SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 18
PENGERTIAN MATEMATIKA DAN FISIKA


                               D
                               I
                               S
                               U
                               S
                               U
                               N
                              Oleh




             Nama             : Irna Marleni
             NPM              :10090069
             Program Studi    : Pendidikan Matematika




SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
                “TAPANULISELATAN”
                   PADANGSIDIMPUAN
                       2011/2012
 Pengertian Matematika dan Fisika.
                   Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar
atau hal yang dipelajari. Matematika dalam bahasa Belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti,
yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran1. Istilah ”matematika” (dari yunani: mathematikos
ialah ilmu pasti, dari kata mathema atau mathesis yang berarti ajaran, pengetahuan, atau ilmu
pengetahuan). Matematika adalah salah satu pengetahuan tertua, terbentuk dari penelitian
bilangan dan ruang2. Matematika adalah suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri dan
tidakmerupakan cabang dari ilmu pengetahuan alam. Matematika merupakan alat dan
bahasa dasar banyak ilmu3.
            Menurut Roy Hollands4 ”matematika adalah suatu sistem yang rumit tetapi tersusun
sangat baik yang mempunyai banyak cabang. Pada suatu tingkat rendah ada ilmu hitung, aljabar
(bagian dari matematika dan perluasan dari ilmu hitung, yang banyak digunakan diberbagai
bidang disiplin lain, misal fisika, kimia, biologi, teknik, komputer, industri, ekonomi, kedokteran
dan pertanian5) dan ilmu ukur, tetapi setiap ini telah diperluas pada tingkat yang lebih tinggi dan
banyak cabang baru yang bertambah seperti ilmu ukur segitiga, topologi (cabang-cabang
matematika yang mempelajari posisi dan posisi relatif unsur-unsur dalam himpunan6), mekanika
(suatu cabang ilmu yang mempelajari kerja gaya terhadap benda, kesetimbangan dan gerakan 7),
dinamika (mempelajari penyebab dan sebab benda-benda nyata bergerak8), statistika (cabang
matematika yang menangani segala macam data numeris yang penting bagi masalah dalam
berbagai cabang kehidupan manusia, misal cacah jiwa, angka kematian, angka produktivitas,

1
 Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, kurikulum 2004
Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: Departemen Agama RI Direktorat Jenderal
Kelembagaan Agama Islam, 2005), h. 215
2
  Hasan Shadily, Ensiklopedia Indonesia, (Jakarta: Ikhtisar Baru, 1983), h. 2171
3
  E. Nugroho, dr, Ensiklopedi Nasional Indonesia, (Jakarta: PT Cipta Adi Pustaka, 1990),
Jilid. 10, h. 198
4
    Roy Hollands, Kamus Matematika, (Jakarta: Erlanga, 1995), h. 81
5
    Ibid, Jilid 1, h. 291


6
    Ibid, Jilid 16, h. 403

7
    Ibid, h. 224
8
    Ibid, h. 224
pertanian, angka perdagangan9), peluang (kebolehjadian atau angka banding banyaknya cara
suatu kejadian dapat muncul dan jumlah banyaknya semua kejadian yang dapat muncul10),
analisis (cara memeriksa suatu masalah, untuk menemukan semua unsur dasar dan hubungan
antara unsur-unsur yang bersangkutan11) dan logika, dan banyak lagi yang lainnya.
Secara luas matematika tidak hanya berhubungan dengan bilanganbilangan tetapi lebih luas ia
berhubungan dengan alam semesta.
            The Liang Gie12mengutip pendapat seorang ahli matematika bernama Charles Edwar
Jeanneret yang mengatakan: ”Mathematics is the majestic structure by man to grant him
comprehension of the universe, yang artinya matematika adalah struktur besar yang dibangun
oleh manusia untuk memberikan pemahaman mengenai jagat raya. Menurut Kamus Umum
Bahasa Indonesia13, fisika adalah ilmu alam, ilmu tentang zat dan energi, seperti panas, cahaya,
dan bunyi; ilmu yang membahas materi, energi dan interaksinya. Fisika adalah salah satu bidang
sains yang mempelajari perubahan dalam alam14. Cabang utama fisika adalah mekanika (suatu
cabang ilmu yang mempelajari kerja gaya terhadap benda, kesetimbangan dan gerakan15), optika,
kelistrikan, magnetisme, akustika (hal-hal yang berhubungan dengan pendengaran16), ilmu kalor
(ilmu yang mempelajari tentang bentuk energi yang berhubungan dengan panas 17), fisika atom,
dan fisika inti. Cabang-cabang ini dihubungkan oleh gagasan seperti energi massa (ukuran
kelambanan benda yaitu keengganan benda diam untuk bergerak, dan keengganan benda yang

9
    Ibid, Jilid 15, h. 245
10
     Ibid, Jilid 13, h. 399
11
     Ibid, Jilid 2, h. 19


12
  The Liang Gie, Filsafat Matematika, (Yogyakarta: Pusat Belajar Ilmu Berguna, 1999),
h.23
13
  Badudu J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996),
Cet. 2, h. 408

14
     E. Nugroho, dr, op. cit., Jilid. 5, h. 326

15
     Ibid, Jilid 10, h. 224

16
     Ibid, Jilid 1, h. 234

17
     Ibid, Jilid 8, h. 85
bergeraklurus dan konstan untuk berubah arah dan kecepatannya 18), gaya (salah satu konsep
yang paling berguna yang menyatakan kuantitas, oleh karena itu harus bisa diukur dan
dinyatakan dalam suatu satuan), percepatan (laju perubahan kecepatan suatu benda 19), dan
muatan listrik. Fisika adalah cabang ilmu pengetahuan alam yang pada dasarnya bertujuan untuk
mempelajari dan memberi pemahaman kuantitatif terhadap berbagai proses alam dan sifat zat
serta penerapannya.
            Menurut Marcelo Alonso dan Edward J. Finn20 “fisika adalah suatu ilmu yang tujuannya
mempelajari komponen materi dan saling antar-aksinya. Dengan menggunakan pengertian
antaraksi ini ilmuan menerangkan sifat materi dalam benda, sebagaimana gejala alam lain yang
kita amati”.



             Pengertian Belajar Matematika dan Fisika Serta Faktor-faktor yang
                 Mempengaruhinya.


1.          Pengertian Belajar Matematika dan Fisika
                      21
            Belajar        adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebaga hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. Muhibin Syah22 mengutip pendapat seorang ahli psikolog
bernama Wittig(1981) dalam bukunya psychology of learning mendefinisikan belajar sebagai:
any relatively permanent change in an organism’s behavioral repertoire that occurs as a result
of experience, artinya belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala
macam atau keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.


18
     Ibid, Jilid 10, h. 177

19
  Hans J. Wospakrik, Dasar-dasar Matematika untuk Fisika, (T.tp: Proyek Pembinaan
Tenaga kependidikan Tinggi, 1994), h. 72
20
  Marcelo Alonso dan Edward J. Finn, Dasar-dasar Fisika Universitas, (Jakarta:
Erlangga, 1980), Ed. 2, h. 2

21
   Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
1995), Cet. Ke-3, h. 2
22
   Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 65-66
Menurut Abu ahmadi dan Widodo Supriyono23 pengertian belajar jika dilihat secara
psikologi adalah. Suatu proses perubahan didalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan perkataan lain, belajar adalah
suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi
dengan lingkungan. Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik
menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan
sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju
terbentuknya kepribadian seutuhnya. Pengertian dan pemahaman seseorang tentang sesuatu
(secara ilmiah) pastilah didapatkan melalui belajar dengan ulet dan sungguh-sungguh. Relevan
dengan ini maka ada pengertian bahwa belajar adalah ”penambahan pengetahuan”. Selanjutnya
ada yang mendefinisikan ”belajar adalah berubah”. Dalam hal ini yang dimaksud dengan belajar
berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa perubahan pada individu-
individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu
pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat,
watak, serta penyesuaian diri. Terlebih lagi dalam mempelajari matematika yang struktur
ilmunya berjenjang dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks, dari yang konkret
sampai ke abstrak. Dalam belajar matematika diperlukan pemahaman dan penguasaan materi
terutama dalam membaca simbol, tabel dan diagram yang sering digunakan dalam matematika
serta struktur matematika yang kompleks, dari yang konkret sampai yang abstrak, apalagi jika
yang diberikan adalah soal dalam bentuk cerita yang memerlukan kemampuan penerjemahan
soal kedalam kalimat matematika dengan memperhatikan maksud dari pertanyaan soal tersebut.
Begitu juga dalam belajar fisika, suatu teori dalam fisika harus dapat diperiksa kebenarannya
dengan eksperimen, yang harus memberi hasil yang sama dalam batas ketelitiannya bila diulang
pada keadaan yang sama, seperti teori yang lebih khusus.
Belajar matematika dan fisika tidak sama dengan belajar Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,
PPKN, maupun IPS, itu dikarenakan matematika dan fisika mempunyai karakteristik/ciri tertentu
yang membedakannya dengan mata pelajaran lain. Ciri tersebut antara lain:


23
  H. Abu Ahmadi dan Widodo supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
1991), Cet.1, h. 121
1. Objek penbicaraannya abstrak
2. Pembahasannya mengandalkan tata nalar
3. Pengertian/konsep atau pernyataan/sifat sangat jelas berjenjang sehingga
      terjaga konsistensinya
4. Melibatkan perhitungan/pengerjaan (operasi)
5. Dapat dialihgunakan dalam berbagai aspek keilmuan maupun kehidupan
      sehari-hari
      Jadi, belajar matematika dan fisika harus merupakan belajar bermakna, dalam arti setiap
konsep yang dipelajari harus benar-benar dimengerti/dipahami sebelum sampai pada latihan
yang aplikasinya pada materi dan kehidupan sehari-hari.


2.         Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Matematika dan Fisika
           Menurut M. Dalyono24 faktor-faktor mempengaruhi belajar adalah sebagai
berikut:
1. Faktor internal (yang berasal dari dalam diri), meliputi kesehatan, inteligensi
      dan bakat, minat dan motivasi, dan cara belajar
2. Faktor eksternal (yang berasal dari luar diri), meliputi keluarga, sekolah,
      masyarakat, dan lingkungan sekitar.
      Sedangkan menurut Muhibbin Syah25 secara global, faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani
     dan rohani siswa
2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan
     disekitar siswa
3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya
      belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan
      kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.


24
     M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), Cet. 2, h. 55-60

25
     Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), Ed. 5, h.144
Semua yang dibicarakan di atas mengacu pada bagaimana seseorang dapat belajar secara mandiri
di rumah. Perlu diingat bahwa semua pelajaran yang diberikan oleh guru/pengajar harus
diperhatikan dan disimak dengan sungguhsungguh. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya proses belajar matematika dan fisika adalah:
1. Peserta didik/orang yang belajar
2. Pengajar
3. Sarana dan prasarana.
           Sedangkan menurut E.P. Hutabarat26, menyebutkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya proses belajar matematika dan fisika itu ialah, seperti faktor
kecerdasan, faktor belajar, faktor sikap, faktor fisik, faktor emosi dan sosial, faktor lingkungan,
serta faktor guru.

C.         Konsep Belajar Tuntas.
           Ciri pertama penilaian pendidikan yaitu penilaian dilakukan secara tidak langsung,
misalnya dengan mengukur kepandaian dengan ukuran kemampuan menyelesaikan soal-soal,
yaitu dilakukannya evaluasi. Alat yang digunakan dalam evaluasi ada 2 macam, yaitu tes dan
non tes. Tes merupakan suatu alat pengumpul informasi yang fungsinya untuk mengukur hasil
belajar siswa dan mengukur keberhasilan program pengajaran. Sedangkan teknik bentuk non tes
untuk menilai sikap, minat, dan kepandaian siswa, melalui teknik wawancara, angket dan
observasi. Dari uraian tadi dapat diketahui bahwa kemampuan dapat diukur melalui tes, tes juga
dimaksudkan untuk mengukur ketuntasan belajar siswa.
           Dalam buku karangan Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati 27 mengemukakan bahwa
”belajar tuntas adalah pencapaian taraf penguasaan minimal yang ditetapkan untuk setiap unit
bahan pelajaran baik secara perorangan maupun kelompok sehingga apa yang dipelajari siswa
dapat tercapai semua”. Menurut Suryosubroto28 mengemukakan bahwa ”belajar tuntas adalah


26
     E.P. Hutabarat, Cara Belajar, (Jakarta: Gunung Mulia, 1995), h. 18

27
     Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993), h. 96

28
     Suryosubroto B, Proses belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h.96
suatu filsafat yang mengatakan bahwa dengan sistem pengajaran yang tepat semua siswa dapat
belajar dengan hasil yang baik dari hampir seluruh materi pelajaran yang diajarkan di sekolah”.
Sedangkan menurut Kunandar29 mengemukakan bahwa ”belajar tuntas adalah suatu sistem
belajar yang menginginkan sebagian besar peserta didik dapat menguasai tujuan pembelajaran
secara tuntas”.
Dipandang dari sudut pendidikan cara belajar mengajar dengan menggunakan konsep belajar
tuntas sangatlah menguntungkan bagi siswa, karena hanya dengan cara tersebut setiap siswa
dapat dikembangkan secara optimal. Kunandar dalam bukunya guru propesional implementasi
kurikulum ingkat satuan pendidikan (KTSP) dan persiapan menghadapi sertifikasi guru
mengatakan bahwa ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu
kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing
indikator 75%. Satuan pendidikan harus menentukan criteria ketuntasan minimal dengan
mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta kemampuan sumber daya
pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan
kriteria ketuntasan belajar secara terus-menerus untuk mencapai ketuntasan ideal. Pembelajaran
tuntas (Mastery Learning) dalam KTSP adalah pendekatan dalam pembelajaran yang
mempersyaratkan siswa menguasai secara tuntas seluruh standar kompetensi maupun kompetensi
dasar mata pelajaran.
           Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengukuran kemampuan siswa dalam
penelitian ini disesuaikan dengan pelaksanaan belajar tuntas, yaitu adanya program
perbaikan/program remedial, yakni jika siswa belum mencapai ketuntasan yang ditetapkan, maka
siswa diberi program perbaikan sampai mencapai ketuntasan.


D.         Matematika dan IPA Terpadu (Fisika) di Madrasah Tsanawiyah (MTs)
           Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung,mengukur, menurunkan
dan menurunkan dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-
hari melalui materi pengukuran dan geometri, aljabar,dan trigonometri. Matematika juga


29
     Kunandar, Guru propesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007),
Ed. 1, h.305
berfungsi mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa melalui
model matematika yang dapat berupa kalimat dari persamaan matematika, diagram, grafik atau
tabel.
           MTs adalah salah satu lembaga pendidikan yang bercirikan Islam yang diselenggarakan
oleh Departemen Agama. Pada sekolah ini juga mengajarkan pelajaran umum, antara lain
matematika dan IPA terpadu (fisika). Matematika sebagai ilmu dasar diajarkan sedemikian rupa
sehingga akan mampu membantu memecahkan masalah mempelajari ilmu-ilmu lain khususnya
yang menggunakan perhitungan matematika. Mata pelajaran matematika dalam KTSP30
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan
konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam
membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model
matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh
4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin
tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri
dalam pemecahan masalah. Secara garis besar materi pokok matematika yang di ajarkan di
Madrasah Tsanawiyah di kelas VII pada semester pertama adalah sebagai berikut:
1. Bilangan bulat dan pecahan
2. Aljabar dan aritmetika sosial
3. Persamaan dan pertidaksamaan linear dengan satu variabel
4. Perbandingan
5. Himpunan
6. Sudut dan garis-garis sejajar
7. Bangun datar



30
     Zahra, Kurikulum SMP KTSP, (tt./np. 2007), h. 387
Materi pokok fisika yang tergabung dalam IPA terpadu merupakan materi pokok yang
disesuaikan dengan kurikulum yang ada. Adapun secara garis besar materi pokok IPA terpadu
(fisika) yang di ajarkan di kelas VII di Madrasah Tsanawiyah adalah sebagai berikut:
1. Pengukuran
2. Zat dan wujudnya
3. Pemuaian
4. Kalor
5. Perubahan kimia dan perubahan fisika
6. Objek pengamatan
7. Gerak lurus


E.     Penggunaan Konsep Matematika dalam Menyelesaikan Soal-soal Fisika
       Matematika dan fisika adalah dua mata pelajaran yang tidak dapat dipisahkan. Banyak
orang berpendapat bahwa untuk mempelajari fisika tingkat lanjut diperlukan bekal pengetahuan
matematika yang cukup baik. Hal ini dapat kita lihat dalam buku fisika sering terdapat aturan-
aturan yang akhirnya berbentuk matematika. Perhitungan-perhitungan berdasarkan pengetahuan
matematika akan sering muncul dan digunakan dalam mempelajari fisika.
Materi fisika yang menggunakan konsep matematika antara lain:
1. Pengukuran
Materi yang berhubungan dengan pengukuran yaitu yang membahas tentang alat ukur seperti alat
ukur panjang, alat ukur massa, dan alat ukur waktu serta membahas tentang besaran yang
dibedakan menjadi arah (besaran skalar dan besaran vektor) dan dimensi (besaran pokok dan
besaran turunan). Besaran yang diukur dalam fisika dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu besaran
pokok dan besaran turunan. Yang termasuk besaran pokok adalah panjang (meter/m), massa
(kilogram/kg), waktu (sekon/s atau det), suhu (kelvin/K), intensitas (cahaya/candela (cd)), kuat
arus (ampere/A), jumlah zat (mol). Sedangkan yang termasuk besaran turunan adalah luas (meter
persegi/m2), volume (meter kubik/m3), kecepatan (meter per sekon/ m/s), percepatan (meter per
sekon kuadrat/ m/s2), gaya (newton/N), massa jenis (kilogram per meter kubik/ kg/m3), daya
(watt/W), usaha (joule/J).
Konversi satuan yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Konversi satuan panjang seperti km, hm, dam, m, dm, cm, mm, inci, kaki, mil, dan yard.
Hubungan antara satuan-satuan tersebut adalah sebagai berikut:
1 km = 1000 m          1 inci = 2,54 cm      1 mil = 1,609 km
1 cm = 10 mm           1 kaki = 30,48 cm     1 yard = 91,44 cm
b. Konversi satuan massa seperti kilogram, miligram, ons, kuintal, ton, dan lainlain.
Hubungan antara satuan-satuan tersebut adalah sebagai berikut:
I kg = 1000 g          1 ton = 10 kuintal
1 ons = 0,1 kg         1 kuintal = 100 kg
c. Konversi satuan waktu seperti sekon (detik), menit, jam, dan hari. Hubungan antara satuan
satuan tersebut adalah sebagai berikut:
1 hari = 24 jam        1 jam = 60 menit      1 menit = 60 detik
Sedangkan pengukuran besaran turunan yang digunakan adalah sebagai
berikut:
   a. Besaran luas seperti:
1 hektar = 10.000 m 2 1 are = 100 m,   2
                                             1 km 2 = 1000 m 2 ,
   b. Besaran volume
Volume benda yang bentuknya teratur dapat ditentukan dengan menggunakan rumus volume,
diantaranya benda yang berbentuk:
 Bentuk Bangun         Volume

 Kubus                  V = s3
 Balok                 V = p. l . t
 Bola                  V=        r3
 Tabung
                       V =π r 2 t


Contoh:
1). Diketahui luas lapangan bola adalah 0,0073 km 2 . Berapakah luas lapangan bola tersebut bila
dinyatakan dalam satuan m 2 dan cm 2 ?
Penyelesaian:
Diketahui:
luas lapangan bola = 0,0073 km 2
1 km 2 = 1000.000 m 2
1 km 2 = 10.000.000.000 cm 2
Ditanya:
luas lapangan bola = .....m 2 ?
luas lapangan bola = ....cm 2 ?
Jawab:
0,0073 km 2 = 0,0073 × 1000.000 dam 2 = 7300 m 2

0,0073 km 2 = 0,0073 × 10.000.000.000 m 2

= 73.000.000 m 2
Jadi, luas lapangan bola tersebut adalah 0,0073 km 2 = 7300 m 2 dan
0,0073 km 2 = 73.000.000 m 2

2). Diameter sebuah kawat adalah 0,65 mm. Berapakah diameter kawat jika dinyatakan dalam
satuan desimeter dan meter?
Penyelesaian:
Diketahui:
diameter kawat = 0,65 mm
1 mm = 0,01 dm
1 mm = 0,001 m
Ditanya: diameter kawat = .....dm?
           diameter kawat = .....m?
Jawab:
0,65 mm = 0,65 × 0,01 dm
         = 0,0065 dm
         = 6,5 ×10       3
                             dm
0,65 mm = 0,65 × 0,001 m
         = 0,00065 m
         = 6,5 ×10-4 m

Jadi, diameter kawat jika dinyatakan dalam satuan desimeter dan meter adalah 6,5 ×10   3
                                                                                           dm

dan 6,5 ×10     4
                    m.
3). Apabila diketahui jari-jari sebuah drum adalah 14 dm dan tingginya 10 dm. Berapakah
volume drum tersebut (dalam satuan liter)! π=

Penyelesaian:
Diketahui:      r = 14 dm
                t = 10 dm
                π=

Ditanya: Vdrum = ....?
Jawab:
Vdrum    = π × r 2 ×t

         =    x (14) 2 x 10

         = 6160 liter


4). Sebuah balok kuningan berukuran 50× 30×15 cm. Tentukan volume balok tersebut!
Penyelesaian:
Diketahui:
p = 50 cm = 0,5 m
l = 30 cm = 0,3 m
t = 15 cm = 0,15 m
Ditanya: Vbalok = ....?
Jawab:
Vbalok   =p× l× t
         = 0,5 × 0,3 × 0,15

         = 0,0225 m 3
Jadi, volume balok tersebut adalah 0,0225 m 3
Dari ke-4 soal tersebut, konsep matematika yang digunakan pada masing-masing soal adalah
satuan pengukuran (panjang dan luas), bilangan, volume bangun ruang (tabung dan balok) dan
operasi hitung aljabar.
2. Pemuaian
Materi yang berhubungan dengan pemuaian yaitu yang membahas tentang zat padat, cair, dan
gas.
a. Pemuaian zat padat / muai panjang
Perbandingan antara pertambahan panjang (Δl ) dengan panjang mulamula (lo) sebelum
dipanaskan berbanding lurus dengan pertambahan suhu (Δt ).
Secara matematika dapat ditulis,

       =   0                                         (1.1)
  0


Kesebandingan pada persamaan (1.1) dapat ditulis dengan bentuk persamaan dengan
memberikan nilai konstanta α yang disebut koefisien muai linier atau muai panjang.

       = αΔt          l=    0   (1 + αΔt )           (1.2)
  0




Persamaan (1.2) menunjukkan bahwa nilai α adalah konstanta dan besarnya tergantung pada
jenis benda.
b. Pemuaian luas/muai luas
Koefisien muai luas (β ) adalah perbandingan antara perubahan luas (ΔL )
dan luas mula-mula (Lo) persatuan derajat celcius. Secara matematika dapat
ditulis,


       = βΔt          L =       0   (1 + βΔt )       (1.3)
   0



Pada persamaan (1.3) menunjukkan bahwa muai volume identik dengan
                                    muai panjang, dimana β = 2α.

c. Pemuaian zat cair/muai volume
Pada umumnya, zat cair memuai jauh lebih besar dari pada zat padat. Zat cair akan
mengeluarkan tekanan yang luar biasa besarnya kalau pemuaiannya dalam ruang tertutup.
Dengan mengetahui sifat zat cair, kita lebih mudah menentukan muai volume atau muai isi dari
pada muai panjang. Koefisien muai volume (γ ) adalah perbandingan antara perubahan volume

(ΔV ) dan volume mula-mula (Vo) persatuan derajat celcius. Secara matematika dapat ditulis,

       = γΔt               V = Vo(1 + γ Δt )        (1.4)


Pada persamaan (1.4) menunjukkan bahwa muai volume identik dengan
muai panjang, dimana γ = 3α

Contoh:
1). Panjang sebatang kuningan pada suhu 20 0 C adalah 50 cm. Berapakah panjangnya pada suhu
100 0 C? Koefisien muai panjang kuningan 0,000019/ 0 C.
Penyelesaian:
Diketahui: t 0 = 20 0 C

l 0 = 50 cm

t 1 = 100 0 C

α kuningan = 0,000019/ 0 C


Ditanya : l 1 = ....?
Jawab:
 l1      = l 0 ( 1 + α(t 1 + t 0 )
         = 50 ( 1 + 0,000019 ( 100 – 20))
         = 50 ( 1 + 0,000019 (80))
         = 50 ( 1 + 0,00152)
         = 50 ( 1,00012)
         = 50,076 cm
Jadi, panjang sebatang kuningan pada suhu 100 0 C adalah 50,076 cm


2). Sebuah besi yang berbentuk lempengan, luas mula-mula 30 cm 2 pada suhu
20 0 C. Kemudian, besi tersebut dipanaskan sampai suhunya 90 0 C. Jika koefisien muai besi
adalah 0,000011/ 0 C, berapakah luasnya sekarang?
Penyelesaian:
Diketahui:          t 0 = 20 0 C

                    L 0 = 30 cm 2

                    t 1 = 90 0 C

                    Δt = 90 – 20 = 70 0 C


                    α besi = 0,000011/ 0 C

Ditanya: L 1 = ....?
Jawab:

L1       = L    0   (1+   βΔt )

         = L0   (1+    2αΔt)

         = 30 (1 + 2 (0,000011) × 70)
         = 30 (1 + 0,000022 × 70)
         = 30 (1 + 0,00154)
         = 30 (1,00154)
         = 30,0462 cm2
Jadi, luas sebuah besi yang berbentuk lempengan pada suhu 90 0 C adalah 30,0462 cm 2


3). Volume lempeng besi pada suhu 40 0 C adalah 125 cm 3 . Bila koefisien muai panjang besi
0,000012/ 0 C, berapakah volumenya pada suhu 60 0 C?
Peneyelesaian:
Diketahui:
V 0 = 125 cm 3

α = 0,000012/ 0 C

Δt = 60 0 C − 40 0 C = 20 0 C
Ditanya: V = ...?
Jawab:
V        = V0   (1+γΔt)

         = V0   (1+   3αΔt)

         = V 0 + 3α Δt V 0

         = 125 + 3 (0,000012) (20) (125)
         = 125 + 0,09

L = L0   (1+    βΔt )

 = 125,09 cm 3
Jadi, Volume lempeng besi pada suhu 60 0 C adalah 125,09 cm 3
Dari ke-3 soal tersebut, konsep matematika yang digunakan pada masingmasing soal adalah
satuan pengukuran (panjang, luas, dan volume), bilangan, dan operasi hitung aljabar.
3. Kalor
Materi yang berhubungan kalor yaitu yang membahas tentang mengubah wujud misalnya
menguap, serta membahas tentang mengubah suhu benda yang mengakibatkan titk didih dan titik
lebur yang menyebabkan kalor jenis, kalor uap, dan kalor lebur. Banyaknya kalor yang diterima
maupun yang dilepas tidak dapat dihitung secara langsung, namun diperlukan variabel lain,
misalnya jenis benda (kalor jenis) dan massa benda yang memerlukan kalor atau melepas kalor.
Jika sudah diketahui kalor jenis benda dan massanya, maka pemberian atau pelepasan kalor
tinggal mengukur naik atau turunnya suhu dari benda tersebut. Dapat ditunjukkan bahwa
pemberian atau pelepasan kalor (Q) berbanding lurus dengan massa benda (m), kalor jenis (c),
dan pelepasan suhu (ΔT ).


Secara matematika dapat ditulis,
Q = m× c × ΔT
Dimana:
Q = jumlah kalor yang diterima atau dilepas (joule/J)
m = massa benda (kg)
c = kalor jenis benda (J/kgoC)
ΔT = perubahan suhu (oC)
Benda yang mengalami kenaikan suhu berarti benda tersebut menerima kalor dari luar,
sedangkan benda yang mengalami penurunan suhu berarti benda tersebut melepaskan kalor ke
luar.
Contoh:
1). Diketahui kalor jenis besi 460 J/kg 0 C. Berapa kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 kg
besi dari suhu 20 0 C sampai 100C 0 ?
Penyelesaian:
Diketahui :
m = 1 kg
T 0 = 20 0 C

T = 100 0 C
Δt = 100 0 C − 20 0 C = 80 0 C
J kgCo besi = 460
Ditanya : kalor yang diperlukan (Q)
Jawab :
Q = m × c × Δt

= 1 kg × 460 J / kg 0 C ×80 0 C
= 36800J
= 3,68 ×10 4 J

Jadi, kalor yang diperlukan sebesar 3,68 ×10 4 J
Konsep soal yang digunakan pada soal tersebut di atas adalah satuan pengukuran berat/massa,
bilangan, dan operasi hitung aljabar.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Fisika sma kelas x k13
Fisika sma kelas x k13Fisika sma kelas x k13
Fisika sma kelas x k13Budiono Basuki
 
Silabus fisika x sma 2017
Silabus fisika x sma 2017 Silabus fisika x sma 2017
Silabus fisika x sma 2017 Widodo Lumajang
 
4. program semester rpp fisika kurnas edisi revisi 2016
4. program semester rpp fisika kurnas edisi revisi 20164. program semester rpp fisika kurnas edisi revisi 2016
4. program semester rpp fisika kurnas edisi revisi 2016eli priyatna laidan
 
Hakekat fisika dan keselamantan kerja di laboratorium
Hakekat fisika dan keselamantan kerja di laboratoriumHakekat fisika dan keselamantan kerja di laboratorium
Hakekat fisika dan keselamantan kerja di laboratoriumAl Frilantika
 
5. sma kelas x rpp kd 3.4; 4.1; 4.4 hk.newton (karlina 1308233) final
5. sma kelas x rpp kd 3.4; 4.1; 4.4 hk.newton (karlina 1308233) final5. sma kelas x rpp kd 3.4; 4.1; 4.4 hk.newton (karlina 1308233) final
5. sma kelas x rpp kd 3.4; 4.1; 4.4 hk.newton (karlina 1308233) finaleli priyatna laidan
 
6. rpp semester ganjil rpp fisika kurnas edisi revisi 2016
6. rpp semester ganjil rpp fisika kurnas edisi revisi 20166. rpp semester ganjil rpp fisika kurnas edisi revisi 2016
6. rpp semester ganjil rpp fisika kurnas edisi revisi 2016eli priyatna laidan
 
4. sma kelas xi rpp kd 3.3 dan 4.3 usaha (karlina 1308233) final
4. sma kelas xi rpp kd 3.3 dan 4.3 usaha (karlina 1308233) final4. sma kelas xi rpp kd 3.3 dan 4.3 usaha (karlina 1308233) final
4. sma kelas xi rpp kd 3.3 dan 4.3 usaha (karlina 1308233) finaleli priyatna laidan
 
Rpp energi potensial gravitasi
Rpp energi potensial gravitasiRpp energi potensial gravitasi
Rpp energi potensial gravitasibipbipsisca
 
Dimensi dan Hubungannya Dengan Pembelajaran Matematika
Dimensi dan Hubungannya Dengan Pembelajaran MatematikaDimensi dan Hubungannya Dengan Pembelajaran Matematika
Dimensi dan Hubungannya Dengan Pembelajaran Matematikaardynuryadi
 
Silabus & rpp
Silabus & rppSilabus & rpp
Silabus & rppTA_opick
 
Rpp bab-iii-glb-dan-glbb
Rpp bab-iii-glb-dan-glbbRpp bab-iii-glb-dan-glbb
Rpp bab-iii-glb-dan-glbbsintakiki18
 
J1f111019 abdul hadi
J1f111019 abdul hadiJ1f111019 abdul hadi
J1f111019 abdul hadibankir212
 
5. silabus revisi rpp fisika kurnas edisi revisi 2016
5. silabus revisi rpp fisika kurnas edisi revisi 20165. silabus revisi rpp fisika kurnas edisi revisi 2016
5. silabus revisi rpp fisika kurnas edisi revisi 2016eli priyatna laidan
 

Was ist angesagt? (19)

Fisika sma kelas x k13
Fisika sma kelas x k13Fisika sma kelas x k13
Fisika sma kelas x k13
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaranRencana pelaksanaan pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaran
 
hakekat fisika
hakekat fisikahakekat fisika
hakekat fisika
 
Silabus fisika x sma 2017
Silabus fisika x sma 2017 Silabus fisika x sma 2017
Silabus fisika x sma 2017
 
4. program semester rpp fisika kurnas edisi revisi 2016
4. program semester rpp fisika kurnas edisi revisi 20164. program semester rpp fisika kurnas edisi revisi 2016
4. program semester rpp fisika kurnas edisi revisi 2016
 
Hakekat fisika dan keselamantan kerja di laboratorium
Hakekat fisika dan keselamantan kerja di laboratoriumHakekat fisika dan keselamantan kerja di laboratorium
Hakekat fisika dan keselamantan kerja di laboratorium
 
5. sma kelas x rpp kd 3.4; 4.1; 4.4 hk.newton (karlina 1308233) final
5. sma kelas x rpp kd 3.4; 4.1; 4.4 hk.newton (karlina 1308233) final5. sma kelas x rpp kd 3.4; 4.1; 4.4 hk.newton (karlina 1308233) final
5. sma kelas x rpp kd 3.4; 4.1; 4.4 hk.newton (karlina 1308233) final
 
6. rpp semester ganjil rpp fisika kurnas edisi revisi 2016
6. rpp semester ganjil rpp fisika kurnas edisi revisi 20166. rpp semester ganjil rpp fisika kurnas edisi revisi 2016
6. rpp semester ganjil rpp fisika kurnas edisi revisi 2016
 
Rpp termodinamika
Rpp termodinamikaRpp termodinamika
Rpp termodinamika
 
4. sma kelas xi rpp kd 3.3 dan 4.3 usaha (karlina 1308233) final
4. sma kelas xi rpp kd 3.3 dan 4.3 usaha (karlina 1308233) final4. sma kelas xi rpp kd 3.3 dan 4.3 usaha (karlina 1308233) final
4. sma kelas xi rpp kd 3.3 dan 4.3 usaha (karlina 1308233) final
 
Rpp energi potensial gravitasi
Rpp energi potensial gravitasiRpp energi potensial gravitasi
Rpp energi potensial gravitasi
 
Fisika xi
Fisika xiFisika xi
Fisika xi
 
Dimensi dan Hubungannya Dengan Pembelajaran Matematika
Dimensi dan Hubungannya Dengan Pembelajaran MatematikaDimensi dan Hubungannya Dengan Pembelajaran Matematika
Dimensi dan Hubungannya Dengan Pembelajaran Matematika
 
Silabus & rpp
Silabus & rppSilabus & rpp
Silabus & rpp
 
Rpp bab-iii-glb-dan-glbb
Rpp bab-iii-glb-dan-glbbRpp bab-iii-glb-dan-glbb
Rpp bab-iii-glb-dan-glbb
 
pp fisika
pp fisikapp fisika
pp fisika
 
J1f111019 abdul hadi
J1f111019 abdul hadiJ1f111019 abdul hadi
J1f111019 abdul hadi
 
5. silabus revisi rpp fisika kurnas edisi revisi 2016
5. silabus revisi rpp fisika kurnas edisi revisi 20165. silabus revisi rpp fisika kurnas edisi revisi 2016
5. silabus revisi rpp fisika kurnas edisi revisi 2016
 
Hakikat Matematika
Hakikat MatematikaHakikat Matematika
Hakikat Matematika
 

Ähnlich wie Pengertian matematika dan fisika

Bab ii tesis pendidikan agama islam
Bab ii tesis pendidikan agama islam Bab ii tesis pendidikan agama islam
Bab ii tesis pendidikan agama islam FathurRahman189
 
Hakikat matematika
Hakikat matematikaHakikat matematika
Hakikat matematikaDedi Siswoyo
 
Kelompok 2 berwawasan lingkungan.pptx
Kelompok 2 berwawasan lingkungan.pptxKelompok 2 berwawasan lingkungan.pptx
Kelompok 2 berwawasan lingkungan.pptxNana Citra
 
Ringkasan Mengetahui Minat Pembelajaran Mata Kuliah Matematika dan Ilmu Penge...
Ringkasan Mengetahui Minat Pembelajaran Mata Kuliah Matematika dan Ilmu Penge...Ringkasan Mengetahui Minat Pembelajaran Mata Kuliah Matematika dan Ilmu Penge...
Ringkasan Mengetahui Minat Pembelajaran Mata Kuliah Matematika dan Ilmu Penge...-
 
Hakikat matematika dan psikologi pembelajaran matematika makalah klmpk1
Hakikat matematika dan psikologi pembelajaran matematika makalah klmpk1Hakikat matematika dan psikologi pembelajaran matematika makalah klmpk1
Hakikat matematika dan psikologi pembelajaran matematika makalah klmpk1Robinson Daeli
 
Desain Pembelajaran Fisika: Kurikulum Pendidikan Fisika
Desain Pembelajaran Fisika: Kurikulum Pendidikan FisikaDesain Pembelajaran Fisika: Kurikulum Pendidikan Fisika
Desain Pembelajaran Fisika: Kurikulum Pendidikan FisikaVina Serevina
 
Hakekat matematika
Hakekat matematika Hakekat matematika
Hakekat matematika Abdul Rais P
 
Manfaat matematika dalam kehidupan sehari
Manfaat matematika dalam kehidupan sehariManfaat matematika dalam kehidupan sehari
Manfaat matematika dalam kehidupan sehariNanikHidayati3
 
Tugas individu 3_filsafat
Tugas individu 3_filsafatTugas individu 3_filsafat
Tugas individu 3_filsafatulfah Nasution
 
20 pengertian matematika dan ipa menurut para ahli
20 pengertian matematika dan ipa menurut para ahli20 pengertian matematika dan ipa menurut para ahli
20 pengertian matematika dan ipa menurut para ahliGurgur Mauli
 
J1 f111019 abdul hadi
J1 f111019 abdul hadiJ1 f111019 abdul hadi
J1 f111019 abdul hadibankir212
 
Paper lengkap sosiologi pendidikan sebagai ilmu murni&ilmu ;terapan
Paper  lengkap sosiologi  pendidikan sebagai ilmu  murni&ilmu ;terapanPaper  lengkap sosiologi  pendidikan sebagai ilmu  murni&ilmu ;terapan
Paper lengkap sosiologi pendidikan sebagai ilmu murni&ilmu ;terapanDadang DjokoKaryanto
 
hubungan epistemologi dan pedagogi matematika
hubungan epistemologi dan pedagogi matematikahubungan epistemologi dan pedagogi matematika
hubungan epistemologi dan pedagogi matematikaRohantizani
 
Hakikat Matematika.pptx
Hakikat Matematika.pptxHakikat Matematika.pptx
Hakikat Matematika.pptxTsaqib2
 
Makalah dasar dasar pendidikan mipa
Makalah dasar   dasar pendidikan mipaMakalah dasar   dasar pendidikan mipa
Makalah dasar dasar pendidikan mipaFela Aziiza
 
Yusi Siti Latifah _Filsafat Ontologi Matematika.pptx
Yusi Siti Latifah _Filsafat Ontologi Matematika.pptxYusi Siti Latifah _Filsafat Ontologi Matematika.pptx
Yusi Siti Latifah _Filsafat Ontologi Matematika.pptxyusilatifah1
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitianantiantika
 

Ähnlich wie Pengertian matematika dan fisika (20)

Ppt filsafat ilmu dlm mtk
Ppt filsafat ilmu dlm mtkPpt filsafat ilmu dlm mtk
Ppt filsafat ilmu dlm mtk
 
Bab ii tesis pendidikan agama islam
Bab ii tesis pendidikan agama islam Bab ii tesis pendidikan agama islam
Bab ii tesis pendidikan agama islam
 
Hakikat matematika
Hakikat matematikaHakikat matematika
Hakikat matematika
 
Kelompok 2 berwawasan lingkungan.pptx
Kelompok 2 berwawasan lingkungan.pptxKelompok 2 berwawasan lingkungan.pptx
Kelompok 2 berwawasan lingkungan.pptx
 
Ringkasan Mengetahui Minat Pembelajaran Mata Kuliah Matematika dan Ilmu Penge...
Ringkasan Mengetahui Minat Pembelajaran Mata Kuliah Matematika dan Ilmu Penge...Ringkasan Mengetahui Minat Pembelajaran Mata Kuliah Matematika dan Ilmu Penge...
Ringkasan Mengetahui Minat Pembelajaran Mata Kuliah Matematika dan Ilmu Penge...
 
Hakikat matematika dan psikologi pembelajaran matematika makalah klmpk1
Hakikat matematika dan psikologi pembelajaran matematika makalah klmpk1Hakikat matematika dan psikologi pembelajaran matematika makalah klmpk1
Hakikat matematika dan psikologi pembelajaran matematika makalah klmpk1
 
Desain Pembelajaran Fisika: Kurikulum Pendidikan Fisika
Desain Pembelajaran Fisika: Kurikulum Pendidikan FisikaDesain Pembelajaran Fisika: Kurikulum Pendidikan Fisika
Desain Pembelajaran Fisika: Kurikulum Pendidikan Fisika
 
Hakekat matematika
Hakekat matematika Hakekat matematika
Hakekat matematika
 
Manfaat matematika dalam kehidupan sehari
Manfaat matematika dalam kehidupan sehariManfaat matematika dalam kehidupan sehari
Manfaat matematika dalam kehidupan sehari
 
Tugas individu 3_filsafat
Tugas individu 3_filsafatTugas individu 3_filsafat
Tugas individu 3_filsafat
 
20 pengertian matematika dan ipa menurut para ahli
20 pengertian matematika dan ipa menurut para ahli20 pengertian matematika dan ipa menurut para ahli
20 pengertian matematika dan ipa menurut para ahli
 
J1 f111019 abdul hadi
J1 f111019 abdul hadiJ1 f111019 abdul hadi
J1 f111019 abdul hadi
 
dokumen.docx
dokumen.docxdokumen.docx
dokumen.docx
 
Paper lengkap sosiologi pendidikan sebagai ilmu murni&ilmu ;terapan
Paper  lengkap sosiologi  pendidikan sebagai ilmu  murni&ilmu ;terapanPaper  lengkap sosiologi  pendidikan sebagai ilmu  murni&ilmu ;terapan
Paper lengkap sosiologi pendidikan sebagai ilmu murni&ilmu ;terapan
 
hubungan epistemologi dan pedagogi matematika
hubungan epistemologi dan pedagogi matematikahubungan epistemologi dan pedagogi matematika
hubungan epistemologi dan pedagogi matematika
 
Hakikat Matematika.pptx
Hakikat Matematika.pptxHakikat Matematika.pptx
Hakikat Matematika.pptx
 
Makalah dasar dasar pendidikan mipa
Makalah dasar   dasar pendidikan mipaMakalah dasar   dasar pendidikan mipa
Makalah dasar dasar pendidikan mipa
 
BAB I.docx
BAB I.docxBAB I.docx
BAB I.docx
 
Yusi Siti Latifah _Filsafat Ontologi Matematika.pptx
Yusi Siti Latifah _Filsafat Ontologi Matematika.pptxYusi Siti Latifah _Filsafat Ontologi Matematika.pptx
Yusi Siti Latifah _Filsafat Ontologi Matematika.pptx
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 

Pengertian matematika dan fisika

  • 1. PENGERTIAN MATEMATIKA DAN FISIKA D I S U S U N Oleh Nama : Irna Marleni NPM :10090069 Program Studi : Pendidikan Matematika SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) “TAPANULISELATAN” PADANGSIDIMPUAN 2011/2012
  • 2.  Pengertian Matematika dan Fisika. Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari. Matematika dalam bahasa Belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran1. Istilah ”matematika” (dari yunani: mathematikos ialah ilmu pasti, dari kata mathema atau mathesis yang berarti ajaran, pengetahuan, atau ilmu pengetahuan). Matematika adalah salah satu pengetahuan tertua, terbentuk dari penelitian bilangan dan ruang2. Matematika adalah suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri dan tidakmerupakan cabang dari ilmu pengetahuan alam. Matematika merupakan alat dan bahasa dasar banyak ilmu3. Menurut Roy Hollands4 ”matematika adalah suatu sistem yang rumit tetapi tersusun sangat baik yang mempunyai banyak cabang. Pada suatu tingkat rendah ada ilmu hitung, aljabar (bagian dari matematika dan perluasan dari ilmu hitung, yang banyak digunakan diberbagai bidang disiplin lain, misal fisika, kimia, biologi, teknik, komputer, industri, ekonomi, kedokteran dan pertanian5) dan ilmu ukur, tetapi setiap ini telah diperluas pada tingkat yang lebih tinggi dan banyak cabang baru yang bertambah seperti ilmu ukur segitiga, topologi (cabang-cabang matematika yang mempelajari posisi dan posisi relatif unsur-unsur dalam himpunan6), mekanika (suatu cabang ilmu yang mempelajari kerja gaya terhadap benda, kesetimbangan dan gerakan 7), dinamika (mempelajari penyebab dan sebab benda-benda nyata bergerak8), statistika (cabang matematika yang menangani segala macam data numeris yang penting bagi masalah dalam berbagai cabang kehidupan manusia, misal cacah jiwa, angka kematian, angka produktivitas, 1 Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, kurikulum 2004 Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2005), h. 215 2 Hasan Shadily, Ensiklopedia Indonesia, (Jakarta: Ikhtisar Baru, 1983), h. 2171 3 E. Nugroho, dr, Ensiklopedi Nasional Indonesia, (Jakarta: PT Cipta Adi Pustaka, 1990), Jilid. 10, h. 198 4 Roy Hollands, Kamus Matematika, (Jakarta: Erlanga, 1995), h. 81 5 Ibid, Jilid 1, h. 291 6 Ibid, Jilid 16, h. 403 7 Ibid, h. 224 8 Ibid, h. 224
  • 3. pertanian, angka perdagangan9), peluang (kebolehjadian atau angka banding banyaknya cara suatu kejadian dapat muncul dan jumlah banyaknya semua kejadian yang dapat muncul10), analisis (cara memeriksa suatu masalah, untuk menemukan semua unsur dasar dan hubungan antara unsur-unsur yang bersangkutan11) dan logika, dan banyak lagi yang lainnya. Secara luas matematika tidak hanya berhubungan dengan bilanganbilangan tetapi lebih luas ia berhubungan dengan alam semesta. The Liang Gie12mengutip pendapat seorang ahli matematika bernama Charles Edwar Jeanneret yang mengatakan: ”Mathematics is the majestic structure by man to grant him comprehension of the universe, yang artinya matematika adalah struktur besar yang dibangun oleh manusia untuk memberikan pemahaman mengenai jagat raya. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia13, fisika adalah ilmu alam, ilmu tentang zat dan energi, seperti panas, cahaya, dan bunyi; ilmu yang membahas materi, energi dan interaksinya. Fisika adalah salah satu bidang sains yang mempelajari perubahan dalam alam14. Cabang utama fisika adalah mekanika (suatu cabang ilmu yang mempelajari kerja gaya terhadap benda, kesetimbangan dan gerakan15), optika, kelistrikan, magnetisme, akustika (hal-hal yang berhubungan dengan pendengaran16), ilmu kalor (ilmu yang mempelajari tentang bentuk energi yang berhubungan dengan panas 17), fisika atom, dan fisika inti. Cabang-cabang ini dihubungkan oleh gagasan seperti energi massa (ukuran kelambanan benda yaitu keengganan benda diam untuk bergerak, dan keengganan benda yang 9 Ibid, Jilid 15, h. 245 10 Ibid, Jilid 13, h. 399 11 Ibid, Jilid 2, h. 19 12 The Liang Gie, Filsafat Matematika, (Yogyakarta: Pusat Belajar Ilmu Berguna, 1999), h.23 13 Badudu J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996), Cet. 2, h. 408 14 E. Nugroho, dr, op. cit., Jilid. 5, h. 326 15 Ibid, Jilid 10, h. 224 16 Ibid, Jilid 1, h. 234 17 Ibid, Jilid 8, h. 85
  • 4. bergeraklurus dan konstan untuk berubah arah dan kecepatannya 18), gaya (salah satu konsep yang paling berguna yang menyatakan kuantitas, oleh karena itu harus bisa diukur dan dinyatakan dalam suatu satuan), percepatan (laju perubahan kecepatan suatu benda 19), dan muatan listrik. Fisika adalah cabang ilmu pengetahuan alam yang pada dasarnya bertujuan untuk mempelajari dan memberi pemahaman kuantitatif terhadap berbagai proses alam dan sifat zat serta penerapannya. Menurut Marcelo Alonso dan Edward J. Finn20 “fisika adalah suatu ilmu yang tujuannya mempelajari komponen materi dan saling antar-aksinya. Dengan menggunakan pengertian antaraksi ini ilmuan menerangkan sifat materi dalam benda, sebagaimana gejala alam lain yang kita amati”.  Pengertian Belajar Matematika dan Fisika Serta Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. 1. Pengertian Belajar Matematika dan Fisika 21 Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebaga hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Muhibin Syah22 mengutip pendapat seorang ahli psikolog bernama Wittig(1981) dalam bukunya psychology of learning mendefinisikan belajar sebagai: any relatively permanent change in an organism’s behavioral repertoire that occurs as a result of experience, artinya belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman. 18 Ibid, Jilid 10, h. 177 19 Hans J. Wospakrik, Dasar-dasar Matematika untuk Fisika, (T.tp: Proyek Pembinaan Tenaga kependidikan Tinggi, 1994), h. 72 20 Marcelo Alonso dan Edward J. Finn, Dasar-dasar Fisika Universitas, (Jakarta: Erlangga, 1980), Ed. 2, h. 2 21 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), Cet. Ke-3, h. 2 22 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 65-66
  • 5. Menurut Abu ahmadi dan Widodo Supriyono23 pengertian belajar jika dilihat secara psikologi adalah. Suatu proses perubahan didalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan perkataan lain, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Pengertian dan pemahaman seseorang tentang sesuatu (secara ilmiah) pastilah didapatkan melalui belajar dengan ulet dan sungguh-sungguh. Relevan dengan ini maka ada pengertian bahwa belajar adalah ”penambahan pengetahuan”. Selanjutnya ada yang mendefinisikan ”belajar adalah berubah”. Dalam hal ini yang dimaksud dengan belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa perubahan pada individu- individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, serta penyesuaian diri. Terlebih lagi dalam mempelajari matematika yang struktur ilmunya berjenjang dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks, dari yang konkret sampai ke abstrak. Dalam belajar matematika diperlukan pemahaman dan penguasaan materi terutama dalam membaca simbol, tabel dan diagram yang sering digunakan dalam matematika serta struktur matematika yang kompleks, dari yang konkret sampai yang abstrak, apalagi jika yang diberikan adalah soal dalam bentuk cerita yang memerlukan kemampuan penerjemahan soal kedalam kalimat matematika dengan memperhatikan maksud dari pertanyaan soal tersebut. Begitu juga dalam belajar fisika, suatu teori dalam fisika harus dapat diperiksa kebenarannya dengan eksperimen, yang harus memberi hasil yang sama dalam batas ketelitiannya bila diulang pada keadaan yang sama, seperti teori yang lebih khusus. Belajar matematika dan fisika tidak sama dengan belajar Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, PPKN, maupun IPS, itu dikarenakan matematika dan fisika mempunyai karakteristik/ciri tertentu yang membedakannya dengan mata pelajaran lain. Ciri tersebut antara lain: 23 H. Abu Ahmadi dan Widodo supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991), Cet.1, h. 121
  • 6. 1. Objek penbicaraannya abstrak 2. Pembahasannya mengandalkan tata nalar 3. Pengertian/konsep atau pernyataan/sifat sangat jelas berjenjang sehingga terjaga konsistensinya 4. Melibatkan perhitungan/pengerjaan (operasi) 5. Dapat dialihgunakan dalam berbagai aspek keilmuan maupun kehidupan sehari-hari Jadi, belajar matematika dan fisika harus merupakan belajar bermakna, dalam arti setiap konsep yang dipelajari harus benar-benar dimengerti/dipahami sebelum sampai pada latihan yang aplikasinya pada materi dan kehidupan sehari-hari. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Matematika dan Fisika Menurut M. Dalyono24 faktor-faktor mempengaruhi belajar adalah sebagai berikut: 1. Faktor internal (yang berasal dari dalam diri), meliputi kesehatan, inteligensi dan bakat, minat dan motivasi, dan cara belajar 2. Faktor eksternal (yang berasal dari luar diri), meliputi keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar. Sedangkan menurut Muhibbin Syah25 secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: 1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa 2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa 3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran. 24 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), Cet. 2, h. 55-60 25 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), Ed. 5, h.144
  • 7. Semua yang dibicarakan di atas mengacu pada bagaimana seseorang dapat belajar secara mandiri di rumah. Perlu diingat bahwa semua pelajaran yang diberikan oleh guru/pengajar harus diperhatikan dan disimak dengan sungguhsungguh. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya proses belajar matematika dan fisika adalah: 1. Peserta didik/orang yang belajar 2. Pengajar 3. Sarana dan prasarana. Sedangkan menurut E.P. Hutabarat26, menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya proses belajar matematika dan fisika itu ialah, seperti faktor kecerdasan, faktor belajar, faktor sikap, faktor fisik, faktor emosi dan sosial, faktor lingkungan, serta faktor guru. C. Konsep Belajar Tuntas. Ciri pertama penilaian pendidikan yaitu penilaian dilakukan secara tidak langsung, misalnya dengan mengukur kepandaian dengan ukuran kemampuan menyelesaikan soal-soal, yaitu dilakukannya evaluasi. Alat yang digunakan dalam evaluasi ada 2 macam, yaitu tes dan non tes. Tes merupakan suatu alat pengumpul informasi yang fungsinya untuk mengukur hasil belajar siswa dan mengukur keberhasilan program pengajaran. Sedangkan teknik bentuk non tes untuk menilai sikap, minat, dan kepandaian siswa, melalui teknik wawancara, angket dan observasi. Dari uraian tadi dapat diketahui bahwa kemampuan dapat diukur melalui tes, tes juga dimaksudkan untuk mengukur ketuntasan belajar siswa. Dalam buku karangan Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati 27 mengemukakan bahwa ”belajar tuntas adalah pencapaian taraf penguasaan minimal yang ditetapkan untuk setiap unit bahan pelajaran baik secara perorangan maupun kelompok sehingga apa yang dipelajari siswa dapat tercapai semua”. Menurut Suryosubroto28 mengemukakan bahwa ”belajar tuntas adalah 26 E.P. Hutabarat, Cara Belajar, (Jakarta: Gunung Mulia, 1995), h. 18 27 Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993), h. 96 28 Suryosubroto B, Proses belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h.96
  • 8. suatu filsafat yang mengatakan bahwa dengan sistem pengajaran yang tepat semua siswa dapat belajar dengan hasil yang baik dari hampir seluruh materi pelajaran yang diajarkan di sekolah”. Sedangkan menurut Kunandar29 mengemukakan bahwa ”belajar tuntas adalah suatu sistem belajar yang menginginkan sebagian besar peserta didik dapat menguasai tujuan pembelajaran secara tuntas”. Dipandang dari sudut pendidikan cara belajar mengajar dengan menggunakan konsep belajar tuntas sangatlah menguntungkan bagi siswa, karena hanya dengan cara tersebut setiap siswa dapat dikembangkan secara optimal. Kunandar dalam bukunya guru propesional implementasi kurikulum ingkat satuan pendidikan (KTSP) dan persiapan menghadapi sertifikasi guru mengatakan bahwa ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%. Satuan pendidikan harus menentukan criteria ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus-menerus untuk mencapai ketuntasan ideal. Pembelajaran tuntas (Mastery Learning) dalam KTSP adalah pendekatan dalam pembelajaran yang mempersyaratkan siswa menguasai secara tuntas seluruh standar kompetensi maupun kompetensi dasar mata pelajaran. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengukuran kemampuan siswa dalam penelitian ini disesuaikan dengan pelaksanaan belajar tuntas, yaitu adanya program perbaikan/program remedial, yakni jika siswa belum mencapai ketuntasan yang ditetapkan, maka siswa diberi program perbaikan sampai mencapai ketuntasan. D. Matematika dan IPA Terpadu (Fisika) di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung,mengukur, menurunkan dan menurunkan dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari- hari melalui materi pengukuran dan geometri, aljabar,dan trigonometri. Matematika juga 29 Kunandar, Guru propesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), Ed. 1, h.305
  • 9. berfungsi mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa melalui model matematika yang dapat berupa kalimat dari persamaan matematika, diagram, grafik atau tabel. MTs adalah salah satu lembaga pendidikan yang bercirikan Islam yang diselenggarakan oleh Departemen Agama. Pada sekolah ini juga mengajarkan pelajaran umum, antara lain matematika dan IPA terpadu (fisika). Matematika sebagai ilmu dasar diajarkan sedemikian rupa sehingga akan mampu membantu memecahkan masalah mempelajari ilmu-ilmu lain khususnya yang menggunakan perhitungan matematika. Mata pelajaran matematika dalam KTSP30 bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah 2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika 3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh 4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah 5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Secara garis besar materi pokok matematika yang di ajarkan di Madrasah Tsanawiyah di kelas VII pada semester pertama adalah sebagai berikut: 1. Bilangan bulat dan pecahan 2. Aljabar dan aritmetika sosial 3. Persamaan dan pertidaksamaan linear dengan satu variabel 4. Perbandingan 5. Himpunan 6. Sudut dan garis-garis sejajar 7. Bangun datar 30 Zahra, Kurikulum SMP KTSP, (tt./np. 2007), h. 387
  • 10. Materi pokok fisika yang tergabung dalam IPA terpadu merupakan materi pokok yang disesuaikan dengan kurikulum yang ada. Adapun secara garis besar materi pokok IPA terpadu (fisika) yang di ajarkan di kelas VII di Madrasah Tsanawiyah adalah sebagai berikut: 1. Pengukuran 2. Zat dan wujudnya 3. Pemuaian 4. Kalor 5. Perubahan kimia dan perubahan fisika 6. Objek pengamatan 7. Gerak lurus E. Penggunaan Konsep Matematika dalam Menyelesaikan Soal-soal Fisika Matematika dan fisika adalah dua mata pelajaran yang tidak dapat dipisahkan. Banyak orang berpendapat bahwa untuk mempelajari fisika tingkat lanjut diperlukan bekal pengetahuan matematika yang cukup baik. Hal ini dapat kita lihat dalam buku fisika sering terdapat aturan- aturan yang akhirnya berbentuk matematika. Perhitungan-perhitungan berdasarkan pengetahuan matematika akan sering muncul dan digunakan dalam mempelajari fisika. Materi fisika yang menggunakan konsep matematika antara lain: 1. Pengukuran Materi yang berhubungan dengan pengukuran yaitu yang membahas tentang alat ukur seperti alat ukur panjang, alat ukur massa, dan alat ukur waktu serta membahas tentang besaran yang dibedakan menjadi arah (besaran skalar dan besaran vektor) dan dimensi (besaran pokok dan besaran turunan). Besaran yang diukur dalam fisika dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu besaran pokok dan besaran turunan. Yang termasuk besaran pokok adalah panjang (meter/m), massa (kilogram/kg), waktu (sekon/s atau det), suhu (kelvin/K), intensitas (cahaya/candela (cd)), kuat arus (ampere/A), jumlah zat (mol). Sedangkan yang termasuk besaran turunan adalah luas (meter persegi/m2), volume (meter kubik/m3), kecepatan (meter per sekon/ m/s), percepatan (meter per sekon kuadrat/ m/s2), gaya (newton/N), massa jenis (kilogram per meter kubik/ kg/m3), daya (watt/W), usaha (joule/J). Konversi satuan yang digunakan adalah sebagai berikut:
  • 11. a. Konversi satuan panjang seperti km, hm, dam, m, dm, cm, mm, inci, kaki, mil, dan yard. Hubungan antara satuan-satuan tersebut adalah sebagai berikut: 1 km = 1000 m 1 inci = 2,54 cm 1 mil = 1,609 km 1 cm = 10 mm 1 kaki = 30,48 cm 1 yard = 91,44 cm b. Konversi satuan massa seperti kilogram, miligram, ons, kuintal, ton, dan lainlain. Hubungan antara satuan-satuan tersebut adalah sebagai berikut: I kg = 1000 g 1 ton = 10 kuintal 1 ons = 0,1 kg 1 kuintal = 100 kg c. Konversi satuan waktu seperti sekon (detik), menit, jam, dan hari. Hubungan antara satuan satuan tersebut adalah sebagai berikut: 1 hari = 24 jam 1 jam = 60 menit 1 menit = 60 detik Sedangkan pengukuran besaran turunan yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Besaran luas seperti: 1 hektar = 10.000 m 2 1 are = 100 m, 2 1 km 2 = 1000 m 2 , b. Besaran volume Volume benda yang bentuknya teratur dapat ditentukan dengan menggunakan rumus volume, diantaranya benda yang berbentuk: Bentuk Bangun Volume Kubus V = s3 Balok V = p. l . t Bola V= r3 Tabung V =π r 2 t Contoh: 1). Diketahui luas lapangan bola adalah 0,0073 km 2 . Berapakah luas lapangan bola tersebut bila dinyatakan dalam satuan m 2 dan cm 2 ? Penyelesaian: Diketahui: luas lapangan bola = 0,0073 km 2
  • 12. 1 km 2 = 1000.000 m 2 1 km 2 = 10.000.000.000 cm 2 Ditanya: luas lapangan bola = .....m 2 ? luas lapangan bola = ....cm 2 ? Jawab: 0,0073 km 2 = 0,0073 × 1000.000 dam 2 = 7300 m 2 0,0073 km 2 = 0,0073 × 10.000.000.000 m 2 = 73.000.000 m 2 Jadi, luas lapangan bola tersebut adalah 0,0073 km 2 = 7300 m 2 dan 0,0073 km 2 = 73.000.000 m 2 2). Diameter sebuah kawat adalah 0,65 mm. Berapakah diameter kawat jika dinyatakan dalam satuan desimeter dan meter? Penyelesaian: Diketahui: diameter kawat = 0,65 mm 1 mm = 0,01 dm 1 mm = 0,001 m Ditanya: diameter kawat = .....dm? diameter kawat = .....m? Jawab: 0,65 mm = 0,65 × 0,01 dm = 0,0065 dm = 6,5 ×10 3 dm 0,65 mm = 0,65 × 0,001 m = 0,00065 m = 6,5 ×10-4 m Jadi, diameter kawat jika dinyatakan dalam satuan desimeter dan meter adalah 6,5 ×10 3 dm dan 6,5 ×10 4 m.
  • 13. 3). Apabila diketahui jari-jari sebuah drum adalah 14 dm dan tingginya 10 dm. Berapakah volume drum tersebut (dalam satuan liter)! π= Penyelesaian: Diketahui: r = 14 dm t = 10 dm π= Ditanya: Vdrum = ....? Jawab: Vdrum = π × r 2 ×t = x (14) 2 x 10 = 6160 liter 4). Sebuah balok kuningan berukuran 50× 30×15 cm. Tentukan volume balok tersebut! Penyelesaian: Diketahui: p = 50 cm = 0,5 m l = 30 cm = 0,3 m t = 15 cm = 0,15 m Ditanya: Vbalok = ....? Jawab: Vbalok =p× l× t = 0,5 × 0,3 × 0,15 = 0,0225 m 3 Jadi, volume balok tersebut adalah 0,0225 m 3 Dari ke-4 soal tersebut, konsep matematika yang digunakan pada masing-masing soal adalah satuan pengukuran (panjang dan luas), bilangan, volume bangun ruang (tabung dan balok) dan operasi hitung aljabar.
  • 14. 2. Pemuaian Materi yang berhubungan dengan pemuaian yaitu yang membahas tentang zat padat, cair, dan gas. a. Pemuaian zat padat / muai panjang Perbandingan antara pertambahan panjang (Δl ) dengan panjang mulamula (lo) sebelum dipanaskan berbanding lurus dengan pertambahan suhu (Δt ). Secara matematika dapat ditulis, = 0 (1.1) 0 Kesebandingan pada persamaan (1.1) dapat ditulis dengan bentuk persamaan dengan memberikan nilai konstanta α yang disebut koefisien muai linier atau muai panjang. = αΔt l= 0 (1 + αΔt ) (1.2) 0 Persamaan (1.2) menunjukkan bahwa nilai α adalah konstanta dan besarnya tergantung pada jenis benda. b. Pemuaian luas/muai luas Koefisien muai luas (β ) adalah perbandingan antara perubahan luas (ΔL ) dan luas mula-mula (Lo) persatuan derajat celcius. Secara matematika dapat ditulis, = βΔt L = 0 (1 + βΔt ) (1.3) 0 Pada persamaan (1.3) menunjukkan bahwa muai volume identik dengan muai panjang, dimana β = 2α. c. Pemuaian zat cair/muai volume Pada umumnya, zat cair memuai jauh lebih besar dari pada zat padat. Zat cair akan mengeluarkan tekanan yang luar biasa besarnya kalau pemuaiannya dalam ruang tertutup. Dengan mengetahui sifat zat cair, kita lebih mudah menentukan muai volume atau muai isi dari
  • 15. pada muai panjang. Koefisien muai volume (γ ) adalah perbandingan antara perubahan volume (ΔV ) dan volume mula-mula (Vo) persatuan derajat celcius. Secara matematika dapat ditulis, = γΔt V = Vo(1 + γ Δt ) (1.4) Pada persamaan (1.4) menunjukkan bahwa muai volume identik dengan muai panjang, dimana γ = 3α Contoh: 1). Panjang sebatang kuningan pada suhu 20 0 C adalah 50 cm. Berapakah panjangnya pada suhu 100 0 C? Koefisien muai panjang kuningan 0,000019/ 0 C. Penyelesaian: Diketahui: t 0 = 20 0 C l 0 = 50 cm t 1 = 100 0 C α kuningan = 0,000019/ 0 C Ditanya : l 1 = ....? Jawab: l1 = l 0 ( 1 + α(t 1 + t 0 ) = 50 ( 1 + 0,000019 ( 100 – 20)) = 50 ( 1 + 0,000019 (80)) = 50 ( 1 + 0,00152) = 50 ( 1,00012) = 50,076 cm Jadi, panjang sebatang kuningan pada suhu 100 0 C adalah 50,076 cm 2). Sebuah besi yang berbentuk lempengan, luas mula-mula 30 cm 2 pada suhu 20 0 C. Kemudian, besi tersebut dipanaskan sampai suhunya 90 0 C. Jika koefisien muai besi adalah 0,000011/ 0 C, berapakah luasnya sekarang?
  • 16. Penyelesaian: Diketahui: t 0 = 20 0 C L 0 = 30 cm 2 t 1 = 90 0 C Δt = 90 – 20 = 70 0 C α besi = 0,000011/ 0 C Ditanya: L 1 = ....? Jawab: L1 = L 0 (1+ βΔt ) = L0 (1+ 2αΔt) = 30 (1 + 2 (0,000011) × 70) = 30 (1 + 0,000022 × 70) = 30 (1 + 0,00154) = 30 (1,00154) = 30,0462 cm2 Jadi, luas sebuah besi yang berbentuk lempengan pada suhu 90 0 C adalah 30,0462 cm 2 3). Volume lempeng besi pada suhu 40 0 C adalah 125 cm 3 . Bila koefisien muai panjang besi 0,000012/ 0 C, berapakah volumenya pada suhu 60 0 C? Peneyelesaian: Diketahui: V 0 = 125 cm 3 α = 0,000012/ 0 C Δt = 60 0 C − 40 0 C = 20 0 C Ditanya: V = ...? Jawab:
  • 17. V = V0 (1+γΔt) = V0 (1+ 3αΔt) = V 0 + 3α Δt V 0 = 125 + 3 (0,000012) (20) (125) = 125 + 0,09 L = L0 (1+ βΔt ) = 125,09 cm 3 Jadi, Volume lempeng besi pada suhu 60 0 C adalah 125,09 cm 3 Dari ke-3 soal tersebut, konsep matematika yang digunakan pada masingmasing soal adalah satuan pengukuran (panjang, luas, dan volume), bilangan, dan operasi hitung aljabar. 3. Kalor Materi yang berhubungan kalor yaitu yang membahas tentang mengubah wujud misalnya menguap, serta membahas tentang mengubah suhu benda yang mengakibatkan titk didih dan titik lebur yang menyebabkan kalor jenis, kalor uap, dan kalor lebur. Banyaknya kalor yang diterima maupun yang dilepas tidak dapat dihitung secara langsung, namun diperlukan variabel lain, misalnya jenis benda (kalor jenis) dan massa benda yang memerlukan kalor atau melepas kalor. Jika sudah diketahui kalor jenis benda dan massanya, maka pemberian atau pelepasan kalor tinggal mengukur naik atau turunnya suhu dari benda tersebut. Dapat ditunjukkan bahwa pemberian atau pelepasan kalor (Q) berbanding lurus dengan massa benda (m), kalor jenis (c), dan pelepasan suhu (ΔT ). Secara matematika dapat ditulis, Q = m× c × ΔT Dimana: Q = jumlah kalor yang diterima atau dilepas (joule/J) m = massa benda (kg) c = kalor jenis benda (J/kgoC) ΔT = perubahan suhu (oC)
  • 18. Benda yang mengalami kenaikan suhu berarti benda tersebut menerima kalor dari luar, sedangkan benda yang mengalami penurunan suhu berarti benda tersebut melepaskan kalor ke luar. Contoh: 1). Diketahui kalor jenis besi 460 J/kg 0 C. Berapa kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 kg besi dari suhu 20 0 C sampai 100C 0 ? Penyelesaian: Diketahui : m = 1 kg T 0 = 20 0 C T = 100 0 C Δt = 100 0 C − 20 0 C = 80 0 C J kgCo besi = 460 Ditanya : kalor yang diperlukan (Q) Jawab : Q = m × c × Δt = 1 kg × 460 J / kg 0 C ×80 0 C = 36800J = 3,68 ×10 4 J Jadi, kalor yang diperlukan sebesar 3,68 ×10 4 J Konsep soal yang digunakan pada soal tersebut di atas adalah satuan pengukuran berat/massa, bilangan, dan operasi hitung aljabar.