2. HEADSHOT
Gado-gado ala…
DARI REDAKS1
Sampang
Salam Sehat,
PurpleMovement
Dibalik kerjasama NGO asing Purplemovement hadir lagi pada edisi ketiga dengan desain cover dan
Bidang kesehatan desain header yang berbeda dari edisi kemarin. Beberapa perubahan
bertujuan menjadikan majalah kami menjadi lebih baik. Edisi ketiga ini kami
Fragment fokuskan di wilayah kabupaten Sampang yang membawa kami pada
Raja Galau “Nasi Rawon” perhitungan angka IPKM. Tidak lupa sajian khas tentang wilayah ini dari sisi
potensi daerah. Tentunya dengan sajian khas Purplemovement.
Management Clinic Rubrik lain mengupas tentang lika-liku NGO asing dalam bidang kesehatan.
Decision Making Process Management Clinic membahas tentang pengambilan keputusan dengan
Dengan pendekatan Epidemiologi pendekatan Epidemiologi yang menjadi dasar dalam perumusan setiap
kebijakan. Sebagai rubrik tambahan kami menambahkan rubrik baru yang
Kuliah Alumni berisi tulisan lepas dengan nama Fragment dan Kuliah Alumni.
Cerita dari Manhattan, Kansas
Public Health Nutrition and Food Policy Selamat membaca dan berpetualang!
Inisiator :
Ilham Akhsanu Ridlo (@iaridlo)
Kontributor Edisi Ini:
Agung Dwi Laksono (@agung_dl)
Perjalanan laut menuju P. Mandangin,
Noer Ibtidail
Salah satu wilayah kepulauan kabupaten Sampang Andiek ochman
Trias Mahmudiono
3. Cover Story…
Anak pantai, begitulah kita memanggil
mereka. Bersiap membantu orang tua
yang melaut. Pulau Mandangin atau
Pulau Kambing tempat meraka tinggal
menyajikan beragam cerita, termasuk
cerita anak-anak yang siap bermain
untuk bekerja. Have fun!
Foto ini diambil di Pulau Mandangin Kabupaten Sampang oleh M. Maman Firmansyah (@MMFirmasyah)
4. HOTSHOT
P
ada edisi ini kita kupas beberapa hal
terkait Kabupaten Sampang untuk
memetakan track record yang sudah
dan akan dilakukannya untuk mencoba
membawanya keluar dari dasar
keterpurukan ranking IPKM di Propinsi Jawa
Timur.
Seperti telah beberapa kali dituliskan, bahwa
Kabupaten Sampang adalah kabupaten DBK
yang menjadi penghuni dasar peringkatan
IPKM di Propinsi Jawa Timur, yang data
komparasinya dengan ranking satu Jawa
Timur (Kabupaten Tulungagung) bisa dilihat
Gado-gado
pada dua grafik berikut;
ala Sampang!
“Kabupaten Sampang
adalah kabupaten DBK yang
menjadi penghuni dasar
peringkatan IPKM di Propinsi
Jawa Timur”
Grafik. 1, 2. Indikator Mutlak IPKM Kab. Sampang
1|PurpleMovement
5. HOTSHOT
Imunisasi yang dilakukan oleh Petugas Dinas
2|PurpleMovement Kesehatan kepada Balita dengan segala tantangannya
Foto by: MMFirmasyah
6. HOTSHOT
Paparan data tersebut bersumber pada data (perjanjian kerja sama) dengan Dinas
survey Riskesdas pada tahun 2007. Pada Kesehatan proses bisa selesai dalam satu
saat ini, saya sangat berkeyakinan data hari. Sebuah capaian good governance yang
tersebut telah berubah, kalau saya tidak tidak pernah saya jumpai di banyak wilayah
boleh berlebihan dengan mengatakan manapun di pelosok negeri ini yang saya
melonjak drastis. datangi khusus untuk pengelolaan
Jampersal.
Atmosfir yang saya rasakan langsung di
Kabupaten Sampang sangat positif, Tata kelola yang menarik lainnya adalah
antusiasme para petugas kesehatan untuk kemauan pemerintah setempat untuk
memberikan yang terbaik sangat kentara. memberi pelayanan terbaik bagi warganya.
Hal ini berbanding lurus dengan kenyataan Hal ini direalisasikan dengan pengadaan
di lapangan berdasarkan pengakuan rumah singgah bagi masyarakat Kabupaten
masyarakatnya. Sampang yang sakit dan memerlukan
rujukan sampai ke tingkat propinsi, rawat
Good Governance inap di Rumah Sakit dr. Soetomo Surabaya.
Disediakan ambulan sampai ke lokasi, dan
Dalam era desentralisasi dan keterbukaan juga disediakan rumah singgah untuk para
seringkali para penggiat pemerintahan pengantar atau penunggu pasien. Rumah
mendengung-dengungkan jargon good tunggu yang beralamat di
governance, di Kabupaten Sampang good
governance bukan sekedar jargon, Dharmahusada Gang 1 Nomor 17 tersebut
setidaknya di Dinas Kesehatan. Perbaikan selain menyediakan fasilitas akomodasi juga
dari sisi administrasi dan manajerial begitu menyediakan konsumsi untuk 2 (dua) orang
sangat terasa. Tidak hanya berdasarkan penunggu per pasien.
pengakuan policy maker di level Dinas
Kesehatan saja, tapi setidaknya hal tersebut
dirasakan oeh bidan sebagai pelaksana
sekaligus sasaran kebijakan, yang juga
dirasakan juga oleh masyarakat sasaran
secara langsung.
Paling cepat proses klaim dari seluruh
kabupaten/kota yang saya tahu.
“Di Kabupaten
“Pastikan (ibu hamil) lahir ke kamu (bidan),
Sampang good
pastikan tidak mati, jadi saya akan governance bukan
memastikan pembayarannya...”
sekedar jargon...”
Dalam sebuah diskusi dengan para bidan
yang terlibat dalam Jampersal, rata-rata
bidan mengungkapkan bahwa proses
pencairan klaim dana Jampersal sangat
cepat. Mereka mengaku proses tersebut
jauh lebih cepat dibanding dengan
‘saudara-saudara’ lainnya di wilayah
Kabupaten lainnya di Pulau Madura. Bahkan
untuk proses pencairan dari BPS (Bidan
Praktek Swasta) yang melakukan PKS
3|PurpleMovement
7. HOTSHOT
Banyak Bicara Banyak Kerja
Berbeda dengan jargon yang berhubungan
dengan kinerja yang selalu diucapkan untuk
memotivasi, yaitu ‘Sedikit Bicara Banyak
Kerja!’. Hal ini tidak berlaku untuk petugas
kesehatan di Kabupaten Sampang,
setidaknya di wilayah Puskesmas Robatal.
“ Banyak bicara banyak kerja...” demikian
jargon yang ditekankan oleh Totok
Sudirman, selaku Kepala Puskesmas
Robatal kepada para petugas kesehatan di
jajarannya.
Pendekatan jargon ini yang coba diterapkan
dalam keseharian pelaksanaan tugas “Banyak bicara banyak
bukannya tanpa sebab. Berdasarkan data
profil tahun 2011, dari seluruh penduduk di kerja...” demikian jargon
Kabupaten Sampang yang berjumlah yang ditekankan oleh
803.866 jiwa, sebanyak 86% tidak sekolah,
tidak tamat SD, maupun tamat SD. Dengan Totok Sudirman, selaku
tingkat pendidikan yang demikian maka Kepala Puskesmas
media sosialisasi maupun promosi yang
berisikan tulisan bisa dibilang menjadi Robatal kepada para
kurang efektif, kalau tidak mau disebut sia- petugas kesehatan di
sia.
jajarannya”
Budaya masyarakat kita cenderung pada
budaya oral (percakapan) daripada budaya
baca, apalagi dengan tingkat pendidikan
yang mayoritas lulusan sekolah dasar ke
bawah. Sudah tentu penyebarluasan
informasi yang berupa buku panduan,
leaflet, maupun baliho yang besar sekalipun,
akan dianggap sebagai angin lalu
Pendekatan paling efektif adalah ‘banyak
omong’. Pendekatan penyampaian informasi
yang getok tular dirasa paling efektif untuk
dilakukan. Untuk itu petugas kesehatan
yang jumlahnya terbatas sudah tentu tidak
bisa bergerak sendiri, kerja sama dengan
pak klebun, mbah modin, kader dan tokoh
masyarakat lainnya menjadi mutlak
diperlukan.
4|PurpleMovement
8. HOTSHOT
5|PurpleMovement Pelibatan tokoh agama merupakan cara yang sangat
stategik dalam perumusan kebijakan di tingkat lokal
Foto by: Agung Dwi L
9. HOTSHOT
Community Empowerment
Dukungan tokoh masyarakat ini sangat
nyata di Sampang. Setiap akan dilakukan
kegiatan Posyandu, speaker di Masjid atau
di beberapa tempat pelaksanaan Posyandu
yang sudah ada swadaya pembelian
speaker akan selalu berkumandang seruan
untuk para sasaran. Momen lain yang
sering digunakan sebagai media
cangkrukan info kesehatan adalah forum
muslimatan, forum pengajian yang menjadi
kegiatan umum bagi masyarakat muslim
Madura yang cenderung agamis.
Di sisi lain, para tokoh masyarakat yang
“Para tokoh masyarakat menjadi penggiat menjadi marketing hebat
dalam menyarankan para ibu hamil untuk
yang menjadi penggiat bersalin hanya ke bidan. Hal ini disertai
menjadi marketing hebat dengan keikhlasan mengantar ibu hamil dan
melahirkan ke bu bidan secara ber’jamaah’,
dalam menyarankan para ibu bisa dengan cara digotong, ataupun sekedar
hamil untuk bersalin hanya naik motor bila lokasi jauh.
ke bidan” Penggiat lain yang berada di jajaran
pemerintahan desa ikut membantu
menyiapkan kelengkapan persyaratan
administrasi bagi warga sasaran. Sudah
bukan rahasia umum bahwa masyarakat
Madura banyak yang tidak mempunyai KSK
(Kartu Susunan Keluarga) atau KTP (Kartu
Tanda Penduduk). Untuk keperluan tersebut,
Klebun (lurah) bersedia di’ganggu’ kapan
saja, 24 jam, untuk pengurusan Surat
Keterangan Domisili sebagai pengganti KSK
atau KTP untuk kelengkapan persyaratan
untuk mendapatkan Jampersal atau Jaminan
Kesehatan lainnya.
Strategi-strategi ini terbukti efektif. Dengan
keberadaan jumlah dukun bayi yang
mencapai 516 dukun, hampir dua kali jumlah
bidan yang 'hanya' mencapai 314 bidan (184
bidan PNS, sisanya bidan praktek swasta),
ibu hamil yang melakukan persalinan tidak
ke tenaga kesehatan hanya mencapai 5%.
Capaian yang sungguh menjadi prestasi
tersendiri bila melihat situasi dan kondisi
yang ada.
6|PurpleMovement
10. HOTSHOT
7|PurpleMovement
Posyandu (Pos pelayanan terpadu) sebaai guardian
bagi Ibu dan Balita di Sampang yang keberadaannya
di cintai oleh masyarakat Foto by: M Maman Firmansyah
11. HOTSHOT
Strategi lainnya adalah pembentukan
‘bagas’ (pembantu petugas). Bagas sendiri
diambil dari para kader yang dinaikkan
derajatnya dengan insentif sekedarnya dari
bidan desa. Berdasarkan pengakuan bagas
dalam diskusi, ada yang berinisiatif untuk
menghimpun dana dari masyarakat. Yang
telah terrealisasi adalah menghimpun
‘jimpitan’ Rp. 1.000,- perkali datang ke
Posyandu, selain juga menghimpun dana
donatur untuk membantu pelaksanaan
Posyandu. Saat ini di salah satu Posyandu
di wilayah Puskesmas Batulenger telah
berhasil mempunyai kas mencapai tujuh
juta, yang juga dikelola sebagai ‘simpan
pinjam’ untuk anggota Posyandu yang
memerlukan biaya saat sakit.
Sebuah jalinan emosi yang telah terjalin
cukup kuat antara petugas (bidan) yang
"Bu bidan itu lebih hapal
bekerja penuh keikhlasan dengan siapa saja ibu yang hamil
masyarakatnya... di wilayahnya daripada
"bu bidan itu semuanya baik-baik pak, gak saya yang jadi kadernya
ada yang sadis..." pak..."
"bu bidan itu suka memakai kata-kata... 'gini
sayang... gini sayang...', gitu paak!”
"kalau jam 6 pagi atau jam 3 sore di rumah
Bidan itu seperti rumah sakit pak, saking
sukanya masyarakat dengan bidan..."
"bu bidan itu lebih hapal siapa saja ibu yang
hamil di wilayahnya daripada saya yang
jadi kadernya pak..."
"bu bidan itu tetap melayani dengan baik
pak, meski kadang hanya dibayar dengan
jagung, kacang atau bawang..."
Apalagi yang bisa saya katakan?
Ghirah itu telah saya rasakan... telah saya
temukan di sini, Sampang.
Penulis:
Agung Dwi Laksono (@agung_dl)
Peneliti Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes RI
8|PurpleMovement
12. HOTSHOT
‘‘Bagaimana
Pak Sawi
Sip Om ADL : 1) Sebuah
Perubahan, kan? Sejak kapan Om,
Pendapat adakah kaitannya dengan Kalakaryamu? 2)
Tolong cermati bagaimana data mengalir-
Mereka??’’ membudaya, sejak di lokasi terjadinya
layanan sampai tercatat-terbaca-teranalisa
di kab balik terfeedback ke lokasi terjadinya
Tulisan tentang Kabupaten Sampang layanan. ini untuk melihat keterjaminan data
sebagai wilayah DBK mendapatkan komentar yang di meja dg data dikenyataannya, bukankah
beragam. Riskesdasmu akan begitu melihatnya lagi
nanti? 3) Banyak Bicara Banyak Kerja, kredo
Apriliana Lailatul Maghfiroh yg bagus, meskipun bukan begitu
well, luar biasa! 2 thumbs up utk maksudnya. Banyak bicara disitu BICARA
robatal :) sedikit berbeda dg itupun KERJA. Sdg banyak bicara yg biasa
jrangoan.Puskesmasnya tidak seperti di kita ledek itu adl Bicara mau nimbang
robatal. Kalo bidan desanya sih sama padahal gak nimbang; bukan Bicara : halo2
kerennya dg yg di robatal, meskipun beliau Balita harus ditimbang yaaaa, dan Kerja :
belum PNS tp sangat proaktif :) Nimbang! 4) Puskesmas, dan Juga Bidan
yang diceritakan dapat dijadikan panutan,
Veronica Suci Fridani jika butir 2) dapat dilakukan, maka akan
Yang kucermati dari ulasan di menampak apakah hanya Puskesmas satu
atas adalah: "Tata kelola yang ini saja atau satu Bidan ini saja; kalau
menarik adalah kemauan pemerintah seSampang seperti ini semua, wah, aku
setempat untuk memberi pelayanan terbaik boleh ikut merasa menjadi bagian darinya,
bagi warganya. Hal ini direalisasikan bukankah kita pesta ultah terakhir sebagai
dengan pengadaan rumah singgah bagi PNS, di sana Gung? tetapi andai tak berkait
masyarakat yang sakit dan memerlukan dengan Kalakarya-pun, kita boleh juga
rujukan sampai ke tingkat propinsi. 'diam2' bersyukur. 5) Sehari ganti biaya
Disediakan ambulans sampai ke lokasi, dan Jampersal, itu harus dibesar2kan
juga disediakan rumah singgah untuk para dipamer2kan kemana2. kalau perlu
pengantar atau penunggu pasien." Setiap diterbitkan dokumen penghargaan khusus
akan dilakukan kegiatan Posyandu, oleh Kemkes atau oleh Gubernur Jatim. Nah
'speaker' di Masjid atau di beberapa tempat tugas Agung adalah mencari tahu detail piye
pelaksanaan Posyandu yang sudah ada to koq bisa sehariiiii, dhuwite sopooooo,
swadaya pembelian 'speaker' akan selalu ngambilnya piyeeee, opo gak butuh waktu?
berkumandang seruan untuk para sasaran. Opo DPR-e gak crewet, petugas proyek di
'Gethok tular' dalam masyarakat yang rajin dinkes gak crewetttt?
bersosialisasi dan berinteraksi merupakan
sarana penyampaian informasi yang Sutopo Patria Jati
ampuh. Meretas segala sekat dan Maturnuwun sharing pengalaman
mendekatkan pada sasaran. Apabila semua yg luarbiasa, kalau boleh tahu
daerah seperti yang diulas, maka kesehatan menurut njenengan siapa opinion
yang menjadi dambaan masyarakat luas leader dan agent of change dari semua
bukanlah mimpi. femonema tsb pak ? satu hal lagi yang
menjadi concern saya adalah tentang aspek
sustainabilitas dr improvement yg saat ini
berhasil dicapai oleh temen2 di Sampang,
semoga bisa tetap bergulir dan terjaga
9|PurpleMovement
13. HOTSHOT
Ilham Akhsanu Ridlo kerjakan. Dengan keterbatasan SDM baik dr
Kemarin sore juga berdiskusi segi kualitas, kuantitas, dan niat, puldata dr
dengan pelaku dan praktisi di masyarakat secara langsung butuh effort
sana Maman Firmansyah bersama besar, hingga akhirnya kami melihat bahwa
Rachmad Pg dan beberapa ada dasawisma dan kadernya yg harus
rekan...Setidaknya membuktikan bahwa "dihidupkan" kembali, mereka akan sangat
dukungan dan peran policy maker disana membantu. Ini jg yg sedang kami kerjakan.
luar biasa effortnya...Salut buat mereka! Mohon do'anya. Ketiga, mengenai apa yg
ditulis mbak April, terima kasih atas
Maman Firmansyah masukannya, sebenarnya bukan tidak
Dear all, Sebelumnya saya disentuh, saat ini kami sedang memetakan
sampaikan terima kasih buat om Puskesmas untuk didampingi, terinspirasi
Agung yg sering mengangkat Sampang dari Pendampingan PDBK. :-) Armada kami
dalam tulisan akhir-akhir ini khususnya yang "sehat" sangat terbatas, sehingga kami
setelah dimulainya PDBK. Beruntung bisa di harus petakan. Kami juga butuh SDM seperti
"tag" om Agung di diskusi senin pagi ini, mbak April untuk bersama kami
meski jarang berkomentar tp saya selalu membangun Sampang, sudah seperti tanah
baca. :-) . Banyak hal yg saya peroleh dr kelahiran saya sendiri...hehe. Pada intinya
tulisan2 ini, terima kasih. Pertama, untuk masih banyak masalah yg harus kami
tulisan ini memang bukan untuk selesaikan, dan seperti yg kami dapat dr
digeneralisasi atas keadaan Sampang PDBK: Setiap apapun yg kita
seutuhnya. Tp bukan berarti hal-hal buruk putuskan/kerjakan/selesaikan hari ini, akan
saja yg diangkat, kadang tulisan seperti ini menimbulkan sesuatu berikutnya, termasuk
menjadi optimisme kami bahwa masih masalah baru itu sendiri, cycle. Dan seperti
banyak peluang untuk bangkit, lain halnya kutipan om Agung, masalah kesehatan akan
kalo yg buruk2 melulu yg diangkat, itu gaya selalu ada, tp untuk itulah kita semua ada di
berpikir pesimis. Meski saya bukan org sini. Mohon koreksinya kalo salah...
Sampang asli, saya yakin Sampang bs Newbie...hehe Salam sehat, :-)
diperbaiki, minimal berada di atas
Kabupaten lain di Pulau Madura. Kedua, Didik Supriyadi
benar apa yg disampaikan pak Sawi, Alhamdulilah sudah ada
sustainabilitas dan data. Jujur saja sampai perubahan mas. dan mungkin
detik ini, data yg benar, tidak sekedar baik, untuk selanjutnya tata kelola
menjadi kelemahan kami. Kami tidak yang sudah baik ini bisa dilanjutkan.dengan
berdiam diri, untuk hal ini lagi-lagi adanya sistem pengendalian manajemen
Posyandu menjadi sasaran garap kami. yang baik saya harapkan ini bisa
Posyandu adalah sumber data hampir berkelanjutan.karena seringkali kita cepat
semua program kesehatan. Setelah kami berpuas dan akhirnya lupa dengan review
mengetahui ternyata selama ini tidak ada dan evaluasi bahkan untuk uji SPM nya
jenis laporan tersendiri dr kinerja Posyandu kembali.karena yang pasti adalah
yg disampaikan berkala bulanan. Yang ada perubahan.....
adalah masing2 programmer dan bidan
desa mengambil data Posyandu yg ditulis
ke dalam format laporan masing2 Ikuti ulasan singkat tentang permasalahan PDBK dan ikut bertukar pikiran dengan
beberapa kawan di ‘DISKUSI SENIN PAGI’ di Akun Facebook AGUNG DWI LAKSONO
programmer, bukan utuh laporan Posyandu. atau Group PDBK
Kemarin pak Kadinkes meminta ini
diperbaiki, hidupkan SIP dan minta ada
format laporan kinerja Posyandu utuh yg
disampaikan tiap bulan. Sedang kami
10 | P u r p l e M o v e m e n t
14. TRANSFORMASI ‘HEADER’
PurpleMovement
Be a part of Indonesian Public Health Reform
Berbagai upaya terus kami berikan untuk memberikan penampilan yang terbaik
dalam hal layout dan isi, termasuk perubahan ‘header’ pada edisi kali ini yang lebih
simpel dan eyecatching. Semua itu untuk kawan-kawan.
15. PurpleMovement
D
unia kesehatan di Indonesia, masih
banyak program bantuan asing baik
berupa donor maupun LSM Asing
yang dikucurkan dan ternyata jauh
mengena ke sasaran, daripada program
pemerintah yang dibiayai APBN. Celakanya
bro n sist, dengan peringkat dan gelar
middle-incomenya Indonesia, para donor
mulai angkat kaki, “ Your country do not
need our help anymore”.
Mau tahu bentuk bantuan asing
DIBALIK KERJASAMA dalam bidang kesehatan yang ada di negara
kita? Lepas dari perjanjian G to G
NGO ASING (government to gevernment) yang diwadahi
oleh USAID, AUSAID, JICA, atau donor
internasional seperti WHO dan GF-ATM, ada
BIDANG KESEHATAN kelompok yang disebut INGO atau LSM
Asing, yang jumlahnya sangat banyak dan
bekerja menyebar dari Aceh hingga Papua
“Your country do not need our
Lepas dari ada tidaknya “niat
help anymore”. tersembunyi” mereka, bantuan yang
diberikan LSM Asing yang diberikan
langsung kepada masyarakat, lebih terasa
pas, kenapa? Karena di LSM mereka kagak
ada korupsi!!! Bahkan kalau tidak
berbenturan dengan peraturan
perundangan, mungkin mereka juga akan
meng”gaji” PNS yang mau membantu
program mereka, lumayan buat nambahin
beli panci dirumah.
Berikut adalah kisah-kisah
perjalanan penulis dalam menjalin
hubungan dengan orang asing yang peduli
dengan kesehatan kita (Jreng jreng jreng..
musik dimulai)
11 | P u r p l e M o v e m e n t
16. PurpleMovement
Family Health International
Dari remang menuju terang, dari
tabu menjadi tahu
Ada yang kenal ma LSM ini gak?
Kalo sampai gak, ya terlalu!. Salah satu
wilayah yang ditangani adalah Jawa Timur
lhoh, yaitu pada penanggulangan HIV dan
AIDS serta penyakit menular lain yang
berhubungan. Dalam 3 tahun, mereka
menelontorkan bantuan kurang lebih Rp.
100 milyar! Nilai yang sangat fantastis untuk
sebuah LSM yang hanya pada satu
program saja. FHI sudah bekerja di Jatim
sejak 2007 dan berada di 15
Kabupaten/Kota, salah satunya Surabaya.
Kenapa kota besar seperti Surabaya perlu
mendapatkan bantuan penanggulangan HIV
dan AIDS dari LSM Asing macam FHI?
Kami dari Pusat langsung terjun “Mereka menelontorkan bantuan
untuk melakukan investigasi dan reportasi
(haiyah), dan hasilnya cukup
kurang lebih Rp. 100 milyar! Nilai
mencengangkan. yang sangat fantastis untuk
sebuah LSM yang hanya pada
Bapak Wakil Gubernur, Saifulloh satu program saja…”
Yusuf pada tanggal 16 April 2011
menyampaikan :
1. Terdapat kecenderungan jika semakin
meningkat pertumbuhan ekonomi
masyarakat, maka diikuti dengan
peningkatan kasus HIV-AIDS.
2. Yang paling memprihatinkan di Jawa
Timur adalah adanya kenaikan kasus
HIV-AIDS pada Ibu-ibu rumah tangga.
3. Selain FHI, selama ini bantuan untuk
penanganan HIV AIDS di Jawa Timur
berasal dari GFATM.
4. Pemerintah tidak serta merta menutup
lokalisasi (Dolly), tetapi membatasi akses
dan dicarikan solusi lain berupa
pemberian modal dan keterampilan
untuk bekerja di bidang lain, karena 80%
PSK bekerja karena terpaksa.
12 | P u r p l e M o v e m e n t
17. PurpleMovement
5. Permasalahan terkait penanggulangan (sambil menyebut salah satu nama petugas)
HIV-AIDS adalah: yang baik, kalau puskesmas lain atau RS,
a. Sarana pelayanan kesehatan yang idih ndak banget dech, udah dicuekin
kurang memadai. kadang digalakin” ujar salah satu waria
b. Kurangnya tenaga kesehatan yang penderita HIV.
bersedia menangani pasien HIV-
AIDS. Sebuah pertanyaan besar, jika
nantinya FHI hengkang dari Indonesia, pergi
Dalam melaksanakan programnya, dari Jawa Timur, meninggalkan Surabaya,
FHI bekerja dengan beberapa LSM lokal, akankah kita siap meneruskan program
salah satunya Gaya Nusantara (GN), yang yang telah ada. Sanggupkah para
merupakan LSM yang mendampingi kaum eskaemers (red:S.KM), terjun ke kampus D,
yang berorientasi pada homoseksual. FHI ke mall2, ke hotspot waria, ke tempat
juga masuk dalam kehidupan kampus D remang2, dan tempat “seram” lainnya,
(Dolly), mereka menembus batas “tabu” hanya untuk mengingatkan “periksa rutin,
dengan memberikan edukasi dan informasi jangan lupa obatnya”, lepas dari masih
tentang HIV dan AIDS, mereka juga adanya “kejijikan” dari sebagian kita
bekerjasama dengan petugas dari Dinkes terhadap mereka.
Kota Surabaya dan terutama nakes di
Puskesmas Perak Timur, yang menjadi Di pundak kita semua
pusat rujukan para Waria, PSK, dan para tanggungjawab itu berada. Ayo semua,
ODHA. cumumunguuttt. ^_^
Jujur saja, selama tujuh tahun hidup
di Surabaya, ane merasa “aman-aman” Penulis:
saja, kagak begitu peduli kehidupan sosial, Noer Ibtidail
kagak ngeh ama keadaan kesehatan sekitar, Staf Kemenkes RI urusan kerjasama luar negeri
namun setelah ane melihat sendiri
bagaimana kehidupan sosial yang berada *) Tulisan Edisi depan tentang LSM MdM
dibawah garis abu2, ketika ane bekerja berpacu dengan peluru menembus medan
dengan FHI, bertemu dengan komunitas Aceh demi ibu hamil.
homoseks binaan GN, bertemu dengan
waria yang suka mangkal di pekuburan
China (ga boleh sebut merek tempat :P),
masuk ke wisma Dolly, bertemu dengan
para PSK, baik yang masih imut sampai
yang amit. Ane sedih!
Bagaimana seorang ibu rumah
tangga yang rajin ibadah terkena HIV
lantaran suaminya yang suka “jajan”
sembarangan. Bagaimana perjuangan
seseorang yang terkena HIV agar dapat
perhatian dari tenaga medis. Bagaimana
pelayanan kesehatan mampu dan mau
menangani mereka.
“Saya kalo periksa tiap bulan ke
Perak Timur aja Mas, soalnya ada Bunda
13 | P u r p l e M o v e m e n t
18. Fragment
RAJA GALAU NASI RAWON
J ika jaman saya kuliah S1 dulu, banyak teman-teman
termasuk saya sendiri menempatkan FKM sebagai
pilihan kedua dalam UMPTN (biasanya no.1 FK, tapi
saya TI ITS), saat ini, lebih dari 10 tahun sejak saya jadi
mahasiswa Unair, FKM menjadi salah satu primadona tujuan
pendidikan S1, baik Jalur SNMPTN, Mandiri maupun yang
terakhir jalur Undangan.
Khusus jalur undangan yang ditutup 10 Maret 2012
traditionalcook.blogspot.com kemaren Prodi S1 IKM menempati posisi keempat setelah FK,
Management, dan Akuntansi. Hal ini dari sisi saya sebagai
“orang dalam” merasa bangga, jasa layanan pendidikan kami
“larismanis” bak kacang goreng di Gelora Bung Tomo saat
Persebaya main; namun sebagai “orang luar” atau alumni saya
merasakan kegalauan yang mendalam. Pertanyaan yang
muncul kemudian adalah:
1. Apakah calon mahasiswa ini benar-benar well-informed
tentang apa itu kesehatan masyarakat?
2. Apakah calon mahasiswa ini benar-benar well-informed
tentang data lulusan FKM Unair bekerja dimana saja?
3. Apakah calon mahasiswa ini benar-benar well-informed
tentang fisibilitas lulusan FKM akan menjadi kepala
puskesmas atau direktur rumah sakit?
4. Ataukah calon mahasiswa ini hanya ingin Status sebagai
mahasiswa yang kuliah disalah satu PTN terkemuka di
Indonesia, SP3 tidak semahal FK dan gelar sarjana
“relative mudah” didapat dan sering kali lulusannya “tepat
waktu”?
Apapun jawabannya, tentu kita harus berpikir positif
dengan memproses “input” mahasiswa dengan berbagai
alasanmasuk FKM untuk dapat menjiwai konsep Public Health
secara benar. Merupakan kewajiban bagi institusi untuk
kemudian mendevelopt suatu konsep besar tentang PH dan
dieksekusi secara cantik dalam proses belajar mengajar dikelas
maupun diluar kelas melalui kegiatan ko- serta ekstrakurikuler.
14 | P u r p l e M o v e m e n t
19. Fragment
Salah satu yang memegang kunci untuk keberhasilan
pencarian jati diri PH bagi mahasiswa adalah para dosen,
mereka yang stand up di kelas, maupun membimbing kegiatan
ko- dan ekstrakurikuler diluar kelas. Pertanyaan besarnya
adalah apakah jati diri PH atau paling tidak konsep PH itu sudah
ada diantara para Begawan dosen termasuk saya didalamnya;
dan jika ada apakah sama? Hehe…jawaban terhadap hal inilah
yang membuat saya juga galau.
Mungkin panjang lebar saya atau rekan sejawat dosen
yang lain bisa membuat suatu lieratur review secara akademis
tentang bagaimana konsep Public Health. Namun itu hanya
akan menjadi suatu “kitab” semata, bagaimana pemahaman
nyata dari kita semua tentang konsep PH itulah yang perlu
didiskusikan untuk kemudian diejawantahkan dalam strategi
pembelajaran dengan sepenuh hati, dan bukan sebagai sesuatu
yang menurut rekan dosen sebagai chauvinisme departemen.
Selama ini yang terjadi mungkin dapat saya analogikan
sebagai suatu proses membuat masakan, katakanlah Nasi
Rawon. Mahasiswa diberikan kuliah-kuliah dari departemen
yang saya umpamakan mahasiswa diberi bahan untuk
membuat nasi rawon, mereka diajari cara menanak nasi oleh
departemen A, diajari cara membuat dan mencuci kecambah
dari departemen B, diajari cara memotong daging dan
merebusnya dari departemen C, diajari cara menggoreng
kerupuk ikan dari departemen D, diajarin cara membuat bumbu
rawon oleh departemen E , dst.
15 | P u r p l e M o v e m e n t
20. Fragment
Namun semua bahan itu masih terpisah-pisah, tidak
ada suatu exercise bersama tentang bagaimana memakai
semua ingredient itu untuk menjadi suatu makanan baru
bernama nasi rawon. Lulusan yang akhirnya menginterpretasi
sendiri nasi rawon itu bagaimana dengan bekal yang didapat
dari pengolahan bahan sumbangan departemen. Bisa jadi akan
ada yang sukses dengan caranya sendiri menggabungkan
bahan tersebut menjadi nasi rawon, namun bisa jadi ada yang
Mahasiswa baru, Calon Pejuang Kesehatan
keliru kemudian menjadi Tengkleng khas Solo, Gule, Kare atau
mungkin Soto.
Bahan dasar seperti daging yang terdapat pada rawon,
gule, tengkleng, soto dll. Bisa dianalogikan keilmuan departemen
yang bisa melekat dibanyak Prodi selain kesmas, semisal
Kesehatan Lingkungan dan Teknik Lingkungan, Gizi Kesehatan
Masyarakat dengan Prodi Gizi, AKK dengan Management,
Statistik dengan Biostatistik; dll. Bahwa ada bumbu rawon yang
khas bisa dianalogikan dengan Epidemiologi. Tidak adanya
exercise atau integrasi ini yang membuat konsep PH yang ada
dalam pemahaman alumni dan juga dosen berbeda-beda.
Galau Lagi…Jika sekat departemen tidak bisa ditembus, pada
akhirnya, konsep tentang PH itu “harus” diramu sendiri dikepala
setiap lulusan karena mereka harus menggabungkan sendiri
ingredient yang ada untuk menjadi suatu masakan yang diberi
nama S.KM.
Saat ini di almamater tercinta sedang digodok konsep
PH itu seperti apa, mumpung ada salah satu mahasiswa S3
yang dengan kerendahan hati dan keikhlasannya bersedia
melakukan penelitian tentang konsep PH sebagai bentuk
knowledge management. Banyak sudah yang dilakukan mulai
pertemuan pimpinan, departemen, dosen hingga mahasiswa.
Konsep PH itu harusnya merupakan ejawantah dalam
perkuliahan yang dienyam sebagai sesuatu yang sifatnya wajib
.Untuk yang S.KM dari Unair; ya saya analogikan nasi rawon
tadi.Untuk yang S2 materi WAJIB yang harus “diambil semua”
tentang Kesmas itu untuk mahasiswa S2 dengan hasil akhir
gelar M.S, M.Kes, M.PH, perlu kita cermati lebih dalam; ketika
kita S2 mata kuliah apa yang wajib diperoleh disemua minat (S2
biasanya ada peminatan).
16 | P u r p l e M o v e m e n t
21. Fragment
Saat saya S2 di University of Queensland – AUSTRALIA
untuk memperoleh Master of Public Health in The Field of
Nutrition mata kuliah yang wajib saya, begitu pula wajib untuk
teman saya yang ngambil konsentrasi Tropical Health,
International Health, Epidemiology atau Statistik adalah 4 mata
kuliah berikut: Introduction to Biostatistics, Introduction to
Epidemiology, Health System Organization and Management,
dan Social Perspective in Health. Sehingga saya beranggapan
bahwa core ilmu PH itu ada dalam 4 bidang itu dengan
pembahasan konten masalah di bidang Gizi, Kesling dan K3.
Bagaimana dengan S2 di Indonesia, silahkan coba
ditarik garis kesamaan; jika gelarnya dapat M.Kes maka MK apa
saja yang didapatkan semua entah itu S2 IKM, AKK, minat Epid,
Gizi, Kesling, Promkes, K3 dll; itulah core sumber mereka lulusan
S2 (utamanya yang S1-nya bukan S.KM) dalam menggagas
konsep PH, hehe…Galau lagi. Seperti halnya kurikulum s1
sekarang yang berjubel MK dari FK dan IPA diawal semester
“Seperti halnya apakah itu juga merupakan core PH? Saya sebagai seorang
dosen yang duduk manis di menara gading academia mungkin
kurikulum S1 punya berjuta alasan untuk mengatakan ‘YA’ hal itu sangat
sekarang yang perlu untuk mendasari keilmuan Kesmas! Atau secara sinis saya
berjubel MK dari FK bisa mengatakan, hal itu perlu biar “nyambung” diajak
cangkrukan di warung kopi oleh dokter yang kepala puskesmas
dan IPA diawal atau Mata Kuliah FK itu wajib agar “keren” dan bisa jadi DOCTOR
semester apakah itu WANNABE; namun sebagai bentuk tanggung jawab kita semua
juga merupakan core untuk membangun konsep PH, saya merasa bahwa
sebenarnya yang benar-benar bisa membuat konsep itu TOUCH
PH?” DOWN membumi bagi mahasiswa adalah sumbangan
pengalaman dan pemikiran alumni tentang konsep PH yang
mereka pahami setelah diterapkan didunia kerja. Mohon bagi
para alumni untuk bisa memberikan masukan dan diskusi
tentang hal ini; bagaimanapun juga inilah almamater (red:S.KM)
kita tercinta.
Disclaimer: Tidak ada niatan saya untuk menyinggung profesi lain; karena jiwa PH itu
bukan hanya dimiliki oleh S.KM, namun seharusnya menjadi jiwa semua profesi,
bahkan terutama untuk para pemimpin dan pengambil kebijakan tidak hanya di
almamater kita, namun juga di Republik ini. Semoga visi Indonesia Sehat yang telah
gagal tecapai 2010 bisa kita wujudkn melalui penyebaran knowledge management
tentang pentingnya konsep PH agar semakin banyak Public Health Policy dan
Healthy Public Policy.Sekian dulu lontaran awal terkait jati diri dan konsep PH,
InsyaAllah akan disambung lagi. Cogito Ergo Sum!
Penulis: Trias Mahmudiono, Staf Dosen FKM Unair Surabaya,
Saat ini menempuh Doktoral di Kansas State University, US
17 | P u r p l e M o v e m e n t
22. Management Clinic
P
endekatan Surveilans Epidemiologi merupakan salah satu
instrumen manajemen program, khususnya manajemen
program kesehatan. Pada umumnya fungsi surveilans
epidemiologi meliputi fungsi untuk meng-estimasi besaran masalah,
memetakan persebaran masalah, memotret riwayat alamiah penyakit,
mendeteksi ancaman kejadian luar biasa (KLB) dan atau wabah,
mengembangkan hipotesa, menstimulasi riset, meng-evaluasi
keberhasilan intervensi suatu program serta fungsi perencanaan.
Fungsi Surveilans Epidemiologi berhubungan langsung dengan
DECISION MAKING PROCESS proses pengambilan keputusan. Ini berarti surveilans epidimiologi
meletakan data/informasi menjadi dasar yang adekuat untuk
Dengan pendekatan Epidemiologi mewujudkan perencanaan, bukan lagi sebuah asumsi atau wangsit.
Oleh karena itu informasi yang dihasilkan dari pendekatan
surveilans epidemiologi yang berkualitas, cepat dan akurat merupakan
Pendekatan Surveilans Epidemiologi merupakan evidence atau bukti untuk digunakan dalam proses pengambilan
salah satu instrumen manajemen program, khususnya keputusan suatu kebijakan yang tepat dalam pembangunan bidang
manajemen program kesehatan… kesehatan di semua level adminitrasi. Selama ini sering dipahami
bahwa pendekatan surveilan epidemiologi hanya sebagai kegiatan
pencatatan dan pelaporan suatu kegiatan bahkan juga pengumpulan
datan dan penanggulangan KLB. Sementara pemahaman yang seperti
ini malah menyembunyikan makna analisis dan penyebaran informasi
sebagai bagian yang terpenting dari suatu proses surveilans
epidemilogi.
Menurut WHO, pengertian Surveilans adalah suatu proses
pengumpulan, pengolahan, analisis, interpretasi data secara sistimatik
dan terus menerus serta penyebaran informasi kepada semua unit
yang dianggap membutuhkan informasi tersebut untuk mengambil
tindakan lanjutan. Dinas Kesehatan Propinsi hingga puskesmas, RS
propinsi hingga Kabupaten/Kota, Kantor kesehatan Pelabuhan dan
18 | P u r p l e m o v e m e n t
23. Management Clinic
balai tehnik kesehatan lingkungan dan pengendalian penyakit, serta
seluruh unit pelayanan bidang kesehatan yang dimiliki oleh daerah
diharapkan mampu melaksanakan surveilans epidemiologi di wilayah
kerjanya. Informasi tentang situasi / masalah kesehatan atau penyakit
di suatu wilayah akan segera dapat diketahui setiap saat jika kegiatan
surveilans epidemiologidapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Sehingga peran surveilans epidemiologi sebagai alat kewaspadaan
dapat berfungsi menjadi lebih sensitip.
Seorang manajer bidang kesehatan dapat segera
memanfaatkan informasi epidemiologi sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan, membuat kebijakan baru dan dasar dari
sebuah perencanaan yang tepat dan terarah. Surveilans juga dapat
memberikan gambaran secara cepat pada setiap manajer bidang
kesehatan tentang adanya signal-signal bahaya yang harus segera di
respons. Rekomendasi yang dihasilkan dari analisis surveilans
merupakan arah yang tepat untuk memulai suatu kegiatan. Saat ini
sebernarnya sudah disiapkan oleh kementrian kesehatan sebuah
modul pelatihan bagi manajer bidang kesehatan untuk memahami
fungsi dan peran surveilans epidemiologi pada pengambilan keputusan
yang dikenal sebagai PENTALOKA SURVEILANS EPIDEMIOLOGI PADA
MANAJER KESEHATAN.
19 | P u r p l e m o v e m e n t
24. Management Clinic
SITUASI
Amanat UUD 1945, pada pasal 28H dan 34, bahwa setiap orang
berhak mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan SEHAT serta
mendapatkan PELAYANAN KESEHATAN. Yang salah satu upayanya
adalah penyelenggaraan pemberantasan penyakit menular dan tidak
menular yang telah diterjemahkan pada UU No. 36 tahun 2009
tentang KESEHATAN. Secara berkala pemerintah menetapkan dan
mengumumkan jenis dan persebaran penyakit yang berpotensi
menular dan menyebar dalam waktu singkat serta menyebutkan
wilayah atau daerah yang dapat menjadi sumber penularan, termasuk
penyakit karantina dan upaya pengkarantinaannya. Untuk kepentingan
dimaksud pemerintah dapat melakukan surveilan terhadap penyakit
menular dan dapat bekerja sama dengan masyarakat dan swasta
Secara berkala pemerintah menetapkan dan maupun negara lain. Dalam melaksanakan upaya pencegahan,
pengendalian dan pemberantasan, pemerintah akan juga menyatakan
mengumumkan jenis dan persebaran penyakit suatu wilayah dalam keadaan wabah, letusan atau KLB. Dalam
yang berpotensi menular dan menyebar… penentuan KLB, letusan atau pun wabah telah diatur sesuai ketentuan
perundangan yang berlaku.
Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Kota berkewajiban
menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan (UU No.32 tentang
pemerintah daerah), yang salah satu penterjemahan di daerah adalah
bahwa daerah melaksanakan pengamatan penyakit (surveilan
epidemiologi sesuai lingkup kewilayahannya (PP No 38 tahun 2007).
Kemudia secara teknis di lapangan telah dikeluarkan petunjuk dari
kementrian kesehatan tentang surveilans dan SKD KLB maupun
Penyakit yang berpotensi menjadi KLB(kepmenkes 1116, kepmenkes
1479 dan kepmenkes 949 serta 1501).
20 | P u r p l e m o v e m e n t
25. Management Clinic
Kondisi SDM bidang kesehatan yang telah terlatih surveilans
dan epidemiologi secara formal dan non formal pada setiap level
administrasi masih menjadi masalah baik dari sisi kuantitas dan
kualitas. Keadaan ini juga diperparah dengan masih minimnya jabatan
fungsional epidemiolog di unit kseshatan di berbagai daerah. Untuk
mempertahankan kondisi kualitas SDM tentunya diperlukan upaya
pembinaan dan pelatihan secara periodik sekaligus menjadi bagian
dari sistem reward dan punishment bagi petugas.
Pembiayaan segala sesuatu yang berhubungan dengan Membangun hubungan yang saling menguntungkan
pelaksanaan surveilans epidemiologi mestinya sudah masuk dalam
perencanaan anggaran tahun berjalan, sehingga pelaksanaan kegiatan dengan berbagai program dan sektor yang memiliki
ini tidak tersendat. Akan sangat bermakna penghematan yang luar kepentingan pada bidang kesehatan adalah bagian
biasa soal dana, apabila karena suatu KLB kita bisa mengetahui dan dari penyelesaian masalah kesehatan/KLB/wabah…
merespon kegiatan penanggulangan secepat dan sebaik mungkin
dengan dukungan informasi epidemiologi yang akurat dibandingkan
tanpa dukungan informasi epidemiologi yang akurat.
Membangun hubungan yang saling menguntungkan dengan
berbagai program dan sektor yang memiliki kepentingan pada bidang
kesehatan adalah bagian dari penyelesaian masalah
kesehatan/KLB/wabah. Tentunya jejaring ini sudah harus dibangun
dari sebuah perencanaan yang baik dan selalu memberikan informasi
akurat secara berkala kepada program lain dan lintas sektor serta
membicarakan secara serius tindak lanjut dari suatu program atau
merespons dengan tepat dan tepat.
21 | P u r p l e m o v e m e n t
26. Management Clinic
PERAN MANAJER BIDANG KESEHATAN analisa break event, pengawasan melekat, Managemen by exception,
management information system, MBO,. Audit internal dan external.
Untuk mencapai tujuan organisasi supaya dapat tercapai
tentunya diperlukan keahlian dan seni seorang manajer dalam Sementara pada proses evaluasi tehnik yang dapat dikuasai
menjalankan fungsi manajemen yang dimiliki supaya berhasil guna. adalah Cost benefit analysis, program evaluation review tehnik dan
Manajemen adalah suatu proses yang khas dan terdiri dari SWOT.
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan, dan
pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai Dengan memahami beberapa teknik manajemen diharapkan
sasaran yang telah ditentukan dengan menambah sumber daya suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh satuan / unit kerja telah
manusia dan sumber daya lainnya memenuhi keseluruhan unsur manajemen, termasuk
mempertimbangkan rentang kendali (span of control) satuan kerja
Unsur manajemen tentunya akan selalu diingat oleh seorang tersebut. Yaitu merencanakan, mengendalikan kegiatan dengan benar
manajer kesehatan, terutama Man, Material, Machines, Method dan serta melakukan evaluasi secara tepat.
market serta Money untuk melaksanakan suatu kegiatan. Sehingga
saat dari sebuah perencanaan kegiatan bidang kesehatan sudah harus
Penulis:
memperhatikan unsur manajemen dimaksud. Andiek ochman
Ketua Perhimpunan Ahli epidemiologi Indonesia Cab. Kaltim
Dalam bekerja seorang manajer kesehatan memerlukan cara andikenu@yahoo.com – 08152101010
atau tehnik tertentu agar pencapain tujuan menjadi lebih berdaya guna
dan berhasil guna. Banyak tehnik manajemen yang berhubungan
dengan perencanaan, pengendalian dan evaluasi yang dapat dikuasai
oleh manajer bidang kesehatan.
Untuk proses perencanaan sendiri beberapa tehnik manajemen
antara lain sistem perencanaan program dan anggaran, linear
programming, serta network planning, plan of action serta rencana
kerja operasional. Atau Integrated Health Planning and Budgeting
(IHPB).
Sedangkan pada proses pengendalian ada beberapa tehnik
pengendalian yang bisa dikuasai antara quality control program,
22 | P u r p l e m o v e m e n t
27. Kuliah Alumni
H
ari ini adalah kuliah pertama saya sebagai mahasiswa PhD
Human Nutrition (Public Health Nutrition concentration) dengan
Trias Mahmudiono berbagi cerita
kode mata kuliah HN 600 Public Health Nutrition yang diajar
yang bermuatan edukatif yang oleh supervisor saya Prof. Richard Rosenkranz. Kuliah hari ini cuma
diinspirasi dari perjalanan studi perkenalan saja dan mahasiswa yang enroll di mata kuliah ini cukup
Doktoralnya saat ini di Kansas
banyak untuk ukuran K-State sekitar 80 mahasiswa yang sebagian
State University, US. Beliau
menulis cacatan ringan ini setiap besar undergraduate. Sekitar 20 orang graduate yang bercampur
minggu di Facebook dan diijinkan antara MPH dan PhD.
untuk dimuat dalam Majalah
Public Health Nutrition (PHN) didefinisikan dalam Deklarasi
Barcelona tahun 2006 sebagai: "The promotion and maintenance of
nutrition-related health and wellbeing of populations through the
organised efforts and informed choices of society"
Cerita dari Manhattan, Kansas: PHN memang memiliki skup yang cukup luas, mulai dari faktor
Public Health Nutrition and Food Policy politik, ekonomi, sosial maupun budaya yang kesemuanya itu akan
mempengaruhi bagaimana sistem pangan suatu masyarakat
dibangun, perilaku masyarakat terhadap pangan serta aktivitas fisik
"The promotion and maintenance of nutrition-related mempengaruhi status gizi dan kesehatan mereka.
health and wellbeing of populations through the organised
efforts and informed choices of society" PHN merupakan perkawinan antara sebagian materi ilmu gizi
dengan orientasi atau cara pandang kesehatan masyarakat. Salah
satu bentuk intervensi gizi yang sangat fenomenal pada pertengahan
abad 18 adalah sebuah control-trials yang dilakukan oleh James Lind
(1947) pada para pelaut Inggris untuk mengatasi gusi berdarah
(scurvy). Para pelaut yang diberikan perlakuan berupa pemberian
bekal Jeruk (lime) saat akan berlayar ternyata dapat mencegah
terjadinya scurvy pada kelompok perlakuan. Namun penemuan ini
membutuhkan waktu yang cukup lama (lebih dari 40 tahun) untuk
23 | P u r p l e M o v e m e n t
28. Kuliah Alumni
dijadikan pijakan kebijakan oleh British Royal Navy bahwa setiap kapal dimensi sosial budaya ekonomi dan politik; lingkungan termasuk
perang Inggris dilengkapi dengan perbekalan citrus fruit. Kebijakan ini ekologi serta dimensi biologis (biokimia, fisiologi dan kedokteran)
tercatat sebagai salah satu bentuk Public Health Nutrition Intervention secara menyeluruh.Presiden dari International Union of Nutritional
pertama yang didokumentasikan dalam sejarah. Dari contoh diatas kita Sciences (IUNS) menyatakan bahwa walaupun ilmu gizi telah
bisa sedikit memahami jiwa dari PHN bukanlah hanya terkait dengan banyak memberikan pencerahan tentang mekanisme spesifik gizi
etiologi suatu penyakit atau defisiensi, namun lebih jauh darpada itu dalam tubuh manusia, namun pendekatan dalam konteks sosial dan
adalah tentang mendapatkan evidence kuat untuk menyokong suatu lingkungan sedikit terabaikan.
bentuk advokasi agar suatu kebijakan dapat dibentuk untuk menatasi
masalah gizi di masyarakat, dimana contoh diatas adalah masyarakat "The most important and urgent issues that confront food and nutrition
pelaut Inggris. scientists in the twenty-first century are beyond the scope of
conventionally defined human biology. We must be willing to
Melihat perkembangan ilmu gizi pada abad 21 kita akan encompass the social, economic, political and human right dimentions
dihadapkan pada beberapa percabangan yaitu: of nutrition" (Uauy, 2005).
1. Molecular Nutrition Paradigm
Dengan perkembangan ilmu fisika dan biologi molekuler, Dilain pihak, jika kita melihat public health context dari public health
manusia menjadi semakin mudah mempelajari tubuh manusia nutrition akan sangat diwarnai oleh pemikiran Labonte (1998) dalam
hingga ukuran molekuler. Beberapa ahli mencoba untuk mengembangkan health promotion. Terdapat tiga pendekatan
menghubungkan genome manusia dengan zat gizi tertentu untuk kesehatan masyarakat yang mendasar dalam skema yang diusung
diketahui efeknya dan berkembanglah "nutrigenomics". Molecular Labonte:
nutrition ini dikenal sebagai paradigma reduksionisme karena 1. Socio-ecological approach
mencoba melokalisir unit analisis menjadi skup kecil semisal antara Dikenal sebagai pendekatan "upstream" yang berangkat dari
zat gizi tertentu dan perannya pada sistem metabolisme manusia. suatu premis bahwa kesempatan seseorang untuk menjadi sehat
Salah satu kelemahan dari paradigma ini adalah fakta bahwa tidaklah didistribusikan secara acak dalam suatu masyarakat
manusia tidak mengkonsumsi isolasi zat gizi tertentu dalam (komunitas) tertentu, namun determinan dari kesehatan masyarakat
makanan, namun diet yang beragam. we're not a lab rat! dianggap bercampur dalam konteks social, ekonomi, budaya, ekologi
dan hal lain dimana manusia itu tinggal. Sebagai contoh adalah
2. Holistic Paradigm prevalensi obesitas yang lebih tinggi pada golongan kulit hitam
Paradigma gizi ini bertentangan arah dengan molecular Amerika Serikat yang tergolong berekonomi rendah. Bentuk
paradigm yang cenderung mengerucut atau memandang sesuatu intervensi yang dilakukan dengan pendekatan ini adalah dengan
dalam skup yang kecil, holistic paradigm mempelajari hubungan mempromosikan pentingnya keberlanjutan sistem pangan dan food
antara gizi dan pangan dengan kesehatan yang dipengaruhi oleh security. Intervensi semacam ini merupakan tanggungjawab
23 | P u r p l e M o v e m e n t
29. Kuliah Alumni
pemerintah dengan dikawal oleh civil society, LSM, organisasi profesi Lawrence, M. & Worseley. 2007. Public Health Nutrition; From Principles to Practice.
kesehatan dan media. Mc Graw Hill, New York - USA.
Reference:
2. Lifestyle approach
Labonte, R. 1998. Health Promotion and the Common Good: Towards a Politics of
Pendekatan ini lebih berfokus kepada perilaku manusia Practice. Critical Public Health, vol. 8, pp. 107-29
sehingga mengakibatkan suatu masalah kesehatan masyarakat bisa Lind, J. 1957. Treatie of the Scurvy. A.Miller, London
terjadi. Dikenal sebagai "midstream approach" yang menyatakan Uauy, R. Defining and adressing the nutritional needs of population. Public Health
bahwa kesehatan masyarakat secara umum merupakan cerminan Nutrition, vol.8, no.6A, pp.107-14
faktor resiko yang ditentukan oleh perilaku dan gaya hidup. Dengan
menekan faktor resiko yang ada diharapkan tingkat kesehatan
masyarakat dapat dicapai secara optimal. Intervensi yang dilakukan
dalam pendekatan ini mentargetkan perubahan perilaku individu
yang pada akhirnya akan terkumpul menjadi satu sebagai suatu
bentuk perubahan perilaku masyarakat. Kritik pada intervensi model
ini adalah meningkatnya "victim blaming" dimana seseorang akan
merasa dipojokkan atau dipersalahkan atas keadaan kesehatannya.
3. Biological approach
Pendekatan ini disebut juga sebagai "downstream approach"
dimana kesehatan seseorang akan ditentukan oleh ada atau
tidaknya abnormalitas dan tanda klinis yang menuju kesakitan atau
kecacatan. Kesehatan masyarakat dalam pandangan ini merupakan
kumpulan dari individu yang terdiagnosa sakit secara biologis.
Perkembangan nutrigenomics dan functional food merupakan contoh
nyata pendekatan ini.
Public Health Nutrition memiliki prinsip yang diambil dari nilai utama
kesehatan masyarakat, yaitu:
Textbook:
23 | P u r p l e M o v e m e n t
30.
31. Purplemovement
Be a part of Indonesian Public Health Reform
dipersembahkan oleh PH Movement PUBLICATIONS
Majalah Pegiat Kesehatan Masyarakat
Dapat di download secara gratis setiap bulan di
http://purplemovemnt.blogspot.com
www.scribd.com/iaridlo
@Purplemovemnt