Psikoanalisis adalah sistem psikologi yang berhubungan dengan gangguan kepribadian dan perilaku neurotik, yang melihat kejiwaan manusia sebagai ekspresi dari adanya dorongan yang menimbulkan konflik. Tujuannya adalah merekonstruksi kepribadian melalui pengalaman kembali masa kanak-kanak dan pemahaman intelektual tentang diri.
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
3 pendekatan konseling (Psikoanalisis, Gestalt, Non Direktif)
1.
2. Psikoanalisis
Sistem dalam psikologi yang berasal dari
penemuan-penemuan.
Berhubungan dengan gangguan kepribadian dan
perilaku neurotik.
Memandang kejiwaan manusia sebagai ekspresi
dari adanya dorongan-dorongan yang
menimbulkan konflik.
3. TUJUAN
• Membentuk kembali struktur karakter individual
dengan jalan membuat kesadaran yang tak didasari
di dalam diri klien.
• Proses terapeutik difokuskan pada upaya
mengalami kembali pengalaman-pengalaman masa
kanak-kanak. Pengalaman-pengalaman masa
lampau direkonstruksi, dibahas, dianalisis, dan
ditafsirkan dengan sasaran merekonstruksi
kepribadian.
• Pemahaman dan pengertian intelektual memiliki
arti penting, tetapi perasaan-perasaan dan ingatan-
ingatan yang berkaitan dengan pemahaman diri
yang lebih penting lagi
4. Tehnik Psikoterapi
Tahap I Hipnosis Tak mudah
Tahap II Aosiasi Bebas Pasien bebas untuk
mengemukakan segala hal tanpa dikritik & dihambat
Klien berbaring, Konselor beridiri di belakang,
mendengar tanpa menilai & kritik
Tahap III Transferens Format biasa, wawancara
Dibantu untuk membedakan khayalan dan
realitas
Gejala neurotik Ketegangan emosi yang tertahan dan
tertekan ingatan yang traumatik (isi dari alam bawah sadar)
6. 1. mengajak konseli berpikir untuk sekarang
2. Konselor memfokuskan pada perasaan, kesadaran,
bahasa tubuh, dan hambatan yang dialami konseli
untuk mencapai kesadaran.
3. Konselor dapat mendorong klien untuk dapat
melihat dirinya dengan sebuah kenyataan dan
mencoba Menghadapinya dengan menggunakan
perasaan secara penuh
4. Konselor membantu konseli untuk melakukan
transisi dari ketergantungan dunia luar. Serta
membantu konseli menemukan pusat diri dan
konseli bisa menolak lingkungan yang tidak baik.
Peran konselor :
7. TUJUAN
Membantu klien agar berani
mengahadapi berbagai macam situasi
yang berupa tantangan maupun
kenyataan yang harus dihadapi.
8. Konsep Dasar
• Hakekat Manusia:
Manusia dalam kehidupan selalu aktif dan hanya
dapat dipahami dalam keseluruhan konteksnya
• Urusan yang tak selesai:
Perasaan-perasaan yang tidak terungkapkan
• Masa Sekarang
Tidak ada yang ada kecuali sekarang, karena masa
lalu telah pergi, masa depan belum datang. Maka
masa sekaranglah yang penting
9. Tahap-Tahap
Tahap I Konselor mengembangkan pertemuan konseling,
agar tercapai situasi yang memungkinkan perubahan-
perubahan yang diharapkan pada klien.
Tahap II Konselor berusaha meyakinkan dan
mengkondisikan konseli untuk mengikuti prosedur yang
telah ditetapkan sesuai dengan kondisi klien.
Tahap III Konselor mendorong konseli untuk mengatakan
perasaan-perasaannya pada saat ini, konseli diberi
kesempatan untuk mengalami kembali segala perasaan dan
perbuatan pada masa lalu, dalam situasi di sini dan saat ini
Tahap IV Setelah konseli memperoleh pemahaman dan
penyadaran tentang pikiran, perasaan, dan tingkah lakunya,
konselor mengantarkan konseli memasuki fase akhir
konseling.
11. Non Direktif
“cara pendekatan terhadap permasalahan
yang sifatnya tidak langsung.”
Konselor tidak secara langsung menunjukkan permasalahan,
akan tetapi ia mendengarkan terlebih dahulu keluhan konesli.
Ia memberikan kesempatan sebanyak mungkin untuk
mengutarakan permasalahan yang dihadapinya.
Pendekatan tak langsung ini, berdasarkan pemahaman
psikologi humanistik, yaitu sangat menghargai orang yang
akan dibantu.
Disini peran supervisor adalah mendengarkan keluhan dan
permasalahan guru serta mencoba memahaminya
13. Fungsi
(a) Menciptakan Hubungan yang Bersifat
Permisif
Penuh pengertian, penuh penerimaan, kehangatan,
terhindar dari segala bentuk ketegangan, tanpa
memberikan penilaian baik positif/negatif.
(b) Mendorong Pertumbuhan Pribadi
perubahan-perubahan yang fudamental (sikap)
(c) Mendorong Kemampuan Memecahkan
Masalah
14. Tahap
Tahap I Non Directive
Penerimaan & Menggunakan penjelasan dari
dunia klien
Tahap II Client Centered
Menyatukan antara dirinya yang ideal & dirinya
yang sesungguhnya
Tahap III Konselor berperan lebih aktif
(Lebih kepada sikap bukan keterampilan)
Proses konseling Bisa tercipta suasana hangat dan penuh
penerimaan Klien menaruh kepercayaan
15. (a) Kemampuan berempati.
(b) Kemampuan menerima klien.
(c) Kemampuan untuk menghargai klien.
(d) Kemampuan untuk memperhatikan.
(e) Kemampuan membina keakraban.
(f) Sifat keaslian
(g) Sikap terbuka
Persyaratan Sifat dan Sikap Seorang Konselor Non-Direktif