lingkup kompetensi siswa). • Cara penilaian tertulis tipe objektif hanya menilai tingkat pengetahuan dan pemahaman siswa dalam lingkup domain kognitif. Cara ini tidak dapat menilai domain afektif dan psikomotor. • Cara penilaian lisan hanya mampu menilai 3 tingkat domain kognitif, tetapi tidak dapat menilai domain afektif dan psikomotor. • Sebagian besar tingkat dari ketiga domain dapat dinilai dengan cara penilaian unjuk kerja (94%), produk (71%), portofolio (82%), dan tingkah laku (59%). Konsekuensinya, kurikulum berbasis kompetensi akan berhasil dilaksanakan jika diterapkan pola belajar aktif karena pola ini mampu mengembangkan seluruh kompetensi secara optimal. Jika pola ini diterapkan, beragam cara dan alat penilaian harus pula diterapkan, terutama cara-cara unjuk kerja, produk, portofolio, dan tingkah laku. Selanjutnya, dikemukakan penjelasan tentang cara-cara penilaian tertulis, unjuk kerja, produk, dan portofolio. a. Penilaian Tertulis Penilaian tertulis biasanya diadakan untuk waktu yang terbatas dan dalam kondisi tertentu. Dari berbagai alat penilaian tertulis, alat penilaian jawaban benar-salah, isian singkat, dan menjodohkan merupakan alat yang hanya menilai kemampuan berpikir rendah, yaitu 40
  • 41. Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar kemampuan mengingat (pengetahuan). Alat pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan mengingat dan memahami. Pilihan ganda mempunyai kelemahan, yaitu siswa tidak mengembangkan sendiri jawabannya tetapi cenderung hanya menerka jawaban yang benar. Hal ini menimbulkan kecenderungan siswa tidak belajar untuk memahami pelajaran tetapi menghafalkan soal dan jawabannya. Alat penilaian ini kurang dianjurkan pemakaiannya karena tidak menggambarkan kemampuan siswa yang sesungguhnya. Esai adalah alat penilaian yang menuntut siswa untuk mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang sudah dipelajari, dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Alat ini dapat menilai berbagai jenis kemampuan, misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan. Kelemahan alat ini antara lain cakupan materi yang ditanyakan terbatas. Dalam melakukan pemeriksaan soal esai perlu diperhatikan hal- hal berikut: • Siapkan pedoman penilaian atau penskoran segera setelah menulis soal untuk memeriksa jawaban siswa kelak. • Bacalah jawaban siswa lalu bandingkan dengan jawaban yang ada pada pedoman. • Berikan skor sesuai dengan tingkat kelengkapan dan kesempurnaan jawaban siswa. Semakin lengkap jawabannya semakin tinggi skornya dan sebaliknya semakin kurang lengkap jawabannya semakin kecil skornya. • Periksalah seluruh lembar jawaban siswa pada nomor yang sama, baru kemudian dilanjutkan memeriksa jawaban nomor berikutnya. Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga konsistensi dan objektivitas pemberian skor. • Hindarkan faktor-faktor yang tidak relevan dalam pemberian skor, seperti bagus tidaknya tulisan, kedekatan hubungan guru dengan siswa, dan perilaku siswa yang menyenangkan atau menjengkelkan. 41
  • 42. Penilaian Kelas b. Penilaian Unjuk Kerja (Performance) Pada dokumen kurikulum tercantum banyak hasil belajar yang menggambarkan proses, kegiatan, atau unjuk kerja. Untuk menilai hasil belajar tersebut dibutuhkan pengamatan terhadap siswa ketika melakukannya. Penilaian unjuk kerja adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi. Penilaian dilakukan terhadap unjuk kerja, tingkah laku, atau interaksi siswa. Cara penilaian ini lebih otentik daripada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan siswa yang sebenarnya. Semakin sering guru mengamati unjuk kerja siswa, semakin terpercaya hasil penilaian kemampuan siswa. Penilaian dengan cara ini lebih tepat digunakan untuk menilai kemampuan siswa dalam berpidato, pembacaan puisi, dan diskusi, pemecahan masalah dalam suatu kelompok, partisipasi siswa dalam diskusi kelompok kecil, menari, memainkan alat musik, dan melakukan aktivitas berbagai cabang olahraga, menggunakan peralatan laboratorium, dan mengoperasikan suatu alat. Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks sebelum menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Contoh; untuk menilai kemampuan berbicara siswa, perlu dilakukan pengamatan berbicara yang beragam, seperti: diskusi dalam kelompok kecil, berpidato, bercerita, dan melakukan wawancara. Dengan demikian, gambaran kemampuan siswa akan lebih utuh. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam membuat penilaian unjuk kerja adalah sebagai berikut: • Identifikasi semua langkah penting atau aspek yang diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir. • Tuliskan kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas. • Usahakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua dapat diamati. 42
  • 43. Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar • Urutkan kemampuan yang akan dinilai berdasarkan urutan yang akan diamati • Bila menggunakan skala rentang, perlu disediakan kriteria untuk setiap pilihan ( kompeten bila siswa…….., agak kompeten bila …….. ). Hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah cara mengamati dan memberi skor terhadap unjuk kerja siswa. Penilaian sebaiknya dilakukan oleh lebih dari satu orang agar faktor subjektivitas dapat diperkecil dan hasil penilaian lebih akurat. Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya - tidak) atau skala rentang (sangat kompeten - kompeten - agak kompeten - tidak kompeten). Pada penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek, siswa mendapat nilai apabila kriteria penguasaan kemampuan tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, siswa tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati. Dengan demikian nilai tengah tidak ada. Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala rentang memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu karena pemberian nilai secara kontinuum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. c. Penilaian Produk Penilaian hasil kerja meliputi pula penilaian terhadap kemampuan siswa membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung), barang- barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam. Penilaian produk ini tidak hanya melihat hasil akhirnya saja tetapi juga proses pembuatannya. Contoh, kemampuan siswa menggunakan berbagai teknik menggambar, menggunakan peralatan dengan aman, membakar kue dengan hasil baik, bercita rasa enak, dan berpenampilan menarik. 43
  • 44. Penilaian Kelas Pengembangan produk meliputi tiga tahap. • Tahap persiapan, meliputi: menilai kemampuan siswa merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk. • Tahap pembuatan (produk), meliputi: menilai kemampuan siswa menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik. • Tahap penilaian (appraisal), meliputi: menilai kemampuan siswa membuat produk sesuai kegunaannya dan memenuhi kriteria keindahan. Untuk produk penilaian biasanya menggunakan cara holistik atau analitik. Cara holistik yang berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada tahap appraisal. Cara analitik terhadap aspek-aspek produk yang berbeda, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan. Contoh penilaian untuk produk teknologi pada tahap perencanaan termasuk kriteria yang berkaitan dengan desain dan pemilihan bahan pada tahap produksi termasuk kriteria yang berkaitan dengan aplikasi proses dan kemampuan menggunakan alat dan pada tahap appraisal termasuk kriteria berkaitan dengan pencapaian tujuan yang diinginkan. d. Penilaian Portofolio Portofolio merupakan kumpulan karya (hasil kerja) seorang siswa dalam satu periode. Kumpulan karya ini menggambarkan taraf kemampuan/kompetensi yang telah dicapai seorang siswa. Hal penting yang menjadi ciri portofolio adalah karya tersebut dapat diperbaiki jika siswa menghendakinya. Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar siswa. Perkembangan tersebut tidak dapat terlihat dari hasil pengujian. Kumpulan karya siswa itu merupakan refleksi perkembangan berbagai kompetensi. Di samping itu, kumpulan karya yang berkelanjutan lebih memperkuat hubungan pembelajaran dan penilaian. Pengumpulan dan penilaian karya siswa yang terus-menerus sebaiknya dijadikan titik sentral program pengajaran, karena penilaian merupakan bagian dari proses pembelajaran. Karya 44
  • 45. Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar tersebut harus selalu diberi tanggal sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu. Yang menjadi pertimbangan utama adalah guru seyogianya menggunakan penilaian portofolio sebagai bagian integral dari proses pembelajaran karena nilai diagnostik portofolio sangat berarti bagi guru. Portofolio dapat digunakan untuk menilai perkembangan siswa dalam ilmu-ilmu sosial, seperti menganalisis masalah-masalah sosial, bahasa, seperti menulis karangan, dan matematika, seperti pemecahan masalah matematika. Guru bahasa asing dapat menggunakan portofolio audio untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berbicara. Rekaman contoh-contoh berbicara siswa yang dikumpulkan secara terus- menerus dalam waktu tertentu dapat dimasukkan dalam portofolio berbicara. Untuk melihat dan mendiagnosis kesulitan siswa dalam mengarang, guru dapat mengumpulkan tulisan-tulisan siswa. Untuk mendapatkan hasil terbaik pada pertunjukan mendatang, seorang guru drama dapat menggunakan “videotape” untuk merekam latihan-latihan. Berikut ini dikemukakan hal-hal pokok yang perlu diperhatikan dalam membuat portofolio di dalam kelas. • Pastikan bahwa tiap siswa merasa memiliki portofolio. Dalam hal ini siswa perlu diberi penjelasan maksud penggunaan portofolio, yaitu tidak semata-mata merupakan kumpulan hasil kerja sementara siswa yang digunakan hanya oleh guru untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh siswa sendiri. Dengan melihat portofolionya siswa dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, dan minatnya. Proses ini tidak akan terjadi secara spontan, tetapi membutuhkan waktu bagi siswa untuk belajar meyakini hasil penilaian mereka sendiri. 45
  • 46. Penilaian Kelas • Tentukan bersama siswa sampel-sampel karya apa saja yang akan dikumpulkan. Kemungkinan karya yang dikumpulkan tidak sama antara siswa yang satu dan yang lain. Misalnya, untuk kemampuan menulis karangan karya yang dikumpulkan adalah karangan-karangan siswa. Untuk kemampuan menggambar, karya yang dikumpulkan adalah gambar-gambar buatan siswa. • Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap siswa dalam satu map atau folder. • Tentukan kriteria penilaian sampel-sampel karya siswa beserta pembobotannya bersama para siswa agar dicapai kesepakatan. Diskusikan dengan para siswa bagaimana menilai kualitas karya mereka. Contoh; untuk kemampuan menulis karangan, kriteria penilaiannya misalnya: penggunaan tata bahasa, pemilihan kosa-kata, kelengkapan gagasan, dan sistematika penulisan. Sebaiknya kriteria penilaian suatu karya dibahas dan disepakati bersama siswa sebelum siswa membuat karya tersebut. Dengan demikian, siswa mengetahui harapan (standar) guru dan berusaha mencapai harapan atau standar itu. • Mintalah siswa menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru dapat membimbing siswa tentang bagaimana cara menilai dengan memberi keterangan tentang kelebihan atau kekurangan karya tersebut dan bagaimana cara memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan pada saat membahas portofolio. • Setelah suatu karya dinilai dan ternyata nilainya jelek atau belum memuaskan siswa, kepada siswa dapat diberi kesempatan untuk memperbaiki lagi. Namun, antara siswa dan guru perlu dibuat “kontrak” atau perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan, misalnya setelah 2 minggu karya yang telah diperbaiki harus diserahkan kepada guru. • Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio. Jika dianggap perlu, undanglah orang tua siswa. Orang tua perlu diberi penjelasan tentang maksud dan tujuan portofolio sehingga mereka dapat membantu dan memotivasi anaknya. 46
  • 47. Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar Perlu dicatat bahwa tidak ada satu pun alat penilaian yang dapat mengumpulkan informasi prestasi dan kemajuan belajar siswa secara lengkap. Penilaian tunggal tidak cukup untuk memberikan gambaran/informasi tentang kemampuan, keterampilan, pengetahuan dan sikap seseorang. Lagi pula, interpretasi hasil tes tidak mutlak dan abadi karena anak terus berkembang sesuai dengan pengalaman belajar yang dialaminya. Alat penilaian tertulis seperti pilihan ganda yang mengarah kepada hanya satu jawaban yang benar (convergent thinking), tidak mampu menilai keterampilan/kemampuan lain yang dimiliki siswa. Hal ini amat menghambat penguasaan beragam kompetensi yang tercantum pada kurikulum secara utuh. Alat penilaian pilihan ganda kurang mampu memberikan informasi yang cukup untuk dijadikan umpan-balik guna mendiagnosis atau memodifikasi pengalaman belajar. Karena itu, guru hendaknya mengembangkan alat-alat penilaian yang membedakan antara jenis-jenis kompetensi yang berbeda dari tiap tingkat pencapaian. Hasil penilaian dapat menghasilkan rujukan terhadap pencapaian siswa dalam domain kognitif, afektif, dan psikomotor, sehingga hasil tersebut dapat menggambarkan profil siswa secara lengkap. Penilaian kemajuan belajar siswa pada kurikulum berbasis kompetensi menghendaki ciri-ciri berikut ini. - Tujuan penilaian bergeser dari keperluan untuk klasifikasi siswa (diskriminasi) ke pelayanan individual siswa dalam mengembangkan kemampuannya (diferensiasi). - Lebih cenderung menggunakan penilaian acuan kriteria (criterion referenced assessment) daripada penilaian acuan norma (norm-referenced assessment). - Tujuan-tujuan pendidikan yang tercantum dalam kurikulum lebih terjamin dicapai karena kompetensi dasar yang dirumuskan dalam kurikulum menjadi acuan utama. - Tidak sekedar menerapkan penilaian tertulis dan lisan tetapi juga penilaian unjuk kerja, produk, portofolio dan tingkah laku untuk menjamin validitas penilaian, objektivitas 47
  • 48. Penilaian Kelas penilaian, dan keanekaragaman kompetensi yang dinilai agar kemampuan siswa lebih rinci terpapar dan tergambarkan. - Profil kompetensi siswa sebagai hasil belajar memberikan informasi yang lebih lengkap dan mudah dipahami baik oleh siswa, orang tua, guru lain maupun pengguna lulusan, sehingga prinsip akuntabilitas publik lebih terjamin. - Pemanfaatan berbagai cara dan alat penilaian mendorong penerapan pendekatan belajar aktif sehingga mengoptimalkan pengembangan kepribadian serta kemampuan bernalar dan bertindak siswa. Pengumpulan informasi hasil belajar siswa dapat dilakukan dalam suasana formal dan informal, dengan berbagai cara penilaian. 3. Bentuk Tagihan • Ulangan harian: dilakukan secara periodik pada akhir pengembangan kompetensi. Nilai setiap kompetensi dikumpulkan dan akan dilaporkan pada akhir tiap semester. Tes pada akhir semester hanya dilakukan untuk menilai kompetensi yang relevan yang belum dinilai melalui ulangan harian. • Penilaian akhir tahun: dilakukan untuk memberi sumbangan nilai untuk menentukan kenaikan kelas. Rujukan untuk penilaian akhir tahun adalah indikator terpenting dari masing- masing kompetensi. Ada indikator yang telah dinilai melalui observasi, penyelidikan, atau eksperimen (praktikum). Indikator seperti ini tak perlu dinilai pada aktivitas penilaian akhir tahun. 48