SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 12
Downloaden Sie, um offline zu lesen
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 109 TAHUN 2013
TENTANG
PENAHAPAN KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 13 ayat (2)
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional dan Pasal 15 ayat (3) Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial, perlu menetapkan
Peraturan Presiden tentang Penahapan Kepesertaan
Program Jaminan Sosial;
Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4456);
3. Undang-Undang ...
- 2 -
3. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5256);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG PENAHAPAN
KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan:
1. Jaminan Sosial adalah salah satu bentuk
perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat
agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya
yang layak.
2. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
yang selanjutnya disingkat BPJS Ketenagakerjaan
adalah badan hukum yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja,
jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan jaminan
kematian.
3. Peserta ...
- 3 -
3. Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing
yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di
Indonesia, yang telah membayar iuran.
4. Penahapan Kepesertaan adalah tahapan yang
dilakukan oleh pemberi kerja untuk mendaftarkan
dirinya dan pekerjanya sebagai peserta sesuai dengan
program jaminan sosial yang diikuti kepada BPJS
Ketenagakerjaan.
5. Pemberi Kerja adalah orang perseorangan, pengusaha,
badan hukum, atau badan-badan lainnya yang
mempekerjakan tenaga kerja atau penyelenggara
negara yang mempekerjakan pegawai negeri dengan
membayar gaji, upah, atau imbalan dalam bentuk
lainnya.
6. Penyelenggara Negara adalah pejabat negara yang
menjalankan fungsi eksekutif, legislatif, atau yudikatif,
dan pejabat lain yang fungsi dan tugas pokoknya
berkaitan dengan penyelenggaraan negara sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
7. Pengusaha adalah:
a. orang perseorangan, persekutuan, atau badan
hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik
sendiri;
b. orang perseorangan, persekutuan, atau badan
hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan
perusahaan bukan miliknya;
c. orang ...
- 4 -
c. orang perseorangan, persekutuan, atau badan
hukum yang berada di Indonesia mewakili
perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a
dan huruf b yang berkedudukan di luar wilayah
Indonesia.
8. Perusahaan adalah:
a. setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau
tidak, milik orang perseorangan, milik
persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik
swasta maupun milik negara yang mempekerjakan
pekerja/buruh dengan membayar upah atau
imbalan dalam bentuk lain; dan
b. usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang
mempunyai pengurus dan mempekerjakan orang
lain dengan membayar upah atau imbalan dalam
bentuk lain.
9. Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan
menerima gaji, upah, atau imbalan dalam bentuk lain.
10. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang
perseorangan dan/atau badan usaha perseorangan
yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang di bidang Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah.
11. Usaha …
- 5 -
11. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang
berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari
usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi
kriteria usaha kecil sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
12. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif
yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil
atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih
atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur
dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
13. Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang
dilakukan oleh badan usaha dengan jumlah kekayaan
bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari
usaha menengah, yang meliputi usaha nasional milik
negara atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing
yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
14. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan.
Pasal 2 ...
- 6 -
Pasal 2
(1) Setiap pemberi kerja dan pekerja berhak atas
jaminan sosial.
(2) Jaminan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. jaminan kesehatan;
b. jaminan kecelakaan kerja;
c. jaminan hari tua;
d. jaminan pensiun; dan
e. jaminan kematian.
(3) Jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf a diselenggarakan oleh BPJS
Kesehatan yang diatur dalam Peraturan Presiden
tersendiri.
(4) Jaminan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e
diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan.
BAB II
PENAHAPAN KEPESERTAAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 3
Peserta program jaminan sosial sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (4) terdiri atas:
a. peserta penerima upah; dan
b. peserta bukan penerima upah.
Bagian …
- 7 -
Bagian Kedua
Peserta Penerima Upah
Pasal 4
Peserta penerima upah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 huruf a terdiri atas:
a. pekerja yang bekerja pada pemberi kerja
penyelenggara negara; dan
b. pekerja yang bekerja pada pemberi kerja selain
penyelenggara negara.
Pasal 5
(1) Pekerja yang bekerja pada pemberi kerja
penyelenggara negara meliputi:
a. calon pegawai negeri sipil;
b. pegawai negeri sipil;
c. anggota TNI;
d. anggota POLRI;
e. pejabat negara;
f. pegawai pemerintah non pegawai negeri;
g. prajurit siswa TNI; dan
h. peserta didik POLRI.
(2) Pemberi …
- 8 -
(2) Pemberi kerja penyelenggara negara wajib
mendaftarkan pekerjanya sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dalam program jaminan kecelakaan
kerja, program jaminan hari tua, program jaminan
pensiun, dan program jaminan kematian secara
bertahap kepada BPJS Ketenagakerjaan.
(3) Penahapan dimulainya pendaftaran bagi pekerja
yang bekerja pada pemberi kerja penyelenggara
negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan untuk program jaminan kecelakaan kerja
dan jaminan kematian paling lambat tanggal 1 Juli
2015.
(4) Penahapan dimulainya pendaftaran bagi pekerja
yang bekerja pada pemberi kerja penyelenggara
negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
dan huruf f dilakukan untuk program jaminan hari
tua dan program jaminan pensiun paling lambat
tahun 2029.
Pasal 6
(1) Penahapan kepesertaan untuk pekerja yang bekerja
pada pemberi kerja selain penyelenggara negara
dikelompokkan berdasarkan skala usaha yang terdiri
atas:
a. usaha besar;
b. usaha menengah;
c. usaha kecil; dan
d. usaha mikro.
(2) Pemberi …
- 9 -
(2) Pemberi kerja selain penyelenggara negara sesuai
dengan skala usahanya sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) mulai tanggal 1 Juli 2015 wajib
mendaftarkan pekerjanya kepada BPJS
Ketenagakerjaan untuk mengikuti program jaminan
kecelakaan kerja, program jaminan hari tua,
program jaminan pensiun, dan program jaminan
kematian secara bertahap.
(3) Penahapan pendaftaran sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) untuk:
a. usaha besar dan usaha menengah wajib
mengikuti program jaminan kecelakaan kerja,
program jaminan hari tua, program jaminan
pensiun, dan program jaminan kematian.
b. usaha kecil wajib mengikuti program jaminan
kecelakaan kerja, program jaminan hari tua, dan
program jaminan kematian.
c. usaha mikro wajib mengikuti program jaminan
kecelakaan kerja dan program jaminan kematian.
(4) Dalam hal skala usaha sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) bergerak di bidang usaha jasa konstruksi
yang mempekerjakan tenaga harian lepas, borongan,
dan/atau musiman wajib mendaftarkan pekerjanya
dalam program jaminan kecelakaan kerja dan
jaminan kematian.
(5) Tata …
- 10 -
(5) Tata cara pelaksanaan pendaftaran pekerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur dengan
Peraturan Menteri.
Bagian Ketiga
Peserta Bukan Penerima Upah
Pasal 7
Peserta bukan penerima upah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 huruf b meliputi:
a. pemberi kerja;
b. pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja mandiri;
dan
c. pekerja yang tidak termasuk huruf b yang bukan
menerima gaji atau upah.
Pasal 8
(1) Pemberi kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
huruf a selain wajib mengikuti program jaminan
kecelakaan kerja, program jaminan hari tua, dan
program jaminan kematian paling lambat tanggal 1
Juli 2015 dapat mengikuti program jaminan
pensiun.
(2) Pekerja …
- 11 -
(2) Pekerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf
b dan huruf c selain wajib mengikuti program
jaminan kecelakaan kerja dan program jaminan
kematian paling lambat tanggal 1 Juli 2015 dapat
mengikuti program jaminan hari tua dan program
jaminan pensiun.
BAB III
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 9
Bagi perusahaan yang telah mengikutsertakan
pekerjanya dalam program jaminan sosial tenaga kerja
berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992
tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja dilarang
mengurangi program jaminan sosial tenaga kerja yang
telah diikuti.
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 10
Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar …
- 12 -
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Presiden ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 27 Desember 2013
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 27 Desember 2013
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
AMIR SYAMSUDIN
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 253
Salinan sesuai dengan aslinya
SEKRETARIAT KABINET RI
Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat,
ttd.
Siswanto Roesyidi

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

UU 24 tahun 2011 tentang BPJS
UU 24 tahun 2011 tentang BPJSUU 24 tahun 2011 tentang BPJS
UU 24 tahun 2011 tentang BPJS
M Ungang
 
Peraturan bpjs kesehatan nomor 1 tahun 2014 tentang penyelenggaraan jaminan k...
Peraturan bpjs kesehatan nomor 1 tahun 2014 tentang penyelenggaraan jaminan k...Peraturan bpjs kesehatan nomor 1 tahun 2014 tentang penyelenggaraan jaminan k...
Peraturan bpjs kesehatan nomor 1 tahun 2014 tentang penyelenggaraan jaminan k...
Antonius Psb
 
RPP penerima bantuan iuran jaminan sosial
RPP penerima bantuan iuran jaminan sosial RPP penerima bantuan iuran jaminan sosial
RPP penerima bantuan iuran jaminan sosial
M Ungang
 
Undang undang-nomor-24-tahun-2011-tentang-badan-penyelenggara-jaminan-sosial
Undang undang-nomor-24-tahun-2011-tentang-badan-penyelenggara-jaminan-sosialUndang undang-nomor-24-tahun-2011-tentang-badan-penyelenggara-jaminan-sosial
Undang undang-nomor-24-tahun-2011-tentang-badan-penyelenggara-jaminan-sosial
Yusbaimbang Bilabora
 

Was ist angesagt? (17)

UU 24 tahun 2011 tentang BPJS
UU 24 tahun 2011 tentang BPJSUU 24 tahun 2011 tentang BPJS
UU 24 tahun 2011 tentang BPJS
 
Peraturan presiden republik indonesia nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan k...
Peraturan presiden republik indonesia nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan k...Peraturan presiden republik indonesia nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan k...
Peraturan presiden republik indonesia nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan k...
 
Perpres Nomor 28 Tahun 2016
Perpres Nomor 28 Tahun 2016 Perpres Nomor 28 Tahun 2016
Perpres Nomor 28 Tahun 2016
 
Peraturan bpjs kesehatan no 2 tahun 2016 tentang tata cara pembayaran iuran d...
Peraturan bpjs kesehatan no 2 tahun 2016 tentang tata cara pembayaran iuran d...Peraturan bpjs kesehatan no 2 tahun 2016 tentang tata cara pembayaran iuran d...
Peraturan bpjs kesehatan no 2 tahun 2016 tentang tata cara pembayaran iuran d...
 
P ph pasal 21 new
P ph pasal 21 newP ph pasal 21 new
P ph pasal 21 new
 
Peraturan bpjs kesehatan nomor 1 tahun 2014 tentang penyelenggaraan jaminan k...
Peraturan bpjs kesehatan nomor 1 tahun 2014 tentang penyelenggaraan jaminan k...Peraturan bpjs kesehatan nomor 1 tahun 2014 tentang penyelenggaraan jaminan k...
Peraturan bpjs kesehatan nomor 1 tahun 2014 tentang penyelenggaraan jaminan k...
 
Pp nomor 49 tahun 2020
Pp nomor 49 tahun 2020Pp nomor 49 tahun 2020
Pp nomor 49 tahun 2020
 
Pp nomor 23 tahun 2020
Pp nomor 23 tahun 2020Pp nomor 23 tahun 2020
Pp nomor 23 tahun 2020
 
RPP penerima bantuan iuran jaminan sosial
RPP penerima bantuan iuran jaminan sosial RPP penerima bantuan iuran jaminan sosial
RPP penerima bantuan iuran jaminan sosial
 
Undang undang-nomor-24-tahun-2011-tentang-badan-penyelenggara-jaminan-sosial
Undang undang-nomor-24-tahun-2011-tentang-badan-penyelenggara-jaminan-sosialUndang undang-nomor-24-tahun-2011-tentang-badan-penyelenggara-jaminan-sosial
Undang undang-nomor-24-tahun-2011-tentang-badan-penyelenggara-jaminan-sosial
 
Permennakertrans No. 24 Th 2006
Permennakertrans No. 24 Th 2006Permennakertrans No. 24 Th 2006
Permennakertrans No. 24 Th 2006
 
Uu sjsn
Uu sjsnUu sjsn
Uu sjsn
 
Pengertian Jamkeswatch KSPI
Pengertian Jamkeswatch KSPIPengertian Jamkeswatch KSPI
Pengertian Jamkeswatch KSPI
 
Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 1993 Tentang Jamsostek
Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 1993 Tentang JamsostekPeraturan Pemerintah No 14 Tahun 1993 Tentang Jamsostek
Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 1993 Tentang Jamsostek
 
Asuransi kesehatan pns
Asuransi kesehatan pnsAsuransi kesehatan pns
Asuransi kesehatan pns
 
Uu 03 1992
Uu 03 1992Uu 03 1992
Uu 03 1992
 
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020
 

Ähnlich wie Perpres no. 109 tahun 2013

Uu 24 tahun 2011 tentang bpjs
Uu 24 tahun 2011 tentang bpjsUu 24 tahun 2011 tentang bpjs
Uu 24 tahun 2011 tentang bpjs
dhoan Evridho
 
pp-no-49-tahun-2023.pdf tentang jaminan kesehatan bagi tenaga kerja_BPJS kete...
pp-no-49-tahun-2023.pdf tentang jaminan kesehatan bagi tenaga kerja_BPJS kete...pp-no-49-tahun-2023.pdf tentang jaminan kesehatan bagi tenaga kerja_BPJS kete...
pp-no-49-tahun-2023.pdf tentang jaminan kesehatan bagi tenaga kerja_BPJS kete...
nyenyedok
 
Perpres No. 111 Th 2013 ttg Perubahan atas Perpres no. 12 Th 2013 ttg Jaminan...
Perpres No. 111 Th 2013 ttg Perubahan atas Perpres no. 12 Th 2013 ttg Jaminan...Perpres No. 111 Th 2013 ttg Perubahan atas Perpres no. 12 Th 2013 ttg Jaminan...
Perpres No. 111 Th 2013 ttg Perubahan atas Perpres no. 12 Th 2013 ttg Jaminan...
Erie Gusnellyanti
 

Ähnlich wie Perpres no. 109 tahun 2013 (20)

Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (sudah direvis...
Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (sudah direvis...Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (sudah direvis...
Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (sudah direvis...
 
Perpres no 19_2016
Perpres no 19_2016Perpres no 19_2016
Perpres no 19_2016
 
Perpres0192016
Perpres0192016Perpres0192016
Perpres0192016
 
Jaminan kecelakaan kerja ln154 2015(5714)pp044-2015 - jkk
Jaminan kecelakaan kerja ln154 2015(5714)pp044-2015 - jkkJaminan kecelakaan kerja ln154 2015(5714)pp044-2015 - jkk
Jaminan kecelakaan kerja ln154 2015(5714)pp044-2015 - jkk
 
Uu 24 tahun 2011 tentang bpjs
Uu 24 tahun 2011 tentang bpjsUu 24 tahun 2011 tentang bpjs
Uu 24 tahun 2011 tentang bpjs
 
Undang-Undang (UU) No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (...
Undang-Undang (UU) No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (...Undang-Undang (UU) No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (...
Undang-Undang (UU) No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (...
 
Uu 40 tahun 2004 sistem jaminan sosial nasional
Uu 40 tahun 2004 sistem jaminan sosial nasionalUu 40 tahun 2004 sistem jaminan sosial nasional
Uu 40 tahun 2004 sistem jaminan sosial nasional
 
Permenaker Nomor 5 Tahun 2021.pdf
Permenaker Nomor 5 Tahun 2021.pdfPermenaker Nomor 5 Tahun 2021.pdf
Permenaker Nomor 5 Tahun 2021.pdf
 
Perpres Nomor 19 tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Perpres 12 tahun 2013 Jam...
Perpres Nomor 19 tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Perpres 12 tahun 2013 Jam...Perpres Nomor 19 tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Perpres 12 tahun 2013 Jam...
Perpres Nomor 19 tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Perpres 12 tahun 2013 Jam...
 
sjsn_riza_bambang.ppt
sjsn_riza_bambang.pptsjsn_riza_bambang.ppt
sjsn_riza_bambang.ppt
 
PP Nomor 45 Tahun 2015.pdf
PP Nomor 45 Tahun 2015.pdfPP Nomor 45 Tahun 2015.pdf
PP Nomor 45 Tahun 2015.pdf
 
Per bpjs kesehatan no. 1 tahun 2014
Per bpjs kesehatan no. 1 tahun 2014Per bpjs kesehatan no. 1 tahun 2014
Per bpjs kesehatan no. 1 tahun 2014
 
pp-no-49-tahun-2023.pdf tentang jaminan kesehatan bagi tenaga kerja_BPJS kete...
pp-no-49-tahun-2023.pdf tentang jaminan kesehatan bagi tenaga kerja_BPJS kete...pp-no-49-tahun-2023.pdf tentang jaminan kesehatan bagi tenaga kerja_BPJS kete...
pp-no-49-tahun-2023.pdf tentang jaminan kesehatan bagi tenaga kerja_BPJS kete...
 
Kelompok 4
Kelompok 4Kelompok 4
Kelompok 4
 
Sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan
Sosialisasi BPJS KetenagakerjaanSosialisasi BPJS Ketenagakerjaan
Sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan
 
Uu no 40_2004 ttg sistem jaminan sosial nasional
Uu no 40_2004 ttg sistem jaminan sosial nasionalUu no 40_2004 ttg sistem jaminan sosial nasional
Uu no 40_2004 ttg sistem jaminan sosial nasional
 
Uu 11 1992
Uu 11 1992Uu 11 1992
Uu 11 1992
 
3 mekanisme dan tata laksana kepesertaan bpjs
3 mekanisme dan tata laksana kepesertaan bpjs3 mekanisme dan tata laksana kepesertaan bpjs
3 mekanisme dan tata laksana kepesertaan bpjs
 
Perpres No. 111 Th 2013 ttg Perubahan atas Perpres no. 12 Th 2013 ttg Jaminan...
Perpres No. 111 Th 2013 ttg Perubahan atas Perpres no. 12 Th 2013 ttg Jaminan...Perpres No. 111 Th 2013 ttg Perubahan atas Perpres no. 12 Th 2013 ttg Jaminan...
Perpres No. 111 Th 2013 ttg Perubahan atas Perpres no. 12 Th 2013 ttg Jaminan...
 
Peraturan Presiden No. 111 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Perpres No. 12 T...
Peraturan Presiden No. 111 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Perpres No. 12 T...Peraturan Presiden No. 111 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Perpres No. 12 T...
Peraturan Presiden No. 111 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Perpres No. 12 T...
 

Mehr von IdnJournal

Kepmenkes no. 326 tahun 2013
Kepmenkes no. 326 tahun 2013Kepmenkes no. 326 tahun 2013
Kepmenkes no. 326 tahun 2013
IdnJournal
 
Inpres no. 1 tahun 2010
Inpres no. 1 tahun 2010Inpres no. 1 tahun 2010
Inpres no. 1 tahun 2010
IdnJournal
 
Se mensos no 2 tahun 2013
Se mensos no 2 tahun 2013Se mensos no 2 tahun 2013
Se mensos no 2 tahun 2013
IdnJournal
 
Uu no. 23 tahun 2002 idn journal
Uu no. 23 tahun 2002 idn journalUu no. 23 tahun 2002 idn journal
Uu no. 23 tahun 2002 idn journal
IdnJournal
 
Perda jabar no. 10 tahun 2012 idn journal
Perda jabar no. 10 tahun 2012 idn journalPerda jabar no. 10 tahun 2012 idn journal
Perda jabar no. 10 tahun 2012 idn journal
IdnJournal
 

Mehr von IdnJournal (20)

Permenkes no. 28 tahun 2014
Permenkes no. 28 tahun 2014Permenkes no. 28 tahun 2014
Permenkes no. 28 tahun 2014
 
Se mendagri no. 900 tahun 2014
Se mendagri no. 900 tahun 2014Se mendagri no. 900 tahun 2014
Se mendagri no. 900 tahun 2014
 
Perpres no. 108 tahun 2013
Perpres no. 108 tahun 2013Perpres no. 108 tahun 2013
Perpres no. 108 tahun 2013
 
Permenkes no. 71 tahun 2013
Permenkes no. 71 tahun 2013Permenkes no. 71 tahun 2013
Permenkes no. 71 tahun 2013
 
Permenkes no. 19 tahun 2014
Permenkes no. 19 tahun 2014Permenkes no. 19 tahun 2014
Permenkes no. 19 tahun 2014
 
Permendagri no. 61 tahun 2007
Permendagri no. 61 tahun 2007Permendagri no. 61 tahun 2007
Permendagri no. 61 tahun 2007
 
Kepmensos no. 15 tahun 2010
Kepmensos no. 15 tahun 2010Kepmensos no. 15 tahun 2010
Kepmensos no. 15 tahun 2010
 
Kepmenkes no. 326 tahun 2013
Kepmenkes no. 326 tahun 2013Kepmenkes no. 326 tahun 2013
Kepmenkes no. 326 tahun 2013
 
Permensos no. 111 tahun 2009
Permensos no. 111 tahun 2009Permensos no. 111 tahun 2009
Permensos no. 111 tahun 2009
 
Permensos no. 37 tahun 2010
Permensos no. 37 tahun 2010Permensos no. 37 tahun 2010
Permensos no. 37 tahun 2010
 
Permensos no. 17 tahun 2012
Permensos no. 17 tahun 2012Permensos no. 17 tahun 2012
Permensos no. 17 tahun 2012
 
Kepmensos no. 147 tahun 2013
Kepmensos no. 147 tahun 2013Kepmensos no. 147 tahun 2013
Kepmensos no. 147 tahun 2013
 
Kepmensos no. 146 tahun 2013
Kepmensos no. 146 tahun 2013Kepmensos no. 146 tahun 2013
Kepmensos no. 146 tahun 2013
 
Kepmensos no. 70 tahun 2013
Kepmensos no. 70 tahun 2013Kepmensos no. 70 tahun 2013
Kepmensos no. 70 tahun 2013
 
Kepmensos no. 50 tahun 2013
Kepmensos no. 50 tahun 2013Kepmensos no. 50 tahun 2013
Kepmensos no. 50 tahun 2013
 
Inpres no. 3 tahun 2010
Inpres no. 3 tahun 2010Inpres no. 3 tahun 2010
Inpres no. 3 tahun 2010
 
Inpres no. 1 tahun 2010
Inpres no. 1 tahun 2010Inpres no. 1 tahun 2010
Inpres no. 1 tahun 2010
 
Se mensos no 2 tahun 2013
Se mensos no 2 tahun 2013Se mensos no 2 tahun 2013
Se mensos no 2 tahun 2013
 
Uu no. 23 tahun 2002 idn journal
Uu no. 23 tahun 2002 idn journalUu no. 23 tahun 2002 idn journal
Uu no. 23 tahun 2002 idn journal
 
Perda jabar no. 10 tahun 2012 idn journal
Perda jabar no. 10 tahun 2012 idn journalPerda jabar no. 10 tahun 2012 idn journal
Perda jabar no. 10 tahun 2012 idn journal
 

Kürzlich hochgeladen

UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfUU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
Sumardi Arahbani
 

Kürzlich hochgeladen (10)

1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
 
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usahamateri hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
 
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxpdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
 
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptx
 
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
 
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfUU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
 
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forumpilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
 

Perpres no. 109 tahun 2013

  • 1. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109 TAHUN 2013 TENTANG PENAHAPAN KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 13 ayat (2) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dan Pasal 15 ayat (3) Undang- Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Penahapan Kepesertaan Program Jaminan Sosial; Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); 3. Undang-Undang ...
  • 2. - 2 - 3. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5256); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG PENAHAPAN KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan: 1. Jaminan Sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak. 2. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan yang selanjutnya disingkat BPJS Ketenagakerjaan adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan jaminan kematian. 3. Peserta ...
  • 3. - 3 - 3. Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran. 4. Penahapan Kepesertaan adalah tahapan yang dilakukan oleh pemberi kerja untuk mendaftarkan dirinya dan pekerjanya sebagai peserta sesuai dengan program jaminan sosial yang diikuti kepada BPJS Ketenagakerjaan. 5. Pemberi Kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau badan-badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja atau penyelenggara negara yang mempekerjakan pegawai negeri dengan membayar gaji, upah, atau imbalan dalam bentuk lainnya. 6. Penyelenggara Negara adalah pejabat negara yang menjalankan fungsi eksekutif, legislatif, atau yudikatif, dan pejabat lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 7. Pengusaha adalah: a. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri; b. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya; c. orang ...
  • 4. - 4 - c. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia. 8. Perusahaan adalah: a. setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara yang mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain; dan b. usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain. 9. Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima gaji, upah, atau imbalan dalam bentuk lain. 10. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perseorangan dan/atau badan usaha perseorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang di bidang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. 11. Usaha …
  • 5. - 5 - 11. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. 12. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. 13. Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari usaha menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia sebagaimana diatur dalam peraturan perundang- undangan yang berlaku. 14. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan. Pasal 2 ...
  • 6. - 6 - Pasal 2 (1) Setiap pemberi kerja dan pekerja berhak atas jaminan sosial. (2) Jaminan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. jaminan kesehatan; b. jaminan kecelakaan kerja; c. jaminan hari tua; d. jaminan pensiun; dan e. jaminan kematian. (3) Jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang diatur dalam Peraturan Presiden tersendiri. (4) Jaminan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan. BAB II PENAHAPAN KEPESERTAAN Bagian Kesatu Umum Pasal 3 Peserta program jaminan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4) terdiri atas: a. peserta penerima upah; dan b. peserta bukan penerima upah. Bagian …
  • 7. - 7 - Bagian Kedua Peserta Penerima Upah Pasal 4 Peserta penerima upah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a terdiri atas: a. pekerja yang bekerja pada pemberi kerja penyelenggara negara; dan b. pekerja yang bekerja pada pemberi kerja selain penyelenggara negara. Pasal 5 (1) Pekerja yang bekerja pada pemberi kerja penyelenggara negara meliputi: a. calon pegawai negeri sipil; b. pegawai negeri sipil; c. anggota TNI; d. anggota POLRI; e. pejabat negara; f. pegawai pemerintah non pegawai negeri; g. prajurit siswa TNI; dan h. peserta didik POLRI. (2) Pemberi …
  • 8. - 8 - (2) Pemberi kerja penyelenggara negara wajib mendaftarkan pekerjanya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam program jaminan kecelakaan kerja, program jaminan hari tua, program jaminan pensiun, dan program jaminan kematian secara bertahap kepada BPJS Ketenagakerjaan. (3) Penahapan dimulainya pendaftaran bagi pekerja yang bekerja pada pemberi kerja penyelenggara negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk program jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian paling lambat tanggal 1 Juli 2015. (4) Penahapan dimulainya pendaftaran bagi pekerja yang bekerja pada pemberi kerja penyelenggara negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf f dilakukan untuk program jaminan hari tua dan program jaminan pensiun paling lambat tahun 2029. Pasal 6 (1) Penahapan kepesertaan untuk pekerja yang bekerja pada pemberi kerja selain penyelenggara negara dikelompokkan berdasarkan skala usaha yang terdiri atas: a. usaha besar; b. usaha menengah; c. usaha kecil; dan d. usaha mikro. (2) Pemberi …
  • 9. - 9 - (2) Pemberi kerja selain penyelenggara negara sesuai dengan skala usahanya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mulai tanggal 1 Juli 2015 wajib mendaftarkan pekerjanya kepada BPJS Ketenagakerjaan untuk mengikuti program jaminan kecelakaan kerja, program jaminan hari tua, program jaminan pensiun, dan program jaminan kematian secara bertahap. (3) Penahapan pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) untuk: a. usaha besar dan usaha menengah wajib mengikuti program jaminan kecelakaan kerja, program jaminan hari tua, program jaminan pensiun, dan program jaminan kematian. b. usaha kecil wajib mengikuti program jaminan kecelakaan kerja, program jaminan hari tua, dan program jaminan kematian. c. usaha mikro wajib mengikuti program jaminan kecelakaan kerja dan program jaminan kematian. (4) Dalam hal skala usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bergerak di bidang usaha jasa konstruksi yang mempekerjakan tenaga harian lepas, borongan, dan/atau musiman wajib mendaftarkan pekerjanya dalam program jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian. (5) Tata …
  • 10. - 10 - (5) Tata cara pelaksanaan pendaftaran pekerja sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur dengan Peraturan Menteri. Bagian Ketiga Peserta Bukan Penerima Upah Pasal 7 Peserta bukan penerima upah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b meliputi: a. pemberi kerja; b. pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja mandiri; dan c. pekerja yang tidak termasuk huruf b yang bukan menerima gaji atau upah. Pasal 8 (1) Pemberi kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a selain wajib mengikuti program jaminan kecelakaan kerja, program jaminan hari tua, dan program jaminan kematian paling lambat tanggal 1 Juli 2015 dapat mengikuti program jaminan pensiun. (2) Pekerja …
  • 11. - 11 - (2) Pekerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b dan huruf c selain wajib mengikuti program jaminan kecelakaan kerja dan program jaminan kematian paling lambat tanggal 1 Juli 2015 dapat mengikuti program jaminan hari tua dan program jaminan pensiun. BAB III KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 9 Bagi perusahaan yang telah mengikutsertakan pekerjanya dalam program jaminan sosial tenaga kerja berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja dilarang mengurangi program jaminan sosial tenaga kerja yang telah diikuti. BAB IV KETENTUAN PENUTUP Pasal 10 Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar …
  • 12. - 12 - Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Presiden ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 27 Desember 2013 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd. DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 27 Desember 2013 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd. AMIR SYAMSUDIN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 253 Salinan sesuai dengan aslinya SEKRETARIAT KABINET RI Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat, ttd. Siswanto Roesyidi