Dokumen tersebut membahas tentang rantai penularan penyakit infeksi yang terdiri dari 6 tahap yaitu agen infeksi, reservoir, portal keluar, cara penularan, portal masuk, dan penjamu. Dokumen juga menjelaskan upaya pencegahan seperti meningkatkan daya tahan tubuh, menginaktivasi agen penyebab, memutus rantai penularan, dan tindakan pasca pajanan untuk petugas kesehatan.
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
RANTAI INFEKSI
1. MANAJEMEN PATIEN SAFETY
“RANTAI PENULARAN”
Disusun oleh kelompok 3
DewiYanah
DesiIndrasari
IrfanSaputraUpoyo
JuwitaMaulydatin
MilaYulfianaD
RamaPrasetyaR
RizkiPutriS
Sri Mulyanti
Tingkat 2A
DIII KEPERAWATAN
2. INFEKSI
Infeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang mampu
menyebabkan sakit. Infeksi juga disebut asimptomatik apabila mikroorganisme gagal dan
menyebabkan cedera yang serius terhadap sel atau jaringan. Penyakit akan timbul jika patogen
berkembang biak dan menyebabakan perubahan pada jaringan normal. (Potter & perry
.Fundamental Keperawatan Edisi 4).
Dan Rantai Penularan Penyakit adalah rangkain sejumlah faktor yang memungkinkan
proses penularan suatu penyakit dapat berlangsung
4. TANDA-TANDA INFEKSI
1. Calor terdapat rasa panas
2. Dolor terdapat rasa sakit
3. Rubor terdapat kemerahan
4. Tumor terdapat pembengkakan
5. Fungsiolesa adanya kehilangan fungsi pada organ
6. 1. INFECTIOUS AGENT/ (AGEN INFEKSI)
Sebuah organisme mikroba dengan
kemampuan untuk menyebabkan penyakit.
Semakin besar virulensi organisme (kemampuan
untuk tumbuh dan berkembang biak),
invasi(kemampuan untuk masuk ke dalam jaringan)
dan patogenisitas (kemampuan untuk menyebabkan
penyakit), semakin besar kemungkinan bahwa
organisme akan menyebabkan infeksi. Agen
infeksius adalah bakteri, virus, jamur, dan parasit.
7. 2. RESERVOIR
Reservoir adalah tempat patogen mampu bertahan hidup tetapi dapat atau tidak
berkembang biak. Reservoir yang paling umum adalah tubuh manusia. Berbagai
mikroorganisme hidup pada kulit dan dalam rongga tubuh, cairan dan keluaran. Untuk
berkembang biak dengan cepat mikroorganisme memerlukan lingkungan yang sesuai,
termasuk makanan, oksigen, air, suhu, pH dan cahaya.
8. 3. PORTAL OF EXIT (PORTAL KELUAR DARI RESERVOIR)
Sebuah tempat keluar
mikroorganisme meninggalkan reservoir.
Sebagai contoh, mikroorganisme dapat
meninggalkan reservoir melalui hidung atau
mulut ketika seseorang bersin atau batuk.
Mikroorganisme, terbawa dari tubuh oleh
tinja, juga dapat meninggalkan reservoir
usus yang terinfeksi.
9. 4. MODE OF TRANSMISSION
(CARA PENULARAN)
Bibit penyakit (mikroba pathogen) dapat menular (berpindah) dari penderita,
hewan sakit atau reservoir bibit penyakit lainnya, ke manusia sehat dengan beberapa cara:
1. Melalui Kontak Jasmaniah (Personal Contact)
2. Melalui makanan dan minuman (Food Borne Infections)
3. Melalui Serangga (Artrhopod Borne Infection)
10. 5. PORTAL OF ENTRY (PINTU MASUK)
Sebuah portal /pintu gerbang
tempat masuk mikroorganisme ke
dalam host/penderita. Portal termasuk
lubang tubuh, selaput lendir, atau
istirahat di kulit. Portal juga hasil dari
tabung yang ditempatkan dalam
rongga tubuh, seperti kateter urin, atau
dari tusukan yang dihasilkan oleh
prosedur invasif seperti penggantian
cairan intravena.
11. 6. SUSCEPTIBLE HOST (PENJAMU)
Seseorang/Individu yang tidak bisa menahan invasi mikroorganisme
ke dalam tubuhnya dan mengakibatkan infeksi. Host rentan terhadap
penyakit, kurang kekebalan atau ketahanan fisik untuk mengatasi invasi
oleh mikroorganisme patogen.
12.
13. UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP
RANTAI PENULARAN
1. Peningkatan daya tahan penjamu, dapat pemberian imunisasi aktif (contoh : vaksinisasi hepatitis B),
atau pemberian imunisasi pasif (imuniglobin). Promosi kesehatan secara umum termasuk nutrisi yang
adekuat akan meningkatkan daya tahan tubuh.
2. Inaktivasi agen peenyebab infeksi, dapat dilakukan metode fisik maupun kimiawi. Contoh metode fisik
adalah pemanasan (pasteurisasi atau sterilisasi) dan memasak makanan seperlunya. Metode kimiawi
termasuk klorinasi air, disinfeksi.
3. Memutus mata rantai penularan. Merupakan hal yang paling mudah untuk mencegah penularan
penyakit infeksi, tetapi hasilnya bergantung kepada ketaatan petugas dalam melaksanakan prosedur
yang telah ditetapkan.
4. Tindakan pencegahan pasca pajanan (Post Exposure Prophylaxis) terhadap petugas kesehatan.
Berkaitan pencegahan agen infeksi yang ditularkan melalui darah atau cairan tubuh lainnya, yang sering
terjadi karena luka tusuk jarum bekas pakai atau pajanan lainnya. Penyakit yang perlu mendapatkan
perhatian adalah hepatitis B, hepatitis C, dan HIV.