SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 19
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Menimbang : a.
Mengingat : 1.
MENTERI SOSIAL
REPUELIK INBONESIA
PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA
1r1gy9p 128 TAHUN 20Ll
TENTANG
KAMPUNG SIAGA BENCANA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
M ENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,
bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 Peraturan Pemerintah
Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota perlu disusun Norma,
Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) dalam program
penanggulangan bencana;
bahwa guna mendukung perubahan paradigma penanggulangan
bencana yang hanya berorientasi pada penanggulangan kedaruratan
bencana, perlu juga berorientasi pada mitigasi dan kesiapsiagaan
penanggulangan bencana yang terkonsentrasi pada pencegahan dan
pengurangan risiko bencana;
bahwa untuk melaksanakan mitigasi dan kesiapsiagaan
penanggulangan bencana, diperlukan adanya peran masyarakat
dalam suatu wadah formal berbasis masyarakat, dari, oleh, dan
untuk masyarakat melalui pembentukan Kampung Siaga Bencana;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Menteri
Sosial tentang Kampung Siaga Bencana;
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor L2 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor a$afl;
b.
d.
Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
2.
3.
4.
5.
6.
7.
B.
MENTERI SOSEAL
REFUBLIK INDONESIA
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor LZ6, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4a37);
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan
Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 66 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor a7B);
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan
Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
a967);
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang penanganan
Fakir Miskin (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5235);
Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000 tentang Dana
Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000
Nomor 201, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4021) sebagaimana telah diubah dengan peraturan
Pemerintah Nomor 84 Tahun 2001 tentang perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000 tentang Dana
Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001
Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4165);
Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tata Cara
Pertanggungjawaban Kepala Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 209, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor a027);
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor L40, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4578);
Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
MENTERI SOSIAL
REFUBLIK TNDONESIA
Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang pedoman
Pembinaan dan Pengawasan penyelenggaraan pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor a593);
Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah pada pemerintah,
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah
Kepada Dewan Penvakilan Rakyat Daerah, dan Informasi
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomoi 19,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara pemerintah,
Pemerintahan Daerah Propinsi, Dan pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737);
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang organisasi
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor aTal;
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang pedoman
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
Peraturan Pemerintah Nomor 2L Tahun 2009 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 42, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4g2B);
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2009 tentang
Pendanaan dan Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 43, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor aS29);
Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
MENTERI SOSIAI.
REPUBLIK INBONES$A
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang peran Serta
Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Non pemerintah
Dalam Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 44, fambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor a830);
Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang pembentukan
dan Organisasi Kementerian Negara;
Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan,
Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara seta Susunan Organisasi,
Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana diubah
terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59
Tahun 2007
Peraturan Menteri Sosial Nomor I29|HUK|200B tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Sosial Daerah Provinsi dan Daerah
Kabupaten/Kota;
Keputusan Menteri Sosial Nomor BllHUKlZ}l0 tentang panduan
Perencanaan Pembiayaan Pencapaian SPM bidang Sosial Daerah
Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota;
Peraturan Menteri Sosial Nomor 86/HUK/2010, tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Sosial Republik Indonesia;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN MENTERI SOSIALTENTANG KAMPUNG SIAGA BENCANA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Kampung Siaga Bencana yang selanjutnya disebut KSB adalah wadah penanggulangan
bencana berbasis masyarakat yang dijadikan kawasan/tempat untuk program
penanggulangan bencana.
16.
17.
19.
2L.
22.
Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
2.
3.
4.
5.
6.
7.
NNSNTERI SOSIAI.
REPUBLIK INBONESI,A
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam
dan/atau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
psikologis.
Penanggulangan Bencana adalah keseluruhan aspek perencanaan kebijakan
pembangunan yang berisiko bencana yang meliputi pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan yang mencakup kegiatan sebelum, pada saat, dan setelah terjadinya
bencana yang terdiri dari pencegahan bencana, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap
darurat dan pemulihan kembali kondisi yang lebih baik sebagai akibat dampak
bencana.
Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi
bencana melalui pengorganisasian sefta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya
guna.
Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana.
Taruna Siaga Bencana yang selanjutnya disebut TAGANA adalah relawan berasal dari
masyarakat yang memiliki kepedulian dan aktif dalam penanggulangan bencana bidang
perlindungan sosial.
Lumbung Sosial adalah bangunan permanen sebagai tempat penyimpanan dan
persediaan barang-barang kesiapsiagaan penanggulangan bencana yang dilengkapi
dengan papan nama berukuran minimal 1 x 1 meter yang bertuliskan Lumbung Sosial
Penanggulangan Bencana disertai dengan Logo Kementerian Sosial dan Pemerintah
Daerah.
B. Gardu Sosial adalah bangunan permanen sebagai sekretariat KSB yang dilengkapi
dengan papan nama berukuran minimal 1 x 1 meter yang bertuliskan identitas Gardu
Sosial Kampung Siaga Bencana setempat dan Logo Kementerian Sosial serta
Pemerintah Daerah.
9. Kearifan lokal adalah cara-cara dan praktik-praktik yang dikembangkan oleh
sekelompok masyarakat, yang berasal dari pemahaman mendalam akan lingkungan
setempat, yang terbentuk dan tinggal di tempat tersebut secara turun-temurun yang
berkaitan dengan penanggulangan bencana,
Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
10.
11.
MENTERI SOSIAL
REFUBLIK INDONESIA
Pemerintah pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia
yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun L945.
Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota dan perangkat daerah
sebagai urusan penyelenggara pemerintah daerah.
BAB II
MAKSUD, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP
Pasal 2
KSB dibentuk dengan maksud untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat dari
ancaman dan risiko bencana dengan cara menyelenggarakan kegiatan pencegahan dan
penanggulangan bencana berbasis masyarakat melalui pemanfaatan sumber daya alam dan
manusia yang ada pada lingkungan setempat.
Pasal 3
Pembentukan KSB bertujuan untuk :
a. memberikan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang bahaya dan risiko
bencana;
b. membentuk jejaring siaga bencana berbasis masyarakat dan memperkuat interaksi
sosial anggota masyarakat;
mengorganisasikan masyarakat terlatih siaga bencana;
menjamin terlaksananya kesiapsiagaan bencana berbasis masyarakat yang
berkesinambungan; dan
e. mengoptimalkan potensi dan sumber daya untuk penanggulangan bencana.
Pasal 4
Ruang lingkup peraturan ini mengatur mengenai Pembentukan KSB, Keanggotaan Tim,
Pelaksanaan Kegiatan, Kewenangan Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah
kabupaten/kota, Pendanaan, Pemantauan dan Evaluasi, Pembinaan dan Pengawasan,
Pelaporan KSB.
c.
d.
Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
(1)
(2)
MENTERI SOSIAL
REPUBUK INDONESIA
BAB III
PEMBENTUKAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 5
KSB ditetapkan oleh bupati/walikota.
Masya rakat dapat mengusu lka n pem bentukan KSB kepada bupati/wa likota.
Bagian Kedua
Syarat
Pasal 6
KSB harus memenuhi syarat-syarat :
a, daerah yang akan dibentuk sebagai KSB harus memiliki kerawanan terhadap jenis
bencana tertentu; dan
b. adanya kesiapan dan peran sefta aktif masyarakat yang bermukim di daerah rawan
bencana untuk membentuk KSB.
Pasal 7
Pada saat penetapan, KSB harus mempunyai kelengkapan berupa Gardu Sosial dan
Lumbung Sosial.
Pasal B
(1) Gardu sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 merupakan bangunan permanen
sebagai sekretariat KSB yang dilengkapi dengan:
a. direktori penanggulangan bencana; dan
b. papan nama berukuran minimal 1 x 1 meter yang bertuliskan identitas Gardu Sosial
Kampung Siaga Bencana setempat dan Logo Kementerian Sosial serta Pemerintah
Daerah.
Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
IUENTERI SOSIA!.
REPUBI-IK INOONESIA
(2) Direktori sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas:
a. Standar Operasional Prosedur penanggulangan bencana setempat yang terintegrasi
dengan sistem penanggulangan bencana daerah dan nasional;
b. Peta Kawasan yang menggambarkan kondisi atau tingkat kerawanan, kerentanan
masyarakat terhadap bencana dan atau risiko bencana; dan
c. Potensi dan sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung
penanggulangan bencana di daerah setempat seperti kearifan lokal.
(3) Papan nama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b bentuknya sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Peraturan ini.
Pasal 9
(1) Lumbung Sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 merupakan bangunan permanen
sebagai tempat penyimpanan dan persediaan barang-barang kesiapsiagaan
penanggulangan bencana.
(2) Lumbung sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi dengan papan nama
berukuran minimal 1 x 1 meter yang bertuliskan Lumbung Sosial Penanggulangan
Bencana diseftai dengan Logo Kementerian Sosial dan/atau pemerintah daerah.
(3) Papan nama sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bentuknya sebagaimana tercantum
dalam Lampiran Peraturan ini.
Bagian Ketiga
Tata Cara Pembentukan KSB
Pasal 10
Masyarakat di daerah rawan bencana melakukan musyawarah untuk memilih
keanggotaan Tim KSB.
T]m KSB mengusulkan penetapan KSB kepada bupati/walikota melalui dinas/instansi
sosial yang dilengkapi dengan rekomendasi kepala desa/lurah dan camat setempat.
Bupati/walikota menetapkan nama, lokasi, dan Tim KSB.
(1)
(2)
8
(3)
Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
IUENTERI SOSIAL
REFUBLIK INBONESIA
BAB IV
KEANGGOTAAN TIM
Pasal 11
Tim KSB terdiri atas:
a. Pengurus; dan
b. Anggota.
Pasal 12
(1) Pengurus KSB terdiri atas Ketua, Sekretaris dan Bendahara serta dibantu paling sedikit
oleh 4 (empat) bagian yang terdiri atas:
a. bagian evakuasi;
b. bagian dapur umum;
c. bagian logistik; dan
d. bagian hunian sementara.
(2) Pengurus KSB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari unsur masyarakat
dan/atau TAGANA.
(3) Jangka waktu kepengurusan KSB selama 3 (tiga) tahun untuk selanjutnya dipilih
kembali,
Pasal 13
(1) Keanggotaan Tim KSB berjumlah 30 (tiga puluh) sampai dengan 50 (lima puluh) orang
yang berasal dari masyarakat.
(2) Keanggotaan Tm KSB sebagaimana dimakud pada ayat (1) harus memenuhi syarat:
a. bersifat sukarela;
b. telah mengikuti pelatihan penanggulangan bencana atau sejenis yang dilaksanakan
oleh dinas/instansi sosial kabupaten/kota, provinsi, atau Kementerian Sosial; dan
c. bertempat tinggal di kawasan dimaksud.
9
Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
fiTENTERI SOSIAL
REPUBLIK INDONESIA
Pasal 14
(1) Pengurus KSB mempunyai tugas :
a. merencanakan dan menyusun kegiatan kerja;
b. mengevaluasi pelaksanaan kegiatan;
c. menyampaikan laporan pelaksanaan KSB setiap tahun kepada dinas/instansi sosial
atau Kementerian Sosial; dan
d. melaksanakan koordinasi dengan pemangku kepentingan dalam penanggulangan
bencana.
(2) Anggota Tim KSB mempunyai tugas sesuai dengan bagian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12 ayat (1),
BAB V
PELAKSANMN KEGIATAN
Pasal 15
(1) Kegiatan KSB dilakanakan oleh Tlm KSB.
(2) Kegiatan KSB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. sosialisasi, penyuluhan, atau kegiatan penyadaran masyarakat tentang bahaya
bencana;
b. menyiapkan sistem peringatan dini lokal;
c. pendataan dan pemetaan daerah rawan bencana lokal termasuk jalur evakuasi;
d. menginventarisasi potensi dan sumber daya yang ada di wilayah rawan bencana;
e. membuat lumbung bencana sebagai kesiapan logistik lokal;
f. melaksanakan pelatihan tenaga bencana di tingkat lokal bekerjasama dengan
instansi atau pihak terkait;
g. melaksanakan simulasi (gladi bencana) sesuai jenis dan kerawanan bencana secara
periodik sesuai kebutuhan;
h. membentuk jejaring kerja dengan pihak terkait;
i. melaksanakan apel lokal siaga bencana pada waktu tertentu;
j. melakukan pendataan korban bencana dan tindakan awal penanggulangan bencana
apabila terjadi bencana;
k. melaksanakan upaya-upaya pengurangan resiko lain dalam menghadapi
kemungkinan terjadi bencana; dan
l. membantu seluruh pihak dalam upaya pemulihan sosial.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kegiatan KSB sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial.
10
Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
NilENTERI SOSIAL
REPUBLIK INDONES$A
BAB VI
KEWENANGAN
Bagian Kesatu
Pemerintah
Pasal 16
Menteri memiliki kewenangan :
a. merumuskan dan menetapkan kebijakan KSB;
b. memfasilitasi pelaksanaan kegiatan pembentukan dan peningkatan
kemampuan KSB;
c. melaksanakan pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan KSB yang
kapasitas sefta
dilaksanakan di
daerah;
d. melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan KSB;
e. melakukan koordinasi dengan instansi sosial provinsi atau kabupaten/kota terhadap
KSB; dan
f . menghimpun dan mengkompilasikan data KSB tingkat nasional.
Bagian Kedua
Pemerintah Provinsi
Pasal 17
Gubernur memiliki kewenangan:
a. mengoordinasikan pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan KSB antar
kabupaten/kota di wilayahnya;
b. melakukan kerjasama dengan provinsi lain dan kabupaten/kota di provinsi lain serta
fasilitasi kerjasama antar kabupaten/kota di wilayahnya;
c. melakukan kerjasama dengan pemangku kepentingan lainnya;
d. melakukan penguatan kapasitas kelembagaan, peningkatan sumber daya manusia,
pendanaan untuk pelaksanaan KSB;
e. memfasilitasi pelaksanaan kegiatan pembentukan dan peningkatan kapasitas sefta
kemampuan KSB;
f . menghimpun dan mengkompilasikan data KSB tingkat provinsi; dan
g. melakukan pengembangan KSB.
11
Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
HIENTERI SOSIAL
REPUBE-IK INDONESIA
Bagian Ketiga
Pemerintah Kabupaten/Kota
Pasal 18
Bupati atau Walikota dalam melaksanakan keb'rjakan, program, dan kegiatan KSB memiliki
kewenangan:
a. mengoordinasikan pelaksanaan keb'ljakan, program, dan kegiatan KSB;
b. melakukan kerjasama dengan kabupaten/kota lain di dalam dan di luar provinsi
c. menguatkan kapasitas kelembagaan, peningkatan sumber daya manusia dan
pendanaan untuk pelaksanaan pembentukan dan peningkatan kapasitas sefta
kemampuan KSB;
d. melaksanakan kegiatan pembentukan dan peningkatan kapasitas serta kemampuan
KSB;
e. melakukan kerjasama dengan pemangku kepentingan lainnya;
f . melakukan pendataan KSB; dan
g. melakukan pengembangan KSB,
BAB VII
PENDANMN
Pasal 19
(1) Sumber pendanaan pelaksanaan kegiatan KSB meliputi :
a. Anggaran Pendapatan Belanja Negara;
b. anggaran pendapatan belanja daerah provinsi;
c. anggaran pendapatan belanja daerah kabupaten/kota;
d. sumbangan masyarakat;
e. dana yang disisihkan dari badan usaha sebagai kewajiban dan tanggung jawab
sosial;
bantuan asing sesuai dengan keb'rjakan pemerintah dan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan/atau
sumber pendanaan yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(2) Penyediaan dana bagi pelakanaan kegiatan KSB sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dialokasikan oleh Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah
kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya dan peraturan perundang-undangan.
t.
L2
Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
MENTERI SOSIAL
REPUBLIK INDONESIA
BAB VIII
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Pasal 20
(1) Menteri, gubernur, bupati/walikota melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan
keb'rjakan, program, dan kegiatan KSB.
(2) Pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan untuk mewujudkan
sinergi, kesinambungan, dan efektifitas langkah-langkah secara terpadu dalam
pelaksanaan keb'rjakan, program, dan kegiatan KSB.
(3) Pemantauan dilakukan secara berkala melalui koordinasi dan pemantauan langsung
terhadap pelaksanaan dalam keb'rjakan, program, dan kegiatan KSB.
Pasal 21
Menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya melakukan
evaluasi mengenai pelakanaan keb'rjakan, program, dan kegiatan pada akhir tahun
anggaran.
Hasil evaluasi pelaksanaan kebijakan, program, dan kegiatan KSB sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk perencanaan tahun berikutnya dalam
rangka perbaikan program.
Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
BAB IX
PEMBINMN DAN PENGAWASAN
Pasal 22
Menteri melakukan pembinaan dan pengawasan atas pelaksanaan kebijakan, program,
dan kegiatan KSB kepada pemerintah provinsi.
Gubernur melakukan pembinaan dan pengawasan atas pelaksanaan keb.rjakan,
program, dan kegiatan KSB kepada pemerintah kabupaten/kota.
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
(3) Bupati/walikota melakukan
KSB.
IbIENTERI SOSIAL
REPUBLIK INSONESIA
pembinaan dan pengawasan atas pelaksanaan kegiatan
Pasal 23
Masyarakat dapat melakukan pengawasan terhadap kegiatan KSB sesuai dengan
mekanisme dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 24
Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal ZZ dan pasal 23
dimaksudkan untuk memberikan motivasi dan arahan teknis guna keberlanjutan kegiatan
KSB.
BAB X
PELAPORAN
Pasal 25
(1) Setiap KSB wajib membuat laporan tertulis mengenai pelaksanaan kegiatan kepada
bupati/walikota.
(2) Bupati/Walikota berkewajiban menyampaikan laporan tertulis mengenai pelaksanaan
KSB di wilayahnya kepada Gubernur.
(3) Gubernur berkewajiban menyampaikan laporan tertulis mengenai pelaksanaan KSB di
wilayahnya kepada Menteri dengan tembusan kepada Menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang dalam negeri.
(4) Pelaporan pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dilakukan
setiap tahun.
(5) Bentuk dan tata cara pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan.
t4
Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
MENTERI SOSIAL
REPUBLIK INDONESIA
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 26
Peraturan ini ditetapkan oleh Menteri sebagai Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria
(NSPK) dalam pembentukan dan pengembangan KSB.
Pasal 27
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini
dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 24 0ktober 20LL
MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,
f/nt-
SALIM SEGAF AL JUFRI
Diundangkan di Jakafta
pada tanggal 4 NoPenber 2011
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2OLL NOMOR 693
AMIR SYAMSUDIN
15
Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
MENTERI SOSIAL
REPUBTIK INDONESIA
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI SOSIAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 128 TAHUN 20tt
TENTANG
I(AMPUNG SIAGA BENCANA
Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
MENTERI SOSIAL
REPUBLIK INDONESIA
Contoh
Identitas Kampung Siaga Bencana
Kaos Pengurus Kampung Siaga Bencana (KSB)
Spesifikasi :
Warna Dasar = Biru Laut (Seperti warna Mobil RTU Kementerian Sosial RI)
Ukuran = Disesuaikan dengan fisik (postur) tubuh pengurus KSB
Bentuk leher kaos = Berkerah
Logo
Kementerian
Sosial
Tamoak Deoan
TamDak Belakanq
Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
fiTENTERI SOSIAL
REPUBLIK INBONESIA
Contoh
Papan Nama
Lumbung Sosial
Kampung Siaga Bencana
I
V
+
I meter
1,5-2,5Meter
4
Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
MEHTERISOSIAL
REPUBLIK INDONESIA
Ukuran gambar disesuaikan karena bukan 1 x 1 m
Contoh
Papan Nama
Gardu Sosial
Kampung Siaga Bencana
meter
I
Y
+
I meter
,5-2,5MeterI
Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Permensos no. 29 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 29 tahun 2012 idn journalPermensos no. 29 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 29 tahun 2012 idn journalIdnJournal
 
Perbup no.-23-ttg-pedoman-umum-penyaluran-belanja-tidak-terduga-btt-ta-2010
Perbup no.-23-ttg-pedoman-umum-penyaluran-belanja-tidak-terduga-btt-ta-2010Perbup no.-23-ttg-pedoman-umum-penyaluran-belanja-tidak-terduga-btt-ta-2010
Perbup no.-23-ttg-pedoman-umum-penyaluran-belanja-tidak-terduga-btt-ta-2010ppbkab
 
Pergub 32 tahun 2009 (1)
Pergub 32 tahun 2009 (1)Pergub 32 tahun 2009 (1)
Pergub 32 tahun 2009 (1)tikdiskes
 
Peraturan Bupati Bogor tentang PSBB Kabupaten Bogor
Peraturan Bupati Bogor tentang PSBB Kabupaten BogorPeraturan Bupati Bogor tentang PSBB Kabupaten Bogor
Peraturan Bupati Bogor tentang PSBB Kabupaten BogorPrabariniKartika
 
Perda nomor 6 tahun 2010 ttg pajak daerah kota kediri kos (kirim)
Perda nomor 6 tahun 2010 ttg pajak daerah kota kediri kos (kirim)Perda nomor 6 tahun 2010 ttg pajak daerah kota kediri kos (kirim)
Perda nomor 6 tahun 2010 ttg pajak daerah kota kediri kos (kirim)fionarazqa
 
7 perda 2015 ttg penyelenggaraan administrasi kependudukan
7 perda 2015 ttg penyelenggaraan administrasi kependudukan7 perda 2015 ttg penyelenggaraan administrasi kependudukan
7 perda 2015 ttg penyelenggaraan administrasi kependudukanfionarazqa
 
Pp no 14 tahun 2016 (penjelasan pp nomor 14 tahun 2016)
Pp no 14 tahun 2016 (penjelasan pp nomor 14 tahun 2016)Pp no 14 tahun 2016 (penjelasan pp nomor 14 tahun 2016)
Pp no 14 tahun 2016 (penjelasan pp nomor 14 tahun 2016)azhari sofyan
 
Permensos no. 20 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 20 tahun 2012 idn journalPermensos no. 20 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 20 tahun 2012 idn journalIdnJournal
 
PP No 14 tahun 2016 tentang penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman
PP No 14 tahun 2016 tentang penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukimanPP No 14 tahun 2016 tentang penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman
PP No 14 tahun 2016 tentang penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukimanazhari sofyan
 
Perda malinau nomor 10 tentang pengakuan hak adat masyarakat inisiatif dprd
Perda malinau nomor 10 tentang pengakuan hak adat masyarakat inisiatif dprdPerda malinau nomor 10 tentang pengakuan hak adat masyarakat inisiatif dprd
Perda malinau nomor 10 tentang pengakuan hak adat masyarakat inisiatif dprdMedan Comonity
 
Peraturan bupati-no.-1a-pedoman-umum-penggunaan-belanja-tidak-terduga-btt
Peraturan bupati-no.-1a-pedoman-umum-penggunaan-belanja-tidak-terduga-bttPeraturan bupati-no.-1a-pedoman-umum-penggunaan-belanja-tidak-terduga-btt
Peraturan bupati-no.-1a-pedoman-umum-penggunaan-belanja-tidak-terduga-bttppbkab
 
Juknis jamkesmas 2011
Juknis jamkesmas 2011Juknis jamkesmas 2011
Juknis jamkesmas 2011Lintas Rakyat
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pemalang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten PemalangRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pemalang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten PemalangPenataan Ruang
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pekalongan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten PekalonganRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pekalongan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten PekalonganPenataan Ruang
 
Perda kota surabaya no. 2 tahun 2012 idn journal
Perda kota surabaya no. 2 tahun 2012 idn journalPerda kota surabaya no. 2 tahun 2012 idn journal
Perda kota surabaya no. 2 tahun 2012 idn journalIdnJournal
 
10 perda 2015 ttg tanggung jawab sosial perusahaan
10 perda 2015 ttg tanggung jawab sosial perusahaan10 perda 2015 ttg tanggung jawab sosial perusahaan
10 perda 2015 ttg tanggung jawab sosial perusahaanfionarazqa
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jepara
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten JeparaRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jepara
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten JeparaPenataan Ruang
 
Kepmensos no. 50 tahun 2013
Kepmensos no. 50 tahun 2013Kepmensos no. 50 tahun 2013
Kepmensos no. 50 tahun 2013IdnJournal
 

Was ist angesagt? (20)

Permensos no. 29 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 29 tahun 2012 idn journalPermensos no. 29 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 29 tahun 2012 idn journal
 
Perbup no.-23-ttg-pedoman-umum-penyaluran-belanja-tidak-terduga-btt-ta-2010
Perbup no.-23-ttg-pedoman-umum-penyaluran-belanja-tidak-terduga-btt-ta-2010Perbup no.-23-ttg-pedoman-umum-penyaluran-belanja-tidak-terduga-btt-ta-2010
Perbup no.-23-ttg-pedoman-umum-penyaluran-belanja-tidak-terduga-btt-ta-2010
 
Permen no.21 thn 2011
Permen no.21 thn 2011Permen no.21 thn 2011
Permen no.21 thn 2011
 
Pergub 32 tahun 2009 (1)
Pergub 32 tahun 2009 (1)Pergub 32 tahun 2009 (1)
Pergub 32 tahun 2009 (1)
 
Peraturan Bupati Bogor tentang PSBB Kabupaten Bogor
Peraturan Bupati Bogor tentang PSBB Kabupaten BogorPeraturan Bupati Bogor tentang PSBB Kabupaten Bogor
Peraturan Bupati Bogor tentang PSBB Kabupaten Bogor
 
Perda nomor 6 tahun 2010 ttg pajak daerah kota kediri kos (kirim)
Perda nomor 6 tahun 2010 ttg pajak daerah kota kediri kos (kirim)Perda nomor 6 tahun 2010 ttg pajak daerah kota kediri kos (kirim)
Perda nomor 6 tahun 2010 ttg pajak daerah kota kediri kos (kirim)
 
7 perda 2015 ttg penyelenggaraan administrasi kependudukan
7 perda 2015 ttg penyelenggaraan administrasi kependudukan7 perda 2015 ttg penyelenggaraan administrasi kependudukan
7 perda 2015 ttg penyelenggaraan administrasi kependudukan
 
Pp no 14 tahun 2016 (penjelasan pp nomor 14 tahun 2016)
Pp no 14 tahun 2016 (penjelasan pp nomor 14 tahun 2016)Pp no 14 tahun 2016 (penjelasan pp nomor 14 tahun 2016)
Pp no 14 tahun 2016 (penjelasan pp nomor 14 tahun 2016)
 
Permensos no. 20 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 20 tahun 2012 idn journalPermensos no. 20 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 20 tahun 2012 idn journal
 
PP No 14 tahun 2016 tentang penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman
PP No 14 tahun 2016 tentang penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukimanPP No 14 tahun 2016 tentang penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman
PP No 14 tahun 2016 tentang penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman
 
Perda malinau nomor 10 tentang pengakuan hak adat masyarakat inisiatif dprd
Perda malinau nomor 10 tentang pengakuan hak adat masyarakat inisiatif dprdPerda malinau nomor 10 tentang pengakuan hak adat masyarakat inisiatif dprd
Perda malinau nomor 10 tentang pengakuan hak adat masyarakat inisiatif dprd
 
Peraturan bupati-no.-1a-pedoman-umum-penggunaan-belanja-tidak-terduga-btt
Peraturan bupati-no.-1a-pedoman-umum-penggunaan-belanja-tidak-terduga-bttPeraturan bupati-no.-1a-pedoman-umum-penggunaan-belanja-tidak-terduga-btt
Peraturan bupati-no.-1a-pedoman-umum-penggunaan-belanja-tidak-terduga-btt
 
Juknis jamkesmas 2011
Juknis jamkesmas 2011Juknis jamkesmas 2011
Juknis jamkesmas 2011
 
RUU APBN 2011
RUU APBN 2011RUU APBN 2011
RUU APBN 2011
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pemalang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten PemalangRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pemalang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pemalang
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pekalongan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten PekalonganRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pekalongan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pekalongan
 
Perda kota surabaya no. 2 tahun 2012 idn journal
Perda kota surabaya no. 2 tahun 2012 idn journalPerda kota surabaya no. 2 tahun 2012 idn journal
Perda kota surabaya no. 2 tahun 2012 idn journal
 
10 perda 2015 ttg tanggung jawab sosial perusahaan
10 perda 2015 ttg tanggung jawab sosial perusahaan10 perda 2015 ttg tanggung jawab sosial perusahaan
10 perda 2015 ttg tanggung jawab sosial perusahaan
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jepara
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten JeparaRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jepara
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jepara
 
Kepmensos no. 50 tahun 2013
Kepmensos no. 50 tahun 2013Kepmensos no. 50 tahun 2013
Kepmensos no. 50 tahun 2013
 

Ähnlich wie Permensos no. 128 tahun 2011 idn journal

2011 Perda penyelenggaraan bencana
2011 Perda penyelenggaraan bencana2011 Perda penyelenggaraan bencana
2011 Perda penyelenggaraan bencanaPA_Klaten
 
Perda Penanggulangan Kemiskinan
Perda Penanggulangan KemiskinanPerda Penanggulangan Kemiskinan
Perda Penanggulangan KemiskinanArifuddin Ali.
 
Perka bnpb 3 2008 pedoman pembentukan bpbd
Perka bnpb 3 2008  pedoman pembentukan bpbdPerka bnpb 3 2008  pedoman pembentukan bpbd
Perka bnpb 3 2008 pedoman pembentukan bpbdfswardhana134680
 
PENANGGULANGAN KEMISKINAN
PENANGGULANGAN KEMISKINANPENANGGULANGAN KEMISKINAN
PENANGGULANGAN KEMISKINANPemdes Wonoyoso
 
Perda_Nomor_17_Tahun_2012.pdf
Perda_Nomor_17_Tahun_2012.pdfPerda_Nomor_17_Tahun_2012.pdf
Perda_Nomor_17_Tahun_2012.pdfRPLUNSULBAR9
 
Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019
Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019
Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019Pemdes Seboro Sadang
 
Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019
Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019
Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019Pemdes Seboro Sadang
 
Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019
Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019
Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019Pemdes Seboro Sadang
 
No. 1a Tentang pedoman umum penggunaan belanja tidak terduga (btt)
No. 1a Tentang pedoman umum penggunaan belanja tidak terduga (btt)No. 1a Tentang pedoman umum penggunaan belanja tidak terduga (btt)
No. 1a Tentang pedoman umum penggunaan belanja tidak terduga (btt)kabupaten_pakpakbharat
 
06. perdes rkp desa 2017
06. perdes rkp desa 201706. perdes rkp desa 2017
06. perdes rkp desa 2017Agus Turyono
 
Permendagri no 21 thn 2011
Permendagri no 21 thn 2011Permendagri no 21 thn 2011
Permendagri no 21 thn 2011Bulan Sabit
 
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA TAHUN 2020-2025
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA TAHUN 2020-2025RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA TAHUN 2020-2025
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA TAHUN 2020-2025Pemdes Wonoyoso
 
Peraturan Desa Pencil Nomor 6 Tahun 2015
Peraturan Desa Pencil Nomor 6 Tahun 2015Peraturan Desa Pencil Nomor 6 Tahun 2015
Peraturan Desa Pencil Nomor 6 Tahun 2015Teguh Supriyadi
 
Perda No.9 Tahun 2011 tentang RTRW Kab.Bima tahun 2011 2031
Perda No.9 Tahun 2011 tentang RTRW Kab.Bima tahun 2011 2031Perda No.9 Tahun 2011 tentang RTRW Kab.Bima tahun 2011 2031
Perda No.9 Tahun 2011 tentang RTRW Kab.Bima tahun 2011 2031FannyaAyuniar
 
Perka bnpb-3-2008 pedoman-pembentukan-bpbd
Perka bnpb-3-2008 pedoman-pembentukan-bpbdPerka bnpb-3-2008 pedoman-pembentukan-bpbd
Perka bnpb-3-2008 pedoman-pembentukan-bpbdAgus Hariadi
 
2. PERDES DESA MASSENRENGPULU TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEME...
2. PERDES DESA MASSENRENGPULU TENTANG  SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEME...2. PERDES DESA MASSENRENGPULU TENTANG  SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEME...
2. PERDES DESA MASSENRENGPULU TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEME...fahmironi
 

Ähnlich wie Permensos no. 128 tahun 2011 idn journal (20)

2011 Perda penyelenggaraan bencana
2011 Perda penyelenggaraan bencana2011 Perda penyelenggaraan bencana
2011 Perda penyelenggaraan bencana
 
Perda Penanggulangan Kemiskinan
Perda Penanggulangan KemiskinanPerda Penanggulangan Kemiskinan
Perda Penanggulangan Kemiskinan
 
Perka bnpb 3 2008 pedoman pembentukan bpbd
Perka bnpb 3 2008  pedoman pembentukan bpbdPerka bnpb 3 2008  pedoman pembentukan bpbd
Perka bnpb 3 2008 pedoman pembentukan bpbd
 
Sk tkp2 k des redisari 2017
Sk tkp2 k des redisari 2017Sk tkp2 k des redisari 2017
Sk tkp2 k des redisari 2017
 
PENANGGULANGAN KEMISKINAN
PENANGGULANGAN KEMISKINANPENANGGULANGAN KEMISKINAN
PENANGGULANGAN KEMISKINAN
 
Perda_Nomor_17_Tahun_2012.pdf
Perda_Nomor_17_Tahun_2012.pdfPerda_Nomor_17_Tahun_2012.pdf
Perda_Nomor_17_Tahun_2012.pdf
 
Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019
Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019
Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019
 
Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019
Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019
Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019
 
Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019
Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019
Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019
 
No. 1a Tentang pedoman umum penggunaan belanja tidak terduga (btt)
No. 1a Tentang pedoman umum penggunaan belanja tidak terduga (btt)No. 1a Tentang pedoman umum penggunaan belanja tidak terduga (btt)
No. 1a Tentang pedoman umum penggunaan belanja tidak terduga (btt)
 
06. perdes rkp desa 2017
06. perdes rkp desa 201706. perdes rkp desa 2017
06. perdes rkp desa 2017
 
Perbup 26 tahun 2015
Perbup 26 tahun 2015Perbup 26 tahun 2015
Perbup 26 tahun 2015
 
Perdes kemiskinan
Perdes kemiskinanPerdes kemiskinan
Perdes kemiskinan
 
Permendagri no 21 thn 2011
Permendagri no 21 thn 2011Permendagri no 21 thn 2011
Permendagri no 21 thn 2011
 
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA TAHUN 2020-2025
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA TAHUN 2020-2025RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA TAHUN 2020-2025
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA TAHUN 2020-2025
 
Peraturan Desa Pencil Nomor 6 Tahun 2015
Peraturan Desa Pencil Nomor 6 Tahun 2015Peraturan Desa Pencil Nomor 6 Tahun 2015
Peraturan Desa Pencil Nomor 6 Tahun 2015
 
Perdes rpjm desa 2016 2018
Perdes rpjm desa  2016 2018Perdes rpjm desa  2016 2018
Perdes rpjm desa 2016 2018
 
Perda No.9 Tahun 2011 tentang RTRW Kab.Bima tahun 2011 2031
Perda No.9 Tahun 2011 tentang RTRW Kab.Bima tahun 2011 2031Perda No.9 Tahun 2011 tentang RTRW Kab.Bima tahun 2011 2031
Perda No.9 Tahun 2011 tentang RTRW Kab.Bima tahun 2011 2031
 
Perka bnpb-3-2008 pedoman-pembentukan-bpbd
Perka bnpb-3-2008 pedoman-pembentukan-bpbdPerka bnpb-3-2008 pedoman-pembentukan-bpbd
Perka bnpb-3-2008 pedoman-pembentukan-bpbd
 
2. PERDES DESA MASSENRENGPULU TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEME...
2. PERDES DESA MASSENRENGPULU TENTANG  SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEME...2. PERDES DESA MASSENRENGPULU TENTANG  SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEME...
2. PERDES DESA MASSENRENGPULU TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEME...
 

Mehr von IdnJournal

Permenkes no. 28 tahun 2014
Permenkes no. 28 tahun 2014Permenkes no. 28 tahun 2014
Permenkes no. 28 tahun 2014IdnJournal
 
Se mendagri no. 900 tahun 2014
Se mendagri no. 900 tahun 2014Se mendagri no. 900 tahun 2014
Se mendagri no. 900 tahun 2014IdnJournal
 
Perpres no. 109 tahun 2013
Perpres no. 109 tahun 2013Perpres no. 109 tahun 2013
Perpres no. 109 tahun 2013IdnJournal
 
Perpres no. 108 tahun 2013
Perpres no. 108 tahun 2013Perpres no. 108 tahun 2013
Perpres no. 108 tahun 2013IdnJournal
 
Permenkes no. 71 tahun 2013
Permenkes no. 71 tahun 2013Permenkes no. 71 tahun 2013
Permenkes no. 71 tahun 2013IdnJournal
 
Permenkes no. 19 tahun 2014
Permenkes no. 19 tahun 2014Permenkes no. 19 tahun 2014
Permenkes no. 19 tahun 2014IdnJournal
 
Permendagri no. 61 tahun 2007
Permendagri no. 61 tahun 2007Permendagri no. 61 tahun 2007
Permendagri no. 61 tahun 2007IdnJournal
 
Per bpjs kesehatan no. 1 tahun 2014
Per bpjs kesehatan no. 1 tahun 2014Per bpjs kesehatan no. 1 tahun 2014
Per bpjs kesehatan no. 1 tahun 2014IdnJournal
 
Kepmensos no. 15 tahun 2010
Kepmensos no. 15 tahun 2010Kepmensos no. 15 tahun 2010
Kepmensos no. 15 tahun 2010IdnJournal
 
Kepmenkes no. 326 tahun 2013
Kepmenkes no. 326 tahun 2013Kepmenkes no. 326 tahun 2013
Kepmenkes no. 326 tahun 2013IdnJournal
 
Permensos no. 111 tahun 2009
Permensos no. 111 tahun 2009Permensos no. 111 tahun 2009
Permensos no. 111 tahun 2009IdnJournal
 
Permensos no. 37 tahun 2010
Permensos no. 37 tahun 2010Permensos no. 37 tahun 2010
Permensos no. 37 tahun 2010IdnJournal
 
Permensos no. 17 tahun 2012
Permensos no. 17 tahun 2012Permensos no. 17 tahun 2012
Permensos no. 17 tahun 2012IdnJournal
 
Kepmensos no. 147 tahun 2013
Kepmensos no. 147 tahun 2013Kepmensos no. 147 tahun 2013
Kepmensos no. 147 tahun 2013IdnJournal
 
Kepmensos no. 146 tahun 2013
Kepmensos no. 146 tahun 2013Kepmensos no. 146 tahun 2013
Kepmensos no. 146 tahun 2013IdnJournal
 
Kepmensos no. 70 tahun 2013
Kepmensos no. 70 tahun 2013Kepmensos no. 70 tahun 2013
Kepmensos no. 70 tahun 2013IdnJournal
 
Inpres no. 3 tahun 2010
Inpres no. 3 tahun 2010Inpres no. 3 tahun 2010
Inpres no. 3 tahun 2010IdnJournal
 
Inpres no. 1 tahun 2010
Inpres no. 1 tahun 2010Inpres no. 1 tahun 2010
Inpres no. 1 tahun 2010IdnJournal
 
Se mensos no 2 tahun 2013
Se mensos no 2 tahun 2013Se mensos no 2 tahun 2013
Se mensos no 2 tahun 2013IdnJournal
 
Uu no. 23 tahun 2002 idn journal
Uu no. 23 tahun 2002 idn journalUu no. 23 tahun 2002 idn journal
Uu no. 23 tahun 2002 idn journalIdnJournal
 

Mehr von IdnJournal (20)

Permenkes no. 28 tahun 2014
Permenkes no. 28 tahun 2014Permenkes no. 28 tahun 2014
Permenkes no. 28 tahun 2014
 
Se mendagri no. 900 tahun 2014
Se mendagri no. 900 tahun 2014Se mendagri no. 900 tahun 2014
Se mendagri no. 900 tahun 2014
 
Perpres no. 109 tahun 2013
Perpres no. 109 tahun 2013Perpres no. 109 tahun 2013
Perpres no. 109 tahun 2013
 
Perpres no. 108 tahun 2013
Perpres no. 108 tahun 2013Perpres no. 108 tahun 2013
Perpres no. 108 tahun 2013
 
Permenkes no. 71 tahun 2013
Permenkes no. 71 tahun 2013Permenkes no. 71 tahun 2013
Permenkes no. 71 tahun 2013
 
Permenkes no. 19 tahun 2014
Permenkes no. 19 tahun 2014Permenkes no. 19 tahun 2014
Permenkes no. 19 tahun 2014
 
Permendagri no. 61 tahun 2007
Permendagri no. 61 tahun 2007Permendagri no. 61 tahun 2007
Permendagri no. 61 tahun 2007
 
Per bpjs kesehatan no. 1 tahun 2014
Per bpjs kesehatan no. 1 tahun 2014Per bpjs kesehatan no. 1 tahun 2014
Per bpjs kesehatan no. 1 tahun 2014
 
Kepmensos no. 15 tahun 2010
Kepmensos no. 15 tahun 2010Kepmensos no. 15 tahun 2010
Kepmensos no. 15 tahun 2010
 
Kepmenkes no. 326 tahun 2013
Kepmenkes no. 326 tahun 2013Kepmenkes no. 326 tahun 2013
Kepmenkes no. 326 tahun 2013
 
Permensos no. 111 tahun 2009
Permensos no. 111 tahun 2009Permensos no. 111 tahun 2009
Permensos no. 111 tahun 2009
 
Permensos no. 37 tahun 2010
Permensos no. 37 tahun 2010Permensos no. 37 tahun 2010
Permensos no. 37 tahun 2010
 
Permensos no. 17 tahun 2012
Permensos no. 17 tahun 2012Permensos no. 17 tahun 2012
Permensos no. 17 tahun 2012
 
Kepmensos no. 147 tahun 2013
Kepmensos no. 147 tahun 2013Kepmensos no. 147 tahun 2013
Kepmensos no. 147 tahun 2013
 
Kepmensos no. 146 tahun 2013
Kepmensos no. 146 tahun 2013Kepmensos no. 146 tahun 2013
Kepmensos no. 146 tahun 2013
 
Kepmensos no. 70 tahun 2013
Kepmensos no. 70 tahun 2013Kepmensos no. 70 tahun 2013
Kepmensos no. 70 tahun 2013
 
Inpres no. 3 tahun 2010
Inpres no. 3 tahun 2010Inpres no. 3 tahun 2010
Inpres no. 3 tahun 2010
 
Inpres no. 1 tahun 2010
Inpres no. 1 tahun 2010Inpres no. 1 tahun 2010
Inpres no. 1 tahun 2010
 
Se mensos no 2 tahun 2013
Se mensos no 2 tahun 2013Se mensos no 2 tahun 2013
Se mensos no 2 tahun 2013
 
Uu no. 23 tahun 2002 idn journal
Uu no. 23 tahun 2002 idn journalUu no. 23 tahun 2002 idn journal
Uu no. 23 tahun 2002 idn journal
 

Kürzlich hochgeladen

Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaYogaJanuarR
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)ErhaSyam
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
pengantar    Kapita selekta hukum bisnispengantar    Kapita selekta hukum bisnis
pengantar Kapita selekta hukum bisnisilhamsumartoputra
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptxYudisHaqqiPrasetya
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxEkoPriadi3
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxendang nainggolan
 

Kürzlich hochgeladen (11)

Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
pengantar    Kapita selekta hukum bisnispengantar    Kapita selekta hukum bisnis
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
 

Permensos no. 128 tahun 2011 idn journal

  • 1. Menimbang : a. Mengingat : 1. MENTERI SOSIAL REPUELIK INBONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 1r1gy9p 128 TAHUN 20Ll TENTANG KAMPUNG SIAGA BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA M ENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota perlu disusun Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) dalam program penanggulangan bencana; bahwa guna mendukung perubahan paradigma penanggulangan bencana yang hanya berorientasi pada penanggulangan kedaruratan bencana, perlu juga berorientasi pada mitigasi dan kesiapsiagaan penanggulangan bencana yang terkonsentrasi pada pencegahan dan pengurangan risiko bencana; bahwa untuk melaksanakan mitigasi dan kesiapsiagaan penanggulangan bencana, diperlukan adanya peran masyarakat dalam suatu wadah formal berbasis masyarakat, dari, oleh, dan untuk masyarakat melalui pembentukan Kampung Siaga Bencana; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Menteri Sosial tentang Kampung Siaga Bencana; Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor L2 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a$afl; b. d. Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
  • 2. 2. 3. 4. 5. 6. 7. B. MENTERI SOSEAL REFUBLIK INDONESIA Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor LZ6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4a37); Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a7B); Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a967); Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang penanganan Fakir Miskin (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5235); Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 201, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4021) sebagaimana telah diubah dengan peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2001 tentang perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4165); Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pertanggungjawaban Kepala Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 209, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a027); Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor L40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
  • 3. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. MENTERI SOSIAL REFUBLIK TNDONESIA Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang pedoman Pembinaan dan Pengawasan penyelenggaraan pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a593); Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah pada pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Penvakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomoi 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693); Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi, Dan pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor aTal; Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); Peraturan Pemerintah Nomor 2L Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4g2B); Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2009 tentang Pendanaan dan Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor aS29); Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
  • 4. MENTERI SOSIAI. REPUBLIK INBONES$A Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang peran Serta Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Non pemerintah Dalam Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 44, fambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a830); Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara seta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 Peraturan Menteri Sosial Nomor I29|HUK|200B tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Sosial Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota; Keputusan Menteri Sosial Nomor BllHUKlZ}l0 tentang panduan Perencanaan Pembiayaan Pencapaian SPM bidang Sosial Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota; Peraturan Menteri Sosial Nomor 86/HUK/2010, tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial Republik Indonesia; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI SOSIALTENTANG KAMPUNG SIAGA BENCANA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Kampung Siaga Bencana yang selanjutnya disebut KSB adalah wadah penanggulangan bencana berbasis masyarakat yang dijadikan kawasan/tempat untuk program penanggulangan bencana. 16. 17. 19. 2L. 22. Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
  • 5. 2. 3. 4. 5. 6. 7. NNSNTERI SOSIAI. REPUBLIK INBONESI,A Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Penanggulangan Bencana adalah keseluruhan aspek perencanaan kebijakan pembangunan yang berisiko bencana yang meliputi pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang mencakup kegiatan sebelum, pada saat, dan setelah terjadinya bencana yang terdiri dari pencegahan bencana, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat dan pemulihan kembali kondisi yang lebih baik sebagai akibat dampak bencana. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian sefta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Taruna Siaga Bencana yang selanjutnya disebut TAGANA adalah relawan berasal dari masyarakat yang memiliki kepedulian dan aktif dalam penanggulangan bencana bidang perlindungan sosial. Lumbung Sosial adalah bangunan permanen sebagai tempat penyimpanan dan persediaan barang-barang kesiapsiagaan penanggulangan bencana yang dilengkapi dengan papan nama berukuran minimal 1 x 1 meter yang bertuliskan Lumbung Sosial Penanggulangan Bencana disertai dengan Logo Kementerian Sosial dan Pemerintah Daerah. B. Gardu Sosial adalah bangunan permanen sebagai sekretariat KSB yang dilengkapi dengan papan nama berukuran minimal 1 x 1 meter yang bertuliskan identitas Gardu Sosial Kampung Siaga Bencana setempat dan Logo Kementerian Sosial serta Pemerintah Daerah. 9. Kearifan lokal adalah cara-cara dan praktik-praktik yang dikembangkan oleh sekelompok masyarakat, yang berasal dari pemahaman mendalam akan lingkungan setempat, yang terbentuk dan tinggal di tempat tersebut secara turun-temurun yang berkaitan dengan penanggulangan bencana, Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
  • 6. 10. 11. MENTERI SOSIAL REFUBLIK INDONESIA Pemerintah pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun L945. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota dan perangkat daerah sebagai urusan penyelenggara pemerintah daerah. BAB II MAKSUD, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP Pasal 2 KSB dibentuk dengan maksud untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman dan risiko bencana dengan cara menyelenggarakan kegiatan pencegahan dan penanggulangan bencana berbasis masyarakat melalui pemanfaatan sumber daya alam dan manusia yang ada pada lingkungan setempat. Pasal 3 Pembentukan KSB bertujuan untuk : a. memberikan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang bahaya dan risiko bencana; b. membentuk jejaring siaga bencana berbasis masyarakat dan memperkuat interaksi sosial anggota masyarakat; mengorganisasikan masyarakat terlatih siaga bencana; menjamin terlaksananya kesiapsiagaan bencana berbasis masyarakat yang berkesinambungan; dan e. mengoptimalkan potensi dan sumber daya untuk penanggulangan bencana. Pasal 4 Ruang lingkup peraturan ini mengatur mengenai Pembentukan KSB, Keanggotaan Tim, Pelaksanaan Kegiatan, Kewenangan Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, Pendanaan, Pemantauan dan Evaluasi, Pembinaan dan Pengawasan, Pelaporan KSB. c. d. Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
  • 7. (1) (2) MENTERI SOSIAL REPUBUK INDONESIA BAB III PEMBENTUKAN Bagian Kesatu Umum Pasal 5 KSB ditetapkan oleh bupati/walikota. Masya rakat dapat mengusu lka n pem bentukan KSB kepada bupati/wa likota. Bagian Kedua Syarat Pasal 6 KSB harus memenuhi syarat-syarat : a, daerah yang akan dibentuk sebagai KSB harus memiliki kerawanan terhadap jenis bencana tertentu; dan b. adanya kesiapan dan peran sefta aktif masyarakat yang bermukim di daerah rawan bencana untuk membentuk KSB. Pasal 7 Pada saat penetapan, KSB harus mempunyai kelengkapan berupa Gardu Sosial dan Lumbung Sosial. Pasal B (1) Gardu sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 merupakan bangunan permanen sebagai sekretariat KSB yang dilengkapi dengan: a. direktori penanggulangan bencana; dan b. papan nama berukuran minimal 1 x 1 meter yang bertuliskan identitas Gardu Sosial Kampung Siaga Bencana setempat dan Logo Kementerian Sosial serta Pemerintah Daerah. Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
  • 8. IUENTERI SOSIA!. REPUBI-IK INOONESIA (2) Direktori sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas: a. Standar Operasional Prosedur penanggulangan bencana setempat yang terintegrasi dengan sistem penanggulangan bencana daerah dan nasional; b. Peta Kawasan yang menggambarkan kondisi atau tingkat kerawanan, kerentanan masyarakat terhadap bencana dan atau risiko bencana; dan c. Potensi dan sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung penanggulangan bencana di daerah setempat seperti kearifan lokal. (3) Papan nama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b bentuknya sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini. Pasal 9 (1) Lumbung Sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 merupakan bangunan permanen sebagai tempat penyimpanan dan persediaan barang-barang kesiapsiagaan penanggulangan bencana. (2) Lumbung sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi dengan papan nama berukuran minimal 1 x 1 meter yang bertuliskan Lumbung Sosial Penanggulangan Bencana diseftai dengan Logo Kementerian Sosial dan/atau pemerintah daerah. (3) Papan nama sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bentuknya sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini. Bagian Ketiga Tata Cara Pembentukan KSB Pasal 10 Masyarakat di daerah rawan bencana melakukan musyawarah untuk memilih keanggotaan Tim KSB. T]m KSB mengusulkan penetapan KSB kepada bupati/walikota melalui dinas/instansi sosial yang dilengkapi dengan rekomendasi kepala desa/lurah dan camat setempat. Bupati/walikota menetapkan nama, lokasi, dan Tim KSB. (1) (2) 8 (3) Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
  • 9. IUENTERI SOSIAL REFUBLIK INBONESIA BAB IV KEANGGOTAAN TIM Pasal 11 Tim KSB terdiri atas: a. Pengurus; dan b. Anggota. Pasal 12 (1) Pengurus KSB terdiri atas Ketua, Sekretaris dan Bendahara serta dibantu paling sedikit oleh 4 (empat) bagian yang terdiri atas: a. bagian evakuasi; b. bagian dapur umum; c. bagian logistik; dan d. bagian hunian sementara. (2) Pengurus KSB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari unsur masyarakat dan/atau TAGANA. (3) Jangka waktu kepengurusan KSB selama 3 (tiga) tahun untuk selanjutnya dipilih kembali, Pasal 13 (1) Keanggotaan Tim KSB berjumlah 30 (tiga puluh) sampai dengan 50 (lima puluh) orang yang berasal dari masyarakat. (2) Keanggotaan Tm KSB sebagaimana dimakud pada ayat (1) harus memenuhi syarat: a. bersifat sukarela; b. telah mengikuti pelatihan penanggulangan bencana atau sejenis yang dilaksanakan oleh dinas/instansi sosial kabupaten/kota, provinsi, atau Kementerian Sosial; dan c. bertempat tinggal di kawasan dimaksud. 9 Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
  • 10. fiTENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA Pasal 14 (1) Pengurus KSB mempunyai tugas : a. merencanakan dan menyusun kegiatan kerja; b. mengevaluasi pelaksanaan kegiatan; c. menyampaikan laporan pelaksanaan KSB setiap tahun kepada dinas/instansi sosial atau Kementerian Sosial; dan d. melaksanakan koordinasi dengan pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana. (2) Anggota Tim KSB mempunyai tugas sesuai dengan bagian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1), BAB V PELAKSANMN KEGIATAN Pasal 15 (1) Kegiatan KSB dilakanakan oleh Tlm KSB. (2) Kegiatan KSB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. sosialisasi, penyuluhan, atau kegiatan penyadaran masyarakat tentang bahaya bencana; b. menyiapkan sistem peringatan dini lokal; c. pendataan dan pemetaan daerah rawan bencana lokal termasuk jalur evakuasi; d. menginventarisasi potensi dan sumber daya yang ada di wilayah rawan bencana; e. membuat lumbung bencana sebagai kesiapan logistik lokal; f. melaksanakan pelatihan tenaga bencana di tingkat lokal bekerjasama dengan instansi atau pihak terkait; g. melaksanakan simulasi (gladi bencana) sesuai jenis dan kerawanan bencana secara periodik sesuai kebutuhan; h. membentuk jejaring kerja dengan pihak terkait; i. melaksanakan apel lokal siaga bencana pada waktu tertentu; j. melakukan pendataan korban bencana dan tindakan awal penanggulangan bencana apabila terjadi bencana; k. melaksanakan upaya-upaya pengurangan resiko lain dalam menghadapi kemungkinan terjadi bencana; dan l. membantu seluruh pihak dalam upaya pemulihan sosial. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kegiatan KSB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial. 10 Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
  • 11. NilENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONES$A BAB VI KEWENANGAN Bagian Kesatu Pemerintah Pasal 16 Menteri memiliki kewenangan : a. merumuskan dan menetapkan kebijakan KSB; b. memfasilitasi pelaksanaan kegiatan pembentukan dan peningkatan kemampuan KSB; c. melaksanakan pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan KSB yang kapasitas sefta dilaksanakan di daerah; d. melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan KSB; e. melakukan koordinasi dengan instansi sosial provinsi atau kabupaten/kota terhadap KSB; dan f . menghimpun dan mengkompilasikan data KSB tingkat nasional. Bagian Kedua Pemerintah Provinsi Pasal 17 Gubernur memiliki kewenangan: a. mengoordinasikan pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan KSB antar kabupaten/kota di wilayahnya; b. melakukan kerjasama dengan provinsi lain dan kabupaten/kota di provinsi lain serta fasilitasi kerjasama antar kabupaten/kota di wilayahnya; c. melakukan kerjasama dengan pemangku kepentingan lainnya; d. melakukan penguatan kapasitas kelembagaan, peningkatan sumber daya manusia, pendanaan untuk pelaksanaan KSB; e. memfasilitasi pelaksanaan kegiatan pembentukan dan peningkatan kapasitas sefta kemampuan KSB; f . menghimpun dan mengkompilasikan data KSB tingkat provinsi; dan g. melakukan pengembangan KSB. 11 Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
  • 12. HIENTERI SOSIAL REPUBE-IK INDONESIA Bagian Ketiga Pemerintah Kabupaten/Kota Pasal 18 Bupati atau Walikota dalam melaksanakan keb'rjakan, program, dan kegiatan KSB memiliki kewenangan: a. mengoordinasikan pelaksanaan keb'ljakan, program, dan kegiatan KSB; b. melakukan kerjasama dengan kabupaten/kota lain di dalam dan di luar provinsi c. menguatkan kapasitas kelembagaan, peningkatan sumber daya manusia dan pendanaan untuk pelaksanaan pembentukan dan peningkatan kapasitas sefta kemampuan KSB; d. melaksanakan kegiatan pembentukan dan peningkatan kapasitas serta kemampuan KSB; e. melakukan kerjasama dengan pemangku kepentingan lainnya; f . melakukan pendataan KSB; dan g. melakukan pengembangan KSB, BAB VII PENDANMN Pasal 19 (1) Sumber pendanaan pelaksanaan kegiatan KSB meliputi : a. Anggaran Pendapatan Belanja Negara; b. anggaran pendapatan belanja daerah provinsi; c. anggaran pendapatan belanja daerah kabupaten/kota; d. sumbangan masyarakat; e. dana yang disisihkan dari badan usaha sebagai kewajiban dan tanggung jawab sosial; bantuan asing sesuai dengan keb'rjakan pemerintah dan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan/atau sumber pendanaan yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. (2) Penyediaan dana bagi pelakanaan kegiatan KSB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dialokasikan oleh Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya dan peraturan perundang-undangan. t. L2 Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
  • 13. MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA BAB VIII PEMANTAUAN DAN EVALUASI Pasal 20 (1) Menteri, gubernur, bupati/walikota melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan keb'rjakan, program, dan kegiatan KSB. (2) Pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan untuk mewujudkan sinergi, kesinambungan, dan efektifitas langkah-langkah secara terpadu dalam pelaksanaan keb'rjakan, program, dan kegiatan KSB. (3) Pemantauan dilakukan secara berkala melalui koordinasi dan pemantauan langsung terhadap pelaksanaan dalam keb'rjakan, program, dan kegiatan KSB. Pasal 21 Menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya melakukan evaluasi mengenai pelakanaan keb'rjakan, program, dan kegiatan pada akhir tahun anggaran. Hasil evaluasi pelaksanaan kebijakan, program, dan kegiatan KSB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk perencanaan tahun berikutnya dalam rangka perbaikan program. Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB IX PEMBINMN DAN PENGAWASAN Pasal 22 Menteri melakukan pembinaan dan pengawasan atas pelaksanaan kebijakan, program, dan kegiatan KSB kepada pemerintah provinsi. Gubernur melakukan pembinaan dan pengawasan atas pelaksanaan keb.rjakan, program, dan kegiatan KSB kepada pemerintah kabupaten/kota. (1) (2) (3) (1) (2) Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
  • 14. (3) Bupati/walikota melakukan KSB. IbIENTERI SOSIAL REPUBLIK INSONESIA pembinaan dan pengawasan atas pelaksanaan kegiatan Pasal 23 Masyarakat dapat melakukan pengawasan terhadap kegiatan KSB sesuai dengan mekanisme dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 24 Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal ZZ dan pasal 23 dimaksudkan untuk memberikan motivasi dan arahan teknis guna keberlanjutan kegiatan KSB. BAB X PELAPORAN Pasal 25 (1) Setiap KSB wajib membuat laporan tertulis mengenai pelaksanaan kegiatan kepada bupati/walikota. (2) Bupati/Walikota berkewajiban menyampaikan laporan tertulis mengenai pelaksanaan KSB di wilayahnya kepada Gubernur. (3) Gubernur berkewajiban menyampaikan laporan tertulis mengenai pelaksanaan KSB di wilayahnya kepada Menteri dengan tembusan kepada Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang dalam negeri. (4) Pelaporan pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dilakukan setiap tahun. (5) Bentuk dan tata cara pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan. t4 Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
  • 15. MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA BAB XI KETENTUAN PENUTUP Pasal 26 Peraturan ini ditetapkan oleh Menteri sebagai Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) dalam pembentukan dan pengembangan KSB. Pasal 27 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 24 0ktober 20LL MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, f/nt- SALIM SEGAF AL JUFRI Diundangkan di Jakafta pada tanggal 4 NoPenber 2011 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2OLL NOMOR 693 AMIR SYAMSUDIN 15 Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
  • 16. MENTERI SOSIAL REPUBTIK INDONESIA LAMPIRAN PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 128 TAHUN 20tt TENTANG I(AMPUNG SIAGA BENCANA Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
  • 17. MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA Contoh Identitas Kampung Siaga Bencana Kaos Pengurus Kampung Siaga Bencana (KSB) Spesifikasi : Warna Dasar = Biru Laut (Seperti warna Mobil RTU Kementerian Sosial RI) Ukuran = Disesuaikan dengan fisik (postur) tubuh pengurus KSB Bentuk leher kaos = Berkerah Logo Kementerian Sosial Tamoak Deoan TamDak Belakanq Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
  • 18. fiTENTERI SOSIAL REPUBLIK INBONESIA Contoh Papan Nama Lumbung Sosial Kampung Siaga Bencana I V + I meter 1,5-2,5Meter 4 Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review
  • 19. MEHTERISOSIAL REPUBLIK INDONESIA Ukuran gambar disesuaikan karena bukan 1 x 1 m Contoh Papan Nama Gardu Sosial Kampung Siaga Bencana meter I Y + I meter ,5-2,5MeterI Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review Downloaded from IdnJournal.com | Indonesia Social Welfare Review