SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 21
1




                                            BAB I
                                   PENDAHULUAN




1.1    Latar Belakang
       Pada waktu ini pengelasan dan pemotongan merupakan pelaksanaan
pengerjaan yang amat penting dalam teknologi produksi bahan baku logam. Dari
perkembangannya yang pesat telah banyak teknologi baru yang ditemukan
sehingga boleh dikatakan hampir tidak ada logam yang tidak dapat dipotong dan
dilas dengan cara-cara yang ada saat ini.
       Salah satu cara pengelasan yang dilakukan, misalnya seperti proses
pengelasan dengan gas. Yang umum dilakukan merupakan pengelasan dengan gas
oksi-asetilen atau yang sering disebut sebagai las karbid. Banyak keuntungan
yang dapat diperoleh dengan jenis pengelasan ini. Karena pada pengelasan ini
sumber panasnya berasal dari pembakaran gas asetilen dengan gas oksigen, maka
perlu diketahui perbandingan yang tepat akan masing-masing gas tersebut agar
diperoleh hasil lasan yang baik.


1.2    Tujuan Percobaan
       Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui jenis-jenis nyala
api dan pengaruh kecepatan pengelasan pada pengelasan oksi-asetilen terhadap
deposit metal las.


1.3    Batasan Masalah
       Pada percobaan ini, permasalahan dibatasi pada pengontrolan input bahan
bakar gas dan oksigen untuk        proses pengelasan, kecepatan pengelasan yang
dilakukan dan penggunaan filler metal dalam proses pengelasan.




                                             1
2




1.4    Sistematika Penulisan
       Sistematika penulisan laporan ini terdiri dari lima bab sebagai kajian
utama. Bab I menjelaskan latar belakang, tujuan percobaan, batasan masalah, dan
sistematika penulisan laporan yang digunakan. Bab II merupakan tinjauan pustaka
yang berisi mengenai teori singkat yang terkait dengan percobaan yang dilakukan.
Bab III menjelaskan mengenai metode penelitian yang dilakukan. Bab IV
menjelaskan mengenai data percobaan, dan pembahasan berdasarkan tinjauan
pustaka dari data yang telah diperoleh. Bab V menjelaskan mengenai kesimpulan
dari percobaan yang telah dilakukan, yang dilengkapi dengan saran seputar
percobaan. Sebagai kajian tambahan, di akhir laporan terdapat lampiran yang
memuat contoh perhitungan, jawaban pertanyaan dan tugas, gambar alat dan
bahan yang digunakan dalam praktikum serta blanko percobaaan.
3




                                       BAB II
                             TINJAUAN PUSTAKA




2.1    Pengelasan Oksi-asetilen
       Pengelasan dengan gas dilakukan dengan membakar bahan bakar gas yang
dicampur dengan oksigen (O2) sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu
tinggi yang mampu mencairkan logam induk dan logam pengisinya. Jenis bahan
bakar gas yang digunakan misalnya asetilen, propana atau hidrogen, sehingga cara
pengelasan ini dinamakan las oksi-asetilen atau dikenal dengan nama las karbit.
       Nyala asetilen diperoleh dari nyala gas campuran oksigen dan asetilen
yang digunakan untuk memanaskan logam sampai mencapai titik cair logam
induk. Pengelasan dapat dilakukan dengan atau tanpa logam pengisi.
       Oksigen diperoleh dari proses elektrolisa atau proses pencairan udara.
Oksigen komersil umumnya berasal dari proses pencairan udara di mana oksigen
dipisahkan dari nitrogen. Oksigen ini disimpan dalam silinder baja pada tekanan
14 MPa. Gas asetilen (C2H2) dihasilkan dari reaksi kalsium karbida dengan air.
Gelembung-gelembung gas naik dan endapan yang terjadi adalah kapur tohor.
       Reaksi yang terjadi dalam tabung asetilen adalah :

               CaC2     + + 2O
                           2H             =     Ca(OH)2      + +C2H2

Bila dihitung ternyata 1 kg CaC2 menghasilkan kurang lebih 300 liter asetilen.
       Sifat dari asetilen (C2H2) yang merupakan gas bahan bakar adalah tidak
berwarna, tidak beracun, berbau, lebih ringan dari udara, cenderung untuk
memisahkan diri bila terjadi kenaikan tekanan dan suhu (di atas 1,5 bar dan 350o
C), dapat larut dalam massa berpori (aseton).
       Karbida kalsium keras, mirip batu, berwarna kelabu dan terbentuk sebagai
hasil reaksi antara kalsium dan batu bara dalam dapur listrik. Hasil reaksi ini
kemudian digerus, dipilih dan disimpan dalam drum baja yang tertutup rapat. Gas
asetilen dapat diperoleh dari generator asetilen yang menghasilkan gas asetilen



                                          3
4




dengan mencampurkan karbid dengan air atau kini dapat dibeli dalam tabung-
tabung gas siap pakai. Agar aman tekanan gas asetilen dalam tabung tidak boleh
melebihi 100 Kpa, dan disimpan tercampur dengan aseton. Tabung asetilen diisi
dengan bahan pengisi berpori yang jenuh dengan aseton, kemudian diisi dengan
gas asetilen. Tabung jenis ini mampu menampung gas asetilen bertekanan sampai
1,7 MPa.




                     Gambar 1. Komponen Las Oksi-asetilen

       Prinsip dari pengelasan ini tidak terlalu rumit. Hanya dengan mengatur
besarnya gas asetilen dan oksigen, kemudian ujungnya didekatkan dengan nyala
api maka akan timbul nyala api. Tetapi besarnya gas asetilen dan oksigen harus
diatur sedemikian rupa dengan memutar pengatur tekanan sedikit demi sedikit.
Apabila gas asetilen saja yang dihidupkan maka nyala apinya berupa nyala biasa
dengan mengeluarkan jelaga. Apabila gas asetilennya terlalu sedikit yang diputar,
maka api las tidak akan menyala.
       Kecepatan penarikan kembali gas per jam dari sebuah silinder asetilen
tidak boleh lebih besar dari 20% (seperlima) dari isinya, agar gas aseton bisa
dialirkan (silinder asetilen haruslah selalu tegak lurus).

2.2    Nyala Api Oksi-asetilen
       Nyala hasil pembakaran dalam las oksi-asetilen dapat berubah bergantung
pada perbandingan antara gas oksigen dan gas asetilennya. Ada tiga macam nyala
api dalam las oksi-asetilen, yaitu :
5




1. Nyala Karburasi
   Bila terlalu banyak perbandingan gas asetilen yang digunakan maka di
antara kerucut dalam dan kerucut luar akan timbul kerucut nyala baru
berwarna biru. Di antara kerucut yang menyala dan selubung luar akan
terdapat kerucut antara yang berwarna keputih-putihan, yang panjangnya
ditentukan oleh jumlah kelebihan asetilen. Hal ini akan menyebabkan
terjadinya karburisasi pada logam cair. Nyala ini banyak digunakan dalam
pengelasan logam monel, nikel, berbagai jenis baja dan bermacam-macam
bahan pengerasan permukaan non-ferrous.




                      Gambar 2. Nyala Api Karburasi


2. Nyala Netral
   Nyala ini terjadi bila perbandingan antara oksigen dan asetilen sekitar
satu. Nyala terdiri atas kerucut dalam yang berwarna putih bersinar dan
kerucut luar yang berwarna biru bening. Oksigen yang diperlukan nyala
ini berasal dari udara. Suhu maksimum setinggi 3300 sampai 3500 oC
tercapai pada ujung nyala kerucut.




                        Gambar 3. Nyala Api Netral
6




         3. Nyala Oksidasi
            Bila gas oksigen lebih daripada yang dibutuhkan untuk menghasilkan
         nyala netral maka nyala api menjadi pendek dan warna kerucut dalam
         berubah menjadi ungu. Nyala ini akan menyebabkan terjadinya proses
         oksidasi atau dekarburisasi pada logam cair. Nyala yang bersifat oksidasi
         ini harus digunakan dalam pengelasan fusion dari kuningan dan perunggu
         namun tidak dianjurkan untuk pengelasan lainnya. Karena sifatnya yang
         dapat merubah komposisi logam cair maka nyala asetilen berlebih dan
         nyala oksigen berlebih tidak dapat digunakan untuk mengelas baja. Suhu
         pada ujung kerucut dalam kira-kira 3000oC dan di tengah kerucut luar
         kira-kira 2500oC.




                                 Gambar 4. Nyala Api Oksidasi


2.3      Keuntungan dan Kegunaan Las Oksi-asetilen
         Keuntungan dan kegunaan pengelasan oksi-asetilen sangat banyak, antara
lain :
         1. Peralatannya     relatif   murah   dan   hanya   memerlukan    sedikit
            pemeliharaan.
         2. Cara penggunaannya sangat mudah, tidak memerlukan teknik-teknik
            pengelasan yang tinggi sehingga mudah untuk dipelajari.
         3. Mudah dibawa dan dapat digunakan di lapangan maupun di pabrik
            atau di bengkel-bengkel karena peralatannya kecil dan sederhana.
         4. Dengan teknik pengelasan yang tepat hampir semua jenis logam dapat
            dilas dan alat ini dapat digunakan untuk pemotongan maupun
            penyambungan. [januarsutrisnoyayan, 2008]
7




                                      BAB III
                          METODE PERCOBAAN




3.1   Diagram Alir Percobaan
      Percobaan ini secara umum digambarkan dalam bentuk diagram alir
sehingga memudahkan pelaksanaan percobaan yang dilakukan seperti gambar 5.


              Persiapan bahan : pelat logam, kawat filler metal,
                        dan peralatan las oksi-asetilen.



                     Penimbangan pelat dan filler metal



                              Penyalaan las gas


           Pengelasan pelat dengan cara mendekatkan brander yang
             telah menyala dan filler metal yang dilakukan di atas
                    pelat dan pencatatan waktu pengelasan



                  Pematian nyala api dan pendinginan pelat


            Penimbangan pelat dan filler metal setelah pengelasan


                                     Data




                                       7
8




                                 Pembahasan                     Literatur




                                 Kesimpulan


                       Gambar 5. Diagram Alir Percobaan


3.2   Alat dan Bahan
  3.2.1 Alat yang digunakan
      Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu di antaranya:
      1. Tabung oksigen
      2. Tabung bahan bakar
      3. Regulator
      4. Brander
      5. Kunci tabung
      6. Pembersih nosel
      7. Sikat kawat
      8. Selang las
      9. Meja kerja
      10. Tang
      11. Sarung tangan
      12. Kacamata las
      13. Masker
 3.2.2 Bahan yang digunakan
      Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu di antaranya:
      1. Pelat logam dan filler metal
      2. Pemantik api
      3. Gas oksigen
      4. Gas asetilen
9




3.3   Prosedur Percobaan
      1. Menyiapkan pelat logam dan filler metal yang akan digunakan dan
         mengecek kesiapan alat lainnya.
      2. Menimbang berat pelat (Go) dan berat filler metal (Fo).
      3. Menyalakan brander dan mengatur keluar masuknya gas asetilen dan
         oksigen untuk mendapatkan nyala api yang diinginkan.
      4. Melakukan proses pengelasan dengan cara memanaskan pelat yang
         akan dilas terlebih dahulu dan mencatat waktu pengelasan yang
         dilakukan.
      5. Mematikan nyala api pada brander, dengan cara mengecilkan volume
         gas asetilen dan oksigen yang digunakan.
      6. Setelah dingin, menimbang berat akhir pelat (GI) dan berat sisa filler
         metal (FI).
      7. Mencatat hasil percobaan dan membuat kesimpulan.




                                                       .
10




                                      BAB IV
                          HASILDAN PEMBAHASAN




4.1     Hasil Percobaan
        Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh data percobaan
yang ditunjukkan dalam tabel 1.
                          Tabel 1. Data Hasil Percobaan

         Go     GI     Gf      x       t          S       Fo    FI    Ff
Pelat                                                                       v (g/s)
         (g)    (g)    (g)   (cm)   (sekon) (cm/s)        (g)   (g)   (g)


  I     149,9 154,9   5,0 10,76      195,97     0,0549 22,0 16,8      5,2 0,0265


 II     154,9 160,9   6,0     9,9    203,92     0,0485 16,8 12,7      4,1 0,0201


 III    160,9 165,5   4,6 11,06      195,21     0,0566 12,7     8,5   4,2 0,0215



4.2     Pembahasan
        Berdasarkan data hasil percobaan dalam tabel 1, dapat kita ketahui
hubungan antara kecepatan pengelasan yang dilakukan terhadap jumlah deposit
metal las yang dihasilkan sesuai dengan gambar 6.




                                           10
11




           Gambar 6. Grafik Hubungan antara Kecepatan Pengelasan terhadap
                       Deposit Metal Las yang dihasilkan
       Mengacu pada gambar 6, dapat kita ketahui hubungan antara kecepatan
pengelasan berbanding terbalik terhadap jumlah deposit metal las yang dihasilkan.
Kecepatan pengelasan merupakan variabel bebas yang diperoleh dari data
percobaan, sedangkan jumlah deposit metal las menjadi variabel yang terikat
kepada kecepatan proses pengelasan yang dilakukan.
       Pada gambar 6 juga dapat kita lihat bahwa jumlah deposit metal las yang
dihasilkan mengalami penurunan dengan semakin meningkatnya kecepatan
pengelasan yang dilakukan. Hal ini dikarenakan ketika waktu pengelasan yang
dilakukan semakin cepat, maka filler metal yang menempel pada pelat logam
yang dilas belum tebal, baru sebatas lapisan-lapisan las tipis pada permukaan
pelat. Untuk menghasilkan ketebalan lapisan las yang baik agar hasil lasan
optimal, dibutuhkan waktu pengelasan dan penahanan yang lebih lama agar filler
metal dapat meleleh dan lebih banyak menempel pada permukaan pelat logamnya.
Dengan kata lain, kecepatan pengelasan harus rendah agar deposit metal yang
dihasilkan semakin banyak.
12




       Dengan demikian, pengaruh kecepatan pengelasan yang dilakukan
terhadap deposit metal las yang dihasilkan yaitu semakin tinggi kecepatan
pengelasannya, maka akan terbentuk lapisan las yang tipis dengan jumlah deposit
metal yang sedikit. Artinya, untuk memperoleh deposit metal yang banyak, maka
waktu pengelasan harus lebih lama atau kecepatan proses pengelasannya
diperkecil.
13




                                        BAB V
                           KESIMPULAN DAN SARAN




5.1    Kesimpulan
       Setelah melakukan praktikum pengelasan oksi-asetilen di Laboratorium
Metalurgi I, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
       1. Terdapat tiga jenis nyala api dalam pengelasan oksi-asetilen, yaitu
             nyala karburasi, nyala netral, dan nyala oksidasi. Adapun nyala
             oksidasi di mana merupakan nyala yang terjadi karena jumlah oksigen
             lebih banyak daripada gas asetilennya yang diperlihatkan dan
             digunakan dalam proses pengelasan dalam praktikum ini karena dapat
             menghasilkan temperatur paling tinggi dibandingkan jenis nyala api
             lainnya.
       2. Pengaruh kecepatan pengelasan terhadap deposit metal las yang
             dihasilkan, yaitu semakin tinggi kecepatan pengelasan yang dilakukan,
             maka jumlah deposit metalnya semakin sedikit, dan sebaliknya
             semakin rendah kecepatan pengelasannya, maka jumlah deposit
             metalnya akan semakin banyak.



5.2    Saran
       Saran yang dapat diberikan untuk praktikum pada kesempatan selanjutnya,
yaitu melakukan proses pengelasan dengan nyala api yang berbeda-beda tidak
hanya dengan nyala oksidasi agar praktikan dapat mengetahui pengaruh jenis
nyala api terhadap deposit metal yang dihasilkan dengan membuat dan
mengontrol kecepatan pengelasan yang sama untuk semua jenis nyala api yang
digunakan.




                                             13
14




                              DAFTAR PUSTAKA




Wiryosumarto, Harsono. Teknologi Pengelasan Logam. Jakarta: PT. Pradnya
       Paramita. 2000.
http://batmankutilan.blogspot.com/2011/05/oaw-atau-las-karbit.html       [Diakses
       tanggal 21 November 2011 pukul 21.23 WIB]
http://laskarbit.blogspot.com/2009/03/pengelasan-dengan-oksi-asetilin.html
       [Diakses tanggal 21 November 2011 pukul 21.15 WIB]
http://mechanicalprovider.blogspot.com/2011/06/proses-pengelasan-oksi-
       asetilin.html [Diakses tanggal 21 November 2011 pukul 21.20 WIB]




                                        14
15




LAMPIRAN




  15
16




Lampiran 1. Contoh Perhitungan

1.    Menghitung kecepatan pengelasan
      Pelat I
                 x = 10,76 cm
                 t = 195,97 detik
      S= =             = 0,0549 cm/detik


      Pelat II
                 x = 9,9 cm
                 t = 203,92 detik
      S= =             = 0,0485 cm/detik


      Pelat III
                 x = 11,06 cm
                 t = 195,21 detik
      S= =             = 0,0566 cm/detik
17




Lampiran 2. Jawaban Pertanyaan dan Tugas

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pengelasan oksi-asetilen?
  Jawab :
       Pengelasan yang dilakukan dengan menggunakan gas asetilen sebagai
  bahan bakar dan gas oksigen sebagai pembakar untuk mengahasilkan reaksi
  pembakaran yang menghasilkan panas, sehingga panas reaksi tersebut dapat
  mencairkan logam untuk dilas.
2. Pada proses pengelasan gas oksiasetilen terdapat tiga macam nyala api,
  sebutkan dan jelaskan perbedaan ketiganya beserta gambar!
  Jawab :
       Tiga macam nyala api dalam las oksi-asetilen, yaitu :
       1. Nyala Karburasi (Asetilen berlebih)
            Bila terlalu banyak perbandingan gas asetilen yang digunakan maka di
       antara kerucut dalam dan kerucut luar akan timbul kerucut nyala baru
       berwarna biru. Di antara kerucut yang menyala dan selubung luar akan
       terdapat kerucut antara yang berwarna keputih-putihan, yang panjangnya
       ditentukan oleh jumlah kelebihan asetilen. Hal ini akan menyebabkan
       terjadinya karburisasi pada logam cair. Nyala ini banyak digunakan dalam
       pengelasan logam monel, nikel, berbagai jenis baja dan bermacam-macam
       bahan pengerasan permukaan non-ferrous.




                                     Nyala Api Karburasi


       2. Nyala Netral (Perbandingan asetilen sama dengan oksigen)
            Nyala ini terjadi bila perbandingan antara oksigen dan asetilen sekitar
       satu. Nyala terdiri atas kerucut dalam yang berwarna putih bersinar dan
18




kerucut luar yang berwarna biru bening. Oksigen yang diperlukan nyala
ini berasal dari udara. Suhu maksimum setinggi 3300 sampai 3500 oC
tercapai pada ujung nyala kerucut.




                              Nyala Api Netral


3. Nyala Oksidasi (Oksigen berlebih)
   Bila gas oksigen lebih daripada yang dibutuhkan untuk menghasilkan
nyala netral maka nyala api menjadi pendek dan warna kerucut dalam
berubah menjadi ungu. Nyala ini akan menyebabkan terjadinya proses
oksidasi atau dekarburisasi pada logam cair. Nyala yang bersifat oksidasi
ini harus digunakan dalam pengelasan fusion dari kuningan dan perunggu
namun tidak dianjurkan untuk pengelasan lainnya. Karena sifatnya yang
dapat merubah komposisi logam cair maka nyala asetilen berlebih dan
nyala oksigen berlebih tidak dapat digunakan untuk mengelas baja. Suhu
pada ujung kerucut dalam kira-kira 3000oC dan di tengah kerucut luar
kira-kira 2500oC.




                             Nyala Api Oksidasi
19




3. Jelaskan antara perbedaan penyolderan dan pematrian!
   Jawab :
          Penyolderan merupakan bagian dari pematrian di mana merupakan
   salah satu jenis dari pengelasan yang menggunakan logam lain yang memilki
   temperatur lebih rendah dari logam induk sebagai logam lem (logam yang
   akan menempel untuk mengikat). Sedangkan pematrian merupakan salah satu
   jenis pengelasan dalam klasifikasi pengelasan berdasarkan cara kerjanya,
   dibagi menjadi pembrasingan dan penyolderan.


4. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis cacat yang terjadi pada proses pengelasan!
   Jawab :
   Cacat-cacat yang mugkin timbul pada proses pengelasan, yaitu :
   1. Retak (Cracks), dapat terjadi baik pada logam las (weld metal), daerah
       pengaruh panas (HAZ) atau pada daerah logam dasar (parent metal).
   2. Voids, cacat las berupa lubang-lubang halus atau pori-pori yang biasanya
       terbentuk di dalam logam las akibat terperangkapnya gas yang terjadi
       ketika proses pengelasan.
   3. Inklusi, disebabkan oleh pengotor (inklusi) baik berupa produk karena
       reaksi gas atau berupa unsur-unsur dari luar, seperti: terak, oksida, logam
       wolfram atau lainnya.
   4. Kurangnya fusi atau penetrasi (lack of fusion or penetration), cacat akibat
       terjadinya ”discontinuity” yaitu ada bagian yang tidak menyatu antara
       logam induk dengan logam pengisi.
   5. Bentuk yang tak sempurna (imperfect shape), memberikan geometri
       sambungan las yang tidak baik


5. Jelaskan perbedaan antara las kampuh, las titik, dan las proyeksi!
   Jawab :
    Las kampuh         :Hasil las-lasannya adalah kontinyu di sepanjang logam
                       induk yang berimpit.
    Las titik          :Terjadi sambungan las pada posisi jepitan.
20




Las proyeksi   :Hasil pengelasan umumnya mempunyai penampilan yang
               lebih baik dibandingkan dengan las titik pada umum nya,
               sehingga tidak diperlukan pengerjaan lanjut, seperti:
               grinda, amplas. Dapat dihasilkan beberapa sambungan las
               sekaligus.
21




Lampiran 2. Gambar Alat dan Bahan




        Gambar 7. Tabung Gas             Gambar 8. Neraca teknis




        Gambar 9. Jangka Sorong     Gambar 10. Sarung Tangan dan Masker




        Gambar 11. Pelat Logam

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Diffusion in-solids-difusi-dalam-padatan
Diffusion in-solids-difusi-dalam-padatanDiffusion in-solids-difusi-dalam-padatan
Diffusion in-solids-difusi-dalam-padatanriski890
 
Presipitation hardening docx.
Presipitation hardening docx.Presipitation hardening docx.
Presipitation hardening docx.Vendi Supendi
 
Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Abrianto Akuan
 
Presentasi keramik
Presentasi keramikPresentasi keramik
Presentasi keramikAgam Real
 
Materi i teknik mesin m6 kb3
Materi i teknik mesin m6 kb3Materi i teknik mesin m6 kb3
Materi i teknik mesin m6 kb3PPGhybrid3
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirDewi Izza
 
Ppt pengecoran logam
Ppt pengecoran logamPpt pengecoran logam
Ppt pengecoran logamFickySaputra2
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosDewi Izza
 
Pengantar proses manufaktur (AA)
Pengantar proses manufaktur (AA)Pengantar proses manufaktur (AA)
Pengantar proses manufaktur (AA)Abrianto Akuan
 
Pembuatan Baja Proses Martin
Pembuatan Baja Proses MartinPembuatan Baja Proses Martin
Pembuatan Baja Proses MartinFani Nur Hidayah
 
mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)
mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)
mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)universitas negri yogyakarta
 
Presentasi Mesin Frais, Bor, Gurdi
Presentasi Mesin Frais, Bor, GurdiPresentasi Mesin Frais, Bor, Gurdi
Presentasi Mesin Frais, Bor, GurdiEssyKarundeng
 
metalurgi serbuk
metalurgi serbukmetalurgi serbuk
metalurgi serbukMega Audina
 
Jenis besi cor dan kandungan nya
Jenis besi cor dan kandungan nyaJenis besi cor dan kandungan nya
Jenis besi cor dan kandungan nyaMuhamad Awal
 

Was ist angesagt? (20)

Diffusion in-solids-difusi-dalam-padatan
Diffusion in-solids-difusi-dalam-padatanDiffusion in-solids-difusi-dalam-padatan
Diffusion in-solids-difusi-dalam-padatan
 
Laporan Praktikum Pemesinan
Laporan Praktikum PemesinanLaporan Praktikum Pemesinan
Laporan Praktikum Pemesinan
 
Presipitation hardening docx.
Presipitation hardening docx.Presipitation hardening docx.
Presipitation hardening docx.
 
Tabel standard ulir
Tabel standard ulirTabel standard ulir
Tabel standard ulir
 
Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)
 
Presentasi keramik
Presentasi keramikPresentasi keramik
Presentasi keramik
 
Materi i teknik mesin m6 kb3
Materi i teknik mesin m6 kb3Materi i teknik mesin m6 kb3
Materi i teknik mesin m6 kb3
 
heat treatment
heat treatmentheat treatment
heat treatment
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
 
Ppt pengecoran logam
Ppt pengecoran logamPpt pengecoran logam
Ppt pengecoran logam
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
 
Pengantar proses manufaktur (AA)
Pengantar proses manufaktur (AA)Pengantar proses manufaktur (AA)
Pengantar proses manufaktur (AA)
 
Pembuatan Baja Proses Martin
Pembuatan Baja Proses MartinPembuatan Baja Proses Martin
Pembuatan Baja Proses Martin
 
mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)
mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)
mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)
 
Presentasi Mesin Frais, Bor, Gurdi
Presentasi Mesin Frais, Bor, GurdiPresentasi Mesin Frais, Bor, Gurdi
Presentasi Mesin Frais, Bor, Gurdi
 
metalurgi serbuk
metalurgi serbukmetalurgi serbuk
metalurgi serbuk
 
JAW CRUSHER
JAW CRUSHERJAW CRUSHER
JAW CRUSHER
 
Jenis besi cor dan kandungan nya
Jenis besi cor dan kandungan nyaJenis besi cor dan kandungan nya
Jenis besi cor dan kandungan nya
 
Makalah tembaga (Cu)
Makalah tembaga (Cu)Makalah tembaga (Cu)
Makalah tembaga (Cu)
 
Perlakuan panas
Perlakuan panasPerlakuan panas
Perlakuan panas
 

Ähnlich wie Isi laporan pengelasan oksi-asetilen

Las asetilin.
Las asetilin.Las asetilin.
Las asetilin.fatur2204
 
Pengertian electric arc furnance
Pengertian electric arc furnancePengertian electric arc furnance
Pengertian electric arc furnanceJohan Johan
 
las asetilen
las asetilenlas asetilen
las asetilenFacebook
 
Kelimpahan unsur karbon, nitrogen, dan oksigen
Kelimpahan unsur karbon, nitrogen, dan oksigenKelimpahan unsur karbon, nitrogen, dan oksigen
Kelimpahan unsur karbon, nitrogen, dan oksigenMuhammad Nanda
 
Pengelasan makalah.docx
Pengelasan makalah.docxPengelasan makalah.docx
Pengelasan makalah.docxJemyBala
 
Material Temp-Tinggi.ppt
Material Temp-Tinggi.pptMaterial Temp-Tinggi.ppt
Material Temp-Tinggi.pptandrizakaria1
 
Melaksanakan pengelasan gas oxy acetylene (karbid) dan las titik
Melaksanakan pengelasan gas oxy acetylene (karbid) dan las titikMelaksanakan pengelasan gas oxy acetylene (karbid) dan las titik
Melaksanakan pengelasan gas oxy acetylene (karbid) dan las titikEko Supriyadi
 
Heat affected zone & heat treatmen tx
Heat affected zone & heat treatmen txHeat affected zone & heat treatmen tx
Heat affected zone & heat treatmen txbinsar pakpahan
 
15 naskah publikasi tri laela
15 naskah publikasi tri laela15 naskah publikasi tri laela
15 naskah publikasi tri laelaAryanti99
 
Mesin Pengelasan Pada Proses Produksi
Mesin Pengelasan Pada Proses ProduksiMesin Pengelasan Pada Proses Produksi
Mesin Pengelasan Pada Proses ProduksiEssyKarundeng
 
Las busur-gas
Las busur-gasLas busur-gas
Las busur-gaspapa bo
 

Ähnlich wie Isi laporan pengelasan oksi-asetilen (20)

pengertian las oaw (oxy acetylen welding)
pengertian las oaw (oxy acetylen welding)pengertian las oaw (oxy acetylen welding)
pengertian las oaw (oxy acetylen welding)
 
Memotong dengan gas
Memotong dengan gasMemotong dengan gas
Memotong dengan gas
 
Welding
WeldingWelding
Welding
 
Las asetilin.
Las asetilin.Las asetilin.
Las asetilin.
 
Pengertian electric arc furnance
Pengertian electric arc furnancePengertian electric arc furnance
Pengertian electric arc furnance
 
Proses perlakuanpanas
Proses perlakuanpanasProses perlakuanpanas
Proses perlakuanpanas
 
las asetilen
las asetilenlas asetilen
las asetilen
 
Kelimpahan unsur karbon, nitrogen, dan oksigen
Kelimpahan unsur karbon, nitrogen, dan oksigenKelimpahan unsur karbon, nitrogen, dan oksigen
Kelimpahan unsur karbon, nitrogen, dan oksigen
 
OXY ACETYLEN WELDING
OXY ACETYLEN WELDINGOXY ACETYLEN WELDING
OXY ACETYLEN WELDING
 
penyambungan
penyambunganpenyambungan
penyambungan
 
Mesin las
Mesin lasMesin las
Mesin las
 
Pengelasan makalah.docx
Pengelasan makalah.docxPengelasan makalah.docx
Pengelasan makalah.docx
 
Material Temp-Tinggi.ppt
Material Temp-Tinggi.pptMaterial Temp-Tinggi.ppt
Material Temp-Tinggi.ppt
 
Melaksanakan pengelasan gas oxy acetylene (karbid) dan las titik
Melaksanakan pengelasan gas oxy acetylene (karbid) dan las titikMelaksanakan pengelasan gas oxy acetylene (karbid) dan las titik
Melaksanakan pengelasan gas oxy acetylene (karbid) dan las titik
 
Modul las
Modul lasModul las
Modul las
 
Heat affected zone & heat treatmen tx
Heat affected zone & heat treatmen txHeat affected zone & heat treatmen tx
Heat affected zone & heat treatmen tx
 
15 naskah publikasi tri laela
15 naskah publikasi tri laela15 naskah publikasi tri laela
15 naskah publikasi tri laela
 
Mesin Pengelasan Pada Proses Produksi
Mesin Pengelasan Pada Proses ProduksiMesin Pengelasan Pada Proses Produksi
Mesin Pengelasan Pada Proses Produksi
 
Las busur-gas
Las busur-gasLas busur-gas
Las busur-gas
 
Job 1 las gas
Job 1 las gasJob 1 las gas
Job 1 las gas
 

Mehr von Irwin Maulana

Presentasi kp edwar technology
Presentasi kp edwar technologyPresentasi kp edwar technology
Presentasi kp edwar technologyIrwin Maulana
 
Fenomena overpotensial hidrogen
Fenomena overpotensial hidrogenFenomena overpotensial hidrogen
Fenomena overpotensial hidrogenIrwin Maulana
 
Isi laporan rod mill
Isi laporan rod millIsi laporan rod mill
Isi laporan rod millIrwin Maulana
 
Isi laporan kalsinasi
Isi laporan kalsinasiIsi laporan kalsinasi
Isi laporan kalsinasiIrwin Maulana
 
Corrosion in the muffler
Corrosion in the mufflerCorrosion in the muffler
Corrosion in the mufflerIrwin Maulana
 

Mehr von Irwin Maulana (7)

Presentasi kp edwar technology
Presentasi kp edwar technologyPresentasi kp edwar technology
Presentasi kp edwar technology
 
Fenomena overpotensial hidrogen
Fenomena overpotensial hidrogenFenomena overpotensial hidrogen
Fenomena overpotensial hidrogen
 
Isi laporan rod mill
Isi laporan rod millIsi laporan rod mill
Isi laporan rod mill
 
Isi laporan kalsinasi
Isi laporan kalsinasiIsi laporan kalsinasi
Isi laporan kalsinasi
 
This is my revision
This is my revisionThis is my revision
This is my revision
 
V103n02p093
V103n02p093V103n02p093
V103n02p093
 
Corrosion in the muffler
Corrosion in the mufflerCorrosion in the muffler
Corrosion in the muffler
 

Kürzlich hochgeladen

Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxfitriaoskar
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 

Isi laporan pengelasan oksi-asetilen

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada waktu ini pengelasan dan pemotongan merupakan pelaksanaan pengerjaan yang amat penting dalam teknologi produksi bahan baku logam. Dari perkembangannya yang pesat telah banyak teknologi baru yang ditemukan sehingga boleh dikatakan hampir tidak ada logam yang tidak dapat dipotong dan dilas dengan cara-cara yang ada saat ini. Salah satu cara pengelasan yang dilakukan, misalnya seperti proses pengelasan dengan gas. Yang umum dilakukan merupakan pengelasan dengan gas oksi-asetilen atau yang sering disebut sebagai las karbid. Banyak keuntungan yang dapat diperoleh dengan jenis pengelasan ini. Karena pada pengelasan ini sumber panasnya berasal dari pembakaran gas asetilen dengan gas oksigen, maka perlu diketahui perbandingan yang tepat akan masing-masing gas tersebut agar diperoleh hasil lasan yang baik. 1.2 Tujuan Percobaan Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui jenis-jenis nyala api dan pengaruh kecepatan pengelasan pada pengelasan oksi-asetilen terhadap deposit metal las. 1.3 Batasan Masalah Pada percobaan ini, permasalahan dibatasi pada pengontrolan input bahan bakar gas dan oksigen untuk proses pengelasan, kecepatan pengelasan yang dilakukan dan penggunaan filler metal dalam proses pengelasan. 1
  • 2. 2 1.4 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan laporan ini terdiri dari lima bab sebagai kajian utama. Bab I menjelaskan latar belakang, tujuan percobaan, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan yang digunakan. Bab II merupakan tinjauan pustaka yang berisi mengenai teori singkat yang terkait dengan percobaan yang dilakukan. Bab III menjelaskan mengenai metode penelitian yang dilakukan. Bab IV menjelaskan mengenai data percobaan, dan pembahasan berdasarkan tinjauan pustaka dari data yang telah diperoleh. Bab V menjelaskan mengenai kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan, yang dilengkapi dengan saran seputar percobaan. Sebagai kajian tambahan, di akhir laporan terdapat lampiran yang memuat contoh perhitungan, jawaban pertanyaan dan tugas, gambar alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum serta blanko percobaaan.
  • 3. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelasan Oksi-asetilen Pengelasan dengan gas dilakukan dengan membakar bahan bakar gas yang dicampur dengan oksigen (O2) sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu tinggi yang mampu mencairkan logam induk dan logam pengisinya. Jenis bahan bakar gas yang digunakan misalnya asetilen, propana atau hidrogen, sehingga cara pengelasan ini dinamakan las oksi-asetilen atau dikenal dengan nama las karbit. Nyala asetilen diperoleh dari nyala gas campuran oksigen dan asetilen yang digunakan untuk memanaskan logam sampai mencapai titik cair logam induk. Pengelasan dapat dilakukan dengan atau tanpa logam pengisi. Oksigen diperoleh dari proses elektrolisa atau proses pencairan udara. Oksigen komersil umumnya berasal dari proses pencairan udara di mana oksigen dipisahkan dari nitrogen. Oksigen ini disimpan dalam silinder baja pada tekanan 14 MPa. Gas asetilen (C2H2) dihasilkan dari reaksi kalsium karbida dengan air. Gelembung-gelembung gas naik dan endapan yang terjadi adalah kapur tohor. Reaksi yang terjadi dalam tabung asetilen adalah : CaC2 + + 2O 2H = Ca(OH)2 + +C2H2 Bila dihitung ternyata 1 kg CaC2 menghasilkan kurang lebih 300 liter asetilen. Sifat dari asetilen (C2H2) yang merupakan gas bahan bakar adalah tidak berwarna, tidak beracun, berbau, lebih ringan dari udara, cenderung untuk memisahkan diri bila terjadi kenaikan tekanan dan suhu (di atas 1,5 bar dan 350o C), dapat larut dalam massa berpori (aseton). Karbida kalsium keras, mirip batu, berwarna kelabu dan terbentuk sebagai hasil reaksi antara kalsium dan batu bara dalam dapur listrik. Hasil reaksi ini kemudian digerus, dipilih dan disimpan dalam drum baja yang tertutup rapat. Gas asetilen dapat diperoleh dari generator asetilen yang menghasilkan gas asetilen 3
  • 4. 4 dengan mencampurkan karbid dengan air atau kini dapat dibeli dalam tabung- tabung gas siap pakai. Agar aman tekanan gas asetilen dalam tabung tidak boleh melebihi 100 Kpa, dan disimpan tercampur dengan aseton. Tabung asetilen diisi dengan bahan pengisi berpori yang jenuh dengan aseton, kemudian diisi dengan gas asetilen. Tabung jenis ini mampu menampung gas asetilen bertekanan sampai 1,7 MPa. Gambar 1. Komponen Las Oksi-asetilen Prinsip dari pengelasan ini tidak terlalu rumit. Hanya dengan mengatur besarnya gas asetilen dan oksigen, kemudian ujungnya didekatkan dengan nyala api maka akan timbul nyala api. Tetapi besarnya gas asetilen dan oksigen harus diatur sedemikian rupa dengan memutar pengatur tekanan sedikit demi sedikit. Apabila gas asetilen saja yang dihidupkan maka nyala apinya berupa nyala biasa dengan mengeluarkan jelaga. Apabila gas asetilennya terlalu sedikit yang diputar, maka api las tidak akan menyala. Kecepatan penarikan kembali gas per jam dari sebuah silinder asetilen tidak boleh lebih besar dari 20% (seperlima) dari isinya, agar gas aseton bisa dialirkan (silinder asetilen haruslah selalu tegak lurus). 2.2 Nyala Api Oksi-asetilen Nyala hasil pembakaran dalam las oksi-asetilen dapat berubah bergantung pada perbandingan antara gas oksigen dan gas asetilennya. Ada tiga macam nyala api dalam las oksi-asetilen, yaitu :
  • 5. 5 1. Nyala Karburasi Bila terlalu banyak perbandingan gas asetilen yang digunakan maka di antara kerucut dalam dan kerucut luar akan timbul kerucut nyala baru berwarna biru. Di antara kerucut yang menyala dan selubung luar akan terdapat kerucut antara yang berwarna keputih-putihan, yang panjangnya ditentukan oleh jumlah kelebihan asetilen. Hal ini akan menyebabkan terjadinya karburisasi pada logam cair. Nyala ini banyak digunakan dalam pengelasan logam monel, nikel, berbagai jenis baja dan bermacam-macam bahan pengerasan permukaan non-ferrous. Gambar 2. Nyala Api Karburasi 2. Nyala Netral Nyala ini terjadi bila perbandingan antara oksigen dan asetilen sekitar satu. Nyala terdiri atas kerucut dalam yang berwarna putih bersinar dan kerucut luar yang berwarna biru bening. Oksigen yang diperlukan nyala ini berasal dari udara. Suhu maksimum setinggi 3300 sampai 3500 oC tercapai pada ujung nyala kerucut. Gambar 3. Nyala Api Netral
  • 6. 6 3. Nyala Oksidasi Bila gas oksigen lebih daripada yang dibutuhkan untuk menghasilkan nyala netral maka nyala api menjadi pendek dan warna kerucut dalam berubah menjadi ungu. Nyala ini akan menyebabkan terjadinya proses oksidasi atau dekarburisasi pada logam cair. Nyala yang bersifat oksidasi ini harus digunakan dalam pengelasan fusion dari kuningan dan perunggu namun tidak dianjurkan untuk pengelasan lainnya. Karena sifatnya yang dapat merubah komposisi logam cair maka nyala asetilen berlebih dan nyala oksigen berlebih tidak dapat digunakan untuk mengelas baja. Suhu pada ujung kerucut dalam kira-kira 3000oC dan di tengah kerucut luar kira-kira 2500oC. Gambar 4. Nyala Api Oksidasi 2.3 Keuntungan dan Kegunaan Las Oksi-asetilen Keuntungan dan kegunaan pengelasan oksi-asetilen sangat banyak, antara lain : 1. Peralatannya relatif murah dan hanya memerlukan sedikit pemeliharaan. 2. Cara penggunaannya sangat mudah, tidak memerlukan teknik-teknik pengelasan yang tinggi sehingga mudah untuk dipelajari. 3. Mudah dibawa dan dapat digunakan di lapangan maupun di pabrik atau di bengkel-bengkel karena peralatannya kecil dan sederhana. 4. Dengan teknik pengelasan yang tepat hampir semua jenis logam dapat dilas dan alat ini dapat digunakan untuk pemotongan maupun penyambungan. [januarsutrisnoyayan, 2008]
  • 7. 7 BAB III METODE PERCOBAAN 3.1 Diagram Alir Percobaan Percobaan ini secara umum digambarkan dalam bentuk diagram alir sehingga memudahkan pelaksanaan percobaan yang dilakukan seperti gambar 5. Persiapan bahan : pelat logam, kawat filler metal, dan peralatan las oksi-asetilen. Penimbangan pelat dan filler metal Penyalaan las gas Pengelasan pelat dengan cara mendekatkan brander yang telah menyala dan filler metal yang dilakukan di atas pelat dan pencatatan waktu pengelasan Pematian nyala api dan pendinginan pelat Penimbangan pelat dan filler metal setelah pengelasan Data 7
  • 8. 8 Pembahasan Literatur Kesimpulan Gambar 5. Diagram Alir Percobaan 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat yang digunakan Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu di antaranya: 1. Tabung oksigen 2. Tabung bahan bakar 3. Regulator 4. Brander 5. Kunci tabung 6. Pembersih nosel 7. Sikat kawat 8. Selang las 9. Meja kerja 10. Tang 11. Sarung tangan 12. Kacamata las 13. Masker 3.2.2 Bahan yang digunakan Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu di antaranya: 1. Pelat logam dan filler metal 2. Pemantik api 3. Gas oksigen 4. Gas asetilen
  • 9. 9 3.3 Prosedur Percobaan 1. Menyiapkan pelat logam dan filler metal yang akan digunakan dan mengecek kesiapan alat lainnya. 2. Menimbang berat pelat (Go) dan berat filler metal (Fo). 3. Menyalakan brander dan mengatur keluar masuknya gas asetilen dan oksigen untuk mendapatkan nyala api yang diinginkan. 4. Melakukan proses pengelasan dengan cara memanaskan pelat yang akan dilas terlebih dahulu dan mencatat waktu pengelasan yang dilakukan. 5. Mematikan nyala api pada brander, dengan cara mengecilkan volume gas asetilen dan oksigen yang digunakan. 6. Setelah dingin, menimbang berat akhir pelat (GI) dan berat sisa filler metal (FI). 7. Mencatat hasil percobaan dan membuat kesimpulan. .
  • 10. 10 BAB IV HASILDAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Percobaan Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh data percobaan yang ditunjukkan dalam tabel 1. Tabel 1. Data Hasil Percobaan Go GI Gf x t S Fo FI Ff Pelat v (g/s) (g) (g) (g) (cm) (sekon) (cm/s) (g) (g) (g) I 149,9 154,9 5,0 10,76 195,97 0,0549 22,0 16,8 5,2 0,0265 II 154,9 160,9 6,0 9,9 203,92 0,0485 16,8 12,7 4,1 0,0201 III 160,9 165,5 4,6 11,06 195,21 0,0566 12,7 8,5 4,2 0,0215 4.2 Pembahasan Berdasarkan data hasil percobaan dalam tabel 1, dapat kita ketahui hubungan antara kecepatan pengelasan yang dilakukan terhadap jumlah deposit metal las yang dihasilkan sesuai dengan gambar 6. 10
  • 11. 11 Gambar 6. Grafik Hubungan antara Kecepatan Pengelasan terhadap Deposit Metal Las yang dihasilkan Mengacu pada gambar 6, dapat kita ketahui hubungan antara kecepatan pengelasan berbanding terbalik terhadap jumlah deposit metal las yang dihasilkan. Kecepatan pengelasan merupakan variabel bebas yang diperoleh dari data percobaan, sedangkan jumlah deposit metal las menjadi variabel yang terikat kepada kecepatan proses pengelasan yang dilakukan. Pada gambar 6 juga dapat kita lihat bahwa jumlah deposit metal las yang dihasilkan mengalami penurunan dengan semakin meningkatnya kecepatan pengelasan yang dilakukan. Hal ini dikarenakan ketika waktu pengelasan yang dilakukan semakin cepat, maka filler metal yang menempel pada pelat logam yang dilas belum tebal, baru sebatas lapisan-lapisan las tipis pada permukaan pelat. Untuk menghasilkan ketebalan lapisan las yang baik agar hasil lasan optimal, dibutuhkan waktu pengelasan dan penahanan yang lebih lama agar filler metal dapat meleleh dan lebih banyak menempel pada permukaan pelat logamnya. Dengan kata lain, kecepatan pengelasan harus rendah agar deposit metal yang dihasilkan semakin banyak.
  • 12. 12 Dengan demikian, pengaruh kecepatan pengelasan yang dilakukan terhadap deposit metal las yang dihasilkan yaitu semakin tinggi kecepatan pengelasannya, maka akan terbentuk lapisan las yang tipis dengan jumlah deposit metal yang sedikit. Artinya, untuk memperoleh deposit metal yang banyak, maka waktu pengelasan harus lebih lama atau kecepatan proses pengelasannya diperkecil.
  • 13. 13 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan praktikum pengelasan oksi-asetilen di Laboratorium Metalurgi I, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Terdapat tiga jenis nyala api dalam pengelasan oksi-asetilen, yaitu nyala karburasi, nyala netral, dan nyala oksidasi. Adapun nyala oksidasi di mana merupakan nyala yang terjadi karena jumlah oksigen lebih banyak daripada gas asetilennya yang diperlihatkan dan digunakan dalam proses pengelasan dalam praktikum ini karena dapat menghasilkan temperatur paling tinggi dibandingkan jenis nyala api lainnya. 2. Pengaruh kecepatan pengelasan terhadap deposit metal las yang dihasilkan, yaitu semakin tinggi kecepatan pengelasan yang dilakukan, maka jumlah deposit metalnya semakin sedikit, dan sebaliknya semakin rendah kecepatan pengelasannya, maka jumlah deposit metalnya akan semakin banyak. 5.2 Saran Saran yang dapat diberikan untuk praktikum pada kesempatan selanjutnya, yaitu melakukan proses pengelasan dengan nyala api yang berbeda-beda tidak hanya dengan nyala oksidasi agar praktikan dapat mengetahui pengaruh jenis nyala api terhadap deposit metal yang dihasilkan dengan membuat dan mengontrol kecepatan pengelasan yang sama untuk semua jenis nyala api yang digunakan. 13
  • 14. 14 DAFTAR PUSTAKA Wiryosumarto, Harsono. Teknologi Pengelasan Logam. Jakarta: PT. Pradnya Paramita. 2000. http://batmankutilan.blogspot.com/2011/05/oaw-atau-las-karbit.html [Diakses tanggal 21 November 2011 pukul 21.23 WIB] http://laskarbit.blogspot.com/2009/03/pengelasan-dengan-oksi-asetilin.html [Diakses tanggal 21 November 2011 pukul 21.15 WIB] http://mechanicalprovider.blogspot.com/2011/06/proses-pengelasan-oksi- asetilin.html [Diakses tanggal 21 November 2011 pukul 21.20 WIB] 14
  • 16. 16 Lampiran 1. Contoh Perhitungan 1. Menghitung kecepatan pengelasan Pelat I x = 10,76 cm t = 195,97 detik S= = = 0,0549 cm/detik Pelat II x = 9,9 cm t = 203,92 detik S= = = 0,0485 cm/detik Pelat III x = 11,06 cm t = 195,21 detik S= = = 0,0566 cm/detik
  • 17. 17 Lampiran 2. Jawaban Pertanyaan dan Tugas 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pengelasan oksi-asetilen? Jawab : Pengelasan yang dilakukan dengan menggunakan gas asetilen sebagai bahan bakar dan gas oksigen sebagai pembakar untuk mengahasilkan reaksi pembakaran yang menghasilkan panas, sehingga panas reaksi tersebut dapat mencairkan logam untuk dilas. 2. Pada proses pengelasan gas oksiasetilen terdapat tiga macam nyala api, sebutkan dan jelaskan perbedaan ketiganya beserta gambar! Jawab : Tiga macam nyala api dalam las oksi-asetilen, yaitu : 1. Nyala Karburasi (Asetilen berlebih) Bila terlalu banyak perbandingan gas asetilen yang digunakan maka di antara kerucut dalam dan kerucut luar akan timbul kerucut nyala baru berwarna biru. Di antara kerucut yang menyala dan selubung luar akan terdapat kerucut antara yang berwarna keputih-putihan, yang panjangnya ditentukan oleh jumlah kelebihan asetilen. Hal ini akan menyebabkan terjadinya karburisasi pada logam cair. Nyala ini banyak digunakan dalam pengelasan logam monel, nikel, berbagai jenis baja dan bermacam-macam bahan pengerasan permukaan non-ferrous. Nyala Api Karburasi 2. Nyala Netral (Perbandingan asetilen sama dengan oksigen) Nyala ini terjadi bila perbandingan antara oksigen dan asetilen sekitar satu. Nyala terdiri atas kerucut dalam yang berwarna putih bersinar dan
  • 18. 18 kerucut luar yang berwarna biru bening. Oksigen yang diperlukan nyala ini berasal dari udara. Suhu maksimum setinggi 3300 sampai 3500 oC tercapai pada ujung nyala kerucut. Nyala Api Netral 3. Nyala Oksidasi (Oksigen berlebih) Bila gas oksigen lebih daripada yang dibutuhkan untuk menghasilkan nyala netral maka nyala api menjadi pendek dan warna kerucut dalam berubah menjadi ungu. Nyala ini akan menyebabkan terjadinya proses oksidasi atau dekarburisasi pada logam cair. Nyala yang bersifat oksidasi ini harus digunakan dalam pengelasan fusion dari kuningan dan perunggu namun tidak dianjurkan untuk pengelasan lainnya. Karena sifatnya yang dapat merubah komposisi logam cair maka nyala asetilen berlebih dan nyala oksigen berlebih tidak dapat digunakan untuk mengelas baja. Suhu pada ujung kerucut dalam kira-kira 3000oC dan di tengah kerucut luar kira-kira 2500oC. Nyala Api Oksidasi
  • 19. 19 3. Jelaskan antara perbedaan penyolderan dan pematrian! Jawab : Penyolderan merupakan bagian dari pematrian di mana merupakan salah satu jenis dari pengelasan yang menggunakan logam lain yang memilki temperatur lebih rendah dari logam induk sebagai logam lem (logam yang akan menempel untuk mengikat). Sedangkan pematrian merupakan salah satu jenis pengelasan dalam klasifikasi pengelasan berdasarkan cara kerjanya, dibagi menjadi pembrasingan dan penyolderan. 4. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis cacat yang terjadi pada proses pengelasan! Jawab : Cacat-cacat yang mugkin timbul pada proses pengelasan, yaitu : 1. Retak (Cracks), dapat terjadi baik pada logam las (weld metal), daerah pengaruh panas (HAZ) atau pada daerah logam dasar (parent metal). 2. Voids, cacat las berupa lubang-lubang halus atau pori-pori yang biasanya terbentuk di dalam logam las akibat terperangkapnya gas yang terjadi ketika proses pengelasan. 3. Inklusi, disebabkan oleh pengotor (inklusi) baik berupa produk karena reaksi gas atau berupa unsur-unsur dari luar, seperti: terak, oksida, logam wolfram atau lainnya. 4. Kurangnya fusi atau penetrasi (lack of fusion or penetration), cacat akibat terjadinya ”discontinuity” yaitu ada bagian yang tidak menyatu antara logam induk dengan logam pengisi. 5. Bentuk yang tak sempurna (imperfect shape), memberikan geometri sambungan las yang tidak baik 5. Jelaskan perbedaan antara las kampuh, las titik, dan las proyeksi! Jawab : Las kampuh :Hasil las-lasannya adalah kontinyu di sepanjang logam induk yang berimpit. Las titik :Terjadi sambungan las pada posisi jepitan.
  • 20. 20 Las proyeksi :Hasil pengelasan umumnya mempunyai penampilan yang lebih baik dibandingkan dengan las titik pada umum nya, sehingga tidak diperlukan pengerjaan lanjut, seperti: grinda, amplas. Dapat dihasilkan beberapa sambungan las sekaligus.
  • 21. 21 Lampiran 2. Gambar Alat dan Bahan Gambar 7. Tabung Gas Gambar 8. Neraca teknis Gambar 9. Jangka Sorong Gambar 10. Sarung Tangan dan Masker Gambar 11. Pelat Logam