1. HAKIKAT KEMERDEKAAN MENURUT ISLAM
Pendahuluan
Kemerdekaansecarapribadi,keluarga, masyarakat dan bangsa dari berbagai tekanan, paksaan, intimidasi pihak
lainmerupakanimpian semua bangsa. Karena pada dasarnya, kemerdekaan merupakan hak asasi yang melekat
pada diri manusia.Kemanusiaanmanusiaada pada kemerdekaannya dari segala campurtangan pihak lain selain
Allah dalam menentukan pilihan dan harapan-harapanya demi tercapainya kebaikan, ketentraman dan
kebahagiaan.
Makna Kemerdekaan
Kebebasandari beragamotoritasselainkekuasaan Allah merupakan intisari kemerdekaan yang diajarkan Islam.
Itulah makna dari pernyataan Rib’iy bin Amir ketika ditanya oleh penguasa Persia, “Apa sebenarnya misi
perjungan kalian wahai kaum muslimin?”, dengan nada penuh percaya diri, Rib’iy menjawab, “Kami berjuang
demi terbebasnyamanusiadari perbudakan antarsesamamanusiamenujupenghambaankepada Allah semata.”
Misi ini merupakan istilah lain dari kalimat tauhid “La Ilaha Illallah” yang menjadi pasword keislaman manusia.
KemerdekaandalamIslamadalahpembebasandiri dari segalasesuatuyangmenghalangi kesempurnaanmanusia
sebagai hamba Allah. Kerena selama manusia masih berada dalam kungkungan hawa nafsu, cinta dunia dan
godaansyaitanmaka diamasihbelummencapai statuskemanusiandankemerdekaan yangsesungguhnya. Untuk
itu manusia dituntut mengenal hakikat dirinya yang tidak lain adalah hamba. Sehingga untuk mencapai
kemerdekaansejati,iaharusmenciptakanharmoniantaradirinyadenganpemenuhanhakkehambaan.Jiwa yang
merdeka ialah yang bebas dari segala penyakit-penyakit hati seperti syirik, kufur, takabbur, riya', ujub, hasad
dengki, dendam, bakhil dan bebas mengekspresikan tauhid dan keberagamaannya tanpa intimidasi dari pihak
mana pun.
Persamaan Derajat Sebagai Asas Kemerdekaan.
Manusiadianggapmerdeka dan bebas ketika berhadapan dengan sesama manusia. Artinya, kesamaan manusia
sebagai hamba di hadapan Allah adalah basis kemerdekaan. Karena menghambakan diri kepada Allah adalah
fitrah asli manusia. Di hadapan-Nya, manusia tak lain adalah hamba yang siap diatur, diarahkan, dibimbing dan
dipimpinmenujukebaikandankemerdekaan hakiki. Karena Allahlah yang telah mengadakannya dari ketiadaan
dan membekalinya hak kebebasan dan kemerdekaan. Selama manusia masih saling memperbudak, maka
kemerdekaan dan kebebasan tak akan tercipta di dunia nyata.
Manusia adalah mahluk lemah yang tidak mengetahui kemaslahatan, tugas dan tanggungjawabnya yang asasi
tanpa adanya pengarahan dari Allah Swt. Terlalu banyak kendala dan halangan yang bisa mengalihkan manusia
dari kebaikanseandainyatidakdiberikanpanduanolehAllah. Selainnafsusecarainternal,budaya dan peradaban
(lingkungan)menyimpangsecaraeksternal jugaberpotensi mengalihkan mereka dari kebaikan. Itulah sebabnya,
sedari awal manusia secara fitrawi dikenalkan dengan penciptanya, Allah Swt.; sumber keberadaannya dan
pengawal eksistensinya hingga menjadi tujuan dari segala gerak geriknya.
Secara aplikatif, kemerdekaan dan kebebasan manusia dalam memilih sesuatu yang dianggapnya baik dikenal
dengan istilah ikhtiar. Disanalah segenap upaya diberdayakan, terutama pengetahuan yang berbasis pada
informasi yang bersumber dari telinga dan mata sehingga bisa dikelola secara matang oleh akal dan hati demi
menghasilkan pilihan terbaik. Kebebasan yang tidak disertai kemampuan memilih yang baik berdasarkan
pengarahan agama hanyalah hawa nafsu yang disesatkan oleh setan.
Semua jenis kebaikan yang terdapat dalam kehidupan ini telah dijelaskan secara detail oleh Allah Swt. melalui
wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah Saw. Kebaikan yang menjadikan akhirat sebagai yang utama karena
mengandungtanggungjawabdanorientasi ke depan.Manusiaumumnyagagal memahami kebaikan dalam Islam
karenakehilangankesabarandanadanyatuntunanhawanafsuyangsenantiasatergesa-gesa untuk memperoleh
sesuatu bukan melalui prosedur yang seharusnya. Islamlah yang berhasil menyeleksi kebaikan duniawi
berdasarkanperhitungan danstandarakhirat(tanggungjawab) secaramatang.Apalagi jikadipahami dengan baik
bahwa selain sebagai tanggungjawab, kemerdekaan (keikhlasan) dalam memilih kebaikan berdasarkan
pengarahan Islam adalah ibadah itu sendiri.
Semakin melekat manusia dengan Allah, semakin besar pula peluangnya mendapatkan kebebasan dan
kemerdekaan hakiki. Karena manusia dalam Islam diatur bukan untuk dibatasi, dikungkung dan dipenjarakan.
Tetapi mereka diarahkan kepada kebaikan dan kebahagiaanya sendiri. Aturan Islam bukanlah penjara bagi
2. manusia yang membatasi kemerdekaan dan merampas kebebasannya. Tetapi ia merupakan sarana menuju
tercapainya rasa aman, memperoleh keadilan, bahkan jalan yang mengantarkan manusia kepada puncak
kemerdekaan. Yaitu saat di mana mereka merdeka dan terbebas dari kungkungan hawanafsu (diri sendiri),
belenggu kekuasaan yang menindas, kezhaliman (manusia) yang merampas keadilan dan menjauhkannya dari
puncak kebaikan menuju kepada sumber kebaikan hakiki (Allah Swt.)
Tanggungjawab dan Kemerdekaan
Kemerdekaan manusia adalah sesuatu yang melekat sejak mereka lahir di muka bumi ini. karenananya, tidak
dibenarkan adanya intervensi yang akan merampas kemerdekaan tersebut sekali pun dengan dalih kekuasaan.
Itulah yang dilakukan Umar bin Khattab terhadap anak seorang gubernur manakala atas nama kekuasaan, ia
memperlakukan orang lain secara tidak adil. dengan tegas Umar menyatkan kepada anak penguasa tersebut,
“Sejak kapan kamu memperbudak orang, padahal ia dilahirkan ibunya dalam keadaan merdeka“.
Inilah fungsi kepemimpinan yang sebenarnya, yaitu menghadirkan keadilan kepada seluruh manusia tanpa
memandang status sosial, ekonomi, agama, budaya dan adat istiadatnya. Umar ingin menunjukkan bahwa di
depanhukum,setiaporangmempunyai hakuntuktidakdihakimi dandizalimi hanyakarenakedudukan sosialnya
yang dianggaprendah.Perbedaanstatussosial,tidakboleh membuat orang yang lemah tidak memperoleh hak-
haknyasecara adil.Sebaliknyaorangyang memiliki status sosial yang kuat, tidak boleh dibiarkan merampas hak
orang lainseenaknyatanpahukumyangmengadilinya.Hal yangterkhirini pernah disampaikan Nabi, “Andaikata
Fatimah, anakku sendiri mencuri, aku pasti akan menghukumnya dengan potong tangan.” Hal yang sama
dikatakanolehAbuBakar as-Siddiq saat dibaiat sebagai kahalifah, “Aku dipilih sebagai pemimpin bukan karena
sayalahyangterbaikdi antara kalian.Orang-orangyangkuat di sisi kalian,akanlemahdi hadapankusehinggahak-
hak orang lain yang mereka rampas dikembalikan kepada pemiliknya secara adil. Sedang orang-orang lemah di
antara kita akan kuat di sisiku sehingga mereka memperoleh hak-haknya secara proporsional.”
Ragam Kemerdekaan
1. KemerdekaanBeragama.
Agamaadalah sesuatuyangtermahal dimiliki manusiadi duniaini,karenaterkait kebahagiaan dunia dan akhirat.
Karenanya,Allahmelarangkesyirikankarena mengancam otoritas agama. Syari’at memandang bahwa harta dan
jiwabahkanpantasdiserahkandemi kepentinganagama,manakalakondisimenghendaki demikian. Betul bahwa
agama melindungi harta dan jiwa secara prinsipil, namun dalamrangka pembuktian komitmen keislaman,
manakala agama itu tidak dihargai dan cenderung diintimidasi maka ketika itulah harta dan jiwa menjadi
taruhannya. Kemerdekaan dalam beragama berwujud pada ketulusan dan keikhlasan dalam memilih Islam
sebagai agama dan mengamalkannya dalam semua sektor kehidupan.
2. KemerdekaanHidup.
Menjaga jiwa agar hidup dengan bebas dan merdeka adalah bagian dari tujuan utama syari’at. Allah melarang
pembunuhandanmengancampelakunyakekal dalam Neraka. Bahkan, semua anggota tubuh pun mendapatkan
perlindungan dari segala macam tindak kriminal. Islam melarang segala jenis pembunuhan tanpa alasan yang
jelas,termasukbunuh diri dan membunuh orang lain. Makanya, qisas disyariatkan demi menjaga kemerdekaan
hidupmanusia.BahkandalamIslam,orang-orangyangtelahmeninggalpunterjagakehormatandanhargadirinya.
3. KemerdekaanBerpikir.
Akal sebagai saranaberpikirdanberilmupengetahuanmutlak dikembangkandalamIslam.Tidakdiberdayakannya
rasio ini sehingga mencukupkan diri dengan budaya dan adat istiadat yang cenderung berbau syirik merupakan
hal yang sangat dibenci Islam. Itulah sebabnya, pengembangan akal melalui aktivitas belajar, termasuk juga
kegiatandakwahmerupakanbagiandari kemerdekaan yang dijamin dalam syari’at. Bahkan lewat kemerdekaan
berpikirlah Islam bisa diselami dengan lebih dalam untuk diaplikasikan pada semua level kehidupan.
4. KemerdekaanMemperolehKehormatandan Harga Diri.
Islam tidak sekedar memerdekan hidup manusia seadanya, tetapi berusaha keras agar manusia menggunakan
kebebasan dan kemerdekaanya itu untuk memperoleh kehormatan dan harga diri semaksimal mungkin.
Kehormatan manusia dalam Islam sangat dijaga dan dihormati. Makanya, mereka tidak boleh dipaksa dalam
beragama,tidakbolehdimata-matai tanpaalasanyangdibenarkan,tidakbolehdihina dan direndahkan. Bahkan,
dalamrangkamenjagakehormatandanhargadiri ini sehinggapersamaanderajat dijunjung tinggi. Agar tidak ada
3. di antara manusia yang berani memperbudak manusia lainnya dan merampas kemerdekaanya atas nama
kekuasaan dan jabatan.
5. KemerdekaanBerkepemilikan.
Memiliki harta dan aset agar bisa hidup mandiri dan berdaya adalah termasuk tujuan utama syari’at Islam.
Sehingga kebebasan dan kemerdekaan dalam memiliki sesuatu, mendapatkan perlindungan dalam syari’at.
Dilarangnya pencurian, bahkan ditetapkannya hukum potong tangan bagi pencuri yang memenuhi standar
minimal (nishab) bertujuan agar melindungi aset manusia. Tidak dibenarkan mengambil kepunyaan orang lain
dengan cara-cara yang tidak etis dan tidak karena kerelaan sang pemiliknya.