MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Laporan praktikum kemurnian benih
1. LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH DAN BIBIT
ACARA 5
PENGUJIAN KEMURNIAN BENIH
Disusun Oleh :
Nama : Inayatul Fitria Dewi
NPM : 1510401057
Kelompok : B3
Asisten : Siti Hadriyanti A.
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2017
2. ACARA I
PENGUJIAN KEMURNIAN BENIH
I. TUJUAN
1. Mengetahui presentase benih murni, biji tanaman/varietas lain, biji gulma dan kotoran
benih
II. TINJAUAN PUSTAKA
Benih adalah biji tanaman yang digunakan untuk tujuan penanaman. Sehingga
masalah teknologi benih berada dalam ruang lingkup agronomi. Agronomi sendiri diartikan
sebagai suatu gugus ilmu pertanian yang mempelajari pengelolaan lapang produksi dengan
segenap unsure alam (iklim, tanah, air), tanaman, hewan dan manusia untuk mencapai
produksi tanaman secara maksimal (Kartasapoetra, 1986).
Kemurnian benih adalah tingkatan kebersihan benih dari materi-materi non benih/
serasah, atau benih varietas lain yang tidak diharapkan. Biasanya kemurnian benih
dinyatakan dalam persentase (%). Pengujian kemurnian benih adalah pengujian yang
dilakukan dengan memisahkan tiga komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran
benih yang selanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen benih tersebut. Tujuan
analisis kemurnian adalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain dan kotoran
dari contoh benih yang mewakili lot benih. (Heddy, 2000)
Uji kemurnian benih sebaiknya merupakan uji yang pertama kali dilakukan. Benih
murni yang diperoleh itu baru kemudian dipakai untuk uji yang lain, yaitu presentase kadar
air dan viabilitas benih. Hal ini dilakukan karena nilai yang ingin diperoleh adalah nilai dari
benih murni, bukan dari benih campuran (Kuswanto, 1997).
Benih bermutu tinggi ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor genetik dan faktor
fisik. Menurut Kartasapoetra (1992), faktor-faktor genetik adalah benih yang berasal dari
varietas-varietas yang memiliki genotipe yang baik seperti hasil produksi tinggi, tahan
terhadap hama dan penyakit, responsif terhadap kondisi pertumbuhan yang lebih baik, atau
tahan terhadap cekaman abiotik. Faktor fisik adalah benih bermutu tinggi dengan kemurnian
yang tinggi, daya kecambah yang tinggi, bebas dari kotoran dan benih rerumputan serat
bebas dari hama dan penyakit, serta kadar air benih yang rendah (Kamil, 1986)
3. Dalam pengertian benih murni termasuk semua varietas dari species yang dinyatakan
berdasarkan penemuan dengan uji laboratorium. Yang termasuk ke dalam kategori benih
murni dari suatu species adalah benih masak dan utuh, benih yang berukuran kecil, mengerut
tidak masak, benih yang telah berkecambah sebelum diuji dan pecahan benih yang
ukurannya lebih besar dari separuh benih yang sesungguhnya, asalkan dapat dipastikan
bahwa pecahan benih itu termasuk ke dalam species yang dimaksud (Justice, 1990).
Benih species lain, komponen ini mencakup semua benih dari tanaman pertanian
yang ikut tercampur dalam contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji. Benih gulma
mencakup semua benih ataupun bagian vegetatif tanaman yang termasuk dalam kategori
gulma. Juga pecahan gulma yang berukuran setengah atau kurang dari setengah ukuran yang
sesungguhnya tetapi masih mempunyai embrio. Bahan lain atau kotoran, termasuk semua
pecahan benih yang tidak memenuhi persyaratan baik dari komponen benih murni, benih
species lain maupun benih gulma, partikel-partikel tanah, pasir, sekam, jerami dan bagian-
bagian tanaman seperti ranting dan daun (Sutopo, 1984).
Menurut Kamil (1991), bahwa syarat umum dalam pengembangan perbenihan agar
diperoleh mutu ekonomi benih yang tinggi adalah sebagai berikut:
1. Daya kecambah, minimal 80 %, artinya benih yang tumbuh dari benih yang ditanam
minimal 80%. Hal tersebut ditetapkan guna menghindari penggunaan benih yang
banyak, sehingga dapat meningkatkan biaya produksi.
2. Benih murni, minimal 95%, artinya benih yang ada pada setiap varietas/klon terdapat
pada varietas/klon yang sama. Hal tersebut dilakukan guna menghindari
ketidakseragaman pertumbuhan dan ketahanan terhadap hama/penyakit yang akhirnya
menyebabkan produksi menurun.
3. Benih dari varietas lain, maksimal 5%, artinya benih murni dari varietas/klon yang
sama.
4. Kotoran, maksimal 3%, artinya benda asing dan lainnya seperti ranting, krikil dan
benda asing lainnya tidak ada.
5. Benih dari rumputan, maksimal 2%, artinya bila benih terdapat batu, campuran benih
dengan gulma, maka akan menyulitkan pemeliharaan dan keseragaman pertumbuhan
karena dalam pertumbuhan tersebut terjadi kompetisi antara gulma dan tanaman
utama yang akhirnya dapat menurunkan tingkat produksi.
4. III. METODE PRAKTIKUM
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu 28 November 2018 bertempat di
Laboratorium Fakultas Teknik Universitas Tidar. Adapun alat dan bahan yang digunakan
diantaranya, timbangan, pinset, plastik dan gelas piala serta benih padi, jagung dan kedelai
yang telah dicampur.
Adapun langkah kerja yang dilakukan dengan cara menimbang 500 gram untuk benih
kedelai, 70 gram untuk padi dan g untuk jagung. Setelah itu kemudian memisahkan bagian-
bagian benih, benih dari varietas lain dan kotoran. Untuk mencari kemurnian benih kedelai
maka varietas lain terdiri dari padi dan jagung. Kemurnian benih padi dengan memilahnya
dari varietas lain yaitu kedelai dan jagung sedangkan varietas lain untuk kemurnian benih
jagung terdiri dari padi dan kedelai. Dari percobaan ini tidak terdapat adany biji gulma
namun ditemukan kotoran benih yang terdiri dari sekam, dak kulit benih yang telah
terkelupas. Kemudian menghitung prosentase berat dari masing-masing komponen terhadap
contoh benih.
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil pengamatan
Contoh
benih
Berat Komponen (gr) Prosentase (%)
Benih
murni
Varietas
lain (1)
Varietas
lain (2)
Kotoran
benih
Benih
murni
Varietas
lain (1)
Varietas
lain (2)
Kotoran
benih
Kedelai 433.54 16.32 42.94 7.18 86.70 3.26 8.58 1.143
Padi 1 52.20 10.08 7.58 - 74.57 14.4 10.84 -
Padi 2 56.52 5.92 7.44 0.09 80.742 8.57 10.471 0.128
Jagung 426.91 19.25 51.8 3 85.38 10.36 3.85 0.6
2. Pembahasan
Uji kemurnian benih dilakukan untuk mengetahui seberapa besar benih murni dalam
suatu benih bersertifikat. Benih dikatakan murni, terdiri dari biji sehat sesuai dengan
varietas, biji belah dan rusak lebih dari ½ benih, benih keriput dan benih yang terserang
hama maupun penyakit namun tidak berubah dari warna aslinya. Sedangkan yang dimaksud
dengan benih vaietas lain adalah benih selai benih contoh kerja yang dimaksud dan yang
5. dimaksud kotoran benih terdiri dari, benih yang telah berubah bentuk akibat hama penyakit,
kulit yang terlepas dari benih, adanya sekam maupun kerikil kecil.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan maka dapat terlihat bahwa pada benih
contoh kerja kedelai memiliki kemurnian benih sebanyak 86.70%, benih padi 1 sebesar
74.57%, benih padi 2 dengan 80.742% dan benih jagung sebanyak 85.38%. Sesuai dengan
pernyataan Kamil (1991) bahwa benih dikatakan bermutu apabila kemurnian benih minimal
95%. Dalam artian bahwa dengan kemurnian benih lebih dari 95% tingkat pertumbuhan
tanaman kedelai jagung maupun padi diharapakan mampu seragam atau homogeny dan
ketahanan dari hama penyakit. Apabila benih murni kurang dari 95% maka dapat dinyatakan
bahwa pada benih contoh kerja untuk kedelai, padi dan jagung kurang memilki keseragaman
untuk pertumbuhan nantinya, selain itu mudahnya tanaman ini terserang oleh hama penyakit
tanaman.
Menurut Kamil (1991) bahwa dari sarat perbenihan, campuran dari varietas lain harus
kurang dari 5%. Sedangkan pada benih contoh kerja memiliki prosentase antara 3-15%.
Selain itu kotoran benih kurang dari 3% telah memenuhi persaratan, diantara kotoran benih
pada benih kedelai padi dan jagung antara 0.6-1.7%. Jadi dari benih contoh kerja pada
percobaan ini kemurnian benih belum layak untuk dapat dipergunakan petani dikarenakan
tinggi campuran benih dari varietas lainnya sehingga nantinya pertumbuhan dari benih-benih
tersebut akan tidak seragam.
V. KESIMPULAN
1. Tingkat prosentase kemurnian benih kedelai, padi dan jagung antara 74-85%.
2. Tingkat prosentase tercampurnya benih kerja kedelai, padi dan jagung dengan varietas
lain antara 3-15%
3. Tingkat prosentase kotoran benih kedelai, padi dan jagung antara 0.6-1.7%
4. Contoh benih kerja belum layak digunakan sebagai benih bermutu dikarenakan masih
tingginya tingkat varietas lain dan rendahnya prosentase kemurnian benih
5. Semakin rendah tingkat kemurnian benih maka pertumbuhannya akan semakin tidak
seragam.
6. DAFTAR PUSTAKA
Heddy, G. 2000. Biologi Pertanian. Rajawali Press: Jakarta
Justice, Oren L. dan Louis N. B. 1990. Prinsip Praktek Penyimpanan Benih. Rajawali Press.
Jakarta.
Kamil, J. 1986. Teknologi Benih. Penerbit Angkasa, Bandung.
. 1991. Teknologi Benih I. Angkasa Raya. Bandung.
Kartasapoetra, A. G. 1986. Teknologi Benih Pengelolaan Benih dan Tuntunan Praktikum. Rineka
Cipta. Jakarta
. 1992. Teknologi Benih Pengolahan Benih dan Tuntutan Praktikum. Bina Aksara,
Jakarta
Kuswanto, H. 1997. Analisis Benih. Andi, Yogyakarta.
Sutopo, L. 1984. Teknologi Benih. PT Raja Grafindo Persada.Jakarta.