Kepala sekolah memegang peran penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Penguasaan lima kompetensi kepala sekolah (kepribadian, manajerial, supervisi, sosial, dan kewirausahaan) berpengaruh terhadap kinerja kepala sekolah dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif untuk meningkatkan kompetensi siswa dan guru. Optimalisasi Musyawarah Kerja Kepala Sekolah dapat meningkat
2. Mutu didefinisikan sebagai suatu kondisi
dinamik yang berhubungan dengan produk
dan jasa, manusia, serta proses dan
lingkungan yang memenuhi atau melebihi
harapan. Kondisi dinamik berarti selalu
berubah untuk mendekati pada
kesempurnaan ( Amir dan Maufur, 2009: 71).
Sehingga apapun hal itu dapat dikatakan
bermutu apabila sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh masyarakat.
3. Upaya peningkatan mutu sekolah didukung oleh
semua komponen sekolah yang terdiri dari kepala
sekolah, guru, pegawai administrasi, siswa, orang
tua siswa, dan masyarakat sekitar. Sekolah atau
satuan pendidikan merupakan suatu sistem organik
atau sistem manusiawi dimana hubungan
kekerabatan antar individu yang terlibat
merupakan kunci berfungsinya sistem. Dalam suatu
sistem organik fungsi satu bagian tidak hanya
untuk bagian itu sendiri melainkan berpengaruh
untuk keseluruhan sistem (Umaedi, 1999: 204).
Kualitas sekolah tidak akan dapat diwujudkan
hanya oleh sebagian dari sistem. Kualitas setiap
bagian dari sistem harus ditingkatkan.
A
M
B
I
G
U
4. Menurut Sergiovanni, kepala sekolah yang baik memiliki tiga
kompetensi yang meliputi pertama : kompetensi teknis (technical
competency) berkenaan dengan pengetahuan khusus yang
diperlukan untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai
kepala sekolah. Kedua : kompetensi hubungan antar pribadi
(interpersonal competency) yang berkenaan dengan kemampuan
kepala sekolah dalam bekerjasama dengan orang lain dan
memotivasi mereka agar bersungguh-sungguh dalam bekerja. Ketiga
: kompetensi konseptual (conceptual competency) berkenaan
dengan keluasan wawasan dan konsep kepala sekolah yang
diperlukan dalam menganalisis dan memecahkan masalah-masalah
rumit berkaitan dengan pengelolaan sekolah. Kompetensi tersebut
menjadi dasar pembinaan dan pengembangan kepala sekolah untuk
menghasilkan kepala sekolah yang efektif. Pimpinan yang kompeten
adalah yang memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk
melakukan sesuatu.
5. Dari tiga kompetensi kepala sekolah yang
dikemukakan Sergiovanni, Permendiknas
No.13 tahun 2007 Indonesia mengembangkan
standar kompetensi kepala sekolah menjadi
lima, yaitu: kompetensi
kepribadian, kompetensi
manajerial, kompetensi
supervisi, kompetensi sosial, dan kompetensi
kewirausahaan.
6. Kompetensi Kepribadian, terdiri dari
kepribadian yang kuat sebagai pemimpin
yaitu selalu konsisten dalam
berpikir, bersikap , berucap, dan berbuat
serta memiliki komitmen kerja yang tinggi
dalam setiap melaksanakan sesuatu. Tegas
dan disiplin dalam mengambil sikap atau
tindakan.
7. Kompetensi manajerial, ditampakkan pada
kemampuannya mengelola atau mengatur
semua kegiatan yang berada dalam sekolah
sebagai satuan pendidikan dan berhubungan
dengan tugas sebagai kepala sekolah.
8. Kompetensi Kewirausahaan, yaitu
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda melalui berpikir kreatif
dan bertindak inovatif untuk menciptakan
peluang. Kewirausahaan disekolah akan
tumbuh dan berkembang apabila kepala
sekolah secara terus menerus melakukan
evaluasi terhadap peluang yang muncul.
9. Kompetensi supervisi, mendukung profesionalitas
kepala sekolah sebagai pemimpin. Kemampuan
supervisi dilakukan dengan cara mengumpulkan
dokumen standar kinerja sekolah dan kepatuhan
terhadap standar kinerja. Hal ini dilakukan untuk
menjamin pemenuhan mutu pendidikan.
Kemampuan kepala sekolah dalam supervisi
merupakan modal untuk memperbaiki sistem
manajemen di sekolah, menjamin layanan belajar
yang berkualitas, mendorong tim sekolah
bekerjasama dengan sumber-sumber yang
terbatas, membantu guru dalam mengembangkan
kemampuan yang dibutuhkan guna bersaing dalam
hal mutu manajemen sekolah dan mutu layanan
belajar.
10. Kompetensi sosial, tidak lepas dari
keterkaitan setiap manusia terhadap
lingkungannya. Manusia selalu terkait dengan
lingkungan masyarakat dimana manusia itu
berinteraksi. Kepala sekolah, guru, dan
personal lainnya harus berinteraksi baik
dalam internal maupun eksternal sekolah.
Tingkah laku kepala sekolah di lingkungan
sosialnya harus mampu beradaptasi dengan
lingkungan sosial budaya dimana ia berada
dan menggali nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya.
11. Kualitas tertentu yang harus dimiliki kepala
sekolah adalah harus mengetahui apa yang
ingin dicapai (visi) dan bagaimana
mencapainya (misi).
12. Kepala sekolah adalah orang yang berada di garis
terdepan untuk mengkoordinasikan upaya meningkatkan
pembelajaran yang bermutu. Kepala sekolah diangkat
untuk menduduki jabatan yang bertanggungjawab
mengkoordinasikan upaya bersama mencapai tujuan
pendidikan pada level sekolah masing-masing.
Kepemimpinan itu situasional, artinya suatu tipe
kepemimpinan dapat efektif untuk situasi tertentu dan
kurang efektif untuk situasi yang lain. Sebagai
contoh, dalam situasi perang tipe kepemimpinan
otoriter mungkin efektif, agar semua terkendali. Dalam
situasi yang darurat di sekolah, misalnya ketika terjadi
kebakaran, atau perkelahian pelajar maka
kepemimpinan otoriter juga efektif. Sebaliknya, tipe
kepemimpinan otoriter kurang efektif untuk situasi
normal di sekolah.
13. Dengan demikian, kepala sekolah harus dapat
memahami situasi yang terjadi di sekolah, karena
akan sangat berpengaruh bahkan sangat
menentukan terhadap kemajuan sekolah. Oleh
karena itu, dalam pendidikan
modern, kepemimpinan kepala sekolah perlu
mendapat perhatian khusus.
Untuk menjamin kelangsungan proses
pendidikan, kepala sekolah menjalankan dua
kapasitas yang sama pentingnya, yaitu sebagai
pengelola pendidikan di sekolah secara
keseluruhan, dan pemimpin formal pendidikan di
sekolahnya.
14. Kepala sekolah memegang peran yang sangat
penting dalam satuan pendidikan. Keefektifan
sekolah dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala
sekolah. Lebih dari seorang manajer lainnya, kepala
sekolah adalah pemimpin pendidikan yang
bertanggung jawab menciptakan lingkungan belajar
yang kondusif sehingga memungkinkan anggotanya
mendayagunakan dan mengembangkan potensinya
semaksimal mungkin. Dalam lingkungan yang
kondusif, para guru dan peserta didik termotivasi
untuk saling belajar melalui keteladanan, belajar
tanggung jawab, serta belajar mengembangkan
kompetensi sepenuhnya.
15. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
penguasaan kompetensi kepala sekolah
sangat berpengaruh terhadap peningkatan
mutu pendidikan pada satuan pendidikan.
Kompetensi kepala sekolah yang baik akan
meningkatkan kinerja kepala sekolah
sehingga akan menciptakan sekolah yang
lebih efektif. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan kompetensi
kepala sekolah, adalah dengan optimalisasi
pemberdayaan MKKS (Musyawarah Kerja
Kepala Sekolah).