SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 68
JANNUARI 2019
ISI MATERI
CJR EKSISTING
Secara geografis terletak diantara
LUAS WILAYAH
PENDUDUK
:
:
361.434,98 ha
2.243.904
BATAS-BATAS :
UATAR
TIMUR
SELATAN
BARAT
:
:
:
:
PURWAKARTA, BDG BARAT
GARUT
SAMUDERA HINDIA
SUKABUMI, BOGOR
WILAYAH ADMINISTRATIF
KECAMATAN
DESA
:
:
32
354
KELURAHAN : 6
KONDISI GIOGRAFIS KAB. CIANJUR
(KAB. INDUK)
Secara geografis terletak diantara
LUAS WILAYAH
PENDUDUK
:
:
231.105,88 ha
629.499
BATAS-BATAS :
UATAR
TIMUR
SELATAN
BARAT
:
:
:
:
CIANJUR INDUK/BDG BARAT
GARUT
SAMUDERA HINDIA
SUKABUMI,
WILAYAH ADMINISTRATIF
KECAMATAN
DESA
:
:
14
161
KELURAHAN : -
KONDISI GEOGRAFIS WILAYAH CIANJUR BAG.
SELATAN
(CALON DAERAH PERSIAPAN KAB. CIANJUR SELATAN
RENCANA CDOB
CIANJUR SELATAN
AGRABINTA 37,720 ORANG
LELES 32.558 ORANG
SINDANGBARANG 53.565 ORANG
CIDAUN 66.353 ORANG
NARINGGUL 45.854 ORANG
CIBINONG 59.449 ORANG
CIKADU 35.606 ORANG
TANGGEUNG 45.354 ORANG
PASIRKUDA 35.313 ORANG
KADUPANDAK 50.126 ORANG
CIJATI 33.542 ORANG
TAKOKAK 52.231 ORANG
SUKANAGARA 50.408 ORANG
PAGELARAN 69.796 ORANG
JUMLAH 667.875 ORANG
KECAMATAN DICALON DAERAH PEMEKARAN
(CIANJUR BAGIAN SELATAN)
GAMBARAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM & LINGKUNGAN
(TEROTERIAL KAWASAN)
Ketika luas wilayah dan jumlah penduduk minimal untuk sebuah provinsi di kawasan Jawa diperlakukan untuk masing-masing provinsi, maka terdapat
tiga provinsi yang memiliki daya dukung demografis dan geografis untuk mekar, yaitu Jawa Barat 2 provinsi baru, Jawa Tengah 1 provinsi baru dan
Jawa Timur 2 provinsi baru. Dengan kata lain, secara keseluruhan, kawasan Jawa memiliki daya dukung geografis dan demografis untuk membentuk 5
provinsi baru atau keseluruhannya menjadi 10 provinsi.
Ketika luas wilayah dan jumlah penduduk minimal diperlakukan ke
semua provinsi, maka secara normatif hanya ada satu provinsi yang
harus menggabungkan daerah karena daya dukung geografis, yaitu DI
Yogyakarta. Jawa Timur dan Jawa Barat bahkan memiliki daya dukung
ambsolut untuk membentuk masing-masing 22 dan 17 kabupaten.
Maksud dan Tujuan
1. kerangka dasar penataan daerah yang kondusif
bagi akselerasi pengembangan potensi daerah
yang diarahkan bagi penguatan integrasi
nasional, akselerasi pengembangan ekonomi dan
meningkatkan kualitas pelayanan publik bagi
masyarakat
2. Bahwa maksud tujuan membektuk penatan
daerah persiapan dalam rangka lebih
meningkatkan kesejahteraan rakyat, pelayanan
publik, dan daya saing daerah
1. UNDANG-UNDANG NO.9 TAHUN 2015 TENTANG PEMERINTAH DAERAH
2. UNDANG-UNDANG NO.33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN
ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAH DAERAH
3. PERATURAN PEMERINTAH NO. 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBAGIAN
URUSAN ANTARA PEMERINTAH, PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI DAN
PEMERINTAHAN DAERAH KAB/KOTA
4. UNDANG-UNDANG NO. 14 TAHUN 1950 TENTANG PEMBENTUKAN DAERAH-
DAERAH KABUPATEN DALAM LINGKUNGAN PROVINSI JAWA BARAT
5. PERATURAN PEMERINTAH RI NO. 68 TAHUN 1999 TENTANG TATA CARA
PELAKSANAAN PERANSERTA MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN
NEGARA
6. PERATURAN PEMERINTAHAN NO. 78 TAHUN 2007
TENTANG TATACARA PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN
DAERAH.
DASAR HUKUM
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
REKOMENDASI
Aspirasi kami mohon dapatnya masuk dalam Visi Misi pada RPJMD
Perubahan Th 2016-2021 Kab. Cianjur yaitu Fasitasi Koordinasi dan
Konsultasi Daerah Persiapan Pembentukan Kabupaten Cianjur Selatan
Yang mengacu pada Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah. Bab VI Penataan Darah
Bagian kesatu Paragrap 1 Pemekaran Daerah Pasal 41 ayat (4), anatara
lain:
(1)Kewajiban daerah induk terhadap Daerah persipan meliputi :
1. Membantu penyiapan sarana dan prasarana pemerintahan;
2. Melakukan pendataan personel, pembiayaan, peralatan, dan
dokumentasi;
3. Membuat pernyataan kesediaan untuk menyerahkan personel,
pembiayaan, peralatan, dan dokumentasi apabila Daerah Persiapan
ditetapkan menjadi Daerah baru dan;
4. Menyiapkan dana dukungan
Kerangka berpikir mempertimbangkan 3 (tiga)
dimensi dasar, untuk menuju daerah otonom yang
maju-mandiri, yaitu:
1. Dimensi geografi, bersifat relatif tetap, mencakup luas
dan karakteristik (kualitas) wilayahnya;
2. Dimensi demografi, bersifat relatif dinamis, yakni
manusia yang menjadi subyek dan obyek dari daerah
otonom yang mencakup jumlah dan kualitasnya; Ketiga,
3. Dimensi sistem, yang bersifat sangat dinamis, terdiri dari
sistem pertahanan dan keamanan, sistem sosial politik,
sistem sosial ekonomi, sistem keuangan, sistem
administrasi publik, serta sistem manajemen
pemerintahan.
TAHAPAN KEGIATAN PANSUS DPRD
MONEV
FERIVIKASI
LAPANGAN
INFOLAHTA
SAS GIAT > INVER/PEM SEHIR, PEMKAB
DLM/LR PROV.
KONS TTG KEB REGLS DOB
DATA PMBDG TTG WIL, KU, SOSPOL DLL
INFO TTG KEB REGLSI & POLITIK
SASARAN KEGIATAN > DS/KEC
ASPIRASI (SK BPD & DATA DUKG)
POTENSI (PROFIL/MONOGRAFI KEC)
KEWIL (BATAS, ORBITASI & DLL)
TIM FASKORNIS (PEMKAB)
LAK ADMIN (KEPBUP DAN
LAMPIRANNYA)
LAKNIS (KAJIAN KELAYAKAN DOB)
LAKWIL (PETA PERBATASAN)
SUN REN GIAT (ROODMAF)
WAKTU KEGIATAN
MATERI / DATA AWAL
SAS OBYEK KEGIATAN
LOG SARFAS
EVALUASI & SINGKRONISASI
HASIL KEGIATAN
(PANSUS DPRD , TIM
FASKORNIS PEMKAB & TIM NIS
PAGUYUBAN)
PENYUSUNAN PELAPORAN
PERSIAPAN PARIPURNA (KEP
DPRD & KEPBUP) REKOM KE
PEMPROV / GUB.
MONEV
LANJUTAN
KEGIATAN PEMBAHASAN > PROV (DPRD PROV & GUB) >
PUSAT (DPOD KEMENDAGRI KOMSI II DPR RI)
PENILAIAN PERSYARATAN DASAR KAPASITAS DAERAH
I. PARAMETER DAN INDIKATOR DALAM RANGKA PEMBENTUKAN DAERAH PERSIAPAN
PARAMETER INDIKATOR
1. Geografi 1. lokasi ibukota.
2. hidrografi.
3. kerawanan bencana.
2. Demografi 4. kualitas sumber daya manusia.
5. distribusi penduduk.
3. Keamanan 6. tindakan kriminal umum.
7. konflik sosial.
4. asosial politik, adat dan tradisi 8. partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum.
9. kohesivitas sosial.
10. organisasi kemasyarakatan
5. potensi ekonomi 11. pertumbuhan ekonomi.
12. potensi unggulan daerah.
6. keuangan daerah 13. kapasitas pendapatan asli Daerah induk.
14. potensi pendapatan asli calon Daerah Persiapan.
15. pengelolaan keuangan dan aset Daerah.
7. kemampuan penyelenggaraan pemerintahan 16. aksesibilitas pelayanan dasar pendidikan.
17. aksesibilitas pelayanan dasar kesehatan.
18. aksesibilitas pelayanan dasar infrastruktur.
19. jumlah pegawai aparatur sipil Negara di Daerah
induk.
20. rancangan rencana tata ruang wilayah Daerah
Persiapan.
DIKAKSANAKAN OLEH PENGKAJI
(TIM INDEVENDEN DARI PUSAT / PROV)
I. DEFINISI INDIKATOR
Indikator: Suatu parameter atau suatu nilai yang diturunkan dari faktor yang memberikan informasi tentang
keadaan dari suatu fenomena/lingkungan/wilayah, dengan signifikansi dari indikator tersebut berhubungan
secara langsung dengan nilai parameter. Indikator ini dihitung untuk penyusunan indeks komposit
pembentukan/penghapusan dan penggabungan daerah otonom harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut: (1) data tersedia, (2) mudah dihitung, (3) relevan, (4) terukur, dan reliabel.
INDIKATOR UKURAN INDIKATOR
lokasi ibukota 1. Rasio ketimpangan jarak antara batas terdekat dan batas terjauh dari wilayah
cakupan yang akan dimekarkan dengan calon ibukota
2. Ketersediaan lahan untuk pusat pemerintahan yang sudah ada Berita Acara
penyerahannya di hadapan notaris.
Hidrografi 1. potensi air permukaan dan air tanah di wilayah cakupan daerah persiapan yang
akan dibentuk dengan klasifikasi dan kriteria tinggi, sedang, atau rendah
2. ketersedian air baku untuk kebutuhan sehari-hari penduduk dan untuk kegiatan
ekonomi
kerawanan bencana. 1. jumlah jenis potensi bencana alam yang memiliki daya rusak tinggi yang
meliputi tsunami, letusan gunung berapi, gempa bumi, longsor, dan banjir/rob
2. jumlah kejadian bencana alam dalam kurun waktu 10 tahun terakhir
kualitas sumber daya
manusia.
1. rasio angka lama bersekolah di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan
dibentuk dengan angka lama bersekolah nasional
2. rasio APK pendidikan menengah atas wilayah cakupan daerah persiapan yang
akan dibentuk dengan APK nasional
3. rasio APK pendidikan menengah pertama wilayah cakupan daerah persiapan
yang akan dibentuk dengan APK nasional
4. rasio APK pendidikan dasar wilayah cakupan daerah persiapan yang akan
dibentuk dengan APK nasional
distribusi penduduk. rasio tingkat kepadatan penduduk di wilayah cakupan daerah persiapan (RTKP-DP)
yang akan dibentuk dengan rata-rata kepadatan penduduk di daerah yang
berbatasan dengan daerah induk
tindakan kriminal umum. rasio jumlah tindak pidana kriminal umum per 10.000 penduduk di wilayah cakupan
daerah persiapan yang akan dibentuk dengan rata-rata rasio jumlah tindak pidana
kriminal umum per 10.000 penduduk di daerah yang berbatasan dengan daerah
induk.
konflik social jumlah konflik sosial yang terjadi antara masyarakat dalam cakupan wilayah daerah
persiapan.
partisipasi masyarakat
dalam pemilihan umum.
1. persentase jumlah penduduk yang ikut pemilu legislatif terhadap jumlah
penduduk yang memiliki hak pilih di wilayah cakupan daerah persiapan yang
akan dibentuk
2. persentase jumlah penduduk yang ikut pemilu kepala daerah terhadap jumlah
penduduk yang memiliki hak pilih di wilayah cakupan daerah persiapan yang
akan dibentuk
kohesivitas sosial. jumlah etnik dan sub etnik dalam cakupan wilayah daerah persiapan yang akan
dibentuk
organisasi kemasyarakatan Jumlah organisasi kemasyarakatan yang terdaftar sesuai peraturan perundang-
undangan di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk
pertumbuhan ekonomi. 1. rasio rata-rata pertumbuhan ekonomi selama 5 tahun di wilayah cakupan daerah
persiapan yang akan dibentuk dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan
ekonomi nasional selama 5 tahun.
2. rasio pendapatan perkapita di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan
dibentuk dibandingkan dengan pendapatan perkapita nasional.
3. rasio IPM di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk
dibandingakan dengan IPM nasional.
4. rasio persentase angka kemiskinan di wilayah cakupan daerah persiapan yang
akan dibentuk dibandingkan dengan persentase angka kemiskinan nasional.
potensi unggulan daerah. 1. jumlah cadangan tambang migas yang terukur di wilayah cakupan daerah
persiapan yang akan dibentuk
2. jumlah cadangan tambang minerba yang terukur di wilayah cakupan daerah
persiapan yang akan dibentuk
3. jumlah cadangan panas bumi yang terukur di wilayah cakupan daerah persiapan
yang akan dibentuk
1. rasio nilai kontribusi PDRB sektor pertanian per kapita di wilayah induk
dibandingkan dengan nilai kontribusi PDB sektor pertanian per kapita nasional
2. rasio nilai kontribusi PDRB sektor industri per kapita di wilayah induk
dibandingkan dengan nilai kontribusi PDB sektor industri per kapita nasional
3. rasio nilai kontribusi PDRB sektor perdagangan, hotel, dan restoran per kapita di
wilayah induk dibandingkan dengan nilai kontribusi PDB sektor perdagangan,
hotel, dan restoran per kapita nasional
4. rasio nilai kontribusi PDRB sektor pengangkutan dan komunikasi per kapita di
wilayah induk dibandingkan dengan nilai kontribusi PDB sektor pengangkutan
dan komunikasi per kapita nasional
5. rasio nilai kontribusi PDRB sektor keuangan dan persewaan per kapita di
wilayah induk dibandingkan dengan nilai kontribusi PDB sektor keuangan dan
persewaan per kapita nasional
6. rasio nilai PDRB sektor jasa-jasa per kapita di wilayah induk dibandingkan
dengan nilai kontribusi PDB sektor jasa-jasa per per kapita nasional
kapasitas pendapatan asli
Daerah induk.
rasio PAD terhadap APBD daerah yang akan dimekarkan
potensi pendapatan asli
calon Daerah Persiapan.
rasio PAD yang dipungut di wilayah cakupan daerah persiapan terhadap PAD
daerah induk
pengelolaan keuangan dan
aset Daerah.
1. Rasio APBD terhadap PDRB
2. Rasio APBD per kapita terhadap APBN per kapita
aksesibilitas pelayanan
dasar pendidikan.
1. Rasio jumlah murid SD terhadap ruang belajar SD di cakupan wilayah daerah
persiapan yang akan dibentuk
2. Rasio jumlah murid SMP terhadap ruang belajar SMP di cakupan wilayah daerah
persiapan yang akan dibentuk
3. Rasio jumlah murid SMA/SMK terhadap ruang belajar SMA/SMK di cakupan
wilayah daerah persiapan yang akan dibentuk
aksesibilitas pelayanan
dasar kesehatan.
1. rasio jumlah dokter terhadap jumlah penduduk di wilayah cakupan daerah
persiapan yang akan dibentuk
2. rasio tempat tidur rumah sakit/puskesmas rawat inap terhadap jumlah penduduk
di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk
aksesibilitas pelayanan
dasar infrastruktur.
1. rasio panjang jalan terhadap luas wilayah di wilayah cakupan daerah persiapan
yang akan dibentuk.
2. rasio pelabuhan/dermaga dengan pulau/kawasan yang dihubungkan oleh
sungai/laut.
3. jarak calon ibukota daerah persiapan dengan bandara terdekat
jumlah pegawai aparatur
sipil negara di Daerah
induk.
1. rasio jumlah pegawai ASN terhadap jumlah penduduk di wilayah cakupan
daerah persiapan yang akan dimekarkan
2. rasio belanja pegawai ASN terhadap APBD daerah induk
rancangan rencana tata
ruang wilayah Daerah
Persiapan.
ketersediaan dokumen rancangan RTRW daerah persiapan
I. NILAI INDIKATOR
1. Penilaian yang digunakan adalah dengan sistem skoring, untuk pembentukan daerah persiapan adalah
metode skoring (pemberian skor).
2. Setiap indikator diberi skor dengan skala 1 - 5 dengan ketentuan sebagai berikut:
INDIKATOR UKURAN INDIKATOR SKALA NILAI
lokasi ibukota 1. Rasio ketimpangan jarak antara batas
terdekat dan batas terjauh dari
wilayah cakupan yang akan
dimekarkan dengan calon ibukota
0,00 - 0,2 = 1
0,21 - 0,4 = 2
0,41 - 0,6 = 3
0,61 - 0,8 = 4
0,81 - 1,00 = 5
2. Ketersediaan lahan untuk pusat
pemerintahan yang sudah ada Berita
Acara penyerahannya di hadapan
notaris.
a. Provinsi (ha):
<80 = 1
81-90 = 2
91-100 = 3
101-110 = 4
>110 = 5
b. Kabupaten (ha):
<30 = 1
31-40 = 2
41-50 = 3
51-60 = 4
>60 = 5
c. Kota (ha):
<20 = 1
21-30 = 2
31-40 = 3
41-50 = 4
hidrografi 1. potensi air permukaan dan air tanah di
wilayah cakupan daerah persiapan
yang akan dibentuk dengan klasifikasi
dan kriteria tinggi, sedang, atau rendah
Sangat tinggi = 5
Tinggi = 4
Sedang = 3
Rendah = 2
2. ketersedian air baku untuk kebutuhan
sehari-hari penduduk dan untuk
kegiatan ekonomi
≤10% = 1
10,1%-20% = 2
20,1%-30% = 3
30,1%-40% = 4
>40% = 5
kerawanan
bencana.
1. jumlah jenis potensi bencana alam
yang memiliki daya rusak tinggi yang
meliputi tsunami, letusan gunung
berapi, gempa bumi, longsor, dan
banjir/rob
5 jenis = 1
4 jenis = 2
3 jenis = 3
2 jenis = 4
1 jenis = 5
2. jumlah kejadian bencana alam dalam
kurun waktu 10 tahun terakhir
a. Provinsi
Bencana <5 kali = 5
Bencana 5-9 kali = 4
Bencana 10-14 kali = 3
Bencana 15-19 kali = 2
Bencana ≥20 kali = 1
b. Kabupaten
Tanpa bencana = 5
Bencana ≤5 kali = 4
Bencana 6-10 kali = 3
Bencana 11-15 kali = 2
Bencana >15 kali = 1
c. Kota
Bencana ≤2 kali = 5
Bencana 3-5 kali = 4
Bencana 6-8 kali = 3
Bencana 9-11 kali = 2
Bencana ≥12 kali = 1
kualitas sumber
daya manusia.
1. rasio angka lama bersekolah di wilayah
cakupan daerah persiapan yang akan
dibentuk dengan angka lama
bersekolah nasional
≥1,00 = 5
0,90-0,99 = 4
0,80-0,89 = 3
0,70-0,79 = 2
<0,70 = 1
2. rasio APK pendidikan menengah atas
wilayah cakupan daerah persiapan
yang akan dibentuk dengan APK
nasional
≥1,00 = 5
0,90-0,99 = 4
0,80-0,89 = 3
0,70-0,79 = 2
<0,70 = 1
3. rasio APK pendidikan menengah
pertama wilayah cakupan daerah
persiapan yang akan dibentuk dengan
APK nasional
≥1,00 = 5
0,90-0,99 = 4
0,80-0,89 = 3
0,70-0,79 = 2
<0,70 = 1
4. rasio APK pendidikan dasar wilayah
cakupan daerah persiapan yang akan
dibentuk dengan APK nasional
≥1,00 = 5
0,90-0,99 = 4
0,80-0,89 = 3
0,70-0,79 = 2
<0,70 = 1
distribusi
penduduk.
rasio tingkat kepadatan penduduk di
wilayah cakupan daerah persiapan (RTKP-
DP) yang akan dibentuk dengan rata-rata
kepadatan penduduk di daerah yang
berbatasan dengan daerah induk
≥1,00 = 5
0,90-0,99 = 4
0,80-0,89 = 3
0,70-0,79 = 2
<0,70 = 1
tindakan kriminal
umum.
rasio jumlah tindak pidana kriminal umum
per 10.000 penduduk di wilayah cakupan
daerah persiapan yang akan dibentuk
dengan rata-rata rasio jumlah tindak
pidana kriminal umum per 10.000
penduduk di daerah yang berbatasan
dengan daerah induk.
≥1,00 = 5
0,90-0,99 = 4
0,80-0,89 = 3
0,70-0,79 = 2
<0,70 = 1
konflik sosial jumlah konflik sosial yang terjadi antara
masyarakat dalam cakupan wilayah
daerah persiapan.
a. Provinsi
Konflik <5 kali = 5
Konflik 5-9 kali = 4
Konflik 10-14 kali = 3
Konflik 15-19 kali = 2
Konflik ≥20 kali = 1
b. Kabupaten
Tanpa konflik = 5
Konflik ≤5 kali = 4
Konflik 6-10 kali = 3
Konflik 11-15 kali = 2
Konflik >15 kali = 1
c. Kota
Konflik ≤2 kali = 5
Konflik 3-5 kali = 4
Konflik 6-8 kali = 3
Konflik 9-11 kali = 2
Konflik ≥12 kali = 1
partisipasi
masyarakat dalam
pemilihan umum.
1. persentase jumlah penduduk yang ikut
pemilu legislatif terhadap jumlah
penduduk yang memiliki hak pilih di
wilayah cakupan daerah persiapan
yang akan dibentuk
>70% = 5
60%-70% = 4
50%-59% = 3
40%-49% = 2
<40% = 1
2. persentase jumlah penduduk yang ikut
pemilu kepala daerah terhadap jumlah
penduduk yang memiliki hak pilih di
wilayah cakupan daerah persiapan
yang akan dibentuk
>70% = 5
60%-70% = 4
50%-59% = 3
40%-49% = 2
<40% = 1
kohesivitas sosial. jumlah etnik dan sub etnik dalam cakupan
wilayah daerah persiapan yang akan
dibentuk
1 etnik dan sub etnik = 5
2-3 etnik dan sub etnik = 4
4-5 etnik dan sub etnik = 3
6-7 etnik dan sub etnik = 2
>8 etnik dan sub etnik = 1
organisasi
kemasyarakatan
Jumlah organisasi kemasyarakatan yang
terdaftar sesuai peraturan perundang-
undangan di wilayah cakupan daerah
persiapan yang akan dibentuk
>40 organisasi kemasyarakatan = 5
31-40 organisasi kemasyarakatan = 4
21-30 organisasi kemasyarakatan = 3
11-20 organisasi kemasyarakatan = 2
<10 organisasi kemasyarakatan = 1
pertumbuhan
ekonomi.
1. rasio rata-rata pertumbuhan ekonomi
selama 5 tahun di wilayah cakupan
daerah persiapan yang akan dibentuk
dibandingkan dengan rata-rata
pertumbuhan ekonomi nasional selama
5 tahun.
≥1,00 = 5
0,90-0,99 = 4
0,80-0,89 = 3
0,70-0,79 = 2
<0,70 = 1
2. rasio pendapatan perkapita di wilayah
cakupan daerah persiapan yang akan
dibentuk dibandingkan dengan
pendapatan perkapita nasional.
≥1,00 = 5
0,90-0,99 = 4
0,80-0,89 = 3
0,70-0,79 = 2
<0,70 = 1
3. rasio IPM di wilayah cakupan daerah
persiapan yang akan dibentuk
dibandingakan dengan IPM nasional.
≥1,00 = 5
0,90-0,99 = 4
0,80-0,89 = 3
0,70-0,79 = 2
<0,70 = 1
4. rasio persentase angka kemiskinan di
wilayah cakupan daerah persiapan
yang akan dibentuk dibandingkan
dengan persentase angka kemiskinan
nasional.
<0,70 = 5
0,70-0,79 = 4
0,80-0,89 = 3
0,90-0,99 = 2
≥1,00 = 1
potensi unggulan
daerah.
1. jumlah cadangan tambang migas yang
terukur di wilayah cakupan daerah
persiapan yang akan dibentuk
1.
2. jumlah cadangan tambang minerba
yang terukur di wilayah cakupan
daerah persiapan yang akan dibentuk
2.
3. jumlah cadangan panas bumi yang
terukur di wilayah cakupan daerah
persiapan yang akan dibentuk
3.
4. rasio nilai kontribusi PDRB sektor
pertanian per kapita di wilayah induk
dibandingkan dengan nilai kontribusi
PDB sektor pertanian per kapita
nasional
4. ≥1,00 = 5
5. 0,90-0,99 = 4
6. 0,80-0,89 = 3
7. 0,70-0,79 = 2
8. <0,70 = 1
5. rasio nilai kontribusi PDRB sektor
industri per kapita di wilayah induk
dibandingkan dengan nilai kontribusi
PDB sektor industri per kapita
nasional
9. ≥1,00 = 5
10.0,90-0,99 = 4
11.0,80-0,89 = 3
12.0,70-0,79 = 2
13.<0,70 = 1
6. rasio nilai kontribusi PDRB sektor
perdagangan, hotel, dan restoran per
kapita di wilayah induk dibandingkan
dengan nilai kontribusi PDB sektor
perdagangan, hotel, dan restoran per
kapita nasional
14.≥1,00 = 5
15.0,90-0,99 = 4
16.0,80-0,89 = 3
17.0,70-0,79 = 2
18.<0,70 = 1
7. rasio nilai kontribusi PDRB sektor
pengangkutan dan komunikasi per
kapita di wilayah induk dibandingkan
dengan nilai kontribusi PDB sektor
pengangkutan dan komunikasi per
kapita nasional
19.≥1,00 = 5
20.0,90-0,99 = 4
21.0,80-0,89 = 3
22.0,70-0,79 = 2
23.<0,70 = 1
1. rasio nilai kontribusi PDRB sektor
keuangan dan persewaan per kapita di
wilayah induk dibandingkan dengan
nilai kontribusi PDB sektor keuangan
dan persewaan per kapita nasional
≥1,00 = 5
0,90-0,99 = 4
0,80-0,89 = 3
0,70-0,79 = 2
<0,70 = 1
2. rasio nilai PDRB sektor jasa-jasa per
kapita di wilayah induk dibandingkan
dengan nilai kontribusi PDB sektor
jasa-jasa per per kapita nasional
≥1,00 = 5
0,90-0,99 = 4
0,80-0,89 = 3
0,70-0,79 = 2
<0,70 = 1
Catatan:
Ukuran indikator dan nilai nomor 4-9 masih harus
didiskusikan
kapasitas
pendapatan asli
Daerah induk.
rasio PAD terhadap APBD daerah yang
akan dimekarkan
≥15% = 5
12%-14,99% = 4
10%-11,99% = 3
8%-9,99% = 2
<8% = 1
potensi
pendapatan asli
calon Daerah
Persiapan.
rasio PAD yang dipungut di wilayah
cakupan daerah persiapan terhadap PAD
daerah induk
≥1,00 = 5
0,90-0,99 = 4
0,80-0,89 = 3
0,70-0,79 = 2
<0,70 = 1
pengelolaan
keuangan dan aset
Daerah.
1. Rasio APBD terhadap PDRB ≥20% = 5
15%-19,99% = 4
10%-14,99% = 3
5%-9,99% = 2
<5% = 1
2. Rasio APBD per kapita terhadap APBN
per kapita
≥1,00 = 5
0,90-0,99 = 4
0,80-0,89 = 3
0,70-0,79 = 2
<0,70 = 1
aksesibilitas
pelayanan dasar
pendidikan.
1. Rasio jumlah murid SD terhadap ruang
belajar SD di cakupan wilayah daerah
persiapan yang akan dibentuk
≤32 = 5
32-35 = 4
36-39 = 3
40-42 = 2
≥43 = 1
2. Rasio jumlah murid SMP terhadap
ruang belajar SMP di cakupan wilayah
daerah persiapan yang akan dibentuk
≤32 = 5
32-35 = 4
36-39 = 3
40-42 = 2
≥43 = 1
3. Rasio jumlah murid SMA/SMK
terhadap ruang belajar SMA/SMK di
cakupan wilayah daerah persiapan
yang akan dibentuk
≤32 = 5
32-35 = 4
36-39 = 3
40-42 = 2
≥43 = 1
aksesibilitas
pelayanan dasar
kesehatan.
1. rasio jumlah dokter terhadap jumlah
penduduk di wilayah cakupan daerah
persiapan yang akan dibentuk
2. rasio tempat tidur rumah
sakit/puskesmas rawat inap terhadap
jumlah penduduk di wilayah cakupan
daerah persiapan yang akan dibentuk
aksesibilitas
pelayanan dasar
infrastruktur.
1. rasio panjang jalan terhadap luas
wilayah di wilayah cakupan daerah
persiapan yang akan dibentuk.
2. rasio pelabuhan/dermaga dengan
pulau/kawasan yang dihubungkan oleh
sungai/laut.
3. jarak calon ibukota daerah persiapan
dengan bandara terdekat
jumlah pegawai
aparatur sipil
negara di Daerah
induk.
1. rasio jumlah pegawai ASN terhadap
jumlah penduduk di wilayah cakupan
daerah persiapan yang akan
dimekarkan
<2% = 5
2%-2,2% = 4
2,3%-2,5% = 3
2,6%-2,8% = 2
>2,8% = 1
2. rasio belanja pegawai ASN terhadap
APBD daerah induk
a. Provinsi
<25% = 5
25%-30% = 4
31%-35% = 3
36%-40% = 2
>40% = 1
b. Kabupaten dan Kota
<40% = 5
41%-45% = 4
46%-50% = 3
51%-55% = 2
>55% = 1
rancangan
rencana tata ruang
wilayah Daerah
Persiapan.
ketersediaan dokumen rancangan RTRW
daerah persiapan
Sudan masuk dalam dokumen RTRW induk = 5
Sudah ada naskah kajian dan naskah teknis= 4
Sudah ada kajian = 3
Sudah ada dokumen rencana kajian = 2
Belum ada kajian = 1
tindakan kriminal
umum.
2 rasio jumlah tindak pidana kriminal umum per 10.000
penduduk di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan
dibentuk dengan rata-rata rasio jumlah tindak pidana kriminal
umum per 10.000 penduduk di daerah yang berbatasan
dengan daerah induk.
2
konflik sosial 2 jumlah konflik sosial yang terjadi antara masyarakat dalam
cakupan wilayah daerah persiapan.
2
partisipasi
masyarakat dalam
pemilihan umum.
2 1. persentase jumlah penduduk yang ikut pemilu legislatif
terhadap jumlah penduduk yang memiliki hak pilih di
wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk
1
2. persentase jumlah penduduk yang ikut pemilu kepala
daerah terhadap jumlah penduduk yang memiliki hak pilih
di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk
1
kohesivitas sosial. 2 jumlah etnik dan sub etnik dalam cakupan wilayah daerah
persiapan yang akan dibentuk
2
organisasi
kemasyarakatan
2 Jumlah organisasi kemasyarakatan yang terdaftar sesuai
peraturan perundang-undangan di wilayah cakupan daerah
persiapan yang akan dibentuk
2
pertumbuhan
ekonomi.
16 1. rasio rata-rata pertumbuhan ekonomi selama 5 tahun di
wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk
dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi
nasional selama 5 tahun.
4
2. rasio pendapatan perkapita di wilayah cakupan daerah
persiapan yang akan dibentuk dibandingkan dengan
pendapatan perkapita nasional.
4
3. rasio IPM di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan
dibentuk dibandingakan dengan IPM nasional.
4
4. rasio persentase angka kemiskinan di wilayah cakupan
daerah persiapan yang akan dibentuk dibandingkan
dengan persentase angka kemiskinan nasional.
4
kapasitas
pendapatan asli
Daerah induk.
2 rasio PAD terhadap APBD daerah yang akan dimekarkan 2
potensi pendapatan
asli calon Daerah
Persiapan.
2 rasio PAD yang dipungut di wilayah cakupan daerah
persiapan terhadap PAD daerah induk
2
pengelolaan
keuangan dan aset
Daerah.
4 1. Rasio APBD terhadap PDRB 2
2. Rasio APBD per kapita terhadap APBN per kapita 2
aksesibilitas
pelayanan dasar
pendidikan.
9 1. Rasio jumlah murid SD terhadap ruang belajar SD di
cakupan wilayah daerah persiapan yang akan dibentuk
3
2. Rasio jumlah murid SMP terhadap ruang belajar SMP di
cakupan wilayah daerah persiapan yang akan dibentuk
3
3. Rasio jumlah murid SMA/SMK terhadap ruang belajar
SMA/SMK di cakupan wilayah daerah persiapan yang akan
dibentuk
3
aksesibilitas
pelayanan dasar
kesehatan.
6 1. rasio jumlah dokter terhadap jumlah penduduk di wilayah
cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk
3
2. rasio tempat tidur rumah sakit/puskesmas rawat inap
terhadap jumlah penduduk di wilayah cakupan daerah
persiapan yang akan dibentuk
3
aksesibilitas
pelayanan dasar
infrastruktur.
8 1. rasio panjang jalan terhadap luas wilayah di wilayah
cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk.
3
2. rasio pelabuhan/dermaga dengan pulau/kawasan yang
dihubungkan oleh sungai/laut.
3
3. jarak calon ibukota daerah persiapan dengan bandara
terdekat
2
jumlah pegawai
aparatur sipil negara
di Daerah induk.
2 1. rasio jumlah pegawai ASN terhadap jumlah penduduk di
wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dimekarkan
1
2. rasio belanja pegawai ASN terhadap APBD daerah induk 1
rancangan rencana
tata ruang wilayah
Daerah Persiapan.
1 ketersediaan dokumen rancangan RTRW daerah persiapan 1
TOTAL BOBOT
INDIKATOR
100 TOTAL BOBOT SUB INDIKATOR 100
Nilai indikator adalah hasil perkalian skor dan bobot masing-masing indikator. Nilai total adalah penjumlahan
seluruh nilai indikator. Suatu daerah dinyatakan memenuhi persyaratan dasar kapasitas daerah apabila
mendapat nilai totaldi atas 400.
PERSIAPAN KAWASAN DOB (PEMPROV JABAR)
• PERDA No. 22/2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Jawa Barat 2009-2029
• PERDA No. 28/2010 tentang Pengembangan Wilayah Jawa
Barat Bagian Selatan Tahun 2010-2029
• PERGUB No. 21/2012 tentang Badan Pengembangan
Wilayah Jawa Barat Bagian Selatan
• KEPGUB No. 800/Kep.1058-Bapp/2012 tentang Susunan
Personalia Badan Pengembangan Wilayah Jawa Barat
Bagian Selatan
OUTPUT BADAN PENGEMBANGAN WILAYAH
JAWA BARAT BAGIAN SELATAN
(AMANAT PERDA No. 28/2010 tentang Pengembangan
Wilayah Jawa Barat Bagian Selatan Tahun 2010-2029)
)cc
BPW-JABSEL
Bid.
Agribisnis
Bid.
Infrastruktur
Bid. Industri
Kelautan
Bid.
Pariwisata
Terpadu
RIP
Bid. Agribisnis
RIP
Bid. Infra
RIP
Bid. Industri
Kelautan
RIP
Bid. Pariwisata
Terpadu
RIP & RM
Jabsel
Program Infrastruktur
Jangka Pendek
2007 - 2012
Jangka Menengah
2012-2017
Jangka Panjang
2017-2022
Membangun Pondasi Yang Kuat Bagi Peningkatan
Produksi dan Kualitas Komoditas Unggulan
Perluasan Pasar dan Pengembangan
Investor Baru
(skala menengah & besar)
Pengembangan
Agroindustri secara
Terpadu
1.Penyelesaian jalur barat – timur
(Trans Selatan)
1.Peningkatan akses jalur utara-selatan
2.Pembangunan waduk dan saluran irigasi
3.Perluasan jaringan listrik
1.Pembangunan terminal baru
2.Pembangunan pelabuhan baru
1.Pengembangan
jalur barat – timur
(Trans Selatan)
secara massif
2. Peningkatan
layanan
komunikasi
RENCANA
Program Alih Fungsi Lahan
Jangka Pendek
2007 - 2012
Jangka Menengah
2012-2017
Jangka Panjang
2017-2022
Membangun Pondasi Yang Kuat Bagi
Peningkatan Produksi dan Kualitas
Komoditas Unggulan
Perluasan Pasar dan
Pengembangan Investor Baru
(skala menengah & besar)
Pengembangan
Agroindustri secara
Terpadu
1.Realisasi aturan mengenai kawasan lindung
2.Pembentukan regulasi mengenai lahan terlantar
3.Inventarisasi lahan HGU yang terlantar
4.Tidak memperpanjang izin HGU yang terlantar
5.Pemanfaatan lahan tidur oleh investor baru (on farm)
6.Ekstensifikasi lahan usaha pertanian yang sudah ada
RENCANA
Program Ekonomi Pertanian
Jangka Pendek
2007 - 2012
Jangka Menengah
2012-2017
Jangka Panjang
2017-2022
Membangun Pondasi Yang Kuat Bagi
Peningkatan Produksi dan Kualitas
Komoditas Unggulan
Perluasan Pasar dan
Pengembangan Investor Baru
(skala menengah & besar)
Pengembangan
Agroindustri secara
Terpadu
1. Pembentukan regulasi yang berpihak
pada pengembangan pertanian
(subsidi pupuk, mekanisme harga,
land reform, dll)
2. Menguatkan kegiatan ekonomi yang
ada
3. Peningkatan dan perluasan jaringan
pemasaran
4. Pembentukan dan penguatan
kelembagaan ekonomi kecil
5. Penyediaan sarana dan prasarana
produksi
6. Bantuan permodalan bagi petani kecil
7. Pengembangan infrastruktur produksi
dan distribusi
8. Intensifikasi Komoditas unggulan
1.Eksplorasi komoditas menuju
pengembangan skala usaha
yang lebih besar
2.Pengembangan infrastruktur
produksi skala menengah dan
infrastruktur distribusi
3.Perluasan pasar bagi hasil
pertanian Jawa Barat Selatan
4.Pengembangan produk turunan
komoditas unggulan terpilih
5.Kemitraan petani dan
pengusaha
6.Promosi dan pameran hasil
komoditas unggulan
1.Pengembangan
agribusiness
secara terpadu
2.Orientasi
eksport ke luar
Jawa Barat
Selatan
3.Pembangunan
infrastruktur
RENCANA
Program Ekonomi Non Pertanian
Stage 1
2007 - 2012
Stage 2
2012-2017
Stage 3
2017-2022
Membangun Pondasi Yang Kuat Bagi Peningkatan
Produksi dan Kualitas Komoditas Unggulan
Perluasan Pasar dan Pengembangan
Investor Baru
(skala menengah & besar)
Pengembangan
Agroindustri secara
Terpadu
Usaha Kecil dan Menengah Usaha Besar Investasi on farm Investasi off farm
Program
Pengembangan
Industri pengolahan
Komoditas Pertanian :
1. Pengembangan
industri bio fuel.
2. Pengembangan
industri Minyak
Kelapa
3. Pengembangan
Industri VCO
4. Pengembangan
Industri Minyak Jarak
5. Pengembangan
Industri Pengolahan
Ikan
6. Pengembangan
Industri Pengalengan
Buah buahan
Pengembangan UMKM
1. Pengembangan data base/
Pemetaan UMKM
2. Penyusunan klaster UMKM
3. Pembentukan lembaga
pembinaan dan pembiayaan
UMKM melalui kredit dana
bergulir dan pembentukan
kelompok usaha.
4. Peningkatan kemampuan
manajemen usaha
- Pelatihan kemampuan
Pengeloaan usaha
- Pelatihan pengelolaan
produksi
- Pelatihan pengelolaan
keuangan
- Pelatihan pemasaran
5. Pengembangan sistem
informasi pasar
6. Penguatan jaringan pemasaran
Peningkatan
kinerja usaha
besar
1.Perbankan :
kredit investasi
2.Pemerintah
Masyarakat :
penyertaan
modal
1. Penyusunan
profil investasi
komoditas
unggulan Jawa
Barat Selatan
2. Penyederhaan
perizinan
investasi on farm
3. Promosi investasi
on farm
4. Pengembangan
sistem informasi
investasi
5. Pemberlakuan
insentif bagi
pengembangan
investasi
1. Pengembangan
Pusat
Perdagangan/Te
rminal
Agrobisnis
2. Pengembangan
sistem informasi
komoditas
ekspor
3. Pemengembang
an Investasi
Trading House
4. Promosi ekspor
5. Pengembangan
Investasi Jasa
Angkutan
komoditas
ekspor
RENCANA
Program Ekonomi Non Pertanian :
Rencana Pengembangan Pertambangan
Jangka Pendek
2007 - 2012
Jangka Menengah
2012-2017
Jangka
Panjang
2017-2022
1. Menyusun regulasi yang dibutuhkan
bagi aktivitas penambangan yang
berwawasan lingkungan
2. Pembentukan koperasi dan kelompok –
kelompok penambang yang
berkoordinasi dengan Dinas
Pertambangan dan Energi Jawa Barat
3. Penetapan Kawasan lindung cagar
alam geologi Ciletuh tidak boleh
dijadikan lokasi penambangan
4. Pengaturan aktivitas penambangan
bagi materaial tertentu yang berpotensi
merusak kelestarian sumberdaya
lingkungan
1.Memperluas pasar komoditas
pertambangan terpilih
2.Kerjasama masyarakat dengan
investor besar melalui perantaraan
dan pengaturan pemerintah
3. Pengembangan pelabuhan
1.Rehabilitasi
kawasan
pertambangan
RENCANA
Program Ekonomi Non Pertanian :
Rencana Pengembangan Pariwisata
Jangka Pendek
2007 - 2012
Jangka Menengah
2012-2017
Jangka
Panjang
2017-2022
1. Pembangunan kembali kawasan wisata
pangandaran
2. Peningkatan kawasan wisata pelabuhan
ratu
3. Penataan fisik, peningkatan fasilitas
akomodasi dan perbaikan aksesibilitas
di kawasan wisata pantai
Ujunggenteng, Cidaun, Cipatujah
4. Merintis jalinan Kersajama dengan
investor swasta untuk mengembangkan
wisata di Jawa Barat Selatan
1.Menciptakan daya tarik dan image
wisata Jawa Barat Selatan yang
khas
2.Memperluas pangasa pasar
wisatawan
3.Promosi wisata
Memperluas
pangsa pasar
wisatawan
RENCANA
• PERDA No. 28/2010 tentang Pengembangan Wilayah
Jawa Barat Bagian Selatan Tahun 2010-2029Bagian
Kedua Sasaran Pasal 3, Sasaran penyelenggaraan
pengembangan wilayah Jawa Barat bagian Selatan
adalah :
1. Bidang Agribisnis/agroindustri,
2. Bidang industri kelautan
3. Bidang pariwisata terpadu
4. Bidang infrastruktur
PETA JARINGAN JALAN LINTAS SELATAN
PKN Perkotaan
Bandung Raya
PKNp Palabuhanratu
PKNp Pangandaran
PKW Sukabumi
PKW Tasikmalaya
PKN Bodebek
RENCANA TATA RUANG KAWASAN JABAR SELATAN
Pangalengan
Garut
Sindangbarang
Pameungpeuk
CHRISTMAS
ISLAND
GREEN TEA
Pamegatan
ORGANIC TEA PLANTATION
PELABUHAN SAMUDERA
Tegalbuleud
“GERBANG SELATAN INDONESIA”
PKWp Rancabuaya
CREATIVE CITY
KOTA WISATA PENYU
GEO-EDU TOURISM
KOTA WISATA/INDUSTRI
‘AGROMARINA’
PUSAT TERUMBU KARANG
MONUMEN TSUNAMI JABAR
TAMAN NASIONAL SANCANG
EUROPEAN RETIREMENT
TOWN
BLK
BANDARA
PKWp Banjar
Kalapagenep
Cibalong
MINAPOLITAN
WADUK (SUKASARI) MINING INDUSTRY
PPI/TPI
BLK MINAT KHUSUS/SURF
PANAS BUMI
MARINE INDUSTRY
SOCIETY
HOT SPRING/ SPA
PETERNAKAN SAPI
POTONG
BATAS JABSEL
ATP CIKADU
HGU
CIKENCRENG
Kawah Putih
BANDUNG
METRO
Situ Patenggang
GREEN TEA
Walini GroupRenc. T. Safari II
JALAN PROVISI TN 90% TANAH MASYARAKAT 10% TANAH NEGARA
100%
TN 90% TANAH MASYARAKAT 10% TANAH NEGARA
100%
SINDABARANG
CIANJUR
CIWIDEUY
KAB.BDG
RANCABALIGUNUNG
SUMBUL
PONDOK DATAR
KONDI EKSISTING RENCANA PENGEMBANGAN
VERTIKAL TENGAH (SINDANGBARANG-CIKADU-CIWIDEUY)
WILAYAH KAB. GARUT BAGIAN SELATAN
RENCANA
PENGEMBANGAN
JALAN PEROVINSIJALAN KABUPATEN SETATUS JALAN PROVINSI
CIKADU
56 KM 19 KM
PROGRAM
1. Pengembangan Destinasi Pariwisata, dengan sasaran :
a. Meningkatkan kualitas obyek dan daya tarik wisata.
b. Meningkatkan sarana prasarana pariwisata.
c. Meningkatkan kualitas, pelayanan dan informasi pariwisata.
d. Meningkatkan sumber daya pariwisata; standarisasi, akreditasi dan sertifikasi.
2. Pengembangan Pemasaran Pariwisata, dengan sasaran meningkatkan jumlah
kunjungan wisatawan ke Jawa Barat.
KWU TEMA UTAMA SUB TEMA 9 KARAKTER ICON
ODTW (Usulan)
Eko Wisata
Pelabuhan Ratu
Minat Khusus,
Pegunungan,
hutan, sungai, laut
Agro,
Budaya/Tradisi
Pantai, Hutan Pelabuhan Ratu
Wisata Minat
Khusus Jabsel
Wisata Petualangan
sungai, pantai,
hutan
- Pantai, Hutan,
Tradisi, Komunitas
adat
Kmp Naga
Wisata Rekreasi
Pangandaran
Rekreasi alam
pantai, pesisir
- Pantai, Hutan Pangandaran
TEMA, SUB TEMA KWU RIPPDA
KWU TEMA UTAMA SUB TEMA 9 KARAKTER ICON
ODTW (Usulan)
Eko Wisata
Klaster
Sindangbarang
Minat Khusus,
Pegunungan,
hutan, sungai,
laut
Agro,
Budaya/Trad
isi
Pantai, Hutan Gunung Sumbul
TEMA, SUB TEMA KWU RIPPDA
Tema Utama :
Wisata minat khusus bernuansa “kembali ke alam”, memanfaatkan setting alam, khususnya
alam pegunungan, rimba, air sungai, laut, dan pantai. (GUNUNG SUMBUL)
Tema Pendukung :
Wisata budaya masyarakat tradisional Sunda, wisata agro (perkebunan dan perikanan).
Pusat KWU : (GUNUNG SUMBUL)
Sasaran Pengembangan :
1. Berkembangnya kegiatan ekowisata sebagai pendorong perkembangan wilayah Jabar
Selatan;
2. Majunya perkembangan wilayah Jabar Selatan (fisik, sosial-budaya, dan ekonomi);
3. Terhubungkannya daya tarik utama oleh infrastruktur yang memadai;
4. Tertatanya potensi daya wisata utama secara baik sehingga dapat memberikan pengalaman
yang lengkap bagi wisatawan.
NO DARI TUJUAN JARAK WAKTU TEMPUH KENDARAAN KET.
ALTERNATIF-I
1. Bandung Cianjur 60 Km 1 Jam Mobil (Bus) Reguler
2. Cianjur Simpang/Sindabarang 120 Km 3 Jam Mobil (Mikro) Reguler
3. Simpang Cikadu/Lokasi 25 Km 2 Jam Mobil, Ojeg Carter
ALTERNATIF-II
1. Bandung Ciwidey 25 Km 45 menit Mobil Reguler
2. Ciwidey Lokasi 40 Km 4 Jam Mobil (Mikro) Regular
Bahwa apabila poros jalan yang menghubungkan Kabupaten Kab. Bandung,Cianjur Selatan dan
Kab. Sukabumi Selatan yang akan mengembangkan 4 kecamatan Ciwidey, Rancabali
Kabupaten Bandung Kecamatan Pasir Kuda Kecamatan Cikadu dan Kecamatan Sindang
Barang Kabupaten Cianjur sepanjang 93 km) dan jalan yang sangat buruk 71 km, apabila jalan
ini dijadikan jalan poros utama menghubungkan Bandung sebagai Ibu Kota Provinsi ke Sindang
barang sebagai pusat wilayah pertumbuhan Cianjur Selatan akan berdampak positif secara luas
di berbagai sektor terutama percepatan pertumbuhan Kawasan Jabar Selatan dibagian Tengah
Kecamatan-kecamatan dikelaster Sindang barang, yang saat ini dikatagorikan kawasan terisolir
Tabel Jarak dan Waktu Tempuh
PROSFEK PENGEMBANGAN
• Apabila Klaster Sindangbarang dikembangkan menjadi kawasan Wisata terpadu dapat
menunjang daya tampung minat wisata khusus dari kawasan Bandung Metro & sekitarnya.
• Ruas jalan Ciwideuy Balegede Ciakadu Sindangbarang melalalui kawsan wisata, antara lain;
(Kawasan Kawah Putih. Walini Graan tea/Kawasan perkebunan teh), Situ Patenggang.
Kawasan hutan gunung/G. Sumbul.
• Memiliki poros jalan terbuka terutama Pasirmuncang Cikadu Sindangbarang mendang Viu
kepantai Selatan, dan di Cikadu adanya rencana pengembangan Wisata Agro Komplek.
SRAN & USULAN
Maka dengan demikian di Klaster Sindangbarang untuk dikembangkan /
membangun Taman Safari II Jabar Selatan Tepatnya Pasir muncang Desa Sagaranten
Kec. Cikadu Cianjur Selatan dalam rangka mendorong percepatan pengembangan
Jabar Selatan disektor wisata terpadu dengan sasaran daya tampung minat wisata
khusus dari kawasan Bandung Metro & sekitarnya.
68

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Tahapan penyusunan rpjmd (19 7-17)
Tahapan penyusunan rpjmd (19 7-17)Tahapan penyusunan rpjmd (19 7-17)
Tahapan penyusunan rpjmd (19 7-17)syukriyabdullah
 
PPT MATERI I - PENATAAN RUANG DALAM FRAME - ZULFIKAR MARDIYADI.pdf
PPT MATERI I - PENATAAN RUANG DALAM FRAME - ZULFIKAR MARDIYADI.pdfPPT MATERI I - PENATAAN RUANG DALAM FRAME - ZULFIKAR MARDIYADI.pdf
PPT MATERI I - PENATAAN RUANG DALAM FRAME - ZULFIKAR MARDIYADI.pdfHackEuy
 
Perumusan Permasalahan Pembangunan Daerah
Perumusan Permasalahan Pembangunan DaerahPerumusan Permasalahan Pembangunan Daerah
Perumusan Permasalahan Pembangunan Daerahvicividivini
 
Konsolidasi Tanah dan Pengendalian Pertanahan
Konsolidasi Tanah dan Pengendalian PertanahanKonsolidasi Tanah dan Pengendalian Pertanahan
Konsolidasi Tanah dan Pengendalian Pertanahanushfia
 
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHANPERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHANDadang Solihin
 
Pemanfaatan Tata Ruang di Daerah
Pemanfaatan Tata Ruang di DaerahPemanfaatan Tata Ruang di Daerah
Pemanfaatan Tata Ruang di Daerahushfia
 
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahPenyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
Penyusunan RPJMD
Penyusunan RPJMDPenyusunan RPJMD
Penyusunan RPJMD93220872
 
Perencanaan Partisipatif
Perencanaan PartisipatifPerencanaan Partisipatif
Perencanaan PartisipatifPSEKP - UGM
 
Tahapan pengadaan tanah
Tahapan pengadaan tanahTahapan pengadaan tanah
Tahapan pengadaan tanahtfknrhm
 
Bahan Pegangan Kemiskinan Ekstrem.pdf
Bahan Pegangan Kemiskinan Ekstrem.pdfBahan Pegangan Kemiskinan Ekstrem.pdf
Bahan Pegangan Kemiskinan Ekstrem.pdfmuzakir tombolotutu
 
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan RuangInstrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan RuangMusnanda Satar
 
Paparan data dalam perencanaan pembangunan
Paparan data dalam perencanaan pembangunanPaparan data dalam perencanaan pembangunan
Paparan data dalam perencanaan pembangunanSiti Sahati
 
Hubungan Pusat-Daerah dalam Sistem Perencanaan
Hubungan Pusat-Daerah dalam Sistem PerencanaanHubungan Pusat-Daerah dalam Sistem Perencanaan
Hubungan Pusat-Daerah dalam Sistem PerencanaanDadang Solihin
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang KabupatenPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang KabupatenPenataan Ruang
 
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Yogan Daru Prabowo
 
Kebijakan Pemerintah dan Pemda (RPJP/D, Visi, Misi, RPJM/D, RKP/D)
Kebijakan Pemerintah dan Pemda (RPJP/D, Visi, Misi, RPJM/D, RKP/D)Kebijakan Pemerintah dan Pemda (RPJP/D, Visi, Misi, RPJM/D, RKP/D)
Kebijakan Pemerintah dan Pemda (RPJP/D, Visi, Misi, RPJM/D, RKP/D)Dadang Solihin
 
Perencanaan di Negara Maju - Australia
Perencanaan di Negara Maju - AustraliaPerencanaan di Negara Maju - Australia
Perencanaan di Negara Maju - AustraliaArief Budiman
 
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNANEVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNANDadang Solihin
 

Was ist angesagt? (20)

Tahapan penyusunan rpjmd (19 7-17)
Tahapan penyusunan rpjmd (19 7-17)Tahapan penyusunan rpjmd (19 7-17)
Tahapan penyusunan rpjmd (19 7-17)
 
PPT MATERI I - PENATAAN RUANG DALAM FRAME - ZULFIKAR MARDIYADI.pdf
PPT MATERI I - PENATAAN RUANG DALAM FRAME - ZULFIKAR MARDIYADI.pdfPPT MATERI I - PENATAAN RUANG DALAM FRAME - ZULFIKAR MARDIYADI.pdf
PPT MATERI I - PENATAAN RUANG DALAM FRAME - ZULFIKAR MARDIYADI.pdf
 
Perumusan Permasalahan Pembangunan Daerah
Perumusan Permasalahan Pembangunan DaerahPerumusan Permasalahan Pembangunan Daerah
Perumusan Permasalahan Pembangunan Daerah
 
Konsolidasi Tanah dan Pengendalian Pertanahan
Konsolidasi Tanah dan Pengendalian PertanahanKonsolidasi Tanah dan Pengendalian Pertanahan
Konsolidasi Tanah dan Pengendalian Pertanahan
 
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHANPERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
 
Pemanfaatan Tata Ruang di Daerah
Pemanfaatan Tata Ruang di DaerahPemanfaatan Tata Ruang di Daerah
Pemanfaatan Tata Ruang di Daerah
 
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahPenyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Penyusunan RPJMD
Penyusunan RPJMDPenyusunan RPJMD
Penyusunan RPJMD
 
Perencanaan Partisipatif
Perencanaan PartisipatifPerencanaan Partisipatif
Perencanaan Partisipatif
 
Tahapan pengadaan tanah
Tahapan pengadaan tanahTahapan pengadaan tanah
Tahapan pengadaan tanah
 
Bahan Pegangan Kemiskinan Ekstrem.pdf
Bahan Pegangan Kemiskinan Ekstrem.pdfBahan Pegangan Kemiskinan Ekstrem.pdf
Bahan Pegangan Kemiskinan Ekstrem.pdf
 
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan RuangInstrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan Ruang
 
Paparan data dalam perencanaan pembangunan
Paparan data dalam perencanaan pembangunanPaparan data dalam perencanaan pembangunan
Paparan data dalam perencanaan pembangunan
 
Hubungan Pusat-Daerah dalam Sistem Perencanaan
Hubungan Pusat-Daerah dalam Sistem PerencanaanHubungan Pusat-Daerah dalam Sistem Perencanaan
Hubungan Pusat-Daerah dalam Sistem Perencanaan
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang KabupatenPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten
 
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
 
Kebijakan Pemerintah dan Pemda (RPJP/D, Visi, Misi, RPJM/D, RKP/D)
Kebijakan Pemerintah dan Pemda (RPJP/D, Visi, Misi, RPJM/D, RKP/D)Kebijakan Pemerintah dan Pemda (RPJP/D, Visi, Misi, RPJM/D, RKP/D)
Kebijakan Pemerintah dan Pemda (RPJP/D, Visi, Misi, RPJM/D, RKP/D)
 
Perencanaan di Negara Maju - Australia
Perencanaan di Negara Maju - AustraliaPerencanaan di Negara Maju - Australia
Perencanaan di Negara Maju - Australia
 
Pamong praja 1
Pamong praja 1Pamong praja 1
Pamong praja 1
 
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNANEVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
 

Ähnlich wie CIANJUR SELATAN

rakornis 2021 final 1.pptx
rakornis 2021 final 1.pptxrakornis 2021 final 1.pptx
rakornis 2021 final 1.pptxAjieArief1
 
Arah Kebijakan UU DESA (KABAN ).ppt
Arah Kebijakan UU DESA  (KABAN ).pptArah Kebijakan UU DESA  (KABAN ).ppt
Arah Kebijakan UU DESA (KABAN ).pptMuhammadAmin209707
 
Pembiayaan Standar Pelayanan Minimum (SPM) Bidang Perumahan Rakyat
Pembiayaan Standar Pelayanan Minimum (SPM) Bidang Perumahan RakyatPembiayaan Standar Pelayanan Minimum (SPM) Bidang Perumahan Rakyat
Pembiayaan Standar Pelayanan Minimum (SPM) Bidang Perumahan RakyatOswar Mungkasa
 
Bahan kuliah presentasi
Bahan kuliah presentasiBahan kuliah presentasi
Bahan kuliah presentasiTedi Harun
 
KESERASIAN PENATAAN RUANG ANTAR WILAYAKESERASIAN WILAYAH DI KAWASAN JABODETAB...
KESERASIAN PENATAAN RUANG ANTAR WILAYAKESERASIAN WILAYAH DI KAWASAN JABODETAB...KESERASIAN PENATAAN RUANG ANTAR WILAYAKESERASIAN WILAYAH DI KAWASAN JABODETAB...
KESERASIAN PENATAAN RUANG ANTAR WILAYAKESERASIAN WILAYAH DI KAWASAN JABODETAB...Fitri Indra Wardhono
 
Bpkp pengawalan akuntabilitas keuangan desa
Bpkp  pengawalan akuntabilitas keuangan desaBpkp  pengawalan akuntabilitas keuangan desa
Bpkp pengawalan akuntabilitas keuangan desaRizki Rizki Afdhal
 
Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-11
Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-11Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-11
Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-11agus raharjo
 
Inovasi penanggulangan kemiskinan melalui rumah lapad ruhama kab Garut
Inovasi penanggulangan kemiskinan melalui rumah lapad ruhama kab GarutInovasi penanggulangan kemiskinan melalui rumah lapad ruhama kab Garut
Inovasi penanggulangan kemiskinan melalui rumah lapad ruhama kab Garutiman ridho
 
2023.05.14_PRODESKEL_KAB. KULON PROGO_DIY.pptx
2023.05.14_PRODESKEL_KAB. KULON PROGO_DIY.pptx2023.05.14_PRODESKEL_KAB. KULON PROGO_DIY.pptx
2023.05.14_PRODESKEL_KAB. KULON PROGO_DIY.pptxandyfsimanullang
 
Sosialisai Musrenbangdes 2019
Sosialisai Musrenbangdes 2019Sosialisai Musrenbangdes 2019
Sosialisai Musrenbangdes 2019Formasi Org
 
pointer-lomba-desa-dan-kelurahan-2019-60.ppt
pointer-lomba-desa-dan-kelurahan-2019-60.pptpointer-lomba-desa-dan-kelurahan-2019-60.ppt
pointer-lomba-desa-dan-kelurahan-2019-60.pptKelsumurbatu
 
Pembinaan dan Pengawasan Desa di Kabupaten Serang | Kades Iwan 015
Pembinaan dan Pengawasan Desa di Kabupaten Serang | Kades Iwan 015Pembinaan dan Pengawasan Desa di Kabupaten Serang | Kades Iwan 015
Pembinaan dan Pengawasan Desa di Kabupaten Serang | Kades Iwan 015TV Desa
 
Paparan Sekda Ttg Pdt Di Jakarta
Paparan Sekda Ttg Pdt Di JakartaPaparan Sekda Ttg Pdt Di Jakarta
Paparan Sekda Ttg Pdt Di JakartaAr Tinambunan
 
Tugas Pokok Direktorat Pengawalan Objek Vital
Tugas Pokok Direktorat Pengawalan Objek VitalTugas Pokok Direktorat Pengawalan Objek Vital
Tugas Pokok Direktorat Pengawalan Objek VitalRadenMas Ahmad Spaer
 
Paparan blhd banten ketua komisi iv
Paparan blhd banten ketua komisi ivPaparan blhd banten ketua komisi iv
Paparan blhd banten ketua komisi ivUjang Sukarna
 
BAHAN KORDINASI PENDAHULUAN.pptx
BAHAN KORDINASI PENDAHULUAN.pptxBAHAN KORDINASI PENDAHULUAN.pptx
BAHAN KORDINASI PENDAHULUAN.pptxfahlevi1
 
Dinamika penduduk
Dinamika pendudukDinamika penduduk
Dinamika pendudukNala Rahma
 

Ähnlich wie CIANJUR SELATAN (20)

rakornis 2021 final 1.pptx
rakornis 2021 final 1.pptxrakornis 2021 final 1.pptx
rakornis 2021 final 1.pptx
 
Arah Kebijakan UU DESA (KABAN ).ppt
Arah Kebijakan UU DESA  (KABAN ).pptArah Kebijakan UU DESA  (KABAN ).ppt
Arah Kebijakan UU DESA (KABAN ).ppt
 
Pembiayaan Standar Pelayanan Minimum (SPM) Bidang Perumahan Rakyat
Pembiayaan Standar Pelayanan Minimum (SPM) Bidang Perumahan RakyatPembiayaan Standar Pelayanan Minimum (SPM) Bidang Perumahan Rakyat
Pembiayaan Standar Pelayanan Minimum (SPM) Bidang Perumahan Rakyat
 
PAPARAN TIM
PAPARAN TIMPAPARAN TIM
PAPARAN TIM
 
Bahan kuliah presentasi
Bahan kuliah presentasiBahan kuliah presentasi
Bahan kuliah presentasi
 
KESERASIAN PENATAAN RUANG ANTAR WILAYAKESERASIAN WILAYAH DI KAWASAN JABODETAB...
KESERASIAN PENATAAN RUANG ANTAR WILAYAKESERASIAN WILAYAH DI KAWASAN JABODETAB...KESERASIAN PENATAAN RUANG ANTAR WILAYAKESERASIAN WILAYAH DI KAWASAN JABODETAB...
KESERASIAN PENATAAN RUANG ANTAR WILAYAKESERASIAN WILAYAH DI KAWASAN JABODETAB...
 
Bpkp pengawalan akuntabilitas keuangan desa
Bpkp  pengawalan akuntabilitas keuangan desaBpkp  pengawalan akuntabilitas keuangan desa
Bpkp pengawalan akuntabilitas keuangan desa
 
Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-11
Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-11Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-11
Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-11
 
Inovasi penanggulangan kemiskinan melalui rumah lapad ruhama kab Garut
Inovasi penanggulangan kemiskinan melalui rumah lapad ruhama kab GarutInovasi penanggulangan kemiskinan melalui rumah lapad ruhama kab Garut
Inovasi penanggulangan kemiskinan melalui rumah lapad ruhama kab Garut
 
2023.05.14_PRODESKEL_KAB. KULON PROGO_DIY.pptx
2023.05.14_PRODESKEL_KAB. KULON PROGO_DIY.pptx2023.05.14_PRODESKEL_KAB. KULON PROGO_DIY.pptx
2023.05.14_PRODESKEL_KAB. KULON PROGO_DIY.pptx
 
Sosialisai Musrenbangdes 2019
Sosialisai Musrenbangdes 2019Sosialisai Musrenbangdes 2019
Sosialisai Musrenbangdes 2019
 
pointer-lomba-desa-dan-kelurahan-2019-60.ppt
pointer-lomba-desa-dan-kelurahan-2019-60.pptpointer-lomba-desa-dan-kelurahan-2019-60.ppt
pointer-lomba-desa-dan-kelurahan-2019-60.ppt
 
Lppd
LppdLppd
Lppd
 
Pembinaan dan Pengawasan Desa di Kabupaten Serang | Kades Iwan 015
Pembinaan dan Pengawasan Desa di Kabupaten Serang | Kades Iwan 015Pembinaan dan Pengawasan Desa di Kabupaten Serang | Kades Iwan 015
Pembinaan dan Pengawasan Desa di Kabupaten Serang | Kades Iwan 015
 
Paparan Sekda Ttg Pdt Di Jakarta
Paparan Sekda Ttg Pdt Di JakartaPaparan Sekda Ttg Pdt Di Jakarta
Paparan Sekda Ttg Pdt Di Jakarta
 
Tugas Pokok Direktorat Pengawalan Objek Vital
Tugas Pokok Direktorat Pengawalan Objek VitalTugas Pokok Direktorat Pengawalan Objek Vital
Tugas Pokok Direktorat Pengawalan Objek Vital
 
4 Kemendagri (1).pdf
4 Kemendagri (1).pdf4 Kemendagri (1).pdf
4 Kemendagri (1).pdf
 
Paparan blhd banten ketua komisi iv
Paparan blhd banten ketua komisi ivPaparan blhd banten ketua komisi iv
Paparan blhd banten ketua komisi iv
 
BAHAN KORDINASI PENDAHULUAN.pptx
BAHAN KORDINASI PENDAHULUAN.pptxBAHAN KORDINASI PENDAHULUAN.pptx
BAHAN KORDINASI PENDAHULUAN.pptx
 
Dinamika penduduk
Dinamika pendudukDinamika penduduk
Dinamika penduduk
 

Mehr von Pekerja Sosial Masyarakat

Mehr von Pekerja Sosial Masyarakat (20)

PENGENALAN OpenSID.pptx
PENGENALAN OpenSID.pptxPENGENALAN OpenSID.pptx
PENGENALAN OpenSID.pptx
 
Infaq Dan Shadaqah
Infaq Dan ShadaqahInfaq Dan Shadaqah
Infaq Dan Shadaqah
 
draf Proposal Ponpes.pdf
draf Proposal Ponpes.pdfdraf Proposal Ponpes.pdf
draf Proposal Ponpes.pdf
 
prestasi desa.pptx
prestasi desa.pptxprestasi desa.pptx
prestasi desa.pptx
 
Visi misi desa biaung
Visi misi desa biaungVisi misi desa biaung
Visi misi desa biaung
 
Buku panduan bpd
Buku panduan bpdBuku panduan bpd
Buku panduan bpd
 
Modul zakat 2021_kabupaten_sukabumi
Modul zakat 2021_kabupaten_sukabumiModul zakat 2021_kabupaten_sukabumi
Modul zakat 2021_kabupaten_sukabumi
 
Buku pedoman _rt_rw_pencegahan_covid
Buku pedoman _rt_rw_pencegahan_covidBuku pedoman _rt_rw_pencegahan_covid
Buku pedoman _rt_rw_pencegahan_covid
 
Paparan strategi percepatan odf
Paparan strategi percepatan odfPaparan strategi percepatan odf
Paparan strategi percepatan odf
 
Peraturan informasi no_1_2018
Peraturan informasi no_1_2018Peraturan informasi no_1_2018
Peraturan informasi no_1_2018
 
Power point bpd
Power point  bpdPower point  bpd
Power point bpd
 
Lampiran 11 Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 11  Perda Cianjur No 17 2012Lampiran 11  Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 11 Perda Cianjur No 17 2012
 
Lampiran 10 Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 10  Perda Cianjur No 17 2012Lampiran 10  Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 10 Perda Cianjur No 17 2012
 
Lampiran 06 Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 06   Perda Cianjur No 17 2012Lampiran 06   Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 06 Perda Cianjur No 17 2012
 
Lampiran 03 Perda Kab. Cianjur no 17 2012
Lampiran 03  Perda Kab. Cianjur no 17 2012Lampiran 03  Perda Kab. Cianjur no 17 2012
Lampiran 03 Perda Kab. Cianjur no 17 2012
 
Lampiran 02 Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 02   Perda Cianjur No 17 2012Lampiran 02   Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 02 Perda Cianjur No 17 2012
 
Penjelasan Perda Cianjur No 17 Tahun 2012
Penjelasan Perda Cianjur No 17 Tahun 2012Penjelasan Perda Cianjur No 17 Tahun 2012
Penjelasan Perda Cianjur No 17 Tahun 2012
 
Perda Cianjur no 17 tahun 2012
Perda Cianjur no 17 tahun 2012Perda Cianjur no 17 tahun 2012
Perda Cianjur no 17 tahun 2012
 
Kecamatan takokak dalam angka 2018
Kecamatan takokak dalam angka 2018Kecamatan takokak dalam angka 2018
Kecamatan takokak dalam angka 2018
 
Kecamatan sukanagara dalam angka 2018
Kecamatan sukanagara dalam angka 2018Kecamatan sukanagara dalam angka 2018
Kecamatan sukanagara dalam angka 2018
 

Kürzlich hochgeladen

1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 

Kürzlich hochgeladen (20)

1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 

CIANJUR SELATAN

  • 3. CJR EKSISTING Secara geografis terletak diantara LUAS WILAYAH PENDUDUK : : 361.434,98 ha 2.243.904 BATAS-BATAS : UATAR TIMUR SELATAN BARAT : : : : PURWAKARTA, BDG BARAT GARUT SAMUDERA HINDIA SUKABUMI, BOGOR WILAYAH ADMINISTRATIF KECAMATAN DESA : : 32 354 KELURAHAN : 6 KONDISI GIOGRAFIS KAB. CIANJUR (KAB. INDUK)
  • 4. Secara geografis terletak diantara LUAS WILAYAH PENDUDUK : : 231.105,88 ha 629.499 BATAS-BATAS : UATAR TIMUR SELATAN BARAT : : : : CIANJUR INDUK/BDG BARAT GARUT SAMUDERA HINDIA SUKABUMI, WILAYAH ADMINISTRATIF KECAMATAN DESA : : 14 161 KELURAHAN : - KONDISI GEOGRAFIS WILAYAH CIANJUR BAG. SELATAN (CALON DAERAH PERSIAPAN KAB. CIANJUR SELATAN RENCANA CDOB CIANJUR SELATAN
  • 5. AGRABINTA 37,720 ORANG LELES 32.558 ORANG SINDANGBARANG 53.565 ORANG CIDAUN 66.353 ORANG NARINGGUL 45.854 ORANG CIBINONG 59.449 ORANG CIKADU 35.606 ORANG TANGGEUNG 45.354 ORANG PASIRKUDA 35.313 ORANG KADUPANDAK 50.126 ORANG CIJATI 33.542 ORANG TAKOKAK 52.231 ORANG SUKANAGARA 50.408 ORANG PAGELARAN 69.796 ORANG JUMLAH 667.875 ORANG KECAMATAN DICALON DAERAH PEMEKARAN (CIANJUR BAGIAN SELATAN)
  • 6.
  • 7.
  • 8.
  • 9.
  • 10.
  • 11.
  • 12. GAMBARAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM & LINGKUNGAN (TEROTERIAL KAWASAN)
  • 13.
  • 14. Ketika luas wilayah dan jumlah penduduk minimal untuk sebuah provinsi di kawasan Jawa diperlakukan untuk masing-masing provinsi, maka terdapat tiga provinsi yang memiliki daya dukung demografis dan geografis untuk mekar, yaitu Jawa Barat 2 provinsi baru, Jawa Tengah 1 provinsi baru dan Jawa Timur 2 provinsi baru. Dengan kata lain, secara keseluruhan, kawasan Jawa memiliki daya dukung geografis dan demografis untuk membentuk 5 provinsi baru atau keseluruhannya menjadi 10 provinsi.
  • 15. Ketika luas wilayah dan jumlah penduduk minimal diperlakukan ke semua provinsi, maka secara normatif hanya ada satu provinsi yang harus menggabungkan daerah karena daya dukung geografis, yaitu DI Yogyakarta. Jawa Timur dan Jawa Barat bahkan memiliki daya dukung ambsolut untuk membentuk masing-masing 22 dan 17 kabupaten.
  • 16. Maksud dan Tujuan 1. kerangka dasar penataan daerah yang kondusif bagi akselerasi pengembangan potensi daerah yang diarahkan bagi penguatan integrasi nasional, akselerasi pengembangan ekonomi dan meningkatkan kualitas pelayanan publik bagi masyarakat 2. Bahwa maksud tujuan membektuk penatan daerah persiapan dalam rangka lebih meningkatkan kesejahteraan rakyat, pelayanan publik, dan daya saing daerah
  • 17. 1. UNDANG-UNDANG NO.9 TAHUN 2015 TENTANG PEMERINTAH DAERAH 2. UNDANG-UNDANG NO.33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAH DAERAH 3. PERATURAN PEMERINTAH NO. 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN ANTARA PEMERINTAH, PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI DAN PEMERINTAHAN DAERAH KAB/KOTA 4. UNDANG-UNDANG NO. 14 TAHUN 1950 TENTANG PEMBENTUKAN DAERAH- DAERAH KABUPATEN DALAM LINGKUNGAN PROVINSI JAWA BARAT 5. PERATURAN PEMERINTAH RI NO. 68 TAHUN 1999 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PERANSERTA MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN NEGARA 6. PERATURAN PEMERINTAHAN NO. 78 TAHUN 2007 TENTANG TATACARA PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DAERAH. DASAR HUKUM
  • 18.
  • 20. REKOMENDASI Aspirasi kami mohon dapatnya masuk dalam Visi Misi pada RPJMD Perubahan Th 2016-2021 Kab. Cianjur yaitu Fasitasi Koordinasi dan Konsultasi Daerah Persiapan Pembentukan Kabupaten Cianjur Selatan Yang mengacu pada Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah. Bab VI Penataan Darah Bagian kesatu Paragrap 1 Pemekaran Daerah Pasal 41 ayat (4), anatara lain: (1)Kewajiban daerah induk terhadap Daerah persipan meliputi : 1. Membantu penyiapan sarana dan prasarana pemerintahan; 2. Melakukan pendataan personel, pembiayaan, peralatan, dan dokumentasi; 3. Membuat pernyataan kesediaan untuk menyerahkan personel, pembiayaan, peralatan, dan dokumentasi apabila Daerah Persiapan ditetapkan menjadi Daerah baru dan; 4. Menyiapkan dana dukungan
  • 21. Kerangka berpikir mempertimbangkan 3 (tiga) dimensi dasar, untuk menuju daerah otonom yang maju-mandiri, yaitu: 1. Dimensi geografi, bersifat relatif tetap, mencakup luas dan karakteristik (kualitas) wilayahnya; 2. Dimensi demografi, bersifat relatif dinamis, yakni manusia yang menjadi subyek dan obyek dari daerah otonom yang mencakup jumlah dan kualitasnya; Ketiga, 3. Dimensi sistem, yang bersifat sangat dinamis, terdiri dari sistem pertahanan dan keamanan, sistem sosial politik, sistem sosial ekonomi, sistem keuangan, sistem administrasi publik, serta sistem manajemen pemerintahan.
  • 22.
  • 23.
  • 24. TAHAPAN KEGIATAN PANSUS DPRD MONEV FERIVIKASI LAPANGAN INFOLAHTA SAS GIAT > INVER/PEM SEHIR, PEMKAB DLM/LR PROV. KONS TTG KEB REGLS DOB DATA PMBDG TTG WIL, KU, SOSPOL DLL INFO TTG KEB REGLSI & POLITIK SASARAN KEGIATAN > DS/KEC ASPIRASI (SK BPD & DATA DUKG) POTENSI (PROFIL/MONOGRAFI KEC) KEWIL (BATAS, ORBITASI & DLL) TIM FASKORNIS (PEMKAB) LAK ADMIN (KEPBUP DAN LAMPIRANNYA) LAKNIS (KAJIAN KELAYAKAN DOB) LAKWIL (PETA PERBATASAN) SUN REN GIAT (ROODMAF) WAKTU KEGIATAN MATERI / DATA AWAL SAS OBYEK KEGIATAN LOG SARFAS EVALUASI & SINGKRONISASI HASIL KEGIATAN (PANSUS DPRD , TIM FASKORNIS PEMKAB & TIM NIS PAGUYUBAN) PENYUSUNAN PELAPORAN PERSIAPAN PARIPURNA (KEP DPRD & KEPBUP) REKOM KE PEMPROV / GUB. MONEV LANJUTAN KEGIATAN PEMBAHASAN > PROV (DPRD PROV & GUB) > PUSAT (DPOD KEMENDAGRI KOMSI II DPR RI)
  • 25.
  • 26.
  • 27.
  • 28. PENILAIAN PERSYARATAN DASAR KAPASITAS DAERAH I. PARAMETER DAN INDIKATOR DALAM RANGKA PEMBENTUKAN DAERAH PERSIAPAN PARAMETER INDIKATOR 1. Geografi 1. lokasi ibukota. 2. hidrografi. 3. kerawanan bencana. 2. Demografi 4. kualitas sumber daya manusia. 5. distribusi penduduk. 3. Keamanan 6. tindakan kriminal umum. 7. konflik sosial. 4. asosial politik, adat dan tradisi 8. partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum. 9. kohesivitas sosial. 10. organisasi kemasyarakatan 5. potensi ekonomi 11. pertumbuhan ekonomi. 12. potensi unggulan daerah. 6. keuangan daerah 13. kapasitas pendapatan asli Daerah induk. 14. potensi pendapatan asli calon Daerah Persiapan. 15. pengelolaan keuangan dan aset Daerah. 7. kemampuan penyelenggaraan pemerintahan 16. aksesibilitas pelayanan dasar pendidikan. 17. aksesibilitas pelayanan dasar kesehatan. 18. aksesibilitas pelayanan dasar infrastruktur. 19. jumlah pegawai aparatur sipil Negara di Daerah induk. 20. rancangan rencana tata ruang wilayah Daerah Persiapan. DIKAKSANAKAN OLEH PENGKAJI (TIM INDEVENDEN DARI PUSAT / PROV)
  • 29. I. DEFINISI INDIKATOR Indikator: Suatu parameter atau suatu nilai yang diturunkan dari faktor yang memberikan informasi tentang keadaan dari suatu fenomena/lingkungan/wilayah, dengan signifikansi dari indikator tersebut berhubungan secara langsung dengan nilai parameter. Indikator ini dihitung untuk penyusunan indeks komposit pembentukan/penghapusan dan penggabungan daerah otonom harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: (1) data tersedia, (2) mudah dihitung, (3) relevan, (4) terukur, dan reliabel. INDIKATOR UKURAN INDIKATOR lokasi ibukota 1. Rasio ketimpangan jarak antara batas terdekat dan batas terjauh dari wilayah cakupan yang akan dimekarkan dengan calon ibukota 2. Ketersediaan lahan untuk pusat pemerintahan yang sudah ada Berita Acara penyerahannya di hadapan notaris. Hidrografi 1. potensi air permukaan dan air tanah di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk dengan klasifikasi dan kriteria tinggi, sedang, atau rendah 2. ketersedian air baku untuk kebutuhan sehari-hari penduduk dan untuk kegiatan ekonomi kerawanan bencana. 1. jumlah jenis potensi bencana alam yang memiliki daya rusak tinggi yang meliputi tsunami, letusan gunung berapi, gempa bumi, longsor, dan banjir/rob 2. jumlah kejadian bencana alam dalam kurun waktu 10 tahun terakhir kualitas sumber daya manusia. 1. rasio angka lama bersekolah di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk dengan angka lama bersekolah nasional 2. rasio APK pendidikan menengah atas wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk dengan APK nasional 3. rasio APK pendidikan menengah pertama wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk dengan APK nasional 4. rasio APK pendidikan dasar wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk dengan APK nasional distribusi penduduk. rasio tingkat kepadatan penduduk di wilayah cakupan daerah persiapan (RTKP-DP) yang akan dibentuk dengan rata-rata kepadatan penduduk di daerah yang berbatasan dengan daerah induk
  • 30. tindakan kriminal umum. rasio jumlah tindak pidana kriminal umum per 10.000 penduduk di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk dengan rata-rata rasio jumlah tindak pidana kriminal umum per 10.000 penduduk di daerah yang berbatasan dengan daerah induk. konflik social jumlah konflik sosial yang terjadi antara masyarakat dalam cakupan wilayah daerah persiapan. partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum. 1. persentase jumlah penduduk yang ikut pemilu legislatif terhadap jumlah penduduk yang memiliki hak pilih di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk 2. persentase jumlah penduduk yang ikut pemilu kepala daerah terhadap jumlah penduduk yang memiliki hak pilih di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk kohesivitas sosial. jumlah etnik dan sub etnik dalam cakupan wilayah daerah persiapan yang akan dibentuk organisasi kemasyarakatan Jumlah organisasi kemasyarakatan yang terdaftar sesuai peraturan perundang- undangan di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk pertumbuhan ekonomi. 1. rasio rata-rata pertumbuhan ekonomi selama 5 tahun di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional selama 5 tahun. 2. rasio pendapatan perkapita di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk dibandingkan dengan pendapatan perkapita nasional. 3. rasio IPM di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk dibandingakan dengan IPM nasional. 4. rasio persentase angka kemiskinan di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk dibandingkan dengan persentase angka kemiskinan nasional. potensi unggulan daerah. 1. jumlah cadangan tambang migas yang terukur di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk 2. jumlah cadangan tambang minerba yang terukur di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk 3. jumlah cadangan panas bumi yang terukur di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk
  • 31. 1. rasio nilai kontribusi PDRB sektor pertanian per kapita di wilayah induk dibandingkan dengan nilai kontribusi PDB sektor pertanian per kapita nasional 2. rasio nilai kontribusi PDRB sektor industri per kapita di wilayah induk dibandingkan dengan nilai kontribusi PDB sektor industri per kapita nasional 3. rasio nilai kontribusi PDRB sektor perdagangan, hotel, dan restoran per kapita di wilayah induk dibandingkan dengan nilai kontribusi PDB sektor perdagangan, hotel, dan restoran per kapita nasional 4. rasio nilai kontribusi PDRB sektor pengangkutan dan komunikasi per kapita di wilayah induk dibandingkan dengan nilai kontribusi PDB sektor pengangkutan dan komunikasi per kapita nasional 5. rasio nilai kontribusi PDRB sektor keuangan dan persewaan per kapita di wilayah induk dibandingkan dengan nilai kontribusi PDB sektor keuangan dan persewaan per kapita nasional 6. rasio nilai PDRB sektor jasa-jasa per kapita di wilayah induk dibandingkan dengan nilai kontribusi PDB sektor jasa-jasa per per kapita nasional kapasitas pendapatan asli Daerah induk. rasio PAD terhadap APBD daerah yang akan dimekarkan potensi pendapatan asli calon Daerah Persiapan. rasio PAD yang dipungut di wilayah cakupan daerah persiapan terhadap PAD daerah induk pengelolaan keuangan dan aset Daerah. 1. Rasio APBD terhadap PDRB 2. Rasio APBD per kapita terhadap APBN per kapita aksesibilitas pelayanan dasar pendidikan. 1. Rasio jumlah murid SD terhadap ruang belajar SD di cakupan wilayah daerah persiapan yang akan dibentuk 2. Rasio jumlah murid SMP terhadap ruang belajar SMP di cakupan wilayah daerah persiapan yang akan dibentuk 3. Rasio jumlah murid SMA/SMK terhadap ruang belajar SMA/SMK di cakupan wilayah daerah persiapan yang akan dibentuk
  • 32. aksesibilitas pelayanan dasar kesehatan. 1. rasio jumlah dokter terhadap jumlah penduduk di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk 2. rasio tempat tidur rumah sakit/puskesmas rawat inap terhadap jumlah penduduk di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk aksesibilitas pelayanan dasar infrastruktur. 1. rasio panjang jalan terhadap luas wilayah di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk. 2. rasio pelabuhan/dermaga dengan pulau/kawasan yang dihubungkan oleh sungai/laut. 3. jarak calon ibukota daerah persiapan dengan bandara terdekat jumlah pegawai aparatur sipil negara di Daerah induk. 1. rasio jumlah pegawai ASN terhadap jumlah penduduk di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dimekarkan 2. rasio belanja pegawai ASN terhadap APBD daerah induk rancangan rencana tata ruang wilayah Daerah Persiapan. ketersediaan dokumen rancangan RTRW daerah persiapan
  • 33. I. NILAI INDIKATOR 1. Penilaian yang digunakan adalah dengan sistem skoring, untuk pembentukan daerah persiapan adalah metode skoring (pemberian skor). 2. Setiap indikator diberi skor dengan skala 1 - 5 dengan ketentuan sebagai berikut: INDIKATOR UKURAN INDIKATOR SKALA NILAI lokasi ibukota 1. Rasio ketimpangan jarak antara batas terdekat dan batas terjauh dari wilayah cakupan yang akan dimekarkan dengan calon ibukota 0,00 - 0,2 = 1 0,21 - 0,4 = 2 0,41 - 0,6 = 3 0,61 - 0,8 = 4 0,81 - 1,00 = 5 2. Ketersediaan lahan untuk pusat pemerintahan yang sudah ada Berita Acara penyerahannya di hadapan notaris. a. Provinsi (ha): <80 = 1 81-90 = 2 91-100 = 3 101-110 = 4 >110 = 5 b. Kabupaten (ha): <30 = 1 31-40 = 2 41-50 = 3 51-60 = 4 >60 = 5 c. Kota (ha): <20 = 1 21-30 = 2 31-40 = 3 41-50 = 4
  • 34. hidrografi 1. potensi air permukaan dan air tanah di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk dengan klasifikasi dan kriteria tinggi, sedang, atau rendah Sangat tinggi = 5 Tinggi = 4 Sedang = 3 Rendah = 2 2. ketersedian air baku untuk kebutuhan sehari-hari penduduk dan untuk kegiatan ekonomi ≤10% = 1 10,1%-20% = 2 20,1%-30% = 3 30,1%-40% = 4 >40% = 5 kerawanan bencana. 1. jumlah jenis potensi bencana alam yang memiliki daya rusak tinggi yang meliputi tsunami, letusan gunung berapi, gempa bumi, longsor, dan banjir/rob 5 jenis = 1 4 jenis = 2 3 jenis = 3 2 jenis = 4 1 jenis = 5 2. jumlah kejadian bencana alam dalam kurun waktu 10 tahun terakhir a. Provinsi Bencana <5 kali = 5 Bencana 5-9 kali = 4 Bencana 10-14 kali = 3 Bencana 15-19 kali = 2 Bencana ≥20 kali = 1 b. Kabupaten Tanpa bencana = 5 Bencana ≤5 kali = 4 Bencana 6-10 kali = 3 Bencana 11-15 kali = 2 Bencana >15 kali = 1 c. Kota Bencana ≤2 kali = 5 Bencana 3-5 kali = 4 Bencana 6-8 kali = 3 Bencana 9-11 kali = 2 Bencana ≥12 kali = 1
  • 35. kualitas sumber daya manusia. 1. rasio angka lama bersekolah di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk dengan angka lama bersekolah nasional ≥1,00 = 5 0,90-0,99 = 4 0,80-0,89 = 3 0,70-0,79 = 2 <0,70 = 1 2. rasio APK pendidikan menengah atas wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk dengan APK nasional ≥1,00 = 5 0,90-0,99 = 4 0,80-0,89 = 3 0,70-0,79 = 2 <0,70 = 1 3. rasio APK pendidikan menengah pertama wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk dengan APK nasional ≥1,00 = 5 0,90-0,99 = 4 0,80-0,89 = 3 0,70-0,79 = 2 <0,70 = 1 4. rasio APK pendidikan dasar wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk dengan APK nasional ≥1,00 = 5 0,90-0,99 = 4 0,80-0,89 = 3 0,70-0,79 = 2 <0,70 = 1 distribusi penduduk. rasio tingkat kepadatan penduduk di wilayah cakupan daerah persiapan (RTKP- DP) yang akan dibentuk dengan rata-rata kepadatan penduduk di daerah yang berbatasan dengan daerah induk ≥1,00 = 5 0,90-0,99 = 4 0,80-0,89 = 3 0,70-0,79 = 2 <0,70 = 1 tindakan kriminal umum. rasio jumlah tindak pidana kriminal umum per 10.000 penduduk di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk dengan rata-rata rasio jumlah tindak pidana kriminal umum per 10.000 penduduk di daerah yang berbatasan dengan daerah induk. ≥1,00 = 5 0,90-0,99 = 4 0,80-0,89 = 3 0,70-0,79 = 2 <0,70 = 1
  • 36. konflik sosial jumlah konflik sosial yang terjadi antara masyarakat dalam cakupan wilayah daerah persiapan. a. Provinsi Konflik <5 kali = 5 Konflik 5-9 kali = 4 Konflik 10-14 kali = 3 Konflik 15-19 kali = 2 Konflik ≥20 kali = 1 b. Kabupaten Tanpa konflik = 5 Konflik ≤5 kali = 4 Konflik 6-10 kali = 3 Konflik 11-15 kali = 2 Konflik >15 kali = 1 c. Kota Konflik ≤2 kali = 5 Konflik 3-5 kali = 4 Konflik 6-8 kali = 3 Konflik 9-11 kali = 2 Konflik ≥12 kali = 1 partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum. 1. persentase jumlah penduduk yang ikut pemilu legislatif terhadap jumlah penduduk yang memiliki hak pilih di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk >70% = 5 60%-70% = 4 50%-59% = 3 40%-49% = 2 <40% = 1 2. persentase jumlah penduduk yang ikut pemilu kepala daerah terhadap jumlah penduduk yang memiliki hak pilih di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk >70% = 5 60%-70% = 4 50%-59% = 3 40%-49% = 2 <40% = 1
  • 37. kohesivitas sosial. jumlah etnik dan sub etnik dalam cakupan wilayah daerah persiapan yang akan dibentuk 1 etnik dan sub etnik = 5 2-3 etnik dan sub etnik = 4 4-5 etnik dan sub etnik = 3 6-7 etnik dan sub etnik = 2 >8 etnik dan sub etnik = 1 organisasi kemasyarakatan Jumlah organisasi kemasyarakatan yang terdaftar sesuai peraturan perundang- undangan di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk >40 organisasi kemasyarakatan = 5 31-40 organisasi kemasyarakatan = 4 21-30 organisasi kemasyarakatan = 3 11-20 organisasi kemasyarakatan = 2 <10 organisasi kemasyarakatan = 1 pertumbuhan ekonomi. 1. rasio rata-rata pertumbuhan ekonomi selama 5 tahun di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional selama 5 tahun. ≥1,00 = 5 0,90-0,99 = 4 0,80-0,89 = 3 0,70-0,79 = 2 <0,70 = 1 2. rasio pendapatan perkapita di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk dibandingkan dengan pendapatan perkapita nasional. ≥1,00 = 5 0,90-0,99 = 4 0,80-0,89 = 3 0,70-0,79 = 2 <0,70 = 1 3. rasio IPM di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk dibandingakan dengan IPM nasional. ≥1,00 = 5 0,90-0,99 = 4 0,80-0,89 = 3 0,70-0,79 = 2 <0,70 = 1 4. rasio persentase angka kemiskinan di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk dibandingkan dengan persentase angka kemiskinan nasional. <0,70 = 5 0,70-0,79 = 4 0,80-0,89 = 3 0,90-0,99 = 2 ≥1,00 = 1
  • 38. potensi unggulan daerah. 1. jumlah cadangan tambang migas yang terukur di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk 1. 2. jumlah cadangan tambang minerba yang terukur di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk 2. 3. jumlah cadangan panas bumi yang terukur di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk 3. 4. rasio nilai kontribusi PDRB sektor pertanian per kapita di wilayah induk dibandingkan dengan nilai kontribusi PDB sektor pertanian per kapita nasional 4. ≥1,00 = 5 5. 0,90-0,99 = 4 6. 0,80-0,89 = 3 7. 0,70-0,79 = 2 8. <0,70 = 1 5. rasio nilai kontribusi PDRB sektor industri per kapita di wilayah induk dibandingkan dengan nilai kontribusi PDB sektor industri per kapita nasional 9. ≥1,00 = 5 10.0,90-0,99 = 4 11.0,80-0,89 = 3 12.0,70-0,79 = 2 13.<0,70 = 1 6. rasio nilai kontribusi PDRB sektor perdagangan, hotel, dan restoran per kapita di wilayah induk dibandingkan dengan nilai kontribusi PDB sektor perdagangan, hotel, dan restoran per kapita nasional 14.≥1,00 = 5 15.0,90-0,99 = 4 16.0,80-0,89 = 3 17.0,70-0,79 = 2 18.<0,70 = 1 7. rasio nilai kontribusi PDRB sektor pengangkutan dan komunikasi per kapita di wilayah induk dibandingkan dengan nilai kontribusi PDB sektor pengangkutan dan komunikasi per kapita nasional 19.≥1,00 = 5 20.0,90-0,99 = 4 21.0,80-0,89 = 3 22.0,70-0,79 = 2 23.<0,70 = 1
  • 39. 1. rasio nilai kontribusi PDRB sektor keuangan dan persewaan per kapita di wilayah induk dibandingkan dengan nilai kontribusi PDB sektor keuangan dan persewaan per kapita nasional ≥1,00 = 5 0,90-0,99 = 4 0,80-0,89 = 3 0,70-0,79 = 2 <0,70 = 1 2. rasio nilai PDRB sektor jasa-jasa per kapita di wilayah induk dibandingkan dengan nilai kontribusi PDB sektor jasa-jasa per per kapita nasional ≥1,00 = 5 0,90-0,99 = 4 0,80-0,89 = 3 0,70-0,79 = 2 <0,70 = 1 Catatan: Ukuran indikator dan nilai nomor 4-9 masih harus didiskusikan kapasitas pendapatan asli Daerah induk. rasio PAD terhadap APBD daerah yang akan dimekarkan ≥15% = 5 12%-14,99% = 4 10%-11,99% = 3 8%-9,99% = 2 <8% = 1 potensi pendapatan asli calon Daerah Persiapan. rasio PAD yang dipungut di wilayah cakupan daerah persiapan terhadap PAD daerah induk ≥1,00 = 5 0,90-0,99 = 4 0,80-0,89 = 3 0,70-0,79 = 2 <0,70 = 1 pengelolaan keuangan dan aset Daerah. 1. Rasio APBD terhadap PDRB ≥20% = 5 15%-19,99% = 4 10%-14,99% = 3 5%-9,99% = 2 <5% = 1 2. Rasio APBD per kapita terhadap APBN per kapita ≥1,00 = 5 0,90-0,99 = 4 0,80-0,89 = 3 0,70-0,79 = 2 <0,70 = 1
  • 40. aksesibilitas pelayanan dasar pendidikan. 1. Rasio jumlah murid SD terhadap ruang belajar SD di cakupan wilayah daerah persiapan yang akan dibentuk ≤32 = 5 32-35 = 4 36-39 = 3 40-42 = 2 ≥43 = 1 2. Rasio jumlah murid SMP terhadap ruang belajar SMP di cakupan wilayah daerah persiapan yang akan dibentuk ≤32 = 5 32-35 = 4 36-39 = 3 40-42 = 2 ≥43 = 1 3. Rasio jumlah murid SMA/SMK terhadap ruang belajar SMA/SMK di cakupan wilayah daerah persiapan yang akan dibentuk ≤32 = 5 32-35 = 4 36-39 = 3 40-42 = 2 ≥43 = 1 aksesibilitas pelayanan dasar kesehatan. 1. rasio jumlah dokter terhadap jumlah penduduk di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk 2. rasio tempat tidur rumah sakit/puskesmas rawat inap terhadap jumlah penduduk di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk aksesibilitas pelayanan dasar infrastruktur. 1. rasio panjang jalan terhadap luas wilayah di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk. 2. rasio pelabuhan/dermaga dengan pulau/kawasan yang dihubungkan oleh sungai/laut. 3. jarak calon ibukota daerah persiapan dengan bandara terdekat
  • 41. jumlah pegawai aparatur sipil negara di Daerah induk. 1. rasio jumlah pegawai ASN terhadap jumlah penduduk di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dimekarkan <2% = 5 2%-2,2% = 4 2,3%-2,5% = 3 2,6%-2,8% = 2 >2,8% = 1 2. rasio belanja pegawai ASN terhadap APBD daerah induk a. Provinsi <25% = 5 25%-30% = 4 31%-35% = 3 36%-40% = 2 >40% = 1 b. Kabupaten dan Kota <40% = 5 41%-45% = 4 46%-50% = 3 51%-55% = 2 >55% = 1 rancangan rencana tata ruang wilayah Daerah Persiapan. ketersediaan dokumen rancangan RTRW daerah persiapan Sudan masuk dalam dokumen RTRW induk = 5 Sudah ada naskah kajian dan naskah teknis= 4 Sudah ada kajian = 3 Sudah ada dokumen rencana kajian = 2 Belum ada kajian = 1
  • 42.
  • 43. tindakan kriminal umum. 2 rasio jumlah tindak pidana kriminal umum per 10.000 penduduk di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk dengan rata-rata rasio jumlah tindak pidana kriminal umum per 10.000 penduduk di daerah yang berbatasan dengan daerah induk. 2 konflik sosial 2 jumlah konflik sosial yang terjadi antara masyarakat dalam cakupan wilayah daerah persiapan. 2 partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum. 2 1. persentase jumlah penduduk yang ikut pemilu legislatif terhadap jumlah penduduk yang memiliki hak pilih di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk 1 2. persentase jumlah penduduk yang ikut pemilu kepala daerah terhadap jumlah penduduk yang memiliki hak pilih di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk 1 kohesivitas sosial. 2 jumlah etnik dan sub etnik dalam cakupan wilayah daerah persiapan yang akan dibentuk 2 organisasi kemasyarakatan 2 Jumlah organisasi kemasyarakatan yang terdaftar sesuai peraturan perundang-undangan di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk 2 pertumbuhan ekonomi. 16 1. rasio rata-rata pertumbuhan ekonomi selama 5 tahun di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional selama 5 tahun. 4 2. rasio pendapatan perkapita di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk dibandingkan dengan pendapatan perkapita nasional. 4 3. rasio IPM di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk dibandingakan dengan IPM nasional. 4 4. rasio persentase angka kemiskinan di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk dibandingkan dengan persentase angka kemiskinan nasional. 4
  • 44.
  • 45. kapasitas pendapatan asli Daerah induk. 2 rasio PAD terhadap APBD daerah yang akan dimekarkan 2 potensi pendapatan asli calon Daerah Persiapan. 2 rasio PAD yang dipungut di wilayah cakupan daerah persiapan terhadap PAD daerah induk 2 pengelolaan keuangan dan aset Daerah. 4 1. Rasio APBD terhadap PDRB 2 2. Rasio APBD per kapita terhadap APBN per kapita 2 aksesibilitas pelayanan dasar pendidikan. 9 1. Rasio jumlah murid SD terhadap ruang belajar SD di cakupan wilayah daerah persiapan yang akan dibentuk 3 2. Rasio jumlah murid SMP terhadap ruang belajar SMP di cakupan wilayah daerah persiapan yang akan dibentuk 3 3. Rasio jumlah murid SMA/SMK terhadap ruang belajar SMA/SMK di cakupan wilayah daerah persiapan yang akan dibentuk 3 aksesibilitas pelayanan dasar kesehatan. 6 1. rasio jumlah dokter terhadap jumlah penduduk di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk 3 2. rasio tempat tidur rumah sakit/puskesmas rawat inap terhadap jumlah penduduk di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk 3 aksesibilitas pelayanan dasar infrastruktur. 8 1. rasio panjang jalan terhadap luas wilayah di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dibentuk. 3 2. rasio pelabuhan/dermaga dengan pulau/kawasan yang dihubungkan oleh sungai/laut. 3 3. jarak calon ibukota daerah persiapan dengan bandara terdekat 2 jumlah pegawai aparatur sipil negara di Daerah induk. 2 1. rasio jumlah pegawai ASN terhadap jumlah penduduk di wilayah cakupan daerah persiapan yang akan dimekarkan 1 2. rasio belanja pegawai ASN terhadap APBD daerah induk 1
  • 46. rancangan rencana tata ruang wilayah Daerah Persiapan. 1 ketersediaan dokumen rancangan RTRW daerah persiapan 1 TOTAL BOBOT INDIKATOR 100 TOTAL BOBOT SUB INDIKATOR 100 Nilai indikator adalah hasil perkalian skor dan bobot masing-masing indikator. Nilai total adalah penjumlahan seluruh nilai indikator. Suatu daerah dinyatakan memenuhi persyaratan dasar kapasitas daerah apabila mendapat nilai totaldi atas 400.
  • 47.
  • 48.
  • 49.
  • 50. PERSIAPAN KAWASAN DOB (PEMPROV JABAR) • PERDA No. 22/2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat 2009-2029 • PERDA No. 28/2010 tentang Pengembangan Wilayah Jawa Barat Bagian Selatan Tahun 2010-2029 • PERGUB No. 21/2012 tentang Badan Pengembangan Wilayah Jawa Barat Bagian Selatan • KEPGUB No. 800/Kep.1058-Bapp/2012 tentang Susunan Personalia Badan Pengembangan Wilayah Jawa Barat Bagian Selatan
  • 51. OUTPUT BADAN PENGEMBANGAN WILAYAH JAWA BARAT BAGIAN SELATAN (AMANAT PERDA No. 28/2010 tentang Pengembangan Wilayah Jawa Barat Bagian Selatan Tahun 2010-2029) )cc BPW-JABSEL Bid. Agribisnis Bid. Infrastruktur Bid. Industri Kelautan Bid. Pariwisata Terpadu RIP Bid. Agribisnis RIP Bid. Infra RIP Bid. Industri Kelautan RIP Bid. Pariwisata Terpadu RIP & RM Jabsel
  • 52. Program Infrastruktur Jangka Pendek 2007 - 2012 Jangka Menengah 2012-2017 Jangka Panjang 2017-2022 Membangun Pondasi Yang Kuat Bagi Peningkatan Produksi dan Kualitas Komoditas Unggulan Perluasan Pasar dan Pengembangan Investor Baru (skala menengah & besar) Pengembangan Agroindustri secara Terpadu 1.Penyelesaian jalur barat – timur (Trans Selatan) 1.Peningkatan akses jalur utara-selatan 2.Pembangunan waduk dan saluran irigasi 3.Perluasan jaringan listrik 1.Pembangunan terminal baru 2.Pembangunan pelabuhan baru 1.Pengembangan jalur barat – timur (Trans Selatan) secara massif 2. Peningkatan layanan komunikasi RENCANA
  • 53. Program Alih Fungsi Lahan Jangka Pendek 2007 - 2012 Jangka Menengah 2012-2017 Jangka Panjang 2017-2022 Membangun Pondasi Yang Kuat Bagi Peningkatan Produksi dan Kualitas Komoditas Unggulan Perluasan Pasar dan Pengembangan Investor Baru (skala menengah & besar) Pengembangan Agroindustri secara Terpadu 1.Realisasi aturan mengenai kawasan lindung 2.Pembentukan regulasi mengenai lahan terlantar 3.Inventarisasi lahan HGU yang terlantar 4.Tidak memperpanjang izin HGU yang terlantar 5.Pemanfaatan lahan tidur oleh investor baru (on farm) 6.Ekstensifikasi lahan usaha pertanian yang sudah ada RENCANA
  • 54. Program Ekonomi Pertanian Jangka Pendek 2007 - 2012 Jangka Menengah 2012-2017 Jangka Panjang 2017-2022 Membangun Pondasi Yang Kuat Bagi Peningkatan Produksi dan Kualitas Komoditas Unggulan Perluasan Pasar dan Pengembangan Investor Baru (skala menengah & besar) Pengembangan Agroindustri secara Terpadu 1. Pembentukan regulasi yang berpihak pada pengembangan pertanian (subsidi pupuk, mekanisme harga, land reform, dll) 2. Menguatkan kegiatan ekonomi yang ada 3. Peningkatan dan perluasan jaringan pemasaran 4. Pembentukan dan penguatan kelembagaan ekonomi kecil 5. Penyediaan sarana dan prasarana produksi 6. Bantuan permodalan bagi petani kecil 7. Pengembangan infrastruktur produksi dan distribusi 8. Intensifikasi Komoditas unggulan 1.Eksplorasi komoditas menuju pengembangan skala usaha yang lebih besar 2.Pengembangan infrastruktur produksi skala menengah dan infrastruktur distribusi 3.Perluasan pasar bagi hasil pertanian Jawa Barat Selatan 4.Pengembangan produk turunan komoditas unggulan terpilih 5.Kemitraan petani dan pengusaha 6.Promosi dan pameran hasil komoditas unggulan 1.Pengembangan agribusiness secara terpadu 2.Orientasi eksport ke luar Jawa Barat Selatan 3.Pembangunan infrastruktur RENCANA
  • 55. Program Ekonomi Non Pertanian Stage 1 2007 - 2012 Stage 2 2012-2017 Stage 3 2017-2022 Membangun Pondasi Yang Kuat Bagi Peningkatan Produksi dan Kualitas Komoditas Unggulan Perluasan Pasar dan Pengembangan Investor Baru (skala menengah & besar) Pengembangan Agroindustri secara Terpadu Usaha Kecil dan Menengah Usaha Besar Investasi on farm Investasi off farm Program Pengembangan Industri pengolahan Komoditas Pertanian : 1. Pengembangan industri bio fuel. 2. Pengembangan industri Minyak Kelapa 3. Pengembangan Industri VCO 4. Pengembangan Industri Minyak Jarak 5. Pengembangan Industri Pengolahan Ikan 6. Pengembangan Industri Pengalengan Buah buahan Pengembangan UMKM 1. Pengembangan data base/ Pemetaan UMKM 2. Penyusunan klaster UMKM 3. Pembentukan lembaga pembinaan dan pembiayaan UMKM melalui kredit dana bergulir dan pembentukan kelompok usaha. 4. Peningkatan kemampuan manajemen usaha - Pelatihan kemampuan Pengeloaan usaha - Pelatihan pengelolaan produksi - Pelatihan pengelolaan keuangan - Pelatihan pemasaran 5. Pengembangan sistem informasi pasar 6. Penguatan jaringan pemasaran Peningkatan kinerja usaha besar 1.Perbankan : kredit investasi 2.Pemerintah Masyarakat : penyertaan modal 1. Penyusunan profil investasi komoditas unggulan Jawa Barat Selatan 2. Penyederhaan perizinan investasi on farm 3. Promosi investasi on farm 4. Pengembangan sistem informasi investasi 5. Pemberlakuan insentif bagi pengembangan investasi 1. Pengembangan Pusat Perdagangan/Te rminal Agrobisnis 2. Pengembangan sistem informasi komoditas ekspor 3. Pemengembang an Investasi Trading House 4. Promosi ekspor 5. Pengembangan Investasi Jasa Angkutan komoditas ekspor RENCANA
  • 56. Program Ekonomi Non Pertanian : Rencana Pengembangan Pertambangan Jangka Pendek 2007 - 2012 Jangka Menengah 2012-2017 Jangka Panjang 2017-2022 1. Menyusun regulasi yang dibutuhkan bagi aktivitas penambangan yang berwawasan lingkungan 2. Pembentukan koperasi dan kelompok – kelompok penambang yang berkoordinasi dengan Dinas Pertambangan dan Energi Jawa Barat 3. Penetapan Kawasan lindung cagar alam geologi Ciletuh tidak boleh dijadikan lokasi penambangan 4. Pengaturan aktivitas penambangan bagi materaial tertentu yang berpotensi merusak kelestarian sumberdaya lingkungan 1.Memperluas pasar komoditas pertambangan terpilih 2.Kerjasama masyarakat dengan investor besar melalui perantaraan dan pengaturan pemerintah 3. Pengembangan pelabuhan 1.Rehabilitasi kawasan pertambangan RENCANA
  • 57. Program Ekonomi Non Pertanian : Rencana Pengembangan Pariwisata Jangka Pendek 2007 - 2012 Jangka Menengah 2012-2017 Jangka Panjang 2017-2022 1. Pembangunan kembali kawasan wisata pangandaran 2. Peningkatan kawasan wisata pelabuhan ratu 3. Penataan fisik, peningkatan fasilitas akomodasi dan perbaikan aksesibilitas di kawasan wisata pantai Ujunggenteng, Cidaun, Cipatujah 4. Merintis jalinan Kersajama dengan investor swasta untuk mengembangkan wisata di Jawa Barat Selatan 1.Menciptakan daya tarik dan image wisata Jawa Barat Selatan yang khas 2.Memperluas pangasa pasar wisatawan 3.Promosi wisata Memperluas pangsa pasar wisatawan RENCANA
  • 58. • PERDA No. 28/2010 tentang Pengembangan Wilayah Jawa Barat Bagian Selatan Tahun 2010-2029Bagian Kedua Sasaran Pasal 3, Sasaran penyelenggaraan pengembangan wilayah Jawa Barat bagian Selatan adalah : 1. Bidang Agribisnis/agroindustri, 2. Bidang industri kelautan 3. Bidang pariwisata terpadu 4. Bidang infrastruktur
  • 59. PETA JARINGAN JALAN LINTAS SELATAN
  • 60.
  • 61. PKN Perkotaan Bandung Raya PKNp Palabuhanratu PKNp Pangandaran PKW Sukabumi PKW Tasikmalaya PKN Bodebek RENCANA TATA RUANG KAWASAN JABAR SELATAN Pangalengan Garut Sindangbarang Pameungpeuk CHRISTMAS ISLAND GREEN TEA Pamegatan ORGANIC TEA PLANTATION PELABUHAN SAMUDERA Tegalbuleud “GERBANG SELATAN INDONESIA” PKWp Rancabuaya CREATIVE CITY KOTA WISATA PENYU GEO-EDU TOURISM KOTA WISATA/INDUSTRI ‘AGROMARINA’ PUSAT TERUMBU KARANG MONUMEN TSUNAMI JABAR TAMAN NASIONAL SANCANG EUROPEAN RETIREMENT TOWN BLK BANDARA PKWp Banjar Kalapagenep Cibalong MINAPOLITAN WADUK (SUKASARI) MINING INDUSTRY PPI/TPI BLK MINAT KHUSUS/SURF PANAS BUMI MARINE INDUSTRY SOCIETY HOT SPRING/ SPA PETERNAKAN SAPI POTONG BATAS JABSEL ATP CIKADU HGU CIKENCRENG Kawah Putih BANDUNG METRO Situ Patenggang GREEN TEA Walini GroupRenc. T. Safari II
  • 62.
  • 63. JALAN PROVISI TN 90% TANAH MASYARAKAT 10% TANAH NEGARA 100% TN 90% TANAH MASYARAKAT 10% TANAH NEGARA 100% SINDABARANG CIANJUR CIWIDEUY KAB.BDG RANCABALIGUNUNG SUMBUL PONDOK DATAR KONDI EKSISTING RENCANA PENGEMBANGAN VERTIKAL TENGAH (SINDANGBARANG-CIKADU-CIWIDEUY) WILAYAH KAB. GARUT BAGIAN SELATAN RENCANA PENGEMBANGAN JALAN PEROVINSIJALAN KABUPATEN SETATUS JALAN PROVINSI CIKADU 56 KM 19 KM
  • 64. PROGRAM 1. Pengembangan Destinasi Pariwisata, dengan sasaran : a. Meningkatkan kualitas obyek dan daya tarik wisata. b. Meningkatkan sarana prasarana pariwisata. c. Meningkatkan kualitas, pelayanan dan informasi pariwisata. d. Meningkatkan sumber daya pariwisata; standarisasi, akreditasi dan sertifikasi. 2. Pengembangan Pemasaran Pariwisata, dengan sasaran meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Jawa Barat. KWU TEMA UTAMA SUB TEMA 9 KARAKTER ICON ODTW (Usulan) Eko Wisata Pelabuhan Ratu Minat Khusus, Pegunungan, hutan, sungai, laut Agro, Budaya/Tradisi Pantai, Hutan Pelabuhan Ratu Wisata Minat Khusus Jabsel Wisata Petualangan sungai, pantai, hutan - Pantai, Hutan, Tradisi, Komunitas adat Kmp Naga Wisata Rekreasi Pangandaran Rekreasi alam pantai, pesisir - Pantai, Hutan Pangandaran TEMA, SUB TEMA KWU RIPPDA
  • 65. KWU TEMA UTAMA SUB TEMA 9 KARAKTER ICON ODTW (Usulan) Eko Wisata Klaster Sindangbarang Minat Khusus, Pegunungan, hutan, sungai, laut Agro, Budaya/Trad isi Pantai, Hutan Gunung Sumbul TEMA, SUB TEMA KWU RIPPDA Tema Utama : Wisata minat khusus bernuansa “kembali ke alam”, memanfaatkan setting alam, khususnya alam pegunungan, rimba, air sungai, laut, dan pantai. (GUNUNG SUMBUL) Tema Pendukung : Wisata budaya masyarakat tradisional Sunda, wisata agro (perkebunan dan perikanan). Pusat KWU : (GUNUNG SUMBUL) Sasaran Pengembangan : 1. Berkembangnya kegiatan ekowisata sebagai pendorong perkembangan wilayah Jabar Selatan; 2. Majunya perkembangan wilayah Jabar Selatan (fisik, sosial-budaya, dan ekonomi); 3. Terhubungkannya daya tarik utama oleh infrastruktur yang memadai; 4. Tertatanya potensi daya wisata utama secara baik sehingga dapat memberikan pengalaman yang lengkap bagi wisatawan.
  • 66. NO DARI TUJUAN JARAK WAKTU TEMPUH KENDARAAN KET. ALTERNATIF-I 1. Bandung Cianjur 60 Km 1 Jam Mobil (Bus) Reguler 2. Cianjur Simpang/Sindabarang 120 Km 3 Jam Mobil (Mikro) Reguler 3. Simpang Cikadu/Lokasi 25 Km 2 Jam Mobil, Ojeg Carter ALTERNATIF-II 1. Bandung Ciwidey 25 Km 45 menit Mobil Reguler 2. Ciwidey Lokasi 40 Km 4 Jam Mobil (Mikro) Regular Bahwa apabila poros jalan yang menghubungkan Kabupaten Kab. Bandung,Cianjur Selatan dan Kab. Sukabumi Selatan yang akan mengembangkan 4 kecamatan Ciwidey, Rancabali Kabupaten Bandung Kecamatan Pasir Kuda Kecamatan Cikadu dan Kecamatan Sindang Barang Kabupaten Cianjur sepanjang 93 km) dan jalan yang sangat buruk 71 km, apabila jalan ini dijadikan jalan poros utama menghubungkan Bandung sebagai Ibu Kota Provinsi ke Sindang barang sebagai pusat wilayah pertumbuhan Cianjur Selatan akan berdampak positif secara luas di berbagai sektor terutama percepatan pertumbuhan Kawasan Jabar Selatan dibagian Tengah Kecamatan-kecamatan dikelaster Sindang barang, yang saat ini dikatagorikan kawasan terisolir Tabel Jarak dan Waktu Tempuh
  • 67. PROSFEK PENGEMBANGAN • Apabila Klaster Sindangbarang dikembangkan menjadi kawasan Wisata terpadu dapat menunjang daya tampung minat wisata khusus dari kawasan Bandung Metro & sekitarnya. • Ruas jalan Ciwideuy Balegede Ciakadu Sindangbarang melalalui kawsan wisata, antara lain; (Kawasan Kawah Putih. Walini Graan tea/Kawasan perkebunan teh), Situ Patenggang. Kawasan hutan gunung/G. Sumbul. • Memiliki poros jalan terbuka terutama Pasirmuncang Cikadu Sindangbarang mendang Viu kepantai Selatan, dan di Cikadu adanya rencana pengembangan Wisata Agro Komplek. SRAN & USULAN Maka dengan demikian di Klaster Sindangbarang untuk dikembangkan / membangun Taman Safari II Jabar Selatan Tepatnya Pasir muncang Desa Sagaranten Kec. Cikadu Cianjur Selatan dalam rangka mendorong percepatan pengembangan Jabar Selatan disektor wisata terpadu dengan sasaran daya tampung minat wisata khusus dari kawasan Bandung Metro & sekitarnya.
  • 68. 68