SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 79
PETA PEMBERITAAN
  KANDIDAT DAN
   SEBARAN ISU
DALAM PUTARAN II
 PILKADA DKI 2012
LAPORAN HASIL
MEDIA MONITORING PILKADA DKI

  11 JULI – 28 AGUSTUS 2012
         @Immcnews
Latar Belakang
• Jelang gelaran Pilkada DKI Jakarta Putaran kedua,
  IMMC secara khusus memonitoring perkembangan
  pemberitaan media terhadap isu tersebut. Riset
  dilakukan sejak 11 Juli 2012 hingga 28 Agustus
  2012. Riset ini diharapkan dapat memberikan
  sebuah perspektif tentang dinamika Pilkada DKI
  2012 Putaran II dalam berbagai perspektif. Hasil
  riset ini kami olah dalam bentuk rilis.
Metodologi
• Penelitian     menggunakan     metode    purposive
  sampling pada 6 media online terkemuka, yakni:
  Detik, Inilah, Okezone, RMOL, Kompas, VivaNews.
• Proses pengumpulan data dilakukan dari tanggal 11
  Juli – 28 Agustus 2012.
• Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
  mengumpulkan dan menganalisa semua berita
  (content analysis) mengenai Pilkada DKI 2012 serta
  dua pasang kandidat yang maju dalam putaran II
  yaitu: Foke – Nara dan Jokowi – Ahok.
Popularitas Kandidat
                                 •   Pemberitaan kandidat
         Ahok
         19%
                  Foke               sebanyak 3003 dari
                  32%
                                     1535 berita.
                                 •   Jokowi unggul dalam
Jokowi            Nara
                                     jumlah pemberitaan di
 34%              15%                media online nasional
                                     yaitu sebanyak 34%.
                                     Disusul Foke dengan
                         N=300
                                     32%.
Analisa
• Dari hasil monitoring yang dilakukan, tampak dominasi
  pemberitaan media online masih mengacu pada Jokowi
  dengan persentasenya sebesar 34 %. Persentase ini tidak jauh
  berbeda dengan Foke yang mencapai 32 %.
• Hal yang menarik, dominasi pemberitaan juga ditunjukkan
  pasangan Jokowi, Ahok yang juga cukup dominan jika
  dibandingkan dengan pasangan Foke, Nara.
• Konsentrasi media online memang cukup dapat dibaca dari
  komposisi tersebut. Kemenangan “tak terduga” Jokowi pada
  putaran I Pilkada DKI 2012 tentu menjadi daya tarik
  pemberitaan di media online. Baik itu membahas mengenai
  kemenangan yang sudah diraih, strategi apa yang sudah
  dilakukan serta persiapan menghadapi putaran kedua Pilkada
  DKI 2012.
Dinamika Isu
    600
                   567
    500


    400


    300


    200                                                  212         216
                                184                                                              191
                                             137                                   133
    100


      0

            11-17 Juli   18-24 Juli   25-31 Juli   1-7 Agust   8-14 Agust   15-21 Agust   22-28 Agust



•         Dinamika isu Pilkada DKI dalam periode 11 Juli – 28 Agustus 2012
          paling tinggi rentang waktu 11-17 Juli 2012. Hal ini dipengaruhi
          isu hasil quick count dari beberapa lembaga survei.
•         Kenaikan isu kembali terjadi pada rentang waktu 1-7 Agustus
          2012. Hal ini dipengaruhi isu SARA.
Analisa
•   Melihat dari dinamika isu yang terjadi, maka rentang waktu 11 – 17
    Juli 2012 pemberitaan mengenai hasil dari Pilkada DKI 2012 paling
    banyak diberitakan. Hal ini dapat terlihat dari jumlah pemberitaan
    yang mencapai 563 berita.
•   Tingginya pemberitaan juga tidak lepas dari hasil perhitungan cepat
    yang menempatkan Jokowi – Ahok berada pada urutan pertama
    melampaui perkiraan beberapa lembaga survey.
•   Sementara itu, pada periode berikutnya, 18 – 24 Juli
    2012, pemberitaan menurun drastis menjadi 184 berita. Dalam
    periode ini isu Pilkada DKI 2012 hanya berputar pada persiapan
    menuju putaran kedua.
•   Pemberitaan mulai naik kembali pada periode 1 – 7 Agustus 2012. Isu
    SARA yang melibatkan pasangan Jokowi, Ahok dengan Haji Rhoma
    Irama menjadi subjek utama pemberitaan.
Dinamika Pemberitaan
                                               Antar Kandidat
    800

    700

    600

    500

    400
                                                                                  Foke-Nara
    300
                                                                                  Jokowi-Ahok
    200

    100

      0

          11-17 Juli 18-24 Juli 25-31 Juli 1-7 Agust 8-14 Agust   15-21   22-28
                                                                  Agust   Agust

•    Pemberitaan Jokowi-Ahok unggul di periode 11-17 Juli, 18-24 Juli dan 22-28
     Agustus. Pada rentang waktu 11-24 Juli terkait hasil quick count dan analisa
     kemenangan jokowi oleh banyak kalangan.
•    Pemberitaan Foke unggul pada periode 25-24 Juli, 1-7 Agust, 8-14 Agust dan
     15-21 Agust. Pada rentang waktu 1-14 Agustus dipengaruhi isu dukungan PKS
     kepada Foke dan Isu SARA.
Analisa
•   Jika pemberitaan antar pasangan kandidat, Jokowi – Ahok dengan
    Foke - Nara dibandingkan, dapat dilihat pada beberapa periode
    pemberitaan, pasangan Foke – Nara pemberitaannya berada diatas
    Jokowi – Ahok. Hal ini dipicu oleh tingginya intensitas pergerakan
    politik yang dilakukan oleh Foke – Nara terkait dengan mencari
    dukungan kepada beberapa parpol.
•   Untuk pasangan Jokowi – Ahok, media juga membahas mengenai
    pergerakan politik, baik yang dilakukan oleh mereka maupun partai
    pendukung mereka. Namun, kecenderungan pemberitaannya lebih
    pada penyikapan terhadap pergerakan politik dari Foke – Nara. Pada
    tahapan ini, muncul istilah “Gajah Vs Semut” yang seolah merupakan
    gambaran dari Foke Vs Jokowi.
•   Isu SARA yang melibatkan antara Jokowi – Ahok dengan Rhoma
    Irama juga menaikkan pemberitaan dari kedua pasangan pada
    beberapa periode.
Penempatan Berita
 800

 700

 600

 500

 400                                             In Title
 300                                             In News
 200

 100

   0


       Foke     Nara     Jokowi     Ahok
• Jokowi dan Foke banyak menjadi judul berita mengenai
  kandidat.
Analisa
• Jokowi dan Foke menjadi daya tarik pemberitaan bagi media
  online. Hal ini terlihat dari kecenderungan media online
  menggunakan kedua nama kandidat tersebut sebagai judul
  dalam pemberitaan mereka.
• Untuk pasangan mereka, Ahok dan Nara cukup sedikit masuk
  sebagai topik utama pemberitaan. Pada kasus-kasus tertentu
  keduanya muncul sebagai supporting pemberitaan. Hal ini
  terlihat seperti pada pemberitaan Ahok tentang pentingnya
  peran sosial media sebagai media kampanye. Sementara
  untuk Nara, peran supporting ini juga dilakukan saat
  menanggapi kasus kebakaran di Jakarta.
Sumber Berita
       448
 450
                                                                                                          Kandidat
 400
                                                                                                          Tim Sukses
 350
                                                                                                          Parpol
 300               265
                                                        240
                                                                                                    226
                                                                                                          KPUD
 250
                                                  201
                                                                    180                                   Panwaslu
 200
                                                              156
 150
             143                                                                                          Internet
                                                                                         100
 100                                    71                                                                Tokoh Masy
                         54                                               60
                                   48
                                                                                    37
  50                          23
                                             12                                22
                                                                                               11
                                                                                                          Tokoh Agama
   0                                                                                                      Kepolisian
                                                                                                          Lainnya
                    Foke-Nara                                       Jokowi-Ahok

• Kandidat paling banyak menjadi sumber berita.
• Pengamat/akademisi dan lembaga Survey (Lainnya) sering
  menjadi rujukan media dalam memberitakan kandidat.
Analisa
• Sumber pemberitaan dari kandidat masih cukup
  dominan di masing-masing kandidat. Untuk
  pasangan Foke – Nara, sumber pemberitaan dari
  kandidat sebanyak 448 berita, cukup tinggi jika
  dibandingkan dengan pasangan Jokowi – Ahok yang
  hanya sebanyak 240 berita.
• Namun, di tingkatan tim sukses, Timses Jokowi –
  Ahok cukup banyak dijadikan sebagai sumber berita
  oleh media online jika dibandingkan oleh timses
  Foke – Nara.
Isu Terkait Kandidat
    400

    350

    300
                                                            Kampanye
    250
                                                            Dukungan
    200
                                                            Isu Daerah
    150
                                                            Kegiatan
    100
                                                            Survey
     50

      0

           Foke        Nara       Jokowi      Ahok

•     Pemberitaan Foke dan Nara banyak terkait dengan isu dukungan.
•     Sedangkan pemberitaan Jokowi Ahok banyak terkait kampanye.
•     Kandidat yang banyak mengangkat isu daerah adalah Foke dan
      Jokowi.
Analisa
• Foke merupakan kandidat yang paling banyak bicara
  mengenai isu daerah jika dibandingkan oleh Jokowi. Hal ini
  lumrah terjadi mengingat posisi Foke sebagai petahana yang
  tentu saja cukup banyak terlibat dalam isu-isu daerah di
  Jakarta. Terlebih pada bulan Agustus bertepatan dengan
  momen lebaran yang tentu saja membuat peran Foke sebagai
  Gubernur Jakarta cukup banyak terlihat di media online.
• Selain itu, pemberitaan terkait dengan pergerakan politik
  dalam mencari dukungan, tampak bahwa Foke cenderung
  lebih banyak mengundang perhatian media online. Terlebih
  saat PKS, yang pada Pilkada putaran I mencalonkan Hidayat
  Nur Wahid, memutuskan untuk mendukung Foke – Nara pada
  putaran kedua.
Tone Kandidat
  1000
   900
   800
   700                                               Positif Negatif
   600
   500
                                                     Negatif
   400                                               Netral
   300
                                                     Positf
   200
   100
     0

         Foke     Nara      Jokowi    Ahok

• Kandidat yang banyak diberitakan secara positif adalah
  Jokowi.
• Kandidat yang paling sering diberitakan secara negatif adalah
  Foke.
Analisa
• Tendensi pemberitaan Jokowi jauh lebih positif jika
  dibandingkan dengan Foke. Beberapa isu yang
  menjadi pemicu terjadi hal ini, salah satunya adalah
  mengenai SARA. Walaupun dijelaskan bahwa Foke –
  Nara tidak terlibat, namun dalam pemberitaan di
  media online, nama Foke ikut terseret dalam kasus
  tersebut.
Berita Positif
  200
  180
  160
  140                                               Kampanye
  120
  100
                                                    Dukungan
   80                                               Isu Daerah
   60
   40
                                                    Kegiatan
   20
    0

           Foke - Nara        Jokowi - Ahok

• Berita positif Foke-Nara banyak terkait isu dukungan dan
  kegiatan.
• Berita positif Jokowi-Ahok banyak terkait isu dukungan dan
  kampanye.
Analisa
• Pemberitaan Positif untuk pasangan Foke – Nara
  banyak seputar dukungan beberapa partai besar
  kepada pasangan tersebut pada putaran kedua
  nanti. Hal yang sama juga terjadi pada pasangan
  Jokowi – Ahok. Namun pada kasus pasangan
  ini, dukungan lebih ditunjukkan oleh masyarakat dan
  juga tokoh.
Isu Kampanye

 Ahok


Jokowi                                        Black Campign
                                              Kegiatan
  Nara                                        Sosial Media

  Foke

         0   20   40   60    80   100   120


• Dalam isu kampanye, Jokowi-Ahok lebih banyak terkait
  Black Campaign dibanding Foke-Nara.
• Foke-Nara lebih banyak terkait kegiatan kampanye
  dibanding Jokowi-Ahok.
Analisa
• Isu black campaign cenderung lebih banyak
  diterima oleh pasangan Jokowi – Ahok
  dibandingkan dengan Foke – Nara. Salah
  satu yang cukup banyak diberitakan adalah
  mengenai isu SARA yang melibatkan Rhoma
  Irama.
Kampanye : Sosial Media

 Jokowi - Ahok
                                                    Forum/game
                                                    Twiter
                                                    Facebook
   Foke - Nara


                 0   2   4   6   8   10   12   14



• Intensitas penggunaan sosial media sebagai media kampanye
  para kandidat cukup tinggi selama putaran II ini.
• Forum/ game paling banyak diekspose media.
Analisa
• Jokowi – Ahok cukup banyak melakukan
  kegiatan kampanye pada forum sosial
  maupun game. Salah satu yang cukup
  menarik media online adalah peluncuran
  game “Selamatkan Jakarta” dengan konsep
  gameplay seperti Angry Birds. Metode ini
  dianggap cukup menarik bagi beberapa
  kalangan.
Kampanye :
                                 Kegiatan Kandidat
 Ahok

Jokowi
                                                          Kunjungan Ke Masy.
                                                          Internal Partai/ pendukung
  Nara

  Foke
         0   10   20   30   40   50   60   70   80   90




• Seluruh kandidat lebih fokus pada upaya pendekatan ke
  masyarakat dibanding internal parpol/ pendukung.
Analisa
• Kecenderungan kampanye yang dilakukan oleh masing-
  masing pasangan kandidat lebih banyak ditujukan langsung ke
  masyarakat dengan melakukan beberapa kunjungan ke
  wilayah-wilayah seperti pasar tradisional dan perkampungan
  penduduk.
• Sementara untuk konsolidasi di tingkatan internal partai yang
  dilakukan oleh kedua pasangan tidak banyak diekspose
  media.
• Foke merupakan kandidat yang paling banyak melakukan
  kunjungan ke masyarakat. Hal ini terkait dengan posisinya
  sebagai Gubernur DKI serta beberapa momen penting seperti
  Lebaran yang selalu menjadikan Jakarta sebagai salah satu
  fokus pemberitaan.
Kampanye : Black Campaign
  Ahok


 Jokowi                                          Prestasi yg menipu
                                                 Orientasi Politik
  Nara                                           Sara


  Foke

          0   10   20   30   40   50   60   70



• Isu sara paling sering digunakan dalam black campaign.
• Jokowi paling sering diserang terkait isu Sara dan orientasi
  politiknya.
Analisa
• Isu black campaign yang paling banyak diangkat
  dalam rentang waktu 11 Juli – 28 Agustus 2012
  adalah mengenai isu SARA. Jokowi merupakan
  kandidat yang banyak dikaitkan dengan isu SARA.
  Salah satu isu SARA yang cukup mendapat
  perhatian adalah desas–desus mengenai ibu
  kandung Jokowi yang non muslim. Selain itu, isu
  yang menerpa pasangannya, Ahok juga cukup
  banyak diberitakan. Apalagi kasus tersebut juga
  melibatkan figur terkenal, Rhoma Irama.
Dukungan Terhadap
                              Kandidat
  450
  400
  350
  300
  250                                             Foke - Nara
  200                                             Jokowi - Ahok
  150
  100
  50
    0

            Partai          Tokoh/ Masy

• Dukungan Partai lebih banyak diterima Foke-Nara dibanding
  Jokowi-Ahok.
• Sedangkan dukungan dari Tokoh/ Masyarakat lebih banyak
  didapat Jokowi-Ahok dibanding Foke-Nara.
Analisa
• Dalam     konteks   dukungan     partai terkadap
  kandidat, pemberitaan pasangan Foke – Nara cukup
  banyak oleh media online. Hal ini sedikit banyak
  mengindikasikan bahwa dukungan partai ke
  pasangan tersebut dalam menghadapi putaran
  kedua cukup banyak.
• Namun, untuk pasangan Jokowi – Ahok, dukungan
  lebih banyak didapat dari masyarakat.
Dukungan Parpol
 140

 120

 100

 80

 60
                                               Foke - Nara
 40

 20
                                               Jokowi - Ahok
   0




• PKS, PPP dan Golkar paling sering diberitakan terkait
  dukungannya kepada kandidat.
• Jokowi banyak dikaitkan dengan dukungan PKS dan Golkar
  terkait dinamika rencana penetapan dukungan.
Analisa
• Terdapat tiga partai yang mendapat porsi
  pemberitaan cukup banyak terkait dengan
  dukungan parpol. Parpol tersebut antara lain
  PKS, PPP dan Golkar. PKS yang mencalonkan
  Hidayat Nur Wahid pada putaran pertama Pilkada
  DKI 2012, akhirnya menjatuhkan dukungan ke
  pasangan Foke – Nara. Langkah ini cukup menarik
  pemberitaan di media online.
• Sementara untuk Jokowi – Ahok, pemberitaan
  terkait dengan dukungan parpol tidak banyak
  dimuat.
Isu Dukungan Parpol
 100
  90
  80                                         Konsolidasi
  70
                                             Kontrak Politik/ Mahar
  60
  50                                         Komitmen
  40                                         Program Aksi
  30
                                             Kritik tehdp Parpol
  20
  10                                         Lainnya
   0

         Foke - Nara      Jokowi - Ahok

• Komitmen Parpol menjadi isu utama terkait dukungan parpol
  kepada kandidat.
• Dinamika rencana penetapan dukungan parpol kepada
  kandidat  juga   menjadi    daya   tarik    media   untuk
  memberitakannya.
Analisa
• Tingginya pemberitaan seputar dukungan
  parpol terhadap kandidat pilkada DKI 2012
  lebih banyak didominasi dengan pernyataan
  komitmen dukungan terhadap kandidat. Hal
  ini sangat terlihat pada pasangan Foke –
  Nara    yang    memang    cukup   intensif
  membangun komunikasi politik dengan
  parpol lainnya.
Isu Dukungan PKS
    35

    30
                                                            Konsolidasi
    25
                                                            Kontrak Politik/ Mahar
    20
                                                            Komitmen
    15
                                                            Program Aksi
    10                                                      Kritik tehdp Parpol
     5                                                      Lainnya
     0

                Foke-Nara            Jokowi - Ahok

•        Pasangan Foke Nara lebih sering dikaitkan isu kontrak politik/ mahar
         dan komitmen PKS untuk mendukungnya.
•        Pasangan Jokowi lebih sering dikaitkan dengan dinamika rencana
         dukungan dan kritik terhadap PKS yang mendukung pasangan Foke-
         Nara.
Analisa
• Partai Keadilan Sejahtera (PKS) cukup banyak
  menyita perhatian media online terutama saat partai
  ini memutuskan untuk merapat ke kubu Foke – Nara.
  Langkah ini dinilai beragam oleh beberapa pihak.
• Hal ini juga nampak pada pemberitaan di media
  online. Dari hasil monitoring, isu dukungan PKS
  terhadap Foke – Nara sangat erat kaitannya dengan
  adanya kontrak/mahar politik.
Isu Dukungan Golkar
 25


 20                                          Konsolidasi
                                             Kontrak Politik/ Mahar
 15
                                             Komitmen
 10                                          Program Aksi
  5
                                             Kritik tehdp Parpol
                                             Lainnya
  0

         Foke-Nara        Jokowi - Ahok
• Pasangan Foke Nara lebih sering dikaitkan isu komitmen
  Golkar untuk mendukungnya.
• Pasangan Jokowi lebih sering dikaitkan dengan isu dinamika
  rencana dukungan dan kritik terhadap Golkar.
Analisa
• Kondisi yang tidak jauh berbeda dengan
  PKS, dukungan politik kepada Foke – Nara juga
  ditunjukkan oleh Partai Golkar. Sebagai partai yang
  mengusung Alex Noerdin sebagai kandidat pada
  putaran pertama, langkah untuk merapat ke kubu
  Foke tentu mengundang perhatian. Namun, Golkar
  selalu berulang kali menegaskan komitmen
  dukungannya kepada Foke – Nara untuk menjadi
  pemenang pada putaran kedua nantinya.
Dukungan Tokoh/ Masyarakat
 35

 30

 25

 20
                                                    Foke - Nara
 15
                                                    Jokowi - Ahok
 10

  5

  0

      Agama   Adat   Selebritis   Ormas   Lainnya

• Foke lebih banyak didukung dari tokoh agama dan tokoh adat.
• Jokowi lebih banyak didukung selebritis, tokoh ormas dan
  tokoh masyarakat lainnya.
Tanggapan Kandidat
    50
                             Terhadap Isu Daerah
    45
    40
    35
    30
    25                                                        Foke
    20
    15                                                        Nara
    10
    5
                                                              Jokowi
    0                                                         Ahok




•   Foke dan Jokowi banyak memberi perhatian pada isu kebakaran yang
    terjadi.
•   Selain isu kebakaran Foke lebih banyak memberi perhatian isu
    ekonomi, pendidikan, kependudukan, dan sosial. Sedangkan Jokowi
    banyak memberi perhatian isu ekonomi, kemiskinan dan sosial
Analisa
• Dari semua isu yang ada di Jakarta, persoalan kebakaran
  menjadi isu yang paling banyak di soroti oleh kandidat, baik itu
  Jokowi ataupun Foke. Hal ini terjadi akibat banyaknya terjadi
  kebakaran sepanjang agustus hingga september 2012 atau
  sepanjang berlangsungnya tradisi mudik. Foke lebih sering
  berkunjung ke lokasi kebakaran karena posisinya juga masih
  sebagai Gubernur. Sedangkan Jokowi lebih dan Tim
  Suksesnya lebih banyak mengkritik Pemerintah DKI Jakarta
  yang dianggap membiarkan terjadinya kebakaran.
• Dari semua isu kedaerahan, secara umum Foke memang lebih
  banyak berkomentar dibanding Jokowi. Hal ini tidak terlepas
  posisinya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Kegiatan Kandidat
 180

 160

 140

 120

 100                                               Pribadi
 80                                                Pemerintah
 60                                                Kandidat
 40

 20

   0

       Foke      Nara      Jokowi     Ahok

• Foke lebih sering melakukan kegiatan yang mengatasnamakan
  pemerintah.
• Jokowi sering melakukan kegiatan sebagai kandidat cagub
  DKI.
Analisa
• Foke sangat diuntungkan karena posisinya sebagai incumbent.
  Sehingga Foke banyak melakukan kegiatan mengatasnamakan
  pemerintah, seperti berkunjung ke lokasi kebakaran, ke pasar
  dan tempat-tempat lain yang sekaligus juga melakukan
  „kampanye‟. Sangat sulit memisahkan antara kegiatan Foke
  sebagai Gubernur dan sebagai kandidat.
• Sedangkan Jokowi lebih banyak melakukan kegiatan-
  kegiatannya di Jakarta sebagai kandidat calon Gubernur.
  Kegiatan pemerintahan dilakukan di Solo, dimana Jokowi
  masih menjabat Walikota Solo.
Tujuan Kunjungan Kandidat
 60


 50                                        Kunj. Ke Perkampungan
                                           Kunj. Ke Pasar
 40
                                           Kunj. Ke Tpt. Hiburan
 30                                        Kunj. Ke Tempat Ibadah

 20
                                           Kunj. Ke Sekolah/ Kampus
                                           Kunj. Ke RS/ Puskesmas
 10
                                           Kunj Ke Lokasi Kebakaran
  0                                        Kunj. Tpt. Lainnya
      Foke     Nara    Jokowi    Ahok


• Foke lebih sering melakukan kunjungan ke rumah ibadah.
• Jokowi lebih sering melakukan kunjungan ke perkampungan
  penduduk.
Analisa
• Fauzi Bowo memang lebih banyak didukung oleh tokoh-tokoh
  agama dan tokoh adat Betawi. Foke sangat menyadari
  dukungan dari kalangan ulama ini sehingga Foke lebih banyak
  melakukan kunjungan-kunjungan ke tempat-tempat ibadah
  seperti Masjid dan pengajian-pengajian. Ini juga didukung oleh
  suasana Ramadhan dan Idul Fitri yang berlangsung menjelang
  Pemilukada putaran kedua.
• Jokowi justru lebih banyak melakukan kunjungan langsung ke
  sentra-sentra perkampungan masyarakat dan pasar-pasar
  tradisional.
Isu Survei
     Lainnya


   Rilis Hasil


  Kredibilitas


    Validitas

                 0   20   40   60     80    100    120    140




• Isu yang paling banyak terkait survei adalah rilis hasil survei
  dari lembaga survei.
Analisa
• Sejak penghitungan Quick Count Pilkada DKI
  putaran pertama, tidak banyak lembaga survei yang
  melakukan aktivitas survey. Bahkan lembaga survei
  banyak mendapatkan kritikan dan kredibilitas hasil
  surveynya dipertanyakan publik karena hasil
  Pemilukada DKI Jakarta putaran pertama tidak
  sesuai dengan hasil survey beberapa lembaga
  survey. Namun, meski demikian, secara umum, rilis
  hasil survey masih mendominasi isu terkait survey di
  beberapa pemberitaan media terutama rilis hasil
  Quick Count putara pertama lalu.
Penyelenggara Pemilu

    140

    120

    100

    80

    60

    40

    20

      0

           KPUD         Panwaslu      Kepolisian

• Lembaga yang paling sering menjadi sorotan berita adalah
  KPUD dan Panwaslu.
Analisa
• KPUD dan Panwaslu menjadi dua lembaga yang paling banyak
  di soroti dalam pilkada DKI Jakarta kali ini. KPUD mendapat
  sorotan terkait rilis hasil putaran pertama serta persiapan
  KPUD di putaran kedua, seperti perbaikan Daftar Pemilih
  Tetap (DPT), Logistik Pemilu, dan lain-lain.
• Sementara Panwaslu banyak mendapat sorotan terkait
  pelanggaran-pelanggaran selama proses pemilukada putaran
  pertama berlangsung sampai persiapan putaran kedua. Isu
  yang paling banyak disoroti media terkait kinerja Panwaslu
  adalah isu Money Politic, SARA, hingga penanyangan iklan
  diluar masa kampanye.
Kinerja Panwaslu &
                              Kepolisian
  45
  40
  35
  30                                               Pengawasan
  25                                               Antispasi
  20
                                                   Penindakan
  15
  10                                               Lainnya
   5
   0

          Panwaslu            Kepolisian



• Panwaslu lebih banyak konsentrasi dari sisi penindakan.
• Sedangkat Polisi lebih fokus pada antisipasi untuk kemanan
  pilkada.
Analisa
• Menjelang pilkada putaran kedua, isu SARA menjadi isu yang
  paling banyak ditangani oleh Panwaslu. Disamping ada isu
  Money Politic dan penanyangan iklan diluar masa kampanye.
  Panwaslu sendiri sudah melakukan beberapa penindakan
  seperti memeriksa terlapor dan tim sukses masing-masing
  kandidat. Meski hingga menjelang pelaksanaan putaran
  kedua, tidak ada satu kandidat atau tim suksesnya yang
  mendapat sanksi dari Panwaslu.
• Sementara, pihak kepolisian lebih banyak terlibat dalam
  proses pengamanan pilkada.
Instansi Quote
  500
  450
  400
  350
  300
  250
  200
  150
  100
   50
    0




• Kandidat dan tokoh parpol banyak yang menanggapi kandidat.
• Tim Sukses masih minim menanggapi dinamika perjalanan
  cagub-cawagub DKI.
Analisa
• Kedua kandidat menjadi pihak yang paling sering
  menanggapi kandidat yang lain. Media sering
  melakukan konfrontasi terhadap kedua kandidat
  terhadap isu-isu yang berkembang menjelang
  pilkada putara kedua.
• Disamping kandidat, tokoh-tokoh partai politik
  menjadi pihak yang sering melontarkan pendapat
  dan penilaian terhadap kandidat. Hal ini tidak
  terlepas dari isu dukungan terhadap kedua kandidat
  dari masing-masing partai.
14
                                    Tim Sukses
   12

   10

    8

    6

    4

    2

    0




• Tim sukses Jokowi-Ahok yaitu Denny Iskandar, Boy Bernaldi
  dan Budi Purnomo sangat aktif berhubungan dengan media.
• Tokoh-tokoh tim sukses Foke-Nara kurang maksimal.
Analisa
• Dari sisi tim sukses, Timses Jokowi-Ahok terlihat lebih intens
  berhubungan dengan media. Tidak hanya satu orang, tapi
  beberapa orang seperti, Boy Bernaldi Sadikin yang merupakan
  ketua tim sukses atau Denny Iskandar dan Budi Purnomo yang
  cukup sering dikutip oleh media.
• Berbeda dengan timses Foke-Nara yang sangat minim
  berkomentar di media, meski diisi oleh nama-nama yang
  sudah cukup familiar seperti Yuddy Chrisnandi dan Nova
  Rianti Yusuf yang didaulat menjadi juru bicara kandidat. Justru
  keduanya kalah dibandingkan dengan Kahfi Siregar yang
  masih cukup sering dikutip oleh media. Hal ini
  mengindikasikan kerja-kerja kehumasan dari Tim Foke-Nara
  tidak bekerja maksimal dan masih mengandalkan Foke
  sebagai news maker-nya.
Tokoh Parpol
             Amien Rais
               Fadli Zon
    Bima Arya Sugiarto
                Wiranto
         Tjahjo Kumolo
          Romahurmuzi
Megawati Soekarno Putri
     Martin Hutabarat
         Aburizal Bakrie
    Hidayat Nur Wahid
      Surya Dharma Ali
    Anas Urbaningrum
          Taufiq Kiemas
      Lutfi Hasan Ishaq
                           0   2   4   6   8    10   12   14   16   18



• Luthfi Hasan dan Taufik Keimas adalah tokoh parpol yang
  intens terhadap rencana cagub DKI.
Analisa
• Dari kalangan tokoh Partai Politik, terlihat Presiden PKS, Lutfi
  Hasan Ishaq menjadi tokoh yang paling sering diminta
  pendapatnya tentang kedua kandidat. Ini terjadi disebabkan
  dukungan PKS terhadap kedua kandidat menjadi perhatian
  utama media massa mengingat suara Hidayat Nur Wahid-Didik
  J Rachbini yang cukup besar pada putaran pertama lalu.
  Ditambah PKS cukup lama memutuskan mendukung kandidat
  yang mana sehingga terus mendapatkan perhatian media.
• Sosok Taufik Kiemas juga muncul menjadi tokoh yang paling
  sering berkomentar, karena Taufik Kemas dianggap tokoh
  yang senior di PDIP yang menjadi pendukung utama Jokowi-
  Ahok.
Intelektual/Akademisi
            yudi latif
    Jeirry Sumampow
 burhanuddin muhtadi
        Toto Sugiarto
       Teten Masduki
        Saiful Mujani
            harianto
       Arief Rachman
            siti zahro
   Gun Gun Heryanto

                         0    0.5   1   1.5   2   2.5     3



• Gun Gun Heryanto dan Siti Zuhro merupakan tokoh intelektual
  yang paling konsen terhadapa pilkada DKI.
Analisa
• Dari    kalangan        intelektual/akademisi,
  Pengamat Komunikasi Politik UIN Syarif
  Hidayatullah Jakarta, Gun Gun Heryanto
  menjadi pengamat yang paling banyak
  mengomentari kandidat dan proses pilkada.
  Selain Gun Gun, ada juga Siti Zuhro, peneliti
  bidang Politik di LIPI.
Penilaian Intelektual
                              Terhadap Kandidat
 40

 35

 30
                                                      Positif
 25

 20                                                   Netral
 15
                                                      Negatif
 10

  5
                                                      Positif-Negatif
  0

       Foke       Nara      Jokowi      Ahok

• Intelektual memandang Jokowi lebih positif.
• Sedangkan Foke lebih sering dilihat dari sisi negatifnya.
Analisa
• Dikalangan intelektual/akademisi, Jokowi dianggap
  lebih baik dari Foke. Keberhasilan Jokowi dalam
  membangun Kota Solo menjadi tolak ukurnya. Foke
  dianggap telah gagal dalam menata Jakarta selama
  5 lima tahun masa kepemimpinannya, sehingga
  Foke banyak mendapatkan penilaian dari kalangan
  intelektual/akademisi.
Tokoh Agama/ Masyarakat
     Yanuar Arief Wibowo
      Mooryati Soedibyo
        KH. Kholil Ridwan
       Yan Awalisi Rimray
       Ramdan Alamsyah
       hendarji soepandji
              Faisal Basri
                Didik J R
              Jusuf Kalla
            Rhoma Irama

                             0   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10


• Rhoma Irama merupakan tokoh agama yang paling intens
  terkait dalam pilkada DKI.
Analisa
• Dikalangan tokoh agama/masyarakat, Rhoma Irama
  menjadi tokoh yang paling banyak di sorot oleh
  media. Hal ini terkait dengan ceramah Rhoma Irama
  di salah satu mesjid di Jakarta yang berbau SARA.
  Isi ceramah Rhoma ini akhirnya bergulir hingga ke
  Panwaslu, meski akhirnya Panwaslu menyatakan
  Rhoma Irama tidak bersalah.
Penilaian Tokoh Agama/ Masyarakat
                  Kepada Kandidat
 12


 10


  8                                               Positif
  6                                               Netral

  4
                                                  Negatif
                                                  Positif-Negatif
  2


  0

       Foke      Nara     Jokowi     Ahok

• Meskipun banyak mendapat apresiasi dari tokoh masyarakat,
  Jokowi-Ahok juga paling banyak dikritik atau dipandang
  negatif oleh tokoh agama/masyarakat.
Analisa
• Secara umum, penilaian masyarakat terhadap
  Jokowi relatif positif. Meski demikian, dikalangan
  tokoh agama dan tokoh adat, Jokowi-Ahok
  mendapat penilaian yang negatif. Bagi tokoh agama,
  Jokowi-Ahok tidak layak dipilih menjadi Gubernur
  DKI Jakarta karena tidak berasal dari golongan
  Islam. Hal ini akhirnya memunculkan isu SARA
  dalam pelaksanaan pilkada DKI Jakarta.
Kualitas Berita : Cek Ricek

       1200

       1000

        800

        600

        400

        200

          0
              Ada        Tidak      Tidak Jelas




• Media Online Nasional lebih banyak melakukan cek-ricek
  sebelum memberitakan di media.
• Walaupun demikian masih banyak yang belum maksimal
  melakukan cek-ricek pada sisi pemberitaannya.
Analisa
• Dalam melakukan tugas-tugas jurnalistiknya, masih
  ada beberapa media yang masih kurang dalam
  melakukan cek & Ricek dalam pemberitaannya. Dari
  lima media yang dimonitoring yaitu Detik.com ,
  Inilah.com,     Kompas.com,        Okezone.com,
  Rmonline.com dan Vivanews, terlihat dua media
  yang kurang melakukan cek & ricek. Keduanya
  adalah Detik.com dan Inilah.com.
Kualitas Berita :
                        Cover Both Side
       1200

       1000

        800

        600

        400

        200

          0
              Ada        Tidak     Tidak Jelas




• Media Online kurang maksimal dalam memberi perhatian
  mengenai cover both side.
Analisa
• Dalam kualitas pemberitaan, hampir semua
  media masih kurang maksimal dalam
  memberi perhatian mengenai cover both
  side. Tentu saja hal ini perlu diperhatikan
  kedepannya     agar    pemberitaan    lebih
  berimbang dari dua sisi.
Kualitas Berita :
  Pencampuran Opini & Fakta
     1000
      900
      800
      700
      600
      500
      400
      300
      200
      100
        0
             Ada       Tidak     Tidak Jelas




• Hampir sebagian besar media masih kurang memerhatikan
  pentingnya pemisahan opini dan fakta dalam sebuah
  pemberitaan.
Analisa
• Media yang paling sering mencampurkan
  antara      opini    dan     fakta      dalam
  pemberitaannya        adalah      Inilah.com.
  Sementara media lainnya, meskipun sering,
  relatif lebih berupaya memisahkan antara
  opini dan fakta dalam pemberitaannya.
Kesimpulan
• Dari sisi pemberitaan, Jokowi masih dominan
  dibandingkan dengan Foke. Ini merupakan efek dari
  kemenangan Jokowi-Ahok pada pilkada DKI Jakarta
  pada putaran pertama lalu. Selain itu, ini
  memperlihatkan kinerja kedua kandidat belum
  maksimal dalam memanfaatkan media.
• Tim Sukses Jokowi-Ahok terlihat lebih intens dalam
  berhubungan dengan media, dibandingkan dengan
  tim sukses Foke-Nara.
Kesimpulan
• Pemberitaan terkait Jokowi lebih banyak bersifat
  positif, sedangkan Foke sebaliknya, negatif.
  Keberhasilan kedua kandidat selama memimpin
  daerah masing-masing dijadikan tolak ukur dalam
  menilai keduanya, disamping sikap dan penerimaan
  masyarakat terhadap kedua kandidat.
• Pemberitaan terkait dukungan partai lebih banyak
  ditujukan kepada Foke. Sementara Jokowi banyak
  mendapatkan dukungan dari tokoh masyarakat,
  selebriti dan kalangan intelektual.
Kesimpulan
• Banyaknya kebakaran yang terjadi di Jakarta
  menjadikannya menjadi isu daerah yang sering
  dibahas, baik oleh kandidat maupun tim suksenya
  menjelang pilkada DKI Jakarta putaran kedua.
  Disamping ada juga isu ekonomi, sosial dan
  kemiskinan.
• Isu sensitif lainnya yang cukup banyak menyita
  perhatian publik menjelang pilkada putara kedua ini
  adalah isu SARA yang banyak dilontarkan oleh
  pemuka agama kepada pasangan Jokowi-Ahok.
Kesimpulan
• Pasangan      Jokowi-Ahok    dipandang    negatif
  dikalangan tokoh agama/adat karena dianggap
  bukan representasi kalangan Islam. Sehingga umat
  Islam di Jakarta diminta untuk tidak memilih
  pasangan ini.
• Berbeda dengan tokoh agama/adat, kalangan
  intelektual/akademisi justru menilai sebaliknya.
  Foke dinilai gagal dalam membangun kota Jakarta
  selama lima tahun memimpin Jakarta. Sehingga
  sosok Jokowi dianggap lebih layak memimpin
  Jakarta.
Kesimpulan
• Foke belum bisa memisahkan posisinya sebagai kandidat dan
  sebagai pejabat Gubernur saat melakukan kunjungan ke
  masyarakat, sehingga kunjungan yang dilakukan dalam
  kapasitasnya sebagai Gubernur selalu bernuansa kampanye.
• Hampir semua Partai Politik menyatakan komitmennya untuk
  mendukung pasangan Foke-Nara. Selain Partai Demokrat yang
  menjadi pengusung utama, menjelang putaran kedua, Foke-
  Nara mendapat dukungan baru dari Golkar, PKS, PPP dan
  PAN. Sedangkan Jokowi tetap didukung oleh PDIP dan
  Gerindra.
Kesimpulan
• Dua lembaga yang paling banyak mendapatkan
  sorotan adalah KPUD dan Panwaslu. KPUD
  mendapatkan sorotan terkait persoalan DPT dan
  persiapan logistik pemilu.
• Panwanslu     lebih     banyak  disoroti  terkait
  penindakannya       terhadap   isu-isu   seputar
  pemilukada seperti Money Politic, SARA dan
  penayangan iklan dan spanduk di luar jadwal masa
  kampanye.
TERIMA KASIH
Laporan Media Monitoring IMMC Putaran II Pilkada DKI 2012

Weitere ähnliche Inhalte

Mehr von Indonesia Media Monitoring Center (IMMC)

Monitoring Pengaduan Dugaan Korupsi Ke KPK Periode Desember 2011 - Agustus 2014
Monitoring Pengaduan Dugaan Korupsi Ke KPK Periode Desember 2011 - Agustus 2014Monitoring Pengaduan Dugaan Korupsi Ke KPK Periode Desember 2011 - Agustus 2014
Monitoring Pengaduan Dugaan Korupsi Ke KPK Periode Desember 2011 - Agustus 2014Indonesia Media Monitoring Center (IMMC)
 
Ketika Jokowi Disadap : Analisis Monitoring Pada Enam Media Online Nasional
Ketika Jokowi Disadap : Analisis Monitoring Pada Enam Media Online NasionalKetika Jokowi Disadap : Analisis Monitoring Pada Enam Media Online Nasional
Ketika Jokowi Disadap : Analisis Monitoring Pada Enam Media Online NasionalIndonesia Media Monitoring Center (IMMC)
 

Mehr von Indonesia Media Monitoring Center (IMMC) (20)

Laporan Online Media Monitoring KPK Periode Abraham Samad
Laporan Online Media Monitoring KPK Periode Abraham SamadLaporan Online Media Monitoring KPK Periode Abraham Samad
Laporan Online Media Monitoring KPK Periode Abraham Samad
 
Media Monitoring Kasus Penembakan Lapas Cebongan
Media Monitoring Kasus Penembakan Lapas CebonganMedia Monitoring Kasus Penembakan Lapas Cebongan
Media Monitoring Kasus Penembakan Lapas Cebongan
 
Monitoring Pengaduan Dugaan Korupsi Ke KPK Periode Desember 2011 - Agustus 2014
Monitoring Pengaduan Dugaan Korupsi Ke KPK Periode Desember 2011 - Agustus 2014Monitoring Pengaduan Dugaan Korupsi Ke KPK Periode Desember 2011 - Agustus 2014
Monitoring Pengaduan Dugaan Korupsi Ke KPK Periode Desember 2011 - Agustus 2014
 
Laporan Monitoring Tanggapan Publik terhadap Susunan Kabinet Jokowi-Jk
Laporan Monitoring Tanggapan Publik terhadap Susunan Kabinet Jokowi-JkLaporan Monitoring Tanggapan Publik terhadap Susunan Kabinet Jokowi-Jk
Laporan Monitoring Tanggapan Publik terhadap Susunan Kabinet Jokowi-Jk
 
Laporan Monitoring Online Media Revolusi Mental Jokowi
Laporan Monitoring Online Media Revolusi Mental JokowiLaporan Monitoring Online Media Revolusi Mental Jokowi
Laporan Monitoring Online Media Revolusi Mental Jokowi
 
Laporan Monitoring KRL 16 September 2013 - 2014
Laporan Monitoring KRL 16 September 2013 - 2014Laporan Monitoring KRL 16 September 2013 - 2014
Laporan Monitoring KRL 16 September 2013 - 2014
 
Satrio Piningit Dalam Perspektif Kompasianer
Satrio Piningit Dalam Perspektif KompasianerSatrio Piningit Dalam Perspektif Kompasianer
Satrio Piningit Dalam Perspektif Kompasianer
 
Ketika Jokowi Disadap : Analisis Monitoring Pada Enam Media Online Nasional
Ketika Jokowi Disadap : Analisis Monitoring Pada Enam Media Online NasionalKetika Jokowi Disadap : Analisis Monitoring Pada Enam Media Online Nasional
Ketika Jokowi Disadap : Analisis Monitoring Pada Enam Media Online Nasional
 
Analisis Pemberitaan Kontroversi Mobil Murah “LCGC”
Analisis Pemberitaan Kontroversi Mobil Murah “LCGC”Analisis Pemberitaan Kontroversi Mobil Murah “LCGC”
Analisis Pemberitaan Kontroversi Mobil Murah “LCGC”
 
Karut Marut Ujian Nasional Dalam Perspektif Media
Karut Marut Ujian Nasional Dalam Perspektif MediaKarut Marut Ujian Nasional Dalam Perspektif Media
Karut Marut Ujian Nasional Dalam Perspektif Media
 
Kontroversi Penyaluran BLSM Dalam Sorotan Media
Kontroversi Penyaluran BLSM Dalam Sorotan MediaKontroversi Penyaluran BLSM Dalam Sorotan Media
Kontroversi Penyaluran BLSM Dalam Sorotan Media
 
Coverage Mapping for Governor Election at West Java Indonesia 2013
Coverage Mapping for Governor Election at West Java Indonesia 2013Coverage Mapping for Governor Election at West Java Indonesia 2013
Coverage Mapping for Governor Election at West Java Indonesia 2013
 
Immc's company profile
Immc's company profileImmc's company profile
Immc's company profile
 
Media monitoring worldwide anti drugs day 2012
Media monitoring worldwide anti drugs day 2012Media monitoring worldwide anti drugs day 2012
Media monitoring worldwide anti drugs day 2012
 
Response mapping for fuel price hike
Response mapping for fuel price hikeResponse mapping for fuel price hike
Response mapping for fuel price hike
 
The dynamics of labor's coverage in indonesia
The dynamics of labor's coverage in indonesiaThe dynamics of labor's coverage in indonesia
The dynamics of labor's coverage in indonesia
 
Konflik Politik Mesir : Respon Pemerintah & Ekspektasi Masyarakat
Konflik Politik Mesir : Respon Pemerintah & Ekspektasi MasyarakatKonflik Politik Mesir : Respon Pemerintah & Ekspektasi Masyarakat
Konflik Politik Mesir : Respon Pemerintah & Ekspektasi Masyarakat
 
Riset Media Monitoring IMMC - Pilgub Jabar
Riset Media Monitoring IMMC - Pilgub JabarRiset Media Monitoring IMMC - Pilgub Jabar
Riset Media Monitoring IMMC - Pilgub Jabar
 
Riset Media Monitoring IMMC - Pilgub NTB
Riset Media Monitoring IMMC - Pilgub NTBRiset Media Monitoring IMMC - Pilgub NTB
Riset Media Monitoring IMMC - Pilgub NTB
 
Riset Media IMMC Hari Anti Tembakau 2012
Riset Media IMMC Hari Anti Tembakau 2012Riset Media IMMC Hari Anti Tembakau 2012
Riset Media IMMC Hari Anti Tembakau 2012
 

Laporan Media Monitoring IMMC Putaran II Pilkada DKI 2012

  • 1. PETA PEMBERITAAN KANDIDAT DAN SEBARAN ISU DALAM PUTARAN II PILKADA DKI 2012
  • 2. LAPORAN HASIL MEDIA MONITORING PILKADA DKI 11 JULI – 28 AGUSTUS 2012 @Immcnews
  • 3. Latar Belakang • Jelang gelaran Pilkada DKI Jakarta Putaran kedua, IMMC secara khusus memonitoring perkembangan pemberitaan media terhadap isu tersebut. Riset dilakukan sejak 11 Juli 2012 hingga 28 Agustus 2012. Riset ini diharapkan dapat memberikan sebuah perspektif tentang dinamika Pilkada DKI 2012 Putaran II dalam berbagai perspektif. Hasil riset ini kami olah dalam bentuk rilis.
  • 4. Metodologi • Penelitian menggunakan metode purposive sampling pada 6 media online terkemuka, yakni: Detik, Inilah, Okezone, RMOL, Kompas, VivaNews. • Proses pengumpulan data dilakukan dari tanggal 11 Juli – 28 Agustus 2012. • Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah mengumpulkan dan menganalisa semua berita (content analysis) mengenai Pilkada DKI 2012 serta dua pasang kandidat yang maju dalam putaran II yaitu: Foke – Nara dan Jokowi – Ahok.
  • 5. Popularitas Kandidat • Pemberitaan kandidat Ahok 19% Foke sebanyak 3003 dari 32% 1535 berita. • Jokowi unggul dalam Jokowi Nara jumlah pemberitaan di 34% 15% media online nasional yaitu sebanyak 34%. Disusul Foke dengan N=300 32%.
  • 6. Analisa • Dari hasil monitoring yang dilakukan, tampak dominasi pemberitaan media online masih mengacu pada Jokowi dengan persentasenya sebesar 34 %. Persentase ini tidak jauh berbeda dengan Foke yang mencapai 32 %. • Hal yang menarik, dominasi pemberitaan juga ditunjukkan pasangan Jokowi, Ahok yang juga cukup dominan jika dibandingkan dengan pasangan Foke, Nara. • Konsentrasi media online memang cukup dapat dibaca dari komposisi tersebut. Kemenangan “tak terduga” Jokowi pada putaran I Pilkada DKI 2012 tentu menjadi daya tarik pemberitaan di media online. Baik itu membahas mengenai kemenangan yang sudah diraih, strategi apa yang sudah dilakukan serta persiapan menghadapi putaran kedua Pilkada DKI 2012.
  • 7. Dinamika Isu 600 567 500 400 300 200 212 216 184 191 137 133 100 0 11-17 Juli 18-24 Juli 25-31 Juli 1-7 Agust 8-14 Agust 15-21 Agust 22-28 Agust • Dinamika isu Pilkada DKI dalam periode 11 Juli – 28 Agustus 2012 paling tinggi rentang waktu 11-17 Juli 2012. Hal ini dipengaruhi isu hasil quick count dari beberapa lembaga survei. • Kenaikan isu kembali terjadi pada rentang waktu 1-7 Agustus 2012. Hal ini dipengaruhi isu SARA.
  • 8. Analisa • Melihat dari dinamika isu yang terjadi, maka rentang waktu 11 – 17 Juli 2012 pemberitaan mengenai hasil dari Pilkada DKI 2012 paling banyak diberitakan. Hal ini dapat terlihat dari jumlah pemberitaan yang mencapai 563 berita. • Tingginya pemberitaan juga tidak lepas dari hasil perhitungan cepat yang menempatkan Jokowi – Ahok berada pada urutan pertama melampaui perkiraan beberapa lembaga survey. • Sementara itu, pada periode berikutnya, 18 – 24 Juli 2012, pemberitaan menurun drastis menjadi 184 berita. Dalam periode ini isu Pilkada DKI 2012 hanya berputar pada persiapan menuju putaran kedua. • Pemberitaan mulai naik kembali pada periode 1 – 7 Agustus 2012. Isu SARA yang melibatkan pasangan Jokowi, Ahok dengan Haji Rhoma Irama menjadi subjek utama pemberitaan.
  • 9. Dinamika Pemberitaan Antar Kandidat 800 700 600 500 400 Foke-Nara 300 Jokowi-Ahok 200 100 0 11-17 Juli 18-24 Juli 25-31 Juli 1-7 Agust 8-14 Agust 15-21 22-28 Agust Agust • Pemberitaan Jokowi-Ahok unggul di periode 11-17 Juli, 18-24 Juli dan 22-28 Agustus. Pada rentang waktu 11-24 Juli terkait hasil quick count dan analisa kemenangan jokowi oleh banyak kalangan. • Pemberitaan Foke unggul pada periode 25-24 Juli, 1-7 Agust, 8-14 Agust dan 15-21 Agust. Pada rentang waktu 1-14 Agustus dipengaruhi isu dukungan PKS kepada Foke dan Isu SARA.
  • 10. Analisa • Jika pemberitaan antar pasangan kandidat, Jokowi – Ahok dengan Foke - Nara dibandingkan, dapat dilihat pada beberapa periode pemberitaan, pasangan Foke – Nara pemberitaannya berada diatas Jokowi – Ahok. Hal ini dipicu oleh tingginya intensitas pergerakan politik yang dilakukan oleh Foke – Nara terkait dengan mencari dukungan kepada beberapa parpol. • Untuk pasangan Jokowi – Ahok, media juga membahas mengenai pergerakan politik, baik yang dilakukan oleh mereka maupun partai pendukung mereka. Namun, kecenderungan pemberitaannya lebih pada penyikapan terhadap pergerakan politik dari Foke – Nara. Pada tahapan ini, muncul istilah “Gajah Vs Semut” yang seolah merupakan gambaran dari Foke Vs Jokowi. • Isu SARA yang melibatkan antara Jokowi – Ahok dengan Rhoma Irama juga menaikkan pemberitaan dari kedua pasangan pada beberapa periode.
  • 11. Penempatan Berita 800 700 600 500 400 In Title 300 In News 200 100 0 Foke Nara Jokowi Ahok • Jokowi dan Foke banyak menjadi judul berita mengenai kandidat.
  • 12. Analisa • Jokowi dan Foke menjadi daya tarik pemberitaan bagi media online. Hal ini terlihat dari kecenderungan media online menggunakan kedua nama kandidat tersebut sebagai judul dalam pemberitaan mereka. • Untuk pasangan mereka, Ahok dan Nara cukup sedikit masuk sebagai topik utama pemberitaan. Pada kasus-kasus tertentu keduanya muncul sebagai supporting pemberitaan. Hal ini terlihat seperti pada pemberitaan Ahok tentang pentingnya peran sosial media sebagai media kampanye. Sementara untuk Nara, peran supporting ini juga dilakukan saat menanggapi kasus kebakaran di Jakarta.
  • 13. Sumber Berita 448 450 Kandidat 400 Tim Sukses 350 Parpol 300 265 240 226 KPUD 250 201 180 Panwaslu 200 156 150 143 Internet 100 100 71 Tokoh Masy 54 60 48 37 50 23 12 22 11 Tokoh Agama 0 Kepolisian Lainnya Foke-Nara Jokowi-Ahok • Kandidat paling banyak menjadi sumber berita. • Pengamat/akademisi dan lembaga Survey (Lainnya) sering menjadi rujukan media dalam memberitakan kandidat.
  • 14. Analisa • Sumber pemberitaan dari kandidat masih cukup dominan di masing-masing kandidat. Untuk pasangan Foke – Nara, sumber pemberitaan dari kandidat sebanyak 448 berita, cukup tinggi jika dibandingkan dengan pasangan Jokowi – Ahok yang hanya sebanyak 240 berita. • Namun, di tingkatan tim sukses, Timses Jokowi – Ahok cukup banyak dijadikan sebagai sumber berita oleh media online jika dibandingkan oleh timses Foke – Nara.
  • 15. Isu Terkait Kandidat 400 350 300 Kampanye 250 Dukungan 200 Isu Daerah 150 Kegiatan 100 Survey 50 0 Foke Nara Jokowi Ahok • Pemberitaan Foke dan Nara banyak terkait dengan isu dukungan. • Sedangkan pemberitaan Jokowi Ahok banyak terkait kampanye. • Kandidat yang banyak mengangkat isu daerah adalah Foke dan Jokowi.
  • 16. Analisa • Foke merupakan kandidat yang paling banyak bicara mengenai isu daerah jika dibandingkan oleh Jokowi. Hal ini lumrah terjadi mengingat posisi Foke sebagai petahana yang tentu saja cukup banyak terlibat dalam isu-isu daerah di Jakarta. Terlebih pada bulan Agustus bertepatan dengan momen lebaran yang tentu saja membuat peran Foke sebagai Gubernur Jakarta cukup banyak terlihat di media online. • Selain itu, pemberitaan terkait dengan pergerakan politik dalam mencari dukungan, tampak bahwa Foke cenderung lebih banyak mengundang perhatian media online. Terlebih saat PKS, yang pada Pilkada putaran I mencalonkan Hidayat Nur Wahid, memutuskan untuk mendukung Foke – Nara pada putaran kedua.
  • 17. Tone Kandidat 1000 900 800 700 Positif Negatif 600 500 Negatif 400 Netral 300 Positf 200 100 0 Foke Nara Jokowi Ahok • Kandidat yang banyak diberitakan secara positif adalah Jokowi. • Kandidat yang paling sering diberitakan secara negatif adalah Foke.
  • 18. Analisa • Tendensi pemberitaan Jokowi jauh lebih positif jika dibandingkan dengan Foke. Beberapa isu yang menjadi pemicu terjadi hal ini, salah satunya adalah mengenai SARA. Walaupun dijelaskan bahwa Foke – Nara tidak terlibat, namun dalam pemberitaan di media online, nama Foke ikut terseret dalam kasus tersebut.
  • 19. Berita Positif 200 180 160 140 Kampanye 120 100 Dukungan 80 Isu Daerah 60 40 Kegiatan 20 0 Foke - Nara Jokowi - Ahok • Berita positif Foke-Nara banyak terkait isu dukungan dan kegiatan. • Berita positif Jokowi-Ahok banyak terkait isu dukungan dan kampanye.
  • 20. Analisa • Pemberitaan Positif untuk pasangan Foke – Nara banyak seputar dukungan beberapa partai besar kepada pasangan tersebut pada putaran kedua nanti. Hal yang sama juga terjadi pada pasangan Jokowi – Ahok. Namun pada kasus pasangan ini, dukungan lebih ditunjukkan oleh masyarakat dan juga tokoh.
  • 21. Isu Kampanye Ahok Jokowi Black Campign Kegiatan Nara Sosial Media Foke 0 20 40 60 80 100 120 • Dalam isu kampanye, Jokowi-Ahok lebih banyak terkait Black Campaign dibanding Foke-Nara. • Foke-Nara lebih banyak terkait kegiatan kampanye dibanding Jokowi-Ahok.
  • 22. Analisa • Isu black campaign cenderung lebih banyak diterima oleh pasangan Jokowi – Ahok dibandingkan dengan Foke – Nara. Salah satu yang cukup banyak diberitakan adalah mengenai isu SARA yang melibatkan Rhoma Irama.
  • 23. Kampanye : Sosial Media Jokowi - Ahok Forum/game Twiter Facebook Foke - Nara 0 2 4 6 8 10 12 14 • Intensitas penggunaan sosial media sebagai media kampanye para kandidat cukup tinggi selama putaran II ini. • Forum/ game paling banyak diekspose media.
  • 24. Analisa • Jokowi – Ahok cukup banyak melakukan kegiatan kampanye pada forum sosial maupun game. Salah satu yang cukup menarik media online adalah peluncuran game “Selamatkan Jakarta” dengan konsep gameplay seperti Angry Birds. Metode ini dianggap cukup menarik bagi beberapa kalangan.
  • 25. Kampanye : Kegiatan Kandidat Ahok Jokowi Kunjungan Ke Masy. Internal Partai/ pendukung Nara Foke 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 • Seluruh kandidat lebih fokus pada upaya pendekatan ke masyarakat dibanding internal parpol/ pendukung.
  • 26. Analisa • Kecenderungan kampanye yang dilakukan oleh masing- masing pasangan kandidat lebih banyak ditujukan langsung ke masyarakat dengan melakukan beberapa kunjungan ke wilayah-wilayah seperti pasar tradisional dan perkampungan penduduk. • Sementara untuk konsolidasi di tingkatan internal partai yang dilakukan oleh kedua pasangan tidak banyak diekspose media. • Foke merupakan kandidat yang paling banyak melakukan kunjungan ke masyarakat. Hal ini terkait dengan posisinya sebagai Gubernur DKI serta beberapa momen penting seperti Lebaran yang selalu menjadikan Jakarta sebagai salah satu fokus pemberitaan.
  • 27. Kampanye : Black Campaign Ahok Jokowi Prestasi yg menipu Orientasi Politik Nara Sara Foke 0 10 20 30 40 50 60 70 • Isu sara paling sering digunakan dalam black campaign. • Jokowi paling sering diserang terkait isu Sara dan orientasi politiknya.
  • 28. Analisa • Isu black campaign yang paling banyak diangkat dalam rentang waktu 11 Juli – 28 Agustus 2012 adalah mengenai isu SARA. Jokowi merupakan kandidat yang banyak dikaitkan dengan isu SARA. Salah satu isu SARA yang cukup mendapat perhatian adalah desas–desus mengenai ibu kandung Jokowi yang non muslim. Selain itu, isu yang menerpa pasangannya, Ahok juga cukup banyak diberitakan. Apalagi kasus tersebut juga melibatkan figur terkenal, Rhoma Irama.
  • 29. Dukungan Terhadap Kandidat 450 400 350 300 250 Foke - Nara 200 Jokowi - Ahok 150 100 50 0 Partai Tokoh/ Masy • Dukungan Partai lebih banyak diterima Foke-Nara dibanding Jokowi-Ahok. • Sedangkan dukungan dari Tokoh/ Masyarakat lebih banyak didapat Jokowi-Ahok dibanding Foke-Nara.
  • 30. Analisa • Dalam konteks dukungan partai terkadap kandidat, pemberitaan pasangan Foke – Nara cukup banyak oleh media online. Hal ini sedikit banyak mengindikasikan bahwa dukungan partai ke pasangan tersebut dalam menghadapi putaran kedua cukup banyak. • Namun, untuk pasangan Jokowi – Ahok, dukungan lebih banyak didapat dari masyarakat.
  • 31. Dukungan Parpol 140 120 100 80 60 Foke - Nara 40 20 Jokowi - Ahok 0 • PKS, PPP dan Golkar paling sering diberitakan terkait dukungannya kepada kandidat. • Jokowi banyak dikaitkan dengan dukungan PKS dan Golkar terkait dinamika rencana penetapan dukungan.
  • 32. Analisa • Terdapat tiga partai yang mendapat porsi pemberitaan cukup banyak terkait dengan dukungan parpol. Parpol tersebut antara lain PKS, PPP dan Golkar. PKS yang mencalonkan Hidayat Nur Wahid pada putaran pertama Pilkada DKI 2012, akhirnya menjatuhkan dukungan ke pasangan Foke – Nara. Langkah ini cukup menarik pemberitaan di media online. • Sementara untuk Jokowi – Ahok, pemberitaan terkait dengan dukungan parpol tidak banyak dimuat.
  • 33. Isu Dukungan Parpol 100 90 80 Konsolidasi 70 Kontrak Politik/ Mahar 60 50 Komitmen 40 Program Aksi 30 Kritik tehdp Parpol 20 10 Lainnya 0 Foke - Nara Jokowi - Ahok • Komitmen Parpol menjadi isu utama terkait dukungan parpol kepada kandidat. • Dinamika rencana penetapan dukungan parpol kepada kandidat juga menjadi daya tarik media untuk memberitakannya.
  • 34. Analisa • Tingginya pemberitaan seputar dukungan parpol terhadap kandidat pilkada DKI 2012 lebih banyak didominasi dengan pernyataan komitmen dukungan terhadap kandidat. Hal ini sangat terlihat pada pasangan Foke – Nara yang memang cukup intensif membangun komunikasi politik dengan parpol lainnya.
  • 35. Isu Dukungan PKS 35 30 Konsolidasi 25 Kontrak Politik/ Mahar 20 Komitmen 15 Program Aksi 10 Kritik tehdp Parpol 5 Lainnya 0 Foke-Nara Jokowi - Ahok • Pasangan Foke Nara lebih sering dikaitkan isu kontrak politik/ mahar dan komitmen PKS untuk mendukungnya. • Pasangan Jokowi lebih sering dikaitkan dengan dinamika rencana dukungan dan kritik terhadap PKS yang mendukung pasangan Foke- Nara.
  • 36. Analisa • Partai Keadilan Sejahtera (PKS) cukup banyak menyita perhatian media online terutama saat partai ini memutuskan untuk merapat ke kubu Foke – Nara. Langkah ini dinilai beragam oleh beberapa pihak. • Hal ini juga nampak pada pemberitaan di media online. Dari hasil monitoring, isu dukungan PKS terhadap Foke – Nara sangat erat kaitannya dengan adanya kontrak/mahar politik.
  • 37. Isu Dukungan Golkar 25 20 Konsolidasi Kontrak Politik/ Mahar 15 Komitmen 10 Program Aksi 5 Kritik tehdp Parpol Lainnya 0 Foke-Nara Jokowi - Ahok • Pasangan Foke Nara lebih sering dikaitkan isu komitmen Golkar untuk mendukungnya. • Pasangan Jokowi lebih sering dikaitkan dengan isu dinamika rencana dukungan dan kritik terhadap Golkar.
  • 38. Analisa • Kondisi yang tidak jauh berbeda dengan PKS, dukungan politik kepada Foke – Nara juga ditunjukkan oleh Partai Golkar. Sebagai partai yang mengusung Alex Noerdin sebagai kandidat pada putaran pertama, langkah untuk merapat ke kubu Foke tentu mengundang perhatian. Namun, Golkar selalu berulang kali menegaskan komitmen dukungannya kepada Foke – Nara untuk menjadi pemenang pada putaran kedua nantinya.
  • 39. Dukungan Tokoh/ Masyarakat 35 30 25 20 Foke - Nara 15 Jokowi - Ahok 10 5 0 Agama Adat Selebritis Ormas Lainnya • Foke lebih banyak didukung dari tokoh agama dan tokoh adat. • Jokowi lebih banyak didukung selebritis, tokoh ormas dan tokoh masyarakat lainnya.
  • 40. Tanggapan Kandidat 50 Terhadap Isu Daerah 45 40 35 30 25 Foke 20 15 Nara 10 5 Jokowi 0 Ahok • Foke dan Jokowi banyak memberi perhatian pada isu kebakaran yang terjadi. • Selain isu kebakaran Foke lebih banyak memberi perhatian isu ekonomi, pendidikan, kependudukan, dan sosial. Sedangkan Jokowi banyak memberi perhatian isu ekonomi, kemiskinan dan sosial
  • 41. Analisa • Dari semua isu yang ada di Jakarta, persoalan kebakaran menjadi isu yang paling banyak di soroti oleh kandidat, baik itu Jokowi ataupun Foke. Hal ini terjadi akibat banyaknya terjadi kebakaran sepanjang agustus hingga september 2012 atau sepanjang berlangsungnya tradisi mudik. Foke lebih sering berkunjung ke lokasi kebakaran karena posisinya juga masih sebagai Gubernur. Sedangkan Jokowi lebih dan Tim Suksesnya lebih banyak mengkritik Pemerintah DKI Jakarta yang dianggap membiarkan terjadinya kebakaran. • Dari semua isu kedaerahan, secara umum Foke memang lebih banyak berkomentar dibanding Jokowi. Hal ini tidak terlepas posisinya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
  • 42. Kegiatan Kandidat 180 160 140 120 100 Pribadi 80 Pemerintah 60 Kandidat 40 20 0 Foke Nara Jokowi Ahok • Foke lebih sering melakukan kegiatan yang mengatasnamakan pemerintah. • Jokowi sering melakukan kegiatan sebagai kandidat cagub DKI.
  • 43. Analisa • Foke sangat diuntungkan karena posisinya sebagai incumbent. Sehingga Foke banyak melakukan kegiatan mengatasnamakan pemerintah, seperti berkunjung ke lokasi kebakaran, ke pasar dan tempat-tempat lain yang sekaligus juga melakukan „kampanye‟. Sangat sulit memisahkan antara kegiatan Foke sebagai Gubernur dan sebagai kandidat. • Sedangkan Jokowi lebih banyak melakukan kegiatan- kegiatannya di Jakarta sebagai kandidat calon Gubernur. Kegiatan pemerintahan dilakukan di Solo, dimana Jokowi masih menjabat Walikota Solo.
  • 44. Tujuan Kunjungan Kandidat 60 50 Kunj. Ke Perkampungan Kunj. Ke Pasar 40 Kunj. Ke Tpt. Hiburan 30 Kunj. Ke Tempat Ibadah 20 Kunj. Ke Sekolah/ Kampus Kunj. Ke RS/ Puskesmas 10 Kunj Ke Lokasi Kebakaran 0 Kunj. Tpt. Lainnya Foke Nara Jokowi Ahok • Foke lebih sering melakukan kunjungan ke rumah ibadah. • Jokowi lebih sering melakukan kunjungan ke perkampungan penduduk.
  • 45. Analisa • Fauzi Bowo memang lebih banyak didukung oleh tokoh-tokoh agama dan tokoh adat Betawi. Foke sangat menyadari dukungan dari kalangan ulama ini sehingga Foke lebih banyak melakukan kunjungan-kunjungan ke tempat-tempat ibadah seperti Masjid dan pengajian-pengajian. Ini juga didukung oleh suasana Ramadhan dan Idul Fitri yang berlangsung menjelang Pemilukada putaran kedua. • Jokowi justru lebih banyak melakukan kunjungan langsung ke sentra-sentra perkampungan masyarakat dan pasar-pasar tradisional.
  • 46. Isu Survei Lainnya Rilis Hasil Kredibilitas Validitas 0 20 40 60 80 100 120 140 • Isu yang paling banyak terkait survei adalah rilis hasil survei dari lembaga survei.
  • 47. Analisa • Sejak penghitungan Quick Count Pilkada DKI putaran pertama, tidak banyak lembaga survei yang melakukan aktivitas survey. Bahkan lembaga survei banyak mendapatkan kritikan dan kredibilitas hasil surveynya dipertanyakan publik karena hasil Pemilukada DKI Jakarta putaran pertama tidak sesuai dengan hasil survey beberapa lembaga survey. Namun, meski demikian, secara umum, rilis hasil survey masih mendominasi isu terkait survey di beberapa pemberitaan media terutama rilis hasil Quick Count putara pertama lalu.
  • 48. Penyelenggara Pemilu 140 120 100 80 60 40 20 0 KPUD Panwaslu Kepolisian • Lembaga yang paling sering menjadi sorotan berita adalah KPUD dan Panwaslu.
  • 49. Analisa • KPUD dan Panwaslu menjadi dua lembaga yang paling banyak di soroti dalam pilkada DKI Jakarta kali ini. KPUD mendapat sorotan terkait rilis hasil putaran pertama serta persiapan KPUD di putaran kedua, seperti perbaikan Daftar Pemilih Tetap (DPT), Logistik Pemilu, dan lain-lain. • Sementara Panwaslu banyak mendapat sorotan terkait pelanggaran-pelanggaran selama proses pemilukada putaran pertama berlangsung sampai persiapan putaran kedua. Isu yang paling banyak disoroti media terkait kinerja Panwaslu adalah isu Money Politic, SARA, hingga penanyangan iklan diluar masa kampanye.
  • 50. Kinerja Panwaslu & Kepolisian 45 40 35 30 Pengawasan 25 Antispasi 20 Penindakan 15 10 Lainnya 5 0 Panwaslu Kepolisian • Panwaslu lebih banyak konsentrasi dari sisi penindakan. • Sedangkat Polisi lebih fokus pada antisipasi untuk kemanan pilkada.
  • 51. Analisa • Menjelang pilkada putaran kedua, isu SARA menjadi isu yang paling banyak ditangani oleh Panwaslu. Disamping ada isu Money Politic dan penanyangan iklan diluar masa kampanye. Panwaslu sendiri sudah melakukan beberapa penindakan seperti memeriksa terlapor dan tim sukses masing-masing kandidat. Meski hingga menjelang pelaksanaan putaran kedua, tidak ada satu kandidat atau tim suksesnya yang mendapat sanksi dari Panwaslu. • Sementara, pihak kepolisian lebih banyak terlibat dalam proses pengamanan pilkada.
  • 52. Instansi Quote 500 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0 • Kandidat dan tokoh parpol banyak yang menanggapi kandidat. • Tim Sukses masih minim menanggapi dinamika perjalanan cagub-cawagub DKI.
  • 53. Analisa • Kedua kandidat menjadi pihak yang paling sering menanggapi kandidat yang lain. Media sering melakukan konfrontasi terhadap kedua kandidat terhadap isu-isu yang berkembang menjelang pilkada putara kedua. • Disamping kandidat, tokoh-tokoh partai politik menjadi pihak yang sering melontarkan pendapat dan penilaian terhadap kandidat. Hal ini tidak terlepas dari isu dukungan terhadap kedua kandidat dari masing-masing partai.
  • 54. 14 Tim Sukses 12 10 8 6 4 2 0 • Tim sukses Jokowi-Ahok yaitu Denny Iskandar, Boy Bernaldi dan Budi Purnomo sangat aktif berhubungan dengan media. • Tokoh-tokoh tim sukses Foke-Nara kurang maksimal.
  • 55. Analisa • Dari sisi tim sukses, Timses Jokowi-Ahok terlihat lebih intens berhubungan dengan media. Tidak hanya satu orang, tapi beberapa orang seperti, Boy Bernaldi Sadikin yang merupakan ketua tim sukses atau Denny Iskandar dan Budi Purnomo yang cukup sering dikutip oleh media. • Berbeda dengan timses Foke-Nara yang sangat minim berkomentar di media, meski diisi oleh nama-nama yang sudah cukup familiar seperti Yuddy Chrisnandi dan Nova Rianti Yusuf yang didaulat menjadi juru bicara kandidat. Justru keduanya kalah dibandingkan dengan Kahfi Siregar yang masih cukup sering dikutip oleh media. Hal ini mengindikasikan kerja-kerja kehumasan dari Tim Foke-Nara tidak bekerja maksimal dan masih mengandalkan Foke sebagai news maker-nya.
  • 56. Tokoh Parpol Amien Rais Fadli Zon Bima Arya Sugiarto Wiranto Tjahjo Kumolo Romahurmuzi Megawati Soekarno Putri Martin Hutabarat Aburizal Bakrie Hidayat Nur Wahid Surya Dharma Ali Anas Urbaningrum Taufiq Kiemas Lutfi Hasan Ishaq 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 • Luthfi Hasan dan Taufik Keimas adalah tokoh parpol yang intens terhadap rencana cagub DKI.
  • 57. Analisa • Dari kalangan tokoh Partai Politik, terlihat Presiden PKS, Lutfi Hasan Ishaq menjadi tokoh yang paling sering diminta pendapatnya tentang kedua kandidat. Ini terjadi disebabkan dukungan PKS terhadap kedua kandidat menjadi perhatian utama media massa mengingat suara Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini yang cukup besar pada putaran pertama lalu. Ditambah PKS cukup lama memutuskan mendukung kandidat yang mana sehingga terus mendapatkan perhatian media. • Sosok Taufik Kiemas juga muncul menjadi tokoh yang paling sering berkomentar, karena Taufik Kemas dianggap tokoh yang senior di PDIP yang menjadi pendukung utama Jokowi- Ahok.
  • 58. Intelektual/Akademisi yudi latif Jeirry Sumampow burhanuddin muhtadi Toto Sugiarto Teten Masduki Saiful Mujani harianto Arief Rachman siti zahro Gun Gun Heryanto 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 • Gun Gun Heryanto dan Siti Zuhro merupakan tokoh intelektual yang paling konsen terhadapa pilkada DKI.
  • 59. Analisa • Dari kalangan intelektual/akademisi, Pengamat Komunikasi Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Gun Gun Heryanto menjadi pengamat yang paling banyak mengomentari kandidat dan proses pilkada. Selain Gun Gun, ada juga Siti Zuhro, peneliti bidang Politik di LIPI.
  • 60. Penilaian Intelektual Terhadap Kandidat 40 35 30 Positif 25 20 Netral 15 Negatif 10 5 Positif-Negatif 0 Foke Nara Jokowi Ahok • Intelektual memandang Jokowi lebih positif. • Sedangkan Foke lebih sering dilihat dari sisi negatifnya.
  • 61. Analisa • Dikalangan intelektual/akademisi, Jokowi dianggap lebih baik dari Foke. Keberhasilan Jokowi dalam membangun Kota Solo menjadi tolak ukurnya. Foke dianggap telah gagal dalam menata Jakarta selama 5 lima tahun masa kepemimpinannya, sehingga Foke banyak mendapatkan penilaian dari kalangan intelektual/akademisi.
  • 62. Tokoh Agama/ Masyarakat Yanuar Arief Wibowo Mooryati Soedibyo KH. Kholil Ridwan Yan Awalisi Rimray Ramdan Alamsyah hendarji soepandji Faisal Basri Didik J R Jusuf Kalla Rhoma Irama 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 • Rhoma Irama merupakan tokoh agama yang paling intens terkait dalam pilkada DKI.
  • 63. Analisa • Dikalangan tokoh agama/masyarakat, Rhoma Irama menjadi tokoh yang paling banyak di sorot oleh media. Hal ini terkait dengan ceramah Rhoma Irama di salah satu mesjid di Jakarta yang berbau SARA. Isi ceramah Rhoma ini akhirnya bergulir hingga ke Panwaslu, meski akhirnya Panwaslu menyatakan Rhoma Irama tidak bersalah.
  • 64. Penilaian Tokoh Agama/ Masyarakat Kepada Kandidat 12 10 8 Positif 6 Netral 4 Negatif Positif-Negatif 2 0 Foke Nara Jokowi Ahok • Meskipun banyak mendapat apresiasi dari tokoh masyarakat, Jokowi-Ahok juga paling banyak dikritik atau dipandang negatif oleh tokoh agama/masyarakat.
  • 65. Analisa • Secara umum, penilaian masyarakat terhadap Jokowi relatif positif. Meski demikian, dikalangan tokoh agama dan tokoh adat, Jokowi-Ahok mendapat penilaian yang negatif. Bagi tokoh agama, Jokowi-Ahok tidak layak dipilih menjadi Gubernur DKI Jakarta karena tidak berasal dari golongan Islam. Hal ini akhirnya memunculkan isu SARA dalam pelaksanaan pilkada DKI Jakarta.
  • 66. Kualitas Berita : Cek Ricek 1200 1000 800 600 400 200 0 Ada Tidak Tidak Jelas • Media Online Nasional lebih banyak melakukan cek-ricek sebelum memberitakan di media. • Walaupun demikian masih banyak yang belum maksimal melakukan cek-ricek pada sisi pemberitaannya.
  • 67. Analisa • Dalam melakukan tugas-tugas jurnalistiknya, masih ada beberapa media yang masih kurang dalam melakukan cek & Ricek dalam pemberitaannya. Dari lima media yang dimonitoring yaitu Detik.com , Inilah.com, Kompas.com, Okezone.com, Rmonline.com dan Vivanews, terlihat dua media yang kurang melakukan cek & ricek. Keduanya adalah Detik.com dan Inilah.com.
  • 68. Kualitas Berita : Cover Both Side 1200 1000 800 600 400 200 0 Ada Tidak Tidak Jelas • Media Online kurang maksimal dalam memberi perhatian mengenai cover both side.
  • 69. Analisa • Dalam kualitas pemberitaan, hampir semua media masih kurang maksimal dalam memberi perhatian mengenai cover both side. Tentu saja hal ini perlu diperhatikan kedepannya agar pemberitaan lebih berimbang dari dua sisi.
  • 70. Kualitas Berita : Pencampuran Opini & Fakta 1000 900 800 700 600 500 400 300 200 100 0 Ada Tidak Tidak Jelas • Hampir sebagian besar media masih kurang memerhatikan pentingnya pemisahan opini dan fakta dalam sebuah pemberitaan.
  • 71. Analisa • Media yang paling sering mencampurkan antara opini dan fakta dalam pemberitaannya adalah Inilah.com. Sementara media lainnya, meskipun sering, relatif lebih berupaya memisahkan antara opini dan fakta dalam pemberitaannya.
  • 72. Kesimpulan • Dari sisi pemberitaan, Jokowi masih dominan dibandingkan dengan Foke. Ini merupakan efek dari kemenangan Jokowi-Ahok pada pilkada DKI Jakarta pada putaran pertama lalu. Selain itu, ini memperlihatkan kinerja kedua kandidat belum maksimal dalam memanfaatkan media. • Tim Sukses Jokowi-Ahok terlihat lebih intens dalam berhubungan dengan media, dibandingkan dengan tim sukses Foke-Nara.
  • 73. Kesimpulan • Pemberitaan terkait Jokowi lebih banyak bersifat positif, sedangkan Foke sebaliknya, negatif. Keberhasilan kedua kandidat selama memimpin daerah masing-masing dijadikan tolak ukur dalam menilai keduanya, disamping sikap dan penerimaan masyarakat terhadap kedua kandidat. • Pemberitaan terkait dukungan partai lebih banyak ditujukan kepada Foke. Sementara Jokowi banyak mendapatkan dukungan dari tokoh masyarakat, selebriti dan kalangan intelektual.
  • 74. Kesimpulan • Banyaknya kebakaran yang terjadi di Jakarta menjadikannya menjadi isu daerah yang sering dibahas, baik oleh kandidat maupun tim suksenya menjelang pilkada DKI Jakarta putaran kedua. Disamping ada juga isu ekonomi, sosial dan kemiskinan. • Isu sensitif lainnya yang cukup banyak menyita perhatian publik menjelang pilkada putara kedua ini adalah isu SARA yang banyak dilontarkan oleh pemuka agama kepada pasangan Jokowi-Ahok.
  • 75. Kesimpulan • Pasangan Jokowi-Ahok dipandang negatif dikalangan tokoh agama/adat karena dianggap bukan representasi kalangan Islam. Sehingga umat Islam di Jakarta diminta untuk tidak memilih pasangan ini. • Berbeda dengan tokoh agama/adat, kalangan intelektual/akademisi justru menilai sebaliknya. Foke dinilai gagal dalam membangun kota Jakarta selama lima tahun memimpin Jakarta. Sehingga sosok Jokowi dianggap lebih layak memimpin Jakarta.
  • 76. Kesimpulan • Foke belum bisa memisahkan posisinya sebagai kandidat dan sebagai pejabat Gubernur saat melakukan kunjungan ke masyarakat, sehingga kunjungan yang dilakukan dalam kapasitasnya sebagai Gubernur selalu bernuansa kampanye. • Hampir semua Partai Politik menyatakan komitmennya untuk mendukung pasangan Foke-Nara. Selain Partai Demokrat yang menjadi pengusung utama, menjelang putaran kedua, Foke- Nara mendapat dukungan baru dari Golkar, PKS, PPP dan PAN. Sedangkan Jokowi tetap didukung oleh PDIP dan Gerindra.
  • 77. Kesimpulan • Dua lembaga yang paling banyak mendapatkan sorotan adalah KPUD dan Panwaslu. KPUD mendapatkan sorotan terkait persoalan DPT dan persiapan logistik pemilu. • Panwanslu lebih banyak disoroti terkait penindakannya terhadap isu-isu seputar pemilukada seperti Money Politic, SARA dan penayangan iklan dan spanduk di luar jadwal masa kampanye.