SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 22
Pelatihan Pemetaan Bidang Tanah Terintegrasi
Meta Data danImplikasi Akurasi
Pengukuran Dan Pemetaan
Batas Bidang Tanah
EKOBUDI WAHYONO
Pendahuluan
• Menurut Ghilani, 2018 :
1. Tidak ada pengukuran yang tepat,
2. Setiap pengukuran mengandung kesalahan,
3. Nilai sebenarnya dari pengukuran tidak pernah diketahui, dan dengan
demikian
4. Ukuran pasti dari kesalahan ini selalu tidak diketahui.
• Dalam suatu kegiatan pengukuran atau pengamatan seorang (observer) harus
menyadari bahwa setiap pengamatan atau pengukuran tidak akan menghasilkan
nilai yang mutlak benar.
• Kebenaran nilai dari hasil suatu pengukuran hanya dapat dicapai pada batas
tertentu saja, karena ada kesalahan – kesalahan yang tidak dapat dihilangkan.
• Kebenaran nilai dengan batas tertentu biasa disebut dengan nilai yang telah
memenuhi akurasi yang ditentukan.
• Untuk Ketelitian hasil ukuran batas bidang tanah, harus ada ukuran lebih.
Teknik Dasar Akurasi
Pengukuran dan Pemetaan
a. Metadata Hasil Pengukuran Sesuai Peraturan Menteri
Agraria Dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia Nomor 16Tahun 2021
b. Implikasi Kesalahan Data Ukuran Terhadap Hasil
Pemetaan Bidang Tanah
Metadata Hasil
Pengukuran
dan Pemetaan
Terestris
Fotogrametris
Pengamatan Satelit
Kombinasi Ketiganya
Sumber : Petunjuk Teknis Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap
No. 1/Juknis-100.Hk.02.01/I/2022, Tanggal 26 Januari 2022
Sesuai Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia Nomor 16Tahun 2021
• Metadata dapat diartikan sebagai ‘data
tentang data (spasial)’, berisikan informasi
mengenai karakteristik data, kondisi,cara
dan memegang peran penting di dalam
mekanisme pertukaran data.
• Metadata dipergunakan untuk melakukan
dokumentasi data spasial yang
berhubungan tentang siapa,apa,kapan,
dimana, dan bagaimana data spasial
dipersiapkan.
Sesuai Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia Nomor 16Tahun 2021
• Pencantuman metadata seperti peralatan pengukuran yang
digunakan, metode pengukuran, data dan hasil pengukuran,
penyelesaian sengketa batas dan data teknis lainnya.
(Pasal 30A ayat 3,PMNA/Ka. BPN No. 16Tahun2021)
• Gambar Ukur mencantumkan metadata seperti peralatan
pengukuran yang digunakan, metode pengukuran, data dan hasil
pengukuran, akurasi setiap titik yang diukur, penyelesaian sengketa
batas dan data teknis lainnya. (Juknis PTSL 2022)
• Metadata juga perlu ditampilkan pada peta – peta tematik terkait :
Sistem Referensi/Datum, metode akuisisi data, peralatan yang
digunakan, ketelitian peta yang dihasilkan dan lain – lain.
Meta Data Dibawah Ini, Minimal Yang Harus Ada Dalam Gambar Ukur/Catatan Lapangan :
• JENIS ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN
Meetband/Total Station/Teodolit digital/analog/instrumen terestris lain.
• KETELITIAN ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN
Lihat spesifikasi teknis dari alat yang digunakan.
• KETELITIAN TITIK REFERENSI
Ketelitian titik refrensi yang dijadikan titik ikat pengukuran batas bidang.
• KETELITIAN PETA DASAR
Ketelitian peta dasar yang digunakan dalam pemetaan bidang tanah tersebut.
• KETELITIAN HASIL UKURAN PADA DATA UKURAN DAN NILAI KOORDINAT TITIK BATAS
Setiap data ukuran dan nilai koordinat titik batas harus terdefinisikan ketelitiannya.
• KETERANGAN DAN IDENTITAS JURU UKUR
ASN/SKB dan NIP/No Lisensi
• KONDISI ALAM DAN CUACA SAAT PENGUKURAN
Kondisi Alam :menggambarkan kondisi topografi dan penggunaan tanah bidang tanah serta cuaca saat
pengukuran berlangsung.
Meta Data di bawah Ini,Minimal Yang Harus Ada Dalam Gambar Ukur/Catatan Lapangan :
• JENIS PETA FOTO :
Peta Foto/Blow Up Foto Udara/Peta Garis Hasil Fotogrametris.
• KETELITIAN PETA FOTO/PETA GARIS HASIL FOTOGRAMETRIS
Ketelitian Kualitatif : Nilai Ground Sampel Distance (GSD)/Resolusi Spasial.
Ketelitian Kuantitatif : Nilai RMSE GCP dan ICP Peta Foto dengan metode Indirect
Georeference, Nilai RMSE keseluruhan peta foto dengan metode direct georeference,
Ketelitian planimetris untuk Peta Garis hasil fotogrametris
• KETELITIAN IDENTIFIKASI TITIK BATAS BIDANG TANAH
Ketelitian identifikasi posisi titik batas bidang tanah di muka bumi dibandingkan
posisi titik batas bidang tanah pada peta foto/Peta Garis Hasil Fotogrametris.
• KETELITIAN HASIL UKURAN PADA DATAUKURAN PADA BLOW UP FOTO UDARA
Pengukuran secara langsung di lapangan tetap dilakukan dan setiap data ukuran
harus terdefinisikan ketelitiannya, Meta data menyesuaikan metode pengukuran:
Terestris dan Survei GNSS.
• KETERANGAN DAN IDENTITAS JURU UKUR
ASN/SKB dan NIP/No Lisensi
• KONDISI ALAM DAN CUACA SAAT PENGUKURAN
Kondisi Alam : menggambarkan kondisi topografi dan penggunaan tanah bidang tanah
serta cuaca saat pengukuran berlangsung.
Meta Data di bawah Ini, Minimal Yang Harus Ada Dalam Gambar Ukur/Catatan Lapangan :
• METODE PENGUKURAN :
Metode pengamatan: Statik/Rapid Statik/RTK (NTRIP/Radio).
• JENIS DAN KETELITIAN RECEIVER GNSS
Merek, tipe, jenis Receiver GNSS beserta spesifikasi teknis receiver GNSS yang digunakan.
• KETELITIAN TITIK REFERENSI
Ketelitian titik refrensi yang dijadikan titik ikat pengukuran batas bidang.
• KETELITIAN PETA DASAR
Ketelitian peta dasar yang digunakan dalam pemetaan bidang tanah tersebut.
• KETELITIAN HASIL UKURAN PADA DATA UKURAN DAN NILAI KOORDINAT TITIK BATAS
Setiap data ukuran dan nilai koordinat titik batas harus terdefinisikan ketelitiannya.
• KETERANGAN DAN IDENTITAS
JURU UKUR ASN/SKB dan NIP/No
Lisensi
• KONDISI ALAM DAN CUACA SAAT PENGUKURAN
Kondisi Alam : menggambarkan kondisi topografi dan penggunaan tanah bidang tanah
serta cuaca saat pengukuran berlangsung.
• Meta Data pada metode Kombinasi, tergantung jenis kombinasi.
• Kemungkinan Metode Kombinasi :
 Metode Fotogrametris dan Terestris.
 Metode Fotogrametris dan Pengamatan Satelit.
 Metode Pengamatan Satelit dan Terestris
• Meta Data harus dapat menunjukkan tingkat ketelitian metode
kombinasi dengan memperhitungkan ketelitian masing – masing
metode.
• Ketelitian hasil pengukuran metode kombinasi harus
memperhitungkan perambatan kesalahan dari kedua metode diatas.
• JENIS PETA FOTO :
Peta Foto/Peta Garis Hasil Fotogrametris.
• KETELITIAN PETA FOTO/PETA GARIS HASIL FOTOGRAMETRIS
Ketelitian Kualitatif : Nilai Ground Sampel Distance (GSD)/Resolusi Spasial.
Ketelitian Kuantitatif : Nilai RMSE GCP dan ICP Peta Foto dengan metode Indirect Georeference, Nilai RMSE keseluruhan
peta foto dengan metode direct georeference, Ketelitian planimetris untuk Peta Garis hasil fotogrametris
• JENIS ALAT UKUR TERESTRIS YANG DIGUNAKAN
Meetband/Total Station/Teodolit digital/analog/instrumen terestris lain.
• KETELITIAN ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN
Lihat spesifikasi teknis dari alat yang digunakan.
• KETELITIAN HASIL UKURAN PADA DATA UKURAN DAN NILAI KOORDINAT TITIK BATAS
Setiap data ukuran dan nilai koordinat titik batas harus terdefinisikan ketelitiannya.
• KETELITIAN IDENTIFIKASI TITIK BATAS BIDANG TANAH
Ketelitian identifikasi posisi titik batas bidang tanah di muka bumi dibandingkan posisi titik batas bidang tanah pada peta
foto/Peta Garis Hasil Fotogrametris.
• KETERANGAN DAN IDENTITAS JURU UKUR
ASN/SKB dan NIP/No Lisensi
• KONDISI ALAM DAN CUACA SAAT PENGUKURAN
Kondisi Alam : menggambarkan kondisi topografi dan penggunaan tanah bidang tanah serta cuaca saat pengukuran
berlangsung.
• JENIS PETA FOTO :
Peta Foto/Peta Garis Hasil Fotogrametris.
• KETELITIAN PETA FOTO/PETA GARIS HASIL FOTOGRAMETRIS
Ketelitian Kualitatif : Nilai Ground Sampel Distance (GSD)/Resolusi Spasial.
Ketelitian Kuantitatif : Nilai RMSE GCP dan ICP Peta Foto dengan metode Indirect Georeference, Nilai RMSE
keseluruhan peta foto dengan metode direct georeference, Ketelitian planimetris untuk Peta Garis hasil fotogrametris.
• METODE PENGUKURAN :
Metode pengamatan: Statik/Rapid Statik/RTK (NTRIP/Radio).
• JENIS DAN KETELITIAN RECEIVER GNSS
Merek, tipe, jenis Receiver GNSS beserta spesifikasi teknis receiver GNSS yang digunakan.
• KETELITIAN TITIK REFERENSI
Ketelitian titik refrensi yang dijadikan titik ikat pengukuran batas bidang.
• KETELITIAN HASIL UKURAN PADA DATA UKURAN DAN NILAI KOORDINAT TITIK BATAS
Setiap data ukuran dan nilai koordinat titik batas harus terdefinisikan ketelitiannya.
• KETERANGAN DAN IDENTITAS JURU UKUR
ASN/SKB dan NIP/No Lisensi
• KONDISI ALAM DAN CUACA SAAT PENGUKURAN
Kondisi Alam : menggambarkan kondisi topografi dan penggunaan tanah bidang tanah serta cuaca saat pengukuran
berlangsung.
• METODE PENGUKURAN :
Metode pengamatan: Statik/Rapid Statik/RTK (NTRIP/Radio).
• JENIS DAN KETELITIAN RECEIVER GNSS
Merek, tipe, jenis Receiver GNSS beserta spesifikasi teknis receiver GNSS yang
digunakan.
• KETELITIAN TITIK REFERENSI
Ketelitian titik refrensi yang dijadikan titik ikat pengukuran batas bidang.
• JENIS ALAT UKUR TERESTRIS YANG DIGUNAKAN
Meetband/Total Station/Teodolit digital/analog/instrumen terestris lain.
• KETELITIAN ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN
Lihat spesifikasi teknis dari alat yang digunakan.
• KETELITIAN PETA DASAR
Ketelitian peta dasar yang digunakan dalam pemetaan bidang tanah tersebut.
• KETELITIAN HASIL UKURAN PADA DATA UKURAN DAN NILAI KOORDINAT TITIK BATAS
Setiap data ukuran dan nilai koordinat titik batas harus terdefinisikan ketelitiannya.
• KETERANGAN DAN IDENTITAS JURU UKUR
ASN/SKB dan NIP/No Lisensi
• KONDISI ALAM DAN CUACA SAAT PENGUKURAN
Kondisi Alam : menggambarkan kondisi topografi dan penggunaan tanah bidang tanah
serta cuaca saat pengukuran berlangsung.
Implikasi
Kesalahan
Data Ukuran
Terhadap
Hasil Pemetaan
Bidang Tanah
Implikasi Kesalahan Data Ukuran terhadap
Hasil Pemetaan Bidang Tanah
Kesalahan akibat dari system, dapat berasal dari alat,
kondisi fisik petugas ukur dan kondisi alam, besarnya
kesalahan sistematis cenderung konstan dapat besar
atau kecil.
Kesalahan
sistematis
Kesalahan akibat dari ketidak becusan, ketidak hati
hatian petugas ukur.
Kesalahan
Kasar/Blunder
Kesalahan yang selalu terjadi dalam setiap kegiatan
pengukuran.
Kesalahan
acak
KESALAHAN DATA UKURAN JENIS BLUNDER INIHARUS DIBUANG DAN
DILAKUKAN PENGUKURAN/PENGAMBILAN DATA UKURAN ULANG
Implikasi jenis kesalahan sistem atis pada data
ukuran terhadap hasil pemetaan bidang tanah:
Sifat kesalahan sistematis adalah konstan dan dapat dikoreksi jika
diketahui besaran kesalahan sistematisnya.
Posisi/letak/koordinat batas bidang tanah berbeda dengan posisi
sebenarnya, perbedaan nilai dengan ukuran sebenarnya konstan.
Ukuran panjang dan sudut berbeda dengan nilai sebenarnya dengan
perbedaan nilai yang konstan.
Bentuk bidang tanah yang dihasilkan dalam kegiatan pemetaan sama
dengan bentuk sebenarnya. Tetapi memiliki dimensi yang berbeda
dengan sebenarnya.
Nilai luas bidang tanah hasil perhitungan akan berbeda dengan nilai
sebenarnya, tetapi perbedaan luas bidang – bidang tanah tersebut
dengan nilai sebenarnya adalah konstan
Implikasi Jenis Kesalahan Kesalahan Random/Acak
Pada Data Ukuran Terhadap Hasil Pemetaan Bidang Tanah
Kesalahan random merupakan kesalahan yang selalu terjadi
pada setiap data ukuran.
>
> Untuk menghindari terjadinya kesalahan sistematis dan kesalahan blunder/kasar,
maka perlu adanya batasan ketelitian/toleransi.
>
Dengan toleransi yang telah ditetapkan dan data ukuran memenuhi batas
toleransi selanjutnya diolah dengan menggunakan adjustmen/hitung
perataan maka akan dihasilkan data yang mendekati harga/nilai yang
sebenarnya terbebas dari kesalahan random/acak.
> Hasil pemetaan akan sesuai dengan keadaan dan kondisi
dilapangan/sesungguhnya
Jika perbedaan antara dua hasil hitungan luas >
Toleransi (T), maka kedua
hitungan luas tersebut ditolak dan dilakukan minimal2kali lagi
penghitungan luas.
T :Toleransi Luas Yang Diperkenankan.
L :Luas Rerata Bidang Tanah Tersebut.
T =
1
2
𝐿
Akurasi perhitungan luas dapat dilakukan dengan menggunakan rumus :
• Jika perbedaan antara dua hasil hitungan luas > Toleransi (T), maka kedua
hitungan luas tersebut ditolak dan dilakukan minimal 2 kali lagi penghitungan
luas.
• Untuk perhitungan luas dengan menggunakan cara yang sama, luas bidang
tanah adalah rata – rata dari kedua hasil hitungan.
• Untuk perhitungan luas dengan cara yang berbeda, luas bidang tanah yang
dipergunakan adalah luas hasil perhitungan dengan cara yang lebih teliti.
• Untuk bidang tanah yang luas (HGU, HPL, dll), satu bidang tanah harus
digambarkan pada dua zone TM-30 yang berbeda maka perhitungan luas
merupakan jumlah dari masing – masing luas bagian bidang tanah pada
masing – masing zone TM-30.
Toleransi perbedaan luas yang diperkenankan tidak melebihi
±5%dari luas yang tertera pada GU.
 Contoh:
Luas bidang
sampel pada GU:
100 m2
Luas bidang sampel pada gambar
situasi kontrol kualitas:
104m2
Luas bidang
sampel pada GU:
100 m2
Luas bidang sampel pada gambar
situasi kontrol kualitas:
109m2
Terima Kasih

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Latihan soal 1 ILMU UKUR TANAH
Latihan soal 1 ILMU UKUR TANAHLatihan soal 1 ILMU UKUR TANAH
Latihan soal 1 ILMU UKUR TANAHZainal Muttaqin
 
Perhitungan rumah tinggal (beton1)
Perhitungan rumah tinggal (beton1)Perhitungan rumah tinggal (beton1)
Perhitungan rumah tinggal (beton1)Rojulil Fadli
 
Perhitungan Kapasitas Tampungan Waduk
Perhitungan Kapasitas Tampungan WadukPerhitungan Kapasitas Tampungan Waduk
Perhitungan Kapasitas Tampungan Waduk21010115410004
 
Pengukuran poligon tertutup
Pengukuran poligon tertutupPengukuran poligon tertutup
Pengukuran poligon tertutupAmilia Tiara
 
Profil memanjang dan melintang (sifat datar)
Profil memanjang dan melintang (sifat datar)Profil memanjang dan melintang (sifat datar)
Profil memanjang dan melintang (sifat datar)Iqrimha Lairung
 
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3Lampung University
 
Soal uts ilmu ukur tanah
Soal uts ilmu ukur tanahSoal uts ilmu ukur tanah
Soal uts ilmu ukur tanahRizky Faisal
 
3. analisa harga satuan
3. analisa harga satuan3. analisa harga satuan
3. analisa harga satuanim4m90
 
Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar Pengamatan Paralaks Stereoskopis By Mega...
Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar Pengamatan Paralaks Stereoskopis By Mega...Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar Pengamatan Paralaks Stereoskopis By Mega...
Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar Pengamatan Paralaks Stereoskopis By Mega...Mega Yasma Adha
 
Cara pengukuran menggunakan total station
Cara pengukuran menggunakan total station Cara pengukuran menggunakan total station
Cara pengukuran menggunakan total station Edho Wiranata
 
Pengukuran kerangka dasar vertikal
Pengukuran kerangka dasar vertikalPengukuran kerangka dasar vertikal
Pengukuran kerangka dasar vertikalVinny Dewina
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota SerangRencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota SerangPenataan Ruang
 
Pedoman Layout Peta Sesuai SNI - Indonesia National Standar of Mapping/Layouting
Pedoman Layout Peta Sesuai SNI - Indonesia National Standar of Mapping/LayoutingPedoman Layout Peta Sesuai SNI - Indonesia National Standar of Mapping/Layouting
Pedoman Layout Peta Sesuai SNI - Indonesia National Standar of Mapping/LayoutingMgs Zulfikar Rasyidi
 
Laporan Polygon dan Thachymetri
Laporan Polygon dan ThachymetriLaporan Polygon dan Thachymetri
Laporan Polygon dan Thachymetrilia anggraini
 
INFORMASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DESA (IPPD) TAHUN 2022
INFORMASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DESA (IPPD) TAHUN 2022INFORMASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DESA (IPPD) TAHUN 2022
INFORMASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DESA (IPPD) TAHUN 2022Pemdes Wonoyoso
 
Analisa pekerjaan bongkaran
Analisa pekerjaan bongkaranAnalisa pekerjaan bongkaran
Analisa pekerjaan bongkaranSaeful Fajri
 
Hitungan Ilmu Ukur Tanah
Hitungan Ilmu Ukur TanahHitungan Ilmu Ukur Tanah
Hitungan Ilmu Ukur Tanahyulika usman
 
Contoh kasus poligon tertutup
Contoh kasus poligon tertutupContoh kasus poligon tertutup
Contoh kasus poligon tertutupEqi Arzaqi
 
Lampiran perda no 2 tahun 2013 tentang rtrw kabupaten karawang 2011 2031
Lampiran perda no 2 tahun 2013 tentang rtrw kabupaten karawang 2011   2031Lampiran perda no 2 tahun 2013 tentang rtrw kabupaten karawang 2011   2031
Lampiran perda no 2 tahun 2013 tentang rtrw kabupaten karawang 2011 2031muhfidzilla
 

Was ist angesagt? (20)

Latihan soal 1 ILMU UKUR TANAH
Latihan soal 1 ILMU UKUR TANAHLatihan soal 1 ILMU UKUR TANAH
Latihan soal 1 ILMU UKUR TANAH
 
Perhitungan rumah tinggal (beton1)
Perhitungan rumah tinggal (beton1)Perhitungan rumah tinggal (beton1)
Perhitungan rumah tinggal (beton1)
 
Perhitungan Kapasitas Tampungan Waduk
Perhitungan Kapasitas Tampungan WadukPerhitungan Kapasitas Tampungan Waduk
Perhitungan Kapasitas Tampungan Waduk
 
Pengukuran poligon tertutup
Pengukuran poligon tertutupPengukuran poligon tertutup
Pengukuran poligon tertutup
 
Profil memanjang dan melintang (sifat datar)
Profil memanjang dan melintang (sifat datar)Profil memanjang dan melintang (sifat datar)
Profil memanjang dan melintang (sifat datar)
 
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3
 
Soal uts ilmu ukur tanah
Soal uts ilmu ukur tanahSoal uts ilmu ukur tanah
Soal uts ilmu ukur tanah
 
3. analisa harga satuan
3. analisa harga satuan3. analisa harga satuan
3. analisa harga satuan
 
Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar Pengamatan Paralaks Stereoskopis By Mega...
Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar Pengamatan Paralaks Stereoskopis By Mega...Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar Pengamatan Paralaks Stereoskopis By Mega...
Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar Pengamatan Paralaks Stereoskopis By Mega...
 
Cara pengukuran menggunakan total station
Cara pengukuran menggunakan total station Cara pengukuran menggunakan total station
Cara pengukuran menggunakan total station
 
Pengukuran kerangka dasar vertikal
Pengukuran kerangka dasar vertikalPengukuran kerangka dasar vertikal
Pengukuran kerangka dasar vertikal
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota SerangRencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang
 
Pedoman Layout Peta Sesuai SNI - Indonesia National Standar of Mapping/Layouting
Pedoman Layout Peta Sesuai SNI - Indonesia National Standar of Mapping/LayoutingPedoman Layout Peta Sesuai SNI - Indonesia National Standar of Mapping/Layouting
Pedoman Layout Peta Sesuai SNI - Indonesia National Standar of Mapping/Layouting
 
Laporan Polygon dan Thachymetri
Laporan Polygon dan ThachymetriLaporan Polygon dan Thachymetri
Laporan Polygon dan Thachymetri
 
INFORMASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DESA (IPPD) TAHUN 2022
INFORMASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DESA (IPPD) TAHUN 2022INFORMASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DESA (IPPD) TAHUN 2022
INFORMASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DESA (IPPD) TAHUN 2022
 
Analisa pekerjaan bongkaran
Analisa pekerjaan bongkaranAnalisa pekerjaan bongkaran
Analisa pekerjaan bongkaran
 
Hitungan Ilmu Ukur Tanah
Hitungan Ilmu Ukur TanahHitungan Ilmu Ukur Tanah
Hitungan Ilmu Ukur Tanah
 
Contoh kasus poligon tertutup
Contoh kasus poligon tertutupContoh kasus poligon tertutup
Contoh kasus poligon tertutup
 
Pedoman Penetapan dan Penegasan Batas Desa
Pedoman Penetapan dan Penegasan Batas DesaPedoman Penetapan dan Penegasan Batas Desa
Pedoman Penetapan dan Penegasan Batas Desa
 
Lampiran perda no 2 tahun 2013 tentang rtrw kabupaten karawang 2011 2031
Lampiran perda no 2 tahun 2013 tentang rtrw kabupaten karawang 2011   2031Lampiran perda no 2 tahun 2013 tentang rtrw kabupaten karawang 2011   2031
Lampiran perda no 2 tahun 2013 tentang rtrw kabupaten karawang 2011 2031
 

Ähnlich wie Meta Data dan Implikasi Akurasi Pengukuran Dan Pemetaan Batas Bidang Tanah_Eko Budi STPN (1).pptx

Paparan Topografi pada proyek pembangunan jalan tol
Paparan Topografi pada proyek pembangunan jalan tolPaparan Topografi pada proyek pembangunan jalan tol
Paparan Topografi pada proyek pembangunan jalan tolErwangga1
 
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografiKerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografiAnindya N. Rafitricia
 
PPT MATERI III - KOREKSI GEOMETRIS DAN UJI AKURASI SUMBER DATA - ZULFIKAR.pdf
PPT MATERI III - KOREKSI GEOMETRIS DAN UJI AKURASI SUMBER DATA - ZULFIKAR.pdfPPT MATERI III - KOREKSI GEOMETRIS DAN UJI AKURASI SUMBER DATA - ZULFIKAR.pdf
PPT MATERI III - KOREKSI GEOMETRIS DAN UJI AKURASI SUMBER DATA - ZULFIKAR.pdfHackEuy
 
Fotogrametri
FotogrametriFotogrametri
Fotogrametriodemigo
 
Jenjang 2 - Materi Diklat SKKNI Kadastral.pptx
Jenjang 2 - Materi Diklat SKKNI Kadastral.pptxJenjang 2 - Materi Diklat SKKNI Kadastral.pptx
Jenjang 2 - Materi Diklat SKKNI Kadastral.pptxdevi673929
 
Dasar dasar perpetaan
Dasar dasar perpetaanDasar dasar perpetaan
Dasar dasar perpetaanZia Ul Maksum
 
Piyuut tralala www
Piyuut  tralala wwwPiyuut  tralala www
Piyuut tralala wwwRendi Myung
 
7307-20465-1-SM.pptx
7307-20465-1-SM.pptx7307-20465-1-SM.pptx
7307-20465-1-SM.pptxRoni568572
 
Alur Recounting Luas Kumuh_Jumlah Penerima Manfaat.pptx
Alur Recounting Luas Kumuh_Jumlah Penerima Manfaat.pptxAlur Recounting Luas Kumuh_Jumlah Penerima Manfaat.pptx
Alur Recounting Luas Kumuh_Jumlah Penerima Manfaat.pptxssuser7405b9
 
Bab i pengenalan_ilmu_ukur_tanah
Bab i pengenalan_ilmu_ukur_tanahBab i pengenalan_ilmu_ukur_tanah
Bab i pengenalan_ilmu_ukur_tanahyonolino
 
1214 modul 1 pendahuluan(1)
1214 modul 1 pendahuluan(1)1214 modul 1 pendahuluan(1)
1214 modul 1 pendahuluan(1)Ofiq Sa'durrofiq
 
Tutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI Software
Tutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI SoftwareTutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI Software
Tutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI Softwarebramantiyo marjuki
 
Dasar-dasar Pengukuran.pptx
Dasar-dasar Pengukuran.pptxDasar-dasar Pengukuran.pptx
Dasar-dasar Pengukuran.pptxSeptian558020
 

Ähnlich wie Meta Data dan Implikasi Akurasi Pengukuran Dan Pemetaan Batas Bidang Tanah_Eko Budi STPN (1).pptx (20)

Paparan Topografi pada proyek pembangunan jalan tol
Paparan Topografi pada proyek pembangunan jalan tolPaparan Topografi pada proyek pembangunan jalan tol
Paparan Topografi pada proyek pembangunan jalan tol
 
Kak tim gps
Kak tim gpsKak tim gps
Kak tim gps
 
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografiKerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
 
PPT MATERI III - KOREKSI GEOMETRIS DAN UJI AKURASI SUMBER DATA - ZULFIKAR.pdf
PPT MATERI III - KOREKSI GEOMETRIS DAN UJI AKURASI SUMBER DATA - ZULFIKAR.pdfPPT MATERI III - KOREKSI GEOMETRIS DAN UJI AKURASI SUMBER DATA - ZULFIKAR.pdf
PPT MATERI III - KOREKSI GEOMETRIS DAN UJI AKURASI SUMBER DATA - ZULFIKAR.pdf
 
Fotogrametri
FotogrametriFotogrametri
Fotogrametri
 
Alat ukur tanah
Alat ukur tanahAlat ukur tanah
Alat ukur tanah
 
Jenjang 2 - Materi Diklat SKKNI Kadastral.pptx
Jenjang 2 - Materi Diklat SKKNI Kadastral.pptxJenjang 2 - Materi Diklat SKKNI Kadastral.pptx
Jenjang 2 - Materi Diklat SKKNI Kadastral.pptx
 
Dasar dasar perpetaan
Dasar dasar perpetaanDasar dasar perpetaan
Dasar dasar perpetaan
 
Piyuut tralala www
Piyuut  tralala wwwPiyuut  tralala www
Piyuut tralala www
 
7307-20465-1-SM.pptx
7307-20465-1-SM.pptx7307-20465-1-SM.pptx
7307-20465-1-SM.pptx
 
PPT Banyu Urip 211.pptx
PPT Banyu Urip 211.pptxPPT Banyu Urip 211.pptx
PPT Banyu Urip 211.pptx
 
Alur Recounting Luas Kumuh_Jumlah Penerima Manfaat.pptx
Alur Recounting Luas Kumuh_Jumlah Penerima Manfaat.pptxAlur Recounting Luas Kumuh_Jumlah Penerima Manfaat.pptx
Alur Recounting Luas Kumuh_Jumlah Penerima Manfaat.pptx
 
Bab i pengenalan_ilmu_ukur_tanah
Bab i pengenalan_ilmu_ukur_tanahBab i pengenalan_ilmu_ukur_tanah
Bab i pengenalan_ilmu_ukur_tanah
 
1214 modul 1 pendahuluan(1)
1214 modul 1 pendahuluan(1)1214 modul 1 pendahuluan(1)
1214 modul 1 pendahuluan(1)
 
Kerangka kontrol vertikal 2
Kerangka kontrol vertikal 2Kerangka kontrol vertikal 2
Kerangka kontrol vertikal 2
 
Kesalahan Bias Ionosfer dan Troposfer
Kesalahan Bias Ionosfer dan TroposferKesalahan Bias Ionosfer dan Troposfer
Kesalahan Bias Ionosfer dan Troposfer
 
Tutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI Software
Tutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI SoftwareTutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI Software
Tutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI Software
 
Bab 8: Pemetaan dengan Alat GPS
Bab 8:   Pemetaan dengan Alat GPSBab 8:   Pemetaan dengan Alat GPS
Bab 8: Pemetaan dengan Alat GPS
 
Dasar-dasar Pengukuran.pptx
Dasar-dasar Pengukuran.pptxDasar-dasar Pengukuran.pptx
Dasar-dasar Pengukuran.pptx
 
Penilaian tanah
Penilaian tanahPenilaian tanah
Penilaian tanah
 

Meta Data dan Implikasi Akurasi Pengukuran Dan Pemetaan Batas Bidang Tanah_Eko Budi STPN (1).pptx

  • 1. Pelatihan Pemetaan Bidang Tanah Terintegrasi Meta Data danImplikasi Akurasi Pengukuran Dan Pemetaan Batas Bidang Tanah EKOBUDI WAHYONO
  • 2. Pendahuluan • Menurut Ghilani, 2018 : 1. Tidak ada pengukuran yang tepat, 2. Setiap pengukuran mengandung kesalahan, 3. Nilai sebenarnya dari pengukuran tidak pernah diketahui, dan dengan demikian 4. Ukuran pasti dari kesalahan ini selalu tidak diketahui. • Dalam suatu kegiatan pengukuran atau pengamatan seorang (observer) harus menyadari bahwa setiap pengamatan atau pengukuran tidak akan menghasilkan nilai yang mutlak benar. • Kebenaran nilai dari hasil suatu pengukuran hanya dapat dicapai pada batas tertentu saja, karena ada kesalahan – kesalahan yang tidak dapat dihilangkan. • Kebenaran nilai dengan batas tertentu biasa disebut dengan nilai yang telah memenuhi akurasi yang ditentukan. • Untuk Ketelitian hasil ukuran batas bidang tanah, harus ada ukuran lebih.
  • 3. Teknik Dasar Akurasi Pengukuran dan Pemetaan a. Metadata Hasil Pengukuran Sesuai Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 16Tahun 2021 b. Implikasi Kesalahan Data Ukuran Terhadap Hasil Pemetaan Bidang Tanah
  • 5. Terestris Fotogrametris Pengamatan Satelit Kombinasi Ketiganya Sumber : Petunjuk Teknis Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap No. 1/Juknis-100.Hk.02.01/I/2022, Tanggal 26 Januari 2022
  • 6. Sesuai Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 16Tahun 2021 • Metadata dapat diartikan sebagai ‘data tentang data (spasial)’, berisikan informasi mengenai karakteristik data, kondisi,cara dan memegang peran penting di dalam mekanisme pertukaran data. • Metadata dipergunakan untuk melakukan dokumentasi data spasial yang berhubungan tentang siapa,apa,kapan, dimana, dan bagaimana data spasial dipersiapkan.
  • 7. Sesuai Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 16Tahun 2021 • Pencantuman metadata seperti peralatan pengukuran yang digunakan, metode pengukuran, data dan hasil pengukuran, penyelesaian sengketa batas dan data teknis lainnya. (Pasal 30A ayat 3,PMNA/Ka. BPN No. 16Tahun2021) • Gambar Ukur mencantumkan metadata seperti peralatan pengukuran yang digunakan, metode pengukuran, data dan hasil pengukuran, akurasi setiap titik yang diukur, penyelesaian sengketa batas dan data teknis lainnya. (Juknis PTSL 2022) • Metadata juga perlu ditampilkan pada peta – peta tematik terkait : Sistem Referensi/Datum, metode akuisisi data, peralatan yang digunakan, ketelitian peta yang dihasilkan dan lain – lain.
  • 8. Meta Data Dibawah Ini, Minimal Yang Harus Ada Dalam Gambar Ukur/Catatan Lapangan : • JENIS ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN Meetband/Total Station/Teodolit digital/analog/instrumen terestris lain. • KETELITIAN ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN Lihat spesifikasi teknis dari alat yang digunakan. • KETELITIAN TITIK REFERENSI Ketelitian titik refrensi yang dijadikan titik ikat pengukuran batas bidang. • KETELITIAN PETA DASAR Ketelitian peta dasar yang digunakan dalam pemetaan bidang tanah tersebut. • KETELITIAN HASIL UKURAN PADA DATA UKURAN DAN NILAI KOORDINAT TITIK BATAS Setiap data ukuran dan nilai koordinat titik batas harus terdefinisikan ketelitiannya. • KETERANGAN DAN IDENTITAS JURU UKUR ASN/SKB dan NIP/No Lisensi • KONDISI ALAM DAN CUACA SAAT PENGUKURAN Kondisi Alam :menggambarkan kondisi topografi dan penggunaan tanah bidang tanah serta cuaca saat pengukuran berlangsung.
  • 9. Meta Data di bawah Ini,Minimal Yang Harus Ada Dalam Gambar Ukur/Catatan Lapangan : • JENIS PETA FOTO : Peta Foto/Blow Up Foto Udara/Peta Garis Hasil Fotogrametris. • KETELITIAN PETA FOTO/PETA GARIS HASIL FOTOGRAMETRIS Ketelitian Kualitatif : Nilai Ground Sampel Distance (GSD)/Resolusi Spasial. Ketelitian Kuantitatif : Nilai RMSE GCP dan ICP Peta Foto dengan metode Indirect Georeference, Nilai RMSE keseluruhan peta foto dengan metode direct georeference, Ketelitian planimetris untuk Peta Garis hasil fotogrametris • KETELITIAN IDENTIFIKASI TITIK BATAS BIDANG TANAH Ketelitian identifikasi posisi titik batas bidang tanah di muka bumi dibandingkan posisi titik batas bidang tanah pada peta foto/Peta Garis Hasil Fotogrametris. • KETELITIAN HASIL UKURAN PADA DATAUKURAN PADA BLOW UP FOTO UDARA Pengukuran secara langsung di lapangan tetap dilakukan dan setiap data ukuran harus terdefinisikan ketelitiannya, Meta data menyesuaikan metode pengukuran: Terestris dan Survei GNSS. • KETERANGAN DAN IDENTITAS JURU UKUR ASN/SKB dan NIP/No Lisensi • KONDISI ALAM DAN CUACA SAAT PENGUKURAN Kondisi Alam : menggambarkan kondisi topografi dan penggunaan tanah bidang tanah serta cuaca saat pengukuran berlangsung.
  • 10. Meta Data di bawah Ini, Minimal Yang Harus Ada Dalam Gambar Ukur/Catatan Lapangan : • METODE PENGUKURAN : Metode pengamatan: Statik/Rapid Statik/RTK (NTRIP/Radio). • JENIS DAN KETELITIAN RECEIVER GNSS Merek, tipe, jenis Receiver GNSS beserta spesifikasi teknis receiver GNSS yang digunakan. • KETELITIAN TITIK REFERENSI Ketelitian titik refrensi yang dijadikan titik ikat pengukuran batas bidang. • KETELITIAN PETA DASAR Ketelitian peta dasar yang digunakan dalam pemetaan bidang tanah tersebut. • KETELITIAN HASIL UKURAN PADA DATA UKURAN DAN NILAI KOORDINAT TITIK BATAS Setiap data ukuran dan nilai koordinat titik batas harus terdefinisikan ketelitiannya. • KETERANGAN DAN IDENTITAS JURU UKUR ASN/SKB dan NIP/No Lisensi • KONDISI ALAM DAN CUACA SAAT PENGUKURAN Kondisi Alam : menggambarkan kondisi topografi dan penggunaan tanah bidang tanah serta cuaca saat pengukuran berlangsung.
  • 11. • Meta Data pada metode Kombinasi, tergantung jenis kombinasi. • Kemungkinan Metode Kombinasi :  Metode Fotogrametris dan Terestris.  Metode Fotogrametris dan Pengamatan Satelit.  Metode Pengamatan Satelit dan Terestris • Meta Data harus dapat menunjukkan tingkat ketelitian metode kombinasi dengan memperhitungkan ketelitian masing – masing metode. • Ketelitian hasil pengukuran metode kombinasi harus memperhitungkan perambatan kesalahan dari kedua metode diatas.
  • 12. • JENIS PETA FOTO : Peta Foto/Peta Garis Hasil Fotogrametris. • KETELITIAN PETA FOTO/PETA GARIS HASIL FOTOGRAMETRIS Ketelitian Kualitatif : Nilai Ground Sampel Distance (GSD)/Resolusi Spasial. Ketelitian Kuantitatif : Nilai RMSE GCP dan ICP Peta Foto dengan metode Indirect Georeference, Nilai RMSE keseluruhan peta foto dengan metode direct georeference, Ketelitian planimetris untuk Peta Garis hasil fotogrametris • JENIS ALAT UKUR TERESTRIS YANG DIGUNAKAN Meetband/Total Station/Teodolit digital/analog/instrumen terestris lain. • KETELITIAN ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN Lihat spesifikasi teknis dari alat yang digunakan. • KETELITIAN HASIL UKURAN PADA DATA UKURAN DAN NILAI KOORDINAT TITIK BATAS Setiap data ukuran dan nilai koordinat titik batas harus terdefinisikan ketelitiannya. • KETELITIAN IDENTIFIKASI TITIK BATAS BIDANG TANAH Ketelitian identifikasi posisi titik batas bidang tanah di muka bumi dibandingkan posisi titik batas bidang tanah pada peta foto/Peta Garis Hasil Fotogrametris. • KETERANGAN DAN IDENTITAS JURU UKUR ASN/SKB dan NIP/No Lisensi • KONDISI ALAM DAN CUACA SAAT PENGUKURAN Kondisi Alam : menggambarkan kondisi topografi dan penggunaan tanah bidang tanah serta cuaca saat pengukuran berlangsung.
  • 13. • JENIS PETA FOTO : Peta Foto/Peta Garis Hasil Fotogrametris. • KETELITIAN PETA FOTO/PETA GARIS HASIL FOTOGRAMETRIS Ketelitian Kualitatif : Nilai Ground Sampel Distance (GSD)/Resolusi Spasial. Ketelitian Kuantitatif : Nilai RMSE GCP dan ICP Peta Foto dengan metode Indirect Georeference, Nilai RMSE keseluruhan peta foto dengan metode direct georeference, Ketelitian planimetris untuk Peta Garis hasil fotogrametris. • METODE PENGUKURAN : Metode pengamatan: Statik/Rapid Statik/RTK (NTRIP/Radio). • JENIS DAN KETELITIAN RECEIVER GNSS Merek, tipe, jenis Receiver GNSS beserta spesifikasi teknis receiver GNSS yang digunakan. • KETELITIAN TITIK REFERENSI Ketelitian titik refrensi yang dijadikan titik ikat pengukuran batas bidang. • KETELITIAN HASIL UKURAN PADA DATA UKURAN DAN NILAI KOORDINAT TITIK BATAS Setiap data ukuran dan nilai koordinat titik batas harus terdefinisikan ketelitiannya. • KETERANGAN DAN IDENTITAS JURU UKUR ASN/SKB dan NIP/No Lisensi • KONDISI ALAM DAN CUACA SAAT PENGUKURAN Kondisi Alam : menggambarkan kondisi topografi dan penggunaan tanah bidang tanah serta cuaca saat pengukuran berlangsung.
  • 14. • METODE PENGUKURAN : Metode pengamatan: Statik/Rapid Statik/RTK (NTRIP/Radio). • JENIS DAN KETELITIAN RECEIVER GNSS Merek, tipe, jenis Receiver GNSS beserta spesifikasi teknis receiver GNSS yang digunakan. • KETELITIAN TITIK REFERENSI Ketelitian titik refrensi yang dijadikan titik ikat pengukuran batas bidang. • JENIS ALAT UKUR TERESTRIS YANG DIGUNAKAN Meetband/Total Station/Teodolit digital/analog/instrumen terestris lain. • KETELITIAN ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN Lihat spesifikasi teknis dari alat yang digunakan. • KETELITIAN PETA DASAR Ketelitian peta dasar yang digunakan dalam pemetaan bidang tanah tersebut. • KETELITIAN HASIL UKURAN PADA DATA UKURAN DAN NILAI KOORDINAT TITIK BATAS Setiap data ukuran dan nilai koordinat titik batas harus terdefinisikan ketelitiannya. • KETERANGAN DAN IDENTITAS JURU UKUR ASN/SKB dan NIP/No Lisensi • KONDISI ALAM DAN CUACA SAAT PENGUKURAN Kondisi Alam : menggambarkan kondisi topografi dan penggunaan tanah bidang tanah serta cuaca saat pengukuran berlangsung.
  • 16. Implikasi Kesalahan Data Ukuran terhadap Hasil Pemetaan Bidang Tanah Kesalahan akibat dari system, dapat berasal dari alat, kondisi fisik petugas ukur dan kondisi alam, besarnya kesalahan sistematis cenderung konstan dapat besar atau kecil. Kesalahan sistematis Kesalahan akibat dari ketidak becusan, ketidak hati hatian petugas ukur. Kesalahan Kasar/Blunder Kesalahan yang selalu terjadi dalam setiap kegiatan pengukuran. Kesalahan acak KESALAHAN DATA UKURAN JENIS BLUNDER INIHARUS DIBUANG DAN DILAKUKAN PENGUKURAN/PENGAMBILAN DATA UKURAN ULANG
  • 17. Implikasi jenis kesalahan sistem atis pada data ukuran terhadap hasil pemetaan bidang tanah: Sifat kesalahan sistematis adalah konstan dan dapat dikoreksi jika diketahui besaran kesalahan sistematisnya. Posisi/letak/koordinat batas bidang tanah berbeda dengan posisi sebenarnya, perbedaan nilai dengan ukuran sebenarnya konstan. Ukuran panjang dan sudut berbeda dengan nilai sebenarnya dengan perbedaan nilai yang konstan. Bentuk bidang tanah yang dihasilkan dalam kegiatan pemetaan sama dengan bentuk sebenarnya. Tetapi memiliki dimensi yang berbeda dengan sebenarnya. Nilai luas bidang tanah hasil perhitungan akan berbeda dengan nilai sebenarnya, tetapi perbedaan luas bidang – bidang tanah tersebut dengan nilai sebenarnya adalah konstan
  • 18. Implikasi Jenis Kesalahan Kesalahan Random/Acak Pada Data Ukuran Terhadap Hasil Pemetaan Bidang Tanah Kesalahan random merupakan kesalahan yang selalu terjadi pada setiap data ukuran. > > Untuk menghindari terjadinya kesalahan sistematis dan kesalahan blunder/kasar, maka perlu adanya batasan ketelitian/toleransi. > Dengan toleransi yang telah ditetapkan dan data ukuran memenuhi batas toleransi selanjutnya diolah dengan menggunakan adjustmen/hitung perataan maka akan dihasilkan data yang mendekati harga/nilai yang sebenarnya terbebas dari kesalahan random/acak. > Hasil pemetaan akan sesuai dengan keadaan dan kondisi dilapangan/sesungguhnya
  • 19. Jika perbedaan antara dua hasil hitungan luas > Toleransi (T), maka kedua hitungan luas tersebut ditolak dan dilakukan minimal2kali lagi penghitungan luas. T :Toleransi Luas Yang Diperkenankan. L :Luas Rerata Bidang Tanah Tersebut. T = 1 2 𝐿 Akurasi perhitungan luas dapat dilakukan dengan menggunakan rumus :
  • 20. • Jika perbedaan antara dua hasil hitungan luas > Toleransi (T), maka kedua hitungan luas tersebut ditolak dan dilakukan minimal 2 kali lagi penghitungan luas. • Untuk perhitungan luas dengan menggunakan cara yang sama, luas bidang tanah adalah rata – rata dari kedua hasil hitungan. • Untuk perhitungan luas dengan cara yang berbeda, luas bidang tanah yang dipergunakan adalah luas hasil perhitungan dengan cara yang lebih teliti. • Untuk bidang tanah yang luas (HGU, HPL, dll), satu bidang tanah harus digambarkan pada dua zone TM-30 yang berbeda maka perhitungan luas merupakan jumlah dari masing – masing luas bagian bidang tanah pada masing – masing zone TM-30.
  • 21. Toleransi perbedaan luas yang diperkenankan tidak melebihi ±5%dari luas yang tertera pada GU.  Contoh: Luas bidang sampel pada GU: 100 m2 Luas bidang sampel pada gambar situasi kontrol kualitas: 104m2 Luas bidang sampel pada GU: 100 m2 Luas bidang sampel pada gambar situasi kontrol kualitas: 109m2