Dokumen tersebut membahas tentang penyakit riya', yaitu perbuatan yang dilakukan untuk mendapatkan pujian orang lain bukan kerena keinginan mendekatkan diri kepada Allah. Dokumen tersebut menjelaskan pengertian, hukum, macam-macam, ciri, dan bahaya riya', serta cara menghindarinya.
2. BATASAN PEMBAHASAN
• PENGERTIAN RIYA’
• HUKUM RIYA’
• MACAM MACAM RIYA’
• CIRI CIRI PERBUATAN RIYA’
• BAHAYA RIYA’
• SEBAB – SEBAB RIYA’
• BEBERAPA PERKARA YANG TIDAK TERMASUK RIYA’
• CARA AGAR TERHINDAR DARI PENYAKIT RIYA’
• BERTAUBAT DARI RIYA’
3. 1. PENGERTIAN RIYA’
Riya’ berasal dari kata اءىَر
–
يِئاَرُي
–
ًءاَي ِ
ر ، اءَئ ِ
ر ، ًةاءاَرُم
yang artinya memperlihatkan.
4. 2. HUKUM RIYA’
Riya’ hukumnya dosa besar. Riya’ disebut sebagai dosa besar
ditinjau dari 2 sisi :
Pertama, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menyebut riya’
dengan syirik.
Kedua, Hadits-hadits yang mengancam orang yang riya’
dengan neraka. Di antara hadits tersebut adalah hadits dari
Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda,
7. 4. CIRI CIRI PERBUATAN RIYA’
Riya’ mempunyai ciri dan tanda-tanda
sebagaimana kata Ali bin Abi Thalib
Radhiyallahu ‘anhu , bahwa orang yang
berlaku riya’ memiliki tiga ciri, yaitu : dia
menjadi pemalas apabila sendirian, dia
menjadi giat jika berada di tengah-
tengah orang banyak, dia menambah
kegiatan kerjanya jika dipuji dan
berkurang jika diejek
8. 5. BAHAYA RIYA’
1. Riya sangat berbahaya dibandingkan dengan fitnah Dajjal.
2. Riya lebih merusak daripada sergapan serigala terhadap domba.
3. Riya akan menghancurkan amal shaleh yang diperbuat.
4. Riya akan menghapus / membatalkan amal shaleh
5. Riya merupakan salah satu dari syirik yang tersebunyi.
6. Riya menyebabkan kehinaan serta kerendahan.
7. Orang yang riya tidak akan mendapatkan ganjaran di akhirat.
8. Riya membuat pelakunya tersesat.
9. Riya menjadi sebab ummat Islam kalah
9. SEBAB – SEBAB RIYA’
1. Tumbuh dalam keluarga yang sering melakukan riya’
2. Salah bergaul
3. Tidak mengenal Allah
4. Ingin tampil
5. Tamak
6. Tidak kuat dipuji
7. Syahwat Khofiyyah
12. 8. HUKUM BERTAAUBAT DARI RIYA’
Berkaitan hukum orang yang bertaubat dari riya’, maka yang menjadi
pertanyaannya adalah apakah pahala amalnya bisa kembali?
Para ulama khilaf akan hal ini.
1. tidak akan mendapatkan kembali pahala, karena pada asalnya dia tidak memiliki amal
saleh, melainkan yang dia lakukan adalah riya’ yang merupakan syirik.
2. bisa mendapatkan kembali pahala amalnya, dan ini adalah pendapat Ibnu Taimiyyah
karena dalil menunjukkan akan hal tersebut, yaitu hadits dari Hakim bin Hizam
radhiallahu ‘anhu, ketika dia bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
tentang amalan yang dia lakukan ketika masih kafir. Hakim bin Hizam berkata,
“Wahai Rasulullah, apa pendapatmu tentang beberapa perkara, berupa sedekah, atau
pembebasan budak, atau silaturahmi, yang pernah aku lakukan zaman jahiliah dahulu?
Apakah aku mendapatkan pahala padanya?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
menjawab, ‘Kamu masuk Islam dengan kebaikan yang kamu lakukan di masa dahulu