28. CLUSTER, NARASI, DAN OVERLAP
28
Pro Anti
vaksin
Pro Teori
konspirasi
Pro
Oposisi
Pro
Influencer
(misal @LsOwien)
• Vaksin mengandung
merkuri
• Vaksin untuk depopulasi
• Protokol pengobatan
covid adalah protokol
setan
• Kekuatan global
mempengaruhi pikiran
manusia melalui covid dan
vaksin
• Kita sedang melawan
kekuatan global
• Pemerintah dan nakes
adalah kaki tangan
kekuatan global
• Vaksin menurunkan imunitas
• Vaksin mengandung racun
• Vaksin menyebabkan autism
• Tubuh lebih sehat tanpa
vaksin
• Kritik pada pemerintah
• Tidak percaya pada penanganan covid
oleh pemerintah
• Melihat pemerintah tidak adil dan tegas
dalam kebijakan dan pelaksanaan
• Tokoh yang memiliki pandangan
kontra sains,
• kontra pemerintah, dan/atau
• satu frekuensi dengan teori konspirasi
Pertemuan
Kepentingan
31. TRENDS OF PUBLIC EMOTION
31
Trust
Surprise
Anger
Fear
Anticipation
KEYWORDS: pemerintah, indonesia, pemprov, gubernur, wali kota, kabupaten, propinsi
FILTERS: corona, virus, covid19, covid-19, coronavirus, viruscorona
32. NEW NORMAL: ANALISIS EMOSI PUBLIK
32
Tidak yakin, karena:
• Kasus korona masih tinggi
(misal Surabaya).
• Negara lain mulai saat kurva
melandai, Indonesia masih naik.
• Potensi gelombang ke-2 corona.
• Jumlah test masih kecil.
• Seperti perang tanpa senjata.
Kasus korona masih
tinggi
Kurva masih naik
Potensi gelombang
kedua
Test masih kecil
Perang tanpa
senjata
33. KESIMPULAN
• Untuk mengetahui pendukung dari seorang influencer yang covid deniers, kita bisa
melihat dua aspek: narasi dan peta SNA.
• Narasi covid denier dari akun @LsOwien ini setidaknya memiliki irisan dengan tiga
kelompok: anti vaxxer, teori konspirasi, dan oposisi.
• Peta SNA memperlihatkan pendukung covid deniers @LsOwien memiliki sebagian
irisan dengan cluster oposisi, dan cluster pendukung tersendiri yang narasinya
sefrekuensi dengan anti vaxxer dan teori konspirasi.
• Dampak negatif dari influencer covid deniers seperti ini adalah, akan selalu ada
kelompok orang yang memanfaatkan narasi, grafis, dan videonya, yang di-"context
collapse"-kan dengan narasi lain yang cocok dengan narasi kelompoknya, dan disebar
ke group2 WA.
• Penyebaran di group WA ini sangat cepat viralnya dan tidak bisa dimonitor, khususnya
dalam jejaring tiga kelompok tersebut. Dan ini mudah mempengaruhi pengguna,
khususnya dari kalangan yang tidak bisa melakukan verifikasi (spt orang tua, post truth
believers).
• Diskusi dengan influencer yang covid deniers seperti ini sudah terbukti tidak efektif,
karena kuatnya keyakinan pada narasinya dan selalu ada pendukung sefrekuensi yang
cukup besar.
33