Dokumen tersebut membahas tentang kawasan kumuh dan upaya-upaya peningkatan pemukiman kumuh. Kawasan kumuh ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi, sarana dan prasarana yang buruk, serta ketidaksesuaian bangunan dengan standar. Upaya peningkatan yang dilakukan antara lain program Kampung Improvement Program (KIP) di Indonesia dan program Baan Mankong di Thailand yang melibatkan masyarakat.
2. Lokasi Kawasan Perumahan yang Layak
Menurut Direktorat Jenderal Cipta Karya
• Tidak terganggu oleh polusi (air, tanah, udara, suara)
• Tersedia air bersih
• Memiliki kemungkinan untuk perkembangan
pembangunannya
• Mempunyai aksesibilitas yang baik
• Mudah dan aman mencapai tempat kerja
• Tidak berada di bawah permukaan air setempat
3. SLUM AREA
• Daerah slum :
Daerah yang sifatnya kumuh tidak
beraturan yang terdapat di kota atau
perkotaan.
Dapat terletak di tengah maupun pinggiran
kota.
4. SLUM AREA
• Kawasan kumuh adalah
kawasan di mana rumah dan
kondisi hunian masyarakat di
kawasan tersebut sangat
buruk.
• Rumah maupun sarana dan
prasarana yang ada tidak
sesuai dengan standar yang
berlaku.
5. Pengertian Permukiman Kumuh
• Karakter fisik, yang dimaksud adalah karakter dari
sarana dan prasarana fisiknya seperti suplai air bersih,
sanitasi, listrik, jalan lingkungan yang buruk.
• Karakter Sosial, pada umumnya masyarakat yang
berada di permukiman kumuh adalah penduduk dengan
pendapatan yang rendah, sebagai pekerja/buruh,
informal sektor.
• Kepemilikan Tanah, biasanya masyarakat menempati
tanah-tanah ilegal, misalnya mereka membangun
rumahnya bukan di atas tanah miliknya tetapi tanah milik
pemerintah atau milik swasta
6. PERMASALAHAN
Jakarta dengan
luasan 4.481,6
hektar dan dihuni
oleh 2,4 juta jiwa
atau sekitar 20 %
dari seluruh
penduduk
Bandung meliputi
402 hektar dihuni
oleh 205.465 jiwa
atau sekitar 20 %
dari seluruh
penduduk
Surabaya meliputi
luasan 2.196
hektar dihuni oleh
900.870 jiwa atau
sekitar 25% dari
seluruh penduduk
.
7. Luas perumahan
dan pemukiman
kumuh sebesar
54.000 ha
Pemukiman
kumuh
berkembang
menjadi sebesar
59.000 ha
Bila tanpa
penanganan
pemukiman kumuh
akan tumbuh
menjadi 71.860 ha
PERMASALAHAN
8. Jumlah penduduk
perkotaan mencapai
> 50% dari total
penduduk Indonesia
23 persen dari 240
juta penduduk
Indonesia masih
tinggal di pemukiman
kumuh perkotaan
68 persen
penduduk
Indonesia tinggal di
perkotaan
PERMASALAHAN
9. • Pada tahun 2002 di Kota Palembang terdapat 42
kawasan permukiman kumuh dengan jumlah
penduduk sebanyak 65.580 jiwa atau sekitar 4,60%
dari total penduduk.
• Pada tahun 2007, jumlah kawasan kumuh bertambah
menjadi 47 kawasan dan ditempati oleh sekitar
72.780 jiwa atau 5,02% dari total penduduk.
• Dengan demikian, selama 5 tahun telah terjadi
peningkatan jumlah penduduk permukiman kumuh
sebanyak 7.201 jiwa (0,42%).
PERMASALAHAN
12. Ciri - Ciri Daerah Slum
• Kepadatan penduduk 250 - 400 jiwa/ha.
• Jalan-jalan sempit tidak dapat dilalui kendaraan roda
empat, cenderung berupa jalan tanah, belum berupa
perkerasan.
• Fasilitas drainase sangat tidak memadai sehingga ketika
hujan sangat mudah tergenang air.
• Fasilitas pembuangan air kotor/tinja sangat minim. Ada
diantaranya yang langsung membuang tinjanya ke
saluran yang dekat dengan rumah, ataupun ada juga
yang membuangnya ke sungai yang terdekat.
13. Ciri - Ciri Daerah Slum
• Fasilitas penyediaan air bersih sangat minim,
memanfaatkan sumur dangkal, air hujan atau membeli
secara kalengan.
• Tata bangunan sangat tidak teratur, bangunan umumnya
tidak permanen.
• Rawan terhadap penularan penyakit akibat kepadatan
yang tinggi.
• Pemilikan hak terhadap lahan sering tidak legal.
14. Lokasi Pemukiman Kumuh
Perkotaan :
• Daerah bantaran sungai
• Dekat rel KA
• Sekitar industri dan pergudangan
• Sekitar pelabuhan, terminal, stasiun
KA
15. SLUM AREA
Sebab Kumuh
Kumuh adalah kemunduran atau
kerusakan lingkungan hidup dilihat
dari:
• Segi fisik, yaitu gangguan yang
ditimbulkan oleh unsur-unsur alam
seperti air dan udara
• Segi masyarakat/sosial, yaitu
gangguan yang ditimbulkan oleh
manusia sendiri seperti kepadatan
lalu lintas, sampah
16. Faktor Berkembangnya
Pemukiman Kumuh
Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi
Pemukiman Kumuh
Migrasi
Faktor pendorong Faktor penarik
Bencana
alam
Fasilitas pendidikan
dan kesehatan baik
Peluang kerja
sedikit
Peluang kerja
lebih baik
Pertumbuhan Penduduk
18. Sikap Pemerintah Terhadap
Urbanisasi
• Kebijakan ‘kota tertutup’.
• Menggusur masyarakat miskin di pemukiman
liar (masih terjadi di Indonesia)
• Pasif dan cenderung mendiamkan pertumbuhan
permukiman spontan karena tidak mempunyai
instrumen untuk menanganinya
19. Akibat Kumuh
Kumuh adalah akibat perkembangan dari gejala
gejala antara lain:
• Kondisi perumahan yang buruk
• Penduduk yang terlalu padat
• Fasilitas lingkungan yang kurang memadai
• Tingkah laku menyimpang
• Budaya kumuh
• Apatis dan isolasi
21. Kendala Dalam Penanganan
Pemukiman Kumuh
• High rise building (bangunan tinggi) yang akan ditangani
oleh penghuni yang tergusur, memerlukan biaya yang
besar .
• Peremajaan lingkungan kumuh, yang merupakan proyek
yang besar (large project)
• Adanya dualisme antara peremajaan lingkungan dengan
penataan lingkungan. Sebab penghuni rumah kumuh
biasanya masih lebih senang tinggal di rumah kumuhnya
daripada di rumah sewa bertingkat (rusun).
• Banyak peremajaan lingkungan kumuh yang tidak melalui
survey sosial tentang karakteristik penduduk yang akan
tergusur.
22. Kendala Dalam Penanganan
Pemukiman Kumuh
• Banyak peremajaan lingkungan kumuh yang kurang memperhatikan
kelengkapan lingkungan seperti taman, tempat terbuka, tempat
rekreasi, sampah
• Penggusuran (squatter clearance) sering diartikan jelek, padahal
pemerintah berusaha meremajakan lingkungan dan memukimkan
penduduk ke lingkungan yang lebih baik.
• Keterbatasan lahan (land shortage).
• Belum kuatnya dana (no housing finance) pembangunan
perumahan
• Sulitnya menegakkan hukum (upholding the law). Akan diperlukan
waktu yang lama untuk mengubah pola hidup masyarakat kumuh
untuk dibawa ke lingkungan permukiman yang teratur.
23. Perbaikan Lingkungan Pemukiman
Berdasarkan PU. Cipta Karya
• Pemugaran rumah, diartikan pengembalian
keadaan fisik seperti semula.
• Program Perbaikan Kampung (KIP)
• Perbaikan lingkungan kawasan pasar (MIP)
• Pembangunan perumahan
• Konsolidasi lahan
• Pengembangan lahan terkendali
• Pembangunan rumah susun
24. Peningkatan Pemukiman Kumuh
(slum upgrading)
Kampung Improvement
Program (KIP)
Indonesia
• KIP dipelopori Indonesia di
kota Jakarta dan Surabaya
pada tahun 1969
• KIP menjadi program
nasional di kota-kota
Indonesia dengan dukungan
Bank Dunia
• Awalnya dilakukan secara
top-down
25. Peningkatan Pemukiman Kumuh
(slum upgrading)
• Di Jakarta lebih dari 500 kampung yang meliputi 3.8 juta penduduk
diperbaiki melalui KIP.
• Di Surabaya, program KIP berhasil dikembangkan menjadi KIP
Komprehensif yang melibatkan masyarakat melalui pendekatan Tri-
Daya
• Di tingkat nasional program semacam ini diadopsi dengan beragam
nama tergantung kemasan proyek
• Beberapa kota berhasil melakukan program peningkatan
permukiman kumuh dengan pendekatan yang komprehensif dan
mensinergikan sumber daya yang ada misalnya Surabaya, Solo dan
Pekalongan.
26. Peningkatan Pemukiman Kumuh
(slum upgrading)
Program Baan Mankong – Thailand
• Program Baan Mankong, yang berarti ‘secure
housing’ atau perumahan aman, diluncurkan
pada tahun 2003
• Program ini menempatkan komunitas dan
jaringannya sebagai pusat dari proses
pengembangan solusi yang komprehensif
• Top-down digantikan dengan pengelolaan
program berbasis masyarakat